Tugas Kimia Fisik1
Tugas Kimia Fisik1
TERMOKIMIA
Disusun Oleh:
1. Astried Regita Rinjani
2. Dona Flora Angelina
3. Febrico Adinugraha
4. Pradipta Rizky Wahyuni
KELOMPOK 6
Dosen Pembimbing : Meilianti, S.T.,M.T.
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul Termokimia tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
Kimia Fisika semester satu.
Penulisan makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada :
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikannya karya
tulis selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya.
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Bab 1 : Pendahuluan..............................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
Bab 2 : Pembahasan...............................................................................................3
2.8 PanasPembakaran…………………………………………………….…….…9
2.8 Kimia Permukaan Isoterm Freundlich (Proses Adsorbsi dan Tetapan Isoterm Absorbsi
Freundlich)……………………….……………………………………...…..11
Bab 3 : Penutup......................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Termokimia membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-
proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih
banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau
proses-proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan
wujud atau perubahan struktur kristal. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu
proses perlu kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja
yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energi tersebut berubah, bagaimana
mengukur perubahan energi tersebut dan bagaimana pula hubungannya dengan
struktur zat.
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung
setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah
semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam
suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih
antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi
reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat
yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara
operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan
kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
1. 2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengaruh konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi ?
2) Apa saja persamaan kecepatan reaksi ?
3) Bagaimana membuat kurva laju reaksi ?
4) Bagaimana pengaruh suhu pada kecepatan reaksi termodinamika ?
5) Apa itu panas netralisasi ( reaksi netralisasi & penentuan panas netralisasi) ?
6) Apa itu panas pelarutan ( penentuan panas kelarutan & panas reaksi) ?
7) Apa itu panas pembentukan ?
8) Apa itu panas pembakaran ?
9) Apa yang dimaksud dengan kimia permukaan Isoterm Freundlich ?
1. 3 Tujuan
Menjelaskan pengaruh konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi.
Menjelaskan persamaan kecepatan reaksi.
Menjelaskan cara membuat kurva laju reaksi.
Menjelaskan pengaruh suhu pada kecepatan reaksi termodinamika.
Menjelaskan panas netralisasi.
Menjelaskan panas pelarutan.
Menjelaskan panas pembentukan.
Menjelaskan panas pembakaran.
Menjelaskan kimia permukaan isotherm Freundlich.
BAB 2
PEMBAHASAN
Ketika persamaan reaksinya dibalik ( mengubah letak reaktan dengan produknya ) maka
nilai DH tetap sama tetapi tandanya berlawanan.
Jika kita menggandakan kedua sisi persamaan termokimia dengan faktor y maka nilai
DH juga harus dikalikan dengan faktor y tersebut.
Ketika menuliskan persamaan reaksi termokimia, fase reaktan dan produknya harus
dituliskan.
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan laju
reaksinya ditulis: r=k[A]0 ,yang mana jika bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu
sehingga persamaan laju reaksi menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde
reaksi nol. Grafiknya digambarkan seperti Grafik diatas.
2. Grafik orde reaksi satu
Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah: r=k[A]2 ,yang mana jika suatu
reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi itu berubah secara kuadrat
terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali,
maka laju reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.
Untuk lebih memahami tentang cara penentuan persamaan laju reaksi dan orde reaksi
maka perhatikanlah contoh berikut ini:
m = 2 dengan cara yang sama tentukanlah nilai n (orde reaksi H2) perhatikan data
yangmenunjukkan konsentrasi NO tetap dan H2 berubah yaitu data ……..(1) dan …….(2)
sehingga dapat dicari nilai n yaitu:
v= k [NO]m[H2]n
V=K(0,1)2(0,1)
3 = K 1 .10-3
K = 3 103
V = 24
Kebalikan dari reaksi netralisasi disebut dengan reaksi hidrolisis garam. Pada reaksi hidrolisis,
garam bereaksi dengan air membentuk asam atau basa.
BA + H2O→ 𝐻𝐴 + 𝐵𝑂𝐻
𝑑(∆𝐻) 𝑑(∆𝐻𝑓 )
= [ ] T, P, n …………………(1)
𝑑𝑛2 𝑑𝑛2
Dimana d(∆H) = ∆Hs , adalah perubahan entalpi untuk larutan n2 mol dalam n mol
solvent. Pada T, P, dan n tetap. Perubahan n2 dianggap 0. Karena n berbanding lurus
terhadap konsentrasi m (molal). Pada T dan P tetap penambahan mol solute dalam
larutan dengan konsentrasi m (molal) menimbulkan entalpi sebesar d(m. ∆Hs ) dan
panas pelarutan differensial dapat dinyatakan dengan persamaan 2:
𝑑(∆𝐻𝑠 ) 𝑑(𝑚.∆𝐻𝑠 )
T, P, n = [ ] T, P…………………(2)
𝑑𝑛2 𝑑𝑚
Dalam asas black yaitu jumlah kalor (panas) yang dihasilkan sama dengan jumlah
kalor yang diserap. Secara matematis asas tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
𝐺
× ∆𝐻 = 𝑊. ∆𝑡 + 𝑎 × 𝐶𝑝 × ∆𝑡
𝑀
Keterangan :
G = massa solute (gr)
M = berat molekul solute (gr/mol)
ΔH = panas pelarutan (kal/mol)
W = harga air kalorimeter (kal/mol)
a = berat solven (gr)
Cp = panas air = 1 kal/grmoloC
Δt = perubahan suhu (oC)
Suatu zat pada berbagai suhu dikatakan dalam keadaan standar, bila aktivitasnya sama
dengan satu. Aktivitas dengan symbol a diaanggap sebagai koreksi tekanan atau konsentrasi
secara termodinamik. Untuk zat-zat padat murni, cairan dan gas-gas ideal, kondisi standar
yang sesuai untuk zat-zat tersebut adalah 1 atm tekanannya. Untuk gas-gas nyata keadaan
standar tidak sama dengan 1 atm. Entalpi zat-zat dalam keadaan standar ditunjukkan dengan
simbol Ho , sedang ΔH reaksi dimana semua reaktan dan produk pada aktivitas = 1
ditunjukkan dengan simbol ΔHo . Perubahan panas yang menyertai dalam pembentukan 1
mol suatu zat dari unsur-unsur disebut panas pembentukan zat. Panas pembentukan standar
adalah panas pembentukan bila semua zat yang terlibat dalam reaksi masing-masing
aktivitasnya 1. Maka persamaan termokimianya:
Dimana ΔH o adalah entalpi standar per mole, dengan entalpi unsur-unsur pada keadaan
standar pada 25oC adalah nol.
Contoh soal:
Penyelesaian:
∆HoCO2 = ─ 94050
Dit : ΔH o Fe2O3
Dij =
Panas pembakaran dapat juga ditentukan melalui perhitungan termokimia. Dalam hal
ini Lavoiser dan Laplace menyatakan bahwa panas yang diserap pada peruraian suatu
senyawa kimia harus sama dengan panas yang dikeluarkan pada pembentukannya bila
kedunya sama.
Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap dalam bomb-
kalorimeter. Dari ini dapat dicari ΔH0:
ΔH0 = ΔE0 + P ΔV
Dari panas pembakaran, dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa organik,
seperti:
Panas pembakaran mempunyai arti penting pada bahan – bahan bakar, sebab nilai suatu
bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang bersangkutan. Jika dilihat
panas pembakaran homolog alkana, panas pembakaran naik ± 157000 kal tiap kenaikan CH2.
ΔHc0 sama dengan kalor pembakaran dalam keadaan standart, yaitu kalor
yang dilepaskan atau diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam
keadaan standart.
Panas pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan 1 mole suatu zat dari unsur-
unsurnya. Jika aktivitas pereaksinya 1, hal ini disebut panas pembentukan standar, ΔH0.
Untuk gas, zat cair, dan zat padat keadaan standar ialah keadaannya pada tekana 1
atm. Untuk gas nyata, keadaan standarnya tidak pada tekanan 1 atm.
Hukum Hess
Menurut Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (= panas sekali) tidak
tergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut berlangsung, hanya tergantung kepada
keadaan awal dan akhir.
Berdasarkan hukum Hess ini, dapat dicari panas reaksi bagi reaksi-reaksi yang sukar
dilakukan secara percobaan.
Bahan bakar
Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses
pembakaran tersebut dengan sendirinya, serta dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar
dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunkan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pembakaran sempurna dan Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran sempuna terjadi apabila pada saat terjadinya proses oksdiasi ini terdapat oksigen
yang cukup dan pada bahan bakar, terdapat bilangan oktan yang tinggi. Hasil dari
permbakaran sempurna ini, asap yang ditimbulkan tidak cukup banyak bila dibandingkan
dengan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Setiap senyawa hidrokarbon yang dibakar
sempurna (terdapat cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan air.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon
monoksida dan uap air. Misalnya:
Sedangkancontoh – contohadsorbsiadalahsebagaiberikut:
Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada
temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorbsi ini dinyatakan sebagai:
x/m = k. Cn ….(2)
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan adsorpsi k dan
n = tetapan,
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat
dievaluasi tetapan k dan n.
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan diplot sebagai
ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik,
akan diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben
dalam menyerap air. Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan,
karena dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib
untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. materi materi dasar dalam pelajaran teknik
kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit.
Daftar pustaka
https://methalubis.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-1/laju-reaksi-2/persamaan-laju-
reaksi-dan-orde-reaksi/
https://www.gurupendidikan.co.id/termokimia/
https://widiyanti4ict.wordpress.com/mata-kuliah/kimia-fisika/pengaruh-konsentrasi-dan-
suhu-terhadap-laju-reaksi/
https://docplayer.info/57292817-Kimia-fisika-termokimia.html
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/107/jbptppolban-gdl-sriwuryant-5326-1-neracam-i.pdf
https://www.academia.edu/38331917/LAPORAN_RESMI_PDTK_2_Laporan_Resmi_PDTK
_2_PANAS_PELARUT_DAN_KELARUTAN_SEBAGAI_FUNGSI_SUHU.pdf