Anda di halaman 1dari 40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Judul

1. Nama Proyek

“Desain Interior Museum Pit Indonesia di Yogyakarta dengan konsep

Streamline”

2. Definisi Proyek

Pengertian judul ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya, adalah

sebagai berikut :

a. Desain

Desain adalah seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian

kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan

baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja,

"desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek

baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil

akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana,

proposal, atau berbentuk obyek nyata (www.wikipedia.org, 26 Oktober

2012).

b. Interior

1) Sela-sela antara dua atau empat deret tiang dibawah kolom rumah

atau bangunan dari suatu tempat yang dibatasi oleh plafon, dinding

dan lantai yang kemudian di isi dengan elemen-elemen ruang.

commit
2) Interior adalah bagian to dari
dalam usergedung atau bangunan. (Kamus

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Besar Bahasa Indonesia)

c. Museum

1) Merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran

tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum seperti

peninggalan sejarah, seni, dan ilmu, tempat menyimpan barang-

barang kuno (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2) Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,

melayani rakyat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang

memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan, untuk

tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang

pembuktian manusia dan lingkungannnya. (Silalahi, Robert P Drs,

Pedoman Museum: 5)

d. Pit

1) Pit adalah kata yang digunakan sebagai pengganti kata benda

sepeda. Kata Pit sendiri berasal dari kata dalam bahasa Belanda

yaitu Fiets yang berarti sepeda.

2) Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang,

tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan dengan

kaki untuk menjalankannya. (www.wikipedia.org)

e. Indonesia

Nama negara di kepulauan Asia Tenggara yang terletak antara

benua Asia dan benua Australia

f. Yogyakarta

Merupakan satu kota besar di Pulau Jawa yang merupakan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta dan

sekaligus tempat kedudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati

Pakualam.

Desain Interior Museum Pit Indonesia di Yogyakarta merupakan

bangunan yang ditujukan untuk memperlihatkan, melestarikan, menjaga,

merawat sepeda dari awal penemuannya hingga sepeda modern saat ini di

dunia secara umum dan di Indonesia secara khususnya yang diasumsikan

dibangun di Yogyakarta.

Sepeda memang telah masuk ke segala sisi kehidupan dari penggemar

dan pemakainya. Sehingga sejarah yang berkaitan dengan segala hal tentang

sepeda menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari sepeda itu sendiri.

Sehingga alangkah baiknya jika sepeda dan sejarahnya bisa berkembang

secara beriringan. Sehingga masyarakat baik itu penggemar sepeda maupun

masyarakat umum bisa merasakan dampak positif yang diberikan dari

perkembangan sepeda.

B. Tinjauan Umum Museum

1. Pengertian Museum

a. Museum berasal dari kata “Mouseion” yang merupakan kuil klasik

tempat pemujaan Dewi Muse dalam mitologi Yunani, yang dipercaya

sebagai lambang cabang ilmu pengetahuan dan kesenian. (Moh. Amir

Sutaarga, 1989:7)

b. Museum adalah suatu lembaga yang bersifat badan hukum yang tetap,

tidak mencari keuntungan dalam pelaksanaannya kepada masyarakat,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

tetapi untuk memajukan masyarakat lingkungannya, serta terbuka

untuk umum. Museum mengadakan kegiatan pengadaan, pengawetan,

riset, komunikasi dan pameran segala macam benda bahan pembuktian

tentang kehadiran umat manusia dan lingkungannya untuk tujuan

tertentu, pengkajian dan pendidikan maupun kesenangan. (Moh. Amir

Sutaarga, 1989 : 23)

c. Merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran

tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum seperti

peninggalan sejarah, seni dan ilmu, tempat penyimpanan barang-

barang kuno. (Kamus Bahasa Indonesia: 675)

d. Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,

melayani rakyat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang

memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan, untuk

tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang

pembuktian manusia dan lingkungannnya. (Silalahi, Robert P Drs,

Pedoman Museum: 5)

2. Sejarah dan Perkembangan Museum

Sejarah Museum diawali dengan munculnya naluri ilmiah manusia,

yaitu naluri untuk melakukan pengumpulan (collecting instinct). Sejak

85.000 tahun silam sudah merupakan tukang himpun, terbukti dari oleh

hasil penelitian para arkeolog dalam gua-gua di Eropa dimana berdiam

manusia Neanderthal dimana didalam gua ini ditemukan kepingan-

kepingan batu yang disebut juga oker, fosil aneka bentuk, serta bebatuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

lainnya.

Koleksi ini merupakan penyajian pertama yang disebut

Curiokabinet dan merupakan yang tertua dan nama ini merupakan

museum pertama dalam sejarah dunia. Pada akhir abad 18 di Eropa Barat,

banyak muncul kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Eropa

dalam bidang – bidang ilmiah, hingga banyak pula berdiri perkumpulan

atau lembaga ilmiah. Salah satunya berdiri sejenis museum yang disebut

dengan Institutional Museum.

Diawali dengan pecahnya revolusi perancis, yang kemudian

melahirkan semboyan Liberte, Egalite et Fraternite (merdeka, persamaan

dan persaudaraan), membawa perubahan pada sendi – sendi kehidupan

yang lama dengan lahirnya bibit – bibit demokrasi barat yang menjadi

sebuah tatanan kehidupan baru bagi bangsa Eropa. Perubahan tatanan

kehidupan ini menyebabkan disitanya banyak istana milik raja maupun

para bangasawan oleh negara dan semua koleksi yang awalnya hanya

diperuntukkan khusus bagi keluarga raja beserta kerabatnya dan para

bangsawan, menjadi terbuka untuk umum atau rakyat. Sebagai contoh

adalah museum Le Louvre di Paris, Perancis, yang berasal dari koleksi

Raja Frans I yang selanjutnya diperluas oleh Raja Louis XIV dari

Fotainebleau ke istana Louvre sekarang.

Sejak saat itulah kemudian museum menjadi salah satu lambang

bagi kedaulatan rakyat khususnya dibidang ilmu pengetahuan, kebudayaan

maupun seni dan tidak lagi hanya menjadi monopoli kaum bangsawan dan

kaum cendikiawan saja, tetapi telah menjadi milik umum dan seluruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

lapisan masyarakat.

Dalam perkembangan berikutnya museum lebih menonjolkan

fungsi rekreasi daripada fungsi edukatifnya. Setelah perang dunia II

banyak negara yang sadar bahwa kehidupan cultural, seperti halnya dunia

pendidikan dipandang perlu untuk dimasukkan dalam jangkauan strategis

kebudayaan dan dikelola oleh sistem adminstrasi kebudayaan.

Secara internasional perlu adanya kerjasama di bidang kebudayaan

dan tugas ini kemudian dipercayakan pada UNESCO, sebagai salah satu

badan PBB yang mengurusi masalah pendidikan, kebudayaan dan ilmu

pengetahuan.

Selanjutnya dibidang permuseuman, UNESCO membenuk suatu

lembaga yang mengurusi masalah permuseuman secara internasional,

yang disebut dengan International Council of Museum, disingkat ICOM.

Pada tahun 1981, ICOM memiliki anggota kurang lebih 7000 anggota dari

semua negara anggota PBB.

Di Indonesia sendiri mempunyai sejarah ilmu dan kesenian yang

paling tua diantara Negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini

dikaitkan dengan sejarah jaman kolonialisme dan Imperialisme.

Pada tanggal 24 April 1778, Bataviaasch Genootschap van

Kunsten en Wetenschappen, badan usaha yang bertujuan memajukan

penelitian dalam bidang seni, ilmu, khususnya bidang ilmu sejarah,

arkeologi, etnografi, dan fisika serta menerbitkan berbagai penelitian,

mendirikan suatu lembaga ilmu pengetahuan. JCM. Radermacher, sebagai

pendiri menyumbangkan sebuah rumah berikut koleksi budaya sebagai


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

cikal bakal museum di Indonesia. Dan dengan bertambahnya jumlah

koleksi, pada awal abad ke 19, Sir Thomas Stamford Raffles membangun

gedung baru di Jalan Majapahit nomor 3, yang diberi nama Literary

Society. Dan pada tahun 1862, pemerintah Hindia Belanda memutuskan

untuk membangun gedung museum baru yang dapat digunakan sebagai

kantor sekaligus untuk memamerkan koleksi. Gedung itu terletak di Jalan

Medan Merdeka Barat nomor 12, Jakarta Pusat. Diresmikan pada tahun

1868, yang kemudian dikenal dengan nama Museum Gajah, karena

terdapat patung Gajah yang terbuat dari perunggu, yang merupakan hadiah

dari raja Culalongkorn, dari Thailand. Museum ini juga disebut Museum

Arca, karena didalamnya tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang

berasal dari berbagai kurun waktu.

Pada tanggal 29 Febuari 1950. Lembaga tersebut menjadi Lembaga

Kebudayaan Indonesia, dan pada tanggal 17 September 1962 diserahkan

kepada pemerintah Indonesia dan menjadi Museum Pusat, dan pada

tanggal 28 Mei 1979 berubah nama menjadi Museum Nasional yang

merupakan museum tertua di Indonesia. Pada tahun 1662 didirikan De

Ambonsche Raritteinkamer, oleh Rumpuis, tetapi kemudian lenyap

dimakan tahun.

Pada abad 20 didirikan Museum Aceh pada masa pemerintahan

Hindia Belanda dan diresmikan ole Gubernur Sipil dan Militer Aceh

Jendral HMA Swart pad atanggal 31 Juli 1915. Museum ini dkembangkan

menjadi Museum Negri Provinsi Aceh. Tahun 1922 Von Faber, warga

Surabaya keturunan Jerman menderkan Museum Steelijk Historish


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

Museum Surabaya, yang saat ini berubah namanya menjadi Museum

Negeri Mpu Tantular.

Di Bali pada tanggal 8 September 1932 diresmikan sebuah

museum dengan nama Bali museum, yang kemudian pada tahun 1965

dierahkan kepada pemerintah, dan saat ini namanya menjadi Museum

Negeri Proinsi Bali. Di Yogyakarta sejak tahun 1924 dirintas sebuah

museum oleh Java Institut yang pada tahun 1935 diresmikan menjadi

Museum Sonobudoyo, kemudian setelah proklamasi museum ini dikelola

oleh pemerintah daerah, dan akhirnya pada tahun 1974 museum ini

diserahkan ke pemerintah pusat.

Setelah tahun 1945 Museum-Museum di Indonesia terus

bermunculan baik yang didirikan oleh pihak pemerintah maupun swasta.

Sampai saat ini telah berdiri sekitar 140 buah museum di Indonesia.

3. Fungsi, tujuan dan tugas museum

a. Fungsi Museum

Fungsi Museum dengan praktek pengelolaan museum sehari-hari,

sebagai berikut:

1) Pengumpulan dan pengamatan warisan dan budaya

2) Dokumentasi, informasi, dan penelitian alam

3) Konservasi dan preservasi

4) Penyebaran dan pemerataan ilmu pengetahuan untuk masyarakat

umum

5) Pengenalan dan penghayatan kesenian


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

6) Pengenalan kebudayaan lintas daerah dan lintas bangsa

7) Visualisasi warisan budaya alam dan budaya

8) Cerminan tumbuhnya dan berkembangnya peradaban umat

manusia

9) Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa

10) Rekreasi dan berbagai aktivitas masyarakat.

b. Tujuan Museum

Tujuan museum menurut Sampurno Kadarsan, dapat dibagi

menjadi dua tujuan, yaitu tujuan institutional dan tujuan fungsional.

1) Tujuan institutional

Memberikan pengertian kepada Bangsa Indonesia, khususnya

generasi muda tentang kebudayaan yang pernah ada, hal ini

merupakan watak dan kesadaran bangsa, bahwa kebudayaan yang

dimiliki Indonesia khususnya, sangat agung, juga sebagai

pelindung dan pemelihara dari pengaruh budaya asing yang tidak

sesuai.

2) Tujuan fungsional

Sebagai wadah tujuan fungsional agar dapat berlaku secara efektif

terhadap dua kepentingan yang saling berpengaruh, yaitu:

a) Kepentingan obyek

Memberikan wadah atau tempat untuk menyimpan serta

melindungi benda – benda koleksi yang mempunyai nilai

budaya, dari kerusakan atau kemusnahan yang disebabkan,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

antara lain pengaruh iklim, alam, biologis maupun manusia.

b) kepentingan umum

menyimpulkan penemuan – penemuan benda, pemeliharaan

dari kerusakan, penyajian benda – benda koleksi kepada

masyarakat umum agar dapat:

1. Menarik sehingga menimbulkan rasa bangga dan

bertanggung jawab.

2. Dipelajari dan menunjang ilmu pengetahuan.

c) Tugas museum

Tugas museum disamping sebagai koleksi, preparasi, edukasi

maupun rekreasi, tugas pokok museum dapat diterangkan

sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengumpulan, perawatan dan penyajian

benda yang bernilai budaya dan bernilai historis

2. Melaksanakan dan menyebarluaskan hasil penelitian

kebudayaan daerah dan bangsa berdasarkan koleksi

3. Melaksanakan perpustakaan, dokumentasi, dan penelitian

ilmiah

4. Membuat reproduksi karya kebudayaan nasional

5. Melaksanakan tata usaha

Selain seperti diuraikan di atas, terdapat pula tugas museum

dibidang tourisme sebagai usaha untuk memperkenalkan harta

budaya bangsa kepada para wisatawan asing.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

4. Jenis Museum

Muhammad Amir Sutaarga dalam buku Persoalan Museum di

Indonesia, membagi jenis museum yang ada dewasa ini berdasarkan

macam-macam ilmu pengetahuan. Adanya perbedaan materi yang

dipelajari dalam setiap ilmu pengetahuan dengan sendirinya membawa

pengaruh dalam segala hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan

tersebut, seperti halnya teori, obyek-obyek yang dipelajari dan sebagainya.

Pembagian museum berdasarkan perbedaan dalam ilmu

pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Museum ilmu pengetahuan alam dan teknologi, yang termasuk

museum ini adalah museum zoologi, museum botani, museum industri,

museum kesehatan, museum pertanian, museum lalu lintas dan lain-

lain.

b. Museum sejarah dan kebudayaan, termasuk di dalamnya adalah

museum seni rupa, museum etnografi, museum arkeologi, museum

kesenian, museum antropologi, museum perjuangan, museum

pendidikan jasmani dan lain-lain.

Disamping perbedaan berdasarkan kategori ilmu pengetahuan,

pembagian museum dapat diklasifikasikan berdasarkan tipenya, sebagai

berikut :

a. Museum ilmu hayat

b. Museum sejarah dan antropologi

c. Museum ilmu pengetahuan dan teknologi

d. Museum seni ( Moh. Amir Sutaarga;1975: 2 )


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

Dalam Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan nomor

075/1975, bagian XFVI, pasal 728, dikemukakan bahwa sistem klasifikasi

museum sebenarnya lebih bersifat fleksibel agar dapat menuju kearah

tujuan yang hendak dicapai yaitu pembinaan dan pengembangan –

pengembangan museum di Indonesia. Hal tersebut di atas dikemukakan

lagi dalam seminar pengelolaan dan pendayagunaan museum di Indonesia,

yang selanjutnya diterbitkan dalam buku dengan judul yang sama dengan

tema tersebut di atas. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa, Direktorat

Permuseuman membagi museum menjadi tiga tipe(berdasarkan jenis

koleksinya), sebagai berikut :

a. Museum Umum, yaitu museum yang tidak membatasi jenis

koleksinya. Koleksinya berupa kumpulan bukti material manusia dan

lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu

pengetahuan dan teknologi maupun berbagai cabang – cabang seni.

b. Museum Khusus, yaitu museum yang membatasi jenis koleksinya,

berupa kumpulan bukti material atau lingkungannya yang berkaitan

dengan satu cabang ilmu pengetahuan atau satu cabang seni atau satu

cabang teknologi.

c. Museum Pendidikan, yaitu museum yang jenis koleksinya dikhususkan

pada tingkat pendidikan umum

Museum juga dapat digolongkan menurut kedudukannya(ruang

lingkup wilayah tugas), sebagai berikut :

a. Museum Nasional, adalah museum yang koleksinya terdiri dari

kumpulan benda-benda yang berasal dari, mewakili maupun yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari

seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.

b. Museum Regional Propinsi, adalah museum yang benda koleksinya

merupakan kumpulan benda yang berasal, mewakili, serta berkaitan

dengan bukti material manusia atau lingkungannya dari wilayah

propinsi tertentu.

c. Museum Lokal, adalah museum yang benda koleksinya terdiri

kumpulan benda yang berasal, mewakili, dan berkaitan dengan bukti

material manusia dan lingkungannya dari wilayah lokal setempat,

kabupaten atau kotamadya tertentu.

Sedangkan menurut penyelenggaraannya(berdasarkan status

hukumnya), museum dapat dibagi dalam kategori, sebagai berikut :

a. Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan serta

dikelola oleh pemerintah. Museum ini dapat dibagi lagi menjadi

museum yang dikelola oleh pemerintah pusat dan museum yang

dikelola oleh pemerintah daerah.

b. Museum swasta, yaitu museum yang diselenggarakan serta dikelola

oleh pihak swasta.

Sedangkan Berdasarkan Bentuk Bangunannya, museum dapat

dibagi dalam kategori, sebagai berikut :

a. Museum Tertutup, museum yang koleksinya berada didalam suatu

bangunan permanent

b. Museum Terbuka, museum yang sebagian besar koleksinya berada di

luar bangunan permanent.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

c. Museum Kombinasi, museum yang koleksinya berada di dalam dan di

luar bangunan permanent.

5. Persyaratan Museum

a. Lingkungan Museum

1) Lokasi museum harus strategis, mudah dijangkau untuk umum.

2) Lokasi museum harus sehat;

a) Tidak terletak di daerah industri yang udaranya sudah tercemar

b) Tidak berada pada daerah berawa, tanah berlumpur, tanah

berpasir, dengan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada

lokasi tersebut.

c) Nilai lingkungan sekitar museum yang bersifat sebagai pusat

rekreasi.

d) Sesuai dengan peruntukkan bangunan umum.

b. Persyaratan Bangunan

1) Persyaratan Umum:

a. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan menurut:

1) Fungsi dan aktivitasnya

2) Ketenangan dan keramaian

3) Keamanan

b. Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung

museum

c. Pintu masuk khusus (service entrance) untuk bagian pelayanan,

perkantoran, rumah serta ruang-ruang pada bangunan khusus.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

d. Area publik (Public Area), terdiri dari bagian:

1) Bagian utama (Pameran tetap dan pameran temporer)

2) Auditorium, gift shop, kafetaria, pos jaga, ticket box, dan

penitipan barang, ruang duduk, toilret, dan sebagainya.

e. Area semi publik (Semi Public Area), terdiri dari:Bangunan

administrasi (perpustakaan dan ruang penerangan, ruang rapat,

dan lain-lain)

f. Area privat (Private Area), terdiri dari:

1) Pelayanan teknis (laboratorium, storage, dan lain-lain)

2) Kantor pengelola

2) Persyaratan Khusus:

a. Bangunan Utama (pameran tetap dan temporer)

1) Memuat benda-benda koleksi yang dipamerkan

2) Mudah dicapai dari luar maupun dalam

3) Merupakan bangunan yang harus memiliki daya tarik

sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh

pengunjung museum

4) Mempunyai sistem keamanan yang baik, dari segi

konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya

benda-benda secara alami maupun kriminalitas dan

pencurian.

b. Bangunan Auditorium

1) Mudah dipakai untuk umum

2) Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

ceramah.

c. Bangunan Khusus

1) Terletak pada ruang tenang

2) Mempunyai pintu masuk khusus

3) Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan,

kebakaran, kriminalitas) yang menyangkut segi-segi

konstruksi maupun spesifikasi ruang.

d. Bangunan Administrasi;

1) Terletak strategis baik terhadap pencapaian umum maupun

bangunan-bangunan lain

2) Mempunyai pintu masuk khusus

6. Koleksi Museum

a) Pengertian koleksi

Pengertian koleksi secara harafiah adalah “kumpulan

(gambar, benda – benda bersejarah, lukisan dan sebagainya) yang

sering dikaitkan dengan minat atau hobby obyek (yang lengkap),

berarti pula sebagai kumpulan segala hal yang berhubungan

dengan studi penelitian. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995:

450)

b) Syarat-syarat koleksi Museum

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh koleksi

Museum, yaitu antara lain:

1) Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

2) Dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipenya

(tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya, asalnya secara

historis dan geografis, genusnya (dalam orda biologi), atau

periodenya (dalam geologi khususnya benda-benda sejarah alam

dan teknologi).

3) Harus dapat dijadikan dokumen dalam arti sebagai bukti kenyataan

dan kehadirannya realitas dan eksistensinya bagi penelitian ilmiah.

4) Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal jadi monumen dalam

sejarah alam atau budaya.

5) Benda asli, replika atau reproduksi yang sah menurut persyaratan

permuseuman.

c) Jenis-jenis Koleksi Museum

Terbagi dalam dua kategori:

1) Koleksi Umum, yang berkaitan dengan berbagai cabang seni,

disiplin ilmu dan teknologi

2) Koleksi Khusus, yang berkaitan dengan satu cabang seni, disiplin

ilmu dan teknologi.

Adapun koleksi dari sebuah museum itu dapat bermacam –

macam bentuknya, yaitu dapat berupa :

1. Etnografika : yaitu kumpulan benda – benda hasil budaya

suku – suku bangsa

2. Prehistorika : yaitu kumpulan benda – benda prasejarah

3. Arkeologika : yaitu kumpulan benda – benda arkeologi

4. Historika : yaitu kumpulan benda – benda bernilai sejarah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

5. Numistika dan heraldika, yaitu kumpulan benda – benda alat

tukar dan lambang peninggalan sejarah, misalnya mata uang,

cap, lencana, tanda jasa, dan surat – surat berharga.

6. Naskah – naskah kuno dan bersejarah

7. Keramik asing

8. Buku dan majalah anti kuariat

9. Karya seni dan seni kriya

10. Benda – benda grafika, berupa foto, peta asli, atau setiap

reproduksi yang dapat dijadikan dokumen.

11. Diorama, yaitu gambaran berbentuk tiga dimensi

12. Benda – benda sejarah alam, berupa flora, fauna, benda batuan

maupun mineral

13. Replika yaitu tiruan dari benda sesungguhnya

14. Miniatur yaitu tiruan dari benda sesungguhnya namun

berukuran kecil

15. Koleksi hasil abstraksi

Alam S. Wittlin merumuskan tentang koleksi museum

sebagai berikut:

1. Economic hoard collection (koleksi persediaan ekonomi).

2. Social prestige collection (koleksi kebanggaan social).

3. Magic collectioan (koleksi kepercayaan magis).

4. Collection as an expression of group loyalty (koleksi sebagai

sebuah pernyataan kesetiaan kelompok).

5. Collection stimulating curiosity and inguire (koleksi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

memancing keingintahuan dan pertanyaan).

6. Collection of art stimulating emotional experience (koleksi seni

yang memancing pengalaman emosional) (Moh. Amir

Sutaarga, 1989 : 77).

Berdasarkan sumber dasar materialnya, terdiri dari dua

sumber, yaitu:

1) In Organik

Merupakan koleksi yang berupa batuan dan kekayaan alam.

Seperti batu alam, metal, keramik, kaca,

2) Organik

Merupakan koleksi yang sumber dasarnya terbuat dari tanaman

dan hewan.

d) Pengadaan

Sebuah museum, untuk melengkapi koleksinya diperlukan

adanya suatu proses pengadaan koleksi museum, yaitu suatu kegiatan

pengumpulan benda – benda realita atau pembuatan replica, yang

dapat dijadikan suatu koleksi museum dan berguna sebagai bahan

pembuktian sejarah alam dan budaya manusia serta lingkungannya.

Tujuan dari pengadaan koleksi museum ini sendiri adalah

untuk menghimpun, mencatat, melestarikan dan mengkomunikasikan

benda – benda sejarah dan budaya untuk kepentingan studi, pendidikan

dan rekreasi yang sehat, sehingga terhimpunnya dan termanfaatkannya

benda – benda sejarah dan budaya tersebut bagi masyarakat.

Adapun pengadaan koleksi dilakukan dengan :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

1. Penemuan/penggalian.

2. Pembelian.

3. Hadiah/hibah.

4. Titipan dari perorangan atau badan hukum.

e) Konservasi Koleksi

Pada suatu bangunan museum terdapat beberapa hal yang harus

menjadi perhatian khusus, agar keutuhan koleksi didalamnya dapat

terjaga dengan baik dan aman. Diantaranya hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain:

1) Debu dan Sinar

Debu dan sinar cahaya dalam banyak hal dapat masuk dengan

mudah ke ruang-ruang penyimpanan dan ruang pameran. Hal ini

dapat dihindari dengan mengadakan perbaikan-perbaikan pada

bangunan, seperti dengan mengunakan penolak debu, penolak

cahaya pada jendela-jendela, dan sebagainya.

2) Gas

Ada kerusakan yang disebabkan oleh gas-gas yang merusakkan

yang dapat disebabkan oleh bahan vitrin atau pengyangga koleksi.

Hal ini dapat dihindari dengan pemilihan bahan vitrin yang tidak

mengandung asam dan pengutamaan pada ventilasi.

3) Perlindungan terhadap pencurian.

Di ruang pamer harus terdapat suatu instruksi agar para

pengunjung tidak dapat memegang obyek.

4) Ruang penyimpanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Syarat-syarat pada ruang penyimpanan, antara lain:

a. Tempatkan obyek koleksi pada lemari yang cukup vetilasi.

b. usahakan ruang gerak secukupnya untuk dapat menangani

obyek.

c. Jangan meletakkan obyek di tempat orang-orang berjalan.

d. Kumpulkan bagian obyek di satu tempat.

e. Jangan saling menumpuk obyek.

5) Sinar Cahaya dan Penolakan Sinar Matahari

Cahaya terlihat dan sinar UV dapat merusakkan obyek-obyek,

seperti rapuhnya dan lunturnya warna-warna tekstil, kertas, kayu.

Kerusakan ini dalam kebayakan hal permanent dan kumulatif.

Banyaknya cahaya yang terlihat dinyatakan dalam Lux, banyaknya

sinar UV dengan mikro-Watt per Lumen. Nilai ini diukur dengan

meteran Lux dan UV. Standar yang berlaku adalah 50 Lux dan 75

Mikro Watt per lumen untuk bahan peka cahaya seperti kertas dab

tekstil, maksimal 200 Lux dan 75 Mikro-Watt per Lumen untuk

bahan kurang peka cahaya seperti kayu yang tidak di cat dan

lukisan. Untuk batu tidak berlaku nilai Lux.

Penerangan didalam vitrin mempunyai kerugian tambahan,

yaitu temperature dalam vitrin naik dan kelembaban udara relative

turun. Tetapi kalau lampu dimatika yang terjadi kebalikannya.

Didalam ruang-ruang pameran semua museum dipakai

berbagai macam lampu, dengan temperature warna berbeda.

Lampu fluoresensi bertemperatur lebih tinggi dari pada lampu


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

pijar, yang terlihat cahaya putih. Lampu pijar memberi cahaya

kekuning-kuningan.

LEVEL CAHAYA YANG DIANJURKAN

BAHAN Iluminasi radiasi radiasi UV

Lumen / M2 watt/lumen watt / M2

Tidak sensitif

 Logam
< 300 > 200
 Keramik

 Gelas

Sensitif

 Cat minyak < 150 > 80 12.000

 Kayu

Sangat sensitive

 Lukisan < 50 > 30 15.000

 Tekstil

Tabel 1
Tabel Level Cahaya yang dianjurkan berdasarkan jenis bahan koleksi

6) Kutu dan Serangga

Di gedung-gedung banyak digunakan pemakaian bahan

kimia, seperti penyempotan insektisida, dengan memperhatikan

cara pertahanan, pencegahan, dan pensialiran adanya insk tersebut,

yaitu desebit pendekatan IPM Integrated Pest Management

commit totidak
Di gedung-gedung user terdapat alat penahan masuknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

insek, pintu dan jendela terbuka uantuk waktu yang lama dan

bercelah-celah dibagian sambungan-sambungan dan ambang-

ambang pintu.

Inspeksi memang sulit karena ruangan-ruangan museum

tidak teratur secara sistematis.

7. Musibah

Dilengkapi alat pemadam kebakaran CO2 pada tiap ruang

dan disertai penjaga malam pada gedung. Lima menit pertama

sangat menentukan apakah kebakaran tersebut menjalatr atau tidak.

8. Metode Penyajian Koleksi

a) Pengertian Metode Penyajian Koleksi

Merupakan sebuah cara yang bertujuan untuk

mengkomunikasikan suatu gagasan yang berhubungan dengan

koleksi terhadap pihak lain.

b) Jenis Jenis Metode Penyajian Koleksi

Metode Penyajian Koleksi terbagi 3, yaitu:

1) Metode Intelektual/ Edukatif

Memamerkan benda-benda beserta segi-segi yang berkaitan

dengan benda tersebut, seperti proses pembuatan, cara

penggunaan, fungsi dan lainnya dalam rangka penyebarluasan

informasi tentang arti, guna dan fungsi koleksi.

2) Artistik/ Estetik

Memamerkan benda-benda yang mengandung unsur keindahan

untuk mengangkat penghayatan terhadap nilai-nilai artistik dari


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

koleksi tersebut.

3) Romantik/ Evokatif

Benda-benda yang dipamerkan disertai unsur lingkungan

dimana benda tersebut berada untuk menggugah suasana penuh

pengertian dan harmoni pengunjung

9. Peralatan museum

a) Pengertian Peralatan Museum

Setiap alat atau benda yang dipergunakan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan administrasi dan teknik permuseuman

b) Jenis-Jenis Peralatan Museum

Peralatan museum terbagi menjadi:

1) Peralatan kantor

Setiap benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan administratif perkantoran museum.

2) Peralatan teknis

Setiap jenis alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan teknik permuseuman.

C. Tinjauan Khusus Sepeda

1. Pengertian Sepeda

Sebuah sepeda, juga dikenal sebagai pushbike, adalah kendaraan

bertenaga manusia , dikayuh pada bagian pedal, kendaraan single track,,

memiliki dua roda yang melekat pada frame, satu di belakang yang lain.

Sepeda diperkenalkan pada abad 19 dan sekarang jumlahnya


commit to user
sekitar satu miliar di seluruh dunia, dua kali jumlah mobil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

(Wikipedia.org/bicycle). Sepeda dipakai sebagai alat transportasi di

seluruh dunia. Sepeda juga menyediakan bentuk rekreatif, dan telah

diadaptasi untuk penggunaan seperti mainan anak-anak, alat kebugaran

dewasa, aplikasi militer dan polisi, jasa kurir dan balap sepeda .

Bentuk dasar dan konfigurasi khas sepeda tegak telah berubah

sedikit sejak pertama berpenggerak rantai yang dikembangkan sekitar

tahun 1885. Namun, banyak detail telah diperbaiki, terutama sejak

munculnya bahan-bahan modern dan desain yang dibantu komputer . Ini

telah memungkinkan untuk proliferasi desain khusus untuk jenis sepeda

tertentu .

2. Sejarah dan Perkembangan Sepeda

a. Asal Mula Sepeda

Draisienne , Laufmaschine , atau Dandy Horse merupakan

sarana transportasi manusia pertama hanya menggunakan dua roda di

tandem dan diciptakan oleh orang Jerman bernama Baron Karl Von

Drais. Dia dianggap sebagai pelopor sepeda modern dan diperkenalkan

oleh Drais kepada publik di Mannheim di musim panas 1817 dan di

Paris pada tahun 1818. Pengendara kendaraan ini duduk mengangkang

di bingkai kayu yang ditopang oleh dua roda dan mendorongnya

dengan kaki dan dikemudikan dengan kemudi roda depan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Gambar 1
Draisienne, asal mula prinsip sepeda, karya Baron Karl Von Drais

Orang yang pertama kali mengembangkan mekanisme

penggerak kendaraan roda dua adalah KirkPatrick MacMillan, seorang

pandai besi asal Skotlandia, pada tahun 1839. Ia juga dikaitkan dengan

kecelakaan pertama yang melibatkan sepeda. Ketika Glasgow

Newspaper melaporkan pada tahun 1842, dimana seorang pria dari

Dumfries-shire (sebuah daerah di Skotlandia) duduk di roda dua

menabrak seorang gadis kecil di Glasgow dan didenda lima Shilling.

Pada awal 1860-an, orang Prancis, Pierre Michaux dan Pierre

Lallement membawa desain sepeda ke arah baru dengan

menambahkan mekanik kendara engkol dengan pedal dan pada roda

depan diperbesar (dengan sepeda beroda tiga ). Penemu lain dari

Prancis dengan nama Douglas Grasso memiliki prototipe gagal

sepeda Pierre Lallement beberapa tahun sebelumnya. Beberapa

penemuan berikutnya diikuti dengan menggunakan roda belakang,

dan yang paling dikenal adalah sepeda beroda didorong oleh orang

Skotlandia Thomas McCall pada tahun 1869.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Gambar 2
Thomas McCall dengan Velocipede-nya, tahun 1869

Penciptaan dari Perancis, terbuat dari besi dan kayu,

berkembang menjadi "duit sen" (secara historis dikenal sebagai

"sepeda biasa", sebuah retronym , jika tidak ada ini, maka tidak ada

jenis lain). Ini menampilkan kerangka baja tubular yang dipasang pada

roda dengan jari- jari kawat dan ban karet padat. Sepeda ini sulit

dinaiki karena kursinya sangat tinggi dan membutuhkan distribusi

pedal yang berat.

Gambar 3
Penny-Farthing, Karya Pierre Michaux
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Pada tahun 1868 siklus desain sepeda Michaux dibawa ke

Coventry , Inggris oleh Rowley Turner, agen penjual dari Perusahaan

Mesin jahit Coventry (yang segera menjadi Machinist Perusahaan

Coventry). Pamannya, Josiah Turner, bersama dengan mitra bisnis

James Starley menggunakan ini sebagai dasar untuk 'Model Coventry'

dalam apa yang menjadi pabrik sepeda pertama di Inggris.

Pada perkembangan desain sepeda selanjutnya dititik beratkan

pada pengurangan diameter roda depan, peletakkan tempat duduk

jauh ke belakang. Hal ini mengharuskan ditambahkannya sebuah

gearing. Akan tetapi, mekanisme penggerak dan roda kemudi jadi

satu berada di roda depan tetap menimbulkan masalah. Hal ini justru

membuat J. K. Starley (keponakan dari James Starley), J. H. Lawson,

and Shergold memecahkan masalah ini dengan menciptakan

penggerak rantai (chaindrive) terinspirasi oleh "Bicyclette" gagal dari

orang Inggris Henry Lawson yang menghubungkan frame-mount

engkol ke roda belakang. Model ini dikenal sebagai safety dwarfs,

atau sepeda keselamatan, untuk tinggi tempat duduk yang lebih

rendah dan distribusi berat yang lebih baik. (Meski tanpa ban

pneumatik perjalanan dengan sepeda roda kecil akan jauh lebih kasar

daripada dengan roda lebih besar.). Starley's 1885 Rover, diproduksi

di Coventry, Inggris, digambarkan sebagai sepeda yang dikenali

dengan sepeda modern pertama. Segera setelah itu, tabung kursi

ditambahkan, menciptakan frame double-segitiga berlian yang

menjadi bentuk sepeda modern sekarang ini.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Inovasi lebih lanjut meningkatkan kenyamanan dan

digambarkan a second bicycle craze ( satu detik sepeda menggila), era

keemasan tahun 1890-an. Pada tahun 1888, orang Skotlandia, John

Boyd Dunlop memperkenalkan ban pneumatik pertama yang praktis,

yang segera menjadi universal. Segera setelah itu, bagian belakang

freewheel dikembangkan, memungkinkan pengendara ke pantai.

Perbaikan ini menyebabkan penemuan tahun 1890-an dari rem

coaster . derailleur gigi dan rem tangan yang dioperasikan ditarik

dengan kabel juga dikembangkan selama bertahun-tahun, tetapi hanya

perlahan-lahan diadopsi oleh pengendara santai. Pada pergantian abad

Sembilan belas ke dua puluh, klub bersepeda menjadi berkembang

pesat di segala penjuru atlantik, dan tur balap sepeda menjadi sangat

terkenal.

D. TINJAUAN KHUSUS AREA PENJUALAN

1. Sistem Pelayanan

a. Self Service

Sistem pelayanan dimana pengunjung bebas memilih dan mengambil

produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya ke kasir untuk

pembayaran.

b. Self Selection (Swa Seleksi)

Jenis sistem pelayanan dimana pengunjung juga dapat memilih dan

mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian dengan dibantu

oleh pramuniaga, produk dibawa ke bagian kasir untuk pembayaran.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

c. Personal

Jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala bentuk pembelian

dilayani oleh pramuniaga, baik dalam pemilihan maupun pengambilan

produk. Dalam sistem ini, dari proses pemilihan, pengambilan sampai

dengan pembayaran semua dilayani pramuniaga sepenuhnya.

2. Sistem Display

a. Serambi Pamer

Untuk menarik perhatian, pada Area Penjualan biasanya dilengkapi

dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang dengan

mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer dapat

memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan

dengan berbagai ide dan harga.

b. Display Interior

Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander mengelompokkan display

interior menjadi

1. Merchandise Display, meliputi

a. Display terbuka (Open Display)

Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan

pada pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan

pelayan took.

b. Display Tertutup ( Closed Display)

Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam almari

dinding (wall case). Keuntungan utamanya adalah terjaganya


commit to user
barang dagangan dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

c. Display Arsitektural (Architectural Display)

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna

menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai

dengan bangunan, seperti model bangunan perumahan, dapur,

kamar mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah

dapat memberikan gambaran yang utuh dan nyata lewat

peragaan dalam display ini.

2. Vendor Display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat

penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang.

3. Store Sign and Decorations

Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu hadiah /

harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat

serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander, 1977 : 468)

c. Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar displaynya berupa etalase dan

show room.

Macam-macam Etalase :

1. Etalase Sistem Terbuka.

Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang

pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior

ruang dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang kasat mata

dan arah pandangan kurang terfokus.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Gambar 4
Etalase sistem terbuka

2. Etalase Sistem Tertutup

Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan ruang

pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan mempunyai

pandangan visual lebih terfokus.

Gambar 5
Etalase sistem tertutup

3. Etalase Khusus

a. Etalase Sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di persimpangan

jalan dan posisinya tepat di sudut.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Gambar 6
Etalase sudut

b. Etalase Atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan

bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.

Gambar 7
Etalase atas

c. Etalase Benam

Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah daripada

lantai disekitarnya.

Gambar 8
Etalase benam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

d. Etalase bertingkat

Etalase penggabungan antara etalase atas dan atalase benam

dan lebih lagi dengan system etalase terbuka. Sudut pandang

kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat.

Gambar 9
Etalase bertingkat

e. Etalase Arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang

memanjang ke belakang dengan bagian muka yang sempit,

sehingga ada ruang yang kurang efisien.

Gambar 10
Etalase arcade

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Macam-macam Showroom

1. Vitrine

Menggunakan pelindung tertutup (vitrine) untuk benda-

benda yang berdimensi kecil maupun yang sedang. Penggunaan

vitrine pada area penjualan koleksi tetap membutuhkan perawatan

yang serius.

Gambar 11
Vitrine

2. Tempel dan Panil

Panil digunakan sebagai tempat memamerkan materi

koleksi dan difungsikan sebagai penyekat ruang pada area

penjualan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Gambar 12
Tempel dan Panil

3. Sistem gantung

Khususnya untuk koleksi materi fashion yang bersifat

‘fancy’. Kelemahan system ini ialah penataan terlihat kurang rapih.

Gambar 13
Sistem Gantung

4. Island Display

Produk-produk terbaru, sebagai point of interest dari ruang,

karena posisinya yang sentries dan lebih ‘hidup’ sehingga dapat

mengundang pengunjung untuk dapat melihat langsung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Gambar 14
Island Display

5. Table Fixture

Sebagai wadah display khususnya accessories seperti

giwang, cincin, kalung, dan sebagainya.

Gambar 15
Table Fixture

6. Cases Fixture

Rak terbuka atau transparan sebagai wadah display barang-

barang millineries seperti sepatu, tas dan lain-lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Gambar 16
Cases Fixture

7. Box Fixture

Kotak terbuka sebagai wadah display perlengkapan fashion

seperti payung, scraf dan lain sebagainya.

8. Panel Fixture

Penyajian khusus millineries seperti ikat pinggang, dasi dan

asesoris yang berukuran kecil.

Gambar 17
Panel Fixture

3. Prinsip Desain Sarana Penjualan

Desain sarana Penjualan harus disederhanakan dan tak dipaksakan.

Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih


commit to user
menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

melemahkan penjualan.

Penampilan materi selain dipengaruhi factor teknis, juga

dipengaruhi factor penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat dilihat /

Dinikmati. Hal ini dipengaruhi oleh :

a. Ukuran materi

b. Pencahayaan dan warna dari materi pamer

c. Warna cahaya yang melatari

d. Kontras benda dengan latar belakang

e. Waktu saat melihat.

E. Tinjauan Khusus cafe

1. Definisi Cafe

Café : usaha di bidang makanan yang dikelola secara komersial

yang menawarkan makanan/ makanan kecil serta minuman kepada para

tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti

aturan service yang berlaku.

2. Standarisasi Cafe

Gambar 18 Gambar 19
commit to
Antrophometri pelayanan pramusaji user
Antrophometri jarak bersih antar kursi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Gambar 20
Antrophometri area makan
(Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)

commit to user

Anda mungkin juga menyukai