Anda di halaman 1dari 39

PENERAPAN FILOSOFI DAN KOMITMEN

BERSAMA TERHADAP KARYAWAN DI PT.


MEKAR ARMADA JAYA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan industri otomotif merupakan jenis bisnis yang


berkembang pesat di indonesia. Perkembangan industri otomotif di indonesia
saat ini telah menunjukan perkembangan yang cukup signifikan. Dampak
krisis global di awal tahun 2009 sampai dengan awal tahun 2010 telah
mengakibatkan bisnis tersebut menjadi lesu. Pada awal januari kondisi
perekonomiaan indonesia berangsur-angsur mulai membaik, hal tersebut
ditandai dengan menguat nya nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika.

Bahwa menguat nya nilai tukar rupiah terhadap dolar berdampak


terhadap perkembangan industri otomotif, hal tersebut dapat dilihat dari
tingginya permintaan masyarakat atas alat transportasi dalam menunjang
aktivitasnya. Tingginya permintaan akan alat transportasi mengakibatkan
perusahaan industri otomotif saling berlomba-lomba untuk meningkatkan
produksi dan kualitas barang yang akan di tawarkan kepada costumer.

PT. Mekar Armada Jaya merupakan industri manufaktur yang bergerak


di bidang otomotif yaitu sebagai produsen spare part kendaraan bermotor
serta memproduksi karoseri atau rangka bus.
Bahwa sebagai industri manufaktur yang bergerak di bidang otomotif,
Sejarah berdiri nya PT. Mekar Armada Jaya pertama kali berdiri pada tahun
1974 sebagai bengkel rumahan. Selanjutnya pada tahun 1977 PT. Mekar
armada mengadakan area perluasan seluas 2 hektar. Pada tahun 1982 PT.
Mekar armada Jaya telah mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk
memproduks bus yang digunakan di Indonesia. Hingga akhirnya PT. Mekar
armada jaya mampu untuk melakukan ekspansi untuk ekspor ke berbagai
Negara antara lain : Brunei Darusalam, Cyprus, SriLanka dan Arab Saudi.

Perkembangan PT. Mekar Armada Jaya hingga saat ini tentunya tidak
terlepas dari pengaruh kerja keras dan dedikasi seorang pendiri David
Herman Jaya yang mampu menterjemahkan nilai-nilai dari Filosofi dan
komitmen PT. Mekar Armada Jaya untuk dapat diterapkan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari budaya kerja di PT. Mekar Armada Jaya.

Penerapan atas nilai Filosofi dan komitmen yang berlaku di PT. Mekar
Armada Jaya hingga sampai saat ini telah berlaku dan diterapkan oleh
pendiri dalam menjalankan setiap aktivitas bisnisnya di PT. Mekar Armada
Jaya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap setiap karyawan dalam
menjalankan aktivitas kerjanya sehari-hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana Penerapan Filosofi dan Komitmen Bersama Karyawan


di PT. Mekar Armada Jaya ?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 Bertujuaan untuk mengetahui penerapan filosofi dan komitmen


bersama Karyawan di PT. Mekar Armada Jaya

1.3.2 Bertujuaan untuk mengetahui evektivitas penerapan filosofi dan


komitmen bersama karyawan PT. Mekar Armada Jaya.
1.3.3 Memberikan manfaat akan penting nya penerapan filosofi dan
komitmen bersama terhadap karyawan dI PT. Mekar Armada Jaya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI KOMITMEN ORGANISASI

Komitmen mempunyai peran penting dalam setiap organisasi, Pengaruh


komitmen yang tinggi dari setiap induvidu dalam suatu organisasi dapat
memberikan dampak positif terhadap kemajuaan anggota maupun organisasi.

Definisi komitmen menurut Cooper, David John (2003: 68), komitmen


karyawan adalah kunci untuk mendapatkan kualitas dan peningkatan
produktivitas.Selanjutnya Menurut Kamus Hukum dari Merriam-Webster
(Tipton & Krause, 2006: 212), “commitment is defined as an agreement or
promise to do something in the future.” Komitmen didefinisikan sebagai suatu
“perjanjian/kesepakatan atau janji untuk melakukan sesuatu di masa depan".
kemudiaan menurut Armstrong (2003: 232), “commitment is the relative
strength of the individual‟s identification with, and involvement in, a particular
organization. It consists of three factors”: 1. a 1 strong desire to remain a
member of the organization; 2. a strong belief in, an acceptance of, the
values and goals of the organization; 3. a readiness to exert considerable
effort on behalf of the organization.” 46 Komitmen adalah kekuatan relatif
dengan identifikasi individu, dan keterlibatan dalam, sebuah organisasi
tertentu. Ini terdiri dari tiga faktor: 1. keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
anggota organisasi; 2. sebuah keyakinan yang kuat dalam, penerimaan, nilai-
nilai dan tujuan organisasi; 3. kesiapan untuk mengerahkan usaha yang
cukup atas nama organisasi. Bahkan, Armstrong (2003:234) menambahkan,
kinerja akan meningkat jika organisasi menjauh dari pendekatan tradisional
yang berorientasi kontrol kepada manajemen tenaga kerja. Pendekatan ini
harus diganti dengan komitmen. Respon terbaik pekerja, dan paling kreatif,
bukan ketika mereka dikontrol ketat oleh manajemen, ditempatkan dalam
pekerjaan dengan batasan yang sempit, tetapi ketika mereka diberikan
tanggung jawab yang lebih luas, mendorong untuk berkontribusi dan
membantu untuk mencapai kepuasan dalam pekerjaan mereka2

Komitmen karyawan dalam suatu organisasi menurut penulis adalah


kesediaan karyawan untuk menyesuaikan diri mengikuti prinsip dan nilai-nilai
yang hidup di dalam organisasi. Definisi komitmen menurut Luthans (1992)
komitmen organisasi adalah :

a. Keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam suatu kelompok

b. Kemauaan usaha yang tinggi untuk organisasi

c. Suatu keyakinan tertentu dan penerimaan terhadpa nilai-nilai dan


tujuaan-tujuaan organisasi. 3

Bahwa mengingat pentingnya komitmen karyawan dalam suatu


organsisasi khususnya perusahaan maka menjadi penting khususnya bagi
departemen sumber daya manusia perusahaan untuk selalu menjaga dan
memelihara komitmen karyawan tersebut dalam suatu organisasi perusahaan.
adapaun tujuaan perlunya dijaga dan dipelihara komitmen karyawan dalam
organisasi perusahaan bertujuaan agar karyawan berkomitmen akan lebih
baik, produktif dan lebih menyesuaikan diri.

