Dalam subbab ini Kami akan membahas mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan menurut
beberapa ahli. Salah satu Klasifikasi Ilmu :
Dalam khazanah pengetahuan kontemporer, istilah ilmu dalam klasifikasi An-Nabhani di atas
identik dengan ilmu-ilmu alam (natural sciences), yang sering disingkat ‘sains’, sedangkan
tsaqâfah kurang lebih identik dengan ilmu-ilmu sosial (social sciences).
Istilah lain dikemukakan oleh S. Waqar Ahmed Husaini dalam bukunya Islamic Sciences,
yang mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua, yaitu ilmu-ilmu alam (natural sicencies)
dan ilmu-ilmu sosial-humaniora (humanistic-social sciences). Yang terakhir ini adalah
gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Istilah tsaqâfah menurut An-Nabhani tampaknya
lebih tepat diterjemahkan sebagai humanistic-social sciences (ilmu-ilmu sosial-humaniora),
daripada sekadar social sciences.
Berkaitan dengan klasifikasi ilmu, penulis lulusan Universitas Chicago ini berpijak pada
klasifikasi ilmu teoretis ala al-Farabi yang mengelompokkan ilmu ke dalam tiga ilmu utama:
metafisika, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Hemat penulis, ketiga kelompok utama ilmu ini
akan membentuk klasifikasi ilmu rasional yang integral, tanpa menganaktirikan salah
satunya.
Adapun klasifikasi ilmu-ilmu praktis, filsuf Muslim juga membaginya ke dalam tiga jenis,
yaitu: etika, ekonomi, dan politik. Dalam hal metodologis, atensi ilmuan Barat terfokus pada
metode observasi yang notabene menekankan potensi indra yang berorientasi fisik.
Penekanan seperti ini bisa berdampak fatal karena observasi indra bisa saja meleset dan tak
kuasa terhadap objek-objek metafisik. Untuk itu, potensi akal dan hati atau intuisi juga harus
dilibatkan dalam pengkajian ilmiah. Jauh hari sebelumnya, tradisi filsafat Islam
mengakomodasi seluruh potensi tersebut sebagaimana terlihat pada konsep Suhrawardi yang
membagi pendekatan kepada dua macam, yaitu: diskursif (bahtsi) dan eksperiensial (dzauqi).
Sementara itu menurut ahli dari Malaysia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan sebagai
berikut: Ilmu yang sifatnya “periksa” dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu: 1. Ilmu-
ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. Dan 2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa
seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan “perasaan (rasa)” orang saat
berinteraksi antar sesamanya, membuahkan 3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu
bahasa dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum,
antropologi-sosial, demografi dsb.
The New Encyclopaedia Britannica membagi-kelompokkan sains yang dimiliki oleh
manusia berdasarkan beberapa pohon ilmu sebagai berikut:
1. Logika (logic)
a. Sejarah dan filsafat logika (History and philosophy of logic) yang terdiri dari: sejarah
logika (History of Logic), filsafat logika, (Philosophy of Logic).
b. Logika formal, metalogika, logika terapan (Formal logic, metalogic, and applied logic)
yang terdiri dari: logika formal (Formal logic), metalogika (Metalogic), logika terapan
(Applied logic),
2. Matematika (Mathematics).
a. Sejarah dan landasan matematika (History and foundations of mathematics) yang terdiri
dari: sejarah matematika (History of mathematics), landasan matematika (Foundations of
mathematics).
a. Sejarah dan filsafat ilmu (History and philosophy of science) yang terdiri dari: Sejarah
Ilmu (History of Science), Filsafat ilmu (Phylosphy of science),
b. Ilmu-ilmu Fisika (Physical sciences) yang dapat dibagi ke dalam: Sejarah ilmu fisika
(History of the Physical science), Sifat dasar dan lingkup astronomi dan astrofisika (The
nature of enscope of astronomy and astrophysics), Sifat dasar dan lingkup fisika (the Nature
of enscope of Physics),Sifat dasar dan lingkup kimia (The nature of enscope of Chemistry),
c. Ilmu Bumi (the Earth science) yang membahas tentang: Sifat dasar dan sejarah ilmu bumi
(The nature and history of the Earth science), Sifat dasar, lingkup dan metode-metode ilmu
Bumi khusus (The nature, scope and methods of particular Earth science)
d. Ilmu-ilmu Biologi (The Biological sciences) yang terdiri dari: Perkembangan ilmu-ilmu
biologi (Development of the Biological Sciences), Sifat dasar, lingkup dan metodologi Ilmu
Biologis (The nature, scope and methodology of the Biological Sciences), Filsafat Biology
(Philosophy of Biology).
e. Ilmu Kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung (Medicine and affiliated disciplines)
yang membahas tentang: Sejarah Ilmu Kedokteran (History of medicine), Bidang-bidang
praktek atau penelitian medis khusus (Field of Specialized medical practised or research),
Displin ilmu yang tergabung dalam ilmu kedokteran (Disciplines of affiliated with medicine).
f. Ilmu Sosial dan psikologi (The social sciences and psychology) yang mencakup:
Perkembangan ilmu sosial (Development of the Social sciences), Sifat dasar antropologi (The
nature of anthropology), Sifat dasar sosiologi (The nature of sociology), Sifat dasar ilmu
ekonomi (The nature of economics), Ilmu Politik (Political sciences), Sejarah dan metode
psikologi (History and methods of Psychology),
g. Ilmu Teknologi (The technological sciences) yang mencakup: Sejarah ilmu teknologi
(History of technological sciences), Segi-segi akademika dan profesional dari keinsinyuran
(Academics and professional aspects of engineering), Sifat dasar dan cakupan ilmu pertanian
(The nature and scope of agricultural sceinces), Sifat dasar dan cakupan displin antar ilmu
yang baru dikembangkan (The nature and scope of presently developed intersciences
disciplines),
4. Sejarah dan humaniora (History and humanities). Sejarah dan Humaniora dapat dibagi
lagi ke dalam:
a. Historiografi dan studi sejarah (historyography and the study ofhistory), meliputi:
Historiografi (historyography), Penyelidikan dan penelitian sejarah modern (modern hitorical
investigation and research), Filsafat sejarah (Philosophy of History),
a. Sifat dasar dan pembagian filsafat (The nature and the divisions of philosophy), meliputi:
Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat (The nature, scope and methods of philosophy),
Pembagian filsafat (The divisions of philosophy),
b. Sejarah filsafat (History of philosophy), meliputi: Penulisan sejarah filsafat (The writings
of history of philosophy), Sejarah filsafat Barat (History of Western Philosophy), Filsafat
bukan Barat (Non Westerns Philosophy), Filsafat yang berhubungan dengan agama
(Philosophies associated with religions),
c. Aliran dan ajaran filsafat (Philosiphycals Schools and doctrines), meliputi: Aliran-aliran
filsafat utama di Barat (Major Philosiphycal Schools in the West), Teori ada dan eksistensi
(Theories of Beeing and Existence), Teori pikiran, pengetahuan dan daya budi (Theories of
Thought and Knowledge and Faculties of Minds), Teori perilaku (Theories of conduct),
1. Matematika dan logika (Mathematics and logic). Contohnya: aritmatika, aljabar, kalkulus
dan statistik.
2. Ilmu Fisika (The Physical science). Contohnya: Astronomi, kimia, geologi, meteorologi
dan fisika.
3. Ilmu Kehidupan (The Life science). Contohnya: Zoologi, botani, fisiologi, taksonomi dan
ekologi.
4. Ilmu Sosial (Social science). Contohnya: Antropologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi dan
ilmu sosial.
Sementara itu menurut penulis ilmu pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
v Ilmu kerohanian, yang meliputi: ilmu jiwa (psikologi) dan ilmu agama.
v Ilmu humaniora atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan
ilmu filsafat.
v Ilmu sosial, yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu
ketatanegaraan.
v Ilmu eksakta dan tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu
kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut auguste comte secara garis besar dapat diskemakan
sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan:
1. Logika (matematika murni)
2. Ilmu pengetahuan empiris : astronomi,fisika,kimia, biologi, sosiologi
b. Filsafat
1. Metafisika
2. Filsafat ilmu pengetahuan : pada umumnya, pada khusunya.
C. Thomas S. Kuhn
Thomas S. Khun berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat
revolusioner , bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya . Revolusi inilah pertama-
tama menyentuh wilayah paradigma yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh prestasi
atau praktik ilmiah konkret.
Pembagian ilmu pengetahuan pada zaman ini berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian
Dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir baik, formal dan logis.
The Liang Gie membagi pengetahuan ilmiah berdasarkan dua hal, yaitu ragam
pengetahuan dan jenis pengetahuan. Pembagian ilmu menurut ragamnya mengacu pada salah
satu sifat atributif yang dipilih sebagai ukuran. Pembagian ini hanya menunjukkan sebuah ciri
dari sekumpulan pengetahuan ilmiah. Sifat atributif yang akan dipakai dasar untuk melakukan
pembagian dalam ragam ilmu adalah sifat dasar manusia yang berhasrat mengetahui dan ingin
berbuat. Dengan demikian The Liang Gie[3]) membagi ilmu dibedakan menjadi dua ragam,
yaitu ilmu teoritis (theoretical science) dan ilmu praktis (practical science).
ilmu menurut jenisnya. Menurut The Liang Gie ada enam jenis objek material pengetahuan
ilmiah, yaitu ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial, dan proses
tanda.
Berdasarkan enam jenis pokok soal di atas, the Liang Gie membagi ilmu menjadi tujuh
3) Cristian Wolff
Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu ilmu
1. Dengan mempelajari kodrat pemikiran rasional, dapat ditemukan sifat yang benar dari alam
semesta.
3. Ilmu-ilmu murni dan filsafat praktis sekaligus merupakan produk berpikir deduktif.
4. Seluruh kebenaran pengetahuan diturunkan dari hukum-hukum berpikir.
5. Jiwa manusia dalam pandangan Wolff dibagi menjadi tiga yaitu mengetahui, menghendaki dan
merasakan.
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Wolff ini dapat diskemakan sebagai berikut:
kosmologis empiris
psikologi empiris
b) Matematika
c) Filsafat
Praktis: intelek-/Logika, kehendak; ekonomi, etika, politik, dan pekerjaan fisik; teknologi.
4) Auguste Comte
sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala dalam
ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Urutan dalam penggolongan
b. Ilmu Perbintangan (Astronomi) dapat menyusun hukum yang bersangkutan dengan gejala
benda langit.
c. Ilmu Alam (Fisika) merupakan ilmu yang lebih tinggi dari ilmu perbintangan.
d. Ilmu Kimia (Chemistry), gejala-gejala dalam ilmu kimia lebih kompleks daripada ilmu alam.
e. Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan berhadapan dengan
gejala kehidupan.
f. Fisika Sosial (Sosiologi) merupakan urutan tertinggi dalam penggolongan ilmu pengetahuan.
dalam tiga dunia (world)[4]), yaitu dunia 1, dunia 2, dan dunia 3. Popper menyatakan bahwa
dunia 1 merupakan kenyataan fisis dunia, sedang dunia 2 adalah kejadian dan kenyataan psikis
dalam diri manusia, dan dunia 3 yaitu segala hipotesis, hukum, dan teori ciptaan manusia dan
hasil keja sama antara dunia 1 dan dunia 2, serta seluruh bidang kebudayaan, seni, metafisik,
Kalau diskematisasikan, maka hubungan antara ketiga dunia tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
6) Thomas S.Kuhn
revolusioner, bukan kulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-
tama menyentuh wilayah paradigma[5]), yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-contoh
prestasi atau praktik ilmiah konkret. Menurut Khun cara kerja paradigma dan terjadinya
Tahap pertama, paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam
masa ilmu normal (normal science). Selama menjalankan aktivitas ilmiah para ilmuwan
yang dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan aktivitas ilmiahnya, ini dinamakan
anomali. Tahap kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para
ilmuwan terhadap paradigma. Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara
ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang
ANOMALI
PARADIGMA BARU
Revolusi ilmiah
7) Jurgen Habermas
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan
sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan tiga jenis metode ilmiah berdasarkan sifat
langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia,
8) Francis Bacon
Francis Bacon mendasarkan klasifikasi ilmunya pada subjeknya, yaitu daya manusia untuk
a) Ilmu pengetahuan ingatan yaitu membicarakan masalah-masalah atau kejadian yang telah lalu,
c) Ilmu pengetahuan akal yaitu umumnya pembahasannya mengandalkan diri pada logika dan
kemampuan berfikir.
Klasifikasi tersebut tidak dapat dibenarkan apabila apabila pemikiran kita berpangkal pada
pandangan bahwa kita tidak akan mungkin mengenal dengan akal, ingatan, atau daya khayal
9) Aristoteles
Aristoteles memberikan suatu klasifikasi berdasarkan objek formal yaitu ilmu teoritis
(spekulatif), praktis, dan poietis (produktif). Ilmu teoritis bertujuan bagi pengetahuan itu
sendiri, yaitu untuk keperluan perkembangan ilmu. Ilmu praktis yaitu ilmu pengetahuan yang
bertujuan mencari norma atau ukuran begi perbuatan kita. Poietis yaitu ilmu pengetahuan yang
ilmu srjarah (geschichtswissenschaft)[6]). Menurutnya, kedua jenis ilmu pengetahuan itu tidak
berbeda dalam hal objeknya karena objeknya satu yaitu kenyataan. Adapun perbedaannya
terletak pada metode. Metode untuk naturwissenschaf disebut nomotetis yaitu berhubungan
dengan nomos atau norma yang menunjuk pada adanya usaha untuk membuat hal umum atau
pada hal yang sifatnya individual atau tidak umum, tetapi menuju individualisasi, serta hanya
terjadi sekali atau bersifat einmalig. Artinya, tidak dapat diulangi dan tidak pula dapat diduga
atau diramalkan. Metode ini semata-mata suatu usaha untuk melukiskan gagasan atau ide dari
objek.
11) Al-Ghazali
Al-Ghazali[7]) secara filosofis membagi ilmu ke dalam ilmu syar’iyyah dan ilmu aqliyyah
1. Ilmu Syar’iyyah
Ilmu tentang sumber pengetahuan religious. Yaitu Al-Quran dan Al-Sunnah (primer), ijma’
dan tradisi para sahabat (sekunder), ilmu ini terbagi menjadi dua kategori:
2. Ilmu Aqliyyah
b) Logika
Ontologi
Pembagian ilmu-ilmu dewasa ini menimbulkan perincian yang dinamakan disiplin ilmu
dan cabang ilmu dalam masyarakat ilmuwan. Saat ini, klasifikasi ilmu didukung banyak ahli.
1) Ilmu pengetahuan Aprori (rasional). Teori ilmu pengetahuan menuntut penyadaran kita
pengalaman serta pengetahuan yang tidak bergantung pada pengalaman. Penyadaran pertama
menimbulkan pengetahuan apriori (sebelum pengalaman). Penyadaran kedua atau terakhir
2) Ilmu pengetahuan alam dan rohani. Ilmu pengetahuan alam dan rohani berbeda karena
objeknya. Perbedaan pertama, berobjekan pada hal-hal yang cukup dijangkau atas dasar
kategori kausalitas. Dengan kata lain, objek ilmu tersebut dapat diterangkan dengan
mempersoalkan sebabnya. Objek ilmu pengetahuan rohani yaitu manusia dengan kehidupan
rohaninya, tidak mungkin hanya dipandang sebagai benda mati atau benda hidup.
Selain itu tedapat pula pengkalsifikasian ilmu yang terdapat dalam Undang-Undang Pokok
Pendidikan[8]) tentang Perguruan Tinggi Nomor: 22 Tahun 1961 di Indonesia yang terdiri atas
Ilmu Agama
Ilmu Jiwa
Ilmu Sastra
Ilmu Sejarah
Ilmu Pendidikan
Ilmu Filsafat
Ilmu Hukum
Ilmu Ekonomi
Ilmu Kedokteran
Ilmu Farmasi
Ilmu Pertanian
Ilmu Teknik
Ilmu Geologi
Ilmu Oceanografi
Akal menghasilkan ilmu, dan ilmu berkembang dalam masa keemasan sejarah Islam.
Agar dapat dipelajari dengan baik dan benar. Sebagian klasifikasi ilmu itu asli dan
kemudian dilupakan orang. Pada massa Al-Farabi, Al-Gazali, Qutubuddin telah berhasil
mengklasifikasikan ilmu Islam menjadi beberapa bagian. Ketiga tokoh tersebut adalah orang-
orang pendiri terkemuka aliran intelektual dan mereka tumbuh dan berkembang dalam
a. Ilmu Bahasa
b. Ilmu Logika
c. Ilmu Matematis
d. Metafisika
1) Para pengkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa manfaat bagi
dirinya.
3) Memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat
4) Memberikan informasi kepada para pengkaji tentang apa yang seharusnya dipelajari sebelum
Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud diketahui
sebagaimana adanya.
Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional ( diatas atau
diluar jangkauan akal ), intuitif ( berdasar bisikan hati ), dan kontemplatif ( bersifat renungan
Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia (ilmu insani)
Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir dari akal
Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui kemampuan
Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim dan
muslimah.
Ilmu fardu kifayah lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi yang bersifat
mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim dan muslimat menjadi satu kesatuan.
b. Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam ajaran wahyu.
Klasifikasi dari ke-3 tokoh tersebut terhadap ilmu pengetahuan, berpengaruh sampai
kini. Di tanah air kita sering mendengar klasifikasi ilmu dengan : ilmu agama dan ilmu
umum.