Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Fisika
Topik : Optik fisis dan geometri
Waktu : 6 × 45 menit (3x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kerja yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis optik fisis dan geometri
4.5 Mennyajikan hasil percobaan tentang optik fisis/geometri

C. Indikator
3.5.1 Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya
3.5.2 Siswa dapat menjelaskan pemantulan yang terjadi pada cermin datar,
cekung dan cembung
3.5.3 Siswa dapat menjelaskan tentang hukum snellius
3.5.4 Siswa dapat menyelesaikan permasaalahan yang berhubungan dengan
konsep pembiasan lensa
3.5.5 Siswa dapat menyebutkan macam-macam alat optik
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mencari informasi, menanya dan berdiskusi, peserta didik
dapat:
a. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya
b. Siswa dapat menjelaskan pemantulan yang terjadi pada cermin datar,
cekung dan cembung
c. Siswa dapat menjelaskan tentang hukum snellius
d. Siswa dapat menyelesaikan permasaalahan yang berhubungan dengan
konsep pembiasan lensa
e. Siswa dapat menyebutkan macam-macam alat optik

E. Materi Ajar
Cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik. Energi
tersebut merupakan energi kasat mata yang memiliki panjang gelombang
380–750 nm. Nah, gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium
dalam perambatannya. Jadi, cahaya juga tidak memerlukan medium untuk
merambat.

Benda dikatakan sebagai sumber cahaya ketika benda-benda tersebut mampu


memancarkan gelombang cahaya. Contohnya ialah matahari, api, lampu, dan
lain-lain.

Selain benda yang memancarkan cahaya, ada juga benda gelap. Benda gelap
merupakan benda tidak berpijar atau tidak memancarkan gelombang cahaya.
Benda gelap dibagi menjadi 3 macam, yaitu benda tak tembus cahaya yang
tidak dapat meneruskan cahaya, seperti dinding dan batu; benda bening yang
dapat meneruskan cahaya, seperti kaca; dan benda tembus cahaya yang dapat
meneruskan sebagian cahaya, seperti kertas buram dan air keruh.
Berkas cahaya digolongkan menjadi 3 macam:
1. Berkas cahaya yang menyebar (divergen) merupakan berkas cahaya yang
berasal dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah.
2. Berkas cahaya sejajar merupakan berkas cahaya yang sejajar satu sama
lain.
3. Berkas cahaya mengumpul merupakan berkas cahaya yang menuju satu
titik tertentu (konvergen).
Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya memiliki beberapa sifat yang harus diketahui, yaitu:
1. Cahaya dapat merambat lurus
2. Cahaya dapat dipantulkan
3. Cahaya dapat menembus benda bening
4. Cahaya dapat dibiaskan
5. Cahaya dapat diuraikan

Sifat cahaya yang pertama ialah dapat merambat lurus. Hal ini memberikan
keuntungan pada manusia sehingga manusia memanfaatkan sifat cahaya dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya ialah lampu senter dan lampu sorot
kendaraan bermotor.
Sifat cahaya yang kedua ialah cahaya dapat dipantulkan. Ketika benda terkena
cahaya, cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan. Jenis pemantulan
terbagi menjadi dua, yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan
teratur.

Pemantulan teratur dan pemantulan baur. (Sumber: fismath.com)

Ketika cahaya mengenai permukaan rata, licin, dan mengilap, hasil


pemantulannya akan teratur. Sedangkan, ketika cahaya mengenai permukaan
yang tidak rata, kasar, dan bergelombang, hasil pemantulannya akan baur/difus.
Pemantulan cahaya dapat memberi manfaat pada manusia. Contohnya ialah
manusia dapat melihat pantulan bayangannya di cermin

Pemantulan Pada Cermin Datar


Cermin datar merupakan salah satu cermin memiliki permukaan yang rata, datar
dan tidak melengkung pada bidang pantulnya. Untuk cermin datang biasanya
memiliki sifat-sifat khusus yang ditunjukkan pada bayangan hasil dari cermin
datar antara lain:
 Tinggi bayangan akan sama dengan ukuran tinggi benda.
 Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
 Posisi hasil bayangan pada cermin datar akan berlawanan dengan bendanya.
 Sifat bayangan tegak sama seperti bendanya.
 Bayangan yang terbentuk bersifat semu atau maya, yaitu: bayangan dapat
dilihat dalam cermin, akan tetapi bayangan tersebut tidak dapat ditangkap
oleh sebuah layar.
 Bayangan yang dibentuk oleh 2 cermin datar dengan sudut lancip

Jika sobat punya dua cermin datar yang membentuk sudut lancip (θ) maka
jumlah bayangan benda (n) yang dibentuk oleh cermin tersebut dapat dicari
dengan rumus berikutdengan ketentuan jika
360/A = GENAP, maka m = 1
360/A = GANJIL, maka m = 0

Pemantulan Pada Cermin Cembung


Cermin cembung merupakan sakah satu cermin memiliki permukaan bidang
pantul melengkung ke arah luar. Cermin cembung pada umumnya digunakan
untuk spion kendaraan bermotor supaya didapatkan bayangan yang lebih
lebar sudut pandangnya. Untuk cermin cembung memiliki sifat bayangan
yang dihasilkan sebagai berikut:
 Bayangan yang dihasilkan cermin cembung bersifat maya dan tegak.
 Ukuran bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari ukuran benda
sesungguhnya atau memiliki sifat diperkecil, sehingga memungkinkan
sudut pandang yang dihasilkan pada cermin cembung bisa lebih lebar.
 Sifat Sinar yang dipantulkan cermin cembung
1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
dari fokus

2. Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R


3. Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama

4. Rumus Cermin Cembung


Rumus atau persamaan cermin cembung mirip seperti cermin cekung
hanya saja nilai fokusnya (F) negatif. Untuk rumus perbesaran cermin
cembung sama seperti cermin cekung.

Pemantulan Pada Cermin Cekung


Cermin cekung merupakan sakah satu cermin memiliki permukaan bidang
pantul melengkung ke dalam. Cermin cekung pada umumnya digunakan
untuk reflektor pada lampu utama kendaraan bermotor dan lampu senter.
Untuk cermin cekung memiliki sifat bayangan yang bergantung pada letak
dan posisi benda terhadap cermin. Sebagai contoh, yaitu:
 Apabila suatu benda diletakkan dekat dengan cermin cekung, maka
sifat bayangan yang dibentuk adalah tegak, lebih besar, dan semu
(maya).
 Apabila suatu benda diletakkan jauh dari cermin cekung,maka sifat
bayangan yang dibentuk adalah nyata (sejati) dan terbalik.

Oleh karena itu pada cermin cekung dapat dibuat suatu pengelompokan
yang bergantung dengan posisi benda pada masing-masing ruang.
– Benda di ruang I : maya, tegak, diperbesar.
– Benda di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar.
– Benda di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil.
– Benda tepat di pusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar.

Pada prinsipnya suatu benda dapat dilihat dengan mudah oleh mata
karena adanya cahaya, yang dipancarkan atau dipantulkan dari benda
tersebut saat terkena cahaya. Sedangkan cahaya yang berasal dari suatu
benda dapat berasal dari cahaya yang berasal dari benda itu sendiri
contohnya matahari, lampu senter, lilin, atau cahaya yang memancar dari
benda akibat memantulnya cahaya pada permukaan benda seperi saat
melihat benda berwarna merah, artinya benda tersebut memantulkan
cahaya berwarna merah.

Sifat Cahaya (sinar) yg dipantulkan Cermin Cekung


1. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan
melalui fokus

2. Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkann sejajar dengan


sumbu utama.

3. Sinar datang yang melalui titik lengkung (R) akan dipantulkan kembali
ke arah yang sama.

Rumus Cermin Cekung


Cermin Cekung berfokus positif. Jika sobat mempunyai benda dengan
jarak S
dari cermin maka untuk mencari jarak bayangannya menggunakan rumus
f = fokus cermin
s = jarak benda dari cermin
s’ = jarak bayangan

sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus


s = jarak benda dari cermin
s’ = jarak bayangan
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda

Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya. Ketika kaca yang bening
tersebut dihalangi oleh benda lain yang tidak bening, cahaya tidak dapat
menembusnya.
Cahaya menembus benda bening. (Sumber: idschool.net)

Cahaya akan dibelokkan jika merambat melalui dua zat yang kerapatannya
berbeda. Contohnya seperti udara dengan air. Peristiwa pembelokkan cahaya
setelah melalui suatu medium rambat disebut dengan pembiasan cahaya.

