Anda di halaman 1dari 28

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH RESEARCH CHAMPION ACADEMY

2018
BIODEGRADABLE PLASTIC BERBASIS PATI ONGGOK (AMPAS)
TAPIOKA DENGAN PLASTICIZER GLISEROL DAN PENGUAT
CACO3 SEBAGAI STRATEGI NASIONAL DALAM UPAYA
MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PLASTIK
NON-DEGRADABLE

Diusulkan Oleh :
Imron Hambyah / 21030117120074
Tasha Sekar Ayu Kinanti/ 21030117140037
Irsyad Amrullah / 21080117130079

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018

i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA LOMBA KARYA
TULIS ILMIAH RESEARCH CHAMPION ACADEMY 2018

Judul Karya Tulis : Biodegradable plastic Berbasis Pati Onggok (Ampas)


Tapioka dengan Plasticizer Gliserol dan Penguat CaCO3 sebagai Strategi
Nasional dalam Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan oleh Plastik Non-
degradable.
Nama Ketua : Imron Hambyah
Nama Anggota : 1) Tasha Sekar Ayu Kinanti
2) Irsyad Amrullah

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis
dengan judul di atas benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan
belum pernah dipublikasikan serta belum dilombakan di luar kegiatan Lomba
Karya Tulis Ilmiah Research Champion Academy 2018 yang diselenggarakan oleh
Forum Studi Teknik. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan
apabila terbukti terdapat pelanggaran maka kami siap menerima sanksi yang
berlaku.

Semarang, 17 Oktober 2018


Ketua Tim

Materai
Rp 6000

(Imron Hambyah)
21030117120074

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah yang berjudul “Biodegradable plastic Berbasis Pati Onggok
(Ampas) Tapioka dengan Plasticizer Gliserol dan Penguat CaCO3 sebagai
Strategi Nasional dalam Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan oleh
Plastik Non-degradable”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan rasa terimakasih kepada
pihak yang telah banyak membantu selama proses penelitian dan penyusunan karya
tulis ilmiah, terutama kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
melakukan penelitian
2. Panitia Research Champion Academy 2018 yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk, nasihat serta bimbingan hingga selesainya penulisan
karya tulis ini.
3. Segenap teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan kepada
penulis baik berupa dukungan maupun motivasi
4. Keluarga penulis yang telah memberikan bantuan yang tak terhitung
nilainya baik berupa moril, maupun materiil.
5. Semua pihak yang terlibat tidak sempat disebutkan satu-persatu yang turut
membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca memberi kritik dan
saran agar yang bersifat membangun agar menciptakan karya tulis yang lebih baik
lagi. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Semoga
Allah SWT memberkati kita semua.
Semarang, 17 Oktober 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.2 Biodegradable Plastic ......................................................................... 3
2.3 Pati Onggok (Ampas) Tapioka........................................................... 4
2.3 Gliserol Sebagai Plasticizer................................................................ 5
2.4 CaCO3 .............................................................................................................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 7
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 7
3.2 Variabel Penelitian ............................................................................. 7
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................... 7
3.4 Prosedur Pembuatan Biodegradable Plastic ....................................... 7
3.5 Pengujian Hasil Biodegradable Plastic .............................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 10
4.1 Hasil Pembuatan Biodegradable Plastic........................................... 10
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 16
5.2 Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 18
LAMPIRAN .................................................................................................... 21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Molekul Amilosa ..................................................................... 4


Gambar 2. Struktur Molekul Amilopektin .............................................................. 4
Gambar 3. Diagram Pembuatan biodegradable plastic .......................................... 8
Gambar 4. Pengaruh Penambahan Gliserol dan CaCO3 terhadap Kuat Tarik..... 10
Gambar 5. Pengaruh Penambahan Gliserol dan CaCO3 terhadap Elongasi ....... 12
Gambar 6. Pengaruh Kadar Gliserol Terhadap Kecepatan Degradasi ................. 13
Gambar 7. Pengaruh Kadar CaCO3 terhadap Kecepatan Degradasi .................... 14
Gambar 8. Hasil Biodegradable plastic ................................................................ 21
Gambar 9. Pati Onggok Tapioka ........................................................................... 21

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Mutu Plastik Biodegradable ............................................. 10

