Anda di halaman 1dari 9

RESUME BAHAN MAGNETIK

NURFAUZIA
161050801019
FISIKA A
1. PENGERTIAN MAGNET
Kata magnet berasal dari bahasa Yunani yaitu magnes atau magnetis lithos
yang berarti batu dari magnesia. Penemuan magnet ini telah diketahui di Yunani,
India, dan Cina sekitar 2500 tahun yang lalu magnet berasal dari Lodestones yaitu
berasal dari bijih besi. Magnet secara alami diciptakan yang dapat menarik
potongan besi lainnya. Sesuai dengan asal nama magnet diberikan yaitu magnet
berasal dari bahasa Yunani berarti "batu dari Magnesia", bagian dari Yunani kuno
dimana Lodestones ditemukan. Lodestones merupakan kompas magnetik pertama.
Awal abad ke 12, magnet mulai digunakan sebagai kompas karena sifatnya
yang selalu menunjuk arah utara dan selatan bumi. Sifat kutub magnet mulai
diselidiki ilmuwan, diantaranya:
a. Pierre de Maricourt (1269) menemukan garis medan magnet pada magnet
berbentuk bola.
b. William Gilbert (1600) menemukan sifat kemagnetan bumi.
c. John Michell (1750) menemukan hubungan gaya magnet dengan jarak antar
magnet.
d. HC. Oersted, Marie Ampere, Biot dan Savart (awal abad 19) menemukan
hubungan listrik dan magnetisme.
e. M. Faraday dan J. Henry (1830) menemukan hubungan medan magnet dengan
medan listrik.
f. J. C. Maxwell (1860) menyusun teori dan konsep elektromagnetik.
Magnet merupakan benda yang dapat menarik benda-benda lain di
sekitarnya seperti besi, baja, dan kobalt. Sebuah magnet terdiri atas magnet-magnet
elementer yang tersusun secara teratur. Magnet mmepunyai bagian yang paling
kuat daya tariknya yaitu bagian kutub magnet, terdiri dari kutub utara (KU) dan
kutub Selatan (KS).
Magnet terbaik umumnya mengandung besi metalik. Namun, ternyata
bahwa unsur lainpun menampilkan sifat magnetik; selain itu, bukan logam pun
dapat memiliki sifat magnet. Dalam teknologi modern kini digunakan magnet
logam dan keramik. Selain itu dimanfaatkan pula unsur lain untuk meningkatkan
kemampuan magnet sehingga memenuhi persyaratan.
Gejala Kemagnetan Pada Atom
Tiap elektron atom akan memiliki momen magnetic pm, yang disebut spin
elektron oleh ahli fisika. Momen magnetik disebut magneton Bohr, dan sama
dengan 9,27x10‐27 A.m2. Elektron biasanya berpasangan dalam orbit dan
membentuk spin atas dan bawah. Jadi, efek luar dari momen tersebut tidak ada.
Atom akan bersifat magnet bila ada ketidakseimbangan dalam spin elektron.
Akhirnya, diketahui bahwa hanya beberapa elektron memiliki spin elektron yang
tidak seimbang, dan d engan demikian memiliki momen magnetik.
Untuk menjelaskan tentang magnet, Weber mengemukakan teorinya yang
disebut dengan “Hipotesis Weber” yang isinya sebagai berikut:
1. Bahan magnetik terdiri atas atom-atom magnetik yang disebut magnet
elementer. Setiap magnet memiliki kutub utara dan kutub selatan. Ketka magnet
dipotong, maka potongan-potongan tersebut akan menjadi magnet baru yang
juga mempunyai kutub utara dan kutub selatan. Jika pemotongan terus
dilakukan hingga sekecil-kecilnya, maka akan terbentuk atom magnet. Atom
magnet tersebut pun akan memiliki kutub utara dan kutub selatan.
2. Pada bahan yang belum menjadi magnet, maka magnet elementernya belum
tersusun dengan teratur. Sehingga kutub utara sebuah magnet elementer
terhubung dengan kutub selatan pada magnet elementer yang lain. Dengan
demikian, magnet-magnet elementer pada bahan tersebut terangkai seperti
lingkaran.
3. Pada bahan yang sudah menjadi magnet, magnet elementer sudah tersusun
dalam barisan yang teratur dengan pola lurus. Kutub utara bertemu dengan
kutub selatan dengan berurutan.
4. Magnet elementer besi mudah diarahkan sehingga besi lebih mudah dijadikan
magnet. Akan tetapi sifat kemagnetan besi mudah hilang. Sedangkan magnet
elemeter baja sangat sukar diarahkan, akan tetapi ketika sudah bisa diarahkan,
sifat kemagnetannya akan bertahan lama.

2. BAHAN MAGNETIK DAN NONMAGNETIK


Berdasarkan asalnya, magnet dibagi menjadi dua kelompok, yaitu magnet
alam, yakni magnet yang ditemukan di alam dan magnet buatan, yakni magnet yang
sengaja dibuat oleh manusia. Selanjutnya, berdasarkan sifat kemagnetannya,
magnet buatan dikelompokkan menjadi magnet tetap (permanen) dan magnet
sementara. Magnet tetap adalah magnet yang sifat kemagnetannya tetap (terjadi
dalam waktu yang relatif lama). Sebaliknya, magnet sementara adalah magnet yang
sifat kemagnetannya tidak tetap atau sementara. Pada umumnya, magnet permanen
terbuat dart baja, sementara magnet tidak tetap terbuat dari besi.
Komposisi Bahan Magnetik
1. Magnet alam (dahulu disebut batu magnet)
Magnet alam adalah mineral, Fe3O4 dalam fasa keramik alamiah dengan
ion O2‐ dalam kisi kps. Ion besi berada dalam lokasi intertisial rangkap 4 dan
rangkap 6. Secara lebih terinci dapat dilihat ion Fe2+ berada pada lokasi rangkap
6, sedangkan ion Fe3+ terbagi rata pada rangkap 6 dan rangkap 4. Struktur ini
termasuk jenis struktur NiFe2O4 yang disebut spinnel. Sel satuan ini bersifat
magnetik karena momen magnet ion pada lokasi rangkap 6 sama arahnya dan yang
berada pada lokasi rangkap 4 berlawanan arah.
2. Magnet logam
Besi kpr merupakan bahan magnet logam yang sering dijumpai. Bahan logam lain
yang memiliki permeabulitas maksimum yang sangat tinggi, ( maks) adalah
permalloy, dan medan oersif (‐Hc) yang tinggi adalah Alnico V.
3. Magnet Keramik.
Magnet keramik seperti, ferit terdiri dari senyawa ionik. Jadi besi berbentuk Fe2+
atau Fe3+. Ion feros kehilangan dua elektron, yaitu dua elektron 4s dan satu electron
3d, jadi tersisa lima elektron yang tidak berpasangan. Contoh: BeFe12+O19
Fluks magnetik adalah jumlah medan magnetik ( garis gaya magnet ) yang
dihasilkan sumber magnetik, dilambangkan dengan Ф (phi). Satuan fluks magnetik
weber (Wb ). Kerapatan fluks magnet adalah jumlah total fluks yang menembus
area yang tegak lurus dengan fluks
Salah satu sifat magnet adalah memiliki gaya tarik. Artinya, apabila magnet
diletakkan berdekatan dengan jenis-jenis logam tertentu akan menarik dan
mempertahankan logam tersebut untuk tetap menempel padanya. Benda-benda
logam apa saja yang dapat ditarik oleh magnet dan benda-benda apa yang
tidak dapat ditarik oleh magnet? Bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet
disebut bahan magnetik dan yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut bahan
nonmagnetik.
Berdasarkan sifat kemagnetannya magnet dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a. Magnet permanen.
Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan medan magnet
yang besarnya tetap tanpa adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam
karena memiliki sifat kemagnetan yang tetap. Magnet permanen dibuat orang
dalam berbagai bentuk dan dapat dibedakan menurut bentuknya menjadi :
- Magnet batang
- Magnet ladam (sepatu kuda)
- Magnet jarum
- Magnet silinder
- Magnet lingkaran
b. Magnet remanen
Magnet remanen adalah suatu bahan yang hanya dapat menghasilkan medan
magnet yang bersifat sementara. Medan magnet remanen dihasilkan dengan cara
mengalirkan arus listrik atau digosok-gosokkan dengan magnet alam. Bila suatu
bahan pengantar dialiri arus listrik, besarnya medan magnet yang dihasilkan
tergantung pada besar arus listrik yang dialirkan. Medan magnet remanen yang
digunakan dalam praktek kebanyakan dihasilkan oleh arus dalam kumparan yang
berinti besi. Agar medan magnet yang dihasilkan cukup kuat, kumparan diisi
dengan besi atau bahan sejenis besi dan sistem ini dinamakan electromagnet.
Keuntungan electromagnet adalah bahwa kemagnetannya dapat dibuat sangat kuat,
tergantung dengan arus yang dialirkan. Dan kemagnetannya dapat dihilangkan
dengan memutuskan arus listriknya.
3. MENGELOMPOKKAN BAHAN MAGNETIK DAN NONMAGNETIK
Bahan magnetik dikelompokkan menjadi dua yaitu ferromagnetik dan
paramagnetik. Bahan ferromagnetik ialah bahan yang mampu ditarik dengan kuat
oleh magnet. Contohnya: besi, baja, nikel, kobalt. Bahan paramagnetik ialah bahan
yang mampu ditarik dengan lemah oleh magnet. Contohnya: alumunium,
magnesium, platina.
Bahan nonmagnetik atau yang biasa disebut dengan diamagnetik yaitu
bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Contohnya: tembaga, emas, perak,
seng.
Berikut penjelasannya :
Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam
komponen pembentuknya. Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh
kemagnetan, bahan dapat digolongkan menjadi 5 yaitu:
2.4.1 Bahan Diamagnetik
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom/ molekulya adalah nol, tetapi medan magnet akibat orbit dan spin
elektronnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak
mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan
magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan mengubah gerakannya
sedemikian rupa sehingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang
arahnya berlawanan dengan medan magnet luar tersebut. Sifat diamagnetik bahan
ditimbulkan oleh gerak orbital elektron. Karena atom mempunyai elektron orbital,
maka semua bahan bersifat diamagnetik. Suatu bahan dapat bersifat magnet apabila
susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang tidak
berpasangan. Dalam bahan diamagnetic hampir semua spin elektron berpasangan,
akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Permeabilitas bahan ini: μ< dengan
suseptibilitas magnetik bahan: Nilai bahan diamagnetik mempunyai orde -10-
5m3/kg. Contoh bahan diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.
2.4.2 Bahan Paramagnetik
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom/ molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total
seluruh atom/ molekul dalam bahan nol, hal ini disebabkan karena gerakan atom/
molekul acak, sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom saling
meniadakan. (Halliday & Resnick, 1989). Di bawah pengaruh medan eksternal,
mereka mensejajarkan diri karena torsi yang dihasilkan. Sifat paramagnetik
ditimbulkan oleh momen magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan magnet
luar.
2.4.3. Bahan Ferromagnetik
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis
besar. Hal ini terutama disebabkan oleh momen magnetik spin elektron. Pada bahan
ferromagnetik banyak spin elektron yang tidak berpasangan, misalnya pada atom
besi terdapat empat buah spin elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing
spin elektron yang tidak berpasangan ini akan memberikan medanmagnetik,
sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom lebih besar.
Bahan ferromagnetik mempunyai resultan medan magnet atomis besar, hal
ini disebabkan oleh momen magnetik spin elektron. Pada bahan ini banyak spin
electron yang tidak berpasangan, masing-masing spin elektron yang tidak
berpasangan ini akan menimbulkan medan magnetik, sehingga medan magnet total
yang dihasilkan oleh satu atom menjadi lebih besar (Halliday & Resnick, 1989).
Medan magnet dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat,
sehingga interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar
atom akan mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok, kelompok inilah
yang dikenal dengan domain.
Domain-domain dalam bahan ferromagnetik, dalam ketiadaan medan
eksternal, momen magnet dalam tiap domain akan paralel, tetapi domain-domain
diorientasikan secara acak, dan yang lain akan terdistorsi karena pengaruh medan
eksternal. Domain dengan momen magnet paralel terhadap medan eksternal akan
mengembang, sementara yang lain mengerut. Semua domain akan menyebariskan
diri dengan medan eksternal pada titik saturasi, artinya bahwa setelah seluruh
domain sudah terarahkan, penambahan medan magnet luar tidak memberi pengaruh
apa-apa karena tidak ada lagi domain yang perlu disearahkan, keadaan ini disebut
dengan penjenuhan (saturasi).
Bahan ini juga mempunyai sifat remanensi, artinya bahwa setelah medan
magnet luar dihilangkan, akan tetap memiliki medan magnet, karena itu bahan ini
sangat baik sebagai sumber magnet permanen. Permeabilitas bahan : dengan
suseptibilitas bahan : . Contoh bahan ferromagnetik : besi, baja. Sifat kemagnetan
bahan ferromagnetik akan hilang pada temperatur Currie. Temperatur Currie untuk
besi lemah adalah 770oC dan untuk baja adalah 1043o C. Sifat bahan ferromagnetik
biasanya terdapat dalam bahan ferit. Ferit merupakan bahan dasar magnet
permanen yang banyak digunakan dalam industriindustri elektronika, seperti
dalamloudspeaker, motor-motor listrik,dynamo dan KWH- meter.
2.4.4 Bahan Antiferromagnetik
Jenis ini memiliki arah domain yang berlawanan arah dan sama pada kedua arah.
Arah domain magnet tersebut berasal dari jenis atom sama pada suatu kristal. Pada
unsur dapat ditemui pada unsur cromium, tipe ini memiliki arah domain yang
menuju dua arah dan saling berkebalikan. Jenis ini memiliki temperature curie yang
rendah sekitar 37ºC untuk menjadi paramagnetik.
2.4.5 Bahan Ferrimagnetik
Jenis tipe ini hanya dapat ditemukan pada campuran dua unsur antara paramagnetic
dan ferromagnetik seperti magnet barium ferit dimana barium (Ba) adalah jenis
paramagnetik dan ferit (Fe) adalah jenis unsur yang termasuk dalam kategori
ferromagnetic.

4. SIFAT-SIFAT MAGNET
1. Dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja.
2. Memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub utara
adalah kutub magnet yang selalu mengarah ke kutub utara bumi. Kutub
selatan adalah kutub magnet yang mengarah ke selatan bumi.
3. Gaya tarik terbesar terletak pada kutub-kutubnya.
4. Kutub magnet yang senama tolak-menolak dan kutub yang tidak senama
tarik-menarik.
5. Semakin dekat jarak kutub magnet terhadap bendanya, semakin kuat gaya
tarikan magnet terhadap benda itu.
5. KUTUB MAGNET
Semua magnet mempunyai sifat-sifat tertentu. Setiap magnet,
bagaimanapun bentuknya, mempunyai dua ujung dimana pengaruh magnetiknya
paling kuat. Dua ujung tersebut dikenal sebagai kutub magnet. Salah satu kutub
diberi nama kutub utara (U) dan kutub yang lain diberi nama kutub selatan (S).
Magnet dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran meliputi magnet batang, tapal
kuda, U, dan cakram.
Jika dua magnet saling didekatkan, mereka saling mengerahkan gaya, yaitu
gaya magnet. Gaya magnet, seperti gaya listrik, terdiri dari tarik-menarik dan tolak-
menolak. Jika dua kutub utara saling didekatkan, kedua kutub tersebut akan tolak-
menolak. Demikian juga halnya jika dua kutub selatan saling didekatkan maka akan
saling tolak-menolak. Namun, jika kutub utara utara salah satu magnet didekatkan
ke kutub selatan magnet lain, kutub-kutub tersebut akan tarik menarik. Aturan
untuk kutub-kutub magnet tersebut berbunyi: Kutub-kutub senama akan tolak-
menolak dan kutub-kutub tidak senama akan tarikmenarik.
Kutub magnet selalu ditemukan berpasangan, kutub utara dan kutub selatan.
Jika sebuah magnet dipotong menjadi dua buah, dihasilkan dua magnet yang lebih
kecil masing-masing mempunyai satu kutub utara dan satu kutub selatan. Prosedur
ini dapat diulang-ulang, namun selalu dihasilkan sebuah magnet lengkap yang
terdiri dari dua kutub yaitu kutub utara dan selatan.
Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, magnet dapat dibedakan menjadi empat
tipe:
a. Magnet Permanen Campuran
Sifat magnet tipe ini adalah keras dan memiliki gaya tarik sangat kuat. Magnet
permanen campuran dibagi menjadi:
a. Magnet alcomax, dibuat dari campuran besi dengan almunium
b. Magnet alnico, dibuat dari campuran besi dengan nikel
c. Magnet ticonal, dibuat dari campuran besi dengan kobalt
b. Magnet Permanen Keramik
Tipe magnet ini disebut juga dengan magnadur, terbuat dari serbuk ferit dan
bersifat keras serta memiliki gaya tarik kuat.
c. Magnet Besi Lunak
Tipe magnet besi lunak disebut juga stalloy, terbuat dari 96% besi dan 4% silicon.
Sifat kemagnetannya tidak keras dan sementara.
d. Magnet Pelindung
Tipe magnet ini disebut juga mumetal, terbuat dari 74% nikel, 20% besi, 5%
tembaga, dan 1% mangan. Magnet ini tidak keras dan bersifat sementara.
Berdasarkan penggolongan magnet buatan diatas serta kemampuan bahan
menyimpan sifat magnetnya, kita dapat menggolongkan bahan-bahan magnetic ke
dalam magnet keras dan magnet lunak. Sebagai contoh bahan-bahan magnet keras
ialah baja dan alcomax. Bahan ini sangat sulit untuk dijadikan magnet. Namun
demikian, setelah bahan tersebut menjadi magnet, bahan-bahan magnet keras ini
akan dapat menyimpan sifat magnetiknya relative sangat lama. Karena
pertimbangan atau alas an itulah bahan-bahan magnet keras ini lebih banyak
dipakai untuk membuat magnet tetap (permanen). Contoh pemakaiannya adalah
pita kaset dan kompas. Bahan-bahan magnet lunak, misalnya besi dan mumetal,
jauh lebih mudah untuk dijadikan magnet. Namun demikian, sifat kemagnetannya
bersifat sementara atau mudah hilang. Itulah sebabnya, bahan-bahan magnet lunak
ini banyak dipakai untuk membuat electromagnet (magnet listrik).

Anda mungkin juga menyukai