Anda di halaman 1dari 5

PENEMUAN KASUS BAYI DAN

BALITA RESTI

No. Dokumen : SOP/ /Pkm PNG

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Asep Haris Aqso, SKM
PUSKESMAS NIP. 196910061993031004
PANONGAN

1 Pengertian Penemuan kasus bayi balita resti adalah suatu kegiatan dalam penemuan
kasus resiko yang terjadi pada anak bayi dan balita dengan cara mencari
informasi dari pihak – pihak terkait sehingga nama-nama bayi atau balita yang

2 Tujuan mempunyai
Sebagai resiko
acuan kesehatan.
dalam kegiatan penemuan kasus resiko bayi dan balita resti

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Klinis


Puskesmas di UPTD Puskesmas Panongan.
4 Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006. Buku pedoman
SDIDTK untuk Puskesmas Dep kes RI tahun 2013
5 Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis
2. Petugas mempersiapkan form yang akan diinginkan dalam kegiatan
3. Petugas melakukan komunikasi dengan kader atau aparat desa untuk
mengetahui bayi, balita yang dianggap beresiko
4. Setelah diketahui sasaran yang dianggap mempunyai resiko kesehatan
petugas dan aparat/kader mengunjungi rumah keluarga yang menjadi
sasaran
5. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sesuai standar
yang sudah ada
6. Petugas melakukan pencatatan di form yang sudah ada
7. Petugas menyampaikan hasil pemeriksaan kepada keluarga
8. Petugas melakukan konseling kepada keluarga
9. Petugas membuat perencanaan tindak lanjut
10. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Unit Terkait 1. Gizi
2. KIA

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


PELACAKAN KASUS KEMATIAN
NEONATUS BAYI DAN BALITA DAN
OTOPSI VERBAL

No. Dokumen : SOP/ / Pkm PNG

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Asep Haris Aqso, SKM
PUSKESMAS NIP. 196910061993031004
PANONGAN

1. Pengertian Untuk mengetahui kasus kematian neo, bayi dan balita di wilayah kerja, dan
penyebab kematian nya.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelacakan dan otopsi verbal yang akan
dilakukan bila ada kasus
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Klinis
Puskesmas di UPTD Puskesmas Panongan.
4. Referensi Buku panduan Autopsi Verbal bayi/balita Subdit ISPA Dirjen Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan DEPKES RI 2003
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis yang diperlukan
2. Petugas membawa form yang diperlukan
3. Petugas melakukan kunjungan rumah
4. Petugas melakukan wawancara dengan keluarga pasien, Dengan
memperhatikan beberapa aspek :
5. * Saat mewawancarain keluarga harus diperhatikan reaksi keluarga
 Dalam proses wawancara petugas harus mempunyai
keterampilan Empati, Ket, Mendengarkan, Mengenal bahasa
tubuh, Ket menggali permasalahan
6. Petugas memberikan pertanyaan kepada keluarga sesuai dengan
kebutuhan otopsi
7. Petugas mengisi form yang sudah ada
8. Petugas mencari Rekam Medic jika pasien sempat dibawa ke RS
9. Petugas mengkolsutasikan hasil wawancara dengan pasien kepada
dokter PKM
10. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
11. Hasil otopsi dilaporkan ke Kapus kemudian di kirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten
6. Unit Terkait  KIA

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


STIMULASI, DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK

No. Dokumen : SOP/ / Pkm PNG

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Asep Haris Aqso, SKM
PUSKESMAS NIP. 196910061993031004
PANONGAN

1. Pengertian Adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan DDIDTK bagi petugas

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Klinis


Puskesmas di UPTD Puskesmas Panongan.
4. Referensi Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi tumbuh kembang anak
ditingkat pelayanan dasar
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat yaitu Timbangan, pita ukur, kartu KMS,
Kuisioner praskrening (KPSP) sesuai umur anak, Instrumen trst daya
dengan menurut umur, gambar-gambar binatang, Mainan seperti boneka,
kubus, balk dst, kuisioner KMME, CHAT, GPPH.
2. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik bayi (timbang, ukur berat badan)
4. Petugas mengukur lingkar kepala anak
5. Petugas menanyakan kepada ibu perkembangan anak dengan KPSP
6. Petugas melakukan test daya dengar anak pada usia anak 0 – 3 bulan
7. Petugas melakukan test daya lihat pada anak usia anak 36 – 72 bulan
8. Petugas melakukan test KMME pada usia 36 – 72 bulan
9. Petugas melakukan test CHAT pada usia 18 – 36
10. Petugas melakukan test GPPH pada usia 36 – 72
11. Dalam melakukan pelayanan petugas memperhatikan situasi dan kondisi
anak jangan sampai terlalu memaksakan kepada anak
12. Petugas mencatat dalam Rekam medik
13. Petugas membereskan atau merapikan kembali alat yang telah di gunakan
14. Petugas memberikan tatalaksana sesuai dengan klasifikasi bayi dan
penatalaksanaan MTBM
15. Petugas mencatat hasil dalam rekam medik

6. Unit Terkait 1. Program anak


2. MTBS
3. Apotek

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KELAS IBU BALITA

No. Dokumen : SOP/ / Pkm PNG

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Asep Haris Aqso, SKM
PUSKESMAS NIP. 196910061993031004
PANONGAN

1. Pengertian Merupakan suatu aktivitas belajar kelompok yang beranggotakan ibi-ibu yang
mempunyai anak balita (0-59 bln) dibawh bimbingan satu atau beberapa
fasilitator dengan menggunakan buku – buku tentang Kesehatan anak.
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan supaya dapat merubah sikap, perilaku ibu terhadap
kesehatan, gizi balita, Stimulasin tumbang.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Pelayanan Klinis Puskesmas
di UPTD Puskesmas Panongan.
4. Referensi Pegangan fasilitator kelas ibu balita DEPKES RI 2009
5. Prosedur 1. Undangan untuk ibu balita
2. Peserta mengisi daftar hadir
3. Setelah posyandu ibu – ibu balita diharapkan berkumpul jangan langsung
pulang
4. Petugas mempersiapkan materi yang akan diberikan serta
mempersiapkan alat bantu untuk penyuluhan
5. Petugas melakukan penyuluhan dengan cara belajar orang dewasa yaitu
Tanya jawab, dengar pengalaman
6. Petugas memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan peserta yang
hadir
7. Melakukan diskusi
8. Waktu yang dipergunakan kurang lebih 1 jam
9. Pertemuan dilakukan 1 x dalam sebulan setelah selesai posyandu
6. Unit Terkait  KIA

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai