Anda di halaman 1dari 11

NASKAH DRAMA

SENDANG COYO

Sutradara : Nur Fauziyah (30)

Pemain :

1. Ariful Muqodim (04) => Angling Darmo


2. Vivin Kristian (37) => Dewi Setyawati
3. Arif Fatkhur Rozi (03) => Cicak Jantan
4. Nikkla Takhani (28) => Cicak Betina
5. Ahmad Widiyantoro (01) => Demang
6. Feri Dwi Setyawan (07) => Kambing
7. Alvina Yustiyani (12) => Rakyat 1
8. Kurnia Prihandini (25) => Rakyat 2
9. Chalimatus Sa’dyah (20) => Rakyat 3
10.Lutfan Miftakhul H. (09) => Rakyat 4

1
PROLOG

Pada zaman dahulu hidup seorang raja bernama Angling


Darmo.Angling Darmo memiliki kelebihan bisa memahami bahasa
binatang. Suatu hari Angling Darmo dan istrinya yang bernama Dewi
Setyawati sedang bercakap-cakap,namun istrinya yang tidak
mengetahui kelebihan suaminya tersinggung saat Angling Darmo
tertawa mendengar cicak jantan yang menggoda cicak betina.

2
BABAK I

Suatu pagi Angling Darmo dan istrinya bercakap-cakap


mengenai kehidupan mereka.Namun perhatian Angling Darmo
teralihkan kepada sepasang cicak dan membuatnya tertawa.Hal ini
membuat Dewi Setyawati marah.

Dewi Setyawati : “Kakanda,semakin hari aku semakin bahagia

hidup bersamamu”

Angling Darmo : “Iya Adinda,akupun begitu”

Dewi Setyawati : “Semoga kita selalu bersama ya,Kakanda”

(Angling Darmo mendengar Cicak Jantan menggoda Cicak Betina)

Cicak Jantan : “Hai cicak cantik !”

Dewi Setyawati : “Kakanda,kenapa diam”

(Angling Darmo tetap diam)

Cicak Jantan : “Kau suka kan denganku ?”

Cicak Betina : “Suka?Memangnya apa yang menarik

darimu?”

Cicak Jantan : “Lihat saja lidahku yang menawan ini !”

(Menjulurkan lidah)

3
Angling Darmo : “Ha….ha…ha…”

Dewi Setyawati : “Kenapa kakanda tertawa”

(Angling Darmo masih belum menghiraukan istrinya)

Cicak Betina : “Apa istimewanya lidah jelekmu itu?”

Cicak Jantan : “Eits,jangan salah.Kalau kau mau aku akan

tangkapkan nyamuk yang sangat banyak

untukmu.Ya dengan lidahku ini”

Angling Darmo : “Ha……ha…ha..”

Dewi Setyawati : “(marah) Kakanda! Apa yang kau tertawakan?

Harapanku hidup bahagia denganmu kau

jadikan lelucon?”

Angling Darmo : “(Menyadari tanggapan marah istrinya)

Bu…bukan……bukan Adinda”

Dewi Setyawati : “Lalu apa yang membuatmu tertawa? Apa?”

Angling Darmo : “E….e…..” (Bingung)

Dewi Setyawati : “Sudah jelas sekarang. Kau sudah tidak peduli

lagi denganku,lebih baik aku bakar diri saja “

4
Angling Darmo : “Jangan Adinda.Baiklah akan ku

jelaskan.Sebenarnya,aku mempunyai

kelebihan bisa memahami bahasa

binatang.Tadi aku tertawa karena

mendengar cicak jantan itu menggoda cicak

betina”

Dewi setyawati : “Benarkah? Kalau begitu ajari aku!”

Angling Darmo : “E……aku tidak tahu caranya”

Dewi Setyawati : “Ah…bohong! Kakanda memang tidak sayang

lagi kepadaku.Lebih baik aku bakar diri di

Alun-alun, agar seluruh rakyat bisa

melihatku mati”

5
BABAK II

Dewi setyawati berlari menuju Alun-alun. Di perjalanan ia


bertemu dengan rakyat. Dewi Setyawati memerintahkannya untuk
menyediakan kayu bakar dan mengumumkan ke seluruh rakyat
untuk berkumpul di Alun-alun.

Dewi Setyawati : “Tolong sediakan kayu bakar yang banyak!

Bawa ke Alun-alun”

Rakyat 2 : “Baik Ratu”

Angling Darmo : (Dari kejauhan) “Jangan lakukan itu Adinda!”

Dewi setyawati : “Cepat lakukan! Beritahu seluruh penduduk

untuk berkumpul di Alun-alun sekarang”

Rakyat 2 : “Baik Ratu, Saya akan menjalankan semua

perintah Ratu”

6
BABAK III

Dewi setyawati menuju Alun-alun,sementara rakyat tersebut


mencari kayu dan mengumumkan kepada penduduk.

Rakyat 2 : “Tolong bantu aku mencari kayu bakar

sebanyak mungkin untuk Ratu!”

Rakyat 3 : “Untuk Ratu? Untuk apa Ratu menyuruhmu

mencari kayu bakar?”

Rakyat 4 : “Mungkin Ratu mengadakan pesta dan

makan besar. Pasti butuh banyak kayu bakar

untuk memasak”

Rakyat 2 : “Aku sendiri juga tidak tahu. Cepat carikan

dan bawa ke Alun-alun sekarang! Aku akan

beri tahu yang lain untuk berkumpul di sana”

7
BABAK IV

Seluruh penduduk berkumpul ke Alun-alun.Sementara kayu


bakar sudah terkumpul.

Dewi Setyawati : “Cepat nyalakan sekarang!”

Rakyat 4 : “Baik Ratu”

Angling Darmo : “Aku mohon jangan lakukan itu”

Rakyat 4 : “Api sudah menyala Ratu”

Dewi Setyawati : “Rakyatku, aku akan membakar diri karena

suamiku tidak sayang lagi denganku”

Rakyat 1 : “Benarkah ? Raja sudah tidak sayang kepada

Ratu ?

Dewi Setyawati : (Masuk ke api) “A…..a…..”

Angling Darmo : “Adinda ! Jangan…..lebih baik aku ikut

denganmu”

Kambing : “Mbeek……dasar Raja bodoh ! Mau saja

bertindak konyol”

Angling Darmo : “Apa maksudmu ?”

Kambing : “Kau Raja, seharusnya bisa bertindak

8
bijaksana”

Angling Darmo : “Lalu aku harus bagaimana ?”

Kambing : “Itu urusanmu,pikir saja sendiri !”

Angling Darmo : (Menyadari kesalahannya) “Air ! Carikan air !”

(Panik)

Rakyat 4 : “Baik Raja !” (Kemudian mencari air)”

Rakyat 4 : “Tidak ada air Raja !”

Angling Darmo : “Aku Harus bagaimana ?” (Menggaruk-garuk

tanah)

Rakyat 3 : “Air…..itu keluar air!”

Angling Darmo : “Cepat padamkan api !”

(Akhirnya api padam dan Dewi Setyawati

selamat)

Kambing : “Itu baru namanya Raja bijaksana”

9
BABAK V

Kubangan air itu dijaga oleh Demang.Untuk menghormati


tanggung jawab yang diberikannya ia bertapa selama 40 hari 40
malam di tempat tersebut.

Demang : “Untuk sendang ini aku akan bertapa 40 hari

40 malam”

40 hari kemudian,Demang selesai bertapa. Beberapa rakyat yang


sedang mencari air menyaksikan keanehan dari wajah Demang.

Rakyat 3 : “Wah Demang,wajahmu bercahaya !”

Demang : “Benarkah ?”

Rakyat 1 : “Iya benar!”

Demang : “Apa mungkin karena aku bertapa di sini 40

hari 40 malam ? Badanku juga terasa lebih

segar.”

10
EPILOG

Sejak saat itu,sendang tersebut disebut sendang cahya atau warga


setempat menyebutnya sebagai Sendang Coyo.

11

Anda mungkin juga menyukai