PENGERTIAN
Dilihat dari asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun”
yang artinya pohon kayu, keturunan, asal-usul, atau silsilah. Di dalam pohon
terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar dan buah.
Bagian-bagian dari pohon itu menunjukkan adanya aspek-aspek kehidupan
yang satu sama lain saling berhubungan untuk membentuk sesuatu itu
menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus menerus
terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada.
Lambang pohon itu menunjukkan adanya pertumbuhan dan perkembangan.
1
Geschichte (Jerman) : sesuatu tertentu yang disusun dalam
yang telah terjadi ; geschehen = hubungan yang kronologis
terjadi
Historia (Yunani) : pengetahuan
History (Inggris) : aktivitas yang diperoleh melalui
manusia yang berhubungan penyelidikan (= ilmu) / inkuiri
dengan peristiwa-peristiwa
B. DEFINISI
E.H. Carr : “sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa
sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara
sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya”
2
Roeslan Abudlgani : “Sejarah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di
masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan maksud untuk menilai
secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah
progres masa depan”
3
3. Sejarah Sebagai Ilmu adalah suatu susunan pengetahuan tentang
peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa
lalu yang disusun secara sistematis dan menggunakan metode yang
didasarkan atas asas-asas, prosedur dan serta teknik ilmiah yang diakui
oleh para pakar sejarah. Syarat pokok sejarah disebut sebagai
ilmu adalah :
TABEL
No Sebagai Deskripsi
Sebagai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi dan
1 Peristiwa
sudah selesai
Hasil karya atau cipta orang yang menuliskan (D’men
2 Kisah
behind D’pen)
4
dari Ilmu Pengetahuan karena mempunyai objek,
metode dan pokok permasalahan
Pengetahuan rasa yang memerlukan paham yang
4 Seni
dalam *I2GE
BAB II
PERBEDAAN, PENYEBAB DAN HUBUNGAN ILMU SEJARAH
DENGAN ILMU LAINNYA
TABEL
5
Hukumnya sangat bergantung pada
pengalaman manusia yang telah direkam
3 Hukum atau dalilnya pasti
sebagai dokumen untuk diteliti sejarawan
guna menemukan fakta sejarah
Tujuan untuk menemukan
Tujuannya untuk menuliskan hal-hal yang
hukum-hukum yang
bersifat khas dan bersifat ideografis
4 bersifat umum dan
(berupa banyak pendapat yang saling
Nomotheis (berupa
berkaitan)
pendapat tunggal)
Kesimpulan terlihat dari kebenaran suatu
pola / kecenderungan dari suatu
peristiwa sehingga dapat digunakan
Ketepatan dalam untuk memperkirakan melihat masa yang
5 pengambilan kesimpulan akan datang. Sehingga kesimpulan dari
lebih besar sejarah tidak bisa langsung diakui oleh
banyak orang, karena akan terus
diperbaharui sejauh orang mampu
menemukan bukti-bukti yang ada.
Percobaan/eksperimen di
Percobaan / eksperimen dilakukan
laboratorium/lapangan,
dengan peninggalan dari peristiwa (tidak
6 yaitu mewujudkan kembali
dapat diwujudkan kembali), sumber
bentuk semula dari gejala-
terbatas
gejala semula
6
Walaupun sejarah merupakan bagian dari ilmu sosial, namun tetap
tedapat perbedaan di antara keduanya. Di antaranya :
7
1. Sejarah yang hanya mendiskripsikan dan menceritakan (deskripsi dan
naratif) tidak bisa lagi menjelaskan berbagai masalah yang serba
kompleks. Sehingga diperlukan pendekatan yang logis untuk dapat
mengungkapkannya
4. Studi sejarah tidak hanya mencakup apa, siapa, kapan, dan bagaimana
peristiwa terjadi, tetapi juga ingin mencakup berbagai struktur
masyarakat, pola kelakuan, proses dalam bidang dan lain-lain.
Kesemunya itu menuntut adanya alat analitis yang tajam dan mampu
mengeksploitasi fakta, pola dan sebagainya
Sejarah dan ilmu sosial memiliki hubungan timbal balik. Karena pada
dasarnya sejarah adalah bagian dari ilmu sosial. Sejarah dan ilmu sosial
mempunyai ikatan yang tidak terpisahkan. Seperti yang telah dijelaskan di
atas sejarah pada dasarnya ialah ilmu diakronik, yaitu memanjang dalam
waktu dan menyempit dalam ruang. Sedangkan ilmu sosial adalah ilmu yang
8
sinkronik, yaitu menyempit dalam waktu dan melebar dalam ruang.
Sehinggga ketika sejarah dan ilmu sosial bersentuhan, maka sejarah kan
menjadi ilmu yang diakronis sekaligus sinkronis, yaitu melebar dalam waktu,
melebar pula dalam ruang. Dengan demikian, sejarah dapat menjadi ilmu
yang mampu menyangkup segalanya. Oleh karena itu seorang sejarawan
harus bisa berpikir ganda, baik diakronis maupun sinkronis.
10
lampau. Sebagai analoginya, sociofact yang menunjuk kapada kejadian
sosial (interaksi antara aktor dan proses aktivitas kolektif ) yang telah
mengkristalisasi sebagai pranata, lembaga , organisasi, dan lain sebagainya.
Jelaslah bahwa untuk memahami struktur dan karakteristik sociofact perlu
dilacak asal usulnya., proses pertumbuhannya, sampai wujud sekarang.
Pendeknya, segala sesuatu dan keadaan yang kita hadapi dewasa ini tidak
lain adalah hasil dari perkembangan masa lampau jadi produk sejarahnya.
Begitu pula dalam pelaku yang bersifat kelompok menunjuk sifat kolektif,
yaitu gejala yang menjadi obyek khusus psikologi sosial. Dalam peristiwa
sejarah, perilaku kolektif sangat mencolok, antara lain sewaktu ada huru
hara, gerakan sosial, protes yang revolusioner, semuanya menuntut
penjelasan berdasarkan psikologi dari motivasi, sikap, dan tindakan. Dalam
hal tersebut psikologi berperan untuk mengungkap beberapa faktor
tersembunyi sebagai bagian proses mental.
11
Sampai sekarang pun sejarah politik masih menonjol, walaupun tidak
terlalu dominan seperti masa lampau. Pengaruh politik dan ilmu-ilmu sosial
sangat besar dalam penulisan sejarah politik atau disebut sejarah politik
gaya baru. Apabila politik didefinisikan sebagai distribusi kekuasaan maka
sudah jelas faktor sosial, ekonomi, dan kultural, dapat menjadi pengaruh.
Barang siapa yang mempunyai status atau menduduki posisi tinggi maka ia
dapat mempunyai kesempatan untuk memperoleh kekuasaan. Dia lebih
mudah mengambil peranan sebagai pemimpin. Berdasarkan relasinya, ada
sumber daya ekonomi untuk melakukan peranan politiknya, artinya
menyebarkan pengaruhnya. Kalau dapat dibenarkan status sering membawa
kekayaan, namun tidak selalu benar kekayaan dapat membawa status dan
kekuasaan.
12
melainkan juga bidang politik. Hal ini dicerminkan oleh pertumbuhan
kapitalisme. Dengan adanya ekspansi politik yang mendukungnya maka
timbulah the scramble for coconies, perebutan jajahan atau imperialisme.
Hal ini menyebabkan kompleksitas sistem ekonomi membutuhkan
pendekatan-pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, ilmu
politik dll.
14
common sense (akal sehat, nalar umum, akal sehari-hari) dan penggunaan
dokumen secara kritis.
1. Konsep. Bahasa Latin conceptus berarti gagasan atau ide. Sadar atau
tidak, sejarawan banyak menggunakan konsep ilmu-ilmu sosial.
BAB III
15
ILMU BANTU SEJARAH
1. Paleontologi
2. Paleontropologi
17
3. Arkeologi
4. Paleografi
18
tersebut biasanya sulit untuk diterjemahkan sehingga butuh pengungkapan
arti dari tulisan-tulisan kuno yang ditemukan. Terkadang arti dari tulisan-
tulisan kuno tersebut merupakan sejarah tentang terjadinya sesutau yang
dianggap penting, Selain berguna untuk membaca tulisan-tulisan kuno,
Paleografi juga digunakan untuk mempelajari tulisan tangan karya sastra
yang biasanya tidak menyebutkan bilamana dan dimana karya tulis itu
ditulis, serta tidak diketahui pengarangnya.
5. Epigrafi
6. Ikonografi
19
Pada zaman sejarah arca lebih ditujukan untuk menggambarkan orang-
orang yang di anggap penting, seperti raja dan ratu. Patung-patung yang
melukiskan tokoh sejarah itu misalnya Rajasa (pendiri kerajaan singgosari),
Prajnaparamita (menggambarkan Ken Dedes), Kertanegara, Kertarajasa
Jawardana (Raden Wijaya pendiri Majapahit), Hayam Wuruk, Gajah Mada
Aditiawarman dan putrid Tribuana. Arca-arca dan patung-patung ini dapat
berdiri sendiri atau merupakan dari bangunan-bangunan keagamaan seperti
kuil, gereja, atau candi.
7. Numistatik
Numismatik ialah ilmu yang mempelajari tentang mata uang (coins), asal
usul, teknik pembuatan, sejarah, mitologi, dan seninya. Mata uang ialah alat
tukar menukar pada zamannya, mata uang koin ini beratnya tidak sama.
Mata uang itu tidak hanya berupa logam namun ada juga yang berupa
kertas, namun orang pada zaman dahulu itu senang memakai uang logam
dikarenakan uang tersebut awet, tahan lama dan tidak robek seperti halnya
uang kertas. Bagi sejarah Indonesia mata uang lamamerupakan sumber
penting karena menunjukkan adanya kegiatan ekonomi, hubungan-
hubungan dagang antara kepulauan Indonesia dan luar Indonesia, juga
hubungan politik dan kebudayaan. Mata uang tertua berupa dinar emas
ditemukan dalam ekskavasi di bekas keraton Ratu Boko, Ygyakarta.
8. Ilmu Keramik
9. Filologi
21
10. Bahasa
11. Statistik
22
kuantitatif masa lampau dalam pengumpulan, penyajian, pembahasan dan
penafsirannya.
12. Etnografi
23
13. Ilmu Sosial
BAB IV
METODOLOGI ILMU SEJARAH
24
kepada cara bagaimana memperoleh pengetahuan (how to
know), sedangkan metedologi adalah cara bagaimana mengetahui apa yang
diketahui (to know how to know)].
A. HEURISTIK
25
yang tersebar berupa catatan, kesaksian, dan fakta-fakta lainnya. Bahan-
bahan sebagai sumber sejarah kemudian dijadikan alat, bukan tujuan.
Dengan kata lain orang harus mempunyai data lebih dulu untuk menulis
sejarah. Kajian tentang sumber-sumber adalah suatu ilmu tersendiri yang
disebut heuristik.
1. Sumber tulisan.
Tempat sumber tulisan itu didapatkan.
Kondisi fisik yang sudah tua dan tidak utuh lagi.
Masalah Bahasa dan jenis tulisan.
Mengenai keberadaan sumber tersebut, sebagai sumber primer,
sekunder, atau tersier.
2. Sumber benda.
Ketebatasan pengetahuan budaya mengenai kegunaan benda
tersebut.
Pengetahuan mengenai bahan serta teknik pengolahan.
Kondisi fisik yang tidak utuh lagi.
3. Sumber lisan.
Status narasumber sebagai pelaku atau saksi.
26
Keterbatasan informasi mengenai apa yang dilakukan, di lihat, dan
di dengar.
Faktor kesehatan dan usia narasumber.
Tingkat pendidikan narasumber.
Keturunan/generasi narasumber.
Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah, Antara lain:
27
Studi kearsipan, arsip biasanya di dapat dari sebuah lembaga baik
Negara maupun swasta.
Wawancara, dapat dilakukan langsungsung dengan individu
maupun kelompok.
Observasi, pengamatan secara langsung di lapangan bersama
objek.
Bekal utama seorang peneliti sejarah adalah sifat tidak percaya terhadap
semua sumber sejarah. Peneliti harus lebih dahulu mempunyai prasangka
yang jelek atau ketidak percayaan terhadap sumber sejarah yang tinggi.
Peneliti sejarah mengejar kebenaran ( truth). Padahal kebenaran sumber
harus diuji lebih dahulu dan setelah hasilnya memang benar maka sejarawan
baru percaya adanya kebenaran itu (truth). Banyak sumber sejarah yang
meragukan dan jangan-jangan memang sengaja dipalsukan untuk
mengecoh pendapat publik.
28
Dengan demikian sumber sejarah dapat digunakan dengan aman .
Dalam hal ini yang selalu diingat bahwa sumber itu harus :
29
penulisnya. Mengapa demikian karena apa yang tersurat sangat berbeda
dengan yang tersirat diperlukan pemahaman dari dalam (from within).
Otentisitas
Kita umpamakan saja, kita temukan sebuah surat, notulen rapat, dan
daftar langganan majalah Sarotomo. Kertasnya sudah menguning, baik
surat, notulen, atau daftar baru menemukan dokumen saja sudah suatu
prestasi, rasanya tidak sampai hati untuk tidak mempercayai. Untuk
mengetahui keaslian sumber, rasanya terlalu mengada-ada, sebab untuk
apa orang memalsukan dokumen yang tak berharga itu..?
Surat, Notulen, dan daftar itu harus kita teliti kertasnya, tintanya, gaya
tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, hurufnya,
dan semua penampilan luarnya untuk mengetahui otensititasnya. Selain
kepada dokumen tertulis, juga kepada artifak, sumber lisan, dan sumber
kuantitatif, kita harus membuktikan keasliannya.
30
Kredibilitas
Baru sesudah kita tentukan bahwa dokumen itu otentik, kita akan
meneliti apakah dokumen itu bisa dipercaya. Taruhlah kita akan meneliti
Surat Pengangkatan sebagai Ketua Koperasi Batik. Harus kita buktikan
apakah benar Sarekat Islam punya Koperasi Batik, tahun itu ketua
koperasinya Lowong, orang itu adalah anggota Sarekat Islam. Dan
Kredibilitas foto, misalnya foto ucapan selamat dalam upacara
penyumpahan, itu akan Nampak dalam pertanyaan apakah waktu itu
sudah lazim ada upacara selamat atas pengangkatan seseorang. Kalu
semuanya positif, tidak ada cara lain kecuali mengakui bahwa dokumen itu
Credible
C. Interpretasi
31
Sebagai kelanjutan dari proses sebelumnya, interpretasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
Dari proses kedua cara tersebut dapat dibedakan, tetapi hasil yang
diharapkan sama. Namun demikian, istilah dalam kajian sejarah selalu
menikuti historical analysis dan historical interpretation, jarang
menggunakan historical synthesis.
32
Interpretasi Pluralistik, interpretasi semacam ini dimunculkan oleh para
filosof abad ke-19 yang mengemukakan bahwa sejarah akan mengikuti
perkembangan-perkembangan sosial, budaya, politik, dan ekonomi
yang menunjukkan pola peradaban yang bersifat multikompleks.
Ilmu sejarah adalah ilmu yang bersifat terbuka seperti ilmu-ilmu lainnya.
Sejarah akan menerima penemuan-penemuan baru lainnya asalkan bisa
dipertanggung jawabkan secara metodologis.
D. HISTORIGRAFI
33
Sikap pemihakan kepada penukil berita sejarah.
Sejarawan terlalu percaya pada penukil bertia sejarah.
Sejarawan gagal menangkap maksud dari apa yang didengar dan
dilihat serta menurunkan laporan atas dasar kekeliruan yang salah.
Sejarawan memberikan asumsi tak beralasan tentang sumber berita.
Ketidaktahuan sejarawan dalam mencocokan keadaan dengan
kebenaran yang sebenarnya.
Kecendrungan sejarawan untuk mendekatkan diri kepada penguasa
atau orang yang berpengaruh.
Sejarawan tidak mengetahui watak berbagai kondisi yang muncul
dalam peradaban.
34
institusional, kisah sejarahnya cenderung bersifat mitos), dan historiografi
nasional. Ketiga corak tersebut belum bertitik tolak dari kepentingan ilmiah.
E. EKSPLANASI
Generalisasi
35
Adalah persamaan karakteristik tertentu. “suatu bagian yang menjadi cirri
sebuah kelompok, juga menjadi ciri dari kelompok yang lain pula”. Konsep-
konsep sejarah seperti “feodalisme”, “puritanisme”, dan “pergerakan
nasional” semuanya mengandung generalisasi konseptual
Narrative History
Multi-Interpretable
36
Bahwa ilmu sejarah yang dipahami sebagai menafsirkan, memahami dan
mengerti, cukup menjelaskan adanya subjektivisme dan relativisme dalam
penjelasan sejarah. Sehingga sejarah bakal Multi-Interpretable.
1. Kausalitas
Model ini berupaya menjelaskan peristiwa sejarah dengan merangkai
berbagai fakta dalam sintesis hubungan sebab akibat ( cause-effect).
Penjelasan dalam hukum kausalitas dimulai dengan mencari sejumlah
sebab untuk peristiwa yang sama. Sebab yang banyak tersebut disebut
kemajemukan sebab (multiplicity of causes).
2. Covering Low`Model
Model ini berpendapat bahwa setiap penjelasan dalam sejarah harus bisa
diterangkan oleh hukum umum ( general law) atau hipotesis universal
(universal hypothesis) atau hipotesis dalam bentuk universal (hypothesis
of universal form).
Menurut teori CLM, tidak ada perbedaan antara ilmu alam dengan
sejarah. Penjelasan sejarah diperoleh dengan menempatkan peristiwa-
peristiwa itu di bawah hipotesis, teori, dan hukum umum.
3. Hermeneutika
Hermeneutika menekankan secara jelas antara ilmu alam dengan ilmu
kemanusiaan. Penganut hermeneutika berpendapat bahwa perbuatan
manusia hanya bisa diterangkan dengan kajian ideografik (kekhususan,
partikularistik) daripada nomotetik (keumuman, generalistik).
Pengertian hermeneutika erat hubungannya dengan penafsiran teks-teks
dari masa lalu dan penjelasan pelaku sejarah.
4. Model Analogi
37
Analogi berperan penting dalam proses kreativitas intelektual. Analogi
berperan ke dalam maupun luar. Ke dalam, analogi dapat meningkatkan
suatu yang tidak disadari oleh inferensi awal ke tingkat rasional alam
pikiran. Ke luar, analogi bekerja sebagai pengalihan pikiran seseorang
kepada orang lain.
Penggunaan analogi dalam eksplanasi sejarah berpotensi menimbulkan
kekeliruan. Karena itu, sejarawan dituntun lebih selektif dalam
menggunakannya.
Cut the Gordian Knot, dari nama Raja Gordius dari Phrygia kuno untuk
menggambarkan penggunaan cara-cara drastic tanpa bersussah
payah.
5. Motivasi
Eksplanasi model motivasi dibagi atau dua bagian :
38
Bentuk tingkah laku yang berpola, menekankan penggunaan
pendekatan psikohistoris yang berpijak pada teori psikoanalisis dai
Sigmund Freud.
BAB V
KEKUATAN SEJARAH
39
Demikianlah, orang hanya mengenal peristiwa-peristiwa di permukaan,
tetapi tidak mengetahui apa yang memungkinkan peristiwa itu terjadi. Carl
G.Gustavson dalam A Preface of History mengidentifikasi enam kekauatan
sejarah, yaitu ekonomi, agama, institusi (terutama politik), teknologi,
ideology dan militer. Kita masih dapat menambahkannya : individu, seks,
umur, golongan, etnis dan ras, mitos dan budaya.
Dari sejarah dunia kita belajar bahwa terciptanya Jalan Sutera dari
Tiongkok ke Eropa ialah karena kepentingan ekonomi. Eksplorasi Eropa
ke dunia Timur sebagian besar karena alasan ekonomi. Kedatangan
orang-orang Eropa di Amerika bagian selatan, perdagangan perbudakan
dan kedatangan para pengejar “American Dream” karena alasan itu pula.
40
itu ia harus menghadapi budaya Jawa yang dianggap penuh kurafat dan
ajaran Islam yang ada dianggap penuh bid’ah.
Sejak zaman klasik, Yunani selalu bermusuhan dengan Sparta dan Persia
karena perbedaan institusi. Yunani selalu digambarkan sebagai sebuah
Republik yang demokratis sementara Sparta dan Persia adalah tirani.
41
Selain bangsa Belanda, pada zaman Belanda diangkat orang-orang
Indonesia sebagai tentara. Para raja pribumi juga diwajibkan untuk
membentuk pasukan. Demikianlah, misalkan, Barisan Madura dipakai
Belanda untuk memadamkan Perang Aceh. Dalam Perang Dipenogoro
peran serdadu Belanda tidak terpisahkan dari penyelesaian perang.
Mereka lebih professional dari tentara Dipenogoro yang kebanyakan
pasti direkrut dari penduduk.
BAB VI
PREDIKSI SEJARAH
42
hanya ramalan (prediksi cuaca), ramalan bisnis dan ramalan statistic. Akan
tetapi kalaupun sejarawan mau membuat prediksi dalam sejarah, yaitu
berbicara tentang masa depan, ia harus ekstra hati-hati. Sebab, sejarah tidak
memiliki fakta untuk itu. Prediksi sejarah menurut Kuntowijoyo, hanya
ekstrapolasi, atau pemikiran berdasarkan historical trend.
BAB VII
GUNA DAN FUNGSI SEJARAH
A. FUNGSI INTRINSIK
43
Sejarah sebagai ilmu artinya siapa saja dapat mengaku sebagai sejarawan
secarah sah asal hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.
B. FUNGSI EKSTRINSIK
Fungsi sejarah yang penting untuk dipahami adalah fungsi edukatif yang
mencakup :
A. Kegunaan Edukatif
Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang
pernah di lakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman
yang di alaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.
Dengan belajarsejarah seseorang akan senantiasa berdialog anatara
masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting
yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide
maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan
masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang
akan datang.
B. Kegunaan Inspiratif
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca
dan pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide
atau konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah
masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi
mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme
maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.
C. Kegunaan Rekreatif
Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui
penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca
menjadi media hiburan yang rekreatif.
D. Kegunaan Instruktif
46
Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam
menunjang bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil
penelitian sejarah yang menyangkut penemuan-penemuan teknik
sepanjangsejarah kehidupan manusia, dimana sejarah masing-masing
penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip
kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya
BAB VIII
JENIS-JENIS SEJARAH
1. Sejarah Politik
Sejarah politik merupakan sejarah yang membicarakan soal keterkaitan
atau hubungan timbal balik antara aktivitas manusia dengan pemerintah.
2. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi merupakan mengenai perekonomian, yaitu aktivitas
masnusia dalam mengelola sumber daya dalam rangka memenuhi
kebutuhannya, terutama kebutuhan jasmani.
3. Sejarah Kebudayaan
47
Sejarah kebudayaan merupakan sejarah tentang kebudayaan, dengan
kebudayaan, kebutuhan manusia (rohani dan jasmani) dapat terpenuhi.
Hal itu dapat terwujudkan karena manusia memiliki akal dan budi
sehingga berbeda dengan makhluk lainnya. Apabila kebutuhan pokok
manusia terpenuhi, manusia akan beranjak menikmati kebutuhan
psikisnya dengan menikmati hasil budaya, di antaranya kesenian. Maka
timbullah sejarah kesenian seperti seni suara, seni tari, seni ukir dll.
4. Sejarah Teknologi
Sejarah teknilogi menggambarkan bagaimana manusia menciptakan cara
atau alat-alat agar apa yang dikehendaki mudah di peroleh. Ditinjau dari
cara membuat sesuatu, pada mulanya manusia menggunakan tangan.
Demi kebutuhan yang terus meningkat, dipergunakanlah mesin yang
dapat bekerja lebih cepat dan efektif. Jenis teknologi yang digunakan pun
terus ber-evolusi.
5. Sejarah Sosial
Sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang amat luas dan beraneka
ragam. Kebanyakan sejarah sosial juga mempunyai hubungan dengan
sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah budaya dan bidang-bidang
lainnya.
6. Sejarah Geografi
Sejarah geografi ini dikaitkan dengan masalah sejarah yang memiliki
keterkaitan dengan geografi, untuk menjawab pertanyaan “dimana
peristiwa itu terjadi?” baik secara langsung maupun tidak
langsung.peristiwa sejarah dalam sejarah geografi ini dikaitkan dengan
tempat dan lokasi kejadiannya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan
tentang geografi (ilmu geografi) sangat diperlukan, kemudian muncul
pertanyaan “mengapa di tempat tersebut?”. Selain itu, pengetahuan
geografi juga penting dalam perjalanan sejarah bangsa.
48
7. Sejarah Pendidikan
Sejarah pendidikan merupaka uraian tentang proses perkembangan
pendidikan di suatu daerah. Secara umum pendidikan dibedakan atas
tingkat dasar, menengah dan tinggi. Dari kualitas dan suatu tingkat
pendidikan setempat dapatlah diketahui sudah maju atau tidakkah
pendidikan masyarakat tersebut.
8. Sejarah Nasional
Sejarah nasional menceritakan sejarah bangsa Indonesia mulai sejak awal
pertumbuhannya sampai sekarang. Sejarah nasional memuat bagaimana
keadaan masyarakat nenek moyang kita, kepercayaannya, serta hasil
budayanya. Setelah kedatangan Hindu-Budha, diceritakan pula masuk
dan perkembangan Islam serta kedatangan bangsa barat yang
melakukan penjajahan sampai akhirnya bangsa nusantara (pribumi)
melakukan perlawanan untuk melepasakan diri dari belenggu penjajahan.
9. Sejarah Dunia
Sejarah dunia menceritakan peristiwa penting sejumlah Negara,
hubungan antar Negara serta peristiwa dan fakta dari sejumlah Negara
yang memepengaruhi Negara-negara yang ada di belahan bumi lainnya.
Jadi sejarah dunia menceritakan bagaimana situasi Negara-negara
diseluruh kawasan dunia ini dan hubungannya satu dengan yang lainnya.
49
BAB IX
KONSEP SEJARAH
A. Perubahan
Kita sering mendengar sindiran “tidak ada di dunia ini yang abadi, kecuali
perubahan itu sendiri”. Bahkan, seorang futuris ternama Amerika Serikat,
Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa “perubahan tidak sekadar penting
dalam kehidupan, tetapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan”.
B. Peristiwa
50
menjadikan kesudahan atau hasil dari suatu pebuatan maupun dampak dan
peristiwa
D. Nasionalisme
F. Kolonialisme
G. Revolusi
51
terjadi ketika berbagai kesulitan perang dan krisis keuangan Negara berhasil
diatasi, namun memiliki institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi.
H. Peradaban
I. Perbudakan
J. Waktu
52
Konsep waktu dalam hal ini (hari, tanggal, bukan, tahun, windu, abad dan
milenium) merupakan konsep esensial dalam sejarah. Begitu penting nya
mengenai waktu yang digunakan baik dalam riset historis dan empiris dalam
perspektif kronologis, fungsionalis, strukturalis maupun simbolis.
53
54
55