Anda di halaman 1dari 2

Ergonomi Kantor

Ergonomi Kantor adalah sebuah norma yang terdapat di dalam sistem kerja dimana
hal ini mengatur tentang hubungan pekerja dengan faktor fisiologis dan psikologis di
lingkungan para pekerja. Ergonomi kantor juga mengintegrasikan penggunaan ruang, furnitur
dan peralatan, serta faktor fisiologis lain seperti cahaya, warna, suara, dan suhu untuk
memenuhi kebutuhan psikologis pekerja di tempat kerja untuk menghindari keluhan yang
sering muncul berkaitan dengan posisis kerja di kantor, seperti: sakit kepala, nyeri leher,
pegal dan kering pada mata, kesemutan pada tangan, hingga sakit pinggang.

Esensi dari buku pedoman kerja pada suatu kantor adalah dapat memberi kemudahan
bagi para pekerja sebab berisi petunjuk-petunjuk dan peraturan-peraturan sehingga dapat
menjadi patokan/pegangan dalam melakukan pekerjaan di suatu kantor. Selain itu buku
pedoman kerja memiliki peranan, diantaranya:

a. sebagai ukuran baku bagi pemimpin dalam mengontrol suatu pekerjaan


b. memberi representasi yang jelas bagi para pejabat, pegawai, maupaun masyarakat
mengenai organisasi yang bersangkutan
c. sebagai pegangan dalam melakukan pekerjaan dengan tepat sehingga dapat
mengurangi keraguan dan kesalahpahaman dalam bekerja
d. membantu mempercepat training bagi pegawai baru.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi, menghindari, dan bebas dari kecelakaan kerja akibat bekerja. Suatu perusahaan
wajib memberikan perlindukan kepada karyawannya sehingga apabila hal dilaksanakan
dengan baik dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Pentingnya mempelajari K3:


a. Perusahaan melakukan berbagai cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan menjamin keselamatan kerja karyawan atas dasar perikemanusiaan.
b. Menaati aturan yang telah ditetapkan, seperti adanya berbagai payung hukum
yang mencakup pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam kegiatan
usaha, baik dalam undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri,
keputusan menteri, instruksi menteri, hingga surat edaran. Dengan demikian,
perusahaan yang tidak mematuhi peraturan tersebut akan mendapatkan sanksi.
c. Meningkatkan keserasian, partisipasi, dan kegairahan kerja.
d. Apabila tidak mempelajari K3 dengan baik akan terjadi kecelakaan kerja dan
berdampak pada pengeluaran yang cukup besar oleh perusahaan.
Manajer kantor dapat mengadakan rapat evaluasi terlebih dahulu untuk memetakkan
berbagai permasalahan dan keluhan dari pengunjung. Kemudian dari permasalahan
yang terlihat, dalam hal ini memberikan pelayanan yang sangat lama dan formatnya
kurang bagus maka perlu adanya pelatihan mengenai kecekatan dan ketanggapan
petugas dalam memberi pelayanan. Selain itu, membuka pelayanan secara online
untuk meng-upload berkas dan mengambil antrian sehingga ketika melakukan
pengurusan administrasi di kantor menjadi lebih cepat. Untuk format yang kurang
bagus bisa dirapikan lagi juga melalui online seperti: google form, spreadsheet, dll
sehingga format berkas tersusun dengan rapi.
Manajer kantor akan menganggarkan dana untuk melakukan renovasi di gedung
pembantu. Renovasi ini diantaranya mencakup mengenai: ventilasi udara yang baik
sehingga sirkulasi udara berjalan lancar, membuat saluran air yang lancar demi
kenyamanan pegawai, serta merekrut orang untuk membersihkan kantor secara rutin
sehingga tidak terasa pengap dan terjaga kebersihannya. Bagaimanapun gedung
pembantu juga berperan dalam kinerja perusahaan sehingga diharapkan adanya
renovasi ini dapat membuat karyawan merasa nyaman dan tidak dinomorduakan.

Anda mungkin juga menyukai