SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat-syarat
Guna memperoleh Gelar sarjana Sosiologi (S.Sos)
Di Universitas Teuku Umar
OLEH:
RIKA SANDEVA
NIM: 1605905020018
RIKA SANDEVA
NIM :1605905020018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis........................................................................................6
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................59
DOKUMENTASI.....................................................................................................
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
PENDAHULUAN
Aceh terletak diujung barat dan utara Republik Indonesia antara 2 0-60
Lintang utara dan 95-98 bujur timur sehingga berada didalam iklim tropis. Luas
daerahnya 55.400 km2 dengan garis pantai 1110 km. Temperatur didaerah Aceh
berkisaran diantara 200-300 C. Aceh mengenal dua musim, musim barat dan
musim timur. Musim Barat Laut mengganas, angginnya kencang, orang sukar
melaut sedangkan musim timur lebih tenang lautnya dan pada musim ini orang
aceh banyak berlayar kemana-mana dan juga waktu orang pergi haji ke tanah suci
tinggi nilai-nilai Kebudayaannya bahkan nilai-nilai budaya ini menjadi bagian dari
hubungan langsung dengan dunia luar, contohnya Cina, India,Persia, Arab yang
Lamuri. Daerah Provinsi Aceh yang dihuni Oleh beberapa etnik dan masing-
bahasa dan makanan khas. Melihat beragamnya budaya, suku bangsa Indonesia.
begitu exsotis, makanan khas dan beragam kebudayaan, suku, bahasa, ras dan
etnis.
pantai barat-selatan dengan posisi 020 23’ 24’’ LU dan 960 56’ 24” BT. Luas
Kabupaten Aceh Selatan mencapai 4.173,82 Km2 atau 417.382,50 Ha, dengan
batas wilayah sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan
Kabupaten Gayo Lues, sebelah selatan berbatas dengan Kota Subulussalam dan
Hindia dan sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Aceh Tenggara. Secara
administrasi Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari delapan belas (18)
terdiri dari beberapa jenis tanah antara lain: aluvial, grumosol, regosol, podsolik
merah kuning, komplek renzin dan latosol. Bappeda Kabupaten Aceh Selatan,
(2018)
miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
kualitas hidup masyarakat menjadi berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau
potensi lokal. Sumber daya alam dan sumberdaya manusia menjadi potensi yang
program pemberdayaan usaha ternak. Usaha ini yang dilakukan dengan melihat
potensi gampong.
Model pemberdayaan masyarakat bergerak dibidang pertanian maupun
peternakan, seperti hal nya yang dilakukan oleh aparatur Gampong Tampang yang
masyarakat yang dilakukan oleh aparatur Gampong Tampang ialah berupa suatu
kemandirian masyarakat.
Gampong membagikan dua ekor kambing untuk setiap penerima yang ada di
memanfaatkan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2018 dengan tujuan untuk
pemberdayaan melalui usaha kambing tersebut dijadikan sebagai salah satu cara
berjalan lancar. Masyarakat sulit untuk diajak berpartisipasi dan kerja sama
masyarakat.
Program ini tidak berjalan sesuai yang di harapkan, setelah observasi awal
kambingnya hilang dan ada yang mengatakan kambingnya mati, padahal yang
didapat kambing itu tidak hilang dan tidak mati, melainkan kambing dijual oleh
Aceh Selatan”
Tampang?
Gampong Tampang
dalam lagi tentang permasalahan sosial yang ada serta terjadi dalam
masyarakat.
a. Bagi peneliti sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas akhir dalam
program strata satu (1) Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
b. Bagi program Studi Sosiologi, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
ini, penulis membagi sistematika pembahasan kedalam keenam bab, maka dimulai
dari:
BAB I Pendahuluan dalam bab ini berisi pendahuluan yang meliputi tentang
BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas mengenai landasan teori sebagai
BAB IV Hasil, pada bab ini akan membahas tentang bagaimana peran aparatur
BAB V Pembahasan, pada bab ini akan membahas apakah faktor penyebab
BAB VI Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
relevan :
bentuk yaitu:
3. Kesejahteraan masyarakat.
ternak bebek di kampong teungoh, dilihat dari ekonomi usaha ternak bebek
pendampingan dari PKBM untuk menjual kerajinan yang dihasilkan yaitu dijual
Hasil dari pemberdayaan masyarakat dibagi menjadi dua yaitu hasil secara
fisik dilihat dari segi lingkungan yang mana pembentukan perilaku sadar dan
kini berubah menjadi masyarakat yang sadar akan potensi yang dimiliki jika
lingkungannya kini menjadi bersih. Sehinga secara non fisik nya dilihat dari segi
ekonomi dan sosial, segi ekonomi sendiri, bertambahnya penghasilan bagi isteri
alami;
gampong dalam usaha budidaya ikan lele. Gambaran evaluasi hasil pelaksanaan
program budidaya ikan lele di Gampong rukoen damee dinyatakan gagal yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) mengajak masyarakat kerja sama; (2)
pelatihan masyarakat buat pakan alami; (3) lahan yang tidak representatif, (4)
bibit yang tidak unggul; (5) metode pelepasan bibit; (6) pemberian pakan; (7)
perawatan dan (8) hasil panen, akibat dari itu maka hasil panen berkurang.
ini masih layak untuk diteliti, karena sejauh penulis belum menemukan hasil
Gampong Tampang.
22
Tabel 2.1
Persamaan dan perbedaaan peneliti dengan penelitian terdahulu
Zub131 \t \l 1057 ].
komunitas yang mempunyai ciri, latar belakang dan budaya tertentu. Dalam
dapat dikatakan sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses untuk
kelompok yang sudah berdaya kepada individu atau masyarakat agar menjadi
yang lebih besar, kekuatan, pengawasan, pembuatan keputusan yang lebih besar
dan tindakan transpormasi agar menghasilkan persaman derajat yang lebih besar
Zub131 \t \l 1057 ].
lebih sejahtera. Dengan adanya pemberdayaan maka akan tercipta keadilan sosial
yang merata yang dalam hal ini masyarakat merasa terpenuhi hak-hak sosialnya
oleh pemerintah .
kondisi tidak mampu agar dapat melepaskan diri dari kemiskinan dan
akses atas sumber daya yang penting. Masyarakat miskin dianggap berdaya
berbagai pendekatan:
masyarakat.
26
yang kurang berdaya sulit untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain
itu, pendekatan kelompok juga lebih efisien dilihat dari sumber penggunaan
sumberdaya.
pemecahan masalah yang tidak dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
maupun kelompok, dan juga dapat dikaitkan dengan ekonomi, sosial, dan politik.
rumah tangga atau antara kelompok miskin dan aktor-aktor lainnya di tingkat
kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka mewakili kekuatan atau
mereka perlukan.
dilakukan satu lawan satu. Strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara
individual, meskipun pada gilirannya strategi ini tetap berkaitan dengan kolektif
dirumuskan dalam 3 (tiga) bidang yaitu ekonomi, politik, dan sosial budaya ;
dominasi kekuasan yang meliputi bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya.
yang kuat, besar, mandiri, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar
masyarakat.
partisipatori.
satu prinsip sama prinsip yang lainnya saling berkaitan dan saling melengkapi.
29
tujuan yang jelas dan harus dicapai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan
1033 ].
yaitu:
pada berpartisipasi.
masyarakat.
30
a. Mikro
kehidupannya.
b. Meso
c. Makro
Teori peran atau role theory adalah teori yang merupakan perpaduan dari
berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. “Istilah” peran diambil dari dunia
teater. Dalam teater, seseorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu
dan dalam posisinya sebagai tokoh itu diharapkan untuk berperilaku secara
Selain itu, peran atau role juga memiliki beberapa bagian, yaitu :
1. Anacted Role (peranan nyata) adalah suatu cara yang betul-betul dijalankan
3. Role conflick (Konflik Peranan) adalah suatu kondisi yang dialami seseorang
menduduki suatu status atau lebih yang menuntut harapan dan tujuan peranan
emosional.
6. Role Model ( Model Peranan) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita
8. Role Strain ( Ketegangan peranan) adalah kondisi yang timbul bila seseorang
lain.
pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan
arti. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya.
Makna peran dapat dipahami melalui berbagai pendapat para ahli, antara
lain Miftah Thoha yang mengatakan bahwa konsep peran didefinisikan sebagai
dalam [ CITATION Afr17 \t \l 1033 ] bahwa konsep peran diambil dari proses yang
terjadi pada panggung teater guna menjelaskan apa saja yang dapat dilakoni oleh
masyarakat.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang sangat penting
\n \t \l 1033 ].
Peran yang melekat pada diri seseorang, harus dibedakan dengan posisi
menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam
METODE PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian
secara deskriptif.
suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi saat sekarang”. Penelitian
dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti [ CITATION Lex11 \t \l 1057 ].
peristiwa khusus dari pada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar
tersirat mengenai struktur, tatanan, dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu
penelitian lapangan.
34
3.2 Lokasi Penelitian
Gambar 3.2
Lokasi Penelitian
Kabupaten Aceh Selatan. Penulis memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian,
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data
primer adalah sekumpulan informasi yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
dari lokasi penelitian melalui sumber responden atau informan, wawancara, hasil
pengamatan yang dilakukan. Setidaknya, ada empat tipe dasar data primer yang
36
yang sedang diteliti dilokasi penelitian yaitu pada masyarakat Gampong Tampang
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dokumen dan bahan-bahan
yang diperoleh dari literatur perpustak, koran, internet untuk menunjang penulisan
dan penelitian. Selain dari hasil observasi dan wawancara dengan pemberdayaan
dari hasil penelitian terdahulu baik jurnal, skripsi, tesis maupun internet yang
1. Observasi
informan dalam waktu tertentu, memerhatikan apa yan terjadi, mendengarkan apa
dokumen yang teliti sedangkan secara non partisipatif adalah peneliti hanya
memantau dan tidak mengikuti keseharian yang dilakukan oleh informan dalam
2. Wawancara
wawancara ( interview ) adalah suatu kejadian atatu suatu proses interaksi antara
tatap muka ( face to face ) antara pewawancara dengan sumber informasi, dimana
pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah
dirancang sebelumnya.
3. Dokumentasi
metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, dan sebagainya. Dalam hal ini data-data tersebut merupakan data
38
yang bersifat tulisan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
gampong.
yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam
Tabel 3.5
Data Penentuan Informan
1 Keuchik 1
2 Bendahara 1
3 Kepala urusan kesejahteraan rakyat ( kaur kesra) 1
4 Masyarakat Yang Menerima bantuan ternak 7
Total Jumlah informan 10
Data jumlah informan dalam penelitian ini dapat dibagi berdasarkan jenis
orang. Dengan demikian jumlah total informan yang terpilih sebanyak 10 orang
3. 6 Instrumen Penelitian
39
merupakan peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga
Selain itu yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui
teori terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
menilai kualitas data, analilis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
1033 ].
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses memilih dan merangkum hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, reduksi data merujuk pada proses
2. Data Displai
40
Data displai atau penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informan
dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks
naratif berbentuk catatan lapangan, matrisk, grafik, jaringan dan bagan [ CITATION
Rij18 \t \l 1033 ].
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahab awal didukung oleh
digunakannya uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam
1. Triangulasi
Cross Chek antara jawaban yang satu dengan yang lain. Triangulasi dalam
Dari hasil jawaban dari beberapa pihak tersebut kemudian dilihat kesamaan dan
psikologis obesitas dari orang yang satu dengan orang yang lain.
yang bereda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. peneliti
untuk sumber data yang sama secara serempak. Tringulasi sumber berarti, untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
2. Member Check
b. Mengkoreksi kekeliruan;
pengalaman dirinnya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang
Selatan akan di mulai dari bulan januari 2020 sampai dengan bulan juni 2020,
Tabel 3.9
Jadwal pelaksanaan penelitian
3 Seminar Proposal
Penelitian dan
Pembuatan Laporan
4
5 Seminar Hasil
Sidang
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
gampong Tampang dari para orang tua gampong secara turun-temurun. Konon
ceritanya jauh sebelum Indonesia merdeka gampong ini sudah punya status
gampong karena telah memenuhi persyaratan untuk menjadi sebuah gampong atau
desa dengan wilayah yang memenuhi syarat dan berpenduduk cukup. Lalu para
huni atau tinggal akan menjadi sebuah gampong, dan akhirnya pemerintah
kenapa gampong ini diberi nama dengan Gampong Tampang, karena ketika itu di
buahnya yang kemudian buah tersebut menghasilkan bibit (dalam bahasa Jame
bibit dinamakan Tampang). Apabila masyarakat gampong lain yang ada dalam
wilayah Ulee Balang Samadua ingin menanam pohon, mereka akan datang ke
jeruk, rambutan, langsat dll. Makanya masyarakat Samadua ketika itu membuat
Tampang.
Berikut :
2. Demografis
Samadua Kabupaten Aceh Selatan pada akhir bulan Desember 2019 berjumlah
332 jiwa yang diri dari laki-laki sebanyak 155 jiwa dan perempuan sebanyak 177
jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 88 KK. Jumlah penduduk
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Per Dusun Tahun 2019
No Jumlah Jenis Kelamin Jumlah
Dusun
. KK Laki-Laki Perempuan (Jiwa)
1. DusunTanjung 24 41 50 91
2. Dusun Ikhlas 30 54 58 112
3. Dusun Pasar 34 58 71 129
Jumlah 332
Sumber : RPJMG Gampong Tampang, 2019
dan penerima manfaat dari sebuah pembangunan. Agar dapat menjadi dasar
Selatan bekerja pada sektor pertanian, Pengemudi, Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pensiunan, jasa bangunan, serta perdagangan dan lain sebagainya. Jumlah
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4
Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
N Tahun
Mata Pencaharian
o.
2019 %
1 Pertanian,wiraswasta dll 87 26.67
2 PNS dan Pensiunan 28 6.99
3 Jasa Bangunan, Jasa Pengemudi 64 16.67
4 Perdagangan 32 9.67
5 Pelajar/mahasiswa 121 40
Jumlah 332 100
Sumber : RPJMG Gampong Tampang, 2019
Tabel 4.5
Jumlah Kelompok Berdasarkan Sosial Budaya
Tabel 4.6
Klasifikasi Data Profil Informan
penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis
data yang relevan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
orang.
agar pemberdayaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Gampong Tampang.
berskala gampong.
49
gampong :
Dari hasil wawancara diatas dapat kita simpulkan bahwa menurut ibu
Fauziah kinerja yang dilakukan oleh aparatur sudah lumayan baik. Karena
menurut beliau aparatur gampong sudah berusaha agar masyarakatnya keluar dari
bahwa :
Ryan aparatur sudah menjalankan perannya dengan baik. Tetapi masyarakat yang
Menurut saudara ryan jika aparatur menyedia kan Fasilitas dengan lengkap seperti
tidak tepat sasaran atau orang yang betul-betul mampu dalam hal merawat
kambing, bisa kita lihat pada orang yang benar-benar mampu menjaga dan
51
merawat kambing yang dimana kambing yang diberikan oleh Gampong hanya
berjumlah satu ekor sekarang sudah menjadi tiga ekor. Jumlah kambing yang
bertambah tersebut karena orang yang memeliharanya memang orang yang tepat,
sementara orang yang tidak tepat kambingnya mati dan sebagian lagi kambingnya
hilang.
Hal ini juga diungkapkan oleh bapak Herman selaku masyarakat yang
pemberdayaan ini yaitu dana yang disediakan oleh gampong masih kurang, beliau
berharap dana tersebut cukup untuk membeli obat-obat untuk kambing, sehingga
pada saat kambing sakit masyarakat tidak langsung mengambil inisiatif untuk
Lalu peneliti juga menanyakan tentang kebijakan yang telah dibuat oleh
Dari hasil wawancara diatas dapat kita simpulkan bahwa kebijakan yang
dibuat oleh aparatur gampong yaitu kambing harus dipelihara dikandang yang
telah disediakan oleh gampong dan tidak boleh dibawa pulang kekandang masing-
masing. Ada beberapa masyarakat yang kurang setuju dengan kebijakan itu, salah
satunya saudara Fauzi, karena beliau merasa jarak rumah dengan jarak kandang
“Saya tidak keberatan dengan aturan yang dibuat oleh aparatur gampong,
bahkan saya sangat setuju dengan aturan tersebut, karena saya tidak
memiliki kandang sendiri, jadi dengan disediakannya kandang oleh
gampong maka saya lebih merasa semangat untuk memelihara kambing.
Jika tidak disediakan kandang mungkin saya perlu modal lagi untuk
membuat kandang. Jadi masalah aturan yang dibuat saya tidak ada
masalah, saya setuju-setuju saja”( Wawancara dilakukan pada hari rabu 12
Februari 2020 pukul 02: 30)
Jadi dari hasil wawancara bersama bapak Umar Bakhri dapat kita
simpulkan bahwa beliau setuju dengan kebijakan yang telah dibuat oleh aparatur
gampong, karena beliau tidak ada kandang sendiri untuk memelihara kambing
dirumah, jadi beliau sangat bersyukur karena dalam pemberdayaan ini aparatur
karena jika tidak ada kandang yang disediakan maka beliau akan mengeluarkan
modal lagi untuk membuat kandang, jadi dengan adanya kandang yang disediakan
oleh aparatur gampong maka beliau lebih bersemangat lagi dalam pemberdayaan
ini.
53
terkait dengan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan begitu juga dengan.
kurangnya tiga ekor, jadi kalau satu ekor mati kami masih mempunyai harapan
untuk yang dua ekor lagi” (Wawancara dilakukan pada hari Kamis 13 Februari
memberikan jumlah kambing yang sangat sedikit, dan apa bila kambing tersebut
mati maka harapan masyarakat akan keberhasilan sirna, tanpa ada harapan lain
lagi, seharusnya desa menyediakan kambing paling sedikit untuk satu orang tiga
ekor, jadi apa bila salah satu kambing mati maka harapan masyarakat masih ada
menerima kambing
gampong, yang mana dulunya kambing hanya diberikan satu ekor sekarang sudah
berkembang biak menjadi tiga, tetapi saudara Umar Bakhri kurang setuju terhadap
kebijakan yang dibuat aparatur gampong yang mana kebijakan tersebut kambing
harus dipelihara dikandang yang telah disediakan oleh gampong. padahal bapak
Hal ini juga diungkapkan oleh Fauzi selaku masyarakat yang menerima
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa bapak Fauzi dapat
misalnya orang yang kerja dibengkel dikasih kambing, maka dia tidak akan bisa
merawat dan memelihara kambing karena itu bukan profesinya. Menurut saudara
Fauzi pemberdayaan ini akan berhasil apa bila masyarakat yang mendapat
karena menurut mereka itu perlu waktu yang lama untuk mencapai
keberhasilannya, yang dimana mereka hanya mau yang instan saja, misalnya
langsung dikasih uang cash, tanpa memikirkan ekonomi dia diwaktu yang akan
datang.
Dalam hal ini juga diungkapkan oleh bapak Said Sar selaku masyarakat
Dari hasil wawancara bersama bapak Said Sar dapat disimpulkan bahwa
menyamaratakan masyarakat.
BAB V
PEMBAHASAN
berbagai daerah, tujuannya tidak lain ialah untuk meningkatkan potensi serta
masyarakat, tentunya harus dilakukan dengan peran aparatur yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
pemberdayaan. Oleh karena itu, peran aparatur sangat dibutuhkan oleh untuk
Ikut Penyuluhan
Aparatur Sosialisasi pemberdayaan
Tidak ikut
Pemberdayaan Pendampingan
Tidak berhasil
Ekonomi seperti
semula
1. Aparatur
dalam bentuk ternak kambing, dan mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi
2. Sosialisasi
juga berusaha memberikan arahan kepada masyarakat tentang teknik, strategi dan
3. Ikut pemberdayaan
menanggapi dengan positif, dan masyarakat pun mau ikut berpartisipasi dalam
Sementara masyarakat yang tidak mau ikut berpartisipasi ini mereka lebih mau
5. Penyuluhan
yang tujuannya agar masyarakat tahu bagaimana cara memelihara dan merawat
59
pemberdayaan.
6. Pendampingan pemberdayaan
7. Survei lapangan
lancar, salah satunya survei lapangan. Survei lapangan yang bertujuan untuk
lapangan aparatur bisa langsung terjun kelapangan untuk mengontrol dan melihat
masyarakat dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Tingkat mikro 2.tingkat meso 3. Tingkat
makro.
8. Berhasil
yang berhasil, keberhasilan yang diraih oleh beberapa masyarakat ini karena
yang awalnya hanya 1 (satu) ekor sekarang sudah menjadi (3 tiga) ekor dan
tingkat harga jualnya juga akan bertambah. Dengan demikian masyarakat yang
awalnya berada dizona kemiskinan maka akan keluar dari zona kemiskinan
memerlukan waktu yang terlalu lama sehingga ada sebagian menjual kambingnya
hanya ingin mendapat keuntungan dengan cepat, mengambil jalan pintas dengan
jika pemberdayaan mereka berhasil maka mereka akan memperoleh uang yang
ini perekonomian mereka tetap saja seperti semula, berbeda dengan masyarakat
Hubungan yang dimaksud tidak lain ialah suatu hubungan kerjasama antara
Dalam suatu hubungan pasti adanya peran masyarakat dan peran aparatur
pemberdayaan, dimana setiap peran yang dimiliki oleh aparatur tentu saling
berhubungan satu sama lain dalam ketergantungan. Maka dari itu baik aparatur
Kaitan penelitian ini dengan teori peran bahwa teori peran tampak jelas
dalam gagasan diatas, bahwa suatu hubungan pasti adanya peran aparatur dengan
peran pemberdayaan, dimana setiap peran yang dimiliki oleh aparatur tentu saling
berhubungan satu sama lain dan saling ketergantungan. Maka dari itu baik
Dalam teori peran ini memandang bahwa seseorang aktor harus bermain
sebagai seorang tokoh dan dalam posisinya sebagai tokoh itu diharapakan untuk
berperilaku secara tertentu. Ada beberapa syarat atau bagian yang harus dipenuhi
untuk mencapai suatu tujuan, dalam teori peran ini menggolongkan bagian-bagian
yang harus terpenuhi dan hal ini menjadi rujukan keteraturan peran dalam
kegagalan peran
63
Pemberdayaan Gagal
Tidak ada obat
Aparatur Masyarakat
disebabkan oleh beberapa faktor: pertama kambing yang diberikan oleh aparatur
gampong tidak boleh dibawa pulang, dengan dibuatnya kebijakan yang seperti itu
oleh aparatur gampong masyarakat yang jarak tempuh antara rumah dengan
kandang yang disediakan oleh aparatur gampong mereka tidak bisa merawat
kambing mereka setiap saat, sehingga pemberdayaan yang jarak tempuhnya jauh
kambing mereka terkena penyakit dan akhirnya mati. Kedua tidak tersedianya
obat-obatan, kambing yang terkena penyakit hanya dibiarkan saja, dengan harapan
64
sembuh dengan sendirinya. Hal ini juga membuat masyarakat hilang semangat
untuk merawat kambing kemudian kambing mati dan sebagian pemberdaya malah
menjual kambing tersebut dengan alasan dari pada mati sia-sia lebih baik kambing
tersebut dijual dengan harga murah. Ketiga tidak tetap sasaran, kambing yang
diberikan oleh aparatur kepada masyarakat tidak tepat sasaran atau tidak sesuai
dikarenakan tidak tepat sasaran, seharusnya pemberdayaan yang seperti ini harus
yang ekonomi semulanya miskin maka akan tetap miskin, karena pemberdayaan
yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Maka aparatur gampong mengalami
ternak kambing
yang diharapkan dan aparatur telah menjalankan perannya dengan baik namun
maka ia akan menjalankan suatu peranan. Kedudukan dan peranan keduanya tidak
65
kepada peran dan juga sebaliknya, Tidak ada peranan tanpa kedudukan.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
kambing di Gampong Tampang sudah berjalan baik, hal ini dibuktikan dengan
adanya penyuluhan, fasilitasi dan survei secara langsung yang dilakukan oleh
dilakukan oleh aparatur seperti tidak menyediakan obat atau biaya pengobatan
kambing secara gratis, sehingga pada saat kambing mendapat penyakit maka
seperti menjualnya.
kebijakannya yaitu kambing harus dipelihara dikandang yang disediakan dan tidak
boleh dibawa pulang. Ketiga, ketersediaan obat kambing, aparatur gampong tidak
menyediakan obat atau biaya gratis untuk pengobatan kambing, sehingga pada
67
saat kambing terkena penyakit maka inisiatif yang ada pada masyarakat yang
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Narwoko, D., & Suyanto, B. (2004). Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.
Jakarta: PrenadaMedia Group.
69
Sidik, F., Nasution, F. G., & Herawati. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Desa
Menggunakan Badan Usaha Milik Desa Desa Ponggok dan Kritik
Terhadap Prestasi Terbaik Nasional. Pemikiran Sosiologi Volume 5 Nomor
2 , Yogyakarta.
Thamrin. (2018). Bunga Rampai Budaya Aceh Pusaka Endatu. Banda Aceh:
Divisi .
Tjoetra, A., & Maifizar, A. (2019). Peran Perguruan Tinggi Dalam Mitigasi
Bencana ( Studi Kasus Pada Unit Kegiatan MahasiswaPenanggulangan
Kebencanaan Universitas Teuku Umar). Artikel Yang di Sampaikan Oleh
KNS VIII , 1-12.
Triyanto, & Agustiar, D. (2017). Analisis Guliran Dana Simpan Pinjam Khusus
Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Samatiga.
Jurnal Community Volume 3 Nomor 1 , 102-103.