Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

MATAKULIAH GEOLOGI EKONOMI

“PERAN GOLOGI EKONOMI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA, PERAN GOLOGI BAGI


PERADABAN DAN PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI TANTANGAN TERBESAR DUNIA
DIMASA MENDATANG “

OLEH :
ABUDZAR ALGIFARI
D061211091

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi ekonomi dipelajari dan dilaksanakan oleh para ahli geologi,

walaupun demikian hal ini juga menjadi perhatian penting untuk para bankir

investasi, analis saham dan pekerja lainnya seperti teknisi, ilmuwan dan

konservator lingkungan dikarenakan akibat jangka panjang industri pengolahan

terhadap masyarakat, perekonomian dan lingkungan. Termasuk juga didalamnya

geowisata, yang merupakan bagian dari ilmu geologi yang mengekploitasi

panorama keindahan alam yang dikarenakan proses-proses geologi,seperti proses

erosi ,patahan maopun pelarutan,contohnya, panorama goa kapur,air terjun dan

lain lain

Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata",

"alasan"]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur,

sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Tanpa kita sadari dalam

kehidupan keseharian kita hampir semuanya berhubungn dengan bumi. walaupun

salah satu sumber energi bumi adalah matahari. akan tetapi manusia tetap

bergantung kepada energi yang dihasilkan oleh bumi seperti minyak yang berasal

dari karbon, energi nuklir yang terubah dari uranium, energi listrik dari angin

ataupun air. Ilmu geologi membuat semuanya menjadi lebih sederhana seperti

bagaimana minyak bumi di ekstrak dan lebih bernilai ekonomis serta menekan

dampak terkecil terhadap lingkungan. Mempelajari bagaimana kita menemukan

air untuk kehidupan manusia, serta mengurangi dampak dari kekurangan air.
Geologi ekonomi berhubungan dengan material bumi yang dapat digunakan

untuk tujuan ekonomi dan/atau industri. Material tersebut mencakup logam

mulia dan logam murni, mineral non logam, batu untuk konstruksi,

mineral minyak bumi, batubara, dan air. Istilah ini umumnya mengacu pada

endapan mineral logam dan sumber mineral. Teknik yang digunakan oleh disiplin

ilmu kebumian lainnya (seperti geokimia, mineralogi, geofisika, dan geologi

struktur) dapat seluruhnya digunakan untuk mengerti, mencari, dan memanfaatkan

suatu endapan bijih.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu:

1.) Apa peran geologi ekonomi bagi kehidupan manusia?

2.) Apa peran geologi bagi peradaban?

3.) Apa pengaruh perubahan iklim bagi dunia dimasa mendatang?

1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kuliah geologi

ekonomi dan menambah wawasan dari penulis serta pembaca.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Geologi Ekonomi

Kebutuhan umat manusia akan mineral semakin lama semakin meningkat dan

bertambah banyak baik dalam jumlah maupun macam atau jenisnya. Hal ini

disebabkan oleh kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru dalam

berbagai industri yang banyak memerlukan bahan baku mineral. Ilmu yang

mempelajari dan membahas mengenai mineral baik yang bersifat logam maupun

non logam serta batuan dan asosiasinya didalam kulit bumi beserta cara terjadi

dan penyebarannya disebut ilmu Geologi Ekonomi. Penyebaran mineral dan

batuan tersebut menyangkut mengenai tempat terdapatnya, bentuk, ukuran, mutu,

jumlah dan control geologinya.

2.1.1 Mineral dan Bijih

Proses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan

jebakan mineral. Yang dimaksud dengan jebakan mineraladalah endapan bahan-

bahan atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang

mempunyai arti ekonomis (berguna dan mengguntungkan bagi kepentingan umat

manusia).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan

dalam arti ekonomis adalah :

1.) Bentuk jebakan

2.) Besar dan volume cadangan

3.) Kadar

4.) Lokasi geografis

5.) Biaya pengolahannya

Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat

didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsure logam dan

mineral saja yang mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh proses

dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosentase unsur – unsur dan

mineral-mineral tersebut dapat bertambah banyak pada bagian tertentu karena

Proses Pengayaan, bahkan pada suatu waktu dapat terbentuk endapan mineral

yang mempunyai nilai ekonomis.

Proses pengayaan ini dapat disebabkan oleh:

1.) Proses pelapukan dan transportasi

2.) Proses ubahan karena pengaruh larutan sisa magma

Proses pengayaan tersebut dapat terjadi pada kondisi geologi dan

persyaratan tertentu. Kadar minimum logam yang mempunyai arti ekonomis

nilainya jauh lebih besar daripada kadar rata-ratadalam kulit bumi. Faktor

perkalian yang bisa memperbesar kadar mineral yang kecil sehingga bisa
menghasilkan kadar minimum ekonomis yang disebut faktor pengayaan (”

Enrichment Factor” atau ”Concentration Factor”).

Dari sejumlah unsur atau mineral yang terdapat didalam kulit bumi, ternyata

hanya beberapa unsur atau mineral saja yang berbentuk unsur atau elemen tunggal

(”native element”). Sebagian besar merupakan persenyawaan unsur-unsur daaan

membentuk mineral atau asosiasi mineral.

Mineral yang mengandung satu jenis logam atau beberapa asosiasi logam

disebut mineral logam (Metallic mineral). Apabila kandungan logamnya trelatif

besar dan terikat secara kimia dengan unsur lain maka mineral tersebut disebut

Mineral Bijih (ore mineral). Yang disebut bijih/ore adalah material/batuan yang

terdiri dari gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam)

yang dapat diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang

diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila yang bisa

diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore.

Mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak

menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang.

Kadang-kadang apabila terdapatkan dalam jumlah yang cukup banyak bisa

dimanfaatkan sebagai hasil sampingan (”by-product’), misalnya mineral kuarsa,

fluorit, garnet dan lain-lain. Mineral non logam tersebut disebut ”gangue mineral”

apabila terdapat bersama-sama mineral logam didalam suatu batuan. Apabila

terdapat didalam endapan non logam yang ekonomis, disebut sebagai ’waste

mineral”.
Yang termasuk golongan endapan mineral non logam adalah material-

material berupa padat, cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk

mineral, batuan, persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh

endapan ini adalah mika, batuan granit, batubara, minyak dan gas bumi, halit dan

lain-lain.

Kadar (prosentase) rata-rata minimum ekonomis suatu logam didalam bijih

disebut ”cut off grade”. Kandungan logam yang terpadat didalam suatu bijih

disebut ”tenor off ore”. Karena kemajuan teknologi, khususnya didalam cara-cara

pemisahan logam, sering menyebabkan mineral atau batuan yang pada mulanya

tidak bernilai ekonomis bisa menjadi mineral bijih atau bijih yang ekonomis.

Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat didalam satu macam mineral saja,

tetapi juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral. Misalnya logam Cu bisa

terdapat pada mineral kalkosit, bornit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis

mineral tertentu sering dapat mengandung lebih dari satu jenis logam. Misalnya

mineral Pentlandit mengandung logam nikel dan besi. Mineral wolframit

mengandung unsur-unsur logam Ti, Mn dan Fe. Keadaan tersebut disebabkan

karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan

tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula, hal itu erat hubungannya dengan

proses kejadian (genesa) mineral bijih.

Berikut ini macam-macam mineral bijih:


1. Argentit

Argentit adalah suatu mineral yang sering disamakan dengan acanthite.

Argentit dan acanthite memiliki chemistry yang sama, Ag2S, namun strukturnya

berbeda. Argentit mempunyai struktur isometrik yang hanya stabil pada suhu di

atas 173 derajat Celcius. Jika pendinginan mencair, akan membentuk kristal

isometrik menyerupai kubus. Argentit mengubah struktur isometrik terhadap

struktur setelah pendinginan di bawah 173 derajat Celcius.

2. Asbes

Asbes adalah macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan menjadi serabut

yang fleksibel. Komposisi asbes tergolong menjadi dua golongan, yaitu serpentin

dan amfibol. Golongan serpentin yaitu mineral krisotil yang merupakan

hidroksida magnnesium silikat. Sedangkan golongan amfibol yaitu mineral

krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.

3. Bauksit

Bauksit memiliki mineral dengan susunan dari oksida alumunium, yaitu

mineral buhmit (A12O3H2O) dan mineral gibsit A1(OH)3. Bijih bauksit terdapat

di  daerah tropika dan subtropika yang memungkinkan pelapukan dengan sangat

kuat. Bauksit ini terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar A1 nisbi

tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa. Batuan tersebut berasal dari batuan

beku, batuan serpih, dan batuan lempung.

4. Barit

Barit merupakan mineral yang terdiri dari barium sulfat. Barit umumnya

berwana putih atau tidak berwarna, dan merupakan sumber utama dari barium.
Barit tergolong menjadi 4 kelompok, yaitu baryte, celestine, anglesite dan

anhidrit. Kebanyakan barit adalah tanah untuk ukuran kecil seragam sebelum

digunakan sebagai extender atau filler, produksi industri, atau agen bobot dalam

minyak bumi. Barit terjadi pada beberapa besar lingkungan pengendapan dan

diendapkan melalui sejumlah proses biogenik seperti penguapan, hidrotermal.

Pada umumnya, barit terjadi pada timbal-seng pembuluh darah di batu gamping,

deposito air panas, dan bijih hematit.

5. Belerang

Belerang atau sulfur adalah suatu mineral yang dihasilkan melalui proses

vulkanisme. Sifat dari jenis mineral ini yaitu, kristal belerang berwarna kuning,

kuning kegelapan, dan kehitaman akibat pengaruh unsur pengotornya.  Belerang

mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah dan anilin (pengantar

listrik yang buruk). Kegunaan dari belerang sendiri yaitu untuk industri pupuk,

cat, plastik, kertas, bahan sintetis, karet, ban, pengolahan minyak bumi, dll.

6. Bentonit

Istilah lain dari bentonit yaitu lempung. Lempung tersebut mengandung

monmorillonit dalam dunia perdagangan dan merupakan kelompok dioktohedral.

Bentonit dapat digolongkan menjadi 2 berdasarkan kandungan alumunium silikat

hydrous, yaitu activated clay dan fuller earth. Activated clay adalah lempung yang

memiliki sedikit daya pemucat, namun daya pemucat tersebut dapat ditingkatkan

melalui pengolahan tertentu.


7. Dolomit

Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat. Mineral dolomit murni

mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4%

CaO. Di alam, jarang ditemukannya dolomit yang murni, karena umumnya

mineral itu selalu bersama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit, dan

lempung. Di dalam mineral dolomit juga terdapat pengotor, terutama ion besi.

Bentuk dari dolomit itu sendiri yaitu bewarna putih keabu-abuan atau  kebiru-

biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batu gamping. Butirannya halus hingga

kasar dan bersifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.

8. Emas

Emas termasuk logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa.

Kekerasannya sekitar 2,5-3 skala Mohs, dan berat jenisnya tergantung pada jenis

dan kandungan logam lainnya.  Mineral yang membawa emas biasanya

berasosiasi dengan mineral ikutan. Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa,

turmalin, karbonat, flourpar dan beberapa mineral non logam. Mineral pembawa

emas tersebut terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida dan senyawa emas

dengan unsur belerang, antimon dan selenium. Endapan mineral emas yang

terdapat di Indonesia berada di daerah seperti Pulau Sumatera, Kepulauan Riau,

Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan

Papua.

9. Fosfat

Fosfat adalah suatu batuan beku (apatit) atau sedimen yang mengandung

fosfor ekonomis. Umumnya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone


phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL). Fosfat apatit merupakan

fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat pada mineral apatit

(Ca10(PO4)6.F2) yang mana terbentuk selama proses pembekuan magma.

Terkadang, endapat fosfat juga berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks,

terutama karbonit kompleks dan sienit.

10. Bijih Besi (Fe)

Bijih besi terdiri dari oksigen  dan atom besi yang berikatan dalam molekul.

Biasanya besi didapatkan dalam bentuk magnetit, hematit, goethit, limonit atau

siderit. Bijih besi juga biasanya kaya akan besi oksida yang beragam dalam

warna, mulai dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah. Bijih besi

batuan dan mineral yang mana logam besi dapat diekstrak secara ekonomis. Bijih

membawa jumlah yang tinggi dari hematit atau magnetit yang lebih besar dari

besi yaitu 60% yang mana dikenal sebagai bijih alami atau bijih pengiriman

langsung, artinya mereka dapat diberi makan langsung ke pembuatan besi blast

fumace.

11. Magnetit (Fe3O4)

Magnetit adalah mineral dan salah satu dari tiga besi oksida yang paling

umum di alam. Magnetit memiliki sifat yang paling magnet diantara mineral

lainnya.  Bentuk dari mineral ini yaitu berwarna hitam, buram, kilap metalik,

berbentuk kristal oktahedral, dan mempunyai nilai kekerasan Mohs antara 5-6,5.

Magnetit sering ditemukan dalam bentuk kristal isometrik.


12. Nikel (Ni)

Nikel merupakan unsur metalik seperti perak. Mineral ini merupakan logam

keras, ulet, berwarna putih keperakan dan bisa ditempa. Nikel termasuk konduktor

panas dan listrik yang cukup baik. Senyawa yang terdapat pada nikel umumnya

bersifat bivalen, walaupun terdapat tingkat valensi lainnya. Nikel dapat larut

perlahan dalam asam encer, namun seperti besi akan menjadi pasif ketika

dipaparkan dengan asam sitrat. Nikel juga bersenyawa dengan sulfur dalam

mineral millerite dan arsenik dalam mineral niccolite.

13. Timah (Sn)

Timah merupakan salah satu mineral yang sangat penting di Indonesia.

Timah merupakan logam putih keperakan yang mudah ditempa. Sifatnya fleksibel

dan memiliki struktur kristalin, namun akan mudah patah jika didinginkan. Logam

timah ini memiliki bentuk alotrop, yaitu warna yang keabu-abuan dan memiliki

struktur kristal kubik yang mirip dengan diamond, silicon, dan germanium. Timah

termasuk unsur dengan jumlah isotop stabil terbanyak yang mana jangkauan

isotop dimulai dari 112 sampai 126.

2.2 Peran Geologi Bagi Peradaban

Bidang geologi adalah bidang yang mempelajari tentang bumi, material dari bumi

dan bagaimana proses bumi bekerja.

Dalam perkembangannya kita bisa melihat bagaimana geologi menjadi penting

dikehidupan manusia dan pembentuk peradaban.

Ada begitu banyak alasan mengapa geologi menjadi salah satu ilmu yang begitu

penting, membahas begitu banyak cakupan seperti aktivitas gunung api, tsunami, gempa
bumi, longsor, pergerakan tanah, jenis-jenis tanah, mineral-mineral ekonomis bahkan

sampai kepada urban plane.

mempelajari tentang bagaimana proses geologi bekerja adalah kunci dalam

mengetahui bagaimana kehidupan manusia serta pembentukan peradaban.

Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata", "alasan"])

adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik,

sejarah, dan proses pembentukannya (Wikipedia.org/wiki/geologi). Tanpa kita sadari

dalam kehidupan keseharian kita hampir semuanya berhubungn dengan bumi.

walaupun salah satu sumber energi bumi adalah matahari. akan tetapi manusia tetap

bergantung kepada energi yang dihasilkan oleh bumi seperti minyak yang berasal dari

karbon, energi nuklir yang terubah dari uranium, energi listrik dari angin ataupun air.

Ilmu geologi membuat semuanya menjadi lebih sederhana seperti bagaimana minyak

bumi di ekstrak dan lebih bernilai ekonomis serta menekan dampak terkecil terhadap

lingkungan. Mempelajari bagaimana kita menemukan air untuk kehidupan manusia,

serta mengurangi dampak dari kekurangan air.

Menjelaskan kejadian masa lalu bahkan sampai kejadian jutaan tahun yang lalu

mulia dari mengamati singkapan batuan besar sampai pada objek penelitian yang begitu

kecil nano mikro, tidak memandang jender perempuan atau laki-laki semua menjadi

dasar untuk mengungkap tabir peradaban, bisa menjelaskan kejadian masa lampau dan

memprediksi masa depan dengan ilmu geologi tidak menjadi mustahil.

Bagaimana peradaban bisa berubah dalam sekejab melalui kejadian yang tidak

lebih dari hitungan hari seperti yang terjadi pasca letusan gunung tambora yang
merubah iklim menjadi musim dingin berkepanjangan, penyebab kelaparan karena

menutup matahri denngan material ledakannya. serta bencana alam seperti tsunami

yang menyapu bersih kota aceh menghancurkan ribuan nyawa dalam sekejap. Seorang

ahli geologi mempelajari bagaimana proses tersebut bekerja membuat saatu

rekomendasi yang dapat meminilimasir kerugian, membuat perencanaan geologi

bencana, memetakan lokasi bencana, jalur evakuasi serta penanganan dimasa yang akan

datang.

Bahkan informasi geologist menjadi sangat penting dan sangat bernilai, seperti

emas, minyak bumi, batu bara, intan dan banyak lagi. semua sumber daya yang

dihasilkan baik energi, material, dihasilkan oleh bumi dan dipelajari oleh serang geologi.

bahkan dalam perkembangan pembangunan informasi geologist membatu dalam

perkembangan pembangunan dari hal yang paling kecil seperti material bumi yaitu batu

dan pasir yang bisa dilihat disekitar kita, sekolah, rumah sakit, kantor dan lainnya.

Pada kenyataannya, geologi belum diakui sebagai sains penting dalam peradaban

saat ini. Bukan karena geologi tidak begitu penting akan tetapi lebih memungkinkan

karena ilmu kedokteran, genetika ataupun fisika dan kimi telah menerima lebih banyak

perhatian media dari pada geologi. Kenyatannya semua ummat manusia akan selalu

bergantung kepada material bumi yang ditemukan seorang geologist melalui

pembelajaran geologi.

"Sehingga Geologi Menjadi Penting dan Akan Selalu Menjadi Penting Bagi

Perkembangan Manusia dan Pembentukan Peradaban".


2.3 Perubahan Iklim Sebagai Tantangan Terbesar bagi Dunia Dimasa

Mendatang

Perubahan iklim hadir sebagai suatu bentuk fenomena kerusakan

lingkungan yang memiliki dampak pada hampir setiap bidang kehidupan yang

mengancam eksistensi kehidupan manusia, baik pada tataran lokal, nasional

maupun pada tataran global. Beberapa dampak umum yang diakibatkan dari

adanya perubahan iklim antara lain menipisnya lapisan ozon, meningkatnya

pemanasan global (global warming) yang diakibatkan oleh kenaikan emisi Gas

Rumah Kaca (GRK), kenaikan permukaan laut (sea level rise), gletser yang

mencair, dan dampak-dampak lainnya yang memberi pengaruh terhadap segala

aspek kehidupan.

Aspek lingkungan, menjadi salah satu bidang yang kerap menjadi perhatian

dalam perkembangan isu perubahan iklim. Munculnya berbagai peristiwa alam

menggambarkan bahwa isu perubahan iklim merupakan hal yang nyata. Sektor

pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan (agriculture, forestry and land-use)

menjadi sektor yang paling sering mencatat terjadinya peristiwa alam, diantaranya

kebakaran hutan dan lahan serta banjir. Peristiwa-peristiwa alam ini cukup sering

terjadi di Indonesia.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 23

Februari 2021 telah mengeluarkan press release yang berjudul “Climate Change

‘Biggest Threat Modern Humans Have Ever Faced’, World-Renowned Naturalist

Tells Security Council, Calls for Greater Global Cooperation.” Dalam press


release tersebut disampaikan bahwa Perubahan iklim adalah pengganda krisis

yang memiliki implikasi mendalam bagi perdamaian dan stabilitas internasional.

Dalam menangani isu perubahan iklim tersebut, pada tingkat internasional

telah menyepakati untuk menerapkan langkah Mitigation and adaptation (M&A).

Dalam beberapa tahun terakhir, integrasi strategi M&A sebagai cara baru untuk

implementasi solusi mengatasi variabilitas iklim telah sangat diakui di tingkat

internasional. Kaitan dan sinergi antara M&A perubahan iklim telah diakui pula

dalam Paris Agreement (2015), Paris Agreement merupakan perjanjian

internasional hasil dari pertemuan Conference of the Parties (COP) ke-21 yang

dilaksanakan di Paris, Perancis, tahun 2015. Conference of the Parties (COP)

merupakan suatu badan yang dibentuk oleh The United Nations Framework

Convension on Cliimate Change (UNFCCC), dimana Conference of the Parties

(COP) memiliki tugas untuk mengawal pelaksanaan konvensi, mengawasi para

pihak (negara) dalam menjalankan kewajibannya dalam konvensi, memberikan

fasilitas pertukaran informasi antar negara, memberikan rekomendasi kepada para

pihak, dan membentuk lembaga-lembaga pendukung bila diperlukan.

Paris Agreement pada hakikatnya mencerminkan kesetaraan para pihak,

baik negara berkembang maupun negara maju, dalam melaksanakan prinsip

common hut differentiated responsibility sesuai dengan keadaan dan kondisi

masing-masing negara. Dalam Paris Agreement ini terdapat kewajiban negara

untuk mensubmisi dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) kepada

Sekretariat UNFCCC sebagai bentuk komitmen negara peserta dalam menurunkan


(Gas Rumah Kaca) GRK. NDC ini mewakili komitmen nasional negara-negara

peserta Paris Agreement untuk turut serta dalam upaya mengurangi emisi GRK

yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing negara.

Berdasarkan pemaparan diatas, perubahan iklim di tingkat internasional menjadi

pembahasan yang sangat serius selain soal pandemi Covid-19. Perubahan iklim

menjadi tantangan dan ancaman serius dunia internasional saat ini.

Sebagaimana pendapat Xie Zhenhua, dalam press release Dewan Keamanan PBB

23 Februari 2021 yang merupakan utusan khusus China dalam pembahasan

Perubahan Iklim mengatakan bahwa:

“Bahkan sebagai iklim global pemerintahan memasuki fase baru dan krusial,

penyebaran COVID-19 menjadi ancaman serius bagi respon global. Mengingat

perbedaan dalam tanggung jawab historis dan tingkat perkembangan antara

serikat, ia menggarisbawahi prinsip tanggung jawab bersama tetapi berbeda dan

mendesak dikembangkan bangsa untuk memimpin. Dalam membangun kembali

setelah pandemi, negara harus menghormati alam, melindungi keanekaragaman

hayati, gaya hidup hijau juara dan hindari jalan lama memberi tanpa mengambil

dari Bumi”.

Dalam konteks itu, ia menggambarkan perubahan iklim sebagai isu pembangunan,

mendesak dunia internasional komunitas untuk mendukung negara berkembang,

negara kurang berkembang dan pulau kecil berkembang negara-negara dalam

menerapkan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi.


 

Menarik jika kita mencermati pula apa yang disampaikan Nisreen Elsaim, seorang

Ketua Organisasi Pemuda Perubahan Iklim dan Kelompok Penasihat Pemuda

PBB, dalam press release Dewan Keamanan PBB 23 Februari 2021 mengatakan

bahwa dalam resolusi Dewan 2018 tentang Sudan, para anggota mengakui

kerugian akibat dampak perubahan iklim, perubahan ekologi dan bahaya alam

pada situasi di Darfur, dengan fokus khususnya pada kekeringan, penggurunan,

degradasi lahan dan kerawanan pangan. Menurut Nisreen Elsaim, Kelangsungan

hidup manusia, dalam situasi degradasi sumber daya, kelaparan, kemiskinan dan

migrasi iklim yang tidak terkendali, akan membuat konflik hasil yang tak

terelakkan. Selain itu, keadaan darurat terkait iklim menyebabkan gangguan akses

terhadap kesehatan, layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang

menyelamatkan jiwa, dan mengakibatkan kerugian mata pencaharian dan

mendorong perpindahan dan migrasi. Mereka juga meningkatkan risiko berbasis

gender kekerasan dan praktek-praktek berbahaya dan memaksa kaum muda untuk

melarikan diri untuk mencari kehidupan yang layak.

