MODUL PERKULIAHAN
F042100001–
Human Relations
Job Redesign And Job
Enrichment
Abstrak Sub-CPMK
09
Engga Probi Endri, S.I.Kom., M.A.
Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Latar Belakang
Berbagai pengakuan karyawan menyatakan bahwa mereka sering merasa jenuh
atas pekerjaan yang mereka geluti. Mereka merasa bahwa pekerjaanya kurang
memberikan tantangan dan tidak memotivasi mereka untuk melakukan
pekerjaannya dengan baik. Tak jarang mereka merasa bosan dan tidak
mendapatkan kesenangan di pekerjaannya.
Bagaimana sikap manajemen melihat masalah in? Ada 4 potensi/ alternatif yang
tersedia yaitu:
Deri berbagai potensi/ alternatif diatas, yang sesuai dengan konsep Human
Relations adalah nomor 4. Pada nomor 4, manajemen berusaha untuk mendesain
ulang pekerjaan, sehingga perkerjaan yang tadinya menjenuhkan menjadi lebih
menggairahkan, menantang, memberikan tugas yang komprehensif, memberikan
kesempatan pegawai untuk berkembang, dan memberikan kesempatan bagi
pegawai untuk menyumbangkan pemikiran atau ide-ide kepada perusahaan atau
organisasi. Dengan menggunakan prinsip tersebut, maka secara tidak langsung
dapat merubah perilaku pekerja yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
Selain itu, para pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan penuh
semangat dan rasa nyaman.
TEACHING
Ruang Lingkup Job Redesign
Job redesign yaitu mengacu pada perubahan kerja yang mengarah pada
peningkatan kualitas atau produktivitas kerja. Berikut ini merupakan istilah yang
dapat dimasukkan kedalam teknik mendesain ulang pekerjaan antara lain rotasi
pekerjaan (job rotation), perluasan kerja (job enlargement), pengayaan kerja (job
erichment). Job redesign merupakan cara yang unik dan khas dalam
meningkatkan efisiensi kerja organisasi atau institusi. Setidaknya ada empat
alasan antara lain:
1. Job redesign merubah hubungan dasar antara pekerja dan pekerjaan, yang
sudah lama menjadi salah satu masalah dalam human relations. Pada
masa manajemen ilmiah, pekerjaan dianggap sebagai komoditi tetap yang
tidak bisa dirubah. Pandangan perilaku (behavior) menekankan pada
seleksi dan training pekerja. Disinilah job redesign membongkar tradisi
tersebut dengan asumsi bahwa pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh
yang kuat atas motivasi pekerja, kepuasan dan produktivitas.
2. Job redesign tidak berusaha merubah sikap atau mempengaruhi pekerja
untuk memberi perhatian pada hasil kerja dalam mengurangi kegagalan,
tetapi mengasumsikan bahwa sikap positif akan mengikuti jika pekerjaan ini
didesain ulang dengan layak.
3. Job redesign membantu individu memperoleh kembali kesempatan untuk
mengalami jerih payah dari melakukan sesuatu dengan baik. Ini lebih dari
sekedar kepuasan, di sini ada juga merasa berharga dan memiliki
kemampuan dimana pekerja merasa tumbuh dan berkembang sebagai
manusia.
4. Seringkali ketika organisasi melakukan job redesign dan mengatasi
berbagai masalah manusia dan pekerjaan, kesempatan untuk memulai
perubahan organisasi muncul. Misalnya, problem teknis akan berkembang
ketika pekerjaan berubah.
TEACHING
Intinya job redesign dapat menjadi alat yang ampuh dalam mengembangkan dan
memanfaatkan sumber daya organisasi. Menurut para ahli, hal tersebut
merupakan cara bagi perusahaan untuk bekerja ‘lebih baik’ daripada ‘lebih keras’.
1. Job rotation
2. Job enlargement
Melalui teknik ini, memungkinkan pekerja mendapat kesempatan untuk
mengerjakan sesuatu yang lebih. Biasanya pekerjaan baru ini sama
dengan apa yang telah dilakukan oleh seseorang sebelumnya. Misalnya
Budi menangani customer relations, Iwan menangani employee relations,
Raka menangani government relations. Ketiganya dapat memperluas
2021 Human Relations Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Engga Probi Endri, S.I.Kom., M.A. & TIM http://pbael.mercubuana.ac.id/
TEACHING
pekerjaannya dengan mengijinkan setiap orang dari mereka melakukan
ketiga fungsi tadi. Keuntungan job enlargement yaitu dapat meningkatnya
kepuasan kerja dan kualitas pekerjaan.
3. Job enrichment
Job enrichment merupakan usaha untuk memperluas rancangan tugas
untuk memberi arti lebih dan memberikan kepuasan kerja dengan cara
melibatkan pekerja dengan pekerjaan perencanaan, penyelenggaraan
organisasi dan pengawasan pekerjaan. Tujuan dari job enrichment sendiri
yaitu untuk menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan,
menambah hak otonomi dan wewenang merancang pekerjaan dan
memperluas wawasan kerja.
Melalui Job enrichment ini maka dapat meningkatkan otonomi pegawai
dalam mengatur pekerjaannya. Pegawai yang sebelumnya diatur oleh
suatu prosedur yang ketat, serta tidak diberikan wewenang atau hak untuk
memilih metode yang dia anggap paling efektif, untuk memilih bahan-bahan
yang di butuhkan, atau untuk mengatur pekerjaannya, kini semuanya
berubah dan pegawai diberikan kebebesan untuk melakukan hal tersebut,
dengan harapan dapat merasa tertantang dan diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitasnya.
TEACHING
2. Task Identity (Identitas Tugas)
Task Identity yaitu tingkatan dimana pekerjaan membutuhkan penyelesaian
keseluruhan atau tiap pekerjaan yang dapat diidentifikasi. Seseorang dapat
melakukan lebih dalam pekerjaannya, akibatnya mereka akan teridentifikasi
pekerjaannya dan tercipta sense of belonging. Task Identity akan lebih
besar apabila seseorang terlihat lebih besar dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan.
3. Task Significance (Pentingnya Tugas)
Task Significance adalah tingkatan sejauh mana pekerjaan memiliki
dampak besar pada kehidupan atau pekerjaan orang lain. Ketika pegawai
dapat melihat bagaimana pekerjaan mereka lakukan mempengaruhi orang
lain, mereka cenderung termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan
baik.
4. Otonomi
Otonomi yaitu tingkatan dimana seorang pekerja diberikan kebebasan,
kemerdekaan dalam menentukan langkah, menjadwalkan pekerjaannya,
dan menentukan bagaimana melakukannya. Ketika para pekerja mulai
merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas mereka tanpa tergantung
pada orang lain untuk mendapat arahan atau instruksi. Mereka
mengembangkan perasaan tanggung jawab pribadi yang kuat untuk sukses
dan gagalnya pekerjaan mereka sendiri. Mereka termotivasi untuk
melaksanakan pekerjaan yang terbaik.
5. Feedback (Umpan Balik)
Feedback yaitu tingkatan dimana pelaksanaan kerja disyaratkan seorang
pekerja mendapat informasi langsung dan jelas tentang efektivitas
kinerjanya. Feedback memberikan kesempatan kepada pekerja untuk
memonitor pekerjaannya, ketimbang bergantung kepada orang lain.
TEACHING
1. Pembentukan unit kerja yang natural
Salah satu cara untuk memperkaya pekerjaan adalah melalui pembentukan
unit kerja yang alami, dimana pegawai mendapatkan kepemilikan
pekerjaan. Misalnya: tanggung jawab untuk semua pekerjaan pengetikan
oleh satu departemen atau orang dapat ditugaskan pada satu juru ketik.
Seiring dengan jalannya waktu, juru ketik mulai mengidentifikasi diri dengan
tugasnya dan melihat bagaimana bahan tersebut bernilai bagi seseorang
yang menerimannya. Pembentukan unit kerja yang alami menyumbang
kepada dua dimensi inti pekerjaan yaitu task identity (Identitas Tugas) dan
task significance (Pentingnya Tugas).
2. Pembentukan hubungan “Pekerja” dengan “Klien”.
Biasanya jarang sekali para pekerja berkomunikasi (kontak) dengan
pengguna produk atau jasanya. Jika hubungan dan komunikasi tersebut
dapat dibangun, tentu komitmen kerja dan motivasi biasanya akan
meningkat.
Setidaknya ada tiga cara atau langkah dalam membina hubungan antara
Pekerja dengan Klien yaitu:
- Identifikasi Clien
- Menentukan kontak langsung yang paling memungkinkan antara
pekerja dan Clien
- Bentuklah sistem, dimana Clien dapat mengevaluasi kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan pekerja. Selain itu, Clien dapat memberikan
penilaian secara langsung kepada pekerja.
TEACHING
- Feedback dapat meningkat karena pegawai mendapat kesempatan
untuk memperoleh pujian maupun kritikan dari Clien terhadap produk
atau jasa yang dihasilkannya.
3. Penggabungan tugas (combining task)
TEACHING
- Memberikan pengetahuan lebih kepada pegawai tentang berbagai hal
seperti: aspek keuangan, organisasi, dan kontrol atas anggaran yang
mempengaruhi pekerjaan meraka.
Ketika pekerjaan secara vertikal dimuat, maka hal ini akan berpengaruh
pada peningkatan kebebasan kepada pekerja (otonomi) naik,
meningkatkan tanggung jawab personal, serta meningkatkan akuntabilitsa
terhadap hasil produk atau jasa yang mereka hasilkan.
TEACHING
Daftar Pustaka
Hodgetts & Richard M., Modern Human Relations At Work, The Dryden Press Harcourt
Brace Jovanovich, Fort Worth, TX, 1993
TEACHING