Ilustrasi pembiasan. (Sumber: dosenpendidikan.com)

Penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna disebut penguraian


cahaya atau dispersi. Cahaya matahari sebenarnya tersusun atas berbagai cahaya
berwarna, lho. Namun, mata kita melihat cahaya matahari berwarna putih.
Contoh lain dari dispersi ialah pelangi.

Alat Optik
1. Mata
Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata.
Mata merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat. Mata
membantu kita menikmati keindahan alam, melihat teman-teman,
mengamati benda-benda di sekeliling, dan masih banyak lagi yang dapat kita
nikmati melalui mata. Coba bayangkan bila manusia tidak mempunyai mata
atau mata kita buta, tentu dunia ini terlihat gelap gulita.
Bagian-Bagian Mata
Proses terlihatnya benda oleh mata yaitu benda yang berada di depan mata
memantulkan cahaya. Cahaya tersebut masuk ke mata melalui pupil yang
kemudian akan dibiaskan oleh lensa mata sehingga terbentuk bayangan pada
retina. Oleh saraf, bayangan tadi diteruskan ke pusat saraf (otak), sehingga
Anda terkesan melihat benda.

Pembentukan Bayangan

Lensa mata dapat mencembung atau pun memipih secara otomatis karena
adanya otot akomodasi (otot siliar). Untuk melihat benda yang letaknya
dekat, otot siliar menegang sehingga lensa mata mencembung dan
sebaliknya untuk melihat benda yang letaknya jauh, otot siliar mengendur
(rileks), sehingga lensa mata memipih. Kemampuan otot mata untuk
menebalkan atau memipihkan lensa mata disebut daya akomodasi mata.
Cacat Mata
Tidak semua mata manusia dapat membentuk bayangan tepat pada retina,
ada mata yang mengalami anomali. Hal ini dapat terjadi karena daya
akomodasi mata sudah berkurang sehingga titik jauh atau titik dekat mata
sudah bergeser. Keadaan mata yang demikian disebut cacat mata.
Cacat mata yang diderita seseorang dapat disebabkan oleh kerja mata
(kebiasaan mata) yang berlebihan atau cacat sejak lahir.

1. Miopi (Rabun Jauh)


Miopi adalah kondisi mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-
benda yang letaknya jauh. Penderita miopi titik jauhnya lebih dekat daripada
tak terhingga (titik jauh < ~) dan titik dekatnya kurang dari 25 cm. Hal ini
terjadi karena lensa mata tidak dapat dipipihkan sebagaimana mestinya
sehingga bayangan dari benda yang letaknya jauh akan jatuh di depan retina.
Untuk dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh agar nampak jelas,
penderita miopi ditolong dengan kaca mata berlensa cekung (negatif).
Miopi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda yang
dekat. Cacat mata ini sering dialami tukang jam, tukang las, operator
komputer, dan sebagainya.

2. Hipermetropi (Rabun Dekat)


Hipermetropi adalah cacat mata dimana mata tidak dapat melihat dengan
jelas benda-benda yang letaknya dekat. Titik dekatnya lebih jauh daripada
titik dekat mata normal (titik dekat > 25 cm).

Penderita hipermetropi hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda yang


letaknya jauh sehingga cacat mata ini sering disebut mata terang jauh.
Hipermetropi disebabkan lensa mata terlalu pipih dan sulit dicembungkan
sehingga bila melihat benda-benda yang letaknya dekat, bayangannya jatuh
di belakang retina. Supaya dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat
dengan jelas, penderita hipermetropi ditolong dengan kaca mata berlensa
cembung (positif).
Hipermetropi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat
benda-benda yang jauh. Cacat mata ini sering dialami oleh orang-orang yang
bekerja sebagai sopir, nahkoda, pilot, masinis, dan sebagainya.

3. Presbiopi (Mata Tua)


Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah berkurang.
Pada mata presbiopi, titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata
normal (titik dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat daripada titik jauh
mata normal (titik jauh < ~). Oleh karena itu, penderita presbiopi tidak dapat
melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh

Untuk dapat melihat jauh dengan jelas dan untuk membaca pada jarak
normal, penderita presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa
rangkap (kacamata bifokal). Kacamata bifokal adalah kaca mata yang terdiri
atas dua lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Lensa cekung
berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda
dekat/membaca.

F. Alat/Media/Bahan
Bahan ajar : buku pegangan Fisika untuk SMK/MAK Bidang keahlian
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Media : Video Pembelajaran
Alat : LCD, Laptop, Papan Tulis.

G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran


Pertemuan pertama (3 × 45 menit )

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Guru memeriksa kesiapan siswa dengan 10 Menit
mengadakan absensi kehadiran siswa.
2. Guru memberikan gambaran tentang
pentingnya memahami tentang usaha dan
energi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Inti Fase 1 : Orientasi peserta didik kepada masalah 70 Menit
1. Guru memberikan masalah yaitu “apa yang
kalian ketahui tentang usaha?”
2. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama.
(menanya)
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik
3. Guru membagi siswa menjadi tujuh
kelompok.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
4. Selama siswa bekerja di dalam kelompok,
guru memperhatikan dan mendorong semua
siswa untuk terlibat diskusi, dan
mengarahkan bila ada kelompok yang
melenceng jauh pekerjaannya.
(mengumpulkan informasi)
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
5. Salah satu kelompok diskusi diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan
kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi
dan menyempurnakan apa yang
dipresentasikan. (mengasosiasi)
6. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap
kelompok.
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
7. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan
semua siswa pada kesimpulan mengenai
eksponen berdasarkan hasil review terhadap
presentasi salah satu kelompok.
(mengkomunikasikan)
Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang 10 Menit
Usaha dan Energi
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik mengenai makna dan perasaan mereka
saat mengikuti proses pembelajaran
3. Guru memberikan penghargaan hasil
pembelajaran individu dan kelompok.
4. Guru memberikan tugas ( PR ) beberapa soal
mengenai penerapan besaran dan satuan
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.

Pertemuan Kedua (3 × 45 menit )

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan 4. Guru memeriksa kesiapan siswa dengan 10 Menit
mengadakan absensi kehadiran siswa.
5. Guru memberikan gambaran tentang
pentingnya memahami tentang daya dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Inti Fase 1 : Orientasi peserta didik kepada masalah 70 Menit
8. Guru memberikan masalah yaitu “apa yang
kalian ketahui tentang daya?”
9. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama.
(menanya)
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik
10. Guru membagi siswa menjadi tujuh
kelompok.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
11. Selama siswa bekerja di dalam kelompok,
guru memperhatikan dan mendorong semua
siswa untuk terlibat diskusi, dan
mengarahkan bila ada kelompok yang
melenceng jauh pekerjaannya.
(mengumpulkan informasi)
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
12. Salah satu kelompok diskusi diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan
kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi
dan menyempurnakan apa yang
dipresentasikan. (mengasosiasi)
13. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap
kelompok.
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
14. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan
semua siswa pada kesimpulan mengenai
eksponen berdasarkan hasil review terhadap
presentasi salah satu kelompok.
(mengkomunikasikan)
Penutup 6. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang 10 M
Daya dan Efisiensi e
n
7. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta i
didik mengenai makna dan perasaan mereka t
saat mengikuti proses pembelajaran
8. Guru memberikan penghargaan hasil
pembelajaran individu dan kelompok.
9. Guru memberikan tugas ( PR ) beberapa soal
mengenai penerapan besaran dan satuan
10. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.
Penilaian
Teknik dan bentuk instrument

TEKNIK BENTUK INSTRUMEN


Afektif Lembar Pengamatan sikap
Pengamatan sikap
Psikomotor Rubrik penilaian kinerja
Tes kinerja
Kognitif Tes uraian
Tes tertulis

Instrumen
a. Lembar pengamatan sikap (lampiran 2)
b. Rubrik penilaian kinerja (lampiran 3)
c. Lembar penilaian kinerja (lampiran 4)
d. Lembar penilaian kognitif (lampiran 5)

Anda mungkin juga menyukai