Analisis Dampak Keberadaan Ojek Online T
Analisis Dampak Keberadaan Ojek Online T
PENDAHULUAN
Ojek, menjadi salah satu yang terpopuler diantara sarana transportasi lainnya.
Menggunakan motor sebagai alat transportasinya, membuat berkendara menggunakan
ojek lebih cepat dibandingkan dengan angkot, bus, maupun taksi. Dengan kemacetan
yang kini sering sekali terjadi di Kota Malang, membuat warga Malang lebih memilih
ojek sebagai alat transportasi agar dapat lebih cepat tiba ditempat tujuan. Warga
Malang pun lebih mudah mengakses ojek tersebut karena biasanya para tukang ojek
memiliki pangkalan didaerahnya masing-masing, sehingga warga tidak perlu repot-
repot menunggu transportasi untuk menghampiri mereka.
Dengan kemajuan teknologi informasi yang ada, muncul transportasi umum yang
dapat diakses menggunakan gadget. Berawal dari Jakarta sebagai pencetus ojek
online di Indonesia, kini ojek online juga telah marak dikalangan warga Kota Malang.
Setiap pengguna transportasi ojek kini dapat menggunakan handphone dengan
aplikasi khusus untuk dapat mengakses ojek online.
Ojek online tersebut dirasa sebagai transportasi alternatif karena lebih mudah
diakses oleh setiap warga Kota Malang. Mereka tidak perlu lagi berjalan kaki ke
pangkalan ojek dan hanya perlu menunggu ojek online menghampiri lokasi tempat
mereka berada. Selain itu, aplikasi ojek online memungkinkan calon penumpang
berinteraksi dengan pengendara ojek online. Hal tersebut mempermudah calon
penumpang untuk memberitahukan lokasi mereka kepada pengendara ojek online.
Ojek online juga tidak hanya menerima jasa ojek manusia sebagai objeknya, ojek
online juga menawarkan jasa pengantaran barang, seperti pemesanan makan siang
untuk diantar maupun hanya untuk mengambilkan barang yang tertinggal untuk
kemudian diantarkan sampai kepada pengguna jasa. Kemudahan-kemudahan yang
ditawarkan ojek online tersebut membuat para pengguna ojek online meningkat setiap
harinya.
1
Meningkatnya penggunaan ojek online dikalangan warga Kota Malang membuat
perusahaan yang menggerakan ojek online terus memperlebar jaringannya. Hal
tersebut membuat lapangan pekerjaan sebagai pengendara ojek online terbuka lebar.
Selain memberikan gaji pokok, perusahaan ojek online juga biasanya memberikan
berbagai fasilitas untuk mendukung kinerja pengendara ojek online salah satunya
ialah handphone untuk mengakses pengguna transportasi umum.
Penggunaan ojek online yang kini marak digunakan oleh warga Kota Malang
berdampak terhadap berkurangnya minat penggunaan ojek konvensional. Kemudahan
yang ditawarkan oleh ojek online terkesan menenggelamkan keberadaan ojek
konvensional terutama di kecamatan Lowokwaru, Malang. Para pekerja ojek
konvensional yang berada di Kecamatan Lowokwaru, Malang ini pun merasa cukup
dirugikan dengan kondisi tersebut. Berkurangnya minat warga Kota Malang terhadap
penggunaan ojek konvensional mengurangi jumlah pengguna ojek konvensional, hal
ini dapat dilihat dari sepinya pangkalan ojek konvensional. Berkurangnya minat
warga Malang terhadap ojek konvensional tentu saja akan berdampak besar terhadap
pendapatan mereka.
Melihat masalah yang tengah terjadi di masyarakat tersebut antara ojek online dan
ojek konvensional tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kondisi Pendapatan Ojek Konvensional Terhadap Keberadaan Ojek
Online”.
