Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Statistik

Konsep-Konsep Dasar
Probabilitas

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Ekonomi dan Bisnis Manajemen F041700023 Dian Primanita Oktasari, SE, MM

Abstract Kompetensi
Mampu memahami definisi probabilitas, Mahasiswa mampu memahami definisi
pendekatan probabilitas dan hukum probabilitas, pendekatan probabilitas
probabilitas dan hukum probabilitas
Pengertian Probabilitas
Pengertian

Probabilitas (kemungkinan) adalah peluang suatu kejadian


Probabilitas menurut Lind (2002):
Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa
mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase.
Ada tiga hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas yaitu percobaan (experiment),
hasil (outcome) dan peristiwa (event).
Percobaan:
Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan
timbulnya paling sedikit 2 (dua) peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan
terjadi.

Hasil (outcome):
Suatu hasil dari sebuah percobaan.
Percobaan Hasil
Kegiatan melempar uang 1. Muncul gambar
2. Muncul angka
Kegiatan perdagangan saham 1. Menjual saham
2. Membeli saham
Perubahan harga 1. Inflasi (harga naik)
2. Deflasi (harga turun)
Mahasiswa belajar 1. Lulus memuaskan
2. Lulus sangat memuaskan
3. Lulus terpuji
Pertandingan sepak bola 1. Menang
2. Kalah

Peristiwa (event):
Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau
kegiatan. Dalam setiap percobaan atau kegiatan hanya ada satu kemungkinan hasil. Pada
kegiatan jual beli saham, kalau tidak membeli berarti menjual.

2018 Statistik
2 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berikut diberikan contoh urutan antara percobaan, hasil dan peristiwa
Pertandingan antara Timnas (senior) Indonesia melawan Asean All
Percobaan/Kegiatan
Star di Stadion Utama Gelora Bung Karna, 11 Mei 2014
Hasil Timnas menang
Timnas kalah
Seri, Timnas tidak kalah dan tidak menang
Peristiwa Timnas menang
Bagaimana menyatakan probabilitas?
Probabilitas dinyatakan dalam bentuk pecahan antara 0 sampai 1. Probabilitas 0
menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi sedang probabilitas 1 menunjukkan
peristiwa pasti terjadi.
Probabilitas dapat dinyatakan dalam desimal atau persentase. Misalnya:
1. Pada hari jum’at adalah penutupan bursa saham, maka kebanyakan investor berusaha
meraih keuntungan melalui penjualan saham atau yang biasanya diistilahkan profit taking
sehingga probabilitas menjual mencapai 0,7 sedang membeli 0,3
2. Melihat kondisi kesiapan fisik dan mental para pemain Persita dan PSIS, maka Persita
mempunyai probabilitas menang 50% - 50% dibandingkan PSIS
Probabilitas kejadian dengan nilai 0 adalah peristiwa yang tidak mungkin terjadi seperti (a)
tingkat inflasi dan suku bunga dalam satu tahun takwim di Indonesia 0%, (b) seluruh
tanaman dan ternak di Indonesia mati atau (c) seorang anak balita melahirkan bayi
Probabilitas kejadian dengan nilai satu adalah peristiwa yang pasti terjadi seperti (a) semua
manusia pasti mati, (b) semua harga barang dan jasa pasti berubah dan (c) tidak ada
kondisi manusia yang statis.

Manfaat

Manfaat mengetahui probabilitas adalah membantu pengambilan keputusan yang tepat,


karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian, dan informasi yang tidak sempurna.
Contoh:
Pembelian harga saham berdasarkan analisis harga saham
Peluang produk yang diluncurkan perusahaan (sukses atau tidak), dan lain-lain.
Manfaat probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kita dalam mengambil
suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika kita tinjau pada saat
kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa fungsi antara lain:
1) Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Pengambilan
keputusan yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan yang sudah pasti karena
kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari sekarang, karena informasi
yang didapat tidaklah sempurna.

