Anda di halaman 1dari 4

Inilah Kriteria Kantor Berhias di Kemenkes

Senin, 14 Mei 2018

Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat (Berhias) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan kantor
yang struktur dan proses pengelolaannya efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya,
berwawasan lingkungan, tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan keselamatan bagi tenaga kerja.
Berlakunya Kantor Berhias Kemenkes dilatarbelakangi adanya perubahan iklim secara global yang
merugikan lingkungan hidup dan manusia.

Berikut adalah kriteria Kantor Berhias yang diterapkan di Kemenkes. Berdasarkan Keputusan Sekretaris
Jenderal Kemenkes, Kantor Berhias harus memperhatikan aspek higien dan sanitasi kantor.

Higien dan sanitasi perkantoran sangat diperlukan. Hal itu dapat menggambarkan kondisi maupun
kinerja manajemen dimana aktivitas tenaga kerja hampir separuh waktunya berada di kantor. Kemudian
hal yang harus diperhatikan adalah kualitas udara dalam ruangan. Bisa dilakukan melalui kawasan tanpa
asap rokok, tata udara dan cahaya, serta tingkat kebisingan. Batasan tingkat kebisingan di setiap
ruangan di perkantoran, yakni (40-45 Desibel) untuk ruang kantor (umum/terbuka), (35-40 Desibel)
untuk ruang kantor (pribadi), (45-50 Desibel) untuk ruang umum dan kantin, dan (30-35 Desibel) untuk
ruang pertemuan dan rapat.

Kriteria selanjutnya adalah efisiensi energi. lsu penghematan energi saat ini banyak didengungkan di
semua aktivitas manusia karena sejak lama telah diprediksi bahwa beberapa tahun mendatang, sumber
daya alam tidak terbaharukan seperti halnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara akan semakin langka
dan tidak dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Karenanya, setiap bagian dari bangunan yang menggunakan energi harus mengarah pada desain dan
manajemen operasional dengan target efisiensi yang tinggi. Tujuannya meminimalkan emisi karbon yang
dihasilkan dari pembakaran energi di permukaan bumi, disamping itu juga agar tercapai efisiensi agar
biaya operasional menjadi lebih ekonomis.

Selain itu, perlu juga memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi pelaksanaan
pemeliharaan dan perawatan ruang perkantoran, lantai bebas dari bahan licin, cekungan, miring, dan
berlubang yang menyebabkan kecelakan dan cidera pada karyawan. Pengelolaan listrik dan sumber api
pun harus terbebas dari penyebab elektrical shock (risiko tersetrum).

Setiap kantor juga perlu melaksanakan kewaspadaan melalui manajemen tanggap darurat. Pada
perinsipnya, manajemen ini dilakukan apabila terjadi kebakaran, huru-hara, banjir, dan ancaman bom.
Manajemen tanggap darurat gedung bertujuan untuk meminimalkan dampak terjadinya kejadian yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa, bagi karyawan dan pengunjung perkantoran.

Terkait kesehatan pekerja, pembinaan peningkatan kesehatan kerja di perkantoran perlu dilakukan.
Begitupun promosi kesehatan (pemberian informasi melalui media komunikasi, informasi dan edukasi)
di perkantoran yang meliputi penyuluhan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Manajemen kantor pun harus menyediakan ruang ASI dan pemberian kesempatan memerah ASI
walaupun sedang dalam waktu kerja, memberlakukan aktivitas fisik sebagai upaya kebugaran jasmani
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencapai produktivitas kerja yang optimal.

Penyelenggaraan Gerakan Kantor Berhias di Kemenkes ini diperuntukan bagi kantor pusat dan Unit
Pelaksana Teknis dalam menyelenggarakan pengelolaan bangunan gedung yang ramah lingkungan.
Keterlibatan seluruh pegawai sangat diperlukan agar produktif mencapai target pekerjaan.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk
informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567,
SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email
kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. (D2)

http://www.depkes.go.id/article/view/18051500001/this-is-the-criteria-of-green-and-healthy-office-in-
ministry-of-health-.html

Ayo Dicek, Ini Syarat-syarat Kantor yang


Sehat

Dr. dr. Astrid W Sulistomo, SpOk, Pakar kesehatan kerja dari Universitas Indonesia,
memberikan beberapa syarat untuk kantor yang sehat, antara lain:

1. Ventilasi harus baik

"Karena kalau aliran udaranya tidak baik dapat menyebabkan kurang udara bersih. Dan
kalau ada yang sedang sakit, virusnya dapat menular lebih cepat karena sirkulasinya tidak
baik. Kuman-kuman mudah menyebar," jelas Dr. dr. Astrid W Sulistomo, SpOk, saat
dihubungi detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (27/3/2013).

