A. PENGERTIAN NIRMANA
Istilah Nirmana diambil dari bahasa Kawi: Nir dan Mana. Nir berarti tanpa atau tidak
mempunyai bentuk, sedangkan Mana adalah arti. Jadi nirmana dimaksudkan membuat sesuatu
yang tidak terwujud namun mempunyai mana atau arti. Istilah berwujud atau berbentuk
dimaksudkan belum mempunyai tujuan praktis.
Nirmana merupakan desain sebagai proses untuk melatih keterampilan mengolah konsep
menjadi kreatif. Tujuan utama nirmana adalah melatih keterampilan sensitivitas dan kreativitas
menyusun obyek berdasar ide/ gagasan.
B. UNSUR-UNSUR NIRMANA
Unsur-unsur yang terdapat di dalam nirmana antara lain: titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan
tekstur.
1. TITIK
Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik
dapat dikembangkan menjadi garis atau bidang. Sebuah gambar dalam bidang gambar akan
berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga. Titik merupakan salah satu unsur
visual yang paling kecil dibanding dengan unsur yang lain.
Gb.1 Titik
2. GARIS
Garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian
masa dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertical,
horizontal, diagonal, dan sebagainya. Garis merupakan unsur yang sangat penting dan
menentukan dalam seni rupa. Garis hanya bisa disejajarkan dengan warna.
Gb.3 Macam-macam garis
3. BIDANG
Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar, dan luas
serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang dapat geometris,
organis, bersudut, tak teratur, dan bulat.
4. BENTUK
Titik, garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun kecilnya
pasti mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur. Bentuk ada dua macam, yaitu:
5. WARNA
Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu
warna tidak akan terbentuk jika tidak ada cahaya. Tiap-tiap warna dihasilkan dari reaksi cahaya
putih yang mengenai suatu permukaan dan permukaan tersebut memantulkan sebagian dari
spectrum. Terjadinya warna-warna tersebut disebabkan oleh vibrikasi cahaya putih. Sistem yang
paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna-warna adalah pada susunan warna dalam
bentuk lingkaran warna.
6. TEKSTUR
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun semu, bisa halus, kasar,
licin, dan sebagainya. Berdasarkan hubungannya dengan indera penglihatan, tekstur dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tekstur nyata, yaitu tekstur yang jika diraba maupun dilihat secara fisik terasa kasar dan
halusnya.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan
diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.
Gb.7. Irama
Keseimbangan (balance)
Keseimbangan (balance) atau balans merupakan penempatan unsur-unsur seni
rupa (warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara teratur maupun
acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalui penyusunan unsure seni rupa
yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada
stabilitas. Ada tiga jenis keseimbangan yaitu: keseimbangan mendatar,
keseimbangan tegak lurus, dan keseimbangan radial/keseimbangan kombinasi
(keseimbangan antara keseimbangan mendatar dan tegak lurus).
Gb.8. Keseimbangan
Harmoni (harmony)
Harmoni (harmony) merupakan keselarasan paduan unsure-unsur seni rupa yang
berdampingan, sedangkan hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras.
Harmoni terbentuk karena adanya unsure keseimbangan, keteraturan, kesatuan,
dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi.
Gb.9. Harmoni
Sifat Garis
mempertinggi objek,
memperluas ruang
b) Bidang
Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
panjang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah, dan dibatasi oleh
garis. Bidang terbentuk karena adanya pertemuan garis yang membatasi
suatu bentuk, dalam hal ini garis sebagai pembatas. Bentuk bidang dapat
geometris, organis, bersudut, tidak teratur, dan bulat.
b. Menyusun garis dan bidang dan membuat komposisi garis dan bidang
sesuai dengan karakternya
Nirmana rupa (dasar) merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan
dengan persepsi, ruang, bentuk, warna, dan bahan berwujud dua dimensi atau tiga dimensi.
Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (nirmana
darat/dua dimensi) dan trimatra (nirmana ruang/tiga dimensi) yang harus mempunyai nilai
keindahan.
Pada kenyataannya kita hidup dalam dunia tiga dimensi. Apa yang terlihat di depan kita
bukanlah merupakan suatu gambar dengan panjang dan lebar saja akan tetapi mempunyai ruang
atau wujud kedalaman. Seperti membentuk dua dimensi (dwimatra), membentuk benda tiga
dimensi (trimatra) juga bertujuan untuk mencapai keserasian rupa, atua membangkitkan rupa
ataupun bentuk tertentu yang mengasyikkan tapi dalam dunia trimatra.
Membentuk tiga dimensi (trimatra) lebih mudah dari membentuk dua dimensi
(dwimatra) karena berurusan dengan bentuk dan bahan yang nyata dalam ruang yang
sebenarnya, karena itu segala masalah yang berhubungan dengan bentuk trimatra yang maya
berada pada kertas (atau bidang datar lain) dapat dihindarkan.
Pada bentuk tiga dimensi jika diproyeksikan terdapat tiga tampak dasar yang dimiliki, yaitu:
Tampak perspektif (bentuk kubus)
Tampak atas
Tampak depan
Tampak samping
Sama halnya dengan bentuk dua dimensi (dwimatra), bentuk tiga dimensipun terdiri dari unsure-
unsur konsep: titik, garis, bidang; unsur rupa: bentuk, warna, tekstur, dan hubungan proporsi,
arah, ruang, dan gaya berat.
Unsur konsep:
Titik
Garis
Bidang
Bentuk
Proporsi
Ukuran
Warna
Tekstur
A. PENGERTIAN WARNA
Dalam nirmana, warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata,
oleh karena itu warna tidak akan terbentuk jika tidak ada cahaya. Tiap-tiap warna dihasilkan dari
reaksi cahaya putih yang mengenai suatu permukaan dan permukaan tersebut memantulkan
sebagian dari spectrum. Terjadinya warna-warna tersebut disebabkan oleh vibrasi cahaya putih.
Sistem paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna-warna adalah pada susunan dalam
bentuk lingkaran warna.
1. Warna Spektrum
Warna spectrum adalah warna yang sumbernya berasal dari sinar, baik sinar
matahari maupun sinar lampu. Warna-warna spectrum jika dibiaskan akan tampak jelas
seperti warna pelangi. Warna yang tampak dalam pelangi ada tujuh, yang berjajar
berdampingan. Sesungguhnya warna spectrum ada sembilan, tujuh warna nampak seperti
warna pelangi, yang dua tidak nampak yaitu warna ultra merah dan ultra ungu. Warna
spectrum jika dipadukan menjadi satu akan terbentuk warna putih. Warna spectrum
sering disebut warna aditif. Warna pokok aditif adalah merah, hijau dan biru, dalam
komputer sering disebut RGB.
2. Warna Pigma
Warna pigma adalah warna yang dinyatakan oleh keadaan bahan. Pigma berasal dari
kata pigmen yang berarti buturan-butiran halus dan kecil sebagai bahan warna yang bisa
didapatkan dari tumbuhan, binatang, mineral, proses kimiawai, dan sebagainya. pigmen
dapat diraba dan dipegang. Diantara sekian banyak jenis dan macam pigmen maka
masing-masing jenis dan macamnya memiliki kekuatan daya pancar dan daya pantul
sinar yang tidak sama. Bagi pigmen yang kuat akan menghasilkan warna yang terang
atau cemerlang, bagi pigmen yang lemah akan menghasilkan warna yang suram atau
gelap. Pigmen adalah bahan warna yang dibuat oleh manusia berdasarkan ilmu
pengetahuan yang ilmiah dari bahan-bahan alami maupun sintetis yang prosesnya
menggunakan teknologi mutakhir, yang hasilnya dapat dibedakan menjadi:
a. Bentuk padat, seperti: pensil, konte, bedak, pastel, pulas, dsb.
b. Bentuk pasta, seperti: cat air, cat plakat, dsb.
c. Bentuk cair, seperti: tinta, dsb.
d. Bentuk tepung, seperti: teres, dsb.
Warna pigma sering juga disebut warna substraktif. Warna pokok substraktif
adalah sian (biru), magenta (merah), dan yellow (kuning), dalam computer sering
disebut CMY.
Secara umum, warna dapat digolongkan menjadi tiga kelompok utama yaitu:
1. Warna primer
Warna primer atau warna pokok dikatakan demikian karena warna ini tidak bisa didapat
dengan cara mencampurnya dengan warna lain. Warna primer adalah merah, biru dan
kuning.
2. Warna sekunder
Warna sekunder adalah warna hasil pencampuran antara dua warna primer. Warna
sekunder antara lain:
Warna ungu yang berasal dari pencampuran warna merah dan biru
Warna oranye yang dihasilkan dari pencampuran warna merah dan kuning
Warna hijau yang dihasilkan dari pencampuran warna biru dan kuning
3. Warna tersier
Warna tersier merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran dua warna sekunder.
Warna tersier antara lain:
Coklat-kuning
Coklat-merah
Coklat-biru
Diantara ketiga penggolongan warna yang umum tersebut masih ada lagi penggolongan warna
yang lain diantaranya:
1. Warna Intermediet
Warna intermediet adalah warna perantara yaitu warna yang ada diantara warna primer
dan sekunder pada lingkaran warna, diantaranya:
Kuning-hijau
Kuning-jingga
Merah-jingga
Merah-ungu
Biru-violet
Biru-hijau
2. Warna Kuarter
Warna kuarter adalah warna hasil pencampuran dari dua warna tersier diantaranya:
Coklat-jingga
Coklat-hijau
Coklat ungu
Beberapa skema warna yang perlu diketahui dan tiga diantaranya yang paling pokok adalah:
1. Warna Analogus
Warna analogus adalah hubungan warna yang bersebelahan pada lingkaran warna,
seperti hijau kuning, ungu kuning, dan oranye kuning.
2. Warna Monokromatik
Warna monokromatik adalah penggunaan hubungan hanya satu warna dalam susunan
value dan intensitasnya digabung dengan warna netral (hitam atau putih). Kesan yang
didapat dari warna monokromatik ini adalah tenang serta monotone.
3. Warna Komplementer
Warna komplementer adalah hubungan warna-warna yang saling berhadapan dalam
lingkaran warna sehingga warna ini disebut juga warna kontras. Contohnya merah-hijau,
kuning-ungu, dan biru-oranye. Ada empat kemungkinan warna kontras, diantaranya:
a. Warna kontras komplementer atau kontras dua warna, merupakan dua warna
yang saling berhadapan dalam lingkaran warna dan menghasilkan hubungan
kontras paling kuat, misal jingga dengan biru.
b. Kontras split kompementer atau kontras dua warna komplemen bias, yaitu
warna-warna yang berseberangan pada lingkaran warna, tetapi menyimpang ke
kiri atau ke kanan. Misalnya warna komplemen bias kuning dapat berupa biru
ungu, merah ungu, tetapi dapat pula dengan biru dan merah.
c. Kontras triad warna komplementer atau kontras segi tiga atau kontras tiga
warna, yaitu tata rupa tiga warna kontras dapat menggunakan kontras segi tiga.
Dalam lingkaran warna semua bentuk segitiga sama sisi dapat menghasilkan
warna semacam ini.
d. Warna tetrad komplemen atau kontras dobel komplemen atau kontras empat
warna yaitu bila menghendaki tata rupa empat warna maka dapat menggunakan
kontras segi empat dalam lingkaran warna. Warna-warna dari semua jenis warna
kontras ini dianggap dapat menghasilkan “gangguan optis”, bila digoyang
sepertinya dapat bergerak.