BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan PT. Mekar Armada Jaya hingga saat ini tentunya tidak
terlepas dari pengaruh kerja keras dan dedikasi seorang pendiri David
Herman Jaya yang mampu menterjemahkan nilai-nilai dari Filosofi dan
komitmen PT. Mekar Armada Jaya untuk dapat diterapkan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari budaya kerja di PT. Mekar Armada Jaya.
Penerapan atas nilai Filosofi dan komitmen yang berlaku di PT. Mekar
Armada Jaya hingga sampai saat ini telah berlaku dan diterapkan oleh
pendiri dalam menjalankan setiap aktivitas bisnisnya di PT. Mekar Armada
Jaya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap setiap karyawan dalam
menjalankan aktivitas kerjanya sehari-hari.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI KOMITMEN ORGANISASI
2
http://repository.unpas.ac.id/27931/3/BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf
3
Sutrinso Edy, 2010, Budaya Organisasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Hal. 292.
seseorang yang kemudiaan diwujudkan dengan suatu tindakan agar
tercapainya suatu tujuaan yang hendak di capai atau dicita-citakan organisasi
dalam hal ini perusahaan.
Kata filsafat berasal dari kata philosophia, yang terdiri dari kata
philein yang berarti cinta dan sophos yang berarti hikmah atau
kebijaksanaan. Dengan demikian, philosophia berarti cinta akan
kebijaksanaan. Orang yang bijak dianggap selalu berpikir atau
merenung secara mendalam. Jadi filsafat adalah perenungan (refleksi)
sedalam-dalamnya sampai pada akar-akarnya (radikal) mengenai
segala sesuatu, mencari hakikat segala yang ada, sebabnya, serta
asalnya dalam sifatnya yang umum (uberhaupt). 4
4
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, 2012, h. 66.
menekankan bahwa di dalam filosofi menjabarkan misi perusahaan
yang mencakup maksud, tujuan, dan ruang lingkup kegiatan
perusahaan. Misi tersebut harus dimengerti dan dihayati oleh seluruh
karyawan perusahaan, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan operasiona5
5
Suryadi, Achmad & Rosyidi, Hamim. 2013. Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Analisis Faktor
Budaya Perusahaan. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 04, No. 02, 166-180
6
Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rajawali, 2003, hlm 34.
persekutuan, badan hukum atau badan lainnya dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk apa pun. Penegasan imbalan dalam bentuk
apa pun ini perlu karena selama ini upah selalu identik dengan uang,
padahal ada pula pekerja/buruh yang menerima imbalan dalam bentuk
barang.7
Bahwa selain dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan definisi
Pekerja dalam PT. Mekar Armada Jaya juga telah diatur dalam Perjanjiaan
Kerja Bersama (PKB). secara konsep istilah pekerja dalam UU
Ketenagakaerjaan dikenal dengan sebutan istilah karayawan dalam
Perjanjiaan Kerja Bersama (PKB).
Aturan hukum yang mengatur tentang karyawan dalam Perjanjiaan
Kerja Bersama (PKB) telah diatur dalam Pasal 1 angka 6 yang disebutkan
sebagai berikut : “Karyawan adalah Tenaga Kerja yang berdasarkan
prosedur dan keputusan resmi seperti yang ditetapkan oleh manajemen
perusahaan telah menerima dan melaksanakan tugas perusahaan serta
menjadi angggota serikat pekerja.
Berdasarkan pengertiaan tersebut diatas maka definisi dari Pekerja PT.
Mekar Armada Jaya menurut penulis adalah pekerja yang berdasarkan
suatu hubungan kerja terikat dengan perjanjiaan kerja telah diterima
sesuai prosedur dan keputusan resmi yang ditetapkan oleh Perusahaan
dalam hal ini PT. Mekar Armada Jaya untuk melaksanakan tugas
pekerjaan di PT. Mekar Armada Jaya.
7
Ibid hal. 35.
mestinya untuk mencapai tujuaan perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnis.
9H. Man. S. Sastrawijaya dan Rai Mantili, 2008, Perseroan Terbatas menurut Tiga Undang-
undang, Bandung, Alumni, Halaman 7.
Selain itu perlu juga memperhatikan pengertian yang disampaikan oleh
Abdulkadir Muhammad mengenai Perseraon Terbatas yang dinyatakan
sebagai berikut: Istilah perseroan menunjuk pada cara penentuan modal dan
terbatas menunjuk pada batas tanggung jawab sekutu. Perseroan terbatas
adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham,dan
tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang
dimilikinya.10
10Muhammad, Abdulkadir, 2002, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti.hal. 69
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 FILOSOFI NEW ARMADA GROUP
3.1.1 Kepuasan Konsumen Adalah Komitmen Kami
e. Biaya
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau
jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.
Pengukuran terhadap kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap usaha hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat member
umpan balik dan masukan bagi keperluan
Pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan
konsumen. Pada prinsipnya kepuasan konsumen dapat diukur dengan
berbagai metode. Menurut Kotler yang dikutip oleh Fandy Djiptono (2001: 34-
35), perusahaan dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Sitem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berwawasan pelanggan akan memudahkan
pelanggannya memberikan saran dan keluhan. Dalam perusahaan
hendaknya disediakan formulir yang isinya tentang apa yang disukai dan
tidak disukai pelanggan. Dapat juga dengan menyediakan kotak saran atau
bahkan nomor telepon bebas pulsa yang nantinya akan dapat menampung
segala keluhan dari pelanggan. Arus informasi ini memberikan banyak
gagasan dan memungkinkan perusahaan untuk bertindak cepat guna
menyelesaikan masalah yang terjadi .
b. Survei Kepuasan Konsumen
Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan konsumen dengan
mengadakan survei berkala. Perusahaan mengirinkan daftar pertanyaan atau
menelpon sekelompok sampel acak dari pembeli terbaru mereka untuk
mengetahui penilaian mereka terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan,
misalnya: Menanyakan puas dan tidak puas, harapan pelanggan tentang
suatu atribut, masalahmasalah yang dihadapi pelanggan, saran dari
pelanggan untuk perbaikan kinerja perusahaan, ranking berbagai elemen
dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen.
Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama PT. Mekar Armada Jaya dan
Group bahwa kepuasaan konsumen adalah komitmen kami terdiri dari :
a. Pelanggan kami adalah Pelanngan ekternal dan pelaggan internal
termasuk pemilik, atasan ataupun sesame karyawan.
b. Tidak menerima , membuat dan meneruskan kesalahan
c. Tidak menyimpang dari prosedur
d. Tidak merubah atau mengganti spesifikasi
e. Tidak melanggar aturan.
3.1.2 Proaktif, Kepedulian dan Komunikasi yang Baik adalah Kebiasaan
Kami
11
Eaton, Adrianne E., Michael E. Gordon and Jeffrey H. Keefe. 1992. The Impact of Quality of Work
Life Programs and Grievance System Effectiveness on Union Commitment. Industrial and Labour
Relations Review. Singapore.
Komitmen terhadap organisasional menunjuk pada peng identifikasian tujuan
karyawan dengan tujuan organisasi, kemauan untuk mengerahkan segala
upaya kepentingan organisasi dan keterikatan untuk tetap menjadi bagian
organisasi. 12
Berikut ini 2 praktik yang cukup umum kami temui untuk menangani
keterlambatan karyawan:
a. Denda atau sanksi keterlambatan berupa potongan gaji
Tidak jarang kami menemui perusahaan yang menerapkan sanksi
potongan gaji jika karyawan datang tidak tepat waktu. Misalnya, jika
karyawan terlambat maksimal 15 menit dari jam kerja yang telah
disepakati, maka perusahaan menerapkan potongan gaji 20% dari
tunjangan tergantung kehadiran (misal: tunjangan makan atau tunjangan
transportasi), sedangkan jika karyawan terlambat lebih dari 15 menit
maka tunjangan tergantung kehadiran karyawan tersebut dipotong 100%.
Dengan kata lain, karyawan sama sekali tidak memperoleh tunjangan
kehadiran di hari tersebut gara-gara ia datang terlambat.
Hal-hal yang harus diperhatikan jika perusahaan menerapkan denda
keterlambatan berupa potongan gaji adalah:
Potongan gaji hanya boleh diterapkan dari tunjangan variabel kehadiran,
bukan dari gaji pokok dan/atau tunjangan tetap. Sesuai definisi dan
prinsipnya, gaji pokok dan tunjangan tetap tidak dikaitkan dengan kehadiran
pekerja maupun pencapaian prestasi kerja tertentu (lihat penjelasan pasal 94
UU No. 13/2003) sehingga secara hukum tetap harus dibayarkan selama
karyawan tersebut masih bekerja di perusahaan yang bersangkutan —
meskipun karyawan tersebut sering datang terlambat!
Potongan gaji diterapkan dengan tujuan memberi efek jera bagi
karyawan yang datang tidak waktu. Karenanya besar potongan harus
dipertimbangkan dengan bijak agar mencapai tujuan tersebut, namun dengan
tidak menzalimi hak-hak karyawan.
b. Denda atau sanksi keterlambatan berupa uang tunai
Ada juga perusahaan yang menerapkan sanksi keterlambatan di mana
karyawan harus “membayar” uang denda dengan jumlah yang disepakati jika
karyawan datang tidak tepat waktu ke kantor. Misalnya, sanksi Rp 10 ribu jika
karyawan terlambat lebih dari 10 menit.
Bedanya dengan denda keterlambatan di poin 1, denda semacam ini
nilainya di- “pukul rata” untuk semua karyawan – bahkan termasuk direksi!
Selain itu bedanya adalah denda potongan gaji uangnya kembali ke
perusahaan, sedangkan denda uang tunai bisa dikumpulkan untuk hal-hal
lain sesuai kesepakatan dengan karyawan. Misalnya, untuk “ngopi bareng” di
akhir bulan atau untuk donasi ke yayasan sosial.
.Menurut Perjanjian Bersama Karyawan PT. Mekar Armada Jaya, sanksi
yang dikenakan jika telambat adalah diberikan Surat Peringatan 1 (SP1). Hal
ini tercantum dalam pasal 21 ayat 4A-2 yang berbunyi : “Datang terlambat
sebanyak 4 kali dalam satu bulan tanpa alasan yang wajar”.
Dengan adanya aturan ini, karyawan PT. Mekar Armada Jaya harus
disiplin didalam menjalankan pekerjaan. Datang terlambat dalam hal ini tidak
hanya dating menuju kantor saja . namun harus tepat waktu dalam
menjalankan perkerjaan atau tepat dalam deadline.
2. Saya akan mematuhi peraturan perusahaan yang berlaku
Dalam hal ini, semua karyawan harus mematui peraturan yang disepakati
Bersama oleh karyawan dan perusahaan baik aturan perjanjian kerja
Bersama maupun aturan di dalam undang undang ketenagakerjaan.
Tujuan bisnis adalah untuk menciptakan laba dan mereka yang terlibat
dalam bisnis adalah manusia dengan tata nilai yang berbeda. Untuk
menselaraskan tujuan bisnis dengan tiap individu yang ada didalamnya,
setiap perusahaan harus memiliki filosofi yang menyajikan standar-standar
tanggapan pada permasalahan dengan senantiasa bertanya mengapa
perilaku-perilaku tertentu patut dikembangkan untuk lebih memantapkan cita
organisasi dan citra diri pribadi setiap karyawaannya.
Terlepas dari kemiripan rumusan ini, niat baik dari para manajer
strategis untuk mengembangkannya tidak layak disambut secara sinis. Para
eksekutif perusahaan berusaha memberikan gambaran yang distinktif dan
akurat mengenai wawasan manajerial perusahaan.
15 Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
16 Kompas. 1996
17 Bernas,1996
tinggi terhadap institusinya untuk saat sekarang dan dimasa yang akan
datang, maka perusahaan harus mampu membina tenaga tenaga kerja yang
berkomitmen tinggi. Untuk membina tenaga kerja yang berkomitmen tinggi
terhadap organisasi harus diketahui apa itu sebenarnya komitmen dan faktor-
faktor yang berperan dalam pembentukan komitmen terhadap organisasi.
Pada prakteknya, di keseharian PT. Mekar Armada Jaya sendiri,
membiasakan untuk membacakan komitmen perusahaan secara bersama-
sama di dalam briefing pagi (asakai) . Komitmen akan tumbuh jika dalam
keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan sebuah
kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Komitmen mengandung unsur
kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan janji kita tidak hanya
pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus sampai selesai.
Hal ini didukung oleh majalah Human Capital yang menyebutkan komitmen
itu dimulai dengan kata, dan mewujudkannya dengan menjalankan kata
tersebut. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan yang membuat
komitmen. Jadilah “walk the talk”, melakukan apa yang di katakan.18 Pastikan
perusahaan tidak menjanjikan sesuatu yang karyawan sudah tahu pasti tidak
mungkin dapat tepati. Orang sejati selalu menepati apapun yang
diucapkannya. Inilah awal mula munculnya rasa percaya pada diri sendiri dan
dari orang lain.
Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan suatu
komitmen seorang karyawan dapat menjadi lebih bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya dibanding dengan karyawan yang tidak mempunyai
komitmen. Biasanya karyawan yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja
secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan
waktunya untuk pekerjaanya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
3.4 KESIMPULAN
Perkembangan PT. Mekar Armada Jaya hingga saat ini tentunya tidak
terlepas dari pengaruh kerja keras dan dedikasi seorang pendiri David
Herman Jaya yang mampu menterjemahkan nilai-nilai dari Filosofi dan
komitmen PT. Mekar Armada Jaya untuk dapat diterapkan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari budaya kerja di PT. Mekar Armada Jaya.
Penerapan atas nilai komitmen dan filosofi yang berlaku di PT. Mekar
Armada Jaya hingga sampai saat ini telah berlaku dan diterapkan oleh
pendiri dalam menjalankan setiap aktivitas bisnisnya di PT. Mekar Armada
Jaya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap setiap karyawan dalam
menjalankan aktivitas kerjanya sehari-hari.
20
Allen, N.J. & Meyer, John P. (1990). The Measurement And Antecedents Of Affective,
Normative and Continuance Commitment To The Organization. Journal of Occuotional
Psychology. 63, 1-18
Gambar 3.9 Ilustrasi Pembacaan Komitmen Bersama dan PT Mekar Armada
Jaya dan Filosofi New Armada Gropup pada Saat Asakai