2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, agar dapat lebih memahami dampak dari keberadaan ojek
online terhadap pendapatan ojek konvensional.
b. Bagi Masyarakat, agar dapat lebih bijak untuk memilih moda transportasi
apa yang baik digunakan sesuai dengan kondisi yang ada.
c. Bagi perusahaan transportasi , agar dapat menciptakan dan selalu
mengembangkan alternative solusi transportasi bagi masyarakat Kota
Malang yang tidak merugikan pihak manapun.
d. Bagi pemerintah, agar dapat mempertimbangkan, memecahkan masalah,
serta mengambil kebijakan/keputusan yang tepat mengenai keberadaan
ojek online maupun ojek konvensional.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ojek online merupakan angkutan umum yang sama dengan ojek pada umumnya,
yang menggunakan sepeda motor sebagai sarana pengangkutan namun ojek online
dapat dikatakan lebih maju karena telah terintegrasi dengan kemajuan teknologi. Ojek
online merupakan ojek sepeda motor yang menggunakan teknologi dengan
memanfaatkan aplikasi pada smartphone yang memudahkan pengguna jasa untuk
memanggil pengemudi ojek tidak hanya dalam hal sebagai sarana pengangkutan
orang dan/atau barang namun juga dapat dimanfaatkan untuk membeli barang bahkan
memesan makanan sehingga dalam masyarakat global terutama di kota-kota besar
dengan kegiatan yang sangat padat dan tidak dapat dipungkiri masalah kemacetan
selalu menjadi polemik, ojek online ini hadir untuk memudahkan masyarakat dalam
melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengedepankan teknologi yang semakin
maju
Dalam aplikasi yang diunduh customers sudah dapat diketahui jarak, lama
pemesanan, harga, nama orang yang menjemput, serta perusahaan pengelolannya.
Seluruh identitas pengendara sudah diketahui secara pasti karena perusahaan
pengelola telah melakukan proses verifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan
kerjasama kemitraan. Terdapat beberapa hal yang bisa diketahui oleh pelanggan saat
memesan ojek online yaitu:
Identitas Pelanggan
Mudah menemukan tukang ojek
Tidak perlu tawar menawar
Bisa menemukan pengendara yang tahu lokasi tujuan
Mengetahui harga secara pasti sebelum berangkat.
Foto pengendara
Sedangkan dari sisi pengendara atau rider, tukang ojek online yang selama ini
harus menawarkan jasa ke pelanggan yang lewat kini tidak perlu lagi menawarkan
jasanya. Yang perlu dilakukan oleh seorang pengendara ojek online adalah
memutuskan menerima atau tidak menerima tawaran dari customers yang
berhubungan langsung dengan perusahaan pengelola.. kelebihan yang dapat dirasakan
oleh pengendara/driver ojek online adalah tidak adanya proses tawar-menawar, tidak
4
adanya proses menanyakan tujuan, serta tidak ada lagi ketidakpastian harga.
Semuanya sudah ditentukan lewah HP hanya dengan sekali klik di HP.
Selain kelebihan yang dijelaskan diatas, pihak driver atau pengendara juga
memperoleh kelebihan lain dengan menjadi ojek online, seperti:
Pengertian dan definisi ojek online sendiri berbeda dengan pengertian dari ojek
panggilan. Walaupun dalam prakteknya keduanya menggunakan HP, tetapi yang satu
menggunakan telp untuk memesan, sedangkan yang satunya melalui aplikasi di HP.
Walaupun beberapa perusahaan menyelenggarakan pesanan ojek melalui online,
perusahaan demikian tidak dapat disebut sebagai perusahaan ojek online.
1. Mempermudah warga
Sebagian besar pengguna jasa ojek online mengaku dimudahkan dengan layanan
jemput di lokasi. Mereka tidak perlu repot-repot mencari pangkalan ojek lagi.
Cukup memesan layanan melalui layar smartphone, pengemudi ojek online siap
mengantar.
2. Menghemat ongkos
5
Adanya promosi yang dibuat oleh para perusahaan ojek online membawa
keuntungan pada konsumen. Seperti Go-Jek dan Grab Bike. Dengan memberi
promo tarif flat, keduanya memanjakan konsumennya dengan tarif flat sekitar Rp
5.000 hingga Rp 15.000 dalam jarak km tertentu. "Saya biasanya kalau ke kantor
naik ojek yang dekat rumah, tapi sekarang lebih nyaman naik ojek online. Lebih
murah soalnya, bisa hemat berapa ribu, lumayan," kata Toto (34), seorang
karyawan yang berkantor di Jakarta Selatan.
3. Lapangan kerja
Pendapatan ojek online yang lumayan dibandingkan ojek pangkalan, cukup
menggiurkan. Ojek pangkalan yang melihat peluang ini memilih bergabung
dengan ojek online. Bahkan, ketika gembar-gembor pendapatan dari ojek online
hingga puluhan juta sebulannya, beberapa pegawai swasta tertarik bergabung
sebagai pekerjaan sampingan. Bahkan, ada yang rela meninggalkan pekerjaannya
sebagai manajer sebuah perusahaan, karena tergiur dengan pendapatan yang
lumayan besar. Seperti pengojek Grab Bike, Rudianto (26). Sejak bergabung
dengan Grab Bike, 20 Mei 2015 lalu, pendapatan terbesar Rudianto dalam
sebulan bisa mencapai Rp 23 juta.
4. Pelayanan yang lebih professional
Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap dengan
masker dan penutup rambut), ojek online juga melengkapi supir-supirnya dengan
perangkat yang menunjang pemesanan dan aktivitas lainnya.
5. Layanan pesan antar
Selain mengantar penumpang, konsumen juga banyak menggunakan layanan ojek
online untuk kurir dan pemesanan makanan. Artinya? Kita bisa pesan makanan
dari manapun, termasuk dari warung sate kesukaan yang tidak punya delivery
service!
6. Diskon dan harga promosi
Semua orang suka diskon. Ini yang digunakan oleh ojek online untuk menarik
massa. Mulai dari potongan harga untuk pengguna pertama hingga promosi jelang
bulan puasa.
7. Tidak perlu ke pangkalan
Aplikasi ojek online memungkinkan pengguna untuk memesan ojek tanpa harus
ke pangkalan. Mereka bisa mendapatkan ojek di manapun dan kapanpun.
8. Potensi kerja paruh waktu
Bagi pengemudi, ojek online memberikan keleluasaan dalam bekerja. Artinya,
siapapun asal punya SIM dan STNK bisa jadi supir ojek tanpa harus mangkal.
6
Kekurangan Ojek Online
1. Menambah Kemacetan
Meski mengklaim diri berbeda dengan ojek pangkalan, kenyataan di lapangan,
pengojek online tetap membuat beberapa pangkalan atau memang mangkal di
sebuah tempat sambil menunggu order dari konsumen. Tidak jarang, trotoar
hingga badan jalan jadi tempat mangkal pengojek online. Kondisi ini sampai
membuat pihak kepolisian sepakat untuk menindak tegas para pengojek online
yang mangkal, terutama di trotoar. Salah satu pengojek online yang biasa
mangkal, Rudi (36), mengaku sengaja mangka ditempat-tempat yang ramai akan
pengunjung dan pada jam-jam tertentu seperti sejak pukul 16.00 WIB hingga
19.00 WIB. Menurut dia, lebih mudah untuk mengambil order jika menetap di
tempat ramai seperti mall, kampus, dan lain-lain. karena konsumen yang
memesan dari tempat-tempat yang ramai cukup banyak.
2. Konflik dengan ojek konvensional
Dinamika antara pengojek online dengan pengojek pangkalan yang lebih "senior"
beberapa kali terjadi. Dengan layanan ojek online yang tampak lebih laku,
pengojek pangkalan merasa terintimidasi dengan keberadaan mereka,. Karena
selain drivernya yang semakin banyak dari waktu ke waktu, permintaan mereka
pun semakin bertambah pula yang menyebabkan minat terhadap ojek
konvensional semakin menurun dan berdampak pada pendapatan mereka yang
semakin merosot pula. Hal ini pun sering menjadi menyebab terjadinya konflik
diantara ojek online dan ojek konvensional. Konflik pengojek online dan
pengojek konvensional tidak berlangsung lama. Kini, kebanyakan pengojek
konvensional sudah mau bergabung dengan perusahaan ojek online. Mereka yang
masih bertahan sebagai pengojek konvensional, berangsur-angsur sudah bisa
menerima keberadaan pengojek online yang dianggap memiliki konsumen
berbeda.
3. Server aplikasi yang mengalami gangguan
Seperti aplikasi digital lainnya, server ojek online mengalami gangguan sehingga
pengguna tidak bisa memesan layanan. Kesalahan teknis juga terkadang terjadi
pada penggunaan pembayaran via credit, alat pembayaran sejenis pulsa. Ada yang
mengeluh kreditnya terpakai, namun layanan tidak datang, ada pula supir yang
kebingungan karena tidak paham sistem ini. Entah ini kesalahan teknis atau akal-
akalan supir, masalah credit cukup menjadi sorotan pengguna layanan ojek
online.
7
4. Sulitnya mencari pengendara/driver ojek online
Penggunaan aplikasi berarti konsumen harus bergantung pada sistem pencarian di
sana. Terkadang, aplikasi tidak berhasil mendapatkan supir yang dibutuhkan,
padahal banyak pengendara/driver ojek online berkeliaran di daerah tersebut.
5. Perubahan struktur sosial?
Sebuah blog mengkritik sistem baru yang dibangun oleh Go-Jek secara
antropologis. Menurut penulisnya, sistem ini merusak tatanan sosial dan nilai-
nilai yang terkandung dalam sebuah pangkalan ojek: sistem mengantri, sopan-
santun, hingga sentuhan personal yang terjadi dalam setiap transaksi di pangkalan
ojek. Layanan angkutan ojek sepeda motor berbasis telepon seluler seperti GoJek
dan Grab Bike memberikan peluang bagi pengemudi ojek untuk mendapatkan
pelanggan di lokasi mana saja tanpa terikat pangkalan. GoJek di laman resminya
menyatakan bahwa seluruh calon pengemudi GoJek akan mendapat pelatihan
menyeluruh mulai penggunaan telepon seluler hingga keamanan mengemudi.
Selain itu pengemudi akan mendapat pembagian keuntungan sebesar 80 persen
untuk pengemudi dan 20 persen untuk perusahaan, termasuk bonus saat mencapai
target tertentu.
Ojek konvensional adalah para pekerja transportasi ojek yang biasa berkumpul
atau menetap di sebuah jalan yang sekiranya banyak akan mendapat penumpang.
Biasanya ojek pangkalan ini bertempat di depan komplek, atau depan gang, pasar dan
lain-lain.
Pihak penyedia jasa ojek online sebenarnya sudah banyak melakukan pendekatan
dengan pihak ojek pangkalan dengan berbagai penawaran untuk bergabung, nyatanya
banyak yang masih menolak. Singkatnya, alasan mereka yang menolak adalah
mereka merasa “ribet” dengan segala aturan yang harus mereka patuhi. Bahkan ada
pula yang keberatan dengan tata cara untuk bergabung dengan ojek online yang
dianggap berbelit dengan harus melengkapi beberapa dokumen yang dibutuhkan.
Jika melihat dari sudut pandang tersebut, wajar jika masyarakat berpendapat
bahwa ojek konvensional ini buruk pelayananannya. Tarif yang semena-mena,
pelayanan yang kurang nyaman, tak ada jaminanan keamanan jika terjadi hal buruk di
jalanan, dan lain sebagainya. Tapi, benarkah sepenuhnya seperti itu?
8
paguyuban. Sistem paguyuban ini tidak main-main, di sana mereka menentukan tarif
pasar yang berlaku, sistem antrian, bagi-bagi rejeki, dan juga pelanggan lokal.
Penerapannya lebih ke arah kekeluargaan, bukan korporasi seperti yang diterapkan
oleh jasa ojek profesional. Memang jika harus dijabarkan lebih lanjut, fungsi dari
paguyuban ini masih sangat abstrak dan tak bisa diukur secara pasti karena erat
kaitannya dengan sosial. Melalui paguyuban, tukang ojek juga bisa mendapat
“asuransi” berupa bantuan keluarga atau teman. Selain itu, tak sembarang tukang ojek
juga bisa bergabung untuk masuk dalam satu paguyuban.
Ojek konvensional pun tentu saja memiliki kelebihan yang berbeda dengan ojek
online, seperti:
1. Harga dapat ditawar.
2. Melestarikan bisnis komunitas lokal agar tidak dimonopoli perusahaan.
3. Tidak perlu menunggu pengendara Go-Jek, bisa langsung mencari
ojek pangkalan di luar.
4. Lebih fleksibel dalam perubahan tempat tujuan, waktu penjemputan, dan lain-
lain.