vi
ABSTRAK

Pencemaran lingkungan oleh plastik telah lama menjadi permasalahan


global yang hingga saat ini belum dapat teratasi. Hal tersebut dikarenakan plastik
memerlukan waktu yang sangat lama untuk terdegradasi sehingga dapat mencemari
lingkungan dan akan mengganggu ekosistem lingkungan. Plastik merupakan
turunan dari minyak bumi sehingga sangat sulit untuk didegradasi oleh mikroba.
Plastik dapat terdegradasi dalam waktu 100-1000 tahun. Solusi untuk mengatasi
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh plastik salah satunya yaitu beralih
pada penggunaan biodegradable plastic. Biodegradable plastic terdiri dari pati
onggok tapioka, gliserol, dan CaCO3. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan
mengetahui pengaruh banyaknya penambahan gliserol dan CaCO3 pada pati
onggok dalam pembuatan biodegradable plastic serta mendapatkan biodegradable
plastic terbaik. Bahan yang dibutuhkan untuk penelitian ini yaitu; pati onggok
tapioka, Gliserol, air kapur, aquades, dan CaCO3. Biodegradable plastic ini dibuat
dengan melarutkan pati onggok tapioka dan aquades dengan perbandingan 10:1,
lalu diaduk hingga homogen. Kemudian campuran dipanaskan pada temperatur
80ºC lalu ditambah dengan variasi volume gliserol ( 20%, 30%, 40%, dan 50% dari
berat pati onggok) dan berat CaCO3 0gr, 0,5gr, 1gr, dan 1,5gr. Campuran diaduk
kembali hingga homogen lalu dipanaskan dan diaduk selama 40 menit. Kemudian
campuran dicetak dalam cetakan kaca dan dikeringkan pada suhu 50ºC dalam oven
selama 15 jam. Cetakan dikeluarkan dari oven lalu didinginkan pada temperatur
kamar. Karakteristik biodegradable plastic diuji dengan uji kuat tarik, uji elongasi
dan uji biodegradasi. Dari hasil penelitian diperoleh sifat mekanik plastik yang
terbaik adalah pada sampel 20% gliserol, 1,5 gram CaCO3 dengan nilai kuat tarik
yaitu 8,93 MPa dan untuk persen pemanjangan (elongasi) yang terbaik adalah pada
sampel 5 gram pati, 50% gliserol, tanpa penambahan CaCO3 adalah 16,3%.
Berdasarkan standar kuat tarik moderate properties yaitu sebesar 1-10 MPa, maka
biodegradable plastic telah memenuhi standar serta untuk persen elongasi juga
telah memenuhi standar moderate properties yaitu 10-20%, film plastik
terdegradasi didalam tanah selama 22 hari.

Kata Kunci: Biodegradble, CaCO3, Gliserol, Pati Onggok tapiok

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di


dunia. Oleh sebab itu, kebutuhan rumah tangga maupun industri tidak akan
terlepas dari plastik. Dikarenakan plastik memiliki sifat yang kuat, ringan, dan
praktis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemas baik makanan
ataupun lainnya. Penyebab permasalahan sampah plastik yaitu plastik
memerlukan waktu sangat lama untuk terdegradasi secara sempurna. Plastik
baru dapat terdegradasi dalam waktu 100-1000 tahun (Rustagi dkk., 2011).
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012,
menunjukkan bahwa jumlah sampah plastik yang terbuang di Indonesia
mencapai 26.500 ton per hari dan akan terus meningkat setiap tahunnya
(Hendrawan, 2012). menurut data statistik persampahan domestik Indonesia,
jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5,4 juta ton per tahun
atau 14% dari total produksi sampah. Sampah plastik ini dapat menimbulkan
berbagai masalah lingkungan seperti meracuni air dan tanah, membunuh
organisme, menyumbat aliran air, dan lain-lain. Selain itu, plastik yang biasa
digunakan merupakan olahan dari minyak bumi. Sehingga, dalam produksi
plastik tentu dapat bersifat sulit didegradasi oleh tanah.
Solusi untuk menjawab tantangan diatas, salah satunya yaitu
biodegradable plastic. Biodegradable plastic merupakan plastik yang dapat
terurai secara alami oleh lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat plastik biodegradable adalah senyawa-senyawa yang terdapat pada
tanaman seperti selulosa, pati, dan lignin, serta pada hewan seperti kasein,
protein dan lipid (Darni dan Utami, 2010). Onggok tapioca memiliki
kandungan pati sebesar 40-64% (Chen et al.,2015). Di Indonesia, dalam satu
hari dihasilkan 1997 ton ampas atau onggok dari tepung tapioka (Risano dan
Gandidi, 2014) sehingga berpotensi untuk menjadikan pati onggok tapioka
sebagai bahan dasar dalam pembuatan biodegradable plastic. Sedangkan
untuk peningkatan kualitas, sifat dan 1
karakteristik biodegradable plastic berbasis pati onggok tapioka perlu
dilakukan beberapa modifikasi yaitu penambahan penguat CaCO3 dan gliserol
sebagai plasticizer (plasticizer).

1.2 Rumusan Masalah


Pada penelitan terdahulu terkait pembuatan plastik biodegradable yakni,
pembuatan plastik biodegradasi dari pati kulit singkong (Anita, 2013) dengan
nilai kuat tarik terbaik 0,0212 Mpa, elongasi sebesar 3,5%, serta waktu
penyimpanan selama 14 hari, namun masih belum memenuhi standar mutu
plastik. Maka untuk menyempurnakan penelitian terdahulu dalam penelitian
ini, akan dicaritahu berapakah kadar pati, gliserol, dan CaCO3 yang tepat
untuk memperoleh biodegradable plastic dengan sifat mekanik plastik terbaik
serta memenuhi standar?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh modifikasi pati onggok tapioka dengan
plasticizer gliserol dan penguat CaCO3 dalam pembuatan biodegradable
plastic.
2. Menganalisis sifat mekanik biodegradable plastic untuk mendapatkan
biodegradable plastic terbaik dan memenuhi standar.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Biodegradable film pati onggok tapioka dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif plastik pengemas makanan yang ramah terhadap lingkungan.
2. Biodegradable film pati onggok tapioka termodifikasi ikatan silang dapat
dikembangkan dan digunakan untuk film kemasan produk pangan industri
seperti kemasan makanan ringan kering.
3. Menyumbang ilmu pengetahuan terkait pengaruh modifikasi pati onggok
tapioka dengan penambahan cross linking agent (STPP) dan plasticizer
(gliserol) untuk menciptakan biodegradable film dengan menganalisis laju
2
transmisi uap, kuat tekan, dan pemanjangan, sehingga penelitian ini dapat
diteliti dan dikembangkan lebih lanjut
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biodegradable Plastic


Plastik biodegradable merupakan plastik yang dapat terurai secara alami
oleh lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat plastik
biodegradable adalah senyawa-senyawa yang terdapat pada tanaman seperti
selulosa, pati, dan lignin, serta pada hewan seperti kasein, protein dan lipid
(Darni dan Utami, 2010). Umumnya, plastik konvensional berasal dari,
turunan minyak bumi, gas alam maupun batubara oleh sebab itu proses
penguraian plastic membutuhkan waktu yang sangat lama paling tidak sekitar
50 tahun untuk dapat terurai di alam. sedangkan plastik biodegradable terbuat
dari bahan yang dapat diperbaharui, sehingga mudah terurai secara alami oleh
mikroorganisme. Dikarenakan sifat plastik biodegradable yang dapat diuraikan
oleh mikroba secara alami, maka plastik biodegradable tergolong sebagai
plastik yang aman bagi lingkungan.
Plastik biodegradable yang berbahan dasar tepung atau pati dapat
didegradasi oleh bakteri pengurai dengan memutus rantai polimer menjadi
monomer- monomernya. Hasil penguraian oleh bakteri pengurai tersebut akan
membantu meningkatkan unsur hara dalam tanah. Senyawa-senyawa hasil
penguraian polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga
menghasilkan senyawa organik lain berupa senyawa asam organik dan aldehid
yang aman bagi lingkungan.
Selain itu plastik biodegradable yang terbakar juga tidak menghasilkan
senyawa kimia berbahaya. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, plastik
biodegradable terbagi dalam dua kelompok, pertama dengan bahan baku
petrokimia (non-renewable resources) dengan bahan aditif dari senyawa bio-
aktif yang bersifat biodegradable, dan yang kedua adalah dengan keseluruhan
bahan baku berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable
resources) seperti dari bahan tanaman pati, kitin, dan selulosa (Coniwanti,
2014). Oleh karena itu, beberapa upaya telah dilakukan untuk mempercepat
tingkat degradasi material polimer dengan mengganti beberapa atau seluruh 3
polimer sintesis dengan polimer
alami dalam banyak aplikasi sebagai upaya untuk meminimalisasi masalah
lingkungan yang disebabkan oleh limbah plastik.

2.2 Pati Onggok (Ampas) Tapioka


Pati merupakan bentuk simpanan energi yang dihasilkan oleh semua
tanaman hijau. Tumbuhan menyimpan pati pada berbagai organ (buah, biji,
umbi-umbian). Beberapa tumbuhan yang mempunyai kadar pati tinggi adalah
kentang, jagung, sorgum, kacang polong, singkong, beras dll. Pati termasuk
polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Pati terdiri dari dua
polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Polisakarida merupakan polimer
monosakarida yang mengandung banyak satuan monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Amilosa terdiri dari rantai linear glukosa
dihubungkan oleh ikatan α-1,4 sedangkan amilopektin terdiri dari rantai lurus
glukosa dihubungkan oleh ikatan α-1,4 dan memiliki cabang pada (ikatan α-
1,6) yang merupakan komponen makromolekul utama dan bertanggung jawab
atas struktur granula pati (Alcazar-Alay dan Meireles, 2015). Struktur molekul
amilosa dan amilopektin dapat dilihat pada gambar

2.4 berikut :
Gambar 1. Struktur molekul amilosa (Lu et al., 2009)

