atau ketidak normalan organ artikulasi bagian luar dan bukan karena adanya luka
pada sistem susunan saraf pusat (perifer), mungkin salah satunya gangguan
meyelidiki arti dari istilah Dyslalia. Ternyata istilah Dyslalia dipakai untuk
berbagai kelainan wicara seperti ; ketidak tepatan oral, kerusakan fonetik, dyslalia
umum atau juga disebut delayed speech, semacam lisping dan laling yang akut,
wicara karena gangguan wicara. Morley juga mengatakan bahwa dsylalia adalah
kesalahan belajar atau gangguan artikulasi yang terjadi pada masa anak-anak
dimana kemampuan bahasanya baik, tetapi kemampuan untuk meniru dari anak
1
berbagai tingkatannya dan sebaiknya istilah tersebut juga dihindari dari kasus-
bibir, lidah atau palatum. Kelainan nampak sebagai suatu subtitusi fonemik dan
PENYEBAB GANGGUAN
penguasaan tidak sesuai dengan tingkat usia. Masalah interpretasi sering terjadi.
Hal ini menjelaskan ketidak bisaan respon dari motor (gerakan motor). Dijelaskan
Perkembangan artikulasi yang normal melibatkan faktor yang fisik dan kapasitas
keadaan anak beraneka ragam akan membentuk kualitas dan kuantitas pada
faktor non organik ; (1) Tidak adanya gangguan pada bentuk struktural
pendengaran, neural atau bentuk intelektual, (2) awal bicara terlambat, (3)
2
cenderung diakibatkan oleh kemajuan bicara spontan yang cepat, (4) gangguan
artikulasi yang multiple (lebih dari satu), (5) kebingungan akibat perkembangan
bunyi artikulasi yang lain, (6) gangguan artikulasi yang umum terjadi adalah
subtitusi dan omisi, (7) terjadi gangguan artikulasi yang tidak menetap.
seperti faktor psikologi, sensori atau gangguan neurologi pada vocal track dan
tidak disebabkan oleh faktor organik. Mungkin juga disebabkan oleh kurang
cukupnya kondisi yang baik untuk belajar berbicara yang benar. Lingkungan
bicara dari lingkungan yang lebih baik untuk anak dan pemberian motivasi serta
pujian.
Saudara Kandung
Anak tunggal, anak sulung, atau yang memiliki jarak usia jauh
3
artikulasi pada anak kembar cenderung lebih rendah disbanding mereka yang
tidak kembar. Hal ini mungkin disebabkan oleh frekuensi atau kualitas perhatian
memperlihatkan situasi orang tangtua yang lebih banya meluangkan waktu dan
kualitas yang lebih baik terutama selama masa perkembangan anak. Dalam suatu
kasus keluarga yang memiliki anak lebih dari satu dan berjarak dekat, anak-
kecil sehingga memiliki tingkat kejelasan bicara yang lebih rendah. Saudara
kandung bisa saja tidak membantu bicara anak menjadi lebih baik. Letak rumah
yang bersebelahan dengan dengan “orang asing” yang berbicara dengan bahasa
yang beda, mungkin juga menjadi penyebab artikulasi yang tidak tepat. Penyebab
gangguan artikulasi karena faktor saudara kandung. Hal ini akan hilang ketika
artikulasi anak perempuan lebih baik disbanding anak laki-laki. Anak laki-laki
abnormalitas yang jelas pada fisik dan mental, kebanyakan disebabkan oleh sistem
mempelajari bunyi artikulasi yang tidak tepat. Penyebab lain adalah, kurangnya
cntoh berbicara benar yang dapat didengar dan ditiru oleh anak-anak. Anak akan
4
