Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH BUDAYA KOREA GUNA MENINGKATKAN SUASANA

HATI (MOOD) MAHASISWA ITERA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah

Tata Karya Tulis Ilmiah Semester II 2018/2019

Oleh

Febi Ningrum 118260025

Kevin Guly Ramadhan 118150022

Sri Agustina Sanulo Zamili 118260025

LEMBAGA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2019
PRAKATA

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Yuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh

Budaya Korea Guna Meningkatkan Suasana Hati Mahasiswa ITERA”.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuiah TTKI di Institut

Teknologi Sumatera. Kami mengambil judul tersebut dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh budaya Korea guna meningkatkan mood mahasiswa ITERA.

Penyusunan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan

partisipasi dari semua pihak. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Marsudi Siburian, S.Si., M. Biotech., selaku dosen mata kuliah TTKI dan

pembimbing dalam penyusunan karya tulis ini.

2. Keluarga penulis yang yang selalu memberikan doa serta motivasi, dukungan moril

dan materil untuk segera menyelesaikan karya tulis ini.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan karya tulis ini.

Menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, untuk itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan agar dalam penyusunan karya tulis

yang akan datang dapat lebih baik lagi. semoga karya tulis ini dapat bermanfaat maupun

dapat menginspirasi pembaca.

Lampung Selatan, 11 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................i

PRAKATA .............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Rumusan Penulisan .................................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

1.5 Metode dan Teknik Penelitian .................................................................................. 2

1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4

2.1 Budaya dan Kebudayaan .......................................................................................... 4

2.2 Budaya Korea dan Perkembangannya di

Indonesia .................................................................................................................. 5

2.3 Suasana Hati (Mood) ............................................................................................... 7

2.4 Faktor Utama Masuknya Budaya Korea di Indonesia ............................................. 8

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 10

3.1 Penyebab dan Tingkat Kesukaan Mahasiswa ITERA Terhadap Budaya Korea .... 10

3.2 Korelasi Waktu dalam Mengenal dan Menikmati serta Mengikuti Perkembangn

Budaya Korea ........................................................................................................ 11

iii
3.3 Pengaruh Musik Korea Terhadap Mood Mahasiswa ITERA ................................. 12

3.4 Pengaruh Drama Korea Terhadap Mood Mahasiswa ITERA ................................ 14

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 16

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16


5.2 Saran ...................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 19

iv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Hubungan antara genre musik dengan suasana hati ................................................. 13

Grafik 2. Hubungan antara genre drama Korea dengan suasana hati ....................................... 14

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Responden ......................................................................................... 19

Lampiran 2. Biografi Penulis .................................................................................................... 25

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang mendiami

belasan ribu pulau dengan segala keanekaragaman dan keunikannya. Masing masing suku

bangsa tersebut memiliki keanekaragaman budaya tersendiri serta nilai-nilai sosial dan seni

yang tinggi. Di Zaman millenial ini, arus globalisasi tidak dapat dibendung lagi. Globalisasi

identik dengan istilah global village dimana batas-batas wilayah negara menjadi pudar karena

kemajuan teknologi alat komunikasi dan transportasi sehingga sangat berpengaruh terhadap

budaya bangsa atau negara yang terkena dampak globalisasi. Hal tersebut dapat dilihat dari

perubahan perilaku masyarakat di suatu negara sehingga diperlukan sifat selektif dalam

menghadapi arus globalisasi (Paul & Grahame, 1996).

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang terkena dampak masuknya budaya

asing, salah satunya budaya Korea. Budaya korea merupakan salah satu budaya asing yang

sangat digemari oleh masyarakat indonesia, baik remaja, anak-anak hingga orang dewasa

termasuk mahasiswa ITERA. Sebagai seorang mahasiswa, mereka dituntut untuk mendapat

nilai yang baik dan lulus dengan IPK yang tinggi, sehingga mereka harus menyelesaikan

tugas dengan benar dan tepat waktu untuk mendapat nilai sempurna, akibatnya banyak

mahasiswa mengalami tingkat stres yang tinggi terkait dengan kondisi akademis mereka.

Dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah tidak sedikit dari mahasiswa harus memiliki mood

yang baik terlebih dahulu karena mood sangat menentukan timbul tenggelamnya semangat

dan motivasi dalam diri untuk menyelesaikan sesuatu. Banyak cara yang dilakukan

1
mahasiswa ITERA dalam menaikkan mood mereka, salah satunya dengan menonton atau

melihat hal-hal yang mereka sukai, salah satunya yaitu budaya Korea, seperti drama Korea,

musik Korea atau girlband dan boyband korea. Berdasarkan latar belakang tersebut, kami

melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Korea Guna Meningkatkan

Suasana Hati (Mood) Mahasiswa ITERA”.

1.2 Pembatasan Masalah

 Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa ITERA.

 Budaya korea yang diteliti dibatasi hanya pada drama korea, musik korea, dan

boyband atau girlband Korea.

1.3 Rumusan Masalah

 Bagaimana pengaruh budaya Korea terhadap mood mahasiswa ITERA?

 Apa saja faktor yang menyebabkan mahasiswa ITERA menyukai budaya

Korea?

 Kapan mahasiswa ITERA biasa mendengar atau menonton budaya Korea?

 Apa saja budaya Korea yang paling diminati mahasiswa ITERA?

1.4 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui pengaruh budaya Korea terhadap mood mahasiswa ITERA

 Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan mahasiswa ITERA menyukai

budaya Korea.

 Untuk mengetahui waktu yang biasa digunakan mahasiswa mendengarkan dan

menonton budaya Korea.

 Untuk mengetahui budaya Korea yang paling diminati oleh mahasiswa

ITERA.

1.5 Metode dan teknik Pengumpulan Dan Teknik Pengumpulan Data

2
 Studi Pustaka

 Kuisioner Google Form

1.6 Sistematika penulisan

 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini beri tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, ruang

lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat uraian tentang kerangka teori relevan dan terkait dengan tema

karya tulis yang diambil dari kutipan buku atau jurnal.

 BAB III ANALISIS

Bab ini mengandung klasifikasi bahasan yang disesuaikan dengan pendekatan,

sifat penelitian, dan rumusan masalah.

 BAB IV PENUTUP

 Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan

optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya.

 DAFTAR PUSTAKA

 LAMPIRAN

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budaya dan Kebudayaan

Budaya atau Kebudayaan adalah kata yang berasal dari kata budh dalam bahasa

Sansekerta yang artinya akal, merupakan bentuk jamak dari budhaya (majemuk), sehingga

kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil dari suatu pemikiran atau akal dari manusia.

Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti

perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil

dari akal dan ikhtiar manusia (Soekanto, 1982: 150).

Budaya merupakan sebagai wujud yang dapat mencakup keseluruhan dari gagasan,

kelakuan dan hasil-hasil kelakuan. Sehingga dapat diartikan bahwa semua yang ada dalam

pikiran manusia yang dilakukan dan dihasilkan oleh tindakan atau kelakuan manusia adalah

kebudayaan (Dayakisni, 2005: 4). Budaya dapat didefinisikan juga sebagai bentuk atau wujud

dari tingkah laku, keyakinan, atau pola-pola dari kelompok manusia yang diturunkan dari

generasi ke generasi. Kebudayaan secara alamiah tertanam dalam diri individu sebagai pola

persepsi yang diakui dan diharapkan oleh orang lain dalam masyarakat (Santrock, 1998: 289).

Ada beberapa proses penyebaran budaya yaitu adalah sosialisasi, akulturasi, asimilasi,

dan multikulturalisme. Sosialisasi merupakan proses interaksi dengan cara menanamkan nilai

atau aturan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam sebuah kelompok atau

masyarakat. Akulturasi adalah perpaduan budaya yang menghasilkan budaya baru tanpa

menghilangkan budaya lama yang telah ada dalam masyarakat. Asimilasi merupakan

pembauran dua budaya yang mengakibatkan hilangnya budaya asli dengan cara memilih

4
suatu kebudayaan yang mereka sukai saja. Multikulturalisme merupakan penggabungan atau

pencampuran dari beberapa budaya

2.2 Budaya Korea dan Perkembangannya di Indonesia

Globalisasi merupakan proses interdependensi antar negara yang indentik dengan

fenomena ekonomi dan teknologi (Hochschild, 2006:41). Dominasi negara-negara Barat

begitu melekat dalam alur globalisasi tersebut sehingga menciptakan ketergantungan antara

negara dunia ketiga dengan negara-negara maju tersebut. Globalisasi juga membawa

pengaruh melalui budaya (globalized culture). Korean Wave muncul dan menjadi fenomena

globalisasi versi Asia yang booming dalam dekade terakhir ini, kemudian secara siginifikan

memengaruhi berbagai negara di beberapa belahan benua termasuk Indonesia. Korean Wave

atau gelombang korea merupakan istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya korea pada

berbagai Negara di dunia. Fenomena ini juga dikenal dengan nama Hallyu, mulai masuk ke

berbagai Negara di Asia dan meluas seiring berkembangnya kecanggihan teknologi dan akses

internet yang semakin mudah di era globalisasi (Eun dan Jiwon, 2013:124).

Melalui sejarah yang panjang, Korean Wave berhasil memperkenalkan budaya Korea

Selatan. Budaya tersebut sudah masuk ke berbagai lini kehidupan, dan pengaruhnya cukup

signifikan, yaitu mulai dari fashion, lifestyle, musik, film dan drama. Hampir setiap hari

media cetak maupun elektronik menyajikan berbagai hiburan ala Korea Selatan secara masif.

Hallyu ternyata bukan hanya melanda masyarakat secara umum tetapi juga sempat mewarnai

industri sehingga suatu negara kehilangan kekhasannya karena berkiblat pada aliran Hallyu.

Kini kebudayaan Korea semakin dikenal oleh dunia dan menjadi bagian lekat dari kehidupan

masyarakat negara-negara lain termasuk Indonesia sendiri (Annisa, 2013:72).

Merebaknya fenomena Korean Wave di berbagai negara di dunia juga dapat dilihat di

Indonesia. Korean Wave melanda Indonesia pada tahun 2002, bertepatan dengan pemutaran

5
drama Korea yang berjudul Autumn in My Heart atau yang lebih kita kenal dengan Endless

Love di salah satu televisi swasta nasional. Serial drama tersebut ternyata mampu memikat

penonton karena ceritanya yang kental dengan nuansa percintaan dan keluarga. Endless Love

mampu menarik emosi penikmatnya di Indonesia. Kelebihan drama dan film Korea Selatan

yang mampu memikat remaja Indonesia antara lain aktor dan aktrisnya memiliki penampilan

memikat. Aktoraktor muda memang menjadi agen utama dalam persebaran Korean Wave

karena segmentasi utama produk budaya Korea Selatan adalah remaja atau dewasa. Besarnya

dampak yang diberikan pada masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia, membuat

Korean Wave berkembang dengan pesat. Banyaknya produk budaya Korea yang kini

semakin sering kita lihat dimana-mana menunjukkan bahwa fenomena ini sudah tidak asing

lagi dan bahkan sudah melekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia (Annisa, 2013:75).

Berkembangnya budaya pop Korea Selatan (Hallyu) di negara-negara Asia Timur dan

beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya transformasi

budaya asing ke negara lain. Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan

dengan munculnya “Asian Fans Club” (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita

dunia hiburan Korea Selatan. AFC didirikan pada 1 Agustus 2009 oleh seorang remaja

perempuan bernama Santi Ela Sari. Berdasarkan data statistik dari situs Pageran Alexa, AFC

adalah situs ‘Korean Intertainment’ terbesar di Indonesia. Jumlah pengunjung AFC sampai

dengan Juni 2011 adalah 42.811.744 orang. Hal ini berarti Asian Fans Club dikunjungi oleh

rata-rata 58.646 orang setiap hari. Jumlah posting dari Juni 2009 sampai Juni 2011 mencapai

16.974. Dalam kurun waktu tersebut selalu terjadi peningkatan posting di setiap bulannya.

Data di atas menunjukkan bahwa budaya pop Korea Selatan di Indonesia berkembang cukup

pesat dalam kurun waktu dua tahun. Dengan demikian, berkembangnya budaya pop Korea

(Korean Wave) di Indonesia merupakan perwujudan globalisasi dalam dimensi komunikasi

dan budaya. Globalisasi dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses mengkreasikan,

6
menggandakan, menekankan, dan mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan

informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah dunia hiburan Korea Selatan (Ratna,

2013:76).

Banyaknya kebudayaan Korea Selatan yang lekat dengan kehidupan masyarakat

menunjukkan bahwa budaya dari negeri ginseng tersebut berhasil menyebar dan berkembang

dengan pesat di Indonesia. Hal ini menjadi bukti betapa kuatnya pengaruh Korean Wave

sehingga budaya tersebut kini sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan sehari-hari

masyarakat Indonesia. Meskipun pengaruh Korean Wave ini terkesan mendominasi, akan

tetapi hal tersebut tidak akan menghilangkan nilai budaya asli Indonesia. Asalkan saja,

masyarakat Indonesia tetap melestarikan kebudayaan asli Indonesia di tengah banyaknya

kebudayaan negara lain yang masuk ke negeri sendiri (Ratna, 2013:80).

2.3 Suasana Hati (Mood)

Suasana hati yang dalam bahasa inggris berarti Mood, merupakan suatu wujud atau

bentuk keadaan emosional. Berbeda dengan emosi karena cenderung tidak selalu muncul oleh

stimulus atau kejadian-kejadian tertentu. Suasana hati (Mood) merupakan perasaan yang

cenderung kurang intens dibandingkan dengan emosi dan tanpa rangsangan konstektual

(Halgin & Whitbourn, 2011).

Suasana hati seseorang dapat berlangsung dalam jangka watu yang singkat, beberapa

hari, ataupun beberapa jam. Suasana hati dapat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang tak

terduga. Suasana hati berbeda dengan temperamen emosional dan watak personal. Suasana

hati adalah perasaan-perasaan yang cenderung tidak intens dan terjadi dikarenakan kondisi

ataupun situasi yang sedang dialami atau yang sedang terjadi (Halgin & Whitbourn, 2011).

7
Suasana hati dapat mempengaruhi cara bagaimana individu dalam berfikir dan

bertindak. Suasana hati merupakan suasana atau keadaan perasaan yang kita alami, misal

perasaan sedih, perasaan senang, perasaan bimbang, perasaan marah, dll. Suasana hati juga

dapat berubah-ubah dan dapat datang kapan saja, contohnya ada orang yang satu jam

sebelumnya ia tertawa, bercanda, dan sangat merasa bahagia. Akan tetapi, suatu ketika ia

mendapat keadaan yang dapat menurunkan suasana hati orang tersebut menjadi sedih

(Malentika, 2016). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suasana hati orang, yaitu

kepribadian, cuaca, stress, aktivitas sosial, kualitas tidur, olahraga, dan gender (Robbins &

Judge, 2008).

Terdapat dua jenis ciri-ciri suasana hati, yaitu: Suasana hati positif, yaitu: suasana hati

dalam keadaan senang (bahagia, bersemangat) , penuh cinta (penuh kasih, perhatian) , tenang,

dan dalam keadaan semangat (aktif, segar).Suasana hati negatif, yaitu: suasana hati dalam

keadaan cemas (gelisah, gugup), marah (gerutu, kesal) , lelah (letih, ngantuk), dan dalam

keadaan sedih (suram, sendu) (Mayer & Gaschke, 1998).

2.4 Faktor Utama Masuknya Budaya Korea di Indonesia

Terdapat beberapa faktor utama masuknya budaya Korea di Indonesia yaitu media

massa, pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, dan

pertukaran pelajar.

Faktor pertama yang menyebabkan masuknya budaya korea di Indonesia salah

satunya diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio, televisi, surat kabar, film,

dan internet. Masuknya budaya Korea ke Indonesia melalui media massa membuat dunia

seolah-olah tanpa batas. Perubahan perilaku masyarakat dibidang mode pakaian, peralatan

hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran informasi dari luar negeri melalui media

8
massa. Sebagai sarana pewarisan budaya pada era globalisasi, media massa sangat

berpengaruh dalam penyerapan budaya asing di masyarakat yang bersifat positif dan negatif.

Faktor yang kedua adalah adanya kegiatan pariwisata internasional yanng melibatkan

banyak negara termasuk negara Korea dan negara Indonesia dapat dilakukan dengan mudah

karena adanya kemajuan sarana transportasi dan telekomunikasi.dengan berkembangnya

sektor pariwisata internasional, seseorang dapat dengan mudah bepergian serta mempelajari

budaya dari suatu negara.

Faktor ketiga yaitu lembaga perdagangan dan industri internasional. Globalisasi

dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar bebas. Dalam era pasar bebas,

setiap negara akan berlomba lomba mengembangkan keunggulan komparatifnya untuk

menarik para investor dari luar negeri. Era pasar bebas juga ditandai adanya kebebasan

kontak perdagangan antar negara termasuk Indonesia dan Kora tanpa dibatasi hambatan

fiskal dan tarif.

Faktor keempat yaitu dengan adanya pertukaran pelajar. Pendidikan yang berkualitas

memegang peran penting untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya agar dapat

menjadi generasi yang unggul. Pertukaran pelajar Indonesia ke Korea dan sebaliknya

membuat para pelajar mengenal dunia luar, tak hanya mempelajari sisi akademiknya saja,

tetapi juga dapat meningkatksn keterampilan yang bersifat afektif dan psikomotorik, selain

itu para pelajar dapat dengan mudah mempelajari budaya dari negara yang mereka tempati

dan mulai terbiasa dengan budaya dari negara tersebut salah satunya negara Korea.

(Ahmad Fahmi, 2017).

9
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Penyebab dan Tingkat Kesukaan Mahasiswa ITERA Terhadap Budaya Korea

Hasil dari data yang telah didapat melalui survey menggunakan google form yang

diberikan kepada mahasiswa ITERA, didapat beberapa hasil yang salah satunya yaitu

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa ITERA menyukai budaya Korea.

Survey yang berupa google form ini kami sebarkan kepada seluruh mahasiswa ITERA, kami

mengambil sampel 100 respon.

Dari 100 mahasiswa ITERA tersebut terdapat 90% responden yang menyukai budaya

Korea dan 10% responden yang tidak menyukai budaya Korea tersebut. Berdasarkan survey

pada mahasiswa ITERA didapat bahwa 78% responden menyukai budaya Korea tersebut

selama kurun waktu lebih dari 1 tahun, atau detailnya adalah 49% dalam kurun waktu lebih

dari 5 tahun dan 29% dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun. Dan ada 22% responden yang

menyukai budaya Korea dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Terdapat 84% responden

merasa bahwa budaya korea dapat meningkatkan mood mereka dan 16% responden merasa

bahwa budaya korea tidak dapat meningkat mood mereka. Dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden yang menyukai budaya korea menganggap bahwa budaya korea

dapat meningkatkan mood mereka.

Berdasarkan data hasil responden yang didapat terlihat persentase sebagian besar

mahasiswa ITERA yang menyukai budaya Korea disebabkan karena budayanya yang yang

unik dan keren adalah sebesar 66%. Kemudian 28% dari mahasiswa ITERA menyukai

budaya Korea disebabkan yang awalnya hanya mengikuti teman saja dan 6% dari mahasiswa

ITERA menyukai budaya Korea disebabkan oleh adanya keturunan korea.

10
(Annisa, 2013 : 72) menyebutkan bahwa, budaya korea dapat memikat remaja Indonesia

karena budayanya yang unik serta aktor dan aktrisnya memiliki paras yang menawan serta

penampilan yang memikat. Berdasarkan dampak yang diberikan pada masyarakat Indonesia,

khusunya generasi muda, membuat korean wave berkembang pesat di Indonesia dan

memberikan pengaruh yang cukup signifikan, yaitu mulai dari fashion, lifestyle, musik, film,

dan drama. Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar mahasiswa ITERA menyukai budaya korea karena budaya unik dan keren

3.2 Korelasi Waktu dalam Mengenal dan Menikmati serta Mengikuti Perkembangn

Budaya Korea

Berdasarkan hasil responden 49% responden menyukai budaya korea sudah

lebih dari 5 tahun, 29% responden menyukai budaya korea sudah lebih dari 1 tahun, dan 22%

responden menyukai budaya korea kurang dari 1 tahun. Sebagian besar mahasiswa ITERA

masih menyukai budaya korea sampai saat ini dikarenakan selain budayanya yang unik dan

keren yaitu budaya korea tersebut sangat membantu dalam meningkatkan mood mereka.

Waktu yang biasa digunakan oleh sebagian besar mahasiswa ITERA untuk

mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya Korea tersebut berbeda-beda.

Ada yang melakukannya setiap hari dengan persentase yaitu sebesar 43%. Kemudian terdapat

23% dari mahasiswa ITERA yang melakukannya saat liburan semester, 21% di saat akhir

pekan, dan 13% dari mahasiswa ITERA melakukannya sekali dalam sebulan.

Berdasarkan hasil survey yang didapat terlihat bahwa adanya korelasi waktu lamanya

mahasiswa mengenal budaya korea dengan waktu yang biasanya digunakan oleh mahasiswa

ITERA untuk mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya Korea tersebut.

Berdasarkan hasil survey pada setiap individu didapat kesimpulan bahwa mahasiswa yang

telah mengenal budaya korea lebih dari 5 tahun biasanya menggunakan waktunya untuk

11
mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya korea yaitu di setiap hari dan

setiap akhir pekan. Mahasiswa yang telah mengenal budaya korea lebih dari 1 tahun biasa

menggunakan waktunya untuk mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan

budaya korea di saat liburan semester. Sedangkan, mahasiswa yang mengenal budaya korea

kurang dari 1 tahun biasa menggunakan waktunya saat liburan semester dan di setiap hari

untuk mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya korea tersebut.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa budaya Korea sangat menarik bagi mahasiswa

ITERA. Sehingga, sebagian besar mahasiswa ITERA melakukannya setiap hari untuk melihat

dan menonton serta mengikuti perkembangan budaya Korea tersebut. Dan sebagian juga

melakukannya pada saat akhir pekan, liburan semester, dan sesekali dalam sebulan.

(Halgin dan Whitbourn, 2011) menyatakan bahwa suasana hati seseorang dapat

berlangsung dalam jangka waktu yang singkat, beberapa hari ataupun beberapa jam, suasana

hati dapat di pengaruhi oleh kejadian-kejadian tak terduga. Berdasarkan hasil penelitian dan

teori dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa ITERA yang menyukai budaya

korea dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun, lebih dari 1 tahun ataupun kurang dari 1 tahun,

menganggap bahwa budaya korea dapat meningkatkan suasana hati mood mereka, disaat

mereka mengalami suasana hati buruk yang dikarenakan banyaknya tugas dan hal-hal

lainnya.

3.3 Pengaruh Musik Korea Terhadap Mood Mahasiswa ITERA

Berdasarkan hasil survey yang didapat, terdapat 52% dari sampel mahasiswa ITERA

menyukai musik budaya Korea. Dan berdasarkan survey musik Korea yang paling diminati

oleh mahasiswa ITERA adalah genre slow dengan persentase 55% , 53% genre beat, 17%

genre jazz, dan 19% memilih tidak menyukai musik korea.

12
Sebagian besar mahasiswa ITERA menyukai musik dengan genre slow dan beat. Hal

ini ada kaitannya dengan keadaan suasana hati yang sedang terjadi. Berdasarkan survey

didapat hasil bahwa sebagian besar mahasiswa ITERA memilih genre musik slow dan beat

saat keadaan suasana hati yang sedang senang, sedih, galau, dan biasa saja.

(Wheeler, 1985) menyatakan bahwa musik dapat mempengaruhi suasana hati,

bergantung terhadap suasana hati sebelum orang tersebut mendengar musik dan apakah

mereka menikmati musik tersebut.

Genre musik dapat mengungkapkan ekspresi suasana hati. Genre musik slow dan beat

biasanya di dengarkan pada saat keadaan suasana hati negatif. Hal ini dikarenakan, genre

musik slow dan beat dapat membuat tenang pendengarnya serta memberikan stimulus

dopamin kepada pendengarnya. Sehingga, pendengar merasa tidak lagi berada dalam keadaan

suasana hati yang negatif dan dengan kata lain dapat meningkatkan mood pendengarnya.

35

30

25

Senang
20
Sedih
15 Sakit
Galau
10
Biasa saja

0
Slow Beat Jazz Tidak suka musik
korea

Grafik 1. Hubungan antara genre musik dengan suasana hati

13
3.4 Pengaruh Drama Korea Terhadap Mood Mahasiswa ITERA

45

40

35

30
Senang
25 Sedih

20 Sakit
Galau
15
Biasa saja
10

0
Romance Komedi Action Horror Tidak suka
drakor

Grafik 2. Hubungan antara genre drama korea dengan suasana hati

Pada kuisioner google form yang kami sebarkan, didapat hasil bagaimana pengaruh

budaya Korea tersebut terhadap suasana hati (mood) mahasiswa ITERA. Budaya Korea yang

paling banyak di minati oleh mahasiswa ITERA adalah drama Korea. Persentasenya adalah

63% orang yang menyukai drama korea, 52% menyukai musik Korea, dan 49% menyukai

K-Pop. Jenis drama Korea yang diminati antara lain romance, komedi, action, dan horror.

Jenis drama Korea yang paling diminati oleh mahasiswa ITERA berbeda-beda. Jenis

drama Korea romance merupakan jenis drama yang paling diminati oleh mahasiswa ITERA

dengan presentase sebesar 67%. Persentase penyuka jenis drama korea komedi 39%, 29%

penyuka jenis drama Korea action, 25% penyuka jenis drama Korea horror, dan ada 18%

yang tidak menyukai drama Korea.

14
(Annisa, 2013 : 75) menyatakan korean wave melanda Indonesia pada tahun 2002

bertepatan dengan pemutaran drama korea untuk yang pertama kali. Serial drama tersebut

mampu memikat penonton karna ceritanya yang kental dengan suasana percintaan dan

keluarga. Selain itu, kelebihan drama dan film Korea Selatan yang mampu memikat remaja

Indonesia karena aktor dan aktrisnya yang menawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian dengan teori telah terbukti, dimana teori menyatakan bahwa serial drama yang

mengandung suasana percintaan (romance) dan keluarga dapat memikat remaja Indonesia,

hal ini sama dengan halnya pada mahasiswa ITERA dimana mereka lebih menyukai drama

korea dengan genre romance.

Berdasarkan hasil survey, didapat bahwa mahasiswa ITERA melakukan hal tersebut

saat keadaan suasana hati yang positif dan negatif. Suasana hati yang positif yang dimaksud

adalah suasana hati yang sedang aktif, senang, segar, dan semangat. Sedangkan suasana

negatif yang dimaksud adalah dimana suasana hati sedang merasa sedih, galau, dan sakit.

(Robbins dan Judge, 2008) menyatakan bahwa suasana hati dapat timbul dan berubah-ubah

kapan saja. Suasana hati dapat meningkat karena beberapa faktor, salah satunya yaitu dengan

melihat atau menonton sesuatu hal yang disukai. Berdasarkan teori dan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa untuk meningkatkan suasana hati dapat dilakukan dengan cara menonton

atau melihat hal-hal lainnya yang disukai.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian Bab III dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
ITERA sudah cukup lama mengetahui budaya Korea dan di simpulkan sebagai berikut :

- Sebagian besar mahasiswa ITERA menyukai budaya korea sudah lebih dari 1 tahun

- Sebagian besar mahasiswa ITERA menyukai drama korea disebabkan budaya nya

yang keren dan unik

- Sebagian besar mahasiswa ITERA mengikuti perkembangan budaya korea setiap hari

- Mahasiswa ITERA lebih menyukai drama korea dengan genre romance

- Mahasiswa ITERA menyukai genre musik slow dan beat

- 84% dari Mahasiswa ITERA menyatakan bahwa budaya korea yang disukai dapat

meningkatkan suasana hati (mood).

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini, kami ingin memberika
beberapa saran sebagai berikut:

- Kita boleh saja terpengaruh dengan fenomena korean wave tetapi jangan lupakan
tugas utama kita sebagai mahasiswa.
- Sebagai warga negara Indonesia, kita harus tetap menghargai dan mencintai budaya
serta produk dalam negeri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Annisa. 2013. Pengaruh Budaya Pop Korea Terhadap Eksistensi Kebudayaan Asli Indonesia

di Kalangan Remaja Kota Tegal. 9 (2): 72-75.

Dayakisni, T. dan Yuniardi, S. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM.

Fahmi, Ahmad. 2017. Budaya Asing di Indonesia. Jurnal Pendidikan. 3 (2) : 135.

Halgin, R.P & Whitebourne, S.K. 2011. Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanita.

Halgin, Richard & Whitbourne, Susan Krauss. 2011. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis
pada Gangguan Psikologis. Buku 2, Edisi Keenam. Penerjamah Aliya Tusyani, dkk.
Jakarta : Salemba Humanika.

Kim, Eun Mee dan Jiwon Ryoo. 2013. South Korean Culture Gues Global: K-Pop and

Korean Wave. 3(2): 124.

Malentika, N. 2016. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Suasana Hati pada Mahasiswa

Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer di Universitas Bina Dharma Palembang.

(Skripsi)

Martin, D.A. 2009. Emotional Quality. Jakarta: Excellency.

Mayer, J. D. & Gaschke, Y. N. (1998). The experience and meta-experience of mood.

Journal of Personality and Social Psychology. 55 (1). 102 – 111.

Paul & Grahame Tompson. 1996. Globalization in Question. Jakarta: Buku Obor.

Ratna. 2013. Fanatisme Remaja Indonesia pada Korean Wave. 9 (2): 76-80

Robbins Sp dan Judge. 2008. Perilaku Organisme. Buku 2, Jakarta: Salemba.

17
Robbins, S & Judge, T. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Santrock, J. W. 1998. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

18
Lampiran 1

Data Hasil Responden

19
20
21
22
23
24
Lampiran 2

Biografi Penulis

Febi Ningrum atau biasa dipanggi Febi oleh orang-orang disekitarnya memiliki hobi

membaca buku dan berenang. Ia lahir di Seputih Mataram pada tanggal 08 Februari 2000 dari

pasangan Salamun dan Siti Rahayu. Orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta. Febi memiliki

dua orang kakak bernama Ria Anggraeini yang bekerja sebagai seorang bidan di RSI Asy-

Syifaa Lampung Tengah dan Retno Setiyowati yang kini bekerja sebagai karyawan swasta di

Yogyakarta.

Ia pertama kali masuk sekolah di tahun 2006 – 2012 di SDN 3 Terbanggi Besar.

Waktu SD Febi mengikuti ekstrakulikuler renang dan dokter kecil karna dulu sempat

memiliki cita – cita menjadi dokter. Kemudian setelah lulus SD Febi melanjutkannya ke

SMPN 1 Terbanggi Besar dari tahun 2012-2015. Swaktu SMP Febi mngikuti ekstrakulikuler

pramuka dan pernah mengikuti lomba gerak jalan dan mendapatkan juara 3 di tingkat

kabupaten Lampung Tengah. Setlah lulus SMP kemudian Febi melanjutkan sekolah lagi ke

SMAN 1 Terbanggi Besar. Sesudah lulus SMA pada tahun 2018, Febi kini melanjutkan

belajar di Institut Teknologi Sumatera dengan program studi Farmasi.

25
Nama saya Kevin Guly Ramadhan, biasanya akrab dipanggil Kevin. Saya lahir di

Bandar Lampung, 4 Januari 2000. Saya anak pertama dari dua bersaudara, Ayah saya

bernama Gutami Badrie dan Ibu saya bernama Ellya Rita. Ayah saya adalah seorang Pegawai

Negeri Sipil dan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga. Adik saya perempuan bernama Karyn

Aisya Talya.

Pada saat saya berumur 5 tahun, Saya memulai karir pendidikan di jenjang TK

Kartika II-7 yang berada di kota Bandar Lampung, dan setelah saya di TK saya melanjutkan

di SD Kartika II-5 yang berada di kota Bandar Lampung. Saya selesai pada tahun ajaran

2010/2011 jenjang SD dan mendapatkan ijasah. Saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya

yaitu SMP. Saat SMP saya bersekolah di SMP Negeri 23 yang berada di kota Bandar

Lampung, tepatnya tidak terlalu jauh dari dimana SD saya berada. Di SMP saya menimba

ilmu selama 3 tahun lamanya. Setelah 3 tahun tepatnya pada tahun 2015 saya menyelesaikan

pendidikan SMP dan saya mendapatkan ijasah SMP. Kemudian di lanjutkan ke jenjang

berikutnya yaitu SMAN 7 Bandar Lampung disitu lah saya mengenakan seragam putih abu-

abu dan menuntut ilmu selama 3 tahun, di SMAN 7 ini saya dibentuk menjadi seorang siswa

didik yang diharapkan mampu memimpin ummat dan memiliki bidang profesi yang dapat

menjadi bekal bagi saya nantinya adapun jurusan saya adalah jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA). Saya melanjutkan pendidikan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Fakultas

Teknik, adapun konsentrasi yang saya ambil Teknik Geologi, dari sini saya telah mengikuti

pendidikan mulai tahun ajaran 2018/2019.

Semoga jurusan yang saya ambil di perguruan tinggi ini merupakan jurusan yang

tepat dan berprospek untuk ke depannya.

26
Nama lengkap Saya adalah Sri Agustina Sanulo Zamili, biasanya akrab dipanggil

dengan sebutan Tina. Saya lahir di Bandarjaya , 10 Agustus 2000. Saya tinggal di Lampung

Tengah, tepatnya di Bandarjaya. Saya merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Nama

ayah Saya adalah Iranius Zamili dan nama ibu Saya adalah Sri Pujiati. Ayah saya bekerja

sebagai Wiraswasta dan ibu saya sebagai Ibu Rumah Tangga. Saya memiliki dua orang kakak

perempuan yaitu Ika Dernis Zamili dan Irene Noviana Zamili. Saya juga memiliki seorang

adik lelaki yaitu Irvon Aprilius Zamili. Saya bersuku Nias dan Jawa Timur.

Pendidikan pertama saya, yaitu TK Xaverius Terbanggi Besar. Kemudian saya

melanjutkan pendidikan SD di SD Xaverius Terbanggi Besar. Saya lulus dengan nilai yang

baik dan tepat waktu. Lalu saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Xaverius Terbanggi

Besar. Kemudian saya bersekolah di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Saya menyelesaikan

semua pendidikan saya dengan baik. Lalu saya melanjutkan pendidikan saya di perguruan

tinggi Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Di ITERA saya mengambil jurusan farmasi.

Prestasi yang saya dapatkan ada semenjak saya masih TK. Hobi saya lah yang

memberikan beberapa prestasi yang saya dapat. Semenjak TK, SD, SMP, dan SMA, saya

selalu di ikutkan lomba bernyanyi. Saya memenangkan perlombaan FLS2N sampai pada

tingkat Provinsi. Saya suka bermain musik dan bernyanyi.

Semoga saya dapat menyelesaikan pendidikan saya dengan baik dan dapat

membanggakan orangtua saya.

27

Anda mungkin juga menyukai