Anda di halaman 1dari 12

BLOK 13 PEMULIHAN SISTEM STOMATOGNATIK

MODUL 5 GIGI TIRUAN JEMBATAN

Disusun oleh

NAMA : NASYA FEBRINA PUTRI

NIM : 1710025015

Dosen : drg. Elliana Martalina, Sp.Pros

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah kita memanjatkan
puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, baik kesempatan maupun
kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Laporan ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk
itu sudah sepantasnyalah saya pribadi mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar
buat mereka yang telah berjasa membantu saya selama proses pembuatan laporan ini dari
awal hingga akhir.

Namun, saya menyadari bahwa laporan ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan
luput dari perhatian saya. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan laporan ini
kedepannya.

Akhirnya, besar harapan saya agar kehadiran laporan makalah ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut
serta menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Samarinda, 19 September 2019

Hormat Saya,

Nasya Febrina Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................


1.2 Tujuan ................................................................................................
1.3 Manfaat ..............................................................................................
1.4 Rumusan Masalah ....………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................


3.2 Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu gigi tiruan cekat merupakan cabang ilmu gigi tiruan yang mempelajari
perawatan untuk merestorasi gigi yang telah kerusakan/kelainan dan menggantikan
kehilangan gigi dengan suatu restorasi yang direkatkan secara permanen pada gigi asli
yang telah dipersiapkan. Gigi tiruan cekat terdiri dari mahkota gigi tiruan dan gigi tiruan
jembatan (GTJ). Kerusakan atau kelainan mahkota gigi yang diakibatkan oleh berbagai
sebab dapat diperbaiki dengan mahkota tiruan. Sedangkan, kehilangan satu atau beberapa
gigi dapat digantikan dengan GTJ.

Terdapat beberapa kondisi yang memerlukan perawatan dengan mahkota tiruan,


antara lain kerusakan gigi yang meluas akibat karies, kegagalan restorasi, fraktur yang
tidak dapat diperbaiki dengan restorasi biasa. Gigi yang mengalami perubahan warna,
kelainan posisi dan bentuk serta kelainan enamel atau dentin juga dapat diperbaiki dengan
mahkota tiruan.

1.2 Tujuan

Berdasarkan skenario yang diberikan pada modul ini, kami mengidentifikasi tujuan
pembelajaran pada modul ini yaitu:

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan mengenai:

a. macam—macam GTJ
b. komponen dan syarat gigi yang ingin dijadikan pengjangkaran
c. indikasi dan kontraindikasi dari GTJ
d. keuntungan dan kerugian GTJ
e. faktor keberhasilan yang mendukung perawatan GTJ

1.3 Manfaat

Setelah melewati modul ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan dapat menjelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan pemulihan sistem stomatognati, terutama gigi tiruan
jembatan. Mahasiswa juga diharapkan agar dapat menerapkan hal-hal yang sudah

4
didapatkan pada modul ini dalam jangka panjang yang nantinya akan berguna di waktu
yang akan datang.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam dari GTJ?


2. Apa saja komponen dan syarat gigi yang ingin dijadikan penjangkaran GTJ?
3. Apa indikasi dan kontraindikasi GTJ?
4. Apa keuntungan dan kerugian pemakaian GTJ?
5. Apa faktor yang mendukung keberhasilan perawatana GTJ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam-Macam dari GTJ

a. Konvensional

 Fixed—fixed bridge (menggunakan konektor rigid)


 Semi-rigid fixed bridge (menggunakan konektor non-rigid)
 Cantilever bridge
o Jarang dipakai karena banyak kerugiannya
o Sebaiknya pontik tidak menerima gaya
o Pada cantilever bridge efek ungkitan besar, dan bisa terjadi rotasi
palato-labial
 Kombinasi
 Modifikasi bridge
o Spring bridge (abutment jauh lebih dari diastema, konektor mudah
patah dan sulit membersihkan daerah di bawah konektor
o Telescopic bridge (salah satu gigi abutment miring >20 derajat,
preparasi sesuai dengan sumbu gigi masing-masing, tapi coping di
mesial gigi yang miring dibuat sejajar)

b. Sophiscated

 Resin-bounded (plat metal yang dilekatkan dengan bahan resin


tanpa/dengan sedikit preparasi
 Macam-macam :
o Rochette bridge (bagian anterior diberi lubang untuk
meningkatkan retensi)
o Maryland bridge (untuk gigi bagian posterior)
 Implant bridge (implant sebagai abutment (pada kasus kelas 1 atau 2
Kennedy, atau intermediate abutment pada span panjang.

2.2 Komponen dan Syarat Gigi Penjangkaran GTJ

6
1. Retainer -menghubungkan GT
dengan gigi penyangga
Macam :
- Ekstrakoronal :
FVC, PVC
- Intrakoronal :
Inlay, onlay
- Dowel crown
(harus diberi
tambahan
abutmen)
2 Konektor -menghubungkan pontik
dengan retainer
Macam :
- Rigid : kaku, tidak
bergerak, efek
splinting maksimal
- Non-rigid : ada
pergerakkan
terbatas,
menurunkan efek
ungkit
-konektor non-rigid
Key : mesial pontik
Keyway : sisi distal
abutment
Kalau tidak, akan terlepas
akibat ACF (Anterior
Component of Force)
3 Pontik -menggantikan gigi yang
hilang
Macam :

7
a. Tidak berkontak
dengan mukosa
residual ridge
Misal : Sanitary
Moderate, Sanitary
Radical
Indikasi : gigi
posterior RB, tidak
memerlukan
estetis, OH buruk
(karena tipe pontik
ini memberikan
efek self-cleansing
terbaik)
Kekurangan :
kurang nyaman
dan kurang estetis
b. Berkontak dengan
mukosa residual
ridge
Estetik lebih baik
daripada sanitary
Misal : Saddle,
Ridge Lap,
Modifikasi Ridge
Lap, Conical,
Ovate.
4 Gigi abutment -meneruskan beban kunyah
ke jaringan periodontal
Macam :
- Single abutment
- Double abutment
- Multiple abutment

8
- Terminal abutment
- Intermediate
abutment
- Splinted abutment
- Double splinted
abutment

Syarat gigi ingin digunakan sebagai penjangkaran :


1. Vital, bila nonvital harus sudah dilakukan PSA dengan sempurna
2. Bentuk dan ukuran normal
3. Posisi normal di dalam lengkung rahang
4. Angulasi : kemiringan gigi maksimal 20 derajat
5. Dukungan jaringan periodontal/ tulang baik (rasio mahkota : akar yaitu 2:3.
Minimal 1:1 dengan pertimbangan beban kunyah ringan (gigi antagonis adalah
GT), atau menambahkan gigi abutment.
6. Konfigurasi akar
a. Akar tunggal : sebaiknya melebar buko-lingual dan panjang.
b. Akar ganda : sebaiknya divergen.
7. Memenuhi hukum Ante : luas PDL gigi penyangga harus >= luas PDL gigi yang
digantikan
8. Span/panjang diastema
9. Tekanan kunyah lokal (kalau berat, pertimbangkan untuk tambahan abutment)

2.3 Indikasi GTJ


1. Kehilangan 1/lebih gigi
2. Diastema (abnormal, ruang protesa < normal, paska terapi orthodontik)
3. Gigi penyangga memerlukan restorasi/splint
4. Deep bite
5. Usia 17-55 tahun
a. <17 tahun : mahkota klinis pendek, pulpa masih besar, pembentukan akar
masih belum sempurna, masih pertumbuhan rahang.
b. 55 tahun : dukungan dan kesehatan jaringan periodontal menurun
6. Keadaan umum dan OH baik (resiko karies rendah)
7. Memenuhi syarat gigi abutmentnya dan abutment di kedua sisi diastema

9
8. Resorpsi tulang tidak terlalu besar

2.4 Kontraindikasi GTJ


1. Pasien yang tidak kooperatif
2. Kondisi kejiwaan pasien kurang menunjang
3. Kelainan jaringan periodonsium
4. Prognosis yang jelek dari gigi penyangga
5. Diastema yang panjang
6. Kemungkinan kehilangan gigi pada lengkung gigi yang sama
7. Resorbsi lingir alveolus yang besar pada daerah anadonsia

2.5 Keuntungan dan Kerugian GTJ


1. Untung
a) Karena diletakkan di gigi asli jadi tidak mudah terlepas/tertelan
b) Dirasakan seperti gigi asli oleh pasien
c) Tidak mempunyai clasp yang dapat menyebabkan keausan enamel
d) Melindungi gigi terhadap tekanan
e) Dapat mempunyai efek spint yang melindungi gigi terhadap stress
f) Mendistribusikan stress fungsi ke seluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan
pendukungnya

2. Kerugian
a) Ditempatkan permanen sehingga sulit untuk kontrol plak
b) Dapat menyebabkan peradangan mukosa dibawah pontik

2.6. Faktor Pendukung Keberhasilan Perawatan


Perawatan restorasi di bidang prostodonsia menggunakan gigi tiruan jembatan diperlukan
untuk menggantikan atau memperbaiki keadaan gigi yang rusak, memperbaiki estetik dan
memperbaiki oklusi sehingga keadaan rongga mulut yang kurang baik menjadi baik dan
dapat menyehatkan rongga mulut dan pasien merasa nyaman. Preparasi gigi untuk
pembuatan gigi tiruan jembatan mempertimbangkan hal-hal berikut ini
a. Prinsip dasar
b. Alat dan bahan
c. Tata cara

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gigi tiruan jembatan adalah gig tiruan yang mengganti satu atau lebih gigi yang
hilang, dan dilekatkan ke satu atau lebih gigi asli atau akar gigi yang bertindak sebagai
penyangga.

Prosedur pembuatan gigi tiruan melalui proses dan tahapan yang sangat panjang
sehingga nanti pada akhirnya gigi tiruan bisa melekat dengan sempurna pada pasien dan
terasa senyaman mungkin

Banyak hal yang mendukung keberhasilan perawatan dari gigi tiruan jembatan,
oleh karena itu hal-hal tersebut sangat penting agar menjadi pertimbangan operator dapat
membuat gigi tiruan jembatan yang nyaman bagi pasien dan dapat memperbaiki struktur
stomatognati yang sebelumnya rusak.

3.1 Saran

Mengingat masih banyaknya kekurangan dari makalah ini, baik dari segi diskusi
kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami menerima kritik dan
saran dari dosen-dosen yang mengajar, baik yang sebagai tutor ataupun dosen yang
memberi materi kuliah, dari rekan-rekan semua dan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan laporan ini

11
DAFTAR PUSTAKA

Barclay, C.W; Walmsley, A.D. 199. Fixed and Removable Prosthodontic. Birmingham:
Churcil Livingstone, hal 155

Prajitno, H.R. 1994. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan: Pengetahuan Dasar dan Rancangan
Pembuatan. Jakarta : EGC

Salim, Sherman. 2017. Gigi Tiruan Jembatan. Surabaya : Airlangga University Press

12

Anda mungkin juga menyukai