Gambar 2. Struktur molekul amilopektin (Lu et al.,


2009)
4
Kandungan amilosa pada pati umumnya berkisar antara 10-35%, namun
juga terdapat pati yang memiliki kandungan amilosa tinggi sekitar 70%
(Leszczynski, 2004). Molekul pati yang dihasilkan oleh setiap tumbuhan
memiliki struktur dan komposisi tertentu. Oleh karena itu, pati dapat memiliki
kegunaan industri yang berbeda tergantung sumber pati yang akan diekstraksi
(Bemiller dan Whistler, 2010). Salah satu bahan pangan yang mengandung
pati adalah singkong. Onggok adalah limbah dari pabrik tapioka (singkong)
yang berwujud kering, padat, dan keras. Biasanya onggok berukuran satu
kepal atau pecahan lebih kecil tergantung dari hasil pemerasan saat menyadap
tapioka dari singkong. Onggok mengandung serat kasar dan karbohidrat.
Pengolahan umbi kayu menjadi tapioka menghasilkan limbah cair dan limbah
padat dalam bentuk onggok. Menurut Mustofa dan Suryanto (2011), dari
proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka dihasilkan limbah sekitar
2/3 bagian atau sekitar 75% dari bahan mentahnya. Setiap ton ubi kayu dapat
menghasilkan 250 kg tepung tapioka dan 114 kg onggok. Provinsi Lampung
merupakan salah satu penghasil onggok yang besar di Indonesia. Dalam satu
hari dihasilkan 1997 ton ampas atau onggok dari tepung tapioka (Risano dan
Gandidi, 2014). Biasanya ampas dari tepung tapioka ini dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk obat nyamuk bakar, pupuk, pembuatan saus dan campuran
kerupuk serta pakan ternak. Onggok (ampas) tapioka memiliki kandungan pati
sebesar 40-64% (Chen et al., 2015). Amilopektin dalam pati onggok dapat
digunakan sebagai matriks pembuatan biofilm.

2.3 Gliserol sebagai Plasticizer


Pada pembuatan biodegradable plastik diperlukan plasticizer untuk
memperoleh sifat bioplastik yang khusus. Plasticizer didefinisikan sebagai
bahan non volatil, bertitik didih tinggi jika ditambahkan pada material lain dan
dapat merubah sifat material. Penambahan plasticizer dapat menurunkan
kekuatan intermolekuler. Plasticizer digunakan dalam jumlah banyak untuk
memproduksi plastik, bahan pelapis/coating, film, dan filamen untuk aplikasi di
berbagai industri, seperti automotif, kesehatan dan barang konsumsi lainnya.
Adapun jenis plasticizer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 5
plasticizer gliserol. Gliserol dapat larut sempurna dalam air dan alkohol
namun tidak larut dalam minyak. Gliserol memiliki titik didih tinggi karena
adanya ikatan hidrogen yang sangat kuat antar molekul gliserol. Sifat kimia
gliserol yang memiliki gugus (OH) pada bagian ujung– ujungnya, membuat
senyawa ini banyak digunakan sebagai plasticizer atau zat plasticizer.
Penggunakan gliserol sebagai zat plasticizer didasari dari sifat gliserol yang
ramah lingkungan dan tidak beracun. Penambahan gliserol akan menghasilkan
bioplastik yang lebih fleksibel dan halus.

2.4 CaCO3
Dalam pembuatan plastik biodegradable, selain diperlukan gliserol
sebagai plasticizer, diperlukan pula bahan penguat lain untuk menngkatkan
kekuatan bioplastik. Salah satu yang dapat digunakan yaitu kalsium karbonat.
Kalsium karbonat dapat digunakan dalam pembuatan bioplastik untuk
membantu mengatasi kekurangan sifat film bioplastik. Kalsium karbonat
selain sebagai bahan penguat bioplastik, juga untuk menekan biaya produksi
apabila harganya lebih murah dibandingkan harga polimernya. Penambahan
bahan penguat ini dapat meningkatkan kekakuan plastik yang terlalu lentur,
meningkatkan kekuatan, mengurangi kelarutan, serta kecenderungan pada
bioplastik untuk bengkok. Kalsium karbonat sendiri harganya lebih murah
dibandingkan dengan bahan penguat lainnya. Penggunaan kalsium karbonat
sebagai bahan penguat sudah pernah digunakan pada beberapa penelitian
sebelumnya, seperti penelitian Yang dkk (Yang dkk, 2004) dimana
penambahan CaCO3, dapat meningkatkan kuat tarik dari poli paduan pati
dengan polyvinyl alcohohol (PVA) sebagai dampak dari semakin kompaknya
struktur poli paduan karena adanya CaCO3

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian pembuatan biodegradable plastic ini dilaksanakan selama
empat bulan. Untuk kegiatan penelitian dilakukan pada Laboratorium
Pelayanan Umum Teknik Kimia UNDIP dan UPT Laboratorium Terpadu
UNDIP, Semarang.

3.2 Variabel Penelitian


1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah volume gliserol 20%, 30%,
40%, dan 50% dari berat dan rasio CaCO3 0gr, 0,5gr, 1gr, dan 1,5gr.
2. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah rasio pencampuran aquades dan
pati onggok sebesar 10:1
3. Variabel terikat pada penelitian ini adalah nilai kuat tarik, elongasi, dan
lama waktu biodegradasi dari biodegradable plastic

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat yang digunakan
Ayakan, saringan biasa, oven, gelas ukur, pengaduk kaca,
thermometer, magnetic stirrer, gelas beker, kaca arloji, neraca analitik,
hot plate, erlenmeyer, cetakan kaca.
3.3.2 Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan yaitu : pati onggok, gliserol, air kapur, aquades,
dan CaCO3.

3.4 Prosedur Pembuatan Plastik Biodegradable


Proses pembuatan biodegradable plastic dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu ekstraksi pati onggok tapioka, pembuatan biodegradable plastic,
analisa hasil yaitu pengujian hasil biodegradable plastic yaitu kuat Tarik,
elongasi, dan uji biodegradasi.
7
Ekstraksi Pati Onggok
tapioka

Pembuatan
Biodegradable plastic

Analisa Hasil

Gambar 3. Diagram pembuatan biodegradable plastic


3.4.1 Ekstraksi Pati Onggok Tapioka
Melakukan sortasi bahan baku dengan pemilihan onggok yang
masih bagus. Kemudian onggok dicuci hingga bersih, kemudian diparut
untuk mendapatkan bubur onggok. Kemudian bubur tersebut ditambah air
kemudian diperas dan disaring dengan menggunakan kain saring. Hasil
perasan ditampung kemudian diendapkan. Air di bagian atas endapan
dibuang, sedangkan endapan diambil. Pengeringan pati dapat dilakukan
dengan menjemur di sinar matahari sampai kadar airnya habis. Setelah
kering, pati kemudian ditumbuk dan hasil penumbukan diayak sehingga
didapatkan pati onggok dengan tekstur halus
3.4.2 Pembuatan Plastik Biodegradable
Aquades dan pati onggok tapioka dicampur dengan perbandingan
10:1. Aduk hingga homogen. Panaskan pada temperatur 80oC.
Tambahkan plasticizer dan bahan penguat CaCO3 sesuai dengan variasi
yang telah ditentukan. Aduk kembali hingga homogen. Panaskan
campuran disertai dengan pengadukan selama 40 menit. Cetakan kaca
diolesi dengan sedikit minyak sayur untuk mempermudah dalam
mengambil plastik nantinya. Cetak campuran plastik dalam cetakan kaca.
Keringkan pada suhu 50oC dalam oven selama 15 jam. Keluarkan
cetakan dari oven dan didinginkan pada temperatur kamar. Plastik
biodegradable siap dianalisa. Pada proses pembuatan plastik
biodegradable dilakukan variasi komposisi bahan pembuatan plastik

8
biodegradable yang dimulai dengan variasi volume gliserol 20%, 30%,
40%, dan 50% dari berat pati onggok tapioka dan rasio CaCO3 0gr, 0,5gr,
1gr, dan 1,5gr.

3.5 Pengujian Hasil Plastik biodegradable


3.5.1 Kuat Tarik
Sampel yang akan diuji dipotong sesuai standar yaitu 2 x 8 cm.
Pengujian dilakukan dengan cara kedua ujung sampel dijepit. Selanjutnya
dicatat panjang awal sebelum penambahan beban. Setelah dicatat film
yang telah dijepit ditambahkan beban. Selanjutnya dilakukan pengujian
lembar berikutnya.
Perhitungan :
Gaya kuat tarik (F)
Kekuatan Tarik (kg/cm2) =
Luas permukaan (A)

3.5.2 Elongasi
Pengukuran elongasi dilakukan dengan cara yang sama dengan
pengujian kuat tarik. Elongasi dinyatakan dalam persentase. Perhitungan:

3.5.3 Uji Biodegradasi


Kemudian setelah diuji sifat mekaniknya maka tahap uji berikutnya
adalah uji biodegradable dengan cara sampel ditanam didalam tanah
dengan kedalaman tertentu dan dibiarkan hingga sampel terdegradasi
sempurna. Pengamatan terhadap sampel dilakukan setiap 7 hari. Sebelum
penanaman, sampel ditimbang dan diukur terlebih dahulu. Perlakuan ini
dilakukan untuk semua sampel yang diteliti. Persen kehilangan berat dapat
dihitung dengan
menggunakan rumus: % Kehilangan berat = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100%
𝑊1

Dimana :
W1 = Berat plastik sebelum di uji
biodegradasi W2 = Berat plastik setelah di
uji biodegradasi
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Biodegradable Plastic


Table 1. Perbandingan Standar Mutu Plastik

Standar
Mutu Hasil
Bioplastik Penelitian
Kuat TariK 1-10 MPa 8,93 Mpa
Elongasi 10-20% 16.3%
100%
Dalam 60 85% Dalam
Biodegradasi Hari 14 Hari

4.1.1 Hasil Analisa Kuat Tarik

10

8
Kuat Tarik (Mpa)

6 0 gr CaCO3

4 0.5 gr CaCO3
1 gr CaCO3
2
1.5 gr CaCO3
0
20% 30% 40% 50%
Volume Gliserol

Gambar 4. Pengaruh Penambahan Gliserol dan CaCO3 terhadap Kuat Tarik

Dari gambar 4. dapat dilihat bahwa Kuat tarik yang dihasilkan berkisar antara
6,272 - 8,93 Mpa. Kuat tarik yang paling tinggi terdapat pada sampel bioplastik
dengan 20% gliserol dan 1,5 gram CaCO3 yaitu sebesar 8,93 Mpa. Sementara
nilai kuat tarik paling rendah yaitu pada sampel 50% gliserol dan 0 gram
CaCO3 yaitu 6,272 Mpa.

