Oleh:
I Gusti Ayu Jezzica Jasmine Wulandari
179042140041
DIPB 2017
Dosen Pembimbing:
Ni Kadek Yuni Utami, S.T., M.Ds.
I Dewa Gede Putra, S.T., M.T.
Ni Wayan Ardiarani U., S.T., M.T.
Om Swastyatu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan pengantar karya ini tepat pada waktunya. Pengantar karya
dengan judul ― PENGANTAR KARYA REDESIGN RETIREMENT VILLA.
Terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terealisasinya
pengantar karya ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Studio Desain Interior 2
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan pengantar karya ini.
Semoga pengantar karya ini bisa membawa guna dan manfaat baik bagi pembaca atau bagi
pihak-pihak yang berkepentingan yang semuannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa pengantar karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat menunggu dan mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar
pengantar karya ini semakin bisa diterima dikalangan kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
iii
3.1 Metode Pengumpulan Data ……………..……………………………….. 26
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2.29 Mobile Furniture ………………………………..……….…………….. 17
Gambar 2.30 Built In Furniture …………………………………..…………….…… 17
Gambar 2.31 Vas Bunga ………………………………..……………..………..…… 18
Gambar 2.32 Karpet ………………………………..………………………………… 18
Gambar 2.33 Pajangan Foto ………………………………..………………….……. 18
Gambar 2.34 Gorden ……………………………………….…………………..……. 18
Gambar 2.35 General Lighting ………………………….……………..….…..…..… 21
Gambar 2.36 Task Lighting ………………………………………………..…..…..… 21
Gambar 2.37 Accent Lighting …………………………….………………..…..……. 21
Gambar 2.38 Decorative Lighting ……………………………………..……………. 21
Gambar 2.39 Tipe Pencahayaan …………………………………………..…………. 22
Gambar 2.40 Orientasi Bangunan terhadap Matahari …………….……..……………. 22
Gambar 2.41 Letak Gedung Terhadap Arah Angin ……………………..……………. 22
Gambar 2.42 Konvigurasi Ruang Tipis ………………………………………………. 22
Gambar 2.43 Konvigurasi Ruang Tebal ……………………………………………… 23
Gambar 2.44 Penempatan Bukaan pada Bagian Bawah ………………..……………. 23
Gambar 2.45 Aliran Angin Tidak Merata ……………………………………………. 24
Gambar 2.46 Aliran Udara Lebih Besar .……………………………………….……. 24
Gambar 4.1 Denah Lokasi Dwaraka The Royal Villas ……………….……………… 28
Gambar 4.2 Denah Lokasi Villa Korurua …………………………………………… 29
Gambar 4.3 Peta Lokasi Dwaraka The Royal Villas ……………………………….… 30
Gambar 4.4 Batasan Site Dwaraka The Royal Villas ………………………………… 30
Gambar 4.5 Denah Exsisting Ground Floor ……………………………..…………… 34
Gambar 4.6 Denah Exsisting Upper Floor …………………….……………………… 34
Gambar 4.7 Pototongan A-A Exsisting ……………………………………………….. 35
Gambar 4.8 Pototongan B-B ………………………………………………………….. 35
Gambar 4.9 Fasilitas Public Pool …………………..………………………….……… 36
Gambar 4.10 Fasilitas SPA …………………………………………………..………… 36
Gambar 4.11 Fasilitas Restaurant ……………………………..…………….…………. 36
Gambar 4.12 Fasilitas Yoga ………………………………………………….…………. 36
vi
Gambar 4.13 Fasilitas Sepeda ……………………………………..…….…………… 36
Gambar 4.14 Fasilitas Tracking …………………………………….………………… 36
Gambar 4.15 Fasilitas Cooking Class ………………………..…….………….……… 36
Gambar 4.16 Fasilitas Membuat Canang ………………..………….………………… 36
Gambar 4.17 Pond ……………………………………………………….….………… 37
Gambar 4.18 Bedroom 1 ……………………………………………..…….………… 37
Gambar 4.19 Bedroom 1 ……………………………………………..…….………… 37
Gambar 4.20 Ruang Tidur ……………………………………….……..….…………. 37
Gambar 4.21 Bedroom 3 …………………………………….………………..………. 37
Gambar 5.1 Aplikasi pada Landscape ………..……………….…………..…..………. 41
Gambar 5.2 Aplikasi pada Lantai, Dinding dan Plafon ………………….……………. 41
Gambar 5.3 Hubungan Ruang ………………………………….………….…..………. 49
Gambar 5.4 Sonasi Ruang ………………………………….………..…….…..………. 49
Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang ……………………….………………..…….….…..….…. 59
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dwaraka The Royal Villas merupakan salah satu akomodasi yang bersifat
non komersil yang terletak di daerah Ubud-Bali, yang notabene merupakan salah
satu tempat wisata terkenal di Bali. Memiliki berbagai macam akomodasi, salah
satunya Royal Suite Villa memiliki luas 450 m² dengan fasilitas 2 storey. (http://
www.dwarakaubud.com)
Bangunan ini ini memiliki bentuk interior yang cukup ekstrem dengan
menggunakan banyak permanian garis yang tajam dan menyudut, sehingga hal ini
beresiko jika digunakan untuk long term stay oleh manula. Selain itu warna-warna
yang digunakan adalah warna primer, sehingga memberikan kesan tegang dan
mencolok. Maka dari itu Dwaraka The Royal Villas dipilih untuk menjadi objek
redesain villa yang ditujukan untuk orang yang sudah pensiun dari pekerjaannya.
1.3 Batasan
Dalam proses redesain sebuah villa ada batasan-batasan desain yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut:
1.3.1 Tema besarnya adalah Wellness Tourism.
1.3.2 Sasaran marketnya adalah pensiunan kaya berumur 55 tahun keatas.
1.3.3 Jenis villa long term stay.
1.3.4 Kriteria sitenya adalah Redesain existing villa yang dibangun 10-15 tahun
lalu di area wellness tourism menjadi retirement villa.
1.3.5 Luasan sitenya adalah Luas satu villa minimal 150 m², luas lobby
minimal 50 m², diluar parkir dan lensekap dan villa dengan 2 storey.
2
1.4 Tujuan
Dengan adanya permasalahan yang dirumuskan, tentu saja ada tujuan dari
redesain villa ini adalah membuat penghuni merasa nyaman dengan villa long
term stay yang memiliki 2 storey dengan suasana wellness dan retirement activity
and requirement.
3
BAB II
KAJIAN LITERATUR
4
Pilih juga sofa yang nyaman, sebaiknya tidak terlalu empuk atau keras
untuk mengurangi risiko sakit pada tulang saat duduk.
b. Handle atau pegangan tambahan di beberapa tempat tertentu yang
sering digunakan atau dilalui, atau berpotensi berbahaya, seperti area
toilet, tangga, dan koridor. Handle akan memudahkan mereka untuk
berdiri dan berjalan. Lapisi handle dengan kain atau busa sehingga tidak
licin saat digenggam.
c. Pencahayaan yang baik karena kemampuan melihat lansia cenderung
menurun. Penerangan terbaik di siang hari yakni menggunakan cahaya
alami matahari. Jadi pastikan hunian memiliki banyak bukaan yang
memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam hunian. Jika
menggunakan lampu, utamakan memilih lampu dengan cahaya putih
karena minim menghasilkan bayangan sehingga nyaman untuk mata
lansia. Pemilihan jenis lampu juga wajib dipertimbangkan.
d. Anti-slip, seperti kurangi benda-benda yang berbahaya dan
menyebabkan lansia mudah tersandung atau terpeleset, seperti karpet
atau keset. Jika ingin menggunakan karpet, pasang karpet menempel
pada lantai sehingga tidak berbahaya. Gunakan juga anti-slip berbahan
karet di kamar mandi. Banyak lansia terpeleset di kamar mandi karena
lantai yang licin. Jika menggunakan bathtub, carilah alas bathtub yang
aman.
e. Warna terang akan lebih mudah dilihat oleh para lansia. Sebaiknya
gunakan warna-warna solid dibanding warna pastel. Penggunaan warna
terang yang solid akan memudahkan mereka dalam melihat. Anda juga
dapat manfaatkan warna untuk memberikan marka pada sisi-sisi
berbahaya di rumah, seperti tangga atau kemiringan lantai sehingga
lansia lebih awas.
f. Perbesar ruang untuk berjalan, seperti buatlah space yang mencukupi
untuk lalu lalang. Namun jangan terlalu besar, karena lansia
5
membutuhkan ‘pegangan’ saat berjalan. Pastikan space memiliki benda
yang aman untuk dijadikan pegangannya saat berjalan.
Sumber: www.dekoruma.com
6
Rabat 10mm
Pasir 50mm
Pelat 120mm
Spesi 10mm
Rabat 10mm
Pasir 50mm
Pelat 120mm
DETAIL LAN
SKALA 1 : 20
7
Lantai Granit 600 x 600mm
Spesi 10mm
Rabat 10mm
Pasir 50mm
Pelat 120mm
tinggi dan tahan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga.
Selain itu Lantai parket juga memiliki kelemahan yaitu, mudah tergores.
(Kania, 2017). Berikut merupakan detail dari lantai parket. L1
Rabat 10mm
Pasir 50mm
Pelat 120mm
Pelat 120mm
lantai anti selip. Biasanya lantai koral sikat tetap dipadukan dengan
DETAIL LANTAI
keramik agar lebih hemat karena harganya diatas keramik. Ukuran batu SKALA 1 : 20
BATU SIKAT
TEBAL 20 MM
SPESI
TEBAL 20 MM
PASIR
TEBAL 50 MM
BETON RABAT ASAL
TEBAL 100 MM
8
b. Dinding
Ambarwati, Dwi Retno Sri (2012) mengatakan dinding merupakan suatu
bidang nyata yang membatasi satu ruang dengan ruang yang lain, ruang
dalam dengan ruang luar dan memisahkan kegiatan yang berbeda. Dinding
juga merupakan salah satu syarat terbentuknya ruang. Adapun macam-
macam dinding, yaitu:
1. Dinding bata merah, mudah untuk disusun dan dipasang sehingga
tidak memerlukan keahlian tertentu, mudah diangkut karena ukurannya
yang kecil, harganya cukup murah, tidak memerlukan perekat khusus
(cukup semen dan pasir), juga tahan panas sehingga melindungi
bangunan lebih lama dari api. Bata ringan memiliki ukuran standar
panjang 24 cm, lebar 11 – 11,5 cm, dan tebal 5 – 5,2 cm. berikut
merupakan detail dinding bata.
2. Dinding kaca, material padat yang merupakan zat cair yang sangat
dingin karena molekul-molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya
membuat bentuknya menjadi stabil. Hal ini terjadi karena proses
pendinginan yang sangat cepat. Ini juga yang membuat kaca menjadi
9
transparan atau tembus pandang. Kaca adalah amorf (non kristalin)
material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya
juga rapuh atau mudah pecah. Adapun jenis-jenis kaca pada tabel
dibawah ini, yaitu: (Alfari, 2016)
10
dinding tidak dibuat untuk menopang benda yang berat seperti keramik
lantai, keramik dinding lebih tipis jika dibandingkan dengan keramik
lantai. Ketebalan keramik dinding yang tipis juga memudahkan keramik
menempel pada dinding dan tidak mudah lepas akibat terlalu berat.
Standar ukuran dinding keramik adalah 1 cm (tebal keramik = 7mm +
Ketebalan Lem Keramik = 3mm) (Saraswati, 2016). Berikut merupakan
detail dari dinding keramik.
Keramik 0,07 cm
Lem Keramik 0,03 cm
Plaster + Acian 0,25 cm
Pas. Bata 1 cm
Lantai 1 cm
Uk. 50x50 cm
Spesi 3 cm
Beton Rabat 5 cm
Sloof 20x30 cm
Tanah Urug
11
5. Finishing cat, merupakan salah satu renovasi berskala kecil dan murah,
namun bermanfaat dan mampu memberikan dampak yang signifikan
terhadap interior sebuah rumah. Warna cat dapat mempengaruhi suasana
dan desain interior ruangan secara dramatis, tergantung pada mood yang
diinginkan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
mengecat dinding yang akan mempermudah proses pengecatan
kedepannya (Cindy, 2017²³). Beberapa tipe finishing cat, yaitu:
a. Glossy, ada dua macam glossy yaitu high gloss dan semi gloss.
High gloss cenderung memantulkan cahaya sehingga terlihat berkilau
namun sangat mudah dibersihkan. High gloss sangat pas untuk
eksterior yang sering terpapar sinar, misalnya untuk pilar rumah.
b. Matte atau Doff, saat diaplikasikan pada dinding, cat ini seakan
meresap dan sangat menempel. Sedikit memberikan efek kilap pada
permukaannya namun tetap terlihat lembut. Cat dinding doff biasanya
lebih tahan terhadap cuaca dan panasnya sinar matahari, sehingga
cocok untuk digunakan pada dinding luar rumah. Efeknya yang
lembut juga membuat cat dinding cocok digunakan untuk kamar tidur.
c. Eggshell, sesuai dengan namanya, tampilannya memang mirip kulit
telur, sedikit bertekstur namun tetap halus. Dibandingkan cat matte,
eggshell tidak terlalu memantulkan sinar matahari, dan lebih mudah
dibersihkan permukaannya. Tipe cat ini bisa digunakna di ruang tamu
atau ruang keluarga.
c. Plafon
Plafond merupakan sebuah bidang/permukaan yang terletak di atas garis
pandang normal manusia dan berfungsi sebagai pelindung pembentuk ruang
di bawahnya. Adapun bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk plafond,
seperti: (Azkia, 2016²⁴)
1. Gypsum, merupakan jenis material yang rapi dan halus sehingga dari
segi nilai estetika, lebih mudah dibuat berbagai model seperti drop
ceiling, curve, dome, dan lainnya, jika ada bagian yang rusak tidak perlu
12
mengganti lembar namun hanya bagian yang rusak kemmudian bisa
dirapikan lagi dengan compound, dapat dipasang menggunakan besi
hollow maupun kayu, dan mudah ditemukan di pasaran. Tetapi hanya
gypsum yang berlebel water resistance saja yang kedap terhadap air, akan
terlihat kusam dan jamur apabila ditempat lembab dan basah, mudah
rusak apabila terkena benturan, dan genteng harus benar-benar tidak
bocor. Berikut merupakan detail dari plafon gypsum.
Beton 150mm
Plafond Gypsum 3 cm
Ceiling Gypsum Merk Besi Hollow 4x4 cm
Jayaboard 50mm Finishing
Doff Super White 44177
2. Kayu Ekspose
Kayu sangat mudah diolah dan dapat menampilkan aksen yang memikat.
Aneka model plafon tercipta dari bahan dasar kayu, tapi dituntut
pengerjaan yang rapi. Material kayu sejatinya merupakan dasar atap
rumah. Kayu balok, kaso, dan reng adalah material yang banyak dipakai
sebagai struktur utama atap. Selain itu, juga dapat diekspos sebagai aksen
plafon. Model lain dengan menyusun papan kayu menjadi penutup
plafon. Baik model ekspos maupun kayu bersusun menuntut pengerjaan
yang rapi. Rangka kuda-kuda sebagai ekspos bisa saja diaplikasikan
sebagai plafon. Namun, perlu material lain sebagai penutup di bagian
atasnya. Peletakannya pada bagian antara plafon dan genteng. Material
yang cocok untuk penutup di antaranya kayu, multipleks, atau
lambersiring. Untuk menyatukan cukup menggunakan kayu.
13
2.2.2 Elemen Pelengkap Ruang
a. Pintu
Pintu merupakan salah satu bagian penting, karena sebuah ruangan hanya
bisa dimasuki apabila terdapat sebuah pintu. Adapun beberapa tipe-tipe
apintu pada tabel berikut: (Prasetyo, 2016)
!
Gambar 2.15 Pintu Geser
(Sliding Door)
Sumber: www.kusen.co.id
!
Gambar 2.17 Pintu Pivot
Sumber: www.kusen.co.id
! !
Gambar 2.19 Pintu dari Gambar 2.20 Pintu dari
Kayu Kaca
Sumber: www.kusen.co.id Sumber: www.kusen.co.id
Sumber: Prasetyo, 2016
b. Jendela
Jendela merupakan jalan masuknya cahaya matahari kedalam ruangan dan
membantu sirkulasi udara dalam ruang, sehingga ruangan menjadi nyaman.
14
Dari fungsi tersebut jendela perlu ditempatkan pada dinding yang
berhubungan dengan ruang luar. Pada jendela dengan kaca besar berfungsi
untuk mewujudkan adanya hubungan antara interior dan eksterior. Adapun
jenis jendela berdasarkan cara membukanya, pada tabel sebagai berikut:
(Azkia, 2016)
! !
Gambar 2.25 Kusen Kayu Gambar 2.26 Kusen Besi
Sumber: www.rumah.com Sumber: www.rumah.com
Sumber: Azkia, 2016
c. Furniture
Furniture adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah hunian.
Hunian tanpa furniture tentunya tidak akan lengkap dan menjadi tempat
15
yang kosong. Bisanya mengenal furniture terdiri dari prabotan yang berupa
meja, kursi, lemari, dsb, jika dilihat dari segi model dan bentuknya. Dengan
perkembangan dunia furniture, saat ini sangat beragam, baik dari bentuk dan
model maupun konstuksinya. Berikut merupakan pembagian furniture
berdasarkan jenis konstruksinya. (www.rumahidolaku.com)
1. Free Standing Furniture
Furniture dengan konstuksi permanen yang
sudah siap pakai. Furniture ini bisa berdiri
sendiri tanpa bantuan benda lain. Ciri lainnya
adalah biasanya furniture jenis ini bisa
dipindah tempat. Free standing furniture juga
termasuk furniture yang paling banayak
16
membutuhkan tenaga ahli untuk merangkainya. Beberapa furniture yang
sering menggunakan sistem seperti ini adalah lemari, rak buku, tempat
tidur, meja dan kursi.
3. Mobile Furniture
Sebuah furniture yang terdapat roda
pada bagian kakinya. Biasanya mobile
furniture juga menggunakan sistem
knockdown. Sesuai dengan namanya
furniture dengan sistem ini memiliki
keunggulan mudah dipindahkan.
Namun keungguan tersebut juga
Gambar 2.29 Mobile Furniture sekaligus menjadi kekurangannya,
Sumber: www.rumahidolaku.com
yaitu tidak cocok untuk furniture yang
membutuhkan kestabilan penempatan. Biasanya dengan keunggulan itu
maka furniture ini sering diterapkan pada ruang kerja, misalnya kursi
kantor.
4. Built In Furniture
Furniture ini juga sering disebut dengan
customize furniture (tidak semua customize
furniture adalah built in furniture), karena
furniture ini dibuat khusus Untuk sebuah
Ruangan dengan kebutuhan Ruangan
tersebut, sehingga ukurannya bisa pas,
terlihat lebih rapi dan menarik. Sementara
kekurangannya adalah selain biaya lebih
mahal, furniture ini tidak dapat dipindah-
Gambar 2.30 Built In Furniture
Sumber: pindahkan. Contoh penggunaan built in
www.rumahidolaku.com
furniture adalah lemari Kamar tidure,
kitchen set, kabinet Pada dapur, rak relevisi pada Ruang keluarga dan
lainnya.
17
d. Aksesoris
Didalam interior juga ada yang dinamakan aksesoris interior yang fungsinya
sebagai penunjang dalam keindahan sebuah ruangan. Ada beberapa contoh
aksesoris interior yang dijadikan penunjang keindahan sebuah ruangan,
misalnya seperti wallpaper yang bisa dijadikan lapisan sebuah dinding, yang
dimana jenis-jenis wallpaper banyak ragamnya yang bisa diaplikasikan
sesuai dengan tema dan konsep ruangan itu sendiri. Selain wallpaper,
cermin, lukisan, atau ornament-ornamen dinding lainnya juga bisa
digunakan sebagai aksesoris ruangan. Selain hiasan dinding aksesoris
lainnya seperti karpet, vas bunga, guci, dan lampu juga bisa dikatakan
sebagai aksesoris interior.
Sumber: www.hipwee.com
2.2.3 Utilitas
a. Pencahayaan
Pencahayaan atau lighting adalah salah satu elemen penting yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur.
Pencahayaan atau lighting, selain berfungsi sebagai peneranga juga dapat
dijadikan sebagai aksesoris untuk memberi nilai estetika sebuah ruang
maupun fasad. Berdasarkan sumbernya, pencahayaan terbagi menjadi dua,
yaitu pencahayaan alamiah atau daylighting dan pencahayaan buatan atau
artificial lighting (Satria, 2016).
1. Pencahayaan alamiah (Daylighting)
18
Pencahayaan alamiah adalah pencahayaan yang bersumber dari sinar
matahari yang muncul dari pagi menjelang siang hingga sore hari.
Kelebihan dari pencahayaan ini adalah hemat biaya, karena tidak
bergantung kepada energi listrik, serta tidak membutuhkan perawatan
instalasi seperti pencahayaan buatan. Namun kerugiannya ada pada
intensitas cahaya yang tidak dalam kendali manusia. Akibatnya, hasil
pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Pada umumnya pencahayaan
alamiah diperoleh melalui pintu, jendela, atau dengan cara memasang
jendela kaca di atap (skylight). Sumber pencahayaan alami kadang dirasa
kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami
mendapat keuntungan, yaitu (Satria, 2016):
a. Variasi intensitas cahaya matahari.
b. Distribusi dari terangnya cahaya.
c. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.
d. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan
cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan
berlebihnya rasio tingkat terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah
bangunan juga dapat memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan
membawa efek positif lainnya dalam psikologi manusia. Agar dapat
menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa
sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan (Satria, 2016):
a. Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.
b. Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat
cahayanya rendah.
c. Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan
matahari efektif (Egan, 1983 dalam Satria, 2016):
19
a. Naungan (shade), untuk mencegah silau (glare) dan panas yang
berlebihan karena terkena cahaya langsung.
b. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari
ketempat-tempat yang diperlukan.
c. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk
kedalam ruang sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang
diinginkan.
d. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, dengan membentuk ruang
sedemikian rupa sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan
menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan
dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
e. Integrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur
bangunan tersebut.
2. Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting)
Satria, Andre (2016) mengatakan pencahayaan buatan merupakan
pencahayaan yang memanfaatkan teknologi buatan manusia atau energi
olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama untuk
kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk membantu
indra visual manusia melakukan aktivitasnya dengan tepat. Adapun
sistem pencahayaan buatan yang bisa diperginakan (Soetanto, 2016).
a. General Lighting
General Lighting adalah sistem
pencahayaan yang menjadi sumber
penerangan utama, efek sinar lampu
yang dihasilkan menyebar dan
Gambar 2.35 General Lighting
Sumber: www.grya.co.id merata ke seluruh ruangan. Contoh
umumnya yang sering kita temui yaitu dengan menempatkan 1 lampu
di tengah ruangan atau 4 titik lampu secara simetris sesuai dengan
bentuk ruangan.
20
b. Task Lighting
Ta s k L i g h t i n g a d a l a h s i s t e m
pencahayaan yang berfungsi sebagai
penerangan untuk aktivitas tertentu,
yang cahaya. Tidak silau dan nyaman
Gambar 2.36 Task Lighting
Sumber: www.grya.co.id untuk level mata, misalnya menulis,
membaca, memasak dll. Pada ruang belajar bisa berupa lampu baca
atau lampu gantung yang tepat berada diatas meja.
c. Accent Lighting
Accent Lighting adalah sistem
pencahayaan yang berfungsi untuk
membuat efek dramatic pada
ruangan dan membantu mempertegas
Gambar 2.37 Accent Lighting
Sumber: www.grya.co.id detail interior yang ingin ditampilkan.
Penggunaan wall washer atau adjustable light bisa membuat art work,
lukisan atau karya seni yang lain menjadi lebih indah.
d. Decorative Lighting
Sesuai dengan namanya, sistem
pencahayaan ini berfungsi sebagai
dekorasi ruangan atau estetika,
penempatannya bisa disesuaikan
Gambar 2.38 Decorative Lighting dengan ruangan anda. Decorative
Sumber: www.grya.co.id
lighting ini bisa menggunakan
hanging lamp, floor lamp, wall lamp maupun table lamp.
21
Adapun pencaahayaan berdasarkan penggunaannya.
b. Penghawaan
1. Penghawaan Alami
Menurut Arsitektur Lingkungan UGM (2015) penghawaan alami dapat
dibuat dengan memperhatikan orientasi bangunan diletakkan antara
lintasan matahari dan angin. Letak gedung yang paling menguntungkan
apabila memilih arah dari timur ke barat. Bukaan-bukaan menghadap
Selatan dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar matahari.
Dengan arah angin. Untuk bangunan sebaiknya menggunakan bentuk
persegi panjang, hal ini menguntungkan dalam penerapan ventilasi silang
dan dapat menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat
membantu menurunkan suhu.
22
Pengendalian aliran angin dan optimalisasi pemanfaatannya terhadap
bangunan (Arsitek Lingkungan UGM, 2015):
a. Konfigurasi bentuk bangunan
Gambar 2.41 Konvigurasi Ruang Tipis Gambar 2.42 Konvigurasi Ruang Tebal
Memungkinkan Pergerakan Aliran Udara yang Menghalangi Pergerakan Aliran Udara
Lebih Dinamis Sumber:
Sumber: arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id
arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id
Gambar 2.42 Penempatan Bukaan pada Gambar 2.43 Bukaan Pada Atap
Bagian Bawah Dinding di Atas Penutup Lantai Difungsikan Sebagai Pengalir Panas
Sumber: Sumber:
arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id
23
c. Ventilasi Silang
Gambar 2.44 Angin Dapat Menjangkau Gambar 2.45 Aliran Angin Tidak
Seluruh Ruangan Merata, Menciptakan Zona Panas
Sumber: Sumber:
arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id
2. Penghawaan Buatan
Pengawaan buatan merupakan pergantian udara yang melibatkan
peralatan mekanis, seperti kipas, AC, dan lainnya. Adapun kelebihan dari
penghawaan buatan ini adalah udara di dalam ruang dapat diatur sesuai
dengan keinginan kita. Tetapi penghawaan buatan tidak ramah
lingkungan karena dapat menyebabkan pemanasan global, terjadinya
pemborosan energi, dan cenderung manjadikan ruangan tertutup sehingga
udara sulit untuk udara segar masuk (Vedayanti, 2016).
2.2.4 Teori dan Psikologi Warna
a. Pengertian dan Jenis Warna
Warna dapat mendatangkan berbagai manfaat dalam tataran spiritual,
emosional, mental dan fisik. Warna dibagi menjadi dua kelompok secara
psikologis, yakni kelompok warna positif (meningkatkan kegembiaraan)
terdiri atas merah, jingga, kuning dan kelompok warna negatif (yang
24
menyebabkan emosi tidak stabil) terdiri atas warna hijau, biru dan ungu.
Warna terbagi atas warna primer, sekunder dan warna komplementer.
(Ratnasari, 2014)
b. Pengaruh Warna Terhadap Ruang
Warna yang dipakai dalam kehidupan manusia sehari-hari mampu
memperngaruhi manusia dari unsur-unsur warna itu sendiri. Sebagai contoh
untuk meningkatkan nafu makan, maka rumah makan atau restoran akan
lebih baik jika menggunakan warna hijau atau orange yang mampu
meningkatkan nafsu makan manusia atau pelanggan yang datang ke rumah
makan tersebut. Kita semua dipengaruhi oleh warna, disekeliling kita, entah
kita melihatnya atau tidak. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
hubungan warna dan efek psikologis yang ditimbulkan: (Ratnasari, 2014)
25
BAB III
METODE DESAIN
26
Dalam proses perancangan ini, perancang menggunakan metode pendekatan
kualitatif yaitu proses analisis data yang didapatkan melalui literatur-literatur serta
beberapa teori dari peneliti-peneliti sebelumnya. Dimana untuk hasil desainnya
lebih bersifat umum, fleksibel serta berkembang dan muncul dalam proses
penelitian. Kesimpulannya, desainnya hanya digunakan sebagai asumsi untuk
melakukan penelitian sehingga desain harus bersifat fleksibel dan terbuka.
28
Alternatif villa pertama berlokasi di Jalan Sri Wedari No.11B, Ubud,
Kabupaten Gianyar. Villa ini memiliki latar belakang panorama pedesaan Ubud
yang memberikan suasana hunian asri dan sejuk, yang sangat mendukung
wellness life. Villa ini memiliki akses jalan aspal yang mudah dilalui. Kondisi
sekitar villa berdekatan dengan rumah penduduk, cafe/ restaurant, dan
beberapa villa/ homestay. Dari villa ini hanya perlu waktu kurang dari 5 menit
berkendara ke Ubud Central.
Villa Dwaraka ini dilengkapi dengan fasilitas yang dapat menunjang wellness
life seperti SPA, public/ private pool, GYM, sepeda, tracking, yoga cooking
lesson, Balinese offering lesson, dan purification.
29
Berdasarkan evaluasi pemilihan lokasi, maka lokasi yang terpilih adalah
alternatif villa I yaitu Dwaraka The Royal Villas yang berlokasi di Jalan Sri
Wedari No.11B, Ubud, Kabupaten Gianyar. Dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1. Akses menuju villa mudah untuk dijangkau.
2. Villa tidak berada di pinggir jalan raya.
3. Lingkungan di sekitar villa tenang, cocok untuk retirement villa.
4. Dekat dengan pusat Pariwisata di ubud, yaitu Ubud Central.
5. Villa memiliki fasilitas yang mendukung wellness life.
Villa yang di-redesain adalah Dwaraka The Royal Villas yang berlokasi di
Jalan Sri Wedari No.11B, Ubud, Kabupaten Gianyar. Pemilihan villa ini Sudah
sesuai dengan pertimbangan yang mengacu pada wellness life dan retirement
villa. Luas keseluruhan Dwaraka The Royal Villas kurang lebih 2000 m².
Memiliki 5 jenis villa yang berbeda, seperti delux suite sebagai objek redesain
yang memiliki 2 storey dan memiliki luasan sekitar 185 m².
30
Gambar 4.4 Batasan Site Dwaraka The Royal Villas
Sumber: Data Pribadi
Dwaraka The Royal Villas menghadap arah barat. Adapun batasan lokasi
site, yaitu bagian utara dan selatan terdapat rumah penduduk yang
dibelakanngnya persawahan, bagian barat terdapat rumah penduduk dan bagian
Selatan terdapat persawahan.