Berdasarkan pengertiaan tersebut diatas maka pengertiaan komitmen


organisasi menurut penulis adalah suatu tekad yang mengikat dalam diri

2
http://repository.unpas.ac.id/27931/3/BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf
3
Sutrinso Edy, 2010, Budaya Organisasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Hal. 292.
seseorang yang kemudiaan diwujudkan dengan suatu tindakan agar
tercapainya suatu tujuaan yang hendak di capai atau dicita-citakan organisasi
dalam hal ini perusahaan.

2.2 DEFINISI FILOSOFI PERUSAHAAN

Kata filsafat berasal dari kata philosophia, yang terdiri dari kata
philein yang berarti cinta dan sophos yang berarti hikmah atau
kebijaksanaan. Dengan demikian, philosophia berarti cinta akan
kebijaksanaan. Orang yang bijak dianggap selalu berpikir atau
merenung secara mendalam. Jadi filsafat adalah perenungan (refleksi)
sedalam-dalamnya sampai pada akar-akarnya (radikal) mengenai
segala sesuatu, mencari hakikat segala yang ada, sebabnya, serta
asalnya dalam sifatnya yang umum (uberhaupt). 4

Berdirinya PT. Mekar armada dari industri rumahan hingga


menjadi saat ini tentu tidak terlepas dari pemikiran secara mendasar
atau mendalam dari pemikiran Bp.David Herman Wijaya untuk
mengembangkan dan membesarkan bisnis usahanya. Pemikiran
mendasar dari pendiri tersebut kemudiaan diterjemahkan menjadi
Folosofi dan Komitmen PT. Mekar Armada jaya yang diterapakan
dalam aktivitas kerja sehari-hari perusahaan.

Pemikiran mendasar tersebut kemudiaan dikenal dengan


Folosofi Perusahaan. Dalam beberapa literatur definisi dari Filosofi
perusahaan (Philosophy) adalah filosofi yang mengarahkan
kebijaksanaan perusahaan, bagaimana karyawan berbuat sesuai
dengan seperangkat kepercayaan yang dianut mengenai segala
sesuatu yang dikerjakan dalam perusahaan. Atmosoeprapto (2000)

4
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, 2012, h. 66.
menekankan bahwa di dalam filosofi menjabarkan misi perusahaan
yang mencakup maksud, tujuan, dan ruang lingkup kegiatan
perusahaan. Misi tersebut harus dimengerti dan dihayati oleh seluruh
karyawan perusahaan, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan operasiona5

Berdasarkan pada uriaan diatas maka definsi filosofi perusahaan


menurut penulis adalah suatu pedoman atau landasan yang
digunakan sebagai rujukan utama dan pertama oleh pimpinan
maupun seluruh karyawan perusahaan dalam mengambil suatu
tindakan atau kebijakan perusahaan dalam menjalankan segala
aktivitasnya.

2.3 DEFINISI PEKERJA/KARYAWAN

istilah buruh sangat populer dalam dunia Perburuhan/ ketenagakerjaan,


istilah ini sudah sejak lama dikenal bahkan sejak Zaman Penjajahan Belanda
karena peraturan sebelum Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan menggunakan istilah buruh. Namun setelah merdeka
penggunaan istilah buruh tidak mengenal adanya perbedaaan, semua orang
yang bekerja di sektor swasta baik pada orang maupun badan hukum disebut
dengan Buruh6

Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan memberi pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apa pun.
Pengertian ini agak umum namun maknanya lebih luas karena dapat
mencakup semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan,

5
Suryadi, Achmad & Rosyidi, Hamim. 2013. Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Analisis Faktor
Budaya Perusahaan. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 04, No. 02, 166-180
6
Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rajawali, 2003, hlm 34.
persekutuan, badan hukum atau badan lainnya dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk apa pun. Penegasan imbalan dalam bentuk
apa pun ini perlu karena selama ini upah selalu identik dengan uang,
padahal ada pula pekerja/buruh yang menerima imbalan dalam bentuk
barang.7
Bahwa selain dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan definisi
Pekerja dalam PT. Mekar Armada Jaya juga telah diatur dalam Perjanjiaan
Kerja Bersama (PKB). secara konsep istilah pekerja dalam UU
Ketenagakaerjaan dikenal dengan sebutan istilah karayawan dalam
Perjanjiaan Kerja Bersama (PKB).
Aturan hukum yang mengatur tentang karyawan dalam Perjanjiaan
Kerja Bersama (PKB) telah diatur dalam Pasal 1 angka 6 yang disebutkan
sebagai berikut : “Karyawan adalah Tenaga Kerja yang berdasarkan
prosedur dan keputusan resmi seperti yang ditetapkan oleh manajemen
perusahaan telah menerima dan melaksanakan tugas perusahaan serta
menjadi angggota serikat pekerja.
Berdasarkan pengertiaan tersebut diatas maka definisi dari Pekerja PT.
Mekar Armada Jaya menurut penulis adalah pekerja yang berdasarkan
suatu hubungan kerja terikat dengan perjanjiaan kerja telah diterima
sesuai prosedur dan keputusan resmi yang ditetapkan oleh Perusahaan
dalam hal ini PT. Mekar Armada Jaya untuk melaksanakan tugas
pekerjaan di PT. Mekar Armada Jaya.

2.4 DEFINISI PERSEROAN TERBATAS


Dalam setiap menjalankan kegiatan usaha tentu sudah tidak asing lagi
apabila mendengar kata pengusaha. suatu perusahaan tanpa pengusaha
maka perusahaan tersebut tidak akan dapat berjalan sebagaimana

7
Ibid hal. 35.
mestinya untuk mencapai tujuaan perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnis.

Sebelum berbicara mengenai Perusahaan ada baiknya terlebih dahulu


membahas peran penting dari seseorang yang menjalankan perusahaan
yaitu Pelaku Usaha dan Pengusaha. Definisi Pelaku usaha atau
pengusaha Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
orang yang menjalankan bagian usaha (memimpin) perusahaan.
Selanjutnya menurut pendapat H.M.N Purwosutjioto Pengusaha adalah :
Pengusaha adalah seseorang yang melakukan atau menyuruh
melakukan perusahaan. Dia dapat melakukan perusahaan itu sendirian,
namun dapat juga dia menyuruh orang lain membantunya dalam melakukan
perusahaan itu, tetapi ada juga kemungkinan bahwa dia menyuruh orang lain
melakukan perusahaannya. Jadi dia dapat saja tidak turut serta melakukan
perusahaan itu, karena misalnya dia mempunyai kekurangan ahli, sedangkan
dia mempunyai cukup modal untuk melakukan usaha itu dan dia ada minat
untuk melakukan perusahaan yang bersangkutan.8
Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh H.M.N Purwosutjioto
tersebut diatas maka menurut Penulis definsi Pengusaha adalah
seseorang yang menjalankan perusahaan milik nya sendiri dan/atau orang
lain dengan bantuan orang lain atau menyuruh orang lain untuk
melakukannya untuk mencapai keuntungan.
Bahwa kemudiaan seseorang pengusaha yang akan menjalankan
perbuatan ekonomi dalam setiap aktivitas ekonomi untuk mencapai tujuaan
ekonomi tentunya akan memerlukan suatu badan usaha. Bahwa jenis-jenis
badan usaha yang dikenal di indonesia terdiri dari beberapa jenis antara lain.

8 11H. M. N. Purwosutjipto, 1984, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia


(Pengetahuan Dasar Hukum Dagang), Cetakan ke-4, Jakarta, Penerbit Djambatan, Halaman
41
Badan usaha yang berbentuk badan hukum dan badan usaha yang
berbentuk non badan hukum.

Jenis badan usaha yang berbentuk badan hukum antara lain:


Perseroaan Terbatas (PT), Koperasi dan Yayasan. Sedangkan badan usaha
yang berbentuk non badan hukum antara lain : Persekutuaan Perdata, Firma
dan CV.

Bahwa mengingat banyaknya jenis-jenis badan usaha yang dikenal


dalam sistem hukum di indonesia maka agar penulisan ini tidak melebar
penulis akan membahas penulisan ini secara terbatas pada jenis badan
usaha yang berbentuk hukum Perseroaan Terbatas, oleh karena Badan
Hukum dari PT. Mekar Armada sendiri adalah suatu badan hukum yang
berbentuk Perseroaan Terbatas.

Berdasarkan pengklasifikasian jenis-jenis perusahaan yang telah


dijelaskan diatas, Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk perusahaan
persekutuan yang berbadan hukum. Perseroan terbatas yang dalam bahasa
Indonesia berasal dari terjemahan Naamloze Vennootschap (NV) dapat
dijelaskan sebagai berikut :

“Perseroan Terbatas nama aslinya adalah Naamloze Vennootschap (NV)


bagaimana asal mulanya sehingga disebut Perseroan Terbatas (PT), tidak
dapat ditemukan. Naamloze Vennootschap sebenarnya berarti Perseroan
Tanpa Nama yang berarti bahwa perseroan tersebut tidak memakai nama
perseronya, namun diambil nama yang sesuai dengan tujuan dari perseroan
tersebut, disebabkan perseroan terbatas mengeluarkan saham yang dapat
diperjual belikan, sehingga kemungkinan saham persero yang namanya
dipakai dalam perseroan terbatas tersebut tidak lagi menjadi miliknya”.9

9H. Man. S. Sastrawijaya dan Rai Mantili, 2008, Perseroan Terbatas menurut Tiga Undang-
undang, Bandung, Alumni, Halaman 7.
Selain itu perlu juga memperhatikan pengertian yang disampaikan oleh
Abdulkadir Muhammad mengenai Perseraon Terbatas yang dinyatakan
sebagai berikut: Istilah perseroan menunjuk pada cara penentuan modal dan
terbatas menunjuk pada batas tanggung jawab sekutu. Perseroan terbatas
adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham,dan
tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang
dimilikinya.10

Berdasarkan pada uraiaan ditas aturan hukum yang mengatur tentang


Perseoraan Terbatas diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-udang No 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, adapun definsi Perseraon
Terbatas. Adalah

“ Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan


hukum yang merupakan persekutaan modal, didirkan berdasarakn
perjanjiaan, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar seluruhgnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang diteteapkan dalam
undang-undang ini serat peraturan pelaksanaannya”.

10Muhammad, Abdulkadir, 2002, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti.hal. 69
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 FILOSOFI NEW ARMADA GROUP
3.1.1 Kepuasan Konsumen Adalah Komitmen Kami

Gambar 3.1 Ilustrasi Kepuasan Konsumen

Eksistensi dan kemampuan perusahaaan mendapatkan laba dalam


jangkan panjang secara tidak langsung dipengaruhi oleh perusahaan
tersebut dalam memuaskan kebutuhan konsumen, hal yang sering
diistilahkan dengan konsep pemasaran. dalam upaya memenuhi kepuasan
konsumen/pelanggan, perusahaan memang di tuntut kejeliannya untuk
mengetahui pergeseran kebutuhan dan keinginan konsumen/pelanggan yang
setiap saat berubah. pembelian akan bergerak setelah membentuk persepsi
nilai penawaran, kepuasan sesudah pembelian tergantung kinerja dari
penawaran di bandingkan dengan harapannya.
Menurut Danang Sunyoto (2013:35) definisi kepuasan
konsumen/pelanggan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya. Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja
yang dirasakan dengan harapan. konsumen bisa memahami salah satu dari
tiga tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja di bawah harapan, konsumen
akan merasa kecewa, tetapi kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan
merasa puas dan bila kinerja bisa melebihi harapan maka pelanggan akan
merasa sangat puas senang atau sangat gembira.
Sedangkan menurut Danang Sunyoto (2013: 36) harapan pelanggan
ialah memegang peranan penting dan sangat besar pengaruhnya dalam
menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan konsumen
dalam mengevaluasinya pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai
standar atau acuan, dengan demikian harapan konsumen/pelangganlah yang
melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat
dinilai berbeda oleh konsumennya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Menurut Rambat
Lupiyoadi (2001: 158), dalam menentukan kepuasan konsumen, terdapat
lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan,
a. Kualitas Produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Dalam
hal ini perusahaan tidak boleh membuat dan meneruskan kesalahan
dalam produksi
b. Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa pelanggan akan merasa puas bila
mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan
yang diharapkan. Agar produk yang diciptakan berkualitas baik para
karyawan harus melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur
c. Emosional
Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk
dengan merk tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan
yang lebih tinggi.
d. Harga
Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi
menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang
lebih tinggi kepada pelanggannya.

e. Biaya
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau
jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.
Pengukuran terhadap kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap usaha hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat member
umpan balik dan masukan bagi keperluan
Pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan
konsumen. Pada prinsipnya kepuasan konsumen dapat diukur dengan
berbagai metode. Menurut Kotler yang dikutip oleh Fandy Djiptono (2001: 34-
35), perusahaan dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Sitem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berwawasan pelanggan akan memudahkan
pelanggannya memberikan saran dan keluhan. Dalam perusahaan
hendaknya disediakan formulir yang isinya tentang apa yang disukai dan
tidak disukai pelanggan. Dapat juga dengan menyediakan kotak saran atau
bahkan nomor telepon bebas pulsa yang nantinya akan dapat menampung
segala keluhan dari pelanggan. Arus informasi ini memberikan banyak
gagasan dan memungkinkan perusahaan untuk bertindak cepat guna
menyelesaikan masalah yang terjadi .
b. Survei Kepuasan Konsumen
Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan konsumen dengan
mengadakan survei berkala. Perusahaan mengirinkan daftar pertanyaan atau
menelpon sekelompok sampel acak dari pembeli terbaru mereka untuk
mengetahui penilaian mereka terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan,
misalnya: Menanyakan puas dan tidak puas, harapan pelanggan tentang
suatu atribut, masalahmasalah yang dihadapi pelanggan, saran dari
pelanggan untuk perbaikan kinerja perusahaan, ranking berbagai elemen
dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen.
Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama PT. Mekar Armada Jaya dan
Group bahwa kepuasaan konsumen adalah komitmen kami terdiri dari :
a. Pelanggan kami adalah Pelanngan ekternal dan pelaggan internal
termasuk pemilik, atasan ataupun sesame karyawan.
b. Tidak menerima , membuat dan meneruskan kesalahan
c. Tidak menyimpang dari prosedur
d. Tidak merubah atau mengganti spesifikasi
e. Tidak melanggar aturan.
3.1.2 Proaktif, Kepedulian dan Komunikasi yang Baik adalah Kebiasaan
Kami

Gambar 3.2 Ilustrasi Proaktif, Kepedulian dan Komunikasi

Perilaku proaktif merupakan perilaku mengambil inisiatif untuk mengubah


keadaan di sekitar menjadi lebih baik. Bateman dan Crant (1993),
mendefinisikan bentuk dasar kepribadian proaktif sebagai seseorang yang
relatif tidak didesak oleh kekuatan situasional dan seseorang yang
mempengaruhi perubahan lingkungan. Sehingga, orang yang proaktif dapat
mengenali peluang dan bertindak atas peluang tersebut, menunjukkan
inisiatif dan gigih memperjuangkan perubahan yang berarti. Karyawan
menstransformasikan misi, menemukan dan menyelesaikan permasalahan
perusahaan, dan pada akhirnya menggunakan hal itu untuk mempengaruhi
lingkungan di sekitarnya. Orang yang kurang proaktif bertindak pasif dan
reaktif, cenderung beradaptasi dengan keadaan sekitar dari pada
menciptakan keadaan (Seibert, Crant, dan Kraimer, 1999).
Menurut Robbins (2001), kepribadian proaktif adalah di mana beberapa
individu secara aktif berinisiatif untuk memperbaiki keadaannya atau
menciptakan inisiatif-inisiatif baru di saat individu lain duduk dengan pasif
dalam menghadapi berbagai situasi. Karyawan yang proaktif cenderung
oportunitis, berinisiatif, berani bertindak dan tekun hingga berhasil mencapai
perubahan yang berarti. Karyawan yang proaktif juga menciptakan
perubahan positif dalam lingkungan tanpa mempedulikan batasan atau
halangan. Karyawan proaktif memiliki perilaku.
Pada umumnya karakteristik individu yang berperilaku proaktif adalah
individu yang perilakunya cenderung bertindak atas inisiatif sendiri tanpa
paksaan dari siapapun dalam memilih respon yang tepat sehingga dirinyalah
yang bertanggung jawab terhadap pilihannya. Lebih khususnya karakteristik
individu yang memiliki perilaku proaktif adalah suatu tindakan dalam
melakukan sesuatu yang berdasarkan keluwesan dalam memilih respon,
kemampuan mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Menurut Covey (2001) proaktif sebagai kemampuan untuk memiliki
kebebasan dalam memilih respon, kemampuan mengambil inisiatif dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas pilihannya dengan beberapa
indikator yaitu :
Kebebasan memilih respon Kebebasan memilih mengandung unsur-unsur
sebagai berikut
a. Kesadaran diri
Kesadaran diri menurut Covey (2001) merupakan kemampuan yang
dapat memisahkan diri dari diri sendiri dan mengamati pikiran serta
perbuatannya. Berdasarkan ke dua pengertian di atas, pengertian
kesadaran diri yaitu kemampuan untuk melihat, memikirkan,
merenungkan dan menilai diri sendiri. Ke semua itu dapat diwujudkan
dengan beberapa karakteristik perilakunya yaitu :
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri Setiap manusia
diciptakan secara unik, tidak ada manusia yang identik terhadap
manusia lain dalam arti walaupun manusia itu dilahirkan kembar
tetapi tidak akan sama dengan kembarannya. Semua manusia akan
memiliki keunggulan terhadap manusia lain demikian juga
kekurangannya. Sehingga kadang kala bisa menimbulkan depresi bila
kita tidak mau menerima bahwa kita memiliki kekurangan fisik atau
intelegensi dibandingankan orang lain. Dengan kesadaran diri tinggi
sesesorang akan mampu menilai mana kekurangannya dan mana
keunggulan diri terhadap orang lain sehingga mampu membangkitkan
harga diri dalam pergaulannya.
c. Dapat mengambil keputusan tanpa bantuan orang lain Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Di mana keputusan diambil setelah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif atau melalui fase :
i. Mengidentifikasi masalah utama
ii. Menyusun alternatif
iii. Menganalisis alternative
iv. Mengambil keputusan yang terbaik Sehingga sesorang yang
memiliki kesadaran diri nya yang tinggi akan mengunakan fase
tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik.
Sehingga sesorang yang memiliki kesadaran diri nya yang tinggi akan
mengunakan fase tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik. bagi
dirinya tanpa memerlukan bantuan orang lain untuk mengambilkan
keputusan.
Menurut Perjanjian Kerja Bersama, Penjelasan Proaktif, Kepedulian
dan komunikasi yang baik adalah :
a. Sesegara wajib melapor kepada atasan apabila terjadi masalah
termasuk tidak sesuai schedule.
b. Bertanya apabila tidak tahu atau ragu-ragu dalam menjalankan
tugasnya.
c. Segera mengkomunikasikan dengan pelanggan apabila terjadi
masalah.
d. Melakukan strategi menjemput bola, tidak hanya menunggu.
e. Memiliki jiwa yang mau menolong.
f. Peka terhadap situasi dan kondisi.
g. Mengambil inisiatif dan tindakan bila melihat hal yang tidak beres.
h. Melakukan fungsi silang.

3.1.3 Kerja Tim Adalah Kekuatan Kami

Gambar 3.3 Ilustrasi Kerja Tim


Kerjasama tim merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam organisasi. Pemahaman mengenai kerjasama tim tergantung
beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi
kerjasama tim dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien bagi perusahaan. Sasaran kerja tim berupa sasaran yang harus
dicapai dalam kurun waktu tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan
pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua orang.
Keuntungan dari cara ini adalah bahwa setiap karyawan akan saling
mengingatkan untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan pekerjaan
atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam
melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk meningkatkan
semangat kerja tim dan mengurangi konflik yang terjadi. Faktor-faktor yang
mendasari perlunya dibentuk tim adalah:
a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada
pemikiran satu orang saja.
b. Konsep sinergi (yang disimbolkan: 1+1 > 2), yaitu bahwa hasil
keseluruhan (tim), jauh lebih baik dari pada jumlah bagiannya (anggota
individu).
c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga
mereka dapat saling membantu.
d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.
Kerjasama tim selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim, yang
meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan,
nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersamasama
menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan.
Suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha
yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang
lebih besar dari pada jumlah input individu tersebut. Penggunaan tim yang
ekstensif menciptkan potensi bagi suatu organisasi untuk menhasilkan output
yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input.
Griffin (2004) menyatakan bahwa “Kerjasama tim adalah kegiatan yang
dilakukan kelompok pekerja yang berfungsi sebagai satu unit, biasanya
hampir tanpa supervisi, untuk mengerjakan tugas-tugas, fungsi-fungsi dan
aktivitasaktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan”.
Pada suatu perusahaan dengan jumlah orang yang sama, mengerjakan
tugas yang sama dengan teknologi yang sama, berhasil meningkatkan
produktivitas secara dramatis dengan menetapkan iklim di mana orang
bersedia memberikan yang terbaik dari yang dimilikinya dan bekerja bersama
di dalam tim. Hasil kerja tidak seperti kelompok yang oleh sebagian pimpinan
dinilai hasilnya baik, sebuah tim bisa menjadi tidak lagi seperti biasa, artinya
bisa istimewa, atau sebagai hasil yang dramatis.
Menurut Perjanjian Kerja Bersama PT. Mekar Armada Jaya, yang
dimaksud kerja tim
adalah kekuatan kami yaitu :
a. Displin
b. Saling menghargai satu sama lain
c. Tidak meyalahkan orang lain
d. Tidak merasa paling penting atau paling pandai
e. Tidak merasa minder atau tidak mampu
f. Mengambil keputusan berdasarkan tim
g. Berbicara berdasarkan data

3.1.4 Pemasok, Distributor dan Karyawan adalah Mitra Kami.


Gambar 3.4 Ilustrasi Pemasok, Distributor dan Karyawan adalah Mitra

Pemasok atau supplier merupakan mitra bisnis yang memegang


peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Pemasok atau supllier merupakan salah satu
bagian yang termasuk di dalam segmen. Segmen adalah suatu subunit dari
sebuah perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja,
atau dapat diartikan
Pemasok yang biasanya disebut juga dengan supplier atau vendor
adalah individu atau perusahaan (baik dalam skala besar atau kecil) yang
memiliki kemampuan untuk menyediakan kebutuhan individu atau
perusahaan lain.
Dalam dunia usaha, pemasok dapat dikategorikan dalam 2 jenis:
1. Pemasok Barang
Individu atau perusahaan yang menghasilkan produk jadi berupa barang.
Contoh: Pabrik kain, akan membutuhkan mesin yang dapat
menghasilkan kain. Untuk itu, diperlukan perusahaan lain yang dapat
menghasilkan mesin penghasil kain sebagai pemasok.
2. Pemasok Jasa
Individu atau perusahaan yang memberikan bantuan tidak dalam bentuk
barang jadi, tetapi dalam bentuk keahlian yang dimiliki.
Contoh: Untuk mengirimkan kain kepada penjahit maka dibutuhkan jasa
pengiriman barang. Individu atau perusahaan yang memiliki keahlian
dalam mengirimkan barang tersebut merupakan pemasok jasa.
Distributor adalah suatu pihak yang membeli barang dari produsen yang
memproduksi barang tersebut secara langsung dengan tujuan menjualnya
kembali kepada toko-toko atau retail-retail produk bersangkutan.
Secara umum yang dimaksud dengan karyawan adalah orang yang
bekerja di suatu perusahaan atau lembaga dan di gaji dengan uang. Atau
karyawan dapat diartikan juga sebagai orang yang bertugas sebagai pekerja
pada suatu perusahaan atau lembaga untuk melakukan operasional tempat
kerjanya dengan balas jasa berupa uang.
Yang dimaksud dalam Perjanian Kerja Bersama PT. Mekar Armada
Jaya, Pemasok, Distributor ,Karyawan adalah mitra kami antara lain :
a. Berorientasi pad wiw-win
b. Menghargai pemasok sebagai mitra kerja
c. Meingkatkan kualitas material bersama-sama dengan pemasok
d. Distributor atau dealer merupakan tim dalam memasarkan produk
kami
e. Menghargai karywan sebagai rekan kerja dalam mengambil keputusan
f. Berat dipikul , nikmat sama dirasakan.

3.1.5 Terus Mengembangkan Diri adalah Kunci Sukses Kami

Gambar 3.5 Ilustrasi Terus Mengembangkan Diri adalah Kunci Sukses


Kami

Pengembangan karyawan lebih berorientasi kepada masa depan dan


lebih peduli terhadap pendidikan, yaitu terhadap peningkatan kemampuan
seseorang untuk memahami dan menginterpretasi pengetahuan bukan
mengajarkan ketrampilan teknis. Dengan demikan pengembangan lebih
kepada pertumbuhan kepribadian karyawan.” (2001 : 51)
Menurut H. Malayu S.P.Hasibuan, “Pengembangan adalah fungsi
operasional kedua dari manajemen personalia. Pengembangan karyawan
perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Agar
pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu
ditetapkan suatu program pengembangan karyawan. (2001 : 68)
Menurut Sri Budi Cantika Yuli tujuan dan sasaran program pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan bagi organisasi akan berbeda-beda
tergantung pada tingkatan karyawan tersebut dalam organisasi. Untuk
karyawan dalam tingkatan operasioanal misalnya, tujuan pelatihan yang
utama adalah untuk mengurangi kecelakaan kerja. Sedangkan pada
karyawan pada tingkat manajerial diarahkan untuk meningkatkan
kepercayaan diri, kepekaan, dan stabilitas sosial. Seperti pada gambar
berikut :

Tabel 3.1 Sasaran Program Pelatihan dan Pengembangan Bagi


Karyawan
Tingakatan karyawan Tujuan dan sasaran
Karyawan dan operasional a) Meningkatkan produktifitas
b) Meningkatkan semangat
dan gairah kerja
c) Mengurangi kecelakaan
kerja
d) Meingkatkan stabilitas dan
fleksibitas
Karyawan Manajerial a) Pengembangan
pengetahuan
b) Kemampuan pengambilan
keputusan
c) Kepercayaan

3.2 KOMITMEN BERSAMA PT. MEKAR ARMADA JAYA


Dalam studi manajemen sumberdaya manusia, komitmen karyawan
sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku manusia dalam
organisasi. Visi, misi dan tujuan organisasi akan tercapai jika adanya
komitmen dari anggota organisasinya komitmen itu sendiri diartikan secara
umum sebagai sikap yang menunjukkan loyalitas karyawan dan merupakan
proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi
mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan
organisasinya. komitmen karyawan sebagai kekuatan relatif dari identifikasi
individu dan keterlibatan dalam organisasi khusus, meliputi kepercayaan,
dukungan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang kuat
untuk menggunakan upaya yang sungguh sungguh untuk kepentingan
organisasi, dan kemauan yang kuat untuk memelihara keanggotaan dalam
organisasi.
Komitmen karyawan menurut Eaton et al (1992) merupakan derajat
seseorang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi dan
keinginan melanjutkan partisipasi aktif di dalamnya. 11 Sedangkan menurut
Robbins (2007) komitmen karyawan merupakan usaha mendefinisikan dan
melibatkan diri dalam organisasi dan tidak ada keinginan meninggalkannya.

11
Eaton, Adrianne E., Michael E. Gordon and Jeffrey H. Keefe. 1992. The Impact of Quality of Work
Life Programs and Grievance System Effectiveness on Union Commitment. Industrial and Labour
Relations Review. Singapore.
Komitmen terhadap organisasional menunjuk pada peng identifikasian tujuan
karyawan dengan tujuan organisasi, kemauan untuk mengerahkan segala
upaya kepentingan organisasi dan keterikatan untuk tetap menjadi bagian
organisasi. 12

Gambar 3.6 Ilustrasi Keterlambatan

Berikut ini penjelasan mengenai komitmen Bersama karyawan PT. Mekar


Armada Jaya :
1. Saya tidak akan datang terlambat
kita tidak mengatur mengenai sanksi keterlambatan (sanksi bagi
karyawan yang datang terlambat atau tidak tepat waktu). Biasanya, hal
semacam ini diatur dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Bersama atau disepakati dalam perjanjian/kontrak kerja antara
perusahaan dan karyawan yang bersangkutan.
Meskipun tidak ada peraturan yang baku mengenai sanksi keterlambatan
bagi karyawan, pada praktiknya tim Gadjian menemukan cukup banyak
perusahaan yang menerapkan denda atau sanksi tertentu bagi karyawan
12
Robbins SP, dan Judge. (2007). Perilaku organisasi, Salemba Empat, Jakarta.
yang tidak tepat waktu masuk kantor. Hal ini dapat dipahami mengingat
perusahaan sebagai pihak yang mengeluarkan biaya untuk penggajian
karyawan tentunya menuntut karyawan untuk mendedikasikan waktu
kerjanya secara optimal sebagai imbal balik dari gaji karyawan tersebut.

Berikut ini 2 praktik yang cukup umum kami temui untuk menangani
keterlambatan karyawan:
a. Denda atau sanksi keterlambatan berupa potongan gaji
Tidak jarang kami menemui perusahaan yang menerapkan sanksi
potongan gaji jika karyawan datang tidak tepat waktu. Misalnya, jika
karyawan terlambat maksimal 15 menit dari jam kerja yang telah
disepakati, maka perusahaan menerapkan potongan gaji 20% dari
tunjangan tergantung kehadiran (misal: tunjangan makan atau tunjangan
transportasi), sedangkan jika karyawan terlambat lebih dari 15 menit
maka tunjangan tergantung kehadiran karyawan tersebut dipotong 100%.
Dengan kata lain, karyawan sama sekali tidak memperoleh tunjangan
kehadiran di hari tersebut gara-gara ia datang terlambat.
Hal-hal yang harus diperhatikan jika perusahaan menerapkan denda
keterlambatan berupa potongan gaji adalah:
Potongan gaji hanya boleh diterapkan dari tunjangan variabel kehadiran,
bukan dari gaji pokok dan/atau tunjangan tetap. Sesuai definisi dan
prinsipnya, gaji pokok dan tunjangan tetap tidak dikaitkan dengan kehadiran
pekerja maupun pencapaian prestasi kerja tertentu (lihat penjelasan pasal 94
UU No. 13/2003) sehingga secara hukum tetap harus dibayarkan selama
karyawan tersebut masih bekerja di perusahaan yang bersangkutan —
meskipun karyawan tersebut sering datang terlambat!
Potongan gaji diterapkan dengan tujuan memberi efek jera bagi
karyawan yang datang tidak waktu. Karenanya besar potongan harus
dipertimbangkan dengan bijak agar mencapai tujuan tersebut, namun dengan
tidak menzalimi hak-hak karyawan.
b. Denda atau sanksi keterlambatan berupa uang tunai
Ada juga perusahaan yang menerapkan sanksi keterlambatan di mana
karyawan harus “membayar” uang denda dengan jumlah yang disepakati jika
karyawan datang tidak tepat waktu ke kantor. Misalnya, sanksi Rp 10 ribu jika
karyawan terlambat lebih dari 10 menit.
Bedanya dengan denda keterlambatan di poin 1, denda semacam ini
nilainya di- “pukul rata” untuk semua karyawan – bahkan termasuk direksi!
Selain itu bedanya adalah denda potongan gaji uangnya kembali ke
perusahaan, sedangkan denda uang tunai bisa dikumpulkan untuk hal-hal
lain sesuai kesepakatan dengan karyawan. Misalnya, untuk “ngopi bareng” di
akhir bulan atau untuk donasi ke yayasan sosial.
.Menurut Perjanjian Bersama Karyawan PT. Mekar Armada Jaya, sanksi
yang dikenakan jika telambat adalah diberikan Surat Peringatan 1 (SP1). Hal
ini tercantum dalam pasal 21 ayat 4A-2 yang berbunyi : “Datang terlambat
sebanyak 4 kali dalam satu bulan tanpa alasan yang wajar”.
Dengan adanya aturan ini, karyawan PT. Mekar Armada Jaya harus
disiplin didalam menjalankan pekerjaan. Datang terlambat dalam hal ini tidak
hanya dating menuju kantor saja . namun harus tepat waktu dalam
menjalankan perkerjaan atau tepat dalam deadline.
2. Saya akan mematuhi peraturan perusahaan yang berlaku

Gambar 3.7 Ilustrasi Peraturan

Dalam hal ini, semua karyawan harus mematui peraturan yang disepakati
Bersama oleh karyawan dan perusahaan baik aturan perjanjian kerja
Bersama maupun aturan di dalam undang undang ketenagakerjaan.

3. Saya akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik


baiknya.
Gambar 3.8 Ilustrasi Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jwab dengan
Sebaik-baiknya

Bahwa dalam menjalankan komitmen Bersama karyawan PT. Mekar


Armada Jaya, karyawan PT. Mekar Armada Jaya dituntut menjalakan tugas
dengan sebaik baikya agar tercipta kinerja yang baik.

3.3 DAMPAK FILOSOSFI DAN KOMITMEN TERHADAP


PERUSAHAAN

Tujuan bisnis adalah untuk menciptakan laba dan mereka yang terlibat
dalam bisnis adalah manusia dengan tata nilai yang berbeda. Untuk
menselaraskan tujuan bisnis dengan tiap individu yang ada didalamnya,
setiap perusahaan harus memiliki filosofi yang menyajikan standar-standar
tanggapan pada permasalahan dengan senantiasa bertanya mengapa
perilaku-perilaku tertentu patut dikembangkan untuk lebih memantapkan cita
organisasi dan citra diri pribadi setiap karyawaannya.

