Anda di halaman 1dari 6

1.

Besaran Pokok dan Besaran Turunan


a. Besaran Pokok
Besaran yang dipandang berdiri sendiri dan tidak diturunkan dari besaran lain.
No. Besaran Pokok Satuan
1. Panjang Meter
2. Massa Kilogram
3. Waktu Sekon
4. Arus listrik Ampere
5. Suhu Kelvin
6. Intensitas cahaya Candela
7. Jumlah zat Mol

b. Besaran Turunan
Besaran yang diperoleh dengan cara menurunkan dari besaran pokok.
No. Besaran turunan Satuan
1. Energi kg m / s
2. Massa Jenis kg / m
3

3. Kecepatan m/s
4. Berat kg m / s
2

USAHA
a. Seseorang dikatakan melakukan usaha saat mendorong sebuah kotak yang terletak di atas lantai. Besar
usaha yang Anda lakukan bergantung pada besar gaya yang Anda berikan untuk mendorong kotak dan
besar perpindahan kotak.
Dalam Fisika, usaha memiliki definisi yang lebih khusus. Jika Anda memberikan gaya konstan F pada
suatu benda sehingga menyebabkan benda berpindah sejauh s, usaha W yang dilakukan gaya tersebut
dinyatakan dengan:

W = F. S
Dimana:
W = usaha yang dilakukan (joule = J)
F = gaya yang bekerja (newton = N)

Terdapat dua persyaratan khusus mengenai definisi usaha dalam Fisika ini. Pertama, gaya yang diberikan
pada benda haruslah menyebabkan benda tersebut berpindah sejauh jarak tertentu. Perhatikanlah Gambar
berikut.
Walaupun orang tersebut mendorong dinding tembok hingga tenaganya habis, dinding tembok tersebut
tidak berpindah. Dalam Fisika, usaha yang dilakukan orang tersebut terhadap dinding tembok sama dengan
nol atau ia dikatakan tidak melakukan usaha pada dinding tembok karena tidak terjadi perpindahan pada
objek kerja/usaha yaitu dinding tembok.

Kedua, agar suatu gaya dapat melakukan usaha pada benda, gaya tersebut harus memiliki komponen arah
yang paralel terhadap arah perpindahan. Perhatikanlah Gambar berikut.

Putu menarik kereta api mainan dengan menggunakan tali sehingga gaya tariknya membentuk sudut α
terhadap bidang horizontal dan kereta api mainan tersebut berpindah sejauh s. Dengan demikian, gaya yang
bekerja pada kereta api mainan membentuk sudut α terhadap arah perpindahannya. Oleh karena itu, besar
usaha yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan persamaan:
W = F cos α . s = F s cos α
Dimana:
W = usaha yang dilakukan (joule = J)
F = gaya yang bekerja (newton = N)
s = perpindahan (meter = m)
α = sudut antara gaya dan perpindahan benda (derajat)

b. Energi
Energi suatu benda adalah suatu ukuran kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu usaha. Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk energi ke
bentuk energi yang lain. Satuan untuk mengukur energi adalah joule (J).

Energi Potensial Gravitasi


Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena pengaruh tempat atau kedudukan benda
tersebut. Energi potensial disebut juga sebagai energi diam karena benda yang berada dalam keadaan diam
dapat memiliki energi potensial. Jika sebuah benda bergerak atau berubah posisinya maka benda tersebut
mengalami perubahan energi potensial.

Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh gerakannya. Jadi setiap benda
yang bergerak memiliki energi kinetik. Energi kinetik benda yang bergerak adalah energi benda yang dimiliki
oleh benda karena geraknya (kecepatannya) yang secara matematis dirumuskan dengan:

Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya luar
yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Benda yang memiliki elastisitas disebut
benda elastis seperti karet, pegas, dll.
Setiap benda elastis juga memiliki batas kemampuan mengatasi gaya. Jika gaya mekanik yang
diberikan pada bahan elastis melampaui batas kemampuannya, benda elastis akan mengalami
deformasi permanen. Dengan kata lain benda elastis itu akan rusak.
Hukum hooke menyatakan pertambahan panjang benda berbanding lurus dengan gaya
tariknya.
F = k Δx
Keterangan :
F = Gaya (N)
Δx = Pertambahan Panjang (m)
k = konstanta gaya (N/m)
Sebuah pegas yang diberi gaya selalu mengalami pertambahan panjang sesuai dengan gaya yang diberikan
pada pegas tersebut.

1. Getaran
Getaran atau gerak harmonik adalah gerak bolak-balik yang melalui titik keseimbangan secara periodik.
Contoh getaran pada ayunan dan getaran pegas.

Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 getaran.


T = periode (s)
T=t/n N = banyaknya getaran
f = frekuensi (Hz)

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakuan selama 1 sekon.


f = frekuensi getaran (Hz)
f=n/t

a. Jenis-jenis Gelombang
Berdasarkan arah getarnya gelombang ada 2 jenis yaitu :
(1) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya.
Contoh : getaran pada tali dan pada air.
(2) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar/berimpit dengan arah
perambatannya. Contoh : getaran pada pegas dan bunyi.
Berdasarkan mediumnya gelombang ada 2 jenis :
(1) Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium atau zat
perantara. Contoh : gelombang pada tali, gelombang pada air, gelombang pada pegas dan bunyi.
(2) Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan zat
perantara. Contoh : cahaya, gelombang TV, gelombang radio, gelombang RADAR, gelombang Ultraviolet,
dll.
Besaran-besaran dalam gelombang :
 Panjang gelombang (λ) : jarak 1 gelombang
 Amplitudo adalah tinggi maksimum gelombang
 Kecepatan gelombang (v) adalah perbandingan antara panjang gelombang dengan periode gelombang

V = λ / T atau V = λ .
f
Keterangan : V = kecepatan gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)

Cacat Mata
Tidak semua mata manusia dapat membentuk bayangan tepat pada retina, ada mata yang
mengalami anomali. Hal ini dapat terjadi karena daya akomodasi mata sudah berkurang
sehingga titik jauh atau titik dekat mata sudah bergeser. Keadaan mata yang demikian disebut
cacat mata.
Cacat mata yang diderita seseorang dapat disebabkan oleh kerja mata (kebiasaan mata) yang
berlebihan atau cacat sejak lahir.

1. Miopi (Rabun Jauh)


Miopi adalah kondisi mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya
jauh. Penderita miopi titik jauhnya lebih dekat daripada tak terhingga (titik jauh < ~) dan titik
dekatnya kurang dari 25 cm. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat dipipihkan
sebagaimana mestinya sehingga bayangan dari benda yang letaknya jauh akan jatuh di depan
retina. Untuk dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh agar nampak jelas, penderita
miopi ditolong dengan kaca mata berlensa cekung (negatif).
Miopi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda yang dekat. Cacat mata
ini sering dialami tukang jam, tukang las, operator komputer, dan sebagainya.

2. Hipermetropi (Rabun Dekat)


Hipermetropi adalah cacat mata dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda
yang letaknya dekat. Titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat >
25 cm).

Penderita hipermetropi hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh
sehingga cacat mata ini sering disebut mata terang jauh. Hipermetropi disebabkan lensa mata
terlalu pipih dan sulit dicembungkan sehingga bila melihat benda-benda yang letaknya dekat,
bayangannya jatuh di belakang retina. Supaya dapat melihat benda-benda yang letaknya
dekat dengan jelas, penderita hipermetropi ditolong dengan kaca mata berlensa cembung
(positif).
Hipermetropi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda-benda yang
jauh. Cacat mata ini sering dialami oleh orang-orang yang bekerja sebagai sopir, nahkoda,
pilot, masinis, dan sebagainya.

3. Presbiopi (Mata Tua)


Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah berkurang. Pada mata
presbiopi, titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25 cm) dan
titik jauhnya lebih dekat daripada titik jauh mata normal (titik jauh < ~). Oleh karena itu,
penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh

Untuk dapat melihat jauh dengan jelas dan untuk membaca pada jarak normal, penderita
presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap (kacamata bifokal). Kacamata
bifokal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cembung.
Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda
dekat/membaca.

PERPINDAHAN KALOR

1) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan perpindahan
partikel-partikelnya.
Contoh:
a. Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda dipanaskan,
misalnya ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.
b. Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
c. Tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
d. Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

 Contoh Konduksi (Sumber: belajarbagus.net)


2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika
partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada
zat cair dan gas (udara/angin).
Contoh:
a. Gerakan naik dan turun air ketika dipanaskan.
b. Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya ketika
dipanaskan.
c. Terjadinya angin darat dan angin laut.
d. Gerakan balon udara.
e. Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3) Radiasi
Perpindahan kalor tanpa zat perantara merupakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan panas
tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya. Contoh radiasi:
a Panas matahari sampai ke bumi walau melalui ruang hampa.
b Tubuh terasa hangat ketika berada di dekat sumber api.
c Menetaskan telur unggas dengan lampu.
d Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.
Sebuah rumah menyalakan sebuah lampu 40 W selama 10 jam sehari, sebuah TV 150 w selama 8
jam sehari, dan sebuah kipas angin 60 w, 4 jam sehari. Jika harga listrik Rp 500,- per kWh,
berapakah biaya yang harus dibayar dalam sebulan?
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai