Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA : JKKI

VOLUME 08 No. 02 Juni • 2019 Halaman 51-58

Artikel Penelitian

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS


(PROLANIS) PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS JETIS
KOTA YOGYAKARTA
IMPLEMENTATION OF CHRONIC PROGRAM (PROLANIS) PROGRAM PROGRAM IN
HYPERTENSION DISEASE IN PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

Anita Meiriana1 Laksono Trisnantoro2 Retna Siwi Padmawati3


1,2,3
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan
Keperawatan, Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, penyakit kronis merupakan salah satu penyebab utama kematian di
Indonesia. Provinsi DI Yogyakarta menempati persentase tertinggi untuk lansia di mana baru 21 peserta penderita hipertensi
yang terjaring di dalam prolanis di Puskesmas Jetis. Mengidentifikasi implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) pada penyakit hipertensi di Puskemas Jetis Kota Yogyakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan
strategi studi kasus. Subjek penelitian ada 18 informan yang dipilih dengan teknik purposive. Analisis data dilakukan
berdasarkan logika induktif yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam. Data kualitatif disajikan dalam bentuk narasi
dan tabel. Cakupan kepatuhan program prolanis dilihat dari indikator angka kontak yang belum tercapai oleh Puskesmas
Jetis dengan rasio angka kontak 108 permil dan indikator rasio peserta prolanis rutin berkunjung hanya sampai zona aman
yang standar yaitu 69 persen karena kurangnya sosialisasi terkait prolanis. Puskesmas membatasi kepesertaan prolanis
karena keraguan dalam mengendalikan untuk rutin datang setiap bulannya.Puskesmas mengadakan kegiatan prolanis yang
tidak rutin dilaksanakan yaitu senam dan home visit. Perlu pengadaan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan petugas
dan mengupdate pengetahuan. Kepatuhan pasiennya perlu peningkatan kesadaran dengan melakukan kegiatan edukasi ke
wilayah puskesmas secara rutin. Staf Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyusun perencanaan anggaran dalam fasilitas
kesehatan untuk mendukung pelaksanaan prolanis, Staf Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan pelatihan, pembinaan,
pengawasan dan evaluasi kepada petugas puskesmas yang memberikan layanan prolanis. Adakan koordinasi lintas program
pengelola di puskesmas. Puskesmas diharapkan lebih mampu menjalankan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif.
Kata kunci: Program Pengelolaan Penyakit Kronis (prolanis); Hipertensi;kepatuhan;implementasi

ABSTRACT
Based on the Basic Health Research of 2013, chronic illness is one of the main causes of death in Indonesia. DI Yogyakarta province
occupies the highest percentage for the elderly where only 21 patients with hypertension are netted within the prolanis at Jetis Health
Center. Identify the implementation of Chronic Disease Management Program (Prolanis) on hypertension disease in Puskemas
Jetis Kota Yogyakarta. This research is qualitative by using case study strategy. There were 18 informants chosen by purposive
technique. Data analysis is done based on inductive logic obtained from in-depth interview. Qualitative data is presented in the form
of narration and table. The coverage of the prolanis program adherence was seen from the indicator of contact rates not reached by
the Jetis Public Health Center with a ratio of 108 permil contact rates and the ratio indicator of routine prolanist participants visiting
only the standard safe zone of 69 percent due to lack of prolanic-related socialization. Puskesmas limit proliferation participation
due to doubt in controlling for routine coming every month.Puskesmas conduct activities that are not routinely performed prolanis
the gymnastics and home visit. Need to provide training to improve officer skills and to update knowledge. Compliance of patients
need to increase awareness by conducting educational activities to the health center area routinely. Yogyakarta City Health Office
staff formulate budgeting plan in health facility to support prolanis implementation, Yogyakarta City Health Office staff conduct
training, guidance, supervision and evaluation to puskesmas officer providing proline service. Coordinate across the management
program at the puskesmas. Puskesmas are expected to be better able to carry out promotive and preventive activities.
Keywords: Chronic Disease Management Program (Prolanis); Hypertension; compliance; implementation

PENDAHULUAN Pengelolaan Penyakit Kronis yang selanjutnya


Dalam rangka meningkatkan status kesehatan disebut Prolanis adalah suatu sistem yang
masyarakat serta menyukseskan program jaminan memadukan antara penatalaksanaan pelayanan
sosial bidang kesehatan, sesuai dengan Peraturan kesehatan dan komunikasi bagi sekelompok
Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Jaminan peserta dengan kondisi penyakit tertentu melalui
Kesehatan Pasal 21 Ayat 1, salah satu manfaat upaya penanganan penyakit secara mandiri.
yang didapatkan oleh peserta BPJS Kesehatan Pemerintah melalui BPJS Kesehatan bekerja
yaitu pelayanan kesehatan promotif dan sama dengan pihak pelayanan fasilitas kesehatan
preventif, salah satunya ialah Prolanis. Program merancang suatu program yang terintegrasi

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 Juni 2019 • 51
Anita Meiriana, Laksono Trisnantoro,Retna Siwi Padmawati: Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis

dengan model pengelolaan penyakit kronis bagi Penelitian Malon dengan judul Kepatuhan
peserta penderita penyakit kronis yang disebut terhadap Rekomendasi Program Nutrisi dan
sebagai “PROLANIS” atau “Program Pengelolaan Kesehatan Perancis Sangat Berhubungan dengan
Penyakit Kronis”. Prolanis tersebut menggunakan Karakteristik Sosial Ekonomi pada Populasi
pendekatan proaktif yang melibatkan peserta, Dewasa bahwa kebijakan gizi seperti Program
fasilitas kesehatan, dan BPJS kesehatan Sante Nutrisi Nasional (PNNS) yang dilaksanakan
dengan tujuan mencegah timbulnya kompilasi di Prancis sejak tahun 2001, telah dikembangkan
berkelanjutan khususnya penyakit Hipertensi untuk mencegah dan mengurangi risiko penyakit
dan DM tipe 2. Kegiatan Prolanis ini mencakup kronis. Kepatuhan terhadap rekomendasi gizi
upaya–upaya pencegahan komplikasi berlanjut dapat ditingkatkan meski beberapa tahun
dan peningkatan kesehatan masyarakat, yaitu intervensi kesehatan masyarakat dilakukan
meliputi kegiatan konsultasi medis, klub prolanis, oleh PNNS. Identifikasi karakteristik yang terkait
home-visit, dan skrining kesehatan dengan kepatuhan yang buruk harus membantu
Adapun sebaran penduduk lansia menurut menargetkan tindakan kesehatan masyarakat di
provinsi dapat dilihat, provinsi dengan persentase masa depan 10.
lansia tertinggi adalah DI Yogyakarta 13,4% Tujuan utama dalam program prolanis
dan terendah adalah Papua 2,8%. Dengan di puskesmas adalah mendorong peserta
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
penurunan akibat proses penuaan sehingga hidup optimal dengan indikator 75% peserta
penyakit tidak menular banyak muncul pada terdaftar dan berkunjung ke Fasilitas Kesehatan
lanjut usia. Penyakit terbanyak pada lanjut usia Tingkat Pertama (FKTP) dengan hasil baik pada
adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM tipe
hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif II dan hipertensi untuk mencegah komplikasi
Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM) . penyakit.
Profil Kesehatan Yogyakarta 2015, menyebutkan Berdasarkan hal diatas sangat penting untuk
jumlah penduduk usia >15 tahun adalah 256.586 memahami kepatuhan pada program prolanis
dan ada 18,49% dari 40.363 pasien menderita dari prosedur pelayanan, fasilitas puskesmas,
hipertensi. Dari 9 puskemas yang dilakukan komitmen petugas, kepatuhan pasien,
pengukuran tekanan darah Puskesmas Jetis pengetahuan pasien dan apa saja hambatan
adalah puskesmas tertinggi kedua yang banyak dalam program prolanis di Puskesmas Jetis.
penderita hipertensi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan METODE PENELITIAN
di Puskesmas Jetis, diperoleh cakupan penderita Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan
hipertensi dan tercakup prolanis tahun 2016 strategi studi kasus dengan tujuan membantu
sebanyak 21 peserta. Hal ini dapat pula dilihat data peneliti menganalisis secara mendalam untuk
kunjungan pasien hipertensi, dimana dari tahun memahami kepatuhan pada program prolanis
ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan, dari prosedur pelayanan, fasilitas puskesmas,
data kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 969 komitmen petugas, kepatuhan pasien,
pasien , tahun 2016 sebanyak 1037 pasien dan pengetahuan pasien dan apa saja hambatan
tahun 2017 sebanyak 705 pasien. Data kunjungan dalam program prolanis di Puskesmas Jetis.
hipertensi ini merupakan data kunjungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pasien secara umum yang berkunjung ke
Puskesmas Jetis dan telah dihitung berdasarkan Karakteristik responden
1 kali kunjungan setiap tahunnya. Adapun grafik Penelitian ini melibatkan 18 informan
kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas diantaranya kepala seksi pelayanan kesehatan
Jetis dapat dilihat pada grafik dibawah ini : primer, kepala seksi penyakit tidak menular, kepala
puskesmas, pengelola program pengelolaan
penyakit kronis (prolanis), pengelola program
penyakit tidak menular (ptm), dokter yang melayani
program prolanis, pasien prolanis dengan penyakit
hipertensi yang terkait dengan pelaksanaan
program prolanis di Puskesmas Jetis.
Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan adalah prosedur untuk
menilai mutu dan kualitas pelayanan. Prosedur
Gambar 1. Kunjungan Pasien Hipertensi Puskesmas Jetis pelayanan mengacu kepada penjelasan tentang
Tahun 2015-2017 mengapa program prolanis harus dilaksanakan

52 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 Juni 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

dan melayani pasien prolanis dengan baik. Peserta prolanis yang mengikuti program prolanis
Pemahaman petugas dan pasien tentang prolanis mempunyai JKN dan sudah terdaftar, sesuai
dan pelaksanaan prolanis, kesiapan puskesmas, standar, tidak ada pembatasan jumlah pasien,
kebijakan Pemda maupun pusat. tidak semua pasien hipertensi tercover prolanis,
Pelaksanaan program prolanis di Kota kadang tidak mau ikut dan harus rutin. Hambatan
Yogyakarta khususnya Puskesmas Jetis di mulai dalam pelaksanaan prolanis adalah kepesertaan
sejak tahun 2014 sudah rutin dilaksanakan peserta BPJS tidak valid 100 persen, keterbatasan
sesuai dengan SOP dan juknis yang ada. SDM di puskesmas, kepatuhan pasien prolanis,
Kesiapan puskesmas melalui pendataan ulang hal pendukung pada prolanis diantaranya akses
sesuai dengan data BPJS walaupun pada peserta prolanis mudah. Pengawasan dilakukan
pelaksanaan nya petugas merasa prosedur oleh dinas dengan kapitasi berbasis komitmen
yang ada cukup sulit. Karena sejak tahun 2016 pelayanan (KBKP) salah satunya capaian
BPJS dan Kemenkes telah menerapkan sistem kunjungan ulang prolanis, laporan dari aplikasi
KBKP untuk Puskesmas. SOP prolanis yang p-care, memonitor tiap bulan dengan KBK yang
sudah ada berupa juknis kegiatan prolanis yang dipantau dari SIMPUS.
dilaksanakan di puskesmas. Penurunan peserta Fasilitas Puskesmas
prolanis dengan perubahan sistem online dalam Fasilitas Puskesmas adalah sarana dan
pengambilan obat, jika oba di puskesmas kosong prasarana yang digunakan untuk pelayanan
pasien prolanis mengambil obat ke apotek yang prolanis. Fasilitas Puskesmas mengacu pada
berkerjasama dengan BPJS. Aturan semakin penjelasan apakah sarana prasarana pendukung
lama semakin susah dari BPJS sendiri mengubah atau penunjang dalam kegiatan prolanis telah
aturan yang diberikan ke peserta prolanis. terpenuhi dalam hal ini SDM, alkes dan penunjang,
Untuk kegiatan prolanis meliputi kontrol atau serta hambatan sarana prasarana (puskesmas
cek kesehatan rutin, pemberian resep 1 bulan, dan pasien).
edukasi setiap tanggal 23. Harapan pelaksanaan Fasilitas untuk pelaksanaan prolanis yang
prolanis adalah meningkatkan kualitas hidup, meliputi SDM dan alat kesehatan serta peralatan
pemantauan manajemen pengelolaan penyakit penunjang puskesmas sudah mencukupi yakni
kronis, kegiatan edukatif.. Kegiatan prolanis telah dengan menggunakan sarana-prasarana yang
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan tersedia di puskesmas. Sarana–prasarana
harapan dari program prolanis adapun kegiatan mencukupi hanya masalah internal yaitu pada
yang belum terlaksana adalah home visit. penyediaan obat dan petugas entri data. Hambatan
Target implementasi prolanis mempunyai eksternal pada pencairan dana BPJS serta sistem
beberapa kendala di lapangan yaitu masalah antri yang lama.
ketersediaan obat, sulitnya klaim ke BPJS,
kesadaran pasien untuk mengikuti kegiatan Komitmen petugas
prolanis, aturan BPJS tentang perekrutan peserta Komitmen petugas adalah rasa tanggung jawab
yang berpengaruh terhadap kapitasi dan capaian petugas terhadap kegiatan prolanis. Komitmen
prolanis rata-rata aman yaitu di atas 50 persen. petugas mengacu kepada penjelasan bagaimana
target implementasi dan pencapaian program gambaran pelaksanaan program prolanis
prolanis masih kurang kesadaran dari peserta dalam berkomitmen memberikan pelayanan
prolanis untuk mengikuti semua kegiatan. Hal ini kepada peserta prolanis dengan melihat tingkat
yang terjadi saat observasi di lapangan masih pengetahuan dan keterampilan petugas, pelatihan
banyaknya pasien BPJS yang tidak mengikuti dan SDM prolanis, bentuk komitmen petugas dan
program prolanis. Pengelola program pun puskesmas, komitmen pasien prolanis, inovasi
tidak mau mengambil resiko dikarenakan jika motivasi dan pemantauan.
menambah peserta prolans dan performance Berdasarkan Tabel 11 tingkat pengetahuan dan
puskesmas menurun mempengaruhi kapitasi nya kompetensi petugas cukup baik. Pelatihan pada
sehingga target implementasi dan pencapaian pelaksanaan prolanis ada perbedaan pendapat
program hanya sesuai standar. tentang pelatihan dan SDM prolanis, Kepala seksi
Peserta prolanis yang mengikuti kegiatan yankes primer menyatakan “ ada pelatihan dari
prolanis di Puskesmas Jetis yang datang pada saat BPJS”, sedangkan kepala seksi penyakit tidak
kegiatan penyuluhan berkisar 17-22 orang dari 48 menular menyatakan “ pelatihan yang dianggarkan
peserta prolanis. Adapun yang ingin mengikuti oleh pemerintah provinsi, kepala puskesmas
kegiatan prolanis diperbolehkan tapi daftar dulu di menyatakan “ tidak ada”, dan pengelola program
BPJS, jika dari BPJS boleh maka bisa mengikuti prolanis di puskesmas jetis menyatakan tidak ada,
kegiatan prolanis di puskesmas untuk puskesmas ada pelatihan dengan biaya sendiri.
sendiri tidak melakukan perekrutan pasien baru. Bentuk komitmen petugas pengelola program

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 02 Juni 2019 • 53
Anita Meiriana, Laksono Trisnantoro,Retna Siwi Padmawati: Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis

prolanis adalah SK pengelola program prolanis, sasaran terlibat dalam komponen-komponen


mempunyai data peserta prolanis , penjadwalan kegiatan prolanis sesuai dengan yang telah
pelayanan prolanis, selalu mengingatkan pasien. ditetapkan/direncanakan. Cakupan dalam
Komitmen dari puskesmas adalah menyediakan prosedur pelayanan dalam pelaksanaan program
sarana-prasarana. Komitmen dari pasien prolanis prolanis dengan terlaksananya kegiatan prolanis di
mengikuti kegiatan rutin, mengikuti penyuluhan, puskesmas. Hambatan dalam prosedur pelayanan
mengambil obat, dan cek kesehatan. program prolanis adalah aturan dan juknis dari
Inovasi dilakukan dengan gathering prolanis, BPJS semakin lama semakin susah, klaim ke
kegiatan outdoor dan rekreasi. Pemantauan dari BPJS yang lama, indikator angka kontak 108
pengelolaan prolanis dilakukan setiap bulan, dari permil dan indikator rasio peserta prolanis Rutin
dinkes tidak ada, dari BPJS cuma online di P-care Berkunjung (RPPB) hanya sampai zona aman
nanti jadi KBK. Motivasinya untuk meningkatkan yang standar yaitu 69 persen karena kurangnya
kualitas hidup pasien, menurunkan angka rujukan, sosialisasi terkait Prolanis.
memantau agar tidak lanjut kronis. Cakupan pada fasilitas puskesmas dalam
Kepatuhan pasien implementasi program prolanis dengan tersedianya
Kepatuhan pasien adalah umpan balik yang tim prolanis dan sarana prasarana yang digunakan
diberikan oleh peserta prolanis terhadap pelayanan apa yang ada di puskesmas. Hambatannya pada
yang diterima nya. Kepatuhan pasien mengacu stock obat yang sering habis dan petugas entri
kepada penjelasan bagaimana kepatuhan dari data. Cakupan pada komitmen petugas dalam
pasien prolanis dalam kegiatan prolanis, minat implementasi program prolanis hal ini dibuktikan
dan antusias mereka mengikuti kegiatan prolanis. dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan
Kepatuhan pasien dalam cek kesehatan sudah petugas yang cukup baik. Adanya SK penanggung
cukup rutin yaitu 50-60 persen. Peserta prolanis jawab program prolanis, melaksanakan kegiatan
cukup antusias dengan mengikuti kegiatan prolanis, serta pemantauan pada peserta prolanis
prolanis, dengan menyediakan pemeriksaan untuk mengikuti program prolanis di puskesmas.
dengan kerjasama apotek luar. Pasien cukup Hambatannya masih belum ada pelatihan untuk
antusias untuk mengikuti kegiatan prolanis. petugas prolanis secara khusus.
Antusias mereka dalam mengikuti kegiatan Cakupan kepatuhan pasien dan pengetahuan
terlihat juga untuk menjaga agar tetap sehat dan pasien pada implementasi program prolanis hal ini
mendapatkan pengetahuan dari kegiatan prolanis dibuktikan dengan pada kepatuhan pasien dengan
yang dilaksanakan. kunjungan ulang pasien prolanis dan rutin kontrol
kesehatan. Untuk pengetahuan pasien di buktikan
Pengetahuan pasien dengan rutin mengikuti kegiatan penyuluhan
Pengetahuan pasien adalah umpan balik yang di puskesmas untuk menambah pengetahuan
diberikan oleh peserta prolanis terhadap pelayanan peserta. Hambatannya pada kepatuhan pasien
yang diterima nya. Pengetahuan pasien mengacu masih kurang nya kesadaran dari peserta prolanis
kepada apakah pasien yang mengikuti program untuk mengikuti kegiatan prolanis dan untuk
prolanis dengan baik dengan memperoleh pengetahuan pasien masih banyaknya pasien
pengetahuan, manfaat, pemahaman peserta yang yang tidak paham dan mengerti apa itu
prolanis, pelaksanaan prolanis di puskesmas, prolanis dan kegiatannya apa saja.
saran dan masukan kegiatan prolanis. Jumlah (frekuensi) adalah seberapa sering
Pelaksanaan prolanis sudah cukup bagus komponen-komponen dalam kegiatan prolanis
dengan mendapatkan pengetahuan dan yang telah ditetapkan/direncanakan dilaksanakan
pemahaman peserta yang aktif datang sudah oleh pelaksana dan pemanfaat program. Dalam
mendapat penyuluhan kesehatan. Manfaat kegiatan prolanis komponen yang diteliti yaitu
prolanis bagi pasien dengan check up rutin, prosedur pelayanan, fasilitas puskesmas, komitmen
dapat memperoleh obat tiap bulan. Saran dan petugas, kepatuhan pasien, dan pengetahuan
masukan dari pasien untuk mengadakan senam, pasien semuanya sering dilakukan, hal ini di
mengadakan pemeriksaan cek lab lengkap yang buktikan dari kegiatan prolanis yang terus berjalan.
tidak rutin, menambah jumlah anggota prolanis. Namun pada fasilitas tidak ada penambahan
pengetahuan, pemahaman dan manfaat program fasilitas.
prolanis pada pasien sudah cukup baik terlihat Waktu (durasi) adalah seberapa lama komponen-
semakin bertambahnya peserta prolanis dan rajin komponen dalam kegiatan prolanis yang telah
mengikuti kegiatan penyuluhan setiap bulan. ditetapkan/direncanakan dilaksanakan oleh pihak-
Kepatuhan implementasi prolanis dan ham- pihak terkait. Kegiatan prolanis tetap dilaksanakan
batan pelaksanaan prolanis di puskesmas, adapun kegiatan yang masih jarang
Cakupan adalah seberapa banyak kelompok dilaksanakan adalah senam untuk peserta prolanis.

