Pengaruh Budaya Korea Terhadap Mood
Pengaruh Budaya Korea Terhadap Mood
MAKALAH
Oleh
LAMPUNG SELATAN
2019
PRAKATA
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Yuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuiah TTKI di Institut
Teknologi Sumatera. Kami mengambil judul tersebut dengan tujuan untuk mengetahui
Penyusunan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan
partisipasi dari semua pihak. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Marsudi Siburian, S.Si., M. Biotech., selaku dosen mata kuliah TTKI dan
2. Keluarga penulis yang yang selalu memberikan doa serta motivasi, dukungan moril
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan karya tulis ini.
Menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan agar dalam penyusunan karya tulis
yang akan datang dapat lebih baik lagi. semoga karya tulis ini dapat bermanfaat maupun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................................. ii
Indonesia .................................................................................................................. 5
3.1 Penyebab dan Tingkat Kesukaan Mahasiswa ITERA Terhadap Budaya Korea .... 10
3.2 Korelasi Waktu dalam Mengenal dan Menikmati serta Mengikuti Perkembangn
iii
3.3 Pengaruh Musik Korea Terhadap Mood Mahasiswa ITERA ................................. 12
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 19
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2. Hubungan antara genre drama Korea dengan suasana hati ....................................... 14
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang mendiami
belasan ribu pulau dengan segala keanekaragaman dan keunikannya. Masing masing suku
bangsa tersebut memiliki keanekaragaman budaya tersendiri serta nilai-nilai sosial dan seni
yang tinggi. Di Zaman millenial ini, arus globalisasi tidak dapat dibendung lagi. Globalisasi
identik dengan istilah global village dimana batas-batas wilayah negara menjadi pudar karena
kemajuan teknologi alat komunikasi dan transportasi sehingga sangat berpengaruh terhadap
budaya bangsa atau negara yang terkena dampak globalisasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan perilaku masyarakat di suatu negara sehingga diperlukan sifat selektif dalam
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang terkena dampak masuknya budaya
asing, salah satunya budaya Korea. Budaya korea merupakan salah satu budaya asing yang
sangat digemari oleh masyarakat indonesia, baik remaja, anak-anak hingga orang dewasa
termasuk mahasiswa ITERA. Sebagai seorang mahasiswa, mereka dituntut untuk mendapat
nilai yang baik dan lulus dengan IPK yang tinggi, sehingga mereka harus menyelesaikan
tugas dengan benar dan tepat waktu untuk mendapat nilai sempurna, akibatnya banyak
mahasiswa mengalami tingkat stres yang tinggi terkait dengan kondisi akademis mereka.
Dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah tidak sedikit dari mahasiswa harus memiliki mood
yang baik terlebih dahulu karena mood sangat menentukan timbul tenggelamnya semangat
dan motivasi dalam diri untuk menyelesaikan sesuatu. Banyak cara yang dilakukan
1
mahasiswa ITERA dalam menaikkan mood mereka, salah satunya dengan menonton atau
melihat hal-hal yang mereka sukai, salah satunya yaitu budaya Korea, seperti drama Korea,
musik Korea atau girlband dan boyband korea. Berdasarkan latar belakang tersebut, kami
melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Korea Guna Meningkatkan
Budaya korea yang diteliti dibatasi hanya pada drama korea, musik korea, dan
Korea?
budaya Korea.
ITERA.
2
Studi Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini beri tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, ruang
Bab ini memuat uraian tentang kerangka teori relevan dan terkait dengan tema
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya atau Kebudayaan adalah kata yang berasal dari kata budh dalam bahasa
Sansekerta yang artinya akal, merupakan bentuk jamak dari budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil dari suatu pemikiran atau akal dari manusia.
Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
Budaya merupakan sebagai wujud yang dapat mencakup keseluruhan dari gagasan,
kelakuan dan hasil-hasil kelakuan. Sehingga dapat diartikan bahwa semua yang ada dalam
pikiran manusia yang dilakukan dan dihasilkan oleh tindakan atau kelakuan manusia adalah
kebudayaan (Dayakisni, 2005: 4). Budaya dapat didefinisikan juga sebagai bentuk atau wujud
dari tingkah laku, keyakinan, atau pola-pola dari kelompok manusia yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Kebudayaan secara alamiah tertanam dalam diri individu sebagai pola
persepsi yang diakui dan diharapkan oleh orang lain dalam masyarakat (Santrock, 1998: 289).
Ada beberapa proses penyebaran budaya yaitu adalah sosialisasi, akulturasi, asimilasi,
dan multikulturalisme. Sosialisasi merupakan proses interaksi dengan cara menanamkan nilai
atau aturan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Akulturasi adalah perpaduan budaya yang menghasilkan budaya baru tanpa
menghilangkan budaya lama yang telah ada dalam masyarakat. Asimilasi merupakan
pembauran dua budaya yang mengakibatkan hilangnya budaya asli dengan cara memilih
4
suatu kebudayaan yang mereka sukai saja. Multikulturalisme merupakan penggabungan atau
begitu melekat dalam alur globalisasi tersebut sehingga menciptakan ketergantungan antara
negara dunia ketiga dengan negara-negara maju tersebut. Globalisasi juga membawa
pengaruh melalui budaya (globalized culture). Korean Wave muncul dan menjadi fenomena
globalisasi versi Asia yang booming dalam dekade terakhir ini, kemudian secara siginifikan
memengaruhi berbagai negara di beberapa belahan benua termasuk Indonesia. Korean Wave
atau gelombang korea merupakan istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya korea pada
berbagai Negara di dunia. Fenomena ini juga dikenal dengan nama Hallyu, mulai masuk ke
berbagai Negara di Asia dan meluas seiring berkembangnya kecanggihan teknologi dan akses
internet yang semakin mudah di era globalisasi (Eun dan Jiwon, 2013:124).
Melalui sejarah yang panjang, Korean Wave berhasil memperkenalkan budaya Korea
Selatan. Budaya tersebut sudah masuk ke berbagai lini kehidupan, dan pengaruhnya cukup
signifikan, yaitu mulai dari fashion, lifestyle, musik, film dan drama. Hampir setiap hari
media cetak maupun elektronik menyajikan berbagai hiburan ala Korea Selatan secara masif.
Hallyu ternyata bukan hanya melanda masyarakat secara umum tetapi juga sempat mewarnai
industri sehingga suatu negara kehilangan kekhasannya karena berkiblat pada aliran Hallyu.
Kini kebudayaan Korea semakin dikenal oleh dunia dan menjadi bagian lekat dari kehidupan
Merebaknya fenomena Korean Wave di berbagai negara di dunia juga dapat dilihat di
Indonesia. Korean Wave melanda Indonesia pada tahun 2002, bertepatan dengan pemutaran
5
drama Korea yang berjudul Autumn in My Heart atau yang lebih kita kenal dengan Endless
Love di salah satu televisi swasta nasional. Serial drama tersebut ternyata mampu memikat
penonton karena ceritanya yang kental dengan nuansa percintaan dan keluarga. Endless Love
mampu menarik emosi penikmatnya di Indonesia. Kelebihan drama dan film Korea Selatan
yang mampu memikat remaja Indonesia antara lain aktor dan aktrisnya memiliki penampilan
memikat. Aktoraktor muda memang menjadi agen utama dalam persebaran Korean Wave
karena segmentasi utama produk budaya Korea Selatan adalah remaja atau dewasa. Besarnya
dampak yang diberikan pada masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia, membuat
Korean Wave berkembang dengan pesat. Banyaknya produk budaya Korea yang kini
semakin sering kita lihat dimana-mana menunjukkan bahwa fenomena ini sudah tidak asing
lagi dan bahkan sudah melekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia (Annisa, 2013:75).
Berkembangnya budaya pop Korea Selatan (Hallyu) di negara-negara Asia Timur dan
budaya asing ke negara lain. Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan
dengan munculnya “Asian Fans Club” (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita
dunia hiburan Korea Selatan. AFC didirikan pada 1 Agustus 2009 oleh seorang remaja
perempuan bernama Santi Ela Sari. Berdasarkan data statistik dari situs Pageran Alexa, AFC
adalah situs ‘Korean Intertainment’ terbesar di Indonesia. Jumlah pengunjung AFC sampai
dengan Juni 2011 adalah 42.811.744 orang. Hal ini berarti Asian Fans Club dikunjungi oleh
rata-rata 58.646 orang setiap hari. Jumlah posting dari Juni 2009 sampai Juni 2011 mencapai
16.974. Dalam kurun waktu tersebut selalu terjadi peningkatan posting di setiap bulannya.
Data di atas menunjukkan bahwa budaya pop Korea Selatan di Indonesia berkembang cukup
pesat dalam kurun waktu dua tahun. Dengan demikian, berkembangnya budaya pop Korea
dan budaya. Globalisasi dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses mengkreasikan,
6
menggandakan, menekankan, dan mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan
informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah dunia hiburan Korea Selatan (Ratna,
2013:76).
menunjukkan bahwa budaya dari negeri ginseng tersebut berhasil menyebar dan berkembang
dengan pesat di Indonesia. Hal ini menjadi bukti betapa kuatnya pengaruh Korean Wave
sehingga budaya tersebut kini sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Meskipun pengaruh Korean Wave ini terkesan mendominasi, akan
tetapi hal tersebut tidak akan menghilangkan nilai budaya asli Indonesia. Asalkan saja,
Suasana hati yang dalam bahasa inggris berarti Mood, merupakan suatu wujud atau
bentuk keadaan emosional. Berbeda dengan emosi karena cenderung tidak selalu muncul oleh
stimulus atau kejadian-kejadian tertentu. Suasana hati (Mood) merupakan perasaan yang
cenderung kurang intens dibandingkan dengan emosi dan tanpa rangsangan konstektual
Suasana hati seseorang dapat berlangsung dalam jangka watu yang singkat, beberapa
hari, ataupun beberapa jam. Suasana hati dapat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang tak
terduga. Suasana hati berbeda dengan temperamen emosional dan watak personal. Suasana
hati adalah perasaan-perasaan yang cenderung tidak intens dan terjadi dikarenakan kondisi
ataupun situasi yang sedang dialami atau yang sedang terjadi (Halgin & Whitbourn, 2011).
7
Suasana hati dapat mempengaruhi cara bagaimana individu dalam berfikir dan
bertindak. Suasana hati merupakan suasana atau keadaan perasaan yang kita alami, misal
perasaan sedih, perasaan senang, perasaan bimbang, perasaan marah, dll. Suasana hati juga
dapat berubah-ubah dan dapat datang kapan saja, contohnya ada orang yang satu jam
sebelumnya ia tertawa, bercanda, dan sangat merasa bahagia. Akan tetapi, suatu ketika ia
mendapat keadaan yang dapat menurunkan suasana hati orang tersebut menjadi sedih
(Malentika, 2016). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suasana hati orang, yaitu
kepribadian, cuaca, stress, aktivitas sosial, kualitas tidur, olahraga, dan gender (Robbins &
Judge, 2008).
Terdapat dua jenis ciri-ciri suasana hati, yaitu: Suasana hati positif, yaitu: suasana hati
dalam keadaan senang (bahagia, bersemangat) , penuh cinta (penuh kasih, perhatian) , tenang,
dan dalam keadaan semangat (aktif, segar).Suasana hati negatif, yaitu: suasana hati dalam
keadaan cemas (gelisah, gugup), marah (gerutu, kesal) , lelah (letih, ngantuk), dan dalam
Terdapat beberapa faktor utama masuknya budaya Korea di Indonesia yaitu media
pertukaran pelajar.
satunya diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio, televisi, surat kabar, film,
dan internet. Masuknya budaya Korea ke Indonesia melalui media massa membuat dunia
seolah-olah tanpa batas. Perubahan perilaku masyarakat dibidang mode pakaian, peralatan
hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran informasi dari luar negeri melalui media
8
massa. Sebagai sarana pewarisan budaya pada era globalisasi, media massa sangat
berpengaruh dalam penyerapan budaya asing di masyarakat yang bersifat positif dan negatif.
Faktor yang kedua adalah adanya kegiatan pariwisata internasional yanng melibatkan
banyak negara termasuk negara Korea dan negara Indonesia dapat dilakukan dengan mudah
sektor pariwisata internasional, seseorang dapat dengan mudah bepergian serta mempelajari
dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar bebas. Dalam era pasar bebas,
menarik para investor dari luar negeri. Era pasar bebas juga ditandai adanya kebebasan
kontak perdagangan antar negara termasuk Indonesia dan Kora tanpa dibatasi hambatan
Faktor keempat yaitu dengan adanya pertukaran pelajar. Pendidikan yang berkualitas
memegang peran penting untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya agar dapat
menjadi generasi yang unggul. Pertukaran pelajar Indonesia ke Korea dan sebaliknya
membuat para pelajar mengenal dunia luar, tak hanya mempelajari sisi akademiknya saja,
tetapi juga dapat meningkatksn keterampilan yang bersifat afektif dan psikomotorik, selain
itu para pelajar dapat dengan mudah mempelajari budaya dari negara yang mereka tempati
dan mulai terbiasa dengan budaya dari negara tersebut salah satunya negara Korea.
9
BAB III
3.1 Penyebab dan Tingkat Kesukaan Mahasiswa ITERA Terhadap Budaya Korea
Hasil dari data yang telah didapat melalui survey menggunakan google form yang
diberikan kepada mahasiswa ITERA, didapat beberapa hasil yang salah satunya yaitu
Survey yang berupa google form ini kami sebarkan kepada seluruh mahasiswa ITERA, kami
Dari 100 mahasiswa ITERA tersebut terdapat 90% responden yang menyukai budaya
Korea dan 10% responden yang tidak menyukai budaya Korea tersebut. Berdasarkan survey
pada mahasiswa ITERA didapat bahwa 78% responden menyukai budaya Korea tersebut
selama kurun waktu lebih dari 1 tahun, atau detailnya adalah 49% dalam kurun waktu lebih
dari 5 tahun dan 29% dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun. Dan ada 22% responden yang
menyukai budaya Korea dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Terdapat 84% responden
merasa bahwa budaya korea dapat meningkatkan mood mereka dan 16% responden merasa
bahwa budaya korea tidak dapat meningkat mood mereka. Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden yang menyukai budaya korea menganggap bahwa budaya korea
Berdasarkan data hasil responden yang didapat terlihat persentase sebagian besar
mahasiswa ITERA yang menyukai budaya Korea disebabkan karena budayanya yang yang
unik dan keren adalah sebesar 66%. Kemudian 28% dari mahasiswa ITERA menyukai
budaya Korea disebabkan yang awalnya hanya mengikuti teman saja dan 6% dari mahasiswa
10
(Annisa, 2013 : 72) menyebutkan bahwa, budaya korea dapat memikat remaja Indonesia
karena budayanya yang unik serta aktor dan aktrisnya memiliki paras yang menawan serta
penampilan yang memikat. Berdasarkan dampak yang diberikan pada masyarakat Indonesia,
khusunya generasi muda, membuat korean wave berkembang pesat di Indonesia dan
memberikan pengaruh yang cukup signifikan, yaitu mulai dari fashion, lifestyle, musik, film,
dan drama. Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar mahasiswa ITERA menyukai budaya korea karena budaya unik dan keren
3.2 Korelasi Waktu dalam Mengenal dan Menikmati serta Mengikuti Perkembangn
Budaya Korea
lebih dari 5 tahun, 29% responden menyukai budaya korea sudah lebih dari 1 tahun, dan 22%
responden menyukai budaya korea kurang dari 1 tahun. Sebagian besar mahasiswa ITERA
masih menyukai budaya korea sampai saat ini dikarenakan selain budayanya yang unik dan
keren yaitu budaya korea tersebut sangat membantu dalam meningkatkan mood mereka.
Waktu yang biasa digunakan oleh sebagian besar mahasiswa ITERA untuk
mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya Korea tersebut berbeda-beda.
Ada yang melakukannya setiap hari dengan persentase yaitu sebesar 43%. Kemudian terdapat
23% dari mahasiswa ITERA yang melakukannya saat liburan semester, 21% di saat akhir
pekan, dan 13% dari mahasiswa ITERA melakukannya sekali dalam sebulan.
Berdasarkan hasil survey yang didapat terlihat bahwa adanya korelasi waktu lamanya
mahasiswa mengenal budaya korea dengan waktu yang biasanya digunakan oleh mahasiswa
ITERA untuk mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya Korea tersebut.
Berdasarkan hasil survey pada setiap individu didapat kesimpulan bahwa mahasiswa yang
telah mengenal budaya korea lebih dari 5 tahun biasanya menggunakan waktunya untuk
11
mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya korea yaitu di setiap hari dan
setiap akhir pekan. Mahasiswa yang telah mengenal budaya korea lebih dari 1 tahun biasa
budaya korea di saat liburan semester. Sedangkan, mahasiswa yang mengenal budaya korea
kurang dari 1 tahun biasa menggunakan waktunya saat liburan semester dan di setiap hari
untuk mendengar dan melihat serta mengikuti perkembangan budaya korea tersebut.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa budaya Korea sangat menarik bagi mahasiswa
ITERA. Sehingga, sebagian besar mahasiswa ITERA melakukannya setiap hari untuk melihat
dan menonton serta mengikuti perkembangan budaya Korea tersebut. Dan sebagian juga
melakukannya pada saat akhir pekan, liburan semester, dan sesekali dalam sebulan.
(Halgin dan Whitbourn, 2011) menyatakan bahwa suasana hati seseorang dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang singkat, beberapa hari ataupun beberapa jam, suasana
hati dapat di pengaruhi oleh kejadian-kejadian tak terduga. Berdasarkan hasil penelitian dan
teori dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa ITERA yang menyukai budaya
korea dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun, lebih dari 1 tahun ataupun kurang dari 1 tahun,
menganggap bahwa budaya korea dapat meningkatkan suasana hati mood mereka, disaat
mereka mengalami suasana hati buruk yang dikarenakan banyaknya tugas dan hal-hal
lainnya.
Berdasarkan hasil survey yang didapat, terdapat 52% dari sampel mahasiswa ITERA
menyukai musik budaya Korea. Dan berdasarkan survey musik Korea yang paling diminati
oleh mahasiswa ITERA adalah genre slow dengan persentase 55% , 53% genre beat, 17%
12
Sebagian besar mahasiswa ITERA menyukai musik dengan genre slow dan beat. Hal
ini ada kaitannya dengan keadaan suasana hati yang sedang terjadi. Berdasarkan survey
didapat hasil bahwa sebagian besar mahasiswa ITERA memilih genre musik slow dan beat
saat keadaan suasana hati yang sedang senang, sedih, galau, dan biasa saja.
bergantung terhadap suasana hati sebelum orang tersebut mendengar musik dan apakah
Genre musik dapat mengungkapkan ekspresi suasana hati. Genre musik slow dan beat
biasanya di dengarkan pada saat keadaan suasana hati negatif. Hal ini dikarenakan, genre
musik slow dan beat dapat membuat tenang pendengarnya serta memberikan stimulus
dopamin kepada pendengarnya. Sehingga, pendengar merasa tidak lagi berada dalam keadaan
suasana hati yang negatif dan dengan kata lain dapat meningkatkan mood pendengarnya.
35
30
25
Senang
20
Sedih
15 Sakit
Galau
10
Biasa saja
0
Slow Beat Jazz Tidak suka musik
korea
13
3.4 Pengaruh Drama Korea Terhadap Mood Mahasiswa ITERA
45
40
35
30
Senang
25 Sedih
20 Sakit
Galau
15
Biasa saja
10
0
Romance Komedi Action Horror Tidak suka
drakor
Pada kuisioner google form yang kami sebarkan, didapat hasil bagaimana pengaruh
budaya Korea tersebut terhadap suasana hati (mood) mahasiswa ITERA. Budaya Korea yang
paling banyak di minati oleh mahasiswa ITERA adalah drama Korea. Persentasenya adalah
63% orang yang menyukai drama korea, 52% menyukai musik Korea, dan 49% menyukai
K-Pop. Jenis drama Korea yang diminati antara lain romance, komedi, action, dan horror.
Jenis drama Korea yang paling diminati oleh mahasiswa ITERA berbeda-beda. Jenis
drama Korea romance merupakan jenis drama yang paling diminati oleh mahasiswa ITERA
dengan presentase sebesar 67%. Persentase penyuka jenis drama korea komedi 39%, 29%
penyuka jenis drama Korea action, 25% penyuka jenis drama Korea horror, dan ada 18%
14
(Annisa, 2013 : 75) menyatakan korean wave melanda Indonesia pada tahun 2002
bertepatan dengan pemutaran drama korea untuk yang pertama kali. Serial drama tersebut
mampu memikat penonton karna ceritanya yang kental dengan suasana percintaan dan
keluarga. Selain itu, kelebihan drama dan film Korea Selatan yang mampu memikat remaja
Indonesia karena aktor dan aktrisnya yang menawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian dengan teori telah terbukti, dimana teori menyatakan bahwa serial drama yang
mengandung suasana percintaan (romance) dan keluarga dapat memikat remaja Indonesia,
hal ini sama dengan halnya pada mahasiswa ITERA dimana mereka lebih menyukai drama
Berdasarkan hasil survey, didapat bahwa mahasiswa ITERA melakukan hal tersebut
saat keadaan suasana hati yang positif dan negatif. Suasana hati yang positif yang dimaksud
adalah suasana hati yang sedang aktif, senang, segar, dan semangat. Sedangkan suasana
negatif yang dimaksud adalah dimana suasana hati sedang merasa sedih, galau, dan sakit.
(Robbins dan Judge, 2008) menyatakan bahwa suasana hati dapat timbul dan berubah-ubah
kapan saja. Suasana hati dapat meningkat karena beberapa faktor, salah satunya yaitu dengan
melihat atau menonton sesuatu hal yang disukai. Berdasarkan teori dan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa untuk meningkatkan suasana hati dapat dilakukan dengan cara menonton
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian Bab III dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
ITERA sudah cukup lama mengetahui budaya Korea dan di simpulkan sebagai berikut :
- Sebagian besar mahasiswa ITERA menyukai budaya korea sudah lebih dari 1 tahun
- Sebagian besar mahasiswa ITERA menyukai drama korea disebabkan budaya nya
- Sebagian besar mahasiswa ITERA mengikuti perkembangan budaya korea setiap hari
- 84% dari Mahasiswa ITERA menyatakan bahwa budaya korea yang disukai dapat
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini, kami ingin memberika
beberapa saran sebagai berikut:
- Kita boleh saja terpengaruh dengan fenomena korean wave tetapi jangan lupakan
tugas utama kita sebagai mahasiswa.
- Sebagai warga negara Indonesia, kita harus tetap menghargai dan mencintai budaya
serta produk dalam negeri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Annisa. 2013. Pengaruh Budaya Pop Korea Terhadap Eksistensi Kebudayaan Asli Indonesia
Fahmi, Ahmad. 2017. Budaya Asing di Indonesia. Jurnal Pendidikan. 3 (2) : 135.
Halgin, R.P & Whitebourne, S.K. 2011. Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanita.
Halgin, Richard & Whitbourne, Susan Krauss. 2011. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis
pada Gangguan Psikologis. Buku 2, Edisi Keenam. Penerjamah Aliya Tusyani, dkk.
Jakarta : Salemba Humanika.
Kim, Eun Mee dan Jiwon Ryoo. 2013. South Korean Culture Gues Global: K-Pop and
Malentika, N. 2016. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Suasana Hati pada Mahasiswa
(Skripsi)
Paul & Grahame Tompson. 1996. Globalization in Question. Jakarta: Buku Obor.
Ratna. 2013. Fanatisme Remaja Indonesia pada Korean Wave. 9 (2): 76-80
17
Robbins, S & Judge, T. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
18
Lampiran 1
19
20
21
22
23
24
Lampiran 2
Biografi Penulis
Febi Ningrum atau biasa dipanggi Febi oleh orang-orang disekitarnya memiliki hobi
membaca buku dan berenang. Ia lahir di Seputih Mataram pada tanggal 08 Februari 2000 dari
pasangan Salamun dan Siti Rahayu. Orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta. Febi memiliki
dua orang kakak bernama Ria Anggraeini yang bekerja sebagai seorang bidan di RSI Asy-
Syifaa Lampung Tengah dan Retno Setiyowati yang kini bekerja sebagai karyawan swasta di
Yogyakarta.
Ia pertama kali masuk sekolah di tahun 2006 – 2012 di SDN 3 Terbanggi Besar.
Waktu SD Febi mengikuti ekstrakulikuler renang dan dokter kecil karna dulu sempat
memiliki cita – cita menjadi dokter. Kemudian setelah lulus SD Febi melanjutkannya ke
SMPN 1 Terbanggi Besar dari tahun 2012-2015. Swaktu SMP Febi mngikuti ekstrakulikuler
pramuka dan pernah mengikuti lomba gerak jalan dan mendapatkan juara 3 di tingkat
kabupaten Lampung Tengah. Setlah lulus SMP kemudian Febi melanjutkan sekolah lagi ke
SMAN 1 Terbanggi Besar. Sesudah lulus SMA pada tahun 2018, Febi kini melanjutkan
25
Nama saya Kevin Guly Ramadhan, biasanya akrab dipanggil Kevin. Saya lahir di
Bandar Lampung, 4 Januari 2000. Saya anak pertama dari dua bersaudara, Ayah saya
bernama Gutami Badrie dan Ibu saya bernama Ellya Rita. Ayah saya adalah seorang Pegawai
Negeri Sipil dan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga. Adik saya perempuan bernama Karyn
Aisya Talya.
Pada saat saya berumur 5 tahun, Saya memulai karir pendidikan di jenjang TK
Kartika II-7 yang berada di kota Bandar Lampung, dan setelah saya di TK saya melanjutkan
di SD Kartika II-5 yang berada di kota Bandar Lampung. Saya selesai pada tahun ajaran
yaitu SMP. Saat SMP saya bersekolah di SMP Negeri 23 yang berada di kota Bandar
Lampung, tepatnya tidak terlalu jauh dari dimana SD saya berada. Di SMP saya menimba
ilmu selama 3 tahun lamanya. Setelah 3 tahun tepatnya pada tahun 2015 saya menyelesaikan
pendidikan SMP dan saya mendapatkan ijasah SMP. Kemudian di lanjutkan ke jenjang
berikutnya yaitu SMAN 7 Bandar Lampung disitu lah saya mengenakan seragam putih abu-
abu dan menuntut ilmu selama 3 tahun, di SMAN 7 ini saya dibentuk menjadi seorang siswa
didik yang diharapkan mampu memimpin ummat dan memiliki bidang profesi yang dapat
menjadi bekal bagi saya nantinya adapun jurusan saya adalah jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Saya melanjutkan pendidikan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Fakultas
Teknik, adapun konsentrasi yang saya ambil Teknik Geologi, dari sini saya telah mengikuti
Semoga jurusan yang saya ambil di perguruan tinggi ini merupakan jurusan yang
26
Nama lengkap Saya adalah Sri Agustina Sanulo Zamili, biasanya akrab dipanggil
dengan sebutan Tina. Saya lahir di Bandarjaya , 10 Agustus 2000. Saya tinggal di Lampung
Tengah, tepatnya di Bandarjaya. Saya merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Nama
ayah Saya adalah Iranius Zamili dan nama ibu Saya adalah Sri Pujiati. Ayah saya bekerja
sebagai Wiraswasta dan ibu saya sebagai Ibu Rumah Tangga. Saya memiliki dua orang kakak
perempuan yaitu Ika Dernis Zamili dan Irene Noviana Zamili. Saya juga memiliki seorang
adik lelaki yaitu Irvon Aprilius Zamili. Saya bersuku Nias dan Jawa Timur.
melanjutkan pendidikan SD di SD Xaverius Terbanggi Besar. Saya lulus dengan nilai yang
baik dan tepat waktu. Lalu saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Xaverius Terbanggi
Besar. Kemudian saya bersekolah di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Saya menyelesaikan
semua pendidikan saya dengan baik. Lalu saya melanjutkan pendidikan saya di perguruan
tinggi Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Di ITERA saya mengambil jurusan farmasi.
Prestasi yang saya dapatkan ada semenjak saya masih TK. Hobi saya lah yang
memberikan beberapa prestasi yang saya dapat. Semenjak TK, SD, SMP, dan SMA, saya
selalu di ikutkan lomba bernyanyi. Saya memenangkan perlombaan FLS2N sampai pada
Semoga saya dapat menyelesaikan pendidikan saya dengan baik dan dapat
27