sehingga mereka tidak mendengar banyak contoh yang membuat anak mendapat
diharapkan sehingga membuat dirinya tidak merasa perlu untuk berbicara dengan
orang lain untuk mengungkapkan apa yang diingin. Hal ini perlu diantisipasi oleh
orangtua, saudara kandung dan lainnya. Orang tua biasanya sudah dapat mengerti
apa yang anak-anak inginkan tanpa diungkapkan dalam bentuk bicara, anak-anak
juga menjadi tidak ingin dan jarang bicara. Dalam situasi yang berbeda ada
baiknya jika anak diberi “hukuman” jika tidak berbicara dengan tidak tepat atau
tidak diberikan pujian atas usaha untuk bicaranya benar atau ketka memilih untuk
tidak mau berbicara. Para ahli mengatakan sangatlah penting untuk memberikan
Jika anak tidak diberikan pujian saat berbicara dengan baik, atau
diberikan komentar yang baik ketika bicaranya tidak baik, mungkin akan tetap
respon terhadap ucapan anak dan memberikan cukup pujian yang baik atas
usahanya, anak mungkin lebih memilih untuk tidak berbicara lagi. Sikap
menerima (tanpa teguran) dari orangtua membuat anak tidak akan berusaha untuk
5
kepada anak dengan cara yang tepat dengan pengetahuan yang baik agar bicara
Prestasi Pendidikan
Ham dan Winitz melaporkan bahwa ada hubungan yang jelas antara
linguistik. Anak yang memiliki masalah artikulasi tidak berprestasi dalam bidang
akademik dan biasanya memiliki masalah dalam bahasa seperti masalah membaca
didasari dengan emsi, kematangan reflek, rasa tidak aman atau hal-hal psikologis
(1977) secara klinis dikaitkan dengan ketidak matangan artikulasi, penelitian ini
Selanjutnya Powers menemukan ada hal yang berbeda antara kepribadian dengan
pola penyesuaian diri. Dalam hal ini diterangkan bahwa kepribadian atau
dengan sikap orang tua dan segala hal yang berkaitan dengan faktor orangtua.
6
Beberapa pembelajaran menunjukkan anak-anak yang mengalami gangguan
artikulasi memiliki ibu yang tingkat penyesuaian diri rendah, memiliki sikap yang
kurang baik terhadap anak, memiliki standard yang hidup yang tinggi dan lebih
banyak memberi kritik. Sifat lain berupa sikap menolak, memberikan kritik yang
berlebihan, menghukum atau gangguan emosi. Situasi ini bisa saja menyebabkan
Reaksi Emosi
menyebabkan bicara anak berhenti atau kemunduran dalam hal bicara sehingga
pola bicaranya menjadi tidak matang. Reaksi emosi ini menjadi trauma untuk
anak. Cotohnya seperti kelahiran saudara kandung (adik baru), peristiwa orangtua
terhambat atau terhenti jika anak menjalani keadaan itu dalam waktu lama.
Kecemasan, frustasi dan merasa kecil hati dapat menjadi bagian dari penyebab
gangguan artikulasi.
bicara yang baik pada anak hendaknya yang bersifat normal dan baik, situasi yang
menyenangkan, respon yang cukup, mimiliki cukup variasi dalam berbicara, dan
7
Penyebab yang tdak terlihat yang menyebabkan terjadi gangguan
juga mudah mendapatkan hal-hal yang tidak baik selama masa perkembangan
(Charles Van Riper, Speech Correction, p:169) : (1) Auditori Memory Span,
KARAKTERISTIK
kesulitan memproduksi kombinasi bunyi dapat berupa subtitusi, omisi dan distorsi
(pengacauan).