2. Penerangan harus cukup. Sesuaikan dengan pekerjaannya.

3. Desain ergonomis tempat kerja dan peralatan yang digunakan.

4. Toilet higienis
"Jumlah yang standar itu 1 toilet untuk 20 orang. Jadi jika ada 400 karyawan sudah semestinya
ada 20 toilet di dalamnya," tutur Dr Astrid.

Selain sarana dan fasilitas, kantor yang sehat juga bisa dilihat dari kebiasaan karyawannya.
Misalnya tetap aktif bergerak dan olahraga kecil meski disela-sela waktu bekerja.

"Tempat fitnes tidak harus ada karena terkadang perusahaan berat juga untuk menyediakannya.
Tetapi bukan jadi penghalang, misalnya perusahaan lebih mempromosikan tempat-tempat
fitnes dan bisa juga menggunakan role model seperti manajer yang misalnya ruangannya di
lantai 3 tidak menggunakan lift tetapi naik tangga. Itu dapat ditiru oleh karyawan lainnya
sehingga dapat dicontoh dan tetap menjaga kesehatan karyawan," jelas Dr Astrid.

Nah, bagi ibu-ibu yang sedang menyusui, idealnya kantor yang sehat juga menyediakan ruangan
laktasi. Sayang, belum banyak kantor yang menyediakan ruangan khusus tersebut.

Solusinya, jika tidak ada ruangan laktasi dapat memanfaatkan ruangan-ruangan yang kosong,
seperti misalnya ruang rapat yang sedang tidak dipakai. Yang paling penting adalah privasi.
Tetapi syarat ruang laktasi sendiri sebenarnya harus ada tempat cuci tangan (wastafel), ada
lemari es, ada satu tempat duduk yang nyaman dan bersifat privasi.

Untuk lamanya jam kerja, Dr Astrid menyatakan idealnya karyawan bekerja selama 8 jam. 4 Jam
bekerja, 15 menit istirahat, kemudian terpotong waktu makan, lalu bekerja 4 jam lagi.

"Tetapi ini tergantung pada pekerjaannya. Kalau pekerjaannya lebih banyak pekerjaan fisik,
harus lebih diperbanyak istirahat dan kurang dari 8 jam," tutup Dr Astrid.

https://health.detik.com/ulasan-khas/d-2205274/ayo-dicek-ini-syarat-syarat-kantor-yang-sehat

Kantor sehat adalah kantor yang struktur dan proses pengelolaannya efisien dan efektif dalam
penggunaan sumber daya, berwawasan lingkungan, tidak menimbulkan gangguan kesehatan
dan keselamatan bagi tenaga kerja.

beberapa syarat untuk kantor yang sehat :


1. Ventilasi harus baik
2. Penerangan harus cukup (efisiensi energi)
3. Desain ergonomis (memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi
pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ruang perkantoran, lantai bebas dari bahan licin,
cekungan, miring, dan berlubang yang menyebabkan kecelakan dan cidera pada karyawan.
Pengelolaan listrik dan sumber api pun harus terbebas dari penyebab elektrical shock (risiko
tersetrum).)
4. Toilet higienis
5. Karyawan tetap aktif bergerak
6. Ruang Laktasi
7. melaksanakan kewaspadaan melalui manajemen tanggap darurat. Pada perinsipnya,
manajemen ini dilakukan apabila terjadi kebakaran, huru-hara, banjir, dan ancaman bom.
Manajemen tanggap darurat gedung bertujuan untuk meminimalkan dampak terjadinya
kejadian yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa, bagi karyawan dan
pengunjung perkantoran.

Anda mungkin juga menyukai