10
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa penambahan gliserol dan CaCO3 memberikan
hasil yang berbeda pada tiap sampel bioplastik. Bertambah banyak CaCO3 yang
digunakan menghasilkan nilai kuat tarik yang lebih besar pula. CaCO3
ditambahkan ke dalam matriks dengan tujuan meningkatkan sifat-sifat mekanik
plastik melalui penyebaran tekanan yang efektif di antara serat dan matriks
(Senny dan Dwi K, 2012).
Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin banyak gliserol yang
ditambahkan, maka akan menyebabkan nilai kuat tarik yang cenderung menurun.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Hardjono (Hardjono, 2016) dimana kuat
tarik berkurang dengan bertambahnya jumlah plasticizer. Hal ini dikarenakan
plasticizer menurunkan kekuatan ikatan hidrogen pada plastik sehingga menaikkan
fleksibilitas sampel plastik. Naiknya fleksibilitas plastik ini menyebabkan nilai
kuat tarik dari sampel plastik menurun. Peran gliserol di dalam plastik tersebut
terletak diantara rantai ikatan biopolimer dan dapat berinteraksi dengan molekul-
molekul biopolimer. Interaksi dengan molekul-molekul dapat melemahkan ikatan
hidrogen dalam rantai ikatan biopolimer sehingga menyebabkan interaksi antar
molekul biopolimer menjadi semakin berkurang. Lemahnya ikatan hidrogen antar
molekul biopolimer ini menyebabkan berkurangnya kuat tarik film.
Plastik biodegradable pada penelitian ini memiliki kuat tarik antara 6,27 - 8,93
Mpa, dimana hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian bioplastik
dari biji durian terdahulu oleh Prima dan Hesmita (2015) yang menghasilkan kuat
tarik sebesar 0,00187 Mpa. Begitu pula jika dibandingkan dengan penelitian dari
Zulisma (2013) dari pati kulit singkong, yang memiliki kuat tarik sebesar 0,02122
Mpa. Hasil uji kuat tarik ini belum memenuhi standar Moderate properties yaitu
1-10 MPa.
4.1.2 Hasil Analisa Pemanjangan (Elongasi)
Pada analisa elongasi didapat grafik sebagai berikut:

11
18
16
14

% Elongasi
12
10 0 gr CaCO3
8 0.5 gr CaCO3
6
4 1 gr CaCO3
2 1.5 gr CaCO3
0
20% 30% 40% 50%
Volume Gliserol

Gambar 5. Pengaruh Penambahan Gliserol dan CaCO3 terhadap Elongasi

Pada sampel dengan penambahan gliserol 20%, sampel tanpa penambahan


kalsium karbonat memiliki nilai elongasi yang lebih besar daripada sampel dengan
penambahan 0,5 gr, 1 gr, dan 1,5 gr kalsium karbonat. Besarnya elongasi pada
sampel tersebut dikarenakan tidak adanya penambahan bahan penguat kalsium
karbonat. Adanya bahan penguat kalsium karbonat yang tinggi akan membuat
ikatan hidrogen didalam plastik semakin kuat, padat dan kaku. Hal ini disebabkan
karena jarak antar molekul akan semakin rapat. Sehingga menyebabkan nilai
keelastisan plastik menurun seiring dengan bertambahnya bahan penguat yang
dipakai.
Pada sampel lain, semakin banyak penambahan plasticizer, dalam hal ini
gliserol, maka nilai elongasinya akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
plasticizer dapat meningkatkan fleksibilitas film dengan mengurangi kerapuhan
pada plastik dengan cara mengganggu ikatan hidrogen antara molekul polimer
yang berdekatan. Peningkatan nilai elongasi ini dapat dilihat seperti pada Gambar
4, untuk sampel dengan penambahan gliserol 50%, nilai elongasinya lebih tinggi
daripada yang lain. Wirawan dkk, (Wirawan dkk, 2012) menyatakan bahwa
plasticizer dapat mengurangi gaya intermolekuler sehingga dapat memperlebar
jarak antar molekul dan meningkatkan elastisitas plastik. Elastisitas plastik
ditunjukkan dengan semakin besarnya elongasi dari film plastik. Nilai elongasi
berbanding terbalik dengan nilai kuat tariknya. Semakin besar nilai kuat tariknya
maka akan terjadi penurunan pada tingkat

