Anda di halaman 1dari 20

PAPER TUGAS MATA KULIAH KEURSEUS I (LENYEPAN)

DISUSUN OLEH :

NAMA : ZAHRAH WARDAH

NIM : 17113001

JURUSAN TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG


2018 – 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga

mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat

memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih

baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami

yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tayub adalah bentuk tari berpasangan, keberadaannya cenderung

lebih bersifat hiburan bagi kaum laki-laki . bahkan dalam penyajian,

ronggeng , minuman beralkohol dan uang menjadi factor yang memberi

warna dalam kesamarakan arena tayub. Pelaksanaan tayuban diawali

dengan lagu bubuka, yaitu jipang walik, dilanjutkan dengan bayeman.

Lagu tersebut , dimaksudkan sebagai ucapan selamat dating dari panitia

atau pangrawit kepada seluruh tamu undanganyang menghadiri acara

tayuban. Tari Keurseus diciptakan untuk keperluan kursus atau

pembelajaran oleh Lurah Rancaekek R. sambas wirakusumah, pada tahun

1920. Tari tayub yang ditertibkan mengalami kepesatan dalam

penyebarannya terutama karena cara mengajarkannya yang teratur

sehingga mendapatkan julukan tari kerseus dari kata belanda Curcus

(kursus). Dikatakan Tari Keurseus dimulainya ada paguron-paguron Tari

Sunda dalam arti menggunakan patokan serta sistim tertentu. Dan

paguron Tari Kursus tersebut menyebar di seluruh Jawa Barat semenjak

tahun 20’an, terutama karena diajarkan di Sekolah Menak (sekolah

Pangreh Praja) waktu itu dimana penyebarannya dipermudah karena para

lulusan sekolah tersebut disebarkan ke seluruh Jawa Barat. Susunan gerak

pokok atawa ragam gerak tari tayub mengalami reportoar tari yang

mempunyai pola dan susunan gerak pokok atau ragam gerak baku, serta
setiap reportoar tarian mempunyai karakter yang berbeda, Kumpulan tari

itu menjadi genre ataupun rumpun tari keurseus.

Adapun beberapa perbedaan tersebut terutama terlihat pada pola

bentuk penyajiannya yang sedikit lebih bebas atau tidak berpolakan segi

tiga dan tidak menggunakan pola babakan.

Perkembangan Tari Keurseus sejak tahun 30-an pun sudah mulai

Nampak terutama pada gaya dan variasi dan baik bagi perorangan

(penari) maupun dalam paguron, ataupun antara daerah dengan daerah.

Perkembangan Tari Keurseus bukan saja dalam tarian keurseus

sendiri, tetapi juga pada tarian-tarian putri seperti yang diciptakan oleh R.

Tjetje Somantri, yang banyak mengambil baiknya patokannya maupun

gerak-gerak unsur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LENYEPAN

Tari lenyepan adalah salah satu bentuk Tari Keurseus. Karena pada

masa pemerintahan penjajahan belanda orang belum lazim menggunakan

kata tari bagi tari sunda, namun mereka menggunakan kata tari ibing

sunda. Begitupun tari keurseus mereka menamakan Ibing Keurseus.

Sebagai titik tolak pengetahuan mempelajari tari-tari sunda yang

tergolong khusus dalam Tari Keurseus itu, perlu kiranya diuraikan

terlebih dahulu tentang latar belakang kehidupan Ibing Keurseus yang

pada masa sekarang ada yang menyebut tari kursus.

Sebelum masyarakat sunda mengenal Tari Keurseus, terlebih

dahulu mereka mengenal Tari Tayub dan Tari Topeng Cirebon. Tari Tayub

hidup di masyarakat Priangan khususnya dan umumnya di tatar sunda

ssebagai tari pergaulan. Tari Tayub biasanya dilakukan pada perayaan-

perayaan, seperti dalam perayaan resmi Negara, perayaan pernikahan,

kadang dalam perayaan khitanan, dalam acara disebut pesta Kayuban.

Tari Tayub tidak terkait dengan patokan (standard) atau susunan

yang berurutan. Tari ini ditarikan dengan bebas, tetapi tidak berarti bebas

dari irama lagu. Irama kendang tetapi menjadi lulugu (dominant). Para

penabuh gamelan terutama penggendang harus selalu waspada

mengikuti penari, karena penggendang dikendalikan penari.


Pada masa kini kehidupan Tari Tayub punah adapun yang disebut

Kayuban pada masa kini hanya nama saja, tetapi apa yang dilakukan/

ditarikan adalah Tari Keurseus yang berpola dan terikat adanya patokan.

Tari topeng tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan Tari Keurseus,

karena tari topeng itu mempunyai andil yang besar terhadap kehidupan

Tari Keurseus.

Yang dimaksud dengan kata tari topeng ialah kedok/ penutup

muka. Penutup muka ini mirip dengan bentuk muka Wayang Golek,

tetapi bukan muka-muka yang terdapat pada muka wayang golek. Yang

ditonjolkan adalah wataknya yang diperkuat dengan warna topeng.

Pada tari topeng Cirebon terdapat berbagai karakter pria dan wanita

yang tersimpul dalam tari :

- Tari panji
- Tari pamindo ( termasuk tari rumayang )
- Tari patih/ tumenggung
- Tari klana ( ruwana )

Tari Keurseus sebagai perkembangan dari Tari Tayub telah memiliki

susunan gerak yang teratur dan berpola serta perbendaharaan geraknya

pun lebih kaya serta memiliki adegan posisi kaki lebih beragam. Namun

secara umu tidak ada penyimpangan prinsip gerak Tari Tayub.

Bila kita perhatikan atau kita teliti dalam Tari Keurseus terdapat

beberapa sikap-sikap atau gerak-gerak dasar yang ada persamaannya

dengan Topeng Cirebon.

Persamaan Tari Keurseus dan Tari Topeng.


- Tari Lenyepan terdapat padaa Tari Topeng Pamindo Galuh, pada

Dodon dalam Topeng Patih.


- Tari Gawil terdapat pada Tari Topeng Rumiang
- Tari Kering Dua/Monggawa terdapat Karingan Topeng Patih.
- Kering Tilu terdapat pada Kering Tari Topeng Klana.

Kesimpulan perwujudan Tari Keurseus ialah suatu hasil karya

pengolahan seni tari yang telah ada, Ya’ni Tayub dan Tari Topeng Cirebon

dengan tidak lepas dari pengaruh bentuk tari lainnya yang hidup di alam

sekitarnya. Tari lainnya yaitu, yang hidup di Priangan antara lain Tari

Mamamrung (Ketuk Tilu), Tari Pencak dan sebagainya.

Pada tataran sikap dan gerak dasar Tari Lenyepan terdapat

penggolongan sebagai berikut :

a. Pataokan/Rangeuyan/Ragam
Kaitan atau rangkaian dari pada sikap-sikap, gerak-gerak dasar,

gerak penghubung, gerak-gerak peralihan yang merupakan

keutuhan koordinasi tubuh yang harmonis.

b. Sikap-sikap dan Gerak-gerak dasar


Adalah suatu bentuk atau motif terdiri atas sikap-sikap dan gerak-

gerak yang terdapat pada kaki, lengan/tangan/jari, bahu, dagu, dan

kepala. Penyatuan motif/bentuk gerak itu, menimbulkan kesan

sikap-sikap yang indah dan harmonis.

c. Gerak-Gerak Penghubung
Dari bentuk sikap yang satu, untuk mencapai bentuk sikap yang

lain, diperlukan adanya suatu gerakan yang menyambungkan, baik

terletak pada kaki, lengan/tangan/jari maupun pada kepala.


d. Gerak Peralihan
Gerak peralihan menyangkut perpindahan adegan, terutama

pada bentuk-bentuk patokan. Dari rangkaian / ragam yang satu

kerangkaian yang selanjutnya.

e. Gerakan Pelengkap
Gerak dan sikap yang berhubungan dengan kelengkapan tari

ialah soder dan sinjang. Walaupun hanya disebut pelengkap,

tetapi tidak berarti tidsk penting bahkan sangat berfungsi bagi

tari.

2.2 KOREOGRAFI LENYEPAN.

GERAK GERAK GERAKAN


NO. POKOK PERNGHUB PERALIHAN URAIAN
UNG
1. SEMBAHAN Ukel Sikap awal sebelum gengsor

adalah caalik ningkat dengan

posisi tangan kiri memegang

sampur atau nanggeuy soder

dengan bentuk tangan

bercermin deng ibu jari yang


dilentikan dan posisi tangan

kanan nyempurit atau pereket

lalu gengsor dengan di awali

oleh kaki kanan dan di ikuti

oleh kaki kiri senayak 8 kali

lalu silangkan kaki dan bersila

dengan kaki kiri berada di

dalam lipatan kaki kanan,

kepret soder lalu simpan

sampur di atas lutut menutupi

bagian depan dan simpukan

tangan membentuk sikap

tangan sidakep atau sinepa

dengan kedua tangan di

rekatkan den gan tangan yang

satunya dengan sikap tangan

kiri berada di bawah tangan

kanan, pandangan kedepan

tetapi 3 meter melihat ke

bawah.
Kedet Awal sikap kepala dengan

sikap tegak lalu menunduk

dan di angkat kembali dengan

menarik dagu ke dalam tetapi

dengan pandangan yang tetap

menatap 3 meter kearah

depan bawah.
Lontang Sikap tangan kanan

kiri/kanan nyempurit dan sikap tangan

kiri nangreu dengan posisi

tangan kanan lebih tinggi dari

tangan sebelah kiri begitu pun

dengan lontang kanan,


Ukel kembar Sikap marik kedua tangan ke

dada lalu di buka mebentuk

sikap ngeplek lalu memutar

kedua pergelngan tangan

kearah dalam dan di tarik ke

atas sedikit lalu di embat

membentuk lontang kembar


Sembah Sikap tangan lontang kembar

di tarik kearah dada lalu di

temukan dan di temple

setalah itu angkat ke atas

sedikit dan di tarik lagi ke

bagian bawah sedikit dengan

sikap kepala godeg kedeut.


Kepret soder Seikap tangan ayap soder lalu

di kepret ke samping lalu

simpan ke dua tangan di atas

lutut dengan sisi tangan jiwir

soder.
Sikep Bnetuk sikap tangan di atas

lutut dengan jari membentuk

nyempurit sambil jiwir soder


Galieur Sikapnya menbentuk tolehan

kekiri dan kekanan lalu di

akhiri dengan kedet di tengah.


Calik deku Dengan sikap kaki bertumpu

pada kedua lutut


Adeg-adeg Sikap kaki sama berbentuk

kembar sudut 90 derajat


2. ADEG-ADEG Jiwir soder Sikap awal dengan tangan

berbentuk nyempurit dangn

sampur di antara jari telunjuk

dan ibu jari


Jungkung Dengan posisi keduka kaki di

dan cindek jingkit dengan di tumpuan

kaki bagian depan lalu

jingkitkan kaki sebelah kanan

setelah itu langkahkan kaki

kanan sebnyak 2 telapak kaki

dan bentuk adeg-adeg


Adeg-adeg Bentu kaki kanan lebih depan

dengan arah serong dan kaki

kiri menopang namun berat

badan berada di tengah

Adeg- adeg Dengan posisi kaki tetap

lontang masekon namun di barengi

kiri/kanan dengan tangan lontang kiri

dan kanan bergantian

sebanyak 3 kali dan di akhiri


dengan cindek.

Posisi tangan selut lalu tangan

Selut sebelah kanan berada di atas

nyawang alis seperti melihat/ nyawang

dan tangan kiri sikapnya

nangreu
Selut keplek Sikap kaki adeg-adeg

masekon lalu tangan setul

dengan posisi tangan kiri

ngarumbe dan posisi tangan

kanan muka atau ngeplek

Masih dengan posisi kaki

Jungkung masekon lalu di dibarengi

reundeuk dengan gerak rendeuk dari

bawah ke atas lalu mengukel

pada bagian tangan sebelah

kanan lalu cindek kembali


Cindek idem

Baplang Dengan posisi adeg-adeg

ungkleuk dengan tanggan yang keluar

masuk di barengi dengan

jingkitan kaki kanan sebanyak

2 kali lalu selut kembali.

Obah taktak Sikap gerak menggerakan


bahu memutar silih

bergantian antara kiri dan

kanan sebnayak 3 kali.

Adeg-adeg Dengan posisi kaki

baplang membentuk adeg-adeg

masekon dengan tangan

membentuk huruf L dan di

posisikan naik lalu cindek

kembali ke bawah.
Galeong Posisi adeg-adeg baplang lalu

menggilir kaki di ikuti oleh

badan secara bersamaan

menghadap ke depan lalu

cindek dengan kaki kiri di

jingkit dan dan kanan

menapak dengan posisi

tangan lontang kiri dan

pandangan kea rah tangan

sebelah kiri serong.


Saruk Melangkah kan kaki ke

samping melalui belakang

dan sikap kaki menjadi adeg-

adeg dengan posisi tangan

kepret sampur lalu mundak

soder kiri dan kanan.


Jengkat Menarik kaki kanan ke

samping kaki sebelah kiri di


barengi dengan membalikan

badan serong lali jalan dua

langkah ke depan pada

hitungan ke dua sampur di

pundak di buang dan cindek.


Tumpang Bentuknya hamper mirip

tali dengan ukel cumin lebih

sederhana dengan tangan

kiri di bawah tangan kanan.


Jungkung Telah di uraikan di atas

Jengkat Menariik kaki sebelah kanan

cindek kea rah serong dengan sikap

tangan lontang kanan lalu di

akhiri dengan selut

`
Keupat Posisikaki dalam posisi

masekoan lalu kaki kanan di

tarik ke dalam lalu melangkah

dukali ke depan dengan posisi

kaki rengkuh lalu di akhiri

dengan cindek lontang

kembar
Tumpang tali Sudah di uraikan di atas

Bontos Pgerakan dimana tangan

kanan dalam posisi nangreu

dan tangan kiri memegang


ujung kris dan bentuk kaki

adeg adeg kembar.

GEDUT Gedut Posisi kaki adeg-adeg kembar


3.
lalu melangkah sedikiit dan

member tekanan pada kaki

yang dilangkah dan beri efek

hentakan pada pundak.

Mincid cicing Dengan posisi kaki adeg-adeg

kembar dengan tangan

baplang dan melakukan

ungklek sebnayak 3 kali lalu

di beri gerak tangan ukel

sebelah pada bagian akhir lalu

cindek dan di akhiri dengan

godeg.

Selut dengan di bantu


4. LARASKOND
Cindeuk jungkung reuudeuk dan
A LALAMBA
Selut keplek cindeuk lagi

Ungkleuk 7 Gerakan ungkleuk yang di

lakukan sebanyak 7 kali

Lalu di akhiri dengan selut


Laras Posisi heendak berjalan dan

dengan posisi rengkuh


Adeg-adeg Adeg-adeg dengan kaki kanan

cindek di jungkit lalu di turunkan

baplang bersamaan dengan ukel kaki

kanan di langkah ke depan

dengan di barengi naik

turuncindek

Galeong Sudah di uraikan

Cindek Sudah di uraikan namun

hanya di tambah bentuk

tangan lontang kiri saja.


