Anda di halaman 1dari 17

D.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Dalam subbab ini Kami akan membahas mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan menurut
beberapa ahli. Salah satu Klasifikasi Ilmu :

v Ilmu Alam (Natural Wissenschaft), Ilmu Alam / Eksakta

v Ilmu Moral: Ilmu Sosial, Ilmu Humaniora

Dalam khazanah pengetahuan kontemporer, istilah ilmu dalam klasifikasi An-Nabhani di atas
identik dengan ilmu-ilmu alam (natural sciences), yang sering disingkat ‘sains’, sedangkan
tsaqâfah kurang lebih identik dengan ilmu-ilmu sosial (social sciences).

Sebagian intelektual, seperti Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan pengetahuan


menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-ilmu alam dan sosial),
dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut Elwood adalah seperangkat sikap dan
perilaku moral manusia terhadap sesamanya yang meliputi filsafat, moral, seni, sejarah, dan
bahasa.

Istilah lain dikemukakan oleh S. Waqar Ahmed Husaini dalam bukunya Islamic Sciences,
yang mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua, yaitu ilmu-ilmu alam (natural sicencies)
dan ilmu-ilmu sosial-humaniora (humanistic-social sciences). Yang terakhir ini adalah
gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Istilah tsaqâfah menurut An-Nabhani tampaknya
lebih tepat diterjemahkan sebagai humanistic-social sciences (ilmu-ilmu sosial-humaniora),
daripada sekadar social sciences.

Berkaitan dengan klasifikasi ilmu, penulis lulusan Universitas Chicago ini berpijak pada
klasifikasi ilmu teoretis ala al-Farabi yang mengelompokkan ilmu ke dalam tiga ilmu utama:
metafisika, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Hemat penulis, ketiga kelompok utama ilmu ini
akan membentuk klasifikasi ilmu rasional yang integral, tanpa menganaktirikan salah
satunya.

Adapun klasifikasi ilmu-ilmu praktis, filsuf Muslim juga membaginya ke dalam tiga jenis,
yaitu: etika, ekonomi, dan politik. Dalam hal metodologis, atensi ilmuan Barat terfokus pada
metode observasi yang notabene menekankan potensi indra yang berorientasi fisik.
Penekanan seperti ini bisa berdampak fatal karena observasi indra bisa saja meleset dan tak
kuasa terhadap objek-objek metafisik. Untuk itu, potensi akal dan hati atau intuisi juga harus
dilibatkan dalam pengkajian ilmiah. Jauh hari sebelumnya, tradisi filsafat Islam
mengakomodasi seluruh potensi tersebut sebagaimana terlihat pada konsep Suhrawardi yang
membagi pendekatan kepada dua macam, yaitu: diskursif (bahtsi) dan eksperiensial (dzauqi).

Sementara itu menurut ahli dari Malaysia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan sebagai
berikut: Ilmu yang sifatnya “periksa” dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu: 1. Ilmu-
ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. Dan 2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa
seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan “perasaan (rasa)” orang saat
berinteraksi antar sesamanya, membuahkan 3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu
bahasa dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum,
antropologi-sosial, demografi dsb.
The New Encyclopaedia Britannica membagi-kelompokkan sains yang dimiliki oleh
manusia berdasarkan beberapa pohon ilmu sebagai berikut:

1. Logika (logic)

a. Sejarah dan filsafat logika (History and philosophy of logic) yang terdiri dari: sejarah
logika (History of Logic), filsafat logika, (Philosophy of Logic).

b. Logika formal, metalogika, logika terapan (Formal logic, metalogic, and applied logic)
yang terdiri dari: logika formal (Formal logic), metalogika (Metalogic), logika terapan
(Applied logic),

2. Matematika (Mathematics).

a. Sejarah dan landasan matematika (History and foundations of mathematics) yang terdiri
dari: sejarah matematika (History of mathematics), landasan matematika (Foundations of
mathematics).

b. Cabang-cabang matematik (Branches of mathematics) meliputi: Teori Himpunan (Set


Theory), Aljabar (Algebra), Geometri (Geometry), Analisis (Analysis), Kombinatorika dan
teori bilangan (Combinatories and number theory), Topologi (Topology),

c. Penerapan-penerapan matematika (Application of mathematics), meliputi: Matematika


sebagai suatu ilmu berhitung (Mathematics as a calculatory science), Statistika (Statistic),
Analisis numeris (Numerical analysis), Teori automata (Automata theory), Teori matematis
optimisasi (Mathematical theory of optimization), Teori informasi (Information theory),
Matematika tentang teori fisika (Mathematical aspects of physical theories).

3. Ilmu Alam (Natural Science).

a. Sejarah dan filsafat ilmu (History and philosophy of science) yang terdiri dari: Sejarah
Ilmu (History of Science), Filsafat ilmu (Phylosphy of science),

b. Ilmu-ilmu Fisika (Physical sciences) yang dapat dibagi ke dalam: Sejarah ilmu fisika
(History of the Physical science), Sifat dasar dan lingkup astronomi dan astrofisika (The
nature of enscope of astronomy and astrophysics), Sifat dasar dan lingkup fisika (the Nature
of enscope of Physics),Sifat dasar dan lingkup kimia (The nature of enscope of Chemistry),

c. Ilmu Bumi (the Earth science) yang membahas tentang: Sifat dasar dan sejarah ilmu bumi
(The nature and history of the Earth science), Sifat dasar, lingkup dan metode-metode ilmu
Bumi khusus (The nature, scope and methods of particular Earth science)

d. Ilmu-ilmu Biologi (The Biological sciences) yang terdiri dari: Perkembangan ilmu-ilmu
biologi (Development of the Biological Sciences), Sifat dasar, lingkup dan metodologi Ilmu
Biologis (The nature, scope and methodology of the Biological Sciences), Filsafat Biology
(Philosophy of Biology).

e. Ilmu Kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung (Medicine and affiliated disciplines)
yang membahas tentang: Sejarah Ilmu Kedokteran (History of medicine), Bidang-bidang
praktek atau penelitian medis khusus (Field of Specialized medical practised or research),
Displin ilmu yang tergabung dalam ilmu kedokteran (Disciplines of affiliated with medicine).

f. Ilmu Sosial dan psikologi (The social sciences and psychology) yang mencakup:
Perkembangan ilmu sosial (Development of the Social sciences), Sifat dasar antropologi (The
nature of anthropology), Sifat dasar sosiologi (The nature of sociology), Sifat dasar ilmu
ekonomi (The nature of economics), Ilmu Politik (Political sciences), Sejarah dan metode
psikologi (History and methods of Psychology),

g. Ilmu Teknologi (The technological sciences) yang mencakup: Sejarah ilmu teknologi
(History of technological sciences), Segi-segi akademika dan profesional dari keinsinyuran
(Academics and professional aspects of engineering), Sifat dasar dan cakupan ilmu pertanian
(The nature and scope of agricultural sceinces), Sifat dasar dan cakupan displin antar ilmu
yang baru dikembangkan (The nature and scope of presently developed intersciences
disciplines),

4. Sejarah dan humaniora (History and humanities). Sejarah dan Humaniora dapat dibagi
lagi ke dalam:

a. Historiografi dan studi sejarah (historyography and the study ofhistory), meliputi:
Historiografi (historyography), Penyelidikan dan penelitian sejarah modern (modern hitorical
investigation and research), Filsafat sejarah (Philosophy of History),

b. Humaniora dan kesarjanaan humanistik (the Humanities and humanistics scholarship),


meliputi: Sejarah kesarjanaan humanistik (History of humanistic scholarship), Humaniora
(The humanities).

5. Filsafat (philosophy). Filsafat terdiri dari

a. Sifat dasar dan pembagian filsafat (The nature and the divisions of philosophy), meliputi:
Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat (The nature, scope and methods of philosophy),
Pembagian filsafat (The divisions of philosophy),

b. Sejarah filsafat (History of philosophy), meliputi: Penulisan sejarah filsafat (The writings
of history of philosophy), Sejarah filsafat Barat (History of Western Philosophy), Filsafat
bukan Barat (Non Westerns Philosophy), Filsafat yang berhubungan dengan agama
(Philosophies associated with religions),

c. Aliran dan ajaran filsafat (Philosiphycals Schools and doctrines), meliputi: Aliran-aliran
filsafat utama di Barat (Major Philosiphycal Schools in the West), Teori ada dan eksistensi
(Theories of Beeing and Existence), Teori pikiran, pengetahuan dan daya budi (Theories of
Thought and Knowledge and Faculties of Minds), Teori perilaku (Theories of conduct),

Sedangkan The World Book Encyclopedia membagi sains menjadi:

1. Matematika dan logika (Mathematics and logic). Contohnya: aritmatika, aljabar, kalkulus
dan statistik.

2. Ilmu Fisika (The Physical science). Contohnya: Astronomi, kimia, geologi, meteorologi
dan fisika.
3. Ilmu Kehidupan (The Life science). Contohnya: Zoologi, botani, fisiologi, taksonomi dan
ekologi.

4. Ilmu Sosial (Social science). Contohnya: Antropologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi dan
ilmu sosial.

Sementara itu menurut penulis ilmu pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

v Ilmu kerohanian, yang meliputi: ilmu jiwa (psikologi) dan ilmu agama.

v Ilmu humaniora atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan
ilmu filsafat.

v Ilmu sosial, yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu
ketatanegaraan.

v Ilmu eksakta dan tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu
kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf

Beberapa Pandangan Tentang Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf

Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahaun mengalami perkembangan atau perubahan


sesuai dengan semangat zaman. Ada beberapa pandangan yang terkait dengan klasifikasi
ilmu pengetahuan sebagaimana terdapat dalam karya rizal mustansyir
A. Cristian Wolff
Cristian wolff mengklasifikasi ilmu pengetahuan kedalam tiga kelompok besar yakni
pengetahaun empiris,matematika dan filsafat. Skema nya sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan empiris
1. Kronologis empiris
2. Psikolgis empiris
b. Matematika
1. Murni : aritmetika, geometri, aljabar
2. Campuran : mekanikam , dan lain-lain
c. Filsafat :
1. Spekulatif (metafisika) :
a. Umum-ontologi
b. Khusus : psikologi,kosmologi,theologi
2. Praktis :
a. Intelek/logika
b. Kehendak : ekonomi,etika,politik
c. Pekerjaan fisik : teknologi
B. Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan auguste comte sejalan
dengan sejarah ilmu pengetahaun itu sendiri,yang menunjukan gejala-gejala dalam ilmu
pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu.

Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut :


1. Ilmu pasti (matematika)
2. Ilmu perbintangan (astronomi)
3. Ilmu alam (fisika)
4. Ilmu kimia
5. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
6. Fisika sosial (sosiologi)

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut auguste comte secara garis besar dapat diskemakan
sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan:
1. Logika (matematika murni)
2. Ilmu pengetahuan empiris : astronomi,fisika,kimia, biologi, sosiologi
b. Filsafat
1. Metafisika
2. Filsafat ilmu pengetahuan : pada umumnya, pada khusunya.

C. Thomas S. Kuhn
Thomas S. Khun berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat
revolusioner , bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya . Revolusi inilah pertama-
tama menyentuh wilayah paradigma yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh prestasi
atau praktik ilmiah konkret.

1) Pada Zaman Purba dan Abad Pertengahan

Pembagian ilmu pengetahuan pada zaman ini berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian

yang merdeka, yang terdiri atas dua bagian yaitu:

a) Trivium atau tiga bagian yaitu:

 Gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik.

 Dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir baik, formal dan logis.

 Retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik.

b) Quadrivium atau empat bagian yaitu:

 Aritmatika yaitu ilmu hitung.

 Geometrika yaitu ilmu ukur.

 Musika yaitu ilmu musik.

 Astronomia yaitu ilmu perbintangan.

2) The Liang Gie

The Liang Gie membagi pengetahuan ilmiah berdasarkan dua hal, yaitu ragam

pengetahuan dan jenis pengetahuan. Pembagian ilmu menurut ragamnya mengacu pada salah

satu sifat atributif yang dipilih sebagai ukuran. Pembagian ini hanya menunjukkan sebuah ciri

dari sekumpulan pengetahuan ilmiah. Sifat atributif yang akan dipakai dasar untuk melakukan

pembagian dalam ragam ilmu adalah sifat dasar manusia yang berhasrat mengetahui dan ingin
berbuat. Dengan demikian The Liang Gie[3]) membagi ilmu dibedakan menjadi dua ragam,

yaitu ilmu teoritis (theoretical science) dan ilmu praktis (practical science).

Pembagian selanjutnya sebagai pelengkap pembagian menurut ragam adalah pembagian

ilmu menurut jenisnya. Menurut The Liang Gie ada enam jenis objek material pengetahuan

ilmiah, yaitu ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial, dan proses

tanda.

Berdasarkan enam jenis pokok soal di atas, the Liang Gie membagi ilmu menjadi tujuh

jenis, yaitu seperti yang digambarkan pada tabel berikut:

No. Jenis Ilmu Ragam Ilmu


Ilmu Teoritis Ilmu Praktis
1. Ilmu-ilmu matematis Aljabar Accounting
Geometri Statistik
2. Ilmu-ilmu fisis Kimia Ilmu keinsinyuran
Fisika Metalurgi
3. Ilmu-ilmu biologi Biologi molekuler Ilmu pertanian
Biologi sel Ilmu peternakan
4. Ilmu-ilmu psikologis Psikologi eksperimental Psikologi pendidikan
Psikologi perkembangan Psikologi perindustrian
5. Ilmu-ilmu sosial Antropologi Ilmu administrasi
Ilmu ekonomi Ilmu marketing
6. Ilmu-ilmu linguistik Linguistik teoritis Linguistik terapan
Linguistik perbandingan Seni terjemahan
7. Ilmu-ilmu interdisipliner Biokimia Farmasi
Ilmu lingkungan Ilmu perencanaan kota

3) Cristian Wolff

Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu ilmu

pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat. Wolff menjelaskan pokok-pokok pikirannya

mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan itu sebagai berikut:

1. Dengan mempelajari kodrat pemikiran rasional, dapat ditemukan sifat yang benar dari alam

semesta.

2. Pengetahuan kemanusiaan terdiri atas ilmu-ilmu murni dan filsafat praktis.

3. Ilmu-ilmu murni dan filsafat praktis sekaligus merupakan produk berpikir deduktif.
4. Seluruh kebenaran pengetahuan diturunkan dari hukum-hukum berpikir.

5. Jiwa manusia dalam pandangan Wolff dibagi menjadi tiga yaitu mengetahui, menghendaki dan

merasakan.

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Wolff ini dapat diskemakan sebagai berikut:

a) Ilmu pengetahuan Empiris

 kosmologis empiris

 psikologi empiris

b) Matematika

 Murni: aritmatika, geometri, dan aljabar.

 Campuran: mekanika, dan lain-lain.

c) Filsafat

 Spekulatif (metafisika): umum-ontologi, dan khusus; psikologi, kosmologi, theologi.

 Praktis: intelek-/Logika, kehendak; ekonomi, etika, politik, dan pekerjaan fisik; teknologi.

4) Auguste Comte

Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte

sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala dalam

ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Urutan dalam penggolongan

ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:

a. Ilmu Pasti (Matematika) merupakan dasar bagi semua ilmu pengetahuan.

b. Ilmu Perbintangan (Astronomi) dapat menyusun hukum yang bersangkutan dengan gejala

benda langit.

c. Ilmu Alam (Fisika) merupakan ilmu yang lebih tinggi dari ilmu perbintangan.

d. Ilmu Kimia (Chemistry), gejala-gejala dalam ilmu kimia lebih kompleks daripada ilmu alam.
e. Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan berhadapan dengan

gejala kehidupan.

f. Fisika Sosial (Sosiologi) merupakan urutan tertinggi dalam penggolongan ilmu pengetahuan.

Atau secara garis besar dapat diskemakan sebagai berikut:

A. Ilmu Pengetahuan; a. Logika (matematika murni); b.Ilmu pengetahuan empiris: astronomi,

fisika, kimia, biologi, sosiologi.

B. Filsafat: a. Metafisika; b. filsafat ilmu pengetahuan: pada umumnya; pada khususnya.

5) Karl Raimund Popper

Popper mengemukakan bahwa sistem ilmu pengetahuan manusia dapat dikelompokkan ke

dalam tiga dunia (world)[4]), yaitu dunia 1, dunia 2, dan dunia 3. Popper menyatakan bahwa

dunia 1 merupakan kenyataan fisis dunia, sedang dunia 2 adalah kejadian dan kenyataan psikis

dalam diri manusia, dan dunia 3 yaitu segala hipotesis, hukum, dan teori ciptaan manusia dan

hasil keja sama antara dunia 1 dan dunia 2, serta seluruh bidang kebudayaan, seni, metafisik,

agama, dan sebagainya.

Kalau diskematisasikan, maka hubungan antara ketiga dunia tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Dunia 1 Dunia 3 Dunia 2


Kenyataan fisis Hipotesis, hokum, teori Kenyataan psikis
Dunia (ciptaan manusia) dalam diri manusia

Karya Ilmiah Studi Ilmiah Penelitian Ilmiah

6) Thomas S.Kuhn

Thomas S.Khun berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat

revolusioner, bukan kulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-

tama menyentuh wilayah paradigma[5]), yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-contoh
prestasi atau praktik ilmiah konkret. Menurut Khun cara kerja paradigma dan terjadinya

revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap pertama, paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam

masa ilmu normal (normal science). Selama menjalankan aktivitas ilmiah para ilmuwan

menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan paradigma

yang dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan aktivitas ilmiahnya, ini dinamakan

anomali. Tahap kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para

ilmuwan terhadap paradigma. Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara

ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang

dipandang bias memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya.

Gambaran ketiga tahap tersebut dapat diskematisasikan sebagai berikut:


PARADIGMA
Dalam Masa Normal Science

ANOMALI

PARADIGMA BARU
Revolusi ilmiah
7) Jurgen Habermas

Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan

sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu

pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan tiga jenis metode ilmiah berdasarkan sifat

dan jenis ilmu seperti terlihat dalam bagan berikut:

Sifat Ilmu Jenis Ilmu Pengetahuan Akses Tujuan


yang Dihasilkan kepada
Realitas
Empiris- Ilmu alam Informasi Observasi Penguasaan
Analitis dan social teknik
empiris
Historis Humaniora Interpretasi Pemahaman Pengembangan
hermeneutis arti via bahasa inter subjektif
Sosial-kritis Ekonomi, Analisis Self- Pembebasan
sosiologi, Reflextion kesadaran non-
politik reflektif
Ignas Kleden menunjukkan pandangan Habermas tentang ada tiga kegiatan utama yang

langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia,

yaitu kerja, komunikasi, dan kekuasaan.

8) Francis Bacon

Francis Bacon mendasarkan klasifikasi ilmunya pada subjeknya, yaitu daya manusia untuk

mengetahui sesuatu. Berdasarkan hal tersebut, ia membeda-bedakannya sebagai berikut:

a) Ilmu pengetahuan ingatan yaitu membicarakan masalah-masalah atau kejadian yang telah lalu,

meskipun dimanfaatkan untuk masa depan.

b) Ilmu pengetahuan khayal yaitu membicarakan kejadian-kejadian dalam dunia khayal,

meskipun berdasar dan untuk keperluan dunia nyata.

c) Ilmu pengetahuan akal yaitu umumnya pembahasannya mengandalkan diri pada logika dan

kemampuan berfikir.

Klasifikasi tersebut tidak dapat dibenarkan apabila apabila pemikiran kita berpangkal pada

pandangan bahwa kita tidak akan mungkin mengenal dengan akal, ingatan, atau daya khayal

semata, tetapi dengan seluruh pribadi kita.

9) Aristoteles

Aristoteles memberikan suatu klasifikasi berdasarkan objek formal yaitu ilmu teoritis

(spekulatif), praktis, dan poietis (produktif). Ilmu teoritis bertujuan bagi pengetahuan itu

sendiri, yaitu untuk keperluan perkembangan ilmu. Ilmu praktis yaitu ilmu pengetahuan yang

bertujuan mencari norma atau ukuran begi perbuatan kita. Poietis yaitu ilmu pengetahuan yang

bertujuan menghasilkan suatu hasil karya, alat, dan teknologi.


10) Wilhelm Windelband

Wilhelm Windelband membeda-bedakan ilmu pengetahuan alam (naturwissenschaf) dan

ilmu srjarah (geschichtswissenschaft)[6]). Menurutnya, kedua jenis ilmu pengetahuan itu tidak

berbeda dalam hal objeknya karena objeknya satu yaitu kenyataan. Adapun perbedaannya

terletak pada metode. Metode untuk naturwissenschaf disebut nomotetis yaitu berhubungan

dengan nomos atau norma yang menunjuk pada adanya usaha untuk membuat hal umum atau

generalisasi. Sedangkan geschichtswissenschaft menggunakan metode ideografis yaitu tertuju

pada hal yang sifatnya individual atau tidak umum, tetapi menuju individualisasi, serta hanya

terjadi sekali atau bersifat einmalig. Artinya, tidak dapat diulangi dan tidak pula dapat diduga

atau diramalkan. Metode ini semata-mata suatu usaha untuk melukiskan gagasan atau ide dari

objek.

11) Al-Ghazali

Al-Ghazali[7]) secara filosofis membagi ilmu ke dalam ilmu syar’iyyah dan ilmu aqliyyah

yaitu sebagai berikut:

1. Ilmu Syar’iyyah

a) Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul)

Ilmu tentang keesaan Tuhan (al-tauhid)

Ilmu tentang kenabian.

Ilmu tentang akhirat atau eskatoogis

Ilmu tentang sumber pengetahuan religious. Yaitu Al-Quran dan Al-Sunnah (primer), ijma’

dan tradisi para sahabat (sekunder), ilmu ini terbagi menjadi dua kategori:

i. Ilmu-ilmu pengantar (ilmu alat)

ii. Ilmu-ilmu pelengkap.


b) Ilmu tentang cabang-cabang (furu’)

Ilmu tentang kewajiban manusia terhadap Tuhan (ibadah)

Ilmu tentang kewajiban manusia kepada masyarakat:

i. Ilmu tentang transaksi

ii. Ilmu tentang kewajiban kontraktual

Ilmu tentang kewajiban manusia kepada jiwanya sendiri (ilmu akhlak)

2. Ilmu Aqliyyah

a) Matematika: aritmatika, geometri, astronomi dan astrologi, music

b) Logika

c) Fisika/ilmu alam: kedokteran, meteorology, mineralogy, kimia

d) Ilmu tentang wujud di luar alam, atau metafisika:

Ontologi

Pengetahuan tentang esensi, sifat, dan aktivitas Ilahi.

Pengetahuan tentang substansi-substansi sederhana.

Pengetahuan tentang dunia halus.

Ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian ilmu tentang mimpi.

Teurgi (nairanjiyyat). Ilmu ini mengemukakan kekuatan-kekuatan bumi untuk menghasilkan

efek tampak seperti supernatural.

Pembagian ilmu-ilmu dewasa ini menimbulkan perincian yang dinamakan disiplin ilmu

dan cabang ilmu dalam masyarakat ilmuwan. Saat ini, klasifikasi ilmu didukung banyak ahli.

Adapun ilmu tersebut dibagi menjadi:

1) Ilmu pengetahuan Aprori (rasional). Teori ilmu pengetahuan menuntut penyadaran kita

terhadap pengertian pengetahuan. Penyadaran terhadap pengetahuan yang berdasarkan

pengalaman serta pengetahuan yang tidak bergantung pada pengalaman. Penyadaran pertama
menimbulkan pengetahuan apriori (sebelum pengalaman). Penyadaran kedua atau terakhir

menghasilkan ilmu pengetahuan aposteroiri (sesudah pengalaman).

2) Ilmu pengetahuan alam dan rohani. Ilmu pengetahuan alam dan rohani berbeda karena

objeknya. Perbedaan pertama, berobjekan pada hal-hal yang cukup dijangkau atas dasar

kategori kausalitas. Dengan kata lain, objek ilmu tersebut dapat diterangkan dengan

mempersoalkan sebabnya. Objek ilmu pengetahuan rohani yaitu manusia dengan kehidupan

rohaninya, tidak mungkin hanya dipandang sebagai benda mati atau benda hidup.

Selain itu tedapat pula pengkalsifikasian ilmu yang terdapat dalam Undang-Undang Pokok

Pendidikan[8]) tentang Perguruan Tinggi Nomor: 22 Tahun 1961 di Indonesia yang terdiri atas

empat kelompok sebagai berikut:

a. Ilmu Agama/Kerohanian, yang meliputi:

 Ilmu Agama

 Ilmu Jiwa

b. Ilmu Kebudayaan, yang meliputi:

 Ilmu Sastra

 Ilmu Sejarah

 Ilmu Pendidikan

 Ilmu Filsafat

c. Ilmu Sosial, yang meliputi:

 Ilmu Hukum

 Ilmu Ekonomi

 Ilmu Sosial Politik

 Ilmu Ketatanegaraan dan Ketataniagaan

d. Ilmu Eksakta dan Teknik, yang meliputi:


 Ilmu Hayat

 Ilmu Kedokteran

 Ilmu Farmasi

 Ilmu Kedokteran Hewan

 Ilmu Pertanian

 Ilmu Pasti Alam

 Ilmu Teknik

 Ilmu Geologi

 Ilmu Oceanografi

A. KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK ILMU DALAM ISLAM

Akal menghasilkan ilmu, dan ilmu berkembang dalam masa keemasan sejarah Islam.

Agar dapat dipelajari dengan baik dan benar. Sebagian klasifikasi ilmu itu asli dan

berpengaruh, tetapi sebagian lagi hanyalah pengulangan klasifikasi sebelumnya yang

kemudian dilupakan orang. Pada massa Al-Farabi, Al-Gazali, Qutubuddin telah berhasil

mengklasifikasikan ilmu Islam menjadi beberapa bagian. Ketiga tokoh tersebut adalah orang-

orang pendiri terkemuka aliran intelektual dan mereka tumbuh dan berkembang dalam

periode-periode penting sejarah Islam. Adapun mereka telah mengklasifikasikan menjadi

beberapa bagian, yakni :

1. Menurut Al-Farabi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut :

a. Ilmu Bahasa

b. Ilmu Logika

c. Ilmu Matematis

d. Metafisika

e. Ilmu Politik, Ilmu Fiqih dan Ilmu Kalam


Karakteristik klasifikasi Ilmu Al-Farabi adalah sebagai berikut:

1) Para pengkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa manfaat bagi

dirinya.

2) Memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki

3) Memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat

ditentukan secara benar.

4) Memberikan informasi kepada para pengkaji tentang apa yang seharusnya dipelajari sebelum

seseorang dapat mengklaim diri ahli dalam suatu ilmu tertentu.

2. Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut :

a. Ilmu teoritis dan ilmu praktis

Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud diketahui

sebagaimana adanya.

Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan

di dunia dan di akhirat.

b. Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai

Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional ( diatas atau

diluar jangkauan akal ), intuitif ( berdasar bisikan hati ), dan kontemplatif ( bersifat renungan

). Dia biasa menyebut dengan ilmu ladunni

Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia (ilmu insani)

c. Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual

Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir dari akal

pikiran manusia biasa.

Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui kemampuan

intelek ( daya atau kecerdasan berpikir ).


d. Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah

Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim dan

muslimah.

Ilmu fardu kifayah lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi yang bersifat

mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim dan muslimat menjadi satu kesatuan.

3. Menurut Qutubuddin Al-Syirazi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut :

a. Ilmu – ilmu filosofis ( kefilsafatan )

b. Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam ajaran wahyu.

Klasifikasi dari ke-3 tokoh tersebut terhadap ilmu pengetahuan, berpengaruh sampai

kini. Di tanah air kita sering mendengar klasifikasi ilmu dengan : ilmu agama dan ilmu

umum.

Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Ilmu ladunni, yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia.

b. Ilmu insani, yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia.

Anda mungkin juga menyukai