Kesulitan dalam memproduksi bentuk bunyi, kata, sukukata dan kata-kata akan
8
Perkembangan bunyi-bunyi bahasa (ujaran)
Klasifikasi gangguan artikulasi Ringan, Sedang dan Berat dilihat dari gangguan
Dyslalia, sebagai tanda dan gejala ; (1) Problem bahasa, (2) Problem bicara, (3)
(Byrne and Shervanian, 1977), dipengaruhi karena adanya faktor organik dan
9
Penyebab lain yang dapat menyebabkan gangguan artikulasi
diantaranya ; (1) Auditori Memory Span, sulitnya anak untuk mengingat bunyi
yang diberikan atau yang diucapkan. (Charles Van Riper, Speech Correction,
p:169)
Wawancara
Terapi dan orangtua atau orang ketiga yang diarahkan pada suatu konteks
10
Disini penulis melakukan wawancara terhadap orangtua pasien
secara langsung untuk memperoleh data sbb ; (1) Identitas pasien, (2)
Rekomendasi/ rujukan, (3) Riwayat prenatal, natal dan postnatal, (4) Riwayat
perkembangan motorik, perilaku anak dan hubungan sosial, (5) Riwayat keluarga,
Pengamatan
aktivitas individu lain (Sumadi Suryobroto, 1984). Dalam hal ini penulis
Tes
Dalam hal ini penulis melakukan tes pemahaman bahasa secara auditori dan tes
Studi dokumen
hal yang berkaitan dengan kondisi pasien, khususnya dalam mendiagnosa yang
11
HASIL PENGUMPULAN DATA
Identifikasi Pasien
N a m a (inisial) : Ast
Umur : 3 tahun
Agama : Islam
orang tua pasien (ibu), diperoleh informasi bahwa pasien (ast) adalah anak ke-2
dari 2 bersaudara, beragama islam. Pasien datang ke unit Terapi Wicara karena
diperoleh informasi bahwa pasien tidak melalui tahap merangkak. Pada saat
dokter, dan ibu tidak pernah merasa ada kelainan dalam kandungan maupun
12
Kesehatan keluarga, berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada
ibu pasien, diperoleh informasi bahwa ayah pasien (Wjy, 48 tahun) pada saat ayah
pasien masih dalam kandungan, saat usia kandungan 7 bulan, ibu dari ayah
pasien mengalami sundulan (mengandung adik dari ayah pasien), ayah pasien
baru bisa berjalan pada usia 4 tahun, bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
keluarga pasien.
ambil, masukan. Pasien juga mampu mamahami beberapa anggota tubuh seperti :
rambut, mata, hidung, mulut, telinga, tangan dan kaki. Pasien mampu menyortir
seperti : jam, buku, pensil, sandal, sendok, mobil, meja, kursi, bantal, tas, baju dan
celana. Pasien juga mampu memahami gambar binatang seperti : ayam, bebek,
burung, kucing. Bicara spontan yang terujar seperti : us-us (susu), mantuk (jika
mau pulang), wes (jika sudah selesai). Pasien mampu meniru ucapan berupa vocal
/a/ /i/ /u/ /e/ o/. Pasien juga mampu meniru satu suku kata seperti : ma, la, me, nga,
13
ti, po, be dan ta. dan mampu meniru ucapan tingkat kata namun masih belum tepat
didapatkan bahwa suara pasien tidak ada kelainan atau gangguan terhadap
suaranya.
artikulasi berupa subtitusi misalnya /m/ dan /o/ menjadi /p/,/a/ pada kata mobil,
Duduk : 1 1 bulan.
tepuk tangan, dan melempar. Dari segi kemampuan motorik halus, pasien
14
didapatkan data bahwa pada saat duduk, berjalan dan berlari posisi
tubuhnya seimbang, disamping itu juga pasien mampu berjalan lurus pada
satu garis namun pada saat berdiri dengan satu kaki penulis belum
mengamatinya.
sumber bunyi seperti : bunyi peluit, bunyi sirine ambulance dan bunyi
ANALISA DATA
diketahui tahap tengkurap usia 5,4 bln, duduk usia 11 bln, berdiri usia 1,7
tahun berjalan dikuasai oleh pasien pada usia 2,6 tahun, tanpa melalui
tahap merangkak.
15
Dari analisi data perkembangan motorik pasien diatas dapat
Normal”.
Tahapan Usia
Tengkurap 5 bulan
Merangkak 7 bulan
Duduk 8 bulan
Berdiri 11 bulan
Berjalan 12 bulan
pendengaran.
16
Dari data di atas di ketahui bahwa modalitas sensorik pendengaran,
visual dan taktil propripseptif pasien normal dan mampu berfungsi semana
mestinya.
Tahapan Usia
Refleks vokalisasi 3 minggu
Babbling 7 bulan
lalling 8 bulan
Echolalia 12 bulan
true speech -
bahasa wicara normal untuk refleks vokalisasi dikusai oleh anak pada usia
bulan dan true speech usia 1 – 1,5 tahun. Berdasarkan hasil kajian data di
mengalami gangguan.
DIAGNOSA
Dyslalia
17
PROGNOSA
PERENCANAAN TERAPI
Jangka Panjang
Tujuan
Agar pasien dapat berbicara sesuai dengan tingkat usianya dalam jangka waktu
1,5 bln.
Agar organ artikulasi dapat mencapai ketepatan, kecepatan dan kekuatan dalam
Program
Latihan artikulasi
Latihan pengucapan fonem tingkat suku kata, kata, frase dan kalimat.
Latihan pengujaran jenis kata penggolongan benda, kata sifat, kata kerja, kata
ganti orang,
Jangka Pendek
18
Tujuan
Agar pasien mampu berinteraksi dan bersosialisasinya dengan baik dalam waktu
1,5 bulan.
Agar auditory memory anak menajadi lebih baik dalam jangka waktu 1,5 bulan.
Agar pasien memiliki atensi yang baik dalam jangka waktu 1,5 bulan.
Program
kartu bergambar.
Harian
Tujuan
Agar pasien dapat berbicara sesuai dengan tingkat usianya dalam jangka waktu 6
x sesi terapi
Agar organ artikulasi dapat mencapai ketepatan, kecepatan dan kekuatan dalam
Agar auditory memory anak menajadi lebih baik dalam jangka waktu 4 x sesi
terapi
Program
Latihan artikulasi
Bercerita
19
- Lidah : menjulur, kanan-kiri, atas bawah.
kiri, depan-belakang.
bergambar.
Materi Terapi
Kata
/babak/ /ibu/ /baru/
/bebek/ /ember/ /beber/
/bibi/ /bisa/ /bilangan/
/bobo/ /robot/ /bobot/
/bubur/ /subur/ /buah/
Kalimat
Metode
20
Nama metode
Sumber metode
bidang artikulasi yang disusun oleh Itasari Atitungga, Amd. Tw, S.Pd
Langkah-langkah metode
Memberikan kepada klien sepasang fonem yang terdengar mirip, suku kata atau
komentar pendek (prompts), setiap kali pasien bisa menebak dengan benar
perbedaan itu.
Mencari cara mempermudah klien melewati setiap step yang diberikan (disebut
Secara regular memberikan probe atau semacam test (bisa tugas, bisa juga bicara
21
Alat Terapi
pasien cara meniup yang benar, ajak pasien untuk meniup secara
Cermin
Lilin, tissue
22
Tempat : Terapi dilakukan di unit terapi wicara bagian Rehabilitasi
PELAKSANAAN TERAPI
Pelaksanaan Terapi
pasien agar pasien tidak menangis dan mau mengikuti tindak terapi yang
Kemudian setelah pasien sudah merasa asik dan sudah mau berinteraksi
telah disusun, dengan metode bermain sambil belajar yang bertujuan untuk
membuat anak tidak cepat bosan dan lebih asik terhadap terapi yang
sedang berlangsung.
23
Pelaksanaan terapi juga dapat difariasikan sesuai dengan
HASIL TERAPI
Evaluasi
24
Walaupun masih ditemani
terapi berlangsung.
ibunya selama proses terapi.
Pasien belum mampu Pasien mampu meniup
Meniup
meniup. dengan baik.
Pasien mampu Pasien mampu berfonasi /a/
Meniru fonasi
berfonasi /a/ /i/ /u/ /i/ /u/ /e/ /o/
Pasien mampu meniru
tersebut.
Hasil terapi
Pasien sudah mampu bersosialisasi dengan baik dan tidak menangis ketika
25
BAB III : P E N U T U P
Kesimpulan
bersaudara (anak kandung) dari bapak Wjy (48 tahun) dan ibu Why (31 tahun),
memiliki sifat yang pendiam dan cepat bosan terhadap suatu permainan.
Dilihat dari segi anatomi tubuh dan organ artikulasi tidak ada gangguan
masih belum sesuai dengan usia perkembangannya yaitu masih dalam tahap 2-3
kata, hal ini disebabkan karena Short Memory Span (daya tangkap yang pendek).
Dalam kasus yang kami sampaikan ini, pasien mengalami gangguan dalam
artikulasi karena faktor dari lingkungan dan faktor orangtua pasien yang
juga terhambat.
26
Setelah dilakukan tes artikulasi, didapati pasien mengalami kesalahan atau
gangguan artikulasi pasien lebih mengarah pada subtitusi dan distorsi. Kesalahan
artikulasi yang mengarah pada subtitusi misalnya pada /m/ dan /o/ menjadi /p/,/a/
pada kata mobil, dan kesalahan artikulasi yang mengarah pada distorsi misalnya
jelas dan terkadang yang terdengar hanya pada fonem belakangnya saja.
Dalam pelaksanaan terapi ada faktor yang menghambat dan ada pula yang
tidak mau menirukan apa yang diucapkan oleh terapis karena kurangnya
sosialisasi dan interaksi yang baik dari pasien juga kurangnya penyesuaian diri
Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor orangtua yang
selalu menemani pasien saat terapi, dan pasien yang selalu menangis jika ditinggal
oleh orangtuanya. sedangkat faktor yang mendukung antara lain adalah itensitas
kedatangan pasien sangat menunjang karena pasien akan lebih cepat belajar dalam
Saran
pasien.
27
Disini juga kami menyarankan dan lebih menekankan agar orangtua turut
disebabkan oleh faktor orangtua pasien, anak kiranya lebih diarahkan untuk lebih
dapat berekspresi dalam dunia pasein sendiri disini orangtua hanya sebagai
pengawas atau pemantau dari segala aktifitas yang dilaksanakan oleh pasien,
berkembang dan usia dalam mencari jati diri, pasien disarankan untuk lebih dapat
Begitu juga kiranya dapat lebih melengkapi peralatan terapi yang akan
digunakan untuk terapi, yang mana dapat menunjang jalannya dan proses
pelaksanaan terapi. Dan terapis juga agar dapat membenahi diri untuk lebih
mengenal sindrom-sindrom gangguan dalam bahasa bicara lainnya, baik dari segi
Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang penulis sampaikan disini lebih mengarah kepada faktor
28
kesalahan-kesalahan artikulasi yang dialami pasien. Memberikan kesempatan
kepada pasien untuk lebih dapat bereksplor dalam dunianya namun dalam
pengawasan orangtua.
pengarahan dari terapis dan membantu pasien dalam melaksanakan segala tugas-
29
Daftar Pustaka
Charles Van Riper, Lon Emerick (1984) “Speech Correction”, New Jersey :
Prentice Hall.
MF. Berry dan Jon Eisenson yang dikutip Ki Pranindyo dalam makalah
Chilhood”
30
Daftar Perkembangan Kemajuan Terapi
- Tes Artikulasi -
Tes Artikulasi I
Mengetahui, ………………………..,2009
Pembimbing Praktik Praktikan,
31
Henny Setyawati, A.md. TW Selamat Perlindungan Harefa
NIP. 140 336 527 NIM. P.27229006035
Daftar Perkembangan Kemajuan Terapi
- Tes Artikulasi -
Tes artikulasi II
Mengetahui, ………………………..,2009
Pembimbing Praktik Praktikan,
32
Henny Setyawati, A.md. TW Selamat Perlindungan Harefa
NIP. 140 336 527 NIM. P.27229006035
33