Anda di halaman 1dari 10

Mengurangi Potensi Kecurangan Alat Elektronik Pada Saat Ujian

Dengan Memanfaatkan Pendeteksi Logam


Luthfi Tantowi (140910160009)
Muhammad Muklis (140910160021)
Andrian Theodores (140910160034)
Muhammad Fauzi Nuryasin (140910160040)

Jurusan Teknik Elektro FMIPA Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Abstrak
Secara Nasional, tren kecurangan saat ujian masih cenderung tinggi. Baik itu
kecurangan yang dilakukan dengan rekan atau juga kecurangan dengan menggunakan
alat-alat elektronik. Potensi kecurangan akan semakin meningkat apabila tidak
dibarengi dengan pengawasan dan tindak pencegahan yang intensif dari panitia
penyelenggara ujian. Terutama kecurangan dengan menggunakan alat elektronik atau
gadget yang marak akhir-akhir ini seiring dengan perkembangan jaman. Demi
mencegah hal itu, telah dikembangkan sebuah alat pendeteksi logam guna mengurangi
potensi kecurangan yang ada. Prinsip kerja alat ini dengan ditandai suara alarm yang
berbunyi apabila terdeteksi adanya benda logam. Model alat ini dapat beroperasi dengan
tegangan yang kecil yaitu ideal 5 volt, dan keluaran atau outputnya berupa LED serta
suara alarm.

Kata Kunci: Mengurangi kecurangan; alat elektronik; pendeteksi logam


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat khususnya dalam bidang
elektronika, tetapi dengan pesatnya perkembangan teknologi tersebut ada kalanya kita
sebagai manusia menjadi tergantung kepada teknologi, salah satunya dalam bidang
keamanan. Perkembangan dalam bidang keamanan semakin canggih seiring
perkembangan teknologi. Adanya alat seperti metal detector menandakan bahwa
perkembangan dalam bidang keamanan semakin pesat.
Metal detector pada sekarang ini selalu ada disetiap tempat untuk membantu
dalam hal keamanan. Seperti pada bandara, mall, hotel-hotel besar, dan masih banyak
tempat lainnya agar mempermudah dan mempercepat pada saat pengamanan
berlangsung. Selain itu, Metal Detector berfungsi untuk mencari benda yang susah
ditemukan atau berukuran sangat kecil. Tetapi benda yang dapat ditemukan tersebut
haruslah bersifat logam karena Metal Detector mempunyai prinsip kerja mendektesi
benda yang hanya bersifat logam. Fungsi yang ingin ditekankan pada pembuatan alat ini
adalah mengurangi tingkat kecurangan ujian dengan mendeteksi adanya gadget atau alat
elektronik yang disembunyikan siswa.
Dengan daya baterai, pemancar menghasilkan medan magnet. Jika detektor
logam melewati logam, maka akan terjadi magnet karena efek dari medan magnet. Pada
saat menerima tanda elektromagnetik, penerima mengirim sinyal ke kotak elektronik.
Lalu, sinyal masuk ke amplifier untuk memperkuat sinyal ini sehingga akan
menghasilkan suara dan menunjukkan bahwa ada kontaminasi logam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka terdapat rumusan
masalah yang terdiri dari sebagai berikut:
a. Apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan alat pendeteksi logam untuk
pencegahan kecurangan ketika ujian ?
b. Bagaimana cara kerja alat pendeteksi logam ketika mendeteksi atau tidak mendeteksi
logam ?

1.3 Tujuan Penelitian


Pada akhirnya, diharapkan dengan adanya alat pendeteksi logam ini dapat
mengurangi dan mencegah kecurangan dalam ujian yang tidak memperbolehkan
penggunaan gadget atau barang elektronik lainnya. Maka, integritas dan kejujuran dapat
terus dipegang teguh sebagai landasan sikap yang harus selalu dimiliki setiap peserta
ujian dan manusia pada umumnya.

2. Metode
Dalam penelitian ini terdiri dari dua metode, yaitu tahap perancangan dan
pembuatan alat serta tahap pengujian alat. Tahap perancangan terdiri dari penentuan
komponen-komponen yang diperlukan, perancangan sirkuit berdasarkan aplikasi
multisim, pengimplementasian hasil aplikasi multisim terhadap komponen sehingga
didapatkan alat yang diinginkan. Pada tahap pengujian alat, alat diujikan berdasarkan
karakteristik, daya tahan, jarak pendeteksi, serta konsumsi energi yang dibutuhkan alat
pendeteksi logam tersebut.

3. Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Diagram Logika Metal Detector

Gambar 2. Blok Diagram Metal Detector


Komponen yang digunakan:
a. Proximity Sensor ROKO SN04-N

Gambar 3. Spesifikasi Proximity Sensor ROKO SN04-N

Gambar 4. Internal Circuit Proximity Sensor ROKO SN04-N


Gambar 5. Dimensi Proximity Sensor ROKO SN04-N

Sensor ini akan bekerja apabila jarak deteksinya ± 4mm, sensor ini akan
mendeteksi adanya logam dan LED akan menyala apabila ada logam yang
terdeteksi. Saat tidak terdeteksi adanya logam maka sensor akan memberi output
berupa Logic-1 ke input IC NOR dan satu input lainnya dihubungkan dengan
GROUND sehingga memberikan output Logic-0. Oleh karena itu buzzer tidak
menyala tetapi outputnya masuk ke gerbang INVERTER dan menyalakan LED
pertanda bahwa tidak ada logam yang terdeteksi.
b. IC 7402 ( NOR GATE ) dan IC 7404 ( INVERTER GATE )

Sesuai dengan diagram logika yang terlampir, pada alat ini digunakan dua jenis
IC yaitu IC INVERTER dan IC NOR. Output sensor masuk ke input A IC NOR
dan input B IC NOR dihubungkan ke GROUND sehingga selalu memberikan
input Logic-0. Apabila terdeteksi logam maka output sensor adalah Logic-0
sehingga Buzzer dan LED akan menyala pertanda terdeteksinya logam.
c. Buzzer : Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat
mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara, Buzzer yang termasuk dalam
keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.

d. LED : Light Emitting Diode atau sering


disingkat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan tegangan maju. LED
merupakan keluarga Dioda yang terbuat
dari bahan semikonduktor. Warna-
warna Cahaya yang dipancarkan oleh
LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya.
e. Baterai
Komponen listrik-kimiawi yang
menyimpan energi dan mengeluarkan
tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah
baterai biasanya terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu: batang
karbon sebagai anode (kutub positif
baterai). Jika kutub positif (batang
karbon) dan kutub negatif (wadah seng)
dihubungkan dengan suatu penghantar
(kawat), akan terjadi aliran elektron
dari seng menuju karbon.
f. Printed Circuit Board (PCB)
Seperti namanya yaitu Papan
Rangkaian Tercetak (Printed
Circuit Board), PCB adalah
Papan yang digunakan untuk
menghubungkan komponen-
komponen Elektronika dengan
lapisan jalur konduktornya. PCB
seperti kue lapis yang terdiri dari
beberapa lapisan dan dilaminasi
menjadi satu kesatuan yang
disebut dengan PCB. Ada PCB
yang berlapis satu lapisan
tembaga (Single Sided), ada juga
yang berlapis dua lapisan
tembaga (double sided) dan ada
juga PCB yang memiliki
beberapa lapisan tembaga atau
sering disebut dengan Multilayer
PCB.

Induksi magnetik :
 Pengertian : Jika sebuah penghantar dialiri arus listrik maka di sekitar kawat
tersebut akan timbul medan magnet. Hal ini pertama kali dikemukakan oleh
seorang ilmuan yang bernama Hans Chrisitan Oersted (1777 – 1851) melalu
percobaannya yang dikenal dengan percobaan Oersted. Berdasarkan hasil
percobaan, Oersted menyimpulkan bahwa di sekitar arus listrik terdapat medan
magnet atau perpindahan muatan listrik menimbulkan medan magnet. Arah
garis-garis medan magnet atau arah induksi magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik tersebut dapat ditentukan dengan Kaidah Tangan Kanan. Jika arah ibu jari
menunjukkan arah arus listrik maka arah lipatan jari lainnya menunjukkan arah
medan magnet atau arah induksi magnet.
 Hukum-hukum :
o Induksi magnet di dekat kawat lurus panjang berarus :

o Induksi magnet sumbu kawat melingkar berarus :


o Induksi magnet pada Solenoida :

o Induksi magnet pada Toroida :

Penjelasan Rangkaian:
IC TTL adalah IC yang banyak digunakan dalam rangkaian-rangkaian digital karena
menggunakan sumber tegangan yang relatif rendah, yaitu antara 4,75 Volt sampai 5,25
Volt. Komponen utama IC TTL adalah beberapa transistor yang digabungkan sehingga
membentuk dua keadaan (ON/FF). Dengan mengendalikan kondisi ON/OFF transistor
pada IC digital, dapat dibuat berbagai fungsi logika. ada tiga fungsi logika dasar yaitu
AND, OR dan NOT. Dalam rangkaian ini kami menggunakan dua jenis IC yaitu IC
gerbang NOR (74LS02) dan IC gerbang NOT (74LS04). Dalam rangkaian ini, apabila
sensor mendeteksi logam maka output sensor akan bernilai LOGIC-0 selanjutnya output
ini dimasukkan sebagai input IC NOR dan sesuai dengan karakteristik IC NOR, bila
kedua input bernilai LOGIC-0 maka outputnya bernilai LOGIC-1. Oleh karena itu,
input yang lain dihubungkan ke Ground agar selalu bernilai LOGIC-0. Apabila tidak
terdeteksi logam maka nilai output sensor akan bernilai LOGIC-1, dan karena input
yang lain bernilai LOGIC-0 maka output IC NOR akan bernilai LOGIC-0. Berikut
persamaan Boolean dan Tabel Kebenarannya :

Y = (A+B)’

OUTPUT INPUT
OUTPUT (Y)
SENSOR (A) GROUND (B)
0 0 1

1 0 0

Output (Y) selanjutnya dihubungkan ke buzzer dan LED sebagai indikator sensor
apabila mendetksi logam. Output (Y) ini juga masuk ke gerbang NOT sehingga apabila
tidak terdeteksi logam maka hanya LED yang menyala (digunakan 2 buah LED sebagai
indikator).
X = Y’

OUTPUT
OUTPUT
SENSOR
NOT (X)
(Y)
0 1

1 0
DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Ewald and H. Krüger, “Inductive Sensor for Metall Detection”,


Proceedings of the 21st International Manufacturing Conference IMC21,
Limerick, (2004) September 1-3, pp.429-436.
[2] Maini, Anil K ( 2007 ), “Digital Electronics : Principles, Devices, and
Applications”, England : Wiley.
[3]

Anda mungkin juga menyukai