Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH
DZIKIR DAN ISTIGHOSAH

Disusun oleh:
Nama : Sarifah Aini
Kelas : XI IPS
Mapel : Aswaja

YAYASAN PONPES AL-ISHLAH


MA AL-ISHLAH
CITRODIWANGSAN PULOSARI LUMAJANG

1
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. atas semua rahmat, taufiq
dan hidayah serta inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
tanpa adanya halangan yang melanda. Tak lupa sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah menyelamatkan kita dari jalan
yang gelap menuju jalan yang terang.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Pelajaran Aswaja.
Makalah ini saya beri judul " makalah tentang dzikir dan istighosah "
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini.

2
3

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Pengertian Dzikir dan Istighosah...............................................................................4
1.  Pengertian Dzikir...................................................................................................4
2. Pengertian Istighasah..............................................................................................6
B. Keutamaan Dzikir dan istighosah...............................................................................8
C. Peringatan Bagi Orang yang Melupakan Dzikir........................................................12
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A.    Kesimpulan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

3
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, berdoa dan berdzikir sangat penting untuk


diterapkan khususnya bagi umat Muslim, karena kedua aktivitas tersebut
merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya, Allah SWT.
Namun dalam prakteknya antara dzikir dan doa jarang sekali diterapkan, walau
mungkin ada itu pun hanya sebagian manusia yang selalu menerapkannya.
Kebanyakan orang mengamalkan doa dan dzikir pada saat waktu dan keadaan
tertentu. Seperti halnya berdoa, berdoa hanya dilakukan oleh manusia saat ada
kemauan (menginginkan sesuatu) yang dimana dia berpikir hanya Allah SWT. lah
yang bisa membantu merealisasikan keinginannya itu. Begitupun dengan
berdzikir, jarang sekali manusia mengamalkan dzikir dalam kehidupan sehari-
hari, terkadang manusia berdzikir dan mengingat Allah SWT. hanya saat dalam
kesusahan dan tertimpa masalah saja.
Dzikir adalah suatu kegiatan atau cara yang dilakukan oleh seorang hamba dalam
mengingat Allah SWT. Dalam dzikir seorang hamba memuji dan mengagungkan
kebesaran Allah SWT. dengan merasa bahwa kita hanyalah seorang hamba yang
lemah tak berdaya dan hanya Allah SWT. lah yang Maha Kuasa. Maka dari itu,
kita seorang hamba-Nya hanyalah bagian kecil dari kekuasaan-Nya.
Doa adalah suatu cara atau aktivitas seorang hamba dengan Allah SWT. dimana
seorang hamba memohon dan meminta kepada Allah SWT. dengan maksud
dalam hati bahwa keinginannya dapat terkabulkan.
Kita diperbolehkan berdoa hanya kepada Allah SWT. karena sebagaimana kita
tahu bahwa Allah SWT. merupakan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan
hanya satu-satunya tempat bagi seorang hamba untuk mengadu, mengeluh dan
memohon pertolongan. Karena tiada daya dan upaya selain kekuasaan dan
pertolongan Allah SWT.
Maka dari itu penulis akan memberitahukan pentingnya manusia untuk berdzikir
dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari. Karena penerapan dzikir dan doa sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia.

4
5

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Dzikir?

2. Apa yang dimaksud dengan istighosah?

3. Apa keutamaan dzikir dan istighosah?

4. Peringatan bagi orang yang melupakan dzikir

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah pengetahuan tentang dzikir dan istighosah

2. Untuk menambah wawasan tentang pengertian dari dzikir dan istighosah

3. Untuk mengetahui manfaat dan penerapan dzikir dan istighosah

4. Untuk mengetahui pentingnya dzikir dan istighosah dalam kehidupan sehari-


hari

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dzikir dan Istighosah

1.  Pengertian Dzikir

Secara etimologi, perkataan dzikir berakar pada kata ‫ ًرا‬2‫ ِذ ْك‬،‫ يَ ْذ ُك ُر‬،‫ َذ َك َر‬ artinya
mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau
mengerti dan ingatan. Di dalam Ensiklopedi Islam menjelaskan bahwa istilah
dzikir memiliki multi interpretasi, di antara pengertian-pengertian dzikir
adalah  menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan
baik.[1] Dalam kehidupan manusia unsur ”ingat” ini sangat dominan adanya,
karena merupakan salah satu fungsi intelektual. Menurut pengertian

5
6

psikologi, dzikir (ingatan) sebagai suatu ”daya jiwa kita yang dapat menerima,


menyimpan dan memproduksi kembali pengertian atau tanggapan-tanggapan
kita.”[2]

Sedangkan dzikir dalam arti menyebut Nama Allah yang diamalkan secara
rutin, biasanya disebut wirid atau aurad. Dan amalan ini termasuk ibadah
murni (mahdhah), yaitu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT.
Sebagai ibadah Mahdhah maka dzikir jenis ini terikat dengan norma-norma
ibadah langsung kepada Allah, yaitu harus ma’tsur (ada contoh atau perintah dari
Rasulullah Saw).
Secara terminologi definisi dzikir banyak sekali. Ensiklopedi Nasional
Indonesia menjelaskan dzikir adalah ingat kepada Allah dengan menghayati
kehadiran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya, ke-Maha ke-Terpujian-Nya dan ke-Maha
Besaran-Nya. Dzikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan melalui
ucapan Tahlil (La Ilaha illa Allah, Artinya,  Tiada Tuhan Selain Allah), Tasbih
(Subhana Allah, Artinya Maha Suci Allah), Tahmid (Alhamdulillah, Artinya
Segala Puji Bagi Allah), dan Takbir (Allahu Akbar, Artinya Allah Maha Besar).
Dalam Shorter Ensiklopedi of Islam, disebutkan, Dhikr in the mind (bi’l
kalb) mean remembrance and with tongue (bi’l Lisan) mentioning relating then,
as ardegious technical term (pronoun dzikr) the glorifying of Allah with certain
fixed phases repeated in a ritual order, either alone or in the mind, with peculiar
breathings and physical movement. Maksudnya, dzikir dalam hati (bi al-qolb) dan
dengan lisan (bi al-lisan) adalah penyebut, dimana keduanya berhubungan,
sebagai cara yang khusus, penyembahan kepada Allah dengan bentuk tertentu
yang pasti, diajarkan dalam suatu perintah agama, bisa keras bisa dalam hati,
dengan pernafasan khusus dan gerakan jasmani.[3]
Sedangkan menurut Aboe Bakar Atjeh, dalam bukunya Pengantar Ilmu
Tarekat Uraian Tentang Mistik. Dzikir adalah ucapan yang dilakukan dengan
lidah, atau mengingat Allah dengan hati, dengan ucapan atau ingatan yang
mensucikan Allah dengan memuji dengan puji-pujian dan sanjungan-sanjungan
dengan sifat yang sempurna, sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian.
[4]
Dzikir sebagai fungsi intelektual, ingatan kita akan apa yang telah dipelajari,
informasi dan pengalaman sebelumnya, memungkinkan kita untuk memecahkan
problem-problem baru yang kita hadapi, juga sangat membantu kita dalam

6
7

melangkah maju untuk memperoleh informasi dan menerima realitas baru. Namun
dalam pengertian disini, pengertian  yang dimaksud adalah ”Dzikir Allah”, atau
mengingat Allah.[5]
Dzikir dalam pengertian mengingat Allah sebaiknya di lakukan setiap saat,
baik secara lisan maupun dalam hati. Artinya kegiatan apapun yang dilakukan
oleh seorang muslim sebaiknya jangan sampai melupakan Allah SWT.
Dimanapun seorang muslim berada, sebaiknya  selalu ingat  kepada Allah SWT
sehingga akan menimbulkan cinta beramal saleh kepada Allah SWT, serta malu
berbuat dosa dan maksiat kepadanya.
Bagi seorang sufi, Syaikh Abu ‘Ali al-Daqaq, dzikir merupakan tiang
penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah SWT, ia adalah landasan
tarekat (Thariqah) itu sendiri. Dan tidak seorangpun dapat mencapai Allah SWT,
kecuali terus menerus berdzikir kepada Allah.[6]
Teungku Hasbie Ash Shiddiqie dalam bukunya Pedoman Dzikir dan
Doa, menjelaskan, dzikir adalah menyebut  Allah dengan membaca
tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la ilaha illallahu), membaca
tahmid (alhamdulillahi), membaca taqdis (quddusun), membaca takbir
(allahuakbar), membaca hauqolah (la hawla wala quwwata illa billahi), membaca
hasbalah (hasbiyallahu), membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim),
membaca al-qur’an al majid dan membaca doa-doa yang ma’tsur, yaitu doa yang
diterima dari Nabi Saw.[7]

2. Pengertian Istighasah

Kata “istighotsah” ‫تغاثة‬FFFF‫اس‬ berasal dari “al-ghouts”‫وث‬FFFF‫الغ‬ yang berarti


pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan)
“istaf’ala” ‫تفعل‬FF‫اس‬ atau “istif’al” menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan.
Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron ‫غفران‬ yang
berarti ampunan ketika diikutkan pola istif’al menjadi istighfar ‫استغفار‬ yang berarti
memohon ampunan. Jadi istighotsah berarti “thalabul ghouts” ‫وث‬FF‫طلب الغ‬ atau
meminta pertolongan.
Istighasah adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Kaum Nahdiyin sangat erat hubungannya dengan Istighasah. Istighasah sangat
dianjurkan oleh Agama, lebih-lebih ketika sedang menghadapi atau mengalami

7
8

permasalahan yang besar dan jalan yang ditempuh sangat sulit. Pada saat itu
meminta pertolongan kepada Allah sangat diperlukan dalam bentuk Istighasah. Di
semua tingkatan kepengurusan NU, selalu akrab dengan budaya Istighasah.
Kadang menggunakan istilah Istighasah kubro, Istighosah Nasional, dan lain
sebagainnya.
Syeihkul Islam Ibnu Taimiah berkata : " Istigshostah   adalah meminta
pertolongan, dalam rangka untuk menghilangkan musibah atau bencana."
Adapun do'a adalah pokok kata dari kata kerja  ‫دعا يدعو‬   yang artinya, ‫طلب‬
‫إ‬  ‫حضار‬ yaitu " memohon kehadiran " dan di sebutkan pula bahwa do'a adalah  " ‫ما‬
‫هللا‬ ‫ه من‬FF‫دعى ب‬FF‫ي‬   yaitu apa-apa yang di gunakan untuk menyeru Allah berupa
perkataan. Ini adalah do'a secara bahasa, adapun secara istilah adalah sebagaimana
yang di katakan syekh ustaimin " ‫طلب ما ينفع أ و طلب ما د فع ما يضر‬  " yaitu memohon
sesuatu yang bermanfaat serta memohon untuk menolak sesuatu yang
bermadharat ".
Perbedaan antara istighostah dan do'a adalah : istighostah tidak lain dalam
rangka untuk di selamatkan dari suatu musibah, sedangkan do'a maknanya lebih
umum, sebab itu dia mencakup permohonan dari suatu musibah atau untuk
selainnya, bentuk 'athaf ( aneksasi ) kata doa dalam kalimat (‫أ و يد عو‬  ) terhadap
kata istighostah dalam kalimat  ‫أ ن يستغيث‬  adalah merupakan athof yang bersifat
umum kepada yang bersifat khusus. Jadi , antara keduanya terdapat makna umum
dan khusus yang muthlak, keduanya bertemu dalam satu titik namun kata do'a
lebih umum, artinya setiap istighostah adalah do'a dan bukan
setiap do'a adalah istighostah
Dzikir yang dibaca dalam Istighasah di dalam kalangan NU memakai dzikir
yang dibakukan oleh Jam’iyah ahli Thariqah al-Muktbarah an-Nahdliyah, ijazah
dan Syaikhona Cholil Bangkalan.[1]
Di dalam Istighasah ini oleh Ulama salaf tidaklah terjadi pertentangan.
Karena dalam Istighasah seseorang bukanlah meminta kepda sesuatu yang
dijadikan wasilah tersebut, akan tetapi pada hakikatnya meminta kepada Allah
s.w.t. dengan barakahnya orang yang dekat kepada Allah s.w.t. baik seorang nabi,
wali maupun orang-orang yang shaleh.[2]

B. Keutamaan Dzikir dan istighosah

8
9

(1) mengusir setan.

(2) mendatangkan ridho Ar Rahman.

(3) menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.

(4) hati menjadi gembira dan lapang.

(5) menguatkan hati dan badan.

(6) menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.

(7) mendatangkan rizki.

(8) orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.

(9) mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.

(10) mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang


yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.

(11) mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin


seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya
pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.

(12) seseorang akan semakin dekat  pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya
pada Alalh ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh
dari-Nya.

(13) semakin bertambah ma’rifah (mengenal Allah). Semakin banyak dzikir,


semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.

(14) mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin


menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir, akan
semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.

9
10

(15) meraih apa yang Allah sebut dalam ayat,

(16) hati akan semakin hidup.

(17) hati dan ruh semakin kuat.

(18) dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya


hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya
hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.

(19) menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan
menghapus kejelekan.

(20) menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir


pada Allah.

(21) ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat
dirinya di saat ia butuh.

(22) jika seseorang mengenal Allah dalam  keadaan lapang, Allah akan


mengenalnya dalam keadaan sempit.

(23) menyelematkan seseorang dari adzab neraka.

(24) dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan


dikelilingi oleh malaikat.

(25) dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah


(menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.

(26) majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari
dzikir adalah majelis setan.

10
11

(27) orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan


orang-orang di sekitarnya.

(28) akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari
kiamat.

(29) karena tangisan orang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan naungan
‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.

(30) sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih
dari yang diberikan pada peminta-minta.

(31) dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.

(32) dzikir adalah tanaman surga.

(33) pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak
diberikan pada amalan lainnya.

(34) senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin


melupakan-Nya.

(35) dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.

(36) dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan
baginya kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa
yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.

(37) dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar
dengan dzikir.

(38) orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-
Nya.

11
12

(39) dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak,


menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat
menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.

(40) dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang
yang enggan berdzikir.

(41) makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah
dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan
menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.

(42) hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berdzikir pada Allah.

(43) dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat
hati yang sakit adalah dengan berdzikir pada Allah.

Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati).
Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”

(44) tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan
selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah.

(45) dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikatnya bagi orang


yang berdzikir.

(46) dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah


melakukan ketaatan

(47) dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah

(48) dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan
ketenangan akan selalu diraih

12
13

(49) dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa


melakukan hal yang menakjubkan

(50) orang yang senantiasa berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di lahan


yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya
mendapatkan banyak saksi di hari kiamat.

(51) jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari
perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba),
perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia. Karena lisan sama
sekali tidak bisa diam.

C. Peringatan Bagi Orang yang Melupakan Dzikir

1. QS AN NISA:142

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
2. QS AL MAIDAH:91

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan


kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
3. QS AL ARAF:205

13
14

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
4. QS YUNUS:92

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
5. QS THAHA:124

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya


penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta“.
6. QS AL ANBIYA:1

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang
mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
7. QS AN NUR:37

14
15

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang.
8. QS AL FURQAN:18

Mereka (yang disembah itu) menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi
kami mengambil selain engkau (untuk jadi) pelindung, akan tetapi Engkau telah
memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa
mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa“.
9. QS AL MUNAFIQUN:9

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu


dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:


•    Dzikir merupakan cara seorang hamba dalam memuji Allah SWT., ahli dzikir
akan merasa tenang dan tentram hidupnya. Dzikir memiliki banyak sekali manfaat

15
16

salah satu di antaranya adalah diberi kenikmatan dan jaminan surga; mendapat
pahala yang besar; diampuni dosa-dosanya; didoakan oleh malaikat.
•    Doa merupakan cara seorang hamba dalam berkomunikasi dengan Allah SWT.
doa berisi tentang permohonan seorang hamba kepada-Nya dengan berharap
bahwa Allah SWT. mengabulkan keinginan (doa) nya. Doa pun memiliki banyak
manfaat yaitu menghindarkan kita dari sikap sombong, angkuh; menjadikan kita
seorang hamba yang tidak lupa diri yakni merasa tidak bisa apa-apa tanpa bantuan
dan pertolongan-Nya; menjadikan kita seseorang yang bersyukur jika memang
Allah SWT. mengabulkan doa kita.
•    Dzikir dan doa (istighosah) sangat penting dalam kehidupan karena keduanya
saling berkaitan dan merupakan ibadah yang berfungsi sebagai sarana seorang
hamba berkomunikasi dengan sang khalik agar menjadikan kita menjadi seorang
hamba yang bertaqwa dan tidak kufur.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.oocities.org/wiriajaya/tasawuf/dzikir.htm (29/12/2012, 19.20 WIB)


http://www.energibiosel.org/keutamaan-dzikir-mengingat-allah.html (29/12/2012,
19.30 WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai