Anda di halaman 1dari 7

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Azas black dapat didefinisikan seperti dua buah benda yang memiliki suhu
yang berbeda jika dicampurkan maka benda yang memiliki panas akan
memberikan kalor kepada benda yang dingin sehingga pada akhirnya suhu dari
kedua benda tersebut sama. Berdasarkan pernyataan mengenai asas black, dapat
diketahui bahwa energi yang dilepaskan tidak akan hilang melainkan akan
berpindah kepada benda yang menerima energi tersebut. Persamaannya yaitu
Qlepas = Qditerima yaitu akan membuat suhu setimbang dari benda yang melepas
kalor maupun yang menerima. Apabila Qlepas > Qditerima maka diartikan es mencair
secara merata dan air akan mengalami kenaikan suhu diatas 0oC, jika Qlepas <
Qditerima berarti es hanya mencair sebagian sedangkan Qlepas = Qditerima diasumsikan
es mencair seluruhnya (Utomo, 2014).
Peristiwa yang terjadi akibat perpindahan kalor dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu: a) Perpindahan kalor secara konduksi, adalah perpindahan kalor/ panas
melalui perantara, di mana zat perantaranya tidak ikut berpindah atau yang berarti
perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikelnya.
Contoh perpindahan kalor secara konduksi yaitu panasnya knalpot motor ketika
dihidupkan; b) Konveksi, yaitu perpindahan panas melalui aliran, di mana zat
perantaranya ikut berpindah. Partikel berpindah dan mengakibatkan kalor
merambat, maka terjadilah konveksi. Konveksi biasa terjadi pada zat cair dan gas
(udara/ angin). Contoh perpindahan secara konveksi yaitu gerakan pada balon
udara; c) Radiasi, yaitu perpindahan panas tanpa zat perantara. Contohnya pada
saat menjemur pakaian yang memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
(Ariffudin, 2007).
Contoh penerapan azas black dalam kehidupan sehari-hari diantaranya: a)
Setrika, yaitu energi listrik diubah menjadi energi panas yang kemudian akan
dikonduksikan oleh alas besi tebal yang ada di bawah strika; b) Minum the panas.
Karena panas lalu kita mencampurkan es batu, keduanya akan berinteraksi termal
2

dan mencapai temperatur kesetimbangan baru. Yang mana lebih rendah dari panas
semula.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Fisika Dasar dengan materi Azas Black, yaitu:
1. Menerapkan Asas Black dalam menentukan kalor lebur es.
2. Menentukan besarnya kalor lebur es.
3

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktikum Fisika Dasar dengan materi Azas Black dilakukan pada
hari Selasa, 21 Mei 2019 pada waktu 07.30 - 09.10 WIB. Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorim Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangka Raya.

2.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan saat praktikum Fisika Dasar dengan materi Azas
Black, yaitu es batu, air. Alat yang dipakai saat praktikum adalah beker gelas,
gelas plastik, thermometer, pengaduk dan neraca analitik

2.3. Cara Kerja


Cara kerja yang dipakai pada praktikum Fisika Dasar dengan materi Azas
Black, yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengisi air ke dalam gelas plastik sebanyak 300 ml lalu mengukur suhu
dan massanya.
3. Menghaluskan es batu lalu memasukkan secukupnya kedalam gelas
plastik, lalu timbang massa dan ukur suhunya.
4. Memasukkan air dan es batu ke dalam gelas ukur lalu mengaduknya.
hingga es batu mencair seluruhnya.
5. Mengukur suhu air dan es batu yang telah dicampurkan.
6. Mencatat semua suhu maupun massa yang diperoleh.
4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan Praktikum Fisika Dasar Dengan Materi Azas Black
Percobaan M1 (Kg) M2 (Kg) T1 (0C) T2 (0C) TC (0C) C1 (J/Kg) C2 (J/Kg) QLepas QTerima L
1 0,3 Kg 0,2 Kg 300C 40C 20C 4.200 J/Kg 1.200 J/Kg 32.760 J 480 J 2400 J/Kg

2 0,289 Kg 0,197 Kg 260C -30C 60C 4.200 J/Kg 1.200 J/Kg 24.276 J 2.127 J 10.796 J/Kg

3 0,278 Kg 0,235 Kg 29,50C 20C 30C 4.200 J/Kg 1.200 J/Kg 32.102 J 282 J 1.200 J/Kg

4 0,291 Kg 0,224 Kg 270C -10C 10C 4.200 J/Kg 1.200 J/Kg 34.221 J 537,6 J 2.400 J/Kg
5

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum, pada percobaan pertama,
diketahui massa air yaitu 0,3 kg dengan ketetapan kalor jenis air 4.200 J/kg C dari
ketetapan kalor jenis es adalah 2.100 J/kg C. Pada percobaan pertama, massa es
batu sebesar 0,2 kg, dengan suhu air awal sebesar 30°C, suhu es sebesar 4°C dan
suhu campuran sebesar 2°C. Dari data yang telah dihitung didapatkanlah kalor
lepas sebesar 32.760 Joule dan kalor yang terima sebesar 480 Joule dan laju
reaksinya sebesar 2.400 J/kg. Kemudian pada percobaan kedua diketahui massa
air adalah 0,289 kg dan massa es batu adalah 0,197 kg, suhu air awal sebesar
26°C, suhu es -3°C dan suhu campuran sebesar 6°C. Sehingga didapatkan kalor
lepas sebesar 24.276 Joule dan kalor terimanya sebesar 2. 127 Joule dan laju
reaksi yang didapatkan sebesar 10.796 J/kg Pada percobaan ketiga diketahui
massa airnya sebesar 0,278 dan massa es batu adalah 0,235 kg dengan suhu air
awal sebesar 229,5°C, suhu air es sebesar 2 °C dan suhu campurannya adalah 3°C
Sehingga didapatkan kalor lepas sebesar 32.102 Joule dan kalor terima sebesar
282 Joule dengan laju reaksi sebesar 1.200 J/kg. Dan pada percobaan yang
terakhir diketahui massa air sebesar 0,291 kg dan massa es adalah 0,224 kg
dengan suhu awal air 27°C, suhu es -1°C dan suhu campuran sebesar 1°C
sehingga didapatkan kalor lepasnya sebesar 34.221 Joule dan kalor terima sebesar
537,6 Joule maka laju reaksi yang didapatkan adalah 2.400 J/kg.
Untuk rumus/ perhitungan dari data diatas dapat dituliskan seperti dibawah
ini:
Perhitungan percobaan pertama
Qterima = Qlepas
M2. C2. ΔT = M1. C1. ΔT
(TC – T2) = (T1 – TC)
0,2. 1,200 (2 - 4) = 0,3. 4,200 (30 - 2)
(-2) = (28)
480 = 32,760
Qterima 480
L M2 = 0,2 = 2400 J/kg
Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan Qlepas > Qterima
Perhitungan percobaan ke dua
Qterima = Qlepas
M2. C2. ΔT = M1. C1. ΔT
6

(TC – T2) = (T1 – TC)


0,197. 1,200 (6-(-3)) = 0, 289. 4,200 (26 - 6)
(9) = (20)
2,127 = 24,276
Qterima 2,127
L M2 = 0,197 = 10,796 J/kg
Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan Qlepas > Qterima
Perhitungan percobaan ke tiga
Qterima = Qlepas
M2. C2. ΔT = M1. C1. ΔT
(TC – T2) = (T1 – TC)
0,23568. 1,200 (3-2) = 0,27886. 4,200 (27- (29,5-3)
(1) = (26,5)
282 = 32,102
Qterima 282
L M2 = 0,23568 = 1,200 J/kg
Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan Qlepas > Qterima
Perhitungan percobaan ke empat
Qterima = Qlepas
M2. C2. ΔT = M1. C1. ΔT
(TC – T2) = (T1 – TC)
0,224. 1,200 (-1-1) = 0, 291. 4,200 (27- (-1))
(2) = (28)
537,6 = 34,221
Qterima 537,6
L M2 = 0,224 = 2400 J/kg
Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan Qlepas > Qterima
Beberapa hal yang menyebabkan QlepasQrerima adalah ketidakpastian saat
menimbang, hal ini bisa dikarenakan berbedanya konsentrasi massa, pada saat kita
mengukur suhu dari benda dan membutuhkan waktu sehingga suhu yang diukur
tidak lagi suhu murni dari suhu bahan yang dipakai tetapi sudah mengikuti suhu
ruangan, kesalahan dalam pengukuran juga bisa jadi salah satu faktornya,
ketidaktelitian praktikan saat melakukan percobaan, kemudian juga bisa karena
keterbatasan alat yang digunakan.
7

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan Azas Black dalam menentukan kalor lebur es jika dua buah
benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yg panas memberi kalor
pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama., jumlah kalor yang diserap
benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas dan benda yang
didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
dipanaskan.
Dalam menentukan kalor lebur es dapat dihitung dengan mengalikan massa
air dengan jumlah kalor lebur esnya. Besarnya kalor lebur es dapat dipengaruhi
oleh suhu, massa dan kalor jenis.

4.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya harus lebih jeli dan lebih giat lagi
dalam pelaksanaan praktikum, karena dalam materi selanjutnya akan membahas
mengenai Pengukuran Berat Jenis.

Anda mungkin juga menyukai