Anda di halaman 1dari 16

MODEL KATEKESE BERBASIS SENI

Jenis Katekese
(Pilihan Karya Seni, misalnya Katekese Musikal, Katekese Lukisan,
Katekese Patung, dsb)

JUDUL
(Pokok tema yang menjadi pusat pembahasan katekese. Misalnya:
Penguasaan diri, ketertiban pribadi; Keteladanan Dalam Hidup; Mengasihi
Diri Sendiri, Menghadapi Realita Hidup, dsb)

IDENTITIFKASI
Tujuan :
Indikator :
Metode :
Peserta :
Media :
Waktu :
Sumber :

GAGASAN POKOK
Pokok-pokok pikiran isi katekese, atau kebenaran-kebenaran iman yang akan
diwartakan, termasuk ajaran Gereja, atau teks Kitab Suci yang menjadi acuan atau
sumber katekese.
Contoh:

Menghadapi Realita Hidup.


REALITA, atau kenyataan, adalah hal yang benar-benar ada, yang benar-benar
terjadi dan dialami. Meski itu nyata, namun tidak setiap orang dapat menerima
kenyataan hidup. Kegagalan, misalnya. Ada orang sulit menerima kenyataan bahwa
dirinya gagal, atau tidak berhasil. Apalagi, bila kegagalan itu, terbukti bukan kesalahan
sendiri, namun karena pihak lain. Maka, lalu ada istilah melarikan diri dari kenyataan.
Ada kecenderungan kuat dalam diri setiap orang, untuk tidak sanggup menerima
kenyataan pahit.

Sikap Nrimo, berarti menerima sesuatu apa adanya, pasrah dengan apa yang
ada, tanpa protes dan tanpa menuntut lebih daripada yang diperoleh dan dimiliki.
Secara positif sikap nrimo berarti menerima diri sebagai pribadi, merasa puas dengan
yang ada, bakat, harta-milik, gelar, kemahiran, dan hal-hal lainnya, biarpun seseorang
tidak memiliki seperti yang lain (panggilan hidup, keluarga asal dan keadaan sosial). Di
dalam sikap nrimo terkandung sifat tahu diri, tidak iri, ia puas dengan kasih sayang
yang ada.

1
Sikap Sumeleh. Yang terkandung dalam kata “sumeleh” menerima keadaan, atau
situasi kehidupan tanpa berontak, tanpa mengeluh, setia dan takwa kepada kehendak
Allah. Sikap sumeleh akan kelihatan ketika terjadi peristiwa yang bisa
menggoncangkan kehidupan (sahabat, pasangan meninggal, rumah terbakar, semua
ludes). Dalam sikap sumeleh orang menerima segala sesuatu dengan sikap pasrah,
mengikuti kehendak Allah, orang tidak lagi melihat pusat hidup pada dirinya.

Sikap nrima dan sumeleh menuntun seseorang pada ketenangan hati, kerelaan
mau berdamai dengan lingkungan, dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan
Tuhan. Sikap nrimo dan sumeleh akan sulit dicapai bila dalam diri seseorang masih ada
dendam, cemburu, iri hati, berontak, protes, membenarkan diri, keras kepala, superior,
ambisi, dsb. Seorang yang nrimo dan sumeleh berarti ia mampu berdamai dengan masa
lampau, penyakit dan penderitaan lahir-batin serta kesediaan menerima kematian

1. Menerima kenyataan dengan sabar.


8 Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada
tinggi hati. 9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap
dalam dada orang bodoh. (Pkh 7: 8-9).

2. Manusia bisa gagal, tapi Tuhan tak pernah gagal.


"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-
Mu yang gagal (Ayb 42: 2).

3. Allah mengharapkan manusia menerima kenyataan hidup yang pahit sekalipun.


1 Anakku, jikalau engkau bersiap untuk mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah
untuk pencobaan. 2 Hendaklah hatimu tabah dan jadi teguh, dan jangan gelisah pada
waktu yang malang. 3 Berpautlah kepada Tuhan, jangan murtad dari pada-Nya,
supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. 4 Segala-galanya yang
menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan
kehinaanmu. 5 Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang yang kepadanya Tuhan
berkenan dalam kancah penghinaan. 6 Percayalah pada Tuhan maka Iapun
menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. (Sir 2: 1-6)

LANGKAH-LANGKAH
Pengantar.
Pemandu dapat memulai katekese dengan menjelaskan dengan hal-hal umum
yang berkaitan dengan katekese ini, misalnya :

 Menjelaskan tema : pentingnya tema tertentu ini diangkat dalam kaitan


dengan hidup sehari-hari; atau tujuan yang hendak dicapai dalam
pendalaman iman ini. Atau/dan

 Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pertemuan,


dan bagaimana peserta dapat bepartipasi dalam setiap langkah, atau setiap
bagian. Atau/dan
 Berkaitan dengan pilihan karya seni, perlu dijelaskan latar belakangnya.

2
 Mempersiapkan peserta untuk menikmati, sambil mencermati setiap bagian
dalam lagu yang akan segera dihadirkan supaya setiap peserta dapat
membagikan apresiasi musik yang akan di dengar.

1. Menghadirkan Karya Seni.


Pada bagian ini permandu menghadirkan karya seni yang dipilih dalam
katekese : gambar, sajak, musik, patung, pahat, dsb. Pemandu perlu memilih
secara tepat bagaimana karya itu, tentu yang kaya akan makna dan pesan
supaya sampai pada peserta katekese.
2. Apresiasi terhadap karya Seni.
Pemandu mendialogkan karya seni yang mereka nikmati, memberikan
apresiasi : jenisnya, pengerjaannya, pesan yang mau disampaikan, latar
belakang seniman yang berkarya, interpretasi terhadap karya seni. Namun yang
paling penting, bahwa melalui karyanya seorang seniman hendak
menyampaikan pesan tertentu. Pemandu bersama peserta diharapkan dapat
menangkap pesan itu.
3. Mengaplikasikan dengan pengalaman hidup .
Pemandu bertitik tolak dari hasil apresiasi mengaplikasikan dengan
pengalaman hidup peserta. Seniman pada umumnya melalui karya-karyanya
menyampaikan pesan atau nilai-nilai universal, bisa berupa kritik, usulan,
kebenaran, atau kenyataan-kenyataan hidup yang sangat mendalam. Melalui
pesan seniman peserta dihadapkan pada pengalaman hidup konkrit mereka.
4. Menerangi dengan sabda Allah dan ajaran Gereja
Pada bagian ini diharapkan ada titik temu, atau perjumpaan antara pergulatan
pengalaman hidup konkrit, baik yang disuarakan seniman dan lebih-lebih
pengalaman konkrit kehidupan peserta dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang
diwartakan Yesus dan Gereja-Nya. Katakese melalui pergulatan iman dapat
membantu peserta berjumpa dengan kebenaran-kebenaran Injili yang harus
dihayati oleh umat beriman.
5. Menemukan dan mengikuti kehendak Allah
Pemandu mendialogkan bersama peserta untuk menemukan kehendak Allah.
Pada bagian ini pemandu mendorong peserta pada dua pilihan : Tetap tinggal
dalam pola, model, bentuk hidup yang sesuai dengan kehendak Allah, atau
yang melawan kehendak Allah. Dengan dibantu pengajaran Gereja dan
kutipan-kutipan firman pada langkah keempat pemandu dapat
memperlihatkan kemana hidup kita harus diarahkan.

3
Pada akhir bagian ini peserta diharapkan mampu menemukan pewahyuan
Allah yang membimbing, Dia yang memanggil manusia untuk hidup bersama
Dia dan di dalam Dia. Sekurang-kurangnya, pada bagian ini peserta
menemukan tawaran pola hidup yang benar yang harus dihayati seorang murid
Yesus di tengah-tengah godaan dan tantangan zaman.
Pemandu membantu peserta untuk dapat mengambil keputusan tantangan
mengikuti kehendak Allah , sekurang-kurangnya pada akhir katekese, sebagian
besar peserta memiliki niat untuk mengubah sikap hidupnya terkait dengan
pewahyuan Tuhan yang mereka temukan selama katekese berlangsung.
Pemandu dalam langkah ini mendorong peserta mengikuti kehendak Allah.

Penutup
Pemandu dapat mengakhiri pertemuan dengan beberapa cara, salah satunya
satunya, misalnya :
a. Pemandu memberikan rangkuman seluruh pertemuan
b. Doa penutup

4
MODEL KATEKESE BERBASIS SENI
Katekese Musikal

UANG, ANTARA BERKAT DAN JERAT.

IDENTIFIKASI

Tujuan : Peserta semakin menyadari bahwa uang dapat menjadi berkat, sekaligus
dapat menjadi jerat dari kuasa jahat.
Indikator : 1. Peserta mampu mengkorelasikan pesan yang disampaikan pencipta
lagu dengan berbagai relaita kehidupan konkrit.
2. Peserta mampu menemukan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-
hari uang sebagai berkat dan uang sebagai jerat dosa.
3. Peserta mampu menjelaskan realita bahwa uang dapat menggoda
dalam kehidupan menggereja dan hidup orang beriman.
4. Peserta mampu menjelaskan sikap dan ajaran Yesus terhadap uang
dalam kehidupan.
Metode : Tanyajawab, uraian, diskusi bersama.
Peserta : 15-20 orang, Peserta sedapat mungkin duduk melingkar.
Media : LCD, Sound musik
Waktu : 120 menit.
Sumber : Mat 27: 3-5; Kis 8: 18-23; Luk 16: 13-14; 1Tim 6: 6-10).

GAGASAN POKOK
UANG secara ekonomis adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Namun dalam dunia
religius, uang menjadi lambang hidup yang dikuasai materi. Sebab, sekarang orang
mencari uang, bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan pokok dalam hidup seperti
makan, sandang, papan dan pendidikan. Sebab, jika sekedar untuk itu orang bukan
hanya tercukupi, namun bahkan berkelimpahan.
Dalam hidup modern uang memang berperanan penting untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Tetapi, uang bukan segala-galanya, ada banyak segi di
dalam kehidupan manusia tidak bisa digantikan dengan uang. Uang sebenarnya,
netral, tidak baik, juga bukan hal buruk. Dalam kehidupan manusia uang sangatlah
menggoda. Dengan uang orang bisa membantu orang lain, dan meringankan beban
sesama. Namun karena uang orang dapat jatuh dalam berbagai bentuk dosa,

5
pelanggaran dan kejahatan serius. Bahkan karena uang, orang bisa kehilangan
nyawanya. Karena itu Tuhan mengingatlan, “Apa gunanya seseorang memperoleh
seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apa yang yang dapat diberikan sebagai
ganti nyawanya” (Mrk 8: 37) tidak ada. Kekayaan seluruh dunia tidak sebanding
dengan hidup.
Manusia diingatkan bahwa orang harus bijak dalam menggunakan uang, yakni
sesuai dengan tujuan hidup manusia. Apabila uang menjadi penghalang dalam
manusia mencapai tujuan hidupnya, maka, manusia harus memalingkan diri dari
uang. Tujuan manusia diciptakan oleh Allah supaya manusia memuliakan Pencipta.
Allahlah yang seharusnya menjadi panglima hidup manusia, bukan uang. Bukankah
uang hanya sarana mencapai tujuan hidup tadi? Namun dalam realitanya, masih
banyak orang yakin bahwa segala sesuatu dapat diatur asalkan ada uang. Masyarakat
kita membutuhkan pemimpin yang profesional, sekaligus daya tahan menegakkan
kebajikan kejujuran. Masyarakat kita membutuhkan lebih banyak contoh kesaksian
orang yang menghayati hidup bahwa uang bukanlah hal yang utama dalam hidup.
Yesus berbicara tentang mamon, yang berarti kekayaan yang tidak halal, uang
dapat termasuk dalam mamon. Namun Yesus mengajarkan bahwa orang tidak bisa
hidup dengan mengabdi kepada dua tuan, Allah dan mamon. Sebagian orang sudah
menjadikan mamon seperti dewa dan sasaran kecintaan. Sebab dengan mamon
orang dapat memperoleh kenyamanan, keistimewaan, dan bahkan kekuasaan. Tidak
sedikit pula orang muda yang terkesima dengan yang bisa didapat bila memiliki
mamon, penampilan, gaya hidup, ketenaran, kemewahan, dan fasilitas hidup yang
luar biasa. Karena itu, mamon sangat menggoda hidup manusia.
Tetapi Allah menuntut manusia kesetiaan yang mutlak, manusia tidak boleh
mendua hati, atau bercabang hati. Tentang tuntutan kesetiaan mutlak itu,
digambarkan dengan begitu jelas dalam kitab keluaraan “jangan ada padamu allah
lain di hadapan-Ku (Kel 20: 3)” itu, sebabnya Yesus menegaskan, “ Tak seorang pun
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon.(Mat 6: 24)". Sebab, cinta dan hasrat untuk mengumpulkan Mamon (uang)
merupakan pintu ngerbang menuju segala bentuk kejahatan.

Secara alkitabiah : Uang bisa menyesatkan, controhnya, Yesus dikhianati


murid-Nya karena uang suap (Mat 27: 3-5). Uang dapat menjadi godaan di dalam
Gereja (Kis 8: 18-23); Firman Allah mengingatkan supaya manusia jangan menjadi
hamba uang dan Yesus juga menasehatkan untuk tidak mendua hati antara mamon
(uang) dengan Allah(Luk 16: 13-14),. Dalam Alkitab selalu ditegaskan ada adanya
bahaya uang (1Tim 6: 6-10).

6
LANGKAH-LANGKAH

Pengantar (5 menit)
Pemandu dapat memulai katekese ini, dengan menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan hal-hal umum yang berkaitan dengan katekese ini, misalnya
:

 Menjelaskan tema : pentingnya tema ini diangkat dalam kaitan dengan


hidup sehari-hari; atau tujuan yang hendak dicapai dalam pendalaman iman
ini.
 Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pertemuan,
dan bagaimana peserta dapat bepartipasi dalam setiap langkah, atau setiap
bagian.
 Berkaitan dengan lagu, perlu dijelaskan bahwa pemilihan musik tidak
didasarkan atas jenis musik, tetapi berdasarkan latar belakang tema. Orang
dimotivasi untuk bersikap terbuka terhadap jenis, model, gaya, atau aliran.
Titik tolak pemilihan musik di dasarkan pada pesan lagu, bukan jenis musik.
Penjelasan ini perlu, sebab. Tidak semua orang senang jenis musik tertentu
atau penyanyi tertentu.
 Mempersiapkan peserta untuk menikmati, sambil mencermati setiap bagian
dalam lagu yang akan segera dihadirkan supaya setiap peserta dapat
membagikan apresiasi musik yang akan di dengar.

1. Menghadirkan Karya Seni : Lagu (15 menit).


Pemandu memastikan bahwa musik dengan segala peralatan yang akan
digunakan benar-benar telah siap saji, seperti : CD, Fleshdisk, laptop, kabel-
kabel, sound yang digunakan, dsb. Semua telah dalam keadaan “On”, siap
click, dan tidak akan ada masalah teknis yang menganggu sekecil apapun.
Dalam bagian ini juga dibagikan teks lirik lagu untuk menolong peserta
memberikan apresiasi terhadap musik isi. Pastikan bahwa Pemandu telah
menggandakan teks lirik lagu sejumlah peserta. Teknik pembagian teks lagu
mengikuti langkah-langkah dalam bagian ini.
Lagu yang akan digunakan dalam katekese ini dapat diterangkan sebagai
berikut :
- Judul : Rupiah
- Jenis : Melayu/Dangdut
- Penyanyi : Rhoma Irama dengan Iringan Orkes Soneta Group.
- Pencipta : Rhoma Irama

7
- Durasi : 3.22 menit.
- Sumber : Youtube, https – www.planitlagu.online
Dianjurkan Musik di hadirkan dengan cara sebagai berikut :

 Pemutaran (1) : Setelah peserta siap mendengar/menyaksikan lagu/video


lagu Rupiah diputar. Diputar tanpa bantuan teks lirik di tangan peserta.
Hanya mengandalkan telinga. Maksudnya supaya peserta dapat menikmati
musik lagunya.

 Membagikan teks lirik lagu. Teks lirik lagu sebagai berikut :

RUPIAH

Tiada orang yang tak suka,


pada yang bernama rupiah.
Semua orang mencarinya,
di mana rupiah berada.
Walaupun harus nyawa sebagai taruhannya,
banyak orang yang rela cuma karena rupiah. „
Memang sungguh luar biasa,
itu pengaruhnya rupiah

Refrens :
Sering karena rupiah, jadi pertumpahan darah.
Sering karena rupiah saudara jadi pecah.
Memang karena rupiah, orang menjadi megah,
Kalau tidak ada rupiah orang menjadi susah

Hidup memang perlu rupiah,


tetapi bukan segalanya.
Silakan mencari rupiah,
asal jangan halalkan cara.
Buat apa berlimpah kalau jadi bencana.
Sedikitpun jadilah asal membawa berkah.
Dari itu jangan serakah,
di dalam mencari rupiah.

Setelah semua peserta menerima teks lirik, peserta diberi kesempatan


membaca teks. Bisa dibaca sendiri-sendiri, bisa salah satu peserta membaca, atau
pemandu membacakannya. Sebaiknya pemandu juga ikut membaca.

8
 Pemutaran (2) : Dengan teks lirik, lagu diputar ulang. Pastikan bahwa semua
peserta dapat menikmati lagu dengan baik.

 Pemutaran (3). Terbuka kemungkinan pemutaran ketiga kalinya, jika peserta


samngat menghendakinya. Pemandu dalam hal ini harus bersikap bijaksana.
Namun juga tidak perlu sampai keempat kalinya. Namun jika tidak ada
permintaan, sebaiknya lagu diputar dua kali saja.

2. Apresiasi terhadap karya Seni (20 menit)


a. Pemandu menjelaskan atau mendialogkan, misalnya : tentang pengarang
lagu Rupiah : Siapa Dia, Latar belakang Hidupnya, Perjuangan hidupnya.
Contoh Isi Apreasiasi :
Judul : Rupiah
Pengarang
Raden Haji Oma Irama (Rhoma Irama). Lahir di Tasik Malaya, 11
Desember 1946. Ia seorang musisi musik Dandut terkemuka di Indonesia.
Ia mendapat julukan sebagai Raja Dangdut. Ia sekarang tinggal di
Jakarta. Ia sukses sebagai musisi dan aktor. Ia bersama beberapa
temannya mendirikan Partai Islam Damai Aman (Partai Idaman). Ia
bersama Group Musik Soneta yang didirikan (1973), konser-konser
musiknya baik di dalam maupun di luar negeri hampir selalu sukses. Ia
lahir dari keluarga muslim yang taat.
Musik Dangdut/Musik Melayu.
Rhoma Irama tidak menyebut lagu-lagu karyanya sebagai musik
Dandut, tetapi sebagai musik berirama melayu. Ciri musik ini merakyat,
terbuka, dan ciri liriknya berbicara tentang keseharian. Karya-karya
musik Rhoma Irama mewakili semua suasana ada nuansa agama
(Islam), cinta remaja, cinta orangtua, cinta tanah air, kritik sosial, dsb.
Lagu Rupiah salah satu karya yang berisi kriitik sosial terkait dengan
uang yang sangat mempengaruhi kehidupan. Lagu ini berbicara tentang
kekuatan uang, dampak buruk, dan sebagai simbul materialisme.
Lagu Rupiah.
Lagu rupiah menjadi judul Album ke-3 dari Rhoma Irama. Albumnya
dirilis tahun 1975. Dinyanyikan oleh Rhoma sebagai penciptanya, dan
diiringi oleh Group Musik Soneta. Lagu ini aslinya diedarkan oleh
perusahaan rekaman Yukawi (1974). Lagu ini dirilis dalam konteks hidup
Rhoma yang sedang mempersiapkan diri naik haji, menyempurnakan
rukun Islamnya. Album Lagu Rupiah memperoleh Golden record dan
menduduki puncak tangga nada lagu-lagu ndangdurt pada jamannya.

9
b. Mendialogkan atau menemukan pesan musikal dari lagu Rupiah. Misalnya,
dengan beberapa batuan pertanyaan :

 Pesan apa saja yang akan disampaikan komposer kepada para


pendengar?
 Jika ada banyak pesan, manakah yang paling pokok?
Penjelasan atau dialog tentang Lagu Rupiah diarahkan kepada kesimpulan,
misalnya :

 Bait pertama : Uang itu sesuatu yang penting dalam hidup dan orang
mencarinya. Demi uang orang rela melakukan apa saja
 Bait kedua : Pengarang menasehatkan agar orang bersikap benar
terhadap uang – tidak serakah, tidak menghalalkan segala cara. Uang
dapat menjadi malapateka, namun juga dapat menjadi berkah.
 Refrens : Pengarang mengingatkan bahaya dari uang – dapat
mengancam hubungan keluarga, bahkan bisa menjadi pemicu
pembunuhan. Pengaruh uang dapat mengubah perilaku orang, bisa
menjadi sombong, bisa juga orang menjadi kurang semangat.
Pesan yang dipandang paling penting oleh pengarang sebagaimana terlihat
dalam refrens adalah dampak dari uang yang dapat mempengaruhi
perilaku manusia. Uang dapat menjadi berkah, namun dapat menjadi
pemicu dosa.
Pemandu mengarahkan peserta pada topik – “Uang dapat menjadi berkah,
namun dapat menjadi pemicu dosa” untuk mencapai tujuan yang
dirumuskan dalam katekese ini.
c. Jika diperlukan untuk penyemangat “ Lagu rupiah”dapat diputar kembali.
Jika perlu, boleh juga partitaur diberikan (lihat lampiran), hanya jika perlu.

3. Mengaplikasikan dengan pengalaman hidup (25 menit).


Berdasar hasil apreasiasi Lagu Rupiah, terutama pesan bahwa uang dapat
menjadi berkah, sekaligus dapat menjadi pemicu dosa, namun juga sebagai
berkah” Pemandu mengajak peserta untuk menemukan cocntoh-contoh
pengalaman konkrit berkaitan dengan pengalaman tersebut dan mendorong
supaya mensharingkapan pengalaman itu kepada peserta lain :
Contoh sharing pengalaman (1) Uang sebagai berkah :
Saya seorang karyawan bawahan, bekerja di sebuah rumah sakit swasta.
Menjelang akhir bulan, sebagai karyawan kecil, uang belanja sudah menipis.
Bahkan merasa was-was, susu anak saya yang masih usia setahun, semoga tidak
habis sebelum awal bulan. Dalam kesulitan semacam itu, datang tetangga

10
sebelah rumah, sebut saja bu Amari, seorang muslim, tinggal sendirian di
rumahnya, anak semata wayangnya yang masih bujangan tinggal di Mojokerto,
Jawa Timur, sebagai buruh pabrik. Bu Amari, baru saja sembuh dari struk,
masih perlu perawatan dan latihan jalan. Dia butuh kruk kaki tiga untuk terapi
dan memudahkan dalam pemulihan kesehatannya. Alat itu memang
direkomendasikan dokter. Dia bilang: “Jeng, mbok saya, dipinjami uang, untuk
beli kruk kaki tiga, untuk latihan jalan saya”. Dalam hati aku bilang :
“Sebenarnya, kalau aku punya rejeki, saya bersedia bukan hanya meminjamkan,
bahkan membelikan barang itu saya tidak keberatan. Apalagi saya tahu benar
keadaan keseharian bu Amari yang sudah lansia, dan hidup 100% bergantung
pada anak semata wayangnya..” Ketenangan dan lamunan diamku pecah ketika
bu Amari mengulangi kata-katanya, “Dos punde jeng, saget nggih? (Bagaimana
jeng, bisa ya?). Dalam ketekejutan, tiba-tiba meluncurlah kata-kata dari mulut
saya. Ini jawaban spontan saya : “O, nggih mbak Amari. Bisa, Bisa. Semoga
menjadi berkah, mbak Amari cepet sembuh dan bisa jalan tanpa bantuan
siapapun”. “Amin jeng”, begitu jawabnya. Hari itu juga kruk kaki tiga kami
belikan. Saya tidak berfikir ini pinjaman atau pemberian. Yang penting
barangnya ada dulu. Di toko, ternyata, harganya sebesar uang yang saya punya.
Tak ada pilihan! Saya nekat membelikan, demi tetangga yang sakit dan
membutuhkan. Saya percaya, bahwa Tuhan tidak akan membiarkan saya dalam
kekurangan. Saya sangat yakin, besok tetap bisa blanja meski hari itu tidak
serupiahpun kami miliki. Saya pertaruhkan uang belanja kami sampai akhir
bulan demi tetangga yang sakit dan membutuhkan pertolongan.
Contoh sharing pengalaman (2) uang sebagai pemicu dosa: Para tetangga dan
famili dekat kami sudah tahu, kalau suami saya seorang perokok berat dan
bertemperamen keras. Dia banyak melakukan aktivitas malam dan kesukaannya
tidur di lantai di depan TV, menurut dokter, mungkin penyebab sakit paru-paru
basahnya. Ia baru keluar dari rumah sakit, menjalani pengobatan, dilakukan
penyedotan cairan. Dokter sudah memesan agar paru-parunya tidak menjadi
lebih buruk supaya berhenti merokok. Dokter juga memesan supaya saya sebagai
isterinya membantu suaminya berhenti merokok. Baru beberapa hari dia merasa
enak badannya, keinginan merokoknya kambuh. Ia minta uang untuk membeli
rokok. Saya menjawab, tidak. Tidak ada uang untuk rokok lagi. Minta makanan
oke, tetapi rokok, no!. Berawal dari uang rokok, ini akhirnya memicu
pertengkaran hebat dengan suami. Pertengkaran mencapai puncaknya, di luar
kewaspadaan saya, sebuah pukulan mendarat di rahang saya. Apa daya, jatuhlah
saya. Pingsan. Anak, saya yang menyaksikan, tentu panik. Ia mengundang
tetangga untuk menolong. Betapa malunya, ketika mengetahui peristiwa itu.
Uang dapat menjadi pemicu silang pendapat, bahkan kekerasan.

Mendialogkan pengalaman yang disharingkan.


Catatan : Contoh sharing yang disajikan dalam katekese ini, tidak perlu di
gunakan, jika diantara peserta ada yang memiliki pengalaman yang bisa
disharingkan.

11
Pemandu mendialogkan dengan pertanyaan informasif terkait sharing
pengalaman. Peserta juga dimungkinkan untuk mengajukan pertanyaan
informatif untuk mendalami pengalaman sehingga uang menjadi berkat
ataupun sebagai pemicu dosa menjadi lebih jelas.

4. Menerangi dengan sabda Allah dan ajaran Gereja (30 menit)


Pemandu bertitik tolak dari hasil apresiasi lagu Rupiah dan sharing
pengalaman tentang uang sebagai berkah dan sebagai penyebab dosa
mengkaitkan dengan pengalaman orang beriman sebagaimana tertulis dalam
Alkitab :
a. Uang dapat menyesatkan orang beriman

 Yesus dikhianati murid-Nya karena uang suap.


3
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus
telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan
uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-
tua, 4 dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah
orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami
dengan itu? Itu urusanmu sendiri!". 5. Maka ia pun melemparkan uang
perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri
(Mat 27: 3-5)..

 Godaan uang juga ada di dalam Gereja.


18
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh
karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan
uang kepada mereka, 19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku
kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas
seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 20 Tetapi Petrus berkata
kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau,
karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia
Allah dengan uang. 21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini,
sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. 22 Jadi bertobatlah dari
kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni
niat hatimu ini;

 Nasehat Kitab Suci berkaitan dengan uang. Yesus mengingatkan untuk


tidak mendua hati, antara mamon (uang) dengan Allah.
13
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena
jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang

12
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon." 14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang
Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. (Luk
16: 13-14).
Rasul Paulus juga mengingatkan supaya orang waspada terhadap
bahaya uang. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab
oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1Tim 6:10)”

b. Ajaran Gereja tentang uang sebagai berkat.


 Dengan uang orang bisa membantu orang lain, dan meringankan beban
sesama. Namun karena uang orang dapat jatuh dalam berbagai bentuk
dosa, pelanggaran dan kejahatan serius.
 Orang harus bijak dalam menggunakan uang, yakni sesuai dengan
tujuan hidup manusia. Apabila uang menjadi penghalang dalam
manusia mencapai tujuan hidupnya, maka, manusia harus
memalingkan diri dari uang. Tujuan manusia diciptakan oleh Allah
supaya manusia memuliakan Pencipta. Allahlah yang seharusnya
menjadi panglima hidup manusia, bukan uang.

5. Menemukan kehendak Allah (25 menit)


Pemandu mendialogkan bersama peserta untuk menemukan kehendak Allah.
Tanya jawab diarahkan kepada pemanfaatan uang supaya menjadi berkat bagi
hidup oramng beriman. Contoh poin-poin untuk menemukan kehendak Allah,
misalnya :

 Uang supaya tidak menjadi panglima dalam hidup kita. Allahlah dasar
hidup manusia, bukan uang. Manusia tidak dibenarkan mendua hati.
Orang tidak dapat hidup dengan dua tuan, antara mamon dan Allah.
Murid-murid Yesus harus memilih, menjadikan mamon sebagai panglima
hidupnya, atau mengikuti Allah sebagai dasar hidupnya. Hidup yang
menyelematkan apabila Allah menjadi tujuan hidup manusia.

 Orang zaman ini, terutama kaum muda yang terkesima dengan yang bisa
didapat bila memiliki mammon (uang), seperti penampilan, gaya hidup,
ketenaran, kemewahan, dan fasilitas hidup yang luar biasa. Karena itu,
uang sangat menggoda hidup manusia. Godaan ini semakin menjauhkan
menghayati uang sebagai berkat.

13
 Masyarakat kita membutuhkan lebih banyak contoh kesaksian orang yang
menghayati hidup bahwa uang bukanlah hal yang utama dalam hidup.

6. Mengikuti kehendak Allah (20 menit)


Pemandu membantu peserta untuk dapat mengambil keputusan tantangan
mengikuti kehendak Allah , sekurang-kurangnya pada akhir katekese, peserta
sebagian besar memiliki niat untuk mengubah sikap hidupnya terkait dengan
godaan terhadap uang. Ada beberapa kemungkinan bisa dilakukan untuk
mendorong peserta mengikuti kehendak Allah, misalnya:

 Membagikan sepotong kertas kosong agar peserta menuliskan, Allah


menyampaikan pesan apa dalam kaitan dengan uang dan bagaimana anda
menanggapi pesan Allah itu? Dapat pula, peserta diminta menuliskan doa
sebagai berisi niat yang akan dilaksanakan sebagai bentuk tanggapan
terhadap pewartaan hari ini.

 Meminta salah satu peserta untuk mensharingkan apa yang akan dilakukan
sebagai bentuk tanggapan atas pendalaman iman.

Penutup (5 menit)
Pemandu dapat mengakhiri pertemuan dengan beberapa cara, salah satunya,
misalnya :
a. Pemandu memberikan rangkuman seluruh pertemuan
b. Doa penutup
c. Memutar kembali lagu Rupiah.

14
Lampiran bahan Katekese musikal :

RUPIAH
1 = D. 4/4 Lagu/Lirtik : Rhoma Irama
Irama Melayu. Transkrip lagu : Hardi Sastra Atmaja

Musik Intro :
         
   
         
    
    
   

     


               
                
Ti- a- da o- rang yang tak su- ka
Hi- dup me- mang per- lu ru- pi- ah
    
        
                
Pa- da yang ber- na- ma ru- pi- ah
Te- ta- pi bu- kan se- ga- la- nya
     
               
                
Se- mu- a o- rang men- ca- ri- nya
Si- lah- kan men- ca- ri ru- pi- ah
    
      
             
Di ma- na ru- pi- ah ber- a- da
A- sal ja- ngan ha- lal- kan ca- ra

     


      
Walau- pun ha- rus nya- wa seba- gai ta-ruhan- nya
Bu-at a- pa ber- lim- pah kalau ja- di benca- na

      
     
Banyak o- rang yg re- la cu-ma kar- na ru-pi- ah.
Se-di- kit pun ja- di- lah a- sal mem-ba-wa ber- kah.

15
     
               
                
Me- mang sung-guh lu- ar bi- a- sa
Da- ri i- tu ja- ngan se- ra- kah
    
        
                
i- tu pe- nga- ruh- nya ru- pi- ah.
Di da- lam men- ca- ri ru- pi- ah.

Musik Interlute :
       
       
  

Refrens :

    


  
Sering ka-re-na ru-pi-ah ja- di per-tum- pah- an da-rah
Memang kare-na ru-pi-ah o-rang men- ja- di megah

    


  
Sering ka-re-na ru-pi-ah Sauda- ra ja- di pe- cah.
Kalau tidak ada rupiah o- rang men- ja- di su- sah


16

Anda mungkin juga menyukai