Anda di halaman 1dari 142

Penulis : Fajar Mukharom Darozat

Copyright © 2013 pelatihan-osn.com

Cetakan I : Oktober 2012

Diterbitkan oleh :

Pelatihan-osn.com

Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A

Sawangan, Depok, Jawa Barat 16511

Telp. 021-2951 1160

Email : humas@pelatihan-osn.com ; tokobuku@pelatihan-osn.com

Dilarang Keras
Mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini serta
memperjual belikannya tanpa izin tertulis dari pelatihan-osn.com
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Daftar Isi

Daftar Isi

Gaya dan Momen Gaya 1

Persamaan Differensial dan Gerak Harmonik Sederhana 44

Momentum, Momentum Sudut, dan Energi 72

Elektromagnetisme (New) 110

Daftar Pustaka 140

Daftar Isi
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Gaya dan Momen Gaya


Definisi Gaya

Gaya didefinisikan sebagai perubahan momentum tiap satuan waktu.

  mv 

F
 dp d 
dt dt

F  m v
 dv  dm
dt dt

 0 , sehingga untuk kasus massa konstan berlaku


dm
Jika massa konstan, maka
dt

F  m  ma
 dv 
dt

Hukum 1, 2, dan 3 Newton

Pada tahun 1687, Isaac Newton mempublikasikan tiga hukum dalam tulisannya yang berjudul
Principia Mathematica. Ketiga hukum tersebut terkenal sebagai Hukum Newton yang dapat
dinyatakan sebagai berikut.

Hukum 1 Newton: Suatu benda akan bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya yang
bekerja padanya.

Hukum 2 Newton: Gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda
tiap satuan waktu.

Hukum 3 Newton: Gaya yang bekerja pada dua buah benda yang saling berinteraksi adalah sama
besar namun berlawanan arah.

Gambar 1 ilustrasi gaya aksi - reaksi

1
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Diagram gaya

Gaya adalah besaran vektor, jadi analisis gaya selalu melibatkan arah. Namun, terkadang gaya-gaya
yang bekerja pada suatu sistem memiliki arah yang rumit apabila dikerjakan secara murni
matematis. Akan sangat memudahkan apabila dalam menganalisa gaya-gaya yang bekerja pada
suatu objek/benda menggunakan diagram gaya. Prinsip utama dari analisis menggunakan diagram
gaya adalah semua vektor gaya diuraikan menjadi komponen-komponen vektor yang saling tegak
lurus. Hal ini dikarenakan vektor yang tegak lurus tidak saling mempengaruhi.

Gambar 2 contoh diagram gaya sebuah balok di permukaan lantai

F x  ma x

F y  ma y

Gaya-gaya Fundamental

Hingga saat ini, hanya ada empat jenis gaya fundamental yang teramati di alam semesta ini.
Keempat gaya tersebut adalah gaya kuat, gaya elektromagnetik, gaya lemah, dan gaya gravitasi.

- Gaya Kuat
Inti atom tersusun atas dua jenis partikel yaitu proton yang bermuatan positif dan neutron
yang bermuatan netral. Sebagai contoh, inti atom oksigen tersusun atas 8 proton dan 8
neutron.

Radius inti atom oksigen adalah 6,05 fm (1 fm = 10-15 m). Gaya listrik statis yang bekerja pada
dua proton berada pada kisaran 10 N. Padahal proton memiliki massa yang sangat kecil,
sebesar 1,67x10-27 kg. Dapat dibayangkan berapa besar percepatan yang akan dialami
proton akibat gaya listrik statik tersebut. Dalam waktu yang sangat singkat, inti atom oksigen
akan tercerai-berai. Demikian juga inti atom yang lain.

Nyatanya tidak demikian. Inti atom tidak hancur. Proton tetap berada dalam area inti atom
walaupun terdapat gaya listrik statis yang sangat besar. Kesimpulannya hanya satu, yaitu ada
gaya lain yang mengikat partikel inti yang lebih besar dari gaya listrik statis. Gaya ikat inti
inilah yang disebut gaya kuat.

2
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Gaya kuat merupakan gaya fundamental yang paling kuat dibandingkan dengan gaya
fundamental yang lain. Namun begitu arena yang dipengaruhi gaya ini sangat kecil, hanya
sebatas partikel inti dengan partikel inti tetangganya. Lebih jauh dari itu, gaya kuat sudah
tidak memberikan pengaruh lagi. Karena itu gaya kuat hanya teramati pada inti atom.

- Gaya Elektromagnetik
Gaya elektromagnetik merupakan gaya interaksi antara dua partikel bermuatan. Seperti
disebutkan pada namanya, gaya elektromagnetik merupakan gabungan gaya listrik dan gaya
magnet. Yang menarik adalah, gaya listrik dapat berubah menjadi gaya magnet dan
sebaliknya, itu bergantung pada siapa yang mengamati. Jika pengamat diam relatif terhadap
kedua muatan yang berinteraksi, maka yang diamati adalah gaya listrik. Jika pengamat
bergerak relatif terhadap muatan yang berinteraksi, maka yang diamati adalah gaya
magnetic.

Gaya elektromagnetik merupakan gaya utama yang membuat atom terbentuk. Sifatnya
tolak-menolak jika partikel yang berinteraksi memiliki muatan sejenis, dan Tarik-menarik jika
muatan yang berinteraksi berlawanan jenis. Gaya elektromagnetik mempengaruhi seluruh
ruang, mengikuti hukum kebalikan kuadrat. Artinya besar gaya elektromagnetik di suatu titik
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak titik tersebut ke sumber gaya elektromagnetik.

- Gaya Lemah
Gaya lemah merupakan gaya interaksi yang menyebabkan kuark dan lepton dapat berikatan
satu sama lain. Lepton dan kuark adalah partikel-partikel utama penyusun materi di alam
semesta ini. Contoh lepton yang paling familiar adalah electron.

Tidak seperti kuark, lepton tidak dapat berinteraksi melalui gaya kuat. Namun lepton dapat
berinteraksi melalui gaya lemah ini. Gaya lemah memiliki peran yang sangat penting
terhadap peristiwa di alam semesta antara lain proses reaksi fusi di inti bintang, peluruhan
inti atom.

- Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya fundamental keempat, paling lemah di antara gaya-gaya
fundamental lain, dan paling misterius walaupun telah lama dikenal oleh peradaban
manusia. Partikel interaksinya yang disebut graviton masih belum berhasil dibuktikan
eksistensinya. Gaya gravitasi juga masih belum dapat disatukan dengan gaya-gaya
fundamental yang lain, padahal ketiga gaya fundamental lainnya telah dapat disatukan.

Gaya gravitasi muncul karena interaksi dua partikel bermassa. Walaupun menjadi gaya yang
paling lemah, gaya gravitasi lah yang membentuk alam semesta menjadi seperti yang
teramati saat ini. Tanpa gaya gravitasi, atom-atom akan saling terpencar membentuk gas
dan memenuhi ruang alam semesta dengan distribusi homogen. Artinya tidak akan ada
galaksi, bintang, planet, termasuk manusia.

3
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Gaya Normal

Gaya normal muncul ketika dua permukaan saling berinteraksi secara fisik. Arah gaya normal selalu
tegak lurus dengan permukaan yang saling berinteraksi. Gaya normal ini muncul sedemikian
sehingga tidak ada gerak relatif antara kedua permukaan yang berinteraksi.

Gambar 3 Ilustrasi arah gaya normal

Gaya Gesek

Gaya gesek adalah komponen gaya normal arah sejajar permukaan. Jika diamati menggunakan
mikroskop, nyaris tidak ada satu pun permukaan yang benar-benar rata, melainkan bergelombang.
Karena itu, ketika dua permukaan berinteraksi, maka gaya normal yang bekerja arahnya tidak benar-
benar tegak lurus permukaan yang diamati, melainkan sedikit menyimpang karena permukaan
kontak yang sebenarnya bergelombang.

Gambar 4 Ilustrasi gaya normal pada permukaan real. Arah gaya normal tidak sama karena factor geometri
permukaan.

Pada gambar di atas, total komponen gaya normal arah vertikal menjadi gaya normal yang diamati,
sedangkan total komponen gaya normal arah horisontal menjadi gaya gesek. Dalam kondisi
setimbang, total gaya normal komponen horisontal yang mengarah ke kiri sama dengan total
komponen gaya normal horisontal yang mengarah ke kanan.

Gaya gesek ada dua macam, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetic. Gaya gesek statis adalah
gaya gesek yang muncul ketika dua permukaan yang berinteraksi tidak bergerak relatif satu sama

4
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

lain pada arah sejajar permukaan. Secara matematis, besar gaya gesek statik dinyatakan dengan
persamaan berikut.

f s  s N

Gaya gesek kinetic adalah gaya gesek yang muncul ketika dua permukaan yang berinteraksi bergerak
relatif satu sama lain pada arah sejajar permukaan. Secara matematis dinyatakan dengan persamaan
berikut.

f k  k N

 s disebut koefisien gesek statik, sedangkan k disebut koefisien gesek kinetic. Umumnya koefisien
gesek ini memiliki nilai kurang dari 1. Namun dalam teori nilainya bisa berapapun.

Kerangka Inersial

Ketiga hukum Newton ini hanya dapat diaplikasikan pada suatu objek yang bergerak relatif terhadap
suatu kerangka inersial. Yang dimaksud dengan kerangka inersial adalah kerangka yang tidak
mengalami percepatan.

Gaya Fiktif

Ketika suatu benda diamati oleh pengamat yang berada pada suatu kerangka noninersial, maka
pengamat tersebut akan mengamati seolah-olah ada suatu gaya tambahan yang bekerja pada benda
yang diamatinya. Gaya tersebut adalah gaya fiktif. Gaya ini tidak akan ada jika diamati oleh
pengamat yang berada dalam kerangka inersial. Arah gaya fiktif selalu berlawanan dengan arah
percepatan kerangka noninersial.

Misalkan ada seorang pengamat yang diam relatif terhadap suatu kerangka inersial O (bagian a pada
gambar di atas). pengamat ini mengamati ada suatu objek yang tengah dikenai gaya F. Setelah itu,
misalkan pengamat ini pindah ke dalam suatu kerangka noninersial O’ (bagian b pada gambar),
pengamat akan mengamati bahwa kerangka O’ tidak mengalami percepatan karena dia ada di
dalamnya. Akan tetapi, dia akan melihat kerangka O yang mengalami percepatan dengan arah yang
berlawanan dengan arah percepatan kerangka noninersial O’. Pengamat ini juga akan mengamati
percepatan yang sama pada objek. Karena ada percepatan maka tentu ada gaya. Gaya yang diamati
pengamat akibat lokasi pengamat yang berada di dalam kerangka noninersial ini disebut gaya fiktif.

5
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Gambar 5 ilustrasi sederhana munculnya gaya fiktif ketika seorang pengamat berada di kerangka acuan non
inersial

Momen Gaya

Momen gaya didefinisikan sebagai perkalian silang antara vektor posisi titik tangkap gaya dengan
vektor gaya.

  l  F  Fl cos 
  

Hukum Newton untuk Gerak melingkar

Seperti halnya pada gerak lurus, hukum Newton juga berlaku pada gerak melingkar, tentunya
dengan beberapa penyesuaian sebagai berikut.

Hukum 1 Newton: Suatu benda akan bergerak dengan kecepatan sudut konstan kecuali ada momen
gaya yang bekerja padanya.

6
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Hukum 2 Newton: Momen gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan
momentum sudut benda tiap satuan waktu.

Hukum 3 Newton: Momen gaya yang bekerja pada dua buah benda yang saling berinteraksi adalah
sama besar namun berlawanan arah.

Momen inersia

Jika pada gerak linear dikenal variabel massa yang bisa diartikan sebagai ukuran kesukaran suatu
benda untuk diubah keadaannya gerak linearnya, maka pada gerak melingkar dikenal juga besaran
sejenis yang disebut momen inersia. Secara fisis, momen inersia dapat dimaknai sebagai tingkat
kesukaran suatu benda untuk diubah keadaan gerak melingkarnya.

Momen inersia titik didefinisikan sebagai perkalian antara massa benda dengan kuadrat jarak benda
ke sumbu putar.

I  mr 2

Jika dalam sistem terdapat beberapa objek yang diskret, maka momen inersia sistem adalah total
momen inersia dari masing-masing objek.

I sistem   mi ri 2
N

i 1

Jika objek merupakan suatu benda yang massanya terdistribusi secara kontinu, maka momen inersia
objek tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.

I   r 2 dm

Ada dua teori yang dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan momen inersia yaitu teorema
sumbu sejajar dan teorema sumbu tegak lurus.

a. Teorema sumbu sejajar


Teorema sumbu sejajar berlaku umum untuk semua sistem rigid. Misalkan suatu sistem
tegar (rigid) diputar terhadap sumbu yang tidak melalui pusat massanya, momen inersia
sistem ini adalah:

I  I cm  md 2

7
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

b. Teorema sumbu tegak lurus


Teorema sumbu tegak lurus hanya bisa digunakan pada sistem rigis dua dimensi. Momen
inersia suatu sistem rigid dua dimensi terhadap sumbu putar yang melalui pusat massa
sistem dan tegak lurus permukaan sistem adalah sama dengan penjumlahan momen inersia
sistem terhadap sumbu putar yang saling tegak lurus satu sama lain namun sejajar dengan
permukaan sistem dan melalui pusat massa sistem.

I zz  I xx  I yy

Kesetimbangan

Suatu benda/objek/sistem dikatakan dalam kondisi setimbang apabila resultan gaya dan resultan
momen gaya yang bekerja pada benda/objek/sistem tersebut besarnya nol.

F 0

  0

Berdasarkan kestabilannya, kesetimbangan suatu benda dapat digolongkan ke dalam 2 tipe.

Kesetimbangan stabil: suatu benda dikatakan mencapai kesetimbangan stabil jika benda selalu
kembali ke posisi setimbangnya setiap kali diberi gangguan/simpangan. Kesetimbangan stabil
muncul di tempat-tempat yang memiliki potensial minimum dibandingkan dengan sekitarnya.

8
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Kesetimbangan labil: suatu benda dikatakan mencapai kesetimbangan labil apabila benda tidak
pernah kembali lagi ke posisi setimbangnya ketika benda diberi. Gangguan. Untuk mengembalikan
benda ke posisi setimbangnya tersebut diperlukan energi. Kesetimbangan labil muncul di tempat-
tempat yang memiliki potensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya.

Kesetimbangan netral: suatu benda dikatakan mencapai kesetimbangan netral jika benda tidak
kembali lagi ke posisi setimbangnya ketika diberi gangguan, namun untuk mengembalikan benda ke
lokasi setimbangnya tadi tidak diperlukan energi sama sekali.

9
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Soal:

Pada sistem seperti ditunjukkan pada gambar di atas, koefisien gesek lantai  . Tentukan
1.

perbandingan tegangan tali yang menghubungkan massa 1 dengan massa 2 ( T12 ) dan
tegangan tali yang menghubungkan massa 2 dengan massa 3 ( T23 ). Apakah gaya gesek
antara masing-masing balok dengan lantai berpengaruh terhadap nilai perbandingan
tegangan tali ini?

2.
Tiga buah kotak dengan massa berbeda dihubungkan dengan tali menjadi 1 sistem seperti
ditunjukkan pada gambar di atas. Koefisien gesek antara masing-masing kotak dengan lantai
adalah  . Hitung percepatan sistem.

3.

Pada sistem seperti ditunjukkan pada gambar di atas, lantai licin. Tentukan besarnya
koefisien gesek antara massa 1 dengan massa 2 sehingga keduanya tidak terpisah.

4.

Dua buah prisma disusun seperti pada gambar di atas. Tidak ada gesekan sama sekali antara
lantai dengan prisma m2 , sedangkan koefisien gesek antara kedua prisma adalah 1 .
Prisma 1 kemudian didorong dengan gaya F . Misalkan F   m1 g :
m1
a. Tentukan nilai maksimum sehingga kedua prisma tidak berpisah.
m2
b. Tentukan percepatan sistem terhadap kerangka bumi untuk kondisi ini (kondisi kedua
prisma saling diam satu sama lain).

10
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

5.

Pada sistem ditunjukkan pada gambar di atas, semua permukaan sangat licin. Gambarkan
diagram gaya yang bekerja pada prisma m3 untuk semua kondisi yang mungkin. Hitung juga
percepatan prisma relatif terhadap lantai.

6.

Tiga buah balok, masing-masing bermassa m1 , m2 , dan m3 . Ketiga balok tersebut disusun
seperti pada gambar di atas. Koefisien gesek static antara balok m1 dengan balok m2 adalah
1 , sedangkan koefisien gesek static antara balok m2 dengan balok m3 adalah 2 . Tidak
ada gesekan pada lantai. Balok m1 tarik dengan gaya F . Hitung besarnya gaya F maksimal
yang boleh digunakan untuk menarik balok m1 sehingga tidak ada balok yang terpisah.

7.

Sebuah traktor bermassa M berjalan dengan kecepatan konstan v . Mesin traktor ini
menghasilkan gaya F untuk mempertahankan kecepatan konstan traktor. Mesin bergerak
ke arah sejumlah pasir yang ditabur pada membentuk suatu garis lurus dengan densitas
yang seragam mulai dari x1 hingga x2 . Massa total pasir yang ditabur ini m . Gambarkan
kurva F sebagai fungsi x untuk semua nilai x agar traktor bergerak dengan kecepatan
konstan. Diketahui F  F0 ketika traktor belum mendorong pasir.

11
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

8.

Dua buah bola bermassa m1 dan m2 dihubungkan dengan tali l1 dan l2 . Bola 1 kemudian
ditarik dengan gaya tangensial F = Fˆ . Akibatnya bola m1 dan m2 akan bergerak melingkar

dengan percepatan sudut yang sama. Jika sudut-sudut  dan ===============  diketahui
nilainya:
a. Tentukan vektor percepatan m1 sebagai fungsi waktu. Gunakan informasi sistem diam
saat t  0 .
b. Tentukan tegangan tali l1 sebagai fungsi waktu.

9.

Sebuah cincin tipis bermassa M dan radius R diletakkan pada suatu bidang miring dengan
sudut kemiringan  . Sebuah balok bermassa m diletakkan di atas cincin seperti ditunjukkan
pada gambar. Koefisien gesek antara cincin dengan lantai sama dengan koefisien gesek
antara cincin dengan balok yang besarnya  . Tentukan syarat agar sistem bisa berada
dalam kondisi stabil.

12
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

10.

Sebuah beban bermassa m dihubungkan ke sebuah batang yang dapat berputar bebas
terhadap sumbunya. Beban dihubungkan ke batang melalui dua utas tali yang panjangnya

batang tumpuan adalah y . Batang kemudian diputar dengan kelajuan sudut  . Tentukan
berbeda seperti ditunjukkan pada gambar. Jarak antara titik ikatan antara kedua tali di

besar tegangan masing-masing tali. Pengaruh gravitasi tetap ada dengan percepatan
gravitasi besarnya g sejajar dengan batang ke arah sumbu y negatif.

11.

Sebuah batang homogen bermassa m dan panjangnya l ujung bawahnya dihubungkan


dengan suatu poros bebas gesekan, sedangkan ujung atasnya dihubungkan dengan suatu
karet elastis dengan konstanta elastisitas k seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Poros
bagian bawah tersambung kuat dengan sebuah batang yang dapat berputar terhadap
sumbunya, sementara karet juga terhubung dengan batang tersebut, namun melalui suatu
cincin yang dapat bergerak bebas sedemikian sehingga posisi karet selalu horizontal.
Awalnya sistem dalam keadaan diam, tongkat l dalam kondisi vertikal dan karet tidak
teregang dengan panjang awal x0 . Kemudian batang mulai diputar secara perlahan hingga
mencapai kecepatan sudut konstan  dan sistem mencapai kondisi setimbang. Hitung
panjang akhir yang akan dicapai karet. Abaikan gravitasi.

12.

13
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Sebuah silinder bermassa m dan radius R diletakkan pada suatu lantai datar. Koefisien
gesek antara lantai dengan siinder adalah  . Pada silinder tersebut terdapat segulung tali
tipis sangat ringan (massa tali dapat diabaikan dibandingkan dengan massa silinder). Tali
kemudian ditarik oleh suatu gaya F   mg yang orientasinya membentuk sudut  dengan
garis horizontal. Tentukan vektor percepatan silinder sebagai fungsi  (sistem ditunjukkan
gambar di atas. Momen inersia silinder kmR 2 ).

