APLIKASI
MEMOTIVASI DENGAN MENGUBAH SIFAT DARI LINGKUNGAN KERJA
Semakin lama, penelitian tentang motivasi difokuskan pada pendekatan yang
menghubungkan konsep-konsep motivasional dengan perubahan dalam cara penyusunan
kerja. Penelitian dalam rancangan pekerjaan (job design) memberikan bukti yang lebih kuat
bahwa cara elemen-elemen dalam suatu pekerjaan diatur bisa berfungsi untuk meningkatkan
atau mengurangi usaha. Penelitian ini juga memberikan wawasan yang mendetail mengenai
apa saja elemen tersebut.
Apabila karyawan mengalami rutinitas berlebih dari pekerjaan, maka alternatif yang
dapat dilakukan adalah rotasi pekerjaan – job rotation (disebut jug dengan pelatihan
silang). Kita mendefinisikan praktik ini sebagai pergantian periodik seorang karyawan dari
satu tugas ke tugas lain. Ketika satu aktivitas tidak lagi menantang, karyawan tersebut
dipindah ke pekerjaan lain, biasanya pada tingkat yang sama, yang mempunyai
persyaratan-persyaratan ketrampilan yang sama.
Kelebihan dari rotasi pekerjaan adalah mampu mengurangi rasa bosan,
meningkatkan motivasi melalui pembuatan variasi untuk aktivitas-aktivitas karyawan, dan
membantu karayawan memahami dengan lebih baik bagaimana pekerjaan mereka
memberikan kontribusi terhdap organisasi. Rotasi pekerjaan juga memiliki manfaat tidak
langsung untuk organisasi karena karyawan yang mempunyai banyak ketrampilan
memberi manajemen lebih banyak fleksibilitas dalam merencanakan pekerjaan,
menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan mengisi lowongan-lowongan. Nmaun, rotasi
pekerjaan bukannya tidak mempunyai kekurangan. Biaya pelatihan meningkat dan
produktivitas berkurang dengan adanya pemindahan seorang pekerja ke posisi baru ketika
efisiensi di pekerjaan yang sebelumnya menghasilkan penghematan organisasional. Rotasi
pekerjaan juga meningkatkan gangguan. Anggota-anggota kelompok kerja harus
menyesuaikan diri dengan karyawan baru. Selain itu, para pengawas juga harus
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
mengawasi pekerjaan dari para karyawan yang baru saja dirotasi.
b. Perluasan Pekerjaan
Lebih dari 35 tahun lalu, ide meluaskan pekerjaan secara horizontal, atau apa yang
kita sebut perluasan pekerjaan (job enlargement), mendapatkan popularitas. Semakin
banyak jumlah dan keanekaragman tugas yang dikerjakan oleh seorang individu
menghasilkan pekerjaan yang lebih banyan perbedaan.
Perbedaan antara rotasi pekerjaan dan perluasan pekerjaan mungkin tidak kentara.
Namun, dalam rotasi pekerjaan pekerjaan tidak dirancang ulang. Karyawan hanya
berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, tetapi sifat pekerjaan tersebut tidak
berubah. Namun, perluasan pekerjaan benar-benar melibatkan perubahan pekerjaan.
c. Pengayaan Pekerjaan
Pengayaan pekerjaan (job enrichment) merujuk pada perluasan vertikal pekerjaan.
Hal ini meningkatkan pengendalian pekerja terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
evalusi kerja. Pekerjaan yang diperkaya mengatur tugas-tugas sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pekerja menyelesaikan aktivitas, meningkatkan kebebasan dan
kemerdekaan karyawan, meningkatkan tanggung jawab, dan memberikan umpan balik,
sehingga individu akan mampu menilai dan memperbaiki kinerja mereka sendiri.
Pengayaan pekerjaan dapat ditelusuri menggunakan teori dua faktor Herzberg. Mengikuti
teori ini, dengan meningkatkan faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, seperti pencapaian,
tanggung jawab, dan pertumbuhan karyawan cenderung lebih puas dengan pekerjaan
tersebut dan termotivasi untuk mengerjakannya.
Seluruh bukti dalam pengayaan pekerjaan pada umunya menunjukan bahwa hal ini
mengurangi ketidakhadiran dan biaya perputaran karyawan serta meningkatkan kepuasan,
tetapi dalam persoalan produktivitas, bukti tersebut tidak tidak meyakinkan. Dalam
bebrapa situasi, pengayaan pekerjaan meningkatkan produktivitas, dalam situasi lain,
menguranginya. Namun, bahkan ketika produktivitas menurun, tampaknya tetap ada
penggunaan sumber yang lebih berhati-hati dan kualitas produk atau jasa yang lebih
tinggi.
c. Telecommuting
Telecommuting adalah Merujuk pada karyawan yang melakukan pekerjaan
mereka di rumah, setidaknya dua hari dalam satu minggu terhubung dengan kantor
mereka melalui komputer. Tiga kategori pekerjaan yang paling sesuai untuk
telecommuting:
Terdapat tiga kategori yang telah diidentifikasikan sebagai pekerjaan yang
paling sesuai: Tugas penanganan informasi yang rutin, Aktivitas yang berpindah-
pindah, Tugas profesional dan yang terkait dengan pengetahuan. Penulis, pengacara,
analis, dan karyawan yang menghabiskan mayoritas waktu mereka didepan computer
atau ditelepon adalah calon - calon pelaku telecommuting.
Tambahan potensial untuk manajemen telecommuting meliputi kelompok
tenaga kerja yang lebih bsar yang bisa dipilih, produktivitas yang lebih tinggi,
perputaran karyawan yang lebih sedikit, moral yang lebih baik, dan biaya ruang
kantor yang lebih sedikit. Aspek negatif telecommuting bagi manajemen antara lain
adalah kurangnya pengawasan lanngung terhadap para karyawan. Di tempat kerja
yang berfokus pada tim, telecommuting mungkin lebih menyulitkan manajer untuk
mengoordinasi kerja sama tim. Selain itu, bagi karyawan yang mempunyai kebutuhan
sosial yang tinggi, telecommuting bisa meningkatkan perasaan pengasingan dan
mengurangi kepuasan kerja. Dari sudut pandang karyawan, telecommuting
memberikan peningkatan fleksibilitas yang sangat banyak. Tetapi, bukannya tanpa
biaya. Bagi karyawan yang mempunyai kebutuhan sosial yang tinggi, telecommuting
bisa meningkatkan perasaan pengasingan dan mengurangi kepuasan kerja.
KETERLIBATAN KARYAWAN
Didefinisikan sebagai sebuah proses partisipatif yang menggunakan masukan
karyawan untuk meningkatkan komitmen demi mencapai keberhasilan organisasi. Logika
yang mendasari adalah jika terlibat dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi serta
meningkatkan otonomi dan kendali mereka atas kehidupan kerja, karyawan akan menjadi
lebih termotivasi, berkomitmen terhadap organisasi, produktif, dan puas dengan pekerjaan
mereka.
Contoh program keterlibatan karyawan:
1. Manajemen Partisipatif
Karakteristiknya adalah penggunaan keputusan umum bersama. Para bawahan
biasanya berbagi satu tingkat pembuatan keputusan yang signifikan dengan atasan-
atasan langsung mereka.
2. Partisipasi Representatif
Artinya, daripada berpartisipasi secara langsung dalam berbagai keputusan,
para pekerja diwakili oleh sekelompok kecil karyawan yang benar-benar berpatisipasi.
Tujuan dari partisipasi representatif adalah mendistribusikan kembali kekuatan dalam
sebuah organisasi, menempatkan tenaga kerja di pijakan yang lebih sederajat dengan
kepentingan manajemen dan pemegang saham.
3. Lingkaran Kualitas
Didefinisikan sebagai sebuah kelompok kerja yang terdiri atas karyawan
karyawan dan pengawas yang mempunyai bidang tanggungjawab yang sama dan yang
bertemu secara teratur – biasanya 1 kali seminggu dalam waktu perusahaan dan di
perusahaan- untuk mendiskusikan berbagai masalah kualitas kerja, menyelidiki
penyebabnya, merekomendasikan solusi, dan mengambil tindakan perbaikan.
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah resume ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai KONSEP
KONSEP MOTIVASI dan PENGAPLIKASIANNYA. Pemahan dalam hal ini sangat
diperlukan agar dalam penerapannya kelak mahasiswa dapat memamahmi karyawanya
dengan baik dengan memberikan motivasi motivasi yang bersifat membangun.
Dalam proses penyusunan makalah resume ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, dan
tentunya kami mengharapkan masukan masukan dari pembaca agar kedepan kami dapat
membuat makalah dengan hasil yang lebih mendekati sempurna..
Oleh
Fakultas Ekonomi - B2 Akuntansi
Ditta Pujiastuti 132010300
Ika Rosyida 132010300066
Farah Nahdzia Heryanni 132010300111
Tahun Ajaran
2013/2014