2018 Statistik
3 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis yang
terkait tentang karakteristik populasi. Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis
(perkiraan sementara yang belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik
populasi pada situssi ini kita hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis
bukan berarti kejadian yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi.
3) Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu populasi.

Contoh:
Ketika diadakannya sensus penduduk 2000, pemerintah mendapatkan data perbandingan
antara jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berbanding jumlah penduduk berjenis
kelamin perempuan adalah memiliki perbandingan 5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun
2010 menunjukan hasil perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin pria berbanding
jumlah penduduk berjenis kelamin wanita adalah 5:7. Maka pemerintah dapat mengambil
keputusan bahwa setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga 2010 jumlah wanita berkembang
lebih pesat daripada jumlah penduduk pria.

Pendekatan Terhadap Probabilitas


Pendekatan Klasik

Pendekatan klasik mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk


terjadi yang sama besar (equally likely).
Probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai suatu rasio antara jumlah
kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil).
Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b kemungkinan yang
dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang
sama dan saling asing, maka probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah:

Pada suatu percobaan dimana hanya ada satu peristiwa yang terjadi sehingga peristiwa lain
tidak dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama dikenal dengan
peristiwa saling lepas (mutually exclusive).
Pada suatu percobaan atau kegiatan semua hasil mempunyai probabilitas yang sama.
Demikian juga pada suatu percobaan, maka satu peristiwa akan terjadi dan tidak mungkin
dalam suatu percobaan atau kegiatan tidak terjadi peristiwa. Pada suatu percobaan yang
mempunyai hasil lebih dari satu dan semua hasil mempunyai probabilitas sama serta hanya

2018 Statistik
4 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
satu peristiwa terjadi, maka peristiwa ini dikenal dengan lengkap terbata kolektif (collective
exclusive).

Contoh :
Dua buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan. Tentukan probabilitas munculnya
angka berjumlah 5.
Penyelesaian :
Hasil yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3). (3,2)
Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3). ….., (6,5), (6,6). = 0,11

Pendekatan Relatif

Berbeda dengan pendekatan klasik, besar probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama,
tetapi tergantung pada berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan
atau kegiatan yang dilakukan. Probabilitas suatu kejadian dinyatakan sebagai berikut:

Rumus:

Contoh:
Dalam 12 bulan, 10 bulan terjadi inflasi dan 2 bulan deflasi. Maka probabilitas inflasi = 10/12
= 0,83 dan probabilitas deflasi = 2/12 = 0,17

2018 Statistik
5 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh:
Saham Pada kegiatan jual beli saham di BEI terdapat 3.000.000 transaksi yang terdiri atas
2.455.000 transaksi jual dan 545.000 transaksi beli. Peristiwa ini didorong aksi profit taking.
Maka probabilitas jual adalah = (2.455.000/3.000.000) = 0,82 dan probabilitas beli
(545.000/3.000.000) = 0,18

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Inflasi 0,89 0,13 -0,32 -0,31 0,12 0,55 0,67 0,93 0,27 -0,12 0,34 0,57
Dari data diatas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 9 dan jumlah bulan deflasi 3 dari
total 12 bulan. Oleh sebab itu, probabilitas terjadinya inflasi adalah = 9/12 = 0,75 dan
probabilitas terajadinya bulan deflasi adalah = 3/12 = 0,25. Atau dinyatakan dalam persen,
probabilitas inflasi sebar 75% dan probabilitas deflasi 25%.

Pendekatan Subjektif

Pendekatan subjektif adalah suatu kejadian didasarkan pada penilaian pribadi yang
dinyatakan dalam suatu derajat kepercayaan individu yang didasarkan pada peristiwa masa
lalu yang berupa terkaan saja.
Penilaian subjektif diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh
atau berdasarkan keyakinan.
Contoh :
Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calon yang telah lulus
ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan semuanya dapat
dipercaya. Probabilitas tertinggi (kemungkinan diterima) menjadi supervisor ditentukan
secara subjektif oleh sang direktur.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum mengenai
probabilitas, yaitu sebagai berikut Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang
digunakan untuk menentukan tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas memiliki
batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 ( 0  P  1).
- Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
tidak akan terjadi.
- Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti
terjadi.
- Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
dapat atau tidak dapat terjadi.

2018 Statistik
6 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh : Menurut masyarakat, penggemar AFI mulai menurun pada tahun 2006

Konsep Dasar dan Hukum


Probabilitas
Probabilitas kejadian dilambangkan dengan P. Apabila kejadian jual saham dinyatakan
dengan huruf A, maka probabilitas jual saham dinyatakan dengan P(A). Sebaliknya apabila
kejadian beli saham adalah B, maka probabilitas beli saham adalah P(B)

Hukum Penjumlahan

Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas (mutually exclusive) dan


peristiwa/kejadian bersama (non mutually exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi,
maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat bersamaan. Apabila kejadian menulis berita
P(A) , maka kejadian menyiarkan berita P(B) tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.

P(A ATAU B) = P(A) + P(B)

Contoh : P(A) = 0,35, P(B) 0,40 DAN P (C) 0,25


Maka P(A ATAU C ) = 0,35 + 0,25 = 0,60
Jika kejadian A dan B saling lepas hukum penjumlahan menyatakan bahwa probabilitas
suatu kejadian atau probabilitas kejadian lain terjadi sama dengan penjumlahan probabilitas
masing-masing kejadian

Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n, yaitu :

P(A atau B atau ...... n) = P(A) + P(B) + ........... P(n)

Contoh :

Kegiatan jual-beli saham di BEJ untuk 3 perusahaan perbankan dengan jumlah total
sebanyak 200 transaksi.

Dari tabel di atas diketahui bahwa :

2018 Statistik
7 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0,60
Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0,40
Dimana:
P(A atau B) : Peluang terjadinya A atau B
P(A) : Peluang terjadinya A
P(B) : Peluang terjadinya B

Sehingga probabilitas A atau B :


P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 = 1,0

Apabila dilihat dari saham yang diperjualbelikan terdapat tiga bank yaitu:

Bank Volume Transaksi


BCA 70
BLP 80
BNI 50
Jumlah total transaksi 200

Probabilitas BCA = P(D) = 70/200 = 0,35


Probabilitas BLP = P(E) = 80/200 = 0,40
Probabilitas BNI = P(F) = 50/200 = 0,25
Berapa probabilitas kejadian BCS P(D) atau BNI P(F)?
P (D atau F) = P(D) + P(F) = 0,35 + 0,25 = 0,6

Berapa probabilitas kejadian BCA P(D) atau BLP P(E) atau BNI P(F)?
P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) = 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1,0

Peristiwa/Kejadian Bersama

2018 Statistik
8 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-
sama (tetapi tidak selalu bersama).
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang tidak saling meniadakan:
Dua Kejadian
P (A U B) =P(A) + P (B) – P(A ∩ B)
Tiga Kejadian
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A ∩ B) – P(A ∩ C) – P(B ∩ C) + P(A ∩ B ∩ C)
Peristiwa terjadinya A dan B merupakan gabungan antara peristiwa A dan peristiwa B. Akan
tetapi karena ada elemen yang sama dalam peristiwa A dan B, Gabungan peristiwa A dan B
perlu dikurangi peristiwa di mana A dan B memiliki elemen yang sama. Dengan demikian,
probabilitas pada keadaan di mana terdapat elemen yang sama antara peristiwa A dan B
maka probabilitas A atau B adalah probabilitas A ditambah probabilitas B dan dikurangi
probabilitas elemen yang sama dalam peristiwa A dan B.

Contohnya dalam kegiatan jual saham pastilah diketahui saham apa yang dijual atau beli
saham, saham apa yang dibeli. Jadi kegiatannya ada 2 jenis yaitu (a) kegiatan jual saham
dan (b) sahamnya adalah saham BCA. Oleh sebab itu ada kegiatan bersama (joint event),
seperti kejadian jual saham dilambangkan P(A) dan sahamnya BCA adalah P(D) atau
kejadian beli P(B) dan sahamnya BCA P(D).
Probabilitas kejadian bersama dilambangkan P(AD) untuk kejadian jual saham BCA dan
P(BD) untuk kejadian beli saham BCA.

Contoh :
Hitung berapa probabilitas jual saham BCA : P(AD) dan probabilitas beli saham BCA :
P(BD) dari Tabel berikut.

Tabel 1. Kegiatan Jual-Beli Saham dari Perusahaan BCA, BLP dan BNI

Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan beli saham dan
sahamnya BCA ada 40. Sehingga probabilitas P(AD) dan P(BD) adalah :
P(AD) = 30/200 = 0,15
P(BD) = 40/200 = 0,20

2018 Statistik
9 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kejadian Saling Lepas (Mutually Exclusive)

Diagram Venn menunjukkan bahwa peristiwa A (jual saham) dan B (beli saham) saling
lepas. Tidak ada bagian A yang menjadi bagian B, sebaliknya tidak ada bagian B yang
menjadi bagian A. Peristiwa atau kejadian bersama untuk peristiwa saling lepas dinyatakan:
P(AB) = 0
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan:
P (A U B) = P (A atau B)= P (A) + P (B)
Karena P(AB) =0, maka
P (A atau B) = P(A) + P (B) – 0
Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut:

P(A atau B) = P(A) + P(B)

Contoh:
Probabilitas untuk keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah dadu
adalah:
P(2 U 5) = P (2) + P (5) = 1/6 + 1/6 = 2/6
Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
Penyelesaian:
Probabilitas kejadian A dan B, (P(AB)) =0; karena kejadian A dan B saling lepas. Pada saat
dan waktu yang bersamaan aktivitas yang bisa dilakukan hanya satu, kalau tidak jual saham
berarti beli saham atau sebaliknya. Oleh sebab itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa
saling lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
= 0,6 + 0,4 – 0

2018 Statistik
10 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
=1
Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP dan BNI (P(DEF)) = 0; karena kejadian
untuk BCA, BLP dan BNI saling lepas. Pada saat bersamaan tidak mungkin orang dapat
melakukan menjual saham tiga sekaligus. Oleh sebab itu, hukum penjumlahan untuk
peristiwa saling lepad adalah:
P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) – P(DEF)
= 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0
=1
Berapa probabilitas P(D atau E)?
P(D atau E) = P(D) + P(E) – P(DE)
= 0,35 + 0,40 – 0
= 0,75

Hukum Perkalian

Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen yaitu suatu peristiwa
terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A dan B independen, apabila
peristiwa A terjadi maka tidak menghalangi terjadinya peristiwa B. Oleh sebab itu, perlu
diingat bahwa untuk penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas, sedang untuk
perkalian menghendaki peristiwa independen.
Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut jenis
kejadiannya. Ada dua jenis kejadian yaitu kejadian bebas (independent event) dan tak
bebas (dependent event).
P( A DAN B) = P(A) X P(B)
Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25
Maka P(A DAN B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875
Kejadian Bersyarat P(B|A)
P(B|A) = P(AB)/P(A)

Contoh :
Saudara diminta melemparkan uang logam dua kali ke udara. Berapa probabilitas ke dua
lemparan tersebut menghasilkan gambar ?

Jawab :
Pada lemparan pertama, probabilitas muncul gambar = ½ dan pada lemparan ke dua,
probabilitas muncul angka = ½.
Maka P(A dan B) = P(A) x P(B) = ½ x ½ =¼

2018 Statistik
11 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Probabilitas Bersyarat (Conditional Probability)

Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu
peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut saling
mempengaruhi. Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan terjadi
dengan ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan
dengan P(A|B) yaitu probabilitas peristiwa A dengan syarat peristiwa B telah terjadi.

Tabel 1. Kegiatan Jual-Beli Saham dari Perusahaan BCA, BLP dan BNI

Contoh : Dengan melihat data pada Tabel 1, berapakah probabilitas terjualnya saham BCA :
P(D|A) dan probabilitas saham BCA terjual : P(A|D) ?
Jawab :
Probabilitas terjualnya saham BCA : P(D|A) : Saham BCA yang terjual 30 dan jumlah
transaksi jual saham 120 maka P(D|A) = 30/120 = 0,25
Probabilitas saham BCA terjual : P(A|D) Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan saham
BCA yang terjual ada 30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43
Dari nilai di atas terlihat bahwa probabilitas P(A|D) dan P(D|A) bisa berbeda, namun bisa
saja sama.

2018 Statistik
12 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peristiwa Pelengkap (Complementary Event)

Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada dua peristiwa A dan B yang saling
melengkapi sehingga jika peristiwa a tidak terjadi, maka peristiwa B pasti terjadi. Maka
probabilitas keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut:

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)

Dalam bentuk Diagram Venn dinyatakan sebagai berikut:

B
A

Beberapa contoh dalam kaitan hubungan komplemen adalah: (a) kegiatan jual beli saham
menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan jual P(A) atau kegiatan beli P(B), kemungkinan
peristiwanya adalah P(A) atau P(B). Apabila diketahui bahwa P(A)= 0,8 maka secara
otomatis P(B) = 1 – 0,8 = 0,2. (b) Iklim di Indonesia dinyatakan dengan dua hasil yaitu hujan
P(A) atau kemarau P(B). Apabila probabilitas P(A) = 0,2 maka P(B) = 1- 0,2 = 0,8

Diagram Pohon Probabilitas

Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon dimulai dari
batang kemudian menuju ranting dan daun. diagram pohon dimaksudkan untuk membantu
menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan probabilitas bersama. diagram
pohon sangat berguna untuk menganalisis keputusan - keputusan bisnis dimana terdapat
tahapan-tahapan pekerjaan.
Tahapan – tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Langkah awal kegiatan, dimulai dengan tanda bulatan dengan angka 1. Tahap 1
diumpamakan sebagai pohon utamanya berupa kegiatan di bursa saham. Nilai
probabilitas pada tahap 1 adalah = 1.
2. Membuat cabang . Kegiatan di bursa ada 2 yaitu kegiatan jual dan kegiatan beli saham.
Probabilitas jual saham = 0,6 dan probabilitas beli saham = 0,4. Nilai probabilitas pada
cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0.
3. Membuat ranting. Pada setiap cabang, baik jual maupun beli ada 3 ranting jenis saham
yaitu BCA, BLP dan BNI. Nilai probabilitas setiap ranting = 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1,0.
4. Menghitung probabilitas bersama ( joint probability) antara kejadian pertama A dan B
dengan kejadian ke dua D, E dan F. Kita dapat menghitung probabilitas P(D|A) atau P(E|

2018 Statistik
13 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B) secara langsung. Nilai probabilitas keseluruhan pada tahap 4 juga harus sama dengan
1,0.

Hitunglah berapa probabilitas peristiwa terjadi penjualan (P(A)) dan saham yang terjual
adalah saham BNI (P(F|A))?
Penyelesaian:
P(A dan F) = P(A) x P(F|A)
= 0,6 x 0,15
= 0,09

Teorema Bayes
Teorema Bayes

Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa saling lepas, yaitu A1, A2,
A3, …., An yang memiliki probabilitas tidak sama dengan nol dan bila ada peritiwa lain
(misalkan X) yang mungkin dapat terjadi pada peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, …., An maka
probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, …., An dengan diketahui peristiwa X
tersebut adalah
Merupakan probabilitas bersyarat-suatu kejadian terjadi setelah kejadian lain ada.

2018 Statistik
14 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rumus:

P(A1) P(A2) Jumlah


P(B1) 40 60 100
P(B2) 40 260 300
80 320 400

Dari tabel diketahui bahwa:


P(A1) = 80/400 = 0,20
P(A2) = 320/400 = 0,80
P(B1|A1) = 40/80 = 0,50
P(B1|A2) = 60/320 = 0,19
Apabila dimasukkan ke dalam teorema Bayes:
0,20 x 0,50 0,10
P(A1|B1) = = = 0,40
(0,2 x 0,50) + (0,80 x 0,19) 0,10 + 0,15

Beberapa Prinsip Berhitung

 Factorial (berapa banyak cara yang mungkin dalam mengatur sesuatu dalam kelompok).
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam
mengatur sesuatu. Hasil perkalian semua bilangan bulat positif secara berurutan dari 1
sampai dengan n disebut n faktorial.

Contoh:
3! = 3 x 2 x 1 = 6
Contoh :
Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang memberikan dividen yang
terbesar ?
Penyelesaian :
Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120 cara

2018 Statistik
15 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Permutasi (sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat satu kelompok objek).
Permutasi digunakan untuk mengetahui jumlah kemungkinan susunan (arrangement) jika
terdapat satu kelompok objek. Pada permutasi berkepentingan dengan susunan atau
urutan dari objek

Contoh:
Di kantor pusat DJBC Ada 3 orang staff yang dicalonkan untuk menjadi mengisi
kekosongan 2 kursi pejabat eselon IV. Tentukan banyak cara yang bisa dipakai untuk
mengisi jabatan tersebut?
Jawab : Permutasi P (3,2), dengan n =3 (banyaknya staff) dan k =2 (jumlah posisi yang
akan diisi)

Contoh :
Apabila ada 20 perusahaan yang memberikan dividen tahun 2003 dan disusun
berdasarkan kinerja perusahaan dimana tiap kelompok terdiri 5 perusahaan, ada berapa
cara susunan perusahaan tersebut.
Penyelesaian :

 Kombinasi (berapa cara sesuatu diambil dari keseluruhan objek tanpa memperhatikan
urutannya
Kombinasi digunakan apabila ingin mengetahui berapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya. Jumlah kombinasi dirumuskan
sebagai berikut:

Catatan : Apabila dalam permutasi dibedakan susunan seperti BCA BNI dengan BNI
BCA, maka dalam kombinasi tidak dibedakan susunannya sehingga susunan BCA BNI
dianggap sama dengan BNI BCA.

Contoh:
Saat akan menjamu Bayern Munchen di Allianz arena, Antonio Conte (Pelatih Juventus)
punya 20 pemain yang akan dipilih 11 diantaranya untuk jadi starter. Berapa banyak cara
pemilihan starter tim juventus? (tidak memperhatikan posisi pemain).

2018 Statistik
16 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh:

Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia . Sementara itu Bank
Indonesia hanya akan memilih 2 bank saja . Ada berapa kombinasi bank yang dapat dipilih
oleh bank Indonesia ?

Penyelesaian :

nCr = n! / r!(n - r)!

= 5!/2!(5-2)! = 5!/2!x3! = 5x4x3!/2x1x3!

= 5x2 = 10

Jadi ada 10 kombinasi dan probabilitas setiap kombinasi terpilih adala 1/10

Misalkan nama Bank adalah A, B, C, D, E maka 10 kombinasinya adalah :

2018 Statistik
17 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Lind, Douglas A., William G.Marchal, Samuel A. Wathen, 2005, Statistical Techniques in
Business & Economics, Twelfth Edition, McGraw-Hill Companies, Inc, New York
Curvin, Jon, Roger Slater, 2008, Quantitative Method for Business Decisions, Sixth Editions,
Thomson, Australia.
Algifari, 2013, Statistika Induktif Untuk Ekonomi Dan Bisnis, UPP STIM YKPN
J. Supranto, 2009, Statstika. Teori dan Aplikasi. Erlangga
Sudjana, 2009, Metoda Statistika, Tarsito Bandung
Sugiyono. Prof., Dr. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung : Penerbit
Alfabeta
Suharyadi dan Purwanto, 2009, Edisi 1, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba
Empat
Suharyadi dan Purwanto, 2016, Edisi 2, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba
Empat
Supardi., Dr (2013), Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta : Change Publication

2018 Statistik
18 Dian Primanita Oktasari, SE, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai