BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Visi Indonesia Sehat tahun 2025 adalah tercapainya hak hidup sehat
bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat
menjamin hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku masyarakat yang
proaktif memelihara kesehatannya serta mampu akses dalam pelayanan
kesehatan yang bermutu sesuai yang tertera dalam kebijakan pembangunan
jangka panjang bidang kesehatan tahun 2005-2025.
Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan Kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Visi misi Kabupaten Bogor menuangkan prioritas pembangunan yaitu
peningkatan pelayanan publik dalam mengembangkan daya saing daerah
menuju Kabupaten Termaju di Indonesia. Salah satu pencirinya adalah
Peningkatan Mutu Dan Aksesibilitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas adalah pelayanan
yang sesuai dengan peraturan dan perundangan dan pada sisi lain mampu
memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Beberapa dimensi
pelayanan yang berkualitas adalah berkaitan dengan persyaratan bangunan,
sarana dan prasarana, administrasi dan manajeman, pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan perseorangan. Pada pelaksanaan harus tetap
memperhatikan hak dan kewajiban pasien dan sasaran serta senantiasa
menjaga keselamatan pasien. Seluruh upaya tersebut diperlakukan
panduan dalam penyelenggaraannya yang menjadi pedoman.
Dalam rangka visi Puskesmas Pasirangin yaitu Mewujudkan
masyarakat Kecamatan Cileungsi yang mandiri untuk hidup sehat, dengan
meletakkan misi meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata , bermutu
dan terjangkau, mewujudkan pembangunan .
Pedoman Mutu layanan Puskesmas Pasirangin yang saat ini menjadi
acuan kualitas pelayanan dirasa masih banyak memerlukan perbaikan dan
2 Pedoman Mutu Pasirangin
1. Desa Pasirangin,
2. Desa Cipenjo
3. Desa Mekarsari
Sebelah Utara :
Sebelah Timur :
Sebelah Selatan :
Sebelah Barat :
1 Pasirangin
2 Cipenjo
3 Mekarsari
Jumlah
STATUS
JENIS TENAGA JUMLAH KEPEGAWAIAN
Perawat 5 PNS
5 PNS, 2 PTT
Bidan Puskesmas 4
Promkes 1 PNS
Jumlah 25
Visi Puskesmas
1 Ambulans
d. Motto Puskesmas
8 Pedoman Mutu Pasirangin
B. Kebijakan Puskesmas
1. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas Pasirangin
berkomitmen untuk meberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan. Kami
berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta.
2. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada pada
pedoman ini.
C. Pelayanan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 menegaskan adanya dua
fungsi Puskesmas sebagai berikut,
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama, yakni kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
9 Pedoman Mutu Pasirangin
Fungsi UKM dan UKP harus seimbang, agar upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dapat tercapai. Penguatan UKM di Puskesmas mutlak
diperlukan, yang mencakup dua macam UKM, yaitu UKM esensial dan UKM
pengembangan.
a. Ruang Lingkup
Lingkup Pedoman Mutu ini disusun berdasarkan Standar Akreditasi
Puskesmas yang meliputi : persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, maanjemen sumber daya, proses pelayanan
yang terdiri dari penyelenggaran Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi
: Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Non Esensial, serta Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP memperhatikan sasaran
keselamatan pasien serta dengan menerapkan manajemen resiko.
b. Tujuan
11 Pedoman Mutu Pasirangin
9. Efektivitas : suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang
hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan, disertai tujuan
yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.
10. Efisiensi : suatu proses internal atau sumber daya yang diperlukan oleh
organisasi untuk menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu efisiensi
dapat diukur sebagai ratio output terhadap input.
11. Proses : adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahliaan atau sumber
daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin
dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau
lebih objek di bawah pengaruhnya.
12. Sasaran mutu : sesuatu yang dicari atau dituju, berkaitan dengan mutu.
13. Perencanaan mutu : penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan
untuk kualitas serta penerapan manajemen sistem kualitas.
14. Kebijakan mutu : suatu maksud atau arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi tentang mutu.
15. Sarana : segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan.
16. Prasarana : segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
17. Ruang Lingkup: Pedoman ini disusun berdasarkan standar akreditasi
Puskesmas yang meliputi pedoman dalam upaya peningkatan mutu dan
kinerja pelayanan UKM, UKP, dan Administrasi manajemen, dan
Keselamatan Pasien.
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
13 Pedoman Mutu Pasirangin
a. SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan
ke tim mutu
b. Fungsi tim mutu Puskesmas di dalam penyusunan dokumen adalah:
1. Memberikan tanggapan, mengkoreksi, dan memperbaiki
dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik
dari segi bahasa maupun penulisan
2. Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi
duplikasi atau tumpang tindih dokumen antar unit
3. Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala Puskesmas Pasirangin
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu
dilakukan sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit
maka untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi, dan Penarikan Dokumen
Kepala Puskesmas menunjuk salah satu anggota Tim Mutu sebagai
Manajemen Representatif sebagai Petugas Pengendali Dokumen
Petugas tersebut bertanggung jawab atas:
a. Penomoran Dokumen
1. Tata cara penomoran dokumen
Penomoran diatur pada kebijakan pengendalian dokumen,
dengan ketentuan:
a. Semua dokumen harus diberi nomor,
b. Puskesmas membuat kebijakan tentang pemberian nomor
sesuai dengan tata naskah yang dijadikan pedoman
c. Pemberian nomor mengikuti pedoman tata naskah
Puskesmas
d. Pemberian nomor dilakukan secara terpusat
b. Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal dan Dokumen Internal
c. Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
d. Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel tidak
terkendali
15 Pedoman Mutu Pasirangin
1. Kebijakan
2. Pedoman/Manual
3. Standar Operasional Prosedur
4. Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
Pengendalian dokumen di Puskesmas Pasirangin antara lain :
1. Seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk dilakukannya verifikasi mutu
terhadap kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan harus dikendalikan
dan diperlakukan sebagai bukti bahwa sistem manajemen mutu telah
dilakukan efektif dan efisien
2. Dokumen-dokumen seperti Pedoman, Prosedur, dan Dokumen Eksternal
tertentu yang dibutuhkan Puskesmas Pasirangin harus dikendalikan
dengan menggunakan
a. Cap dengan tulisan “TERKENDALI” berwarna merah untuk dokumen
copy/ salinan resmi yang dikendalikan
b. Cap dengan tulisan “TIDAK TERKENDALI” berwarna merah untuk
dokumen yang tidak dikendalikan.
c. Cap “KADALUWARSA” dengan tulisan berwarna merah untuk
dokumen Asli yang sudah tidak berlaku lagi (kadaluwarsa).
17 Pedoman Mutu Pasirangin
a. Pedoman/Kebijakan
b. Prosedur
1. Dokumen Internal yang dikendalikan dengan tidak menggunakan tanggal
berlaku adalah formulir, dikendalikan dengan menggunakan judul.
2. Management Representatif harus memeriksa Pedoman Mutu, Prosedur
Mutu, dan Instruksi Kerja untuk memastikan bahwa keseluruhannya masih
berlaku.
3. Setiap perubahan atau penambahan terhadap dokumen merupakan
tanggung jawab Managemen Representatif.
4. Formulir yang digunakan dicatat dalam Daftar Induk Formulir dan
ditandatangani oleh Management Representatif, Management
Representatif menyimpan formulir Asli untuk menunjukkan bahwa formulir
tersebutlah yang berlaku dan digunakan di unit kerja terkait.
5. Dokumen mutu Asli yang tidak berlaku lagi (kadaluwarsa) disimpan oleh
Management Representatif, sedangkan semua salinannya dimusnahkan
untuk menghindari penggunaan yang tidak sesuai.
Jenis Diperiksa
Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Dokumen Oleh
Perubahan Dokumen
1. Usulan perubahan dokumen yang terjadi dapat berasal dari hasil audit
internal maupun eksternal, tinjauan manajemen, keluhan pelanggan,
maupun inisiatif dari personel internal. Setiap usulan perubahan tersebut
dituangkan dalam Formulir Permintaan Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan.
2. Setiap perubahan terhadap dokumen harus dicatat dalam Catatan
Perubahan yang menjelaskan perubahan-perubahan yang dilakukan
terhadap dokumen revisi sebelumnya (misalnya, untuk dokumen dengan
revisi 01 maka riwayat perubahan tersebut menjelaskan perubahan yang
terjadi antara revisi 00 dengan revi 01, demikian juga untuk revisi 02
dengan 01 dan seterusnya).
3. Dokumen mutu yang telah direvisi harus ditarik dari peredaran dan
dimusnahkan, sedangkan dokumen Asli revisi lamanya tetap disimpan
oleh Management Representatif dan diberi cap “KADALUWARSA”.
Kemudian, Management Representatif mendistribusikan kembali
dokumen tersebut dengan revisi baru.
4. Pejabat yang mempersiapkan dan menyetujui dokumen revisi adalah
sama dengan dokumen sebelumnya. Persetujuan oleh pejabat lain hanya
dimungkinkan atas dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu.
IdentifikasiDokumen
1. Kode dari masing-masing jenis dokumen adalah sebagai berikut:
a. PD : Pedoman
b. SK : Surat Keputusan
c. SOP : Standar Operasional Prosedur
1. Identifikasi
Setiap rekaman harus dapat dengan mudah diidentifikasi dan dapat
dengan mudah mengetahui tujuan penggunaan rekaman tersebut.
2. Penyimpanan
20 Pedoman Mutu Pasirangin
Rekaman harus disimpan dalam keadaan baik dan aman baik berupa
rekaman tertulis diatas kertas maupun dalam media elektronik
3. Keamanan
Bila rekaman dalam bentuk hard copy, dokumen disimpan dalam lemari
yang terkunci. Untuk data elektronik, terdapat upaya yang sesuai untuk
menjamin data tidak hilang.
4. Mudah Diperoleh
Setiap rekaman harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat diambil
kapan saja dibutuhkan dengan cepat dan mudah.
5. Masa Simpan
Setiap rekaman ditentukan masa simpannya yaitu sesuai kebutuhan
rekaman tersebut.
6. Pemusnahan
Untuk menjamin rekaman yang sudah lewat masa simpannya dapat
dimusnahkan dengan aman, maka rekaman mutu dimusnahkan di
bawah pengawasan Tim Mutu.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
K Komitmen
Etika
E
22 Pedoman Mutu Pasirangin
Ramah
R
Jujur
J
Aman
A
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring
dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit
pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak
lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan
indikator klinis.
f. Melakukan pengamatan terhadap kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan risiko keselamatan pasien (KPC, KNC, KTD, KTC) dan sigap
mengambil tindakan.
g. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
h. Berperan aktif dalam peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien di puskesmas melalui pencapaian layanan mutu klinis dan
sasaran keselamatan pasien.
i. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
j. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan
pasien.
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat, dan staf.
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
e. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
f. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
g. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
h. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
18. Seluruh kegiatan mutu/kinerja puskesmas dan keselamatan pasien harus
didokumentasikan.
19. Hasil-hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus disosialisasikan
kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan
20. Penanggung jawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap
tribulan.
21. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka
area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan
mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien adalah:
a. Penamahan ruang tunggu antrian pendaftaran
b. Pemisahan pendaftaran TB
c. Pembuatan tempat pengambilan dahak
d. Labolatorium untuk pemeriksaan BTA.
e. Pembuatan ruangan tempat berdahak.
f. Ruangan strerilisasi alat.
3.8 Pengorganisasian
1. Struktur Manajemen Tim Manajemen Mutu, Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien dan Audit Internal Puskesmas Pasirangin
Ka.PKM Pasirangin
dr.Liska Sari
I. Tanggung Jawab
A. Kepala Puskesmas.
Bertanggung jawab terhadap jalannya manajemen mutu, audit internal
dan keselamatan pasien di Puskesmas Pasirangin.
B. Ketua Tim Manajemen Mutu.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem manajemen mutu di
Puskesmas Pasirangin.
27 Pedoman Mutu Pasirangin
Sekretaris Tim
Tugas :
1. Membantu Ketua Tim Manjemen Mutu untuk membuat, mengelola dan
mendistribusikan dokumen mutu.
2. Membantu Ketua Tim Manajemen Mutu untuk membuat perencanaan
implementasi Sistem Manajemen Mutu.
3. Menyiapkan rapat/pertemuan/kegiatan sehubungan dengan
implementasi meliputi ruangan, media komunikasi dan materi
4. Bersama unit kerja merekap, menganalisa dan mendokumentasikan
laporan pencapaian indikator mutu, pengendalian ketidak sesuaian
layanan dan monitoring proses peningkatan mutu layanan
5. Mendokumentasikan kelengkapan hasil kegiatan penerapan sistem
manajemen mutu : notulen rapat periodik, pertemuan
evaluasi/monitoring penerapan sistem manajemen mutu dan lain – lain.
29 Pedoman Mutu Pasirangin
Tugas:
1. Melakukan kordinasi dan penyusunan pedoman, prosedur,
rencana, jadwal audit internal di Puskesmas Pasirangin.
2. Merencanakan pelaksanaan audit internal.
3. Membuat instrumen audit internal.
4. Melaksanakan audit internal.
5. Melakukan analisa hasil audit internal.
6. Melaporkan hasil audit internal kepada ketua Tim Manajemen Mutu.
7. Membuat rencana tindak lanjut dan evaluasi bersama Tim
Manajemen Mutu.
Anggota
Tugas :
32 Pedoman Mutu Pasirangin
1 2 3
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
I. UPAYA KESEHATAN WAJIB
A. UPAYA PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN DALAM GEDUNG-UKS
1 Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) …..
KESEHATAN IBU
KESEHATAN ANAK
KELUARGA BERENCANA
1 Cakupan BCG
2 Cakupan DPTHB 1
3 Cakupan DPTHB 3
35 Pedoman Mutu Pasirangin
4 Cakupan Polio 4
5 Cakupan Campak
6 Cakupan BIAS DT
7 Cakupan BIAS TT
UPAYA PENGOBATAN
KESEHATAN PENDENGARAN
6 Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus Gangguan
Pendengaran di SD/MI
7 Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang
ditangani
G. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Kepuasan pelanggan
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan
Kepuasan peanggan
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
4.1 Umum
Rapat Tinjauan Manajemen dilakukan dua kali dalam setahun yaitu di Bulan
Juli dan Desember
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
5.3 Infrastruktur
Manajemen infrastruktur yang dilaksanakan meliputi manajemen
prasarana yang ada di Puskesmas. Perencanaan dimulai dari pengajuan
Rencana Umum Kegiatan (RUK) yang berasal dari identifikasi kebutuhan
Puskesmas. Selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan berdasarkan pagu
Anggaran. Pada pelaksanaan kegiatan diajukan kepada Penyedia melalui
Pejabat Pengadaan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Proses pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
telah disusun dan sesuai dengan rincian anggaran yang telah disetujui.
Proses pelaksanaan kegiatan di monitoring secara langsung oleh bagian
rumah tangga dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. Jika ada
ketidaksesuaian maka Kepala Puskesmas dapat mengajukan koreksi
kepada Penyedia agar ditindaklanjuti hingga sesuai dengan spesifikasi yang
diajukan.
Untuk kejadian infrastruktur yang mengalami malfungsi atau kerusakan
dan tidak membutuhkan biaya yang besar untuk proses perbaikan maka
dapat langsung diakomodir melalui dana operasional Puskesmas
Untuk infrastruktur yang memerlukan biaya besar maka diajukan melalui
Musrenbang Desa, Kelurahan, dan Kecamatan untuk diakomodir.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
dan juga melalui kegiatan tatap muka serta kotak keluhan dan harapan
masyarakat. Keseluruhan data tersebut kemudian dianalisa untuk
kemudian dibuat RUK (Rencana Usulan Kegiatan) dan RPK (Rencana
Pelaksanaan Kegiatan) sesuai dengan Pagu Anggaran.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah ada kemudian dibuat
rencana kerja masing-masing pemegang program, baik Rencana Kerja
Tahunan maupun Rencana Kerja Bulanan. Pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja dan dibuat Kerangka Acuan
Kerja-nya (KAK).
Kinerja yang dicapai dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) diukur berdasarkan cakupan yang diperoleh selama
proses kegiatan yang dilaksanakan selama satu tahun berjalan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang
belum mencapai target kemudian di evaluasi dan di tindak lanjuti.
Proses monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap bulan dan dilihat
pencapaiannya setiap triwulan secara berkala yaitu pada bulan Maret, Juni,
September, dan Desember.
2. Proses Yang Berhubungan Dengan Sasaran
a. Penetapan persyaratan sasaran
Sasaran program penyelenggaraan UKM adalah masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas sesuai dengan indicator masing-masing program
UKM baik esensial maupun pengembangan
5. Peningkatan berkelanjutan
Hasil analisa permasalahan yan telah didapatkan dianalisa dan
ditindaklanjuti oleh masing-masing pokja yang terkait. Proses
57 Pedoman Mutu Pasirangin
BAB VII
7.7 METODE
61 Pedoman Mutu Pasirangin
BAB VIII
PENUTUP
8.1 PENUTUP
Demikian Pedoman Mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Pasirangin untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan Sistem Menejemen Mutu serta tugas dan tanggungjawab masing-
masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
Apabila Pedoman Mutu ini dapat lolos audit external dan mendapatkan
sertifikasi akreditasi Fasilitas kesehatan Tingkat pertama, hal tersebut bukanlah
merupakan hasil akhir dari proses implementasi Manajemen Mutu. Tetapi merupakan
awal dari penerapan Sistem Manejemen Mutu yang berkualitas secara sistematis dan
terorganisir serta untuk peningkatan pelayanan secara terus menerus.
Harapan kami semoga komitmen yang sudah terbentuk tetap terjaga dan tetap
kokoh serta dapat ditingkatkan secara berkesinambungan demi memberikan
pelayanan yang berkualitas serta memenuhi semua persyaratan dan harapan
pelanggan lebih baik.
DITETAPKAN DI : PASIRANGIN
63 Pedoman Mutu Pasirangin
dr.Liska Sari
Pembina
NIP. 196912222001122002