Anda di halaman 1dari 1

1.

ahmad syaifudin
31 December 2009 at 3:29 pm
Ass.Istiwa Allah diatas Arasy menurut pandangan saya tidak terbatas dengan ruang,
waktu dan tempat, karna dia Alllah Maha Besar, besar dari Sidratul Muntaha, besar
dari Arasnya, besar dari alam Akhirat,Alam barzah,alam Masyar, alam ghaib,alam
surga,alamneraka,danbesar dari semua ciptannya yang ghaib maupun yang nyata
karna dialah Raja di Raja karna dialah Maha Tinggi, karna Dialah Maha dari segala
Maha, Ya Allah tanamkanlah rasa cinta hamba kepada Engkau, jadikanlah hamba
salah satu kekasihMu diantara kekasih-kekasihMu, Ya Allah tanamkanlah di hati ini
untuk selalu rindu ingin bertemu RasulMu, Nabi Muhammad SAW. Ya Allah jadikanlah
Lisan ini selalu mentauhidkanMu, MengaungkanMu, mensucikanMU Karna hanyalah
Engkau yang pantas untuk dipuji, Ya Allah Ampunlah Dosa HambaMU, Amin.
2. abu-abu
16 April 2010 at 2:00 pm
kalo dokatakan allah diatas berarti allah bertempat, bertempat tidak layak bagi allah
karena allah tidak membutuhkan sesuatu, dan bertempat adalah sifat mahluk padahal
allah tentu tidak seperti makhluk, kalau begitu pemahaman anda yang salah. adapun
istiwa dalam bahasa arab mempunyai arti lebih dai 25. tidak ada ulama yang
mengartikan jalasa (bertempat/duduk)
3. Yulian Purnama
17 April 2010 at 12:45 am
#Abu-Abu
Imam Ath Thahawi mengatakan:
‫ وهو مستغن عن العرش وما دونه‬,‫والعرش والكرسي حق‬
“Arsy dan Kursiy itu benar adanya, namun Allah tidak merasa butuh terhadap ‘Arsy
atau terhadap yang di bawahnya”

Allah ber-istiwa’ di atas ‘Arsy bukan karena Allah butuh ber-istiwa, namun karena
Allah menginginkannya.
Allah ber-istiwa’ di atas ‘Arsy bukan karena Allah butuh thd ‘Arsy, namun ‘Arsy yang
butuh kepada Allah.

Artikel di atas sama sekali tidak menyetujui istiwa dimaknai duduk. Kami berharap
anda membaca lagi artikel di atas dengan hati dan pikiran yang jernih.

Anda mungkin juga menyukai