Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

HAKEKAT ILMU PEMERINTAHAN


(Kajian secara Filsafat)

Nia Karniawati
(Dosen Tetap Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unikom)
e-mail: nkarniawati@yahoo.co.id

ABSTRAK

Terdapat perbedaan pandangan dari beberapa ahli tentang apa itu, objek, kajian
dari Ilmu Pemerintahan. Pada umumnya, Ilmu Pemerintahan dikenal sebagai ilmu
yang mempelajari tentang hubungan pemerintah dengan yang diperintah. Kajian
secara filsafat ini mencoba menjawab itu semua. Dengan melihat Ilmu Pemerintahan
melalui landasan ontologi, landasan epistemologi, dan landasan aksiologi akan
diperoleh kahekat dari Ilmu Pemerintahan secara utuh.

Kata kunci: ilmu pemerintahan, filsafat, ontologi, epistemologi, aksiologi.

ABSTRACT

There are diferences from the experts about what is, object, and study of
govermental science. In general, governmental science recognized as a study that
learning government relationships with the governed. It wil be answered
Philosophily. To seen governmental science through ontology, epistemology, and
axiology principles, it is will be obtained substance of governmental science
integrally.
Keyword: governmental science, philosophy, ontology, epistemology, axiology.

PENDAHULUAN oleh ilmu. Ini akan menjawab


bagaimana wujud hakiki dan objek,
Kajian secara filsafat pada bagaimana hubungan antara objek dan
dasarnya ingin menjawab hakekat dari daya nalar manusia yang membuahkan
ilmu itu sendiri. Kajian ilmu secara pengetahuan. Landasan epistemologi
filsafat terbagi atas landasan ontologi, akan menjawab bagaimana proses
landasan epistemology, dan landasan terjadinya ilmu tersebut. Landasan
aksiologi. Landasan ontologi akan aksiologi akan menjawab apa manfaat
menjawab objek apa yang ditelaah dari ilmu yang dimaksud.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 205


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Sebagaimana yang dikemukakan pengetahuan yang memiliki ciri-ciri


oleh Garna1, filsafat ilmu adalah tertentu. Lebih lanjut Garna menje­
bagian dari epistemologi atau filsafat laskan bahwa filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan yang secara spesifik telaahan tentang ilmu secara filsafat
adalah untuk mengkaji hakekat ilmu, yang ingin menjawab pertanyaan
karena itu ilmu adalah cabang ilmu tentang hakekat ilmu, sebagai berikut :

Tabel 1
Objek dan Landasan Telaah Ilmu

Objek apa yang ditelaah ilmu. • Bagaimana wujud hakiki ilmu itu
• Bagaimana hubungan antara obyek
dengan daya tangkap
Landasan ontologi
• Landasan ontologi atau nalar, manusia
yang membuahkan pengetahuan
landasan ontologi (yaitu berfikir, merasa,
mengindera)

Bagaimana proses memungkinkan • Bagaimana prosedurnya


ditimba pengetahuan yang berupa • Hal apa yang diperhatikan memperoleh
ilmu pengetahuan yang benar
• Apa yang disebut kebenaran
• Apa kriteria kebenaran itu
Landasan epistemologi
• Cara, tehnik, sarana apa yang membantu
memperoleh pengetahuan itu yang
disebut ilmu

Untuk apa pengetahuan berupa • Kaitan cara penggunaan ilmu dengan


ilmu digunakan kaidah moral
• Bagaimana penentuan obyek menurut
pilihan moral
Landasan aksiologi
• Bagaimana kaitan tehnik prosedural atau
operasionalisasi metoda ilmiah dengan
norma moral atau profesional

(Sumber: dalam Garna, 2010.)