5. Merasa kasihan terhadap ojek pangka
Perusahaan ojek online pun telah melakukan beberapa cara untuk mengajak
mereka untuk bergabung, namun malah penolakan yang terjadi. Penolakan ini tentu
saja beralasan, para ojek konvensional ingin mempertahankan paguyuban yang lebih
memegang tinggi asas kekeluargaan. Selain itu, alasan mereka yang menolak adalah
mereka merasa “ribet” dengan segala aturan yang harus mereka patuhi. Bahkan ada
pula yang keberatan dengan tata cara untuk bergabung dengan Go-Jek yang dianggap
berbelit dengan harus melengkapi beberapa dokumen yang dibutuhkan. Bukan hanya
itu, salah satu tukang ojek yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan bahwa ia
tidak mau repot menggunakan smartphone dan tidak mau menggunakan sistem
potongan biaya yang nantinya harus disetor ke pengelola GoJek.
9
langsung ke kantor GoJek. Bahkan, para pengendara GoJek pun akan mendapatkan
smartphone yang nantinya dapat dicicil perbulannya untuk memudahkan mereka
menggunakan aplikasi GoJek.
Salah satu tukang ojek lainnya pun berpendapat bahwa ia ingin dibayar langsung
dengan uang asli, bukan sistem kredit yang sebagaimana sudah hadir di dalam GoJek.
Salah seorang tukang ojek pun menjelaskan bahwa ia tidak mau bergabung dengan
GoJek karena tidak bisa menawar dengan pelanggannya.
Tarif penumpang ojek konvensional bergantung pada tempat tujuan, jika dekat
biasanya Rp6.000, jauh berkisar Rp15.000-Rp20.000. Tarif ini sudah diketahui oleh
penumpang pada umumnya. Semenjak adanya ojek online, jika biasanya dalam sehari
dia bisa mendapat 10 penumpang kini hanya dua penumpang. Menurut pengakuan
seorang ojek konvensinal, jika dahulu biasanya bisa mengantongi pendapatan sekitar
Rp60.000 dengan 10 penumpang tujuan dekat. Pemasukan tersebut belum termasuk
dari penumpang dengan tujuan yang jauh. Akan tetapi, sejak maraknya ojek berbasis
aplikasi membuat pendapatannya turun drastis menjadi Rp.30.000/hari dengan sekitar
2 penumpang saja dalam sehari.
10
Bahkan semenjak munculnya ojek online, ada pula ojek konvensional yang tidak
mendapatkan penumpang dari pagi sampai sore, dari sore sampai malam, 24 jam
tidak mendapatkan penumpang. hal ini disebabkan karena kuantitas ojek
konvensional dalam satu paguyuban hanya kisaran puluhan orang, jumlah ini tentu
saja tidak sebanding dengan jumlah ojek online yang mencapai ribuan orang di Kota
Malang. Perbedaan kuantitas ini juga menjadi salah satu alasan yang mempengaruhi
pendapatan ojek konvensional.
Hal itu terungkap dari pengakuan sejumlah pengendara ojek pangkalan yang
diwawancarai Kantor Berita Antara dari pengojek yang biasa mangkal di Terminal
Arjosari, Kota Malang.. Mereka meminta tarif ojek online disamakan, karena jika
tetap ada perang tarif maka tindakan ojek berbasis aplikasi itu hanya akan merugikan
para pengojek konvensional.
Diakuinya, kehadiran ojek online belakangan hari ini yang kian marak dan
membuat pengojek pangkalan kesulitan mencari penumpang karena kalah bersaing
dengan mereka yang mematok tarif kelewat murah. Dalam sehari, kata dia, dia dahulu
biasanya bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp150.000. Akan tetapi, sejak
maraknya ojek berbasis aplikasi membuat pendapatannya turun drastis menjadi
Rp50.000/hari sampai dengan Rp60.000/hari.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan pendapatan ojek online yang berkali-
kali lipat berbeda. Diakui oleh salah satuojek online, pendapatannya per bulan rata-
rata bisa mencapai angka Rp 4 juta. Bahkan, jam kerjanya pun fleksibel dan ia
mengatakan lebih banyak waktu bersama keluarga.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di
wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam masyarakat. Untuk memperoleh
data primer, lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang,
Jawa Timur. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut karena terdapat banyak
pangkalan-pangkalan ojek konvensional yang terdapat pada lokasi tersebut
dikarenakan banyaknya pendatang yang bertempat tinggal di Kecamatan Lowokwaru.
2. Teknik Wawancara
13
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Tujuan digunakannya teknik
wawancara dalam penelitian ini, antara lain:
a. mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain,
b. mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.
Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
mendalam maksudnya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam
yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian bisa terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan
teknik Purposive Sampling yakni pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi
kepentingan peneliti.
3. Teknik Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Gambar dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian,
sejarah kehidupan, ceritera,biografi, peraturan, kebijakan, dan lain-lain, sedangkan
yang berbentuk gambar seperti lukisan, foto, gambar hidup dan lain-lain. Teknik
dokumentasi merupakan suatu pelengkap dari teknik pengumpulan data observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.
a. Rekaman sebagai setiap tulisan/pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk
individual atau kelompok dengan tujuan membuktikan adanya suatu
peristiwa.
b. Dokumen digunakan untuk mengacu atau bukan selain pada rekaman, yakni
tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti: surat-surat,
buku harian, catatan khusus, foto-foto dan lain sebagainya.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengetahui data primer
dari responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian
survei,Instrumen penelitian ilmu sosial pada umumnya berbentuk kuesioner dan
pedoman pertanyaan (interview guide).
Pedoman pertanyaan (interview guide) umumnya berisi daftar pertanyaan yang
sifatnya terbuka dan jawabannya bebas agar diperoleh jawaban yang luas serta
14
mendalam. Dalam Interview guide peneliti menghendaki pendapat yang lebih luas,
lebih rinci dan lengkap.
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
a. Utama : Peneliti
b. Bantu
Interview Guide
hal ini dilakukan untuk membatasi pengumpulan data yang terlalu luas
sehingga jika hal tersebut dilakukan peneliti bia lebih fokus dan mendapatkan
data yang akurat
Buku catatan lapangan
Digunakan untuk mencatat apa saja terjadi dilapangan terutama ketika
melakukan proses wawancara
Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan beberapa alat seperti handphone yang fungsinya
untuk memfoto fenomena apa saja yang berapa dilokasi dan alat perekam
suara.
3.6 Analisa data
15
Reduksi data merupakan pemilihan data dan pemusatan perhatian kepada data-
data yang betul-betul dibutuhkan sebagai data utama dan juga data yang sifatnya
hanya pelengkap saja. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data
lapangan dituangkan dalam uaraian atau laporan yang lengkap dan terinci.
Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting.
3. Klasifikasi data
Data yang telah terkumpul selama penelitian kemudian dikelompokkan sesuai
dengan tujuan penelitian, mana yang masuk kepada bentuk-bentuk pembinaan ,
hambatan-hambatan dan juga upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan dalam pembinaan pegawai fungsional stasiun meteorologi tabing
padang.
4. Penyajian data (data display)
Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian.
5. Penarikan kesimpulan (verification)
Verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran
menganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-
catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman
sejawat untuk mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain
makna yang muncul dari kata harus teruji kebenarannya, kekokohannya, ke
cocokannya (validitasnya). Kesimpulan akhir baru ditarik setelah tidak ditemukan
informasi lagi mengenai kasus yang diteliti. Kemudian kesimpulan yang telah
ditarik akan diverifikasi baik dengan kerangka bererfikir peneliti maupun dengan
catatan lapangan yang ada hingga tercapai konsesus pada tingkat optimal pada
peneliti dengan sumber-sumber informasi maupun dengan kolega peneliti
sehingga diperoleh validitas dan akuratisasinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, Jeko. 2015. Ini Alasan Mengapa Ojek Pangkalan Ogah Gabung GoJek.
http://tekno.liputan6.com/read/2251965/ini-alasan-mengapa-ojek-pangkalan-
ogah-gabung-gojek. Diakses pada tanggal 31 Mei 2017.
Wibisono, Rahmat. 2017. Ojek Pangkalan Tuntut Tarif Ojek Berbasis Aplikasi
Disamakan. http://www.solopos.com/2017/03/26/ojek-online-malang-ojek-
pangkalan-tuntut-tarif-ojek-berbasis-aplikasi-disamakan-804829. Diakses pada
tanggal 30 Mei 2017.
17
METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PUBLIK
OLEH :
AHRIKA
165030100111064
Unversitas Brawijaya
2017
18