Anda di halaman 1dari 12

Teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur musik.

Cabang ilmu ini mencakup


pengembangan dan penerapan metode untuk menganalisis maupun menggubah musik, dan keterkaitan antara notasi
musik dan pembawaan musik.
Hal - hal yang dipelajari dalam teori musik mencakup misalnya suara, nada, notasi, ritme, melodi dsb :
Suara

Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut
ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang
gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik
biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas,
dan timbre (warna bunyi).

Nada

Nada adalah bunyi yang beraturan, yaitu memiliki frekuensi tunggal tertentu. Dalam teori musik, setiap
nada memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut
terhadap tinggi nada patokan. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut.
Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval.
Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu
nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes. Istilah
"nada" sering dipertukarkan penggunaannya dengan "not", walaupun kedua istilah tersebut memiliki perbedaan arti.

Melodi

Melodi (dari Yunani- melōidía, bernyanyi, berteriak) atau disebut juga suara. Dalam arti yang paling
harfiah, melodi adalah urutan nada dan jangka waktu nada. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu
tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada
tertinggi dalam akord-akord tersebut).

Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal. Unit terkecil dari melodi adalah Motif.
Motif adalah tiga nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal. Gabungan dari Motif adalah Semi
Frase, dan gabungan dari Semi Frase adalah Frase (Kalimat). Sebuah Melodi yang paling umum biasanya terdiri dari
dua Semi Frase yaitu kalimat tanya (Antisiden) dan kalimat jawab (Konsekuen).

Dalam musik, kita mengenal beberapa istilah musik, diantaranya :

Kadensa : suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa
menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

 Intro : melodi pembuka sebelum lagu dimulai


 Interlude : melodi yang dimainkan ditengah lagu
 Phrasering : aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar
 Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
 Artikulasi : cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas
 Ambitus Suara :luas wilayah nada yang mampu dijangkau oleh seseorang.

Resonansi : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/
bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.
Vibrato : Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberigelombang/ suara yang bergetar teratur,
biasanya di terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
Improvisasi : usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa
merubah melodi pokoknya

Bersama dengan keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan instrumentasi yang digunakan, not
ditempatkan pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan.Durasi nada dilambangkan dengan nilai not yang berbeda-
beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara vertikal pada paranada.Interval dua not yang
dipisahkan satu garis paranada (yaitu berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi di
samping merupakan interval terts, sedangkan interval antara not pada spasi dengan not pada garis adalah interval
sekunde.Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi nada yang diwakili oleh garis dan spasi pada
paranada tersebut.Pada gambar di samping, kunci-G digunakan, menandakan bahwa garis kedua dari bawah
melambangkan nada g¹.Dengan demikian, interval terts pada gambar di samping adalah pasangan nada a1

c2, sedangkan interval sekunde merupakan pasangan nada a1

b1. Not-not yang melambangkan tinggi nada di luar jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan dengan
menggunakan garis bantu yang diletakkan di atas atau di bawah paranada.
D.2. Notasi Angka
Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (
mewakili bunyi nada “
do

), 2 (mewakili
bunyinada “
re

), 3 (
mewakili bunyinada “
mi

), 4 (
mewakili bunyinada “
fa

), 5 (mewakili
bunyinada “
sol

), 6 (mewakili
bunyi nada “
la

), dan 7 (
mewakili bunyinada “
si

).Angka 1 tanpa titik merupakan nada
“do”
natural atau asli atau dasar. Tanda satu titik di atas not menunjukkan bahwa not tersebut naik satu oktaf (ada setelah
nada ketujuh) dari nada asli.Sedangkan tanda satu titik di bawah not menunjukkan bahwa not tersebut turun satu
oktaf dari nada asli.
Notasi angka 4 suara SATB
Berdasarkan angka yang ditunjukkan (1

7), maka partitur di atas akan dibaca sebagai berikut :

1.

Do = G menunjukkan nada dasar lagu tersebut. 2.

4/4 menunjukkan Tanda birama yang menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas tanda birama menunjukkan
jumlah ketukan per birama, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama 4/4 di sini
menunjukkan bahwa terdapat empat ketukan dalam birama, satu ketukan kuat diikuti tiga ketukan lemah, dan
masing-masing ketukan bernilai not seperempat.

Contoh Penggunaan notasi balok


3.2 Pasangan Chord
Dalam mengiringi sebuah lagu maka jenis chor
d yang dimainkan tentu juga tergantung dari
nada dasar lagu tersebut. Selain itu, untuk menentukan pasangan chord yang dipakai untuk
mengiringi lagu juga memiliki aturan tersendiri.
Untuk memudahkan pencarian formulanya, ada
baiknya dimulai dengan menganalisis dari
sistem tangga nada C mayor.
teori musik
-
9
Tangga nada C mayor :
C–D–E–F–G–A–B–C
Masing-masing nada dalam tangga nada C
mayor ini dicari triad-nya, maka [5] :
Triad : Æ
C– E - G E minor
Tingkat : 1 – 3 – 5
Æ Triad :
C mayor F– A – C
Tingkat : 1 – 3 – 5
Triad : Æ
D– F – A F mayor
Tingkat : 1 – b3 – 5
Æ Triad :
D minor G– B – D
Tingkat : 1 – 3 – 5
Triad : Æ
E– G – B G mayor
Tingkat : 1 – b3 – 5
Triad : Tingkat : 1 – b3 – b5
A– C – E Æ
Tingkat : 1 – b3 – 5 B diminis
Æ
A minor Triad :
C– E – G
Triad : Tingkat : 1 – 3 – 5
B– D – F Æ
C mayor
Dari penurunan di atas terdapat 3 buah triad mayor yaitu pada tingkat 1, 4, dan 5 relatif terhadap tangga nada
Cmayor. Ini berarti bila mengiringi dari C mayor, pasangan chord mayor lainnya adalah F mayor dan G
mayor(biasanya cukup ditulis dengan F dan G saja). Kemudian didapati juga ada 3 buah chord minor, yaitu pada
tingkat 2,3, dan 6 relatif terhadap tangga nada C mayor. Ini juga berarti pasangan chord lainnya yang dapat
mengiringi chord C mayor adalah : D minor (Dm), E minor (Em), dan A minor (Am). Kemudian terdapat satu chord
diminis, yaitu B diminis (Bdim). Bagian ini sering digolongkan sebagai berikut :
Tingkat Nama
I Tonic V Dominant
II Supertonic VI Submediant
III Mediant VII Leading Tone
IV Subdominant

III. DINAMIK LAGU


Seperti pada istilah dinamo, dinamit, dan dinamika, juga pada istilah “dinamik lagu” terdapat pengertian kekuatan
. Maksudnya pada saat bernyanyi atau memainkan musik, sebaiknya juga memperhatikan kekuatan setiap nada.
Mungkin pada bagian tertentu perlu dinyanyikan / dimainkan dengan kuat dann padabagian yang lain dinyanyikan /
dimainkan dengan lebih lembut. Keras lembutnya lagu disebut dinamik lagu. Dinamik lagu ditentukanoleh beberapa
faktor. Satu di antaranya adalah istilah dinamik. Istilah dinamik ini berupa huruf-huruf singkatan. Jika berupagambar
disebut sebagai tanda dinamik
. Istilah dinamik diambil dari bahasa
Italia [3]. Dan ini berlaku di mana saja.
Pada dasarnya ada dua istilah pokok, yaitu
Forte yang berarti kuat dan (f)
Piano yang berarti lembut. (p)

f= kuat ppp= lebih lembut daripada pp


ff= lebih kuat daripada f 6mp= agak lembut, atau kurang lembut daripada
fff= lebih kuat daripada ff p(singkatan dari mezzo piano)
mf = agak kuat, atau kurang kuat daripada .
f(singkatan dari mezzo forte) crescsingkatan dari crescendo= makin lama makin
kuat
p= lembut decrescsingkatan dari decrescendo= makin lama
pp= lebih lembut daripada p makin lembut

tanda untuk crescendo dan decrescendo dinyatakan dalam gambar :


IV. TANDA BIRAMA, IRAMA, dan SIFAT LAGU
Pada partitur sebuah lagu biasanya ditulisk
an sebuah tanda pada awal paranada. Tanda
inilah yang dikenal sebagai
tanda birama
. Tanda birama biasanya
terdiri dari 2 angka.
Angka yang satu diatas garis
ketiga dan angka yang lain di bawah garis ketiga pada
paranada.
Pada tanda birama angka yang di atas menyat
akan jumlah ketuk dalam satu birama. Angka
yang di bawah menunjukkan nilai not yang menjadi satuan ketuk. Misalkan tanda birama
¾ itu berarti ada 3 ketuk dengan satuan ketu
knya adalah not seperempat. Tanda birama
6/8 berarti ada 6 ketuk dengan satuan ketu
knya not seperdelapan
. Harus diingat bahwa
tiga ketuk tidak sama dengan tiga not. Birama tiga ketuk bisa saja terdiri dari tiga not,
empat not, lima not, atau hanya satu not.
Yang penting untuk satu buah tanda birama
berarti tiap birama memiliki jumlah ketuk (nil
ai not) harus sama teta
pi banyaknya not bisa
saja berbeda.
6
Tanda .
ff Sementara untuk tanda
seringkali diistilahkan sebagai fff
fortissimo dan
dan tanda ppp
pp dapat dianggap sebagai kelanjutan dari tanda
diistilahkan sebagai sebelumnya,
pianissimo meskipun tidak menunjukkan singkatan tertentu.

TEORI MUSIK
Irama adalah gerak musik yang berjalan secara teratur. Dan teraturnya gerak ini
menyebabkan lagu ‘enak’ didengar dan ‘dir
asakan’. Irama berhubun
gan dengan panjang
pendeknya not dan berat ringannya tekanan atau aksen pada not.
Tanda birama sering sekali dapat menunju
kkan sifat lagu (walaupun tidak mutlak),
khususnya mengenai tempo atau kecepatan lagu
. Seringkali diinterpretasikan bahwa tanda
birama dengan angka bawah yang lebih besa
r dinyanyikan atau dimainkan dengan lebih
ringan dan cepat, sedangkan angka bawah yang
kecil dinyanyikan atau dimainkan dengan
lebih berat dan lambat.
V. KECEPATAN LAGU
Dalam dunia musik kecepata
n lagu disebut sebagai
tempo
. Ada lagu yang bertempo cepat
ada pula yang bertempo lambat atau sedang
. Istilah atau kata-kata yang menyatakan
kecepatan lagu (seberapa cepat) disebut sebagai
istilah tempo
. Pada umumnya istilah
tempo juga diambil dari baha
sa Italia. Namun dapat saja
dilakukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia.
V.1 Istilah Tempo
Secara umum ada 8 istilah tempo utama yang
sering dipakai. Selebihnya merupakan
pengembangan dari istilah tempo ini [3].
Istilah tempo utama
Tingkat Kecepatan
Istilah Tempo
Angka Metronome
A. Lambat sekali Moderato
• 76 – 108 permenit
Largo 108 – 120 permenit
• D. Cepat
Lento •
40 – 60 permenit Allegro
60 – 66 permenit 120 – 160 permenit
B. Lambat E. Cepat sekali
• •
Adagio Vivace
66 – 76 permenit •
C. Sedang Presto
• 160 – 184 permenit
Andante 184 – 208 permenit

Selanjutnya mengenai tempo lagu sering merupa
kan kombinasi dari istilah di atas. Misalnya
Allegro Vivace, artinya lebih cepat dari Allegro tapi kurang dari Vivace. Ada pula dengan
menambahkan beberapa isti
lah lainnya, misalnya :
• •
con amore con espressione
Æ Æ
dengan penuh cinta dengan penuh perasaan
• •
con brio con dolore
Æ Æ
dengan hidup dengan sedih
• •
con fiesto con maestoso
Æ Æ
dengan meriah dengan agung
misalkan paduannya adagio con maestoso
.
teori musik
Selain itu juga dapat dengan menambahkan akhiran -etto
yang berarti ‘agak’ atau akhiran –issimoyang berarti ‘sangat’. Jika allegro berarti cepat, maka allegrettoberarti agak
cepat dan allegrissimoberarti sangat cepat.

V.2 Perubahan Tempo


Ada kalanya dalam sebuah lagu dinyanyikan tidak dengan tempo yang sama sepanjang lagu dari awal sampai
akhir,tetapi memiliki tempo yang berubah-ubah. Perubahan ini bisa dilakukan dengan memakai istilah
perubahantempo. Beberapa istilah yang dipakai adalah :
• accel.
ritenuto Æ
disingkat dipercepat
rit. •
Æ tempo primo
diperlambat atau
• a tempo
accelerando Æ
disingkat
kembali ke tempo semula
istilah perubahan ini dituliskan di atas pa
ranada pada bagian yang diubah temponya.
Cara lain yang juga dapat dilakukan bila ad
a perubahan tempo adalah dengan menuliskan
jumlah angka metronome di atas pa
ranada bagian yang ingin diubah.

Sebuah lagu, baik vokal maupun instrument merupakan alunan bunyi yang
teratur. Didalam lagu selalu ditemukan adanya pertentangan bunyi antara bagian yang
berat dan bagian yang ringan. Pertentangan bunyi tersebut selalu terulang kembali dan
teratur. Inilah disebut irama atau ritme.
Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama
menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap
sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan memberikan
tekanan (dan pembedaan durasi).
Tanda birama berupa sebuah angka pecahan yang terdapat pada permulaan lagu,
misalnya 3/4; 4/4; 6/8 dan sebagainya. Pembilang menunjukkan jumlah bagian ketukan
(jumlah pukulan) dalam tiap-tiap birama. Sedangkan penyebut menunjukkan nilai nada
dalam setiap ketukan. Misalnya tanda birama 3/4 dalam tiap-tiap birama berisi 3
ketukan dan tiap-tiap ketukan nilainya = 1 not seperempatan.
Garis Birama Rangkap
Pada akhir setiap lagu terdapat dua buiah garis yang bentuknya, sebagai tanda
bahwa lagu sudah berakhir.
DINAMIK DAN TANDA-TANDA PENTING MUSIK
Tanda Dinamik
Tanda dinamik ialah tanda yang dipergunakan untuk membedakan-bedakan
kekuatan suara. Tanda-tanda tersebut ialah:
pp: singkatan dari pianissimo = sangat lembut
p: singkatan dari piano = lembut
mp : singkatan dari mezzopiano = setengah lembut
ppp: singkatan dari pianissimo possible = paling lembut
f : singkatan dari forte = kuat, keras
ff : singkatan dari fortissimo = keras sekali
fff : lebih keras lagi; lebih keras dari ff
mf : singkatan dari mezoforte = sedang, cukup keras
ritenuto : rit atau riten = ditahan kembali
ritardando : retard = menjadi lambat, diperlambat
accelerando : accel = semakin cepat
poco a poco : lama kelamaan = makin lama makin
crescendo : cress = menjadi kuat
decrescendo: decresc = menjadi lembut
animoso: tegas dan bersemangat
cantabile : lemah-lembut
dolce : manis, merdu

TANDA-TANDA PENTING
Tanda Tempo
Sesuai dengan watak dan maksudnya kita mengenal lagu-lagu yang lambat, lagu
yang sedang dan lagu cepat. Sebenarnya berdasarkan perasaan kita dapat menetapkan
sesuatu lagu harus dilaksanakan dengan cepat, lambat atau sedang. Tetapi lebih mudah
bila pada permulaan suatu lagu dicantumpakn tanda temponya berupa suatu kata dari
bahasa latin.
A. Untuk tempo yang sangat lambat;
a.Largosissimo = sangat perlahan-lahan
b.Largo = sangat lambat
c.Adagio = lambat
d.Lento = lambat menarik-narik, merana
e.Grave = berat, sangat khidmat

B.Untuk tempo yang tidak terlau lambat


a.Larghentto = lambat tetapi lebih cepat sedikit dari largo
b.Andante = lambat (seperti orang berjalan-jalan)
c.Andantino = sedikit lebih cepat dari andante

C.Untuk tempo sedang


a.Moderato = sedang; juga merupakan singkatan dari allegro moderato
b.Allegretto = agak ramai, ringat dan agak cepat

D.Untuk tempo cepat


a.Allegro= cepat
b.Allegro con brio = ramai dan suka hati
c.Allegro con fuoco = berapi-api, menyala-nyala
d.Allegro con spirito = ramai dan bersemangat
e.Allegro agitato = ramai dan bernafsu

E.Untuk tempo sangat cepat


a.Allegro assai, allegrosisimo, allegro vivace = sangat ramai, suka hati dan sangat cepat sekali
b.Vivace = ramai, suka hati dan cepat sekali
c.Preso = cepat
d.Presto assai = sangat cepat
e.Prestisisimo = secepat mungkin
f.Presto volante = tercepat
Penerapan tempo seperti diterangkan di atas sebenarnya kurang tepat, sebab
istilah lambat, sedang maupun cepat itu sangat relative artinya untuk menentukan
ukuran yang mutlak (absolut) diciptakanlah suatu alat yang disebut
metronome
.
Penciptanya: J. Maelzel, maka metronome ini disingkat M.M.
TANDA ISTIRAHAT (TANDA BERHENTI)

 1. Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara not/nada yang satu dengan nada yang lain
pada saat didengarkan secara bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di
dalam teori musik dimana melodi (cantus firmus atau counterpoint) disebut sebagai dimensi
horisontal. 2. Adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan atau menggabungkan not-
not (nada-nada) secara simultan (serentak atau bersamaan) untuk menghasilkan akor (chord) dan
mempelajari juga penggunaan akor secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau
pergerakan akor. 3. Adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu
rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras
dan enak didengar. Sesuai dengan pengertian yang pertama di atas, dalam musik barat, harmoni
mengacu kepada aspek musik secara vertikal, yaitu perpaduan beberapa nada dalam satu
hitungan/ketukan secara serentak/bersamaan. Hal ini harus dibedakan dengan ide atau gagasan
dalam musik yaitu melodi atau garis melodi lagu. Melodi lagu disebut juga sebagai aspek
horisontal di dalam musik. Dalam ilmu harmoni diajarkan tentang penggunaan nada secara
bersamaan sehingga menghasilkan akor yang sesuai dalam suatu rangkaian atau jalinan
pergerakan (progresi) pada suatu lagu, sehingga secara keseluruhan lagu tersebut akan terdengar
sebagai musik yang selaras dan indah. Harmoni memiliki peranan penting sebagai dasar
pengetahuan dan keterampilan dalam menyelanggarakan musik. Akan tetapi ilmu harmoni tidak
begitu saja dapat dihafal atau dimengerti, melainkan harus melalui praktek langsung secara terus
menerus untuk mencapai pemahaman dan pengertian yang mendalam. Latihan yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan harmoni yaitu bernyanti, memainkan alat musik,
berlatih atau menyusun aransemen musik dari tingkat sederhana sampai tingkat lanjut. Berikut ini
akan disajikan secara singkat hal-hal yang berkenaan dengan harmoni, akan tetapi bahasan ini
harus disertai dengan latihan dan praktek secara sungguh-sungguh dalam bermain musik,
bernyanyi, sehingga diperoleh pengetahuan, kesenangan, apresiasi, dan keterampilan musik. a.
Akor/Trinada/triad Akor/Trinada/triad merupakan sumber akor. Jika kita menyusun tiga nada
yang masing-masing berjarak terts (terts besar (Major Third/M3) atau terts kecil (Minor
Third/m3)) dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering disebut sebagai nada bas, maka
akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau triad. Konsep ini adalah konsep dasar
pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik. Nada paling bawah disebut nada alas atau not alas
yang dirangkai dengan nada-nada yang selaras (terts dan kwint). Dengan ketentuan tersebut kita
dapat mendirikan berbagai akor dengan nada alas apa saja, dengan satu nada alas kemudian
dipasangkan dengan nada ketiga dan kelima pada tangga nada tersebut terbentuklah akor dengan
karakteristiknya. b. Kedudukan trinada Jika kita perhatikan maka kedudukan nada-nada dalam
akor adalah sebagai berikut : g a b c' d' e' f' nada kelima (kwint) e f g a b c' d' nada ketiga (terts) c
d e f g a b nada alas Nada-nada dalam akor tersebut jika dibunyikan bersama-sama dapat dibolak-
balik. Tetapi jika dibunyikan sendiri-sendiri (bas), maka nada tersebut tidak boleh dibalik, kecuali
memang disengaja untuk mempermanis lagu/untuk variasi. c. Fungsi akor Fungsi-fungsi akor
menurut jenisnya adalah sebagai berikut : 1. Akor primer, kelompok akor primer adalah sebagai
berikut : akor I (T=tonika), (a) akor tonika jenis mayor 1-3-5 yang mempunyai sifat stabil,
tenang, dan bulat yang berperan sebagai penutup lagu mayor, (b) akor tonika jenis minor 6-1-3
yang mempunyai sifat tenang, bulat, stabil, berperan sebagai penutup lagu minor. Akor V
(D=dominan), (a) akor dominan jenis mayor 5-7-2 yang mempunyai sifat tidak tenang, ingin
menjadi tonika dan berperan sebagai titik balik dari tonika, (b) akor dominan minor 3-5-7 yang
mempunyai sifat kurang stabil ingin menjadi t. akor IV (S=sub dominan), (a) sub dominan mayor
4-6-1 yang mempunyai sifat kurang satbil, ingin menjadi t, tetapi keinginan ini lemah, perogresif
terhadap t, (b) sub dominan minor 2-4-6- yang mempunyai sifat kurang stabil, ingin menjadi t,
tetapi keinginannya lemah. 2. Akor sekunder (pembantu) Akor pembantu pada tangga nada
mayor. Yang termasuk dalam jajaran akor pembantu adalah akor-akor I, II, II dan IV. Akor tonika
(I) dibantu oleh akor VI atau sub dominan dibantu oleh akor II, dan akor V atau dominan dibantu
oleh akor III. Akor pembantu pada tangga nada minor. Jika kita perhatikan pada akor-akor
pembantu tangga nada mayor berjenis minor, maka untuk akor bantu pada tangga nada minor
tentunya dapat dibalik bahwa akor mayor dapat menjadi akor pembantu akor minor, hal ini
disebabkan karena persaudaraan antar akor. 3. Akor-akor janggal (disonan) Akor janggal
setidaknya memuat satu nada yang tidak selaras. Adapun yang termasuk akor janggal, antara lain
: akor-akor septim, akor non, akor dominan septim berkurang, akor sub dominan dengan
tambahan sekst, nada penyambung dan nada samping, antisipasi (nada yang didahulukan), vorhalt
(nada yang ditunda), bas panjang dan ostinato. d. Kadens Pada waktu kita menyanyikan lagu
dengan diiringi sebuah alat musik harmoni, kita merasakan musik berubah terus menerus antara
T, D, S atau versi lainnya. Perubahan tersebut dapat terjadi disetiap ketukan berat atau ketukan
agak berat, bahkan kadang senantiasa bergerak secara cepat mengikuti gerak alun melodi lagu.
Berikut beberapa kemungkinan perubahan mengakhiri suati gerakan (kadens), antara lain : 1.
Kadens tidak sempurna, terjadi jika lagu berhenti dengan akor Dominan yang didahului oleh akor
Tonika (T→D) 2. Kadens otentik (biasa), terjadi jika lagu yang berhenti dengan akor T yang
didahului D (D→T) 3. Kadens sub dominan, terjadi pada lagu yang berhenti pada S yang
didahului T (T→S) 4. Kadens plagal, terjadi bila lagu berhenti dengan akor T yang didahului akor
S (S→T) 5. Kadens sempurna (lengkap), merupakan rangkaian kadens otentik dan plagal
(T→S→T→D→T), yaitu kadens bergerak berhenti pada T yang didahului S dan D. e. Tekstur
Tekstur yaitu suatu bentuk jaringan yang berupa penggabungan unsur-unsur musik melodi dan
harmoni yang menghasilkan mutu suara. Berikut bentuk tekstur (paduan suara) yang
dikembangkan pada anak SD, antara lain : 1. Unisono, semua anggota menyajikan melodi yang
sama dari awal sampai akhir lagu. 2. Homofoni, bentuk sajian merupakan bentuk umum dalam
penyajian lagu, semua jalur suara serempak memulai bergerak bersama dan menutupnya secara
bersama-sama juga. 3. Polofoni, penyajian lagu ini terdiri dari beberapa jalur suara, tiap jalur
nampak seakan-akan berjalan tanpa memerhatikan lainnya, namun secara keseluruhan tetap
merupakan satu kesatuan yang harmonis. 4. Kanon, disini penyanyi dibagi menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan ketentuan lagunya. Tiap kelompok menyanyikan secara bergantian
dengan selang waktu yang ditentukan. 5. Diskan, penyajian bentuk ini biasanya terdiri dari dua
bagian yaitu lagu pokok (berbentuk satu suara atau lebih, tetapi tetap membawakan lagu dan teks
pokok) dan diskan (merupakan melodi sisipan dengan teks bebas yang berupa kalimat, kata, suku
kata atau senandung). f. Paduan suara Macam paduan suara : 1. Vokal, yaitu memakai pita suara
di dalam mulut kita sebagai sumber suara. Cara ini disebut bernyanyi. 2. Instrumental, yaitu
memakai alat musik atau instrumen sebagai penghasil suara (nada atau bunyi). Wilayah suara
manusia Kita harus memiliki pengetahuan untuk mengetahui wilayah suara manusia dalam
mengaransemen. Wilayah suara yang bisa dilatih dalam paduan suara adalah suara dada
(menciptakan suasana tenang, kurang energik, mudah membuat capai, biasanya lembut), suara
tengah (memiliki nada yang paling cemerlang, mantap, karena paling mudah untuk dinyanyikan),
suara kepala (memperlihatkan ketegangan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan nada-nada,
sering dipaksakan dan cocok untuk puncak lagu). Jenis dan komposisi paduan suara :
1. Koor wanita atau anak, terjadi jika hanya mempergunakan suara S dan A, kesannya ringan,
lincah, murni.
2. Koor pria atau mannen koor, kesannya kuat, jantan, mudah kasar,berat dan lamban.
3. Koor campuran, menggabungkan suara wanita dan pria, jenis ini paling sempurna karena
wilayah suara dapat dipakai cukup luas.
Didalam penyajian lagu seringkali terjadi penggantian/perpindahan nada dasar lagu (disebut
perkeluargaan tangga nada) baik untuk sementara maupun untuk selamanya, adapun kebanyakan
modulasi yang terjadi yaitu pada :
 1. Modulasi ke tingkat IV
 2. Modulasi ke tingkat V
 3. Modulasi dari mayor ke minor senama
 4. Modulasi dari mayor ke minor sejajar
Setiap penyanyi belum tentu dapat menyanyikan lagu sesuci dengan teks lagu yang asli ataupun
membaca notasi musik/notasi angka, untuk itu agar lagu dapat dinyanyikan oleh penyanyi maka lagu
harus di transponir ke notasi yang dapat dibaca oleh penyanyi. Kegiatan tersebut dasebut transposisi.
Suara penyanyi dapat terlalu rendah ataupun terlalu tinggi, hal tersebut dapat pula dilakukan dengan
menstranponir ke nada dasar yang terjangkau suara penyanyi yang bersangkutan, adapun transposisi ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Transposisi dari notasi angka ke notasi balok
2. Transposisi dari notasi balok ke notasi angka
3. Transposisi dari notasi balok ke notasi balok yang berbeda tanda kunci
4. Transposisi dari notasi balok ke notasi balok yang berbeda nada dasar dini destama

Anda mungkin juga menyukai