Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PROBABILITAS DAN STATISTIKA

Nama Mahasiswa : M.Haris Ghoffar


Nim : 5193530007
Nama Mahasiswa : Rogate Philia Putra S
Nim : 5193530009

Dosen Pengampu : Olnes Yosefa Hutajulu, s.pd. m.eng.

Mata Kuliah : Probabilitas dan Statistika

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MARET
2020

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah kalkulus integral sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.     

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, aplikasi dan
perhitungan pada kalkulus integral. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya
harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 9 Maret 2020

penulis

PROBABILITAS

2
Mempelajari probabilitas kejadian sangat bermanfaat bagi pengambilan
keputusan yang tepat, karena kehidupan didunia tidak ada kepastian, dan setiap
pengambil keputusan jarang meemiliki informasi yang lengkap, sehingga perlu
untuk mengetahui berapa besar probabilitas suatu peristiwa yang terjadi. berikut
adalah contoh yang terkait dengan probabilitas. Misalnya saja Anda ingin belajar
Bahasa Inggris. Pada saat ini banyak lembaga yang memberikan kursus bahas
tersebut, misalnya saja LB-LIA, EF, BBC, Oxford, London School. Kursus mana
yang akan Anda pilih? Untuk memudahkan pilihan, Anda dapat bertanya kepada
30 teman Anda, dimana kebanyakan mereka mengikuti kursus. Lembaga yang
paling banyak diminati tersebut yang mungkin lebih cocok Anda pilih.

Contoh yang lain misalnya pada saat ini suku bunga tabugan dan deposito di
bank cukup rendah. Apakah Anda mersa tertantang untuk berinvestasi dipasar
saham? Coba lihat misalnya saja saham Bank Lippo, pada tahun 2003 harganya
hanya Rp 370 per lembar, namun pada bulan juli 2007 sudah mencapai Rp1900
per lembar. Dalam empat tahun nilai saham telah berkembang 313 % atau
meningkat 78% pertahun. Anda juga bisa melihat saham pada tahun 2007 yang
memberikan prospek baik. Ada lima eminten terbaik yaitu Aneka Tambang,
Suryainti Permata, Bumi Resources, Berlian Laju Tangker dan Ricky Putra
Globalindo. Kelima perusahaan tersebut memilik kinerja yang sangat baik
sebagaimana tercermin pada angka penjualan tiga tahun terakhir, margin operasi
bersih, tingkat pengembalian atas ekuitas, perputaran aktiva, dan lain-lain. Apa
keputusan Anda? Apakah Anda tetap menabung, membeli saham, atau membeli
properti Investasi

A. PENGERTIAN PROBABILITAS
Lind (2002) mendefinisikan probabilitas sebagai berikut “Probabilitas
adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa yang akan terjadi di
masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam
persentase”.
Ada tiga hal penting dalam membicarakan probabilitas yaitu percobaan
(experiment), hasil (outcome), dan peristiwa (event).

3
Percobaan (experiment) adalah aktivitas yang melahirkan suatu peristiwa.
Contohnya saja kegiatan melempar uang koin akan melahirkan peristiwa muncul
gambar atau angka, kegiatan jual beli saham akan melahirkan peristiwa membeli
atau menjual, perubahan harga – harga akan melahirkan inflasi dan deflasi,
mahasiswa yang giat belajar akan melahirkan prestasi yang memuaskan, sangat
memuaskan atau terpuji. Pertandingan sepak bola akan melahirkan peristiwa
menang, kalah, atau seri. Kegiatan-kegiatan yang melahirkan peristiwa tersebut
dikenal dengan percobaan.
Hasil (outcome) adalah suatu hasil dari percobaan.
Dari suatu percobaan akan memberikan hasil. Dari contoh kegiatan diatas
dapat diperoleh hasil berikut.

PERCOBAAN
HASIL

1. muncul gambar
Kegiatan melempar uang
2. muncul angka

1. menjual saham
Kegiatan perdagangan saham
2. membeli saham

1. inflasi (harga naik)


Perubahan harga
2. deflasi (harga turun)

1. lulus memuaskan

Mahasiswa belajar 2. lulus sangat memuaskan

3. lulus terpuji

1. menang
Pertandingan Sepak Bola
2. kalah

Jadi hasil adalah seluruh kemungkinan peristiwa yang akan terjadi akibat
adanya suatu percobaan atau kegiatan.
Peristiwa (event) adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi
pada sebuah percobaan atau kegiatan.