13.

Pada sistem katrol seperti ditunjukkan pada gambar di atas, hitung percepatan masing-
masing balok. Anggap balok m2 dan m3 bergerak ke bawah.

14.

Sebuah bola bermassa m dan radius R diletakan di atas sebuah papan bermassa M dan
panjangnya L . Gaya gesek statis maksimal yang mungkin antara bola dengan permukaan
papan sangat besar. Mula mula bola berada di ujung kanan papan. Kemudian papan ditarik
dengan gaya F horizontal ke kanan, ternyata bola mencapai ujung kiri papan dalam waktu
t . Hitung besar gaya F yang bekerja pada papan. Momen inersia bola terhadap pusat
2
massanya adalah mR 2 .
5

15.

14
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Pada sistem seperti ditunjukkan pada gambar di atas, semua permukaan sangat licin. Hitung
percepatan m2 . Analisis percepatan m2 pada kasus m2  m1 dan pada kasus m2  m1 .

16.

Sebuah silinder bermassa m dan radius R diletakkan di atas sebuah prisma bermassa M .
Tidak ada gesekan antara prisma dengan lantai, namun antara prisma dengan silinder ada
gaya gesek yang cukup untuk mencegah silinder slip. Jika untuk menuruni prisma sejauh L
silinder memerlukan waktu t terhitung sejak mulai bergerak, hitung momen inersia silinder.

17.

Tiga buah balok disusun pada suatu bidang miring dengan kemiringan  sedemikian seperti
ditunjukkan pada gambar. Balok m2 memiliki panjang l2 diletakkan pada bidang miring
sementara balok m1 dengan panjang l1 diletakkan di atas balok m2 . Koefisien gesek antara
balok m2 dengan m1 adalah  , namun tidak ada gesekan antara balok m2 dengan lantai.
Anggap  cukup kecil sehingga balok 1 akan tergelincir di atas balok 2. Awalnya sistem
dipertahankan diam, kemudian gaya penahan sistem dihilangkan sehingga sistem mulai
bergerak. Berdasarkan gambar di atas disertai keterangan yang telah diberikan, tentukan
hubungan antara m1 , m2 , dan m3 sehingga m3 akan bergerak turun.

18.

15
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Suatu benda yang dimensinya dapat diabaikan memiliki massa m . Benda ini didorong ke
permukaan dalam suatu kerucut terbalik sehingga selalu diam relatif terhadap kerucut.
Koefisien gesek antara benda dengan permukaan dalam kerucut adalah  . Kemudian
kerucut mulai diputar perlahan hingga mencapai suatu laju angular  yang dijaga konstan.
Setelah itu, gaya penahan kerucut dihilangkan. Tentukan panjang R , yaitu jarak antara
sumbu putar kerucut dengan pusat massa benda jika ternyata setelah gaya penahan
dilepaskan, benda tetap diam relatif terhadap kerucut.

19.

Seutas tali yang sangat lentur namun tidak dapat mulur memiliki panjang L dan massa m .
Sebagian tali sepanjang x diposisikan di permukaan datar, sedangkan sisanya berada di
suatu permukaan bidang miring bermassa M yang dapat berputar bebas terhadap ujung
atasnya. Ujung bawah bidang miring ditahan oleh batang rigid horizontal. akibat gaya berat
tali, maka batang penahan ini akan mendapat tekanan. Awalnya tali ditahan, lalu saat t  0
gaya penahan dihilangkan sehingga tali mulai meluncur turun. Sistem dibuat sedemikian
rupa sehingga bagian tali yang meninggalkan bidang miring langsung bergerak secara
vertikal. Nyatakan nilai gaya tegang batang penahan sebagai fungsi waktu.

20.

Dua buah bola bermassa m1 dan m2 dihubungkan dengan sebuah pegas tak bermassa yang
konstanta pegasnya k . Bola m1 kemudian diberi gaya ke kanan sebesar F . Hitung
perubahan panjang yang dialami pegas jika dalam kondisi tidak ada gaya F yang bekerja,
pegas tidak teregang ataupun tertekan.

16
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Jawab

1. Gaya yang bekerja pada sistem hanya gaya horizontal, sedangkan resultan gaya arah vertikal
adalah 0. Jadi kita cukup meninjau gaya-gaya arah horizontal saja.

Tinjau m1 :

T12   m1 g  m1a ………………………. 1)

T23  T12   m2 g  m2 a …. 2)

F  T23   m3 g  m3 a ……. 3)

Dari persamaan 1), 2), dan 3) bisa diperoleh:

 1 2
T23 m
T12 m1

Tidak ada suku  yang muncul dalam hasil perbandingan, dengan demikian gaya gesek
tidak mempengaruhi besar perbandingan gaya tegang antar kedua tali.

2. Tinjau diagram gaya untuk tiap-tiap balok.

T1   m1 g  m1a …………………………….. 1)

T2  T1   m2 g  m2 a ……… 2)

17
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

m3 g  T2  m3 a ………………………………………….. 3)

Gunakan ketiga persamaan untuk menghitung a diperoleh:

m3    m1  m2 
a
m1  m2  m3


F1 F2
3. Coba pikirkan, apabila , maka gaya gesek akan mengarah ke kiri untuk m1 dan
m1 m2


F1 F2
akan mengarah ke kanan untuk m2 . Namun jika yang terjadi adalah ,maka gaya
m1 m2
gesek akan mengarah ke kanan untuk m1 dan mengarah ke kiri untuk m2 .


F1 F2
Kasus 1:
m1 m2

F1  f  m1a1 ……………………… 3)

F2  f  m2 a2 …………………………. 2)

Syarat kedua massa tidak berpisah:

a1  a2  a

18
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dari persamaan 1) dan 2) serta informasi bahwa percepatan kedua massa harus sama, maka
akan diperoleh

F1  F2
a
m1  m2

Sekarang kita tinjau lagi massa m1 , namun kali ini terhadap kerangka m2 . Karena m2
mengalami percepatan ke arah kanan, maka m1 akan mengalami gaya fiktif yang arahnya ke
kiri.
Karena percepatan m1 sama dengan m2 maka resultan gaya harus nol.

F1  m1a  f  0

Gaya gesek maksimum yang mungkin adalah:

f   m1 g atau f maks   m1 g

Dengan demikian kondisi yang harus dipenuhi adalah:

F1  m1a   m1 g  0
F1m2  F2 m1

m1  m1  m2  g

F1m2  F2 m1
Perhatikan bahwa jika   , maka F1  m1a   m1 g  0 yang berarti kedua
m1  m1  m2  g
massa akan berpisah. Dengan demikian  di sini adalah  minimum. Jadi:
F1m2  F2 m1
min 
m1  m1  m2  g


F1 F2
Kasus 2:
m1 m2

Fenomena fisis yang terjadi tetap sama, hanya saja arah gaya gesek pada masing-masing
massa saling berkebalikan dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Silahkan buktikan bahwa
pada kasus ini:

19
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

F2 m1  F1m2
min 
m1  m1  m2  g

Jadi solusi yang tepat untuk kasus secara umum adalah:

F2 m1  F1m2
min 
m1  m1  m2  g

4. Tinjau diagram gaya untuk masing-masing prisma.

Prisma m1 :
Arah x : F  N1sin   f cos   m1a
Arah y : N1 cos   m1 g  f sin   0

Tanda  dipilih jika gaya F cos   mg sin  cukup kecil sehingga sedangkan jika sebaliknya
yang digunakan adalah tanda  .
Prisma m2 :
Arah x : N1 sin   f cos   m2 a
Arah y : N 2  N1 cos  m2 g  f sin   0

Penggunaan tanda  dan  pada persamaan gerak m2 ini berkebalikan dengan


penggunaan pada m1 .

Gaya gesek mencapai maksimum ketika:

f maks   m1 g

20
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Besar gaya gesek maksimum:

f maks   N1

Kembali ke persamaan gerak masing-masing prisma. Dari keempat persamaan tersebut akan
kita peroleh:

N1  m1 g cos   F sin 
N 2  m2 g   cos   1min sin   m1 g sin   F cos  

a
F
m1  m2

Tinjau kembali prisma m1 , namun kali ini gunakan prisma m2 sebagai acuan.

F cos   m1a cos    m1 g  0


Karena F   m1 g maka akan diperoleh nilai perbandingan m1 dengan m2 yaitu:

m1  m  
 cos   1   1   cos   1
m2   m2 maks 

5. Diagram gaya yang bekerja pada prisma diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

21
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Asumsikan prisma dipercepat ke kanan. Persamaan gerak prisma relatif terhadap lantai
adalah:

Arah x: T  cos   cos    N1 sin   N 2 sin   m3a3


Arah y: m3 g  T  sin   sin    N1 cos   N 2 cos   N3  0

Tinjau diagram gaya kotak m1 dan m2 relatif terhadap prisma. Karena diasumsikan prisma
dipercepat ke kanan, maka kedua kotak akan merasakan gaya fiktif ke kiri. Selanjutnya
karena tidak ada gaya gesek, pusat massa sistem tidak akan mengalami percepatan. Karena
pusat massa prisma diasumsikan dipercepat ke kanan, maka pusat massa kedua kotak akan
mengarah ke kiri (kotak 1 turun, kotak 2 naik).

Tinjau persamaan gerak kotak m1 :

Sejajar permukaan: m1 g sin   m1a3 cos   T  m1a '


Tegak lurus permukaan : N1  m1a3 sin   m1 g cos   0

Tinjau persamaan gerak kotak m2 :

Sejajar permukaan: T  m2 a3 cos   m2 g sin   m2 a '


Tegak lurus permukaan: N 2  m2 a3 sin   m2 g cos   0

Dari keempat persamaan ini akan diperoleh:

N1  m1 g cos   m1a3 sin 


N 2  m2 g cos   m2 a3 sin 
m1m2 g  sin   sin    m1m2 a3 (cos   cos  )
T
m1  m2

22
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Substitusikan ketiga persamaan ini ke persamaan gerak prisma untuk memperoleh a3 .


Prosesnya mudah, namun akan menghasilkan persamaan yang panjang dan tidak muat di
halaman ini. Jika tidak melakukan kesalahan dan modifikasi matematis yang dilakukan tepat
maka akan diperoleh:

a3 
 m1 cos   m2 cos   m1 sin   m2 sin   g
 m1  m2  m1  m2  m3    m1 cos   m2 cos  
2

Setelah a3 diperoleh, maka T , N1 , N 2 , dan N3 akan dapat diperoleh.

6. Sebelum menghitung berapa nilai F maksimum yang boleh diberikan pada m1 , kita harus
menentukan dulu manakah yang lebih besar, gaya gesek maksimal balok 1 dengan balok 2,
atau gaya gesek maksimal balok 2 dengan balok 3. Masalahnya tidak ada informasi yang
menunjukkan mana yang lebih besar. Karena itu ada dua nilai F maksimum yang
bergantung pada perbandingan kedua gaya gesek ini.
Kasus 1: 1 N1   2 N 2

Pada kasus ini, gaya gesek maksimum balok 1 dan 2 lebih kecil daripada gaya gesek
maksimum balok 2 dan 3. Karena itu besar gaya F dibatasi oleh gaya gesek antara balok 1
dan 2.

F  1m1 g  m1a
1m1 g  f  m2 a
f  m3 a

Dari ketiga persamaan ini diperoleh:

23
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 m1 
a  1 g
 m2  m3 
 m  m2  m3 
Fmaks   1  1m1 g
 m1  m2 

Kasus 2: 1 N1  2 N 2

Pada kasus ini, gaya gesek maksimum balok 1 dan 2 lebih besar dibandingkan dengan gaya
gesek maksimum balok 2 dan 3. Karena itu besar gaya F dibatasi oleh gaya gesek balok 2
dan 3.

F  f  m1a
f  u2 (m1  m2 ) g  m2 a
u2 (m1  m2 ) g  m3 a

Dari ketiga persamaan ini diperoleh:

 m  m2 
a 1  1 g
 m3 
 m  m2  m3 
Fmaks   1   m1  m2  2 g
 m3 

7. Hukum 2 Newton mendefinisikan gaya yang dialami suatu benda/sistem sebagai perubahan
momentum yang dialami benda/sistem tiap satuan waktu.

24
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

  mv  v m
F m v
t t t

Ketika traktor berada di posisi x  x1 , baik massa traktor maupun kecepatan traktor tidak
berubah. Walau begitu, mesin traktor tetap menghasilkan gaya F untuk melawan gaya
gesek yang dialami traktor.

Ftraktor  F0 x  x1

Kemudian ketika traktor mencapai x1 , traktor mulai mendorong pasir. Karena itu massa
yang harus didorong oleh mesin traktor bertambah.

Pertambahan massa pasir yang harus didorong traktor tiap satuan waktu:

m  x
m
x2  x1

Karena kecepatan traktor dipertahankan konstan, maka v  0 . Jadi:

m
F'v 
m
t x2  x1
v2

Ftraktor  F0  F '  F0  x1  x  x2
m
x2  x1
v2

Setelah mencapai memcapai x2 , semua pasir telah habis didorong oleh traktor, jadi
pertambahan massa yang harus didorong sama dengan nol. Karena itu m  0

Ftraktor  F0 x  x2

Kurva F  x yang dihasilkan sebagai berikut:

25
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

8.
a) Tinjau momen gaya yang bekerja pada masing-masing bola.

 F  T2 sin   r1  m1r12
T2 sin     r2  m2 r2 2
r1  l1 cos   l2 cos 
r2  l1

Dari keempat persamaan ini akan diperoleh:

F sin    

m1  l1 cos   l2 cos   sin      m2l1 sin 

Karena arah putaran bola m1 berlawanan arah jarum jam, maka arah percepatan sudut akan
keluar bidang kertas. Jadi secara vektor bisa ditulis:

26
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

F sin    

m1  l1 cos   l2 cos   sin      m2l1 sin 

(menentukan arah percepatan sudut bisa juga menggunakan definisi momen gaya:
ˆ  r̂  Fˆ dalam sistem koordinat polar silindris).

Bola m1 memiliki dua komponen percepatan, yaitu percepatan tangensial yang arahnya
selalu menyinggung lintasan, dan percepatan sentripetal yang arahnya selalu menuju pusat
rotasi.

a  ar  a
  

F sin     l1 cos   l2 cos  


a   r1 ˆ  ˆ
m1 sin     l1 cos   l2 cos    m2l1 sin 

 F sin     t 
ar    t  r1 rˆ   
 m  l cos   l cos   sin      m l sin    1
l cos   l2 cos   rˆ
2
 2

 1 1 2 21 

b) Tegangan tali l1 sama dengan percepatan sentripetal m2 ditambah gaya tegang tali 2
komponen radial.

t 
T1  m2 r2  T2 cos         dt  r2  m2 r2 cot    
2
2

0 
 Ft sin 2       m  l cos   l cos   sin      m l sin   cos     
T1  Ftm2l1  
  2m1  l1 cos   l2 cos   sin      2m2l1 sin   
1 1 2 2 1

 
2

9. Karena sistem setimbang, maka resultan gaya dan momen gaya yang bekerja pada sistem
harus bernilai nol.

27
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Tinjau sistem secara keseluruhan. Gaya eksternal yang bekerja pada sistem adalah gaya
gravitasi, gaya normal, dan gaya gesek di titik kontak antara bidang miring dengan cincin.
Karena setimbang, maka gaya gesek pada lantai besarnya harus sama dengan komponen
gaya berat total sistem arah sejajar bidang miring, sedangkan gaya normal pada bidang
miring harus sama dengan komponen gaya berat total sistem arah tegak lurus permukaan
bidang miring.

f '   m  M  g sin 
N 2   m  M  g cos 

Kondisi pertama yang harus dicapai agar sistem setimbang adalah, gaya gesek f ' harus
berupa gaya gesek statis. Dengan demikian:

f '   N1    tan 
Tinjau momen gaya yang bekerja pada cincin dengan men jadikan pusat cincin sebagai
acuan. Selain gaya gesek, seluruh gaya mengarah ke pusat cincin. Dengan demikian momen
gaya hanya dihasilkan oleh gaya gesek. Karena lengan gaya untuk kedua gaya gesek sama,
maka agar kesetimbangan tercapai, besar gaya kedua gaya gesek harus sama.

fR  f ' R  f  f '

Selanjutnya tinjau gaya-gaya yang bekerja kotak.

f  mg sin 
N1  mg cos 

Agar kesetimbangan tercapai, maka f juga harus berupa gaya gesek statik.

f   N1    tan 

Karena terdapat dua gaya gesek statik, maka kondisi kesetimbangan bergantung pada gaya
gesek statik mana yang memiliki nilai maksimum lebih kecil.

f  f'
f  mg sin 
f '   m  M  g sin 
m sin    m  M  sin 
M sin 
 1
m sin 

Dengan demikian kondisi yang harus terpenuhi agar sistem setimbang adalah:

28
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

  tan 
  tan 
M sin 
 1
m sin 

10. Tinjau gaya yang dialami bola.

Arah gaya y:

T1 cos   T2 cos   mg  0

Arah gaya x:

m 2 r  T1 sin   T2 sin   0

Dengan menggunakan trigonometri dapat dibuktikan bahwa:

sin  sin 
r
sin    
y

Dari ketiga persamaan tersebut akan diperoleh:

29
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

  2 sin  sin   m cos 


T1   y  g tan   
 sin      sin     cos 
mg

  2 sin  sin   m cos 


T2   y  g tan  
 sin      sin    

11. Pada sistem ini, gaya sentrifugal yang dialami batang berbeda-beda di tiap bagian batang.
Karena itu untuk menghitung momen gaya pada batang harus menggunakan teknik integral.

Elemen massa batang:

dm 
m
dl
l

Tinjau momen gaya yang dialami tiap elemen massa batang:

d   rl cos  dl
m 2
L
L2  x 2 x
cos   ,sin  
L L
r  x0  l sin 

30
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

x adalah perubahan panjang pegas. Momen gaya total yang dihasilkan gaya sentrifugal
batang adalah integrasi (penjumlahan) dari semua gaya sentrifugal tiap-tiap elemen massa.

 cos    l 2 sin   x0l  dl  m 2 cos   L2 sin   x0 L 


1 

L
m 2 1
L 0 3 2 
Besar momen gaya ini sama dengan besar momen gaya yang diberikan oleh pegas.

  FL cos   k xL cos 

Dari kedua persamaan momen gaya akan diperoleh:

3m 2 x0
x 
6k  2m 2

Jadi panjang akhir pegas adalah:

6k  m 2
xf 
6k  2m 2
x0

12. Tinjau diagram gaya yang yang bekerja pada silinder.

Tinjau gerak translasi.

Gaya arah x: f  F cos   ma


Gaya arah y: N  F sin   mg

Tinjau gerak rotasi.

 f  F  R  kmR2
Gaya gesek maksimum:

f maks   mg

31
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Ada dua kasus yang mungkin terjadi berdasarkan besarnya gaya F yang diberikan. Kasus
pertama adalah silinder tidak slip, dan kasus kedua adalah silinder slip.

Kasus silinder tidak slip: f   mg


Pada kasus ini akan diperoleh:

 1  cos  F
a 
 1 k m

Kasus silinder slip: f   mg


Pada kasus ini akan diperoleh:

a  g  cos 
F
m

13. Tinjau diagram gaya yang dialami masing-masing balok.

m3 g  T2  m3 a3
m2 g  T1  m2 a2
T1  m1 g  m1a1
T2  2T1

Tinjau diagram gaya balok m1 dan m2

32
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

T1  m1  g  a3   m1a '
m2  g  a3   T1  m2 a '

Dari persamaan ini diperoleh:

m2  m1
a'   g  a3 
m2  m1

Hubungan antara a ' dengan a1 dan a2 .

a1  a ' a3 , a2  a ' a3

Substitusikan semua nilai percepatan ini ke persamaan paling awal akan diperoleh:

m3  3m2  m1   4m1m2
a1 
m3  m1  m2   4m1m2
g

m3  m2  3m1   4m1m2
a2 
m3  m1  m2   4m1m2
g

m3  m1  m2   4m1m2
a3 
m3  m1  m2   4m1m2
g

14. Tinjau gaya pada papan dan bola relatif terhadap lantai.

33
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

F  f  MaM
f  mam

Tinjau momen gaya pada bola relatif terhadap lantai.

fR  mR 2
2
5

Kemudian tinjau gaya dan momen gaya pada bola relatif terhadap papan M . Bola akan merasakan
gaya fiktif sebesar maM yang arahnya ke kiri.

maM  f  ma '

Momen gaya yang bekerja pada bola pada kerangka acuan papan sama dengan momen gaya yang
bekerja pada bola pada kerangka acuan lantai karena gaya yang menghasilkan momen hanyalah
gaya gesek yang besarnya sama di kedua kerangka acuan.

fR  mR 2  mR 2 '
2 2
5 5

Bola tidak slip terhadap papan, dengan demikian berlaku hubungan:

a'  'R

Substitusikan ke persamaan momen gaya, kemudian eliminasi f akan diperoleh:

a' 
5
aM
7

Hubungan am , aM dengan a ' :

am  aM  a ' 
2
aM
7

Dari hasil ini akan diperoleh:

34
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

aM 
7F
7 M  2m
am 
2F
7 M  2m
a' 
5F
7 M  2m

Bola mencapai ujung kiri papan dalam waktu t , dengan kata lain bola menempuh jarak sejauh L
dengan percepatan a ' dan kecepatan awal 0.

L a 't  a '  2
1 2 2L
2 t

Dari kedua nilai a ' akan diperoleh:

F  7 M  2m 
2L
5t 2

15. Ada dua kasus yang mungkin terjadi pada sistem ini. Kasus pertama adalah prisma m2 bergerak
menuruni lintasan, sedangkan kasus kedua adalah prisma m2 bergerak menaiki lintasan.

Kasus 1: prisma m2 bergerak turun.

Tinjau diagram gaya prisma m2 .

Arah sejajar lantai: m2 g sin   N1 sin   m2 a2


Arah tegak lurus lantai: m2 g cos   N1 cos   N 2  0

Tinjau diagram gaya prisma m1 . Karena m1 ada di atas prisma m2 maka akan lebih mudah jika
kita analisis diagram gaya m1 relatif terhadap prisma m2 .

35
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Arah sejajar permukaan prisma m2 : m1 g sin      m1a2 cos   m1a1


Arah tegak lurus permukaan prisma m2 : N1  m1 g cos      m1a2 sin   0

Dari keempat persamaan ini diperoleh:

N1  m1  g cos      a2 sin  

a2 
 m cos     sin   m sin   g
m1 sin 2  m2
1 2

Kasus 2: prisma m2 bergerak naik.

Diagram gaya prisma m2 sama dengan kasus sebelumnya. Hanya saja kali ini prisma m2 naik.
Arah sejajar lantai: N1 sin   m2 g sin   m2 a2
Arah tegak lurus lantai: m2 g cos   N1 cos   N 2  0

Arah gaya fiktif yang dialami prisma m1 berlawanan dengan arah pada kasus sebelumnya.

Arah sejajar permukaan prisma m2 : m1 g sin      m1a2 cos   m1a1


Arah tegak lurus permukaan prisma m2 : N1  m1 g cos      m1a2 sin   0

36
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dari keempat persamaan ini diperoleh:

N1  m1  g cos      a2 sin  

a2 
 m cos     sin   m sin   g
m1 sin 2   m2
1 2

Misalkan diambil kondisi m2  m1 , pada kondisi ini prisma akan bergerak turun sehingga solusi
yang digunakan adalah solusi kasus 1.

m1 cos     sin   m2 sin 


a2  g  m2 g sin 
m1 sin 2  m2

Pada kondisi ini, prisma m2 akan bergerak turun seakan-akan tidak diberi beban apapun dan
percepatan yang dialami murni karena percepatan gravitasi saja.

Misalkan diambil kondisi m2  m1 , pada kondisi ini prisma m2 akan bergerak naik sehingga
solusi yang digunakan adalah solusi kasus 2.

a2 
 m cos     sin   m sin   g cos    
m1 sin 2  m2 2 cos 
1 2
 g

Pada kondisi ini prisma m2 akan bergerak naik seakan-akan ada sebuah batu yang sangat besar
diletakkan di atasnya. Karena gaya berat dari prisma m2 itu sendiri tidak mampu untuk
menggeser benda yang sangat berat tersebut, maka yang terjadi adalah prisma m2 yang dipaksa
bergerak naik.

16. Untuk menyelesaikan soal ini, kita perlu mengetahui berapa percepatan silinder relatif terhadap
prisma.

Tinjau persamaan gerak prisma arah sumbu x terhadap lantai:

N sin   f cos   MaM

Tinjau persamaan gerak silinder relatif terhadap prisma.

37
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Sejajar permukaan prisma: mg sin   maM cos   f  ma '


Tegak lurus permukaan prisma: N  mg cos   maM sin   0

Tinjau momen gaya yang bekerja pada silinder. Silinder bergerak tanpa slip.

fR  I

  f I 2
a' a'
R R

Dari semua persamaan ini akan diperoleh:

 I cos  
mg cos   sin   
 I  mR 2 
aM 
 
M  m sin   sin   2 
I
 I  mR 
 
mgR 2 cos   I M  m  sin 2   2sin   cos    mR 2  M  m sin  1  sin    
 
 I  mR   I  M  m sin  1  sin     mR  M  m sin  
a'  2 2 2

Untuk menempuh jarak sejauh L pada bidang miring, silinder memerlukan waktu t .

L a 't  a '  2
1 2 2L
2 t

Dengan menggunakan dua persamaan untuk a ' ini, akan diperoleh persamaan kuadrat dalam
variabel I . Misalkan:

38
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

A   M  m sin  1  sin   
2L

 
B  mR 2  2M  2m sin 2   m sin   2  g cos  M  m  sin 2   2sin   cos   
t2
 2L 
 t 

C   mR 2   M  m sin 2   2  g cos   M  m sin  1  sin    


2  2L 
 t 

Maka momen inersia silinder dapat diperoleh dengan menggunakan rumus ABC.

 B  B 2  4 AC
I
2A

17. Tinjau persamaan gerak balok m3 relatif terhadap lantai.

m3 g  T2  m3 a3

Tinjau persamaan gerak balok m1 dan m2 relatif terhadap katrol bergerak. Misalkan m1 turun.

Persamaan gerak balok m1 :

Sejajar bidang miring: m1 g sin   m1a3  T1   N  m1a '

39
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Tegak lurus bidang miring: N  m1 g cos   0

Persamaan gerak balok m2

Sejajar bidang miring: T1  m2 g sin   m2 a3   N  m2 a '


Tegak lurus bidang miring: N ' N  m2 g cos   0

Tinjau katrol bergerak.

T2  2T1

Dari semua persamaan tersebut dapat diperoleh:

m3  m1  m2   4m1m2  sin    
a3 
m3  m1  m2   4m1m2
g

Agar m3 bergerak turun, maka a3  0 . Syarat ini akan tercapai jika:

m3   sin    
 m1  m2 
4m1m2

18. Tinjau diagram gaya yang dialami benda relatif terhadap kerucut berputar.

Arah x: m 2 R sin   N  mg cos   0


Arah y: m 2 R cos   mg sin    N  ma '

Agar benda diam relatif terhadap kerucut, maka a '  0 . Ini hanya dapat terjadi jika:

m 2 R cos   mg sin    N  0

40
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dari semua persamaan ini, dapat dihitung besar R yang akan menyebabkan benda diam
terhadap kerucut. Besar R ini adalah:

g   cos   sin  
R
 2   sin   cos  

19. Hal pertama yang kita lakukan adalah menghitung panjang bagian tali yang tergantung
sebagai fungsi t . Untuk memudahkan pengerjaan, akan lebih baik jika tali dibagi menjadi 3
bagian. Baian pertama adalah bagian tapi yang berada di daerah horizontal. bagian kedua
adalah bagian tali yang berada di bidang miring. Bagian ketiga adalah bagian tali yang
menggantung. Selanjutnya, analisa fisis dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama ketika tali
di bagian 1 belum habis, tahap 2 ketika tali di bagian 1 sudah tidak ada lagi.

Panjang total tali: Ltotal  L  x

Analisa tahap 1.

Misal tali telah tergantung (bagian 3) sepanjang y .

mg  T1 
y y
L x L x
Bagian 3: ma

T1  mg cos   T2 
L L
Lx Lx
Bagian 2: ma

x y
T2 
L x
Bagian 3: ma

Eliminasi T1 dan T2 dari ketiga persamaan tersebut, maka akan kita peroleh percepatan tali
sebagai fungsi y .

41
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

y  L cos 
a
Lx
g

d 2 y y  L cos 
a 2  2  g 0
d2y
dt dt L x

2 
y  L cos     y  L cos    0
d2 g
dt L x

Persamaan terakhir ini merupakan persamaan diferensial linear orde 2. Solusi untuk
persamaan ini adalah:

 g   g 
y  L cos   A cosh  t   B sinh  t 
 Lx   L x 
Dengan A dan B merupakan suatu konstanta yang besarnya bergantung pada syarat batas
sistem.

Syarat batas:
t  0  y  0  A  L cos 
t 0v 0 B 0

Dengan demikian:

  g  
y  L cos  cosh  t   1
  L  x  

Momen gaya yang dirasakan batang:

  L
M  m  g sin   T1 L sin   FL cos   0
L
 L x  2

Nilai T1 bisa diperoleh dari tiga persamaan di bagian awal analisa tahap 1. Dari sini akan diperoleh:

42
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 g y  y  L cos   
F   M  m  1   mg  tan 
L
 L x  2 L x Lx  
  g L cos    g    L cos   g  
F   M  m   cosh  t 
        mg  tan 
L
 Lx  2 Lx      
1 1 cosh t
  L x   L x  L x

L x  x 
Persamaan ini berlaku pada selang 0  t  cosh 1   1 . Hasil plot kurva gaya
g  L cos  
tekanan batang sebagai fungsi waktu adalah sebagai berikut.

20. F   m1  m2  a  a 
F
m1  m2

Bola 2 diam relatif terhadap bola 1. Menurut kerangka bola 1, pegas akan tertekan karena harus
menahan gaya fiktif yang dialami bola 2.

k l  m2 a 
m2
m1  m2
F

 m2  F
l   
 m1  m2  k

43
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Persamaan Differensial dan Gerak Harmonik Sederhana


Persamaan Differensial Orde 1

Bentuk umum persamaan diferensial orde 1 adalah sebagai berikut.

 ky  0
dy
dx

Persamaan diferensial orde 1 banyak muncul pada kasus suatu variabel yang perubahannya
begantung pada nilai variabel saat itu. Solusi untuk persamaan ini adalah:

 ky  0    kdx
dy dy
dx y

 y   k  dx
dy

ln y   kx  y  Ce kx

Pada persamaan di atas, C adala suatu konstanta yang besarnya bergantung kondisi awal dari
persamaan yang diberikan.

Persamaan Diferensial Orde 2

Bentuk umum persamaan diferensial orde 2 adalah sebagai berikut.

 b  ky  0
d2y dy
2
dx dx

Dengan b dan k adalah suatu konstanta. Solusi persamaan ini dapat diturunkan dengan cara
berikut ini.

 d2 
     2 b k y  0
d2y dy d
 dx 
2
b ky 0
dx dx dx
 d  b  b 2  4 k    d  b  b 2  4 k 
      y  0
 dx     dx  
  2   2 

Solusi 1:

 d  b  b 2  4 k 
  b  b2  4 k 
 x
    y  0  y1  C1e
 

 dx  
2

  2 

Solusi 2:

 d  b  b 2  4 k 
  b  b2  4 k 
 x
    y  0  y 2  C2 e 
 

 dx  
2

  2 

44
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Solusi umum dari persamaan diferensial orde 2 adalah penjumlahan solusi 1 dan solusi 2.

  b  b2  4 k    b  b2  4 k 
 x  x

y  y1  y2  C1e  C2 e
   
   
2 2

Ada tiga kasus umum mengenai solusi persamaan diferensial orde 2.

Kasus 1: b 2  4k

Pada kasus ini, b  4k bernilai real.Untuk kasus ini, solusi dapat dinyatakan dalam bentuk
2

trigonometri hiperbolik.

y  Ae cosh  x   Be sinh  x 
 x  x
b b
2 2

b
Dengan A dan B adalah konstanta, dan      k .
2

2

Kasus 2: b 2  4k

Pada kasus ini, b  4k  i 4k  b bernilai imajiner.Untuk kasus ini, solusi dapat dinyatakan
2 2

dalam bentuk trigonometri.

y  Ae cos  x   Be sin  x 
 x  x
b b
2 2

b
Dengan A dan B adalah konstanta, dan   k    .
2

2

Kasus 3: b 2  4k

Pada kasus ini, b 2  4k  0 . Untuk kasus ini, solusi memiliki bentuk khusus.

y   A  Bx  e
 x
b
2

Dengan A dan B adalah konstanta.

Gerak Harmonik Sederhana

Suatu benda dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana jika benda tersebut bergerak dengan
percepatan yang sebanding dengan posisinya, namun arah percepatan berlawanan arah dengan
arah posisi.Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

    2x  0
d2x 2 d 2x
x
dt 2 dt 2
45
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Solusi dari persamaan ini adalah sebagai berikut.

y  A cos  x   B sin  x 
y  C1 cos  x   
y  C2 sin  x   
2
  2 f 
T

Ketiga persamaan tersebut adalah sama yaitu solusi persamaan gerak osilasi. Mengenai bentuk
mana yang paling memudahkan analisis gerak osilasi itu tergantung pada sistem yang bergerak
osilasi tersebut.

Kondisi dan Posisi Kesetimbangan

Satu konsep yang penting dari sistem yang bergerak osilasi adalah, percepatan sistem akan selalu
menuju posisi kesetimbangan. Karena itu dalam melakukan analisa gerak osilasi, menentukan posisi
setimbang sistem adalah satu hal yang penting. Itu dikarenakan persamaan gerak osilasi sistem
selalu mengacu pada posisi kesetimbangan.

Contoh

Suatu benda bermassa m digantung di langit-langit menggunakan sebuah pegas ringan yang
konstanta pegasnya k . Benda kemudian ditarik sejauh A dari posisi kesetimbangannya.
a. Tentukan persamaan gerak benda sebagai fungsi waktu.
b. Tentukan frekuensi osilasi benda.

Jawab:

a. Ketika kondisi setimbang:

mg  kx0

Tinjau diagram gaya benda ketika posisinya bergeser ke bawah sejauh x dari posisi kesetimbangan.
Ketika di posisi ini, percepatan benda mengarah ke atas.

46
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 mg  k  x0  x   ma

a    mg  kx0  kx   x
d 2x 1 k
2
dt m m

 x0
2
d x k
dt 2 m

Solusi umum untuk persamaan ini:

 k   k 
x  C1 cos  t   C2 sin  t 
 m  m

Menentukan nilai C1 dan C2 .

t  0  x   A  C1   A

t 0v  0  C2  0
dx
dt

Dengan demikian persamaan gerak benda adalah:

 k 
x   A cos  t 
 m

b.   2 f   f 
k 1 k
m 2 m

47
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Soal

1.

Dua buah kotak masing-masing bermassa m1 dan m2 keduanya dihubungkan dengan


sebuah pegas ringan dengan konsanta pegas k . Jika pegas digetarkan, hitung frekuensi
getaran sistem.

2.

Sebuah batang bermassa m memiliki bentuk seperti huruf T terbalik dengan dimensi
seperti ditunjukkan pada gambar. Ujung atas patang dihubungkan dengan poros sehingga
batang dapat berotasi terhadap ujung atasnya. Massa batang terdistribusi secara merata di
semua bagian batang. Batang kemudian disimpangkan sedikit, kemudian dilepas. Hitung
periode getaran batang.

3.

Dua buah silinder identik bermassa m dan radius R dihubungkan dengan pegas ringan
yang konstanta pegasnya k . Sistem ini diletakkan pada suatu permukaan berbentuk prisma
dengan sudut puncak  . Gaya gesek antara permukaan dengan masing-masing silinder
sangat besar sehingga silinder tidak slip. Jika sistem digetarkan, hitung frekuensi getaran
sistem.

48
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

4.

Sebuah mobil mainan diletakkan di bidang miring dengan sudut kemiringan  . Di bagian
atas mobil mainan tersebut terdapat bandul fisis yang panjangnya l . Hitung frekuensi
ayunan bandul fisis tersebut ketika mobil mainan telah meluncur turun di bidang miring
tersebut dengan percepatan a .

5.

Di atas prisma bermassa M terdapat sebuah balok bermassa m . Prisma dan balok
dihubungkan dengan sebuah pegas ringan dengan konstanta pegas k . Sistem kemudian
digetarkan. Hitung fekuensi getaran sistem jika semua permukaan licin.

6.

Sebuah balok bermassa m1 dihubungkan dengan sebuah silinder bermassa m2 dan radius R
menggunakan pegas ringan yang konstanta pegasnya k seperti ditunjukkan pada gambar di
atas. Tidak ada gesekan antara balok dan lantai namun ada gesekan yang sangat besar
antara lantai dengan silinder sehingga silinder tidak mungkin slip. Jika sistem digetarkan,
tentukan frekuensi getaran sistem.

7.

49
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Suatu sistem katrol terdiri dari satu beban bermassan m dan dua buah pegas dengan
konstanta pegas k1 dan k2 . Susunan sistem ditunjukkan pada gambar di atas. Abaikan
massa katrol. Hitung frekuensi getaran sistem ini jika sistem digetarkan pada arah vertikal.

8.

Silinder padat homogen bermassa m dan radius r diletakkan di permukaan dalam lintasan
berbentuk seperempat lingkaran dengan radius R . Pusat massa silinder kemudian
disimpangkan sejauh  yang cukup kecil, kemudian dilepaskan. Hitung frekuensi osilasi
silinder terhadap titik setimbangnya.

9.

Silinder padat homogen bermassa m dan radius r diletakkan di atas suatu landasan
bermassa M yang permukaan atasnya berbentuk kurva seperempat lingkaran berjari-jari
R . Lantai sangat licin, akan tetapi permukaan atas landasan sangat kasar sehingga silinder
tidak mungkin slip. Jika sistem ini digetarkan, hitung frekuensi getarannya.

50
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

10.

Terdapat dua buah tongkat homogen bermassa m dan panjang L . Salah satu ujung tongkat
dihubungkan dengan salah satu ujung tongkat yang lain dengan suatu poros bebas gesekan.
Ujung lain masing-masing tongkat dibiarkan bebas. Kemudian poros yang menghubungkan
kedua tongkat tersebut dihubungkan ke dinding menggunakan pegas ringan dengan
konstanta pegas k . Sistem ini terletak di permukaan meja licin (gambar dilihat dari atas).
Pada kondisi kesetimbangan, sistem membentuk huruf T seperti ditunjukkan pada gambar.
Jika kemudian pegas ditekan sejauh tertentu, tentukan frekuensi getaran sistem.

11.

Sebuah tongkat sepanjang L memiliki massa m , diikat ke langit-langit menggunakan dua


utas tali ringan. Jarak titik ikatan kedua tali pada batang adalah l . Posisi ikatan tali simetris
terhadap pusat massa batang. Jika batang diberi sedikit simpangan kemudian dilepaskan,
ternyata batang akan berosilasi dengan periode T . Tentukan panjang tali yang mengikat
batang ini.

12.

kecepatan sudut  . Arah kecepatan sudut masing-masing roda ditunjukkan pada gambar.
Sebuah batang homogen diletakkan di atas dua roda yang tengah berputar dengan

Jarak sumbu rotasi kedua roda adalah L . Koefisien gesek permukaan di kedua roda adalah
 . Hitung frekuensi getaran yang akan dialami batang.

51
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

13.

Sebuah sistem silinder dengan massa total M tersusun atas silinder pejal dengan radius r ,
dan silinder berongga dengan radius dalam r dan radius luar R . Kedua silinder ini memiliki
panjang dan rapat massa yang sama. Akan tetapi, tidak ada gesekan sama sekali antara
permukaan silinder pejal dan permukaan dalam silinder berongga. Sistem ini digantung ke
langit-langit menggunakan tali yang panjangnya L . Jika sistem ini diayun, tentukan
frekuensi getaran sistem.

14.

Sebuah papan dan silinder pejal masing-masing memiliki massa yang sama yaitu m . Silinder
memiliki radius r . Papan diletakkan di atas kedua silinder, dan kedua ujungnya dihubungkan
ke dinding dengan 2 pegas identik yang konstanta pegasnya k . Silinder tidak akan pernah
slip baik terhadap lantai maupun terhadap papan. Jika papan digetarkan secara horizontal,
hitung frekuensi getaran papan.

15.

Sebuah kayu berbentuk kubus bermassa m dan panjang sisinya s di permukaan suatu
cairan dengan massa jenis  . Balok kayu ini kemudian ditekan sehingga bagian yang tadinya
berada di atas permukan cairan mejadi tenggelam sebagian. Setelah itu gaya yang menekan
balok kayu dihilangkan. Hitung frekuensi getaran balok kayu ini.

52
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

16.

Di dalam pipa U yang luas penampangnya sama di seluruh bagiannya sebesar A , terdapat
cairan dengan volume sebanyak V yang massa jenisnya  . Salah satu ujung pipa U
kemudian diberi tekanan sehingga permukaan cairan di bagian itu turun, sementara di
bagian lain naik. Setelah itu tekanan dihilangkan. Hitung frekuensi gerakan naik turun
permukaan cairan di dalam pipa U tersebut.

17.

Di atas suatu landasan datar bermassa M tersapat bola pejal bermassa m dan radius R .
Landasan terletak di permukaan licin dan dihubungkan ke dinding vertikal oleh satu pegas
ringan dengan konstanta pegas k . Jika sistem digetarkan dan bola bergerak tanpa slip relatif
terhadap landasan, tentukan frekuensi getaran sistem.

53
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Jawab

1. Tinjau gaya yang bekerja pada masing-masing kotak. Definisikan arah kanan sebagai arah
positif.

Kotak 1: k  x1  x2   m1a1
Kotak 2 : k  x1  x2   m2 a2

Karena tidak ada gaya luar yang bekerja, maka percepatan dan perpindahan pusat pusat
massa sistem adalah nol.

m1a1  m2 a2
0  a2  1 a1
m
m1  m2 m2
 m1 x1  m2 x2
0  x2  1 x1
m
m1  m2 m2

Dari semua persamaan ini kita bisa peroleh:

 m 
2kx1 1  1   2m1a1
 m2 
 1 1 
a1  k    x1  0
 m1 m2 

Arah percepatan berkebalikan dengan arah simpangan.

a1   
x1

Diperoleh:

 1 1 
x1  k    x1  0
 m1 m2 


 1 1   1 1 
  2 f  k    f  k  
1
 m1 m2  2  m1 m2 

54
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

2. Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah menghitung momen inersia batang terhadap
sumbu putarnya.

I1 
3 L  l 
L3
Momen inersia batang L : m

l  l2 2
I2    L m
 L  l   12 
Momen inersia batang l :

Total momen inersia batang:

l  l2 2
I  I1  I 2  m   L m
3 L  l   L  l   12
L3

m  3 l2 
I  L  3L l  
3 L  l   4
2

Langkah berikutnya adalah menentukan posisi pusat massa sistem.

m1 
L
Ll
Fraksi massa batang L : m

m2 
l
Ll
Fraksi massa batang l : m

Posisi pusat massa batang:

L 1 
Lcm     Ll
2 L  l  L  l L  l  2
L2 Ll

Tinjau momen gaya yang dialami batang.

mgLcm sin   I

Asumsikan  cuup kecil sehingga sin    . Dengan demikian:

mgLcm  I

55
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

6 gL  L  2l 
  0
4 L3  12 L2l  l 2
6 gL  L  2l 
  3  0
4 L  12 L2l  l 2
4 L3  12 L2l  l 2
T  2
6 gL  L  2l 

3. Arah gerak silinder adalah sejajar dengan permukaan prisma, sedangkan perubahan panjang
pegas ada pada arah horizontal. Misalkan pusat massa masing-masing silinder berpindah
menuruni permukaan prisma sejauh x , maka perubahan panjang yang terjadi pada pegas

adalah 2 x sin .
2

Tinjau momen gaya yang bekerja pada tiap silinder. Anggap silinder berotasi terhadap titik
kontak silinder dengan permukaan prisma.

 
 mgR cos  2k  x  x0  R sin 2 
3 a
mR 2
2 2 2 R

Di posisi kesetimbangan:

 
mg cos  2kx0 sin 2 0
2 2

Dengan demikian persamaan gerak masing-masing silinder adalah:



3
2kx sin 2 ma
2 2
 4k   4k 
a  sin 2  x  0  
x sin 2  x  0
 3m 2  3m 2

f 
1 4k
2
sin 2
3m 2

4. Tinjau gaya yang bekerja pada bandul relatif terhadap kerangka acuan mobil mainan.

56
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 
Fres  m g 2  a 2  2ag cos    
2 
Fres  m g 2  a 2  2ag sin 

Percepatan yang dirasakan oleh bandul adalah:

ares   g 2  a 2  2ag sin 


Fres
m

frekuensi ayunan bandul:

f  
1 l 1 l
2 ares 2 g  a  2ag sin 
2 2

5. Tinjau perubahan panjang yang dialami pegas saat sistem dalam kondisi setimbang.

kx0  mg sin   0
mg cos  sin   kx0 cos   0
Misalkan balok digeser menuruni permukaan prisma sejauh x dari posisi setimbangnya
relatif terhadap prisma, balok akan mengalami percepatan a1 yang mengarah ke atas sejajar
bidang miring, sedangkan prisma akan mengalami percepatan yang arahnya ke kiri sebesar
a2 , dan akan mengalami pergeseran ke kanan sejauh x2 relatif terhadap titik setimbang.

57
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Tinjau prisma terhadap lantai:

 N sin   k  x0  x   Ma2

Tinjau balok relatif terhadap prisma:

mg cos   ma2 sin   N


k  x0  x   ma2 cos   mg sin   ma1 '

Dari tiga persamaan ini, diperoleh:

  mg cos   ma2 sin   sin   k  x0  x  cos   Ma2


 ma2 sin 2   kx cos   Ma2
kx cos    M  m sin 2   a2
kx cos 
a2 
M  m sin 2 

Karena a2 telah diketahui, maka persamaan gerak balok terhadap prisma dapat
diselesaikan.

58
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

k  x0  x   ma2 cos   mg sin   ma1 '


m cos 2 
kx  kx  ma1 '
M  m sin 2 
M m
m  M  m sin 2  
a1 ' kx  0

M m
m  M  m sin 2  
a1 '   
x  
x kx  0

k  M  m
m  M  m sin 2  
f 
1
2

6. Pada kasus ini, ada gaya luar yang bekerja pada silinder yaitu gaya gesek. Karena itu
momentum sistem tidaklah konstan. jadi percepatan pusat massa untuk kasus ini tidak sama
dengan nol.

Tinjau diagram gaya yang bekerja pada balok dan silinder relatif terhadap pusat massa
sistem.

Perhatikan pada gambar bahwa x1 bernilai negatif, sedangkan percepatannya positif.


Kemudian untuk silinder, posisinya positif tapi percepatannya negatif.

Balok: k  x1  x2   m1a1
Silinder: k  x1  x2   f  m2 a2

Dari kedua persamaan ini akan diperoleh:

f  m1a1  m2 a2

Yang tak lain adalah gaya yang bekerja pada pusat massa sistem.

Tinjau gerak rotasi silinder:

59
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

fR  m2 R 2 2  f  m2 a2
1 a 1
2 R 2

Masukkan nilai gaya gesek ini ke persamaan gerak sistem:

m2 a2  m1a1  m2 a2
1
2
m2 a2  m1a1  a2  1 a1
3 2m
2 3m2

Persamaan posisi pusat massa memiliki bentuk yang sama dengan persamaan percepatan
pusat massa.

a2  a1  x  x1 
2m1 2m1
x1
3m2 3m2

Dari persamaan gerak balok:

k  x1  x2   m1a1
 2m 
kx1 1  1   m1a1
 3m2 
k  2m1  3m2 
a1   
x1  
x1  x1  0
3m1m2
k  2m1  3m2 
f 
1
2 3m1m2

7. Tinjau diagram gaya pada sistem ketika beban digeser dari titik kesetimbangan. Ambil arah
atas sebagai arah positif.

T  mg  ma
T  k1  x10  x1   0
2k1  x10  x1   k2  x20  x2   0

60
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Saat di posisi kesetimbangan:

T  mg  0
T  k1 x10  0
2k1 x10  k2 x20  0

Dengan demikian persamaan gerak beban menjadi:

k1 x1  ma
2k1 x1  k2 x2

Misalkan pegas 1 bertambah panjang sebesar x1 , pegas dua bertambah panjang sebesar x2 ,
maka total perubahan posisi yang dialami beban adalah:

 2k 
x  x1  2 x2  x1 1  1 
 k2 

x1 
k2
2k1  k2
x

Jadi diperoleh persamaan gerak beban:

a x0
m  2k1  k2 
k1k2

a   
x  
x x0
m  2k1  k2 
k1k2

f 
m  2k1  k2 
1 k1k2
2

8. Tinjau gaya yagn dirasakan silinder. Ambil arah kanan sebagai arah positif.

61
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

mg sin   f  ma

Tinjau momen gaya pada silinder.

fr  mr 
1 2
2

Karena silinder bergerak tanpa slip maka:

fr 
1 2 a
mr .
2 r
f  ma
1
2

Gunakan nilai gaya gesek ini ke persamaan gaya pada silinder.

mg sin   ma  ma
1
2
a  g sin 
3
2

Hubungan percepatan silider dengan percepatan sudut pusat massa silinder terhadap pusat
kelengkungan lintasan adalah sebagai berikut.

a  r   R  r  
  

Anggap sudut simpangan cukup kecil sehingga sin    . Dengan demikian:

62
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

  R  r    g
3
2
   0
2 R  r 
3 g

f 
2R  r 
1 3g
2

9. Tidak ada gaya luar pada arah horizontal yang bekerja pada sistem, sehingga posisi dan
percepatan horizontal sistem adalah nol.

Tinjau gaya pada landasan terhadap lantai. Landasan dipercepat ke kiri sehingga komponen
gaya normal lebih besar dari komponen gaya gesek.

N sin   f cos   MaM

Tinjau gaya pada silinder terhadap landasan. Karena landasan dipercepat maka silinder akan
merasakan gaya fiktif.

mg sin 1  f  maM cos   ma '


N  maM sin   mg cos   0

Percepatan landasan dapat ditulis sebagai berikut.

 maM sin   mg cos   sin   f cos   MaM


a 
 mg sin   f  cos 
M  m sin 2 
M

Tinjau momen gaya yang dirasakan bola.

fr  mr 2 '
1
2

Karena silinder tidak slip terhadap landasan, maka:

63
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

fr  mr 2  f  ma '
1 a' 1
2 r 2

Masukkan ke persamaan percepatan landasan akan diperoleh:

 
 mg sin   ma '  cos 
1
aM   
2
M  m sin 2 

Gunakan hasil ini untuk menghitung percepatan silinder.

 2mg sin   ma ' cos 2 


2  M  m sin 2  
g sin 1  a '  a'
1

 3  M  m sin 2    m cos 2  
2

M m 
  g sin  
2  M  m sin  
a ' 



  M  m sin  
2 2

2  M  m  g sin 
3  M  m sin 2    m cos 2 
a' 

Asumsikan sudut simpangan sangat kecil. Dengan demikian:

2  M  m g

3M  m
a' 

a '    R  r    R  r 
2  M  m g
   0
 3M  m  R  r 
2  M  m g
f 
 3M  m  R  r 
1
2

10. Tinjau gaya yang bekerja pada sistem.

64
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

kx p  2macm

Tinjau diagram momen gaya salah satu batang terhadap poros. Karena poros dipercepat
maka pusat massa batang akan mengalami gaya fiktif.

ma p L  mL2
1 1
2 3

Hubungan antara xcm , x p dan  :

x p  xcm  L
1
2
a p  acm  L
1
2

65
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dengan menggunakan semua persamaan yang telah diperoleh kita dapat menyelesaikan
persamaan gerak sistem.

ap  x p  0  
xp  xp  0
2k 2k
m m

f 
1 2k
2 m

11. Perhatikan bahwa yang melakukan gerak melingkar hanyalah pusat massa batang saja.

Momen inersia batang terhadap sumbu rotasi:

I  ml 2

Gerakan osilasi batang ini sama seperti gerakan osilasi bandul sederhana.

T  2 l 
l gT 2
g 4 2

12. Tinjau gaya yang bekerja pada batang ketika batang bergeser dari posisi kesetimbangannya.

mg  N1  N 2

Batang tidak bergerak rotasi:

66
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 1 
N1 L  mg  x  L   0
 2 
1 x
N1     mg
2 L
1 x
N 2     mg
2 L

Tinjau gaya horizontal:

1 N1  2 N 2  ma
2 g
a x
L
2 g
a   
x  
x x0
L
2 g
f 
1
2 L

13. Silinder berongga diikat dengan tali ke sumbu putar, karena itu silinder berongga akan
melakukan gerak melingkar terhadap sumbu putar dan pusat massanya. Untuk silinder pejal,
tidak ada gaya yang mengikat dirinya dengan sumbu putar, sehingga gerak melingkar yang
dilakukan silinder pejal adalah gerak melingkar pusat massanya terhadap sumbu putar.

Momen inersia silinder pejal terhadap sumbu putar:

I1  m1  R2  L 
2

Momen inersia silinder berongga terhadap sumbu putar:

I2  m2  R12  R2 2   m2  R2  L 
1 2

Massa masing-masing silinder:

m1 
R12
M
R2 2
R2 2  R12
m2  M
R2 2

Momen inersia masing-masing silinder dapat ditulis menjadi:

67
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

I 1  2 M  R2  L 
R12 2

 R 
R2

 R2 2   2  R2  L 
R2 2  R12
I2  2 2
M 1
2 R2 2

Momen inersia total:

I  I1  I 2 
R12
R2 2
M  2 
R  L
2

R2 2  R12
2 R2 2
M  R1
2
 R2 2   2  R2  L 
2

Persamaan gerak sistem silinder:

 Mg  R2  L    I
Mg  R2  L 
   0
I


2 R12 M  R2  L    R2  R1   R12  R2 2   2  R2  L  
f 
1 gR2 2
2 2

14. Tinjau diagram gaya pada roda

Fges 2  Fges1  ma2


Momen gaya pada masing-masing roda:

F ges1  Fges 2  r 
1 2 a2
2
mr
r
Fges1  Fges 2 
1
ma2
2

Tinjau gaya pada batang relatif terhadap roda:

2kx  2 Fges1  ma2  ma1 '

68
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

1
Misalkan batang berpindah sejauh x , maka silinder akan berpindah sejauh x . Jadi:
2

a1  2a2
a1  a1 ' a2  a1 '  a2

Dari persamaan ini kita menghitung gaya gesek 1 dan 2.

Fges1  ma2  kx

Fges 2  kx  ma2
1
2

Persamaan gerak translasi roda:

Fges 2  Fges1  ma2

a2 
4kx
3m
x  2 x2  a2 
8k
x2
3m

f 
1 8k
2 3m

15. Tinjau volume balok yang terendam cairan ketika balok dalam kondisi setimbang.

mg   gV0

Kemudian balok ditekan sedikit ke dalam cairan, akibatnya ada sebagian lagi volume balk

 g V  V   mg  ma
yang terendam.

ma   g V

V 
m
Ah
V
a   g h   gsh
A
V
a   h  h   gsh  0


f   gs
1
2

16. Perbedaan ketinggian cairan di kedua sisi tabung akan sebanding dengan gaya yang
menggerakkan pusat massa cairan.

69
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 gAh  ma  Va
a  h

h  h0
gA
V

f 
1 gA
2 V

17. Tinjau gaya yang dirasakan landasan dan bola. Misalkan batang bergeser ke kanan sejauh x1
dari posisi setimbangnya.

kx1  f  MaM

Tinjau gaya yang dirasakan bola relatif terhadap landasan.

maM  f  mam '

Tinjau gerak rotasi bola.

fR  mR 2
2
5

Apabila batang bergeser sejauh x1 ke kanan, maka pusat massa bola akan bergeser ke kanan
sejauh:

x2  x1  R
a2  a1  R

Jadi dengan menggunakan persamaan ini akan diperoleh:

f  m  a1  a2 
2
5

70
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

a2  a2 ' a1  f 
2
ma2 '
5
'
a2 '
R

Kembali ke persamaan gerak translasi pusat massa bola terhadap landasan.

a1 
7
a2 '
5

Ke persamaan gerak landasan:

kx1  ma1  Ma1


2

7kx  a1  2m  7 M 
7

a1   
x1  
x1  x1  0
7k
2m  7 M

f 
1 7k
2 2m  7 M

71
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Momentum, Momentum Sudut, dan Energi


Definisi Momentum

m yang bergerak dengan kecepatan v maka momentum benda  p  secara matematis dinyatakan
Momentum didefinisikan sebagai perkalian antara massa dengan kecepatan. Untuk benda bermassa
 

dengan

p  mv
 

Jika sistem terdiri dari banyak objek maka momentum sistem adalah

p   pi   mi vi
  

Impuls

Perubahan momentum disebut dengan Impuls. Besar impuls yang dialami oleh suatu sistem sama
dengan besar gaya eksternal yang bekerja pada sistem tersebut dikalikan dengan lamanya gaya
bekerja.

dp  Fext .d
 

Hukum Kekekalan Momentum

Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada suatu sistem, maka momentum sistem tersebut tidak
akan berubah.

p   pakhir
 
awal

Tumbukan

Ketika terjadi transfer momentum antara dua buah objek, maka dapat dikatakan kedua objek
tersebut saling bertumbukan. Ada tiga jenis tumbukan yaitu tumbukan elastis sempurna, tumbukan
elastis sebagian, dan tumbukan tak elastis (inelastis).

a. Tumbukan Elastis Sempurna


Pada tumbukan elastis sempurna, kedua objek yang bertumbukan akan kembali terpisah
(tumbukan elastis). Pada kasus ini, energi kinetik sistem sebelum tumbukan sama dengan
energi kinetik sistem setelah tumbukan.

m1v1  m2 v2  m1v1 ' m2v2 '


Ek sistem awal  Ek sistem akhir

b. Tumbukan Elastis Sebagian


Pada tumbukan elastis sebagian, kedua objek yag bertumbukan akan kembali terpisah. Akan
tetapi, ada sebagian energi kinetik sistem yang diubah menjadi energi panas.Karena itu pada
tumbukan elastis sebagian berlaku kondisi berikut.

72
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

m1v1  m2 v2  m1v1 ' m2v2 '

Ek sistem awal  Ek sistem akhir

c. Tumbukan Inelastis
Pada tumbukan inelastis, kedua objek akan saling menempel satu sama lain setelah
tumbukan. Pada kasus ini, sebagian energi kinetik juga diubah menjadi energi panas.

m1v1  m2v2   m1  m2  v '


  

Ek sistem awal  Ek sistem akhir

Koefisien Restitusi

Untuk mengukur seberapa elastis suatu tumbukan, digunakan koefisien restitusi. Secara matematis,
koefisien restitusi ( ) didefinisikan sebagai

v2'  v1 '
e
v1  v2

Jika tumbukan bersifat elastis sempurna, maka e  1 . Jika tumbukan bersifat inelastis, maka e  0 .
Jika tumbukan bersifat elastis sebagian, maka 0  e  1 .

Pusat Massa

Pusat massa dapat diartikan sebagai suatu titik tempat seluruh massa sistem seolah-olah berada.
Dengan konsep pusat massa ini, kita dapat menganggap suatu sistem yang massa anggotanya
tersebar di berbagai titik sebagai suatu benda titik yang posisinya berada di posisi pusat massa.

Untuk sistem diskret, pusat massa secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.


 mi
rcm 
 mi ri

Sedangkan untuk sistem dengan distribusi massa kontinu, posisi pusat massanya dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut.



rcm 
rdm

 dm

Kecepatan dan percepatan pusat massa juga dapat diturunkan dengan cara yang sama.

 m a
 

 mi m
vcm  , acm 
 mi vi  i i

73
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Definisi Momentum Sudut

Mirip dengan definisi momen gaya, momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian silang antara
vektor posisi benda dengan vektor momentum benda.

Lrp
  

Selain definisi di atas, momentum sudut juga memiliki definisi lain, yaitu perkalian antara momen
inersia benda terhadap suatu sumbu dikalikan dengan kecepatan sudut benda mengelilingi sumbu
tersebut.

L  I
 

Sifat-sifat momentum sudut identik dengan sifat-sifat momentum linear.

Impuls Angular

Perubahan momentum sudut diistilahkan dengan impuls angular, didefinisikan sebagai besarnya
momen gaya yang bekerja yang bekerja pada suatu sistem dikalikan dengan lamanya momen gaya
tersebut bekerja.


L    dt   r  F dt 
   

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Seperti halnya pada momentum, momentum sudut suatu sistem juga tidak akan berubah selama
tidak ada momen gaya eksternal yang mempengaruhi sistem.

