Anda di halaman 1dari 3

Nama : Varida Henemia Pakpahan

Nim : 22115010
Kelas : Pengantar Geologi Tata Lingkungan RB

 SUMBER DAYA MINERAL (BATU BARA)

Mineral adalah persenyawaan kimia asli yang terbentuk di alam, dimana biasanya padat,
anorganik dan bersifat homogen.berdasarkan sifat khususnya, mineral digolongkan menjadi 3
yakni:
1. Golongan A : Merupakan golongan mineral yang bersifat strategis, sehingga
pengelolaannya dilakukan oleh Negara atau oleh Pemerintah. Yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah minyak bumi, gas alam, bitumen cair, antransit, batubara, uranium,
radium dan mineral radioaktif lainnya
2. Golongan B : Merupakan golongan mineral yang banyak digunakan untuk
kepentingan industry atau sering disebut sebagai mineral vital. Kelompok mineral ini
meliputi besi, manggan, emas, perak, dan sebagainya
3. Golongan C : Merupakan golongan mineral yang pengelolaanya dapat dilakukan
masyarakat, swasta dan Negara. Yang masuk kedalam golongan ini antara lain gypsum,
zeolite, batu gamping, batu pasir, dll.
Selain itu, terdepat beberapa mineral yang berbeda, dimana masing-masing mineral
memiliki sifat fisik tersendiri yang unik. Sifat fisik mineral seperti warna, cerat, kekerasan, kilau,
berat jenis, belahan, pecahan, derajad magnetik, kelarutan dan masih banyak lagi sifat fisik yang
lainnya. Sifat-sifat fisik mineral berguna untuk mengidentifikasi mineral, namun yang lebih
penting bahwa sifat fisik menentukan penggunaan mineral pada sektor industri tertentu, sebagai
contoh Mineral Emas.
Mineral Emas, sangat cocok untuk digunakan sebagai perhiasan. Emas dapat dengan
mudah dibentuk menjadi berbagai bentuk perhiasan. Emas memiliki warna kuning yang indah
dipandang mata. Emas memiliki kilau terang, dan berat jenis yang lebih tinggi. Logam lain selain
emas dapat digunakan untuk membuat perhiasan, tetapi sifat ini membuat emas lebih
difavoritkan. Beberapa orang mungkin menganggap kelangkaannya menjadi nilai tambah emas
untuk dijadikan perhiasan yang dapat diinvestasikan. Emas terbentuk dari proses magmatisme
atau pengendapan di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
yaitu kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air panas (hydrothermal) atau fluida lainnya.
Di Indonesia, pengembangan mineral emas sendiri dilakukan untuk kepentingan industry
melalui aktivitas-aktivitas pertambangan. Akibat dari nilai manfaat emas yang sangat tinggi,
banyak perusahaan-perusahaan bahkan pihak-pihak yang tidak memiliki izin melakukan
pertambangan yang memberikan dampak negative terhadap lingkungan. Tambang emas baik
yang dikelola oleh pemerintah dan perusahaan asing mapun yang ditambang secara liar oleh
masyarakat selalu menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan yang digunakan selain
menggangu dan merusak ekosistem dapat pula menggangu kesehatan manusia sendiri.
Salah satu bahan yang digunakan adalah raksa. Raksa yang digunakan dapat langsung
masuk ke dalam air sehingga ikut terbawa arus. Raksa yang terbawa arus sukar terurai sehingga
dapat membentuk senyawaan baru. Senyawa yang terbentuk dari raksa baik berupa senyawa
organik maupun anorganik yang dapat diserap oleh mikroorganisme-mikroorganisme yang ada
di dalam air. Senyawaan raksa yang diserap oleh mikroorganisme ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme sehingga dalam tubuhnya tetap sebagai senyawaan raksa. Akibatnya senyawaan
ini dapat masuk ke dalam rantai makanan, jika mikroorganisme ini dimakan oleh ikan maka
senyawaan ini akan masuk pula ke dalam tubuhnya. Masuknya senyawaan ini akhirnya akan
masuk kemudian mengendap di dalam tubuh, jika manusia mengkonsumsi ikan yang telah
dikontaminasi oleh senyawaan raksa ini. Oleh karena itu, sangat diperlukan pengawasan dari
pemerintah terkait penambangan emas. Selain itu diperlukan ketegasan dari kebijakan yang telah
diterbitkan oleh pihak pemerintah dalam mengatur hal tersebut.

 SUMBER ENERGI PANAS BUMI


Energi merupakan sumber kehidupan, jika energi habis maka kehidupan akan musnah.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia maka kebutuhan akan energi
semakin meningkat. Kebutuhan energi yang tidak diiringi dengan peningkatan produksi energi
akan menyebabkan Indonesia mengalami krisis energi. Saat ini sumber utama energi yang
digunakan berasal bahan bakar fosil (bensin, minyak tanah, solar dll). Pembentukan bahan bakar
fosil membutuhkan waktu hingga ratusan juta tahun sehingga dibandingkan dengan jangka
waktu hidup manusia yang hanya 70 tahun maka bahan bakar ini merupakan sumber energi yang
tak terbarukan (non renewable resources). Untuk dapat memenuhi kebutuhan energi di masa
mendatang pemerintah Indonesia mengembangkan sumber-sumber alternatif diluar bahan bakar
fosil. Salah satu energi alternatif yang telah dikembangkan di Indonesia adalah energi panas
bumi.
Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang terkandung di dalam bumi Indonesia
sendiri, sehingga tidak perlu dibeli dan tidak perlu khawatir akan habisnya cadangan energi
tersebut. Potensi energi panas bumi yang besar ini patut disyukuri, namun kenyataannya
pembangunan dalam rangka eksplorasi, eksploitasi dan pemanfaatan energi panas bumi dapat
memberikan dampak negative terhadap lingkungan di sekitar kawasan tersebut. Adapun dampak
tersebut, antara lain: berkurangnya sumber mata air; kerusakan lahan pertanian; dan dapat
merusak hutan lindung menjadi gundul yang kemudian dapat menyebabkan erosi. Untuk
mengatasi dampak tersebut, sebelum memanfaatkan panas bumi hendaknya perlu
memperhatikan aspek keberlanjutan ekosistem, agar risiko yang diperkirakan dapat diatasi serta
penegasan peran pemerintah melalui kebijakan yang diterbitkan mengenai pengelolaan sumber
energy panas bumi.

Anda mungkin juga menyukai