4
Peristiwa menunjukkan hasil yang terjadi dari suatu kejadian. Dalam setiap
percobaan atau kegiatan hanya ada satu kemungkinan hasil. Pada kegiatan jual
beli saham, kalau tidak membeli berarti menjual. Pada perubahan harga terjadi
inflasi atau deflasi. Pada pertandingan sepak bola juga terjadi satu peristiwa,
apakah klub sepak bola tersebut menang, kalah atau seri. Tidak mungkin dalam
suatau pertandingan sepak bola, misalnya Liverpool VS Arsenal, hasilnya
Liverpool menang juga kalah. Peristiwa yang mungkin adalah Persita menang,
kalah atau seri. Berikut adalah urutan percobaan, hasil, dan peristiwa.

Pertandingan sepak bola Liverpool VS Arsenal di


Percobaan / Kegiatan
Stadion Anfield, tanggal 12 Januari 2012

Liverpool Menang

Hasil Liverpool Kalah

Seri

Peristiwa Liverpool Menang

Jadi menyatakan Probabilitas adalah sebagai berikut “Probabilitas


dinyatakan dalam bentuk pecahan antara 0 sampai 1. Probabilitas 0 menunjukkan
suatu yang tidak mungkin terjadi, sedang probabilitas 1 menunjukkan peristiwa
pasti terjadi.
Probabilitas dapat dinyatakan dalam persentase atau desimal. Misalnya
sebagai berikut.
(a) Pada hari Jumat adalah penutupan bursa saham, maka kebanyakan investor
berusaha meraih keuntungan melalui penjualan saham atau yang biasanya
diistilahkan dengan profit taking, sehingga probabilitas menjual mencapai
0,7 sedangkan jika membeli 0,3.
(b) Melihat kondisi kesiapan fisik dan mental para pemain Liverpool dan
Arsenal, maka Liverpool mempunyai probabilitas menang 64% : 36%
dibandingkan Arsenal.

5
Probabilitas dengan kejadian nilai nol adalah peristiwa yang tidak mungkin
terjadi, misalkan sebagai berikut.

(a) Tingkat Inflasi dan suku bunga dalam satu tahun takwim di Indonesia 0%.
(b) Seluruh tanaman dan ternak di Indonesia mati, atau
(c) Seorang anak balita melahirkan bayi.

Probabilitas kejadian dengan nilai satu adalah peristiwa yang pasti terjadi,
misalkan sebagai berikut.
(a) Semua pasti mati
(b) Semua harga barang dan jasa pasti berubah
(c) Tidak ada kondisi manusia yang statis

B. PENDEKATAN PROBABILITAS
Untuk menentukan tingkat probabilitas ada tiga pendekatan yaitu
pendekatan klasik, pendekatan relatif, dan pendekatan subjektif.

1. Pendekatan Klasik
Mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk
terjadi yang sama besar. Probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai
rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil ( rasio
peristiwa terhadap hasil).

jumlah kemungkinan hasil ( peristiwa)


probabilitas suatu peristiwa=
jumlah total kemungkinan hasil

Percobaan Hasil Hasil

6
Probabilita
s

Kegiatan melempar 1. Muncul gambar


2
uang 2. Muncul angka 0,5
Kegiatan perdagangan 1. Menjual saham
2
saham 2. Membeli saham 0,5
1. Inflasi
Perubahan harga 2
2. Deflasi 0,5
1. Lulus memuaskan
2. Lulus sangat
Mahasiswa belajar 3
memuaskan
3. Lulus terpuji 0,333

Peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai kesempatan yang sama


untuk terjadi pada kegiatan jual beli saham. Jumlah hasil ada 2, dan hanya 1
peristiwa terjadi, maka probabilitas menjual atau membeli adalah sama ½.

Pada suatu percobaan dimana ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga
peristiwa lain tida dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama
dikenal dengan peristiwa saling lepas (mutually exclusive).

Jika pada suatu percobaan nya mempunyai hasil lebih dari satu, dan semua
hasil mempunyai probabilitas yang sama serta hanya satu peristiwa terjadi, maka
peristiwa ini disebut lengkap terbatas kolektif (collective exhaustive). Pada
Lengkap terbatas kolektif sedikitnya satu dari seluruh hasil yang ada, pasti terjadi
pada setiap percobaan atau kegiatan yang dilakukan.

2. Pendekatan Relatif

Besar probabilitas suatu peristiwa tergantung pada berapa banyak suatu


peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaaan atau kegiatan yang dilakukan.

jumlah peristiwa yang terjadi


probabilitas kejadian relatif =
jumlahtotal percobaan/kegiatan

Pada kegiatan jual beli saham di BEJ terdapat 3.000.000 transaksi yang
terdiri atas 2.455.000 transaksi jual dan 545.000 transaksi beli. Peristiwa ini

7
didorong aksi profit taking. Maka probabilitas jual adalah = (2.455.000/3.000.000)
= 0,82 dan probabilitas beli (545.000/3.000.000) = 0,18.

Pada kejadian perubahan harga, maka dilihat apakah setiap bulan terjadi
inflasi atau deflasi. Data dari BPS adalah sebagai berikut :

Bulan Inflasi Bulan Inflasi Bulan Inflasi Bulan Inflasi


1 1,99 4 -0,24 7 0,82 10 0,54

2 1,50 5 0,80 8 0,29 11 1,85

3 -0,02 6 0,36 9 0,53 12 1,20

Dari data di atas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 10, dan jumlah
bulan deflasi 2 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, probabilitas terjadinya inflasi
adalah =10/12 = 0,83 dan probabilitas terjadinya bulan deflasi adalah = 2/12 =
0,17. Atau dinyatakan dalam persen, probabilitas inflasi sebesar 83% dan
probabilitas deflasi 17%.

Pada wisuda sarjana 2006 dari 900 mhasiswa, 520 mahasiswa lulus dengan
memuaskan, 295 lulus dengan sangat memuaskan, dan 85 lulus dengan terpuji.
Maka probabilitas lulus memuaskan adalah = 520/900 = 0,58 ; lulus dengan
sangat memuaskan = 295/900 = 0,33 ; lulus dengan terpuji = 85/900 = 0,09.

Jadi, pendekatan relatif mendasarkan besarnya probabilitas pada banyaknya


suatu peristiwa terjadi dan keseluruhan percobaan, kegiatan atau pengamatan yang
dilakukan.

3. Pendekatan Subjektif

Menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada


penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Penilaian subjektif
diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh atau
berdasarkan keyakinan. Misalnya sebagai berikut.

8
(a) Menurut pengamat politik, Fauzi Bowo akan terpilih sebagai Gubernur DKI
Jakarta pada Pilkada Agustus 2007
(b) Menurut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani pada tahun 2007,
Indonesia akan mengalami gejala krisis, walaupun fondasi ekonomi kuat.
(c) Anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah Statistika.

Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan


mungkin tidak banyak menggunakan informasi sebagai dasar pertimbangan.

C. KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS


Probabilitas kejadian yang dilambangkan dengan P,apabila kejadian jual
saham dinyatakan dengan huruf A, maka probabilitas jual saham dinyatakan
dengan P(A). Sebaliknya apabila kejadian beli saham adalah B, maka probabilitas
beli saham adalah P(B).

1. Hukum Penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang saling lepas (mutually
exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat
terjadi pada saat bersamaan. Apabila kejadian menjual saham P(A), maka
kejadian membeli saham P(B) tidak terjadi pada waktu bersamaan.
Jika kejadian A dan B saling lepas, hukum penjumlahan menyatakan
bahwa probabilitas suatu kejadian atau probabilitas kejadian lain terjadi sama
dengan penjumlahan probabilitas masing-masing kejadian. Hukum tersebut
dinyatakan sebagai berikut:

P (A atau B) = P(A) + P(B)

Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n yaitu:

P(A atau B atau … n) = P(A) + P(B)

9
Contoh :

Berikut adalah kegiatan perdangan saham di BEJ untuk tiga perusahaan


perbankan dengan jumlah total sebanyak 200 traksaksi.

Jenis Transaksi Volume Transaksi


Jual saham 120
Beli saham 80
Jumlah total transaksi 200

Dari tabel di atas diketahui bahwa:

Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0,60


Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0,40

Sehingga Probabilitas A atau B,


P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 = 1,0

Apabila dilihat dari saham yang diperjual/belikan terdapat tiga bank yaitu:

Bank Volume Transaksi


BCA 70
BLP 80
BNI 50
Jumlah total transaksi 200

Probabilitas BCA = P(D) = 70/200 = 0,35


Probabilitas BLP = P(E) = 80/200 = 0,40
Probabilitas BNI = P(F) = 50/200 = 0,25

Berapa probabilitas kejadian BCA P(D) atau BNI P(F)?

P (D atau F) = P(D) + P(F) = 0,35 + 0,25 = 0,6

Berapa probabilitas kejadian BCA P(D), atau BLP P(E) atau BNI P(F)?

P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) = 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1,0

10
2. Peristiwa/Kejadian Bersama
Jarang sekali dalam kehidupan sehari-hari hanya terjadi satu peristiwa.
Kejadian seperti jual atau beli saja tanpa tahu apa yang dijual dan dibeli, atau
kejadian hanya jenis banknya saja BCA, BLP, atau BNI tanpa tahu kegiatannya
jarang sekali terjadi. Kegiatan jual saham pastilah diketahui saham apa yang dijual
atau beli saham. Saham apa yang dibeli.
Jadi kegiatannya sebenarnya terdiri atas dua jenis yaitu (a) kegiatan jual
saham dan (b) sahamnya adalah saham BCA.Oleh sebab itu, ada kejadian bersama
(joint event) seperti kejadian jual saham P(A) dan sahamnya BCA P(D) atau
kejadian beli P(B) dan sahamnya BCA P(D). Probabilitas kejadian bersama
dilambangkan P(AD) untuk kejadian jual saham BCA dan P(BD) untuk kejadian
beli saham BCA.

Contoh

Cobalah hitung berapa probabilitas jual saham BCA P(AD) dan probabilitas
beli saham BCA P(BD).

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan beli
saham dan sahamnya BCA ada 40. Sehingga probabilitas P(AD) dan P(BD)
adalah

P(AD) = 40/200 = 0,20

P(BD) = 30/200 = 0,15

Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara
bersama-sama.

11
Peristiwa bersama tersebut dapat lebih mudah dilihat dengan Diagram Venn
seperti berikut ini:

A AD D

Apabila kita ingin menjumlahkan kejadian A dan kejadian D, menjadi:

P(A atau D) P(A) + P(D)

Maka dengan Diagram Venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu


kejadian AD. Kejadian AD tersebut masuk dihitung ke dalam kejadian A dan
kejadian D. Oleh sebab itu, untuk penjumlahan probabilitas dengan adanya unsure
kegiatan bersama, maka rumus penjumlahan dirumuskan kembali menjadi sebagai
berikut.

P (A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

Di mana

P(A atau D) : Probabilitas terjadinya A atau D atau A dan D bersama-sama

P(A) : Probabilitas terjadinya A

P(D) : Probabilitas terjadinya D

P(AD) : Probabilitas terjadinya A dan D bersama-sama

Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (P(A atau D))?

P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

= 0,6 _ 0,35 – 0,15

= 0,80

Berapa probabilitas kejadian beli saham atau saham BNI (P(B atau F))?

12
P(B atau F) = P(B) + P(F) – P(BF)

= 0,40 + 0,25 – 0,05 , ingat 0,05 dari = 10/200

= 0,6

3. Kejadian Saling Lepas


Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau lebih peristiwa
yang dapat terjadi. Oleh sebab itu, untuk peristiwa saling lepas, kejadian bersama
dalam suatu percobaan atau kejadian tidak ada. Diagram Venn untuk kejadian
saling lepas adalah sebagai berikut:

A D

Diagram Venn menunjukkan bahwa peristiwa A (jual saham) dan B (beli


saham) saling lepas. Tidak ada bagian A yang menjadi bagian B, sebaliknya tidak
ada bagian B yang menjadi bagian A. peristiwa atau kejadian bersama untuk
peristiwa saling lepas dinyatakan:

P (AB) = 0

Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A
atau B yang dinyatakan P (A atau B):

P (A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)

Karena P(AB) = 0; maka

P (A atau B) = P(A) + P(B) – 0


Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut:

Contoh: P (A atau B) = P(A) + P(B)

13
Berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham (P(AB)) dan
probabilitas kejadian untuk saham BCA, BLP, dan BNI (P(DEF))

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Probabilitas kejadian A dan B (P(AB)) = 0; karena kejadian A dan B saling


lepas. Pada saat dan waktu yang bersamaan aktivitas yang bisa dilakukan hanya
satu, kalau tidak jual saham, berarti beli saham atau sebaliknya. Oleh sebab itu,
hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) + P(B) - P(AB)
= 0,6 + 0,4 – 0
=1
Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP, dan BNI (PDEF)) = 0;
karena kejadian untuk BCA, BLP, dan BNI saling lepas. Pada saat bersamaan
tidak mungkin orang dapat melakukan menjual saham tiga sekaligus. Oleh sebab
itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) - P(DEF)
= 0,35 + 0,40 +0,25 – 0
=1

Berapa probabilitas P (D atau E)

P(D atau E) = P(D) + P(E) – P(DE)

= 0,35 + 0,40 - 0
= 0,75

4. Hukum Perkalian

14
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen yaitu
suatu peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A
dan B independen, apabila peristiwa A terjadi, maka tidak menghalangi terjadinya
peristiwa B. Oleh sebab itu, untuk penjumlahan menghendaki peristiwa saling
lepas, sedang untuk perkalian menghendaki peristiwa independen.
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang saling
independen dinyatakan sebagai berikut:

P (A dan B) = P(A) x P(B)


Untuk menggambarkan hukum perkalian dan peristiwa yang saling lepas
independen diberikan contoh berikut:
(a) Melempar dua buah mata uang ke udara, pada lemparan pertama muncul
gambar, maka pada lemparan kedua bisa muncul gambar lagi atau angka. Ini
menunjukkan bahwa hasil lemparan pertama, tidak memengaruhi
probabilitas kejadian kedua.
(b) Melakukan tiga transaksi jual beli saham. Pada transaksi pertama, menjual
saham. Pada transaksi kedua dan ketiga, bisa menjual atau membeli saham.
Ini juga menunjukkan bahwa probabilitas pada peristiwa kedua dan ketiga
tidak dipengaruhi atau bebas dari pengaruh peristiwa atau kejadian pertama.
Inilah yang dimaksud dua peristiwa bersifat independen.

Contoh:

Pelemparan mata uang logam dua kali ke udara, berapakah probabilitas


kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar?

Penyelesaian

Probabilitas gambar = ½ dan probabilitas angka ½. Pada lemparan pertama


probabilitas gambar P(A) = ½. Pada lemparan kedua probabilitas gambar P(B)
juga 1/2. Oleh sebab itu, probabilitas P(A) dan P(B) adalah:

Kemungkinan seluruh hasil dapat disajikan berikut:

15
Probabilitas Peristiwa Lemparan ke-1 Lemparan ke-2
1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka

Apabila dua uang dilemparkan maka ada 4 kemungkinan tersebut. Oleh


sebab itu, munculnya gambar-gambar mempunyai probabilitas ¼ karena dari 4
hasil akan terjadi 1 kejadian.

Seorang investor BEJ melakukan dua transaksi. Berapa probabilitas bahwa


kedua transaksi tersebbut adalah transaksi jual saham?

Penyelesaian

Himpunan hasil dari dua kegiatan transaksi saham adalah sebagau berikut:

Peristiwa Transaksi 1 Transaksi 2


1 Jual Jual
2 Jual Beli
3 Beli Jual
4 Beli Beli

Ada 4 kemungkinan hasil, serta peristiwa keduanya jual ada 1, maka


probabilitasnya adalah ¼ yang diperoleh dari = ½ x ½ = ¼ .

5. Probabilitas Bersyarat
Probabilitas suatu peristiwa akan terjadi, dengan ketentuan peristiwa lain
telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa peristiwa B
terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakan sebagai berikut:

P (A dan B) = P(A) x P(A|B)


Peristiwa probabilitas bersyarat dapat dicontohkan:

16
(a) Probabilitas kejadian menjual saham BCA? Pada peristiwa ini kejadian
saham BCA terjadi setelah peristiwa jual. Apabila probabilitas jual adalah
P(A) dan probabilitas saham BCA P(D) maka probabilitas bersyaratnya
dinyatakan P(D|A).
(b) Probabilitas kejadian saham BCA terjual. Pada peristiwa ini kejadian jual
terjadi setelah kejadian saham BCA. Maka probabilitas bersyaratnya
dinyatakan P(A|D)

Contoh

Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D|A) dan probabilitas saham BCA
terjual (P(D|A)?

Penyelesaian

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada 30,
maka P(D|A) = 30/120 = 0,25

Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan saham BCA yang terjual ada 30,
maka P(A|D) = 30/70 = 0,43

Dari nilai diatas terlihat bahwa probabilitas P(D|A) dan P(A|D) bisa
berbeda, namun juga bisa sama.

6. Peristiwa Pelengkap

17
Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada dua peristiwa A dan B
yang saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka perisitwa B
pasti terjadi. Maka probabilitas keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut:

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 - P(B)

Dalam bentuk Diagram Venn dinyatakan sebagai berikut:

B
B A
A

Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen. Beberapa


contoh dalam kaitan hubungan komplemen adalah : (a) kegiatan jual beli saham
menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan jual P(A) atau kegiatan beli P(B),
kemungkinan peristiwanya adalah P(A) atau P(B). apabila diketahui bahwa P(A)
0,8, maka secara otomatis P(B) = 1 – 0,8 = 0,2. (b) iklim di Indonesia dinyatakan
dengan dua hasil yaitu hujan (P(A)) atau kemarau (P(B)). Apabila probabilitas
P(A) = 0,2, maka P(B) = 1 – 0,2 = 0,8.

D. DIAGRAM POHON PROBABILITAS


Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon, dimulai
dari batag kemudian menuju ranting dan daun. Diagram pohon dimaksudkan
untuk membantu menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan
probabilitas bersama. Diagram pohon sangat berguna untuk menganalisis
keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat tahapan-tahapan pekerjaan. Misalnya
sebagai berikut.

Keputusan jual atau beli Jenis saham Probabilitas bersama

18
Probabiitas bersyarat BCA (P(D)) 0,35 (P(D|A) 1X0,6=0,21

Jual BLP (P(E)) 0,49 (P(E|A) 1X0,6X0,40=0,24

BNI (P(F)) 0,25 (P(F|A) 1X0,6X0,25=0,15


0,6
1 P(A)

BCA (P(D)) 0,35 (P(D|B) 1X0,4X0,35=0,14

beli BLP (P(E)) (P(E|B) 1X0,4X0,40=0,16


0,49

0,4 BNI (P(F)) 0,25 (P(F|B) 1X0,4X0235=0,10


P(B)

Jumlah harus 1,0 0,21+0,24+0,15+


0,14+0,16+0,10 =1

Tahap Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


1

Untuk menyusun diagram pohon ada beberapa tahap:


1. Langkah awal kegiatan, kita mulai dengan tanda titik atau bulatan dengan
angka 1. Tahap 1 diumpamakan sebagai pohonnya dengan pohon utamanya
berupa kegiatan di bursa saham. Nilai probabilitas pada tahap 1 adalah = 1.
2. Membuat cabang. Kegiatan di bursa ada 2 yaiu, kegiatan jual dan kegiatan
beli saham. Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli = 0,4. Nilai
probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0
3. Membuat ranting. Pada setiap cabang baik jual maupun beli ada 3 ranting
jenis saham yaitu BCA, BLP, dan BNI. Nilai probabilitas setiap ranting =
0,35 + 0,40 + 0,25 = 1.
4. Menghitung probabilitas bersama (joint probability) antara kejadian pertama
A dan B dengan kejadian kedua D,E,dan F. Kita bisa menghitung prbabilitas
P(D|A) atau P(E|B) secara langsung. Nilai probabilitas keseluruhan pada
tahp 4 juga harus sama dengan 1.

19
Melalui diagram pohon dengan mudah dapat diketahui nilai probabilitas
suatu kejadian. Probabilitas terjualnya saham BLP (P(E|A)= 0,24; probabilitas
dibelinya saham BNI (P(F|B) = 0,10 dn seterusnya.

Coba hitung berapa probabilitas peristiwa terjadi penjualan (P(A)) dan


saham yang terjual adalah saham BNI (P(F|A))?

Penyelesaian:
P(A dan F) = (P(A)) x (P(F|A))
= 0,6 x 0,15
= 0,09

Contoh :
Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 60% dari usaha kecil dan
menengah (UKM) tidak berbadan hukum, sedang sisanya berbadan hukum. Ban
sebagai lembaga pembiayaan dengan memperhatikan aspek kehati-hatian
memberikan probabilitas 80% kepada UKM berbadan hukum untuk mendapatkan
kredit, sedangkan yang tidak berbadan hukum masih mempunyai kesempatan
mendapat kredit sebesar 20%. Hitunglah berapa persen probabilitas UKM
mendapatkan kredit dari bank?

Penyelesaian:

Dapat kredit (0,8) 1 x 0,4 x 0,8 = 0,32


Badan hukum (0,4)

Tidak Dapat kredit (0,2)


1 x 0,4 x 0,2 = 0,08

Dapat kredit (0,2) 1 x 0,6 x 0,2 = 0,12


Tidak Badan hukum

(0,4)
Tidak Dapat kredit (0,8)
1 x 0,6 x 0,8 = 0,48

20
Jadi probabilitas UKM untuk mendapatkan kredit sebesar = 0,32 + 0,12 =
0,44.

E. BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG


Ada beberapa prinsip menghitung yang bermanfaat dalam mempelajari
probabulitas yaitu faktorial, permutasi, dan kombinasi.
1. Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa bayak cara yang mungkin
dalam mengatur suatu kelompok. Contoh konvensional, apabila mempunyai tiga
bank yaitu BCS, BLP, dan BNI ada berapa cara menyusun urutan ketiga bank
tersebut?
Urutan ketiga bank adalah:

BCA, BLP, BNI BCA, BNI, BLP BLP, BCA, BNI

BLP, BNI, BCA BNI, BCA, BLP BNI, BLP, BCA

Jadi ada 6 cara untuk mengurutkan nama bank.

Bagaimana kalau ingin mengurutkan sesuatu yang jumlahnya banyak?


Kalau 3 saja ada 6 cara, maka berapa cara mengurutkan nama yang sekarang
sudah ada sekitar 180 buah bank?

Untuk menjawab tersebut sebenarnya terdapat pola yang dapat diikuti.


Untuk meletakkan urutan pertama dari 3 bank, ada 3 pilihan yaitu BCA, BLP,
atau BNI. Apabila memilih BCA, maka urutan kedua tinggal 2 pilihan yaitu BLP
dan BNI. Apabila urutan kedua pilih BLP, maka urutan ketiga hanya ada 1 pilihan
yaitu BNI. Dengan demikian banyaknya urutan adalah perkalian dari pilihan
tersebut yaitu:

3 x 2 x 1 = 6 cara

21
Dalam matematika, perhitungan ini dikenal dengan faktorial yang biasa
dilambangkan dengan (!). 0! Didefinisikan dengan 1, sedang n! adalah n x (n – 1)
x (n – 2) x … 2 x 1

Contoh:

Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang memberikan


dividen terbesar?

Penyelesaian:

Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! = 5x4x3x2x1 = 120 cara

2. Permutasi
Digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat
satu kelompok objek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut:

n!
nPr =
( n−r ) !

Di mana:

P : jumlah permutasi atau cara objek susun

N : jumlah total objek yang disussun

R : jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r dapat sama
dengan n atau lebih dari

! : tanda dari factorial

Contoh:

Ada berapa susunan yang munkin dari 3 bank yang ada, apabila tiap
susunan terdiri atas 2 bank?

Penyelesaian:

22
P = 3!(3 – 2)! = 3!/1! = (3x2x1)/1 =6
3 2

Susunan tersebut adalah:

BCA, BLP BCA,BNI BLP,BCA

BLP,BNI BNI,BCA BNI, BLP

3. Kombinasi
Dipergunakan apabila tertarik pada beberapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memerhatikan urutannya. Misalnya ada 10 bank dan
yang diambil hanya 3 bank, maka ada berapa kombinai bank yang dapat diambil,
tanpa memerhatikan urutan atau susunannya. Apabila dalam permutaasi
dibedakan susunan seperti BCA, BNI dengan BNI, BCA, maka dalam kombinasi
tidak dibedakan susunannya sehingga susunan BCA, BNI dianggap sama denagn
BNI, BCA.

Rumus kombinasi:

n!
n Cr = r ! ( n−r ) !

Contoh:

Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia.


Sementara itu bank Indonesia hanya akan memilih 2 bank saja. Ada berapa
kombinasi bank yang dapat dipilih oleh Bank Indonesia?

Penyelesaian:

5! 5! 5.4 .3 !
5 C2 = = =
2! ( 5−2 ) ! 2 ! 3 ! 2.1 .3 !
=5.2=10

Misalkan nama bank A, B, C, D, E maka kombinasinya

23
AB AC AD AE BC

BD BE CD CE DE

Jadi ada 10 kombinasi dan probabilitas setiap kombinasi terpilih adalah 1/10.

TEOREMA BAYES

Dalam teori probabilitas dan statistika, Pengertian Teorema Bayes adalah teorema
yang digunakan untuk menghitung peluang dalam suatu hipotesis, Teorema bayes
dikenalkan oleh ilmuan yang bernama Bayes yang ingin memastikan keberadaan
Tuhan dengan mencari fakta di dunia yang menunjukan keberadaan Tuhan. Bayes
mencari fakta keberadaan tuhan didunia kemudian mengubahnya dengan nilai
Probabilitas yang akan dibandingkan dengan nilai Probabilitas. teorema ini juga
merupakan dasar dari statistika Bayes yang memiliki penerapan dalam ilmu
ekonomi mikro, sains, teori permain, hukum dan kedokteran.

Teorema Bayes akhirnya dikembangkan dengan berbagai ilmu termasuk untuk


penyelesaian masalah sistem pakar dengan menetukan nilai probabilitas dari
hipotesa pakar dan nilai evidence yang didapatkan fakta yang didapat dari objek
yang diagnosa.Teorama Bayes ini membutuhkan biaya komputasi yang mahal
karena kebutuhan untuk menghitung nilai probabilitas untuk tiap nilai dari
perkalian kartesius. penerapan Teorema Bayes untuk mencari penerapan
dinamakan inferens Bayes

Contoh Soal :

Sebuah perkantoran biasanya membutuhkan tenaga listrik yang cukup agar semua
aktifitas pekerjaannya terjamin dari adanya pemutusan aliran listrik. Terdapat dua
sumber listrik yang digunakan PLN dan Generator. Bila listrik PLN padam maka

24
secara otomatis generator akan menyala dan memberikan aliran listrik untuk
seluruh perkantoran. Masalah yang selama ini mengganggu adalah ketidak
satabilan arus (voltage) Listrik. Selama beberapa tahun terakhir, diketahui bahwa
perkantoran itu menggunakan listrik PLN adalah 0.9 dan peluang menggunakan
generator adalah 0.1 peluang terjadi ketidak stabilan pada arus PLN maupun
generator masing-masing 0.2 dan 0.3.

Permasalahan ini di ilustrasikan Sebagai berikut :

E : Peristiwa listrik PLN digunakan

Ec : Peristiwa listrik Generator digunakan

A :Peristiwa terjadinya ketidak stabilan arus

Peristiwa A dapat ditulis sebagai gabungan dua kejadian yang lepas

DAFTAR PUSTAKA

25
Hasan, M.M..2005. “Pokok –pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif).
Jakarta: Bumi Aksara.
Spiegel, Murray R.& Larry J. Stepehens.2007. “Teori dan Soal-Soal STATISTIK,
Edisi Ketiga”. Jakarta:Erlangga
Suharyadi & Purwanto.S.H. 2008.“Statisika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern”. Jakarta: Salemba.

26

Anda mungkin juga menyukai