Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENYEBAB PERGESERAN BUDAYA

Disusun oleh:

Selvi Miana Oktavia (2188201060)


Pili Angga Putra (2188201071)

Mata Kuliah: Seni dan Budaya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya
makalah dengan judul “penyebab pergeseran budaya” ini dengan baik.

Sholawat dan salam selalu terarah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
yang merupakan tongkat penegak islam hingga akhir zaman.

Makalah ini tidak akan selesai tanpa uluran tangan dari berbagai pihak. Untuk itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.

Namun, perlu disadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini, akhirnya semoga bermanfaat untuk kita semua Amin.

Hormat kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ................. 3
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Membaca ............................ 6
2.3 Modal Keberhasilan Membaca ............................................................... 9
BAB III : PENUTUP ............................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan melalui


kegiatan membaca. Tanpa membaca siswa tidak akan bisa memahami buku pelajaran
yang diajarkan. Hakekat membaca adalah sesuatu yang rumit melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual dan
berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata,
interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. (Rahim, 2005 : 2) Bond dan
Wagner berpendapat bahwa membaca merupakan suatu proses menangkap atau
memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya,mengevaluasi
konsep-konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang
dimaksud dari konsep-konsep itu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kemampuan membaca tidak hanya mengoperasikan berbagai keterampilan untuk
memahami kata-kata dan kalimat, tetapi juga kemampuan mengevaluasi, sehingga
memperoleh pemahaman yang komprehensif (Bafadal, 2006 : 193). Jadi membaca
merupakan proses seseorang dalam menangkap suatu pesan dan informasi yang
disampaikan pengarangnya melalui tulisan.

Crawley dan Mountain berpendapat bahwa meningkatkan kecintaan siswa


terhadap membaca diperlukan suatu minat. Minat merupakan kecenderungan yang
tinggi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Minat dapat mendorong
seseorang untuk melakukan kegiatan (Rahim, 2005 : 20). Rubin mengatakan bahwa
guru mempunyai tanggung jawab untuk menumbuhkan minat siswa agar berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik. (Rahim, 2005 : 20). Perlu dicatat bahwa dalam
dunia belajar modern setiap anak berkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan tanda-

1
tanda yang mempunyai arti tertentu akan lebih baik lagi kalau anak tersebut
menyadari bahwa rangkaian huruf-huruf itu mempunyai suatu cerita yang menarik,
maka tentu akan mendorongnya untuk berkenalan dengan kata-kata dan selanjutnya
berniat untuk dapat membaca. (Sutarno NS , 2003 : 20).

Perpustakaan adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan


penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam
infromasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti
buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, computer dan lain-lain
(Yusuf dan Suhendar, 2005: 1).

1.2 Rumusan masalah

1 Apa faktor yang mempengaruhi kemampuan?

2. Bagaimana kondisi minat baca siswa ?

3. Faktor apa yang mempengaruhi minat baca?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan

2. Mengetahui kondisi minat baca siswa.

3. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi minat baca

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Landasan teoritis mengenai belajar membaca sebenarnya tidak berbeda


dengan landasan teoritis mengenai belajar bahasa. Sebagaimana kita ketahui dalam
belajar bahasa terdapat tiga acuan pendekatan yang biasa digunakan sebagai
landasan-pijak bagi proses dan pendekatan prosedural. Gagasan behavioristik tentang
belajar bahasa terutama didasarkan pada teori belajar yang menitikberatkan peran
lingkungan, baik verbal maupun non-verbal dalam pemerolehan hasil belajar. Artinya
proses penguasaan dan kemampuan berbahasa itu, khususnya bahasa pertama,
dikendalikan dari luar si pembelajar dan diperoleh sebagai akibat adanya berbagai
rangsangan yang disodorkan kepada sang pembelajar dan diperoleh sebagai akibat
adanya berbagai rangsangan yang disodorkan kepada sang pembelajar melalui
lingkungannya. Dalam pandangan behavioristik anak dianggap sebagai penerima
pasif dari lingkungannya. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa proses
perkembangan bahasa sangat ditentukan oleh lamanya latihan yang dilakukan oleh
lingkungannya, khususnya apa yang dikenal dengan stimulus-respons.

Gagasan mentalistik atau nativisik menekankan pada aspek kapasitas bawaan


(innate). Para pengusung aliran ini tidak memandang penting pengaruh dari
lingkungan sekitar si pembelajar. Sebaliknya mereka beranggapan bahwa selama
belajar bahasa pertama sedikit-demi sedikit seorang pembelajar akan membuka
kemampuan lingualnya yang secara generic telah diprogramkan pada dirinya. Oleh
karena itu para pengikuti aliran ini lebih condong pada anggapan bahwa bahasa
merupakan pemberian secara biologis. Pemerolehan bahsa menurut mereka terlalu
kompleks dan mustahil dipelajari dalam waktu yang singkat melalui peniruan. Jadi
beberapa aspek penting yang menyangkut sistem bahasa pasti sudah ada pada
manusia secara ilmiah.

3
Sedangkan pendekatan prosedural mencoba menjembatani kedua kubu
ekstrim tersebut dengan memadukan interaksi antara faktor-faktor internal dengan
faktor-faktor eksternal dalam belajar bahasa. Artinya proses penguasaan dan
kemampuan berbahasa seseorang itu selain ditentukan oleh faktor-faktor yang
bawaan juga sangat ditentukan oleh sejauh mana mereka mendapat latihan-latihan,
khususnya lewat kegiatan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar membaca ini, kubu-kubu ekstrim


sebagaimana disebutkan di atas nampak juga dari hasil-hasil riset para pakar
membaca. Yap (1978) misalnya melaporkan bahwa kemampuan membaca seseorang
sangat ditentukan oleh faktor kuantitas membacanya. Tegasnya, kemampuan
berbahasa seseorang itu sangat ditentukan oleh pengaruh sejauh mana (lamanya)
seseorang melakukan aktivitas membaca. Ibarat seorang penerbang, semakin tinggi
jam terbang yang dimilikinya maka akan semakin piawai kemampuan terbangnya,
begitu pula sebaliknya. Untuk menguatkan pendapatnya itu Yap melaporkan hasil
penelitiannya ihwal perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca tersebut sebagai berikut: 65% ditentukan oleh banyaknya waktu yang
digunakan untuk membaca, 25% oleh faktor IQ, dan 10% oleh faktor-faktor lain
berupa lingkungan sosial, emosional, lingkungann fisik dan sejenisnya. Dengan
demikian, menurut Yap jika kita berniat untuk meningkatkan kualitas kemampuan
membaca seseorang maka perbanyaklah melakukan aktivitas membaca. Dengan
demikian Yap termasuk seorang pakar membaca yang beraliran behavioristik, yakni
yang meyakini bahwa pemerolehan kemampuan membaca seseorang itu sebagian
besar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal fari lingkungan.

Berbeda dengan Yap, Burmenister mengatakan bahwa kemampuan membaca


seseorang itu ditentukan oleh faktor intelegensinya (IQ). Hasil riset yang dilakukan
oleh Anderson dan Freeboddy (1981) secara implicit dapat dikatakan menyokong
pendapat Burmeister tersebut. Mereka mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara IQ yang dimiliki oleh seseorang dengan kemampuannya memahami

4
membaca. Smith dan Mc Ginnis (1982) juga mengatakan bahwa orang yang memiliki
intelegensi rata-rataa atau intelegensinya yang lebih baik cenderung dapat menjadi
pembaca-pembaca yang baik. Meskipun demikian mereka tetap mengingatkan bahwa
intelegensi bukanlah segalanya. Ia hanyalah merupakan salah satu dari sekian banyak
faktor yang dapat mempengaruhi belajar membaca. Harris (1970) juga berpendapat
bahwa faktor yang terpenting dalam masalah kesiapan membaca ialah kepemilikan
intelegensi umum. Karena faktor tersebut merupakan angka rata-rata lain sangat jelas.
Witty dan Kopel pun mempunyai pendapat serupa. Mereka berkesimpulan bahwa
seseorang yang memiliki skor IQ di bawah 25, biasanya tidak pernah mecapai
kematangan mental yang layak untuk belajar membaca; yang skor IQ-nya di bawah
50 akan mengalami kesulitan dalam memahami materi bacaan yang abstrak dan
materi- materi lainnya yang sukar; dan mereka yang skor IQ-nya merentang di antara
50 hingga 70 akhirnya akan mampu membaca juga, akan tetapi kemampuannya itu
tidak akan melebihi kemampuan peringkat keempat. Jika ditinjau dari teori belajar di
atas, para pakar tersebut termasuk mereka yang beraliran mentalistik karena mereka
beranggapan bahwa kemampuan membaca itu sangat dipengaruhii oleh unsur-unsur
yang bersifat bawaan, yakni unsur intelensi tersebut.

Sedangkan Ebel (1972:35) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi


tinggi rendahnya kemampuan pemahaman bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan
perkembangan minat bacaannya tergantung pada faktor-faktor berikut: (1) siswa yang
bersangkutan,(2) keluarganya,(3) kebudayaannya, dan (4) situasi sekolah. Begitu pula
Omagio (1984) berpendapat bahwa pemahaman bacaan bergantung pada gabungan
pengetahuan bahasa, gaya kognitif, dan pengalaman membaca. Ahli lain seperti
Alexander (1983-146) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan pemahaman bacaan meliputi program pengajaran membaca,
kepribadian siswa, motivasi, kebiasaan dan lingkungan sosial ekonomi mereka.

Ihwal kaitan status sosial ekonomi dengan kemampuan serta minat membaca
seorang anak ini Benson (1969) menyatakan bahwa kemampuan serta minat

5
membaca anak-anak yang berasal dari masyarakat kelas sosial ekonomi rendah dapat
mencapai 80%. Hal yang sama juga dikatakan oleh Coleman (1940), serta Gough.
Mereka berkesimpulan anak-anak yang berasal dari status sosial ekonomi rendah
umumnya kemampuan membacanya juga rendah.

Burron Claybaugh (1977:25-35) mengatakan bahwa pada tahap-tahap awal


tingkat pencapaian kemampuan dan minat membaca seseorang sangat dipengaruhi
oleh apa yang mereka namakan “kesiapan membaca” (reading readness). Mereka
mengajukan enam hal yang dipandang penting dalam mempertimbangkan reading
readness ini, yakni:

(a) Kepemilikan fasilitas bahasa lisan (oral language facility);

(b) Latar belakang pengalaman (backround experience);

(c) Diskriminasi auditori dan visual (auditory & visual discrimination);

(d) Intelegensi (intelligence);

(e) Sikap dan minta (attitude and interest);

(f) Kematangan emosi dan sosial (emotional and sosial maturity).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

Membaca adalah salah satu aktivitas penting dalam kehidupan sehari-hari.


Setiap hari pastinya kita melewatkan beberapa kata ataupun kalimat yang telah kita
baca, apakah lewat pengumuman, koran, majalah ataupun buku. Setiap bacaan
memiliki daya tarik dan ciri khasnya sendiri sehingga itulah yang menjadi sebab dan
pendorong sipembaca untuk membaca bacaan tersebut. Salah satu metode untuk
memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan membaca. Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi minat membaca adalah :

1. Lingkungan

6
Lingkungan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan
seseorang, dimana kepribadian dan pola fikir seseorang akan terbentuk dari
lingkungannya. Lingkungan yang baik dipengaruhi oleh orang-orang yang akan
memberikan dorongan positif disetiap aspek kehidupannya.

2. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi sangat memberikan dampak positif bagi berbagai


kalangan, terutama kalangan akademisi dan pelajar. Teknologi tentunya juga
memberikan dampak negatif bagi sipengguna teknologi tersebut, salah satunya adalah
dengan adanya teknologi, buku yang biasanya dibaca dengan jumlah eksemplar yang
tebal tak terlihat lagi, karena sudah dikemas dalam bentuk ebook dalam aplikasi
gadged, sehingga minat untuk membaca buku dalam bentuk eksemplar sudah
menurun dan pengguna teknologi lebih sering membuka gadged dari pada membuka
buku.

Banyaknya fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah gadged secara otomatis tidak akan
membuat sipembaca fokus. Bagaimanapun tampilan dan keutamaan yang ditonjolkan
oleh ebook, membaca buku dengan eksemplar tidak akan pernah tergantikan.

3. Copy Paste

Salah satu budaya yang sering terjadi dikalangan pelajar adalah copy paste.
Copy paste sering terjadi apabila pelajar ataupun kalangan pengguna teknologi
lainnya menggunakan komputer ataupun internet untuk mencari tugas, artikel, berita
ataupun informasi yang dibutuhkan.

7
Budaya copy paste sangat berpengaruh terhadap minat baca, karena dengan copy
paste para pengguna teknologi merasa mudah dan diuntungkan, sehingga membaca
tidak lagi dihiraukan.

4. Sarana kurang memadai

Sarana membaca sangat mendorong seseorang untuk membaca. Diantara sarana


membaca adalah buku bacaan, lokasi/tempat membaca yang nyaman. Buku bacaan
yang menarik serta tempat membaca yang nyaman juga akan memberikan daya tarik
tersendiri kepada pembaca.

5. Kurangnya Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, ajakan dan ketertarikan seseorang akan sesuatu.


Motivasi membaca sangat dibutuhkan untuk memdorong seseorang gemar dalam
membaca. Jika seseorang sudah mengetahui dan memahami manfaat dari membaca,
maka seseorang akan menyadari betapa pentingnya membaca dan ketertarikannya
akan semakin tinggi untuk membaca.

Faktor-faktor tersebut akan menjadi pengaruh besar seseorang dalam membaca.


Untuk meningkatkan minat baca seseorang maka hendaknya kita bangun lingkungan
yang positif dengan ajakan dan dorongan baca yang tinggi, memanfaatkan teknologi
dengan positif, menghilangkan budaya copy paste, memberikan sarana yang memadai
bagi pembaca, dan memberikan motivasi kepada anak maupun lingkungan kita agar
melahirkan generasi yang gemar membaca.

8
2.3 Modal Keberhasilan Membaca

Ingin menjadi seorang yang sukses dalam bidang pekerjaan atau profesi yang
akan di geluti atau sedang di jalani merupakan keinginan banyak orang pada saat ini.
Namun, untuk menjadi seorang yang sukses tidaklah semudah yang dipikirkan, Anda
harus bekerja keras dan mempunyai mental yang kuat agar menjadi sukses dan
berhasil dibidang pekerjaan atau profesi yang akan ditekuni atau sedang digeluti.
Selain itu juga banyak modal yang perlu Anda persiapkan untuk menjadi orang yang
sukses. Sehingga Anda akan siap untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan bidang
pekerjaan ataupun profesi yang akan ditekuni ataupun yang sedang Anda jalani.

Terdapat 5 modal yang lebih penting dan lebih mendukung kesuksesan dan
keberhasilan dalam suatu bidang pekerjaan ataupun profesi, adalah modal
kepribadian (personality), pengetahuan (knowladge), keterampilan (skills),
kreativitas (creativity), dan profesionalisme (profesional).

Berikut akan diuraikan mengenai penjelasan ke lima jenis modal untuk meraih
kesuksesan tersebut.

 1. Modal Kepribadian (Personality)

Yang dimaksud dengan modal kepribadian di sini yaitu Anda harus menyadari
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, mengetahui apa yang menjadi hobi,
pengendalian emosi yang baik, memiliki empati yang tinggi dan juga motivasi yang
tinggi.

Motivasi akan membantu Anda untuk terus bertahan dan berjuang. Perlu Anda
ketahui, modal kepribadian bukanlah sebuah warisan dari orang tua, Anda harus
menyadari dan terus berlatih, dan melalui semua tahapan proses yang dapat menjadi
pembelajaran.

9
Memahami dengan benar kekurangan dan kelebihan pada diri sendiri tetapi ingat
Anda juga tidak boleh tinggi hati atas kelebihan yang dimiliki.

Dari penjelasan diatas, dapat kita ringkas bahwa modal kepribadian adalah
suatu kegiatan penguasaan diri. Sehingga Anda harus dapat membawa diri pada hal
yang positif. Hal ini tentu saja akan sangat bermanfaat dan sangat diperlukan untuk
meraih kesuksesan dan keberhasilan dalam menekuni bidang pekerjaan atau profesi
Anda.

Beberapa kunci kesuksesan yang terkait dengan Modal Kepribadian, diantaranya :

•  Tekad

Tekad sebagai kunci kesuksesan. Dibutuhkan kemauan keras dan niat yang
kuat untuk mencapai keberhasilan dalam hidup. Adanya kemauan yang kuat untuk
bekerja tanpa henti, sekalipun mengalami kegagalan, hambatan, kesulitan di
sepanjang jalan.

Kunci kesuksesan dijalani dengan waktu yang tidak sebentar, oleh karena itu
dibutuhkan tekad kuat agar tidak mudah menyerah. Bahkan ketika kunci kesuksesan
membawa pada sukses sesungguhnya, tekad harus tetap berkobar.

•  Disiplin

Salah satu kunci kesuksesan lainnya adalah disiplin. Disiplin membentuk


karakter pribadi seseorang untuk bekerja secara sistem dan mematuhi peraturan yang
berlaku. Bila kita terbiasa dengan disiplin, maka kita tidak akan mudah menunda-
nunda pekerjaan. Ini sangat penting untuk mempercepat kita mencapai kesuksesan.

Apabila kita terbiasa disiplin, otomatis manajemen waktu kita juga sangat
baik. Perlu diingat, waktu adalah hal paling berharga, kita mungkin bisa membeli

10
apapun tapi tidak dengan waktu. Jadi, kesuksesan yang kita raih sangat ditentukan
dengan apa yang kita kerjakan saat ini.

•  Kerja keras

Tanpa adanya kerja keras, semua tindakan yang diambil hasilnya tidak akan
maksimal. Artinya kerja keras memiliki peranan yang penting dalam menentukan
kesuksesan seseorang. Niat dan tekad yang kuat dengan dibarengi kerja keras
hasilnya akan memuaskan. Pepatah mengatakan tidak ada usaha yang mengkhianati
hasil.

•  Jujur

Kejujuran menjadi modal utama dalam meraih kesuksesan. Dengan memiliki


sifat jujur akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain sehingga menjadikan kita
dipercaya oleh banyak orang. Zaman sekarang ini mencari orang jujur sudah sulit,
banyak orang yang tidak bisa dipercaya apalagi masalah keuangan.

Mungkin terselip pertanyaan di benak Anda kenapa sukses membutuhkan


kejujuran? Jawabnya karena kejujuran menjadi pondasi kesuksesan dalam kehidupan,
jika pondasi ini saja tidak kuat maka bangunannya akan runtuh.

•  Perbanyak relasi

Sekarang ini pintar saja tidak bisa menjamin sukses. Membangun relasi yang
baik dengan orang-orang baru adalah hal yang tidak kalah penting, membangun relasi
ini ibaratnya seperti membangun masa depan. 

•  Berani Mengambil Risiko

11
Salah satu kunci kesuksesan lain adalah Anda harus berani mengambil risiko,
saat Anda berani mengambil risiko hasilnya memang bisa berhasil bisa tidak, namun
jika Anda melakukannya dengan baik tentu akan jauh lebih baik dibandingkan Anda
terus ada di zona nyaman. 

Ada banyak keputusan yang akan Anda ambil dalam kehidupan, pengambilan
keputusan ini yang dapat membuat Anda melangkah lebih jauh. Untuk itu apabila ada
kesempatan dalam menentukan suatu hal, cobalah untuk mengambil risiko.

•  Self Starter dan Komitmen

Untuk menjadi seorang yang sukses dan berhasil dalam mengeluti suatu pekerjaan
dan profesi dibutuhkan karakter yang proaktif, penuh semangat.

Selanjutnya adalah komitmen untuk mampu bertahan. Sehingga komitmen untuk


berjuang dan terus berupaya hingga mencapai kesuksesan sangat dibutuhkan.

•  Berani Mengambil Tindakan

Selanjutnya adalah berani mengambil tindakan. Anda harus mengambil tindakan dan
tidak membiarkan Anda hanya berkutat dalam konsep saja.

•  Kesabaran dan Kegigihan

Kesabaran dan kegigihan menjadi faktor keberhasilan selanjutnya. Anda dituntut


untuk bisa bersabar menghadapi berbagai masalah yang muncul di kemudian hari.
Selain itu, sabar dibutuhkan untuk menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi
dalam pekerjaan ataupun profesi yang Anda digeluti.

Kegigihan punya wujud serupa kesabaran. Kegigihan akan membuat Anda kuat
dalam menghadapi berbagai masalah tersebut dan tidak mudah menyerah. Karena

12
kesuksesan yang diraih pasti beriringan dengan sederet masalah. Kegigihan juga
diperlukan dalam mengembangkan pekejaan ataupun profesi, berpikir kreatif, dan
bekerja lebih keras.

•  Banyak belajar

Belajar tidak harus ke bangku sekolah atau kuliah atau belajar hanya pada saat
sekolah atau kuliah saja, tetapi belajar disini identik dengan proses yang dijalani
dalam meraih kesuksesan. Setiap ada kegagalan bisa dijadikan introspeksi terutama
penyebabnya kemudian barulah dicari solusinya.

Ada banyak kegiatan belajar yang bisa diikuti untuk menambah keilmuan seperti
belajar dengan ahlinya, membaca buku atau mengikuti acara pelatihan. Selain itu
Anda juga bisa memanfaatkan media internet untuk menambah wawasan, karena ada
banyak sharing ilmu-ilmu yang dibagikan secara gratis.

•  Mau menerima kritik dan saran

Kritik dan saran yang diberikan orang lain kepada kita menjadi salah satu mentor
yang membimbing menuju kesuksesan. Anda harus bisa menerima kritik atau saran
dari orang lain, intinya jangan merasa terpojok atas kritik dan saran yang diberikan.
Justru Anda harus berterima kasih atas apa yang sudah disampaikan kepada Anda.

2. Modal Pengetahuan

Modal pengetahuan adalah salah satu aspek dalam kunci kesuksesan.


Tentunya pengetahuan atau wawasan di sangat dibutuhkan dalam menunjang bidang
pekerjaan atau profesi yang ditekuni. Memiliki pengetahuan tentang bidang pekerjaan
atau profesi serta pengetahuan umum yang dapat menunjang pekerjaan yang akan
atau sedang dijalani.

13
Setelah memiliki pengetahuannya, Anda perlu menerapkannya ke dalam bidang
pekerjaan atau profesi yang dijalankan. Keterampilan Anda bisa berkembang seiring
menjalankan pekerjaan atau profesi dengan pengetahuan yang dimiliki.

3. Modal Keterampilan

Kunci kesuksesan selanjutnya adalah keterampilan. Tidak ada keterampilan


yang muncul secara instan tanpa melewati berbagai hal. Dengan melewati berbagai
kejadian kita akan semakin terasah dan mudah beradaptasi dalam kondisi apapun.

Keterampilan seperti: komunikasi, manajemen, evaluasi, tampil di depan orang dan


bernegosiasi didapat dengan kemampuan yang terus diasah. Apalagi persaingan
semakin ketat, sehingga keterampilan perlu dibaharui dan dikembangkan agar mampu
bersaing. Semakin orang memiliki keterampilan yang banyak maka peluang untuk
meraih sukses dan keberhasilan juga semakin terbuka.

4. Modal Kreativitas

Seperti yang kita ketahui, di berbagai bidang pekerjaan dan profesi,


persaingan begitu ketat dan kompetitor pasti memiliki strategi untuk memajukan
bidang pekerjaan dan profesi mereka masing-masing. Sehingga untuk dapat meraih
sukses dan keberhasiln dibidang pekerjaan, Anda harus dapat bersaing. Salah satu
modal penting yang dapat digunakan untuk bersaing adalah kreativitas. Kreativitas
sangat penting dalam meraih kesuksesan dan keberhasilan di berbagai bidang
pekeraan ataupun profesi, apalagi jika Anda sedang memiliki keterbatasan.

Melalui modal kreativitas, Anda dapat menciptakan sebuah penemuan baru,


tentunya yang memiliki nilai orisinalitas dan keunikan yang dapat menjadi ciri dari
Anda.

14
Bagaimana cara memperoleh modal kreativitas? Menurut ahli, kreativitas dapat
diperoleh dengan cara berlatih. Beberapa kegiatan yang dapat melatih kreativitas
Anda adalah seperti berlatih berpikir kreatif dengan cara bermain game, mencoba
sesuatu yang baru, berpikir metafora. Ada pula teori yang dapat Anda pakai yaitu
teori SCAMPER. Teori SCAMPER merupakan kegiatan substitusi, modifikasi,
analog, magnifi, put other use, eliminasi, reverse. Misalnya kreatifitas dalam bidang
bisnis atau perdagangan, Anda ingin membuat sebuah produk, maka Anda dapat
mengambil produk lama atau produk orang, kemudian Anda dapat melakukan
modifikasi-modifikasi atas produk tersebut sehingga dapat memberikan nilai tambah.

5. Modal Profesionalisme

Profesionalisme yang dimaksud disini adalah profesionalitas dalam bidang


pekerjaan atau profesi. Jadi modal profesionalisme ini salah satu aspek yang
menentukan kesuksesan dan keberhasilan dalam bidang pekerjaan atau profesi yang
akan atau sedang Anda geluti. Profesionalitas dapat dicapai dengan cara mengerjakan
dengan teliti, memahami keseluruhan proses dan memiliki pengawasan yang baik.
Oleh karena itu, Anda harus berpikir tentang perencanaan yang matang, kemudian
mengeksekusi rencana dengan teliti, baik, benar sehingga hasil yang didapatkan
berstandar tinggi.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat


dikemukakan kesimpulan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta dari kesimpulan yang ada,
implikasi yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian sebagai berikut.

1. Dengan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan

kemampuan memahami bacaan siswa kelas V SD se-gugus II Kecamatan


Gedongtengen Kota Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bahasa Indonesia/guru bidang study
yang lain untuk senantiasa menumbuhkan dan meningkatkan minat baca, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan memahami bacaan yang secara langsung
mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Dengan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan
kemampuan memahami bacaan siswa kelas V SD se-gugus II Kecamatan
Gedongtengen Kota Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi siswa untuk selalu membiasakan dan memperkaya diri
dengan meningkatkan minat baca sekaligus meningkatkan kemampuan memahami
bacaan dengan penuh kesadaran, tanpa adanya paksaan dari siapapun.

3.2 Saran

Penulis mengemukakan saran-saran yang dapat dijadikan bahan masukan dan


pertimbangan sebagai berikut.

16
Hendaknya meningkatkan pengadaan fasilitas perpustakaan dengan menyediakan
buku-buku, kamus dalam jumlah memadai, dan buku-buku bacaan yang menarik
perhatian siswa agar siswa berkeinginan untuk membaca yang dengan sendirinya
minat baca yang dimiliki semakin meningkat sehingga kemampuan memahami
bacaan yang dimiliki juga meningkat.

Hendaknya meningkatkan minat baca siswa dengan menginformasikan bahan


bacaan yang menarik siswa agar mau membacanya, mencari bahan bacaan yang
sesuai dengan topik yang akan dibicarakan di kelas, dan memberikan tugas yang
berhubungan dengan peningkatan minat baca siswa.

Siswa hendaknya memiliki motivasi untuk meningkatkan minat membaca


sejak dini dengan menanamkan diri bahwa membaca merupakan suatu kebutuhan dan
meningkatkan minat membaca bahan-bahan bacaan dan dapat memperkaya kosakata
yang dimiliki guna menunjang kemampuan memahami bacaannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fitotunnisa. 2008. Paragraf deduktif. http//:fitrotunnisa.blogspot.com/2008/07/

paragraf deduktif.html

Finoza, L. 2007 - 2008. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan


Bahasa. Cetakan XII. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Maimunah, S. A. 2007. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sakri, A. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.

Saukah, A. dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi IV. Malang: IKIP

Malang.

Sunarno. 2007. Paragraf Induktif. http//:sunarno5-wordpress.com/2007/12/12/06/

paragraf-induktif

18

Anda mungkin juga menyukai