Dampak Sosial Teknologi Pertanian Pada Masyarakat Petani Di Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan
Dampak Sosial Teknologi Pertanian Pada Masyarakat Petani Di Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan
2018
Sitohang, Saurma
Univesitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7084
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI PERTANIAN PADA MASYARAKAT
KABUPATEN ASAHAN
SKRIPSI
Oleh :
SAURMA SITOHANG
140905117
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di
sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar
kesarjanaan saya.
Saurma Sitohang
ii
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan penulis dalam segi penulisan
dan dalam segi kalimat. Penulis juga menyadari bahwa penulis tidak bisa
menyelesaikan tugas akhir ini tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari semua
ini, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan dari pembaca untuk
bapak saya Palmer Sitohang dan ibu saya Rospita Pandiangan, yang senantiasa
mengasihi, mendidik, membimbing serta mendoakan saya dari sejak kecil sampai
saat ini. Terimakasih khususnya pada ibu saya yang selalu menyebut nama saya
dan kedua adik saya dalam doa mu. Juga terima kasih untuk kedua adik saya
Barita Tiurma Sitohang dan Putra Tania Sitohang yang selalu memberkan
dukungan agar menyelesaikan tugas akhir ini dengan waktu yang tepat. Terima
kasih yang istimewa untuk Opung doli dan Opung boru ku yang merawat aku
sejak aku masih bayi sampai aku SD. Terima kasih untuk semua keluargaku yang
iii
Yance, M.si yang menjadi dosen pembimbing saya dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.Terima kaish banyak untuk memberikan waktu, tenaga, perhatian dan
bimbingan mulai dari tahap awal saya bimbingan sampai penyelesaian tugas akhir
ini. Saya juga berterima kasih banyak kepada ibu Drs. Sabariah Bangun, M. Soc.
kasih kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Ketua Departemen Antopologi
Sosial FISIP USU dan Bapak Agusutrisno selaku Sekretaris Departemen atas
dukungan, bimbingan, arahan dan motivasi yang selama ini diberikan kepada
saya. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh Dosen Antropologi
Bapak Nurman, Bapak Hamdani, Bapak Farid, kepada Ibu Nita Safitri, Ibu Tjut,
Ibu Aida Safitri, dan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu saya
mengucapkan banyak terima kasih atas ilmu, pengalaman dan pembelajaran yang
telah di sampaikan dan di berikan kepada saya dalam proses belajar mengajar,
saya dapat menyelesaikan studi ini karena adanya jasa dan campur tangan dari
Bapak/Ibu sekalian, kiranya ilmu yang di terima dapat saya gunakan sebaik-
baiknya.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada informan saya yang ada
penelitian dan juga memberikan segala informasi yang saya butuhkan selama
penelitian berlangsung.
iv
Tabita, Eunike, Hafis. Terima Kasih seluruh Kerabat Antropologi Sosial 2014
yang menjadi teman selama proses perkuliahan berlangsung dan yang ikut
Saya juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Bella dan Indah
yang menjadi teman dan sahabat saya. Terima kasih juga kepada bang Nelson,
bang Nando, bang Gusta dan kak Angel yang pernah menjadi teman satu rumah
saya selama masa perkuliahan. Juga kepada bang Yogi, bang Mario dan Bang
Yudi yang menjadi teman dan menjadi abang selama masa perkuliahan.
segala sesuatu untuk seminar hasil. Kepada Lope yang juga membantu saya
ketika saya seminar hasil. Terima kasih juga khususnya kepada bang Bernad
proposal dan penyelesaian tugas akhir ini . Saya menyampaikan ucapan terima
kasih yang sangat istimewa untuk abang saya Fararat Sitohang, yang telah
merawat dan membimbing saya sejak pertama kali saya kuliah. Terima kasih
untuk selalu memberikan dan dukungan motivasi saya selama masa perkuliahan.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang membatu saya dalam proses perkuliahan hingga penyelesaian skripsi
ini. Saya mengucapkan terima kasih banyak kiranya Tuhan membalas sagala
untuk itu saya berharap akan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
Saurma Sitohang
vi
sampai pada kelas V (lima) SD dan pada tahun 2007 penulis menyelesaikan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis juga merupakan salah satu
Antropologi (INSAN).
vii
6. Tahun 2016, sebagai pesarta Seminar Hasil Penelitian Disertasi Doktor oleh
7. Tahun 2016, sebagai pesarta Seminar Hasil Penelitian Disertasi Doktor oleh
Bangsa”
10. Tahun 2018, sebagai anggota PARSEL (Persatuan Anak Rantau Sei Lebah)
Email : saurma.sitohang@gmail.com
viii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
yang dijelaskan penulis pada skripsi ini adalah : BAB I penulis mendeskripsikan
latar belakang dari judul yang ditetapkan penulis, menuliskan tinjauan pustaka,
rumusan maslaah, tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis,
metode penelitian yang digunakan oleh penulis dan pengalaman peneliti di lapangan.
tentang lokasi penelitian. Menjelasakan sarana dan prasarana yang ada di desa
BAB III, menjelaskan tentang alat-alat teknologi pertanian yang saat ini
BAB IV, menjelaskan tentang aktivitas sosial dan alat-alat yang di pakai pada
petani tradisional. Menjelaskan aktivitas sosial yang dilakukan petani pada petani
ix
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan
dan penyempurnaan skripsi ini.Cukup banyak kesulitan yang penulis temui dalam
penulisan skripsi ini, tetapi dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga
amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang
Maha Esa
Penulis
Saurma Sitohang
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................ 20
1.4. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 20
1.5. Metode Penelitian .......................................................................... 21
1.6. Pengalaman Peneliti ................................................................. 25
xi
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 107
5.2. Saran ........................................................................................ 109
xii
xiii
xiv
xv
PENDAHULUAN
teknologi tersebut mengakibatkan tenaga manusia hampir tidak dibutuhkan lagi atau
Kecamatan Sei Kepayang. Desa Perbangunan adalah desa yang mata pencaharian
utamanya adalah petani. Hampir semua penduduk di desa itu adalah sebagai petani
atau ada juga sebagai buruh tani. Tanaman yang biasanya ditanam di desa itu adalah
tanaman padi dan tanam sawit. Tetapi, masyarakat lebih mengutamakan untuk
menanam padi karena dari musim tanam sampai musim panennya lebih cepat
sawahnya. Banyak manfaat yang dirasakan petani dengan adanya teknologi pertanian,
misalnya dalam membajak sawah. Sekitar tahun 80-an, masyarakat petani di Desa
membolak-balikan tanah dan juga di bantu dengan tenaga kerja manusia dengan
memakai cangkul dalam membajak sawah. Tenaga kerja yang di pakai dalam
lahannya sendiri dibantu anak dan istrinya. Waktu kerja yang dibutuhkan dalam
membajak sawah sangat lama sekitar 1-2 minggu untuk 1 Ha lahan, belum ada
teknologi pertanian yang membantu untuk mempercepat pembajakan sawah pada saat
itu. Pada tahun 90-an, alat untuk membajak sawah yang dinamakan “traktor” atau
biasa disebut oleh masyarakat petani dengan sebutan “jetor”. Dengan menggunakan
traktor, membajak sawah 1 Ha dapat diselesaikan dengan waktu 2-3 hari dan hanya
menggunakan dua tenaga kerja untuk menggerakkan alat itu. Tidak semua orang di
desa tersebut yang memiliki traktor karena harganya yang relative mahal.
caranya untuk membajak sawah. Petani harus mengeluarkan uang untuk menyewa
traktor dan mempekerjakan orang lain dalam mengerjakan lahannya. Petani tidak lagi
ikut mengerjakan sawahnya. Dia hanya memantau hasil pekerjaan orang lain dengan
mempekerjakan orang lain untuk mengerjakan sawahnya, dia juga harus menyiapkan
sarapan dan makan siang untuk pekerjanya serta menyediakan air minum yang
sawah saja. Muncul teknologi lain yang berupa mesin untuk panen padi yang disebut
oleh masyarakat setempat dengan “treser” atau “theresher”. Thresher adalah alat
untuk memisahkan biur-biur padi dari batangnya. Pada zaman dahulu, dalam
manusia sepenuhnya. Padi yang sudah diambil akan dikumpulkan di tikar besar
tempat untuk menjemur padi, kemudian dipukul di atas kayu yang telah di buat
sendiri oleh para petani agar biur padi dan batangnya terpisah. Namun dengan adanya
theresher, masyarakat petani tidak lagi memukul padi untuk mengumpulkan biur-biur
padi. Padi yang sudah dikumpulkan akan dimasukkan ke dalam mesin dan secara
otomatis biur-biur padi langsung terpisah dengan batangnya. Tenaga manusia yang
dibutuhkan sebelum ada theresher dan setelah ada theresher hampir sama banyaknya.
Dalam musim panen, para buruh tani membentuk satu kelompok sekitar 15-20 orang
dan mereka disebut dengan “parkomben” atau bisa juga disebut dengan
padi. Dalam satu hari satu kelompok Parkomben dapat menyelesaikan satu petak
guna untuk menghindari banyaknya hama yang datang. Karena masa tanam dan masa
Perbangunan. Hal itu mengakibatkan banyaknya pendatang baru yang bekerja sebagai
buruh tani yang datang dari luar untuk bekerja sebagai “parsuan” (orang yang
Desa Perbangunan mulai diperkenalkan dengan mesin perontok padi yang digunakan
untuk memanen padi yang dinamakan combine tetapi, masyarakat Desa Perbangunan
masyarakat petani pada tahun 2017 awal. Saat itu pemerintah masih memberikan satu
mesin combine untuk Desa Perbangunan dan saat itu belum semua petani yang
memakai mesin combine untuk memanen padinya. Banyak petani yang masih
Namun, pada tahun 2018 awal, mesin combine sudah mulai digunakan masyarakat
petani di Desa Perbangunan. Hanya satu mesin combine padi cukup untuk memanen
semua lahan yang ada di Desa Perbanguan dalam waktu satu bulan karena dalam satu
hari mesin perontok padi bisa memanen 8-10 Ha sawah yang dikerjakan hanya 10-15
orang saja. Kemajuan teknologi yang semakin canggih memang sangat membantu
masyarakat petani yang juga bekerja sebagai buruh tani semakin kehilangan
petani di Desa Perbangunan juga bekerja sebagai buruh tani untuk menambah
kelompok yang terdiri dari 15-20 orang untuk bekerja sebagai buruh tani dan biasa di
boleh yang sudah menikah dan punya anak atau pun masih remaja. Biasanya satu
kelompok parsuan itu terdiri dari 1-2 laki-laki yang bertugas untuk menarik same
dan selebihnya adalah perempuan unutk menanam same. Same adalah padi yang
Tenaga kerja dari Desa Perbangunan itu sendiri tidak cukup untuk memenuhi
target masa tanam yang telah ditetapkan oleh setiap kelompok tani. Biasanya, pada
musim tanam banyak pendatang baru yang datang ke Desa Perbangunan hanya untuk
bekerja sebagai buruh tani. Mereka tinggal di rumah penduduk desa yang mau
menampung mereka, dan masyarakat yang menerima parsuan itu disebut dengan
agen atau mereka menyebutnya dengan toke. Dari agen tersebut mereka di arahkan
kemana tempat mereka kerja. Masyarakat yang ingin mempekerjakan buruh tani dari
luar Desa Perbangunan itu biasanya memintanya dari Agen bukan dari kelompok
parsuan itu sendiri. Beruntungya, sampai saat ini di Desa Perbangunan belum ada alat
kelompok untuk menjadi buruh tani atau Parkomben yang identik dengan laki-laki,
biasanya yang bekerja itu adalah laki-laki yang sudah menikah dan sudah memiliki
anak. Mereka berbeda dari parsuan, karena parkomben bekerja untuk menerima gaji
yang berupa uang. Mereka tidak mau jasa di bayar dengan jasa. Sama seperti musim
menanam, tenaga kerja dari Desa Perbangunan sendiri tidak cukup untuk memanen
semua padi yang ada di desa tersebut. Oleh karena itu, banyak pendatang dari luar
yang datang dan bekerja sebagai buruh. Satu kelompok parkomben yang terdiri dari
Pada tahun 2017 parkomben sudah tidak ada lagi. Pendatang dari luar pun
sudah tiak ada lagi. Tenaga buruh tani sudah digantikan oleh mesin combine. Banyak
lebih memilih mengabiskan waktunya di warung untuk bermain judi atau sekedar
untuk bertemu dengan teman-temannya. Mau tidak mau, masyarakat petani harus bisa
menerima masuknya teknologi baru ke wilayah mereka, karena memang sudah sulit
untuk mencari tenaga kerja manusia. Setelah masyarakat petani mengetahui kerugian
memakai mesin combine di masa panen, sebagian masyarakat lebih mencari tenaga
kerja manusa, karena hasil panen yang di dapat jika petani menggunakan tenaga
Tidak hanya itu saja, setelah mereka panen dengan memakai treser, mereka masih
bisa memperoleh sedikit padi dari tumpukan jerami yang dihasilkan oleh mesin
thresher dan itu dilakukan sendiri tanpa harus membayar buruh tani lagi. Hasil dari
tumpukan jerami yang itu memang tidak banyak, tetapi ada kepuasan tersendiri bagi
petani jika petani mendapatkan sedikit padi dari tumpukan jerami. Masyarakat petani
menyebutnya dengan mengketek. Mengketek itu adalah mengambil sisa-sisa padi dari
tumpukan jerami setelah padi sudah dipanen. Kalau menggunakan mesin combine,
melihat langsung banyak nya padi yang terbuang ke tanah. Banyaknya padi yang
terbuang dikarenakan mesin combine yang terlalu besar merusak biur-biur padi ketika
sedang beroperasi.
Menurut Wolf (1985) petani diartikan dalam sisi mata pencahariaan dan petani
sebagai pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi dimaksudkan disini adalah petani tidak
melakukan usaha tani pada perusahaan atau pun untuk bisnis lain, melainkan untuk
mengelola rumah tangga nya sendiri. Wolf meneliti petani secara antropologis dan
Wolf mengunakan kata peasant untuk petani pedesaan atau petani tradisional.
Peasant adalah orang desa yang bercocok tanam di pedesaan tidak di dalam ruangan
Wolf, petani (peasant) zaman dulu bersifat subsisten dengan prinsip dahulukan
selamat (safety first). Peasant ditujukan kepada golongan yang mempunyai lahan
pertanian dan mengerjakan lahan pertaniannya sendiri. Petani memproduki hasil tani
hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dan tidak untuk mencari
banyaknya untuk memenuhi kebutuhan pokok nya sendiri dan untuk mendapatkan
Dalam teori yang dikemukakan oleh Wolf sama dengan apa yang peneliti lihat
Perbangunan sudah tidak lagi disebut dengan peasant . Petani di zaman modern yang
mempunyai lahan milik sendiri tidak lagi mengerjakan lahannya sendiri. Hampir
1
http://bentukdanisi.blogspot.co.id/2012/07/review-buku-masyarakat-petani-dan.html
2
Eric R. Wolf,Petani. Suatu Tinjauan Antropologis, CV Rajawali, Jakarta, 1983, halaman 2
di bayar dengan materi. Masyarakat petani zaman modern ini lebih berpikir untuk
menghasilkan lebih banyak hasil pertaniannya dan hasil pertanian itu akan di jual
dan tenaga manusia yang tidak terlalu banyak, petani dapat memproduksi hasil
pertanian 2-3 kali dalam setahun. Mereka hanya menyimpan sedikit dari hasil
pertanian yang mereka produksi. Apabila mereka kehabisan simpanan hasil pertanian,
mereka harus membeli dari petani lain yang masih menyimpan hasil pertaniannya.
Pada zaman dulu sekitar tahun 1970-1980, dimana Desa Perbangunan masih
menggunakan tenaga manusia dan tenaga hewan dalam membajak sawah, petani
anak-anaknya. Karena memang produksi padi pada saat itu masih sedikit dan
membutuhkan waktu satu kali panen dalam setahun. Karena petani hanya
menghasilkan padi satu kali dalam satu tahun dan dengan jumlah yang sedikit pula,
petani menyimpan hasil panennya untuk kebutuhan keluarga mereka sampai mereka
tidak cukup untuk setahun. Terkadang mereka meminjam padi atau beras dari
tetangga yang masih mempunyai banyak cadangan dan akan di bayar setelah panen
dengan sistem padi di bayar dengan padi dan beras di bayar dengan beras. Untuk
ukuran beras yang biasa dipakai di Desa Perbangunan adalah dengan satuan“kaleng“
Peasant secara garis besar golongan pertama adalah kaum tani yang masih
menggunakan teknologi modern dan sistem pengelolaan usaha yang modern serta
petani menanam jenis tanaman yang dibutuhkan di pasar. Semua itu dilakukan petani
Gilian Hart dalam Soetarto dkk (2006) tentang konsep peasant menjelaskan
bahwa peasant adalah ditunjukan untuk semua penduduk desa secara umum.
Ditujukan untuk penduduk desa yang memiliki lahan pertanian ataupun penduduk
desa yang hanya bekerja sebagai buruh tani. 4 Soekartawi menyebutkan bahwa
yaitu :
meningkat.
rendah.
3
http://repository.ut.ac.id/4389/1/LUHT4208-M1.pdf
4
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11033/Bab%20II%202008syu.pdf?sequence=9
10
lainnya.5
Konsep Eric Wolf hampir sama dengan konsep petani yang dikemukakan oleh
Robertt Redfield. Robert Redfield menggunakan kata petani untuk setiap produsen
kecil yang hanya memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri. Ia menjelaskan bahwa
masyarakat petani adalah masyarakat yang mencari nafkah dengan cara mengelola
tanah untuk bertahan hidup. Petani adalah orang yang mengelola sebidang tanah yang
petani itu sendiri sudah lama terikat oleh ikatan tradisi dan perasaan. Dikatakan
bahwa tanah dan dirinya adalah bagian dari satu hal atau satu kerangka hubungan
identik dengan perdesaan namun hidup dan berhubungan dengan pasar-pasar yang
ada di kota, karena petani merupakan suatu bagian yang mengelompok dari suatu
penduduk yang luas yang ada di pusat kota atau bahkan di kota metropolitan. Meraka
merupakan bagian masyarakat dengan budaya yang dimiliki oleh petani 7 . Disini
Robert menjelaskan bahwa petani tidak bisa dipisakan oleh pasar-pasar tradisional
yang ada dikota karena petani merupakan produsen yang memenuhi kebutuhan-
5
Soekartawi, dkk, Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil,h. 1.
6
http://bentukdanisi.blogspot.co.id/2012/07/review-buku-masyarakat-petani-dan.html
7
http://bentukdanisi.blogspot.co.id/2012/07/review-buku-masyarakat-petani-dan.html
11
mempertahankan hidupnya dengan cara bercocok tanam. Petani zaman dahulu hanya
pertanian dalam jumlah yang sedikit. Mereka berusaha memproduksi hasil pertanian
dalam jumlah yang besar agar mendapatkan untung yang besar juga.
membantu pekerjaan petani dengan waktu yang tidak terlalu lama, petani di zaman
modern ini berubah menjadi petani yang bersifat farmer dan itu berlaku untuk semua
masyarakat desa yang mempunyai lahan pertanain sendiri dan memproduksi hasil
pertanian di zaman sekarang. Tetapi, tidak untuk masyarakat desa yang bekerja
sebagai buruh tani dan tidak mempunyai lahan pertanian sendiri. Peasant adalah
sebutan untuk petani tradisional dan farmer adalah sebutan untuk petani modern
memperbaiki segalah yang berkaitan dengan tanaman atau pengusahaan tanah. Dalam
12
suhu, angin, air dan kedalaman tanah. 8 Adanya teknologi pertanian membantu
A.T. Mosher membagi pertanian dalam dua golongan, yaitu pertanian primitif
dan pertanian modern. Pertanian primitif adalah petani yang bekerja mengikuti
metode-metode yang berasal dari orang tua dan tidak menerima pemberitahuan
(inovasi). Mereka bekerja menurut apa yang di lihat nya dari orang sebelumnya
contoh petani yang dapat berkembang untuk meningkatkan ekonomi dalam bidang
studi terhadap kebudayaan materi. Hal ini lebih dimaksudkan sebagai proses-proses
10
manusia dalam menangani dan mengendalikan lingkungan fisiknya. Secara
sosiologis, teknologi memiliki makna yang lebih mendalam dari pada peralatan.
Teknologi menetapkan suatu kerangka bagi kebudayaan non material dari suatu
kelompok. Jika di satu tempat teknologi mengalami perubahan, maka cara berpikir
8
Iskandar Andi Nuhung, Strategi dan Kebijakan Pertanian dalam Perspektif Daya Saing, h. 57.
9
EricR.Wolf1984.http://www.infoorganik.com/index.php?option=com_content&view=article
&id=86:petani-penggarap-hambat-aplikasi-pertanian-organik-pola-tanamsri&
catid=34:padi&Itemid=62.di (akses hari senin 28 deseme 201).
10
Tulisan dari buku Konsep Teknologi oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Industri ITB.
13
historis yang hanya mangarah pada sejumlah alat yang dapat dipakai manusia untuk
mencapai kesejahteraan. Peneliti tidak menyetujui hal ini karena berbeda dengan apa
teknologi pertanian yang masuk ke Desa Perbangunan, masyarakat petani yang juga
pekerjaan buruh tani. Salah satu contoh buruh tani kehilangan pekerjaannya adalah,
buruh tani perempuan tidak lagi bisa mengketek karena digunakannya mesin combine
untuk memanen padi. Menggunakan mesin combineuntuk memanen padi, tidak akan
ditumpukan di satu tempat. Biasanya untuk 1 Ha lahan, ada dua tumpukan jerami.
Ditumpukan jerami itu banyak sisa-sisa padi menempel di daun padi yang sudah
halus dari treser. Setelah masa panen, biasanya buruh tani pergi ke tempat lahan yang
Weber menjelaskana bahwa teknologi itu dikatakan sebagai ide, gagasan atau
pemerataan atau penyebaran kerja sebagai kapasitas besar hilangnya tenaga kerja dari
11
Muhammad Ngafifi, Kemajuan Teknologi dan Pola Kehidupan Manusia, Jurnal Pembangunan dan
Pendidikan, vol. 2, no. 1, (2014) h. 36.
14
tidak dibutuhkan. Peneliti setuju oleh pernyataan di atas, karena memang benar
banyak buruh tani kehilangan pekerjaan dan mencari pekerjaan lain. Sebelum
panen, sangat banyak pendatang dari luar Desa Perbangunan datang ke desa tersebut
untuk menjadi buruh tani. Bahkan ada dari mereka yang menetap di Desa
pekerjakan sebagai buruh tani di sawahnya sendiri. Masuknya mesin combine sangat
berpengaruh besar dengan aktivitas petani dari tiga tahun lalu. Sekarang ketika
memasuki masa panen biasa ataupun panen raya, tidak ada lagi buruh tani yang
bahwa perkembanagn teknologi terutama dalam sektor pertanian adalah alat untuk
12
Bayu Enggak Rifkian, dkk, Modernisasi Pertanian(Studi Kasus Tentang Peluang Kerja dan
Pendapatan Petani dalam Sistem Pertanian di desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember, Jurnal Ilmiah, Ilmu pendidkan, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial, vol. 11, nomor 1, (2017).
15
mensejahterakan rakyat dan itu menjadi salah satu program pemerintah Indonesia.
segala perubahan aktivitas pertanian dari pertanian tradisional menuju petani modern.
Teknologi adalah merupakan alat-alat yang digunakan dalam mengelola sawah juga
masyarakat akibat pengaruh dari dalam diri masyarakat itu sendiri maupun dari luar
dari sturuktur sosial. Yang dimaksud dengan sturuktur sosial disini adalah pola-pola
perilaku dan interaksi sosial. Dalam struktur sosial itu sendiri terdapat nilai-nilai dan
sosial bukan suatu gejala pada masyarakat modern, tetapi sebuah hal yang universal
16
masyarakat.
setiap perubahan yang tak terulang dari sistem sosial sebagai kesatuan. Arti lain dari
perubahan sosial dikaitkan dengan pembangunan pada gejala sosial, yaitu pertama
penafsiran arti dan sejarah, tetapi lebih didasarkan pada pengetahuan tentang kondisi
dan cara cara terjadinya perubahan sosial yang menyangkut masyarakat tertentu.14
dapat disimpulkan bahwa perubahan social mengacu pada perubahan dalam struktur
13
Jacobus Ranjabar, Teori-teori dan Proses Perubahan Sosial sert Teori Pembangunan, h.4.
14
Jacobus Ranjabar, Teori-teori dan Proses Perubahan Sosial sert Teori Pembangunan, h.5.
15
Rauf HAtu, Perubahan Sosial Kultural Masyarakat Pedesaan, Jurnal Inovasi, vol 8, no. 4, (2011)
h.3.
17
sosial, yaitu :
yang lama yang terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
tertentu, antara lain : (a). Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu
perubahan. (b). Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap
tidak puas menjadi program dan arah gerakan. (d). Pemimpin tersebut harus dapat
menunjukan suatu tujuan pada masyarakat. (5). Harus ada momentum yaitu saat
dimana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan.
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau yang berarti bagi
18
diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
dikemukakan oleh para ahli, penulis menyimpulkan bahwa perubahan sosial itu
adalah perubahan yang menyangkut perubahan sturuktur sosial terjadi akibat adanya
hubungan sosial dan hubungan keluarga yang telah di bangun di wilayah yang sudah
19
Dari latar belakang yang telah dijelaskan oleh peneliti, maka muncul
pertanian?
Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana perubahan sosial yang
perubahan sosial yang terjadi di desa tersebut setalah teknologi mengambil alih
pekerjaan masyarakat petani sebagai buruh tani di desanya. Peneliti juga ingin
tambahan selain dari mengelola sawahnya sendiri. Peneliti juga ingin mencari tahu
bagaimana respon dan apa yang dilakukan pemerintah Desa Perbangunan untuk
mengatasi hilangnya lapangan pekerjaan di Desa Perbangunan dan apa saja faktor
20
dalam membuat karya ilmiah bagi peneliti. Penelitian ini juga bermanfaat untuk
teknologi.
yang bersifat lebih alamiah dan juga bersifat holistik, peneliti melihat kasus yang
diteliti dan mengamatinya secara mendalam. Menurut Lexy J. Moleong (2006 : 6),
tentang apa yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku,
persepsi, morivasi, tindakan dan lain lain secara holistic dan dengan cara deskriptif
dalam bentuk kata kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan lebih rinci, peneliti harus
memperoleh data primer dan data sekunder guna untuk memperkuat penelitiannya.
Data primer adalah informasi dari tokoh-tokoh masyarakat, bisa berupa instansi
terkait yang memberiakn informasi yang akan diteliti. Kemudian data sekunder
21
a. Observasi
pengamatan langsung di lapangan terhadap apa yang diteliti. Peneliti melihat dan ikut
juga harus mendengar dan ikut merasakan apa yang sedang di observasinya tetapi,
pengamatan yang lebih baik adalah apabila peneliti mampu melibatkan semua indera
masyarakat dan bagaimana sistem social pada masyarakat Desa Perbangunan berubah
peneliti untuk dapat melihat segala tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh
Perbangunan.
22
masyarakat dan khususnya kepada masyarakat petani yang juga bekerja sebagai
hubungan yang baik bukan hanya sekedar saling kenal, tetapi membangun rasa saling
indera yang dimiliki manusia, peneliti juga menggunakan alat perekam suara dan alat
tulis yang membantu peneliti untuk menyimpan semua informasi ketika wawancara
Sebelum melakukan wawancara, penulis mencari tahu dulu siapa saja yang
cocok menjadi informan penulis. Yang menjadi informan pangkal penulis disini
adalah Mama penulis sendiri. Dalam penelitian ini penulis mencari informan
Yang menjadi informan penulis dalam penelitian ini adalah, 4 orang ibu, 4 orang
23
c. Informan
dinamakan dengan informan pangkal dan informan kunci. Informan pangkal adalah
orang yang pertama kali dijumpai, data yang di dapat dari informan pangkal biasanya
gambaran umum dari desa tersebut. Dari informan pangkal peneliti dapat diarahkan
kepada orang yang banyak mengetahui tentang perkembangan desa secara lebih
baik.
b. Keterlibatan langsung, yaitu orang yang tudak bekerja lagi karena adanya
teknologi baru atau pun orang yang yang berganti pekerjaan untuk menjadi
penggerak mesin.
e. Non-analitis.
24
orang tua tentang siapa saja tokoh yang mengerti tentang apa sedang diteliti oleh
penulis. Mencari tahu terlebih dahulu siapa saja yang masih merasakan dampak dari
teknologi pertanian. Yang menjadi informan penulis adalah Berta Malango (43), Arta
Tampubolon (35), Estina Siburian (27), Erni (37), Hitler Pandiangan (34), England
Hutasoit (34), Toba Simbolon (28), Ricardo Pandiangan (25), Hilson Sihombing (35),
Bosmen Manalu sebagai ketua kelompok tani (35), Sidik Simbolon ketua kelomok
tani (47).
mempengaruhi system sosial masyarakat petani, penulis sudah memulainya dari awal
bulan Februari 2018, setelah dapat ACC dari ketua departemen Antropologi FISIP
pada minggu ke- 4 bulan Maret 2018. Kemudian peneliti langsung melengkapi data-
data persyaratan untuk mendapatkan surat penelitian agar bisa langsung melakukan
penelitian dan pada awal bulan April 2018 pihak kampus mengeluarkan surat
penelitian.
Sebenarnya lokasi penelitian ini adalah tempat penulis tinggal sejak masa
Sekolah Dasar (SD) sampai saat ini. Penulis tertarik untuk mengangkat topic ini
25
Dalam melakukan penelitian, saya rasa bukan suatu yang mudah, karena
biarpun lokasi penelitian di kampung saya sendiri, saya tidak terlalu mengenal semua
sangat jarang keluar rumah ataupun bermain dengan teman-teman sampai saya
kuliah. Apabila teman sekelas masa SMP ingin membentuk kelompok untuk bekerja
sebegai buruh tani setelah pulang sekolah, saya tidak pernah di ajak ikut karena saya
memang tidak tahu sedikit pun untuk bekerja di sawah. Saya diperbolehkan untuk
Untuk melakukan penelitian ini, mau tidak mau saya harus lebih banyak rasa
ingin tahu tentang penduduk Desa Perbangunan. Saya harus bersikap lebih ramah
dan sopan santun kepada setiap orang yang saya jumpai, karena biarpun saya sudah
lama tinggal di lokasi penelitian, banyak yang tidak tahu bahwa sudah menjadi
penduduk asli Desa Perbangunan. Banyak juga yang tidak tahu saya anak siapa,
berasal dari mana. Tidak hanya bersikap ramah dan sopan santun, penampilan juga
menjadi hal utama dalam melakukan penelitian agar mudah diterima oleh masyarakat
yang akan menjadi informan saya. Dengan cara itu, peneliti lebih mudah berbaur
dengan masyarakat.
26
merencanakan pertama kali yang saya lakukan adalah pergi ke kantor Kepala Desa
untuk meminta data kependudukan desa . Pertama kali yang saya lakukan sebelum
saya tiba di kantor Kepala Desa, terlebih dahulu saya melihat lihat lokasi penelitian
sampai ke pasar 10. Saya berangkat menggunakan sepeda motor sambil mengamati
apa yang saya lihat sepanjang perjalanan. Saya melihat aktivitas masyarakat yang
banyaknya masyarakat duduk di warung untuk minum atau biasa disebut dengan
“kede tuak” padahal masih pukul sebelas pagi, entah apa yang mereka lakukan.
Sekitar 45 menit saya mengamati lokasi penelitian, saya memutuskan untuk ke kantor
Ketika saya sampai di depan kantor kepala desa, saya melihat banyak sepeda
motor yang parkir di pinggir jalan raya. Pertama kali saya bertemu dengan bapak
tarmin yang sedang duduk di atas sepeda motor, saya bertanya “kenapa kok diluar
pak?” kemudian bapak itu menjawab “di dalam lagi rame, banyak orang ngantri”.
Kemudian saya menanyakan “sedang ada urusan bapak ke sini?” bapak itu menjawab
“mau ngurus KTP Electronic dek”. Setelah itu saya langsung permisi kepada bapak
Awalnya saya tidak berani untuk menjumpai aparat desa karena sebelumnya
saya tidak pernah ke kantor kepala desa. Saya melihat kondisi dalam ruangan sangat
ramai, saya memutusakan untuk menuggu diluar sampai tiba saatnya saya
dipersilahkan masuk. Sambil menungggu, saya melihat bangunan yang ada di sekitar
27
kantor kepala desa. Sambil saya menungggu antrian, saya melihat setiap oarng yang
baru datang, mereka langsung masuk ke dalam ruangan sekertaris desa. Saya sendiri
bingung mengapa mereka tidak menunggu antrian. Saya sudah menunggu setengah
jam di luar ruangan dan sudah ada 8 orang yang baru datang langsung masuk ke
dalam ruangan. Tidak berapa lama, bang Junesdi yang tinggal di dusun III yang sama
dengan tempat tinggal saya, keluar dari dalam ruangan. Kemudian dia menanyakan
ada urusan apa saya di kantor kepala desa. Saya menceritakan kalau saya ingin
Kemudian saya bertanya “kenapa setiap orang yang baru datang bisa langsung masuk
ke ruangan dan tidak ada antri?” lalu dia menjawab “disini nggak pernah ada antrian
dek. Kalau kau ngantri, sampek besok pagi pun belum tentu kau bisa masuk ke
ruangan. Disini systemnya, masuk aja jam berapa pun kita sampek disini. Langsung
masuk aja, biar muka kita di lihat aparat desa, trus kita ditanya ada perlu apa kesini”.
Abang itu pun menyarankan saya masuk aja ke dalam ruangan, karena ada kursi
kosong. Saya pun langsung masuk ke dalam ruangan dan langsung duduk di kursi
kosong.
Melihat ruangan kantor kepala desa, saya merasa kalau desa saya ini masih
sekitar 4 x 4 (m), hanya memiliki 2 meja dan 1 kipas angin dinding. Ruangan
sekertaris kepala masih mengunakan mesin ketik dan itupun hanya ada satu mesin tik
28
itu. Bahkan saya melihat ada satu surat pernyataan surat tanah yang tulis rapi dengan
menggunakan tangan. Tidak beberapa lama saya ditanya oleh sekertaris desa atas
bahwa saya ingin meminta data kependudukan desa untuk menyelesaikan skripsi saya
dan sambil menyerahkan surat penelitian dari kampus. Saya diterima dengan baik
dengan pengurus desa, karena kedua pengurus desa adalah tetangga saya. Saya
mendapatkan data-data yang saya inginkan, tetapi tidak semua data yang saya
dapatkan. Saya di suruh untuk pergi keruangan untuk melihat data yang kurang.
Ruang pertemuan, biasa digunakan untuk rapat desa, digunakan untuk latihan natal
Ketika saya masuk keruangan pertemuan, saya melihat ruangan itu sangat kotor
dan sampah lainnya. Saya heran mengapa bisa ruangan pertemuan kantor kepala desa
bisa dibiarkan sekotor itu. Saya berpikir mengapa tidak langsung dibersihkann setalah
ruangan dipakai, apakah tidak ada petugas yang khusus membersihkan. Saya hanya
masuk untuk melihat data-data kependudukan desa yang ditulis dipapan tulis putih
pajang. Setelah saya selesai melihat data, saya berniat untuk pulang, tetapi saya
melihat Kristin (21) salah satu pengurus desa masuk ke ruangan membawa sapu.
Saya juga pergi keluar untuk mengambil sapu untuk membantu membersihkan
29
mengapa ruangan ini bisa kotor sekali. Ternyata ruangan pertemuan desa
sebelumnya dipakai untuk tonggo raja. 16 Ruangan pertemuan desa bisa dipakai
masyarakat untuk menjadi gedung untuk berpesta, tetapi ruangan hanya bisa
digunakan setiap hari sabtu. Karena hari sabtu adalah libur kerja, tidak ada pertemuan
ataupun rapat umum desa. Masyarakat boleh memakai gedung pertemuan tanpa
harus membayar sewa gedung dan tidak ada biaya untuk kebersihan.
16
Tongo raja adalah pesta pertunangan.
30
satu desa yang berada di Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan. Desa
Perbangunan terdiri dari 14 dusun yang terdiri dari dusun 1 sampai dengan dusun
1417. Dusun satu di mulai dari pasar tiga dan seterusnya. Adapun batas wilayah desa
adalah
Kepayang
Simpang Empat
Kepayang
lintang utara dan 99051’11- 50 bujur timur. Luas wilayah Desa Perbangunan adalah
17
Data dari kantor kecamatan Sei Kepayang
31
18
Data dari kantor Kecamatan Sei Kepayang
32
Sebelumnya Desa Perbangunan dikenal dengan Sei Lebah atau penduduk desa biasa
menyebutnya dengan Sunge Loba. Kawasan Sei Lebah dulunya hutan belantara dan
Indonesia khususunya di Kota Tanjung Balai, terjadi lah penebang hutan untuk
dijadikan wilayah pemukiman. Penduduk desa di Sei Lebah pertama kali berasal dari
pihak imgran membuat pemukiman untuk tempat tinggal, mereka menebang pohon-
pohon dalam kawasan hutan tersebut. Ketika melakukan penebangan, mereka melihat
banyaknya sarang sarang lebah yang ada di ranting-ranting pohon. Penduduk imigran
tidak menggagu sarang lebah tersebut, tetapi mereka tetap melakukan penebangan.
Karena Banyaknya sarang lebah, mereka memilih pohon yang tidak ada sarang
menunggu lebah pergi membuat sarang di tempat lain dan mereka sudah boleh
menebang hutan. Dan ketika kawasan hutan sudah menjadi pemukiman, mereka
menyebutnya dengan Sei Lebah. Disebut Sei dikarenakan desa itu sungai karena
berdekatan dengan Pulau. Sekarang Sei Lebah sudah terbagi menjadi dua desa, yaitu
19
Sumber data diperoleh dari Ibu Rospita Pandiangan (58)
33
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa, Desa Perbangunan
terdiri dari 20 dusun, berbeda dari data kecamatan Sei Kepayang. Dengan jumlah
penduduk di Desa Perbangunan pada bulan maret 2017 adalah berkisar 4.530 jiwa
dengan jumlah laki-laki 2.150 jiwa dan jumlah perempuan 2.280 jiwa yang terdiri
dari 1.195 rumah tangga. Untuk mempermudah melihat data kependudukan, penulis
membuat table sesuai dengan kelompok usia dan jumlah penduduk setipa dusun.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun
No Dusun LK PR Jumlah
1 I 135 340 475
2 II 98 162 260
3 III 78 164 242
4 IV 223 197 420
5 V 197 183 380
6 VI 153 219 372
7 VII 288 190 478
8 VIII 189 180 369
9 IX 123 102 225
10 X 140 138 278
11 XI 125 115 240
12 XII 105 102 207
13 XIII 120 116 236
14 XIV 112 105 227
15 XV 13 11 24
16 XVI 15 13 28
17 XVII 13 10 23
18 XVII 9 7 16
Jumlah 2.165 2.390 4.555
34
memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit, dikarenakan dusun XV sampai dusun
XX masih kawasan hutan yang ditanami pohon sawit, masih sedikit penduduk yang
angka kematian.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
LK PR
No Usia
(jiwa) (jiwa)
1 0 – 1 tahun 76 53
2 1 – 3 tahun 91 108
3 3 – 5 tahun 69 75
4 5 – 7 tahun 120 153
5 7 – 12 tahun 148 147
6 12 – 15 tahun 113 110
7 15 - 18 tahun 167 216
8 18 – 60 tahun 1.183 1.211
9 Lebih dari 60 tahun 80 87
Jumlah 2.047 2.160
produktif pada tahun 2016 di mulai dari usia 18 – 60 tahun dan itu berjumlah 2.394
jiwa. Pertanyaan adalah dengan jumlah tenaga yang produktif yang sangat banyak,
cukupkah lapangan pekerjaan yang tersedia? Sedangkan jumlah dari usia angkatan
kerja itu sebagian sudah berumah tangga dan mereka harus menghidupi anak dan istri
35
dan buruh tani. Sebagian kecil masyarakat menjadi wirausaha dan peternak, sebagian
lagi menjadi guru atau pendidik dan ada juga yang menjadi wiraswasta dan menjadi
tukang. Untuk mengisi waktu luang, masyarakat khususunya ibu-ibu pergi mencari
ikan ke sungai - sungai kecil (masyarakat desa biasa menyebutnya dengan bondar)
yang dekat dengan rumah mereka. Sedangkan yang anak muda dan bapak-bapak
Di Desa Perbangunan tidak ada yang namanya pasar umum. Penduduk desa
dengan kereta. Pedagang yang menjual bahan dagangannya dengan cara mendatangi
36
daganganya cukup banyak, seperti aneka sayur-sayuran, aneka jenis ikan, bumbu-
berjualan dari jam 08.00 pagi sampai dengan barang dagangnya habis.
datang dari tanjung balai karena di tanjung balai pusat pedagang pasar untuk
membeli ikan.Tidak ada pekan raya di Desa Perbangunan, hanya ada pedagang sayur
dengan usaha kecil. Tetapi, penduduk desa yang ingin belanja banyak kebutuhan
dapur, biasanya belanja di pekan raya di Sei Kepayang yang diadakan setiap hari
Jumat.
37
puskesamas pembantu yang terletak di dusun IX. Tapi, puskesmas pembantu yang
berobat ke desa Pertahanan karena pelayanannya yang cukup baik dan memiliki
peralatan yang cukup lengkap. Pada Tahun 2017 Desa Perbangunan memiliki mobill
Tabel 2.4
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Status
No Pendidikan Formal Jumlah/unit
Kepemilikan
1 PAUD 2 Swasta
2 Sekolah Dasar (SD) 3 Negeri
3 Sekolah Dasar (SD) 1 Swasta
4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Swasta
38
dekat dengan Desa Perbangunan yang terletak di Kecamatan Sei Kepayang. Ada juga
yang melanjutkan ke kota lain, misalnya Tanjung Balai, Kisaran, Medan dan lain-
lain. Dalam menempuh pendidikan, ada sebagian besar orang tua yang
sebagian kecil orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya hanya sampai
SMA karena tidak mampu secara ekonomi. Tetapi, banyak anak-anak di Desa
Perbangunan tidak mau bersekolah. Berdasarkan data dari kantor kepala desa, sangat
banyak orang tua yang hanya menempuh jenjang pendidikan hanya sampai SMA.
39
Di Desa Perbangunan ada tiga agama yang berkembang yaitu, agama Kristen
Protestan, agama Islam dan agama Katolik. Dilihat dari data di bawah ini,
Islam dan Katolik. Meskipun berbeda agama, namun di desa ini masih berjalan
kegiatan gotong-royong tolong yang telah ditentukan oleh setiap kepala dusun dan
masih saling menghargai antar umat beragama. Misalnya, apabila ada acara adat
masyarakat batak toba terkhusus yang beragama Kristen, masyarakat yang beragama
islam tetap diundang dan akan di sediakan makanan khusus kepada masyarakat yang
beragama islam. Makanan untuk masyarakat yang beragama islam tidak, di masak
oleh suku batak, melainkan dicatringkan oleh masyarakat yang beragama islam juga.
Tabel 2.4
Jumlah Rumah Ibadah
40
Foto di atas adalah satu-satunya Masjid yang ada di Desa Perbangunan yang
padi. Selain menjadi petani ada juga penduduk desa yang mempunyai pekerjaan
Kepemilikan lahan petani dan pemakaiannya terbagi atas tiga bagian, yaitu :
41
Petani sebagai pemilik lahan pribadi dan sebagai buruh tani adalah petani
yang memiliki lahan pertanian dan mengerjakan lahannya sendiri dan juga bekerja
sebagai buruh tani. Petani seperti ini merawat padinya apabila sedang tidak bekerja
Petani sebagai penyewa lahan dan sebagai buruh tani adalah petani yang tidak
mempunyai lahan milik sendiri, melainkan menyewa lahan orang lain. Penyewa
lahan akan membayar sewa tanah tergantung berapa kali panen dalam jangka waktu
yang telah di sepakati antara pemilik lahan dan penyewa lahan dan pembayaran
sewa tanah selalu dibayar setelah panen. Petani ini juga bekerja sebagai buruh tani
yang hanya merawat lahan pertaniannya apabila sedang tidak bekerja di ladang
orang lain.
42
dan tidak memiliki lahan pertanian. Dikatakan sebagai petani karena mereka masih
Pada penelitian ini, lokasi yang dijadikan peneliti sebagai sumber penelitian
Utara. Lokasi penelitian ini bisa dikatakan tidak terlalu jauh dari kota Tanjung Balai.
Namun lokasi penelitian ini sangat jauh dari tempat study saat ini, yaitu di kota
Medan. Penelti melakukan penelitian ini dengan melalui perjalanan darat dengan
mengggunakan bus Rajawali yang terletak di Jln. Ngumban Surbakti yang tidak jauh
dengan Fly Over Simpang Pos. Jarak tempuh dari Medan ke Tanjung balai sekitar
jembatan panjang yg ada di Tanjung Balai dengan ongkos 3 ribu. Dari jembatan
panjang Tanjung Balai, penelti menggunakan Ojek Pangkalan atau penduduk disana
panjang itu, banyak ojek pangkalan yang nunggu sewanya. Kemudian dari jembatan
Perbangunan menggunakan mobil, waktu yang harus di tempuh sekitar 1 – 1.5 jam.
43
MODERN
membajak sawah sampai dengan memanen hasil pertani. Petani lebih banyak
alat-alat yang masih sangat sederhana. Untuk mengerjakannya pun tidak ada
menggunakan jasa orang lain, hanya menggunakan tenaga dari keluarga kecil mereka
sendiri. Sebelum adanya teknologi pertanian, petani zaman dulu disebut dengan
petani tradisional, karena mereka masih menggunakan alat-alat yang sederhana yang
diambil dari alam. Misalnya, alat untuk merontokkan padi yang masih menggunakan
sabit dan alat yang berupa bambu khusus untuk merontokkan padinya
Kalau mesin pertama kali masuk ke sini treser dan jetor. Itu
masuk kira-kira tahun 80-an. Pertama kali masuk, petani di sini
nggak tahu kekmana pakenya. Masih hanya satu orang yang pake
treser sama jetor. Baru tahun 90-an mulai banyak yang pake treser
sama jetor. Kalau jetor dulu jetornya kecil, namanya jetor tangan.
Kalau sekarang jetor nya udah jetor yang besar. Kalau sekarang di
bilang traktor. Kalau jetor kan sampek sekarang masih di pakai,
kalau treser udah nggak ada lagi orang pake karena ada mesin
odong-odong itu. Tahun 90-an treser dan jetor sudah banyak,
44
traktor (jetor), yaitu masuk sektar tahun 1980. Pada saat itu masih beberapa orang
saja yang tahu menggunakan alat itu. Setelah petani melihat hasil kerja dengan
sawahnya. Namun sekitar tahun 1980 – 1995, masih sangat sedikit orang yang
memiliki mesin treser dan traktor. Faktor yang menyebabkan keterlambatan petani
tentang penggunaan teknologi. Pengetahuan petani pada zaman dulu sangat kurang.
Karena kurangnya pendidikan pada zaman dulu. Petani zaman dulu hanya melakukan
apa bisa menghasilkan untuk kebutuhan sehari dan sekolah anak-anaknya. Kedua,
faktor ekonomi petani. Pada zaman dulu petani hanya memperoleh hasil pertanianya
hanya satu kali dalam setahun. Tidak banyak yang di dapat petani dari hasil
pertanian itu. Dengan penghasilan yang sedikit, secara ekonomi petani tidak mampu
membeli ataupun menyewa tenaga msin untuk mengelola lahan pertaniannya. Ketiga,
faktor kebiasaan yang menjadi kebudayaan petani dalam mengelola pertanian. Ketika
cara yang biasa dilakukannya dalam mengelola pertanian. Cara petani untuk
mengelola pertanian sudah dilakukan secara turun temurun dan itu sudah menjadi
kebiasaan. Petani masih belum mau merusak sistem norma yang sudah mereka
45
melalui jalur air dari pelabuhan pulau Simardan Tanjung Balai yang menggunakan
kapal. Dari Desa Perbangunan kapal digunakan untuk mengantar hasil panen untuk di
Setelah mesin pembajak sawah dan mesin pemanen padi sudah mulai banyak
digunakan, kemudian muncul yang namanya “dollat”. Dollat adalah alat untuk
mengantar padi yang baru saja di panen dari “dolok”dan “kuala”ke “pangkal pasar”
untuk di jual ke toke padi. Dollok itu penyebutan untuk tempat di mana itu adalah
daerah persawahan yangterletak di sebelah timur (arah matahari terbit). Tetapi, ada
beberapa penduduk yang tinggal di daerah itu. Kuala juga tempat yang menandakan
bahwa itu adalah daerah persawahan. Penduduk yang tinggal di kuala tidak banyak,
hanya ada sekitar 1-2 keluarga. Bahkan dalam beberapa dusun, tidak ada penduduk
yang tinggal di kuala karena ujung dari kuala terdapat sungai. Maka dari itu kuala di
landa banjir. Kuala terletak di sebelah barat (matahari terbenam. Setiap dusun
memiliki yang namanya dolok dan kuala. Dan pangkal pasar itu adalah penyebutan
padi. Alat untuk mengggiling padi adalah alat yang digunakan untuk memproduksi
beras. Pada zaman dulu setelah masa panen, petani memproduksi beras dengan cara
menumbuk padi yang sudah di jemur terlebih dahulu. Petani bergotong-royong untuk
46
digunakan menjadi lumbung padi (tempat penyimpanan padi), tetapi itu bukan
lumbung untuk semua masyarakat petani karena itu bukan milik bersama.
Penyimpanan padi yang di simpan di kilang padi hanya dilakukan oleh pemilik
kilang padi dan keluarganya. Kilang padi masih berproses hingga saat ini.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu muncul mesin penggilng padi yang ukurannya
lebih kecil. Di bawa menggunakan mobil pick up. Petani yang mau menggiling padi
tidak perlu lagi pergi mengantarkan padinya ke kilang untuk di giling, hanya
menunggu di rumah saja. Namun sekarang, mesin penggiling padi tidak lagi yang
dapat mencakup dua hal. Pertama, teknologi menunjukan pada peralatan, yaitu unsur
sederhana, seperti contohnya sisir sampai yang sangat rumit seperti komputer. Kedua,
Traktor
3.2.1. Traktor
47
48
mengemudikan traktor terlebih dahulu mengisi bahan bakar untuk mesin traktor. Di
Desa Perbangunan, pengemudi traktor biasa di panggil dengan “parjetor”. Untuk satu
hektar sawah, dibutuhkan waktu dua hari. Makan dan minum selama parjetor kerja di
sawah orang lain, disediakan oleh pemilik tanah yang menyewa traktor untuk
membajak sawahnya. Tidak hanya makan dan minum saja, pemilik tanah
menyediakan rokok, kopi atau teh manis serta kue untuk makan parjetorketika
istirahat.
49
pekerjaan baru bagi buruh tani, yaitu sebagai penggerak mesin pembajak sawah.
Buruh tani yang bekerja sebagai penggerak traktor disebut dengan parjetor. Untuk
satu mesin traktor biasanya dikemudikan oleh 1-2 orang buruh tani laki-laki, yang
bekerja secara bergantian. Seseorang yang menjadi penggerak traktor bukan berarti
mereka sebagai pemilik traktor tersebut. Traktor tersebut bisa saja milik orang lain
yang disebut dengan toke, tetapi traktor tersebut dikemudikan oleh orang lain
Berbeda dengan pemilik traktor yang juga sebagai penggerak traktor. Pemilik
traktor yang lebih memilih menggerakan mesinnya sendiri, biasanya mencari satu
orang temannya laki-laki menjadi anggotanya untuk membantu. Bisa itu teman laki-
laki yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Pemilik traktor memberikan
upah dengan hitungan harian yang telah disepakati dengan anggotanya. Artinya,
apabila anggotanya bekerja selama satu hari, akan di bayar sebesar Rp. 150.000
50
rumah pemilik traktor yang dekat dengan sawahnya untuk menyewa traktor milik
toke. Penyewa menentukan kapan dan hari apa sawahnya siap untuk dikerjakan,
pemilik traktor memastikan apakah pemilik traktor dapat bekerja sesuai dengan
waktu yang di minta oleh penyewa. Apabila mereka bersedia memenuhi permintaan
penyewa traktor, pemilik traktor menentukan berapa harga yang harus di bayar
dengan luas sawah penyewa yang akan dikerjakan. Pemilik traktor dan penyewa juga
harus menyepakati apakah makan dan minum parjetor akan disediakan oleh pemiliki
lahan atau disediakan oleh parjetor itu sendiri. Jika makan dan minum selama
parjetor bekerja di sawah pemilik lahan disediakan oleh pemilik lahan, maka pemilik
lahan hanya membayar uang jetor dan upah parjetor saja. Jika parjetor meminta
kepada pemilik lahan untuk tidak menyediakan makan dan minum, maka pemilik
lahan harus membayar sewa traktor, upah parjetor, dan membayar uang makanan
serta minuman parjetor selama berkerja di sawah pemilik lahan, itu disebut dengan
sistem sitombol.20 Sitombol adalah sistem terima bersih yang di terima oleh pihak
pemilik barang dan jasa. Misalnya dalam sewa alat-alat pertanian adalah pemilik
20
Sitombol adalah sistem terima bersih yang di terima oleh pihak yang memiliki hak atas barang dan
jasa.
51
Sebelum parjetor mulai untuk berkeja di sawah pemilik lahan, pemilik lahan
harus sudah mengisi air ke sawah selama satu malam. Maksudnya adalah, apabila
parjetor mulai bekerja esok hari, maka dini hari pemilik lahan harus sudah
memasukkan air dari bondar21 dengan menggunakan mesin pemompa air. Air yang
dibutuhkan harus menutupi tanah/sawah yang dimiliki oleh pemilik lahan. Air yang
sudah di pompa ke sawah harus dibiarkan selama satu malam atau sampai parjetor
mulai bekerja di sawahnya. Tujuannya adalah agar tekstur tanahnya lembut, tanahnya
tidak kering dan tidak keras. Itu juga untuk mempermudah proses membajak sawah,
karena ketika proses membajak sawah, lahan pertanian harus terisi air.
pemilik lahan yang menyediakan makan dan minum untuk pekerjanya, maka pemilik
lahan harus terlebih dahulu menyediakan air minum (air mineral) dan cangkir untuk
parjetor. Jika parjetor memulai bekerja pada pagi hari, maka pemilik lahan
menyediakan teh manis panas/kopi panas sesuai permintaan parjetor yang disediakan
di dalam termos air panas untuk di bawa ke sawah. Pemilik lahan juga menyediakan
sarapan pagi, biasanya disediakan mie gomak22 yang di beli dari pedagang makanan
21
Parit yang berukuran besar atau bisa dikatakan anak-anak sungai.
22
Mie gomak adalah masakan yang buat dari mie lidi dan di masak dengan masakan khas Batak Toba.
52
untuk sarapan pagi, karena pada pukul 10.00 WIB adalah saat parjetor istirahat
pertama. Waktu yang biasanya di pakai parjetor istirahat adalah sekitar satu jam dan
setelah itu mereka mulai bekerja sampai pukul 12.00 WIB. Mereka tidak
menggunakan jam tangan untuk melihat kapan mereka harus berhenti atau istirahat.
Sekitar pukul 12.30 WIB, pemilik lahan harus mengantarkan makan siang
untuk parjetor, karena parjetor mulai bekerja sekitar pukul 13.20 - 14.00 WIB.
Parjetor mulai bekerja setelah selesai makan siang. Pemilik juga harus menyediakan
minuman yang berupa teh manis/kopi dan makanan untuk parjetor pada saat jam
istirahat berikutnya. Waktu istirahat parjetor selanjutnya adalah sekitar pukul 16.00
WIB. Pekerjaan di berhentikan sekitar pukul 17.30 WIB. Pemilik lahan membawa
segala peralatan yang di bawa ke sawah. Seperti itulah yang dilakukan pemilik lahan
apabila mempekerjakan orang lain untuk mengelola sawah dengan tenaga mesin.
Pemilik lahan harus menyediakan makan dan minuman kepada parjetor sampai
Berbeda dengan, jika pemilik lahan memutuskan untuk menggunakan sistem sitombol
untuk mengerjakan lahannya. Pemilik lahan tidak perlu menyediakan apapun, hanya
menunggu hasilnya saja, mereka hanya membayar segala sesuatunya dengan uang.
Sistem sitombol biasanya dipakai jika istri memiliki pekerjaan lain. Misalnya, ibu
53
yang mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan dan digerakan oleh mesin traktor.
Seseorang yang mampu dan biasa bekerja selama seharian di bawah sinar matahari
Petani Desa Perbangunan tidak mempunyai tali air untuk mengalirkan air ke
sawahnya. Sebelumnya petani hanya mengharapkan air hujan untuk membasahi lahan
pertanian. Sepanjang daerah persawahan kuala dan dolok, terdapat kolam yang
lebarnya kira kira 2 - 3 meter dan di sebut dengan bondar. Dari kolam tersebut petani
bisa mendapatka air selain dari air hujan. Apabila terjadi pasang dari air laut, maka
kolam itu akan terisi penuh, tetapi ainya tidak mengalir sampai ke sawah. Maka dari
54
Dampak dari mesin pemompa air adalah, dengan adanya mesin pemompa air
petani membutuhkan bahan bakar yang berupa bensin untuk dapat menggunakan
mesin. Petani harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar agar lahanya
terisi air. Dengan begitu, pedagang dibutuhkan untuk menyediakan bensin bagi petani
dan petani dapat membeli bensin dengan pedagang di Desa Perbangunan. Akibat dari
mesin pemompa air, adanya interaksi jual beli antar petani dengan petani desa. Untuk
tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke
55
untuk memecah suatu cairan yang menjadi tetesanair. Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam pemberantasan hama dan penyakit
tanaman.
Beragam jenis semprot sudah di pakai petani di Desa Perbangunan. Mulai dari
yang tidak menggunakan mesin kemudian memakai bahan bakar minyak solar dan
(34)mengatakan bahwa,
56
melihat kondisi padinya untuk mengetahui obat-obatan apa yang akan digunakan.
Pestisida tidak hanya berupa cairan, ada juga pestisida yang berupa bubuk yang
digunakan dengan cara ditaburkan ke padi dan biasanya dicampur dengan pupuk.
Alat penyemprot padi yang saat ini banyak digunakan petani Desa
Perbangunan adalah alat yang menggunakan bahan bakar minyak dan menggunakan
listrik. Penggunaan alat penyemprot padi yang pertama kali muncul membutuhkan
waktu yang cukup lama, karena ukuran tangkinya yang kecil dan menyimpan sedikit
air. Dengan alat penyemprot padi yang masih sangat sederhana ini dapat
menyelesaikan 1 Ha sawah dalam satu hari. Menggunakan alat ini, petani gampang
merasa lelah dan itu membuat waktu istirahat lebih banyak karena kedua tangan harus
bekerja secara bersamaan. Satu tangan bekerja untuk mengarahkan pipa ke padi dan
satu tangan lagi harus memompa secara terus menerus agar air tetap keluar melalui
pipa.
57
Jika menggunakan alat alat penyemprot padi yang menggunakan bahan bakar
dan listrik, cara kerjanya sudah semakin mudah. Alat penyemprot yang menggunakan
bahan bakar, ukuran tangkinya sudah lebih besar dan lebih banyak dibandingkan alat
penyemprot padi yang muncul pertama kali. Pemakaiannya juga lebih mudah, hanya
tidak harus bekerja, hanya satu tangan saja yang bekerja untuk menyemprot padi.
58
menggunakannya, harus di carger terlebih dahulu dalam selama 7-8 jam. Ukuran
tangkinya sudah lebih besar dibandingkan dengan yang menggunakan bahan bakar
59
Dampak dari sprayer adalah dengan adanya sprayer muncul pekerjaan baru
yang disebut dengan penyemprot. Penyemprot adalah buruh tani yang bekerja untuk
menyemprot sawah orang lain dengan obata-obatan yang disediakan oleh pemilik
lahan. Penyemprot tidak harus memiliki mesin sendiri, mereka dapat bekerja di
sawah orang lain dengan menggunakan sprayer milik pemilik lahan. Tetapi, ada
sebagian buruh tani sebagai yang bekerja sebagai penyemprot padi dan memiliki
sprayer pribadi.
60
baru bagi petani buruh. Ada sebagian petani yang mempekerjakan orang lain untuk
lahanya, maka petani pemilik lahan harus bertanggung jawab atas buruh tani yang
mereka sewa. Petani harus menyediakan minuman yang berupa air putih (air mineral)
dan menyediakan teh manis/kopi sesuai dengan permintaan penyemprot. Petani juga
harus menyediakan makanan yang berupa kue ataupun roti untuk makanan
karena mereka bekerja hanya sendirian saja. Pekerjaan penyemprot juga tidak terlalu
berat. Oleh karena itu petani pemilik lahan tidak harus menyediakan sarapan pagi dan
pertaniannya dan dimana letak lahan pertaniannya. Setelah petani pemilik lahan
sudah menentukan kapan penyemprot mulai untuk bekerja, petani menyiapkan obat-
dahulu melihat kondisi padinya. Kerena petani harus memberikan obat-obatan yang
61
cuaca. Jika cuaca terlihat mendung, maka petani menentukan hari lain untuk
kemudian turun hujan, petani percaya bahwa obat-obatan yang sudah di semprotkan
pada tanamannya akan sia-sia. Upah yang akan di bayar pemilik lahan kepada
Mesin perontok padi adalah alat untuk memisahkan padi dari batangnya dan
kumpulan dari batang padi yang telahterpisah dari biur-biur padi yang telah
dihaluskan mesin disebut dengan jerami. Mesin perontok padi yang sudah ada di
Desa Perbangunan adalah thresher dan combine. Petani Desa Perbangunan biasa
menyebut thresher dengan treser dan menyebut mesin combine dengan odong-odong.
62
mengatakan bahwa,
63
petani Desa Perbangunan sejak tahun 2000. Namun, sekarang thereser sudah sangat
jarang ditemui karena adanya mesin combine yang mulai digunakan sejak tahun
2017. Pahun 2018 mesin sudah ada sekitar 10 mesin combine yang ada di Desa
Perbangunan. Sebagian bantuan dari pemerintah yang di kelola oleh kelompok tani
64
menuai, merontokkan, dan menampi yang dijadikan satu rangkaian operasi sehinga
lebih cepat dan efisien. Keunggulan mesin perontok padi ini adalah dapat memotong
bulir tanaman yang berdiri, merontokkan, dan membersihkan gabah sambil bekerjadi
sawah. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan unutuk memanen padi menjadi lebih
tenaga manuisa dan tidak membutuhkan tenaga kerja manusia yang banyak. 23
Dampak dari adanya mesin perontok padi adalah petani Desa Perbangunan
Sebelum ada mesin perontok padi, petani memanen hasil pertaniannya dengan cara
23
https://kabarmempawah.blogspot.com/2017/01/anjongan-kawasan-benih-padi-unggul.html
65
Kegiatan untuk memanen padi berubah dari adanya gotong-royong tanpa ada
imbalan yang berupa uang menjadi kegiatan yang dikerjakan oleh orang lain dan
Dampak lain dari mesin perontok padi adalah adanya kegiatan baru untuk
mengoperasikan mesin perontok padi tersebut. Buruh tani yang bekerja untuk
memanen padi mengggunakan mesin perontok padi thresher dan combine di sebut
thresher, setiap anggota parkomben harus membawa sabit atau ani-ani. Sabit adalah
sejenis pisau yang bentuknya melengkung yang di pakai untuk memotong batang-
batang padi. Untuk satu kelompok parkomben yang berjumlah sekitar 15-20 orang
biasanya menggunakan satu mesin thresher. Pada saat bekerja, hanya ada dua
Memanen padi mengggunakan satu mesin thresher membutuhkan waktu satu hari
tumpukan jerami dan di dalam tumpukan jerami tersebut terdapat sisa-sisa padi. Sisa-
sisa padi yang ada ditumpukan jerami tersebut akan di ambil oleh petani yang
66
anggota parkomben dalam satu kelompok. Setiap parkomben tidak lagi membawa
sabit ataupun ani-ani untuk memotong batang padi, karena msin combine sendiri
yang akan memotong batang-batang padi dan langsung memprosesnya sampai bulir-
bulir padi terpisah dari batangnya. Dari sekitar 15 orang kelompok parkomben yang
memakai mesin combine untuk memanen padi hanya ada satu orang yang menjadi
untuk memasukan padi yang telah terpisah dari batangnya ke dalam karung. Beberapa
parkomben lagi bertugas untuk menjahit karung yang telah berisi padi memakai tali
plastik. Kemudian parkomben lainnya bertugas untuk mengangkat padi yang telah di
jahit, padi yang siap di jahit di angkat ke pinggir jalan daerah persawahan untuk di
angkut oleh dollat dan di bawa ke pangkal pasar atau ke rumah pemilik lahan.
Dampak dari mesin combine adalah dengan adanya mesin combine, lapangan
pekerjaan buruh tani yang bekerja sebagai parkomben semakin berkurang. Karena
pada mesin combine tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit dan dapat memanen padi 8-
10 Ha dalam satu hari. Dampak lainnya adalah, jika proses panen menggunakan
mesin combine tidak ada dihasilkan tumpukan jerami. Tidak ada sisa-sisa padi yang
dapat di ambil oleh petani kecil. Karena proses panen menggunakan mesin combine,
67
diambil lagi.
Petani yang memiliki mesin thresher dan mesin combine mencari anggotanya
untuk membentuk satu kelompok parkomben. Pemilik thresher dan combine mencari
anggota yang mau dan yang bisa bekerja. Anggota dari pemilik thresher dan
combine yang datang dari luar Desa Perbangunan bisa tinggal di rumah pemilik
thresher ataupun combine. Tetapi, anggota yang berada di Desa Perbangunan tetap
Pemilik thresher ataupun combine biasanya di sebut dengan toke. Toke adalah
bertugas untuk menggerakan mesin perontok padi. Toke juga bertugas untuk
hari berikutnya. Biasanya toke dan anggotanya bertemu setiap malam setelah mereka
selesai bekerja dan mandi. Setiap malam biasanya mereka bertemu di rumah toke
untuk memberikan upah anggotanya atau biasanya mereka bertemu di warung untuk
Pemilik sawah yang padinay siap untuk di panen pergi menemui pemilik
Mesin Perontok Padi yang dekat dengan sawahnya untuk menyewa mesin perontok
padi milik toke. Penyewa menentukan kapan dan hari apa sawahnya siap untuk
68
kemudian pemilik mesin perontok padi memastikan apakah pemilik mesin perontok
padi mesin perontok padi dapat bekerja sesuai dengan waktu yang di minta oleh
perontok padi menentukan berapa harga yang harus di bayar dengan luas sawah
Ketika parkomben sudah mulai bekerja pada pagi hari sekiar pukul 08.00
WIB, pemilik lahan harus menyediakan cangkir plastik dengan jumlah banyak.
Jumlah cangkir harus sesuai dengan jumlah parkomben yang ikut bekerja di
sawahnya. Pemilik lahan menyediakan air putih yang di buat di dalam galon aqua
besar. Air minum di beli dari pedagang yang menjual air minum isi ulang. Sebelum
ada pedagang air minum isi ulang, pemilik lahan memberikan air minum mentah/ air
hujan dari bak penampungan air hujan. Pemilik lahan juga sudah harus menyediakan
teh manis panas yang di letak dalam beberapa termos air panas yang cukup untuk 15-
20 orang.
Pada pukul 10.00 WIB, pemilik lahan harus sudah mengantarkan makanan
untuk sarapan pag yang berupa mie gomak, karena sekitar pukul 10.00 WIB adalah
saat parkomben istirahat pertama. Waktu yang biasanya di pakai parkomben istirahat
adalah sekitar satu jam dan setelah itu mereka mulai bekerja sampai pukul 12.00
WIB. Mereka tidak menggunakan jam tangan untuk melihat kapan mereka harus
69
ada atau tidak. Biasanya parkomben meminta es dan minuman sejenis kuku bima
untuk di campurkan ke dalam air minum. Oleh karena itu, pemilik lahan harus
menyediakan termos es yang berukuran besar untuk tempat minuman dingin yang di
Sekitar pukul 12.30 WIB, parkomben istirahat untuk makan ataupun tidur
sebentar, karena mereka mulai bekerja sekitar pukul 14.00 WIB. Makan siang
parkomben tidak disediakan oleh pemilik lahan, kerena jumlah kelompok parkomben
yang sangat banyak. Makan parkomben disediakan oleh toke/ istri toke dan sudah
Pemilik juga harus menyediakan minuman yang berupa teh manis/kopi dan
makanan untuk parkomben pada saat jam istirahat berikutnya. Waktu istirahat
parkomben selanjutnya adalah sekitar pukul 16.00 WIB dan istirahat sekitar satu jam.
Pekerjaan di berhentikan sekitar pukul 17.30 WIB. Setelelah semua padi selesai di
masukan ke dalam karung, pemilik lahan juga harus menyewa dollat untuk membawa
sawah. Seperti itulah yang dilakukan pemilik lahan apabila mempekerjakan orang
lain untuk mengelola sawah dengan tenaga mesin. Pemilik lahan harus menyediakan
makan dan minuman kepada parkomben sampai sawahnya selesai untuk dikerjakan.
70
Mesin pengupas padi atau di kenal dengan mesin penggiling padi. Ada
lesung yang di tumbuk. Terjadi gesekan padi di dalam lesung saat di tumbuk dan itu
dalam mesin penggiling dan keluar dari mesin sudah dalam bentuk beras dan juga
mengasilkan dedak. Dedak adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri dari
lapisan sebelah luar butiran padi. Dedak biasanya makanan hewan ternak yang
71
beberapa bentuk penggiling padi yang sudah pernah digunakan di Desa Perbangunan.
lesung yang di tumbuk. Terjadi gesekan padi di dalam lesung saat di tumbuk dan itu
dalam mesin penggiling dan keluar dari mesin sudah dalam bentuk beras dan juga
mengasilkan dedak. Dedak adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri dari
lapisan sebelah luar butiran padi. Dedak biasanya makanan hewan ternak yang
72
dalam proses pengolahan padi menjadi beras. Pada petani tradisional, petani proses
pengolahan pai menjadi beras adalah dengan cara di tumbuk di dalam lesung khusus
untuk menumbuk padi. Jika menggunakan lesung banyak butiran beras yang hancur
akibat dari tumbukan yang keras yang dilakukan tenaga manusia. Jika menggunakan
mesin penggiling padi, beras yang dihasilkan tidak banyak yang hancur.
Pada petani tradisional, proses untuk mengolah padi menjadi beras dilakukan
gotong-royong tidak dilakukan lagi pada petani modern, karena adanya mesin
penggilng padi.
Mesin Penggiling padi hanya dikendalikan oleh satu orang saja. Orang
tersebut adalah pemilik alat itu. Tempat untuk menggiling padi dinamakan dengan
kilang padi. Pemiilik kilang padi tidak membutuhkan anggota untuk membantunya,
dusun II, dusun IV, dusun V, dusun VII, dan dusun VIII. Ada dua kilang padi yang
terletak di dusun V. Pemilik kilang padi tersebut adalah petani yang ada di Desa
Perbangunan.
73
dahulu sampai benar-benar kering. Padi yang akan dii bawa ke kilang padi tidak
boleh basah, kerana akan membuat mesin pengguling padi rusak dan beras yang
dihasilkan akan hancur. Pemilik mesin penggiling padi biasanya memeriksa padi
yang akan di akan di giling. Setelah selesai di jemur, padi akan langsung di bawa ke
kilang padi.
Kilang padi akan bekerja setiap hari dan biasanya mulai bekerja pada sore
hari sekitar pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai. Jika petani ingin menggiling
padi namun kilang padi tidak bekerja, pemilik padi harus menemui pemilik kilang
padi dan bertanya apakah pemilik padi bersedia untuk menggiling padinya. Tetapi, jika
petani ingin menggiling padi dan kilang padi dalam keadaan bekerja menggiling padi orang
lain, maka petani yang baru datang harus menunggu giliran. Petani yang ingin menggiling
Untuk menggiling padi dengan mesin penggiling padi, petani harus membayar upah
kepada pemilik kilang padi. Upah yang di bayar bukan berupa uang, melainkan di bayar
dengan beras. Berastersebut di ambil dari beras yang sudah selesai di proses dari mesin
penggiling padi. Pembayaran beras oleh pemilik padi ditentukan dari berapa banyak padi
yang sudah di giling. Beras sebagai bayaran dari pemilik padi langsung di ambil oleh pemilik
Sistem pembayarannya adalah jika petani membawa satu karung padi kering yang
berisi sekitar 90 kg padi untuk di giling, maka beras yang dihasilkan adalah sekitar 3.5
74
tersebut langsung di ambil oleh pemilik kilang padi. Pemilik kilang padi mengambil
bayarannya sesuai dengan banyaknya beras yang dihasilkan. Jika pemilik padi menghasilkan
1 kaleng beras, maka pemilik kilang padi mengambil 2 kg beras. Jika beras yang dihasilkan
3.5 kaleng, maka pemilik kilang padi mengambil bayarannya sebanyak 7 kg beras. Dalam 1
Alat pengangkut padi atau disebut dengan dollat. Dollat adalah sejenis
kayu, padi, dan lain-lain. Dollat bukan alat khusus pengangkut padi. Dollat dapat
dipakai untuk mengambil kayu di hutan, dapat digunakan untuk mengantar alat-alat
perlengkapan masak untuk pesta besar, dan digunakan mengambil hasil panen sawit.
Dollat juga sangat membantu petani dalam masa panen teritama pada musim hujan.
75
Alat pengangkut alat berat atau dollat memudahkan petani dalam mengangkut
barang-barang dalam jumlah banyak. Salah satu contohnya adalah dollat memudahkan
pekerjaan petani dalam membawa padi pada saat panen dari sawah ke pangkal pasar.
Sebelum ada. Contoh lainya adalah dalam mengambil kayu dari hutan yang dekat dengan
Desa Perbangunan. Petani dapat membawa kayu dalam jumlah banyak yang di ambil dari
Sebelum ada dollat petani membawa padi dari sawahnya ke pangkal pasar dengan
menggunakan sepeda. Dalam mengambil kayu di hutan, petani juga menggunakan sepeda
dan itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak efektif. Dengan adanya alat
76
Buruh tani yang bekerja sebagai penggerak dollat disebut dengan pardollat.
Untuk satu dollat biasanya dikemudikan oleh 1 orang buruh tani laki-laki. Seseorang
yang menjadi penggerak dollat bukan berarti mereka sebagai pemilik dollat tersebut.
Dollat tersebut bisa saja milik orang lain yang disebut dengan toke, tetapi dollat
pemilik dollat yang menentukan gaji yang diberikan kepada anggotanya sesuai
Berbeda dengan pemilik dollat yang juga sebagai penggerak dollat. Pemilik
dollat yang lebih memilih menggerakan mesinnya sendiri, biasanya mencari satu
orang temannya laki-laki menjadi anggotanya untuk membantu. Bisa itu teman laki-
laki yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Pemilik traktor memberikan
banyak. Biasa digunakan untuk membawa padi, sawit, dan kayu ke pangkal pasar.
Pada saat panen padi dollat sangat dibutuhkan petani. petani yang ingin menyewa
77
dollat untuk membawa padinya atau membawa sawitnya dalam jumlah banyak.
Untuk membawa padi, alat ini dapat membawa sekitar 15 karung padi dari
daerah persawahan ke pangkal pasar. Petani yang ingin menyewa alat ini tidak perlu
memberikan makan dan minum untuk pardollat. Mereka hanya membayar jasa
pardollat. Harga yang di terima pardollat dalam mengangkut padi milik petani yang
menyewa jasanya adalah Rp. 5000 rupiah untuk satu karung padi. Jika petani
penyewa alat ini menghasilkan panen sekitar 50 karung, maka petani penyewa harus
untuk meningkatkan produksi padi yang lebih banyak. Jenis bibit unggul yang di ada
Umur tanaman padi Mekongga sekitar 120 hari dari masa menanam sampai
78
panennya.
memproduksi memperoleh hasil panen yang lebih tinggi. Bibit padi ini
biur-biur padi yang dihasilkan. Masa tanam yang dibutuhkan bibit padi
Ciherang sekitar 120 hari dai masa tanam. Kualitas beras yang dihasilkan juga
enak. Bibit ini lebih banyak di pakai oleh petani Desa Perbangunan.
Bibit padi Inpari. Jenis bibit inpari ini ada banyak jenisnya tetapi, yang
digunakan oleh petani Desa Perbangunan adalah inpari 30 dan inpari 32.
tergantung dari hasil panen sebelumnya. Misalnya, ada beberapa petani yang
menggunakan bibit unggul yang baru untuk setiap satu kali musim tanan. Maksudnya
adalah, tiap kali musim tanam, petani mengganti bibit yang digunakan. Beberapa
petani lainnya menggunakan bibit unggul yang baru untuk 2-3 kali musim tanam.
Artinya, dalam masa tanam kali ini petani memakai bibit unggul yang baru dan
bibit dari hasil panennya sendiri sampai pada musim tanam ketiga. Pada musim
tanam ketiga, apabila hasil panen yang di dapat sudah mulai berkurang, petani
79
lebih banyak. Waktu yang dibutuhkan dari masa pembibitan sampai masa penen
menjadi lebih singkat. Dengan lebih singkatnya masa penen dari penggunaan bibit
unggul, tanaman harus diberikan rangsangan yang berupa obat-obatan dan pupuk.
Obat-obatan dan pupuk berguna untuk merangsang pertumbuhan padi menjadi lebih
cepat.
Bibit unggul adalah salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi padi dalam satu daerah yang di pimpin. Petani juga
memberikan subsidi bibit unggul pada petani Desa Perbangunan. Subsidi bibit unggul
dari pemerintah tidak diberikan secara gratis, namun pemerintah memberikan bibit
unggul dengan harga yang lebih murah dibandingkan bibit unggul yang tidak di
subsidi. Jumlah bibit unggul yang di beli petani juga terbatas, tergangtung dari
Bibit unggul yang di subsidi dari pemerintah daerah akan diberikan pada
ketua kelompok tani tiap-tiap dusun. Petani desa membeli bibit unggul tersebut
melalui ketua kelompok tani. Sekertaris dari pengurus kelompok tani mendata berapa
keharusan bagi petani Desa Perbangunan untuk memperoleh hasil panen yang
80
biur-biur biur padi sudah mulai keluar satu per satu. Jenis-jenis pupuk yang masuk ke
Desa Perbangunan juga begitu banyak. Tapi jumlahnya tidak cukup banyak untuk
memenuhi semua permintaan petani Desa Perbangunan. Stok pupuk pun tidak selalu
ada di penjualan obat-obatan. Pupuk hanya datang sekali atau dua kali dalam satu kali
musim tanam dan itu dalam jumlah besar. Tapi, pembelian pupuk di batasi oleh
penjual pupuk dikarenakan agar semua petani bisa mendapatkan pupuk tersebut.
Beragam jenis pupuk organik dan organik yang sudah ada di Desa
Perbangunan, yaitu :
Pupuk urea bermanfaat untuk menjadikan bagian warna daun menjadi lebih
hijau, karena warna daun yang lebih hijau menunjukkan bahwa padi tidak
terserang oleh hama. Tidak hanya itu saja, pupuk urea mempercepat
81
padinya untuk menentukan pupuk apa yang akan mereka gunakan. Petani juga harus
menentukan seberapa banyak jumlah pupuk yang akan mereka taburkan untuk
tanamannya. Karena apabila jumlah pupuk lebih banyak dari banyaknya air yang ada
pembusukan. Penggunaan pupuk tidak cukup hanya satu kali dalam satu musim
pertama dilakukan adalah setelah bibit sudah berumur sepuluh hari. Setelah bibit
sudah berumur tiga minggu,s bibit sudah bisa di tanam. Pemupukan kedua dilakukan
setelah tiga minggu dari masa tanam. Pupuk yang dipakai dalam pemupukan kedua
adalah pupuk Urea, pupuk Phonska, pupuk SP 36, pupuk Za. Untuk 1 Ha sawah
banyaknya pupuk yang dibutuhkan adalah Urea sebanyak 50 kg, SP sebanyak 100 kg,
82
petani harus melihat seberapa banyak air yang ada di sawahnya. Sawah yang kering
akan menyebabkan banyaknya rumput yang tumbuh di sawah apalagi jika usia
padinya masih berumur sepuluh hari. Jika pemupukan dilakukan dengan keaadan
sawah yang kering, maka rumput akan tumbuh sumbur bersamaan dengan padi yang
sudah ditanam. Akibatnya, padi yang masih kecil susah untuk berkembang. Maka
dari itu, petani harus tetap mengalirkan air ke sawahnya sejak pertama kali ditanam
Pemupukan ketiga dilakukan setelah padi berumur satu bulan. Pupuk yang
dipakai adalah, Urea sebanyak 50 kg, Za sebanyak 100 kg, dan Phonska sebanyak
100 kg untuk ukuran 1 Ha sawah. Sampai pada pemupukan ketiga, petani juga tetap
Tidak cukup hanya menggunakan pupuk saja, petani Desa Perbangunan juga
yang sudah masuk ke Desa Perbangunan. Salah satu contoh penggunaan insektisida
curaterr adalah untuk membasmi keong agar tunas bibit padi tidak berkuning.
Penggunaan obat-obatan pada tanaman tidak hanya untuk membasmi hama dan
Salah satu contoh jenis obat-obatan untuk meningkatkan hasil tanaman adalah score
250 EC. Score 250 EC berguna untuk meningkatkan jumlah dan kualitas bunga,
83
Penggunaan pupuk dan obat-obatan berdampak bagi petani dan bagi tanaman.
Pertama adalah dampakn penggunaan pupuk. Dampak dari adanya pupuk adalah
dengan adanya pupuk munculnya pekerjaan baru sebagai buruh pemupuk padi. Buruh
tani yang bekerja sebagai pemupuk padi biasa di panggil dengan sebutan pemupuk.
Dalam pemupukan tanaman, ada petani yang mengerjakannya sendiri dan ada juga
yang mempekerjakan orang lain untuk menaburkan pupuk pada tanamannya. Dampak
lain dari penggunaan pupuk adalah adanya ketergantungan petani dan tanaman dalam
pemakaian pupuk. Jika tanaman tidak di beri pupuk untuk merangsang pertumbuhan
dinamakan dengan sprayer. Obat-obatan bagi tanaman ada yang berbentuk cairan dan
ada yang berbentuk bubuk. Jika obat-obatan yang berbentu cairan digunakan dengan
cara, dicampurkan dengan air dengan takaran yang telah disediakan. Kemudian
ditaburkan dengan alat penyemprot padi. Jika obat-obatan yang bentuknya bubuk,
84
obat-obatan dalam membasmi segala hama pada tanaman. Misalnya, jika pada musim
tersebut dibiarkan saja, maka keong-keong tersebut akan merusak padi yang baru di
tanam. Oleh karena itu, sebelum petani melakukan penanaman bibit padi, maka
petani di Desa Perbangunan memakai baju tangan lengan panjang dan celana
panjang. Pemakaian baju lengan panjang dan celana panjang berguna untuk
menghindari panas matahari secara langsung. Jika tanaman padi sudah berumur dua
bulan, maka baju lengan panjang dan celana panjang digunakan agar tangan dan kaki
sebut dengan saong-saong24. Saong-saong digunakan agar kepala tidak terkena sinar
matahari secara langsung. Saong-saong biasa digunakan oleh kaum ibu jika mereka
bekerja di sawah.
kepala dari sinar matahari. Tetapi, tidak semua kau laki-laki baik itu yang sudah
24
Saong-saong adalah penutup kepala dalam bertani yang berupa kain-kain atau sarung. Biasa
digunakan oleh kaum ibu/kaum wanita.
85
panjang, dan topi pada saat bekerja di sawah. Mereka hanya memakai celana pendek
dan baju lengan pendek, bahkan ada juga yang hanya menggunakan kaos dalam pada
Petani tidak menggunakan sepatu boot ketika bekerja di sawah. Jika sepatu
booth di pakai dalam bekerja di sawah petani merasa kesulitan karena akan terasa
berat jika di pakai di dalam tanah yang basah. Oleh karena itu, sering sekali kaki para
petani luka karena terkena benda-benda tajam. Luka pada kaki pada saat bekerja di
sawah disebabkan oleh terkena kayu yang runcing, terkena cangkang keong,
kesehatan manusia. Misalnya, terjadinya ganggguan pada mata jika mata terkena
cairan dari obat-obatan atau secara tidak sengaja menghirup obat-obatan tersebut
pada saat bekerja. Efek samping dari obat-obatan itu diabaikan oleh petani karena
belum ada kasus kematian yang terjadi di Desa Perbagunan jika hanya sekedar
bagi mereka. Karena adanya anggapan para petani bahwasanya, “sepanjang hidup
86
bersentuhan dengan obat-obatan tersebut, maka itu sudah menjadi kebiasaan bagi
tubuh mereka. Dengan begitu, mereka tidak merasakan keracunan atau obat-obatan
Petani memang tidak menjaga kondisi kesehatan mereka, itu juga terlihat dari
perilaku petani pada saat bersentuhan langsung dengan obat-obatan yang menjadi
racun bagi manusia. Pada saat petani bekerja menyemprotkan obat-obatan pada
tanaman, petani tidak menggunakan sarung tangan khusus juga tidak menggunakan
masker saat bekerja. Petani menyadari bahwa ketika dia sedang menyemprotkan
tanamannya, tubuhnya juga akan terkena cairan racun tersebut. Tidak adanya
pelindung mata dan tidak ada masker untuk menutup hidung dan mulut.
87
Dalam kehidupan sosial manusia sejak lahir sampai menjadi dewasa, manusia
mengalami perubahan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi manusia itu
individual dan secara berkelompok. Baik itu perububahan dalam berpikir, perubahan
Teknologi juga mengubah cara manusia menyelesaikan suatu pekerjaan menjadi lebih
mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Semakin mudah pekerjaan itu
diselesaikan, manusia semakin ingin untuk memiliki teknologi itu. Seperti yang
aktivitas pertanian.
berpikir masyarakat dalam memproduksi hasil pangan. Tidak ada satupun petani di
modal yang kecil, termasuk menggunakan pupuk dan pestisida. Hasil pertanian yang
88
kerjanya yang sudah kompleks. Seperti yang terjadi di Desa Perbangunan, teknologi
kerja oleh masyarakat petani di Desa Perbangunan adalah di lihat dari berubahnya
pekerjaan buruh tani dari buruh tani biasa yang mengerjakan lahan orang lain
sawah, dan alat-alat teknologi lainnya. Memang, tidak semua buruh tani menjadi
dengan banyaknya jumlah buruh tani di Desa Perbangunan. Buruh tani lain yang
Mesin perontok padi yang terbaru (combine) mengubah cara buruh tani dalam
mengambil padi yang siap untuk di panen. Jika dalam mesin perontok padi
89
sabit untuk memotong batang padi. Sedangkan, menggunakan combine buruh tani
tidak perlu lagi memakai sabit untuk mengambil biur-biur padi. Satu orang buruh tani
yang menggerakkan mesin combine, sebagian buruh tani memegang karung agar padi
yang sudah terpisah dari batangnya tetap masuk ke karung. Sebagian buruh tani
lainnya menunggu karung padi terisi penuh dan mengikatnya dengan tali plastik.
Mengikat disini maksudnya adalah mengikat dengan cara menjahit karung yang
sudah terisi padi dengan menggunakan . Sebagian buruh lagi memegangi karung padi
Perubahan pembagian kerja tidak terjadi dalam proses itu saja, perubahan
pembagian kerja juga terjadi antar kelompok usia. Semakin canggih alat-alat
teknologi pertanian, semakin sedikit peluang kerja usia buruh tani yang sudah
memasuki umur 50 tahun. Teknologi pertanian yang berupa traktor dan combine
banyak dikendalikan oleh anak-anak muda yang belum menikah dan orang tua yang
usia pernikahannya masih muda. Rata-rata usia yang menjadi buruh tani saat ini di
Desa Perbangunan adalah usia sekitar 20 sampai 40 tahun. Sebagian petani yang
sudah berumur 50 Tahun dan pernah menjadi buruh tani hanya bekerja di sawahnya
sendiri.
90
antar keluarga dengan keluarga dan antar petani dan sesama petani. Dalam pertanian
pertaniannya. Interaksi sosial anatar keluarga dan sesame petani tetap terjalin baik
karena aktivitas petani di sawah tidak pernah berhenti. Tidak ada bayaran berupa
uang ataupun barang untuk membalas jasa petani yang telah membantu karena petani
Pada sistem pertanian tradisional dan petani modern saat ini, petani Desa
perjamuaan makan bersama dan doa kepada leluhur mereka. Perjamuan diadakan
untuk meminta hasil panen yang bagus. Perjamuan dilakukan setiap kali hendak
memulai masa tanam. Selain untuk doa bersama dan makan bersama, perjamuaan
dilakukan sebagai bentuk musyawarah untuk menentukan kapan masa tanam dimulai.
25
Nanang Martono, sosiologi perubahan sosial, hal. 51.
91
perjamuaanyang diadakan setiap kali memasuki masa tanam, bisa dilakukan setiap 2-
3 kali dalam setahun. Perjamuan seperti ini diadakan oleh setiap dusun yang ada di
Desa Perbangunan. Waktu dan tempatnya di atur oleh setiap kepala dusun. Misalnya,
sawah yang ada di dusun I sudah bisa untuk ditanami. Setiap petani yang mempunyai
Kedua, perjamuaan yang diadakan satu kali dalam sepuluh tahun. Ini bisa
ikut merayakannya. Perjamuan ini diadakan sebagai rasa ucapan syukur kepada
leluhur nenek moyang mereka dan kepada Tuhan YME, karena mayoritas penduduk
Desa Perbangunan adalah kristen. Tetapi, umat Islam juga ikut merayakannya karena
masih penduduk Desa Perbangunan. Dalam perjamuan ini, disediakan satu Kerbau
ataupun Lembu yang berukuran besar atau bisa disebut dengan qurban. Lembu
tersebut dibiarkan hidup dan diletakkan di tengah-tengah pesta sampai acara di mulai.
Perjamuan ini juga diiringi dengan musik menggunakan alat-alat musik batak toba
(gondang Batak). Acara yang ada dalam perjamuan adalah tor-tor untuk semua
penduduk desa.
92
Pada petani tradisional, peran keluarga adalah yang paling utama. Keluarga
menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dalam berbagai usaha tani yang
dilakukan oleh petani. Pekerjaan untuk mengelola pertanian dimulai dari masa tanam
sampai masa panen dikerjakan oleh keluarga.Bukan hanya keluarga inti yang
masa panen yang membutuhkan banyak tenaga kerja, petani akan mengundang
rasa saling tolong-menolong antar keluarga juga tidak perlu mengeluarkan biaya
petani yang sedang membutuhkan tenaga kerja. Selain mengurangi biaya, bergotong-
royong juga mempererat hubungan sosial antar keluarga dan antar kelompok
masyarakat.
Di Desa Perbangunan, rasa tolong menolong masih dilakukan sampai saat ini,
tetapi hanya dilakukan oleh petani yang menjadi buruh tani yang tinggal dan
93
panennya dengan makanan yang berbeda yang jarang mereka makan dan tidak
mereka tanam. Atau mereka menukarkan hasil panennya dengan barang-barang yang
makanan pokok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya atau perilaku
sederhana memperlambat proses produksi hasil tanam dan membutuhkan waktu yang
lebih lama. Misalanya, dalam membajak sawah menggunakan tenaga hewan (kerbau).
Tetapi, dilihat dari faktor ekonominya, membajak sawah menggunakan tenaga hewan
bertani.
26
James Scoot, Moral Ekonomi Petani, hal. 3
94
sawahnya selesai. Misalnya, dalam memanen padi, dibutuhkan banyak tenaga kerja
untuk 1 Ha sawah. Dan juga dalam merontokkan padi, masyarakat petani lebih
memanfaatkan sumber daya alam untuk alat perontok padi. Tenaga kerja yang masih
Misalnya, dalam penggunaan bibit, petani tradisional memakai bibit dari hasil apa
yang mereka tanam sebelumnya. Tidak membeli bibit unggul ataupun membeli bibit
orang dari orang lain. Mereka hanya membeli bibit satu kali. Penggunaan bibit dari
apa yang dihasilkan sebelumnya adalah salah satu contoh untuk meminum biaya
dalam bertani.
Hasil pertanian yang di dapat dalam pertanian tradisional masih sangat sedikit.
Hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat petani. Penyebab hasil tani
yang rendah adalah karena masyarakat pada zaman tradisional tidak mencari
keuntungan yang besar dari hasil panennya, waktu yang dibutuhkan untuk
95
Perbangunan
petani dan perubahan sosial peduduk Desa Perbangunan. Mengubah sistem pertanian
dari tradisional menuju teknologi pertanian yang modern. Teknologi modern juga
mengubah kehidupan petani dari segi ekonomi. Teknologi pertanian yang modern
yang besar untuk mendapatkan hasil panen yang lebih banyak, sehingga petani
mendapatkan untung bersih dari hasil pertaniannya. Jika modal petani sedikit, petani
juga harus menanggung resiko apabila mendapatkan hasil panen yang sedikit juga.
aktivitas sosial pada petani tradisional. Dalam pertanian modern, sudah banyak
kebutuhan hidupnya. Tidak hanya untuk kebutuhan primer, mereka juga bisa
96
Misalnya, dalam pertanian modern, petani sudah mulai diperkenalkan dengan adanya
usaha tani. Usaha tani adalah segala bentuk pengorganisasian dan pengelolaan aset
serta tata cara yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan tujuan untuk
menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf kehidupan petani.27 Usaha tani yang
ada di Desa Perbangunan juga membantu petani dengan cara memberikan pinjaman
sawahnya tidak menjadi masalah. Bahkan petani yang mempunyai modal maksimal,
jumlah yang banyak dan lebih memilih mempekerjakan orang lain untuk
modal yang maksimal, mempunyai buruh tani pribadi untuk membantu mengerjakan
segala sesuatunya. Buruh tani yang sudah tahu apa yang dikerjakan di sawah tuannya
yang mempunyai modal yang maksimal juga tidak segan-segan untuk mengeluarkan
Sedangkan, bagi petani yang hanya memiliki modal yang sedikit, mereka hanya
menyediakan modal awal untuk menyewa mesin pembajak sawah sampai sawahnya
27
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-usahatani-menurut-para-ahli/
97
dengan petani yang juga bekerja sebagai buruh tani dengan marsiadapari. Sehingga,
mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar tenaga buruh tani untuk
menanam sawahnya. Untuk biaya perawatan padi, petani yang memiliki modal yang
sedikit, petani menggunakan hasil dari kerja mereka sebagai buruh tani di ladang
orang lain, di luar dari kelompok yang ikut marsiadapari. Perawatan tanamannya
juga sangat terbatas, petani kecil hanya memberikan pupuk dan obat-obatan dengan
seadanya. Bahkan resiko gagal panen bagi petani kecil sangat besar, karena tidak
dalam bertani, tetapi juga mempengaruhi aktivitas sosial bagi masyarakat penduduk
hububgan anntar sesama keluarga dan sesama petani, berubahnya interaksi sosial
Desa Perbangunan adalah pada sistem pertanian tradisional, sawah adalah tempat
untuk berinteraksi antar keluarga maupun antar sesama masyarakat petani. Ketika
memasuki musim tanam, petani pergi ke sawah setiap hari untuk mengerjakan
sawahnya, mengerjakan dengan bantuan keluarga ataupun bantuan dari sesama petani
lainnya. Interaksi antar keluarga dan sesama petani tetap terjalin dalam membantu
untuk mengerjakan sawah, sehingga hubungan sosial tetap berjalan antar penduduk
98
berkurang. Sawah tidak lagi menjadi tempat utama untuk berinteraksi, melainkan
hanya tempat bekerja perseorangan, tempat bekerja keluarga inti, dan tempat bekerja
petani yang menjadi buruh tani khususnya buruh tani kaum ibu. Bagi petani lainnya,
tempat untuk berinteraksi adalah lapo tuak28. Lapo tuak adalah tempat yang paling
diminati oleh penduduk Desa Perbangunan untuk berkumpul, terutama bagi kaum
bapak.
pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah
daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada
hubungan timbal balik dan hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi
Kelompok tani adalah organisasi non formal yang pada umumnya ada di
pedesaan yang d bentuk “dari oleh dan untuk petani” yang mempunyai unsur
pengikat antar sesama anggota kelompok tani. Kelompok tani memiliki pemimpin
adanya kepentingan bersama antar anggota kelompok yang memiliki usaha tani yang
menjadi tanggung jawab bersama. Kelompok tani juga sarana untuk membuat
28
Lapo tuak sebutan untuk warung sama seperti warung kopi.
99
kerja untuk memotivasi petani lainnya mencapai program yang telah ditentukan. 29
memperkuat kerjasama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani
lainnya.
29
http://agronomipertanian.blogspot.com/2016/07/fungsi-kelompok-tani-dan-
gapoktan.html?m=1
100
g. Adanya pemupukan modal usaha tani baik iuran dari anggota atau simpanan
Dalam satu sisi, sistem pertanian yang mulai memakai alat pertanian yang
modern memberikan peluang kerja dan pekerjaan baru bagi petani. Seperti contoh
pekerjaan baru bagi penduduk Desa Perbangunan. Sama halnya dengan adanya alat
penyemprot padi, alat perontok padi, dan alat untuk menggiling padi. Semua alat-alat
menggerakkannya.
yang ada di Desa Perbangunan semakin sedikit. Teknologi pertanian yang sangat
Mesin combine menggusur semua mesin threshser, terutama pada saat musim
kemarau pada masa pasca panen. Dengan proses panen yang terbilang sangat cepat
karena mampu memanen padi minimal 8 Ha dalam satu hari dan di bantu tenaga
101
begitu makin sedikit petani buruh yang ikut bekerja. Tetapi, bagi buruh tani yang ikut
pekerjaannya.
Pengaruh dari penggunaan mesin combine juga dirasakan oleh buruh tani
kaum ibu. Bagi buruh tani khususnya kaum ibu, tidak lagi mendapatkan sisa-sisa padi
yang diambil dengan cuma-cuma dari sawahnya sendiri maupun sawah orang lain.
Karena, apabila panen padi menggunakan mesin combine, sisa-sisa padi terbuang
langsung ke tanah dan tidak bisa di ambil. Tidak ada tumpukan jerami apabila panen
menjulang ke atas seperti gunung. Dalam tumpukan jerami itu, terdapat biur-biur padi
yang ikut terbuang bersama dengan batang-batang padi yang tergiling halus. Setelah
satu hari selesai panen, buruh tani perempuan mengambil sisa-sisa padi yang ada
rata-rata adalah anak muda yang belum menikah dengan kaum bapak yang usianya
masih 30-40 tahun. Buruh tani lainnya yang usianya kurang lebih 40 tahun tidak lagi
bekerja sebagai parkomben. Mereka hanya mengerjakan sawahnya saja. Tidak ada
penghasilan tambahan.
102
petani di sawah. Namun di sisi lain, teknologi pertanian sangat merugikan bagi
petani, karena tenaga kerja manusia sudah semakin sedikit dibutuhkan. Semakin
buruh. Sebagian petani yang juga menjadi petani buruh kehilangan pekerjaannya.
Kehilangan lapangan pekerjaan bagi petani buruh bukan berarti mereka tidak
memliki pekerjaan lain. Mereka dapat mencari pekerjaan lain yang tidak
menggunakan alat ataupun hanya menggunakan alat teknologi yang sederhana. Petani
buruh hanya kehilangan sebagian pekerjaan yang digantikan oleh teknologi pertanian.
Dalam pertanian modern dengan adanya teknologi yang semakin maju, tidak
ada lagi kegiatan tolong-menolong antar keluarga ataupun antar sesama petani yang
ada di Desa Perbangunan. Segala pekerjaan dalam bertani yang tidak bisa dikerjakan
sendiri dan dengan keluarga inti, sudah dikerjakan oleh orang lain dengan
Di Desa Perbangunan, hanya petani yang menjadi buruh tani yang melakukan
kegiatan tolong-menolong. Buruh tani dapat dikatakan sebagai petani kecil. Mereka
103
imbalan berupa uang, melainkan berupa tenaga. Kelompok buruh tani tidak bekerja di
sawah anggota kelompoknnya saja, mereka tetap bekerja di sawah orang lain di luar
dari kelompok mereka untuk mencari penghasilan tambahan. Jika sawah dari anggota
kelompok buruh tani siap untuk dikerjakan, mereka akan bekerja di sawah anggota
kelompoknya. Dan jika sawah dari semua anggota kelompok buruh tani belum ada
yang siap untuk dikerjakan, mereka bekerja di sawah orang lain dan menerima upah.
oleh sesama buruh tani perempuan. Kegiatan tolong-menolong buruh tani laki-laki
pekerjanya adalah laki-laki yang masih muda. Pekerjaan untuk buruh dalam bertani
kurangnya interkasi antar petani miskin dan petani kaya. Karena petani miskin setiap
harinya bekerja di sawahnya sendiri dan di sawah orang lain dan petani kaya lebih
panenyang berlimpah
pekerjaan dalam bertani dengan tidak membutuhkan banyak waktu adalah impian
104
menurun?
Petani zaman modern juga di tandai dengan adanya pupuk dan obat-obatan
untuk hasil panen yang berlimpah. Dengan begitu, tanaman akan di paksa untuk
pupk dan obat-obat adalah satu keharusan bagi petani untuk merangsang
tenaga kerja manusia. Akibat dari tenaga kerja yang semakin lama mengalami
interaksi antar sesama petani. Pada petani modern, warung kopi atau lappo tuak
adalah sebagai tempat berinteraksi khusunya bagi kaum bapak. Banyak warung-
warung kopi yang ada di Desa Perbangunan dan setiap harinya banyak penduduk
yang datang ke tempat itu untuk menghabiskan waktunya. Apabila mereka sedang
105
warung dan tidak langsung pulang ke rumah untuk mandi atau hanya sekedar
petani adalah sesuatu yang baik, karena dengan begitu sesama petani masih menjaga
rasa kekeluargaan dan kekompakan antar sesama petani. Tetapi, yang menjadi
khususnya bagi kaum bapak tepat. Sebagian penduduk desa menghabiskan waktunya
dari pagi hari sampai pada malam hari di warung tersebut. Mereka pulang ke
dirasakan petani. Namun, petani tetap memilih pertanian modern karena dari segi
ekonomi dpaat menambah produksi hasil padi dan petani tidak terlalu capek
106
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka di buat kesimpulan dari topik yang paling
penting yang telah diteliti, yaitu tentang dampak dari perkembangan teknologi.
Dampak yang terjadi dapat bersifat negatif dan dapat bersifat positif. Dampak
adanya teknologi pertanian, petani juga dapat memproduksi hasil pangan dua
dan obat-obatan.
Tetapi, petani juga harus memperhitungkan berapa besar kerugian yang mereka
terima apabila penen mereka gagal akibat adanya perubahan cuaca, adanya banjir,
angin kencang, dan lain-lain. Sedangkan, mereka sudah mengeluarkan banyak biaya
untuk satu kali musim tanam. Oleh karena itu, teknologi pertanian juga mempunya
dampak negatif yang secara langsung dirasakan oleh petani dan mengalami
107
pertanian adalah :
1. Petani harus mempersiapkan modal yang cukup untuk bertani. Karena segala
pekerjaan yang ada di sawah, mereka harus mempekerjakan mesin dan petani
2. Sebagian buruh tani kehilangan pekerjaannya dan sebagian buruh tani lainnya
bertani dengan cara melihat kapan musim hujan dan kapan air laut naik, agar
sosial penduduk desa yang tidak disadari petani secara langsung adalah :
royong antar sesama keluarga dan antar sesama petani. Petani menganggap
segala pekerjaan yang ditawarkan orang lain padanya, harus ada imbalannnya
berupa uang. Dalam petani modern sekarang ini, tidak ada lagi rasa
108
berkumpul dan berinteraksi apabila ada acara adat atau acara perayaan lainya
di Desa Perbangunan. Bagi penduduk desa yang laki-laki sudah menikah dan
5.2. Saran
Adapun saran yang di buat dalam peneliti ini sebagai bahan pertimbangan
sawah.
109
Kerja dan Pendapatan Petani dalam Sistem Pertanian di desa Dukuh Dempok
Iskandar A, Nuhung. 2014. Strategi dan Kebijakan Pertanian dalam Perspektif Daya
Rosdakarya.
Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bogor:
110
Kecil,h. 1.
Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Persada.
111
EricR.Wolf1984.http://www.infoorganik.com/index.php?option=com_content
&view=article&id=86:petani-penggarap-hambat-aplikasi-pertanian-organik-pola-
http://bentukdanisi.blogspot.co.id/2012/07/review-buku-masyarakat-petani-
dan.htmlhttps://media.neliti.com/media/publications/63514-ID-fenomena-sosiologis-
metamorphosis-petani.pdf
http://repository.ut.ac.id/4389/1/LUHT4208-M1.pdf
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11033/Bab%20II%202008syu
.pdf?sequence=9
112
Dollat adalah alat berat yang digunaakan untuk mengangkut barang-barang dalam
jumlah banyak.
Mengketek adalah istilah yang dipakai untuk mengambil kembali sisa biur-biur
Parsuan adalah sebutan untuk seseorang pekerja yang bekerja menanam padi.
Peasant adalah golongan yang mempunyai lahan pertanian dan mengerjakan lahan
Paralong-along adalah sebutan untuk pedagang sayur, ikan, dan makanan pokok
lainnya.
Saong-saong adalah penutup kepala dalam bertani yang berupa kain-kain atau
Tersier adalah kebutuhan yang bersifat mewah dan tidak harus dipenuhi .
Thresher adalah mesin perontok padi atau alat penggerak yang digunakan oleh
Traktor adalah alat salah satu kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk
membantu dalam bidang pertanian dan konstruksi. Dalam bidang pertanian yang
Foto 2.
Ket : Foto sekolah SMP HKBP PARDOMUAN desa Perbangunan. Salah satu
sekolah yang ada di desa Perbangunan yang berada di dusun III.
Ket : foto salah satu rumah ibadah yang ada di desa Perbangunan yang berada di
dusun XII
Foto 4.