54 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 Juni 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

PEMBAHASAN pelaksanaan nya program pengelolaan penyakit


Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kronis (prolanis) di Puskesmas Jetis sudah
kualitas pelayanan pengelolaan program penyakit melaksanakan kegiatan prolanis di antaranya
kronis (prolanis) pada penyakit hipertensi di konsultasi medis, edukasi kelompok, reminder
Puskesmas Jetis Yogyakarta dan mengidentifikasi melalui SMS Gateway, aktivitas klub, pemantauan
apa saja hambatan dalam implementasi program status kesehatan dan yang belum terlaksana
pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di adalah home visit.
Puskesmas Jetis Yogyakarta. Indikator angka kontak (AK) merupakan
Puskesmas yang memiliki anggota prolanis indikator dalam pemenuhan komitmen pelayanan
maksimal 50 peserta di jadikan 1 klub. Untuk yang belum tercapai oleh Puskesmas Jetis dengan
tingkat kehadiran peserta prolanis dihitung dalam rasio angka kontak 108 permil sedangkan standar
tiga bulan berturut-turut mengikuti kegiatan indikator untuk mencapai zona aman adalah
prolanis kemudian dijadikan ajuan pembayaran lebih besar dari 150 permil. Belum tercapainya
kegiatan prolanis baik senam maupun edukasi target indikator angka kontak dapat disebabkan
klub di tiga bulan berikutnya. Adapun ketentuan oleh kurangnya pengetahuan peserta tentang
penambahan anggota prolanis dengan puskesmas pelayanan di FKTP. Target indikator Rasio Peserta
mendata peserta yang riwayat diabetus miletus Prolanis Rutin Berkunjung (RPPB) hanya sampai
atau hipertensi dalam klub prolanis yang sudah zona aman yang standar yaitu 69 persen karena
terbentuk. Melakukan edukasi awal peserta kurangnya sosialisasi terkait Prolanis. Sedangkan
prolais sekaligus pengisian form kesediaan kan standar indikator Rasio Peserta Prolanis
peserta prolanis tambahan dengan pembiayaan Rutin Berkunjung lebih besar dari 50 persen.
dari kapitasi FKTP. FKTP mengirimkan form Standar indikator didapatkan dari Peraturan BPJS
kesediaan peserta prolanis yang ditandatangani Kesehatan No. 2 Tahun 2015.
peserta prolanis beserta pas foto. BPJS Kesehatan Faktor penghambat pada tingkat kepatuhan di
memberikan buku pengambilan obat bagi peserta program prolanis dalam kegiatannya diantaranya
prolanis, dan menginput data peserta prolanis. untuk check up atau kontrol kesehatan peserta
Peserta prolanis yang telah disetujui BPJS prolanis 1 bulan sekali ketika penyuluhan saja
Kesehatan dapat mengikuti kegiatan prolanis di sekalian ambil obat untuk 1 bulan kedepan.
puskesmas. Diharapkan peserta bisa mengecek kesehatan
Untuk pengurangan peserta prolanis dengan secara rutin tidak hanya saat 1 bulan sekali ke
tidak mengikuti kegiatan prolanis selama tiga rumah sakit saja. Untuk senam prolanis dilakukan
bulan berturut-turut, peserta yang keluar dari dengan frekuensi maksimal 4 kali dalam sebulan,
keanggotaan prolanis karena keinginan sendiri tapi untuk di Puskesmas Jetis selama melakukan
atau peserta meninggal. FKTP menyampaikan penelitian bulan Maret-Mei satu kali diadakan
surat pengurangan anggota klub prolanis dengan senam saat ada edukasi senam kaki diabtus
lampiran nama peserta prolanis yang keluar miletus.
dari klub prolanis selanjutnya BPJS Kesehatan Perlu nya penambahan anggota prolanis di
melakukan perubahan status pada aplikasi. Puskesmas Jetis dengan melakukan penjaringan
Pelaksanaan program di mulai sejak tahun ke daerah wilayah puskesmas. Melakukan kerja
2014 dan rutin dilaksanakan di Puskesmas Jetis. sama dengan posbindu atau posyandu lansia
Untuk kesiapan puskesmas dengan melakukan yang di setiap rt di daerah wilayah puskesmas
pendataan ulang sesuai dengan data BPJS. karena hanya sedikit yang mengikuti prolanis di
Untuk kegiatan prolanis meliputi kontrol atau cek Puskesmas Jetis. Diharapkan puskesmas lebih
kesehatan rutin, pemberian resep 1 bulan, edukasi meningkatkan anggotanya untuk membantu
setiap tanggal 23. hal ini sesuai dengan penelitian peserta BPJS yang belum tahu tentang prolanis
Sitompul dkk (2016) Manajemen kegiatan berbeda dan mau mengikuti.
karena tidak ada SOP untuk kegiatan prolanis Untuk kegiatan yang belum dilaksanakan yakni
dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi tidak home visit dilakukan dengan kunjungan ke rumah
optimal. peserta prolanis minimal lima kali dalam sebulan.
Cakupan dalam kepatuhan pelayanan program Untuk home visit dilakukan terhadap peserta
pengelolaan penyakit kronis (prolanis) dari hasil yang tidak hadir selam 3 bulan berturut-turut
pencapaian kapitasi berbasis komitmen pelayanan tanpa ada penjelasan, pasien yang kondisinya
(KBKP) pada bulan Maret 2018 peserta terdaftar tidak dapat ontrol ke FKTP,dan pasien yang baru
di BPJS untuk Puskesmas Jetis 21.186 peserta pulang setelah menjalani rawat inap. Diharapkan
dan yang terdaftar peserta prolanis 48 peserta kegiatan home visit ini dilakukan di kegiatan
dan yang rutin berkunjung 33 peserta dengan prolanis di Puskesmas Jetis sebagai edukasi ke
rasio kunjungan prolanis 69 persen. Dalam keluarga peserta prolanis dan pemantauan secara

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 02 Juni 2019 • 55
Anita Meiriana, Laksono Trisnantoro,Retna Siwi Padmawati: Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis

langsung oleh tim prolanis. Selama observasi di di puksesmas dan apa saja kegiatannya.. Hal
lapangan ketika melakukan wawancara dengan ini sesuai dengan penelitian Alfazri dkk(2018)
peserta prolanis belum ada kunjungan dari tim kepatuhan dan kompetensi pelaksana dan
prolanis. kurangnya panduan teknis. Perbedaan skrining
Pengelola program prolanis di puskesmas mempengaruhi rendahnya cakupan kasus yaitu
mengetahui bahwa banyak penderita hipertensi 19%. Faktor pendukung implementasi adalah
di wilayah kerja Puskesmas Jetis namun mereka respon peserta, dan hambatan implementasi
tidak ingin menambah anggota prolanis di termasuk strategi fasilitasi yang rendah seperti
karenakan takut performance mereka turun dan kurangnya manual teknis dan pelatihan.
mempengaruhi kapitasi puskesmas. Berdasarkan Petugas prolanis di puskesmas terdiri dari
wawancara dengan pengelola program prolanis dokter, perawat, tenaga promkes dan tenaga
mereka tidak apa-apa mengelola peserta sedikit tambahan lainnya seperti psikolog, lab, farmasi
asalkan patuh dan mengikuti kegiatan. Dari hasil dll. Yang membantu dalam melaksanakan
wawancara dan observasi lapangan terlihat program prolanis di puskesmas. Adapun perilaku
bahwa petugas puskesmas tahu tentang berapa petugas prolanis terhadap pasien prolanis sudah
harusnya pasien yang direkrut namun mereka cukup baik sejalan dengan penelitian Rauf dkk
merasa asal sudah memenuhi zona aman ya (2013) menunjukkan bahwa perilaku petugas
sudah. Untuk data peserta prolanis sendiri terhadap pasien menjadi salah satu faktor yang
puskesmas menginput tiap bulan ke data P-care berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
namun menurut pengelola program prolanis untuk antenatal care di Puskemas Minasa Upa Kota
tahun 2018 belum dapat update data dari BPJS Makasar.
Kesehatan. Bentuk komitmen petugas pengelola program
Pengawasan dilakukan oleh dinas dengan prolanis mempunyai SK pengelola program
kapitasi berbasis komitmen pelayanan (KBKP) prolanis, mempunyai data peserta prolanis
salah satunya capaian kunjungan ulang prolanis, , penjadwalan pelayanan prolanis, selalu
laporan dari aplikasi p-care, memonitor tiap mengingatkan pasien sejalan dengan penelitian
bulan dengan KBK yang dipantau dari SIMPUS. ada hubungan peran petugas kesehatan
Hal ini sesuai dengan artikel Depkes (2017) dengan penurunan jumlah kunjungan peserta
menyebutkan bahwa Kemenkes dan BPJS prolanis (Abdullah dkk, 2017). Nurmandya
Kesehatan telah menerbitkan peraturan bersama (2015) menunjukkan adanya hubungan
tentang penerapan pembayaran KBKP di FKTP. antara pelaksanaan komitmen oleh petugas
Pembayaran KBKP pada FKTP, telah dilaksanakan kesehatan. Adapun komitmen dari puskesmas
sejak tahun 2016 di seluruh Puskesmas di Ibukota adalah menyediakan dan memfasilitasi untuk
Provinsi dan direncanakan akan dilaksanakan terlaksananya program prolanis.
pada seluruh FKTP di tahun 2017. KBKP ini Pasien yang ada di program prolanis di
pembayaran kapitasi tetapi dikaitkan dengan Puskesmas Jetis rata-rata yang rajin kontrol
performance Puskesmas. Perubahan di dalam dan cek-up kesehatan nya. Kepatuhan pasien
peraturan bersama ini diharapkan dapat memacu sesuai dengan penelitian Mufarokhah (2016)
kinerja Puskesmas, tutur Sesjen Kemenkes. program manajemen diri meningkatkan tingkat
KBKP merupakan metode penilaian komitmen kepatuhan pengobatan pada pasien dengan
pelayanan FKTP dalam upaya peningkatan PJK. Penelitian sama Primahuda dan Sujianto
kualitas pelayanan kesehatan. Penilaian (2016) menyebutkan ada hubungan yang
berdasarkan pada indikator-indikator, yaitu: angka signifikan antara kepatuhan mengikuti prolanis
kontak, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik, dengan stabilitas gula darah dengan ditunjukkan
rasio kunjungan prolanis dan rasio kunjungan nya semakin tinggi tingkat kepatuhan maka
rumah untuk Puskesmas. semakin baik stabilitas gula darahnya. Adapun
Bentuk komitmen petugas pengelola program penelitian Harniati dkk (2018) yang menjelaskan
prolanis mempunyai SK pengelola program ketidakpatuhan mengikuti kegiatan prolanis ada
prolanis, mempunyai data peserta prolanis, hubungan antara pemahaman tentang instruksi,
penjadwalan pelayanan prolanis, selalu kualitas interaksi, dukungan keluarga, keyakinan,
mengingatkan pasien. Komitmen dari puskesmas sikap dengan ketidakpatuhan mengikuti kegiatan
adalah menyediakan sarana-prasarana. Bentuk prolanis. kualitas interaksi dan sikap merupakan
komitmen dari pasien prolanis dengan mengikuti faktor yang paling dominan dalam hubunganya
kegiatan rutin, mengikuti penyuluhan, ambil obat, dengan ketidakpatuhan mengikuti kegiatan
dan cek kesehatan. Berdasarkan penelitian ini prolanis.
puskesmas telah memahami kenapa program Faktor pendorong dalam kepatuhan di program
pengelolaan penyakit kronis (prolanis) itu ada prolanis dengan tersedianya fasilitas kesehatan

56 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 Juni 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

yang ada di puskesmas. Fasilitas puskesmas angka kontak yang tidak aman yaitu 108 per
yang ada di Puskesmas Jetis sudah sesuai. mil. Ini bisa menjadi tolak ukur 2 indikator
Penelitian Sitompul dkk (2016) menyebutkan Dari hanya sebatas pada zona aman standar dan
7 kegiatan, hanya ada 4 aktivitas yang dimiliki tidak aman. Kegiatan prolanis yang dilakukan
telah dilakukan, yaitu penyuluhan kesehatan, di puskesmas konsultasi medis, edukasi
pemeriksaan kesehatan, senam prolanis dan kelompok, reminder melalui SMS Gateway,
pengantar obat. Ini terjadi karena keterbatasan aktivitas klub, pemantauan status kesehatan
sumber daya manusia dan dana. Hambatan dan yang belum terlaksana adalah home visit.
eksternal pada pencairan dana BPJS serta sistem 2. Kualitas pelayanan dalam implementasi
antri yang lama. Berdasarkan penelitian ini fasilitas prolanis diantaranya prosedur pelayanan,
yang ada di puskesmas menggunakan fasilitas fasilitas puskesmas dan komitmen petugas.
yang sudah ada, adapun perlu penanganan Dalam implementasi program prolanis pada
yang lebih lanjut dari pihak puskesmas merujuk penyakit hipertensi pada prosedur pelayanan
ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan sesuai dengan juknis aturan dari BPJS
yang lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan penelitian Kesehatan. puskesmas tidak melakukan
Ridwan dan Saftarina (2015) Peningkatan kualitas perekrutan peserta prolanis meskipun tidak
fasilitas kesehatan akan menghasilkan kepuasan ada pembatasan dari BPJS Kesehatan
serta kesetiaan (loyalitas) pasien yang kemudian akan tetapi puskesmas tidak ingin dengan
dapat memenangkan persaingan. Kualitas suatu penambahan peserta prolanis menyebabkan
fasilitas kesehatan dapat dilihat dari pelayanan penurunan performance dan kapitasi.
yang diberikan, sehingga pelayanan fasilitas Beberapa kendala dalam pelaksanaan nya
kesehatan merupakan faktor penentu kepuasan yaitu klaim ke BPJS Kesehatan yang lama,
dan loyalitas pasien. dokter hanya memperpanjang resep obat.
Pasien yang mengikuti kegiatan prolanis Fasilitas Puskesmas dalam implementasi
sudah cukup bagus, pengetahuan mereka program prolanis pada penyakit hipertensi
terus bertambah dengan mengikuti kegiatan dengan menggunakan peralatan yang ada.
penyuluhan kesehatan setiap bulannya sejalan Komitmen Petugas dalam implementasi
dengan penelitian Rasajati dkk (2015) menyatakan program prolanis pada penyakit hipertensi
bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan melaksanakan kegiatan prolanis
tentang tatalaksana hipertensi dengan kepatuhan setiap bulannya. Perlu pengadaan pelatihan
pengobatan. Purnamasari (2017) menyatakan untuk meningkatkan keterampilan petugas,
terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan mengupdate pengetahuan dan kerja sama
persepsi dengan kepatuhan peserta PROLANIS antar pengelola program di puskesmas.
dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. 3. Respon peserta meliputi kepatuhan
Prabowo (2012) menyatakan bahwa terdapat pasien dan pengetahuan pasien. Dalam
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang implementasi program prolanis pada penyakit
TB Paru dengan kepatuhan menjalani program hipertensi pada kepatuhan pasien perlu
pengobatan pada penderita TB Paru. Responden peningkatan kesadaran untuk peserta prolanis
yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang TB dan menambah anggota peserta prolanis.
Paru akan meningkatkan kepatuhan pengobatan Pengetahuan pasien dalam implementasi
TB Paru, sedangkan yang memiliki pengetahuan program prolanis pada penyakit hipertensi
kurang akan menurunkan tingkat kepatuhan. sudah, dengan selalu mengikuti kegiatan
penyuluhan, kegiatan prolanis untuk
KESIMPULAN menambah ilmu dan pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kualitas pelayanan pada program prolanis UCAPAN TERIMA KASIH
termasuk prosedur pelayanan, fasilitas Alhamdulillah, ucapan terima kasih yang tak
puskesmas, komitmen petugas, kepatuhan terhingga peneliti sampaikan kepada Prof. dr.
pasien dan pengetahuan pasien serta hambatan Laksono Trisnantoro, MSc., PhD. dan Dr. Retna
apa dalam implementasi program pengelolaan Siwi Padmawati, MA. selaku pembimbing yang
penyakit kronis. Implementasi prolanis di Fasilitas telah banyak meluangkan waktu dan pikiran
Kesehatan Tingkat Pertama. Berdasarkan uraian- dalam memberikan arahan dan semangat dalam
uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: penyempurnaan tulisan ini, Ketua dan seluruh
1. Kepatuhan pelayanan dalam implementasi pengelola Minat Kebijakan dan Manajemen
program prolanis pada penyakit hipertensi Pelayanan Kesehatan beserta seluruh dosen
hal ini dikarenakan rasio kunjungan ulang pengajar dan staf. Ibunda, Ayah, adik-adik dan
puskesmas yang patuh 69 persen dan indikator keluarga yang selalu memberikan dukungan serta

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 02 Juni 2019 • 57
Anita Meiriana, Laksono Trisnantoro,Retna Siwi Padmawati: Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis

keluarga besar Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015.
dan jajarannya yang telah banyak memberikan Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta, Yogyakarta.
kesempatan dan dukungan dalam karir saya. 8. Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat
Terima kasih kepada para Puskesmas Jetis dan Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
jajarannya. Tak lupa sahabat seperjuangan Minat RI Situasi Lanjut Usia di Indonesia . 2015.
Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan 9. Lumempouw, D.O., Wungouw, H.I. and Polii,
angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan H., 2016. Pengaruh senam Prolanis terhadap
dan semangat kepada saya. penyandang hipertensi. Jurnal e-Biomedik,
4(1).
DAFTAR PUSTAKA 10. Malon, A., Deschamps, V., Salanave,
1. Arifin, M.H.B.M. and Weta, I.W., Faktor- B., Vernay, M., Szego, E., Estaquio, C.,
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesse-Guyot, E., Hercberg, S. and Castetbon,
Kejadian Hipertensi Pada Kelompok K., 2010. Compliance with French nutrition
Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Upt and health program recommendations is
Puskesmas Petang I Kabupaten strongly associated with socioeconomic
Badung Tahun 2016. E-Jurnal Medika characteristics in the general adult population.
Udayana, 5(7). Journal of the American Dietetic Association,
2. BPJS kesehatan 2014. 110(6), pp.848-856.
Panduan Praktis Prolanis. 11. Mawaddah, A., Misnaniarti., Anita,. R,
http://www.bkkbn.go.id/Documents/JKN 2013. Analisis Implementasi Program
/06-PROLANIS.pdf. Diakses Tanggal 29 Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Pada
Agustus 2017. Jam 15.31 WIB. Dokter Keluarga Pt Askes Di Kota Palembang.
3. BPJS Kesehatan. Peraturan BPJS Kesehatan Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4(3). Pp
No. 211 Tahun 2014. 254-261.
4. Bellg, A.J., Borrelli, B., Resnick, B., 12. Peters, D.H., Adam, T., Alonge, O.,
Hecht, J., Minicucci, D.S., Ory, M., Agyepong, I.A. and Tran, N., 2013.
Ogedegbe, G., Orwig, D., Ernst, D. Implementation research: what it is and how
and Czajkowski, S., 2004. Enhancing to do it. Bmj, 347, p.f6753.
treatment fidelity in health behavior 13. Siswi Utami, D.I.M.A.R., 2016.  Kajian
change studies: best practices and Implementasi Kapitasi Berbasis Komitmen
recommendations from the NIH Pelayanan Program Jaminan Kesehatan
Behavior Change Consortium. Health Nasional di Kota Surakarta (Doctoral
Psychology, 23(5), p.443. dissertation, Universitas Sebelas Maret).
5. Carroll, C., Patterson, M., Wood, S., 14. Sitompul, S., Suryawati, C. and Wigati,
Booth, A., Rick, J. and Balain, S., 2007. A P.A., 2016. Analisis Pelaksanaan Program
Conceptual Framework For Implementation Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
Fidelity. Implementation science, 2(1), p.40. Bpjs Kesehatan Pada Dokter Keluarga Di
6. Dewi, M., Sari, I.P. and Probosuseno, Kabupaten Pekalongan Tahun 2016. Jurnal
P., 2017. Pengaruh Konseling Farmasis Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(4),
terhadap Kepatuhan dan Kontrol pp.145-153.
Hipertensi Pasien Prolanis di Klinik
Mitra Husada Kendal. Indonesian
Journal of Clinical Pharmacy, 4(4),
pp.242-249.
7. Dinkes DIY (2015) Profil Kesehatan

58 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai