oleh
Chairunnisa Rochmawati
satu kesenian klasik masyarakat Bali. Dapat dikatakan bahwa Legong merupakan
master piece Bali yang tidak hanya terkenal di Bali, namun juga di manca negara.
Tari Legong memiliki perbendaharaan gerak yang sangat kompleks yang diikat
oleh struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh 1.
Kata Legong berasal dari akar kata “leg” yang berarti gerak luwes atau elastis
(tari), dan kata “gong” mengandung arti gamelan. Gabungan dari dua akar kata ini
berarti tari dan gamelan atau tari yang diiringi gamelan. 2 Gamelan yang dipakai
Dedari atau Sanghyang Legong Topeng yang sampai kini masih dapat dijumpai di
desa Ketewel Sukawati. Hal ini terungkap dalam Babad Balem Sukawati, koleksi
I Ketut Rinda (alm) yang menyebutkan bahwa dalam tapa semadi I Dewa Agung
Made Karna bermimpi melihat bidadari di surga. Ketika sadar dari mimpinya,
1
I Wayan Dibia, Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali, Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia, Bandung, 1999, p.36.
2
Proyek Pengembangan Wisata Budaya. Perkembangan Legong Keraton sebagai Seni
Pertunjukan. Bali. 1974/1975. Hal 13-14.
7
menggubah suatu tarian yang mirip dengan impian beliau. Bendesa berhasil
Gusti Ngurah Djelantik dari Blahbatuh menggubah tari Nandir yang ditarikan oleh
anak laki-laki tanpa mengenakan topeng dengan gerak yang mirip dengan tari
Sanghyang Dedari. Pertunjukan tari Nandir sangat menggugah hati raja Gianyar
yakni I Dewa Agung Manggis yang kemudian memerintahkan I Dewa Rai Perit
untuk menata tarian Legong yang dibawakan oleh anak-anak perempuan. Atas
gagasannya itu terciptalah tari Legong yang diwarisi hingga kini dan peristiwa itu
berbakat untuk dilatih menjadi penari Legong. Setelah mereka dewasa, pada
penari Joged Pingitan, Joget Gudegan dan tari lainnya. Namun pada masa kini
karena Legong sebagai tari tontonan yang amat menarik maka para penarinya
biasa dibawakan oleh perempuan dewasa yang memiliki paras cantik dan teknik
Tari Legong yang biasa disebut Palegongan muncul pada jaman kerajaan,
sudah tentu bentuknya mendapat pengaruh dari tata kehidupan kerajaan. Hal ini
dapat disimak dari bentuk tarian Legong yang paling popular yakni Legong Lasem
yang memakai cerita Panji, dibawakan oleh tiga orang penari. Satu orang berperan
7
sebagai abdi yang disebut Condong Legong, yang memiliki bentuk tari tersendiri
yang kemudian menghadap dua orang penari Legong yang memerankan putra
raja. Penari Legong memerankan Prabu Lasem yang akan menggoda putri
antara Lasem dengan burung garuda yang dibawakan oleh penari condong.
jadi condong itu bisa ada bisa juga tidak dalam tari Legong. Menurut seniman
pada tari legong sangat diperlukan, bahkan seharusnya ada, karena dua orang
penari menjadi tiga orang penari akan terlihat nilai dramatisasi pementasannya.
Dapat dikatakan bahwa condong merupakan tari putri yang berkarakter keras,
wajah. Riasan yang ditambahkan untuk menunjukkan identitas riasan tari Bali
yaitu urna atau cudamani di antara kedua alis mata, dan gecek dibawah urna, juga
dipelipis kanan dan kiri diberi 3 gecek membentuk segitiga. Busanan yang
prada dan Baju prada, berwarna merah; Sabuk prada; Ampok-ampok; Lamak
cenik; Angkeb dada; Badong gede yang sering disebut juga bapang; dan Gelang-
kan.
7
Dasar-dasar tari Bali secara garis besar terdiri dari tiga faktor utama yaitu:
Agem
Suatu gerak pokok yang tidak berubah-ubah dari satu sikap pokok ke
Tandang
Tangkep
wirasa dan wirama, sehingga ia secara keseluruhan disebutkan bahwa itulah yang
disebut tari. Jadi hubungan yang erat antara soal bentuk dan isi sudah
tersimpulkan di dalamnya.
1. Kaki
Meliputi: tungkai atas atau paha, tungkai bawah atau betis, kaki dan
jari-jari kaki
7
2. Tangan
a. Sikap: Ngagem
3. Badan
pinggul)
4. Kepala
yaitu kaitan yang menyerupai mata rantai, yang satu mengkait dengan yang lain
Tari condong terbagi menjadi dua bagian yaitu Pepeson dan Pengadeng,
kemudian bagian Pesiat terdapat pada akhir tarian Legong. Ciri khas dalam tari
Condong yaitu:
Bagian Pepeson :
1. Agem Rendah
2. Ngejat Pala
3. Kidang Ngrebut Muring
7
4. Lelasan Megat Yeh
5. Ngepik
6. Ngumbang Ombak Segara
Bagian Pengadeng
1. Tayungan
2. Sledet Kanan/Kiri Jegut
3. Ngelung
Bagian Pesiat
1. Nampes Sayap kanan/Kiri
2. Ngebog (Menyerang)
D.Kesimpulan
Tari ini merupakan bagian dari tari Legong. Condong berperan sebagai abdi dari
Legong. Tari condong tidak selalu ada dalam tari Legong, tergantung dengan tema
yang digunakan dalam tari legong. Menurut seniman legong Anak Agung Srama
diperlukan, bahkan seharusnya ada, karena dua orang penari menjadi tiga orang
Tata Rias dan Busana yang dikenakan Condong tidak jauh berbeda dengan
Legong, hanya berbeda pada warna baju dan kamen, desain lamak, badong, juga
jenis gelungan yang dikenakan. Warna baju dan kamen untuk Condong adalah
warna merah; menggunakan lamak cenik; badong gede yang sering disebut juga
7
Tari Condong memiliki struktur hubungan Sintagmatis. Ciri khas dalam tari
Condong yaitu:
Gerakan pesiat
1. Nampes sayap kanan/kiri
Gerakan pepeson :
2. Ngebog (menyerang)
7. Agem rendah
8. Ngejat pala
9. Kidang ngrebut muring
10. Lelasan megat yeh
11. Ngepik
12. Ngumbang ombak segara
Gerakan pengadeng
4. Tayungan
5. Sledet kanan/kiri jegut
6. Ngelung