Rumusan filosofi perusahaan, seringkali disebut kredo


perusahaan (company creed), biasanya menyertai atau tercantum dalam
rumusan misi. Pernyataan ini mencerminkan atau menjelaskan keyakinan
dasar, nilai, aspirasi, dan prioritas filosofis yang menjadikan komitmen para
pengambil keputusan strategic dalam memanajemeni perusahaan. 13

Untunglah filosofi satu perusahaan tidak banyak berbeda dengan filosofi


perusahaan lain. Para pemilik dan manajer secara implisit menerima
pedoman perilaku yang tidak tertulis tetapi berlaku umum yang mengarahkan
tindak – tanduk bisnis dan memungkinkan mereka mengatur diri sendiri
secara cukup leluasa. Sayangnya, rumusan filosofi perusahaan seringkali
begitu miripnya dan begitu menjemukan sehingga lebih mirip dengan
makalah untuk kepentingan humas ketimbang komitmen kepada nilai – nilai
yang mereka anut.

Terlepas dari kemiripan rumusan ini, niat baik dari para manajer
strategis untuk mengembangkannya tidak layak disambut secara sinis. Para
eksekutif perusahaan berusaha memberikan gambaran yang distinktif dan
akurat mengenai wawasan manajerial perusahaan.

Pengembangan filosofi organisasi harus diawali dengan suatu


rangkaian nilai dan keyakinan mendasar yang secara intern terpadu dan
terkait dengan lingkungan eksternal. Dengan pola pikir yang filosofis tersebut,
manajemen mengajak segenap karyawan untuk membangun perusahaan
yang kredibel dan operasional agar perusahaan terus bergerak maju.

Perusahaan atau organisasi adalah lembaga yang terdiri dari banyak


karyawan yang merupakan individu dari latar belakang yang berbeda baik
lingkungan, agama, pendidikan dsb. Perusahaan yang baik adalah
perusahaan yang memiliki filosofi perusahaan (corporate philosophy). Filosofi
perusahaan dapat menjadi sarana yang paling berguna untuk
mempersatukan kegiatan para karyawan melalui pengertian bersama akan

13Pearch, John A. Robinson, Richard B. 2007. Manajemen Strategis, Formulasi,


Implementasi, dan Pengendalian. Edisi 10, buku 1
goals and values14. Filosofi juga menjadi patokan yang dijadikan tolak ukur
organisasi dalam suatu badan ataupun perusahaan agar perusahaan
tersebut berjalan dengan baik dan benar. Dengan pola pikir filososfi setiap
individu mempunyai kesadaran beridentitas bahwa ia merupakan bagian dari
perusahaan.

Sejalan dengan penerapan-penerapan filososi perusahaan yang telah


disinggung di atas, filosofi New Armada Group sendiri bertujuan
mengarahkan kebijaksanaan perusahaan, bagaimana karyawan berbuat
sesuai dengan seperangkat kepercayaan yang dianut mengenai segala
sesuatu yang dikerjakan dalam perusahaan. Jika para karyawan tidak
mengetahui tujuan utama dari perusahaan atau nilai-nilai yang dimilikinya,
mereka bisa merasa tersesat dalam kehidupan kerja mereka sehari-hari.
Para karyawan tidak akan mampu bekerja secara efektif karena mereka tidak
benar-benar memahami makna dari apa yang mereka kerjakan. Dengan
memapankan pernyataan misi dan visi perusahaan, mereka bisa menghindari
isu-isu tersebut.

Sebagai contoh perusahaan yang tidak memiliki filosofi perusahaan


dampaknya pada karyawan akan menerima tugas berat dari atasan begitu
saja. Alasannya, kalau perintah tidak dilaksanakan atau mendebat
maka takut akan gajinya dipotong, takut diskors, nanti kalau dipecat
bagaimana? Lalu orang ini akan melaksanakan tugasnya dengan berat hati
dan terbebani. Dengan demikian, orang yang tidak berpikir kritis seperti ini
tidak akan membuat hidupnya lebih baik, bahkan dia tambah terpuruk
ditambah tidak ada filosofi yang dijadikan pegangan dan dijiwai.

Berbeda dengan perusahaan yang memiliki filosofi, setiap karyawan


tidak menerima tugas berat dari atasan begitu saja. Dia akan berpikir apa
14Setiyanti, Sri Wiranti. 2010. Filososfi, Budaya dan Visi Perusahaan sebagai Faktor
Pendukung Keberhasilan Perusahaan. Jurnal STIE Semarang, Vol.2, No.1
tujuan dari tugas tersebut, bagaimana tugas tersebut akan berpengaruh pada
kesuksesan karir dan perusahaan. Dia berpikir apakah ada cara yang dapat
membuat tugas tersebut selesai dengan efektif dan efisien. Dengan
berlandaskan dan menjiwai filosofi perusahaan, dia akan melihat perusahaan
sebagai hal yang dapat diutak-atik agar menjadi tempat yang indah dan
selalu berusaha meningkatkan mutu perusahaan.
Dari contoh diatas, terlihat bedanya kualitas karyawan suatu
perusahaan dengan atau adanya filosofi yang dimiliki oleh perusahaan.
Dengan adanya filosofi perusahaan, karyawan akan akan bekerja secara
optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan
waktunya untuk pekerjaanya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
New Armada Group sendiri memiliki filosofi perusahaan dimana filosofi
tersebut dituangkan dalam komitmen bersama PT. Mekar Armada Jaya.
Komitmen sendiri merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan
pada perusahaan dan proses berkelanjutan di mana karyawan
mengekspresikan perhatiannya terhadap perusahaan dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan.
Setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi, harus
mempunyai komitmen dalam bekerja karena apabila suatu perusahaan
karyawannya tidak mempunyai suatu komitmen dalam bekerja, maka tujuan
dari perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan tercapai. Namun
terkadang suatu perusahaan atau organisasi kurang memperhatikan
komitmen yang ada terhadap karyawannya, sehingga berdampak pada
penurunan kinerja terhadap karyawan ataupun loyalitas karyawan menjadi
berkurang.
Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah komitmen
itu dapat tumbuh dengan sendirinya? Komitmen sendiri adalah suatu janji
pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tanggungjawab
tindakan kita melakukan, menjalankan, memasukkan, mengerjakan.15
Dewasa ini ada kasus-kasus seperti pemogokan boleh jadi merupakan
indikasi komitmen karyawan yang rendah terhadap perusahaannya. Bahkan
aksi pemogokan karyawan cenderung meningkat secara drastis. Lebih parah
lagi aksi pemogokan kadang diikuti dengan aksi pengerusakan kantor dan
aset perusahaan, seperti yang dilakukan oleh sekitar 1000 orang buruh
pabrik tekstil P.T. Frans Brother Sejati di Tangerang 16 . Gejala lain seperti
pembajakan karyawan saat ini masih terus berlangsung meskipun tidak
secara besar-besaran. Juga kejadian tahun 1996, yaitu pengunduran diri
yang dilakukan oleh 15 bankir profesional dari Citibank dengan alasan mau
pindah kerja ke bank Papan Sejahtera17. Selain itu,
Hal yang menjadi permasalahan ini juga adalah tingkat kedisiplinan
dan kemangkiran yang merupakan tindakan yang paling sering dan berulang-
ulang dilakukan para pegawai pada jam kerja kantor. Kondisi seperti ini
memperlihatkan kurang adanya tanggung jawab dalam mengemban tugas
sebagai pegawai yang menjabat baik secara struktural maupun fungsional,
dimana berperan sebagai pengambil kebijakan dan keputusan di semua lini.
Kejadian-kejadian ini menunjukkan komitmen karyawan yang rendah
terhadap perusahaannya, karena dengan mudahnya karyawan dan manajer
berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lainnya dalam waktu
yang relatif singkat. Tenaga kerja yang berkomitmen rendah, menyebabkan
banyak perusahaan termasuk di Indonesia akan sulit untuk bersaing pada era
global dan liberal seperti sekarang ini. Guna mendapatkan solusi terutama
yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia dengan harapan
para pegawai tersebut memiliki kepuasan kerja tinggi serta komitmen yang

15 Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
16 Kompas. 1996
17 Bernas,1996
tinggi terhadap institusinya untuk saat sekarang dan dimasa yang akan
datang, maka perusahaan harus mampu membina tenaga tenaga kerja yang
berkomitmen tinggi. Untuk membina tenaga kerja yang berkomitmen tinggi
terhadap organisasi harus diketahui apa itu sebenarnya komitmen dan faktor-
faktor yang berperan dalam pembentukan komitmen terhadap organisasi.
Pada prakteknya, di keseharian PT. Mekar Armada Jaya sendiri,
membiasakan untuk membacakan komitmen perusahaan secara bersama-
sama di dalam briefing pagi (asakai) . Komitmen akan tumbuh jika dalam
keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan sebuah
kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Komitmen mengandung unsur
kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan janji kita tidak hanya
pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus sampai selesai.
Hal ini didukung oleh majalah Human Capital yang menyebutkan komitmen
itu dimulai dengan kata, dan mewujudkannya dengan menjalankan kata
tersebut. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan yang membuat
komitmen. Jadilah “walk the talk”, melakukan apa yang di katakan.18 Pastikan
perusahaan tidak menjanjikan sesuatu yang karyawan sudah tahu pasti tidak
mungkin dapat tepati. Orang sejati selalu menepati apapun yang
diucapkannya. Inilah awal mula munculnya rasa percaya pada diri sendiri dan
dari orang lain.
Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan suatu
komitmen seorang karyawan dapat menjadi lebih bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya dibanding dengan karyawan yang tidak mempunyai
komitmen. Biasanya karyawan yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja
secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan
waktunya untuk pekerjaanya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

18 Human Capital Magazine. Edisi 72. 2010


Komitmen Bersama PT. Mekar Armada Jaya yang dibacakan pada
saat asakai sendiri pasti menginginkan karyawan yang mempunyai ciri-ciri
sikap komitmen seperti:
1. Adanya keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan
organisasi dan nilai-nilai organisasi.

2. Adanya kesediaan untuk berusaha semaksimal mungkin demi


organisasi.

3. Adanya keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan


dalam organisasi19

Untuk lebih dalam memahami, karyawan yang berkomitmen dapat


dilihat dari komponen-komponen seperti:

1. Affective commitment, yaitu komitmen sebagai keterikatan afektif atau


psikologis karyawan terhadap pekerjaannya. Komitmen afektif berkaitan
erat dengan keterikatan emosional, identifikasi, dan keterlibatan
karyawan dalam pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan
bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya atau
karena keinginannya sendiri.

2. Continuance commitment, mengarah pada perhitungan untung-rugi


dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap
mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen
disini dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan
meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan
bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya.
19 Robbin, Steven. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat : Jakarta
3. Normative commitment, yaitu komitmen sebagai kewajiban untuk
bertahan dalam pekerjaan. Komitmen ini menyebabkan karyawan
bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk
melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang
benar dan berkaitan dengan masalah moral.20

3.4 KESIMPULAN

Perkembangan PT. Mekar Armada Jaya hingga saat ini tentunya tidak
terlepas dari pengaruh kerja keras dan dedikasi seorang pendiri David
Herman Jaya yang mampu menterjemahkan nilai-nilai dari Filosofi dan
komitmen PT. Mekar Armada Jaya untuk dapat diterapkan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari budaya kerja di PT. Mekar Armada Jaya.

Penerapan atas nilai komitmen dan filosofi yang berlaku di PT. Mekar
Armada Jaya hingga sampai saat ini telah berlaku dan diterapkan oleh
pendiri dalam menjalankan setiap aktivitas bisnisnya di PT. Mekar Armada
Jaya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap setiap karyawan dalam
menjalankan aktivitas kerjanya sehari-hari.

20
Allen, N.J. & Meyer, John P. (1990). The Measurement And Antecedents Of Affective,
Normative and Continuance Commitment To The Organization. Journal of Occuotional
Psychology. 63, 1-18
Gambar 3.9 Ilustrasi Pembacaan Komitmen Bersama dan PT Mekar Armada
Jaya dan Filosofi New Armada Gropup pada Saat Asakai

Pada prakteknya, di keseharian PT. Mekar Armada Jaya sendiri,


membiasakan untuk membacakan Komitmen Bersama PT. Mekar Armada
Jaya dan Filosofi New Armada Group secara bersama-sama di dalam
briefing pagi (asakai). Pembiasaan membacakan komitmen dan filosofi akan
tumbuh jika dalam keseharian diungkapkan dalam perkataan yang
menyatakan sebuah kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Komitmen
mengandung unsur kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan
janji kita tidak hanya pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus
menerus selama kita masih menjadi bagian dari perusahaan ini.
Pada praktek tersebut diharapkan kualitas karyawan suatu
perusahaan dengan atau adanya filosofi yang dimiliki oleh perusahaan.
Dengan adanya filosofi perusahaan, karyawan akan akan bekerja secara
optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan
waktunya untuk pekerjaanya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Hal ini merupakan tantangan bagi
perusahaan yang membuat komitmen. Jadilah “walk the talk”, melakukan apa
yang di katakan

Anda mungkin juga menyukai