12
keelastisan plastik tersebut. Begitupun sebaliknya, semakin tinggi persen elongasi
maka akan semakin kecil kuat tariknya.
Hasil uji elongasi pada penelitian ini berkisar antara 10.11%-16,2%. Nilai
tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan penelitian bioplastik dari biji durian
sebelumnya oleh Prima dan Hesmita (2015) yang memiliki nilai persen
pemanjangan hanya 7,547%. Nilai elongasi pada penelitian ini telah memenuhi
standar dari Moderate Properties yaitu 10-20%.
4.1.3 Hasil Analisa Biodegradasi
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan degradasi dari film
plastik yang telah dibuat. Plastik dapat terdegradasi apabila sifat hidrofilik dari
film tersebut tinggi. Sifat hidrofiliknya akan menyebabkan terjadinya pemotongan
rantai polimer menjadi lebih pendek dengan dioksidasi sehingga dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (Bharwadj et al, 2012). Pengujian degradasi film plastik
dilakukan dengan pengujian soil burial test. Metode pengujian ini dilakukan dengan
menanamkan sampel plastik biodegradable didalam tanah untuk mengetahui
kemampuan degradasi dari tiap-tiap sampel. Sampel plastik biodegradable
ditanam didalam tanah dengan kedalaman 10 cm selama 2 minggu (14 hari)
dengan titik pengamatan pada 1 hari pertama, 7 hari dan 14 hari. Pengamatan
dilakukan secara visual dan kemudian akan dihitung persen kehilangan berat pada
sampel plastik.

100
Persen Kehilangan Berat

80

60 Gliserol 20%

40 Gliserol 30%
Glisero 40%
20
Gliserol 50%
0
hari ke 1 hari ke 7 hari ke 14 hari ke 21
waktu

Gambar 6. Pengaruh Kadar Gliserol Terhadap Kecepatan Degradasi


13
Gambar 6 menunjukkan perbedaan konsentrasi gliserol mempengaruhi berat
sampel yang terdegradasi. Sampel plastik yang dianalisa terdiri dari sampel tanpa
penambahan CaCO3 dengan persen penambahan gliserol 20%, 30%, 40%, dan
50%. Sampel plastik dengan penambahan gliserol 50% mengalami proses
degradasi yang lebih cepat dibandingkan sampel dengan penambahan sedikit
gliserol. Hal ini disebabkan sifat hidrofilik pada gliserol. Sifat hidrofilik dapat
mempercepat penyerapan air yang memungkinkan mikroorganisme dapat
mendegradasi sampel plastik dengan lebih cepat. Selain itu, gugus OH pada
gliserol dan pati dapat menginisiasi reaksi hidrolisis setelah mengabsorbsi air dari
tanah. Hal ini mengakibatkan pati terdekomposisi menjadi potongan-potongan
kecil hingga akhirnya menghilang dalam tanah. Polimer terdegradasi karena
proses kerusakan atau penurunan mutu akibat putusnya ikatan rantai pada polimer.
Penguraian film plastik didalam tanah sudah dapat dilihat setelah hari pertama
penanaman, yaitu penurunan berat mencapai 1,29-3% dari rata-rata berat awal
sampel 2 gr. Pada hari ke-7 persentasi penurunan berat mencapai 38%. Pada hari
ke-14 penurunan berat telah mencapai 85% dan pada hari ke-21 sampel plastik
biodegradable sudah terdegradasi seluruhnya.

90
80
70
60 0 gr CaCO3
50 0.5 gr CaCO3
40
1 gr CaCO3
30
20 1.5 gr CaCO3
10
0
hari ke 1 hari ke 7 hari ke 14 hari ke 21

Gambar 7. Pengaruh Kadar CaCO3 (20% Gliserol) terhadap Kecepatan

Degradasi Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin banyak

penambahan kalsium
karbonat akan mempengaruhi sifat biodegradable film. Sehingga semakin besar
penambahan kalsium karbonat maka akan semakin besar pula persentase
penurunan berat film. Kalsium karbonat yang dilarutkan dalam larutan pati 14
akan berbentuk
partikel-partikel kecil, apabila partikel tersebut masuk kedalam struktur pati maka
struktur tersebut akan meregang membentuk rongga-rongga yang memudahkan
air masuk ke dalam struktur. Hal ini mengakibatkan sampel plastik yang
dihasilkan mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi. Tingkat kelembaban yang
tinggi menjadi habitat yang baik untuk mikroba melakukan degradasi terhadap
sampel plastik. Untuk penambahan 1,5 gr CaCO3 pada hari ke-1 persentase
penurunan berat film mencapai 2,7% sedangkan sampel film tanpa penambahan
CaCO3 hanya 1,29% penurunan berat film. Pada hari ke-7 persentase penurunan
berat film untuk 1,5 gr CaCO3 mencapai 36% dan pada hari ke-14 persentase
penurunan berat film mencapai 84% dari berat awal film plastik. Gambar 7
menunjukkan pengaruh penambahan CaCO3 terhadap kecepatan degradasi film
plastik pada sampel 20% gliserol. Untuk sampel dengan penambahan 30%, 40%
dan 50% gliserol, pengaruh penambahan kalsium karbonat terhadap kecepatan
degradasi film plastik tentunya akan semakin meningkat seiring bertambahnya
jumlah plasticizer yang ditambahkan. Menurut standar ASTM 5336, dibutuhkan
waktu 60 hari untuk plastik biodegradable dapat terurai 100%.

Dalam penelitian ini sampel plastik rata-rata terdegradasi 80% selama 14 hari.
Hasil ini menujukkan bahwa sampel plastik dari pati onggok tapioka memiliki
kemampuan degradasi yang besar. Kemampuan degradasi yang terlalu besar akan
mengurangi massa pakai plastik, dan menurunya daya tahan plastik. Hasil
pengujian degradasi sampel plastik yang dilakukan pada penelitian ini berbeda
dengan standar SNI, pada pengujian degradasi sesuai standar SNI plastik mudah
terurai dipaparkan dengan sinar matahari (UV) selama 250 jam ( 10 hari) dan
mengalami penurunan berat
< 5% setelah pemaparan. Perbedaan hasil ini dikarenakan perbedaan metode
pengujian, metode pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, sampel plastik
ditanam di dalam tanah, sehingga tidak terpapar sinar matahari (UV)

15
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh sifat mekanik plastik yang terbaik adalah
pada sampel 20% gliserol, 1,5 gram CaCO3 dengan nilai kuat tarik yaitu 8,93
MPa dan untuk persen pemanjangan (elongasi) yang terbaik adalah pada
sampel 5 gram pati, 50% gliserol, tanpa penambahan CaCO3 adalah 16,3%.
Berdasarkan standar kuat tarik moderate properties yaitu sebesar 1-10 MPa,
maka biodegradable plastic telah memenuhi standar serta untuk persen
elongasi juga telah memenuhi standar moderate properties yaitu 10-20%, film
plastik terdegradasi didalam tanah selama 22 hari.

5.2 Saran
Saran untuk penelitian ke depan yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk mendapatkan Biodegradable plastic yang lebih baik dari penelitian ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anita, Zulisma, Akbar F. dan Harahap H. 2013. Pengaruh Penamabahan Gliserol


Terhadap Sifat Mekanik Film Plastik Biodegradasi Dari Pati Kulit
Singkong. Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 2, No.2.
Betty , I. H., Neni, D dan Endar P. 2015. Pembuatan Biodegradable Film dari Pati
Biji Nangka (Artocarpus hetrophyllus) dengan Penambahan Kitosan.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia
Yogyakarta. Yogyakarta
Coniwanti, P., Linda L, dan Mardiyah R.A. 2014. Pembuatan Film Plastik
Biodegradable Dari Pati Jagung Dengan Penambahan Khitosan Dan
Pemplastis Gliserol. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. (Vol. 20,
No. 4). Hal. 22- 30.
Hardjono, Dita A.P, dkk. 2016. Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap
Karakteristik Film Plastik Biodegradable dari Pati Kulit Pisang Kepok
(Musa Acuminata Balbisiana Colla). Jurnal Bahan Alam Terbarukan.
(Vol.5, No.1). Hal. 2228.
Subowo, W.S., S, Pujiastuti. Plastik yang Terdegradasi Secara Alami Terbuat dari
LDPE dan Pati Jagung Terlapis. Pusat Penelitian Informatika. LIPI. 2003.
Bandung.
Wirawan, Sang Kompiang, Agus Prasetya, and Ernie.2012. Pengrauh Plasticizer
pada Karakteristik Edible Film dari Pektin. (Vol.14, No.1). Hal 61-67.
Wurzburg, O.B. 1989. Modified Starches. Properties and Uses CRC Press, Bocca
Raton, Florida
Yang, June-Ho, Jongshin Park, dkk. 2004. Effect of Calcium Carbonate as the
Expanding Inhibitor on the Structural and Mechanical Properties of Expanded
Starch/Polyvinyl Alcohol Blends. Journal of Applied Polymer
Science.Hal.17621768.

17
Daftar Riwayat Hidup

Nama : Imron Hambyah


Nim 21030117120074
Jurusan : Teknik Kimia
Tempat, Tanggal Lahir : Tuban, 08 Maret
2018 No Hp 085645256584
Email :
imronhambyah99@gmail.com Prestasi Yang Pernah
Diraih:
No Nama Penghargaan Tingkat Tahun

18
Daftar Riwayat Hidup

Nama : Tasha Sekar Ayu Kinanti


Nim 21030117140037
Jurusan : Teknik Kimia
Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 23 November
1998 No Hp 087784563828
Email :
tashasekarayuk@gmail.com Prestasi Yang Pernah
Diraih:
No Nama Penghargaan Tingkat Tahun

19
Daftar Riwayat Hidup

Nama : Irsyad Amrullah


Nim 21080117130079
Jurusan : Teknik Lingkungan
Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 12 Desember
1999 No Hp 089668880909
Email :
icadamrullah@gmail.com Prestasi Yang Pernah
Diraih:
No Nama Penghargaan Tingkat Tahun

20
LAMPIRAN

Gambar 8. Plastic Biodegradable

Gambar 9. Pati Onggok Tapioka

21

Anda mungkin juga menyukai