Sumber daya alam (SDA) adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang
berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kualitas
sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi berhasil
tidaknya suatu negara dalam memanfaatkan sumber daya alam. SDM yang berkualitas dalam
memanfaatkan SDA akan memungkinkan terciptanya tenaga kerja yang berkualitas,
bekembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemajuan di bidang ekonomi.
II. Penggolongan Sumber Daya Alam
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumber daya alam diklasifikasikan
menjadi lima jenis, yaitu sumber daya alam materi, sumber daya alam hayati, sumber daya alam
energi, sumber daya alam ruang, dan sumber daya alam waktu. Sedang berdasarkan
pembentukannya, sumber daya alam dapat diklasifikasikan menjadi:
Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui (Renewable Resource) Adalah jenis sumber daya
alam yang tidak bisa habis kerena terus mengalami proses pembaharuan dalam kurun waktu
yang cukup singkat. Proses pembaharuan ini bisa terjadi melalui dua jalan, yaitu secara
reproduksi atau dengan adanya siklus. Pembaharuan secara reproduksi terjadi pada sumber daya
alam hayati, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan dapat mengalami
perkembangbiakan melalui proses reproduksi sehingga jumlahnya bisa terus bertambah.
Sedangkan pembaharuan secara siklus terjadi pada sumber daya alam non-organik yang terus
mengalami pembaharuan melalui mekanisme alam dan melingkar membentuk suatu siklus.
Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui Sumber daya alam jenis ini jumlahnya
relatif statis karena proses pembentukan kembali sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui biasanya akan memakan waktu sampai ribuan bahkan jutaan tahun. Contoh sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui antara lain bahan-bahan logam, minyak bumi, batubara,
gas alam, dan sumber daya alam fosil lainnya.
Berdasarkan cara terbentuknya, sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (bahan
tambang) dapat dibedakan menjadi:
Bahan tambang magmatik, yaitu bahan tambang yang terbentuk dari magma.
Bahan tambang pematit, yaitu bahan tambang yang terbentuk di dalam diatrema dan
dalam bentukan instrusi.
Bahan tambang endapan, adalah bahan galian yang terbentuk akibat adanya proses
pengendapan.
Bahan tambang hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan tambang yang terbentuk karena
terkonsentrasinya mineral dari batuanyang melapuk.
Bahan tambang hasil metamorfosis kontak, yaitu bahan tambang yang terbentuk karena
tercampurnya magma dengan batuan lain sehingga terbentuk mineral baru.
Bahan tambang hidrtermal, yaitu resapan magma cair yang membeku di celah-celah
struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relatif rendah (dibawah 500oC).
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang pertambangan, bahan galian
dibedakan menjadi:
Golongan A, atau bahan tambang strategis. Adalah bahan tambang yang hanya boleh
dimiliki oleh pemerintah. Contohnya antara lain: batubara, minyak bumi, alumunium,
timah putih, besi, dll.
Golongan B, atau bahan tambang vital. Adalah bahan tambang yang dapat menjamin
hajat hidup orang banyak. Contohnya antara lain: emas, perak, magnesium, seng,
wolfram, batu permata, seng, dll.
Golongan C, yaitu bahan tambang yang tidak termasuk ke dalam golongan A maupun B.
Contohnya adalah bahan-bahan industri.
Barang tambang energi, yaitu barang tambang yang diperlukan sebagai sumber
energi. Misalnya, minyak bumi, batu bara, dan gas bumi.
Barang tambang industri, yaitu barang tambang yang menjadi bahan dasar untuk suatu
industri. Misalnya tembaga, bauksit, dan kaolin.
2.
galian
pematit,
yaitu
bahan
galian
yang
terbentuk
di
dalam
galian
yang
galian
hasil
pengendapan,
ya i t u
bahan
galian
hasil
pengayaan
sekunder,
yaitu
a) Minyak Bumi
b) Batu Bara dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
c) Biji Besi untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
d) Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah
ditempa.
e) Bauksit sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.
f) Emas dan Perak untuk perhiasan
g) Marmer untuk bahan bangunan rumah atau gedung
h) Belerang untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
i) Yodium untuk obat dan peramu garam dapur beryodium
j) Nikel untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
k) Gas Alam untuk bahan bakar kompor gas
l) Mangaan untuk pembuatan pembuatan besi baja
m) Grafit bermanfaat untuk membuat pensil
PROSES PEMBENTUKAN BARANG TAMBANG
1. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Mungkin tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara alami minyak bumi yang ada saat
ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain
yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan
biota terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan diketahui bahwa
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan
minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen.
Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau.
Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentusaja batuan yang
mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut.
Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk)
yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik.
Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau
saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak
mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus
tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau
masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal? (lihat
penjelasan tentang pematangan dibawah).
Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja banyak jenis batuan yang
menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan
sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada
ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan
batuan volkanik.
Proses migrasi dan pemerangkapan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air.
Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun
kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi ini lebih kecil. Sehingga
harus mengikuti hukum Archimides. Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki BJ lebih
rendah dari air ini akhirnya akan cenderung bermigrasi keatas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik,
maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan
(trap).
Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan migas, dongeng berikut ini
menjelaskan hanya masalah pematangannya.
Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya
proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya
menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara kedalaman dengan pematangan ? Ya
tentu saja.
Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya
gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.
Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang
panas memiliki gradien geothermal tinggi.
Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu antara 50-180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100
derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga
diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada
menjadi gas!
Dibawah ini peta yang menunjukkan cekungan-cekungan penghasil minyak bumi di
Indonesia. Warna hijau menunjukkan cekungan yang telah menghasilkan minyak dan gas lebih
besar dari 5 Boe (Billion Oil Ekivalen) atau diatas 5 Milyar barrel migas. Kemudian antara 1-5
Milyar, warna kuning menghasilkan 1-1000 juta barrel, dan kurang dari 10 juta barrel migas.
Cekungan-cekungan penghasil minyakbumi di Indonesia.
Cekungan-cekungan sedimen di Indonesia itu tergambar dalam gambar disebelah atas ini
tidak sama satu dengan yang lain, hal ini menunjukkan masih banyak yang belum diketemukan.
Masih memerlukan teknologi, tenaga dan pikiran serta keahlian untuk mencari dan
menemukannya.
Berdasarkan umur dan letak kedalamannya, minyak bumi digolongkan menjadi 4 jenis,
pertama young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Dari empat jenis minyak
tersebut, Minyak jenis old-deep merupakan yang paling banyak dicari (sweet) karena dapat
menghasilkan bensin (gasoline) lebih banyak dibandingkan dengan jenis lainnya.
2.
barang tambang yang dapat menghasilkan devisa negara. Salah satu caranya dengan diekspor ke
negara lain. Negara tujuan ekspor utama LNG adalah Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.
3.
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba
yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang
berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar
fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan
pembatubaraan (coalification).
Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan
lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi)
tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung
kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam. Oleh
karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan
lapisannya (coal seam).
Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period)
--dikenal sebagai zaman batu bara pertama-- yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta
tahun yang lalu. Kualitas dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta
lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik'. Proses awalnya, endapan
tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batu bara muda
(lignite) atau disebut pula batu bara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batu bara dengan
jenis maturitas organik rendah.
Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun,
maka batu bara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas
organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (sub-bituminous).
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan
warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite).
Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung
hingga membentuk antrasit. Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya
menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara.
Batubara yang berkualitas tinggi umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya
akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar
karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.
POTENSI DAN PERSEBARAN BARANG TAMBANG
a.
seperti energi matahari, angin, dan gelombang. Namun, produksi energy dari sumber energi
alternatif masih terbatas jumlahnya.
b.
Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan
mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah
karbon, hidrogen, dan oksigen.
Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang
dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga
(memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan
baja, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu
bara dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan yang ke6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di
sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat
besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai
Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam
dan Tanjung Enim).
c.
Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat
untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit yang
cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil pertambangan bauksit
dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Bauksit ditambang di
daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
d.
Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas
penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok,
Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau
Sebuku (Kalimantan Selatan).
e.
Emas
Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain.
Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau
Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
g.
Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi,
pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur
suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT.
Freeport.
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel
ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel
adalah Papua dan Maluku.
i.
Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal ditambang di Pulau
Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering,
keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
k.
Belerang
Belerang banyak ditemukan di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa
Barat.
l.
Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan
bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi. Marmer
banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain. Marmer
ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan,
herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium ditambang
di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI BARANG TAMBANG RAMAH LINGKUNGAN
Kegiatan pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas
bumi, migas) .
Sektor pertambangan, khususnya pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya
setelah Orde Baru mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru,
pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi
tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut
pemerintah mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha
seluas-luasnya di Indonesia.
Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong pemerintah untuk mengaturnya dalam
undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967
tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah memilih
mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi asing. Berdasarkan
ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan pemerintah sebagai prinsipal. Di
dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan
atas cadangan bahan galian yang ditemukan investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan
KK, investor berfungsi sebagai kontraktor.
a. Eksplorasi dan Eksploitasi Ramah Lingkungan
EKSPLORASI
Efisiensi dan efektifitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas kelestarian sumber
daya alam.
2.
Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam suatu
ekosistem.
3.
2.
3.
4.
Transportasi ke daerah sumber daya alam tersebut mengingat Indonesia merupakan negara
kepulauan.
5.
Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk lahan
(landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah (low grade) yang belum
dimanfaatkan
b)
c)
d)
Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan lahan bekas tambang untuk tujuan
lain
TATA KELOLA USAHA PERTAMBANGAN
Kalimantan Timur (Kaltim), merupakan propinsi terkaya ketiga di Indonesia, yang
mempunyai banyak kekayaan alam sumber daya alam yang berupa: hutan, perkebunan, minyak,
tambang, laut, keanekargaman hayati, dan lain-lainnya. Kaltim diberi karuniah Tuhan yang luar
biasa indah yakni hamparan permani hijau berupa hutan yang lebat, dengan keanekaragaman
hayati yang beraneka ragam jenisnya, namun berpelan tetapi pasti telah mengalami esploitasi
yang luar biasa pula, akibat ulah manusia.
Dari paparan Emil Salim, Kaltim makin tahun, makin banyak pengangguran, dan angka
kemiskinan makin meningkat, tingkat kesejahteraan menurut. Pertambangan migas dan batubara
memberi sumbangan besar kepada PDRB tahun 2010 hingga 47 persen dengan tingkat
penyerapan tenaga kerja hanya 6, 2 persen. Kaltim tetap menderita dan tidak menikmati batubara
untuk konsumsi sendiri secara maksimal, semua batubara diekspor, yang masuk untuk konsumsi
untuk kaltim, hanya memperoleh pemasokan batubara, untuk tahun 2008 hanya 5 persen , dan
tahun 2010, naik 6,89 persen ( sambutan Guburnur dilamin etam, 10 Aguatus 2011). Pengelolaan
SDA selama ini, hanya berbasis pada ekspor, bukan pemanfaatan dalam negeri. Hal lain, bahwa
pengelolaan SDA, yang ada untuk kepentingan luar negeri, dan mengabaikan nilai-nilai
lingkungan, pada akhirnya masyarakat yang merasakan akibatnya.
Dari data di atas dapat dilihat bahwasannya tata kelola tambang batubara di Kaltim
memang bermasalah, dimana batubara merupakan salah satu komponen penyumbang PDRB
terbesar di Kaltim akan tetapi daerah dan masyarakat tidaklah menikmati hasilnya. Ini bukti
nyata bahwa pengelolan pertambangan batubara di Kaltim belum maksimal untuk kepentingan
rakyat, akan tetapi pengelolaan batubara di Kaltim hanyalah untuk kepentingan Negara
lai/investor asing dan elit poltik Kaltim saja. Selain tata kelola tambang yang belum bisa berpijak
pada kepentingan rakyat, disini yang paling utama dirugikan dalam hal pemanfaatan batubara
adalah masyarkat di sekitr, dimana dengan adanya pertambangan tersebut seharusnya
kesejahteraan masyarkat semakin meningkat, akan tetapi yang terjadi aadalah semakin
meningkatkanya kemiskinan di daerah yang sedang eksploitasi pertambangan. Hal ini yang
seharusnya tidak terjadi, jika saja pertambangan yang ada dikelola oleh Negara dan daerah demi
kesejateraan masyarakt maka yang terjadi bukan peningkatan kemiskinan akan tetapi
kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat dan membaik.
Batubara di Kaltim memang komodiat ekonomi yang baik, dimana dengan
sumbangannya ke PDRB tiap tahunnya mencapai 6,89 atau hampir 7 persen. Akan tetapi
pertambangan ini dikelola oleh asing, jika saja pertambangan ini dikelola oleh Negara maka yang
terjadi akan berbeda drastris, sumbangan atau pemasukan daerah semakin tinggi bahkan
negarapun bisa mensejahterakan masyarakatnya. Hal inilah yang tidak terjadi di Indonesia dan
Kaltim, dimana hampir seluruh pertambangan yang ada di kuasai oleh asing dan daerah serta
Negara tidak mendapatkan imbalan apa-apa. Sungguh sangat menyedihkan sekali, Indonesia
sebuah Negara kaya sedangkan Kaltim merupakan sebuah provinsi terkaya ke 3 se-Indonesia
akan tetapi masyarakatnya banyak yang miskin. Banyaknya eksploitasi yang dilakukan oleh
perusahaan asing ini akan menimbulkan banyak permasalahan antar masyarakat dengan pemilik
perusahaan. Hal ini sudah terjadi di Kaltim, dimana banyak sekali masyarakat yang memprotes
eksploitasi pertambangan batubara di Kaltim terutama di Kutai Timur.
Berdasarkan hasil investigasi dan analisis yang dilakuakan oleh LSM Forest Watch
Indonesia (FWI) mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran terkait pemberian izin bagi
perusahan pertambangan di kabupaten Kutai Timur. Forest Watch Indonesia (FWI),
menyebutkan, Diduga terjadi praktik penerbitan izin ilegal di sekitar wilayah Long Bentuq.
Kami menemukan adanya tumpang tindih izin antar perusahaan perkebunan sawit dengan
perusahaan tambang batubara dan perusahaan tambang batubara, perusahaan batubara dengan
perusahaan HTI. Ketiganya berasal dari berbagai sektor yang berbeda-beda, namun semuanya
aktif beroperasi di lokasi yang sama. Dari permasalahan ini menunjukkan bahwasannya tata
kelola pengelolaan pertambangan dan sumber daya alam di Kaltim sangatlah lemah, karena yang
terjadi tumpang tindih pemberian izin pertambangan bukan hanya di Kutai Timur saja akan tetapi
hampir diseluruh kabupaten yang mempunyai pertambangan. Implikasi dari lemahnya tata kelola
tambang di Kaltim ini sering memeinggirkan hak-hak masyarakat adat atas sumber penghidupan
mereka. Selain itu juga kerusakan lingkungan dan hutan yang diakibatkan oleh eksploitasi
sumber daya alam dan pertambangan batubara.