1 Lihat Garna. 2010. Filsafat Ilmu. Primaco Akedemika: Bandung.

206 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Garna juga menjelaskan bahwa seperti ilmu politik, ilmu administrasi


untuk membedakan jenis pengetahuan negara, ilmu hukum, dan lain-lain.
yang satu dengan yang lain maka perlu
Ilmu Pemerintahan berasal dari
diajukan pertanyaan apa yang dikaji
kata ilmu dan pemerintahan. Peme­
ilmu pengetahuan itu (ontologi),
rintahan berasal dari kata pemerintah.
bagaimana cara memperoleh penge­
Banyak pengertian yang dikemukakan
tahuan itu (epistemologi) dan untuk
oleh para ahli tentang Ilmu Peme­
apa pengetahuan itu digunakan (aksio­
rintahan. Namun dari pengertian terse­
logi). Jawaban dari ketiga per­tanyaan
but terdapat perbedaan pada objek
tersebut akan dapat membe­ dakan
forma Ilmu Pemerintahan, sedangkan
berbagai jenis pengetahuan dalam
objek materianya sama yaitu
kehidupan manusia (agama, seni, dan
negara/pemerintah. Objek suatu ilmu
ilmu) dan meletakan pengetahuan
penge­ tahuan menurut Inu Kencana2
tersebut pada tempatnya.
adalah sesuatu yang menjadi pokok
pembi­ caraan, sehingga dengan
PEMBAHASAN
demikian objek merupakan apa yang
Landasan Ontologi diamati, diteliti, dipelajari, dan
Ilmu Pemerintahan dibahas. Objek materia dari suatu
disiplin ilmu dapat sama dengan ilmu
lain, karena bersifat umum dan
Landasan Ontologi merupakan
merupakan topik yang dibahas secara
wujud hakiki, kahekat dari objek yang
global tentang pokok persoalan
diamati/dikaji/ditelaah oleh ilmu
(subject matter). Sedangkan objek
pengetahuan yang dimaksud. Ber­
forma bersifat khusus dan spesifik
dasar­kan pengertian Ilmu Peme­
karena merupakan pusat perhatian
rintahan yang dikemukakan oleh
(focus of interest) suatu disiplin ilmu
beberapa ahli di atas, maka dapat kita
pengetahuan.
lihat bahwa terdapat perbedaan antara
objek forma dari Ilmu Pemerintahan. Selanjutnya ia juga memberikan
Hal ini yang kemudian menjadikan perbedaan dan persamaan ilmu-ilmu
kedudukan Ilmu Pemerintahan kenegaraan (yang terdiri dari Ilmu
menjadi tidak jelas dan mem­bingung­ Pemerintahan, Ilmu Politik, Ilmu
kan. Hal ini disebabkan para ahli Administrasi Negara, Ilmu Hukum
dalam memberikan definisi tentang Tata Negara, Ilmu Negara) ditinjau
Ilmu Pemerintahan ini berdasarkan dari objek material dan objek
latar belakang ilmu-ilmu kenegaraan formanya. Persamaan dari ilmu-ilmu

2 Lihat Kencana. 2001. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Refika Aditama: Bandung. Hal 24.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 207


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

kenegaraan tersebut terletak pada pendidikan pemerintahan. Mereka


objek meterianya, yaitu Negara. ternyata mampu menjalankan roda
Sedangkan, perbedaannya terletak pemerin­tahan. Kemampuan ini dapat
pada objek forma-nya. Objek forma dikatakan sebagai “seni”.
dari Ilmu Politik adalah kekuasaan,
Di tahun 1970, dalam perkem­
kepentingan rakyat, grup penekan.
bangan­ nya dikenal tiga sosok Ilmu
Objek forma dari Ilmu Administrasi
Pemerintahan, yaitu Ilmu Pemerin­
Negara adalah pelayanan, organisasi,
tahan, Ilmu-Ilmu Peme­rintahan, Ilmu
manajemen, dan birokrasi. Objek
Pemerintahan terapan. Yang dimaksud
forma dari Ilmu Hukum Tata Negara
dengan Ilmu-ilmu Pemerintahan ada­
adalah peraturan perundang-undangan.
lah ilmu-ilmu yang mempelajari
Objek forma dari Ilmu Negara adalah
tentang fenomena-fenomena pemerin­
konstitusi, timbul dan tenggelamnya
tahan, seperti manajemen pemerin­
negara. Dan objek forma dari Ilmu
tahan, sosiologi pemerintahan, dan
Pemerintahan adalah hubungan-
lain-lain. Sedang­kan Ilmu Pemerin­
hubungan pemerintahan, gejala, dan
tahan Terapan sama dengan praktek-
peristiwa pemerintahan.
praktek penyeleng­garaan pemerintah­
Ilmu Pemerintahan lahir dan an. Ini berkaitan dengan fungsi peme­
berkembang di Belanda pada awal rin­tah, yaitu pembangunan, pemberda­
Abad XX dengan nama bestuur­ yaan, dan pelayanan.
swetenschap (artinya sama dengan
Pemerintahan dikenal juga dalam
Ilmu Pemerintahan) dan bestuurskunde
arti luas dan arti sempit. Pemerintahan
(artinya sama dengan seni peme­
dalam arti sempit meliputi eksekutif
rintah)3. Sehingga dapat dika­ takan
saja sebagai pelaksanaan roda peme­
bahwa pemerintahan itu suatu ilmu
rin­
tahan. Sedangkan pemerintahan
dan seni. Sebagai suatu ilmu, maka
dalam arti luas meliputi eksekutif,
pemerintahan telah memenuhi syarat-
legislatif sebagai lembaga pembuat
syarat suatu ilmu, seperti memiliki
peraturan perundang-undangan, dan
objek kajian, memiliki metodologi
yudikatif sebagai lembaga yang
yang ilmiah, sistematis, dan universal.
melaksanakan peradilan.
Dikatakan sebagai seni karena ada
Menurut DGA Van Poelje4,
juga pemimpin peme­ rintahan/orang-
‘de bestuurskunde leert, hoe men de
orang yang berada dalam pemerintahan openbare dienst het beste inricht en
yang tidak mempunyai latar-belakang leidt’. Maksudnya, Ilmu Pemerintahan

3 Lihat Ndraha. 1983. Metodologi Pemerintahan Indonesia.Bina Aksara: Jakarta. Hal. 160
4 DGA Poelje. 1953. Algemene inleiding tot de bestuurskunde. Alphen aan den Rijn: Samson NV.
Hal.1.

208 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

mengajarkan bagaimana dinas umum dapat ini, maka objek forma dari Ilmu
disusun dan dipimpin dengan sebaik- Pemerintahan adalah organisasi dan
baiknya. Berdasarkan pengertian kebijakan pemerintahan.
ini maka objek formanya adalah
organisasi/kepemimpinan. Musanef7 mendefinisikan Ilmu
MacIver5 merumuskan pengertian Pemerintahan sebagai suatu ilmu yang
Ilmu Pemerintahan sebagai ilmu yang dapat menguasai, memimpin, serta
secara sistematis mempelajari peme­ menyelidiki unsur-unsur dinas, ber­
rintahan suatu Negara dan tentang hubungan dengan keserasian ke dalam
asal-mula terjadinya pemerintahan, dan hubungan antara dinas-dinas itu
serta kondisi yang ditimbulkan dari dengan masyarakat yang kepen­
adanya bentuk-bentuk pemerintahan tingannya diwakili oleh dinas itu.
yang ada, hubungan antara pemerintah Berdasarkan pendapat ini maka objek
dan yang diperintah, mekanisme pe­ forma dari Ilmu Pemerintahan adalah
me­rintahan, kepemimpinan peme­ kepemimpinan dalam pemerintahan.
rintahan, fungsi-fungsi pemerintahan. Taliziduhu Ndaha8 mendefinisikan
Berdasarkan pendapat MacIver, objek Ilmu Pemerintahan sebagai ilmu yang
forma dari Ilmu Pemerintahan sangat mempelajari bagaimana memenuhi
luas, tidak spesifik pada satu focus of dan melindungi kebutuhan dan tun­
interest. tutan tiap orang akan jasa publik dan
Bayu Suryaningrat6 mengatakan layanan sipil, dalam hubungan pe­
bahwa Ilmu Pemerintahan mempelajari merintahan (sehingga dapat di­terima)
segala macam usaha pemerintah dalam pada saat dibutuhkan oleh yang
rangka mencapai tujuan yang telah bersangkutan. Berdasarkan penger­tian
ditetapkan untuk menciptakan kemak­ ini maka objek forma dari Ilmu Peme­
muran dan kebahagiaan masyarakat. rintahan adalah tujuan pemerintahan.
Selanjutnya, ia juga mengemukakan Inu Kencana Syafiie9 mende­fini­
bahwa Ilmu Pemerintahan ini mem­ sikan Ilmu Pemerintahan sebagai ilmu
pelajari segala kebijaksanaan pemerin­ yang mempelajari bagaimana melaksa­
tah, gerak dan tingkah-laku pemerintah nakan pengurusan (eksekutif), penga­
dalam rangka usahanya mencapai turan (legislatif), kepemimpinan dan
tujuan pemerintah. Berda­sarkan pen­ koordinasi pemerintahan (baik pusat

5 Dalam Franciscus Van Ylst. 2008. Epistemologi Ilmu Pemerintahan. Disertasi. UI: Depok.
Hal.6.
6 Bayu Suryaningrat.1980. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Aksara Baru: Jakarta. Hal 47.
7 Munasef. 1985. Sistem Pemerintahan di Indonesia. Gunung Agung: Jakarta. Hal 7.
8 Taliziduhu Ndraha. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Rineka Cipta: Jakarta. Hal
7.
9 Inu Kencana S. 2001. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Refika Aditama: Bandung. Hal 21.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 209


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

dengan daerah maupun rakyat dengan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.


pemerintahnya) dalam ber­bagai b) Objek forma Ilmu Pemerintahan
peristiwa dan gejala pemerin­ tahan, adalah realitas pemerintahan
secara baik dan benar. Berda­ sarkan dalam arti sempit, yaitu fungsi
pengertian ini maka objek forma dari kekuasaan eksekutif.
Ilmu Pemerintahan adalah fungsi,
hubungan hubungan peme­rintahan. Landasan Epistemologi

Secara gamblang Ndraha10 me­ Ilmu Pemerintahan


nge­­mu­kakan ontologi Ilmu Peme­rin­
tah­an menggunakan kontruksi pemi­ Epistemologi merupakan proses
kiran berdasarkan meta disiplin (basic dalam memperoleh ilmu pengetahuan
flatform), sehingga common flatform yang dimaksud. Mengkaji Ilmu Peme­
dari berbagai disiplin ilmu itu dite­ rintahan secara epistemologi dapat di­
mukan, yaitu hubungan antara la­kukan melalui perkembangan Ilmu
pemerintah dengan yang diperintah Pemerintahan itu sendiri.
(hubungan pemerintahan).
Ilmu Pemerintahan seringkali di­
Van Ylst11 mengemukakan bahwa anggap sebagai ilmu pengetahuan
objek dari Ilmu Pemerintahan itu yang baru. Sebagaimana yang dikemu­
adalah pemerintahan dalam arti kakan oleh Taliziduhu Ndraha12
sempit, yaitu kekuasaan eksekutif dan dimana Ilmu Pemerintahan (bestuur­
bukan pemerintahan dalam arti luas swetenschap) mengalami beberapa ta­
yang mencakup kekuasaan legislatif, hapan perkembangan. Tahap pertama,
kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan gejala pemerintahan dikaji melalui
yudikatif. Menurutnya, dengan diketa­ sudut pandang dan cara menurut ilmu
huinya objek dari Ilmu Pemerintahan yang ada dimasa itu sehingga objek itu
maka salah satu ciri empiris dalam menjadi ruang-lingkup dan dipelajari
metodologi Ilmu Pemerintahan sebagai materia atau bagian integral
menjadi jelas. Kejelasan objek dibagi disiplin lain. Seperti ilmu hukum, ilmu
kedalam objek material dan objek politik, sosiologi, ilmu ekonomi, dan
forma dari Ilmu Pemerintahan. ilmu administrasi.
a) Objek material Ilmu Pemerintahan Tahap kedua, gejala peme­rintahan
adalah realitas pemerintahan dipelajari oleh disiplin ilmu penge­
dalam arti yang seluas-luasnya, tahuan yang ada. Sehingga terbentuklah
totalitas dari fungsi kekuasaan spesialisasi disiplin yang bersangkutan.

10 Taliziduhu Ndraha. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Rineka Cipta: Jakarta.
11 Franciscus Van Ylst. 2008. Epistemologi Ilmu Pemerintahan. Disertasi. UI: Depok. Hal.6.
12 Taliziduhu Ndraha. 1983. Metodologi Pemerintahan Indonesia.Bina Aksara: Jakarta. Hal. 9-13.

210 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Misalnya ketika sosio­logi mempelajari dupan sehari-hari oleh para profesional


gejala pemerintahan maka lahirlah pemerintahan yang terhimpun di
sosiologi pemerintahan. Sosiologi pe­ dalam suatu asosiasi profesional. Ilmu
me­rin­tahan ini merupakan spe­sialisasi Pemerintahan generasi ketiga ini di
sosiologi. Tahap ketiga, terbentuk Barat telah berkembang.
kelompok pengetahuan (body of
Pada tahap keenam, bagian ilmu
knowledge) yang dikonstruksi dari
yang mempelajari pemerintahan (ta­
konsep-konsep sumbangan disiplin
hap kedua), misalnya sosiologi peme­
ilmu yang spesifik tadi. Maka lahirlah
rintahan, berkembang sede­ mikian
disiplin Ilmu Pemerintahan elektis.
pesat sehingga ia dipandang sebagai
Ilmu Pemerintahan pada ta­ hap awal
sebuah disiplin sendiri yang kemudian
seperti bestuurskunde, bersifat ideo­
membentuk Ilmu Peme­rintahan gene­
grafik-elektis. Inilah awal Ilmu Peme­
rasi keempat (bestuur­swetenschappen)
rintahan generasi pertama. Pada tahap
dengan pendekatan multidisiplin dan
keempat, lahirlah Ilmu Pemerintahan
lintas-disiplin. Pada tahap ketujuh,
yang mandiri yang dikenal sebagai
bestuurswetenschappen itu jika ber­
bestuurswetenschap. Ilmu Pemerintah­
hasil menduduki posisi denominatif,
an generasi kedua ini didukung oleh
bias balik menyoroti bidang-bidang
metodologi yang berhasil mengidenti­
yang dahulu dikaji oleh induknya.
fikasi sasaran formal baru (khusus)
Misalnya dengan meng­gunakan meto­
diantara sejumlah objek formal lainnya
dologi sosiologi Ilmu Pemerintahan,
yang gejalanya memiliki keajegan
Ilmu Pemerintahan generasi keempat
yang cukup untuk dianalistis. Pada
mengkaji gejala-gejala atau peristiwa
tahap kelima, muncul kemampuan
sosiologis. Maka lahirlah disiplin baru
denominatif dari Ilmu Pemerintahan.
seperti Ilmu Pemerintahan sosiologikal
Ketika metodologi Ilmu Pemerintahan
dan sete­rusnya. Pada gilirannya disip­
digunakan oleh ilmu lain sebagaimana
lin ini membentuk Ilmu Pemerintahan
Ilmu Peme­rintahan menggunakan
gene­rasi kelima.
metodologi ilmu lain pada saat Ilmu
Pemerintahan dikaji sebagai suatu Ndraha13 juga menjelaskan bahwa
bidang kajian ilmiah (jurusan pada epistemologi Ilmu Pemerintahan itu
tingkat S1 atau BKU pada tingkat S2) mengembangkan konsep hubungan
dan jika Ilmu Pemerintahan diakui pemerintahan dengan menggunakan
sebagai disiplin berderajat akademik pendekatan monodisiplin (consept
tertinggi (S3) dan jika Ilmu Pemerin­ analyses and construction), multi­
tahan dapat dite­rapkan didalam kehi­ disiplin (memandang suatu konsep/

13 Lihat Ndraha. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Rineka Cipta: Jakarta.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 211


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

masalah dari berbagai aspek). yang dilakukan oleh bidang ilmu


pengetahuan lain serta yang lebih
Van Ylst14 mengemukakan peng­
mapan keadaannya, seperti ilmu
kajian secara epistemologi terhadap
hukum. Antara kurun waktu 1945-
Ilmu Pemerintahan adalah upaya yang
1965, hampir semua sarjana hukum di
perlu dilakukan dengan seksama dan
Indonesia terpanggil untuk memulai,
kritik untuk memperoleh pemahaman
menyelenggarakan, dan mengem­bang­
yang lebih dalam dan jelas tentang
kan pendidikan ilmu-ilmu politik. Jadi
keberadaan ilmu pengetahuan tersebut.
ilmu politik lahir dari kepentingan dan
Keberadaan Ilmu Pemerintahan yang
kabutuhan hukum di Indonesia. Pada
tidak jelas ruang-lingkup dan
saat itu politik menjadi panglima
objeknya, telah berlangsung lama jika
dalam kehidupan berbangsa dan ber­
dibandingkan dengan ilmu-ilmu
negara. Negara hukum menjadi mitos
lainnya, misalnya ilmu politik. Ada
yang menyebabkan ilmu hukum tidak
keraguan terhadap eksistensi Ilmu
berdaya untuk menghadapi realitas
Pemerintahan sehingga banyak yang
politik. Ilmu hukum memer­lukan ilmu
beranggapan bahwa Ilmu Pemerintahan
politik sebagai upaya untuk meng­
tidak memiliki kompetensi yang jelas.
hadapi realitas politik guna melandasi
Ilmu Pemerintahan dianggap kurang
penyeleng­garaan pemerintahan.
berperan dan tidak signifikan jika
dibandingkan dengan ilmu politik, Selanjutnya, Indonesia memiliki
khususnya peran kontribusi ilmunya organisasi profesi ilmiah di bidang
terhadap kegiatan pemerintahan. ilmu politik yang menjadi wadah dari
ilmu Hubungan Internasional dan Ilmu
Menurutnya, kelahiran Ilmu
Pemerintahan. Organisasi itu bernama
Peme­rintahan di Indonesia lebih dida­
Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI)
sar­kan pada minat dan objek penye­
yang berdiri pada tanggal 17 Januari
lidikan field of study yang sama dengan
1985 di Jakarta. Ilmu Pemerintahan
ilmu-ilmu sosial lainnya, sehingga
sebagai bagian dari ilmu politik yang
dapat dikatakan kelahiran ilmu-ilmu
diwariskan oleh keadaan anomali pada
politik termasuk Ilmu Pemerintahan
masa awal kemerdekaan, memberikan
ini sangat dipaksakan kehadirannya,
banyak ketidakjelasan menyangkut
sehubungan dengan perkembangan
keberadaan ilmu pengetahuan tersebut
sosial politik yang cepat serta mem­
dengan ruang-lingkup bahasannya.
butuhkan tenaga yang kompeten dibi­
dang itu. Dalam keadaan terpaksa Kemudian Van Ylst15 mengemu­
inilah, timbullah upaya perintisan kakan perkembangan ilmu-ilmu
politik dan Ilmu Pemerintahan di

14 Lihat Van Ylst. 2008. Epistemologi Ilmu Pemerintahan. Disertasi. UI: Depok. Hal. 165-168.
15 Franciscus Van Ylst. 2008. Epistemologi Ilmu Pemerintahan. Disertasi. UI: Depok. Hal. 165-
168.

212 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Indonesia dalam 3 periode berikut ini:

Tabel 2
Perkembangan Ilmu Pemerintahan

PERIODE
1945–1965 1965–1985 1985–2005
Ilmu politik dilahirkan UGM menjadi model Jumlah universitas
oleh para ahli ilmu pendidikan ilmu politik yang menjadi model
hukum dan menjadi di Indonesia. pendidikan ilmu
bagian dari fakultas politik bertambah.
hukum.

Para pengajar berasal Para pengajar di daerah Jumlah ahli ilmu


dari berbagai disiplin sebagian besar dari politik bertambah,
dan kalangan praktisi UGM. baik yang berasal dari
serta tokoh-tokoh dalam maupun luar
masyarakat. negeri.

Para pegawai Para pegawai Para pegawai


pemerintah-an di pusat pemerintah di pusat pemerintahan di pusat
dan daerah banyak diisi dan daerah banyak diisi dan daerah diisi oleh
oleh bangsawan Jawa oleh alumnus UGM. alumnus dari berbagai
dan partai politik. universitas, baik dalam
dan luar negeri.

Politik dan pemerintah- Masing-masing Kurikulum nasional


an diajarkan sebagai universitas memiliki lahir sebagai
pelengkap kurikulum kurikulum sendiri. standar pendidikan
ilmu hukum. ilmu politik dan
pemerintah-an.

Berdasar-kan minat dan Sarjana dan praktsi dari Terbentuknya


kepenting-an. berbagai kalangan ikut komunitas para
memberikan pemikiran ilmuan politik dan
tentang politik. pemerintahan.

Tidak ada media dan Hasil penelitian Memiliki jurnal ilmiah


organisasi profesi dalam dan tulisan tentang sendiri.
ilmu politik. politik yang dibuat
oleh masing-masing
individu dan kelompok.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 213


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Landasan Aksiologi Ilmu Pemerintahan (yang me­


rupakan ilmu pengetahuan) memiliki
Ilmu Pemerintahan
guna teoritis dan guna praktis. Guna
teoritis dari Ilmu Pemerintahan ini
Landasan aksiologi adalah man­ dengan mengkaji/mengembangkan/
faat/guna/fungsi dari ilmu pengetahuan mempelajari Ilmu Pemerintahan untuk
yang dimaksud. Landasan aksiologi kepentingan pengembangan Ilmu Pe­
Ilmu Pemerintahan meru­pakan man­ merintahan itu sendiri. Sedangkan
guna praktis dari Ilmu Pemerintahan
faat/guna/fungsi dari Ilmu Peme­ ini dengan mengkaji/mengembangkan/
rintahan itu sendiri. mempelajari Ilmu Pemerintahan
Ndraha16 mengemukakan untuk diterapkan dalam kegiatan
fungsi Ilmu Pemerintahan dengan pemerintahan. Tujuannya untuk
melihat fungsi ilmu pengetahuan melaksanakan fungsi pemerintahan
yang dikemukakan oleh Fred N. secara maksimal sehingga dapat
Kerlinger. Ilmu pengetahuan pada tercapai kesejahteraan masyarakat.
umumnya mempunyai dua fungsi,
ke luar dan ke dalam. Ke luar, suatu
ilmu pengetahuan berfungsi sebagai PENUTUP
alat untuk mengidentifikasi suatu
objek, merekam dan menggambarkan Terdapat perbedaan pendapat di
suatu keadaan, menerangkan hu­
antara para ahli dalam memberikan
bungan antargejala, menguji penge­
tahuan lain dan meramalkan apa pengertian dan sejarah tentang Ilmu
yang akan dan dapat terjadi. Ke Pemerintahan. Ada yang mengatakan
dalam, ia berfungsi sebagai alat bahwa Ilmu Pemerintahan bukanlah
untuk menguji dirinya sendiri. Ilmu ilmu baru. Ilmu Pemerintahan telah
pengetahuan bersifat heuristic, artinya ada pada pada awal Abad XX tepatnya
menemukan, menguji, mengoreksi
di tahun 1841 dimana Clinton
dan mengembangkan dirinya sendiri
sehingga terus-menerus mampu Roosevelt menulis buku yang di
berfungsi. Jika hal tersebut tidak dalamnya terdapat Ilmu Pemerintahan
terjadi, maka ilmu yang bersangkutan secara eksplisit. Yang kemudian
masih lemah (tidak didukung oleh pemikiran tersebut dikaji oleh Robert
cukup fakta yang konsisiten dan Mac Iver dalam bukunya The Web of
relevan) atau ketinggalan jaman (tidak
Government di tahun 1947. Namun
dapat digunakan sebagai alat untuk
menghadapi atau mengantisipasi ada juga yang mengatakan bahwa Ilmu
keadaan, karena zaman sudah berubah) Pemerintahan merupakan ilmu baru
atau tidak appropriate (andaikata ilmu yang muncul pada tahun 1970-an.
diibaratkan alat, maka busi mati tidak
bisa dengan kunci inggris).

16 Taliziduhu Ndraha. 1983. Metodologi Pemerintahan Indonesia.Bina Aksara: Jakarta. Hal. 18-19.

214 | CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Perbedaan lain terletak pada DAFTAR PUSTAKA


pengertian/definisi yang dikemukakan
oleh para ahli tentang Ilmu Garna, Judistira K. 2010. Filsafat Ilmu.
Pemerintahan. Perbedaan tersebut Bandung: Primaco Akademika.
terletak pada objek forma kajian Ilmu Kencana S, Inu. 2001. Pengantar Ilmu
Pemerintahan. Hal ini dikarenakan Pemerintahan. Bandung: Refika
adanya perbedaan latar-belakang ilmu Aditama.
masing-masing ahli. Perbedaan ini Munasef. 1985. Sistem Pemerintahan
yang menyebabkan ketidak-jelasan di Indonesia. Jakarta: Gunung
tentang kedudukan dan posisi Ilmu Agung.
Pemerintahan itu sendiri. Ndraha, Taliziduhu. 1983. Metodologi
Pemerintahan Indonesia. Jakarta:
Jadi Ilmu Pemerintahan Bina Aksara.
merupakan multiaspek dan
___, 2003. Kybernology (Ilmu
multidisiplin. Tidak dapat berdiri
Pemerintahan Baru). Jakarta:
sendiri dan memerlukan ilmu lain.
Rineka Cipta.
Kajian Ilmu Pemerintahan secara
Poelje, D.G.A. 1953. Algemene
epistemologi, bekerja sama dengan
inleiding tot de bestuurskunde.
ilmu-ilmu lain dalam metodologinya.
Samson N.V.: Alphen aan den
Secara aksiologi, Ilmu Pemerintahan
Rijn.
mempunyai guna/manfaat dalam
Suryaningrat, Bayu, 1980. Mengenal
mengurus kepentingan publik.
Ilmu Pemerintahan. Jakarta:
Kepentingan publik yang dimaksud
Aksara Baru.
seperti dalam hal aturan, fasilitas, dan
pelayanan. Hal ini sesuai dengan Van Ylst, Franciscus. 1998. Hakekat
tujuan Negara dalam hal partisipasi Ilmu Pemerintahan. (Tesis).
Depok: UI.
publik untuk pencapaian tujuan
Negara. Jadi dapat dikatakan bahwa ___. 2008. Epistemologi Ilmu
Ilmu Pemerintahan merupakan ilmu Pemerintahan. (Disertasi).
pengetahuan yang ilmiah, karena Depok: UI.
memiliki metodologi/filsafat-ilmu dan
memiliki guna/manfaat, yaitu untuk
kesejahteraan masyarakat. Ilmu
Pemerintahan ini tidak dapat berdiri
sendiri, namun membutuhkan ilmu-
ilmu lain untuk mengembangkan Ilmu
Pemerintahan.

CosmoGov, Vol.1 No.2, Oktober 2015 | 215

Anda mungkin juga menyukai