Jenis Katekese
(Pilihan Karya Seni, misalnya Katekese Musikal, Katekese Lukisan,
Katekese Patung, dsb)
JUDUL
(Pokok tema yang menjadi pusat pembahasan katekese. Misalnya:
Penguasaan diri, ketertiban pribadi; Keteladanan Dalam Hidup; Mengasihi
Diri Sendiri, Menghadapi Realita Hidup, dsb)
IDENTITIFKASI
Tujuan :
Indikator :
Metode :
Peserta :
Media :
Waktu :
Sumber :
GAGASAN POKOK
Pokok-pokok pikiran isi katekese, atau kebenaran-kebenaran iman yang akan
diwartakan, termasuk ajaran Gereja, atau teks Kitab Suci yang menjadi acuan atau
sumber katekese.
Contoh:
Sikap Nrimo, berarti menerima sesuatu apa adanya, pasrah dengan apa yang
ada, tanpa protes dan tanpa menuntut lebih daripada yang diperoleh dan dimiliki.
Secara positif sikap nrimo berarti menerima diri sebagai pribadi, merasa puas dengan
yang ada, bakat, harta-milik, gelar, kemahiran, dan hal-hal lainnya, biarpun seseorang
tidak memiliki seperti yang lain (panggilan hidup, keluarga asal dan keadaan sosial). Di
dalam sikap nrimo terkandung sifat tahu diri, tidak iri, ia puas dengan kasih sayang
yang ada.
1
Sikap Sumeleh. Yang terkandung dalam kata “sumeleh” menerima keadaan, atau
situasi kehidupan tanpa berontak, tanpa mengeluh, setia dan takwa kepada kehendak
Allah. Sikap sumeleh akan kelihatan ketika terjadi peristiwa yang bisa
menggoncangkan kehidupan (sahabat, pasangan meninggal, rumah terbakar, semua
ludes). Dalam sikap sumeleh orang menerima segala sesuatu dengan sikap pasrah,
mengikuti kehendak Allah, orang tidak lagi melihat pusat hidup pada dirinya.
Sikap nrima dan sumeleh menuntun seseorang pada ketenangan hati, kerelaan
mau berdamai dengan lingkungan, dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan
Tuhan. Sikap nrimo dan sumeleh akan sulit dicapai bila dalam diri seseorang masih ada
dendam, cemburu, iri hati, berontak, protes, membenarkan diri, keras kepala, superior,
ambisi, dsb. Seorang yang nrimo dan sumeleh berarti ia mampu berdamai dengan masa
lampau, penyakit dan penderitaan lahir-batin serta kesediaan menerima kematian
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar.
Pemandu dapat memulai katekese dengan menjelaskan dengan hal-hal umum
yang berkaitan dengan katekese ini, misalnya :
2
Mempersiapkan peserta untuk menikmati, sambil mencermati setiap bagian
dalam lagu yang akan segera dihadirkan supaya setiap peserta dapat
membagikan apresiasi musik yang akan di dengar.
3
Pada akhir bagian ini peserta diharapkan mampu menemukan pewahyuan
Allah yang membimbing, Dia yang memanggil manusia untuk hidup bersama
Dia dan di dalam Dia. Sekurang-kurangnya, pada bagian ini peserta
menemukan tawaran pola hidup yang benar yang harus dihayati seorang murid
Yesus di tengah-tengah godaan dan tantangan zaman.
Pemandu membantu peserta untuk dapat mengambil keputusan tantangan
mengikuti kehendak Allah , sekurang-kurangnya pada akhir katekese, sebagian
besar peserta memiliki niat untuk mengubah sikap hidupnya terkait dengan
pewahyuan Tuhan yang mereka temukan selama katekese berlangsung.
Pemandu dalam langkah ini mendorong peserta mengikuti kehendak Allah.
Penutup
Pemandu dapat mengakhiri pertemuan dengan beberapa cara, salah satunya
satunya, misalnya :
a. Pemandu memberikan rangkuman seluruh pertemuan
b. Doa penutup
4
MODEL KATEKESE BERBASIS SENI
Katekese Musikal
IDENTIFIKASI
Tujuan : Peserta semakin menyadari bahwa uang dapat menjadi berkat, sekaligus
dapat menjadi jerat dari kuasa jahat.
Indikator : 1. Peserta mampu mengkorelasikan pesan yang disampaikan pencipta
lagu dengan berbagai relaita kehidupan konkrit.
2. Peserta mampu menemukan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-
hari uang sebagai berkat dan uang sebagai jerat dosa.
3. Peserta mampu menjelaskan realita bahwa uang dapat menggoda
dalam kehidupan menggereja dan hidup orang beriman.
4. Peserta mampu menjelaskan sikap dan ajaran Yesus terhadap uang
dalam kehidupan.
Metode : Tanyajawab, uraian, diskusi bersama.
Peserta : 15-20 orang, Peserta sedapat mungkin duduk melingkar.
Media : LCD, Sound musik
Waktu : 120 menit.
Sumber : Mat 27: 3-5; Kis 8: 18-23; Luk 16: 13-14; 1Tim 6: 6-10).
GAGASAN POKOK
UANG secara ekonomis adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Namun dalam dunia
religius, uang menjadi lambang hidup yang dikuasai materi. Sebab, sekarang orang
mencari uang, bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan pokok dalam hidup seperti
makan, sandang, papan dan pendidikan. Sebab, jika sekedar untuk itu orang bukan
hanya tercukupi, namun bahkan berkelimpahan.
Dalam hidup modern uang memang berperanan penting untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Tetapi, uang bukan segala-galanya, ada banyak segi di
dalam kehidupan manusia tidak bisa digantikan dengan uang. Uang sebenarnya,
netral, tidak baik, juga bukan hal buruk. Dalam kehidupan manusia uang sangatlah
menggoda. Dengan uang orang bisa membantu orang lain, dan meringankan beban
sesama. Namun karena uang orang dapat jatuh dalam berbagai bentuk dosa,
5
pelanggaran dan kejahatan serius. Bahkan karena uang, orang bisa kehilangan
nyawanya. Karena itu Tuhan mengingatlan, “Apa gunanya seseorang memperoleh
seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apa yang yang dapat diberikan sebagai
ganti nyawanya” (Mrk 8: 37) tidak ada. Kekayaan seluruh dunia tidak sebanding
dengan hidup.
Manusia diingatkan bahwa orang harus bijak dalam menggunakan uang, yakni
sesuai dengan tujuan hidup manusia. Apabila uang menjadi penghalang dalam
manusia mencapai tujuan hidupnya, maka, manusia harus memalingkan diri dari
uang. Tujuan manusia diciptakan oleh Allah supaya manusia memuliakan Pencipta.
Allahlah yang seharusnya menjadi panglima hidup manusia, bukan uang. Bukankah
uang hanya sarana mencapai tujuan hidup tadi? Namun dalam realitanya, masih
banyak orang yakin bahwa segala sesuatu dapat diatur asalkan ada uang. Masyarakat
kita membutuhkan pemimpin yang profesional, sekaligus daya tahan menegakkan
kebajikan kejujuran. Masyarakat kita membutuhkan lebih banyak contoh kesaksian
orang yang menghayati hidup bahwa uang bukanlah hal yang utama dalam hidup.
Yesus berbicara tentang mamon, yang berarti kekayaan yang tidak halal, uang
dapat termasuk dalam mamon. Namun Yesus mengajarkan bahwa orang tidak bisa
hidup dengan mengabdi kepada dua tuan, Allah dan mamon. Sebagian orang sudah
menjadikan mamon seperti dewa dan sasaran kecintaan. Sebab dengan mamon
orang dapat memperoleh kenyamanan, keistimewaan, dan bahkan kekuasaan. Tidak
sedikit pula orang muda yang terkesima dengan yang bisa didapat bila memiliki
mamon, penampilan, gaya hidup, ketenaran, kemewahan, dan fasilitas hidup yang
luar biasa. Karena itu, mamon sangat menggoda hidup manusia.
Tetapi Allah menuntut manusia kesetiaan yang mutlak, manusia tidak boleh
mendua hati, atau bercabang hati. Tentang tuntutan kesetiaan mutlak itu,
digambarkan dengan begitu jelas dalam kitab keluaraan “jangan ada padamu allah
lain di hadapan-Ku (Kel 20: 3)” itu, sebabnya Yesus menegaskan, “ Tak seorang pun
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon.(Mat 6: 24)". Sebab, cinta dan hasrat untuk mengumpulkan Mamon (uang)
merupakan pintu ngerbang menuju segala bentuk kejahatan.
6
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
Pemandu dapat memulai katekese ini, dengan menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan hal-hal umum yang berkaitan dengan katekese ini, misalnya
:
7
- Durasi : 3.22 menit.
- Sumber : Youtube, https – www.planitlagu.online
Dianjurkan Musik di hadirkan dengan cara sebagai berikut :
RUPIAH
Refrens :
Sering karena rupiah, jadi pertumpahan darah.
Sering karena rupiah saudara jadi pecah.
Memang karena rupiah, orang menjadi megah,
Kalau tidak ada rupiah orang menjadi susah
8
Pemutaran (2) : Dengan teks lirik, lagu diputar ulang. Pastikan bahwa semua
peserta dapat menikmati lagu dengan baik.
9
b. Mendialogkan atau menemukan pesan musikal dari lagu Rupiah. Misalnya,
dengan beberapa batuan pertanyaan :
Bait pertama : Uang itu sesuatu yang penting dalam hidup dan orang
mencarinya. Demi uang orang rela melakukan apa saja
Bait kedua : Pengarang menasehatkan agar orang bersikap benar
terhadap uang – tidak serakah, tidak menghalalkan segala cara. Uang
dapat menjadi malapateka, namun juga dapat menjadi berkah.
Refrens : Pengarang mengingatkan bahaya dari uang – dapat
mengancam hubungan keluarga, bahkan bisa menjadi pemicu
pembunuhan. Pengaruh uang dapat mengubah perilaku orang, bisa
menjadi sombong, bisa juga orang menjadi kurang semangat.
Pesan yang dipandang paling penting oleh pengarang sebagaimana terlihat
dalam refrens adalah dampak dari uang yang dapat mempengaruhi
perilaku manusia. Uang dapat menjadi berkah, namun dapat menjadi
pemicu dosa.
Pemandu mengarahkan peserta pada topik – “Uang dapat menjadi berkah,
namun dapat menjadi pemicu dosa” untuk mencapai tujuan yang
dirumuskan dalam katekese ini.
c. Jika diperlukan untuk penyemangat “ Lagu rupiah”dapat diputar kembali.
Jika perlu, boleh juga partitaur diberikan (lihat lampiran), hanya jika perlu.
10
sebelah rumah, sebut saja bu Amari, seorang muslim, tinggal sendirian di
rumahnya, anak semata wayangnya yang masih bujangan tinggal di Mojokerto,
Jawa Timur, sebagai buruh pabrik. Bu Amari, baru saja sembuh dari struk,
masih perlu perawatan dan latihan jalan. Dia butuh kruk kaki tiga untuk terapi
dan memudahkan dalam pemulihan kesehatannya. Alat itu memang
direkomendasikan dokter. Dia bilang: “Jeng, mbok saya, dipinjami uang, untuk
beli kruk kaki tiga, untuk latihan jalan saya”. Dalam hati aku bilang :
“Sebenarnya, kalau aku punya rejeki, saya bersedia bukan hanya meminjamkan,
bahkan membelikan barang itu saya tidak keberatan. Apalagi saya tahu benar
keadaan keseharian bu Amari yang sudah lansia, dan hidup 100% bergantung
pada anak semata wayangnya..” Ketenangan dan lamunan diamku pecah ketika
bu Amari mengulangi kata-katanya, “Dos punde jeng, saget nggih? (Bagaimana
jeng, bisa ya?). Dalam ketekejutan, tiba-tiba meluncurlah kata-kata dari mulut
saya. Ini jawaban spontan saya : “O, nggih mbak Amari. Bisa, Bisa. Semoga
menjadi berkah, mbak Amari cepet sembuh dan bisa jalan tanpa bantuan
siapapun”. “Amin jeng”, begitu jawabnya. Hari itu juga kruk kaki tiga kami
belikan. Saya tidak berfikir ini pinjaman atau pemberian. Yang penting
barangnya ada dulu. Di toko, ternyata, harganya sebesar uang yang saya punya.
Tak ada pilihan! Saya nekat membelikan, demi tetangga yang sakit dan
membutuhkan. Saya percaya, bahwa Tuhan tidak akan membiarkan saya dalam
kekurangan. Saya sangat yakin, besok tetap bisa blanja meski hari itu tidak
serupiahpun kami miliki. Saya pertaruhkan uang belanja kami sampai akhir
bulan demi tetangga yang sakit dan membutuhkan pertolongan.
Contoh sharing pengalaman (2) uang sebagai pemicu dosa: Para tetangga dan
famili dekat kami sudah tahu, kalau suami saya seorang perokok berat dan
bertemperamen keras. Dia banyak melakukan aktivitas malam dan kesukaannya
tidur di lantai di depan TV, menurut dokter, mungkin penyebab sakit paru-paru
basahnya. Ia baru keluar dari rumah sakit, menjalani pengobatan, dilakukan
penyedotan cairan. Dokter sudah memesan agar paru-parunya tidak menjadi
lebih buruk supaya berhenti merokok. Dokter juga memesan supaya saya sebagai
isterinya membantu suaminya berhenti merokok. Baru beberapa hari dia merasa
enak badannya, keinginan merokoknya kambuh. Ia minta uang untuk membeli
rokok. Saya menjawab, tidak. Tidak ada uang untuk rokok lagi. Minta makanan
oke, tetapi rokok, no!. Berawal dari uang rokok, ini akhirnya memicu
pertengkaran hebat dengan suami. Pertengkaran mencapai puncaknya, di luar
kewaspadaan saya, sebuah pukulan mendarat di rahang saya. Apa daya, jatuhlah
saya. Pingsan. Anak, saya yang menyaksikan, tentu panik. Ia mengundang
tetangga untuk menolong. Betapa malunya, ketika mengetahui peristiwa itu.
Uang dapat menjadi pemicu silang pendapat, bahkan kekerasan.
11
Pemandu mendialogkan dengan pertanyaan informasif terkait sharing
pengalaman. Peserta juga dimungkinkan untuk mengajukan pertanyaan
informatif untuk mendalami pengalaman sehingga uang menjadi berkat
ataupun sebagai pemicu dosa menjadi lebih jelas.
12
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon." 14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang
Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. (Luk
16: 13-14).
Rasul Paulus juga mengingatkan supaya orang waspada terhadap
bahaya uang. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab
oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1Tim 6:10)”
Uang supaya tidak menjadi panglima dalam hidup kita. Allahlah dasar
hidup manusia, bukan uang. Manusia tidak dibenarkan mendua hati.
Orang tidak dapat hidup dengan dua tuan, antara mamon dan Allah.
Murid-murid Yesus harus memilih, menjadikan mamon sebagai panglima
hidupnya, atau mengikuti Allah sebagai dasar hidupnya. Hidup yang
menyelematkan apabila Allah menjadi tujuan hidup manusia.
Orang zaman ini, terutama kaum muda yang terkesima dengan yang bisa
didapat bila memiliki mammon (uang), seperti penampilan, gaya hidup,
ketenaran, kemewahan, dan fasilitas hidup yang luar biasa. Karena itu,
uang sangat menggoda hidup manusia. Godaan ini semakin menjauhkan
menghayati uang sebagai berkat.
13
Masyarakat kita membutuhkan lebih banyak contoh kesaksian orang yang
menghayati hidup bahwa uang bukanlah hal yang utama dalam hidup.
Meminta salah satu peserta untuk mensharingkan apa yang akan dilakukan
sebagai bentuk tanggapan atas pendalaman iman.
Penutup (5 menit)
Pemandu dapat mengakhiri pertemuan dengan beberapa cara, salah satunya,
misalnya :
a. Pemandu memberikan rangkuman seluruh pertemuan
b. Doa penutup
c. Memutar kembali lagu Rupiah.
14
Lampiran bahan Katekese musikal :
RUPIAH
1 = D. 4/4 Lagu/Lirtik : Rhoma Irama
Irama Melayu. Transkrip lagu : Hardi Sastra Atmaja
Musik Intro :
15
Me- mang sung-guh lu- ar bi- a- sa
Da- ri i- tu ja- ngan se- ra- kah
i- tu pe- nga- ruh- nya ru- pi- ah.
Di da- lam men- ca- ri ru- pi- ah.
Musik Interlute :
Refrens :
16