L  Lakhir
 
awal

Tumbukan dan Momentum Sudut

Ketika berbicara mengenai tumbukan terkait dengan momentum linear, lokasi titik tumbukan
tidaklah penting karena tidak peduli dimanapun lokasi tumbukan terjadi, analisa momentum selalu
dilakukan di pusat massa. Namun tidak demikian jika konteks pembahasan mengikutsertakan konsep
momentum sudut. Berikut ini kaitan antara momentum sudut terhadap proses tumbukan beserta
kaitannya dengan momentum linear.

a. Tumbukan Sistem Bebas


Yang dimaksud dengan tumbukan sistem bebas adalah tumbukan yang terjadi pada suatu
sistem yang tidak diikat ke titik apapun sehingga sistem bebas melakukan gerakan. Pada

p   pakhir
kondisi ini momentum dan momentum sudut sistem akan bernilai konstan (kekal).
 

L  Lakhir
awal
 
awal

b. Tumbukan Sistem Terikat

74
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Berlawana dengan tumbukan sistem bebas, tumbukan sistem terikat adah tumbukan yang
terjadi pada sistem yang salah satu atau lebih anggota sistem diikat pada satu atau lebih
titik, sehingga sistem tidak bisa bergerak secara bebas. Pada kondisi ini momentum sudut

p   pakhir
sistem tidak akan bersifat kekal, namun momentum sistem tidak akan bersifat kekal.
 

  Lakhir
awal
 
L awal

Energi

Secara fisis, energi dapat dimaknai sebagai kemampuan suatu sistem untuk melakukan kerja.Secara
umum ada dua bentuk energi, yaitu energi kinetik dan energi potensial.

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu sistem ketika sistem tersebut bergerak. Energi
kinetik hanya memiliki 1 bentuk yaitu perkalian antara massa dengan kuadrat kecepatan.

Ek 
1 2
mv
2

 
Energi potensial E p adalah energi yang tersimpan dalam suatu sistem selain energi kinetik.Energi
potensial memiliki bentuk yang beraneka ragam tergantung pada sistem yang dianalisis.Misalnya
energi potensial gravitasi berbeda dengan energi potensial listrik, berbeda pula dengan energi
potensial nuklir.

Namun ada satu hal yang selalu tetap, yaitu total energi potensial dan energi kinetik dari sistem.
Total energi ini disebut energi mekanik.

E  E p  Ek

Energi Potensial Benda di Permukaan Bumi

Ketika dua objek bermassa pusat massanya terpisah satu sama lain sejauh r , maka kedua objek
tersebut akan saling berinteraksi melalui gaya gravitasi.

Fg  G  g G 2
mM M
2
r r

G adalah konstanta gravitasi universal. Akibat adanya interaksi ini, maka sistem dua benda ini akan
memiliki energi potensial gravitasi yang besarnya adalah:

Eg  G
mM
r

Untuk benda di permukaan bumi (atau di planet lain) maka:

Eg  G
mM
R0

75
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Sekarang ,misalkan si benda benda tidak berada di permukaan bumi, melainkan di atas permukaan
bumi sejauh h ,maka energi potensial benda akan menjadi:

Eg  G  mg  R0  h 
 R0  h 
mM

Ini adalah energi potensial benda dengan acuan pusat massa bumi. Bentuk energi potensial di atas
bisa diubah menjadi sebagai berikut.

Eg  G  mgR0  mgh  Eg 0  mgh


 R0  h 
mM

Eg  Eg 0  Eg  mgh

Persamaan ini menyatakan energi potensial benda relatif terhadap suatu titik acuan tertentu.Yang
perlu diperhatikan, besar energi potensial relatif ini bergantung pada titik acuan yang digunakan.

Kerja

Kerja didefinisikan sebagai hasil perkalian titik antara vektor gaya yang melakukan kerja dengan
vektor perpindahan yang dialami objek yang dikenai gaya.

w  F s
 

Jika suatu sistem melakukan suatu kerja, maka energi sistem akan berubah dengan hubungan
sebagai berikut.

Eawal  Eakhir  W

Tanda positif digunakan jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, sedangkan tanda negatif
digunakan jika sistem dikenai kerja oleh lingkungan.

Energi Kinetik Rotasi

Benda yang bergerak rotasi juga memiliki energi kinetik yang sering disebut dengan energi kinetik
rotasi.

Ek 
1 2
mv
2

Pada gerak melingkar terdapat hubungan v   r . Dengan demikian persamaan energi kinetik dapat
diubah menjadi sebagai berikut.

E m  r   mr 2 2  I  2
1 2 1 1
2 2 2

Jadi, definisi energi kinetik untuk gerak rotasi adalah perkalian antara momen inersia benda dengan
kuadrat kecepatan sudutnya.

76
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Soal

1.

Sebuah partikel bermassa m1 memiliki kecepatan awal v0 menumbuk partikel lain bermassa
m2 yang diam secara elastis sempurna. Setelah bertumbukan, keduanya bergerak dengan arah
kecepatan membentuk sudut  terhadap arah kecepatan mula-mula partikel 1. Hitung berapa
besar kecepatan masing-masing partikel setelah tumbukan.

2.

Sebuah kotak 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v0 , kemudian menumbuk sisi kiri
kotak 2 bermassa m2 yang diam. Tumbukan tersebut mengakibatkan kotak 2 bergerak dan
menumbuk kotak 3 bermassa m1 yang ada pada posisi l di sebelah kirinya yang juga dalam
keadaan diam. Panjang kotak m2 adalah x . Hitung berapa lama rentang waktu antara
tumbukan pertama dan tumbukan kedua yang terjadi pada kotak 1 dan kotak 2 jika tidak ada
gaya luar yang mempengaruhi sistem tiga kotak tersebut dan m1  m2 .

3.

Sebuah bola bermassa M dan radius R bergerak dengan kecepatan v0 kemudian


menumbuk dua deret manik-manik berbentuk bola yang masing-masing bermassa m dan
berjari-jari r . Massa manik-manik jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa bola, begitu
juga radius manik-manik jauh lebih kecil dibandingkan radius bola. Manik-manik ini disusun
rapat dan lurus. Jarak antara kedua deret manik-manik tersebut adalah x . Hitung
perlambatan yang dialami bola sebagai fungsi waktu jika lintasan pusat massa bola berada
tepat di tengah-tengah jarak kedua deret manik-manik.

77
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

4.

Bola pejal bermassa m1 dan radius R mula-mula diletakkan di suatu lintasan miring pada
ketinggian h dari lantai. Di ujung bawah bidang miring terdapat suatu papan bermassa m2
dan panjang l . Bola kemudian dilepaskan dari posisi awalnya. Permukaan bidang miring
sangat licin sehingga bola tergelincir ketika menuruninya. Bola kemudian mencapai ujung kiri
papan. Koefisien gesek antara bola dengan papan adalah  . Hitung kecepatan translasi bola
dan papan ketika bola berada di ujung kanan papan, apabila bola tepat menggelinding tanpa
slip saat telah mencapai ujung kanan papan.

5.

Tiga buah bola, masing-masing bermassa m1 , m2 , dan m3 digantung pada suatu langit-
langit menggunakan tali ringan yang panjangnya l seperti ditunjukkan pada gambar. Bola 1
kemudian disimpangkan sejauh  , kemudian dilepas hingga menumbuk bola 2. Hitung
berapa sudut simpangan yang akan dicapai bola 3.

78
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

6.

Di atas suatu timbangan terdapat suatu wadah tertutup bermassa M yang menampung
sejumlah cairan bermassa jenis  . Pada wadah tertutup itu terdapat suatu regulator
tekanan yang menjaga tekanan wadah tetap konstan. Volume cairan yang ditampung dalam
wadah tersebut adalah V . Kemudian bagian dasar wadah dibuat sebuah lubang kecil seluas
A , akibatnya cairan mulai keluar melalui lubang tersebut dengan kelajuan konstan v . Jika
jarak antara lubang di dasar wadah dengan piringan timbangan adalah h , percepatan
gravitasi bumi adalah g , serta piringan timbangan memiliki luas permukaan yang cukup
besar sehingga ketinggian cairan di piringan timbangan dapat diabaikan, buat kurva gaya
yang terbaca oleh piringan sebagai fungsi waktu..

7.

Dua buah benda bermassa m1 dan m2 dihubungkan dengan sebuah pegas dengan
konstanta pegas k . Pegas kemudian ditekan sejauh L kemudian dilepas. Jika koefisien
gesek antara lantai dengan masing-masing benda adalah  dan percepatan gravitasi  ,
hitung berapa energi sistem yang hilang akibat gaya gesek untuk setengah siklus getaran
sistem, yaitu mulai dari pegas tertekan maksimal hingga pegas teregang maksimal.

8.

sebuah kotak bermassa m1 dihubungkan dengan sebuah silinder bermassa m2 dan radius
R menggunakan pegas ringan yang konstanta pegasnya k . Pegas ditekan sejauh L
kemudian dilepaskan. Koefisien gesek antara kotak dengan lantai adalah  , sedangkan

79
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

antara lantai dengan silinder sangat besar sehingga silinder tidak mungkin slip. Hitung
berapa percepatan pusat massa sistem sesaat setelah pegas dilepaskan.

9.

Sebuah bola kecil bermassa m1 diletakkan di atas suatu landasan bermassa m2 . Landasan
ini ditempatkan di atas lantai yang sangat licin, sedangkan bagian kirinya menempel pada
dinding vertikal seperti ditunjukkan pada gambar. Bola kemudian diberi kecepatan awal v0
ke arah kanan. Bola kemudian mencapai tanjakan yang ada di ujung kanan landasan,
kemudian meninggalkan landasan, dan kembali mendarat di ujung kiri landasan.
Berdasarkan informasi yang diberikan dan dengan menganggap percepatan gravitasi adalah
g , hitung jarak antara kedua ujung landasan.

10.

Sebuah benda bermassa M bergerak mendekati sebuah sistem pegas dengan kecepatan v0
. Koefisien gesek antara lantai dengan benda adalah  mulai dari dinding hingga jarak
tertentu dari dinding. Panjang awal pegas dalam kondisi tak dikenai gaya adalah L . Benda
M kemudian menabrak dan menempel pada pegas mengakibatkan pegas tertekan sejauh
L . Hitung panjang lantai yang memiliki koefisien gesek  .

11.

80
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Sebuah sistem bola – pegas seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Radius bola diabaikan.
Awalnya pegas pada sistem tersebut dalam keadaan tidak tertekan ataupun teregang, dalam
kondisi ini panjang pegas l0 . Kemudian bola diberi impuls sebesar p , akibatnya bola mulai
bergerak melingkar dan pegas teregang. jika massa bola adalah m dan pegas dapat
dianggap sebagai sebuah tongkat homogen yang massanya juga m , hitung perubahan
panjang maksimum yang dialami pegas.

12.

Dua buah bola pejal masing-masing bermassa m1 dan m2 , diikat oleh sebuah batang rigid
kuat namun sangat ringan sepanjang l ke suatu titik tumpu yang sama sebagaimana
diilustraskan pada gambar. Kedua bola memiliki radius R . Bola 1 diberi kecepatan awal v0
dan bergerak melingkar beraturan, sementara bola 2 dalam keadaan diam. Kedua bola
kemudian bertumbukan secara elastis sempurna. Hitung kecepatan masing-masing bola
setelah tumbukan.

13.

Sebuah bola bermassa m bergerak dengan kecepatan konstan v , kemudian menumbuk


batang bermassa M   m yang pusat massanya diam. Tumbukan terjadi pada suatu titik
yang berjarak y dari pusat massa batang secara lenting sempurna. Ternyata setelah
tumbukan bola bergerak dengan laju yang sama dengan laju awalnya namun arahnya

81
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

berlawanan. Hitung kecepatan sudut akhir batang setelah tumbukan untuk semua kasus
yang mungkin.

14.

Dua buah bola diposisikan seperti pada gambar di atas. Jarak antara bagian paling bawah
bola besar ke lantai adalah H dan radius bola besar adalah R . Kedua bola dijatuhkan
bersamaan lalu memantul di lantai. Semua tumbukan yang terjadi adalah tumbukan elastis
sempurna. Hitung tinggi maksimum yang akan dicapai bola kecil setelah tumbukan diukur
dari lantai.

15.

Dua batang homogen identik yang panjangnya L diberdirikan sejajar satu sama lain dengan
posisi yang hampir bersentuhan (sangat dekat, tapi tidak kontak). Kemudian masing-masing
batang diberi impuls seperti ditunjukkan pada gambar. Titik tangkap impuls terjadi pada
jarak l dari pusat massa batang. Abaikan gravitasi, gaya gesek, atau semua gaya luar yang
mungkin berpengaruh. Tentukan nilai l maksimum agar kedua batang tetap tidak pernah
bersentuhan setelah diberi impuls.

82
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

16.

Sebuah batang homogen bermassa m dan panjang L mula-mula berada di ujung suatu siku
lantai dalam posisi vertikal seperti ditunjukan pada gambar. Batang kemudian diberi sedikit
dorongan ke kanan sehingga terjatuh. Hitung berapa kecepatan sudut batang terhadap
pusat massanya ketika batang telah lepas kontak dengan siku lantai.

17.

Sebuah bola bermassa m dan radius R diletakkan di atas sebuah piringan yang berputar
dengan kecepatan sudut konstan 2 terhadap sumbu simetrinya. Bola diikat dengan seutas

tali sepanjang l ke titik pusat piringan. Bola juga berputar terhadap sumbu yang berimpit
dengan tali dengan kecepatan sudut 1 .Gaya gesek antara bola dengan piringan sangat

besar sehingga bola tidak slip. Hitung besar momentum sudut total bola jika 1  2   .
 

18.

Sebuah cakram bermassa m dan radius R salah satu titik di sisinya dihubungkan dengan
engsel pada batang, sedangkan titik di seberangnya dihubungkan ke batang oleh seutas tali

sumbu batang dengan kecepatan sudut  . hitung tegangan tali yang menghubungkan
sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Kemudian batang beserta cakram diputar terhadap

batang dengan cakram.

83
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

19.

Sebuah bola padat homogen bermassa m dan radius r bergerak tanpa slip di permukaan
dalam suatu kerucut seperti ditunjukkan pada gambar. Sudut puncak kerucut adalah  .
Tentukan besar kecepatan sudut pusat massa bola mengelilingi sumbu simetri kerucut agar
bola dapat tetap berada di lintasan berjari-jari R . percepatan gravitasi yang bekerja pada
bola adalah g .

20.

Sebuah bola pejal homogen bermassa m dan radius R diletakkan di permukaan lantai
kasar dengan koefisien gesek  . Bola kemudian diberi impuls sebesar p dengan titik
tangkap gaya pada jarak H dari lantai. Hitung kerja yang dilakukan gaya gesek.

84
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Jawab

1. Tinjau momentum sistem sebelum tumbukan:

Arah x: px  m1v0
Arah y: py  0

Tinjau momentum sistem setelah tumbukan:

Arah x: px '   m1v1  m2v2  cos 


Arah y: p y '   m1v1  m2v2  sin 

Hukum kekekalan momentum:

px  px '
py  py '

Dari semua persamaan ini akan diperoleh:

v1 
1
2 cos 
v0

v2 
m1
2m2 cos 
v0

2. Kekekalan momentum pada proses tumbukan antara kotak 1 dengan kotak 2:

m1v0  m1v1  m2 v2

Kekekalan energi kinetik pada tumbukan pertama.

m1v0 2  m1v12  m2 v2 2
1 1 1
2 2 2

Dari 2 persamaan ini akan diperoleh:

85
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

m1  m2
v1 
m1  m2
v0

v2 
2m1
m1  m2
v0

Dengan langkah yang sama, akan diperoleh kecepatan kotak 2 dan kotak 3 setelah keduanya
bertumbukan.

v2 ' 
m1  m2
v2  2m1
 m1  m2  v
m1  m2  m1  m2 
2 0

v3  v2 
 m1  m2 
2m2 4m1m2
m1  m2
v
2 0

Misalkan kotak 1 dan 2 kembali bertumbukan pada jarak z dari posisi tumbukan pertama:

l lz
 
z
v1 v2 v2 '

z
2m2
3m1  m2
l

Misalkan tumbukan kedua terjadi pada waktu t setelah tumbuka pertama maka:

2lm2  m1  m2 
t 
v1 v0  3m1  m2  m1  m2 
z

3. Bola akan memberikan sebagian momentumnya kepada manik-manik, karena itu


momentum bola semakin lama akan semakin kecil. Momentum yang mengecil
mengakibatkan laju bola juga semakin kecil. Akan tetapi, besar momentum yang ditransfer
bola sebanding dengan kecepatan bola. Karena itu momentum yang ditransfer bola juga
akan semakin kecil seiring dengan waktu. Dari penjelasan ini kita bisa menduga bahwa
kecepatan bola merupakan fungsi eksponensial negatif.

86
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 x 
sin   , cos   1  
2


x
2R  2R 
Tinjau tumbukan antara bola dengan wanik-manik yang terjadi pada waktu t .

Mv  Mv ' 2mvm cos 

Kekekalan energi kinetik:

Mv 2  Mv 2 ' mvm 2
1 1
2 2

Dari kedua persamaan ini dapat diperoleh:

Kekekalan energi kinetik:

M  2m cos 2   4m cos 
v' 
M  2m cos 2 
v

v ' adalah kecepatan bola pada waktu t , sedangkan v adalah kecepatan bola setelah
mengalami n  1 tumbukan (kecepatan bola setelah tumbukan ke - n adalah v ' ). Karena
konstanta pengali v dan v ' besarnya sama, maka v dan v ' membentuk suatu hubungan
rekursif.

M  2m cos 2   4m cos   M  2m cos 2   4m cos  


v '  vn  
2

  vn  2
M  2m cos 2   M  2m cos 2  
vn 1

Dan seterusnya. Jadi kita bisa tulis persamaan di atas menjadi sebagai berikut.

 M  2m cos 2   4m cos  
v '  v n  
n

 v0
 M  2m cos 2  

87
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

n adalah banyaknya jumlah tumbukan yang telah terjadi, juga dapat dinyatakan sebagai
jumlah manik-manik yang telah menerima momentum dari bola. Jika l menyatakan jarak
yang telah ditempuh bola selama tumbukan, maka l  2nr . Dengan demikian:

n
l
2r

 m
Karena M  m maka kita bisa menggunakan aproksimasi berikut  1    1 n
n
m
 M
.
M
Dengan demikian bisa kita tulis:

 M  2m cos 2   4m cos    M  2m cos 2   4m cos  


 
n n

   v0
M  2m cos 2 
v n 
   
v0
M
 2m
v n   1   cos 2   2 cos    v0  1 
  nm
 cos 2   2 cos    v0

n

 M   M 

v l   1 
 Mr
lm
 cos 2   2 cos    v0

Kita telah berhasil mendapatkan kecepatan bola sebagai fungsi jarak yang telah ditempuh.
Dengan ini maka kita bisa menghitung berapa percepatan bola sebagai fungsi waktu. Namun
sebelum itu, kita harus mengubah persamaan kecepatan bola ini dari fungsi jarak menjadi
fungsi waktu.


 cos 2   2 cos    v0 

  0  2 cos   cos 2  
dv l 
v l   1 
lm mv dl
 Mr  dt Mr dt

  0  2 cos   cos 2   v l 
dv l  mv

v l    0  2 cos   cos 2   dt
dt Mr
mv
Mr

Dari persamaan ini kita akan peroleh:

v t   v0 exp   0  2cos   cos 2   t 


 mv 
 Mr 

Percepatan bola:

d  mv0
 2 cos   cos 2   t  

dvt 
a   v0 exp  
dt dt   Mr 

a
mv0 2
Mr
 2 cos   cos 2   exp   0  2 cos   cos 2   t 
 mv
 Mr


88
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

4. Di lintasan miring, tidak ada gaya gesek sehingga semua energi potensial bola diubah
menjadi energi kinetik translasi.

mg  h  R   mv  v  2 g  h  R 
1 2
2

Bola dan papan dapat dianggap bertumbukan secara elastis tak sempurna. Tumbukan terjadi
mulai dari saat bertemunya bola dengan papan hingga bola bergerak tanpa slip.

Kekealan momentum:

mv  mv1  Mv2

Energi kinetik translasi bola sebagian akan diubah menjadi energi kineti translasi papan,
sebagian menjadi energi kinetik rotasi bola, dan sebagian lagi diubah menjadi kerja gaya
gesek.

mv  mv12  Mv2 2  I  2   mgl


1 2 1 1 1
2 2 2 2

momen inersia bola adalah I 


2
mR 2 . Bola telah mencapai kondisi tidak slip, dengan kata
5
lain v1  v2   R . Dari semua persamaan ini, dapat diperoleh besar kecepatan bola dan
papan.

m  3 2m   m  3 2 m    3 m 2m 2    m 2m 2  l 
             
2

 
 M  5 5M    5 M 5 M    M 5 M  2  h  R  
  
M  5 5M 
1
v1 
2 2

 3 m 2m 2 
      
1
 2  
 
2 g h R 2
5 M 5 M

89
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 3 2m   m  3 2m    3 m 2m 2    m 2m 2  l 
    M  5 5 M    5 M 5M 2    M  5 M 2   2  h  R  
    
2


 5 5M        
1

v2 
M  3 m 2m 
    2 g  h  R   2
1
2 
2

m  5 M 5M 

5. Kekekalan energi kinetik:

m1 gl 1  cos    m1v12  v1  2 gl 1  cos  


1
2

Tumbukan bola 1 dengan bola 2:

m1v1  m1v1 ' m2 v2

Kekekalan energi kinetik pada proses tumbukan bola 1 dan 2 (tumbukan elastis sempurna):

m1v12  m1v1 '2  m2 v2 2


1 1 1
2 2 2

Dari 2 persamaan ini diperoleh:

m1  m2
v1 '  v1 , v2 
2m1
m1  m2 m1  m2
v1

Tumbukan bola kedua dan ketiga, dapat dianalisa dengan menggunakan cara yang sama.
Akan diperoleh:

m2  m3
v2 '  v2 , v3 
2m2
m2  m3 m2  m3
v2

4m1m2 2 gl 1  cos  
v3 
 m2  m3  m1  m2 

Kemudian bola 3 mulai bergerak naik. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi
mekanik akan diperoleh sudut simpangan bola 3. Misalkan sudut simpangan bola 3 adalah
 maka:

m2 v32  m3 gl 1  cos    cos   1  3


1 v2
2 2 gl
 16m12 m2 2 1  cos   

  cos 1 1

  m2  m3  m1  m2   2 
   

90
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

6. Misalkan air mulai keluar dari lubang saat t  0 . Pada saat ini, timbangan akan mengukur
berat wadah ditambah berat total cairan.

F t  0  Wtotal   M  V  g

Kemudian air mulai jatuh. Air yang jatuh ini tidak memberikan kontribusi gaya berat
sehingga gaya normal yang dirasakan timbangan berkurang. Akibatnya, gaya yang diukur
timbangan semakin lama akan semakin kecil. Hasil pengukuran timbangan akan terus
mengecil hingga air mencapai permukaan piringan.

Massa air yang jatuh tiap satuan waktu:

dm  Avdt
   Av
dt dt

v 2  2 gh  v
Air mencapai permukaan piringan dalam waktu t1  . Gaya yang terukur oleh
g
v 2  2 gh  v
timbangan sebagai fungsi t pada rentang waktu 0  t  adalah:
g

F1 t   Wtotal  W jatuh


F1 t    M   V  Avt   g

Saat t  t1 , air yang jatuh telah mencapai permukaan piringan. Air yang awalnya memiliki
momentum arah vertikal dipaksa berhenti. Dengan demikian piringan akan memperoleh
gaya sebagai akibat dari perubahan momentum vertikal yang terjadi pada jatuhan air.

Massa air yang mencapai piringan tiap detik sama dengan massa air yang jatuh tiap detik.

  Av
dm
dt

Laju air jatuh sesaat sebelum mencapai piringan:

v '  v  gt1  v 2  2 gh
Perubahan momentum air jatuh:

91
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

   Avv '
dp v ' dm
dt dt
 F jatuh   Av v 2  2 gh
dp
dt

Mulai dari t  t1 hingga t  t2 


V
(waktu ketika semua air keluar dari wadah), terjadi
Av
kesetimbangan antara jumlah air yang jatuh dengan jumlah air yang mencapai permukaan
piringan. Gaya yang terukur oleh timbangan adalah gaya berat total wadah dan air, dikurangi
gaya berat yang hilang akibat air yang jatuh, ditambah dengan gaya yang dihasilkan oleh
perubahan momentum air yang mencapai permukaan piringan.

F2 t   Wtotal  W jatuh  F jatuh


F2 t    M  V  g   Av 2

v 2  2 gh  v
Mulai dari t  t2 hingga t  t3  
V
, tidak ada lagi air yang keluar dari
Av g
wadah, akan tetapi masih ada air yang jatuh sehingga gaya akibat perubahan momentum air
masih ada. Dengan demikian gaya yang diukur oleh timbangan adalah gaya berat total air
dan wadah dikurangi gaya berat air yang masih belum mencapai piringan ditambah gaya
yang dihasilkan perubahan momentum air.

F3 t   Wtotal  W jatuh  F jatuh


F3 t    M  V  g   Av  v  gt 

Saat t  t3 semua air telah berada di piringan. Dengan demikian gaya yang terukur oleh
timbangan akan kembali ke awal, yaitu total gaya berat wadah dan cairan tanpa ada
penambahan atau pengurangan.

Ft t3   Wtotal   M  V  g

Kurva gaya terukur oleh timbangan sebagai fungsi waktu adalah sebagai berikut.

92
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

7. Jika tidak ada gaya gesek, maka peregangan yang dialami pegas akan sama dengan jarak
tekan pegas. Namun dalam kasus ini ada gaya gesek yang akan mengubah sebagian energi
potensial pegas saat tertekan menjadi energi panas. Dengan demikian regangan maksimal
yang akan dicapai pegas lebih kecil dibandingkan dengan panjang penekanan pegas. Dengan
menggunakan hukum kekekalan energi dapat ditulis:

k L2  k L '2    m1  m2  gS
1 1
2 2

S adalah perubahan jarak antara massa 1 dengan massa 2.

S  L  L '

Dengan demikian:

2
L2  L '2   m1  m2  g  L  L '
k

93
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

2 2
L '2   m1  m2  g L '  m1  m2  g L  L2  0
k k
 g   2k L  8k L 
L '  m1  m2   m1  m2      m1  m2  
2

k   g  g 
2

  

Dengan demikian, kerja yang dilakukan gaya gesek adalah:

Wgesek    m1  m2  g  L  L '
 
 g   2k L  8k L
  g  m1  m2  L 
 m1  m2   m1  m2      m1  m2   
2

 k    
2

 
Wgesek
  
g g

8. Tinjau diagram gaya kotak dan silinder. Agar lebih mudah dalam melakukan analisa, arah
kanan didefinisikan sebagai arah positif.

Kotak: f1  k L  m1a1
 m1 g  k L  m1a1
k L
a1   g 
m1

Silinder: k L  f 2  m2 a2

f2 R  m2 ,   2
1 a
karena silinder menggelinding tanpa slip.
2 R
2 k L
a2 
3m2

Menghitung percepatan pusat massa menggunakan rumus percepatan pusat massa:

m1a1  m2 a2 3 m1 g  k L
acm  
m1  m2 3  m1  m2 

9. Tidak ada gaya horisontal eksternal yang bekerja pada sistem sehingga momentum sistem
arah horizontal tidak akan berubah.

94
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Proses transfer momentum horizontal antara bola dengan landasan dapat dianggap sebagai
tumbukan lenting sempurna.

m1v0  m1v1 sin   m2 v2

Kekekalan energi kinetik (abaikan perubahan ketinggian yang dialami bola ketika berada di
ujung kanan landasan):

m1v0  m1v12  m2 v2 2
1 2 1 1
2 2 2

Dari dua persamaan ini akan diperoleh:

m1 sin   m2 1  cos 2 
m1

v1 
m2
m1 sin 2   m2
v0

m1  m1 sin  1  cos 2 
m1

v2 
m2
m1 sin 2   m2
v0

Sekarang kita tinjau gerakan bola melayang di udara relatif terhadap kerangka landasan.
Menurut landasan, bola akan bergerak parabola dengan kompoen kecepatan horizontal ke
kiri sebesar v2  v1 dan komponen kecepatan vertikal sebesar v1 cos  . Jarak antara kedua
ujung landasan adalah:

95
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

2v1 cos 
L   v2  v1  t   v2  v1 
g
  
2  m1 1  sin     m1 sin   m2  1  1 cos 2    m1 sin   m2 1  1 cos 2   v0 2 cos 
m m

L   
g  m1 sin   m2 
m2 m2
2 2

10. Proses tumbukan yang terjadi antara benda dengan pegas akan menyebabkan energi kinetik
benda diserap oleh pegas menjadi energi otensial pegas. Namun karena ada gaya gesek,
maka sebagian enegi kinetik tersebut akan diubah menjadi energi panas melalui kerja gaya
gesek.

Hukum kekekalan energi:

Mv0 2  k L2   Mg  S  L  L 
1 1
2 2

Dari persamaan ini bisa kita peroleh nilai S yaitu:

Mv0 2  k L2
S  L  L
2 Mg

96
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

11. Satu-satunya gaya luar yang bekerja pada sistem adalah gaya impuls. Setelah setelah itu
tidak ada lagi gaya luar yang mempengaruhi sistem. Karena itu momentum sudut sistem
setelah diberi impuls adalah konstan.

Impuls adalah perubahan momentum, sedangkan impuls sudut adalah perubahan


momentum sudut, juga didefinisikan sebagai perkalian silang antara vektor posisi benda
dengan vektor momentumnya :

p  p  p0
  

H  L  r  p  I 
   

H menyatakan vektor impuls angular sistem, dan L menyatakan perubahan momentum


 

sudut sistem. Akan tetapi dalam sistem ini, momentum sudut awal sistem adalah nol.
Dengan demikian:

L  L  L0   p  p0  l0
L  l0 p

Momen inersia sistem ketika pegas dalam keadaan rileks:

I  ml0 2  ml0 2  ml0 2


1 4
3 3

Momen inersia sistem ketika pegas teregang maksimum:

I '  m  l0  l   m  l0  l   m  l0  l 
2 1 2 4 2

3 3

Kekekalan momentum sudut:

97
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

I  I ' '   '  


I
I'
 l 
' 0  
2

 l0  l 

Kecepatan sudut awal dapat dinyatakan dalam besaran impuls.

l0 p 3p
 
I 4ml0

Kekekalan energi kinetik:

I   I '  '2  k  l 2
1 2 1 1
2 2 2

Substitusi variabel  ,  ' , I , dan I ' dengan hasil sebelumnya, akan diperoleh:

 3p 2  3p 2
l 3  2l0 l 2   l0 2     l0  0
 
l
4 km 2 km
Diperoleh polinom orde 3. Nilai l dapat diperoleh menggunakan rumus berikut. Misalkan
terdapat persamaan ax 3  bx 2  cx  d  0 , solusi untuk x adalah:

b 3  b 3 d   c b2 
x      2     2 
2 3
bc d bc
 27 a 6a 2a   3a 9a 
3
27 a 3 6a 2 2a 3

b 3  b 3 d   c b2 
  2    2     2  
2 3
bc d bc b
 27 a 6a 2a   3a 9a  3a
3
3 3
27 a 6a 2a

12. Bola diikat oleh batang rigid ringan. Momen inersia masing-masing bola terhadap sumbu
putar sistem dapat dihitung dengan menggunakan teorema sumbu sejajar.

I  I cm  md 2

2 
Pada kasus ini, I cm adalah momen inersia bola pejal terhadap pusat massanya  mR 2  ,
5 
sedangkan d adalah jarak pusat massa bola ke sumbu putar  R  l  .

Tinjau tumbukan yang terjadi pada bola.

98
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

0  , 1  1 , 2  2
v0 v v
Rl Rl Rl
I1  m1 R 2  m1  R  l  , I 2  m2 R 2  m2  R  l 
2 2 2 2

5 5

Kekekalan momentum sudut:

I10  I11  I 22

Kekekalan energi kinetik rotasi:

I10 2  I112  I 22 2


1 1 1
2 2 2

Dari semua persamaan ini akan diperoleh

I1  I 2
1  0 , 2  0
2 I1
I1  I 2 I1  I 2

 m1  m2  
R  l  2 Rl 

 v0  v   m1  m2  v
7 2 2
 5
 m1  m2  0
v1
Rl
 m1  m2   R 2  l 2  2 Rl  R  l
1
7
5 
7 
2m1  R 2  l 2  2 Rl 
 5   v2 
 m1  m2 
v2 v0 2m1
Rl
 m1  m2   R  l  2 Rl 
7 2 2  Rl
v0

5 

13. Sistem ini merupakan kasus sistem bebas, yaitu sistem yang tidak terikat dengan titik
manapun. Karena itu momentum dan momentum sudut untuk sistem ini bersifat konstan.
Selain itu, karena tumbukannya lenting sempurna maka energi kinetik sistem juga konstan.

Kekekalan momentum: mv  mv  Mv '

99
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

mvy  ML20   mvy  ML2 '


1 1
Kekekalan momentum sudut:
12 12

mv  ML20 2  mv 2  Mv '2  ML2 '2


1 2 1 1 1 1
Kekekalan energi kinetik:
2 24 2 2 24

Dari hukum kekekalan energi kinetik akan diperoleh:

v '2  L   0 2   '2 
1 2
12

Dari hukum kekekalan momentum sudut akan diperoleh:

 '  0 
24mvy
ML2

Dari hukum kekekalan momentum akan diperoleh:

v' 
2m
v
M

Gabungan ketiga persamaan ini akan menghasilkan:

  y 0   '
2v

Perhatikan bahwa ruas kiri persamaan bernilai positif, sedangkan ruas kanan persamaan
bernilai negatif. Hanya ada 1 kondisi yang memungkinkan hal ini, yaitu ruas kanan dan ruas
kiri sama-sama bernilai nol.

 0, y 0   '   0
2v

hanya akan bernilai nol jika    . Selanjutnya analisa


2v

Analisa ruas kiri persamaan.

ruas kanan. y 0   '  akan bernilai nol jika 0   ' atau 0   '  0 . Namun, hasil
analisa ruas kanan mengharuskan  menuju tak hingga, dengan demikian kondisi yang
benar untuk ruas kanan adalah 0   '  0

14. Ketika kedua bola dijatuhkan, terjadi konversi energi potensial menjadi energi kinetik.

100
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 M  m  gH   M  m  v 2
1
2
v  2 gH

Setelah itu, bola besar akan menumbuk lantai sehingga bola besar akan bergerakdengan laju
yang sama namun berlawanan dengan arah sebelumnya. Akan tetapi, bola kecil belum
mengalami perubahan arah kecepatan. Karena itu kedua bola akan bertumbukan.

Kekekalan momentum:

 M  m  v  mv1  Mv2

Kekekalan energi kinetik:

 M  m  v 2  mv12  Mv2 2
1 1 1
2 2 2

kombinasi semua persamaan ini akan menghasilkan:

3M  m 3M  m
v1  v
M m M m
2 gH

Bola kecil bergerak ke atas, terjadi konversi energi kinetik menjadi energi potensial.

mv12  mgH '


1
2
v 2  3M  m 
H' 1 
2

 H
2g  M  m 

Tinggi maksimum yang dicapai bola kecil:

 3M  m 
H maks  H ' 2 R    H  2R
2

 M m 

101
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

15. Masing-masing batang tidak terikat apapun. Karena itu setelah mendapat impuls
momentum linear dan momentum angular masing-masing batang tidak akan berubah. Selain
itu karena tidak terikat, maka batang akan berotasi terhadap pusat massanya.

Perubahan momentum: p  mv

Perubahan momentum sudut: L  l p  mvl  mL2


1
12

Syarat agar kedua batang tidak kontak:

v  L  0
1
2
mvl  mL2  mlv  mL L
1 1
12 6

Karena v   L , maka ml  mL . Jadi:


1 1
2 6

l L  lmaks  L
1 1
6 6

16. Perubahan energi potensial batang akan diubah menjadi energi kinetik rotasi.

102
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Kekekalan energi:

mgL 1  cos    I  2  mv 2 .
1 1 1
2 2 2
I  mL2 , v   L
1 1
12 2

Saat batang lepas kontak dengan siku lantai:

m 2 L  mg cos 
1
2
2L
cos  
2g

Kembali ke persamaan energi, akan diperoleh:


12 g
19 L

17. Bola melakukan 3 gerak rotasi. Yang pertama adalah gerak rotasi bola terhadap tali. Yang
kedua adalah gerak rotasi bola terhadap sumbu putar cakram. Yang ketiga adalah gerak
rotasi bola terhadap sumbu vertikal yang melalui pusat massanya.


Menghitung L1 :

L1  mr 21 Rˆ
 2
5

Menghitung L2 :

103
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

L2  m  r  R  vcm cos  k  m  r  R  vcm 1  


 r  ˆ
2

 k
ˆ
rR


Menghitung L3 :

L3  mr 2
 r  R  cos 
 2 vcm

5

hubungan antara kecepatan pusat massa bola dengan 1 dan 2 :

vcm  2  r  R  cos   1r cos 


vcm  2  r  R   1r  cos 

Dengan ini maka momentum sudut 1, 2, dan 3 adalah:


L1  mr 21 Rˆ  mr 21 cos ˆ  sin  kˆ 
 2 2

L2  m  r  R  2  r  R   1r  cos 2  kˆ


5 5

 
L3  mr 2  2  1  kˆ
 2 r
5  rR 

Momentum sudut total bola adalah:

104
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

R 2  2 Rr 2  R  2r   ˆ
L  m r 2 ˆ   m r 2  m R 2 
 2
k
5 rR 5  r  R 

2m r 2  
L  R 2  2 Rr   R  r  2  R  2r  
2

5r  R
 5R 2
 2r 

18. Cakram memiliki 2 komponen momentum sudut.

L  L1  L2
  


L1  I1 sin  cos  cos t  iˆ  cos  sin t  ˆj  sin  kˆ 


L2  I 2 cos   sin  cos t  iˆ  sin  sin  t  ˆj  cos  kˆ 

Momen inersia untuk masing-masing sumbu:

I1 
3
mR 2 (dengan menggunakan teorema sumbu sejajar)
2
I 2  mR 2
1
(dengan menggunakan teorema sumbu tegak lurus)
4

Perubahan momentum sudut tiap satuan waktu merupakan definisi dari momen gaya. Pada
sistem, ada dua sumber gaya yang berkontribusi memberikan momen gaya yaitu gaya
tegang tali dan gaya gravitasi.

  dt  dt  dt
  
dL dL1 dL2

105
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA


 I1 2  cos  sin  sin t  iˆ  cos  sin  cos t  ˆj 

dL1

 
dt

 I 2 2 cos  sin  sin t  iˆ  cos  sin  cos t  ˆj



dL2

 
dt

  I1  I 2   2 cos  sin   sin t  iˆ  cos  t  ˆj



dL
dt

Komponen  sin t  iˆ  cos t  ˆj adalah arah dari momen gaya yang bekerja pada
cakram. Jika diambil besarnya saja:

     I1  I 2   2 cos  sin 
dL
dt

  4 mR 2 2 cos  sin 
5

Tinjau momen gaya yang bekerja pada cakram.

 2TR cos  mgR sin 


Dengan menggunakan dua persamaan momen gaya ini maka besar tegangan tali dapat
dihitung.

T  m 2 R sin   mg tan 
5 1
8 2

19. Tinjau momentum sudut bola.

106
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

    
L  I  '  sin cos t  iˆ  sin sin t  ˆj  cos kˆ 

 2 2 2 

Karena bola menggelinding tanpa slip maka:

 
  R  r sec    ' r
 2 

Momen gaya yang bekerja pada bola adalah perubahan momentum sudut bola tiap satuan
waktu.


  dt  I 'sin 2  sin t  iˆ  cos t  ˆj



dL

  5 mr  R  r sec 2   2 sin 2
2   

Gaya yang berkontribusi terhadap momen gaya bola adalah gaya gravitasi dan gaya
sentrifugal.

 mgR cos 2

107
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Kecepatan sudut pusat massa bola terhadap sumbu kerucut dapat dihitung dengan
menggunakan kedua persamaan momen gaya yang telah diperoleh.



5g
 
cot
2  R  r sec 
2
 2

20. Perubahan momentum bola: p  mv0

L   H  R  p  mR 20
2
Perubahan momentum sudut bola:
5

Kasus 1: v0  0 R

Gerak lurus bola diperlambat.

vt  v0  at  v0   gt

Gerak rotasi bola dipercepat.

t  0   t  0   gt
5
2

Gaya gesek tidak berhenti melakukan kerja saat bola sudah tidak slip lagi.

vt  t R

Dari ini semua akan diperoleh:

2  v0  0 R 
t , vt  t R  v0  0 R
5 2
7 g 7 7

E0  mv0 2  m 0 R 
1 1 2
Energi kinetik awal:
2 5
Et  mvt 2  m t R 
1 1 2
Energi kinetik akhir:
2 5
7 5 
Et  m  v0  0 R 
2
2
10  7 7 
Kerja gaya gesek:

W  Et  E0   mv0 2  m  0 R   mv0 w0 R
1 1 2 2
7 7 7
108
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

p 5  H  R  p
v0  , 0 R 
m 2mR

Dari kedua persamaan ini diperoleh kerja gaya gesek yaitu:

p 2  49 15 H  5 H  
W    

2


7 m  4 2R  2R  

silahkan buktikan sendiri bahwa kerja yang dilakukan gaya gesek pada kasus v0  0 R juga
sama.

109
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Elektromagnetisme

Muatan Listrik

Berdasarkan buku Fundamental of Physics, disebutkan bahwa muatan listrik adalah karakter
instrinsik dari partikel elementer penyusun semua objek di alam semesta.Partikel elementer yang
paling umum adalah proton yang bermuatan positif, elektron yang bermuatan negatif, dan neutron
yang tidak bermuatan.Akan tetapi partikel bermuatan tidak terbatas pada yang telah disebutkan
tersebut.Muatan listrik bersifat diskret, artinya muatan listrik tidak dapat dijumpai untuk semua
rentang nilai, namun hanya nilai-nilai tertentu saja yang merupakan kelipatan dari muatan
elementer. Besarnya muatan elementer adalah 1.602176565  10 19 C .

Dua buah partikel bermuatan yang dipisahkan pada jarak tertentu akan saling memberikan gaya
interaksi. Besarnya gaya ini tergantung pada jarak pisah kedua partikel bermuatan. Jika muatan
kedua partikel jenisnya sama (positif degnan positif atau negatif dengan negatif), maka interaksi
yang terjadi adalah interaksi saling tolak, sedangkan jika kedua partikel berbeda jenis muatan, maka
interaksi yang terjadi adalah interaksi saling tarik.

Hukum Coulomb Mengenai Interaksi Partikel Bermuatan

hokum Coulomb menyatakan bahwa gaya interaksi yang terjadi antara dua partikel bermuatan di
ruang vakum sebanding dengan perkalian antara besar muatan kedua partikel tersebut dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah antara kedua partikel bermuatan, dan secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.

F  k 1 2 2 rˆ
 qq
r
k  8,98755  109 Nm 2C 2
1
4 0

Gaya interaksi listrik ini juga disebut gaya elektrostatis karena melibatkan partikel-partikel
bermuatan yang diam satu sama lain. Pada persamaan gaya interaksi elektrostatis di atas,  0 adalah
suatu konstanta yang disebut permitivitas listrik mutlak yang besarnya adalah 8,854 1012 Fm2 .

110
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Medan Listrik

Misalkan di suatu titik dalam ruang terdapat partikel bermuatan, katakanlah partikel A, maka
partikel tersebut akan menimbulkan medan listrik di seluruh ruang. Misalkan terdapat suatu muatan
uji di lokasi lain dalam ruang tersebut, maka medan listrik yang dihasilkan partikel A dapat
didefinisikan sebagai gaya listrik yang dirasakan oleh muatan uji akibat partikel A dibagi dengan
besarnya muatan uji. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut

E
 F
qtest

Dari hukum Coulomb, medan listrik juga dapat dinyatakan sebagai berikut.

Ek rˆ  k 2 rˆ
 Qqtest Q
2
qtest r r

Misalkan terdapat suatu partikel q bermuatan terkena pengaruh medan listrik eksternal E , maka
gaya listrik yang akan dialami partikel ini adalah:

F  qE
 

Energi Potensial Listrik

Energi potensial listrik antara dua buah partikel bermuatan, katakanlah partikel A bemuatan q1 dan
partikel B bermuatan q2 yang terpisah sejauh r , didefinikan sebagai besarnya kerja yang harus
dilakukan oleh gaya elektrostatik antara kedua partikel tersebut untuk memindahkan salah satu
partikel (A atau B) dari titik r ke titik yang berjarak tak hingga dari posisi partikel lainnya.



- U  U r  U   F .ds
 
r


F di sini adalah gaya elektrostatik yang bekerja pada kedua partikel. Dengan demikian:

Ur U   k rˆ.ds   k A 2 B dr
 
q A qB  q q
2
r
r r
r

111
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Titik tak hingga dipilih sebagai referensi karena potensial listrik pada posisi tak hingga selalu bernilai
nol. Dengan demikian:

 1 1
U r  kqAqB      k A B
q q
 r r

Ungkapan U r di atas disebut energi potensial listrik absolut karena menggunakan titik tak hingga
sebagai acuan. Selain yang absolut, energi potensial juga dapat dinyatakan relatif terhadap titik lain
yang bukan di tak hingga. Energi potensial relatif dinyatakan sebagai berikut.

1 1 
U r  U r0  U rel  kq A qB   
 r r0 

Yang didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan gaya elektrostatik antara kedua partikel untuk
memindahkan salah satu partikel dari titik r ke titik r0 dari partikel lainnya.

Energi potensial listrik absolut tidak harus bernilai positif. Energi potensial absolut akan bernilai
negatif ketika kedua partikel yang berinteraksi memiliki muatan yang berlawanan jenis.

Potensial Listrik

Seperti halnya medan listrik yang didefinisikan sebagai hasil hasil bagi gaya elektrostatik dengan
besar muatan uji, maka potensial listrik didefinisikan sebagai hasil bagi energi potensial listrik
dengan muatan uji.

 .dr   E.dr

 
V
U F   
qtest r qtest r

Dengan menyelesaikan persamaan di atas akan diperoleh ekspresi untuk potensial listrik absolut
akibat muatan Q pada jarak r dari partikel bermuatan sebagai berikut.

V  k
Q
r

Sedangkan untuk potensial relatif dinyatakan dengan persamaan berikut.

112
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

1 1 
V  kQ   
 r r0 

Superposisi Medan Listrik

Misalkan dalam suatu ruang terdapat lebih dari 1 partikel bermuatan, maka medan listrik di setiap
titik pada ruang adalah penjumlahan total vektor medan listrik dari masing-masing partikel
bermuatan.

E   Ei  E1  E2  E3  ...  EN
 N     
i 1

Apabila muatan terdistribusi secara kontinu maka penghitungan medan listrik dilakukan dengan
menggunakan integral.

E   dE   2
  dq
r

Hukum Gauss

Misalkan terdapat suatu sistem bermuatan yang menghasilkan medan listrik E r  di seluruh ruang.
Misalkak juga terdapat suatu permukaan yang melingkupi keseluruhan sistem bermuatan ini, maka
besarnya fluks medan listrik yang menembus permukaan akan selalu konstan, tidak peduli
berapapun luasnya permukaan serta geometri permukaan yang melingkupi sistem tersebut. Secara
matematis dinyatakan sebagai berikut.

 total   E.dA
 

Besaran fluks total  total didefinisikan sebagai hasil bagi antara besar muatan listrik total qenc yang
dilingkupi permukaan A dengan permitivitas listrik mutlak  0 .

 total 
qenc
0

Dengan demikian dapat dibuat suatu pernyataan bahwa total fluks medan listrik dari suatu sistem
bermuatan yang menembus suatu permukaan yang melingkupi keseluruhan sistem bermuatan

113
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

tersebut sama dengan total muatan yang dilingkupi permukaan tersebut dibagi dengan permitivitas
listrik mutlak. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Gauss.

 .dA 
  qenc
0
E

Hukum Gauss sangat bermanfaat dalam menganalisa medan magnet yang dihasilkan oleh suatu
sistem bermuatan yang memiliki tingkat simetri geometri yang sangat tinggi misalnya bola dan
silinder.

Medan Listrik Dalam Material

Medan listrik di dalam suatu material dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.

E rˆ 
 k Q 1 Q
r r 4 r  0 r 2
2

 r disebut dengan konstanta dielektrik atau permitivitas relatif bahan. Berikut ini akan dibahas
karakter medan listrik dalam material isolator, konduktor, dan dielektrik.

a. Material Isolator
Material isolator memiliki konstanta dielektrik mendekati 1. Hal ini dikarenakan elektron-
elektron dalam bahan isolator tidak dapat berpindah dari posisinya walaupun dipengaruhi
medan listrik. Dengan demikian tidak terjadi perubahan berarti terhadap medan listrik
eksternal yang memasuki bahan isolator tersebut.

b. Material Konduktor
Material konduktor memiliki konstanta dielektrik yang sangat besar (menuju tak hingga).Hal
ini dikarenakan elektron-elektron dalam material konduktor dapat bergerak secara bebas.
Ketika suatu medan listrik menembus bahan konduktor, maka elektron akan berkumpul di
permukaan material yang dimasuki fluks medan listrik, sementara permukaan material
tempat keluarnya fluks medan listrik akan ditinggalkan elektron sehingga hanya ada atom-
atom bermuatan positif. Akibatnya terjadi dipol listrik yang akan menghasilkan medan listrik
internal yang arahnya berlawanan dengan arah medan listrik eksternal yang memasuki
bahan. Elektron-elektron yang berpindah ini akan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga tidak ada medan listrik yang dirasakan di dalam konduktor.

114
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

c. Material Dielektrik
Material dielektrik adalah material yang elektron-elektron di dalamnya dapat berpindah
posisi, namun untuk jarak yang terbatas.ketika medan listrik eksternal memasuki bahan
dielektrik, elektron-elektron dalam bahan akan menyusun dirinya sedemikian rupa seperti
yang terjadi pada bahan konduktor. Namun karena pergerakan elektron terbatas, maka
elektron-elektron ini tidak dapat bergerak hingga ke permukaan, melainkan hanya sebatas
jarak tertentu saja. Sebagai akibatnya, timbul dipol listrik, yang akan menghasilkan medan
listrik internal, namun tidak cukup besar untuk menetralisir medan listrik eksternal yang
masuk. Dengan demikian tetap ada medan listrik yang dirasakan di dalam bahan namun
lebih kecil dibandingkan dengan besarnya medan listrik yang datang.

Medan Magnet

Ketika suatu sistem bermuatan berada dalam kondisi statis, maka muatan tersebut akan
menghasilkan medan listrik. Misalkan pada suatu waktu muatan listrik yang ada pada sistem
tersebut berpindah secara kontinu menuju sistem lain, maka aliran muatan ini akan menghasilkan
medan magnet.

Misalkan pada suatu bagian kawat konduktor dl mengalir arus listrik sebesar I , maka medan

magnetik yang dihasilkan komponen kawat berarus ini pada suatu titik yang posisinya adalah s dari
komponen kawat yang ditinjau dinyatakan dengan persamaan berikut.

 0 Idl  sˆ

dB 
4 s 2

115
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dengan mengintegrasikan medan magnetik yang dihasilkan seluruh komponen kawat akan diperoleh
vektor medan magnetik di titik yang ditinjau.

 

Idl  sˆ

B 0
4 s
2

Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Biot-Savart. 0 adalah suatu konstanta yang disebut

dengan permeabilitas magnetik mutlak yang besarnya adalah 4 10 7 N .


A2

Medan magnet selalu mengarah dari kutub positif magnet ke kutub negatif magnet. Setiap sumber
medan magnet pasti terdiri atas kutub positif dan kutub negatif. Hingga saat ini, belum pernah ada
eksperimen yang berhasil membuktikan keberadaan monopol magnet (magnet yang hanya terdiri
atas kutub positif saja atau kutub negatif saja), walaupun secara teori hal itu memungkinkan.

Gaya Magnetik Pada Muatan Bergerak



Ketika suatu muatan q bergerak dengan kecepatan v dan muatan tersebut terkena pengaruh suatu

medan magnetik eksternal B , maka pada muatan tersebut akan bekerja gaya magnetik. Gaya
magnetik yang dirasakan partikel tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.

F  qv  B
  

Gaya Magnetik Pada Kawat Berarus



Ketika suatu kawat berarus I sepanjang l terkena pengaruh medan magnetik eksternal B , maka
kawat tersebut akan merasakan gaya magnetik yang dinyatakan dengan persamaan berikut.

F  Il  B
  

Hukum Ampere

Seperti halnya hukum Gauss pada konsep medan listrik, hukum Ampere menyatakan bahwa total
fluks medan magnetik yang menembus suatu loop tertutup yang mengelilingi kawat berarus adalah
konstan tidak peduli berapapun besarnya ukuran loop.

 .dl   B
 
B

116
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Fluks medan magnetik didefinisikan sebagai perkalian antara arus listrik yang melalui kawat dengan
permeabilitas mutlak.

 B  0 I

Sehingga hukum Ampere dapat dinyatakan sebagai berikut.

 .dl  0 I
 
B

Medan Magnetik Pada Bahan

Ketika suatu medan magnetik eksternal memasuki material, maka medan magnetik eksternal
tersebut akan memicu reaksi elektron-elektron dalam bahan untuk turut serta menghasilkan medan
magnet. Secara umum material terbagi menjadi tiga dalam kaitannya dengan reaksi terhadap medan
magnetik. Medan magnetik dalam material yang terkena pengaruh medan magnet eksternal dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut.

 

Idl  sˆ

B 0 r
4 s
2

r disebut dengan permeabilitas relatif. Umumnya, nilai permeabilitas relatif ini sangat kecil.Namun
pada beberapa material yang disebut material ferromagnetik, permeabilitas relatif ini bisa sangat
besar.

a. Material Diamagnetik
Material diamagnetik adalah material yang memiliki permeabilitas magnetik negatif. Ketika
material diamagnetic dikenai suatu medan magnetik eksternal, elektron-elektron yang ada
dalam material akan menghasilkan medan magnet yang melawan arah medan magnet
eksternal. Akibatnya akan terjadi gaya tolak-menolak antara sumber medan magnet
eksternal dengan material diamagnetic tersebut.
b. Material Paramagnetik
Material paramagnetic adalah material yang memiliki permeabilitas magnetik positif namun
nilainya sangat kecil ( 106 ). Ketika material paramagnetic terkena medan magnetik
eksternal, maka elektron-elektron dalam material akan menghasilkan medan magnet
internal yang searah dengan arah medan magnet eksternal. Akibatnya akan terjadi gaya
tarik-menarik antara material paramagnetic dengan sumber medan magnetik eksternal,
namun gaya tarik ini sangat kecil dan sulit untuk diamati secara kasat mata.
c. Material Ferromagnetik
Material ferromagnetik adalah material yang memiliki permeabilitas magnetik positif yang
sangat besar. Ketika material ferromagnetik terkena medan magnetik eksternal, elektron-
elektron dalam material akan menghasilkan medan magnetik yang arahnya sama dengan
arah medan magnetik eksternal. Akibatnya akan muncul gaya tarik antara material
ferromagnetik dengan sumber medan magnet eksternal, dan gaya tarik ini cukup besar.

117
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Soal

1. Dua buah partikel A dan B masing-masing bermuatan q dan Q diletakkan di ruang


vakum dan terpisah sejauh d satu sama lain dan dijaga tetap pada posisinya. Partikel
bermuatan lain, partikel C, diletakkan pada posisi yang segaris dengan garis penghubung
partikel A dan B. partikel C bermuatan positif berjarak a dari partikel A. Ternyata partikel C
berada dalam kesetimbangan. Tentukan besarnya a .

2.
Sebuah bola berongga terbuat dari bahan isolator.Pada bola tersebut terdapat muatan yang
terdistribusi secara merata di seluruh bola. Muatan total bola ini adalah Q . Radius rongga
adalah r sedangkan radius bola adalah R . Tepat di tengah rongga terdapat partikel
bermuatan  q . Hitung besarnya medan listrik di seluruh ruang akibat sistem bola berongga
ini.
3. Sebuah kawat yang sangat panjang mengandung muatan per satuan panjang  . Hitung
besarnya medan listrik pada titik yang berjarak r dari pusat kawat. Anggap kawat berbentuk
silinder dan r lebih besar dari radius kawat.
4. Suatu permukaan yang sangat luas mengandung muatan per satuan luas sebesar  . Hitung
besarnya medan listrik pada suatu titik yang berjarak h dari permukaan.
5. Ketika dua buah pelat konduktor saling didekatkan dan diberi beda potensial, maka pada
kedua pelat tersebut akan terkumpul muatan yang besarnya tertentu. Muatan yang
terkumpul di kedua pelat ini sama besar namun berlawanan jenis. Sistem dua pelat yang
mampu menyimpan muatan ini disebut kapasitor. Misalkan terdapat dua buah pelat
konduktor yang dipasang sejajar, masing-masing pelat konduktor luasnya A dan terpisah
sejauh d . Salah satu pelat kemudian diberi muatan Q sedangkan pelat lainnya diberi
muatan Q . Anggap jarak antara kedua pelat sangat kecil dibandingkan dimensi plat.
Hitung besarnya medan listrik pada ruang di antara pelat.
6. Sebuah bola pejal terbuat dari isolator mengandung muatan sebesar Q yang terdistribusi
secara merata di seluruh bagian bola. Radius bola adalah R . Hitung besarnya potensial
listrik di seluruh ruang akibat bola bermuatan ini.

118
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

7.

Dipole listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas pasangan partikel bermuatan, namun
jenis muatan berbeda pada tiap partikel.Misalkan terdapat dipole pada pusat koordinat,

partikel bermuatan Q berada pada posisi j sedangkan partikel bermuatan Q berada


d ˆ
2
pada posisi 
d ˆ
j dari pusat koordinat. Hitung vektor medan listrik dan potensial listrik
2
pada suatu titik P yang berada pada posisi r dari pusat koordinat yang memenuhi r  d

8. Kapasitansi didefinisikan sebagai besarnya muatan maksimum yang dapat tersimpan pada
suatu kapasitor dibagi dengan beda potensial antara kedua plat saat itu. Misalkan terdapat
dua pelat sejajar yang luasnya Q dan jarak pisahnya Q , buktikan bahwa kapasitansi sistem
plat sejajar ini adalah sebanding dengan luas plat dan berbanding terbalik dengan jarak
antara kedua plat.

9.
Kawat konduktor memiliki panjang L dan radius r . Kawat ini dibungkus dengan silinder
konduktor tipis berjari-jari R . Ruang antara kawat dengan silinder pembungkus diisi dengan
suatu bahan dielektrik yang memiliki konstanta dielektrik k . Jika jarak antara kawat dengan
bungkus konduktor sangat kecil dibandingkan panjang kawat, hitung besarnya kapasitansi
sistem kapasitor silinder ini.

10. Sebuah kapasitor plat sejajar memiliki kapasitansi C . Kemudian,  bagian dari kapasitor
tersebut dicelupkan ke dalam air. Hitung besarnya perubahan kapasitansi yang terjadi pada
kapasitor jika konstanta dielektrik air adalah  r .

119
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

11. Buktikan bahwa kawat yang sangat panjang yang dialiri arus listrik sebesar I akan
0 I
2 r
menghasilkan medan magnet sebesar

12. Sebuah elektron memiliki muatan  q dan massa m . Awalnya elektron bergerak dengan
kecepatan viˆ tepat di sumbu x suatu sistem koordinat kartesian. Kemudian elektron
melalui celah plat sejajar yang diberi beda tegangan V . Jika masing-masing plat panjangnya
L , jarak antara kedua pelat adalah d , dan elektron memasuki celah tepat di tengah-tengah
celah:
a. Hitung sudut simpangan lintasan elektron.
b. Sudut simpangan ini dapat diubah-ubah dengan cara mengubah-ubah nilai beda
tegangan kedua plat sejajar. Tentukan beda tegangan maksimum yang diperbolehkan
agar elektron dapat melewati plat sejajar.

13.
Railgun adalah alat yang dapat melontarkan benda dengan memanfaatkan prinsip gaya
magnet. Dua buah rel logam sejajar diberi beda potensial sebesar V . Kemudian sebatang
konduktor dengan resistansi R dipasang melintang di atas kedua rel tadi. Selanjutnya
medan magnetik B diarahkan secara tegak lurus permukaan bidang rel. Misalkan panjang
rel adalah L , panjang konduktor adalah l dan massanya m , hitung kecepatan yang akan
dicapai batang konduktor ketika meninggalkan rel. Asumsikan rel licin.

14.

Sebuah partikel bermuatan positif q dan massa m bergerak dengan laju v menuju suatu
daerah yang dipengaruhi medan magnet konstan B . Arah kecepatan partikel membentuk
sudut  dengan sumbu vertikal seperti ditunjukkan pada gambar.Hitung berapa jarak
penetrasi maksimum d yang mampu dicapai partikel.

120
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

15.
Cyclotron adalah alat yang pemercepat partikel bermuatan yang tersusun atas dua buah
ruang berbentuk setengah lingkaran yang dipisahkan dengan jarak tertentu. Di dalam ruang
setengah lingkaran diberi medan magnetik konstan B, sedangkan pada celah antara kedua
ruang diberi medan listrik. Misalkan suatu partikel bermassa m bermuatan q mula-mula
diam tepat di kotak hitam seperti ditunjukkan pada gambar. Kemudian pada celah diberi
beda potensial konstan V yang polaritasnya berubah-ubah tergantung pada posisi partikel
yang dipercepat. Beda potensial hanya akan diberikan jika partikel tepat akan keluar dari
salah satu ruangan dan akan dihilangkan jika partikel telah memasuki ruang yang lain.
Partikel dikondisikan agar dapat keluar pada saluran yang jaraknya R dari bagian tengah
ruang kiri. Lebar celah adalah d .
a. Hitung berapa laju vout partikel yang keluar dari cyclotron.
b. Misalkan diinginkan laju partikel menjadi  vout ketika keluar dari cyclotron, hitung
besarnya beda tegangan yang harus diberikan pada celah cyclotron.

121
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Jawab:

1. Karena partikel A dan partikel B memiliki muatan yang berlawanan jenis, maka partikel C
tidak akan mungkin berada di antara partikel A dan partikel B. alasannya adalah partikel C
akan selalu bergerak menuju salah satu partikel A atau C tidak peduli apapun jenis
muatannya. Jadi posisi yang mungkin bagi partikel C adalah di sisi luar partikel A atau
partikel B.

Kasus 1: Q  q
Pada kasus ini, gaya elektrostatik yang dialami partikel C akibat partikel A akan lebih besar
dibandingkan dengan yang diakibatkan partikel B pada jarak yang sama. Dengan demikian
agar partikel C bisa setimbang, maka posisi pertikel C harus lebih dekat dengan partikel B
ketimbang partikel A.

Sistem partikel dalam keadaan setimbang, dengan demikian resultan gaya yang bekerja pada
keseluruhan partikel adalah nol.

Tinjau partikel C.

FCA  k , FCB  k
d  a
qqC QqC
2
a2

FCA  FCB  
d  a
q Q
2
a2

 q 
1

1   a  d   1
d q
a Q  Q 

Kasus 2: Q  q

Pada kasus ini, gaya elektrostatik yang dialami partikel C akibat partikel B akan lebih besar
dibandingkan dengan yang diakibatkan partikel A pada jarak yang sama. Dengan demikian
agar partikel C bisa setimbang, maka posisi pertikel C harus lebih dekat dengan partikel A
ketimbang partikel B.

122
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

a
Tinjau partikel C.

FCA  k , FCB  k
a  d 
qqC QqC
2 2
a

FCA  FCB  
a  d 
q Q
2 2
a

 Q 
1

1   a  d   1
d Q
a q  q 

2. Pada soal ini terdapat tiga daerah yang memiliki medan listrik berbeda. Daerah tersebut
adalah daerah rongga, daerah bola isolator, dan daerah di luar bola isolator.

Daerah Dalam Rongga

Buat suatu permukaan Gauss berbentuk bola yang radiusnya   r .

 E.da 
  qenc
0

123
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Pada kasus ini, besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss adalah q yang
merupakan muatan negatif, kemudian luas permukaan Gauss adalah 4 2 . Arah komponen
arah medan listrik sama dengan komponen arah permukaan Gauss, dengan demikian hasil
perkalian kedua vektor arah tersebut adalah 1. Dengan demikian dapat dibuat persamaan
berikut.

4 2 E  E
q q
0 4 0  2

Di Dalam Bahan Isolator

Buat suatu permukaan Gauss berbentuk bola dengan radius  yang besarnya antara r dan
R.

 .da 
  qenc
0
E

Pada kasus ini, besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss adalah q yang
merupakan muatan negatif, dan sebagian dari muatan Q yang terdapat pada bahan isolator
yang terlingkupi permukaan Gauss.

qenc   q 
Venc
Q
V
Dengan Venc menyatakan volume isolator yang terlingkupi permukaan Gauss, dan q adalah
volume total isolator.

 
Venc    3  r 3 , V   R 3  r 3
4
3
4
3
 
Dengan demikian dapat ditulis sebagai berikut.

124
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 3  r3
qenc  Qq
R3  r 3
1   3  r3  1  3  r3 
4 2 E   3 3 Q  q   E  2 
Q q
0  R  r  4 0   R  r
3 3

Di Luar Bola Isolator

Buat suatu permukaan Gauss berbentuk bola yang radiusnya   R .

Pada kasus ini, muatan total yang terlingkupi oleh permukaan Gauss adalah Q  q . Dengan
demikian besar medan listrik di daerah ini adalah

Qq Qq
4 2 E  E
0 4 0  2

3. Karena kawat sangat panjang, maka medan listrik akan memiliki simetri silinder (bandingkan
dengan kawat yang pendek, medan listrik yang dihasilkan akan berbentuk seperti kapsul).
Dengan demikian analisa medan listrik yang dihasilkan kawat yang sangat panjang ini dapat
dilakukan dengan memanfaatkan hukum Gauss.

125
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Buat permukaan Gauss berbentuk silinder dengan radius r dan panjang L . Total muatan
yang terlingkupi permukaan Gauss ini adalah

qenc   L

Dari permukaan Gauss berbentuk silinder ini, bagian yang ditembus oleh medan listrik dari
kawat hanyalah bagian selimut tabung, sedangkan bagian tutup adan alas tabung tidak
ditembus medan listrik sama sekali. Dengan demikian dapat ditulis sebagai berikut:

L
 E.da   2 rLE 
  qenc
0 0

E
2 0 r

4. Karena permukaan sangat luas, maka medan listrik yang dihasilkan permukaan tersebut
dapat dianggap sejajar satu sama lain dan arahnya tegak lurus permukaan bidang.

Buat permukaan Gauss berbentuk silinder yang radiusnya r dan tingginya 2t , sedemikian
sehingga permukaan Gauss ini menembus bidang secara simetris. Total muatan yang
dilingkupi permukaan Gauss ini adalah:

qenc  2 r 2

Pada kasus ini, permukaan Gauss yang ditembus oleh medan listrik hanyalah bagian alas dan
tutup silinder, sedangkan bagian selimut silinder tidak tertembus sama sekali. Dengan
demikian dapat ditulis sebagai berikut.

 r 2
 E.da   2 r E 
  qenc
0 0
2


E
2 0

126
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Ternyata diperoleh medan listrik yang dihasilkan bidang tak hingga ini selalu konstan di
seluruh ruang.

5. Jika jarak antar pelat jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensi pelat, maka arah medan
listrik di dalam celah antara kedua pelat dapat dianggap sejajar satu sama lain. Dengan
demikian sistem dua pelat ini dapat dianggap sebagai dua buah bidang tak hingga yang
masing-masing bidang mengandung muatan sama besar namun berlawanan jenis.

Pada soal sebelumnya, diperoleh besarnya medan listrik yang dihasilkan bidang tak hingga

2 0
adalah sama di seluruh ruang sebesar . Pada kasus pelat sejajar ini, besarnya rapat

muatan per satuan luas adalah:


Q
A

Dengan demikian besarnya medan listrik yang dihasilkan masing-masing pelat adalah:

E pelat 
Q
2 0 A

Kemudian, perhatikan bahwa kedua pelat mengandung muatan yang berlainan jenis. Karena
besar medan listrik sama di semua ruang, maka medan listrik di sisi luar pelat besarnya nol
(kedua medan listrik berlawanan arah sehingga saling meniadakan), sedangkan di dalam
pelat besarnya adalah 2 E pelat (kedua medan listrik searah sehingga saling menjumlahkan).

127
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dengan demikian besarnya medan listrik di antara kedua pelat adalah:

E  2 E pelat 
Q
0 A

6. Untuk menghitung potensial listrik, prosesnya dimulai dengan menghitung potensial listrik di
luar bola, baru kemudian menghitung potensial listrik di dalam bola.

Daerah r  R

Vr  R   Er  R .dr

 
r


Dengan menggunakan hukum Gauss, dapat diperoleh Er  R .

Er  R  k 2 r
 Q
r

Dengan demikian potensial listrik di daerah r  R adalah:

128
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Vr  R   k

dr   k
Q Q
2
r
r r

Daerah r  R

Dengan menggunakan persamaan yang telah diperoleh di atas dapat diperoleh potensial
listrik di permukaan bola isolator.

Vr  R  k  k
Q Q
r rR R

Daerah r  R

Pada daerah ini, potensial listrik yang dijadikan acuan bukanlah potensial listrik di titik tak
hingga, melainkan potensial listrik di permukaan bola. Ini dikarenakan sifat potensial listrik
yang selalu kontinu (nilainya tidak pernah melompat, jika dibuat kurva akan menghasilkan
kurva yang selalu tersambung).

Dengan menggunakan hukum Gauss medan listrik di daerah ini dapat dihitung.

Er  R  k 3 rrˆ
 Q
R

Beda potensial daerah ini dengan permukaan bola adalah:

Vr  R  Vr  R   k rdr  k R2  r 2 
R
Q Q
2 2
r
R 2R

Dengan demikian potensial listrik di dalam bola isolator adalah:

Vr  R  Vr  R  k
Q
2R 3  
R2  r 2  
3kQ kQ 2
2R 2R3
r

129
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

7. Medan listrik akibat dipol listrik sama dengan penjumlahan medan listrik masing-masing
muatan.

Q   1  
E1  k  3  r cos  iˆ   r sin   d  ˆj 

r1   2  
Q   1  
E2  k  3  r cos  iˆ   r sin   d  ˆj 

r2   2  

r1  r 2  d 2  rd sin 
2 1
4
r2  r 2  d 2  rd sin 
2 1
4

Karena d  r maka dapat dibuat approksimasi berikut.

r1  r 2  d 2  rd sin   r 2  rd sin 
1
4

r2  r 2  d 2  rd sin   r 2  rd sin 
1
4

Selanjutnya dapat dilakukan approksimasi lanjutan memanfaatkan approksimasi berikut.

n  1  1  a   1  na
n

Dengan demikian:

130
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

r1  r 1  sin   r  d sin 
d 1
r 2

r2  r 1  sin   r  d sin 
d 1
r 2

Karena itu resultan medan listrik kedua muatan dapat dinyatakan sebagai berikut.

Er  Erx iˆ  Ery ˆj  E1  E2
  

1 1 
Erx  kQr cos   3  3  iˆ

 r1 r2 
 3 
  r  d sin     r  d sin   
3
1 1
Erx  kQr cos        iˆ
 2 2
3 
    
   r  d sin   r  d sin    
    
1 1
 2  2
 3  3d  3  3d 
 r 1  2r sin    r 1  2r sin   
Erx  kQ cos        iˆ

 
 
5
r
 
Erx  3 sin  cos  iˆ
 3kQd
r
 1 
 r sin   2 d r sin   2 d 
1
Ery  kQ    ˆj

 
3 3
r r
 
1 2

 1    1  
3 
  r sin   d  r  d sin     r sin   d   r  d sin   
3
1 1
Ery  kQ     ˆj
 2  2   2  2

    
  r  2 d sin   r  2 d sin   
3

 
1 1
      
 1    1  
  r sin   2 d   r  2 d sin     r sin   2 d  r  2 d sin   
3 3
 kQ         ˆj

 
Ery
 
4
r
 


  3 1  3sin 2  ˆj 
 kQd
Ery
r

Jadi medan listrik akibat dipol adalah:


Er  3 sin  cos  iˆ  3 1  3sin 2  ˆj 
 3kQd kQd
r r

131
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Potensial listrik dipol:

V   Er .dr

 

dr  dr cos  iˆ  dr sin  ˆj
r

Dengan demikian potensial listrik dipol adalah:

  
V    3 sin  cos  iˆ  3 1  3sin 2  ˆj . dr cos  iˆ  dr sin  ˆj
 3kQd 


kQd
r  
r r

V    3 sin  dr
 2kQd 

r  
r

V  2 sin 
kQd
r

8. Pada soal nomor 5 telah dilakukan proses untuk memperoleh besarnya medan listrik antara
dua pelat sejajar yang diberi muatan Q .

E
Q
0 A

Beda potensial antara kedua pelat ini dapat dihitung.


xd
V  dx 
Q Qd
x
0 A 0 A

Misalkan kapasitansi dilambangkan dengan C , maka berdasarkan definisi dapat ditulis:

0 A
C  
Q Q
V Qd
0 A
d

132
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Dari persamaan di atas, terbukti bahwa kapasitansi kapasitor pelat sejajar sebanding dengan
luas pelat dan berbanding terbalik dengan jarak antar pelat.

9. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung medan listrik di ruang antara
kawat dan bungkus konduktor. Karena kawat sangat panjang, maka untuk menghitung
medan listrik ini dapat menggunakan hukum Gauss.

 E.da  k
  qenc
0

Perhatikan bahwa dalam kasus ini, daerah yang dihitung medan listriknya  r    R  berisi
bahan dielektrik sehingga pada persamaan di atas permitivitas mutlak harus dikalikan
dengan konstanta dielektrik bahan. Misalkan kawat menyimpan muatan total per satuan
panjang sebesar  dan bungkus konduktor menyimpan muatan sebesar  , maka medan
listrik di daerah tersebut adalah (cara pengerjaan seperti soal nomor 3):

L 
2 LE  E
k 0 2 k  0 

Beda potensial antara kawat dengan bungkus konduktor adalah:

 R d
V   E.d  
2 k 0 r 
 
R

 R
r

V  ln  
2 k 0  r 

Kapasitansi sistem kapasitor silinder ini adalah:

L
C 
Q
V V
2 k 0 L
C
R
ln  
r

10. Kapasitansi kapasitor yang tercelup sebagian ini sama dengan penjumlahan kapasitansi 
bagian kapasitor yang tercelup air dengan kapasitansi 1   bagian kapasitor yagn tidak
tercelup air.

Misalkan kapasitansi bagian kapasitor yang tercelup adalah C1 bagian yang tidak tercelup
adalah C2 , dan kapasitansi total kapasitor setelah tercelup adalah C ' :

133
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

C '  C1  C2

 0 r A
C1 

 0 1    A
d

C2 

   1  1     r  1  1 C
d
0 A
C' r
d

Dengan demikian perubahan kapasitansi yang terjadi pada kapasitor adalah:

C     r  1  1 C  C    r  1 C

11. Untuk menghitung medan magnetik yang dihasilkan kawat yang sangat panjang, dapat
digunakan hukum Ampere.

Buat loop Ampere berbentuk lingkaran dengan radius r yang lebih besar dari radius kawat.
Total arus listrik yang dilingkupi loop Ampere ini adalah I .

 .dl  0 Ienc
 
B
0 I
2 rB  0 I  B 
2 r

134
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

12. Kedua pelat memiliki beda potensial V , berarti medan listrik di dalam celah adalah:

E
V
d

a.

Medan listrik yang dihasilkan pelat ini akan memberikan percepatan pada elektron ke arah
ĵ .


a 
 F qV ˆ
j
m md

Waktu yang diperlukan elektron untuk melewati celah adalah:

t
L
v

Selama selang waktu ini, elektron akan memperoleh kecepatan vertikal sebesar:

v y  at 
qVL
mvd

Perbandingan antara v y dengan v sama dengan tangen sudut simpangan lintasan elektron.

 qVL 
tan       tan 1  2 
vy qVL
 mv d 
2
v mv d

b. Simpangan mencapai maksimum jika elektron berhasil menempuh jarak vertikal sejauh
d
dalam selang waktu t .
2

135
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

t2  
d md 2
a qV
L
   V 
2
md 2 mv 2 d 2
v qV qL2

13. Besarnya arus listrik yang mengalir pada batang konduktor adalah:

I
V
R

Gaya listrik yang dialami batang konduktor:

F  ILB 
VLB
R

Gaya listrik ini akan memberikan percepatan pada batang konduktor.

a 
F VLB
m mR

136
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Kecepatan batang konduktor ketika meninggalkan rel dapat dihitung dengan persamaan
berikut.

v 2  v0 2  2aL

v0  0  v 
2VL2 B
mR

14. Sebelum memasuki daerah yang terpengaruh medan magnet, partikel akan bergerak lurus.
Ketika berada dalam daerah yang terpengaruh medan magnet, partikel akan bergerak
melingkar, dan akan kembali bergerak lurus ketika partikel telah keluar dari daerah tersebut.

Tinjau ketika partikel berada dalam daerah yang dipengaruhi medan magnet konstan. Besar
gaya magnet yang dirasakan partikel adalah:

F  Bqv

Gaya magnet ini bertindak sebagai gaya sentripetal yang menyebabkan partikel mengalami
perubahan arah. Dengan demikian dapat ditulis:

Bqv  R
mv 2 mv
R Bq

Kemudian dari geometri yang ditunjukkan pada gambar dapat dibuktikan bahwa:

Rd
sin  

d  R 1  sin  
R

Dengan d merupakan jarak penetrasi partikel. Dengan mengganti R dengan hasil


perhitungan sebelumnya diperoleh:

137
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

d 1  sin  
mv
Bq

15. Perhatikan bahwa partikel bermuatan hanya akan mengalami penambahan kelajuan hanya
ketika melewati celah, sedangkan ketika berada dalam ruang setengah lingkaran partikel
tidak mengalami penambahan kelajuan, melainkan hanya mengalami perubahan arah
kecepatan saja.

a. Jarak celah adalah d , dengan demikian panjang total lintasan lurus yang ditempuh
elektron sebelum meninggalkan cyclotron adalah:

L  nd

Dengan n menyatakan berapa kali partikel bermuatan tersebut memasuki celah.

Gaya listrik yang dialami partikel:

F  qE  ma

a 
qE qV
m md

Agar partikel dapat keluar dari cyclotron, maka kondisi yang harus dipenuhi adalah partikel
harus memiliki kelajuan yang dapat menyebabkan partikel tersebut bergerak melingkar
dengan radius R di dalam ruang setangah lingkaran.

 Bqv  v 
mv 2 BqR
R m

Ketika akan keluar dari cyclotron, partikel masih akan mengalami satu kali percepatan lagi.
Dengan demikian kelajuan partikel ketika meninggalkan cyclotron adalah:
vout 2  v 2  2ad
 BqR  2qV
  
2

 m 
2
vout
m

 BqR  2qV
   
2

 m 
vout
m

b. Jika diinginkan laju partikel menjadi  vout , maka tegangan yang harus diberikan adalah:

138
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

 BqR 
 2vout 2    
2
2qV '
 m  m
m  2   BqR  2qV   BqR  2 
V'          
2

2q    m  m   m  

V'
m 2

  1 
 BqR  2qV 
  
2

2q   m  m 

Akan tetapi, jika variabel control yang digunakan hanyalah tegangan celah, maka
kelajuan yang mungkin dimiliki oleh partikel yang keluar dari cyclotron akan
terkuantisasi. Efek kuantisasi ini dapat diminimalisir dengan cara menjadikan medan
magnet dalam ruangan setengah lingkaran sebagai variabel control juga.

139
Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional Fisika SMA

Daftar Pustaka:

1. Halliday & Resnick.2011. Fundamentals of Physics 9th Edition. United States of America: John
Wiley & Sons, Inc.
2. Morin, David. 2004. Introductory Classical Mechanics, with Problems and Solutions. :
Cambridge University Press.
3. Arya, Atam P.. 1997. Introduction to Classical Mechanics 2nd Edition. : Benyamin Cummings.
4. Griffiths, David J.. 1999. Introduction to Electrodynamics 3rd Edition. New Jersey: Prentice
Hall.
5. Giancoli, Douglas C.. 2005. Physics Principles and Applications 6th Edition. New Jersey:
Prentice Hall.
6. Surya, Yohanes. 2003. Soal-Soal Mekanika 1 dan Penyelesaiannya. Jakarta: PT Bina Sumber
Daya MIPA.
7. http://www.tofi.or.id

140

Anda mungkin juga menyukai