Baplang Dengan posisi tangan kiri

ngarumbe dan tangan kanan

nangreu. Lalu di baikan

dengan bentuk sama nanmun

tangannya saja yang berbeda

dengan gerakan yang sama

pula
Adeg adeg Posisi tangan kiri nangreu dan

pocapa tangan kanan melihat kearah

nyawang depan dengan tangan kanan

berada di atas alis namun

tidak melebihi kepala dan

jaraknya sekitar satu jengkal

dari kepala dengan ibu jari di

lentikan
Baplang Telah di uraikan

Saruk idem

5. TINDAK TILU Baplang Posisi kaki adeg-adeg baplang

jengkat lalu kaki kanan d tari ke

dalam atau jengkat


Langkah 3 Tiga langkah maju kedepan

maju dengan posisi rengkuh


Baplang Kembali lagi ke posisi adeg-

jengkat adeg pocapa lalu tarik

kembali kaki kiri atau jengkat


6. JALAK Mundak Sebalak sampur, lalu ambil
PENGKOR
soder tengah sampur sebelah kanan dan di

kepretkan
Jiwir sinjang Jiwir sinjang adalah gerakan

di mana ketika mundak soder

tengah dilakukan lambbanan

sinjang harus di ayap namun

sedikit saja agar tidak

merubah karakter

Engkeg gigir Posisi kaki melintas ke

mundak belakang kaki sebelah kanan

soder dengan di ikuti oleh badan

lakukan sebnayak 3 kali.

engkeg gigir Telah di uraikan arah engkeg

gigir ini melangkah ke kiri

dengan posisikaki menyilang


di depan tetapi tidah di ikuti

dengan gerak badan hanya

gerak tolehan kepala saja dan

di akhiri dengan cindek


Lontang kiri Melakukan selut kiri dan

kanan cindek membalikan badan lalu selut

kanan lalu kedua tangan di

sejajarkan dnegan telinga lalu

di tarik ke bawah layaknya

menayap rawis dan cindek.


Seblak Mengayap soder namun

sampur diberi tenaga pada bagian

ujung ketika akan

membuangnya.
Mundak Megendong kedua sampur di

soder atas bahu dengan gerakan

kaki menghentak namun

kelihatan ada patahan yg di

bantu oleh lutut pandangan

melihat ke kiri dan ke kanan

dan buang sampur yang

berada di pundak lakukan

gerakan ini sebnayak 9 kali.


Cindek Cindek dengan posisi kedua

lontang tangan membentuk lontang

kembar kembar.
Santana Gerak lontang kiri dan kanan

lalu di akhiri dengan nyawang


kanan di sebelah kiri dengan

gerakan kepala ileug, di akhiri

dengan lontang kembar lalu

lontang kanan setelah itu ukel

ngeplek atau jampaan, cepeng

bontos lalu ileung kembali

dan naik kering 2.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi Tari lenyepan adalah salah satu bentuk Tari Keurseus. Karena

pada masa pemerintahan penjajahan belanda orang belum lazim

menggunakan kata tari bagi tari sunda, namun mereka menggunakan

kata tari ibing sunda. Begitupun tari keurseus mereka menamakan

Ibing Keurseus. Sebagai titik tolak pengetahuan mempelajari tari-tari

sunda yang tergolong khusus dalam Tari Keurseus itu, perlu kiranya
diuraikan terlebih dahulu tentang latar belakang kehidupan Ibing

Keurseus yang pada masa sekarang ada yang menyebut tari kursus.

DAFTAR PUSTAKA

Lalan Ramlan, 2008. Tayub Cirebon. Sunan Ambu Press: STSI Bandung.

OE. Yoesoef Tedja Sukmana. 1978. Tari Lenyepan. ASTI Bandung.

Anda mungkin juga menyukai