Berdasarkan pemaparan-pemaparan diatas maka dari itu, perubahan iklim dapat

dikatakan salah satu ancaman paling besar bagi umat manusia kini dan masa

depan. Perubahan iklim sangat mengancam keberlangsungan lingkungan,

mengintai stabilitas ekonomi serta berpeluang memicu timbulnya perang baru.

Berdasarkan data Climate Change Performance Index (CCPI) 2021, Negara


Indonesia penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan skor sebesar 21.39

yang menduduki peringkat 30 kategori overall rating medium. Menurut NDC

Indonesia, sekitar 63% emisi berasal dari kegiatan alih guna lahan dan kebakaran

hutan dan lahan, dengan tambahan 19% dari kegiatan bahan bakar minyak. Dalam

NDC Indonesia juga disebutkan bahwa sektor yang paling berkontribusi

mengeluarkan emisi adalah sektor LUCF (land use-change and forestry), termasuk

kebakaran lahan gambut, yakni sebesar 47,8% dan disusul oleh sektor energi

yakni sebesar 34,9%. Dengan adanya data yang termuat dalam NDC Indonesia

mengenai sektor yang berkontribusi mengeluarkan emisi gas rumah kaca, terlihat

jelas bahwa Indonesia dihadapkan dengan permasalahan serius dalam kegiatan

alih guna hutan dan lahan. Terkait dengan gambut, Indonesia sendiri dalam NDC-

nya mencantumkan salah satu upaya mitigasinya yakni dengan kegiatan restorasi

lahan gambut. Restorasi lahan gambut di Indonesia ditargetkan mencapai 2 juta

hektar pada tahun 2030.

Sementara itu diketahui, bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan

emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan sampai

dengan 41% bila dengan dukungan internasional. Dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

sendiri, otonomi dan kewenangan daerah dalam memberikan perizinan dan

pengawasan pertambangan dihapus dan diberikan kepada Pemerintah Pusat.

Selain itu pengesahan UU Minerba ini diprediksi akan mendorong investasi energi
fosil batu bara yang tinggi karbon dengan peningkatan eksplorasi, dimana menjadi

kontradiktif dengan target penurunan emisi GRK Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

juga memiliki permasalahan lingkungan. Antara lain terkait pelemahan instrumen

perizinan lingkungan, seperti dihapusnya istilah Izin Lingkungan dan diganti

dengan istilah persetujuan lingkungan sehingga mengurangi esensi adanya Izin

Lingkungan sebagai alat kontrol terhadap kewajiban pengelolaan lingkungan

Pelemahan perizinan lingkungan juga dapat dilihat pada pembatasan partisipasi di

Amdal UU Cipta Kerja. Selain itu pengaturan mengenai strict liability dan

pengaturan minimal 30% kawasan hutan dihapus. Adanya pengaturan yang

melemahkan instrumen lingkungan hidup dalam UU Minerba dan UU Cipta Kerja

seperti yang telah dijelaskan, akan berpotensi tidak sejalan dengan target

penurunan emisi GRK Indonesia. Padahal seharusnya kebijakan dalam era

pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi ini, harus mendorong pemulihan dan

pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang mengurangi kemungkinan terjadinya

krisis di masa depan akibat dari perubahan iklim.


DAFTAR PUSTAKA

Arsat Hamsah/Teknik Geologi/Universitas


Hasanuddin/arsathamsah@geologist.com

Mutas Ahmad Maulana. 2015. Makalah Geologi Fisik Sumber Daya Mineral.
Universitas Hasanuddin. Makassar.

id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai