Sop Asuhan Keperawatan Cetak2
Sop Asuhan Keperawatan Cetak2
ASUHAN KEPERAWATAN
PUSKESMAS SUKALUYU
2008
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD, ICU
MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN DARI
TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Alat bantu didekatkan kepasien
c. Perawat berdiri disisi tempat tidur
d. Membantu pasien menggeser kakinya kesamping tempat tidur
e. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki secara perlahan
dari tempat tidur
f. Membantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri
g. Membantu pasien duduk dikursi/kursi roda
h. Mencuci tangan
i. Memperhatikan respon pasien dan mencatat dalam catatan
perawat
2. Pelaksanaan
a. Perawat memberitahu tentang letak kamar mandi/WC, ruang
PROSEDUR
perawat, dll
b. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang tersedia di rumah
sakit dan cara penggunaanya
c. Perawat memberitahu tentang jadual kegiatan rutin diruangan
antara lain, waktu mandi, waktu makan, waktu kujungan
dokter dan waktu kunjungan tamu atau keluarga
1. Persiapan lingkungan
Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman
2. Pelaksanaan
a. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan
PROSEDUR
b. Memperkenalkan diri
c. Menyapa pasien dengan ramah
d. Menyampaikan informasi secara lengkap dan jelas dengan
bahasa yang mudah dimengerti pasien
e. Mengamati respon pasien
f. Mencatat hasil komunikasi
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD, ICU
MEMASANG SARUNG TANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
TUJUAN
1. Melindungi perawat dari penularan penyakit.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang sarung
tangan.
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
b. Talk steril
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberi talk pada kedua telapak tangan
c. Membuka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati
menyibakkan ke samping.
d. Mengidentifikasi kaos tangan kanan dan kiri setiap kaos
tangan memiliki manset ± 5 cm.
e. Memasang sarung tangan
Dengan ibu jari dan dua jari lainnya, pegang tepi
manset kaos tangan.
PROSEDUR Dengan hati-hati tarik kaos tangan pada tangan anda,
pastikan manset kaos tangan tidak menggulung pada
pergelangan tangan dan jari-jari pada posisi yang
tepat.
Dengan tangan yang telah menggunakan kaos tangan,
masukkan jari-jari anda di bawah manset sarung
tangan kedua.
Dengan hati-hati tarik sarung tangan kedua pada
tangan yang lain, jangan biarkan jari-jari dan ibu jari
sarung tangan menyentuh bagian tangan yang
terbuka, pertahankan ibu jari tangan abduksi ke
belakang dan rapikan.
3. Pelaksanaan
a. Pengukuran suhu pada ketiak
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat dibawa ke dekat pasien.
PROSEDUR
c) Bila perlu lengan baju pasien dibuka, ketiak diseka
(menggunakan tissue dengan gerakan menepuk) dan
dikeringkan.
d) Ambil thermometer dari tempat penyimpanannya,
sapu dengan tissue
e) Periksa dan turunkan air raksa pada posisi terendah.
f) Pasang tepat pada reserviornya, jepitkan di tengah –
tengah ketiak dan lengan pasien diletakkan didada
g) Setelah 8-10 menit thermometer diangkat dan baca
angka pada thermometer dengan posisi sejajar mata,
dan hasilnya dicatat pada buku
h) Thermometer dibersihkan dengan kapas alcohol dan
dikeringkan dengan tissue
MENGUKUR SUHU BADAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
1. Persiapan alat
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien.
2. Persiapan pasien
Pasien diberitahu supaya tenang dan rileks, boleh sambil
berbaring atau duduk.
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung denyut nadi selama satu menit pada arteri
radialis.
c. Observasi frekuensi, irama, dan volume
d. Menghitung pernafasan selama satu menit.
e. Mencatat hasil tindakan dan respon pasien
f. Mencuci tangan
1. Persiapan alat
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Lengan baju dibuka / digulung ke atas.
c. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada di sisi luar lengan. Manset dipasang tidak
terlalu kencang atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Denyut arteri branchialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan
pada daerah tersebut.
f. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka Selan-
jutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar
lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air raksa turun
perlahan – lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole, dengarkan terus
sampai denyutan terakhir/diastole
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
111.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
.
h Mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
i. Pasien dan alat dirapikan
j. Mencuci tangan
1. Persiapan alat
a. Waslap
b. Perlak kecil dan alasnya
c. Waskom berisi air dingin/es atau kirbat es
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan
posisi diatur sesuaikebutuhan
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres
d. Waslap dibasahi air dingin/es secukupnya dan diletakkan
ditempat yang akan dikompres
e. Observasi respon pasien
f. Mencuci tangan
g. Mencatat respon pasien dan hasil tindakan
PENGERTIAN Menerima pasien yang baru masuk ke Rumah Sakit untuk dirawat
sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku.
3) Penunggu pasien
a. Pasien dijinkan dijaga 1 orang kecuali VIP,penunggu
pasien harus dekat dengan pasien.
b. Penunggu pasien tidak diperbolehkan mengubah atau
memindahkan alat – alat perawatan yang ada, termasuk
kursi – kursi yang di luar ruangan.
c. Penunggu pasien tidak diperbolehkan membawa alat –
alat tempat tidur.
d. Penunggu pasien tidak diperbolehkan duduk atau tidur
di tempat tidur pasien yang ditunggunya / yang
kosong / di lantai.
e. Kamar kecil / WC boleh dipergunakan dan harap
menjaga kebersihan.
f. Penunggu pasien harap memberi tahu kepada petugas,
apabila ada keperluan yang harus meninggalkan pasien
yang ditunggu.
MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
56.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
Pengunjung pasien
a. Jam kunjungan :
Pagi : Pukul 10.30 – 12.00 Wib.
Sore : Pukul 16.30 – 18.00 Wib.
b. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan membawa
makanan untuk pasien kecuali atas izin dokter.
c. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan merokok di
dalam / di luar ruangan.
d. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan duduk di
tempat tidur pasien tempat tidur kosong
11. Perawat mengerjakan lyst pasien dan pendokumentasien Asuhan
Keperawatan
12. Perawat melaksanakan tindakan Asuhan Keperawatan.
UNIT TERKAIT IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan alat-alat dengan lengkap.
c. Meja dilap, lalu taruhlah linen di atas meja (diberi alas
PROSEDUR kertas).
d. Tempat tidur disemprot dengan lisol encer (10%).
e. Membersihkan TT dari debu dengan lap basah dan lap
kering bagian atas, lalu lap ditaruh di kaki TT.
f. Mencuci tangan.
g. Membalik kasur, lalu susunlah dengan rapi kain bersih
(linen) di atas kaki TT.
h. Memasang sprei besar sebelah kanan.
i. Garis tengah lipatan harus tepat ditengah-tengah kasur
bagian atas.
j. Sprei, dimasukkan rata, dibawah kasur sedalam ± 30 cm,
demikian juga sprei pada bagian kaki setelah ditarik
setegang mungkin, pada ujung sisi-sisi sudut 90º lalu
diseluruh tepi sprei besar dimasukkan ke bawah kasur
dengan rapi dan tegang
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
104.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
.
k. Membuat sudut 90º pada sprei besar kanan bawah.
l. Memasang selimut (dilipat 4 secara terbalik, dipasang pada
bawah kaki, bagian memasang perlak sebelah kanan ± 30 cm
dari sisi TT bagian kepala.
m. Memasang sprei kecil rata di atas perlak ± 10 cm di atas perlak
dada yang terbalik, bagian atas dimasukkan ke bawah, ujung-
ujung sisi dimasukkan ke bawah kasur.
n. Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-sudut bantal dimasukkan
benar-benar ke dalam sudut-sudut sarungnya, letakkan pada
TT bagian kepala dan bagian sarung bantal yang terbuka jangan
PROSEDUR
menghadap ke arah pintu masuk.
o. Merapikan sprei besar sebelah kiri bawah dan membuat sudut
90º.
p. Membuat sudut selimut 90º pada sebelah kiri bawah.
q. Merapikan perlak dan sprei kecil pada sebelah kiri.
r. Merapikan sprei besar sebelah kiri atas dan membuat sudut
90º.
s. Membersihkan TT bagian bawah.
t. Membersihkan meja dan kursi.
u. Membereskan alat.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa
PENGERTIAN
memindahkan pasien.
1. Memberikan perasaan nyaman bagi pasien
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya dekubitus.
3. Memelihara kebersihan dan kerapihan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mengganti alat
tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
1. Persiapan alat
a. Alat tenun tempat tidur yang bersih dalam tempatnya diatas
trolly (Sprei besar/laken, sprei kecil/steak laken, selimut,
sarung bantal, perlak).
b. Tempat kain kotor bertutup
c. Ember berisi larutan desinfektan.
d. Lap kerja basah dan kering.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dil-
aksanakan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Peralatan dibawa ke tempat pasien.
c. Perawat berdiri disisi kiri dan kanan tempat tidur
PROSEDUR
d. Selimut dan bantal yang tidak perlu diletakkan diatas kursi
atau bangku
e. Pasien. dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur (bila
perlu pasien.diganjal bantal supaya tidak jatuh).
f. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung satu persatu
sampai dibawah punggung pasien
g. Sprei kecil/steak laken dan perlak digulung ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin.
h. Perlak dibersihkan dengan larutan desinfektan lalu
dikeringkan digulung ketengah sejauh mungkin.
i. Laken yang bersih digulung setengah bagian, kemudian
gulungannya diletakkan dibawah punggung pasien dan
setengah bagian lagi diratakan serta dipasang pada kasur
MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT
TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
102.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
- Mencuci muka.
Handuk dibentangkan di bawah kepala, muka, telinga
dan leher dibersihkan dengan waslap lembab, lalu
keringkan dengan handuk
Tanyakan apakah pasien biasa pakai sabun atau tidak.
- Mencuci tangan.
Selimut mandi atau kain penutup diturunkan
kedua tangan di keataskan
letakkan handuk diatas dada dan lebarkan ke samping
kiri dan kanan sehingga kedua lengan dapat diletakkan
di atas handuk.
Kedua tangan dibasahi dan disabun mulai dari lengan
yang jauh dari perawat, kemudian yang lebih dekat lalu
dibilas sampai bersih, lalu dikeringkan dengan handuk
Masukkan kedua telapak tangan ke dalam waskom lalu
keringkan.
PROSEDUR - Mencuci dada dan perut
Pakaian pasien bagian bawah dibuka dan selimut atau
kain penutup diturunkan sampai perut bagian bawah
Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan
dibentangkan pada sisi pasien
Ketiak, dada dan perut dibasahi dan disabun, dibilas
sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk.
Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan kenakan baju
yang bersih atau ditutup kain penutup/handuk.
- Mencuci punggung
Pasien dimiringkan ke kiri
Handuk dibentangkan di bawah punggung sampai
bokong
Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas
dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk
Pasien dimiringkan ke kanan dan handuk dibentangkan
dibawah punggung kemudian punggung dicuci seperti
pada punggung kiri
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
94.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
- Mencuci kaki
Kaki pasien yang terjauh dari perawat dikeluarkan dari
bawah kain penutup atau handuk
Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk
Kaki dibasahi, disabun dan dibilas sampai bersih
kemudian dikeringkan dengan handuk, demikian juga
kaki yang satu lagi
Masukkan kedua telapak kaki ke dalam waskom lalu
dikeringkan.
Air dalam waskom yang kotor diganti dengan air bersih.
1. Persiapan alat
a. Handuk.
b. Alkohol.
c. Talk.
2. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi prone bila bila tidak
dapat posisi SIM.
d. Meletakkan sebuah bantal tipis di bawah perut klien untuk
PROSEDUR menjaga posisi yang tepat.
e. Meletakkan handuk di sisi punggung / badan pasien.
f. Menuangkan alkohol sedikit di tangan, lalu usap dengan
kedua tangan di punggung pasien sampai rata.
g. Melakukan masage punggung, masage dilakukan dengan
menggunakan telapak tangan dan jari – jari, gunakan tekanan
halus yang bersambungan.
Perhatian :
1. Hindari untuk melakukan masage pada area kemerah – merahan,
kecuali bila kemerahan tersebut hilang sewaktu dimasage.
2. Masage punggung dapat merupakan kontra indikasi pada pasien
imobilitas tertentu.
3. Masage punggung dikerjakan selama 5 s/d 10 menit.
1. Persiapan alat
a. Gunting/ pemotong kuku.
b. Handuk.
c. Bengkok.
d. Waskom berisi air hangat.
e. Sabun.
f. Sikat kuku.
g. Aceton (bila perlu).
h. Kapas.
i. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Diberitahukan tindakan yang akan dilaksanakan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Memotong kuku pada jari - jari tangan :
a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam tangan dengan air hangat dalam waskom selama
PROSEDUR 1 – 2 menit untuk melunakkan kuku. Bila kuku sangat kotor
disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu di bilas dengan air
d. hangat, dikeringkan dengan handuk.
e. Tangan ditaruh di atas bengkok supaya potongan kuku
tidak berserakan.
f. Memotong kuku pada jari tangan sesuai dengan lengkungan
kuku.
MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
96.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
Membasmi kutu dan telornya serta mencegah kutu supaya tidak ber-
TUJUAN
jatuhan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang kap kuku
1. Persiapan alat
a. Obat kutu (Peditox).
b. Kap kutu khusus / kain segitiga.
c. Gauze.
d. Pengalas dan perlak.
e. Peniti.
f. Sisir kutu dan sisir biasa.
g. Kertas koran.
h. Bengkok berisi larutan desinfektan.
i. Celemek.
j. Mangkok.
k. Penutup kepala.
l. Sarung tangan.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai celemek tutup kepala dan sarung tangan.
c. Memasang pengalas pada bahu pasien dan untuk fiksasi diberi
peniti.
d. Menyisir rambut dengan sisir biasa kemudian dengan sisir
kutu kemudian masukkan ke dalam bengkok yang berisi
larutan desinfektan.
e. Di sekeliling kulit kepala diolesi dengan gauze vaselin.
CARA MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
95.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan
3. Persiapan lingkungan
PROSEDUR
Tempat/lingkungan yang nyaman
4. Pelaksanaan
a. Memberi penyuluhan pasien dengan cara diskusi, tanya jawab,
demonstrasi
b. Menggunakan alat peraga bila diperlukan
c. Mengadakan evaluasi
d. Memberikan umpan balik
e. Mencatat hasil penyuluhan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU.
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
307.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
1.Persiapan alat
a. Formulir observasi pemasukkan dan pengeluaran cairan
b. Gelas ukuran
c. Bahan yang akan diukur
2. Persiapan pasien
PROSEDUR Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung cairan yang masuk baik enteral maupun parenteral
c. Mengukur cairan yang keluar
d. Mencatat hasil tindakan
e. Mencuci tangan
TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Kira-kira setengah jam sebelum obat diberikan, ambil kartu
obat dari kotak obat.
c. Cocokkan kartu obat dengan lyst pasien, pesan-pesan
dokter dan catatan perawat menurut tanggal. Kalau tidak
cocok kembalikan ke pesan-pesan dokter.
d. Menyiapkan obat menurut cara yang dipesan.
e. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
f. Jangan berbicara dengan siapapun waktu menyediakan
obat.
MEMBERI OBAT MELALUI MULUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Dengan kartu obat mengecek etiket untuk nama dosis obat yang
ada dalam botol waktu mengambil dari lemari.Sebelum
menuangkan obat yang diperlukan, membaca etiket lagi untuk
nama obat dan dosis obat.
h. Letakkan gelas-gelas obat di atas kartu obat pada baki.
i. Obat dibawa kepada pasien oleh perawat yang menyiapkan obat
tersebut.
j. Tentukan pasien, baca nama pasien dan panggil namapasien.
k. Berikan obat langsung kepada pasien dan tunggu sampai obat
benar-benar diminum/ ditelan bila perlu pasien dibantu dengan
memperhatikan 5 prinsip benar.
l. Balik kartu obat pasien.
m. Kembalikan alat-alat ke kamar kerja, cuci alat-alat dan simpan
pada tempatnya.
PROSEDUR n. Bawa kartu obat ke lyst pasien secepatnya dan cek pada kolom
obat dan catat juga respon pasien terhadap pemberian obat.
Dengan mengecek dan tanda tangan perawat membuktikan
sudah memberi obat dengan ukuran yang benar menurut jam
dan tanggal. Coretan tersebut menjadi resmi apabila ada coretan
paraf di atasnya.
o. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang sudah
menyiapkan dan memberikan obat tersebut.
p. Kalau pasien tidak mau minum obat/ ditunda karena puasa
untuk pemeriksaan, lingkari jam obat dan tulis paraf.
q. Sesudah dicek, kartu obat dikembalikan ke kotak obat, sesuai
jam pemberian obat berikutnya
r. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata dengan cara
PENGERTIAN
meneteskan/ mengoleskan pada mata.
1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai dengan program
TUJUAN terapi.
2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat
mata
1. Persiapan alat dan obat
a. Salep mata/ tetes mata.
b. Kapas steril/ gauze.
c. Gunting dan plester (prn).
d. Pinset steril/sarung tangan.
e. Kom steril.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang
PROSEDUR akan dilakukan.
c. Mencuci tangan.
d. Menyiapkan obat yang diperlukan.
e. Mengatur posisi pasien sesuai keperluan.
f. Memakai sarung tangan.
g. Membersihkan mata dengan kapas steril.
h. Ujung tube diusap dengan kapas steril kemudian salep
dituang sedikit pada kapas tadi.
i. Membuka conjungtiva kelopak mata bawah dengan ibu
jari/ dua jari dengan melakukan tekanan ke arah bawah
terhadap bagian pipi yang bertulang menonjol dan pasien
dianjurkan untuk melihat ke atas.
j. Mengoleskan sepanjang sisi dalam dari kelopak mata bawah,
pada conjungtiva bagian bawah dan menganjurkan pasien
untuk menutup dan mengedipkan kelopak mata.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
77.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
76.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
75.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
68.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
01 Maret 2006
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
1. Melegakan pernafasan.
2. Mengurangi pembengkakan selaput saluran nafas.
3. Mengobati peradangan.
4. Mengencerkan dan memudahkan keluarnya lendir.
5. Mengurangi batuk.
6. Mencegah kekeringan selaput lendir.
TUJUAN
7. Dilakukan pada pasien :
a. Sesak nafas.
b. Asma bronchiale.
c. Pasca tracheostomi.
d. Saluran nafas bagian atas tersumbat lendir
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
80.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
A. Pada ampul
a) Pastikan obat berada di bawah ampul.
b) Gergajilah pada leher ampul yang bertanda / tidak.
c) Ampul dipegang dengan satu tangan dan tangkai ampul
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
80.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
B. Pada vial
a. Masukkan udara sejumlah larutan yang akan diambil
dan sebelumnya karet luar vial dibersihkan dengan zat
anti septik (kapas alkohol).
b. Bawa obat ke pasien.
c. Atur posisi pasien.
d. Menentukan daerah yang akan disuntik
Perhatian :
1. Tempat suntikan harus betul-betul tepat bila salah akan
berbahaya, karena dapat mengenai syaraf ischiadeous.
2. Lokasi penyuntikan intra muscular :
a. Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari spina illiaka
anterior superior, (area dorso-gluteal/ pinggang bagian
belakang).
b. Area dorso gluteal yang terletak di pinggang mempunyai
area injeksi IM yang sering digunakan.
Injeksi dilakukan antara 5 – 7,5 cm di bawah puncak illium
di perempat atas bagian luar dari pinggul.
Metode lain untuk menentukan titik suntik pada pinggul
PROSEDUR dapat dengan menarik garis dari tulang illium posterior
superior ke pangkal tulang paha sebelah luar.
c. Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar
(area otot vestus lateris). Bagian pertengahan ketiga, bila
diukur ke atas dari ujung atas lutut, dan ke bawah dari
ujung bawah pangkal, di sini sebagai area suntik.
d. Otot pangkal lengan/ otot deltoid da pasterior triceb (bahu
dan lengan atas).
e. Otot ini juga dapat digunakan untuk injeksi IM, otot ini ja-
rang digunakan untuk keperluan injeksi, karena klien mera-
sa lebih nyeri dan pegal di bagian otot, ketika injeksi posisi
pasien dapat berbaring / duduk.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
CARA MEMBERIKAN OBAT MELAUI SUNTIKAN
INTRA CUTAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
79.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
169.05.25 0 1/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
6. Pertahankan ketepatan frekuensi kompresi.
Dewasa dan remaja : 80 x/menit
Anak lebih besar : 100 x/menit.
Bayi dan usia bermain : 100 – 200 x/menit.
7. Lanjutkan ventilasi mouth to mouth/ Ambu
Dewasa dan remaja : tiap 5 detik (12/menit).
Anak lebih besar : tiap 4 detik (15/menit).
Bayi dan usia bermain : tiap 3 detik (20/menit).
PROSEDUR 8. Bila pasien belum terpasang intubasi rasio pijat jantung dan
nafas buatan 30 : 2 ( 2 atau 1 penolong tidak dibedakan ).
9. Bila pasien sudah ter-intubasi pijat jantung 100 kali/menit,
nafas buatan 8 – 10 kali/menit ( tidak perlu sinkronisasi ).
10. Lanjutkan RJP sampai teratasi atau sampai korban teraba
kembali nadinya dan bernafas spontan.
11. RJP dihentikan bila selama 1 jam korban tidak ada reaksi /
respon (nadi tidak teraba, dan tidak ada nafas).
12. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MEMBERIKAN OXYGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
88.05.25 0 1/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
3. Pelaksanaan
a. Cek instruksi dokter (dosis dan cara pemberian)
b. Beri tanda dengan tulisan
c. Mencuci tangan.
d. Membawa peralatan kedekat pasien.
e. Mengatur posisi pasien
f. Memeriksa isi tabung.
MEMBERIKAN OXYGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
88.05.25 0 2/4
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
7. Nasal Kateter
1.) Bila mempergunakan nasal catheter
Ukuran nasal catheter untuk wanita 10 – 12 Fr dan
laki-laki 12 – 14 Fr.
Menentukan seberapa dalam catheter masuk
dengan mengukur jarak hidung dengan lubang
telinga, lalu ditandai plester.
Lumasi ujung catheter dengan jelly pada gauze dan
putar langsung diujung catheter.
Masukkan catheter perlahan-lahan melalui satu
lubang hidung sampai ujung catheter masuk
orofaring (jarak yang ditandai).
Plester catheter di wajah pasien disisi hidung,
biarkan selang kendur.
Nasal catheter dibersihkan sekurang-kurangnya
sekali dalam 8 jam dan dipasang pada lubang
PROSEDUR
hidung bergantian.
2.) Flow meter dibuka dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan/ advis dokter (2lt – 3lt/ menit).
Estimasi FiO2 : 24% - 44%.
3.) Menganjurkan pasien bernafas melalui hidung.
Menanyakan kepada pasien apakah sesaknya
berkurang.
4.) Merapikan pasien.
5.) Membersihkan dan mengembalikan alat-alat sesuai
tempatnya.
6.) Mencuci tangan.
7.) Mencatat prosedur tindakan dalam catatan perawat.
j. Memperhatikan reaksi pasien, dan pernafasan
k. Mencatat tindakan dalam lembar catatan perawat.
l. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IKO, ICU, IGD.
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANA-
LISA GAS DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
167.05.25 0 ½
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
1. Persiapan alat
a. Pasang sandaran tempat tidur otomatis.
b. 2 – 3 bantal.( posisi semi fowler )
c. Sputum pot berisi cairan desinfeksi.
d. Tissue.
e. Segelas air minum.
2. Persiapan pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Perawat mencuci tangan.
b. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan :
Untuk membersihkan paru kanan pasien miring kiri.
Untuk membersihkan paru kiri pasien miring kanan.
Untuk membersihkan lobus tengah kanan pasien
miring ke kiri dan tubuh bagian belakang disokong
dengan 2 – 3 bantal.
c. Melakukan clapping (lihat prosedur sebelumnya).
d. Melakukan vibrasi (lihat prosedur sebelumnya).
e. Bila rangsang batuk sudah ada, lendir dibatukkan dan
ditampung ke dalam sputum pot.
f. Postural drainage dilakukan 10 - 15 menit tiap posisi.
g. Pasien istirahat sebentar bila perlu.
h. Minta pasien untuk minum air.
MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA
Perhatian :
1. Beri terapi bronchodilator / nebulizer selama 20 menit
sebelum postural drainage.
2. Setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 – 60 menit.
3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.
1. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Mengatur posisi drainage pada pasien.
c. Melakukan perkusi dada pada dinding rongga dada selama
1 – 2 menit .
d. Menganjurkan pasien menarik nafas dalam
perlahan – lahan, lalu lakukan vibrasi sambil pasien
mengeluarkan nafas perlahan – lahan dengan bibir
dirapatkan.
PROSEDUR e. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan
letakkan tangan yang lain di atasnya.
f. Menegangkan otot- otot tangan dan lengan sambil
melakukan tekanan sedang dan vibrasi tangan dan lengan.
g. Mengangkat tekanan pada dada ketika pasien menarik nafas.
Menganjurkan pasien batuk dengan menggunakan otot
abdominalis setelah 3 – 4 vibrasi.
h. Memberi pasien istirahat beberapa menit.
i. Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi nafas.
j. Mengulangi clapping dan vibrasi secara bergantian sesuai
kondisi pasien, biasanya 15 – 20 menit.
k. Mendokumentasikan prosedur dan respon pasien dalam
lyst pasien.
MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING)
DAN VIBRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
166.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perhatian :
1. Jangan melakukan clapping di atas tulang belakang, ginjal, hepar,
PROSEDUR limpa dan scapula atau sternum.
2. Siapkan sputum pot berisi cairan desinfeksi.
3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Suctioning adalah tindakan membersihkan jalan nafas melalui
PENGERTIAN jalan nafas buatan dengan mempergunakan kateter suction dan
alat penghisap.
1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas.
2. Memperbaiki oksigenasi dan mencegah hipoksia.
TUJUAN 3. Memudahkan ventilasi pernafasan.
4. Mengambil sekret untuk pemeriksaan diagnostik.
5. Mencegah infeksi yang disebabkan akumulasi sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan hisap lendir
(Suction)
1. Persiapan alat
a. Alat penghisap lengkap dengan regulator, pipa / slang
penyambung, botol penampung.
b. Oksigen dengan perlengkapannya (O2 sentral / O2
tabung).
c. Bag and mask / ambubag dan slang.
d. Kateter suction steril.
e. Sarung tangan steril / pincet steril.
f. Gauze steril.
g. Aqua steril / air bersih dalam wadah tertutup.
h. NaCl 0,9% dalam wadah steril dan tertutup.
i. Alkohol 70%.
j. Stetoscope.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Memasang tabir di sekitar tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membantu pasien dalam posisi telentang dengan kepala
miring ke arah perawat.
c. Auskultasi suara nafas untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan penghisapan dan mengetahui lokasi
penumpukan sekret.
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 2/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
d. Atur regulator dengan kekuatan menghisap :
Dewasa : 80 – 120 mmHg.
Anak : 60 – 80 mmHg.
Bayi : 40 – 60 mmHg.
Kaji / observasi irama jantung pada monitor EKG, nadi,
frekuensi nafas, saturasi oksigen sebelum, selama dan
sesudah dilakukan suctioning
e. Perawat memakai sarung tangan steril / sarung tangan
bersih
f. Metode suctioning dengan ventilator :
1) Oksigenasi dengan O2 100% selama 1 – 2menit.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan bag
and mask atau pasien tetap menggunakan
ventilator.
2) Lepaskan Ett / tracheostomi kanul dari bag and
mask atau klien tetap menggunakan ventilator.
3) Lakukan penghisapan sekret dengan tehnik aseptik
menggunakan sarung tangan / pincet steril dan
kateter suction steril yang mempunyai diameter 1/3
PROSEDUR dari diameter lumen ETT atau tracheostomi kanul.
4) Tutup lubang pangkal kateter suction untuk
menghindari O2 dalam trachea terhisap.
5) Masukkan kateter suction ke dalam ETT atau
tracheostomi kanul secara perlahan – lahan sampai
dalam ( terasa ada hambatan) lalu tarik 1 cm,
kemudian keluarkan kateter sambil diputar.
6) Pada saat masuk kateter suction dalam keadaan
tidak menghisap.
7) Lakukan penghisapan dengan waktu tidak boleh
lebih dari 10 – 15 detik setiap 3 menit, untuk
mencegah hipoksia.
8) Kateter diusap dengan kasa alkohol 70% lalu
dibilas dengan NaCl 0,9% steril.
9) Sebelum melakukan penghisapan berikutnya,
lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100%.
10) Penghisapan dilakukan berulang – ulang sampai
bersih, bila sekret kental lakukan bronchial washing
dengan normal saline (NaCl 0,9%).
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163.05.25 0 3/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Catatan :
Pada pasien yang nafas dan batuknya belum adekuat dan pada
PROSEDUR pasien yang tidak sadar secara berkala bagging harus tetap
dilakukan untuk mengembalikan alveoli supaya tidak terjadi
atelektasis.
Perhatian :
1. Lakukan penghisapan (suctioning) sebelum pemberian
gavage untuk mencegah terjadinya aspirasi.
2. Perhatikan humidifikasi :
a. Pada pasien yang menggunakan ventilator.
Perhatikan aqua pada humidifier jangan sampai
kehabisan.
b. Pada pasien yang sudah tidak pakai ventilator.
Pemberian oksigen maintenance tetap harus melalui
humidifier.
3. Diameter Kateter Suction, harus kurang dari setengahnya
diameter pipa Endo Tracheal. Karena jika terlalu besar, maka
udara banyak terhisap. Hal ini berbahaya, karena pasien bisa
mengalami hipoksia dan atau
paru – paru kolaps.
4. Lama penghisapan kurang dari 10 – 15 detik sekali hisap
waktu baru memasukkan, kateter tidak boleh dalam keadaan
menghisap. Setelah sampai didalam, baru lakukan
penghisapan, diputar 1 – 2 kali, baru kateter ditarik keluar.
Jika lendir masih ada, tunggu dulu 2 – 3 menit sambil
memberi nafas buatan / O2 seratus persen, baru diulang.
5. Saturasi O2 dalam darah normal 97% dengan hisapan suction
yang benar, dapat mengalami penurunan menjadi kurang
lebih 85%. Apalagi jika penghisapan yang dilakukan tidak
benar. Jika saturasi O2 turun sampai 80% kebawah pasien
dapat terjadi cyanosis.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,IKO, ICU
MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
PENGHITUNGAN TETESAN DAN JUMLAH CAIRAN
INFUSION TABEL
166
2000 cc/12 jam 167 cc/jam 28 tetes/menit 42 tetes/menit
tetes/menit
Perhatian :
1. Komplikasi dapat terjadi saat pengukuran CVP diantaranya
adalah : pneumothoraks, hematothoraks, hematoma, emboli
udara.
2. Hati – hati dalam bekerja dan jaga kesterilan.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
PENGERTIAN Memasang bed pan/ urinal pada pasien yang tidak dapat melakukan
sendiri.
1. Menampung air kemih.
2. Menjaga kebersihan.
TUJUAN
3. Mengetahui kelaianan pada urine.
4. Mengurangi gerakan pasien.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
KEBIJAKAN
keperawatan untuk membantu pasien dalam menolong pasien BAK
1. Persiapan alat
a. Bed pan / urinal.
b. Botol berisi air cebok.
c. Bengkok.
d. Selimut.
e. Pengalas.
f. Tissue.
g. Kaos tangan.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Membawa peralatan kedekat pasien.
b. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
PROSEDUR c. Memasang sketsel/menutup korden
d. Memasang perlak dan pengalas dibawah pantat pasien
a.) Pada pasien laki-laki :
Bila pasien tidak dapat melakukan sendiri, perawat
membantu membuka pakaian bawah pasien.
Memasukkan penis ke dalam mulut urinal dengan
tangan kiri yang diberi alas selimut pasien.
Menganjurkan pasien untuk berkemih.
b.) Pada pasien wanita :
Menanggalkan pakaian bawah dan dipasang selimut.
Memberi posisi semi fowler dengan meninggikan
kepala 30º dan menekuk kedua lutut dan meletakkan
kedua telapak tangan di sisi samping dan menekuk
siku untuk menyangga tubuh
MENOLONG PASIEN B.A.K
No. Dokumen No. Revisi Halaman
49.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
e. Membersihkan :
Apabila pasien sudah selesai, kaki pasien diregangkan,
selimut dibuka sendikit, vulva dibuka dan dibersihkan, bila
pasien menginginkan cebok sendiri, perawat membantu
PROSEDUR menyiram dan bila telah selesai tangan pasien disiram dicuci
dengan sabun sampai bersih.
Mengeringkan kemaluan dengan pengalas.
f. Merapikan pasien.
g. Membuka korden/ sketsel.
h. Membersihkan alas dan mengembalikan ke tempatnya.
i. Mencuci tangan
j. Mencatat
Warna.
Banyaknya.
Bau.
Keluhan lainnya.
PENGERTIAN CVP harus dirawat dengan baik dan diganti tiap 24 – 48 jam.
1. Persiapan alat
a. Bethadine cair.
b. Kapas.
c. Gause steril.
d. Gunting.
e. Plester.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur perawatan
katheter CVP agar tidak terjadi infeksi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan memasang tabir/korden.
PROSEDUR b. Mengatur posisi pasien dan mendekatkan peralatan pada
pasien.
c. Melepas plester dan gauze.
d. Mengobservasi tempat masuknya kateter apakah ada tanda
infeksi: kemerahan, pus, odema, hangat, nyeri tekan.
Membersihkan/ mendesinfeksi daerah luka dengan
bethadine cair.
e. Menutup dengan gauze steril.
f. Memfiksasi dengan plester / hipafix.
g. Menulis tanggal penggantian pada plester.
h. Merapikan alat – alat.
i. Mencuci tangan.
j. Mendokumentasikan tindakan perawatan di lyst pasien
MERAWAT KATHETER CVP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
132.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
Perhatian :
1. Jaga kesterilan alat dan tindakan.
2. Pada waktu melepas gauze, hati – hati jangan sampai katheter
CVP lepas.
3. Observasi kondisi klinis pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.
MEMASANG KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
1. Persiapan alat
a. Baki katheter/ katheter tray berisi :
Pinset 1 buah.
Handuk steril 2 buah.
Kapas bola 3 buah.
b. Folley katheter sesuai ukuran.
c. Sepasang sarung tangan steril.
d. Aquades.
e. Spuit 10 cc.
PROSEDUR f. Urine bag.
g. Gunting + plester.
h. Bethadine cair.
i. Perlak + pengalas.
j. Bengkok + plastik.
k. Jelly.
l. Besi penggantung urine bag.
MEMASANG KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan posisi pasien
Wanita dorsal recumbent.
Laki-laki supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien.
d. Membuka alat-alat steril.
Pinset, spuit, catheter.
Katheter tray dibuka, beri bethadine cair pada kapas
bola.
e. Menyiapkan plester sesuai kebutuhan.
f. Memakai kaos tangan steril.
g. Meletakkan handuk steril dan katheter dengan spuit (bila
perlu).
h. Mengisi spuit dengan aquadest sesuai keperluan.
i. Pada wanita :
PROSEDUR Membuka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri, lalu sedikit ditarik ke atas.
Membersihkan daerah labia dengan pinset steril dari
atas ke bawah terakhir bagian meatus. Kapas hanya
sekali pakai.
Menentukan urefisium urethra.
Melumasi ujung katheter dengan jelly kemudian
masukkan perlahan-lahan sepanjang 5 – 7,5 cm dan
pasien dianjurkan untuk nafas panjang.
j. Pada pria :
Tangan kiri memegamg penis pasien di bawah glands
penis dengan ibu jari dan jari telunjuk serta preputium
ke bawah.
Dengan pinset dibersihkan dengan arah melingkar
dari sebelah dalam keluar minimal 3x.
Melumasi ujung kateter dengan jelly sekitar 15 – 18
cm.
Memasukkan kateter sepanjang 18 – 23 cm dengan
menegakkan penis 90º, pasien dianjurkan nafas
panjang.
MEMASANG KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Jika pada waktu memasukkan katheter terasa ada
tahanan sebaiknya dihentikan sebentar, lalu
dilanjutkan lagi.
k. Mengisi balon katheter perlahan-lahan sampai adanya ta-
hanan balon ± 15 – 20 cm.
l. Menghubungkan katheter dengan urine bag.
m. Memfiksasi katheter dengan plester.
n. Merapikan dan mengatur kembali posisi pasien yang
nyaman.
o. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat di tempatnya
semula.
p. Mencuci tangan.
q. Mencatat pada catatan perawat tentang prosedur yang
telah dilaksanakan, kondisi perineum, jumlah, warna/ bau
PROSEDUR urine dan reaksi pasien.
Perhatian :
1. Menjaga sterilisasi alat-alat.
2. Pada wanita katheter jangan salah masuk vagina.
3. Ukuran katheter harus disesuaikan dengan keadaan pasien.
4. Hasil penyadapan urine diukur.
5. Perhatikan warna dan keadaan urine.
6. Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan waktu
memasukkan berhenti sebentar lalu dilanjutkan lagi.
7. Menjelaskan kepada pasien untuk mempertahankan urine bag
lebih rendah dari ketinggian kandung kemih untuk
mengurangi resiko infeksi saluran kemih akibat aliran balik
urine dari urine bag ke dalam kandung kemih.
8. Bila pasien pulang dengan katheter menjelaskan pentingnya
perawatan katheter.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MENOLONG PASIEN B.A.B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
48.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
2. Persiapan Pasien.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
PROSEDUR akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Sketsel/korden dipasang
d. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian
yang terbuka ditutup dengan selimut.
e. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat
pantat.
f. Pasang perlak dan pengalas
g. Pispot ditekkan dibawah pantat pasien.
h. Bila telah selesai, anus dan daerah genetical dibersihkan
dengan air dan kertas toilet/tissue, diulang beberapa kali
sampai bersih.
MENOLONG PASIEN B.A.B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
48.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perhatian :
1. Plester adesif jangan pernah digunakan untuk memplester
kondom katheter, karena dapat menyebabkan konstriksi dan
reduksi aliran darah ke penis.
PROSEDUR 2. Gunakan plester velcro atau elastik karena dapat mengembang
sesuai ukuran penis dan tidak mengurangi aliran darah.
3. Lepaskan kondom katheter selama 30 menit setiap 24 jam untuk
perawatan kulit perianal.
4. Lihat glands tiap 4 jam untuk menentukan bahwa sirkulasi pada
penis adekuat.
5. Instruksikan pasien dan keluarga dalam perawatan perineal,
penggunaan katheter, dan penggunaan close system.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
7. Menjaga kesterilan.
TUJUAN 8. Menjaga privacy pasien
9. Mencegah terjadinya komplikasi
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan katheter
menetap.
1. Persiapan alat
d. Kaos tangan steril.
e. Kapas steril.
f. Bethadine cair.
g. Bengkok / plastik.
h. Perlak / pengalas.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien wanita : dorsal recumbent, laki – laki
: supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
PROSEDUR c. Memasang perlak / pengalas di bawah pantat pasien.
d. Menyiapkan dan membuka alat-alat steril.
e. Mengatur posisi pasien.
f. Memakai kaos tangan steril.
g. Membersihkan genetalia.
Pada wanita :
Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu tangan kiri, lalu
sedikit di tarik ke atas.
Bersihkan daerah labia luar dan dalam dari atas ke bawah
terakhir bagian meatus (kapas dipergunakan hanya satu
kali pakai).
Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan arah melingkar ke kanan.
MERAWAT KATHETER MENETAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
182.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pada pria :
Pegang daerah bawah gland penis dengan ibu jari dan
jari telunjuk, preputium ditarik ke bawah.
Bersihkan dengan arah melingkar dari sebelah dalam
keluar minimal 3x.
PROSEDUR Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan arah melingkar keluar.
h. Mengatur posisi dan merapikan pasien.
i. Membersihkan dan mengembalikan alat – alat ditempatnya.
j. Mencuci tangan.
k. Mencatat kondisi meatus dan keluhan – keluhan pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Irigasi kandung kemih kontinyu dilakukan untuk mempertahankan
patensi kateter uretra. Irigasi ini dipertahankan dengan cara sistem
irigasi tertutup.
Sistem tertutup menjamin sterilitas irigan dan sistem irigasi. Irigasi
PENGERTIAN
kandung kemih kontinyu secara umum digunakan pada pasien
setelah pembedahan genitourinaria. Pasien ini beresiko mengalami
bekuan darah kecil dan fragmen mukus yang menghambat keteter
urine.
1. Mempertahankan fungsi kandung kemih dan kateter dengan
mengeluarkan atau meminimalkan obstruksi bekuan darah dan
TUJUAN
mukus dalam kandung kemih.
2. Mencegah dan mengatasi inflamasi atau infeksi kandung kemih
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi kandung
kemih kontinyu.
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas.
c. Bengkok.
d. Plester dan gunting.
e. Larutan irigasi steril (Normal Saline atau sesuai pesanan
dokter).
f. Selang irigasi (Set IV).
g. Kapas alkohol 70%.
h. Kantung drainase urine tertutup (closed System) / urine bag.
i. Sarung tangan steril.
j. Ember/ timba.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
irigasi kandung kemih kontinyu.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan peralatan dengan lengkap.
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
176.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
c. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
pemasangan irigasi kandung kemih kontinyu.
d. Menutup pintu atau memasang sketsel disamping pasien.
e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi
terlentang.
f. Mengobservasi abdomen bawah terhadap distensi blader.
g. Menutup klem selang, dengan tehnik aseptik masukkan
ujung selang irigasi steril ke dalam kantung infus (irigan).
h. Menggantung larutan pada tiang, membuka klem dan
membiarkan cairan mengalir melalui selang,
mempertahankan kesterilan selang, dan menutup klem.
i. Memakai sarung tangan steril.
j. Mengusap port irigasi dari kateter berlumen tripel dengan
kapas alkohol 70% lalu menghubungkan ke selang irigasi.
k. Memastikan kantung drainase (closed system) terhubung
dengan kuat ke port kateter. Penutup pembuangan urine
bag dibuka, cairan yang keluar ditampung dengan ember.
l. Untuk drainase intermitten, klem selang irigasi, buka dan
alirkan sejumlah cairan yang diharuskan masuk ke blader
PROSEDUR
(normalnya 100 cc untuk orang dewasa). Buka dan tutup
secara bergantian.
m. Untuk irigasi kontinyu, hitung kecepatan tetesan, irigasi
tetesan di pembuangan harus lebih cepat.
n. Membuang alat yang terkontaminasi, melepaskan sarung
tangan dan mencuci tangan.
o. Mencatat jumlah larutan yang digunakan sebagai irigan,
jumlah yang keluar sebagai drainase dan konsistensi
drainase pada catatan perawat dan lembar intake output.
p. Melaporkan pada dokter bila terjadi sumbatan pada kateter,
perdarahan tiba – tiba, infeksi atau nyeri.
Perhatian :
1. Bila irigasi terlalu dingin dapat terjadi spasme kandung kemih,
dan dapat menyebabkan peningkatan nyeri.
2. Bila terdapat darah dan bekuan darah, perawat harus mendapat
instruksi untuk meningkatkan aliran kecepatan tetesan. Tujuan
intervensi ini adalah mempertahankan patensi kateter. Bekuan
darah mempunyai potensi untuk menyumbat kateter.
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
176.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Irigasi katheter yang buntu adalah tindakan untuk mengatasi irigasi
PENGERTIAN kandung kemih kontinyu yang mengalami sumbatan baik karena
bekuan darah atau fragmen khusus.
1. Mengatasi irigasi kateter kontinyu yang buntu.
TUJUAN
2. Mencegah distensi blader.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi threeway yang
buntu
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas.
c. Bengkok.
d. Kateter tip steril.
e. Cairan normal saline.
f. Kapas alkohol 70%.
g. Kaos tangan steril.
h. Tutup kateter atau konektor steril.
i. Gauze steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan prosedur irigasi kontinyu yang buntu kepada
pasien dan keluarga.
c. Menutup pintu atau pasang sketsel pada samping tempat
tidur.
d. Menghentikan irigator.
e. Memakai sarung tangan steril.
f. Membuka sambungan katheter dengan kantung urine,
memegang ujung kateter dengan tangan kiri, menutup
ujung kantung drainase (closed system) dengan tutup
kateter atau konektor steril.
g. Menyedot urine dengan katheter tip, mengobservasi bekuan
darah / mukus yang keluar, membuang ke dalam bengkok.
MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG BUNTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
177.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
h. Memasukkan NS 50 cc ke dalam kandung kemih melalui
katheter lalu melepaskan, mengobservasi adanya
pengeluaran bekuan darah / mukus, ulangi sampai tidak ada
lagi bekuan darah / mukus.
i. Menyambungkan kembali selang kantung urine dengan
kateter.
j. Membuka kembali irigator.
k. Mengobservasi kelancaran aliran urine.
l. Mendokumentasikan tindakan dan toleransi pasien .
PROSEDUR
Perhatian :
1. Hentikan irigasi bila setelah 2x memasukkan cairan (100 cc),
urine tetap tidak keluar, segera laporkan pada dokter.
2. Katheter tip dimasukkan melalui lumen yang berhubungan
dengan kantung drainase (closed system), bukan pada selang
irigator.
3. Bila terjadi pembutuan katheter dengan kandung kemih penuh
(distensi), jangan memasukkan cairan apapun ke dalam kandung
kemih.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Suatu tindakan untuk melepas katheter melalui uretra kedalam kan-
PENGERTIAN
dung kemih.
1. Pasien yang telah mengakhiri terapi pemasangan katheter menetap.
TUJUAN 2. Pasien yang masih memerlukan terapi menetap dan dilakukan
penggantian tiap 2 minggu sekali.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan melepas katheter
menetap
1. Persiapan alat
a. Bengkok.
b. Kantong plastik.
c. Spuit on steril.
d. Kapas on steril.
e. Kapas alkohol.
f. Aceton.
g. Perlak dan pengalas.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan posisi pasien
Wanita dorsal recumbent.
Laki-laki supinasi.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien.
d. Meletakkan bengkok di antara kedua kaki pasien.
e. Menghisap balon kateter dengan spuit sampai habis.
f. Meletakkan bengkok di bawah kateter, tarik katheter keluar
sambil diputar perlahan-lahan.
g. Menganjurkan pasien nafas panjang.
h. Memasukkan katheter ke dalam bengkok.
i. Melepas katheter dari urine bag dan mengalirkan urine sisa
ke dalam urine bag.
j. Membersihkan bekas plester yang ada di kulit pasien.
MELEPAS KATHETER MENETAP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
0 2/2
178.05.25
Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
k. Mengatur posisi pasien dan merapikan pasien
l. Membersihkan dan mengembalikan alat di tempatnya serta
mengukur urine.
m. Mencuci tangan.
PROSEDUR n. Mencatat jumlah urine ke dalam out put dan catatan perawat.
Perhatian :
Menjaga privacy pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat katheter supra pubic.
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas (perlak).
c. Bengkok.
d. Kaos tangan on steril.
e. Kom kapas steril.
f. Pinset anatomi.
g. Hemostat.
h. Sarung tangan steril.
i. Bethadine / H2O2.
j. Kasa / gauze gunting.
k. Plester + gunting.
l. Alkohol + kapas on steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan katheter supra
pubic.
3. Pelaksanaan
a. Memberitahu pasien terhadap prosedur perawatan katheter
supra pubic. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara
lengkap.
b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
c. Memasang sketsel / tirai di samping tempat tidur pasien.
d. Mengatur posisi pasien dan memasang perlak di bawah
badan pasien.
MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC
No. Dokumen No. Revisi Halaman
183.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam larutan dan suhu
larutan.
c. Membawa peralatan kepasien
d. Memasang sketsel/ korden.
e. Memasang perlak dan alas di bawah bokong pasien.
f. Memasang selimut mandi dan pakaian pasien bagian bawah
dibuka.
g. Membuka bungkus irigator dan mengisi dengan cairan hangat
sebanyak 750 – 1000cc.
h. Memakai sarung tangan.
i. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
j. Mengeluarkan udara dari slang rectal dan slang dijepit/diklem
k. Memasukkan rectum kanula secara perlahan ke dalam rectum
kearah kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm, tarik slang dengan
segera bila menemui obstruksi, pasien diminta untuk tarik nafas
panjang.
l. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari kasur,
PROSEDUR
sedangkan tangan kanan memasukkan kanula ±15cm kedalam
rectum sambil pasien disuruh menarik nafas panjang
m. membuka klem/ jepitan dan biarkan larutan masuk perlahan-
lahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator bila pasien
mengeluh kram/ cairan keluar dari anus sekitar slang).
n. Bila cairan sudah habis slang diklem, kanula dicabut
o. Kanula dilepas dan dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi
cairan desinfektan
p. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien diminta dalam
posisi terlentang.
q. Setelah selesai pasien dibersihkan dan dirapikan
r. Observasi respon pasien
s. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
t. Mencuci tangan
u. Mencatat tiindakan dalam lembar catatan perawat
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
159.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum ke dalam calon
PENGERTIAN
desendens dengan menggunakan kanula anus.
1. Membersihkan anus untuk suatu tindakan.
TUJUAN 2. Untuk pengobatan.
3. Membantu menegakkan diagnosa.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan
dan meberikan huknah tinggi
1. Persiapan alat
a. Selimut mandi atau kain penutup.
b. Perlak dan pengalas.
c. Dua bengkok.
d. Bed pan (pispot)
e. Gelas ukuran.
f. Tabung irigator dan slang rectal sesuai ukuran pasien.
g. Cairan hangat sebanyak 700 cc – 1000 cc, suhu 40,5ºC
sampai dengan 43ºC (105ºF sampai dengan 109ºF).
Air biasa
Air sabun 1 – 1 ½ %
NaCl 0,9%.
h. Jelly/ pelumas.
i. Tiang infus (bila diperlukan).
PROSEDUR j. Sarung tangan.
k. Tissue.
l. Korden/ sketsel.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kanan (sikap SIM).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam larutan dan suhu
larutan.
c. Memasang sketsel/ korden
MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
159.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
157.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Tindakan memasukkan jari perawat ke dalam rectum klien untuk
PENGERTIAN mengambil, menghancurkan massa feses dan mengeluarkannya
dalam bentuk yang telah hancur.
TUJUAN Mengeluarkan faeces yang keras.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk mengeluarkan
faeces dengan jari
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan on steril.
b. Jelly / parafin / pelumas.
c. Bed pan.
d. Waslap, handuk, sabun.
e. Waskom berisi air.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Membawa alat – alat ke dekat pasien.
b. Memasang tabir / korden.
c. Mengatur posisi pasien telentang dengan lutut flexi.
d. Menarik pakaian bawah klien.
e. Menutup dengan selimut.
PROSEDUR f. Meletakkan pispot / bed pen di bawah bokong klien.
g. Mencuci tangan.
h. Memakai sarung tangan.
i. Memberi pelumas pada jari telunjuk.
j. Menganjurkan pasien nafas panjang.
k. Memasukkan jari ke dalam rectum klien dan mendorong
perlahan sepanjang dinding rectal ke arah umbilicus.
l. Secara perlahan lunakkan massa fekal, arahkan jari pada
inti yang mengeras.
m. Korek feses ke bawah ke arah anus dan keluarkan feses.
n. Perhatikan reaksi pasien dan beri interval istirahat.
o. Teruskan membersihkan rectum dari feses.
p. Ambil pispot dari bokong pasien, lepas sarung tangan
q. Bersihkan bokong dengan waslap dan sabun, lalu
keringkan dengan handuk.
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
157.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
162.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Merawat luka operasi pembuatan anus buatan sementara (colostomy)
PENGERTIAN
dan mengganti kantong colostomy.
1. Mengganti kantong – kantong colostomy.
TUJUAN
2. Mencegah infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan colosto-
my
1. Persiapan alat
a. Kaos tangan on steril.
b. Hemostat steril.
c. Pinset anatomi steril.
d. Mangkok kapas steril.
e. Perlak.
f. Alas.
g. Gunting plester.
h. H2O2.
i. Bengkok.
j. Colostomy bag.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
PROSEDUR b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
c. Memasang tabir / menutup korden.
d. Mengatur posisi pasien sesuai dengan lokasi luka.
e. Memasang alas di bawah luka dengan benar.
f. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan.
g. Membuang kantong colostomy dengan tehnik steril.
h. Membuang pada plastik.
i. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar.
j. Membersihkan luka colostomy dengan prinsip yang benar.
k. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan. Membuang kantong colostomy
dengan tehnik steril.
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
162.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Membersihkan rongga telinga bagian luar dengan cairan yang
PENGERTIAN dialirkan atau disemprotkan ke dalam kanalis auditorius untuk
menghilangkan serumen atau benda asing.
1. Membersihkan rongga telinga dari nanah,dan serumen telinga
TUJUAN
2. Mengeluarkan benda asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan irigasi
telinga
1. Persiapan alat
a. Spuit balon (spuit khusus).
b. Kom steril.
c. Bengkok.
d. Pinset bengkok.
e. Cangkir kapas.
f. Handuk.
g. Perlak dan alas.
h. Larutan irigasi (Normal saline) dengan volume 200-500cc
dan suhu 370C
i. Termometer mandi
j. Cotton bud/ lidi kapas.
2. Persiapan pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan
PROSEDUR memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan perawatan
irigasi telinga
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dil-
akukan kemudian pasien didudukkan dengan posisi kepala
dimiringkan ke kiri / ke kanan sesuai kebutuhan (kea rah
telinga yang sakit).
c. Perlak, alas dan bengkok diletakkan di atas bahu, di bawah
telinga yang akan dibersihkan.
d. Spuit balon diisi dengan larutan cairan yang telah disiapkan.
e. Meluruskan liang telinga untuk memasukkan larutan,
dengan menggunakan tangan kiri perawat, daun telinga di-
tarik ke atas dan sedikit ke belakang, pasien dianjurkan
memegang bengkok di atas bahu.
Perhatian :
1. Pengaliran cairan ke dalam liang telinga tidak boleh terlalu keras
karena dapat merusak membrane timpani.
2. Pengaliran larutan diarahkan pada atap liang telinga sehingga
serumen/benda asing tidak terdorong semakin ke dalam.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
174.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan cara
PENGERTIAN
meneteskan atau irigasi.
1. Mengatsi infeksi pada telinga bagian luar.
TUJUAN
2. Mengencerkan serumen pada liang telinga.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberikan obat
tetes telinga
1. Persiapan alat
a. Bengkok.
b. Perlak dan alasnya.
c. Kapas bola.
d. Obat sesuai advis dokter.
e. Kapas lidi/cotton bud.
2. Persiapan Pasien.
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan pemberian obat tetes telinga.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan status lyst pasien
b. Mencuci tangan.
c. Menyiapkan peralatan dan obat dengan lengkap dan
membawa kedekat pasien.
d. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
PROSEDUR e. Mengatur posisi pasien dengan memberi posisi
miring/duduk denga kepala miring ke arah telinga yang sehat
sehingga telinga yang akan ditetesi menghadap ke atas.
f. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu.
g. Membersihkan liang telinga dengan kapas lidi/cotton bud.
h. .Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke atas dan sedikit
ke belakang.
i. Mengambil obat dengan tangan kanan dan meneteskan obat
pada dinding saluran liang telinga sesuai advis dokter.
j. Mempertahankan posisi kepala pasien selama 2-3 menit.
k. Mengeringkan daun telinga dengan kapas bola.
l. Merapikan pasien.
m. Membereskan alat-alat dan mencuci tangan.
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
222.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
n. Menanda tangani waktu pemberian obat dalam catatan
perawat berdasarkan kartu obat
o. Meletakkan kartu obat pada kotak obat yang tersedia sesuai
jam pemberian obat berikutnya.
PROSEDUR Perhatian.
Perhatikan ketepatan pasien, obat, dosis, rute pemberian,
dan waktu pemberian.
Perhatikan reaksi pasien terhadap pemberian obat.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
174.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
2. Persiapan pasien :
Jelaskan kepada pasien tenteng manfaat dan prosedur
PROSEDUR yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan.
b. Dekatkan peralatan ke ekat pasien.
c. Posisi pasien setengah duduk dangan memberikan
bantal setidaknya 3 buah bila klien memungkinkan dan
posisi berbaring dengan meletakkan bantal dibawah
punggung bila pasien lemah.
d. Buka ampul adrenalin dan sedot kedalam spuit, tutup
kembali jarum spuit kemudian letakkan kembali pada
baki.
e. Buka kemasan tampon hidung dan gauze.
f. Pakai sarung tangan (tidak perlu steril hanya untuk
melindungi diri).
g. Ambil gauze steril, bersihkan hidung klien dari bekuan
darah hingga bersih, Buang kedalam bengkok.
MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
173.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
175.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan perawatan khusus untuk mengatur selang tracheostomy
PENGERTIAN
dan stoma pada leher pasien.
1. Mencegah buntunya selang tracheostomy oleh akumulasi ledir.
TUJUAN
2. Mencegah infeksi pada stoma.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
tracheostomy
1. Persiapan alat
a. Haemostat steril.
b. Gauze steril dan gauze gunting steril.
c. H2O2.
d. Cangkir kapas (kapas bola steril).
e. NB salf / bethadine.
f. Tali pengikat.
g. Kaos tangan steril 2 buah.
h. Bengkok.
i. Handuk steril.
j. 1 set alat suction.
k. Sikat steril kecil.
l. Kom steril.
m. Lidi kapas steril.
n. Normal saline.
o. Plester dan gunting.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan perawatan tracheostomy
pada pasien
b. Membantu pasien ke posisi telentang atau semi fowler.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Meletakkan handuk steril di dada pasien.
c. Membuka set steril.
d. Menuang H2O2 ke dalam cangkir kapas dan normal saline ke
dalam kom steril.
e. Memakai kaos tangan.
f. Melakukan penghisapan tracheostomy untuk membersihkan
sekret sehingga tidak menghambat saat kanula dalam
dilepas.
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
175.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Kemudian melepas kanula dalam. Meletakkan ke dalam kom
steril berisi larutan normal saline.
h. Melakukan penghisapan kembali pada kanula luar sampai sekret
bersih.
i. Melepaskan balutan kotor tracheostomy dan membuang ke
dalam bengkok, kemudian membuka sarung tangan.
j. Mengambil cangkir kapas dengan tangan kiri, kemudian tangan
kanan memegang haemostat. Kemudian menjepit kapas
bola + H2O2, membersihkan kulit di sekitar tracheostomy dan
permukaan kanula. Membersihkan dengan arah memutar keluar.
k. Kemudian mengambil gauze steril dan membasahi dengan
normal saline untuk membilas permukaan kanula dan kulit di
sekitar tracheostomy dari H2O2.
l. Lalu mengambil lidi kapas steril, mengolesi NB salf/ bethadine,
kemudian diberikan pada kulit di sekitar tracheostomy.
m. Menggunakan sarung tangan steril.
n. Mengambil gauze gunting steril kemudian meletakkan
PROSEDUR mengelilingi lubang.
o. Kemudian mengambil kanula dalam dari kom berisi normal
saline, membersihkan dengan menggunakan sikat kecil baik
bagian luar maupun dalam hingga bersih.
p. Membilas kanula dalam dengan normal saline hingga bersih
q. Mengeringkan kanula dalam menggunakan gauze steril yang
kering.
r. Memasukkan kanula dalam selang tracheostomy kemudian
dikunci.
s. Melepas tali pengikat tracheostomy dan mengganti dengan yang
baru.
t. Membuka sarung tangan.
u. Memfiksasi dengan plester pada gauze / balutan tracheostomy.
v. Merapikan pasien dan lingkungan pasien.
w. Mengembalikan alat – alat pada tempatnya.
x. Mencuci tangan.
y. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan
tracheostomy pada status lyst pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Kompres basah dan dingin yang dilakukan pada mata untuk
PENGERTIAN membantu menghentikan perdarahan pada mata setelah trauma dan
mengurangi edema dan gatal – gatal yang berat pada mata.
1. Membantu menghentikan perdarahan setelah terjadi trauma pada
mata.
TUJUAN 2. Mengurangi pembengkakan pada mata.
3. Mengurangi gatal – gatal yang berat pada mata karena iritasi /
infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres
dingin pada mata
1. Persiapan alat
a. Gauze steril secukupnya.
b. Kaos tangan steril.
c. Bengkok.
d. Kom steril.
e. Perlak dan alas.
f. Bola kapas / tissue.
g. Larutan NaCl dingin secukupnya.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan perawatan
kompres dingin pada mata.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien dan mengatur
posisi tidur pasien
c. Menuang NaCl dingin ke dalam kom steril kemudian
bersama alat – alat yang lain didekatkan pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi NaCl dingin dan
didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian masukkan ke
dalam kom steril dengan tehnik steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
148.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras hingga tidak
menetes, kemudian diletakkan pada mata yang perlu
dikompres, biarkan beberapa saat.
i. Kemudian mengambil gauze yang telah dikompreskan.
j. Memasukkan lagi gauze dalam kom steril, diperas kemudian
dikompreskan kembali pada mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20 menit,
kemudian membuang gauze ke dalam bengkok.
l. Setelah selesai, usap air yang mungkin menetes dari gauze
yang dipakai untuk kompres dengan menggunakan bola
PROSEDUR
kapas / tissue.
m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan alat – alat.
n. Mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan kompres
dingin pada mata pada status lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya, maka kompres
tidak perlu steril dapat ditambahkan pada larutan dengan es.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola mata.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA
MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian kompres basah dan hangat yang dilakukan pada mata
PENGERTIAN untuk mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan
membersihkan mata.
1. Mengurangi nyeri
TUJUAN 2. Mempercepat proses penyembuhan..
3. Membersihkan mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres
basah hangat pada mata
1. Persiapan alat
a. Gauze steril secukupnya.
b. Kaos tangan steril.
c. Bengkok.
d. Kom steril.
e. Perlak dan alas.
f. Bola kapas / tissue.
g. Larutan NaCl yang dihangatkan dengan suhu < 49 C.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan perawatan
kompres basah hangat pada mata.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
PROSEDUR b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien dan
mengatur posisi tidur pasien.
c. Menuang larutan NaCl yang sudah dihangatkan ke dalam
kom steril kemudian bersama alat – alat yang lain didekatkan
pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi larutan NaCl hangat dan
didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian masukkan ke
dalam kom steril dengan tehnik steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras hingga tidak
menetes, kemudian diletakkan pada mata yang perlu
dikompres, biarkan beberapa saat.
i. Kemudian ambil gauze yang telah dikompreskan
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA
MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
j. Memasukkan lagi gauze ke dalam kom steril, diperas
kemudian dikompreskan kembali pada mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20 menit, kemudian
membuang gauze ke dalam bengkok.
l. Setelah selesai, mengusap air yang mungkin menetes dari
gauze yang dipakai untuk kompres dengan menggunakan
bola kapas / tissue.
m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan alat – alat.
PROSEDUR n. Mencuci tangan
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan kompres
basah hangat pada mata distatus lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya, maka kompres
tidak perlu steril.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola mata.
3. Suhu kompres tidak lebih dari 49 C (120 F).
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN IRIGASI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Membersihkan mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam
PENGERTIAN
mata.
Membersihkan mata yang kotor atau mengeluarkan benda asing
TUJUAN
dan melaksanakan tindakan pengobatan/ mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
membilas ( irigasi )mata
1. Persiapan alat
a. Boorwater 3% atau obat lain yang steril, di dalam
tempatnya.
b. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.
c. Kapas basah steril dalam tempatnya.
d. Kain kasa steril.
e. Perlak dan alasnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Handuk.
h. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan kepala miring ke
PROSEDUR
arah mata yang akan dicuci.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan menjelaskan langkah prosedur pada
pasien.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien sampai bahu
dan mengatur posisi pasien duduk dengan kepala miring ke
arah mata yang akan dicuci.
d. Pasien dianjurkan agar memegang bengkok.
e. Memakai sarung tangan.
f. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas basah dari arah
dalam ke luar.
g. Spuit diisi cairan.
h. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.
MELAKUKAN IRIGASI MATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
i. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam ke luar
j. Setelah bersih, kelopak mata dikeringkan dengan kapas
lembab, muka dikeringkan dengan handuk.
k. Obat mata diberikan (bila perlu)
l. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali.
n. Membersihkan, membereskan, dan mengembalikan
peralatan ke tempat semula.
o. Mencuci tangan.
PROSEDUR p. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan irigasi
mata pada status lyst pasien.
Perhatian :
1. Perhatikan teknik septik dan aseptik.
2. Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras.
3. Obat yang diberikan harus sesuai dengan program
pengobatan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 1/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Membersihkan, melepas dan memasang serta menyimpan lensa
PENGERTIAN kontak pasien yang umumnya memilih untuk merawat lensa
mereka sendiri, namun saat sakit memerlukan bantuan perawat.
1. Mempertahankan ketajaman penglihatan pasien.
TUJUAN
2. Mencegah iritasi kornea atau infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan lensa
kontak
1. Persiapan alat
a. Untuk melepas lensa.
Wadah penyimpan lensa kontak.
Larutan normal saline steril.
Handuk mandi.
b. Untuk membersihkan dan memasang.
Lensa kontak dalam wadah penyimpan.
Pembersih surfaktan.
Larutan pembilas.
Larutan desinfektan lensa.
Larutan pembasah steril untuk lensa kaku.
Lidi kapas.
Handuk.
Bengkok.
Satu gelas air biasa.
PROSEDUR
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan
perawatan lensa kontak.
b. Mengatur posisi pasien untuk berbaring telentang atau
duduk.
3. Pelaksanaan
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
e. Meneteskan beberapa tetes larutan normal saline steril ke
mata pasien untuk mempermudah pelepasan lensa.
f. Memberitahu pasien untuk meregangkan kelopak bawah.
g. Dengan bantalan jari telunjuk geser lensa dari kornea ke
bagian putih mata.
h. Menarik perlahan kelopak mata atas ke arah bawah
dengan ibu jari tangan yang lain dan tekan lensa secara
ringan antara ibu jari dan
jari telunjuk.
i. Dengan lembut cubit lensa dan angkat. Usahakan tepi
lensa tidak saling menempel.
j. Bila tepi lensa saling menempel, tempatkan lensa di
telapak tangan dan cuci dengan larutan NS steril kemudian
perlahan gulung lensa dengan jari telunjuk dengan gerakan
ke belakang dan seterusnya.
k. Bila tetap tidak memisahkan tepinya, rendam lensa dalam
larutan steril.
l. Menbersihkan dan mencuci lensa (lihat : membersihkan
lensa kontak).
m. Meletakkan lensa pada wajah yang tepat dengan label R
PROSEDUR
untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri.
n. Mengulangi langkah a – j untuk lensa lain.
o. Merapikan dan mengatur posisi pasien
p. Membereskan alat dan mencuci tangan.
q. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst
pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Meletakkan jari telunjuk pada kornea luar mata pasien dan
menarik kulit dengan perlahan menjauh dari mata.
h. Memberitahu pasien untuk mengedip. Lakukan hingga
lensa terlepas dan keluar.
i. Bila lensa gagal keluar, dengan perlahan regangkan kelopak
mata di atas tepi lensa.
j. Tekan kelopak mata bawah dengan
perlahan terhadap tepi bawah lensa.
k. Biarkan kedua kelopak menutup sedikit, pegang lensa saat
mencuat dari mata. Menekan kelopak mata bawah dengan
perlahan terhadap tepi bawah lensa.
l. Membersihkan dan membilas lensa (lihat : membersihkan
lensa kontak).
m. Meletakkan lensa ke dalam wadah penyimpanan dengan
label R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri.
n. Mengulangi langkah e – l untuk lensa lain.
o. Merapikan dan mengatur posisi pasien.
PROSEDUR p. Membereskan alat dan mencuci tangan
q. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst
pasien.
Membersihkan Lensa Kontak
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Menempatkan handuk di atas area kerja untuk mencegah
kerusakan lensa.
d. Membuka wadah lensa dengan hati – hati
e. Setelah melepaskan lensa dari mata, memberikan 1 – 2
tetes pembersih surfaktan (pembersih yang dianjurkan
oleh pembuat lensa) pada lensa di telapak tangan perawat
f. Menggosok lensa perlahan dengan lidi kapas 20 – 30
detik. Hati – hati untuk tidak menggores lensa dengan
kuku jari.
g. Memegang lensa di atas bengkok, membilas dengan
larutan yang dianjurkan (lensa lunak) atau air biasa (lensa
kaku).
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 4/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
h. Meletakkan lensa pada kotak penyimpanan dan mengisi dengan
larutan penyimpan yang dianjurkan untuk mendesinfeksi,
membersihkan residu, meningkatkan kelembaban lensa dan
mencegah goresan.
Memasang Lensa Lunak
a. Mencuci tangan dan membawa peralatan ke dekat pasien.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Meletakkan handuk di atas dada pasien.
d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan, membilas
dengan larutan pencuci yang dianjurkan, inspeksi lensa
terhadap material asing, goresan atau kerusakan lain dan
memastikan lensa tidak terbalik.
e. Menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang satunya
untuk meregangkan kelopak mata atas sampai iris terpajan.
f. Menggunakan jari tengah / telunjuk yang memegang lensa
untuk manarik kelopak mata ke bawah.
g. Memberi tahu pasien untuk melihat lurus dan memasukkan
lensa, dengan berlahan meletakkan lensa tetap pada kornea dan
meletakkan lensa dengan perlahan. Menggunakan jari tengah /
telunjuk yang memegang lensa untuk menarik kelopak mata
PROSEDUR kebawah.
h. Memberitahu pasien untuk melihat lurus dan memasukkan
lensa, dengan perlahan meletakkan lensa tepat pada kornea dan
melepaskan lensa dengan perlahan.
i. Bila lensa tidak tepat pada kornea, beritahu pasien untuk
memejamkan mata dengan perlahan dan memutar –
mutar mata dalam keadaan terpejam sehingga lensa lunak dapat
terbawa di atas kornea.
j. Memberitahu pasien untuk berkedip beberapa kali untuk
memastikan lensa di tengah dan nyaman.
k. Memastikan lensa terletak tepat di tengah dengan menanyakan
pasien apakah penglihatannya kabur.
l. Bila penglihatan pasien kabur :
Meregangkan kelopak mata.
Menetapkan posisi lensa.
Meminta pasien melihat ke arah yang berlawanan dengan
lensa.
Dengan jari telunjuk tekan tepi kelopak mata bawah dan
meletakkan lensa di atas kornea.
MERAWAT LENSA KONTAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150.05.25 0 5/5
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Meminta pasien untuk melihat ke arah lensa secara
perlahan.
l. Merapikan dan mengatur posisi pasien.
m. Membereskan dan mengembalikan peralatan pada tempatnya.
n. Mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan distatus
lyst pasien.
Memasukkan Lensa Kaku
a. Mencuci tangan dan membawa peralatan kedekat pasien.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Meletakkan handuk di atas dada pasien.
d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan dengan
hati – hati dan membilas dengan air biasa.
e. Membasahi lensa dengan larutan pembasah yang sudah
diresepkan untuk melicinkan lensa sehingga mudah disisipkan
dan melekat pada kornea.
f. Meletakkan sisi cembung lensa kanan pada ujung jari telunjuk
tangan kanan.
PROSEDUR
g. Menginstruksikan pasien untuk melihat lurus ke depan saat
meregangkan kedua kelopak mata atas dan bawah, meletakkan
lensa perlahan di tengah kornea.
h. Meminta pasien memejamkan mata sebentar dan menghindari
berkedip.
i. Memastikan letak lensa sudah di tengah dengan menanyakan
pasien apakah pandangan / penglihatan kabur.
j. Mengulangi langkah d – i untuk mata satunya.
k. Membereskan, membersihkan, dan mengembalikan peralatan
pada tempatnya.
l. Mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst
pasien.
Perhatian :
Pasien dengan sakit kritis yang diterima di rumah sakit harus
dikaji apakah memakai lensa kontak, karena bila tidak
terdeteksi dapat menyebabkan cidera kornea yang serius.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN
TONOMETER SCIOTZ
No. Dokumen No. Revisi Halaman
281.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer
PENGERTIAN schiotz dengan cara dilakukan penekanan terhadap permukaan
kornea.
TUJUAN Mengetahui tekanan bola mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan tonometri dengan
menggunakan tonometer schiotz.
1. Persiapan alat
a. Tonometer Schiotz
b. Pantocain tetes 0.5%
c. Kom berisi air
d. Bola kapas
e. Bengkok
f. Kapas alkohol
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan dan
tujuan pemeriksaan.
b. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan langkah tindakan pada pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
PROSEDUR d. Mengambil kapas bola dan mencelupkan ke air dalam kom,
kemudian membersihkan mata pasien.
e. Mata pasien ditetesi dengan pantocain 0,5% sebanyak 2-3 te-
tes, dan tunggu 5 menit.
f. Pasien diminta melihat 1 titik di atas atau bisa menggunakan
ibu jari pasien dengan cara mengangkat tangan pasien.
g. Membuka kelopak mata pasien dengan menggunakan tangan
kiri dan tangan kanan memegang tonometer.
h. Meletakkan pangkal tonometer pada tengah kornea.
i. Melihat skala menunjukkan angka berapa kemudian melihat
table atau skala.
j. Bila tonometer menunjukkan angka 5 dengan beban 5,5
gram berarti tekanan 5/5,5
k. Bila jarum menunjukkan angka ≤ 3 ganti beban dengan 7,5
gram.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
j. Bila sudah selesai pangkal tonometer dibersihkan dengan
kapas alkohol.
k. Membereskan peralatan.
l. Mencuci tangan.
p. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan obat melalui injeksi dengan tujuan mengendalikan
PENGERTIAN
kadar gula darah akibat gangguan kerja insulin sel .
TUJUAN Mengendalikan kadar gula darah.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat
insulin
1. Persiapan alat
a. Obat yang diperlukan : insulin.
b. Spuit 1 ml/ spuit insulin.
c. Kapas alkohol.
d. Kartu obat.
e. Baki.
f. Gauze steril
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan dilkaukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocockkan kartu obat dengan pesanan dokter dan
catatan perawat.
PROSEDUR b. Mencuci tangan.
c. Mencocokkan kartu obat dengan etiket obat (vial).
d. Menentukan dosis obat dengan tepat.
e. Mengambil obat ke dalam spuit.
f. Membawa obat sampai ke pasien dengan membaca kartu
TT dan memanggil nama pasien
g. Memasang tabir / korden.
h. Menentukan tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas.
i. Mendesinfeksi kulit / tempat penyuntikan.
j. Mengeluarkan udara dari dalam spuit.
k. Posisi memasukkan jarum 45 dari kulit pasien dengan
tepat.
l. Memasukkan obat.
m. Melepas jarum dan memberi massase.
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
134.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perhatian :
1. Pemberian injeksi insulin secara terus – menerus sebaiknya
dilakukan di tempat yang berbeda untuk menghindari
gangguan penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MERENDAM LUKA GANGGREN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Memasang alas di bawah luka dengan benar.
g. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan.
h. Membuka gauze / ABD dengan tehnik steril Menyiapkan
waskom rendam.
i. Melepas plester dengan alkohol, membuka balutan dan
membuang ke bengkok.
j. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar.
k. Merendam luka 15 – 20 menit.
PROSEDUR l. Membersihkan luka dengan prinsip yang benar.
m. Membersihkan luka dari jaringan nekrotik (nekrotomy).
n. Menutup luka dengan gauze / ABD sesuai keperluan dengan
prinsip steril.
o. Memasang plester pada verband.
p. Mengambil alas di bawah luka.
q. Membersihkan alat – alat dan merapikan pasien
r. Mencuci tangan.
s. Mencatat prosedur tindakan yang telah dilakukan dalam
catatan perawat distatus lyst pasien
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Menentukan keseimbangan kebutuhan dan pengeluaran kalori tubuh,
PENGERTIAN
dengan menentukan diit yang tepat berdasarkan berat badan relatif.
1. Menentukan berat badan relatif
TUJUAN 2. Menetukan jumlah kalori yang diperlukan.
3. Menentukan status gizi
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan
kebutuhan kalori tubuh pasien
1. Persiapan alat
b. Pengukuran berat badan
c. Pengukuran tinggi badan
d. Alat penghitung
e. Alat tulis
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan dan tujuan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Melakukan pengukuran Berat Badan dan mencatat.
c. Melakukan pengukuran dan pencatatan Tinggi Badan pasien
d. Melakukan penghitungan Berat Badan Relatif (BBR) dan
penentuan kategori Berat Badan, dengan rumus :
PROSEDUR 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏 ( 𝒌𝒈)
BBR = 𝑻𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏 (𝒄𝒎)− 𝟏𝟎𝟎 X 100 %
e. Hasil penghitungan
BBR (%) KATEGORI
90 – 110 Sedang
< 90 Kurus
> 110 Gemuk
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA URINE DENGAN
METODA TEST STRIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memeriksakan kadar glukosa dalam urine dengan menggunakan
PENGERTIAN
kertas ”Test Strip Glukosa”.
TUJUAN Menetukan kadar glukosa dalam urine.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan ka-
dar glukosa urine dengan metoda test strip
1. Persiapan alat
a. Kertas Glukosa test strip urine.
b. Tabung indikator / parameter.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Mencuci tangan.
b. Urine yang akan diperiksa ditempatkan pada suatu
tempat.
c. Memasukkan kertas Glukosa test strip urine ke dalam
urine sampai batas petunjuk.
d. Membiarkan 1 – 2 menit untuk menetukan hasil.
e. Membaca hasil disesuaikan dengan parameter.
f. Mencuci tangan.
g. Mendokumentasikan hasil.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN
METODA TEST STRIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
Tanggal terbit
SUKALUYU
1. Persiapan alat
a. Glukosa Test Meter.
b. Kertas Glukosa test strip urine.Jarum steril / lanset.
c. Kapas alkohol.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberitahu langkah prosedur tindakan kepada pasien.
PROSEDUR
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Mendesinfektan jari tengah pasien dengan kapas alkohol dan
membiarkan beberapa saat supaya kering.
e. Membuka pembungkus kertas Glukosa test strip (test strip
jangan tersentuh tangan terlalu lama). Perhatikan cara
memegang test strip jangan menyentuh sisinya, pegang tepi
test strip.
f. Menusuk jari tengah dengan jarum steril, dan memastikan
darah cukup untuk pemeriksaan.
g. Meneteskan darah yang keluar melalui ujung jari dan
meletakkan pada Glukosa test strip sesuai petunjuk
tempatnya dan mendesinfektan jari pasien.
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN
METODA TEST STRIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMASANG NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memasang selang plastik lunak melalui nasofaring pasien ke dalam
PENGERTIAN lambung dengan tujuan pembuangan sekret gastric, pemasukkan
nutrisi dan cairan dan pemasukan larutan ke dalam lambung.
1. Pembuangan sekret gastrik / kumbah lambung.
2. Pemasukkan larutan ke dalam lambung untuk pemeriksaan
TUJUAN
diagnostik.
3. Pemasukkan nutrisi dan cairan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemasangan NGT.
1. Persiapan alat
a. Selang lambung (ukuran disesuaikan usia).
b. Jelly.
c. Stetoscope.
d. Spuit 10 cc/acepto.
e. Bengkok.
f. Handuk.
g. Penutup pipa lambung.
h. Plester dan gunting.
i. Spatel.
j. Tissue.
PROSEDUR 2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan..
b. Mengatur posisi tidur pasien(terlentang dengan bantal / posisi
semi fowler).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Meletakkan handuk di bawah kepala pasien
e. Mengukur panjangnya selang lambung dari pangkal hidung ke
telinga lalu ke prossesus xipoideus.
f. Memberi batas panjang selang lambung yang telah diukur
dengan plester.
MEMASANG NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
1. Persiapan alat
a. Cairan / makanan saring sesuai diet
b. Gelas ukur dan sendok
c. Asepto/Corong sonde/spuit 50 cc
d. Air putih untuk membilas
e. Alas/handuk
f. Bengkok
g. Tissue
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan ..
b. Mengatur posisi tidur pasien dengan posisi semi fowler.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR
b. Mencocokkan diet dengan daftar diet pasien
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Meletakkan alas/ handuk di bawah kepala.
e. Membuka penutup selang lambung.
f. Menghisap sisa lambung dengan acepto/spuit.
g. Membuang sisa lambung ke dalam bengkok dan
mengukurnya.
h. Membilas acepto / spuit dengan air pembilas.
i. Memasukkan diet sesuai advis dokter dengan posisi
acepto lebih tinggi.
j. Mengalirkan cairan diet perlahan-lahan dan mencegah
masuknya udara kedalam selang.
k. Membilas slelang lambung dengan air putih.
l. Menutup selang lambung.
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
m. Merapikan alat-alat, mengatur posisi pasien semi fowler/
memiringkan kepala pasien dan mencuci tangan.
n. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien :
Jumlah sisa lambung dan warnanya.
Jumlah intake/cairan yang masuk.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
a. Memberi pelican/jelly pada ujung slang penduga lambung
b. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara
menekuk/diklem
c. Memasukkan slang penduga (NGT) pelan-pelan kedalam lam-
bung melalui lubang hidung. Bagi pasien yang sadar dianjurkan
menelan slang penduga (NGT) perlahan-lahan sambil menarik
nafas dalam
d. Meyakinkan slang penduga (NGT) masuk kedalam lambung
dengan cara :
- Masukan ujung penduga (NGT) sampai terendam dalam
mangkok berisi air, dikeluarkan kembali
e. Setelah yakin slang penduga masuk kelambung pasien, posisi
PROSEDUR
diatur miring tanpa bantal dan letakkan kepala lebih rendah
f. Memasang spuit 50cc/acepto pada ujung slang kemudian ma-
sukkan air/cairan. Selanjutnya ditunggu sampai air/cairan ter-
sebut keluar dari lambung dan ditampung dalam ember
g. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan
yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau
h. Mengobservasi tensi, nadi, pernafasan, dan respon pasien
i. Mencuci tangan
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
RADIO DIAGNOSTIK.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
301.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MELAKUKAN SKIN TEST
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MENYIAPKAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap.
MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN JARINGAN
UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
72.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
2. Persiapan pasien
a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Cuci tangan
b. Mengisi tabung/ botol tempat specimen pemeriksaan
dengan larutan formalin
c. Memeasukkan jaringan speciment menggunakan pinset
steril kedalam tabung/botol.
d. Memasang label pada tabung /botol speciment dengan
mencantumkan ; nama pasien, nomor rekam medik,
tanggal dan jam pengambilan speciment
e. Cuci tangan
f. Mengirim specimen jaringan dengan menyertakan
formulir pemeriksaan yang sudah ditandatangani dokter
ke laboratorium.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Macam Pengaturan Posisi
1. Posisi Supinasi.
a. Klien diatur berbaring lurus, tulang punggung dan
kedua kaki lurus.
b. Lengan di sisi dengan telapak tangan menghadap ke
bawah.
c. Sebuah bantal diletakkan di bawah kepala dan bahu
untuk mencegah hiperektensi leher.
d. Untuk menjaga kaki tetap pada posisi yang tepat, papan
kaki dapat dipasang.
2. Posisi Fowler.
a. Klien diatur posisi supinasi. Bagian kepala tempat tidur
dinaikkan setinggi 45.
b. Untuk semi fowler bagian kepala dinaikkan 30 dan
untuk fowler tinggi dinaikkan 90.
c. Untuk menjaga posisi kaki, sandaran kaki dapat
dipasang beberapa bantal yaitu di bawah bahu, kepala,
PROSEDUR punggung bagian bawah dan paha untuk mencegah
hiperektensi lutut.
3. Posisi Prone.
a. Pasien diletakkan tengkurap dengan kepala menoleh ke
satu sisi dan lengan di samping bahu.
b. Untuk mencegah hiperektensi dan flexi leher dapat dile-
takkan sebuah bantal di bawah kepala.
c. Untuk mencegah flexi telapak kaki, satu bantal dapat
diletakkan di bawah sudut kaki.
d. Untuk menambah rasa nyaman dan mencegah
hiperektensi tulang belakang, dapat dipasang sebuah
bantal di bawah perut.
4. Posisi berbaring ke samping.
a. Pasien diatur berbaring ke samping kanan / kiri.
b. Lengan yang bawah tubuh diatur flexi di depan kepala
atau di atas bantal.
c. Sebuah bantal dapat diletakkan di bawah kepala dan
bahu.
CARA MENGATUR POSISI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
60.05.25 0 3/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perhatian :
1. Mengajarkan pada klien / keluarga bagaimana untuk
mempertahankan kelurusan tubuh yang tepat saat meng-
gerakkan klien di tempat tidur.
2. Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang prinsip –
prinsip tehnik pemindahan yang aman.
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Gips adalah balutan kuat yang digunakan untuk mengimobilisasikan
PENGERTIAN tubuh.
Gips diberikan pada pasien oleh dokter orthopedi.
1. Mengimobilisasi tubuh / anggota tubuh.
2. Membantu proses penyembuhan.
TUJUAN
3. Memberi rasa aman dan nyaman pada tubuh / anggota tubuh
yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat pasien
dengan terpasang gips
1. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan gips.
2. Cara kerja
a. Mengkaji neuromuskuler setelah pemasangan gips meliputi
keluhan nyeri, panas, parestesia (kesemutan), kepucatan,
nadi daerah distal gips, pembengkakan, spasme otot.
b. Mengkaji tepi gips terhadap penekanan atau penjepitan
yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit maupun
sumbatan pembuluh darah. Cepat laporkan ke dokter untuk
membebaskan dari penjepitan / tekanan.
c. Meninggikan bagian tubuh yang diberi gips lebih tinggi dari
jantung untuk mengurangi pembengkakan.
PROSEDUR d. Bila bagian tubuh dalam gips terasa gatal jangan
memasukkan apapun ke dalam gips (bedak atau menggaruk
dengan alat) untuk mengurangi gatal. Gatal dapat hilang
dengan :
Menaruh kantong es di sisi gips bila gips masih dalam
tahap pengeringan (48 jam) atau di atas gips.
Menggunakan kipas angin atau pengering rambut untuk
memberikan aliran angin ke dalam gips.
e. Melatih pasien untuk tetap menggerakkan jari – jari
ekstremitas (fleksi dan ekstensi) beberapa kali sehari untuk
mempertahankan fleksibelitas sendi.
f. Memberikan reposisi pada bagian tubuh yang di gips tiap 2
jam selama 24 jam pertama, reposisi gunakan palmar
daripada jari.
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG GIPS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
153.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
g. Mengkaji terhadap tanda – tanda sindrom kompartemen
(os terasa kesakitan di bagian gips) bila ada segera laporkan
pada dokter.
h. Bila gips sudah dilepas, jangan menggaruk kulit tapi
keringkan dengan waslap dan bersihkan kulit setiap hari
dengan air hangat dan latihan untuk membantu
pengembalian penampilan normal kulit
Perhatian:
PROSEDUR a. Proses pengeringan gips berlangsung 48 jam, selama proses
pengeringan hindari penekanan atau bahan berat agar gips
tidak berubah bentuk.
b. Jangan membasahi gips dengan apapun.
c. Jangan memotong atau membuang bagian manapun dari
gips (dilakukan oleh dokter untuk hal ini).
d. Mengkaji gips terhadap perubahan bentuk maupun
keutuhannya (retak / patah).
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Traksi adalah penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh, hal
PENGERTIAN ini dicapai dengan memberikan beban yang cukup untuk mengatasi
penarikan otot.
1. Meminimalkan spasme otot.
2. Mengurangi dan mempertahankan kesejajaran tubuh.
TUJUAN
3. Mengimobilisasi fraktur.
4. Mengurangi deformitas.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat pasien
dengan terpasang traksi
1.Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur merawat pasien
dengan terpasang traksi.
2. Cara kerja
a. Mengkaji status neuromuskuler dari ekstremitas yang
ditraksi setiap 2 jam selama 24 jam pertama dan setiap 4 jam
kemudian meliputi :
Nyeri pada lokasi pemasangan traksi.
Pembengkakan.
Spasme otot.
Parestesia (penurunan sensasi).
PROSEDUR Kepucatan pada kulit daerah distal traksi.
Nadi pada daerah distal.
b. Mempertahankan counter traksi pada pasien dengan cara:
Mempertahankan pasien ditarik di tempat tidur sehingga
telapak kaki tidak menyentuh kaki tempat tidur.
Tempatkan ”shock block” di bawah kaki tempat tidur.
c. Mempertahankan tali bebas dari hambatan, jika pasien
kedinginan gunakan selimut untuk menutupi tapi jangan
menutupi tali traksi.
d. Mempertahankan ujung jari kaki ke arah langit – langit,
anjurkan pasien latihan ekstensi dan fleksi pada ekstermitas
yang sakit. Hal ini untuk menjamin korensi kesejajaran
tubuh dan mencegah foot drop dan meningkatkan sirkulasi.
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG TRAKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
154.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Memberi matras pencegah dicubitus khusus di atas tempat tidur.
g. Mengkaji kulit setiap 8 jam bila yang digunakan traksi kulit
terhadap kemerahan atau iritasi.
h. Mengkaji sisi pen setiap 8 jam terhadap tanda – tanda infeksi
dan beri pelindung pada pen untuk mencegah traumatik dan sisi
pen pada pasien dengan traksi rangka.
i. Jangan menghentikan traksi apabila digunakan untuk imobilisasi
fraktur, memindah pasien ke kamar operasi untuk dilakukan
operasi, dilakukan dengan membawa pasien dengan tempat
tidurnya.
PROSEDUR Perhatian:
a. Beban traksi harus tergantung bebas, tidak boleh
menyentuh lantai atau kaki tempat tidur.
b. Tali traksi harus terjaga kerenggangannya dan tidak boleh
tertutupi linen.
c. Simpul ikatan harus bebas dari katrol.
d. Linen tempat tidur tidak boleh mempengaruhi kekuatan
traksi.
e. Konter traksi harus dipertahankan dan jangan
mengendorkan sendiri tanpa kolaboratif.
f. Beban harus sesuai dengan pasien dan tujuan.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pemberian gerakan pada bagian tubuh / ekstremitas baik gerakan
PENGERTIAN
lokal atau keseluruhan.
1. Memberikan gerakan pada persendian.
2. Mencegah kontraktur sendi.
3. Mencegah atropi otot.
4. Mencegah dampak negatif dari imobilisasi (bronkopneumoni,
TUJUAN
decubitus, osteoporosis, deconditioning syndrome).
5. Mencegah hipotensi orthostatik.
6. Memberi relaksasi jaringan.
7. Mencegah kesulitan / memperlancar defekasi dan miksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mobilisasi dan
rehabilitasi.
A. STROKE
a. Mobilisasi bertahap ada 2 macam :
Stroke non haemorhage
Dimulai setelah hari ketiga.
Stroke haemorhage
Dimulai setelah hari ke – 10.
b. Tahap – tahap mobilisasi :
Positioning
1. Positioning pasien
Bagian yang lemah diposisikan lurus
Bagian yang lemah tidak boleh tertindih..
2. Positioning furniture
PROSEDUR Meja dan kebutuhan pasien lainnya (makan, minum,
dll), penunggu pasien berada pada sisi yang lemah,
agar pasien tidak melupakan sisi sisi yang lemah.
3. Mobilisasi aktif dan pasif
Pergelangan tangan.
Siku.
Bahu.
Ankle.
Lutut.
Panggul.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 2/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pinggang.
Angkat pantat / Bridging Exercise.
4. Mobilisasi bertahap.
Pasien miring ke sisi lemah.
Kedua tungkai dikeluarkan dari sisi tempat tidur.
Tangan yang sehat mendorong tempat tidur, tangan
yang lemah menyangga berat badan sampai ke posisi
duduk.
Dilanjutkan latihan keseimbangan duduk, posisi
kedua tangan disamping kiri kanan.
Latihan penguatan otot tungkai dengan duduk
diayun – ayun.
Latihan berdiri + keseimbangan, dipegangi pada sisi
yang lemah / dengan alat bantu jalan.
a. Walker : jika bisa menggenggam semua.
b. Tripod : jika sisi yang lemah tidak bisa
menggenggam.
Dilanjutkan dengan latihan jalan yang benar.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
C. POST OP. HAEMOROID (Mobilisasi dari tidur langsung
berdiri).
Tahap – tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi (laparatomy
/ pada bagian perut).Posisi tengkurap.
b. Klien geser ke tepi tempat tidur.
c. Perawat / fisioterapis membantu dari belakang.
d. Dilanjutkan latihan berdiri setelah operasi 24 jam.
e. Observasi kondisi umum.
f. Dilanjutkan dengan latihan jalan.
g. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya klien mendekat ke
sisi tempat tidur kemudian klien langsung posisi tidur
tengkurap.
D. POST OP. FRAKTUR SYMPHISIS PUBIS (dari tidur
telentang langsung berdiri).
Tahap – tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi
(laparatomy / pada bagian perut).
PROSEDUR b. Pada posisi telentang pasien bergeser ke sisi luar tempat
tidur.
c. Perawat / fisioterapis berhadapan dengan pasien,
dilanjutkan dengan langsung latihan berdiri (dilakukan
setelah operasi 24 jam) observasi k.u. latihan jalan.
d. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya pasien mendekat
ke sisi tempat tidur kemudian pasien langsung posisi tidur
telentang.
E. POST OP. FRAKTUR COSTAE
Tahap – tahap mobilisasi :
a. Jika fraktur satu sisi (unilateral) tidak boleh miring ke sisi
yang sakit / fraktur.
b. Transfer dari tidur ke duduk miring ke sisi yang sehat
c. Latihan nafas dengan segmental breathy.
d. Latihan bernafas abdommo – thoracal dilanjutkan purshed
lip breathy 1x.
e. Kedua tungkai dibawa ke luar tempat tidur.
f. Tangan mendorong tempat tidur, satu tangan menyangga
berat badan.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI
DAN REHABILITASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151.05.25 0 4/6
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Catatan : Jika fraktur costae bilateral tidak boleh miring ke sisi kiri
atau kanan. Mobilisasi : tidur duduk berdiri
jalan.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
d. Satu tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain
menyangga berat badan.
e. Dilanjutkan latihan duduk. Observasi k.u. latihan penguatan
otot tungkai.
f. Latihan berdiri, tungkai yang frkatur tidak boleh menapak
(Non weight Bearing), dipegangi dan menggunakan alat bantu
jalan (bilateral cruthes).
g. Observasi k.u.pasien waktu berdiri.
h. Jika keadaan umum baik dan tidak sakit dilanjutkan dengan
latihan berjalan
Catatan :
1. Pengukuran kruk
a. Panjang kruk : diukur dari axila sampai maleolus
medialis, sisi yang sehat dengan posisi telentang tanpa
memakai bantal.
b. Pegangan kruk : diukur dari axila sampai os
trochantor mayor.
2. Waktu berjalan yang menyangga kruk bukan pada axila, tetapi
kekuatan tangan.
H.POST OP AMPUTASI
Ditetapkan oleh,
PUSKESMAS
Kepala Puskesmas Sukaluyu
SUKALUYU
Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan tindakan keperawatan yang komprehensif pada pasien
PENGERTIAN
trauma tulang belakang (hiperektensi, hiperflexi, kompresi / rotasi).
Memenuhi kebutuhan dasar pasien serta mencegah terjadinya
TUJUAN
komplikasi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk perawatan
pasien trauma tulang belakang
1. Persiapan alat
a. Alat untuk mempertahankan jalan nafas (ambu bag, gudel,
spatel lidah bila perlu).
b. Alat untuk mempertahankan keseimbangan cairan (set
infus, transfusi, set kateterisasi urine).
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Pada pemindahan pasien dari brankard ambulan ke meja
pemeriksaan :
Mempertahankan posisi leher.
Mempertahankan jalan nafas.
Mempertahankan posisi anatomis sumsum tulang
belakang.
c. Mengkaji pernafasan dan mempertahankan jalan nafas,
PROSEDUR mengkaji kekuatan batuk.
d. Mengukur tanda – tanda vital.
e. Mengevaluasi perubahan motorik dan sensorik secara
terus – menerus :
Menggenggam tangan pemeriksa.
Menggerakkan jari tangan dan kaki.
Melakukan tes sensasi dengan mencubit kulit mulai
dari pundak ke ekstremitas.
f. Melaporkan dengan segera bila ada penurunan fungsi
neurologis :
Melakukan pencatatan pengkajian neurologis.
Mengobservasi gejala – gejala yang menunjukkan
progresifitas dari sumsum tulang belakang, yaitu
melihat sensasi, kemampuan menggerakkan
ekstremitas.
MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
172.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Ulcus Dicubitus adalah luka pada bagian tubuh / kulit yang
PENGERTIAN tertekan dalam waktu yang lama, penekanan jaringan ini
mengakibatkan iskemia jaringan dan akhirnya terjadi nekrosis.
1.Untuk mencegah perluasan luka dekubitus (perluasan kerusakan
TUJUAN jaringan kulit)
2.Untuk mempercepat proses kesembuhan..
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan ulcus
decubitus
1. Persiapan alat
a. Air hangat dan air dingin.
b. Sabun.
c. Handuk kecil.
d. Alkohol.
e. Bantal angin.
f. Zalf (sesuai program) larutan eusol.
g. Larutan garam fisiologis (Ns 0,9%).
h. Kasur decubitus.
i. Gauze steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur
perawatan ulcus decubitus.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Tingkat I
Kulit kemerah – merahan.
Perawatan :
Perhatikan daerah yang potensial terkena (terutama
daerah yang tertekan dan menonjol).
Kulit yang merah bersihkan dengan air hangat dan
sabun.
Gosokkan dengan minyak kelapa.
Pasien dirubah posisi tidur selang – seling tiap 2 jam.
Pasang bantal angin pada tempat yang tertekan / kasur
decubitus.
MERAWAT ULCUS DECUBITUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
145.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
a. Tingkat II
Kulit biru kehitaman.
Perawatan :
Gosok dengan air dingin pada daerah yang terkena.
Kemudian diganti dengan uap panas atau air panas
untuk merangsang peredaran darah.
b. Tingkat III
Timbul lepuh – lepuh pada kulit.
Lepuh berisi cairan kuning yang mudah terkelupas.
Bila terkelupas terjadi luka.
Perawatan :
Sama dengan tingkat II.
Jaga lepuh jangan sampai lengket.
PROSEDUR Bila perlu diberi zalp sesuai program dokter.
c. Tingkat IV
Terjadi necrosis jaringan.
Timbul ulcus.
Mudah timbul infeksi sekunder.
Kuman mudah masuk.
Perawatan :
Jaga agar luka cukup mendapat udara.
Jika memakai balutan jangan sampai terlalu tebal.
Jika luka kotor, pus, nekrosis, dicuci dengan larutan
garam fisiologis dikompres (normal salin).
Jika diperlukan dapat dengan perawatan irigasi luka.
Beri zalp sesuai dengan indikasi.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perawatan luka dengan cara memasukkan ke dalam cairan tertentu
PENGERTIAN
guna mempercepat proses penyembuhan luka.
MERENDAM LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
144.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perawatan luka dengan cara memberikan kompres hangat pada luka
PENGERTIAN
dengan cairan desinfektan.
1. Mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Sebagai pengobatan dan mencegah infeksi.
TUJUAN 3. Mengetahui perkembangan luka.
4. Memberi relaksasi pada otot sekitar luka.
5. Mempermudah pelepasan kotoran yang melekat pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres
luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki + alas (perlak + alas).
Bengkok.
H2O2
Phisohex.
Gunting dan plester.
Kaos tangan on steril.
Aceton.
b. Alat steril
Larutan kompres Ns atau sesuai pemintaan dokter.
Hemostat + alat buka jahit steril (prn).
PROSEDUR Handuk steril (prn).
Kom steril.
Kapas steril.
Gauze / ABD / lidi kapas steril (prn).
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang
prosedur tindakan perawatan kompres luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan advis
dokter pada status lyst pasien.
b. Memberitahu pasien dan atau keluarga terhadap prosedur
tindakan perawatan kompres luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap.
MENGOMPRES LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
142.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
Tanggal terbit
PUSKESMAS
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
d. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien dan
memasang tabir/korden di sisi tempat tidur pasien
e. Mengatur posisi pasien dan memasang alas dibagian bawah
luka.
f. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
g. Menggunakan sarung tangan on steril, membuka pembalut
luka dan mengobservasi kondisi luka, buang balutan luka ke
dalam bengkok.
h. Membersihkan luka dengan kapas yang sudah diberi H2O2,
kemudian buang kapas yang kotor ke dalam bengkok.
i. Memakai sarung tangan steril, memberikan kompres pada
PROSEDUR
luka dengan gauze / ABD secara berulang – ulang selama 15
– 20 menit.
j. Bila larutan desinfektan kotor dapat diganti.
k. Mengeringkan luka dan menutup luka dengan gauze / ABD
steril.
l. Membersihkan bekas plester pada kulit sekitar luka dengan
aceton, memfiksasi balutan dengan plester.
m. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang nyaman.
n. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan tindakan perawatan kompres luka pada
status lyst pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Menganti balutan / penutup luka yang sudah kotor / lama dengan
PENGERTIAN
balutan / penutup yang baru secara aseptik.
1. Memberi perawatan luka dan mengobati luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
TUJUAN 3. Mencegah luka menjadi terinfeksi.
4. Mengobservasi perkembangan luka.
5. Memberi rasa nyaman pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan meng-
ganti balutan luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki
alas (perlak).
Bengkok dan kantong plastik.
Aceton.
Kapas on steril.
Kapas alkohol.
Gunting.
Plester / isolasi / verban gulung.
Kaos tangan on steril.
b. Alat steril
Pinset anatomi.
Pinset chirurgi
Gunting lurus
Kapas steril.
Kapas lidi
Mangkok kecil
Gauze / ABD / gauze gunting.
Kaos tangan steril (bila diperlukan).
H2O2.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan
perawatan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
MENGGANTI BALUTAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
140.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
b. . Membawa alat – alat ke pasien.
c. Menutup pintu atau memasang sketsel/korden
d. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan/lokasi luka
dan memasang perlak di bawahnya.
e. Melepas fiksasi pada luka dengan kapas alkohol.
f. Memakai sarung tangan on steril, membuka balutan dan
membuang ke dalam bengkok.
g. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan (H2O2)
dengan memakai pincet dari arah dalam keluar
h. Membuang kapas yang kotor ke dalam tempatnya.
i. Mengobservasi keadaan luka
j. Menutup luka dengan gauze / ABD menggunakan
PROSEDUR
pinset steril atau sarung tangan steril dan jaga agr serat
kasa tidak melekat pada luka.
k. Membersihkan bekas plester dengan kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi / verban
gulung.
m. Merapikan pasien dan membereskan alat – alat.
n. Mencuci tangan dengan benar.
o. Mendokumentasikan tindakan mengganti balutan luka,
hasil observasi luka dan respon pasien pada catatan
perawatan.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Menyemprotkan cairan tertentu (untuk perawatan luka) ke dalam
PENGERTIAN
luka yang dalam.
1. Mempermudah melepaskan kotoran yang melekat.
2. Untuk pengobatan dan mengurangi infeksi.
TUJUAN
3. Untuk memperlancar peredaran darah setempat.
4. Untuk mengetahui perkembangan dari luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan irigasi
luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok 2.
Gunting + plester.
Sarung tangan on steril.
b. Alat steril
Kom steril.
Pincet anatomis.
Hemostat
Cangkir kapas.
Spuit/acepto.
Phisohex
Normal saline.
Gauze / kasa.
Sarung tangan steril.
H2O2.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur
tindakan perawatan mengganti balutan luka dengan terpasang
drain
3.Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tata cara dengan lyst pasien
b. Memberitahu pasien tentang prosedur irigasi luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap.
d. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien
e. Memasang tabir / sketsel di samping tempat tidur pasien
MELAKUKAN IRIGASI LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
f. Memasang perlak di bawah luka dan mengatur posisi
pasien yang nyaman.
g. Memakai sarung tangan on steril dan membuka verban
luka dan membuang pada bengkok.
h. Membersihkan luka dengan H2O2.
i. Memakai sarung tangan dan menyemprotkan normal saline
dalam luka secara perlahan – lahan, air buangan ditampung
PROSEDUR ke dalam bengkok.
j. Mengirigasi luka 10 menit.
k. Mengeringkan luka, menutup dengan kasa steril dan
memfiksasi balutan luka dengan plester.
l. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan tindakan ke dalam lyst pasien
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Mengganti balutan / penutup luka yang ada drainasenya yang sudah
PENGERTIAN
kotor / lama dengan pembalut luka.
1. Mengobservasi luka dan produksi drain pada luka.
TUJUAN 2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
mengganti balutan luka dengan terpasang drain
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok.
Gunting + plester.
Kapas alkohol.
Kapas on steril.
H2O2 / obat yang diperlukan.
Aceton
Kaos tangan on steril..
b. Alat steril
Hemostat steril.
Pincet anatomis steril (kaos tangan steril).
Kom steril.
PROSEDUR Gauze, gauze gunting, ABD steril.
Kapas bola/ cangkir kapas.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga terhadap
prosedur tindakan perawatan penggantian pembalut luka
yang terpasang drain.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan status lyst
pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga terhadap
prosedur penggantian pembalut luka yang terpasang drain.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat – alat secara
lengkap.
d. Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang
tabir / korden di sisi tempat tidur pasien
e. Mengatur posisi pasien sesuai kondisi luka.Memasang
perlak / alas di bawah luka.
f. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
g. Menggunakan kaos tangan on steril, membuka balutan
dan membuang ke dalam bengkok.
h. Membersihkan luka dari arah dalam melingkar keluar
dengan H2O2 dan buang kapas ke dalam bengkok.
i. Memasang gauze gunting di sisi kanan kiri drain, di
PROSEDUR bawah posisi pada drain.
j. Mengatur posisi drain ke bawah dan jangan sampai
terlipat – lipat.
k. Menutup luka dengan gauze.
l. Membersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester
dengan kapasaceton.
m. Memfiksasi luka dengan plester.
n. Mengambil alas dari bawah kulit.
o. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang
nyaman.
p. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
q. Mencatat tindakan penggantian balutan pada luka yang
terpasang drain pada status lyst pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Penarikan drainase luka operasi guna memperlancar pengeluaran
PENGERTIAN
sekresi dalam luka
1. Mengobservasi luka operasi
TUJUAN 2. Mempertahankan kelancaran drainase
3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan
tindakan perawatan tarik drain
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki + perlak / alas
Kaos tangan on steril
Bengkok
Kapas alkohol
Aceton + kapas bola on steril
Plester + gunting
H2O2
b. Alat steril
Hemostat steril
Pinset anatomis steril
Cangkir kapas steril
Kaos tangan steril
Gauze, ABD, gauze gunting
Alat angkat jahitan ( untuk pertama kali tarik drain)
Peniti steril (prn)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan perawatan tarik drain
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan advis
dokter pada status lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tarik drain
c. Mencuci tangan dengan benar dan menyiapkan peralatan
dengan lengkap.
MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
139.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP Yudiansyah Sutawijaya, SKM
a. Membawa peralatan kedekat pasien dan memasang
tabir / korden disisi tempat tidur pasien.
b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi luka
Memasang perlak dan alas di bawah luka.
c. Menyiapkan peralatan untuk digunakan tarik drain.
d. Menggunakan sarung tangan on steril, membuka
balutan luka dan membuang ke dalam bengkok.
e. Membersihkan luka dengan kapas + H2O2 dari arah
dalam keluar lalu membuang kapas kedalam bengkok.
f. Bila baru pertama kali dilakukan tarik drain, gunakan
alat angkat jahitan untuk melepas jahitan fiksasi pada
drain.
g. Menarik drain sesuai pesanan dokter.
h. Menggguna kan kaos tangan steril dan melepas peniti
PROSEDUR pada drain dan memasang kembali tepat diatas luka
( ganti peniti steril bila diperlukan )
i. Memasang gauze gunting pada sisi kanan kiri drain
bawah peniti atur posisi drain kebawah dan jangan
sampai terlipat- lipat
j. Menutup luka dengan gauze dan ADB.
k. Membersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester
dengan menggunakan kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan dengan plester.
m. Mengambil alas dari bawah luka.
n. Merapikan pasien dan memberi posisi yang aman.
o. Merapikan alat-alat dan mencuci tangan.
p. Mencatat prosedur tindakan tarik drain pada status lyst
pasien.
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat inap
MERAWAT LUKA BAKAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
143.05.25 0 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Merawat luka bakar merupakan suatu tindakan yang diberikan
PENGERTIAN
selama dan setelah pasien terkena luka bakar.
1. Memberi perasaan segar dan nyaman.
2. Menghilangkan krusta / membersihkan krusta atau jaringan
TUJUAN
yang mati.
3. Mempercepat penyembuhan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat luka
bakar
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok.
Plastik tempat sampah.
Handuk pasien.
Sabun mandi, sikat gigi, shampoo.
Tempat tidur/ kursi roda.
Bak mandi lengkap dengan selang 2 x 1 m.(bath up
hidroterapi)
Air hangat.
b. Alat steril
Alat tenun
Set ganti balutan (2 pincet anatomis, 2 pincet chirugi,
PROSEDUR 1 gunting nekrotomy).
Spuit 10cc
Verban sesuai ukuran
Sarung tangan.
Gauze (kasa steril), kapas bola steril.
C. Obat-obatan
Phisohex, Dermazin salp.
Analgesik (PRN)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan merawat luka bakar..
3. Pelaksanaan
1) Sebelum tindakan
a. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
b. Bak mandi diisi air dengan suhu 37-43 derajat
MERAWAT LUKA BAKAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
143.05.25 0 2/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
c. Masukkan desinfektan kedalam bak mandi dengan
konsentrasi sesuai aturan
2) Selama tindakan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan luka bakar
dengan status lyst pasien.
b. Mencuci tangan.
c. Memberikan analgesik 15 menit sebelum merawat luka
(sesuai program dokter).
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Parasentesis adalah mengeluarkan akumulasi cairan dengan
PENGERTIAN
menginsersikan jarum ke dalam rongga abdomen.
1. Persiapan alat.
a. Bethadine/hibitine.
b. Sarung tangan steril.
c. Spuit 5cc untuk anastesi local.
d. Lidocain/xilocain.
e. Jarum LD no.16
f. Spuit 10cc.
g. Set darah.
h. Tube steril.
i. Tempat penampung steril.
j. Kasa steril.
k. Plester dan gunting.
2. Persiapan pasien.
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada
pasien.
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang
tabir/korden.
c. Mengosongkan kandung kemih pasien
d. Mengatur posisi pasien semi fowler.
e. Mendesinfeksi daerah abdomen.
a. Melakukan pemberian anastesi local (prn)
b. Penusukan dengan jarum parasentesis dilakukan pada
pasien dengan posisi supinasi, jarum dihubungkan
pada spuit ketika jarum secara perlahan masuk ke dalam
abdomen quadran 4.
MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS
SUKALUYU Tanggal terbit
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI LUMBAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Lumbal pungsi adalah insersi jarum ke dalam ruang
subarakhnoid dalam region lumbal tulang belakang di bawah
tingkat medulla spinalis (diantara lumbal 3 -4 atau 4 – 5).
PENGERTIAN
Selama prosedur perawat membantu klien untuk
mempertahankan posisi tubuh melengkung. Prosedur pungsi
dilakukan oleh dokter.
Memperoleh cairan cerebrospinal untuk pemeriksaan diagnostik
TUJUAN
dan tindakan terapeutik.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN
asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pungsi lumbal.
1. Persiapan alat
a. Troy/set lumbal pungsi:
Jarum spinal dengan stylet (dewasa : LD No.20, pediatric
: LD No. 22)
b. Tube yang panjang.
c. Manometer.
d. Spuit 3cc.
e. Jarum infiltrasi.
f. Tabung specimen 3 buah.
g. Cangkir antiseptic.
h. Handuk steril.
k. Kapas alkohol.
PROSEDUR l. Handyplas.
m. Jarum spinal cadangan.
n. Sarung tangan steril.
2. Persiapan pasien.
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b.Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang
tabir/korden.
c. Mengukur tanda-tanda vital.
d. Mengatur pasien dengan posisi miring dengan bantal di
bawah kepala dan bantal diantara lutut.
MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI LUMBAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI (GCS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Pengkajian yang dilakukan pada pasien untuk mengetahui kelainan
PENGERTIAN
neurologi.
Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pasien yang datang dengan
TUJUAN
kelainan neurologis.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pengkajian neu-
rologi (gcs )
1. Persiapan alat
a. Pencatatan neurologis
b. Penlight
2. Pelaksanaan
a. Kaji potensi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi serta
penghalangnya jika ada.
b. Pemeriksaan Gaslow Scale
1) Observasi tingkat stimulus untuk membuka mata.
- Pasien membuka mata secara spontan.
- Pasien membuka mata saat mendengar suara : dimana
paseien membuka mata saat ada stimulus verbal /
perintah.
- Pasien membuka mata saat ada stimulus nyeri.
- Pasien tidak membuka mata meskipun ada stimulus
PROSEDUR
apapun.
2) Observasi respon verbal.
- Orinetasi bicara ( pasien dapat mengenal dengan jelas
orang, tempat dan waktu.
- Pembicaraan pasien membingungkan ( walaupun
pasien dapat melakukan percakapan pasien tidak
dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
- Kata-kata yang tidak tepat , dimana pasien me-
nyerukan kata-kata sederhanan (sering berupa kata-
kata kotor atau nama-nama) tetapi tidak teratur,tetapi
pasien tidak mempu menjawab pertanyaan.
- Suara-suara pasien tidak jelas ( pasien menggumam).
- Tidak ada respon verbal terhadap semua stimulus.
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI (GCS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 1/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Memberikan dan mempertahankan jalan nafas pasien melalui jalan
PENGERTIAN
nafas oral
1. Untuk mempertahankan jalan nafas pasien yang tidak sadar
dengan cara menahan lidah manjauhi dinding pesterior dari
TUJUAN faring.
2. Untuk digunakan sebagai penahan ( bila dipendekkan) bagi
pasien dengan endotrakeal tube.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah
KEBIJAKAN asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan insersi jalan
napas oral
1. Persiapan alat
c. Jalan nafas oral/ air way oral
d. Penekan lidah.
e. Plester
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan.
b. Pilihlah ukuran air way oral yang sesuai dengan
pasien.
c. Masukkan jalan nafas(airway) dengan cara :
- Balik airway sehingga bagian atasnya
menghadap kemuka, masukkan jalan nafas
PROSEDUR (airway) kemulut hingga mendekati dinding
posterior faring dekat lidah belakang kemudian
putar airway pada posisi yang tepat.
- Pergunakan penekan lidah, gerakkan lidah
keluar untuk menghindari terdorong ke
belakang masuk faring posterior, kemudian
masukkan airway oral ke dalam posisiyang te-
pat dengan bagian atas menghadap ke bawah.
f. Jika reflek cegukan pasien terangsang,cabut airway
dengan segera dan masukkan kembali.
g. Untuk fiksasi gunakan plester yang dilekatkan di pipi
dan melintasi bagian datar dari jalan nafas/airway
pada bibir pasien.
MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170.05.25 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaluyu
PUSKESMAS Tanggal terbit
SUKALUYU
SOP
Yudiansyah Sutawijaya, SKM
Perhatian :
1. Periksa status neurologi pasien secara berkala.Airway dapat
menyebabkan muntah-muntah pada pasien yang sensitive.
2. Periksa pasien dari penumpukan sekresi oral dan lakukan
PROSEDUR penghisapan jika terjadi penumpukan sekresi dari rongga
mulut.
3. Jika keadaan pasien memerlukan pemakaian jangka panjang,
airway dapat dilepaskan sementara untuk memberikan
perawatan oral.