31
Kabupaten Gianyar adalah iklim laut tropis dengan arah Gerak matahari
pada pukul 06.00 wita terbit dari timur dan terbenam pada pukul 18.30 di
barat. Memiliki 2 musim yaitu musim kemarau yang jatuh pada bulan
April sampai Oktober dan musim hujan yang jatuh pada bulan Oktober
sampai April. Curah hujan Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 963 mm
dan suhu udara rata-rata sebesar 26˚C dengan kelembaban udara rata-rata
82%. (Bappeda Provinsi Bali, 2014)
2. Topografi
Kabupaten Gianyar merupakan daerah yang meliputi Sukawati,
Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegallalang, dan Payangan
dengan luas wilayah sebesar 368 Km² (Bappeda Provinsi Bali, 2014).
Topografi wilayah Ubud pada umumnya dikelilingin persawahan serta
hutan-hutan yang diapit jurang dan sungai, sehingga menyebabkan
kontur tanah yang tinggi dan rendah.
3. Hidrologi
Kondisi Hidrologi (pola aliran sungai) di Kabupaten Gianyar
menunjukkan pola aliran paralel (sejajar). Ciri-ciri dari pola aliran paralel
adalah aliran sungai sejajar dengan lembah dalam (dibagian hulu/utara)
dan semakin ke hilir/selatan sungai semakin melebar. (Bappeda Provinsi
Bali, 2014)
4. Geologi
Pada Kabupaten Gianyar tidak dijumpai sturktur geologi yang dominan
berpengaruh, hal ini dikarenakan litologi yang dijumpai bersifat homogen
sehingga zona lemah sangat kecil sekali, kecuali adanya pergerakan
tanah. Pergerakan tanah yang terjadi di kabupaten gianyar berupa
longsoran. Pergerakan Tanah disebabkan oleh faktor : pengaruh
kemiringan lereng, pengaruh batuan dan kedudukannya, pengaruh
kearian, pengaruh tata guna lahan, dan pengaruh aktivitas manusia.
32
5. Vegetasi
Pada daerah site terdapat berbagai macam vegetasi yang nantinya juga
akan di-desain sesuai dengan tema konsep yang diambil.
b. Faktor Lingkungan
Adapun faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting yaitu
lalu lintas, kebisingan dan utilitas.
1. Lalu lintas
Analisa lalu lintas menuju Dwaraka The Royal Villas meliputi Arah
gerak kendaraan, kemacetan dan lampu lalu lintas. Pada Jalan Sri Wedari
arah gerak kendaraan dua arah tidak luas karena bukan jalan utama.
Jarang terjadi kemacetan dan tidak terdapat lampu lalu lintas sepanjang
Jalan Sri Wedari.
2. Kebisingan
Analisis kebisingan lingkungan Dwaraka The Royal Villas meliputi
sumber kebisingan dan faktor kebisingan. Kebisingan pada lingkungan
villa dalam kategori sedang, karena sekitar site hanya terdapat
permukiman dan persawahan, selain itu juga jauh dari jalan utama.
3. Utilitas
Analisis utilitas pada lingkungan Dwaraka The Royal Villas meliputi
Fasilitas dan sarana titik utilitas kelistrikan dan sumber air. Pada
lingkungan villa terdapat gardu listrik dan penerangan jalan berupa
lampu jalan dan lampu bangunan. Sumber air pada area site
menggunakan sistem air PDAM dan sumur bor.
33
4.2.3 Analisis Eksisting Bangunan
a. Denah
angkul-angkul
waterspout statue lantern
lamp
2000
BEDROOM 2
4500
FFL ±0.000
POND
BATH PAVILION
WL -0.300
ROOM 2 FFL ±0.000
FFL -0.800
2500
FFL ±0.000
FFL -0.200
TV
up retaining wall
3000
11500
boundary
2500
wall
LIVING / BEDROOM 1
4500
DINING FFL ±0.000
FFL ±0.000
TERRACE /
DECKING
2000
decorative wall
BAR FFL -0.200
and water spout
8000
A A
POWDER POOL
KITCHEN
ROOM BATHROOM 1
2500
2500
FFL ±0.000 WL -0.300
shower
FFL ±0.000 FFL -1.700
FFL ±0.000
2850
FGL -0.250 FGL -0.250 REVISED a. 28 MAY 2013
15 MAY 2013
SCHEMATIC DESIGN
THREE BEDROOM VILLA
2075 3000 2500 2500 5000 6926 (DELUXE SUITE)
13000 pool shower
FLOOR PLAN
boundary wall PURI TAMAN & VILLAS
B TEGALANTANG - UBUD - BALI
artwork lamp
GROUND FLOOR SCALE 1:100
VD-101
Gambar 4.5 Denah Exsisting Ground Floor Dwaraka The Royal Villas
Sumber: Data Pribadi
shower
BATHROOM 3
3000
2500
FFL +3.600
bathtube
2500
dn
12500
BEDROOM 3
FFL +3.600
4500
TV
A A
TERRACE
FFL +3.400
2500
15 MAY 2013
Gambar 4.6 Denah Exsisting Upper Floor Dwaraka The Royal Villas
Sumber: Data Pribadi
34
b. Potongan
exposed bangkirai
rafter 40x60mm and
190
lampit rattan ceiling
42Á
2370
660
37Á
2536
BEDROOM 3
9557
FFL +3.600
1100
CL +3.000 CL +3.000
decorative wall
and water spout
2500
POOL
FFL -1.700
retaining
wall
exposed bangkirai
rafter 40x60mm and
lampit rattan ceiling
190
42Á
2370
696
CL +6.600
2500
9357
TERRACE
BEDROOM 3 BATHROOM 3
FFL +3.600 FFL +3.600
FFL +3.400
200
3000 1500
35
c. Fasilitas Diluar Unit Villa
Gambar 4.15 Fasilitas Cooking Class Gambar 4.16 Fasilitas Membuat Canang
Sumber: www.dwarakavillas.com Sumber: www.dwarakavillas.com
36
D. Fasilitas Didalam Unit Villa
Pada
pencahayaan,
Memaksimalk
memaksimalkan
an
pencahayaan
pencahayaan
alami melalui
alami,
bukaan yang
Living menggunakan
besar. Bukaan
Room jenis pintu
seperti pintu
! sliding dan
menggunakan
Sentosa Residence Villa, Kuta menggunakan
jenis sliding
Utara, Bali. lantai
untuk
bertekstur.
memudahkan
membuka pintu.
37
Pada kamar
mandi
menggunakan Menggunakan
penghawaan penghawaan
alami dengan buatan
bukaan berupa dengan
jendela dengan jendela yang
menambahkan dilengkapi
Bathroom jalusi untuk jalusi untuk
keamanan keamanan dan
! pengguna. Lantai tidak
Sentosa Residence Villa, Kuta yang digunakan menggunakan
Utara, Bali. tidak cocok, lantai dengan
karena dapat finishing
memperbesar polish.
kemungkinan
kepleset.
Terdapat handle
tambahan pada Menambahka
beberapa n handle pada
sanitair, seperti beberapa
pada wc duduk fasilitas
dan wastafel. kamar mandi
Bathroom
Berfungsi untuk
sebagai mempermuda
pegangan dan h dalam
membantu untuk melakukan
!
melakukan aktifitas.
Hyatt Regency Amsterdam,
aktifitas.
Netherlands.
38
Dinding pada
ruangan ini
Lebih banyak
menggunakan
menggunakna
kaca sehingga
kaca, agar
memberikan
lebih meyatu
kesan menyatu
antara ruang
antara ruang
dalam dan
dalam dan luar.
luar.
Penggunaan
Penggunaan
Bedroom material pada
kaca juga
ruangan ini juga
! membantu
hampir
Villas Langkawi, Malaysia. dalam
seluruhnya
memanfaatka
menggunakan
n
kayu dan bambu.
pencahayaan
Pemanfaatan
alami lebih
pencahayaan
maksimal.
alami juga
sangat maksimal.
Sumber: Data Analisis Pribadi
39
BAB V
PROGRAM PERANCANGAN INTERIOR
40
menenangkan dan relax. Dengan konsep ini dapat menunjang permasalahan
yang sering dialami oleh orang tua, yang ingin hidup sehat dan menenangkan
jasmani serta rohaninya.
41
5.1.3 Aplikasi Tema dan Konsep Pada Ruang
Dengan menggunakan tema Rainforest Glam dan konsep Therapy and
Essential Ruang akan terasa sejuk, menenangkan dan tidak monoton.
Hubungan antar ruang akan sangat terasa, karena meminimkan penggunaan
pembatas. Penambahan tanaman-tanaman dan mural hewan serta tumbuhan
pada ruang agar benar-benar mendapatkan kesan sedang berada di dalam hutan
hujan.
5.14 Aplikasi Tema dan Konsep Pada Furniture
Furniture yang digunakan lebih condong ke glam style yang menggunakan
material alami dan buatan, seperti kayu dan besi. Untuk pewarnaan
menggunakan tone warna gelap dan terang, tetapi lebih dominan menggunakan
warna gelap dam di tambahkan aksen warna terang.
42
a. Tidur, jika sudah menjadi pensiunan tidur menjadi aktivitas utama dengan
jadwal tidur yang lebih panjang dari sebelumnya, mengingat harus bekerja
dengan jam kerja setiap harinya.
b. Santai, merupakan aktivitas yang mendominasi civitas pensiunan, karena
tidak ada pekerjaan tetap yang dilakukan setiap hari. Bentuk santai sendiri
bisa berupa membaca buku, menonton televisi, bermain gadget atau sekedar
berjemur menikmati udara segar di sekitar tempat tinggal.
c. Makan dan minum, biasanya pensiunan menghabiskan waktu lebih
banyak untuk aktivitas yang satu ini. Dalam artian membutuhkan waktu
yang lebih panjang dari biasanya, memngingat kemampuan metabolismenya
juga menurun.
d. Pola hidup sehat, biasanya orang yang Sudah pensiun cendrung
memperhatikan kesehatannya dengan lebih banyak melakukan olahraga,
senam, atau pun yoga.
e. Bersosialisasi, kegiatan ini cukup jarang dilakukan karena kesinukan
dalam Dunia pekerjaan. Jika Sudah pensiun dalam Dunia pekerjaan, akan
memiliki waktu cukup melakukan kegiatan bersosialisasi seperti bergabung
dalam komunitas agama ataupun kebugaran jasmani.
f. Menekuni hobi, hobi merupakan salah satu kegiatan yang paling digemari
orang pensiunan, karena mereka masih bisa melakukan pekerjaan ringan
yang diminati, Seperti berkebun, memasak, membuat kerajinan dan masih
banyak lagi.
43
5.4 Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang mengacu pada kebutuhan civitas sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan sehari-hari.
44
Ruangan pembuatan dan
Essential penyimpanan essential oil.
Publik 1
Oil Room Ruangan ini berdekatan dengan
glass room.
No Nama Kapasita
Fasilitas Besaran Ruang Analisa Ruang Spasial
. Ruang s
1. Kamar 1 orang - (1) - Queen Bed :
Tidur Queen 1.8m x 2m =
Standar Bed 3.6m²
gerak
perorang: - (2) - Bedside Table
0.6m² Bedside : 0.6m x 0.6m
Table x 2 = 0.72m²
- (1) - Armchair :
0.82m x
Armchai
0.96m =
r
0.79m²
45
- (2) - Bookcase :
Bookcas 0.6m x 0.4m
e x 2 = 0.48m²
- Plant Stand :
- (1) Plant 0.45m x
Stand 0.29m =
0.13m²
Total : 5.72m²
Sirkulasi : 30%
Standar gerak : 0.6m²
- (1) - Cabinet :
0.4m x 0.5m
Cabinet
= 0.2m²
- (1) - Laundry
Basket : 0.3m
Laundry
x 0.3m =
Basket
0.09m²
- (1) - Wardrobe :
2.35m x
Wardrob
1.55m =
e
3.64m²
- (1) - Cabinet :
0.4m x 0.4m
Cabinet
= 0.16m²
46
Total : 5.56m²
Sirkulasi : 30%
Standar gerak : 0.6m²
- (2) Wall
- Wall Panel :
1.1m x 0.35m
Panel
Standar x 2 = 0.77m²
gerak
perorang - Plant stand :
: 0.6m² - (4) Plant 0.45m x
stand 0.19m x 4 =
Jadi, 2 x 0.34m²
0.6m² = - Hammock :
1.2m² - (2)
1m x 0.6m x
Hammock
2 = 1.2m²
- Coffee Table :
- (1) Coffee 0.37m x
Table 0.37m =
0.14m²
47
Total : 2.45m²
Sirkulasi : 30%
Standar gerak : 1.2m²
- (1)
- Vertical
Garden : 1m
Vertical
x 0.3m =
Garden
0.3m²
Total : 2.1m²
Sirkulasi : 30%
Standar gerak : 2.4m²
Total : 0.69m²
Sirkulasi : 30%
Standar gerak : 0.6m²
48
5.6 Hubungan Ruang
49
5.7.2 Sirkulasi
50
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari redesign retirement
villa ini adalah:
1. Dapat memberikan fasilitas dan suasana yang sesuai untuk para
pensiunan dengan umur diatas 50 tahun.
2. Dapat menentukan tema perancangan yaitu rainforest glam dan
konsep perancangan yaitu yoga and essential living.
6.2 Saran
Pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang perancangan
sebuah akomodasi salah satunya villa dengan sasaran retired people,
diharapkan desainer muda selalu mengembangkan ide-ide yang dapat
bermanfaat dan efisien agar bisa digunakan oleh masyarakat luas.
51
DAFTAR PUSTAKA
Rai Utama, I Gusti Bagus. 2011. HEALTH AND WELLNESS TOURISM: JENIS
D A N P O T E N S I P E N G E M B A N G A N N YA D I B A L I . h t t p s : / /
w w w . r e s e a r c h g a t e . n e t / p u b l i c a t i o n /
273694787_Health_and_Wellness_Tourism_Jenis_dan_Potensi_Pengembanganny
a_di_Bali. Diakses pada 28 Februari 2019 pukul 13.24.
Suasmini, I Dewa Ayu Sri. 2012. Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk
Rumah Tinggal. http://repo.isi-dps.ac.id/1255/1/
Pertimbangan__Dalam__Penentuan__Lantai__Untuk__Rumah_Tinggal.pdf.
Diakses pada 28 Februari 2019. Pukul 14.35.
52
K A N T O R P E R WA K I L A N B A N K I N D O N E S I A S O L O ) .
www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptb/article/view/3350. Diakses pada 28
Februari 2019. Pukul 14.42.
Kania. 2017. Kenali Plus Minus Lantai Parket Supaya Nggak Menyesal!. https://
www.dekoruma.com/artikel/63145/plus-minus-lantai-parket. Diakses pada 28
Februari 2019. Pukul 14.57.
anonim. 2019. Kelebihan Lantai Batu Alam Yang Perlu Anda Ketahui. http://
jualbatualam.net/kelebihan-lantai-batu-alam/. Diakses pada 28 Februari 2019.
Pukul 18.24.
Tya. 2014. LANTAI KORAL SIKAT TETAP YANG PALING BAIK UNTUK
LANTAI GARASI DAN CARPORT. http://www.toentang-gallery.com/2012/04/
lantai-koral-sikat-tetap-yang-paling.html. Diakses pada 28 Februari 2019. Pukul
18.18.
Ambarwati, Dwi Retno Sri. 2012. Desainer Interior dan Dekorator Interior: Studi
Komparatif. http://staff.uny.ac.id/dosen/dwi-retno-sri-ambarwati-ssn-msn. Diakses
pada 28 Februari 2019. Pukul 18.33.
H e r l i a n s y a h . 2 0 1 3 . PA N D U A N P O N D A S I B AT U K A L I S E RTA
PERHITUNGAN R.A.B. http://muse-enterprise.blogspot.com/2012/04/panduan-
pondasi-batu-kali-serta.html. Diakses pada 28 Februari 2019. Pukul 18.35.
53
Alfari, Sabrina. 2016. KACA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN. https://
www.arsitag.com/article/kaca-sebagai-bahan-bangunan. Diakses pada 28 Februari
2019. Pukul 19.59.
Azkia, Fathia. 2016. Kenali Tiga Jenis Material Plafon Rumah. https://
www.rumah.com/berita-properti/2016/5/124199/kenali-tiga-jenis-material-plafon-
rumah. Diakses pada 01 Maret 2019. Pukul 12.03 .
W h e r y. 2 0 0 8 . P L A F O N N AT U R A L M E M I K AT H AT I . h t t p s : / /
ekonomi.kompas.com/read/2008/07/09/11581558/plafon.natural.memikat.hati.
Diakses pada 17 Maret 2019. Pukul 17.44.
Prasetyo, Raka Andika. 2016. Deskripsi Macam-macam Jenis Pintu dan Jendela
Lengkap. http://rakaraperz.blogspot.co.id/2014/10/Deskripsi-macam- jenis-pintu-
dan-jendela.html. Diakses pada 02 Maret 2019. Pukul 13.10.
54
Anonim. 2016. JENIS FURNITURE BERDASARKAN SISTEM KONSTRUKSI
DAN PEMASANGANNYA. http://rumahidolaku.com/jenis-furniture-
berdasarkan-sistem-konstruksi-dan-pemasangannya/. Diakses pada 02 Maret
2019. Pukul 15.08.
Satria, Andre. 2016. Pencahayaan Pada Bangunan (Alami dan Buatan). https://
w w w . a c a d e m i a . e d u / 2 1 9 3 5 8 2 4 /
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buatan_. Diakses pada 03 Maret
2019. Pukul 10.22.
55
TEBU KABUPATEN LAMPUNG BARAT. www.e-journal.uajy.ac.id. Tugas
Akhir. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik : Yogyakarta.
B a p p e d a . 2 0 1 4 . G a m b a r a n U m u m K a b u p a t e n G i a n y a r. h t t p : / /
bappeda.gianyarkab.go.id/index.php/baca-artikel/3/Gambaran-Umum-Kabupaten-
Gianyar.html. Diakses pada 29 Februari 2019. Pukul 08.34.
Harwati, Tati. 2014. apa pengertian Hutan Hujan (Rainforest) dan Hutan Hujan
Tropis?. https://kumpulantugasekol.blogspot.com/2014/10/apa-pengertian-hutan-
hujan-rainforest.html. Diakses pada 14 Maret 2019. Pukul 22.48.
56