Penyusun:
NPM : 1811021011
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Konsumen merupakan sasaran utama yang perlu diperhatikan oleh produsen
atau perusahaan karena setiap konsumen mempunyai persepsi dan sikap yang
berbeda-beda atas suatu produk. Perusahaan harus dapat memposisikan produknya
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya, sehingga produknya
dapat memberikan keputusan bagi konsumen dan begitu pula bagi produsen dapat
menawarkan produk agar diterima oleh konsumen.
Jika musim puncak tiba, apakah produsen atau perusahaan mengambil sikap
yang sama. Musim puncak disini berarti musim dimana ketika permintaan terhadap
suata barang atau jasa akan naik dari hari biasanya. Contohnya adalah seperti
perusahaan jasa atau barang. Misalkan, pada hari sabtu minggu jumlah pengunjung
tempat wisata selalu ramai dari hari biasanya padahal tiket masuk pun lebih mahal.
Kemudian tiket bioskop yang juga lebih mahal di saast weekend.
Sesuai ilustrasi yang telah diberikan. Pada risalah ini akan membahas
tentang perusahaan jasa penerbangan yang memberikan harga tiket lebih mahal dari
harga normal, serta untuk melihat bagaimana perilaku konsumen terhadap hal
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum Permintaan : Ceteris Paribus, ketika harga suatu barang atau jasa naik maka
permintaan akan barang atau jasa tersebut semakin menurun.
Hukum Penawaran : Ceteris Paribus, ketika harga suatu barang atau jasa tinggi,
maka barang atau jasa yang ditawarkan semakin tinggi.
Ada dua jenis perilaku konseumen, yaitu perilaku rasional dan tidak
rasional. Yang dimaksudkan dengan perilaku konsumen yang bersifat rasional
adalah tindakan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa yang
mengedepankan aspek-aspek konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat
kebutuhan mendesak, kebutuhan utama/primer, serta daya guna produk itu sendiri
terhadap konsumen pembelinya. Sedangkan perilaku konsumen yang bersifat
irrasional adalah perilaku konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming diskon
atau marketing dari suatu produk tanpa mengedepankan aspek kebutuhan atau
kepentingan.
Kebudayaan
Aman dan nyaman
Hemat tenaga
Efisiensi waktu
Adanya perubahan kebutuhan
Tindakan konsumen yang tidak rasional dalam kasus ini, ketika harga tiket naik
justru meningkatkan jumlah tiket pesawat yang diminta. Dan konsumen tidak
membeli tiket pesawat dengan harga normal.
Dalam kasus ini, perilaku permintaan konsumen didasarkan pada Teori Perilaku
Konsumen, yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang
diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan
tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. Konsumen juga menentukan skala
prioritas dengan melakukan trade-off, mereka tetap memilih membeli tiket pesawat
dengan harga yang lebih mahal. Artinya, konsumen rela mengeluarkan uang yang
lebih banyak untuk membeli tiket pesawat di musim mudik (Peak Season). Karena
menurut konsumen yang mau dan mampu membeli tiket dengan harga mencapai
50% dari harga tiket biasa, karena dengan uang yang rela dikeluarkan konsumen
mendapatkan kepuasan tertentu yang diharapkan.
Selain itu, terdapat platform perantara, seperti agen perjalanan atau situs
web yang menunjukkan perbandingan harga tiket dari berbagai maskapai.
Diskriminasi harga yang dilakukan oleh contoh kasus maskapai penerbangan diatas
ialah Diskriminasi Harga tingkat ketiga, yaitu harga ditetapkan ditetapkan
berdasarkan kelompok konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
pembagian kategori tiket pesawat yang ditawarkan saat musim puncak (Peak
Season).
Ilustrasi dari pasar jasa yang lain misalkan pada perusahaan jasa menjahit. Ketika
tahun ajaran baru maka permintaan akan baju sekolah meningkat dan ini
menjdaikan harga pun ikut naik. Tapi, apakah konsumen tidak mau membeli? Justru
mereka akan membelinya karena ini merupakan kebutuhan tahunan.
Jika kita berbicara timdakan konsumen irasional yaitu terlihat pada orang-orang
terutama artis yang membeli barang-barang mahal yang sebenarnya bukan hanya
untuk kebutuhan tapi sebagai penanda kelas social atau menjadi ajang pamer. Hal
ini konsumen tidak bertindak secara rasional karena membeli sesuatu bukan
berdasarkan kebutuhan tetap karena mereke yang terkenal dan juga rasa gengsi
yang tinggi.
Contoh lain misalkan pada perusahaan karaoke yang menawarkan diskon ruangan
VIP 50 % dengan harga 200.000/jam untuk sewa ruangan. Ibu Ani dan satu orang
kawannya membeli untuk ruangan VIP tersebut walau mereka hanya berdua saja.
Sedangkan untuk yang ruangan small Rp. 50.000/jam, medium Rp.75.000/jam, dan
big Rp. 100.000 perjam. Tindakan ibu ani tadi tidak rasional karena lebih memilih
harga yang lebih mahal dari kebutuhan yang tersedia yang bias lebih murah dan
karena Ibu Ani tertarik hanya dengan iklannya saja.
BAB III
PENUTUP
Parkin, Michael. 2017. Ekonomi Buku 1 Mikro. Edisi ke 11. Diterjemahkan oleh :
Bhakti. Jakarta : Salemba Empat