Kel 1 Tumbang (B)
Kel 1 Tumbang (B)
Disusun oleh :
Kelompok 1 (Kelas B)
1. Destika Dhaniasri I1A016104
2. Helianthus Hanum Jannah I1A017006
3. Anisatul Aflahah I1A017019
4. Siska Nur Aisyah Rohman I1A017075
5. Muhammad Wisnu Anggoro I1A017080
6. Intan Khoirunnisa I1A017100
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan
manusia. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau
berkomunikasi. Maka begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa dapat dilakukan dengan lisan
dan tulisan, atau melalui pendengaran maupun penglihatan. Pengembangan
bahasa meliputi kemampuan berbicara, kemampuan menulis, kemampuan
membaca dan kemampuan menyimak. Dari keempat kemampuan tersebut,
kemampuan membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting
yang harus dikuasai anak sejak usia dini.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas
tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Upaya
kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima
tahun pertama kehidupanya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh
kembang optimal baik fisik, mental, emosional, maupun sosial serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Kemenkes RI, 2012).
Keterlambatan bicara adalah salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini
semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan
menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5-10%
pada anak. Di Indonesia, data yang dikumpulkan 7 rumah sakit pendidikan di
Indonesia tahun 2007 menunjukan gangguan bicara dan bahasa menempati
urutan pertama bentuk gangguan tumbuh kembang anak (Sari, dkk., 2015).
Gangguan bicara dan bahasa merupakan sebuah masalah yang sangat
penting bagi perkembangan anak usia dini, karena keterlambatan bicara
adalah keluhan utama yang sering dicemaskan oleh dokter. Oleh karena itu,
diperlukan stimulus dan latihan yang diberikan kepada anak untuk mengatasi
gangguan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keterlambatan bicara dan bahasa?
2. Apa saja tanda anak mengalami keterlambatan bicara dan bahasa?
3. Apa penyebab keterlambatan bicara dan bahasa?
4. Apa saja jenis-jenis keterlambatan bicara dan bahasa?
5. Bagaimana dampak keterlambatan bicara dan bahasa pada anak?
6. Bagaimana penanganan keterlambatan bicara dan bahasa pada anak?
BAB II
ISI
A. Kasus
Judul Berita : Jumlah Anak Terlambat Bicara Terus Meningkat
Sumber : Kompas.com
"Salah satu penyebabnya adalah faktor pola asuh. Anak di desa biasanya
sampai usia 2 tahun selalu digendong tanpa distimulasi. Akibatnya anak jadi
terlambat berjalan dan juga bicara," kata Dr. Eddy Fadlyana, Sp.A(K), dalam
acara media workshop yang diadakan oleh Morinaga di Jakarta (6/6/14).
Ia menambahkan, ada banyak hal yang bisa menyebabkan anak terlambat
bicara antara lain kurang stimulasi, ada gangguan pendengaran, atau karena
kurang gizi sejak dalam kandungan.
B. Pembahasan
1) Keterlambatan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, suara,
kelancaran bicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan kata-
kata), serta keterlambatan dalam bicara dan bahasa.
Keterlambatan bicara dan bahasa adalah suatu kecenderungan
dimana anak sulit dalam mengekspresikan keinginan atau perasaan pada
orang lain seperti, tidak mampu dalam berbicara secara jelas, dan
kurangnya penguasaan kosa kata yang membuat anak tersebut berbeda
dengan anak lain sesusianya. Menurut Hurlock “apabila tingkat
perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan
bicara anak yang umurnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan
kata, maka hubungan sosial anak akan terhambat sama halnya apabila
keterampilan bermain mereka dibawah keterampilan bermain teman
sebayanya”. Maksudnya ialah apabila perkembangan bahasa anak
berbeda dengan tingkat perkembangan bahasa anak lain seusianya maka
anak akan mengalami hambatan dalam interaksi sosialnya (Khoiriyah,
dkk., 2016).
6) Penanganan
Anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa harus segera di
tangani sejak dini agar gangguan perkembangan tersebut dapat diatasi
sesegera mungkin.
a. Terapi Bicara
Terapi bicara pada anak biasanya menggunakan pendekatan bermain
boneka, bermain peran, dan memasang gambar atau kartu. Dan media
yang digunakan berupa cermin, audio, dan video.
b. Terapi Oral Motorik
Terapi ini tidak melibatkan proses bicara tetapi merupakan latihan
seperti minum melalui sedotan dan meniup terompet. Latihan ini
bertujuan untuk melatih dan memperkuat otot yang digunakan untuk
berbicara.
c. Terapi Intonasi Melodi
Terapi ini menggunakan musik atau melodi yang biasanya betempo
lambat, bersifat lirik, dan mempunyai tekanan yang berbeda.
(Sastra, 2011)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterlambatan bicara dan bahasa adalah suatu kecenderungan dimana
anak sulit dalam mengekspresikan keinginan atau perasaan pada orang
lain seperti, tidak mampu dalam berbicara secara jelas, dan kurangnya
penguasaan kosa kata yang membuat anak tersebut berbeda dengan anak
lain sesusianya
2. Tanda anak usia 0-11 tahun yang mengalami meterlambatan bicara dan
bahasa antara lain:
Umur Tanda
Lahir – 10 minggu Anak tidak mau tersenyum sosial
3 bulan Anak tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban
6 bulan Anak tidak mampu memalingkan mata dan
kepalanya terhadap suara yang datang dari
belakang atau sampingnya
8 bulan Anak tidak ada perhatian terhadap lingkungan
sekitar
10 bulan Anak tidak memberikan reaksi terhadap
panggilan namanya sendiri
12 bulan Anak jarang/tidak pernah bergumam atau
mengucapkan satu kata
B. Saran
Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat luas dan banyak, terdapat
beberapa resiko yang harus diwaspadai untuk lebih mudah terjadi gangguan
ini. Semakin dini kita mendeteksi gangguan tersebut maka semakin baik
pemulihan gangguan tersebut. Deteksi dini gangguan bicara dan bahasa ini
harus dilakukan oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan anak
ini, mulai dari orang tua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak
kehamilan dan dokter anak yang merawat anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA