Anda di halaman 1dari 204

SOP

ASUHAN KEPERAWATAN

PUSKESMAS SUKALUYU
2008
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi

1. Memasang Sarung Tangan


2. Mengukur Suhu Badan
3. Menghitung Nadi Dan Pernafasan
4. Mengukur Tekanan Darah
5. Memandikan Pasien Ditempat Tidur
6. Membantu Pasien Mandi Sendiri Di Kamar Mandi
7. Membantu Pasien Mandi Ke Kamar Mandi Dengan Kursi Roda
8. Membersihkan Mulut Pada Pasien Tidak Sadar
9. Membantu Pasien Membersihkan Mulut.
10. Cara Melakukan Masage Punggung
11. Membantu Memotong Kuku Pasien
12. Mencuci Rambut
13. Menyisir Rambut
14. Memasang Kap Kuku( Pediculus Cap)
15. Mengganti Alat Tenun Kotor Pada Tempat Tidur Tanpa Memindahkan Pasien.
16. Menyiapkan Tempat Tidur Kosong
17. Memberikan Oxygen
18. Melakukan Tindakan Hisap Lendir Dengan Menggunakan Mesin Suction.
19. Melakukan Percusi Dada (Clapping) Dan Vibrasi.
20. Memasang Infus
21. Memberikan Tranfusi Darah
22. Mengukur Cairan Yang Masuk Dan Keluar
23. Memberikan Kompres Dingin
24. Memasang NGT
25. Memberikan Makan Lewat NGT
26. Mengganti Balutan Luka
27. Merendam Luka
28. Mengompres Luka
29. Melakukan Irigasi Luka
30. Mengganti Balutan Luka Dengan Terpasang Drain
31. Melakukan Perawatan Tarik Drain
32. Mengangkat Jahitan Luka
33. Meyiapkan Tindakan Parasenteses
34. Menyiapkan Tindakan Fungsi Lumbal
35. Melakukan Pengkajian Neurologi(GCS)
36. Cara Melakukan Irigasi Vagina
37. Memberikan Obat Melalui Mata
38. Memberikan Obat Melalui Vagina
39. Memberikan Obat Melalui Rectum
40. Memberikan Obat Melalui Telinga
41. Memberikan Obat Melalui Hidung
42. Memberi Obat Melalui Mulut
43. Memberikan Obat Melalui Suntikan Intra Muscular
44. Memberikan Obat Melalui Suntikan Intra Cutan
45. Cara Meberikan Obat Intra Subcutan
46. Menolong Pasien Bak
47. Memasang Katheter Menetap
48. Memasang Katheter Kondom
49. Merawat Katheter Menetap
50. Melakukan Irigasi Kandung Kemih Kontinyu
51. Melakukan Irigasi Threeway Yang Buntu
52. Melepas Katheter Menetap
53. Merawat Katheter Supra Pubic
54. Menolong Pasien Bab
55. Memberi Huknah Rendah
56. Memberi Huknah Tinggi
57. Mengeluarkan Faeces Dengan Jari
58. Melakukan Perawatan Colostomy
59. Menyuapi Pasien
60. Melakukan Irigasi Telinga
61. Memasang Tampon Hidung
62. Melakukan Irigasi Mata
63. Melakukan Pemeriksaan EKG12 Lead
64. Melakukan Resusitasi Jantung Paru
65. Menyiapkan Urine Untuk Pemeriksaan Laboratorium
66. Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Radio Diagnostik
67. Menyiapkan Darah Untuk Pemeriksaan Laboratorium
68. Melaukan Bilasan Lambung
69. Melaksanakan Ambulasi Dini Turun Dari Tempat Tidur
70. Merawat Luka Bakar
MENCUCI TANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM


NIP. 19710216 200003 1 004
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran mau-
PENERTIAN pun mikroorganisme dengan menggunakan sabun / sabun anti
septik dan air mengalir.
1. Mencegah dan mengendalikan infeksi silang.
TUJUAN 2. Menghilangkan sebagian besar mikroorganisme transien
dari kulit
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mencuci tangan.
Dilakukan pada :
1. Sebelum memeriksa (kontak langsung) dengan pasien.
2. Sebelum memakai sarung tangan steril atau yang telah
KEBIJAKAN didesinfeksi tingkat tinggi ketika akan melakukan tindakan.
3. Setelah melakukan sesuatu yang memungkinkan tangan
terkontaminasi, seperti memegang alat-alat dan bahan-bahan
bekas pakai, menyentuh membran mukosa, darah dan cairan
tubuh.
4. Setelah melepas sarung tangan.
1. Tarik ke atas lengan baju (bila seragam berlengan panjang),
lepaskan perhiasan dan jam tangan.
2. Buka kran dan alirkan air.
3. Hindari percikan air ke baju.
4. Atur aliran air supaya tidak terlalu besar/ kecil.
5. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah
air mengalir.
6. Berilah sabun pada telapak tangan dan gosokklah tangan
sesuai prosedur pelaksanaan.
a. Telapak tangan dengan talapak tangan.
b. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri,telapak
PROSEDUR tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
c. Telapak tangan dengan talapak tangan dengan jari saling
terkait.
d. Letakkan punggung jari dengan telapak tangan satunya
dengan jari saling mengunci dan sebaliknya.
e. Jempol kiri digosok memutar olek telapak tangan kanan
dan sebalikkya.
f. Jari kiri menguncup gosok memutar kekanan dan kekiri
pada telapak tangan kanan dan sebalikkya.
g. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri
digerakkan memutar dan sebaliknya.
MENCUCI TANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM


NIP. 19710216 200003 1 004

7. Bilas tangan dengan air mengalir sampai bersih lalu tangan


diarahkan kebawah sehingga air mengalir ke ujung jari tangan
8. Hentikan aliran air.
9. Keringkan tangan dengan handuk kering.
10. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
pada pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD, ICU
MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN DARI
TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam


melaksanakan latihan mobilisasi secara bertahap
Agar pasien dapat melakukan latihan mobilisasi secara bertahap
TUJUAN sehingga pasien merasa nyaman
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan ambulasi dini turun dari
tempat tidur
1. Persiapan alat
Alat bantu kursi/kursi roda

2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Alat bantu didekatkan kepasien
c. Perawat berdiri disisi tempat tidur
d. Membantu pasien menggeser kakinya kesamping tempat tidur
e. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki secara perlahan
dari tempat tidur
f. Membantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri
g. Membantu pasien duduk dikursi/kursi roda
h. Mencuci tangan
i. Memperhatikan respon pasien dan mencatat dalam catatan
perawat

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBERI PELAYANAN MENTAL SPIRITUAL KEPADA
PASIEN YANG MENGHADAPI SAKRATUL MAUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memberikan pelayanan khusus mental spiritual kepada pasien yang


menghadapi sakratul maut
1. Memberi ras senang dan puas kepada pasien dan keluarganya
TUJUAN 2. Memberi ketenangan dan kesan baik kepada pasien disekitarnya
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberi pelayanan
mental spiritual kepada pasien yang menghadapi sakratul maut
1. Persiapan alat
a. Sketsel/korden
b. Kursi untuk keluarga pasien
2. Persiapan lingkungan
Menyiapakan lingkungan yang tenang
3. Persiapan pasien/keluarga
Menjelaskan pada pasien/keluarga tentang kondisi pasien
4. Persiapan petugas
PROSEDUR
Menghubungi rohaniawan
5. Pelaksanaan
a. Memasang sketsel/korden
b. Membantu pasien untuk berdoa
c. Memberi kesempatan keluarga untuk mendampingi pasien
d. Mempersilahkan keluarga dan rohaniawan untuk berdoa
e. Perawat menunjukkan sikap empati dan berada didekat pasien
f. Mengamati tanda-tanda vital dan respon pasien setiap 15 menit
g. Mencatat setiap perubahan kondisi pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MELAKSANAKAN PROGRAM ORIENTASI
KEPADA PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Melaksanakan program orientasi kepada pasien


Agar pasien dan keluarga mengetahui denah ruang perawatan,
TUJUAN fasilitas yang tersedia, peraturan /tata tertib rumah sakit
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan untuk melaksanakan program orientasi kepada
pasien
1. Persiapan alat

a. Denah ruang perawatan


b. Peraturan/tata tertib tertulis

2. Pelaksanaan
a. Perawat memberitahu tentang letak kamar mandi/WC, ruang
PROSEDUR
perawat, dll
b. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang tersedia di rumah
sakit dan cara penggunaanya
c. Perawat memberitahu tentang jadual kegiatan rutin diruangan
antara lain, waktu mandi, waktu makan, waktu kujungan
dokter dan waktu kunjungan tamu atau keluarga

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MELAKSANAKAN KOMUNIKASI LANGSUNG/LISAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Melaksanakan komunikasi secara langsung atau lisan kepada pasien


atau keluarga
Agar diantara pasien, keluarga dan perawat bisa terbina hubungan
TUJUAN saling percaya sehingga dapat tercipta komunikasi terapeutik
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan untuk melaksanakan komunikasi langsung/lisan

1. Persiapan lingkungan
Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman

2. Pelaksanaan
a. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan
PROSEDUR
b. Memperkenalkan diri
c. Menyapa pasien dengan ramah
d. Menyampaikan informasi secara lengkap dan jelas dengan
bahasa yang mudah dimengerti pasien
e. Mengamati respon pasien
f. Mencatat hasil komunikasi

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD, ICU
MEMASANG SARUNG TANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM


Suatu usaha untuk memberikan perlindungan antara tangan perawat
PENGERTIAN dan obyek yang disentuhnya dan perawat dapat dengan bebas
menyentuh objek dalam area steril tanpa memikirkan kontaminasi.

TUJUAN
1. Melindungi perawat dari penularan penyakit.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang sarung
tangan.
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
b. Talk steril
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberi talk pada kedua telapak tangan
c. Membuka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati
menyibakkan ke samping.
d. Mengidentifikasi kaos tangan kanan dan kiri setiap kaos
tangan memiliki manset ± 5 cm.
e. Memasang sarung tangan
 Dengan ibu jari dan dua jari lainnya, pegang tepi
manset kaos tangan.
PROSEDUR  Dengan hati-hati tarik kaos tangan pada tangan anda,
pastikan manset kaos tangan tidak menggulung pada
pergelangan tangan dan jari-jari pada posisi yang
tepat.
 Dengan tangan yang telah menggunakan kaos tangan,
masukkan jari-jari anda di bawah manset sarung
tangan kedua.
 Dengan hati-hati tarik sarung tangan kedua pada
tangan yang lain, jangan biarkan jari-jari dan ibu jari
sarung tangan menyentuh bagian tangan yang
terbuka, pertahankan ibu jari tangan abduksi ke
belakang dan rapikan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.


MENGUKUR SUHU BADAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Mengukur suhu badan pasien dengan mempergunakan thermom-


PENGERTIAN
eter suhu.
Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu :
TUJUAN 1. Menentukan diagnosa.
2. Menentukan langkah – langkah perawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mengukur suhu
badan
1. Persiapan alat
a. Thermometer bersih dan tempatnya.
b. Bengkok.
c. Potongan tissue.
d. Vaselin dalam tempatnya.
e. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan

3. Pelaksanaan
a. Pengukuran suhu pada ketiak
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat dibawa ke dekat pasien.
PROSEDUR
c) Bila perlu lengan baju pasien dibuka, ketiak diseka
(menggunakan tissue dengan gerakan menepuk) dan
dikeringkan.
d) Ambil thermometer dari tempat penyimpanannya,
sapu dengan tissue
e) Periksa dan turunkan air raksa pada posisi terendah.
f) Pasang tepat pada reserviornya, jepitkan di tengah –
tengah ketiak dan lengan pasien diletakkan didada
g) Setelah 8-10 menit thermometer diangkat dan baca
angka pada thermometer dengan posisi sejajar mata,
dan hasilnya dicatat pada buku
h) Thermometer dibersihkan dengan kapas alcohol dan
dikeringkan dengan tissue
MENGUKUR SUHU BADAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

i) Air raksa diturunkan kembali dan thermometer


dimasukkan ke dalam tempatnya
j) Mencuci tangan
b. Pengukuran suhu pada mulut
Pasien harus mempunyai thermometer sendiri.
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat diletakkan di meja pasien.
 Pasien disuruh membuka mulutnya, thermome-
ter dicek kembali, lalu ujungnya sampai batas
reservoirnya diletakkan di bawah lidah pasien
 Mulut dikatubkan  5 menit dan bernafas me-
lalui hidung.
 Selama thermometer dipasang pasien tidak
boleh bicara.
 Selama 3 – 5 menit thermometer diangkat, dilap
dengan tissue lalu dibaca dan dicatat.
c) Alat – alat dibersihkan dengan air mengalir kemudian
PROSEDUR dilap dengan kapas alcohol, dikeringkan dengan tis-
sue, dan dikembalikan pada tempatnya
d) Mencuci tangan
c. Pengukuran suhu pada rectal
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat diletakkan di meja pasien.
c) Setelah pasien diberitahu, pasien dimiringkan (sikap
SIM).
d) Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong.
e) Thermometer diperiksa, ujungnya dioles dengan vas-
elin, lalu dimasukkan melalui anus, sampai batas res-
ervoir air raksa.
f) Thermometer tetap dipegang.
g) Setelah 3 – 5 menit thermometer dikeluarkan, dilap
dengan tissue, dibaca dan hasilnya dicatat.
h) Thermometer dibersihakan dengan air mengalir
kemudian dilap dengan kapas alcohol, dikeringkan
dengan tissue, dan dikembalikan pada tempatnya
i) Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menghitung nadi dan jumlah pernafasan (inspirasi diikuti ekspirasi)


dalam satu menit.
1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit.
TUJUAN 2. Untuk mengetahui pekerjaan jantung
3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
4. Untuk menentukan diagnosa.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menghitung nadi
dan pernafasan

1. Persiapan alat
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien.

2. Persiapan pasien
Pasien diberitahu supaya tenang dan rileks, boleh sambil
berbaring atau duduk.
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung denyut nadi selama satu menit pada arteri
radialis.
c. Observasi frekuensi, irama, dan volume
d. Menghitung pernafasan selama satu menit.
e. Mencatat hasil tindakan dan respon pasien
f. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.


MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
111.05.25 0 ½
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah pada dinding arteri.

1. Untuk mengetahui pekerjaan jantung.


TUJUAN 2. Untuk menentukan diagnosa.
3. Untuk menentukan langkah – langkah keperawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan dalam mengukur
tekanan darah

1. Persiapan alat
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku catatan.

2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Lengan baju dibuka / digulung ke atas.
c. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada di sisi luar lengan. Manset dipasang tidak
terlalu kencang atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Denyut arteri branchialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan
pada daerah tersebut.
f. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka Selan-
jutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar
lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air raksa turun
perlahan – lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole, dengarkan terus
sampai denyutan terakhir/diastole
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
111.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

.
h Mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
i. Pasien dan alat dirapikan
j. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.


MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memberikan kompres dingin pada pasien untuk membantu


menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
TUJUAN 2. Memberi kenyamanan pada pasien
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah asuhan
KEBIJAKAN keperawatan pada pelaksanaan tindakan dalam memberikan kom-
pres dingin

1. Persiapan alat
a. Waslap
b. Perlak kecil dan alasnya
c. Waskom berisi air dingin/es atau kirbat es

2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan
posisi diatur sesuaikebutuhan
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres
d. Waslap dibasahi air dingin/es secukupnya dan diletakkan
ditempat yang akan dikompres
e. Observasi respon pasien
f. Mencuci tangan
g. Mencatat respon pasien dan hasil tindakan

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.


MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
56.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menerima pasien yang baru masuk ke Rumah Sakit untuk dirawat
sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku.

TUJUAN Agar pasien memperoleh pelayanan perawatan dan pengobatan


sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menerima
pasien baru
1. Menerima pasien
2. Mengukur tanda-tanda vital,anamnese dan melakukan
pengkajian serta mencatat dalam status pasien
3. Mendampingi dokter memeriksa pasien di Poliklinik / UGD,
4. Bila ada advice dokter, pasien perlu dirawat.Memberitahukan
kepada pasien maupun keluarga pasien bahwa pasien perlu
rawat inap.
5. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang prosedur
pendaftaran rawat inap.
a. Perawat menyerahkan kepada keluarga pasien surat
pengantar rawat inap ( harus dilengkapi dengan No. Rekam
Medis, nama pasien tanggal lahir/ jenis kelamin, alamat,
dokter, diagnosis serta sarana prasarana yang diperlukan
pasien, misal : sandaran, oksigen, kelambu, dll), untuk
PROSEDUR
mendaftarkan rawat inap ke rekam medik
b. Khusus jam kerja pukul 16.00 – 07.00 pendaftaran
langsung dilayani oleh perawat IGD.
6. Melengkapi dan mengerjakan pesan – pesan dokter pada lyst
Rekam Medis antara lain :
a. Cek hasil pemeriksaan laboratorium, EKG, pemeriksaan
darah, urine, kotoran, X-Ray, dll.
b. Melengkapi dan membuatkan permintaan laboratorium
sesuai dengan advice dokter.
c. Melengkapi surat pernyataan persetujuan tindakan medis /
operasi / anesthesia (bila pasien perlu dilakukan
pembedahan).
d. Mempersiapkan pasien sebelum ke ruang rawat inap.
MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
56.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

7. Perawat ruangan telepon ulang ke IGD / Poliklinik tempat siap.


8. Perawat Poliklinik / IGD mengantar pasien dan keluarga ke
bangsal dimana pasien akan dirawat.
9. Pasien dan keluarga pasien diterima perawat ruangan
10. Perawat menjelaskan :
1) Kepada pasien
a. pasien dilarang membawa uang / barang – barang
berharga / perhiasan.
b. Pasien dilarang membawa bantal / guling / selimut.
c. Pasien membawa peralatan mandi sendiri antara lain :
 Sabun dan tempatnya.
 Tapal gigi.
 Sikat gigi.
2) Kepada keluarga
a. Keluarga diorientasikan ruangan, misal kamar mandi,
WC, tempat pot dan urinal, dll. (Demikian juga dengan
pasien bila keadaannya memungkinkan).
b. Menjelaskan peraturan / ketentuan yang wajib ditaati
PROSEDUR waktu opname.

3) Penunggu pasien
a. Pasien dijinkan dijaga 1 orang kecuali VIP,penunggu
pasien harus dekat dengan pasien.
b. Penunggu pasien tidak diperbolehkan mengubah atau
memindahkan alat – alat perawatan yang ada, termasuk
kursi – kursi yang di luar ruangan.
c. Penunggu pasien tidak diperbolehkan membawa alat –
alat tempat tidur.
d. Penunggu pasien tidak diperbolehkan duduk atau tidur
di tempat tidur pasien yang ditunggunya / yang
kosong / di lantai.
e. Kamar kecil / WC boleh dipergunakan dan harap
menjaga kebersihan.
f. Penunggu pasien harap memberi tahu kepada petugas,
apabila ada keperluan yang harus meninggalkan pasien
yang ditunggu.
MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
56.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

g. Penunggu pasien tidak diperbolehkan merokok di dalam


atau di luar kamar pasien (di lingkungan Rumah Sakit).
h. Wastafel di kamar pasien hanya diperbolehkan untuk sikat
gigi dan cuci tangan.
i. Setiap penunggu pasien diwajibkan memiliki Kartu Tanda
Penunggu pasien dan memakai Tanda Penunggu tersebut.

Pengunjung pasien
a. Jam kunjungan :
 Pagi : Pukul 10.30 – 12.00 Wib.
 Sore : Pukul 16.30 – 18.00 Wib.
b. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan membawa
makanan untuk pasien kecuali atas izin dokter.
c. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan merokok di
dalam / di luar ruangan.
d. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan duduk di
tempat tidur pasien tempat tidur kosong
11. Perawat mengerjakan lyst pasien dan pendokumentasien Asuhan
Keperawatan
12. Perawat melaksanakan tindakan Asuhan Keperawatan.

UNIT TERKAIT IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Menyiapkan TT yang lengkap dengan segala keperluannya untuk


PENGERTIAN
pasien
1. Menyiapkan TT untuk pasien baru.
TUJUAN
2. Memperoleh kenikmatan dan kesejahteraan bagi pasien
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menyiapkan tempat
tidur kosong
1. Persiapan alat
a. TT, kasur dan bantal.
b. Sprei besar.
c. Sprei kasur.
d. Sarung bantal.
e. Perlak.
f. Selimut.
g. Kain lap basah/ kering.
h. Lisol 10%.

2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan alat-alat dengan lengkap.
c. Meja dilap, lalu taruhlah linen di atas meja (diberi alas
PROSEDUR kertas).
d. Tempat tidur disemprot dengan lisol encer (10%).
e. Membersihkan TT dari debu dengan lap basah dan lap
kering bagian atas, lalu lap ditaruh di kaki TT.
f. Mencuci tangan.
g. Membalik kasur, lalu susunlah dengan rapi kain bersih
(linen) di atas kaki TT.
h. Memasang sprei besar sebelah kanan.
i. Garis tengah lipatan harus tepat ditengah-tengah kasur
bagian atas.
j. Sprei, dimasukkan rata, dibawah kasur sedalam ± 30 cm,
demikian juga sprei pada bagian kaki setelah ditarik
setegang mungkin, pada ujung sisi-sisi sudut 90º lalu
diseluruh tepi sprei besar dimasukkan ke bawah kasur
dengan rapi dan tegang
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
104.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

.
k. Membuat sudut 90º pada sprei besar kanan bawah.
l. Memasang selimut (dilipat 4 secara terbalik, dipasang pada
bawah kaki, bagian memasang perlak sebelah kanan ± 30 cm
dari sisi TT bagian kepala.
m. Memasang sprei kecil rata di atas perlak ± 10 cm di atas perlak
dada yang terbalik, bagian atas dimasukkan ke bawah, ujung-
ujung sisi dimasukkan ke bawah kasur.
n. Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-sudut bantal dimasukkan
benar-benar ke dalam sudut-sudut sarungnya, letakkan pada
TT bagian kepala dan bagian sarung bantal yang terbuka jangan
PROSEDUR
menghadap ke arah pintu masuk.
o. Merapikan sprei besar sebelah kiri bawah dan membuat sudut
90º.
p. Membuat sudut selimut 90º pada sebelah kiri bawah.
q. Merapikan perlak dan sprei kecil pada sebelah kiri.
r. Merapikan sprei besar sebelah kiri atas dan membuat sudut
90º.
s. Membersihkan TT bagian bawah.
t. Membersihkan meja dan kursi.
u. Membereskan alat.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT
TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
102.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa
PENGERTIAN
memindahkan pasien.
1. Memberikan perasaan nyaman bagi pasien
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya dekubitus.
3. Memelihara kebersihan dan kerapihan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mengganti alat
tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
1. Persiapan alat
a. Alat tenun tempat tidur yang bersih dalam tempatnya diatas
trolly (Sprei besar/laken, sprei kecil/steak laken, selimut,
sarung bantal, perlak).
b. Tempat kain kotor bertutup
c. Ember berisi larutan desinfektan.
d. Lap kerja basah dan kering.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dil-
aksanakan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Peralatan dibawa ke tempat pasien.
c. Perawat berdiri disisi kiri dan kanan tempat tidur
PROSEDUR
d. Selimut dan bantal yang tidak perlu diletakkan diatas kursi
atau bangku
e. Pasien. dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur (bila
perlu pasien.diganjal bantal supaya tidak jatuh).
f. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung satu persatu
sampai dibawah punggung pasien
g. Sprei kecil/steak laken dan perlak digulung ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin.
h. Perlak dibersihkan dengan larutan desinfektan lalu
dikeringkan digulung ketengah sejauh mungkin.
i. Laken yang bersih digulung setengah bagian, kemudian
gulungannya diletakkan dibawah punggung pasien dan
setengah bagian lagi diratakan serta dipasang pada kasur
MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT
TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
102.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

j. Perlak yang digulung tadi diratakan kembali


k. Steak laken yang bersih digulung setengah bagian, kemudian
gulungannya diletakkan dipunggung pasien dan setengah
bagian lagi diratakan diatas perlak serta dipasangkan pada
kasur
l. Pasien dimiringkan kebagian yang bersih
m. Lepaskan alat tenun yang kotor dan dimasukan kedalam
tempat bertutup
m. Ratakan laken yang bersih dengan steak laken dan perlak,
pasangkan pada kasur
n. Mengganti sarung bantal yang kotor
o. Bantal disusun , pasien dibaringkan pada posisi yang
nyaman.
p. Selimut kotor diganti dengan yang bersih
q. Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan
ketempat semula
r. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
94.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan sabun.

1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.


2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
TUJUAN
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN keperawatan pada pelaksanaan tindakan memandikan pasien di tempat
tidur
1. Persiapan alat
a. Seperangkat alat-alat mandi :
 Sabun mandi.
 Pasta gigi.
 Gelas kumur.
 Sisir.
 Talk.
b. Satu stel pakaian bersih.
c. Waskom mandi berisi air hangat.
d. Handuk bersih
e. Tempat bertutup untuk pakaian kotor
f. Sketsel/korden
g. Waslap mandi 2 buah.
2. Persiapan pasien
PROSEDUR
Pasien diberitahukan tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Memasang sketsel/korden
d. Menanyakan pada pasien apakah pasien mau BAB atau BAK
terlebih dahulu
e. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur, bila masih
dibutuhkan bantal digunakan
f. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien
g. Pakaian bagian atas dibuka kemudian ditutup dengan selimut
mandi atau kain penutup
Pasien dimandikan dengan urutan sebagai berikut :
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
94.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

- Mencuci muka.
 Handuk dibentangkan di bawah kepala, muka, telinga
dan leher dibersihkan dengan waslap lembab, lalu
keringkan dengan handuk
 Tanyakan apakah pasien biasa pakai sabun atau tidak.

- Mencuci tangan.
 Selimut mandi atau kain penutup diturunkan
 kedua tangan di keataskan
 letakkan handuk diatas dada dan lebarkan ke samping
kiri dan kanan sehingga kedua lengan dapat diletakkan
di atas handuk.
 Kedua tangan dibasahi dan disabun mulai dari lengan
yang jauh dari perawat, kemudian yang lebih dekat lalu
dibilas sampai bersih, lalu dikeringkan dengan handuk
 Masukkan kedua telapak tangan ke dalam waskom lalu
keringkan.
PROSEDUR - Mencuci dada dan perut
 Pakaian pasien bagian bawah dibuka dan selimut atau
kain penutup diturunkan sampai perut bagian bawah
 Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan
dibentangkan pada sisi pasien
 Ketiak, dada dan perut dibasahi dan disabun, dibilas
sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk.
 Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan kenakan baju
yang bersih atau ditutup kain penutup/handuk.
- Mencuci punggung
 Pasien dimiringkan ke kiri
 Handuk dibentangkan di bawah punggung sampai
bokong
 Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas
dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk
 Pasien dimiringkan ke kanan dan handuk dibentangkan
dibawah punggung kemudian punggung dicuci seperti
pada punggung kiri
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
94.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

 Beri talk secukupnya lalu dilakukan gosok punggung,


kemudian pasien ditelentangkan dan memasang
pakaian dengan rapi

- Mencuci kaki
 Kaki pasien yang terjauh dari perawat dikeluarkan dari
bawah kain penutup atau handuk
 Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk
 Kaki dibasahi, disabun dan dibilas sampai bersih
kemudian dikeringkan dengan handuk, demikian juga
kaki yang satu lagi
 Masukkan kedua telapak kaki ke dalam waskom lalu
dikeringkan.
Air dalam waskom yang kotor diganti dengan air bersih.

- Mencuci lipat paha dan genetalia


PROSEDUR  Handuk dibentangkan di bawah bokong dan bagian
bawah perut
 Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabun lalu
dibilas dan dikeringkan.
 Pakaian bagian bawah dikenakan kembali, kain penutup
atau handuk diangkat, selimut pasien dipasangkan
kembali
h. Merapikan/ mengganti alat tenun yang kotor dengan yang
bersih.
i. Menyisir rambut.
j. Membersihkan lingkungan pasien.
k. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan dirapikan dan
dibawa ketempatnya
l. Obsservasi respon pasien dan kelainan pada tubuhnya
m. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien
dan tetap menjaga kesopana
n. Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI
DI KAMAR MANDI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Membantu pasien mandi sendiri di kamar mandi


1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
TUJUAN
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien
mandi sendiri di kamar mandi
1. Persiapan alat
a. satu stel pakaian bersih
b. Handuk bersih
c. Waslap
d. Sabun pada tempatnya
e. Sediakan bel
2. Persiapan pasien
Menanyakan pada pasien mau mandi dikamar mandi atau di
tempat tidur
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke kamar mandi pasien
c. Menyiapakan air di kamar mandi
d. Membantu pasien di kamar mandi
e. Menganjurkan pada pasien agar menggunakan bel bila perlu
bantuan
f. Perawat menunggu diluar kamar mandi sampai pasien selesai
mandi
g. Membantu pasien kembali ke tempat tidur
h. Membersihkan kamar mandi
i. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBANTU PASIEN MANDI KE KAMAR MANDI
DENGAN KURSI RODA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Membantu pasien mandi ke kamar mandi dengan kursi roda


1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
TUJUAN
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien
mandi ke kamar mandi dengan kursi roda
1. Persiapan alat
a. satu stel pakaian bersih
b. Handuk bersih
c. Waslap
d. Sabun pada tempatnya
e. Sediakan bel
2. Persiapan pasien
Menanyakan pada pasien apakah pasien mau mandi di kamar
mandi atau di tempat tidur
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Membawa peralatan ke kamar mandi pasien
c. Menyiapkan air di kamar mandi
d. Membantu pasien pindah dari kursi roda ke bangku/kursi
mand
e. Meletakkan alat mandi didekat pasien
f. Membantu pasien membuka baju
g. Membantu pasien untuk mandi
h. Membantu pasien memakai baju
i. Membantu pasien ke kursi roda
j. Mendorong kursi roda pasien ke tempat tidur
k. Membersihkan dan merapikan kamar mandi
l. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


CARA MELAKUKAN MASAGE PUNGGUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
58.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Masage punggung merupakan suatu tindakan menggosok /


mengusap punggung klien.
1. Meningkatkan relaksasi.
TUJUAN 2. Meningkatkan sirkulasi pada area yang dimasage.
3. Mengkaji kondisi kulit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN
keperawatan pada pelaksanaan tindakan massage punggung

1. Persiapan alat
a. Handuk.
b. Alkohol.
c. Talk.
2. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi prone bila bila tidak
dapat posisi SIM.
d. Meletakkan sebuah bantal tipis di bawah perut klien untuk
PROSEDUR menjaga posisi yang tepat.
e. Meletakkan handuk di sisi punggung / badan pasien.
f. Menuangkan alkohol sedikit di tangan, lalu usap dengan
kedua tangan di punggung pasien sampai rata.
g. Melakukan masage punggung, masage dilakukan dengan
menggunakan telapak tangan dan jari – jari, gunakan tekanan
halus yang bersambungan.
Perhatian :
1. Hindari untuk melakukan masage pada area kemerah – merahan,
kecuali bila kemerahan tersebut hilang sewaktu dimasage.
2. Masage punggung dapat merupakan kontra indikasi pada pasien
imobilitas tertentu.
3. Masage punggung dikerjakan selama 5 s/d 10 menit.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
96.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Menolong memotong kuku klien yang panjang, karena tidak dapat


PENGERTIAN
melakukannya sendiri.
1. Menjaga kebersihan.
TUJUAN
2. Mencegah timbulnya luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu memo-
tong kuku pasien

1. Persiapan alat
a. Gunting/ pemotong kuku.
b. Handuk.
c. Bengkok.
d. Waskom berisi air hangat.
e. Sabun.
f. Sikat kuku.
g. Aceton (bila perlu).
h. Kapas.
i. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Diberitahukan tindakan yang akan dilaksanakan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Memotong kuku pada jari - jari tangan :
a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam tangan dengan air hangat dalam waskom selama
PROSEDUR 1 – 2 menit untuk melunakkan kuku. Bila kuku sangat kotor
disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu di bilas dengan air
d. hangat, dikeringkan dengan handuk.
e. Tangan ditaruh di atas bengkok supaya potongan kuku
tidak berserakan.
f. Memotong kuku pada jari tangan sesuai dengan lengkungan
kuku.
MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
96.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

4. Memotong kuku pada jari – jari kaki :


a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam kaki dengan air hangat dalam waskom selama 2
– 3 menit untuk melunakkan kuku.Bila kuku sangat kotor
disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu dibilas dengan air
hangat, dikeringkan dengan handuk.
d. Kaki di taruh di atas bengkok supaya potongan kuku tidak
berserakan.
PROSEDUR
Perhatian :
1. Pasien diharapkan selalu memakai alas kaki yang tepat untuk
menghindari dari infeksi.
2. Memakai sepatu jangan terlalu pas dan memotong kuku secara
rutin.
3. Memotong kuku jangan terlalu ke dalam karena dapat men-
imbulkan luka.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap.


MENYISIR RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
106.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

I. PENGERTIAN II. Mengatur rambut serapi mungkin dengan menggunakan sisir.


1. Memberikan rasa senang dan nyaman.
2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan kelihatan rapih.
TUJUAN 3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Mencegah bersarangnya kutu kepala / kotoran yang lain.
5. Melihat kelainan kulit kepala.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien menyisir
rambut
1. Persiapan alat
a. Sisir
b. Kain pengalas / handuk
c. Karet gelang untuk pasien yang berambut panjang.
d. Minyak rambut / air (bila perlu).
e. Bengkok berisi larutan desinfektan khusus untuk pasien yang
berkutu/kelainan kulit.
f. Kertas untuk membungkus kotoran/rambut
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mengatur posisi pasien (bila bisa duduk diberi posisi duduk,
PROSEDUR bila tidak bisa dilakukan dengan posisi berbaring).
c. Memasang kain pengalas/handuk yang diletakkan pada bahu
atau di bawah kepala sampai tulang belikat.
d. Rambut yang panjang dan kusut diberi minyak/air dan dibelah
dua, kemudian disisir secara bertahap dimulai dari bagian
bawah (ujung rambut) ke pangkal, setelah rapi rambut dijalin.
Bila rambut pendek disisir dari pangkal keujun
e. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan
kertas, kemudian dibuang ditempat sampah, rambut
berkutu/dengan kelainan kulit dimasukkan kedalam larutan
desinfektan pada bengkok
f. Alat dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan ketempat semula
g. Mencuci tangan.
h. Observasi dan catat respon pasien dan kelainan yang ditemukan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap
MENCUCI RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
101.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala, menggunakan


shampo kemudian dibilas dengan air.
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran.
TUJUAN 2. Menghilangkan bau dan memberi rasa segar.
3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Membasmi kutu / ketombe.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien
mencuci rambut
1. Persiapan alat
a. 2 handuk.
b. Perlak panjang untuk alas.
c. Waskom berisi air hangat dan gayung.
d. Shampo.
e. Sisir.
f. Gauze, kapas.
g. Mangkok.
h. Ember kosong.
i. Bengkok.
j. Celemek.
k. Schutsel.
l. Memakai sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
PROSEDUR dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien dengan kepala di pinggir tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan celemek.
c. Ember diletakkan di bawah tempat tidur bagian kepala.
d. Memasang perlak di bawah kepala, sisi kanan dan kiri
digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada dalam ember.
e. Telinga pasien disumbat dengan kapas, mata ditutup dengan
gauze.
f. Menutupi pasien dengan handuk sampai ke leher.
g. Rambut disisir kemudian disiram dengan air hangat.
h. Rambut dicuci dengan shampo digosok merata.
MENCUCI RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
101.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

i. Membilas rambut beberapa kali dengan air hangat sampai


bersih sambil memijit – mijit kepala.
j. Kepala diangkat dan diletakkan di atas handuk.
k. Sumbat telinga dan tutup mata diangkat, diletakkan di dalam
bengkok / dibungkus dengan kertas dan dibuang.
l. Mengangkat perlak dan diletakkan di dalam ember.
m. Mengeringkan rambut dengan handuk.
n. Menyisir sampai rapih dan kepala pasien diletakkan di atas
bantal yang telah dialasi dengan handuk yang kering.
o.Membersihkan dan mengembalikan alat – alat pada
tempatnya.
p. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
95.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Membungkus rambut yang sudah diberi pembasmi kutu.

Membasmi kutu dan telornya serta mencegah kutu supaya tidak ber-
TUJUAN
jatuhan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang kap kuku
1. Persiapan alat
a. Obat kutu (Peditox).
b. Kap kutu khusus / kain segitiga.
c. Gauze.
d. Pengalas dan perlak.
e. Peniti.
f. Sisir kutu dan sisir biasa.
g. Kertas koran.
h. Bengkok berisi larutan desinfektan.
i. Celemek.
j. Mangkok.
k. Penutup kepala.
l. Sarung tangan.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai celemek tutup kepala dan sarung tangan.
c. Memasang pengalas pada bahu pasien dan untuk fiksasi diberi
peniti.
d. Menyisir rambut dengan sisir biasa kemudian dengan sisir
kutu kemudian masukkan ke dalam bengkok yang berisi
larutan desinfektan.
e. Di sekeliling kulit kepala diolesi dengan gauze vaselin.
CARA MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
95.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

f. Menuang obat kutu / Peditox ke dalam mangkok.


g. Membungkus kepala dengan kap kutu khusus / kain segitiga,
diujungnya disimpulkan di atas dahi dan diberi peniti
(telingan jangan sampai tertutup) dibiarkan selama 12 – 18
jam baru rambut dicuci.
PROSEDUR h. Mengatur kembali posisi pasien.
i. Mendesinfeksi semua alat dan dikembalikan di tempatnya.
j. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBERI PENYULUHAN KESEHATAN
SECARA INDIVIDU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
306.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memberikan penyuluhan kesehatan secara individu


Menanamkan pendidikan dan menambah pengetahuan kesehatan
TUJUAN bagi individu
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan untuk member penyuluhan kesehatan secara
individu
1. Persiapan alat
a. Materi/satuan pelajaran(satpel)
b. Alat peraga bila diperlukan

2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan

3. Persiapan lingkungan
PROSEDUR
Tempat/lingkungan yang nyaman

4. Pelaksanaan
a. Memberi penyuluhan pasien dengan cara diskusi, tanya jawab,
demonstrasi
b. Menggunakan alat peraga bila diperlukan
c. Mengadakan evaluasi
d. Memberikan umpan balik
e. Mencatat hasil penyuluhan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU.
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
307.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Mengukur cairan yang masuk dan yang keluar

TUJUAN 1. Untuk mengetahui balance cairan pasien


2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk mengukur
cairan yang masuk dan keluar

1.Persiapan alat
a. Formulir observasi pemasukkan dan pengeluaran cairan
b. Gelas ukuran
c. Bahan yang akan diukur

2. Persiapan pasien
PROSEDUR Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung cairan yang masuk baik enteral maupun parenteral
c. Mengukur cairan yang keluar
d. Mencatat hasil tindakan
e. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MEMBANTU PASIEN MEMBERSIHKAN MULUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
105.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Membersihkan mulut dari kotoran / sisa makanan

1. Supaya mulut tetap sehat, bersih dan tidak berbau.


TUJUAN
2. Mencegah terjadinya infeksi / stomatitis
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk memban-
tu pasien membersihkan mulut
1. Persiapan alat
a. Handuk dan kain pengalas.
b. Gelas kumur berisi air bersih.
c. Bengkok/nierbekken.
d. Sikat dan pasta gigi
e. Vaselin bibir
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Meletakkan alat-alat ke tempat yang mudah dijangkau
pasien
PROSEDUR c. Membantu pasien dengan posisi setengah duduk atau
miringkan kepala pasien
d. Memasang handuk diatas dada pasien
e. Memberi air untuk kumur-kumur
f. Basahi sikat gigi dan olekan pasta gigi
g. Membantu pasien untuk sikat gigi
h. Memberikan air untuk kumur-kumur sampai bersih
dan dikeringkan dengan handuk
i. Mengoles bibir dengan vaselin bibir dan membersihkan
sikat gigi
j. Merapikan alat-alat
k. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
100.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran /


PENGERTIAN sisa makanan dengan mempergunakan gauze / kapas yang dibasahi
dengan air bersih.

TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi.

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah


KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk mem-
bersihkan mulut pada pasien yang tidak sadar.
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Handuk dan kain pengalas.
c. Gelas kumur berisi air bersih/ NaCl
d. Sudip lidah (Tong Spatel) yang telah dibungkus kasa
e. Kapas lidi.
f. Kain kasa.
g. Bengkok/nierbekken.
h. Pinset
i. Borax glicerin
j. Sarung tangan bersih.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
PROSEDUR
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Meletakkan handuk / pengalas di bawah dagu dan pipi
pasien.
d. Ujung pinset dibungkus dengan kasa dan dibasahi air yang
telah disediakan
e. Membuka mulut dengan sudip lidah /tong spatel
f. Membersihkan rongga mulut mulai dari dinding, gusi, gigi,
lidah dan terakhir bibir dengan kasa yang telah dibasahi.
g. Kain kasa yang kotor dibuang pada bengkok.
MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
100.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

h. Diulangi sampai bersih.


i. Mengolesi bibir dengan Borax Glycerin
j. Mengobservasi respon pasien
k. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
l. Mencuci tangan.
m. Mencatat kelainan pada gigi dan mulut pada catatan perawat.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap.


CARA MELAKUKAN IRIGASI VAGINA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.05.57 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Membersihkan vagina dengan cairan obat yang dialirkan atau


PENGERTIAN
disemprotkan ke dalamnya.

TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan vagina.

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah


KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi vagina
1. Persiapan alat
a. Irigator dengan slangnya.
b. Kanula vagina steril dalam tempatnya.
c. Sarung tangan.
d. Standar infus, bila perlu.
e. Obat cairan yang diperlukan, dalam tempatnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Pispot.
h. Alas bokong.
i. Selimut.
j. Kapas sublimat/ desinfektan.
k. Klem.
l. Sampiran (scherm).
2. Persiapan Pasien
PROSEDUR
a. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
b. Pasien diatur dalam posisi dorsal recumbent.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Sampiran (scherm) dipasang, bila perlu.
c. Obat atau cairan dihangatkan dan dimasukkan ke dalam
irigator dengan slang diklem terlebih dahulu.
d. Irigator diangkat setinggi sekurang-kurangnya 30 cm dari
permukaan tempat tidur. Kanula dipasang pada ujung slang,
dan cairan dialirkan, lalu slang diklem dan kanula diletakkan
pada tempat yang steril.
e. Pakaian pasien bagian bawah dibuka, lalu daerah tersebut
CARA MELAKUKAN IRIGASI VAGINA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.05.57 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

ditutup dengan selimut.


f. Alas bokong dan pispot dipasang.
g. Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat. Ibu jari dan telunjuk
kiri petugas dibalut dengan kapas sublimat, selanjutnya kapas
dibuka dan dengan tangan kanannya petugas memasukkan
kanula ke dalam vagina klien.
h. Klem dibuka, kanula diputar, cairan dialirkan perlahan-lahan
sampai habis.
PROSEDUR
i. Kanula dikeluarkan dan dilepas dari slang, lalu dimasukkan ke
dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan.
j. Pispot diangkat setelah cairan tidak mengalir lagi dari vagina.
k. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali.
l. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD


MEMBERI OBAT MELALUI MULUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Menyiapkan dan memberikan obat-obat untuk klien yang dapat


PENGERTIAN
diberikan melalui mulut dan ditelan.
Memberikan obat kepada pasien melaui mulut secara tepat dan
TUJUAN
benar, sesuai dengan program pengobatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan atau cara pemberian
obat melalui mulut
1. Persiapan alat dan obat
a. Baki
b. Gelas obat/ gelas ukur.
c. Kartu obat yang lengkap dengan tulisan :
 Nama pasien.
 Kamar dan bed pasien.
 Jenis obat/ nama obat.
 Dosis obat.
 Waktu/ jam pemberian.
 Tanggal dipesan dan tanda tangan yang mengerjakan.
d. Lap yang telah dibasahi (untuk membagi obat cair).
e. Air minum / pisang (untuk minum obat).
f. Obat yang diperlukan
2. Persiapan pasien
PROSEDUR Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Kira-kira setengah jam sebelum obat diberikan, ambil kartu
obat dari kotak obat.
c. Cocokkan kartu obat dengan lyst pasien, pesan-pesan
dokter dan catatan perawat menurut tanggal. Kalau tidak
cocok kembalikan ke pesan-pesan dokter.
d. Menyiapkan obat menurut cara yang dipesan.
e. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
f. Jangan berbicara dengan siapapun waktu menyediakan
obat.
MEMBERI OBAT MELALUI MULUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Dengan kartu obat mengecek etiket untuk nama dosis obat yang
ada dalam botol waktu mengambil dari lemari.Sebelum
menuangkan obat yang diperlukan, membaca etiket lagi untuk
nama obat dan dosis obat.
h. Letakkan gelas-gelas obat di atas kartu obat pada baki.
i. Obat dibawa kepada pasien oleh perawat yang menyiapkan obat
tersebut.
j. Tentukan pasien, baca nama pasien dan panggil namapasien.
k. Berikan obat langsung kepada pasien dan tunggu sampai obat
benar-benar diminum/ ditelan bila perlu pasien dibantu dengan
memperhatikan 5 prinsip benar.
l. Balik kartu obat pasien.
m. Kembalikan alat-alat ke kamar kerja, cuci alat-alat dan simpan
pada tempatnya.
PROSEDUR n. Bawa kartu obat ke lyst pasien secepatnya dan cek pada kolom
obat dan catat juga respon pasien terhadap pemberian obat.
Dengan mengecek dan tanda tangan perawat membuktikan
sudah memberi obat dengan ukuran yang benar menurut jam
dan tanggal. Coretan tersebut menjadi resmi apabila ada coretan
paraf di atasnya.
o. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang sudah
menyiapkan dan memberikan obat tersebut.
p. Kalau pasien tidak mau minum obat/ ditunda karena puasa
untuk pemeriksaan, lingkari jam obat dan tulis paraf.
q. Sesudah dicek, kartu obat dikembalikan ke kotak obat, sesuai
jam pemberian obat berikutnya
r. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata dengan cara
PENGERTIAN
meneteskan/ mengoleskan pada mata.
1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai dengan program
TUJUAN terapi.
2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat
mata
1. Persiapan alat dan obat
a. Salep mata/ tetes mata.
b. Kapas steril/ gauze.
c. Gunting dan plester (prn).
d. Pinset steril/sarung tangan.
e. Kom steril.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang
PROSEDUR akan dilakukan.
c. Mencuci tangan.
d. Menyiapkan obat yang diperlukan.
e. Mengatur posisi pasien sesuai keperluan.
f. Memakai sarung tangan.
g. Membersihkan mata dengan kapas steril.
h. Ujung tube diusap dengan kapas steril kemudian salep
dituang sedikit pada kapas tadi.
i. Membuka conjungtiva kelopak mata bawah dengan ibu
jari/ dua jari dengan melakukan tekanan ke arah bawah
terhadap bagian pipi yang bertulang menonjol dan pasien
dianjurkan untuk melihat ke atas.
j. Mengoleskan sepanjang sisi dalam dari kelopak mata bawah,
pada conjungtiva bagian bawah dan menganjurkan pasien
untuk menutup dan mengedipkan kelopak mata.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

k. Membersihkan sisa obat salep/ tetes yang ada di sekitar mata


dengan kapas.
l. Bila perlu mata ditutup dengan kasa steril dan diplester.
m. Melepas sarung tangan.
n. Membereskan alat-alat, dan mencuci tangan
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien.
PROSEDUR
Perhatian :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan obat.
2. Membaca etiket sebelum memberikan untuk mencegah
kekeliruan.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
77.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Pemberian obat-obat melalui vagina dengan cara dioleskan,


PENGERTIAN
suppositorium, irigasi.

TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan vagina.


Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat
melalui vagina
1. Persiapan alat dan obat
Baki berisi :
a. Obat sesuai dengan pesanan dokter.
b. Kaos tangan steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat kuning pada pesanan dokter.
b. Mencuci tangan
PROSEDUR c. Siapkan obat sesuai dengan pesanan dokter.
d. Siapkan alat-alat pada baki dan bawa ke samping temapt tidur
pasien (obat sudah dibuka dan dimasukkan ke gauze steril).
e. Atur posisi pasien dorsa recumbent.
f. Masukkan obat perlahan-lahan dengan memakai kaos tangan
dan suruh pasien nafas panjang.
g. Kembalikan klien pada posisi yang menyenangkan.
h. Bereskan alat-alat.
i. Mencuci tangan dan cek pada lyst pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
76.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Pemberian obat-obat tertentu melalui rectum dengan cara dioleskan,


PENGERTIAN memasukkan obat supositori, mengalirkan cairan obat misalnya
clysma dan lain-lain.
TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan rectum.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
rectum
1. Persiapan alat dan obat
a. Baki obat.
b. Obat sesuai pesanan dokter.
c. Kaos tangan.
d. Jelly.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokan obat dengan pesanan dokter.
b. Mencuci tangan.
PROSEDUR c. Menyiapkan obat dan memasukkan ke dalam gauze steril.
d. Bawa obat ke samping tempat tidur pasien dan membaca
nama pasien pada kartu tempat tidur.
e. Siapkan pasien dalam posisi SIM.
f. Pakai kaos tangan, ambil obat dan beri sedikit parafin,
masukkan obat perlahan-lahan sedalam jari telunjuk dengan
memberitahu pasien untuk nafas dalam.
g. Bereskan alat-alat.
h. Kembalikan pasien ke posisi semula.
i. Cuci tangan dan cek pada lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
75.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan cara meneteskan


PENGERTIAN
atau irigasi.
Membersihkan rongga telinga dari nanah, kotoran telinga atau benda
TUJUAN
asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
telinga
1. Persiapan alat
a. Alat irigasi telinga.
b. Air hangat pada tempatnya.
c. Bengkok.
d. Perlak dan alasnya.
e. Handuk.
f. Pinset telinga/ pinset bengkok.
g. Kapas lidi.
2. Persiapan pasien
a. Pasien disiapkan sikap duduk.
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu.
c. Pasien dianjurkan untuk memegang bengkok di bawah telinga
PROSEDUR
yang akan dibersihkan.
d. Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke atas dan sedikit ke
belakang
f. Ujung alat irigasi diletakkan di muka liang telinga jangan
sampai menutupi rongga telinga.
g. Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati tapi agak kuat pada
sisi atas liang telinga.
h. Cairan yang keluar ditampung dengan bengkok.
i. Penyemprotan diulang beberapa kali sampai bersih.
j. Setelah bersih, lubang telinga dibersihkan dengan kapas lidi,
sekitarnya dibersihkan dengan handuk.
k. Bila perlu ditetesi obat.
l. Alat-alat dibereskan dan pasien dirapikan.
m. Mencuci tangan dan mencatat tindakan dalam status pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
68.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Suatu tindakan pemberian obat kepada pasien melalui pernafasan.

1. Melegakan pernafasan.
2. Mengurangi pembengkakan selaput saluran nafas.
3. Mengobati peradangan.
4. Mengencerkan dan memudahkan keluarnya lendir.
5. Mengurangi batuk.
6. Mencegah kekeringan selaput lendir.
TUJUAN
7. Dilakukan pada pasien :
a. Sesak nafas.
b. Asma bronchiale.
c. Pasca tracheostomi.
d. Saluran nafas bagian atas tersumbat lendir

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah


asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat
KEBIJAKAN
melalui hidung

1. Persiapan alat dan obat


a. Tissue
b. Bengkok
c. Obat yang diperlukan
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan status pasien
PROSEDUR
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan obat
d. Membawa obat kepasien
e. Meneteskan obat-obat tertentu ke dalam lubang hidung.
f. Merapikan pasien dan membereskan peralatan
g. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
80.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Penyuntikan obat ke dalam jaringan otot.

1. Untuk memberikan obat-obatan yang merangsang yang tidak


mudah dihisap/ dapat menyebabkan rasa sakit bila diberikan di
TUJUAN bawah kulit.
2. Untuk memberikan obat-obat yang pengaruhnya kita harapkan
lebih cepat terlihat daripada kita berikan di bawah kulit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat me-
lalui suntikan intra muscular
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Kartu obat.
c. Obat yang akan diberikan
d. Spuit disposible sesuai kebutuhan
e. Kikir ampul
f. Jarum steril.
g. Kapas alkohol 70%.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
c. Memperhatikan tehnik aseptik
PROSEDUR
d. Cocokkan kartu obat kuning pada pesanan dokter dan
catatan perawat.
e. Siapkan obat sesuai dengan pesanan dokter.
f. Ambil spuit disposible sesuai dengan jumlah obat yang
akan diberikan, sobek ujung plastik yang bertanda, ambil
spuit dari dalam plastik.
g. Membaca etiket dan dosis obat dan memasukkan obat ke-
dalam spuit, kemudian udara dalam spuit dikeluarkan

A. Pada ampul
a) Pastikan obat berada di bawah ampul.
b) Gergajilah pada leher ampul yang bertanda / tidak.
c) Ampul dipegang dengan satu tangan dan tangkai ampul
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
80.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

dipegang dengan tangan kanan yang dialasi untuk


mematahkannya.
d) Untuk mengambil obat di dalam ampul : masukkan
jarum suntik ke ampul dan tarik larutan, hati-hati
jangan samapi menyentuh sisi gelas dengan jarum
suntik, untuk mencegah kontaminasi.

B. Pada vial
a. Masukkan udara sejumlah larutan yang akan diambil
dan sebelumnya karet luar vial dibersihkan dengan zat
anti septik (kapas alkohol).
b. Bawa obat ke pasien.
c. Atur posisi pasien.
d. Menentukan daerah yang akan disuntik

C. Bila suntikan pada bokong :


a. Pada musculus glutus, atur pasien tengkurap dengan
badan lemas berbaring menelungkup dan selimuti
pasien, pilihlah tempat untuk suntikan ditengah quadran
PROSEDUR
atas luar.
b. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik dengan kapas
alkohol dengan gerakan melingkar dari dalam keluar
c. Memasukkan jarum dengan cepat ke dalam otot tegak
lurus (sudut 90º), pegang jaringannya dengan kuat ketika
memasukkan jarum dengan tangan kiri.
d. Melakukan aspirasi dengan menarik stamper spuit
sedikit dan bila tidak terdapat darah masuk ke dalam
spuit, memasukkan cairan obat perlahan-lahan. Bila
terdapat darah, tariklah jarum keluar, kemudian ganti
dengan jarum yang baru, lalu pilihlah tempat lain untuk
menyuntik kembali.
e. Memperhatikan respon pasien
f. Mencabut jarum dengan perlahan-lahan
g. Mendesinfeksi kulit dengan kapas alkohol 70%
h. Mencuci tangan
i. Mencatat respon pasien dan pemberian obat
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
80.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Perhatian :
1. Tempat suntikan harus betul-betul tepat bila salah akan
berbahaya, karena dapat mengenai syaraf ischiadeous.
2. Lokasi penyuntikan intra muscular :
a. Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari spina illiaka
anterior superior, (area dorso-gluteal/ pinggang bagian
belakang).
b. Area dorso gluteal yang terletak di pinggang mempunyai
area injeksi IM yang sering digunakan.
Injeksi dilakukan antara 5 – 7,5 cm di bawah puncak illium
di perempat atas bagian luar dari pinggul.
Metode lain untuk menentukan titik suntik pada pinggul
PROSEDUR dapat dengan menarik garis dari tulang illium posterior
superior ke pangkal tulang paha sebelah luar.
c. Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar
(area otot vestus lateris). Bagian pertengahan ketiga, bila
diukur ke atas dari ujung atas lutut, dan ke bawah dari
ujung bawah pangkal, di sini sebagai area suntik.
d. Otot pangkal lengan/ otot deltoid da pasterior triceb (bahu
dan lengan atas).
e. Otot ini juga dapat digunakan untuk injeksi IM, otot ini ja-
rang digunakan untuk keperluan injeksi, karena klien mera-
sa lebih nyeri dan pegal di bagian otot, ketika injeksi posisi
pasien dapat berbaring / duduk.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
CARA MEMBERIKAN OBAT MELAUI SUNTIKAN
INTRA CUTAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
79.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit.

1. Untuk melakukan uji coba kulit/ skin test dari obat-obat


tertentu, misal : antibiotik, ATS, dll.
TUJUAN 2. Untuk obat-obat tertentu yang pemberiannya khusus cara ini,
misal : BCG.
3. Untuk observasi penyakit TBC (Tuberculin test/ PPD test).
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian intra cu-
tan
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Kartu obat.
c. Obat yang akan diberikan
d. Spuit disposible sesuai kebutuhan
e. Kikir ampul
f. Jarum steril.
g. Kapas alkohol 70%.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter dan catatan
perawat/ baca pesan dokter pada lyst pasien.
b. Cuci tangan.
PROSEDUR c. Siapkan alat-alat dan obat
d. Kulit didesinfeksi, lalu ditegangkan/ diregangkan/ diregang
dengan tangan kiri.
e. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dan membuat sudut 15º - 20º dengan permukaan kulit, lalu
obat disemprotkan samapi terjadi gelembung pada tempat
tersebut.
f. Kemudian jarum ditarik dengan cepat, tidak dihapus dengan
kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan massase.
g. Reaksinya dilihat/ dicatat setelah jangka waktu tertentu : 15’.
Khusus untuk obat tertentu pemberiannya pada musculus
deltoideus lengan kanan atas adalah BCG yang khusus di
berikan pada bayi sebagai imunisasi dan tidak dilakukan
desinfeksi.
h. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
CARA MEMBERIKAN OBAT INTRA SUB CUTAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
81.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Menyuntikan obat dibawah kulit, misal : penyuntikan insulin pada


PENGERTIAN
klien D.M.

TUJUAN Untuk mengobati pasien.

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah


KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat intra
sub cutan
1. Persiapan alat
Sama dengan suntik IM.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter dan catatan perawat/
baca pesan dokter pada lyst pasien.
b. Cuci tangan.
c. Siapkan alat-alat sesuai dengan pesanan dokter.
d. Bawa obat kepasien sambil membaca kartu TT.
e. Tempat penyuntikan didesinfeksi yang sudah dipastikan
pengukurannya.
PROSEDUR
f. Tempat suntikan diangkat sedikit dengan tangan kiri.
g. Dengan lubang jarum menghadap ke atas, jarum ditusukkan
membentuk sudut 45º dengan permukaan kulit.
h. Stamper ditarik sedikit bila ada darah obat jangan dimasukkan,
bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan.
i. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan
cepat, bekas tusukan ditahan dengan kapas alkohol dan
dilakukan massase.
j. Membereskan peralatan
k. Mencuci tangan dan mencatat tindakan dalam status pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
169.05.25 0 1/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk


PENGERTIAN mengaktifkan jantung kembali dengan cara mengembalikan segera
proses pengiriman O2 kejaringan dan membunag CO2 .
Memperbaiki jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi pada pasien yang
TUJUAN
mengalami gangguan fungsi paru dan jantung.

Sebagai acuan bagi perawat dalam pelaksanaan penerapan langkah-


KEBIJAKAN
langkah asuhan keperawatan dalam menjalankan tindakan resusitasi
jantung paru
1. Persiapan alat
a. Emergency trolley berisi
a) Laringoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b) Magil forceps
c) Pipa trakea berbagai ukuran
d) Trakea tube berbagai ukuran
e) Gudel berbagai ukuran
f) CVP set
g) Infus set/Blood set
h) Papan resusitasi
i) Gunting verban
j) Ambubag Lengkap
k) Spuit 10cc dan jarum LD No.1
b. Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai
PROSEDUR c. Set penghisap sekresi lengkap (suction) dan siap pakai
d. EKG record
e. EKG monitor bila memungkinkan
f. DC shock lengkap
2. Persiapan pasien
a. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
b. Posisi pasien diatur terlentang datar
c. Baju bagian atas pasien dibuka
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Tentukan kesadaran pasien dengan cara
a) Memanggil nama pasien
b) Menanyakan keadaannya
c) Menggoncangkan tubuhnya / memberi rangsang nyeri
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
169.05.25 0 2/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

c. Bila pasien sadar pertahankan jalan nafas tetap terbuka .


d. Mengecek henti nafas
 Melihat pergerakan dada atu perut
 Mendengar suara keluar/masuk udar dari hidung
 Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan
pipi atau punggung tangan
e. Bila pasien tak sadar, segera panggil bantuan dan bebaskan
jalan nafas dengan cara:
a) Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan
menghisap sekresi
b) Triple manuver
1. Head tilt (ekstensi kepala) : Dengan satu telapak
tangan menopang leher bagian belakang sedangkan
tangan yang lain menahan dahi, kemudian putar
kepala kebelakang sehingga posisi kepala tengadah.
2. Chin lift ( Mempertahankan posisi rahang
bawah/Tengadahkan dahi – angkat dagu ) : Dengan
satu tangan menahan kepala, sedang tangan yang
lain dengan menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari
tengah) menahan dagu dan mengangkat atau
mendorong keatas sehingga kepala tengadah.
3. Jaw thrust (Manuver rahang) :Raih sudut rahang
bawah pasien dan dengan kedua tangan mengangkat
mandibula keatas (pegang pada kedua angulus
mandibula)
4. Bila tersedia, pasang jalan nafas oral (airway).
f. Bila pasien masih bernafas cari suara nafas tambahan:
a) Snoring : pangkal lidah, benda padat.
b) Gargling : cairan ( muntah, darah )
c) Crowing : edema laring / spasme plica vocalis.
g. Bila pasien tidak bernafas beri nafas buatan , dengan cara :
a) Mouth to mouth :
 Dewasa : pencet hidung korban dan tutup mulut
korban dengan mulut anda. Tiupkan 2 nafas penuh ke
dalam mulut korban (tiap nafas harus berlangsung
1,5 – 2,0 detik).
 Biarkan korban menghembuskan nafas antara
pernafasan, lanjutkan 10 – 12 x/menit.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
169.05.25 0 3/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

 Anak – anak : tempatkan mulut anda di atas hidung


dan mulut anak. Berikan 2 nafas perlahan selama 1 – 1,5
detik dengan perhentian diantaranya. Lanjutkan sampai
20 x/menit.
h. Ambu (bagging) :
Dewasa dan anak – anak : untuk ambu gunakan masker
yang tepat dan pasang di bawah dagu, menutupi mulut dan
hidung korban.
i. Menilai denyut jantung pasien/memeriksa sirkulasi dengan
cara meraba denyut nadi carotis.

j. Bila nadi teraba lanjutkan nafas buatan dan periksa sirkulasi


tiap menit.
k. Bila nadi tidak teraba segera lakukan RJP ABC kombinasi
Dengan cara :
1. Baringkan pasien pada permukaan yang keras dengan
alas papan kompres.
2. Penolong harus pada posisi yang benar.
3. Penolong dua orang : satu orang menghadap korban,
PROSEDUR berlutut sejajar pada kepala korban. Orang kedua pindah
ke sisi yang berlawanan dan menghadap korban, berlutut
sejajar pada sternum korban.
4. Tentukan posisi tangan yang benar
a) Dewasa : tempatkan tangan 1 – 2 cm di atas
prosesus xifoideus. Pertahankan tangan sejajar dada
dan jari di atas dada. Jari – jari saling mengunci.
Luruskan lengan dan kunci siku – siku. Pertahankan
lengan lurus dan bahu tepat di atas sternum korban.
b) Anak – anak : letakkan punggung satu tangan 1 – 2
cm di atas prosesus xipoid (px).
c) Bayi : letakkan jari telunjuk dan jari tengah satu
tangan di atas sternum di atas prosesus xipoid (px).
Jari harus 1 cm di bawah garis puting.
5. Tekan sternum sampai kedalaman yang sesuai dari bahu.
Jangan mengguncang, namun pindahkan berat badan secara
vertikal dan kemudian lepaskan.
a) Dewasa dan remaja : 4 - 5 cm.
b) Anak besar : 3 - 4 cm.
c) Usia bermain dan pra sekolah : 2 - 4 cm.
d) Bayi : 1- 2 cm.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
169.05.25 0 4/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
6. Pertahankan ketepatan frekuensi kompresi.
 Dewasa dan remaja : 80 x/menit
 Anak lebih besar : 100 x/menit.
 Bayi dan usia bermain : 100 – 200 x/menit.
7. Lanjutkan ventilasi mouth to mouth/ Ambu
 Dewasa dan remaja : tiap 5 detik (12/menit).
 Anak lebih besar : tiap 4 detik (15/menit).
 Bayi dan usia bermain : tiap 3 detik (20/menit).
PROSEDUR 8. Bila pasien belum terpasang intubasi rasio pijat jantung dan
nafas buatan 30 : 2 ( 2 atau 1 penolong tidak dibedakan ).
9. Bila pasien sudah ter-intubasi pijat jantung 100 kali/menit,
nafas buatan 8 – 10 kali/menit ( tidak perlu sinkronisasi ).
10. Lanjutkan RJP sampai teratasi atau sampai korban teraba
kembali nadinya dan bernafas spontan.
11. RJP dihentikan bila selama 1 jam korban tidak ada reaksi /
respon (nadi tidak teraba, dan tidak ada nafas).
12. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MEMBERIKAN OXYGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
88.05.25 0 1/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Memasukkan zat asam/O2 ke dalam paru-paru melalui saluran


PENGERTIAN pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
1. Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat
2. Mengobati hypoxia/ hipoksemia.
3. Mengurangi respon kompensasi :
TUJUAN
 Menurunkan kerja nafas.
 Menurunkan kerja jantung.

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-


langkah asuhan keperawatan untuk membantu pasien dalam
KEBIJAKAN
memenuhi kebutuhan oksigen.
1. Persiapan alat
a. Tabung oksigen dengan manometernya.
b. Flow meter/ pengukur aliran.
c. Humidifier (botol pelembab) yang sudah diisi dengan air
steril/ aquades sampai batasnya untuk melembabkan
udara.
d. Selang (pipa saluran) zat asam/O2.
e. Kedok zat asam (masker)/ kanula hidung ganda (binasal
kanule)/ nasal catheter.
f. Jelly / gause.
g. Plester dan gunting.

PROSEDUR 2. Persiapan pasien


a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien dengan posisi semi fowler agar
pasien nyaman.

3. Pelaksanaan
a. Cek instruksi dokter (dosis dan cara pemberian)
b. Beri tanda dengan tulisan
c. Mencuci tangan.
d. Membawa peralatan kedekat pasien.
e. Mengatur posisi pasien
f. Memeriksa isi tabung.
MEMBERIKAN OXYGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
88.05.25 0 2/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

g. Mengisi humidifier aquades sampai batas yang


ditentukan.
h. Membuka flow meter dan menentukan dosis yang
diinginkan
i. Memasang slang oksigen dengan kedok zat asam
(masker)/ kanula hidung ganda/ nasal catheter. →
diplester (kalau perlu) :
1. Masker
 Set/ atur aliran oksigen : 5 – 8 liter/ menit.
 Estimasi/ perkiraan FiO2 :
5 liter : 40%
6 liter : 45% - 50%
8 liter : 55% - 60%
 Aliran tidak boleh kurang dari 5 liter/ menit
(untuk mendorong CO2 keluar dari masker).
Bila kurang dari 5 liter/ menit udara expirasi
yang banyak mengandung CO2 bisa terhirup
PROSEDUR kembali.
 Pelaksanaan :
a. Tempelkan botol pelembab pada
pengaturan aliran.
b. Letakkan masker pada aliran zat asam
pada kecepatan yang telah ditentukan
dokter/ sesuai keperluan.
c. Pasang masker menutupi hidung dan
mulut.
d. Beritahu pasien untuk bernafas melalui
hidung.
2. Canula Hidung Ganda (Nasal Prong)
 Set aliran oksigen sesuai yang dikehendaki.
 Estimasi FiO2 :
1 Liter : 24%
2 liter : 28%
3 liter : 32%
4 liter : 36%
MEMBERIKAN OXYGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
88.05.25 0 ¾
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

 Berikan aliran oksigen tidak lebih dari 5 liter (bila diberikan


lebih dari 5 liter dapat mengakibatkan iritasi mukosa
hidung dan menelan udara/ kembung).
 Mempergunakan kanula hidung ganda, ujung kanula
dimasukkan ke dalam lubang hidung, tali diikatkan di
belakang kepala.
4. Bag dan Mask (Resusitator)
 Aliran oksigen : 12 – 15 liter.
 FiO2 : bila masker ketat atau lewat endotracheal tube/
tracheostomi bisa mencapai FiO2 100%.
 Bila diberikan melalui jalan nafas buatan : EET/
PROSEDUR Tracheostomi humidifier harus hangat (karena fungsi
hidung sebagai pelembab, penghangat, penyaring).
5. Ventilator
 Terapi oksigen menggunakan ventilator diberikan kepada
pasien yang memerlukan bantuan nafas dalam jangka
panjang.
 FiO2 bisa diatur sesuai yang diinginkan mulai dari 21% -
100%.
 Perlunya pengawasan analisa gas darah secara kontinue.
6. Inkubator
Digunakan untuk bayi. Aliran oksigen : 3 – 8 liter/ menit
dengan konsentrasi FiO2 ± 40%.
MEMBERIKAN OXYGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
88.05.25 0 4/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

7. Nasal Kateter
1.) Bila mempergunakan nasal catheter
 Ukuran nasal catheter untuk wanita 10 – 12 Fr dan
laki-laki 12 – 14 Fr.
 Menentukan seberapa dalam catheter masuk
dengan mengukur jarak hidung dengan lubang
telinga, lalu ditandai plester.
 Lumasi ujung catheter dengan jelly pada gauze dan
putar langsung diujung catheter.
 Masukkan catheter perlahan-lahan melalui satu
lubang hidung sampai ujung catheter masuk
orofaring (jarak yang ditandai).
 Plester catheter di wajah pasien disisi hidung,
biarkan selang kendur.
 Nasal catheter dibersihkan sekurang-kurangnya
sekali dalam 8 jam dan dipasang pada lubang
PROSEDUR
hidung bergantian.
2.) Flow meter dibuka dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan/ advis dokter (2lt – 3lt/ menit).
Estimasi FiO2 : 24% - 44%.
3.) Menganjurkan pasien bernafas melalui hidung.
Menanyakan kepada pasien apakah sesaknya
berkurang.
4.) Merapikan pasien.
5.) Membersihkan dan mengembalikan alat-alat sesuai
tempatnya.
6.) Mencuci tangan.
7.) Mencatat prosedur tindakan dalam catatan perawat.
j. Memperhatikan reaksi pasien, dan pernafasan
k. Mencatat tindakan dalam lembar catatan perawat.
l. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IKO, ICU, IGD.
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANA-
LISA GAS DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
167.05.25 0 ½
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Analisa gas darah dilakukan untuk menilai tingkat keseimbangan


asam basa, mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
PENGERTIAN
dan menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh. Sampel darah untuk
prosedur ini diambil dari arteri.
TUJUAN Untuk menilai dan mengetahui tindakan yang akan dilakukan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pengambilan sample
darah untuk pemeriksaan analisa gas darah
1. Persiapan alat
a. Spuit : dewasa spuit 3 cc, anak – anak : wing nedle.
b. Heparin.
c. Penutup jarum (gabus/ karet).
d. Gauze steril.
e. Alkohol 70%, bethadine 10%.
f. Sarung tangan.
g. Anethesi lokal : xylocain 2% (prn).
h. Formulir laboratorium untuk analisa gas darah.
2. Persiapan pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan, memasang tabir/korden, membawa
peralatan ke pasien.
b. Mengukur suhu dan jumlah pernafasan pasien.
c. Mencatat jumlah oksigen yang diberikan.
d. Memakai sarung tangan.
e. Spuit diberi heparin dengan menghisap heparin 0,1 cc
sampai membasahi seluruh spuit lalu dengan posisi spuit
tegak lurus, semprotkan semua heparin dan udara keluar.
f. Meraba arteri radialis, branchialis atau femoralis dan fiksasi.
g. Mendesinfeksi lokasi pungsi dengan bethadine 10%,
alkohol 70%.
h. Jarum disuntikkan ke arteri radialis dengan sudut
antara 45 - 90.
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANA-
LISA GAS DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
167.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

i. Bila jarum masuk ke dalam arteri, darah akan keluar tanpa


spuit diisap dan warna darah yang keluar merah terang.
j. Setelah darah terhisap (kira – kira 3 cc) tarik spuit dan
tekan bekas tusukan arteri 5 – 10 menit dengan gauze
steril. Bila pasien mendapat heparin tekan selama 15 menit.
k. Menusukkan jarum spuit pada gabus / karet. Observasi
adanya hematoma.
l. Memberi etiket pada spuit.
PROSEDUR
m. Mencatat set ventilator, jumlah oksigen, yang didapat pada
saat darah arteri diambil.
n. Membereskan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
o. Mencuci tangan.
p. Mengirim segera bahan pemeriksaan dan formulir ke
laboratorium.

UNIT TERKAIT ICU


MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


168.05.25 0 ½
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Suatu tindakan untuk pembersihan sekret jalan nafas segmen


PENGERTIAN
bronchus dengan pengaruh gravitasi.
1. Membersihkan jalan nafas.
TUJUAN
2. Mengalirkan sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan fisio terapi dada

1. Persiapan alat
a. Pasang sandaran tempat tidur otomatis.
b. 2 – 3 bantal.( posisi semi fowler )
c. Sputum pot berisi cairan desinfeksi.
d. Tissue.
e. Segelas air minum.

2. Persiapan pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.

3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Perawat mencuci tangan.
b. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan :
 Untuk membersihkan paru kanan pasien miring kiri.
 Untuk membersihkan paru kiri pasien miring kanan.
 Untuk membersihkan lobus tengah kanan pasien
miring ke kiri dan tubuh bagian belakang disokong
dengan 2 – 3 bantal.
c. Melakukan clapping (lihat prosedur sebelumnya).
d. Melakukan vibrasi (lihat prosedur sebelumnya).
e. Bila rangsang batuk sudah ada, lendir dibatukkan dan
ditampung ke dalam sputum pot.
f. Postural drainage dilakukan 10 - 15 menit tiap posisi.
g. Pasien istirahat sebentar bila perlu.
h. Minta pasien untuk minum air.
MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


168.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

i. Melakukan observasi warna kulit muka dan nadi selama


prosedur
j. Merapikan pasien dan lingkungannya.
k. Membersihkan dan mengembalikan peralatan pada
tempatnya.
l. Perawat mencuci tangan.
PROSEDUR m. Mendokumentasikan tindakan ke dalam lyst pasien.

Perhatian :
1. Beri terapi bronchodilator / nebulizer selama 20 menit
sebelum postural drainage.
2. Setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 – 60 menit.
3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING)
DAN VIBRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
166.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Perkusi dan vibrasi adalah tehnik yang dilakukan secara manual


untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta
sekret dari paru – paru pasien.
Clapping : Pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada
PENGERTIAN
dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan telapak
tangan yang dibentuk seperti mangkok.
Vibrasi : Tehnik kompresi manual dan getaran pada dinding dada
selama fase ekspirasi
1. Melepaskan mukus / lendir dari bronkiolus dan bronkus.
TUJUAN
2. Mengalirkan sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan clapping dan vibrasi

1. Persiapan pasien
 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Mengatur posisi drainage pada pasien.
c. Melakukan perkusi dada pada dinding rongga dada selama
1 – 2 menit .
d. Menganjurkan pasien menarik nafas dalam
perlahan – lahan, lalu lakukan vibrasi sambil pasien
mengeluarkan nafas perlahan – lahan dengan bibir
dirapatkan.
PROSEDUR e. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan
letakkan tangan yang lain di atasnya.
f. Menegangkan otot- otot tangan dan lengan sambil
melakukan tekanan sedang dan vibrasi tangan dan lengan.
g. Mengangkat tekanan pada dada ketika pasien menarik nafas.
Menganjurkan pasien batuk dengan menggunakan otot
abdominalis setelah 3 – 4 vibrasi.
h. Memberi pasien istirahat beberapa menit.
i. Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi nafas.
j. Mengulangi clapping dan vibrasi secara bergantian sesuai
kondisi pasien, biasanya 15 – 20 menit.
k. Mendokumentasikan prosedur dan respon pasien dalam
lyst pasien.
MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING)
DAN VIBRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
166.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Perhatian :
1. Jangan melakukan clapping di atas tulang belakang, ginjal, hepar,
PROSEDUR limpa dan scapula atau sternum.
2. Siapkan sputum pot berisi cairan desinfeksi.
3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 1/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Suctioning adalah tindakan membersihkan jalan nafas melalui
PENGERTIAN jalan nafas buatan dengan mempergunakan kateter suction dan
alat penghisap.
1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas.
2. Memperbaiki oksigenasi dan mencegah hipoksia.
TUJUAN 3. Memudahkan ventilasi pernafasan.
4. Mengambil sekret untuk pemeriksaan diagnostik.
5. Mencegah infeksi yang disebabkan akumulasi sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan hisap lendir
(Suction)
1. Persiapan alat
a. Alat penghisap lengkap dengan regulator, pipa / slang
penyambung, botol penampung.
b. Oksigen dengan perlengkapannya (O2 sentral / O2
tabung).
c. Bag and mask / ambubag dan slang.
d. Kateter suction steril.
e. Sarung tangan steril / pincet steril.
f. Gauze steril.
g. Aqua steril / air bersih dalam wadah tertutup.
h. NaCl 0,9% dalam wadah steril dan tertutup.
i. Alkohol 70%.
j. Stetoscope.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Memasang tabir di sekitar tempat tidur.

3. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membantu pasien dalam posisi telentang dengan kepala
miring ke arah perawat.
c. Auskultasi suara nafas untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan penghisapan dan mengetahui lokasi
penumpukan sekret.
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 2/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
d. Atur regulator dengan kekuatan menghisap :
 Dewasa : 80 – 120 mmHg.
 Anak : 60 – 80 mmHg.
 Bayi : 40 – 60 mmHg.
Kaji / observasi irama jantung pada monitor EKG, nadi,
frekuensi nafas, saturasi oksigen sebelum, selama dan
sesudah dilakukan suctioning
e. Perawat memakai sarung tangan steril / sarung tangan
bersih
f. Metode suctioning dengan ventilator :
1) Oksigenasi dengan O2 100% selama 1 – 2menit.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan bag
and mask atau pasien tetap menggunakan
ventilator.
2) Lepaskan Ett / tracheostomi kanul dari bag and
mask atau klien tetap menggunakan ventilator.
3) Lakukan penghisapan sekret dengan tehnik aseptik
menggunakan sarung tangan / pincet steril dan
kateter suction steril yang mempunyai diameter 1/3
PROSEDUR dari diameter lumen ETT atau tracheostomi kanul.
4) Tutup lubang pangkal kateter suction untuk
menghindari O2 dalam trachea terhisap.
5) Masukkan kateter suction ke dalam ETT atau
tracheostomi kanul secara perlahan – lahan sampai
dalam ( terasa ada hambatan) lalu tarik 1 cm,
kemudian keluarkan kateter sambil diputar.
6) Pada saat masuk kateter suction dalam keadaan
tidak menghisap.
7) Lakukan penghisapan dengan waktu tidak boleh
lebih dari 10 – 15 detik setiap 3 menit, untuk
mencegah hipoksia.
8) Kateter diusap dengan kasa alkohol 70% lalu
dibilas dengan NaCl 0,9% steril.
9) Sebelum melakukan penghisapan berikutnya,
lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100%.
10) Penghisapan dilakukan berulang – ulang sampai
bersih, bila sekret kental lakukan bronchial washing
dengan normal saline (NaCl 0,9%).
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 3/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

11) Kembalikan Penghisapan nasopharingeal maupun


eropharingeal dilakukan setelah penghisapan ETT /
tracheostomi selesai.
12) Bilas kateter suction yang telah digunakan untuk
nasopharingeal maupun eropharingeal dengan air
bersih.
13) pernafasan pasien pada ventilator atur prosentase
oksigen (FiO2) sesuai yang diberikan dilakukan
suctioning.
14) Auskultasi suara nafas untuk mengkaji keefektifan
atau keberhasilan tindakan suctioning.
g. Bila perlu check foto thorak dan analisa gas darahMetode
suctioning tanpa ventilator :
1) Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2) Mengatur posisi sesuai kondisi pasien.
Mengauskultasi suara nafas.v
3) Memberikan O2 8 liter/menit selama 15 – 20
menit.
PROSEDUR 4) Melakukan fisioterapi nafas (latihan nafas dalam,
batuk efektif, clapping, vibrasi dan postural
drainage).
5) Perawat memakai sarung tangan steril.
6) Menghubungkan kateter suction dengan selang
penghisap.
7) Menghisap lendir dengan cara :
 Menghidupkan mesin.
 Memasukkan kateter suction ke dalam kom
berisi aquades/ NaCl 9,0% untuk mengontrol
apakah mesin suction bekerja dengan baik.
 Memasukkan ujung kateter dengan tangan
kanan ke dalam mulut/ hidung sampai trachea.
8) Bila pasien dengan tracheostomi, masukkan ujung
kateter suction ke dalam lubang kanul sejauh
mungkin sampai terasa ada hambatan.
9) Melepas kateter suction dengan menarik
perlahan – lahan dengan arah berputar.
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 4/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

10) Mengulangi prosedur di atas sampai jalan nafas


bebas dari lendir/ bersih.
11) Mematikan mesin dan melepas kateter suction dari
selang penghisap. Kemudian dimasukkan ke dalam
kom berisi air bersih/ NaCl 0,9%.
12) Merapikan pasien dan lingkungannya.
13) Membersihkan alat dan mengembalikan pada
tempatnya.
14) Melepas sarung tangan.
15) Perawat cuci tangan.
16) Menulis pada catatan perawat tentang :
 Prosedur yang telah dilakukan.
 Reaksi pasien.
 Jumlah, warna dan konsistensi lendir.
 Bila perlu melaporkan ke dokter.

Catatan :
Pada pasien yang nafas dan batuknya belum adekuat dan pada
PROSEDUR pasien yang tidak sadar secara berkala bagging harus tetap
dilakukan untuk mengembalikan alveoli supaya tidak terjadi
atelektasis.

1. Lakukan penghisapan dengan tehnik aseptik (caranya sama


dengan pasien yang masih menggunakan ventilator).
2. Sebelum melakukan penghisapan berikutnya berikan oksigen
lagi dan biarkan pasien bernafas selama  1 – 2 menit
(minimal 8 – 10 kali pernafasan).
3. Lakukan penghisapan secara berulang – ulang sampai bersih.
4. Monitor tanda – tanda vital seperti : nadi, tensi, frekuensi
nafas, irama jantung (EKG) dan saturasi oksigen sebelum,
selama dan sesudah dilakukan penghisapan.
5. Mengauskultasi suara nafas untuk mengkaji keefektifan atau
keberhasilan tindakan penghisapan sekret (suctioning) bila
perlu check foto thorax atau analisa gas darah.

MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN


MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 5/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu

PUSKESMAS Tanggal terbit


SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Perhatian :
1. Lakukan penghisapan (suctioning) sebelum pemberian
gavage untuk mencegah terjadinya aspirasi.
2. Perhatikan humidifikasi :
a. Pada pasien yang menggunakan ventilator.
 Perhatikan aqua pada humidifier jangan sampai
kehabisan.
b. Pada pasien yang sudah tidak pakai ventilator.
 Pemberian oksigen maintenance tetap harus melalui
humidifier.
3. Diameter Kateter Suction, harus kurang dari setengahnya
diameter pipa Endo Tracheal. Karena jika terlalu besar, maka
udara banyak terhisap. Hal ini berbahaya, karena pasien bisa
mengalami hipoksia dan atau
paru – paru kolaps.
4. Lama penghisapan kurang dari 10 – 15 detik sekali hisap
waktu baru memasukkan, kateter tidak boleh dalam keadaan
menghisap. Setelah sampai didalam, baru lakukan
penghisapan, diputar 1 – 2 kali, baru kateter ditarik keluar.
Jika lendir masih ada, tunggu dulu 2 – 3 menit sambil
memberi nafas buatan / O2 seratus persen, baru diulang.
5. Saturasi O2 dalam darah normal 97% dengan hisapan suction
yang benar, dapat mengalami penurunan menjadi kurang
lebih 85%. Apalagi jika penghisapan yang dilakukan tidak
benar. Jika saturasi O2 turun sampai 80% kebawah pasien
dapat terjadi cyanosis.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena


PENGERTIAN dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan menggunakan
infus set.
1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
TUJUAN
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak
boleh makan melalui mulut
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan
dan memberikan infuse
1. Persiapan alat
a. Standart infus
b. Cairan infus
c. Infus set
d. Kapas
e. Alkohol 70%
f. Kasa steril
g. Gunting
h. Plester
i. Pengalas dan perlak
j. Bengkok
k. Sarung tangan
PROSEDUR 2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang)
d. Menyiapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan
dengan cara :
- Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan
kapas alkohol dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
 Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan
terisi 1/3 sampai ½ penuh.
MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

 Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar


sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke
posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan
gelembung udara, ujung slang ditutup kembali.
e. Memakai sarung tangan
f. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan.
g. Menyiapkan area yang akan dipasang infus.
h. Memasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan
yang akan dipasang infuse
i. Melakukan fixasi
j. Menetukan vena yang akan ditusuk.
k. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 - 19
cm melingkar dari arah dalam keluar.
PROSEDUR l. Menusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah
ditentukan
m. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril dan plester
n. Menulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada
plester bagian luar.
o. Menghitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
p. Memperhatikan reaksi pasien.
q. Pasien dirapikan.
r. Peralatan dirapikan dan dikembalikan pada tempatnya.
s. Cuci tangan
t. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan di
status pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,IKO, ICU
MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
PENGHITUNGAN TETESAN DAN JUMLAH CAIRAN

INFUSION TABEL

DOSIS TETES SETIAP MENIT


ORDER IN-
FUS CC/JAM
BLOOD SET INFUSET MICROSET

500 cc/12 jam 42 cc/jam 7 tetes/menit 10 tetes/menit 42 tetes/menit

500 cc/24 jam 21 cc/jam 4 tetes/menit 5 tetes/menit 21 tetes/menit

1000 cc/12 jam 83 cc/jam 14 tetes/menit 21 tetes/menit 83 tetes/menit

1000 cc/24 jam 42 cc/jam 7 tetes/menit 10 tetes/menit 42 tetes/menit

166
2000 cc/12 jam 167 cc/jam 28 tetes/menit 42 tetes/menit
tetes/menit

2000 cc/24 jam 83 cc/jam 14 tetes/menit 21 tetes/menit 83 tetes/menit


MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL (CVP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
130.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Tekanan Vena Sentral (CVP) adalah tekanan di dalam atrium kanan


atauvena – vena besar dalam rongga thoraks.
PENGERTIAN Pemantauan tekanan vena sentral merupakan pedoman untuk
pengkajian fungsi jantung kanan dan dapat mencerminkan fungsi
jantung kiri apabila tidak terdapat penyakit kardiopulmonal.
1. Sebagai pedoman untuk penggantian cairan pada pasien dengan
kondisi penyakit yang serius.
TUJUAN 2. Memperkirakan kekurangan volume darah.
3. Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral.
4. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan penerapan
KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
1. Persiapan alat
a. Set tekanan vena.
b. Set vena seksi.
c. Set infus dan cairan yang akan dipakai.
d. Stop cock 3 -4 buah.
e. Standar infus.
f. Manometer.
g. Plester.
h. Monitor EKG.
i. Garisan karpenter (waterpass).
2. Persiapan pasien
PROSEDUR  Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur pengukuran tekanan vena sentral.
3. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan dan memasang tabir/korden.
b. Menempatkan pasien pada posisi datar yang diinginkan
untuk mendapatkan titik nol.
c. Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi
atrium kanan yang diperkirakan (pada intercostals II-III
setinggi mid axilary line).
d. Memutar stop cock sehingga cairan infus mengalir ke
dalam manometer sampai batas 20 – 25 cm H2O.
MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL (CVP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
130.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
.
e. Memutar stop cock sehingga cairan yang terdapat dalam
manometer mengalir ke arah / ke dalam pembuluh darah
pasien
f. Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam
manometer dan catat pada angka dimana cairan bergerak
stabil. Ini adalah tekanan vena sentral.
g. Mengembalikan pasien ke posisi semula.
h. Memutar stop cock ke arah semula agar cairan infus
mengalir dari botol ke pembuluh darah vena pasien.
i. Mencatat nilai tekanan vena sentral dan posisi pasien
pada saat pengukuran. Tekanan normal berkisar 8 – 15
cm H2O.
PROSEDUR
j. Menilai kondisi klinik pasien setelah pengambilan
tekanan vena sentral.
k. Mengobservasi tanda – tanda komplikasi.
l. Mempertahankan kesterilan lokasi insisi.
m. Mendokumentasikan prosedur dan respon pasien pada
lyst pasien.

Perhatian :
1. Komplikasi dapat terjadi saat pengukuran CVP diantaranya
adalah : pneumothoraks, hematothoraks, hematoma, emboli
udara.
2. Hati – hati dalam bekerja dan jaga kesterilan.

UNIT TERKAIT ICU.


MENOLONG PASIEN B.A.K
No. Dokumen No. Revisi Halaman
49.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memasang bed pan/ urinal pada pasien yang tidak dapat melakukan
sendiri.
1. Menampung air kemih.
2. Menjaga kebersihan.
TUJUAN
3. Mengetahui kelaianan pada urine.
4. Mengurangi gerakan pasien.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN
keperawatan untuk membantu pasien dalam menolong pasien BAK
1. Persiapan alat
a. Bed pan / urinal.
b. Botol berisi air cebok.
c. Bengkok.
d. Selimut.
e. Pengalas.
f. Tissue.
g. Kaos tangan.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Membawa peralatan kedekat pasien.
b. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
PROSEDUR c. Memasang sketsel/menutup korden
d. Memasang perlak dan pengalas dibawah pantat pasien
a.) Pada pasien laki-laki :
 Bila pasien tidak dapat melakukan sendiri, perawat
membantu membuka pakaian bawah pasien.
 Memasukkan penis ke dalam mulut urinal dengan
tangan kiri yang diberi alas selimut pasien.
 Menganjurkan pasien untuk berkemih.
b.) Pada pasien wanita :
 Menanggalkan pakaian bawah dan dipasang selimut.
 Memberi posisi semi fowler dengan meninggikan
kepala 30º dan menekuk kedua lutut dan meletakkan
kedua telapak tangan di sisi samping dan menekuk
siku untuk menyangga tubuh
MENOLONG PASIEN B.A.K
No. Dokumen No. Revisi Halaman
49.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

 Menganjurkan pasien untuk mengangkat pantat /


memiringkan badannya ke salah satu sisi membelakangi
perawat (khusus pasien imobilisasi), kemudian
memasang bed pan tepat di bawah pantat yang sudah
diberi alas.
 Menganjurkan pasien untuk berkemih

e. Membersihkan :
 Apabila pasien sudah selesai, kaki pasien diregangkan,
selimut dibuka sendikit, vulva dibuka dan dibersihkan, bila
pasien menginginkan cebok sendiri, perawat membantu
PROSEDUR menyiram dan bila telah selesai tangan pasien disiram dicuci
dengan sabun sampai bersih.
 Mengeringkan kemaluan dengan pengalas.
f. Merapikan pasien.
g. Membuka korden/ sketsel.
h. Membersihkan alas dan mengembalikan ke tempatnya.
i. Mencuci tangan
j. Mencatat
 Warna.
 Banyaknya.
 Bau.
 Keluhan lainnya.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU


MERAWAT KATHETER CVP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
132.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
Tanggal terbit
PUSKESMAS
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN CVP harus dirawat dengan baik dan diganti tiap 24 – 48 jam.

TUJUAN Untuk mencegah terjadinya infeksi.

Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan penerapan


KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
perawatan catheter

1. Persiapan alat
a. Bethadine cair.
b. Kapas.
c. Gause steril.
d. Gunting.
e. Plester.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan pada pasien tentang prosedur perawatan
katheter CVP agar tidak terjadi infeksi.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan memasang tabir/korden.
PROSEDUR b. Mengatur posisi pasien dan mendekatkan peralatan pada
pasien.
c. Melepas plester dan gauze.
d. Mengobservasi tempat masuknya kateter apakah ada tanda
infeksi: kemerahan, pus, odema, hangat, nyeri tekan.
Membersihkan/ mendesinfeksi daerah luka dengan
bethadine cair.
e. Menutup dengan gauze steril.
f. Memfiksasi dengan plester / hipafix.
g. Menulis tanggal penggantian pada plester.
h. Merapikan alat – alat.
i. Mencuci tangan.
j. Mendokumentasikan tindakan perawatan di lyst pasien
MERAWAT KATHETER CVP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
132.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Perhatian :
1. Jaga kesterilan alat dan tindakan.
2. Pada waktu melepas gauze, hati – hati jangan sampai katheter
CVP lepas.
3. Observasi kondisi klinis pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.
MEMASANG KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Memasukkan slang karet melalui uretra ke dalam kandung


PENGERTIAN
kemih.
1. Mengosongkan kandung kemih.
2. Mengambil air kemih steril untuk bahan pemeriksaan.
3. Untuk mengukur sisa air kemih.
4. Mengurangi tegangan kandung kemih.
5. Mengosongkan kandung kemih sebelum diadakan
TUJUAN pembedahan.
6. Untuk mencegah dekubitus pada penderita yang terus
ngompol, koma.
7. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula
spinalis, gangguan neuromusculer, atau inkompenten kandung
kemih, serta pasca operasi besar.

Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan penerapan


KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
pemasangan katheter menetap

1. Persiapan alat
a. Baki katheter/ katheter tray berisi :
 Pinset 1 buah.
 Handuk steril 2 buah.
 Kapas bola 3 buah.
b. Folley katheter sesuai ukuran.
c. Sepasang sarung tangan steril.
d. Aquades.
e. Spuit 10 cc.
PROSEDUR f. Urine bag.
g. Gunting + plester.
h. Bethadine cair.
i. Perlak + pengalas.
j. Bengkok + plastik.
k. Jelly.
l. Besi penggantung urine bag.
MEMASANG KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan posisi pasien
 Wanita dorsal recumbent.
 Laki-laki supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien.
d. Membuka alat-alat steril.
 Pinset, spuit, catheter.
 Katheter tray dibuka, beri bethadine cair pada kapas
bola.
e. Menyiapkan plester sesuai kebutuhan.
f. Memakai kaos tangan steril.
g. Meletakkan handuk steril dan katheter dengan spuit (bila
perlu).
h. Mengisi spuit dengan aquadest sesuai keperluan.
i. Pada wanita :
PROSEDUR  Membuka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri, lalu sedikit ditarik ke atas.
 Membersihkan daerah labia dengan pinset steril dari
atas ke bawah terakhir bagian meatus. Kapas hanya
sekali pakai.
 Menentukan urefisium urethra.
 Melumasi ujung katheter dengan jelly kemudian
masukkan perlahan-lahan sepanjang 5 – 7,5 cm dan
pasien dianjurkan untuk nafas panjang.
j. Pada pria :
 Tangan kiri memegamg penis pasien di bawah glands
penis dengan ibu jari dan jari telunjuk serta preputium
ke bawah.
 Dengan pinset dibersihkan dengan arah melingkar
dari sebelah dalam keluar minimal 3x.
 Melumasi ujung kateter dengan jelly sekitar 15 – 18
cm.
 Memasukkan kateter sepanjang 18 – 23 cm dengan
menegakkan penis 90º, pasien dianjurkan nafas
panjang.
MEMASANG KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
 Jika pada waktu memasukkan katheter terasa ada
tahanan sebaiknya dihentikan sebentar, lalu
dilanjutkan lagi.
k. Mengisi balon katheter perlahan-lahan sampai adanya ta-
hanan balon ± 15 – 20 cm.
l. Menghubungkan katheter dengan urine bag.
m. Memfiksasi katheter dengan plester.
n. Merapikan dan mengatur kembali posisi pasien yang
nyaman.
o. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat di tempatnya
semula.
p. Mencuci tangan.
q. Mencatat pada catatan perawat tentang prosedur yang
telah dilaksanakan, kondisi perineum, jumlah, warna/ bau
PROSEDUR urine dan reaksi pasien.
Perhatian :
1. Menjaga sterilisasi alat-alat.
2. Pada wanita katheter jangan salah masuk vagina.
3. Ukuran katheter harus disesuaikan dengan keadaan pasien.
4. Hasil penyadapan urine diukur.
5. Perhatikan warna dan keadaan urine.
6. Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan waktu
memasukkan berhenti sebentar lalu dilanjutkan lagi.
7. Menjelaskan kepada pasien untuk mempertahankan urine bag
lebih rendah dari ketinggian kandung kemih untuk
mengurangi resiko infeksi saluran kemih akibat aliran balik
urine dari urine bag ke dalam kandung kemih.
8. Bila pasien pulang dengan katheter menjelaskan pentingnya
perawatan katheter.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MENOLONG PASIEN B.A.B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
48.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Memberi pertolongan kepada pasien yang hendak buang air besar,


PENGERTIAN karena pasien masih harus berbaring di tempat tidur dan tidak dapat
melakukannya sendiri
1. Mengurangi pergerakan pasien
2. Menolong pasien yang tidak dapat atau tidak boleh jalan ke WC
TUJUAN
3. Mengetahui kelainan faeces secara langsung
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menolong pasien
BAB
1. Pesiapan alat
a. Pispot
b. Perlak dan pengalas
c. Botol berisi cairan cebok
d. Kertas closet/tissue.
e. Alat memanggil/bell
f. Selimut
g. Sketsel
h. Sarung tangan

2. Persiapan Pasien.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
PROSEDUR akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Sketsel/korden dipasang
d. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian
yang terbuka ditutup dengan selimut.
e. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat
pantat.
f. Pasang perlak dan pengalas
g. Pispot ditekkan dibawah pantat pasien.
h. Bila telah selesai, anus dan daerah genetical dibersihkan
dengan air dan kertas toilet/tissue, diulang beberapa kali
sampai bersih.
MENOLONG PASIEN B.A.B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
48.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

i. Pispot diangkat dan faeces diamati, jika ada kelainan


segera dilaporkan dokter dan dicatat.
j. Pantat pasien dikeringkan dengan pengalas.
PROSEDUR k. Pasien dirapikan.
l. Peralatan dikembalikan ketempatnya semula.
m. Cuci tangan
n. Mencatat tindakan dalam lembar catatan perawat.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap,ICU


MEMASANG KATHETER KONDOM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
179.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Mengalirkan urine dari kandung kemih dengan menggunakan


PENGERTIAN katheter kondom pada pasien yang masih mempunyai fungsi
pengosong inkontenensia koma/ isi kandung kemih utuh.
1. Mempertahankan higiene perineal pasien inkontenensia.
TUJUAN
2. Mempertahankan eliminasi perkemihan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemasangan katheter
kondom.
1. Persiapan alat
a. Kaos tangan steril.
b. Hemostat steril.
c. Cangkir kapas steril.
d. Kondom katheter.
e. Urine bag.
f. Gantungan katheter.
g. Bengkok/ plastik.
h. Perlak/ pengalas.
i. Gunting/ plester.
j. Bethadine cair.
2. Persiapan pasien
PROSEDUR a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
b. Menyiapkan posisi pasien supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar dan memasang tabir/korden.
b. Memasang pengalas di bawah pantat pasien.
c. Menyiapkan cangkir kapas yang dibasahi bethadine cair
dengan memperhatikan kesterilan.
d. Memakai kaos tangan, lalu bersihkan genetalia.
e. Memasang kondom katheter pada penis pasien dengan
memberi jarak 2,5 – 5 cm, antara kondom dan meatus.
f. Menghubungkan kondom dengan urine bag.
g. Memfiksasi dengan plester rapat tetapi tidak mengikat di atas
kondom tidak menyentuh kulit.
h. Merapikan dan mengatur posisi pasien yang nyaman.

MEMASANG KATHETER KONDOM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
179.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
Tanggal terbit
PUSKESMAS
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
i. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat di tempat semula.
j. Mencuci tangan.
k. Mencatat pada catatan perawat, prosedur yang telah dilaksanakan

Perhatian :
1. Plester adesif jangan pernah digunakan untuk memplester
kondom katheter, karena dapat menyebabkan konstriksi dan
reduksi aliran darah ke penis.
PROSEDUR 2. Gunakan plester velcro atau elastik karena dapat mengembang
sesuai ukuran penis dan tidak mengurangi aliran darah.
3. Lepaskan kondom katheter selama 30 menit setiap 24 jam untuk
perawatan kulit perianal.
4. Lihat glands tiap 4 jam untuk menentukan bahwa sirkulasi pada
penis adekuat.
5. Instruksikan pasien dan keluarga dalam perawatan perineal,
penggunaan katheter, dan penggunaan close system.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MERAWAT KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
182.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Suatu tindakan dalam perawatan terhadap katheter menetap.

7. Menjaga kesterilan.
TUJUAN 8. Menjaga privacy pasien
9. Mencegah terjadinya komplikasi
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan katheter
menetap.
1. Persiapan alat
d. Kaos tangan steril.
e. Kapas steril.
f. Bethadine cair.
g. Bengkok / plastik.
h. Perlak / pengalas.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien wanita : dorsal recumbent, laki – laki
: supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
PROSEDUR c. Memasang perlak / pengalas di bawah pantat pasien.
d. Menyiapkan dan membuka alat-alat steril.
e. Mengatur posisi pasien.
f. Memakai kaos tangan steril.
g. Membersihkan genetalia.
Pada wanita :
 Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu tangan kiri, lalu
sedikit di tarik ke atas.
Bersihkan daerah labia luar dan dalam dari atas ke bawah
terakhir bagian meatus (kapas dipergunakan hanya satu
kali pakai).
 Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan arah melingkar ke kanan.
MERAWAT KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
182.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pada pria :
 Pegang daerah bawah gland penis dengan ibu jari dan
jari telunjuk, preputium ditarik ke bawah.
 Bersihkan dengan arah melingkar dari sebelah dalam
keluar minimal 3x.
PROSEDUR  Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan arah melingkar keluar.
h. Mengatur posisi dan merapikan pasien.
i. Membersihkan dan mengembalikan alat – alat ditempatnya.
j. Mencuci tangan.
k. Mencatat kondisi meatus dan keluhan – keluhan pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
176.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Irigasi kandung kemih kontinyu dilakukan untuk mempertahankan
patensi kateter uretra. Irigasi ini dipertahankan dengan cara sistem
irigasi tertutup.
Sistem tertutup menjamin sterilitas irigan dan sistem irigasi. Irigasi
PENGERTIAN
kandung kemih kontinyu secara umum digunakan pada pasien
setelah pembedahan genitourinaria. Pasien ini beresiko mengalami
bekuan darah kecil dan fragmen mukus yang menghambat keteter
urine.
1. Mempertahankan fungsi kandung kemih dan kateter dengan
mengeluarkan atau meminimalkan obstruksi bekuan darah dan
TUJUAN
mukus dalam kandung kemih.
2. Mencegah dan mengatasi inflamasi atau infeksi kandung kemih
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi kandung
kemih kontinyu.
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas.
c. Bengkok.
d. Plester dan gunting.
e. Larutan irigasi steril (Normal Saline atau sesuai pesanan
dokter).
f. Selang irigasi (Set IV).
g. Kapas alkohol 70%.
h. Kantung drainase urine tertutup (closed System) / urine bag.
i. Sarung tangan steril.
j. Ember/ timba.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
irigasi kandung kemih kontinyu.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan peralatan dengan lengkap.
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
176.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
c. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
pemasangan irigasi kandung kemih kontinyu.
d. Menutup pintu atau memasang sketsel disamping pasien.
e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi
terlentang.
f. Mengobservasi abdomen bawah terhadap distensi blader.
g. Menutup klem selang, dengan tehnik aseptik masukkan
ujung selang irigasi steril ke dalam kantung infus (irigan).
h. Menggantung larutan pada tiang, membuka klem dan
membiarkan cairan mengalir melalui selang,
mempertahankan kesterilan selang, dan menutup klem.
i. Memakai sarung tangan steril.
j. Mengusap port irigasi dari kateter berlumen tripel dengan
kapas alkohol 70% lalu menghubungkan ke selang irigasi.
k. Memastikan kantung drainase (closed system) terhubung
dengan kuat ke port kateter. Penutup pembuangan urine
bag dibuka, cairan yang keluar ditampung dengan ember.
l. Untuk drainase intermitten, klem selang irigasi, buka dan
alirkan sejumlah cairan yang diharuskan masuk ke blader
PROSEDUR
(normalnya 100 cc untuk orang dewasa). Buka dan tutup
secara bergantian.
m. Untuk irigasi kontinyu, hitung kecepatan tetesan, irigasi
tetesan di pembuangan harus lebih cepat.
n. Membuang alat yang terkontaminasi, melepaskan sarung
tangan dan mencuci tangan.
o. Mencatat jumlah larutan yang digunakan sebagai irigan,
jumlah yang keluar sebagai drainase dan konsistensi
drainase pada catatan perawat dan lembar intake output.
p. Melaporkan pada dokter bila terjadi sumbatan pada kateter,
perdarahan tiba – tiba, infeksi atau nyeri.
Perhatian :
1. Bila irigasi terlalu dingin dapat terjadi spasme kandung kemih,
dan dapat menyebabkan peningkatan nyeri.
2. Bila terdapat darah dan bekuan darah, perawat harus mendapat
instruksi untuk meningkatkan aliran kecepatan tetesan. Tujuan
intervensi ini adalah mempertahankan patensi kateter. Bekuan
darah mempunyai potensi untuk menyumbat kateter.
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
176.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

3. Kantong drainase urine (closed system) harus lebih rendah


ketinggiannya dari kandung kemih untuk menurunkan resiko
infeksi saluran kemih akibat aliran balik dari penampung ke
kandung kemih.
4. Selang katheter harus difiksasi di bagian atas paha atau
abdomen bawah dengan penis mengarah ke dada. Karena
tahanan yang kuat meminimalkan trauma pada uretra dan
meatus, fiksasi di atas meminimalkan iritasi pada sudut penis
dan skrotum.
5. Pasien harus diinstruksikan untuk mengobservasi drainase urine
terhadap tanda – tanda darah atau mukus, perubahan warna,
konsistensi, peningkatan frekuensi durasi atau intensitas spasme
kandung kemih dan atau nyeri.Pasien harus minum peroral
minimal 2 liter per hari (kecuali dikontraindikasikan) untuk
mengencerkan urine dan mengalirkan aliran urine.
6. Kantung penampung tidak boleh diletakkan di atas lantai.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG BUNTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
177.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Irigasi katheter yang buntu adalah tindakan untuk mengatasi irigasi
PENGERTIAN kandung kemih kontinyu yang mengalami sumbatan baik karena
bekuan darah atau fragmen khusus.
1. Mengatasi irigasi kateter kontinyu yang buntu.
TUJUAN
2. Mencegah distensi blader.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi threeway yang
buntu
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas.
c. Bengkok.
d. Kateter tip steril.
e. Cairan normal saline.
f. Kapas alkohol 70%.
g. Kaos tangan steril.
h. Tutup kateter atau konektor steril.
i. Gauze steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan prosedur irigasi kontinyu yang buntu kepada
pasien dan keluarga.
c. Menutup pintu atau pasang sketsel pada samping tempat
tidur.
d. Menghentikan irigator.
e. Memakai sarung tangan steril.
f. Membuka sambungan katheter dengan kantung urine,
memegang ujung kateter dengan tangan kiri, menutup
ujung kantung drainase (closed system) dengan tutup
kateter atau konektor steril.
g. Menyedot urine dengan katheter tip, mengobservasi bekuan
darah / mukus yang keluar, membuang ke dalam bengkok.
MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG BUNTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
177.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
h. Memasukkan NS 50 cc ke dalam kandung kemih melalui
katheter lalu melepaskan, mengobservasi adanya
pengeluaran bekuan darah / mukus, ulangi sampai tidak ada
lagi bekuan darah / mukus.
i. Menyambungkan kembali selang kantung urine dengan
kateter.
j. Membuka kembali irigator.
k. Mengobservasi kelancaran aliran urine.
l. Mendokumentasikan tindakan dan toleransi pasien .
PROSEDUR
Perhatian :
1. Hentikan irigasi bila setelah 2x memasukkan cairan (100 cc),
urine tetap tidak keluar, segera laporkan pada dokter.
2. Katheter tip dimasukkan melalui lumen yang berhubungan
dengan kantung drainase (closed system), bukan pada selang
irigator.
3. Bila terjadi pembutuan katheter dengan kandung kemih penuh
(distensi), jangan memasukkan cairan apapun ke dalam kandung
kemih.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU..


MELEPAS KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
178.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Suatu tindakan untuk melepas katheter melalui uretra kedalam kan-
PENGERTIAN
dung kemih.
1. Pasien yang telah mengakhiri terapi pemasangan katheter menetap.
TUJUAN 2. Pasien yang masih memerlukan terapi menetap dan dilakukan
penggantian tiap 2 minggu sekali.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan melepas katheter
menetap
1. Persiapan alat
a. Bengkok.
b. Kantong plastik.
c. Spuit on steril.
d. Kapas on steril.
e. Kapas alkohol.
f. Aceton.
g. Perlak dan pengalas.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan posisi pasien
 Wanita dorsal recumbent.
 Laki-laki supinasi.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien.
d. Meletakkan bengkok di antara kedua kaki pasien.
e. Menghisap balon kateter dengan spuit sampai habis.
f. Meletakkan bengkok di bawah kateter, tarik katheter keluar
sambil diputar perlahan-lahan.
g. Menganjurkan pasien nafas panjang.
h. Memasukkan katheter ke dalam bengkok.
i. Melepas katheter dari urine bag dan mengalirkan urine sisa
ke dalam urine bag.
j. Membersihkan bekas plester yang ada di kulit pasien.
MELEPAS KATHETER MENETAP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
0 2/2
178.05.25
Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
k. Mengatur posisi pasien dan merapikan pasien
l. Membersihkan dan mengembalikan alat di tempatnya serta
mengukur urine.
m. Mencuci tangan.
PROSEDUR n. Mencatat jumlah urine ke dalam out put dan catatan perawat.

Perhatian :
 Menjaga privacy pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC
No. Dokumen No. Revisi Halaman
183.05.25 0 ½
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat katheter supra pubic.

1. Mencegah infeksi akibat pemasangan katheter pada kandung


kemih.
TUJUAN
2. Memberi rasa nyaman.
3. Menjaga kelancaran pengeluaran produk urine.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan katheter
supra pubic

1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas (perlak).
c. Bengkok.
d. Kaos tangan on steril.
e. Kom kapas steril.
f. Pinset anatomi.
g. Hemostat.
h. Sarung tangan steril.
i. Bethadine / H2O2.
j. Kasa / gauze gunting.
k. Plester + gunting.
l. Alkohol + kapas on steril.
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan katheter supra
pubic.
3. Pelaksanaan
a. Memberitahu pasien terhadap prosedur perawatan katheter
supra pubic. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara
lengkap.
b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
c. Memasang sketsel / tirai di samping tempat tidur pasien.
d. Mengatur posisi pasien dan memasang perlak di bawah
badan pasien.
MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC
No. Dokumen No. Revisi Halaman
183.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

e. Menggunakan sarung tangan on steril melepas verban di


sekitar katheter supra pubic dan membuang ke bengkok.
f. Mendesinfeksi tempat pemasangan katheter supra pubic
dengan bethadine.
g. Menutup tempat pemasangan katheter supra pubic
dengan gauze gunting steril dan plester kasa.Bersihkan
PROSEDUR
sekitar verban dari kotoran atau bekas plester dengan
kapas alkohol.
h. Rapikan pasien dan alat – alat.
i. Mencuci tangan.
j. Mendokumentasikan tindakan keperawatan pada lyst
pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU..


MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
158.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memasukkan cairan hangat ke dalam calon desendens dengan


menggunakan kanula recti melalui anus.v

1. Merangsang peristaltik usus sehingga dapat buang air besar


karena kesulitan untuk defikasi (pada pasien sembelit).
TUJUAN
2. Membersihkan usus pada persiapan suatu tindakan operasi.
3. Untuk pengobatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan
dan memberikan huknah rendah
1. Persiapan alat
a. Selimut mandi atau kain penutup.
b. Perlak dan pengalas.
c. Dua bengkok berisi cairan desinfektan.
d. Bed pan (pispot)
e. Gelas ukuran.
f. Tabung irigator dan slang rectal sesuai ukuran pasien.
g. Air hangat sebanyak 1000 cc, suhu 40,5ºC sampai dengan
43ºC (105ºF sampai dengan 109ºF).
 Air biasa
 Air sabun 1 – 1 ½ %
 NaCl 0,9%.
h. Jelly/ pelumas.
PROSEDUR i. Tiang infus (bila diperlukan).
j. Kaos tangan.
k. Tissue.
l. Korden/ sketsel.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri (sikap SIM).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
158.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam larutan dan suhu
larutan.
c. Membawa peralatan kepasien
d. Memasang sketsel/ korden.
e. Memasang perlak dan alas di bawah bokong pasien.
f. Memasang selimut mandi dan pakaian pasien bagian bawah
dibuka.
g. Membuka bungkus irigator dan mengisi dengan cairan hangat
sebanyak 750 – 1000cc.
h. Memakai sarung tangan.
i. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
j. Mengeluarkan udara dari slang rectal dan slang dijepit/diklem
k. Memasukkan rectum kanula secara perlahan ke dalam rectum
kearah kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm, tarik slang dengan
segera bila menemui obstruksi, pasien diminta untuk tarik nafas
panjang.
l. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari kasur,
PROSEDUR
sedangkan tangan kanan memasukkan kanula ±15cm kedalam
rectum sambil pasien disuruh menarik nafas panjang
m. membuka klem/ jepitan dan biarkan larutan masuk perlahan-
lahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator bila pasien
mengeluh kram/ cairan keluar dari anus sekitar slang).
n. Bila cairan sudah habis slang diklem, kanula dicabut
o. Kanula dilepas dan dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi
cairan desinfektan
p. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien diminta dalam
posisi terlentang.
q. Setelah selesai pasien dibersihkan dan dirapikan
r. Observasi respon pasien
s. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
t. Mencuci tangan
u. Mencatat tiindakan dalam lembar catatan perawat

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
159.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum ke dalam calon
PENGERTIAN
desendens dengan menggunakan kanula anus.
1. Membersihkan anus untuk suatu tindakan.
TUJUAN 2. Untuk pengobatan.
3. Membantu menegakkan diagnosa.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan
dan meberikan huknah tinggi
1. Persiapan alat
a. Selimut mandi atau kain penutup.
b. Perlak dan pengalas.
c. Dua bengkok.
d. Bed pan (pispot)
e. Gelas ukuran.
f. Tabung irigator dan slang rectal sesuai ukuran pasien.
g. Cairan hangat sebanyak 700 cc – 1000 cc, suhu 40,5ºC
sampai dengan 43ºC (105ºF sampai dengan 109ºF).
 Air biasa
 Air sabun 1 – 1 ½ %
 NaCl 0,9%.
h. Jelly/ pelumas.
i. Tiang infus (bila diperlukan).
PROSEDUR j. Sarung tangan.
k. Tissue.
l. Korden/ sketsel.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kanan (sikap SIM).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam larutan dan suhu
larutan.
c. Memasang sketsel/ korden
MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
159.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

d. Memasang perlak dan alas di bawah bokong pasien.


e. Memasang selimut mandi dan pakaian pasien bagian bawah
dibuka.
f. Membuka bungkus irigator dan mengisi dengan cairan
hangat sebanyak 750 – 1000cc.
g. Memakai sarung tangan.
h. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
i. Mengeluarkan udara dari slang rectal dan slang
dijepit/diklem
j. Memasukkan rectum kanula secara perlahan ke dalam
rectum kearah kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm, tarik
slang dengan segera bila menemui obstruksi, pasien diminta
untuk tarik nafas panjang.
k. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari kasur,
sedangkan tangan kanan memasukkan kanula ±15cm
kedalam rectum sambil pasien disuruh menarik nafas
panjang
PROSEDUR
l. membuka klem/ jepitan dan biarkan larutan masuk
perlahan-lahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator bila
pasien mengeluh kram/ cairan keluar dari anus sekitar
slang).
m. Bila cairan sudah habis slang diklem, kanula dicabut
n. Kanula dilepas dan dimasukkan ke dalam bengkok yang
berisi cairan desinfektan
o. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk
menahan sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien
diminta dalam posisi terlentang.
p. Setelah selesai pasien dibersihkan dan dirapikan
q. Observasi respon pasien
r. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan
ketempat semula
s. Mencuci tangan
t. Mencatat tiindakan dalam lembar catatan perawat

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
157.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Tindakan memasukkan jari perawat ke dalam rectum klien untuk
PENGERTIAN mengambil, menghancurkan massa feses dan mengeluarkannya
dalam bentuk yang telah hancur.
TUJUAN Mengeluarkan faeces yang keras.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk mengeluarkan
faeces dengan jari
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan on steril.
b. Jelly / parafin / pelumas.
c. Bed pan.
d. Waslap, handuk, sabun.
e. Waskom berisi air.
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Membawa alat – alat ke dekat pasien.
b. Memasang tabir / korden.
c. Mengatur posisi pasien telentang dengan lutut flexi.
d. Menarik pakaian bawah klien.
e. Menutup dengan selimut.
PROSEDUR f. Meletakkan pispot / bed pen di bawah bokong klien.
g. Mencuci tangan.
h. Memakai sarung tangan.
i. Memberi pelumas pada jari telunjuk.
j. Menganjurkan pasien nafas panjang.
k. Memasukkan jari ke dalam rectum klien dan mendorong
perlahan sepanjang dinding rectal ke arah umbilicus.
l. Secara perlahan lunakkan massa fekal, arahkan jari pada
inti yang mengeras.
m. Korek feses ke bawah ke arah anus dan keluarkan feses.
n. Perhatikan reaksi pasien dan beri interval istirahat.
o. Teruskan membersihkan rectum dari feses.
p. Ambil pispot dari bokong pasien, lepas sarung tangan
q. Bersihkan bokong dengan waslap dan sabun, lalu
keringkan dengan handuk.
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
157.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

r. Memberitahu pasien bahwa prosedur telah selesai.


s. Membereskan alat – alat dan merapikan pasien.
PROSEDUR
t. Cuci tangan.
u. Dokumentasi pada lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
162.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Merawat luka operasi pembuatan anus buatan sementara (colostomy)
PENGERTIAN
dan mengganti kantong colostomy.
1. Mengganti kantong – kantong colostomy.
TUJUAN
2. Mencegah infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan colosto-
my
1. Persiapan alat
a. Kaos tangan on steril.
b. Hemostat steril.
c. Pinset anatomi steril.
d. Mangkok kapas steril.
e. Perlak.
f. Alas.
g. Gunting plester.
h. H2O2.
i. Bengkok.
j. Colostomy bag.
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
PROSEDUR b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
c. Memasang tabir / menutup korden.
d. Mengatur posisi pasien sesuai dengan lokasi luka.
e. Memasang alas di bawah luka dengan benar.
f. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan.
g. Membuang kantong colostomy dengan tehnik steril.
h. Membuang pada plastik.
i. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar.
j. Membersihkan luka colostomy dengan prinsip yang benar.
k. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan. Membuang kantong colostomy
dengan tehnik steril.
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
162.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

l. Membuang pada plastik.


m. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar.
n. Membersihkan luka colostomy dengan prinsip yang benar.
o. Membuka kantong colostomy yang baru.
PROSEDUR p. Menyesuaikan besar lubang colostomy dengan benar.
q. Mengambil alas di bawah luka.
r. Membereskan alat – alat.
s. Mencuci tangan.
t. Mencatat prosedur yang telah dilakukan dalam list pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MELAKUKAN IRIGASI TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
222.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Membersihkan rongga telinga bagian luar dengan cairan yang
PENGERTIAN dialirkan atau disemprotkan ke dalam kanalis auditorius untuk
menghilangkan serumen atau benda asing.
1. Membersihkan rongga telinga dari nanah,dan serumen telinga
TUJUAN
2. Mengeluarkan benda asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan irigasi
telinga
1. Persiapan alat
a. Spuit balon (spuit khusus).
b. Kom steril.
c. Bengkok.
d. Pinset bengkok.
e. Cangkir kapas.
f. Handuk.
g. Perlak dan alas.
h. Larutan irigasi (Normal saline) dengan volume 200-500cc
dan suhu 370C
i. Termometer mandi
j. Cotton bud/ lidi kapas.
2. Persiapan pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan
PROSEDUR memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan perawatan
irigasi telinga
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dil-
akukan kemudian pasien didudukkan dengan posisi kepala
dimiringkan ke kiri / ke kanan sesuai kebutuhan (kea rah
telinga yang sakit).
c. Perlak, alas dan bengkok diletakkan di atas bahu, di bawah
telinga yang akan dibersihkan.
d. Spuit balon diisi dengan larutan cairan yang telah disiapkan.
e. Meluruskan liang telinga untuk memasukkan larutan,
dengan menggunakan tangan kiri perawat, daun telinga di-
tarik ke atas dan sedikit ke belakang, pasien dianjurkan
memegang bengkok di atas bahu.

MELAKUKAN IRIGASI TELINGA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
222.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
Tanggal terbit
PUSKESMAS
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Ujung spuit balon diletakkan di muka liang telinga dan
lakukan penyemprotan dengan hati – hati pada sisi atas
liang telinga.
g. Cairan yang keluar dari liang telinga ditampung ke dalam
bengkok
h. Penyemprotan diulangi beberapa kali sampai bersih dan
kaji respon pasien terhadap prosedur tindakan yang
dilakukan
i. Setelah bersih lubang telinga dibersihkan dengan kapas
memakai pinset bengkok dan daerah sekitar telinga
dikeringkan dengan handuk.
j. Memposisikan pasien pada sisi telinga yang diirigasi selama
PROSEDUR ± 10 menit.
k. Membersihkan, membereskan dan mengembalikan
peralatan pada tempatnya.
l. Mencuci tangan.
m. Mencatat respon pasien terhadap tindakan irigasi dan
mencatat tipe, volume dan karakter drainase.

Perhatian :
1. Pengaliran cairan ke dalam liang telinga tidak boleh terlalu keras
karena dapat merusak membrane timpani.
2. Pengaliran larutan diarahkan pada atap liang telinga sehingga
serumen/benda asing tidak terdorong semakin ke dalam.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
174.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan cara
PENGERTIAN
meneteskan atau irigasi.
1. Mengatsi infeksi pada telinga bagian luar.
TUJUAN
2. Mengencerkan serumen pada liang telinga.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberikan obat
tetes telinga
1. Persiapan alat
a. Bengkok.
b. Perlak dan alasnya.
c. Kapas bola.
d. Obat sesuai advis dokter.
e. Kapas lidi/cotton bud.
2. Persiapan Pasien.
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan pemberian obat tetes telinga.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan status lyst pasien
b. Mencuci tangan.
c. Menyiapkan peralatan dan obat dengan lengkap dan
membawa kedekat pasien.
d. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
PROSEDUR e. Mengatur posisi pasien dengan memberi posisi
miring/duduk denga kepala miring ke arah telinga yang sehat
sehingga telinga yang akan ditetesi menghadap ke atas.
f. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu.
g. Membersihkan liang telinga dengan kapas lidi/cotton bud.
h. .Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke atas dan sedikit
ke belakang.
i. Mengambil obat dengan tangan kanan dan meneteskan obat
pada dinding saluran liang telinga sesuai advis dokter.
j. Mempertahankan posisi kepala pasien selama 2-3 menit.
k. Mengeringkan daun telinga dengan kapas bola.
l. Merapikan pasien.
m. Membereskan alat-alat dan mencuci tangan.
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
222.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
n. Menanda tangani waktu pemberian obat dalam catatan
perawat berdasarkan kartu obat
o. Meletakkan kartu obat pada kotak obat yang tersedia sesuai
jam pemberian obat berikutnya.
PROSEDUR Perhatian.
 Perhatikan ketepatan pasien, obat, dosis, rute pemberian,
dan waktu pemberian.
 Perhatikan reaksi pasien terhadap pemberian obat.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
174.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Memasukkan tampon pada rongga hidung untuk menghantikan


PENGERTIAN
perdarahan dalam hidung.
Menekan sumber perdarahan didalam rongga hidung sehingga
TUJUAN
perdaraha berhenti.
Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma maupun hal-hal
INDIKASI
lain seperti infeksi, hipertensi, kelainan darah, dll.
1. Persiapan alat :
a. Tampon hidung steril.
b. Hemostate steril.
c. Pick up steril.
d. Spuit 2,5 cc steril.
e. Gauze steril.
f. Adrenalin 1/10.000 1 amp.
g. Kaos tangan.
h. Bengkok.
i. Vaselin steril / salep antibiotika yang dianjurkan
dokter.
j. Gunting verban steril.
k. Baki.

2. Persiapan pasien :
Jelaskan kepada pasien tenteng manfaat dan prosedur
PROSEDUR yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan.
b. Dekatkan peralatan ke ekat pasien.
c. Posisi pasien setengah duduk dangan memberikan
bantal setidaknya 3 buah bila klien memungkinkan dan
posisi berbaring dengan meletakkan bantal dibawah
punggung bila pasien lemah.
d. Buka ampul adrenalin dan sedot kedalam spuit, tutup
kembali jarum spuit kemudian letakkan kembali pada
baki.
e. Buka kemasan tampon hidung dan gauze.
f. Pakai sarung tangan (tidak perlu steril hanya untuk
melindungi diri).
g. Ambil gauze steril, bersihkan hidung klien dari bekuan
darah hingga bersih, Buang kedalam bengkok.
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
173.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

h. Ambil spuit yang sudah terisi adrenalin 1/10.000,


kemudiandengan perlahan disemprotkan pada tampon
hidung bagian ujung.
i. Ambil hemostat steri untuk menjepit bagian tengah
tampon hidung untuk memegang tampon. Pergunakan
tangan kiri untuk memegang hemostat.
j. Mengambil pick up hidung untuk memegang ujung
tampon hidung dan mempergunakan tangan kanan.
k. Dengan menggunakan pick up hidung, memasukkan
tampon hidung ke dalam rongga hidung sedikit demi
sedikit. Memutar haemostat pada tangan kiri mengikuti
irama, tangan kanan yang memasukkan tampon hidung ke
dalam rongga hidung.
l. Memasukkan tampon hidung hingga penuh dan menekan
PROSEDUR sumber perdarahan dalam rongga hidung. Apabila rongga
hidung sudah penuh sedangkan tampon hidung masih ada
sisa, bisa digunting dengan gunting verband steril sehingga
sisanya bisa dimanfaatkan lagi.
m. Tampon ini dibiarkan 3 – 5 menit.
n. Simpan lagi sisa tampon hidung, pick up dan haemostat
sehingga tetap steril.
o. Tampon hidung bisa dilepas dengan cara menarik secara
perlahan – lahan dan membuang ke dalam bengkok.
p. Apabila perdarahan berhenti :.
 Mengatur posisi pasien seperti semula atau senyaman
mungkin bagi pasien.
 Menbereskan peralatan
 Mencuci tangan.
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
222.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

q. Apabila perdarahan masih berlangsung :


 Membuka tampon hidung lagi (bisa menggunakan sisa
apabila masih cukup panjangnya).
 Mengolesi dengan vaselin / salep antibiotika pada
bagian ujung tampon hidung (berguna untuk
mencegah tampon melekat sehingga menghindari
berulangnya perdarahan saat dicabut).
PROSEDUR  Mengulangi langkah j s.d. l
 Tampon dapat dipertahankan selama 1 – 2 hari.
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
 Membereskan semua peralatan
 Mencuci tangan.
 Mendokumentasikan prosedur tindakan ke dalam
status lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
175.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan perawatan khusus untuk mengatur selang tracheostomy
PENGERTIAN
dan stoma pada leher pasien.
1. Mencegah buntunya selang tracheostomy oleh akumulasi ledir.
TUJUAN
2. Mencegah infeksi pada stoma.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
tracheostomy
1. Persiapan alat
a. Haemostat steril.
b. Gauze steril dan gauze gunting steril.
c. H2O2.
d. Cangkir kapas (kapas bola steril).
e. NB salf / bethadine.
f. Tali pengikat.
g. Kaos tangan steril 2 buah.
h. Bengkok.
i. Handuk steril.
j. 1 set alat suction.
k. Sikat steril kecil.
l. Kom steril.
m. Lidi kapas steril.
n. Normal saline.
o. Plester dan gunting.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan perawatan tracheostomy
pada pasien
b. Membantu pasien ke posisi telentang atau semi fowler.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Meletakkan handuk steril di dada pasien.
c. Membuka set steril.
d. Menuang H2O2 ke dalam cangkir kapas dan normal saline ke
dalam kom steril.
e. Memakai kaos tangan.
f. Melakukan penghisapan tracheostomy untuk membersihkan
sekret sehingga tidak menghambat saat kanula dalam
dilepas.
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
175.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Kemudian melepas kanula dalam. Meletakkan ke dalam kom
steril berisi larutan normal saline.
h. Melakukan penghisapan kembali pada kanula luar sampai sekret
bersih.
i. Melepaskan balutan kotor tracheostomy dan membuang ke
dalam bengkok, kemudian membuka sarung tangan.
j. Mengambil cangkir kapas dengan tangan kiri, kemudian tangan
kanan memegang haemostat. Kemudian menjepit kapas
bola + H2O2, membersihkan kulit di sekitar tracheostomy dan
permukaan kanula. Membersihkan dengan arah memutar keluar.
k. Kemudian mengambil gauze steril dan membasahi dengan
normal saline untuk membilas permukaan kanula dan kulit di
sekitar tracheostomy dari H2O2.
l. Lalu mengambil lidi kapas steril, mengolesi NB salf/ bethadine,
kemudian diberikan pada kulit di sekitar tracheostomy.
m. Menggunakan sarung tangan steril.
n. Mengambil gauze gunting steril kemudian meletakkan
PROSEDUR mengelilingi lubang.
o. Kemudian mengambil kanula dalam dari kom berisi normal
saline, membersihkan dengan menggunakan sikat kecil baik
bagian luar maupun dalam hingga bersih.
p. Membilas kanula dalam dengan normal saline hingga bersih
q. Mengeringkan kanula dalam menggunakan gauze steril yang
kering.
r. Memasukkan kanula dalam selang tracheostomy kemudian
dikunci.
s. Melepas tali pengikat tracheostomy dan mengganti dengan yang
baru.
t. Membuka sarung tangan.
u. Memfiksasi dengan plester pada gauze / balutan tracheostomy.
v. Merapikan pasien dan lingkungan pasien.
w. Mengembalikan alat – alat pada tempatnya.
x. Mencuci tangan.
y. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan
tracheostomy pada status lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
148.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Kompres basah dan dingin yang dilakukan pada mata untuk
PENGERTIAN membantu menghentikan perdarahan pada mata setelah trauma dan
mengurangi edema dan gatal – gatal yang berat pada mata.
1. Membantu menghentikan perdarahan setelah terjadi trauma pada
mata.
TUJUAN 2. Mengurangi pembengkakan pada mata.
3. Mengurangi gatal – gatal yang berat pada mata karena iritasi /
infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres
dingin pada mata
1. Persiapan alat
a. Gauze steril secukupnya.
b. Kaos tangan steril.
c. Bengkok.
d. Kom steril.
e. Perlak dan alas.
f. Bola kapas / tissue.
g. Larutan NaCl dingin secukupnya.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan perawatan
kompres dingin pada mata.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien dan mengatur
posisi tidur pasien
c. Menuang NaCl dingin ke dalam kom steril kemudian
bersama alat – alat yang lain didekatkan pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi NaCl dingin dan
didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian masukkan ke
dalam kom steril dengan tehnik steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
148.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras hingga tidak
menetes, kemudian diletakkan pada mata yang perlu
dikompres, biarkan beberapa saat.
i. Kemudian mengambil gauze yang telah dikompreskan.
j. Memasukkan lagi gauze dalam kom steril, diperas kemudian
dikompreskan kembali pada mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20 menit,
kemudian membuang gauze ke dalam bengkok.
l. Setelah selesai, usap air yang mungkin menetes dari gauze
yang dipakai untuk kompres dengan menggunakan bola
PROSEDUR
kapas / tissue.
m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan alat – alat.
n. Mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan kompres
dingin pada mata pada status lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya, maka kompres
tidak perlu steril dapat ditambahkan pada larutan dengan es.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola mata.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA
MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian kompres basah dan hangat yang dilakukan pada mata
PENGERTIAN untuk mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan
membersihkan mata.
1. Mengurangi nyeri
TUJUAN 2. Mempercepat proses penyembuhan..
3. Membersihkan mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres
basah hangat pada mata
1. Persiapan alat
a. Gauze steril secukupnya.
b. Kaos tangan steril.
c. Bengkok.
d. Kom steril.
e. Perlak dan alas.
f. Bola kapas / tissue.
g. Larutan NaCl yang dihangatkan dengan suhu < 49 C.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan perawatan
kompres basah hangat pada mata.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
PROSEDUR b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien dan
mengatur posisi tidur pasien.
c. Menuang larutan NaCl yang sudah dihangatkan ke dalam
kom steril kemudian bersama alat – alat yang lain didekatkan
pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi larutan NaCl hangat dan
didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian masukkan ke
dalam kom steril dengan tehnik steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras hingga tidak
menetes, kemudian diletakkan pada mata yang perlu
dikompres, biarkan beberapa saat.
i. Kemudian ambil gauze yang telah dikompreskan
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA
MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
j. Memasukkan lagi gauze ke dalam kom steril, diperas
kemudian dikompreskan kembali pada mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20 menit, kemudian
membuang gauze ke dalam bengkok.
l. Setelah selesai, mengusap air yang mungkin menetes dari
gauze yang dipakai untuk kompres dengan menggunakan
bola kapas / tissue.
m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan alat – alat.
PROSEDUR n. Mencuci tangan
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan kompres
basah hangat pada mata distatus lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya, maka kompres
tidak perlu steril.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola mata.
3. Suhu kompres tidak lebih dari 49 C (120 F).

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN IRIGASI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Membersihkan mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam
PENGERTIAN
mata.
Membersihkan mata yang kotor atau mengeluarkan benda asing
TUJUAN
dan melaksanakan tindakan pengobatan/ mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
membilas ( irigasi )mata
1. Persiapan alat
a. Boorwater 3% atau obat lain yang steril, di dalam
tempatnya.
b. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.
c. Kapas basah steril dalam tempatnya.
d. Kain kasa steril.
e. Perlak dan alasnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Handuk.
h. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan kepala miring ke
PROSEDUR
arah mata yang akan dicuci.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan menjelaskan langkah prosedur pada
pasien.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien sampai bahu
dan mengatur posisi pasien duduk dengan kepala miring ke
arah mata yang akan dicuci.
d. Pasien dianjurkan agar memegang bengkok.
e. Memakai sarung tangan.
f. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas basah dari arah
dalam ke luar.
g. Spuit diisi cairan.
h. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.
MELAKUKAN IRIGASI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
i. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam ke luar
j. Setelah bersih, kelopak mata dikeringkan dengan kapas
lembab, muka dikeringkan dengan handuk.
k. Obat mata diberikan (bila perlu)
l. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali.
n. Membersihkan, membereskan, dan mengembalikan
peralatan ke tempat semula.
o. Mencuci tangan.
PROSEDUR p. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan irigasi
mata pada status lyst pasien.

Perhatian :
1. Perhatikan teknik septik dan aseptik.
2. Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras.
3. Obat yang diberikan harus sesuai dengan program
pengobatan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 1/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Membersihkan, melepas dan memasang serta menyimpan lensa
PENGERTIAN kontak pasien yang umumnya memilih untuk merawat lensa
mereka sendiri, namun saat sakit memerlukan bantuan perawat.
1. Mempertahankan ketajaman penglihatan pasien.
TUJUAN
2. Mencegah iritasi kornea atau infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan lensa
kontak
1. Persiapan alat
a. Untuk melepas lensa.
 Wadah penyimpan lensa kontak.
 Larutan normal saline steril.
 Handuk mandi.
b. Untuk membersihkan dan memasang.
 Lensa kontak dalam wadah penyimpan.
 Pembersih surfaktan.
 Larutan pembilas.
 Larutan desinfektan lensa.
 Larutan pembasah steril untuk lensa kaku.
 Lidi kapas.
 Handuk.
 Bengkok.
 Satu gelas air biasa.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan
perawatan lensa kontak.
b. Mengatur posisi pasien untuk berbaring telentang atau
duduk.
3. Pelaksanaan

Melepas Lensa Lunak


a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien.
d. Meletakkan handuk di bawah wajah pasien untuk
menahan lensa bila tak sengaja jatuh dari mata.
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 2/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
e. Meneteskan beberapa tetes larutan normal saline steril ke
mata pasien untuk mempermudah pelepasan lensa.
f. Memberitahu pasien untuk meregangkan kelopak bawah.
g. Dengan bantalan jari telunjuk geser lensa dari kornea ke
bagian putih mata.
h. Menarik perlahan kelopak mata atas ke arah bawah
dengan ibu jari tangan yang lain dan tekan lensa secara
ringan antara ibu jari dan
jari telunjuk.
i. Dengan lembut cubit lensa dan angkat. Usahakan tepi
lensa tidak saling menempel.
j. Bila tepi lensa saling menempel, tempatkan lensa di
telapak tangan dan cuci dengan larutan NS steril kemudian
perlahan gulung lensa dengan jari telunjuk dengan gerakan
ke belakang dan seterusnya.
k. Bila tetap tidak memisahkan tepinya, rendam lensa dalam
larutan steril.
l. Menbersihkan dan mencuci lensa (lihat : membersihkan
lensa kontak).
m. Meletakkan lensa pada wajah yang tepat dengan label R
PROSEDUR
untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri.
n. Mengulangi langkah a – j untuk lensa lain.
o. Merapikan dan mengatur posisi pasien
p. Membereskan alat dan mencuci tangan.
q. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst
pasien.

Melepas Lensa Kaku


a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien.
d. Menempatkan handuk di bawah wajah pasien.
e. Memastikan lensa terletak tepat di atas kornea untuk
memudahkan melepaskan lensa dari mata.
f. Bila tidak, pejamkan kelopak mata, letakkan jari telunjuk
dan jari tengah salah satu tangan di belakang lensa dan
dengan perlahan masase lensa kembali ke tempatnya.
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 3/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Meletakkan jari telunjuk pada kornea luar mata pasien dan
menarik kulit dengan perlahan menjauh dari mata.
h. Memberitahu pasien untuk mengedip. Lakukan hingga
lensa terlepas dan keluar.
i. Bila lensa gagal keluar, dengan perlahan regangkan kelopak
mata di atas tepi lensa.
j. Tekan kelopak mata bawah dengan
perlahan terhadap tepi bawah lensa.
k. Biarkan kedua kelopak menutup sedikit, pegang lensa saat
mencuat dari mata. Menekan kelopak mata bawah dengan
perlahan terhadap tepi bawah lensa.
l. Membersihkan dan membilas lensa (lihat : membersihkan
lensa kontak).
m. Meletakkan lensa ke dalam wadah penyimpanan dengan
label R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri.
n. Mengulangi langkah e – l untuk lensa lain.
o. Merapikan dan mengatur posisi pasien.
PROSEDUR p. Membereskan alat dan mencuci tangan
q. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst
pasien.
Membersihkan Lensa Kontak
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Menempatkan handuk di atas area kerja untuk mencegah
kerusakan lensa.
d. Membuka wadah lensa dengan hati – hati
e. Setelah melepaskan lensa dari mata, memberikan 1 – 2
tetes pembersih surfaktan (pembersih yang dianjurkan
oleh pembuat lensa) pada lensa di telapak tangan perawat
f. Menggosok lensa perlahan dengan lidi kapas 20 – 30
detik. Hati – hati untuk tidak menggores lensa dengan
kuku jari.
g. Memegang lensa di atas bengkok, membilas dengan
larutan yang dianjurkan (lensa lunak) atau air biasa (lensa
kaku).
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 4/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
h. Meletakkan lensa pada kotak penyimpanan dan mengisi dengan
larutan penyimpan yang dianjurkan untuk mendesinfeksi,
membersihkan residu, meningkatkan kelembaban lensa dan
mencegah goresan.
Memasang Lensa Lunak
a. Mencuci tangan dan membawa peralatan ke dekat pasien.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Meletakkan handuk di atas dada pasien.
d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan, membilas
dengan larutan pencuci yang dianjurkan, inspeksi lensa
terhadap material asing, goresan atau kerusakan lain dan
memastikan lensa tidak terbalik.
e. Menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang satunya
untuk meregangkan kelopak mata atas sampai iris terpajan.
f. Menggunakan jari tengah / telunjuk yang memegang lensa
untuk manarik kelopak mata ke bawah.
g. Memberi tahu pasien untuk melihat lurus dan memasukkan
lensa, dengan berlahan meletakkan lensa tetap pada kornea dan
meletakkan lensa dengan perlahan. Menggunakan jari tengah /
telunjuk yang memegang lensa untuk menarik kelopak mata
PROSEDUR kebawah.
h. Memberitahu pasien untuk melihat lurus dan memasukkan
lensa, dengan perlahan meletakkan lensa tepat pada kornea dan
melepaskan lensa dengan perlahan.
i. Bila lensa tidak tepat pada kornea, beritahu pasien untuk
memejamkan mata dengan perlahan dan memutar –
mutar mata dalam keadaan terpejam sehingga lensa lunak dapat
terbawa di atas kornea.
j. Memberitahu pasien untuk berkedip beberapa kali untuk
memastikan lensa di tengah dan nyaman.
k. Memastikan lensa terletak tepat di tengah dengan menanyakan
pasien apakah penglihatannya kabur.
l. Bila penglihatan pasien kabur :
 Meregangkan kelopak mata.
 Menetapkan posisi lensa.
 Meminta pasien melihat ke arah yang berlawanan dengan
lensa.
 Dengan jari telunjuk tekan tepi kelopak mata bawah dan
meletakkan lensa di atas kornea.
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 5/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
 Meminta pasien untuk melihat ke arah lensa secara
perlahan.
l. Merapikan dan mengatur posisi pasien.
m. Membereskan dan mengembalikan peralatan pada tempatnya.
n. Mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan distatus
lyst pasien.
Memasukkan Lensa Kaku
a. Mencuci tangan dan membawa peralatan kedekat pasien.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Meletakkan handuk di atas dada pasien.
d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan dengan
hati – hati dan membilas dengan air biasa.
e. Membasahi lensa dengan larutan pembasah yang sudah
diresepkan untuk melicinkan lensa sehingga mudah disisipkan
dan melekat pada kornea.
f. Meletakkan sisi cembung lensa kanan pada ujung jari telunjuk
tangan kanan.
PROSEDUR
g. Menginstruksikan pasien untuk melihat lurus ke depan saat
meregangkan kedua kelopak mata atas dan bawah, meletakkan
lensa perlahan di tengah kornea.
h. Meminta pasien memejamkan mata sebentar dan menghindari
berkedip.
i. Memastikan letak lensa sudah di tengah dengan menanyakan
pasien apakah pandangan / penglihatan kabur.
j. Mengulangi langkah d – i untuk mata satunya.
k. Membereskan, membersihkan, dan mengembalikan peralatan
pada tempatnya.
l. Mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst
pasien.
Perhatian :
Pasien dengan sakit kritis yang diterima di rumah sakit harus
dikaji apakah memakai lensa kontak, karena bila tidak
terdeteksi dapat menyebabkan cidera kornea yang serius.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN
TONOMETER SCIOTZ
No. Dokumen No. Revisi Halaman
281.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer
PENGERTIAN schiotz dengan cara dilakukan penekanan terhadap permukaan
kornea.
TUJUAN Mengetahui tekanan bola mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan tonometri dengan
menggunakan tonometer schiotz.
1. Persiapan alat
a. Tonometer Schiotz
b. Pantocain tetes 0.5%
c. Kom berisi air
d. Bola kapas
e. Bengkok
f. Kapas alkohol
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan dan
tujuan pemeriksaan.
b. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan langkah tindakan pada pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
PROSEDUR d. Mengambil kapas bola dan mencelupkan ke air dalam kom,
kemudian membersihkan mata pasien.
e. Mata pasien ditetesi dengan pantocain 0,5% sebanyak 2-3 te-
tes, dan tunggu 5 menit.
f. Pasien diminta melihat 1 titik di atas atau bisa menggunakan
ibu jari pasien dengan cara mengangkat tangan pasien.
g. Membuka kelopak mata pasien dengan menggunakan tangan
kiri dan tangan kanan memegang tonometer.
h. Meletakkan pangkal tonometer pada tengah kornea.
i. Melihat skala menunjukkan angka berapa kemudian melihat
table atau skala.
j. Bila tonometer menunjukkan angka 5 dengan beban 5,5
gram berarti tekanan 5/5,5
k. Bila jarum menunjukkan angka ≤ 3 ganti beban dengan 7,5
gram.

MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN


TONOMETER SCIOTZ

No. Dokumen No. Revisi Halaman


281.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
j. Bila sudah selesai pangkal tonometer dibersihkan dengan
kapas alkohol.
k. Membereskan peralatan.
l. Mencuci tangan.
p. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien.

TABEL TONOMETER SCHIOTZ.

ANGKA BOBOT BEBAN


SKALA 5,5 gram 7,5 gram 10 gram
3,0 24,4 35,8 50,6
3,5 22,4 33,0 46,9
4,0 20,6 30,4 43,4
4,5 18,9 28,0 40,2
5,0 17,3 25,8 37,2
5,5 15,9 23,8 34,4
6,0 14,6 21,9 31,8
6,5 13,4 20,1 29,4
7,0 12,2 18,5 27,2
7,5 11,2 17,0 25,1
8,0 10,2 15,6 23,1
8,5 9,4 14,3 21,3
9,0 8,5 13,1 19,6
9,5 7,8 12,0 18,0
10,0 7,1 10,9 16,5
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
134.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan obat melalui injeksi dengan tujuan mengendalikan
PENGERTIAN
kadar gula darah akibat gangguan kerja insulin sel .
TUJUAN Mengendalikan kadar gula darah.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat
insulin
1. Persiapan alat
a. Obat yang diperlukan : insulin.
b. Spuit 1 ml/ spuit insulin.
c. Kapas alkohol.
d. Kartu obat.
e. Baki.
f. Gauze steril
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan dilkaukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocockkan kartu obat dengan pesanan dokter dan
catatan perawat.
PROSEDUR b. Mencuci tangan.
c. Mencocokkan kartu obat dengan etiket obat (vial).
d. Menentukan dosis obat dengan tepat.
e. Mengambil obat ke dalam spuit.
f. Membawa obat sampai ke pasien dengan membaca kartu
TT dan memanggil nama pasien
g. Memasang tabir / korden.
h. Menentukan tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas.
i. Mendesinfeksi kulit / tempat penyuntikan.
j. Mengeluarkan udara dari dalam spuit.
k. Posisi memasukkan jarum 45 dari kulit pasien dengan
tepat.
l. Memasukkan obat.
m. Melepas jarum dan memberi massase.
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
134.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

n. Membalik kartu obat dan tetap dalam baki. Memberitahu


pasien bahwa prosedur tindakan sudah selesai dan merapikan
lingkungan Membereskan alat – alat dan mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan prosedur dalam lyst pasien.Meletakkan
kartu obat pada jam pemberian berikutnya.
p. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan gula darah
puasa dan gula darah 2 jam sesudah makan, untuk
PROSEDUR
mengevaluasi tingkat keberhasilan program terapi.

Perhatian :
1. Pemberian injeksi insulin secara terus – menerus sebaiknya
dilakukan di tempat yang berbeda untuk menghindari
gangguan penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MERENDAM LUKA GANGGREN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Merawat luka dengan cara merendam pada larutan desinfektan


PENGERTIAN
tertentu.
1. Perawatan luka.
TUJUAN
2. Membersihkan luka dari jaringan nekrotik.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan rendam
luka ganggren
1. Persiapan alat
a. Hemostat steril.
b. Kapas steril.
c. Gauze / ABD steril.
d. Waskom rendam.
e. Kaos tangan steril.
f. Bengkok.
g. Perlak dan alas.
h. Gunting plester.
i. Plester.
j. Kaos tangan on steril.
k. Kapas bola on steril.
l. H2O2.
m. Aceton.
n. Larutan desinfektan sesuai advis dokter.
PROSEDUR o. Kapas alkohol.
p. Normal saline.
q. Air hangat.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
c. Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan.
d. Memasang tabir / menutup korden.
e. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka.
MERENDAM LUKA GANGGREN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Memasang alas di bawah luka dengan benar.
g. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan.
h. Membuka gauze / ABD dengan tehnik steril Menyiapkan
waskom rendam.
i. Melepas plester dengan alkohol, membuka balutan dan
membuang ke bengkok.
j. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar.
k. Merendam luka 15 – 20 menit.
PROSEDUR l. Membersihkan luka dengan prinsip yang benar.
m. Membersihkan luka dari jaringan nekrotik (nekrotomy).
n. Menutup luka dengan gauze / ABD sesuai keperluan dengan
prinsip steril.
o. Memasang plester pada verband.
p. Mengambil alas di bawah luka.
q. Membersihkan alat – alat dan merapikan pasien
r. Mencuci tangan.
s. Mencatat prosedur tindakan yang telah dilakukan dalam
catatan perawat distatus lyst pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Menentukan keseimbangan kebutuhan dan pengeluaran kalori tubuh,
PENGERTIAN
dengan menentukan diit yang tepat berdasarkan berat badan relatif.
1. Menentukan berat badan relatif
TUJUAN 2. Menetukan jumlah kalori yang diperlukan.
3. Menentukan status gizi
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan
kebutuhan kalori tubuh pasien
1. Persiapan alat
b. Pengukuran berat badan
c. Pengukuran tinggi badan
d. Alat penghitung
e. Alat tulis
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan dan tujuan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Melakukan pengukuran Berat Badan dan mencatat.
c. Melakukan pengukuran dan pencatatan Tinggi Badan pasien
d. Melakukan penghitungan Berat Badan Relatif (BBR) dan
penentuan kategori Berat Badan, dengan rumus :
PROSEDUR 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏 ( 𝒌𝒈)
BBR = 𝑻𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏 (𝒄𝒎)− 𝟏𝟎𝟎 X 100 %

e. Hasil penghitungan
BBR (%) KATEGORI
90 – 110 Sedang
< 90 Kurus
> 110 Gemuk

f. Menentukan kebutuhan kalori tubuh berdasarkan hasil BBR


d. BBR ( %) Kebutuhan kalori / kg
BB
90 – 110 30
< 90 40 – 60
> 110 20
MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

f. Berkolaborasi dengan Tim Gizi mengenai macam dan jenis di-


et berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan kalori
PROSEDUR
g. Menjelaskan kepada pasien
h. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA URINE DENGAN
METODA TEST STRIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memeriksakan kadar glukosa dalam urine dengan menggunakan
PENGERTIAN
kertas ”Test Strip Glukosa”.
TUJUAN Menetukan kadar glukosa dalam urine.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan ka-
dar glukosa urine dengan metoda test strip

1. Persiapan alat
a. Kertas Glukosa test strip urine.
b. Tabung indikator / parameter.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan.

3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Mencuci tangan.
b. Urine yang akan diperiksa ditempatkan pada suatu
tempat.
c. Memasukkan kertas Glukosa test strip urine ke dalam
urine sampai batas petunjuk.
d. Membiarkan 1 – 2 menit untuk menetukan hasil.
e. Membaca hasil disesuaikan dengan parameter.
f. Mencuci tangan.
g. Mendokumentasikan hasil.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN
METODA TEST STRIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Memeriksakan kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan


PENGERTIAN
kertas ”Test Strip Glukosa”.

TUJUAN Menentukan kadar glukosa dalam darah.

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah


KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan kadar
glukosa darah dengan metoda test strip

1. Persiapan alat
a. Glukosa Test Meter.
b. Kertas Glukosa test strip urine.Jarum steril / lanset.
c. Kapas alkohol.

2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberitahu langkah prosedur tindakan kepada pasien.
PROSEDUR
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Mendesinfektan jari tengah pasien dengan kapas alkohol dan
membiarkan beberapa saat supaya kering.
e. Membuka pembungkus kertas Glukosa test strip (test strip
jangan tersentuh tangan terlalu lama). Perhatikan cara
memegang test strip jangan menyentuh sisinya, pegang tepi
test strip.
f. Menusuk jari tengah dengan jarum steril, dan memastikan
darah cukup untuk pemeriksaan.
g. Meneteskan darah yang keluar melalui ujung jari dan
meletakkan pada Glukosa test strip sesuai petunjuk
tempatnya dan mendesinfektan jari pasien.
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN
METODA TEST STRIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

h. Memasukkan glukosa test strip dengan posisi ke atas pada


Glukosa test strip.
i. Perhatikan cara memasukkannya harus tegak lurus dengan
PROSEDUR alat.
j. Memberitahu pasien bahwa prosedur tindakan telah selesai.
k. Mencuci tangan.
l. Mendokumentasikan hasil.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMASANG NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memasang selang plastik lunak melalui nasofaring pasien ke dalam
PENGERTIAN lambung dengan tujuan pembuangan sekret gastric, pemasukkan
nutrisi dan cairan dan pemasukan larutan ke dalam lambung.
1. Pembuangan sekret gastrik / kumbah lambung.
2. Pemasukkan larutan ke dalam lambung untuk pemeriksaan
TUJUAN
diagnostik.
3. Pemasukkan nutrisi dan cairan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemasangan NGT.
1. Persiapan alat
a. Selang lambung (ukuran disesuaikan usia).
b. Jelly.
c. Stetoscope.
d. Spuit 10 cc/acepto.
e. Bengkok.
f. Handuk.
g. Penutup pipa lambung.
h. Plester dan gunting.
i. Spatel.
j. Tissue.
PROSEDUR 2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan..
b. Mengatur posisi tidur pasien(terlentang dengan bantal / posisi
semi fowler).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Meletakkan handuk di bawah kepala pasien
e. Mengukur panjangnya selang lambung dari pangkal hidung ke
telinga lalu ke prossesus xipoideus.
f. Memberi batas panjang selang lambung yang telah diukur
dengan plester.
MEMASANG NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

g. Memberi jelly pada selang lambung sepanjang 7,5 – 10 cm.


h. Memasukkan selang lambung ke salah satu lubang hidung :
 Posisi kepala ekstensi, bila selang sudah sampai
oropharing, posisi kepala flexi.
 Bila pasien batuk – batuk berhenti memasukkan selang
lambung dan pasien dianjurkan nafas dalam.
 Setelah relaks dilanjutkan memasukkan selang lambung.
i. Mengecek apakah selang lambung sudah masuk lambung
dengan menghisap cairan lambung/ masukkan udara 5 –
PROSEDUR 10 cc dan didengar dengan stetoscope pada perut kiri
kwadran atas.
j. Plester selang lambung ke ujung hidung.
k. Menutup selang lambung/ menyambung selang lambung
dengan plastik penampung.
l. Merapikan pasien dan lingkungannya.
m. Membereskan alat – alat dan mencuci tangan.
n. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien
 Jam pemasangan.
 Jumlah dan warna cairan lambung.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memberikan makan kepada pasien dengan menggunakan selang


lambung/naso gastric tube (NGT)
TUJUAN Memasukkan makanan ke dalam lambung.

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah


KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberi makan
lewat selang lambung ( SL )

1. Persiapan alat
a. Cairan / makanan saring sesuai diet
b. Gelas ukur dan sendok
c. Asepto/Corong sonde/spuit 50 cc
d. Air putih untuk membilas
e. Alas/handuk
f. Bengkok
g. Tissue
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan ..
b. Mengatur posisi tidur pasien dengan posisi semi fowler.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR
b. Mencocokkan diet dengan daftar diet pasien
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Meletakkan alas/ handuk di bawah kepala.
e. Membuka penutup selang lambung.
f. Menghisap sisa lambung dengan acepto/spuit.
g. Membuang sisa lambung ke dalam bengkok dan
mengukurnya.
h. Membilas acepto / spuit dengan air pembilas.
i. Memasukkan diet sesuai advis dokter dengan posisi
acepto lebih tinggi.
j. Mengalirkan cairan diet perlahan-lahan dan mencegah
masuknya udara kedalam selang.
k. Membilas slelang lambung dengan air putih.
l. Menutup selang lambung.
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
m. Merapikan alat-alat, mengatur posisi pasien semi fowler/
memiringkan kepala pasien dan mencuci tangan.
n. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien :
 Jumlah sisa lambung dan warnanya.
 Jumlah intake/cairan yang masuk.

UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Mencuci / membilas lambung


1. Mempertahankan patensi
TUJUAN 2. Mencegah obstruksi selang yang dapat mengakibatkan distensi
abdomen dan kemungkinan muntah.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan dalam melakukan bilasan lambung
1. Persiapan alat dan obat.
a. Slang penduga lambung (NGT) berbagai ukuran
b. Spuit 50 cc atau acepto
c. Bengkok besar
d. Perlak dan alasnya
e. Ember penampung
f. Air hangat/dingin 1-2 liter/Normal saline 0,9% sesuai kebu-
tuhan
g. Kasa/tissue
h. Gelas ukuran
i. Celemek dari karet
j. Gelas berisi air matang
k. Pelicin/jelly
l. Set therapy lengkap dan siap pakai
m. Pinset anatomi
n. Obat-obatan (Norit, sukralfat)
PROSEDUR
o. Susu yang diperlukan dalam tempatnya
p. Sarung tangan
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien dan memakai sarung tangan
c. Memasang perlak dan alasnya didada pasien
d. Memasang bengkok di bawah dagu pasien
e. Meletakkan ember didekat pasien
f. Menentukan panjang slang penduga (NGT) yang masuk
kedalam lambung
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
a. Memberi pelican/jelly pada ujung slang penduga lambung
b. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara
menekuk/diklem
c. Memasukkan slang penduga (NGT) pelan-pelan kedalam lam-
bung melalui lubang hidung. Bagi pasien yang sadar dianjurkan
menelan slang penduga (NGT) perlahan-lahan sambil menarik
nafas dalam
d. Meyakinkan slang penduga (NGT) masuk kedalam lambung
dengan cara :
- Masukan ujung penduga (NGT) sampai terendam dalam
mangkok berisi air, dikeluarkan kembali
e. Setelah yakin slang penduga masuk kelambung pasien, posisi
PROSEDUR
diatur miring tanpa bantal dan letakkan kepala lebih rendah
f. Memasang spuit 50cc/acepto pada ujung slang kemudian ma-
sukkan air/cairan. Selanjutnya ditunggu sampai air/cairan ter-
sebut keluar dari lambung dan ditampung dalam ember
g. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan
yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau
h. Mengobservasi tensi, nadi, pernafasan, dan respon pasien
i. Mencuci tangan
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
RADIO DIAGNOSTIK.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
301.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radio diagnostik

Agar pemeriksaan radio diagnostik dapat berjalan dengan lancar


TUJUAN
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan dalam menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
radio dagnostik
1. Persiapan alat
a. Alas brankar dan selimut.
b. Obat-obatan sesuai dengan program.
c. Bengkok
d. Tissue.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien / keluarga pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum pemeriksaan
a) USG pasien puasa/ minum banyak sesuai
PROSEDUR dengan program pemeriksaan.
b) Arteriografi.
- Pasien puasa
- Menandatangani surat ijin tindakan.
- Daerah yang akan dilakukan tindakan diukur.
c) Mengantar pasien keruan pemeriksaan
d) Mendampngi pasien selama proses pemeriksaan.
e) Observasi respon pasien.
b. Setelah pemeriksaan.
a) Membawa pasien kembali ke IGD
b) Mengobservasi nadi,tensi dan pernafasan.
c) Mencatat hasil observasi.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MELAKUKAN SKIN TEST
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Melakukan penyuntikan/injeksi obat di bawah kulit dengan tujuan


PENGERTIAN untuk mengetahui apakah pasien alergi atau tidak dengan pemberian
obat yang diinjeksikan
Mengetahui sensitivitas pasien terhadap pemberian obat
TUJUAN
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan dalam melakukan skin test
1. Persiapan alat
a. Spit 1 cc dan jarum steril.
b. Obat yang diperlukan.
c. Kapas alkohol.
d. Gergaji ampul
e. NaCL 0.9 % aquadest.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tetntang
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Cuci tanagn
b. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0.1
cc dilarutkan dengan NaC 0.9% aquadest menjadi 1 cc.
c. Mendesifektasi kulit yang akan disuntik menggunakan
kapas alkohol
d. Menyuntikkan obat secara intracutan sampai kulit
menggelembung.
e. Menilai reaksi obat setelah 15 menit dari waktu
penyuntikan
f. Hasil(+) jika terdapat tanda kemerahan pada daerah
penusukan dengan diameter minimal 1cm.
g. Mencatat hasil reaksi skin test.
h. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MENYIAPKAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menyiapkan darah untuk pemeriksaan laboratorium

Agar penyiapan darah untuk pemeriksaan laboratorium dapat


TUJUAN
disiapkan sesuai dengan sample yang diharapkan
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan dalam menyiapkan darah untuk pemeriksaan
laboratorium
1. Persiapan alat.
a. Botol kecil/tabung tempat specimen yang sudah diberi
label.
b. Spuit steril berbagai ukuran.
c. Kapas alkohol dalam tempatnya
d. Tourniquet
e. Formulir pemeriksaan
2. Persiapan pasien
a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Menetukan pembuluh darah yang akan ditusuk untuk
penggambialn darah.
c. Mendesinfeksi permukaan kulit pembuluh darah yang
akan ditusuk dengan menggunakan kapas alkohol.
d. Memasang tourniquet.
e. Mengambil darah pemeriksaan dengan cara menusukkan
jarum pada pembuluh darah dengan jumlah sesuai
kebutuhan.
f. Memasukkan darah pada tempat yang sudah disediakan.
g. Mencantumkan identitas pasien/nama, tanggal dan jam
berapa pengambilan bahan pemeriksaan darah.
h. Cuci tangan.
i. Mengirim speciment darah dan meyerahkan formulir
pemeriksaan ayang sudah diisi dan ditandatangani dokter
ke laboratorium.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MENYIAPKAN URINE UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menyiapkan sample urine untuk pemeriksaan laboratorium


Agar penyiapan urin untuk pemeriksaan laboratorium dapat
TUJUAN disiapkan sesuai dengan sample yang diharapkan
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan dalam menyiapkan urine untuk pemeriksaan
laboratorium
a. Persiapan alat.
1. Botol kecil / tabung tempat speciment yang sudah diberi
label.
2. Set pemasangan kateter.
3. Formulir pemeriksaan
4. Pengalas untuk bokong.
b. Persiapan pasien.
1. Pasien dan kelurga pasien diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
c. Pelaksanaan.
1. Cuci tangan.
2. Menyiapkan tempat urine.
PROSEDUR
3. Menampung urine dalam botol/tabung urine ± 100 cc.
4. Sisannya ditampung dalam bengkok.
5. Memasang label pada botol / tabung pemeriksaan dengan
mencantumkan
a) Nama pasien,
b) Nomor rekam medik
c) Tanggal dan jam pemeriksaan bahan pemeriksaan urine.
6. Cuci tangan
7. Mengirim urine dan menyertakan formulir pemeriksaan
yang sudah diisi dan ditandatangani dokter.

UNIT TERKAIT IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap.
MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN JARINGAN
UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menyiapkan bahan pemeriksaan jaringan untuk pemeriksaan labora-


torium
Agar penyiapan bahan pemeriksaan jaringan dapat disiapkan sesuai
TUJUAN dengan sample yang diharapkan
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan dalam menyiapkan pemeriksaan jaringan untuk
pemeriksaan laboratorium
1. Persiapan alat.
a. Botol kecil/tabung tempat speciment l
b. Larutan formalin
c. Pinset anatomis steril.
d. Formulir pemeriksaan

2. Persiapan pasien
a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Cuci tangan
b. Mengisi tabung/ botol tempat specimen pemeriksaan
dengan larutan formalin
c. Memeasukkan jaringan speciment menggunakan pinset
steril kedalam tabung/botol.
d. Memasang label pada tabung /botol speciment dengan
mencantumkan ; nama pasien, nomor rekam medik,
tanggal dan jam pengambilan speciment
e. Cuci tangan
f. Mengirim specimen jaringan dengan menyertakan
formulir pemeriksaan yang sudah ditandatangani dokter
ke laboratorium.

UNIT TERKAIT IGD, IKO


MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN
PEMBEDAHAN AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan akut


Agar proses persiapan pasien untuk tindakan pembedahan dapat
TUJUAN berjalan dengan lancar
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan dalam menyiapkan pasien untuk tindakan pem-
bedahan akut
1. Persiapan alat
a. Alat pencukur rambut
b. Bengkok
c. Waslap
d. Sabun
e. Handuk
f. Alat keshatan& obat sesuai advis dokter
g. Mitella /penutup kepala
h. Baju khusus
i. Formulir yang mencantumkan ; ijin dokter, permintaan
darah ke PMI, pemeriksaan penunjang
2. Persiapan pasien
a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan
PROSEDUR
yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Memandikan pasien
c. Dipuasakan sesuai kebutuhan operasinya
d. Membersihkan daerah yang akan dioperasi( jika tumbuh
rambut harus dicukur dahulu)
e. Memasang NGT , kateter sesuai dengan tindakan nyang
akan dilakukan.
f. Pasien dibimbing untuk berdoa.
g. Mencuci tangan
h. Mencatat semua kegiatan kedalam lembar catatn perawat

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD


MELEPAS NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
156.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Melepas selang plastik lunak yang telah dimasukkan ke dalam


PENGERTIAN
lambung melalui nasofaring.
Melepas selang NGT karena sudah tidak diperlukan lagi / perlu
TUJUAN
diganti slang baru.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk melepas
slang ngt
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan on steril.
b. Kapas alkohol.
c. Bensin.
d. Kapas on steril.
e. Bengkok.
f. Tissue.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien telentang.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Mencocokkan kartu dengan pesanan dokter dan
PROSEDUR catatan perawat.
c. Membawa alat – alat dekat pasien dengan membaca
kartu TT dan memanggil nama pasien.
d. Memasang tabir / korden.
e. Melepas plester slang dengan kapas alkohol.
f. Memakai sarung tangan on steril.
g. Menganjurkan p0asien untuk nafas dalam.
h. Menarik slang lambung dengan perlahan dan
membuang ke bengkok.
i. Melepas kaos tangan.
j. Membersihkan hidung dengan tissue.
k. Membersihkan bekas plester dengan aceton.
l. Memberitahu bahwa prosedur sudah selesai dan
merapikan alat – alat, mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan prosedur dalam lyst pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


CARA MENGATUR POSISI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
60.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

1. Penggantian posisi secara teratur dan sering merupakan


salah satu tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk
mencegah komplikasi akibat berbaring.
2. Posisi klien sebaiknya dirubah tiap jam bila tidak ada kontra
PENGERTIAN indikasi.
3. Bila hendak memindahkan klien mengalami cidera / nyeri
bekerja harus hati – hati agar klien tidak gelisah.
4. Sebelum memindahkan klien perlu memeriksa peralatan
yang akan dipakai, misal : kursi roda, brankart.
1. Mencegah komplikasi akibat berbaring.
TUJUAN
2. memberi kenyamanan kepada pasien.
Perawat yang dinas wajib melaksanakan askep dan mendoku-
KEBIJAKAN mentasikan ke dalam rekam medik status pasien sesuai dengan
standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan
Persiapan Umum yang Perlu Dalam Mengatur Posisi /
Memindahkan Pasien :
1. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan.
2. Memastikan cahaya ruangan cukup terang.
3. Mengangkat bantal dan barang – barang lain yang
menyokong klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur (bila dapat) untuk
memudahkan bekerja.
PROSEDUR 5. Mengkaji kebutuhan klien.
6. Menjaga privacy klien.
7. Meminta bantuan pada perawat lain bila diperlukan.
8. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
9. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
10. Mengatur posisi klien sesuai yang diperlukan.
CARA MENGATUR POSISI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
60.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Macam Pengaturan Posisi
1. Posisi Supinasi.
a. Klien diatur berbaring lurus, tulang punggung dan
kedua kaki lurus.
b. Lengan di sisi dengan telapak tangan menghadap ke
bawah.
c. Sebuah bantal diletakkan di bawah kepala dan bahu
untuk mencegah hiperektensi leher.
d. Untuk menjaga kaki tetap pada posisi yang tepat, papan
kaki dapat dipasang.
2. Posisi Fowler.
a. Klien diatur posisi supinasi. Bagian kepala tempat tidur
dinaikkan setinggi 45.
b. Untuk semi fowler bagian kepala dinaikkan 30 dan
untuk fowler tinggi dinaikkan 90.
c. Untuk menjaga posisi kaki, sandaran kaki dapat
dipasang beberapa bantal yaitu di bawah bahu, kepala,
PROSEDUR punggung bagian bawah dan paha untuk mencegah
hiperektensi lutut.
3. Posisi Prone.
a. Pasien diletakkan tengkurap dengan kepala menoleh ke
satu sisi dan lengan di samping bahu.
b. Untuk mencegah hiperektensi dan flexi leher dapat dile-
takkan sebuah bantal di bawah kepala.
c. Untuk mencegah flexi telapak kaki, satu bantal dapat
diletakkan di bawah sudut kaki.
d. Untuk menambah rasa nyaman dan mencegah
hiperektensi tulang belakang, dapat dipasang sebuah
bantal di bawah perut.
4. Posisi berbaring ke samping.
a. Pasien diatur berbaring ke samping kanan / kiri.
b. Lengan yang bawah tubuh diatur flexi di depan kepala
atau di atas bantal.
c. Sebuah bantal dapat diletakkan di bawah kepala dan
bahu.
CARA MENGATUR POSISI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
60.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

d. Untuk menyokong otot sternokleido mastoid dapat


dipasang bantal di bawah lengan.
e. Untuk mencegah lengan aduksi dan bahu berotasi ke
dalam, sebuah bantal dapat diletakkan di bawahnya.
f. Untuk mencegah paha aduksi dan rotasi ke dalam,
taruh sebuah bantal di bawahnya.
g. Untuk mencegah paha aduksi dan rotasi ke dalam,
sebuah bantal diletakkan di bawah kaki atas, sambil
kaki atas diatur sedikit menekuk ke depan.
5. Posisi SIM.
a. Klien diatur posisi miring ke kiri / kanan dengan
tangan yang bawah diletakkan di belakang punggung
PROSEDUR
dan tangan yang atas diflexikan di depan bahu.
b. Kaki atas sedikit flexi dan disokong sebuah bantal.
c. 1 bantal diletakkan di bawah kepala untuk mencegah
flexi dan hiperektensi leher.

Perhatian :
1. Mengajarkan pada klien / keluarga bagaimana untuk
mempertahankan kelurusan tubuh yang tepat saat meng-
gerakkan klien di tempat tidur.
2. Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang prinsip –
prinsip tehnik pemindahan yang aman.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN ROM
(RANGE OF MOTION)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


62.05.25 0 1/3
PUSKESMAS Ditetapkan oleh,
SUKALUYU Kepala Puskesmas Sukaluyu

Tanggal terbit

PROSEDUR
TETAP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN ROM (Range of motion) merupakan suatu lingkup gerak sendi.

1. Mempertahankan / memelihara kekuatan otot.


TUJUAN 2. Memelihara mobilitas persendian.
3. Menstimulasi sirkulasi.
Perawat yang dinas wajib melaksanakan askep dan mendoku-
KEBIJAKAN mentasikan ke dalam rekam medik status pasien sesuai dengan
standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan
1. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan.
a. Atur posisi lengan menjauhi sisi tubuh dengan siku
menekuk dengan lengan.
b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan yang lain
memegang pergelangan tangan klien.
c. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh yang
memungkinkan.
3. Fleksi dan Ekstensi Siku.
a. Atur posisi lengan pasien menjauhi sisi tubuhnya
dengan telapak tangan mengarah ke tubuh pasien.
b. Letakkan tangan di atas siku klien dan pegang tangan
PROSEDUR pasien dengan tangan yang lainnya.
c. Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekat ke
bahu.
d. Kemudian ke posisi sebelumnya.
4. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah.
a. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuhnya dengan
siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang
tangan pasien dengan tangan yang lainnya.
c. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak klien
menjauhi pasien.
d. Kembalikan ke posisi awal.
e. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan
MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN ROM
(RANGE OF MOTION)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


62.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU
Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

a. pasien menghadap ke arah pasien.


5. Kembalikan ke posisi semula
6. Fleksi Bahu.
a. Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya.
b. Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
c. Angkat lengan klien pada posisi awal.
7. Abduksi dan Aduksi Bahu.
a. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
b. Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan yang lainnya.
c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuh pasien n
ke arah perawat.
d. Kembalikan ke posisi semula.
8. Rotasi Bahu.
a. Atur posisi lengan pasien menjauh dari tubuh dengan
siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan di lengan atas pasien dekat siku
dan pegang tangan klien dengan yang lain.
c. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh
tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah.
d. Kembalikan lengan ke posisi awal.
e. Gerakkan lengan bawah pasien ke belakang sampai
menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap
ke atas, kembali ke posisi awal.
9. Fleksi dan Ekstensi Jari – jari.
a. Pegang jari – jari kaki klien dengan satu tangan
sementara tangan yang lain memegang kaki erat – erat.
b. Bengkokkan jari – jari kaki ke bawah.
c. Luruskan jari – jari kaki kemudian dorong ke
belakang.
d. Kembalikan ke posisi awal.
10. Infersi dan Efersi Kaki.
a. Pegang separuh kaki bagian atas dengan jari dan
pegang pergelangan kaki dengan satu tangan
b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap
ke kaki yang lain.
MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN ROM
PUSKESMAS
(RANGE OF MOTION)
SUKALUYU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
62.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu

Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

c. Kembalikan ke posisi semula.


d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki
menjauhi kaki yang lain.
e. Kembalikan ke posisi semula.
11. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki.
a. Letakkan siku tangan pada telapak kaki pasien dan
satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki, jaga
kaki lurus dan rileks.
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari – jari kaki ke
arah dada pasien
c. Kembali pada posisi awal.
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
12. Fleksi dan Ekstensi Lutut.
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan
pegang tumit pasien dengan tangan yang lain.
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh
mungkin.
d. Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan
mengangkat kaki ke atas.
e. Kembali ke posisi semula.
13. Rotasi Pangkal Paha.
a. Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu
tangan yang lain di atas lutut.
b. Putar kaki menjauh dari anda.
c. Putar kaki mengarah ke anda.
d. Kembali ke posisi semula.
14. Abduksi dan aduksi Pangkal Paha.
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan satu
tangan pada tumit. Jaga posisi kaki pasien lurus,
angkat kaki 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki
menjauhi badan pasien
b. Gerakkan kaki mendekati badan pasien
c. Gerakkan kaki menjauhi badan pasien
d. Kembali ke posisi awal.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG GIPS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
153.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Gips adalah balutan kuat yang digunakan untuk mengimobilisasikan
PENGERTIAN tubuh.
Gips diberikan pada pasien oleh dokter orthopedi.
1. Mengimobilisasi tubuh / anggota tubuh.
2. Membantu proses penyembuhan.
TUJUAN
3. Memberi rasa aman dan nyaman pada tubuh / anggota tubuh
yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat pasien
dengan terpasang gips

1. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan gips.
2. Cara kerja
a. Mengkaji neuromuskuler setelah pemasangan gips meliputi
keluhan nyeri, panas, parestesia (kesemutan), kepucatan,
nadi daerah distal gips, pembengkakan, spasme otot.
b. Mengkaji tepi gips terhadap penekanan atau penjepitan
yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit maupun
sumbatan pembuluh darah. Cepat laporkan ke dokter untuk
membebaskan dari penjepitan / tekanan.
c. Meninggikan bagian tubuh yang diberi gips lebih tinggi dari
jantung untuk mengurangi pembengkakan.
PROSEDUR d. Bila bagian tubuh dalam gips terasa gatal jangan
memasukkan apapun ke dalam gips (bedak atau menggaruk
dengan alat) untuk mengurangi gatal. Gatal dapat hilang
dengan :
 Menaruh kantong es di sisi gips bila gips masih dalam
tahap pengeringan (48 jam) atau di atas gips.
 Menggunakan kipas angin atau pengering rambut untuk
memberikan aliran angin ke dalam gips.
e. Melatih pasien untuk tetap menggerakkan jari – jari
ekstremitas (fleksi dan ekstensi) beberapa kali sehari untuk
mempertahankan fleksibelitas sendi.
f. Memberikan reposisi pada bagian tubuh yang di gips tiap 2
jam selama 24 jam pertama, reposisi gunakan palmar
daripada jari.
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG GIPS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
153.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Mengkaji terhadap tanda – tanda sindrom kompartemen
(os terasa kesakitan di bagian gips) bila ada segera laporkan
pada dokter.
h. Bila gips sudah dilepas, jangan menggaruk kulit tapi
keringkan dengan waslap dan bersihkan kulit setiap hari
dengan air hangat dan latihan untuk membantu
pengembalian penampilan normal kulit
Perhatian:
PROSEDUR a. Proses pengeringan gips berlangsung 48 jam, selama proses
pengeringan hindari penekanan atau bahan berat agar gips
tidak berubah bentuk.
b. Jangan membasahi gips dengan apapun.
c. Jangan memotong atau membuang bagian manapun dari
gips (dilakukan oleh dokter untuk hal ini).
d. Mengkaji gips terhadap perubahan bentuk maupun
keutuhannya (retak / patah).

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG TRAKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
154.05.25 0 ½
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Traksi adalah penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh, hal
PENGERTIAN ini dicapai dengan memberikan beban yang cukup untuk mengatasi
penarikan otot.
1. Meminimalkan spasme otot.
2. Mengurangi dan mempertahankan kesejajaran tubuh.
TUJUAN
3. Mengimobilisasi fraktur.
4. Mengurangi deformitas.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat pasien
dengan terpasang traksi

1.Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur merawat pasien
dengan terpasang traksi.
2. Cara kerja
a. Mengkaji status neuromuskuler dari ekstremitas yang
ditraksi setiap 2 jam selama 24 jam pertama dan setiap 4 jam
kemudian meliputi :
 Nyeri pada lokasi pemasangan traksi.
 Pembengkakan.
 Spasme otot.
 Parestesia (penurunan sensasi).
PROSEDUR  Kepucatan pada kulit daerah distal traksi.
 Nadi pada daerah distal.
b. Mempertahankan counter traksi pada pasien dengan cara:
 Mempertahankan pasien ditarik di tempat tidur sehingga
telapak kaki tidak menyentuh kaki tempat tidur.
 Tempatkan ”shock block” di bawah kaki tempat tidur.
c. Mempertahankan tali bebas dari hambatan, jika pasien
kedinginan gunakan selimut untuk menutupi tapi jangan
menutupi tali traksi.
d. Mempertahankan ujung jari kaki ke arah langit – langit,
anjurkan pasien latihan ekstensi dan fleksi pada ekstermitas
yang sakit. Hal ini untuk menjamin korensi kesejajaran
tubuh dan mencegah foot drop dan meningkatkan sirkulasi.
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG TRAKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
154.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Memberi matras pencegah dicubitus khusus di atas tempat tidur.
g. Mengkaji kulit setiap 8 jam bila yang digunakan traksi kulit
terhadap kemerahan atau iritasi.
h. Mengkaji sisi pen setiap 8 jam terhadap tanda – tanda infeksi
dan beri pelindung pada pen untuk mencegah traumatik dan sisi
pen pada pasien dengan traksi rangka.
i. Jangan menghentikan traksi apabila digunakan untuk imobilisasi
fraktur, memindah pasien ke kamar operasi untuk dilakukan
operasi, dilakukan dengan membawa pasien dengan tempat
tidurnya.
PROSEDUR Perhatian:
a. Beban traksi harus tergantung bebas, tidak boleh
menyentuh lantai atau kaki tempat tidur.
b. Tali traksi harus terjaga kerenggangannya dan tidak boleh
tertutupi linen.
c. Simpul ikatan harus bebas dari katrol.
d. Linen tempat tidur tidak boleh mempengaruhi kekuatan
traksi.
e. Konter traksi harus dipertahankan dan jangan
mengendorkan sendiri tanpa kolaboratif.
f. Beban harus sesuai dengan pasien dan tujuan.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap


MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 1/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian gerakan pada bagian tubuh / ekstremitas baik gerakan
PENGERTIAN
lokal atau keseluruhan.
1. Memberikan gerakan pada persendian.
2. Mencegah kontraktur sendi.
3. Mencegah atropi otot.
4. Mencegah dampak negatif dari imobilisasi (bronkopneumoni,
TUJUAN
decubitus, osteoporosis, deconditioning syndrome).
5. Mencegah hipotensi orthostatik.
6. Memberi relaksasi jaringan.
7. Mencegah kesulitan / memperlancar defekasi dan miksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mobilisasi dan
rehabilitasi.
A. STROKE
a. Mobilisasi bertahap ada 2 macam :
 Stroke non haemorhage
Dimulai setelah hari ketiga.
 Stroke haemorhage
Dimulai setelah hari ke – 10.
b. Tahap – tahap mobilisasi :
Positioning
1. Positioning pasien
 Bagian yang lemah diposisikan lurus
 Bagian yang lemah tidak boleh tertindih..
2. Positioning furniture
PROSEDUR  Meja dan kebutuhan pasien lainnya (makan, minum,
dll), penunggu pasien berada pada sisi yang lemah,
agar pasien tidak melupakan sisi sisi yang lemah.
3. Mobilisasi aktif dan pasif
 Pergelangan tangan.
 Siku.
 Bahu.
 Ankle.
 Lutut.
 Panggul.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 2/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
 Pinggang.
 Angkat pantat / Bridging Exercise.
4. Mobilisasi bertahap.
 Pasien miring ke sisi lemah.
 Kedua tungkai dikeluarkan dari sisi tempat tidur.
 Tangan yang sehat mendorong tempat tidur, tangan
yang lemah menyangga berat badan sampai ke posisi
duduk.
 Dilanjutkan latihan keseimbangan duduk, posisi
kedua tangan disamping kiri kanan.
 Latihan penguatan otot tungkai dengan duduk
diayun – ayun.
 Latihan berdiri + keseimbangan, dipegangi pada sisi
yang lemah / dengan alat bantu jalan.
a. Walker : jika bisa menggenggam semua.
b. Tripod : jika sisi yang lemah tidak bisa
menggenggam.
 Dilanjutkan dengan latihan jalan yang benar.

B. POST OPERASI (Laparatomy / pada bagian perut)

Tahap – tahap mobilisasi :


a. Latihan nafas (Breathing Exercise), diikuti dengan latihan
gerak aktif anggota gerak atas, 3 – 5 kali  pengulangan
sampai 3 kali.
b. Latihan batuk (Huffing Exercise), 3 – 5 kali  pengulangan
sampai 3 kali.
c. Latihan anggota gerak bawah.
d. Miring ke sisi luar tempat tidur.
e. Kaki / kedua tungkai dibawa keluar dari tempat tidur.
f. Latihan duduk dengan tangan mendorong tempat tidur yang
salah satu tangan menyangga berat badan  latihan duduk
dilakukan setelah post op. 24 jam.
g. Observasi duduk, jika tidak ada keluhan / pusing dilanjutkan
latihan berdiri kemudian berjalan dan dievaluasi kondisi
umumnya.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 3/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
C. POST OP. HAEMOROID (Mobilisasi dari tidur langsung
berdiri).
Tahap – tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi (laparatomy
/ pada bagian perut).Posisi tengkurap.
b. Klien geser ke tepi tempat tidur.
c. Perawat / fisioterapis membantu dari belakang.
d. Dilanjutkan latihan berdiri setelah operasi 24 jam.
e. Observasi kondisi umum.
f. Dilanjutkan dengan latihan jalan.
g. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya  klien mendekat ke
sisi tempat tidur kemudian klien langsung posisi tidur
tengkurap.
D. POST OP. FRAKTUR SYMPHISIS PUBIS (dari tidur
telentang langsung berdiri).
Tahap – tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi
(laparatomy / pada bagian perut).
PROSEDUR b. Pada posisi telentang pasien bergeser ke sisi luar tempat
tidur.
c. Perawat / fisioterapis berhadapan dengan pasien,
dilanjutkan dengan langsung latihan berdiri (dilakukan
setelah operasi 24 jam)  observasi k.u.  latihan jalan.
d. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya  pasien mendekat
ke sisi tempat tidur kemudian pasien langsung posisi tidur
telentang.
E. POST OP. FRAKTUR COSTAE
Tahap – tahap mobilisasi :
a. Jika fraktur satu sisi (unilateral) tidak boleh miring ke sisi
yang sakit / fraktur.
b. Transfer dari tidur ke duduk miring ke sisi yang sehat
c. Latihan nafas dengan segmental breathy.
d. Latihan bernafas abdommo – thoracal dilanjutkan purshed
lip breathy 1x.
e. Kedua tungkai dibawa ke luar tempat tidur.
f. Tangan mendorong tempat tidur, satu tangan menyangga
berat badan.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 4/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

g. Dilanjutkan latihan duduk  observasi k.u.


h. Latihan berdiri  observasi k.u.
i. Latihan jalan  observasi k.u.

Catatan : Jika fraktur costae bilateral tidak boleh miring ke sisi kiri
atau kanan. Mobilisasi : tidur  duduk  berdiri 
jalan.

F. POST OP. FRAKTUR VERTEBRAE

Tahap – tahap mobilisasi :


a. Sama dengan tahap mobilisasi no. 1 s.d. 3 post operasi
(laparatomy / pada bagian perut).
b. Catatan :
1. Untuk anggota gerak atas latihan harus secara bersamaan
digerakkan.
2. Untuk anggota gerak bawah tidak boleh flexi hip  90.
c. Latihan duduk dipastikan sudah menggunakan body jacket gip
PROSEDUR corset lumbal.
d. Pasien miring ke satu sisi secara log rolling.
e. Kedua tungkai dibawa ke sisi luar.
f. Latihan duduk satu tangan mendorong tempat tidur, yang lain
menyangga berat badan.
g. Observasi duduk dan penguatan otot tungkai  jika tidak
nyeri / kesakitan dilanjutkan latihan berdiri dan jalan.

G. POST OP. FRAKTUR TUNGKAI

Tahap – tahap mobilisasi :


a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi
(laparatomy / pada bagian perut).
b. Latihan aktif tungkai yang sakit sesuai toleransi, dimulai yang
dari sendi distal dan proximal tulang yang fraktur  sampai
bisa mengangkat sendiri.
c. Mobilisasi duduk, miring ke sisi yang sehat, kedua tungkai
dibawa keluar sisi tempat
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 5/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
d. Satu tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain
menyangga berat badan.
e. Dilanjutkan latihan duduk. Observasi k.u.  latihan penguatan
otot tungkai.
f. Latihan berdiri, tungkai yang frkatur tidak boleh menapak
(Non weight Bearing), dipegangi dan menggunakan alat bantu
jalan (bilateral cruthes).
g. Observasi k.u.pasien waktu berdiri.
h. Jika keadaan umum baik dan tidak sakit dilanjutkan dengan
latihan berjalan

Catatan :
1. Pengukuran kruk
a. Panjang kruk : diukur dari axila sampai maleolus
medialis, sisi yang sehat dengan posisi telentang tanpa
memakai bantal.
b. Pegangan kruk : diukur dari axila sampai os
trochantor mayor.
2. Waktu berjalan yang menyangga kruk bukan pada axila, tetapi
kekuatan tangan.

H.POST OP AMPUTASI

Tahap _ tahap mobilisasi:


a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi
(Laparatomy/ pada bagian perut).
b. Latihan pasif dan aktif tungkai yang sakit sampai bisa
mengangkat sendiri
c. Latihan penguatan otot tungkai yang sehat.
d. Mobilisasi duduk, miring ke sisi yang sakit/ sehat tidak
masalah, kedua tungkai dibawa keluar sisi tempat tidur.
e. Satu tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain
menyangga berat badan.
f. Lanjutkan latihan duduk. (selama latihan perhatikan latihan
penguatan otot tungkai dan k.u. pasien).
g. Latihan berdiri, sisi yang sehat menyangga berat badan dengan
alt bantu jalan, perawat/fisioterapis di sisi yang diamputasi.
h. Lanjutkan latihan jalan.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


151.05.25 0 6/6

Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS
Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU
Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

I .COMCER (trauma kepala)


 Mobilisasi duduk/ bertahap dimulai setelah 2 x 24 jam
atau pada hari ke-3, karena tanda-tanda perdarahan otak
akan nampak setelah waktu itu.
 Tahap-tahap mobilisasi :
a.Breathing Exercise diikuti latihan anggota gerk atas.
b.Aktif anggota gerak bawah.
c.Latihan aktif leher.
PROSEDUR d.Latihan duduk, pasien miring ke sisi yang kiri/kanan,
kedua tungkai dibawa kesisi luar tempat tidur, satu
tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain
menyangga berat badan.
e. observasi latihan duduk dan keseimbangan.
f. Jika tidak pusing dilanjutkan latihan berdiri dan
keseimbangan.
g. Observasi latihan berdiri, jika tidak pusing

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
172.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan tindakan keperawatan yang komprehensif pada pasien
PENGERTIAN
trauma tulang belakang (hiperektensi, hiperflexi, kompresi / rotasi).
Memenuhi kebutuhan dasar pasien serta mencegah terjadinya
TUJUAN
komplikasi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk perawatan
pasien trauma tulang belakang
1. Persiapan alat
a. Alat untuk mempertahankan jalan nafas (ambu bag, gudel,
spatel lidah bila perlu).
b. Alat untuk mempertahankan keseimbangan cairan (set
infus, transfusi, set kateterisasi urine).
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Pada pemindahan pasien dari brankard ambulan ke meja
pemeriksaan :
 Mempertahankan posisi leher.
 Mempertahankan jalan nafas.
 Mempertahankan posisi anatomis sumsum tulang
belakang.
c. Mengkaji pernafasan dan mempertahankan jalan nafas,
PROSEDUR mengkaji kekuatan batuk.
d. Mengukur tanda – tanda vital.
e. Mengevaluasi perubahan motorik dan sensorik secara
terus – menerus :
 Menggenggam tangan pemeriksa.
 Menggerakkan jari tangan dan kaki.
 Melakukan tes sensasi dengan mencubit kulit mulai
dari pundak ke ekstremitas.
f. Melaporkan dengan segera bila ada penurunan fungsi
neurologis :
 Melakukan pencatatan pengkajian neurologis.
Mengobservasi gejala – gejala yang menunjukkan
progresifitas dari sumsum tulang belakang, yaitu
melihat sensasi, kemampuan menggerakkan
ekstremitas.
MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
172.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

g. Mengevaluasi tanda – tanda syok spinal :


 Tekanan darah menurun.
 Paralis dan sensasi berkurang di bawah area yang
sakit.Distensi kandung kemih.
 Distensi usus karena refleks peristaltik menurun.
h. Mempertahankan kekuatan tubuh sampai syok teratasi
dengan :
 Mempertahankan jalan nafas.
 Membantu sirkulasi dengan transfusi sesuai indikasi.
 Mencegah distensi kandung kemih (kateterisasi).
PROSEDUR  Mempertahankan adanya pembesaran lambung dan
ileus.
 Observasi adanya kembung.
 Melakukan penghisapan pada gaster untuk mengurangi
distensi, mencegah muntah dan aspirasi.
 Memasang pipa rectum untuk mengeluarkan gas pada
perut yang kembung.
 Mencegah terjadinya kelebihan pada pemberian cairan
intravena.
 Membantu pasien untuk latihan defekasi.
i. Mendokumentasikan prosedur dan respons pasien pada
catatan pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
171.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Memberikan perawatan terhadap pasien dengan trauma kepala.

Sebagai acuan langkah – langkah penerapan dalam memberikan


TUJUAN
pelayanan kepada pasien
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk perawatan
pasien trauma kepala
1. Persiapan alat
a. Alat untuk menjaga kepatenan jalan nafas (gudel, spatel
lidah jika perlu).
b. Alat untuk mempertahankan cairan dan nutrisi (set infus,
selang nasogastrik).
2. Cara kerja
a. Mencuci tangan.
b. Mempertahankan jalan nafas dan ventiasi dengan
menunjang fungsi pernafasan optimal dengan :
 Melakukan pemeriksaan analisa gas darah.
 Melakukan selang intubasi endotrakea atau trakeostomi.
 Meletakkan pasien pada posisi semi telungkup.
 Mengubah posisi pasien secara teratur untuk mencegah
penumpukkan sekresi dan tekanan pada kulit.
PROSEDUR
 Jika pasien sadar, tinggikan kepala 30 untuk
mengobservasi dan mempertahankan aliran balik darah.
c. Mengobservasi, mengevaluasi dan mengkaji fisik secara
periodik untuk melihat perkembangan / perubahan status
pasien dengan :
 Membuat dokumentasi spesifik (misal : GCS).
 Memantau tanda – tanda peningkatan tekanan
intrakranial.
d. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit secara adequat
dengan :
 Mengukur masukan dan keluaran (intake – output
cairan).
 Memperhatikan ketepatan volume cairan intravena
untukmencegah edema cerebri.
MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
171.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

 Melakukan pemeriksaan darah dan urine untuk


mengobservasi gangguan regulasi natrium dan kalium.
 Memasang selang nasogastrik pasien tidak bisa
menelan.
 Memasang kateterisasi urine bila pasien tidak sadar
atau tidak dapat berkemih spontan
e. Memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan program
pengobatan untuk mempertahankan tekanan intrakranial.
f. Mengobservasi tanda – tanda vital.
g. Mengobservasi kebocoran cairan sumsum tulang belakang
melalui hidung atau telinga :
 Menempelkan kapas pada hidung atau telinga.
 Meninggikan kepala 20 - 30 untuk menurunkan
tekanan intrakranial.
 Menjaga agar klien tidak melakukan manuver valsava
(bensin, batuk dan mengejan).
h. Menjaga keamanan dan keselamatan pasien selama gelisah
:
PROSEDUR  Tidak melakukan pengikatan bila tidak perlu, gunakan
papan
pagar tempat tidur.
 Mempertahankan lingkungan tenang.
i. Menjaga mata terhadap iritasi dari kornea (menutup
kelopak mata dengan kasa basah).
j. Menjalankan tehnik rehabilitasi :
 Memberi posisi yang benar untuk mencegah
kontraktur.
 Melakukan latihan rentang gerak.
 Mempertahankan kulit tetap kering, bersih dan
mencegah ulkus dicubitus.
 Meningkatkan aktifitas fisik dan mental.
Perhatian :
1. Membangunkan pasien setiap (selama 8 jam
berikutnya) dan
periksa tingkat kesadaran serta orientasi.
2. Memberikan hanya cairan selama 8 jam pertama,
kemudian lanjutkan pada diit reguler.
MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
171.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
3. Memberikan analgesik untuk sakit kepala, bila obat
yang lebih kuat diperlukan, hubungi dokter.
4. Memberitahu dokter bila ada hal berikut yangterjadi :
 Satu atau dua pupil dilatasi dan tidak reaktif.
 Tingkat kesadaran menurun.
 Terjadi konflusi atau peka rangsang.
 Tidak dapat menggunakan lengan atau kaki.
k. Kejang atau muntah terus menerus.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MERAWAT ULCUS DECUBITUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
145.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Ulcus Dicubitus adalah luka pada bagian tubuh / kulit yang
PENGERTIAN tertekan dalam waktu yang lama, penekanan jaringan ini
mengakibatkan iskemia jaringan dan akhirnya terjadi nekrosis.
1.Untuk mencegah perluasan luka dekubitus (perluasan kerusakan
TUJUAN jaringan kulit)
2.Untuk mempercepat proses kesembuhan..
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan ulcus
decubitus
1. Persiapan alat
a. Air hangat dan air dingin.
b. Sabun.
c. Handuk kecil.
d. Alkohol.
e. Bantal angin.
f. Zalf (sesuai program) larutan eusol.
g. Larutan garam fisiologis (Ns 0,9%).
h. Kasur decubitus.
i. Gauze steril.

2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur
perawatan ulcus decubitus.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Tingkat I
Kulit kemerah – merahan.
Perawatan :
 Perhatikan daerah yang potensial terkena (terutama
daerah yang tertekan dan menonjol).
 Kulit yang merah bersihkan dengan air hangat dan
sabun.
 Gosokkan dengan minyak kelapa.
 Pasien dirubah posisi tidur selang – seling tiap 2 jam.
 Pasang bantal angin pada tempat yang tertekan / kasur
decubitus.
MERAWAT ULCUS DECUBITUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
145.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

a. Tingkat II
Kulit biru kehitaman.
Perawatan :
 Gosok dengan air dingin pada daerah yang terkena.
 Kemudian diganti dengan uap panas atau air panas
untuk merangsang peredaran darah.
b. Tingkat III
 Timbul lepuh – lepuh pada kulit.
 Lepuh berisi cairan kuning yang mudah terkelupas.
 Bila terkelupas terjadi luka.
Perawatan :
 Sama dengan tingkat II.
 Jaga lepuh jangan sampai lengket.
PROSEDUR  Bila perlu diberi zalp sesuai program dokter.
c. Tingkat IV
 Terjadi necrosis jaringan.
 Timbul ulcus.
 Mudah timbul infeksi sekunder.
 Kuman mudah masuk.
Perawatan :
 Jaga agar luka cukup mendapat udara.
 Jika memakai balutan jangan sampai terlalu tebal.
 Jika luka kotor, pus, nekrosis, dicuci dengan larutan
garam fisiologis dikompres (normal salin).
 Jika diperlukan dapat dengan perawatan irigasi luka.
 Beri zalp sesuai dengan indikasi.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MERENDAM LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
144.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perawatan luka dengan cara memasukkan ke dalam cairan tertentu
PENGERTIAN
guna mempercepat proses penyembuhan luka.

1. Mempercepat penyembuhan luka.


2. Membantu pelepasan jaringan yang mati ataupun eksudat dari
TUJUAN luka.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
4. Memperlancar sirkulasi darah pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan rendam
luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki + alas (perlak + alas).
 Bengkok.
 Waskom rendam.
 Gunting dan plester.
 Kaos tangan on steril.
 Larutan desinfektan sesuai advis dokter.
 Verban gulung (prn).
 H2O2
 Aceton
b. Alat steril
PROSEDUR  Mangkok kapas steril.
 Hemostat steril.
 Pinset anatomis steril.
 Gunting debridement.
 Gauze /ABD / kapas bola steril.
 Kaos tangan steril.
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur
tindakan perawatan rendam luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan pesanan
dokter pada status lyst pasien.

MERENDAM LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
144.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu

PUSKESMAS Tanggal terbit


SUKALUYU

SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM

b. Memberitahu pasien dan keluarga tentang prosedur


tendakan rendam luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan peralatan rendam luka
Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang tabir
/ korden di sisi tempat tidur pasien.
d. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka.
e. Memasang alas di bawah luka.
f. Menyiapkan dan membuka alat steril yang digunakan
untuk rendam luka.
g. Memakai sarung tangan on steril, membuka pembalut
luka dan membuang ke dalam bengkok.
h. Membersihkan luka dengan H2O2 ke satu arah dan buang
kapas yang kotor ke dalam bengkok.
PROSEDUR i. Memakai sarung tangan steril, masukkan / rendam luka
ke dalam larutan desinfektan selama 15 – 20 menit dan
lakukan debridement pada luka yang kotor dan buang
jaringan – jaringan nekrose.
j. Mengangkat luka dari larutan steril di atas perlak dan
mengeringkan luka.
k. Menutup luka dengan gauze / ABD steril. Bersihkan kulit
sekitar luka dari bekas plester dengan aceton.
l. Membalut luka dan memfiksasi dengan plester.
m. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang
nyaman.
n. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
o. Mencatat prosedur tindakan rendam luka pada status lyst
pasien (dalam catatan perawat).

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MENGOMPRES LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
142.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perawatan luka dengan cara memberikan kompres hangat pada luka
PENGERTIAN
dengan cairan desinfektan.
1. Mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Sebagai pengobatan dan mencegah infeksi.
TUJUAN 3. Mengetahui perkembangan luka.
4. Memberi relaksasi pada otot sekitar luka.
5. Mempermudah pelepasan kotoran yang melekat pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres
luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki + alas (perlak + alas).
 Bengkok.
 H2O2
 Phisohex.
 Gunting dan plester.
 Kaos tangan on steril.
 Aceton.
b. Alat steril
 Larutan kompres Ns atau sesuai pemintaan dokter.
 Hemostat + alat buka jahit steril (prn).
PROSEDUR  Handuk steril (prn).
 Kom steril.
 Kapas steril.
 Gauze / ABD / lidi kapas steril (prn).
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang
prosedur tindakan perawatan kompres luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan advis
dokter pada status lyst pasien.
b. Memberitahu pasien dan atau keluarga terhadap prosedur
tindakan perawatan kompres luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap.

MENGOMPRES LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
142.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
Tanggal terbit
PUSKESMAS
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
d. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien dan
memasang tabir/korden di sisi tempat tidur pasien
e. Mengatur posisi pasien dan memasang alas dibagian bawah
luka.
f. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
g. Menggunakan sarung tangan on steril, membuka pembalut
luka dan mengobservasi kondisi luka, buang balutan luka ke
dalam bengkok.
h. Membersihkan luka dengan kapas yang sudah diberi H2O2,
kemudian buang kapas yang kotor ke dalam bengkok.
i. Memakai sarung tangan steril, memberikan kompres pada
PROSEDUR
luka dengan gauze / ABD secara berulang – ulang selama 15
– 20 menit.
j. Bila larutan desinfektan kotor dapat diganti.
k. Mengeringkan luka dan menutup luka dengan gauze / ABD
steril.
l. Membersihkan bekas plester pada kulit sekitar luka dengan
aceton, memfiksasi balutan dengan plester.
m. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang nyaman.
n. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan tindakan perawatan kompres luka pada
status lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MENGGANTI BALUTAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
140.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Menganti balutan / penutup luka yang sudah kotor / lama dengan
PENGERTIAN
balutan / penutup yang baru secara aseptik.
1. Memberi perawatan luka dan mengobati luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
TUJUAN 3. Mencegah luka menjadi terinfeksi.
4. Mengobservasi perkembangan luka.
5. Memberi rasa nyaman pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan meng-
ganti balutan luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki
 alas (perlak).
 Bengkok dan kantong plastik.
 Aceton.
 Kapas on steril.
 Kapas alkohol.
 Gunting.
 Plester / isolasi / verban gulung.
 Kaos tangan on steril.
b. Alat steril
 Pinset anatomi.
 Pinset chirurgi
 Gunting lurus
 Kapas steril.
 Kapas lidi
 Mangkok kecil
 Gauze / ABD / gauze gunting.
 Kaos tangan steril (bila diperlukan).
 H2O2.
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan
perawatan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
MENGGANTI BALUTAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
140.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
b. . Membawa alat – alat ke pasien.
c. Menutup pintu atau memasang sketsel/korden
d. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan/lokasi luka
dan memasang perlak di bawahnya.
e. Melepas fiksasi pada luka dengan kapas alkohol.
f. Memakai sarung tangan on steril, membuka balutan dan
membuang ke dalam bengkok.
g. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan (H2O2)
dengan memakai pincet dari arah dalam keluar
h. Membuang kapas yang kotor ke dalam tempatnya.
i. Mengobservasi keadaan luka
j. Menutup luka dengan gauze / ABD menggunakan
PROSEDUR
pinset steril atau sarung tangan steril dan jaga agr serat
kasa tidak melekat pada luka.
k. Membersihkan bekas plester dengan kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi / verban
gulung.
m. Merapikan pasien dan membereskan alat – alat.
n. Mencuci tangan dengan benar.
o. Mendokumentasikan tindakan mengganti balutan luka,
hasil observasi luka dan respon pasien pada catatan
perawatan.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MELAKUKAN IRIGASI LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Menyemprotkan cairan tertentu (untuk perawatan luka) ke dalam
PENGERTIAN
luka yang dalam.
1. Mempermudah melepaskan kotoran yang melekat.
2. Untuk pengobatan dan mengurangi infeksi.
TUJUAN
3. Untuk memperlancar peredaran darah setempat.
4. Untuk mengetahui perkembangan dari luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan irigasi
luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki dan alas (perlak).
 Bengkok 2.
 Gunting + plester.
 Sarung tangan on steril.
b. Alat steril
 Kom steril.
 Pincet anatomis.
 Hemostat
 Cangkir kapas.
 Spuit/acepto.
 Phisohex
 Normal saline.
 Gauze / kasa.
 Sarung tangan steril.
 H2O2.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur
tindakan perawatan mengganti balutan luka dengan terpasang
drain
3.Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tata cara dengan lyst pasien
b. Memberitahu pasien tentang prosedur irigasi luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap.
d. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
e. Memasang tabir / sketsel di samping tempat tidur pasien
MELAKUKAN IRIGASI LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Memasang perlak di bawah luka dan mengatur posisi
pasien yang nyaman.
g. Memakai sarung tangan on steril dan membuka verban
luka dan membuang pada bengkok.
h. Membersihkan luka dengan H2O2.
i. Memakai sarung tangan dan menyemprotkan normal saline
dalam luka secara perlahan – lahan, air buangan ditampung
PROSEDUR ke dalam bengkok.
j. Mengirigasi luka  10 menit.
k. Mengeringkan luka, menutup dengan kasa steril dan
memfiksasi balutan luka dengan plester.
l. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan tindakan ke dalam lyst pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.


MENGGANTI BALUTAN LUKA DENGAN TERPASANG
DRAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
139.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Mengganti balutan / penutup luka yang ada drainasenya yang sudah
PENGERTIAN
kotor / lama dengan pembalut luka.
1. Mengobservasi luka dan produksi drain pada luka.
TUJUAN 2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
mengganti balutan luka dengan terpasang drain
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki dan alas (perlak).
 Bengkok.
 Gunting + plester.
 Kapas alkohol.
 Kapas on steril.
 H2O2 / obat yang diperlukan.
 Aceton
 Kaos tangan on steril..
b. Alat steril
 Hemostat steril.
 Pincet anatomis steril (kaos tangan steril).
 Kom steril.
PROSEDUR  Gauze, gauze gunting, ABD steril.
 Kapas bola/ cangkir kapas.

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga terhadap
prosedur tindakan perawatan penggantian pembalut luka
yang terpasang drain.

3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan status lyst
pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga terhadap
prosedur penggantian pembalut luka yang terpasang drain.

MENGGANTI BALUTAN LUKA DENGAN TERPASANG


DRAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
139.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat – alat secara
lengkap.
d. Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang
tabir / korden di sisi tempat tidur pasien
e. Mengatur posisi pasien sesuai kondisi luka.Memasang
perlak / alas di bawah luka.
f. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
g. Menggunakan kaos tangan on steril, membuka balutan
dan membuang ke dalam bengkok.
h. Membersihkan luka dari arah dalam melingkar keluar
dengan H2O2 dan buang kapas ke dalam bengkok.
i. Memasang gauze gunting di sisi kanan kiri drain, di
PROSEDUR bawah posisi pada drain.
j. Mengatur posisi drain ke bawah dan jangan sampai
terlipat – lipat.
k. Menutup luka dengan gauze.
l. Membersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester
dengan kapasaceton.
m. Memfiksasi luka dengan plester.
n. Mengambil alas dari bawah kulit.
o. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang
nyaman.
p. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
q. Mencatat tindakan penggantian balutan pada luka yang
terpasang drain pada status lyst pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
139.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Penarikan drainase luka operasi guna memperlancar pengeluaran
PENGERTIAN
sekresi dalam luka
1. Mengobservasi luka operasi
TUJUAN 2. Mempertahankan kelancaran drainase
3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan
tindakan perawatan tarik drain
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki + perlak / alas
 Kaos tangan on steril
 Bengkok
 Kapas alkohol
 Aceton + kapas bola on steril
 Plester + gunting
 H2O2
b. Alat steril
 Hemostat steril
 Pinset anatomis steril
 Cangkir kapas steril
 Kaos tangan steril
 Gauze, ABD, gauze gunting
 Alat angkat jahitan ( untuk pertama kali tarik drain)
 Peniti steril (prn)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan perawatan tarik drain
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan advis
dokter pada status lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tarik drain
c. Mencuci tangan dengan benar dan menyiapkan peralatan
dengan lengkap.
MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
139.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
a. Membawa peralatan kedekat pasien dan memasang
tabir / korden disisi tempat tidur pasien.
b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi luka
Memasang perlak dan alas di bawah luka.
c. Menyiapkan peralatan untuk digunakan tarik drain.
d. Menggunakan sarung tangan on steril, membuka
balutan luka dan membuang ke dalam bengkok.
e. Membersihkan luka dengan kapas + H2O2 dari arah
dalam keluar lalu membuang kapas kedalam bengkok.
f. Bila baru pertama kali dilakukan tarik drain, gunakan
alat angkat jahitan untuk melepas jahitan fiksasi pada
drain.
g. Menarik drain sesuai pesanan dokter.
h. Menggguna kan kaos tangan steril dan melepas peniti
PROSEDUR pada drain dan memasang kembali tepat diatas luka
( ganti peniti steril bila diperlukan )
i. Memasang gauze gunting pada sisi kanan kiri drain
bawah peniti atur posisi drain kebawah dan jangan
sampai terlipat- lipat
j. Menutup luka dengan gauze dan ADB.
k. Membersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester
dengan menggunakan kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan dengan plester.
m. Mengambil alas dari bawah luka.
n. Merapikan pasien dan memberi posisi yang aman.
o. Merapikan alat-alat dan mencuci tangan.
p. Mencatat prosedur tindakan tarik drain pada status lyst
pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU


MENGANGKAT JAHITAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
138.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

PENGERTIAN Mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit.

1. Mencegah timbulnya infeksi dari benang jahitan.


2. Mencegah tertinggalnya benang.
TUJUAN
3. Membuka luka jahitan yang terinfeksi guna mempermudah
perawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
mengangkat jahitan pada luka.
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki dan alas (perlak).
 Bengkok.
 Gunting + plester / isolasi.
 Kapas alkohol.
 Kapas on steril +aceton.
 Senter.
 Sarung tangan on steril (bila diperlukan).
b. Alat steril
 1 arteri klem / hemostat.
 1 gunting angkat jahitan.
 1 pincet chirugi.
PROSEDUR
 Gauze (kasa steril).
 Desinfektan (H2O2).
 Cangkir kapas steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur
tindakan mengangkat jahitan pada luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan mengangkat jahitan luka dengan
status lyst pasien.
b. Mencuci tangan dengan benar.
c. Menyiapkan alat – alat dengan lengkap.
d. Membawa peralatan ke samping tempat tidur pasien
MENGANGKAT JAHITAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
138.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
e. Mejelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan mengangkat jahitan pada luka.
f. Menutup pintu atau memasang sketsel di samping tempat
tidur pasien.
g. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka senyaman mungkin
dan memasang alas di bawahnya.
h. Membuka fiksasi balutan dengan kapas alkohol dan
membuang balutan ke dalam bengkok.
i. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan dari atas ke
bawah / satu arah dengan hemostat steril dan buang kapas
desinfektan ke dalam bengkok.
j. Menggunakan alat lepas jahitan (gunting dan pinset chirugi)
untuk mengangkat jahitan. Memotong / menggunting
benang pada bawah simpul lalu tarik perlahan – lahan dan
letakkan ke dala gauze steril yang sudah diletakkan di
samping luka.
k. Mengangkat jahitan dimulai dari nomor 2 dan kelipatan
genap dulu baru nomor 1 dan kelipatan ganjil daripada
jahitan luka sampai lepas semua, kecuali pesanan dokter.
PROSEDUR
l. Mengangkat jahitan selang – seling angkat dari nomor 2 dan
kelipatan genap.
m. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan.
n. Meneliti kembali dengan senter apakah benang sudah
terangkat semua tidak ada yang tertinggal.
o. Memasang plester kertas (plester kupu – kupu) jika
diperlukan.
p. Menutup luka dengan kasa steril / gauze.
q. Membersihkan bekas plester dengan kapas bensin.
r. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi.
s. Merapikan pasien dan membereskan alat – alat.
t. Mencuci tangan dengan benar.
u. Mendokumentasikan tindakan mengangkat jahitan luka pada
catatan perawat.
Perhatian :
1. Perhatikan tehnik aseptik dalam mengangkat jahitan luka.
2. Usahakan agar tidak menambah rasa sakit pada klien.
3. Mengangkat jahitan tergantung jenis jahitan pada luka.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat inap
MERAWAT LUKA BAKAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
143.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Merawat luka bakar merupakan suatu tindakan yang diberikan
PENGERTIAN
selama dan setelah pasien terkena luka bakar.
1. Memberi perasaan segar dan nyaman.
2. Menghilangkan krusta / membersihkan krusta atau jaringan
TUJUAN
yang mati.
3. Mempercepat penyembuhan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat luka
bakar
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
 Baki dan alas (perlak).
 Bengkok.
 Plastik tempat sampah.
 Handuk pasien.
 Sabun mandi, sikat gigi, shampoo.
 Tempat tidur/ kursi roda.
 Bak mandi lengkap dengan selang 2 x 1 m.(bath up
hidroterapi)
 Air hangat.
b. Alat steril
 Alat tenun
 Set ganti balutan (2 pincet anatomis, 2 pincet chirugi,
PROSEDUR 1 gunting nekrotomy).
 Spuit 10cc
 Verban sesuai ukuran
 Sarung tangan.
 Gauze (kasa steril), kapas bola steril.
C. Obat-obatan
 Phisohex, Dermazin salp.
 Analgesik (PRN)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan merawat luka bakar..
3. Pelaksanaan
1) Sebelum tindakan
a. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
b. Bak mandi diisi air dengan suhu 37-43 derajat
MERAWAT LUKA BAKAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
143.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
c. Masukkan desinfektan kedalam bak mandi dengan
konsentrasi sesuai aturan
2) Selama tindakan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan luka bakar
dengan status lyst pasien.
b. Mencuci tangan.
c. Memberikan analgesik 15 menit sebelum merawat luka
(sesuai program dokter).

d. Pasien dibawa ke bak mandi dengan tempat tudur/kursi


roda.
e. Pasien dipersiapkan dengan menanggalkan baju
f. Perawat memandaikan pasien dengan merendam pasien
kedalam bak mandi dan mengambil jaringan nekrotik
(nekrotomy) bak mandi/bath up dan direndam 15-20
menit.
g. Memindahkan pasien keatas tempat tidur yang sudah
dialasi dengan perlak dan alt tenun steril
h. Mengeringkan badan pasien dengan handuk steril
PROSEDUR kemudian pasien diberi salf sesuai program dokter
i. Menutup pasien dengan alat tenun steril kemudian
pasien diantar ketempat/keruang perawatan khusus
j. Melakukan observasi terhadap
- Tensi, nadi, suhu, dan pernafasan
- Posisi jarum infus dan kelancaran tetesan infus
- Reaksi pemberian infus dan reaksi pasien setelah
dimandikan
k. Mencuci tangan.
l. Mencatat segala perkembangan dan hasil observasi
3) Memandikan pasien di ruang tindakan
a. Cuci tangan
b. Pasien dipersiapkan dan baju ditanggalkan
c. Perawat membantu dokter pada saat memandikan pasien :
a) Mencuci daerah luka bakar dengan cairanNaCL 0.9%
yang sudah dicampur dengan desenfiktan.
b) Membersihkan luka bakar dari segala kotoran yang
menempel
MERAWAT LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


143.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU
Tanggal terbit

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

c) Membuang jaringan nekrotik


d) Memecahkan bulae dengan memakai spuit
e) Membilas luka bakar dengan cairan steril tanpa
desenfiktan
d. Mengeringkan daerah luka bakar / bagian yang dicuci
dengan kasa steril kemudian diberi salf sesuai dengan
program pengobatan.
e. Memindahkan pasien ke brankart yang sudah dialasi
dengan alat tenun steril.
f. Memindahkan pasien yang sudah dikenakan alat tenun
PROSEDUR
steril keruang perawatan
g. Mengobservasi kondisi pasien yang meliputi :
a) Tensi,nadi, suhu dan pernafasan
b) Posisi jarum infus, kelancaran tetesan
c) Reaksi pasien setelah dimandikan.
h. Memberikan suntikan analgetik sesuai advis dokter.
i. Cuci tangan
j. Mencatat semua kegiatan kedalam lembar catatn perawat
k. Melapor kepada dokter bila terdapat perubahan kondisi
Pasien

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU.


MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Parasentesis adalah mengeluarkan akumulasi cairan dengan
PENGERTIAN
menginsersikan jarum ke dalam rongga abdomen.

TUJUAN Untuk mengeluarkan akumulasi cairan dalam rongga abdomen


Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan parasentesis.

1. Persiapan alat.
a. Bethadine/hibitine.
b. Sarung tangan steril.
c. Spuit 5cc untuk anastesi local.
d. Lidocain/xilocain.
e. Jarum LD no.16
f. Spuit 10cc.
g. Set darah.
h. Tube steril.
i. Tempat penampung steril.
j. Kasa steril.
k. Plester dan gunting.

2. Persiapan pasien.
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada
pasien.
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang
tabir/korden.
c. Mengosongkan kandung kemih pasien
d. Mengatur posisi pasien semi fowler.
e. Mendesinfeksi daerah abdomen.
a. Melakukan pemberian anastesi local (prn)
b. Penusukan dengan jarum parasentesis dilakukan pada
pasien dengan posisi supinasi, jarum dihubungkan
pada spuit ketika jarum secara perlahan masuk ke dalam
abdomen quadran 4.
MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit

Yudiansyah Sutawijaya, SKM


SOP

i. Untuk mengeluarkan akumulasi cairan peritoneal, setelah


insersi jarum besi dilepas dan meninggalkan jarum plastik
di dalam kemudian jarum plastik dihubungkan dengan set
darah dan secara perlahan mengalirkan cairan ke dalam
penampung yang diletakkan di bawah pasien.
j. Mengobservasi pasien dari tanda-tanda pucat, sianosis,
sinkop, TTV, dan tanda-tanda syok selama prosedur tin-
PROSEDUR
dakan dilakukan.
k. Memasang kasa steril setelah jarum plastik dilepas dan
memfiksasi dengan plester.
l. Merapikan pasien, membersihkan peralatan, dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
m. Mencuci tangan.
n. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI LUMBAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Lumbal pungsi adalah insersi jarum ke dalam ruang
subarakhnoid dalam region lumbal tulang belakang di bawah
tingkat medulla spinalis (diantara lumbal 3 -4 atau 4 – 5).
PENGERTIAN
Selama prosedur perawat membantu klien untuk
mempertahankan posisi tubuh melengkung. Prosedur pungsi
dilakukan oleh dokter.
Memperoleh cairan cerebrospinal untuk pemeriksaan diagnostik
TUJUAN
dan tindakan terapeutik.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pungsi lumbal.
1. Persiapan alat
a. Troy/set lumbal pungsi:
 Jarum spinal dengan stylet (dewasa : LD No.20, pediatric
: LD No. 22)
b. Tube yang panjang.
c. Manometer.
d. Spuit 3cc.
e. Jarum infiltrasi.
f. Tabung specimen 3 buah.
g. Cangkir antiseptic.
h. Handuk steril.
k. Kapas alkohol.
PROSEDUR l. Handyplas.
m. Jarum spinal cadangan.
n. Sarung tangan steril.
2. Persiapan pasien.
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b.Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang
tabir/korden.
c. Mengukur tanda-tanda vital.
d. Mengatur pasien dengan posisi miring dengan bantal di
bawah kepala dan bantal diantara lutut.
MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI LUMBAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

e. Menganjurkan pasien untuk menarik lututnya ke arah


abdomen dan embantu pasien dalam mempertahankan
posisinyadengan menyangga pasien dari samping lutut
dan lehernya.
f. Jika pasien bisa duduk, dudukkan pasien pada tepi tem-
pat tidur dan menelungkup di atas meja tempat tidur.
g. Menganjurkan pasien untuk tetap tenang, dokter
mendesinfektan kulit, menginjeksikan anastesi lokal,
menusukkan jarum spinal.
PROSEDUR h. Membaca tekanan dengan manometer.
i. Mengisi tiga tabung dengan cairan spinal masing-masing
2-3cc untuk dianalisa dan diberi kode I, II, III.
j. Dokter melepas jarum spinal, lalu luka ditutup dengan
handyplas.
k. Pasien diberitahu bahwa prosedur tindakan sudah selesai
dan mengatur posisi pasien dengan posisi terlentang.
l. Membereskan peralatan dan mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst
pasien.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI (GCS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pengkajian yang dilakukan pada pasien untuk mengetahui kelainan
PENGERTIAN
neurologi.
Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pasien yang datang dengan
TUJUAN
kelainan neurologis.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pengkajian neu-
rologi (gcs )

1. Persiapan alat
a. Pencatatan neurologis
b. Penlight
2. Pelaksanaan
a. Kaji potensi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi serta
penghalangnya jika ada.
b. Pemeriksaan Gaslow Scale
1) Observasi tingkat stimulus untuk membuka mata.
- Pasien membuka mata secara spontan.
- Pasien membuka mata saat mendengar suara : dimana
paseien membuka mata saat ada stimulus verbal /
perintah.
- Pasien membuka mata saat ada stimulus nyeri.
- Pasien tidak membuka mata meskipun ada stimulus
PROSEDUR
apapun.
2) Observasi respon verbal.
- Orinetasi bicara ( pasien dapat mengenal dengan jelas
orang, tempat dan waktu.
- Pembicaraan pasien membingungkan ( walaupun
pasien dapat melakukan percakapan pasien tidak
dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
- Kata-kata yang tidak tepat , dimana pasien me-
nyerukan kata-kata sederhanan (sering berupa kata-
kata kotor atau nama-nama) tetapi tidak teratur,tetapi
pasien tidak mempu menjawab pertanyaan.
- Suara-suara pasien tidak jelas ( pasien menggumam).
- Tidak ada respon verbal terhadap semua stimulus.
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI (GCS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

3) Pengkajian respon motorik:


- Melakukan perintah, dimana pasien dapat melakukan
perintah dengan tepat.
- Menunjuk tempat nyeri , dimana pasien member
respon yang bertujuan dalam usaha menghindari
stimulus nyeri.
- Semi porpose , dimana pasien dapat memberikan
respon nyeri dengan menyeriangi atau bergerak,tetapi
tidak mempu untuk menunjuk tau menghindari
PROSEDUR
stimulus nyeri.
- Fleksi abnormal, dimana pasien melakukan respon
abnormal terhadap rasa nyeri,lengan pasien fleksi
menjauhi bahu dan tangan mengepal kearah dalam.
- Ekstensi abnormal memberikan respon ekstensi
terhadap stimulus nyeri,siku pasien terangkat dan ba-
hu terputar kea rah dalam.
- Melakukan respon sedikit atau tidak melakukan re-
spon terhadap stimulus nyeri.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan dan mempertahankan jalan nafas pasien melalui jalan
PENGERTIAN
nafas oral
1. Untuk mempertahankan jalan nafas pasien yang tidak sadar
dengan cara menahan lidah manjauhi dinding pesterior dari
TUJUAN faring.
2. Untuk digunakan sebagai penahan ( bila dipendekkan) bagi
pasien dengan endotrakeal tube.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan insersi jalan
napas oral
1. Persiapan alat
c. Jalan nafas oral/ air way oral
d. Penekan lidah.
e. Plester
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan.
b. Pilihlah ukuran air way oral yang sesuai dengan
pasien.
c. Masukkan jalan nafas(airway) dengan cara :
- Balik airway sehingga bagian atasnya
menghadap kemuka, masukkan jalan nafas
PROSEDUR (airway) kemulut hingga mendekati dinding
posterior faring dekat lidah belakang kemudian
putar airway pada posisi yang tepat.
- Pergunakan penekan lidah, gerakkan lidah
keluar untuk menghindari terdorong ke
belakang masuk faring posterior, kemudian
masukkan airway oral ke dalam posisiyang te-
pat dengan bagian atas menghadap ke bawah.
f. Jika reflek cegukan pasien terangsang,cabut airway
dengan segera dan masukkan kembali.
g. Untuk fiksasi gunakan plester yang dilekatkan di pipi
dan melintasi bagian datar dari jalan nafas/airway
pada bibir pasien.
MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU

SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM

Perhatian :
1. Periksa status neurologi pasien secara berkala.Airway dapat
menyebabkan muntah-muntah pada pasien yang sensitive.
2. Periksa pasien dari penumpukan sekresi oral dan lakukan
PROSEDUR penghisapan jika terjadi penumpukan sekresi dari rongga
mulut.
3. Jika keadaan pasien memerlukan pemakaian jangka panjang,
airway dapat dilepaskan sementara untuk memberikan
perawatan oral.

UNIT TERKAIT IGD

Anda mungkin juga menyukai