Anda di halaman 1dari 25

GAYA BAHASA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIALISASI PADA

SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN BAIK DAN BENAR

Disusun oleh :

RAHMAT FEBRIAN SAPUTRA

SMAN 1 PANGKEP

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan. penulis kemudahan sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan tepat waktu Shalawat serta salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di akhirat nanti penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas
limpahan nikmat-nya, baik berupa sehat secara fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul "Gaya bahasa dan pengaruhnya terhadap
sosialisasi pada siswa sekolah menengah atas dengan baik dan benar.”

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Nurliah S.Pd selaku guru
pembimbing dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dan dari awal hingga selesai penulis juga banyak mengucapkan terima kasih kepada bapak
dan ibu selaku orang tua penulis yang telah mendoakan penulis hingga Karya Tulis Ilmiah (KTI)
selesai.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan persyaratan yang wajib dikerjakan, untuk
memperoleh nilai semester genap pada tahun ini, sekaligus melatih penulis dalan membuat
Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan baik dan benar sesuai dengan struktur dan kaidah Karya Tulis
Ilmiah (KTI).

Pangkajene, 27 januari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
SAMPUL.................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................5

1.3. Hipotesis..................................................................................................................................6

1.4. Manfaat Penulisan....................................................................................................................6

1.5. Tujuan Penulisan......................................................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................................................................

2.1. Pengertian menurut para ahli………………………………………………………………………………………………8

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN...........................................................................................................

3.1. Pengertian..............................................................................................................................11

3.2. Jenis Penelitian......................................................................................................................12

3.3. Desain penelitian....................................................................................................................13

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH.............................................................................................................

4.1. Pernyataan Umum..................................................................................................................14

4.2. Hasil penelitian......................................................................................................................15

BAB V PENUTUP....................................................................................................................................

5.1. Kesimpulan..........................................................................................................................22

5.2. Saran....................................................................................................................................24

1. Saran bagi pembaca........................................................................................................24

2. Saran bagi pemerintah....................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan dengan
jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum.gaya social juga bisa di artikan dengan
mengungkapkan pikiran melalui social secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian seseorang

Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan
lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam
kehidupan social. Sedangkan pengertian sosialisasi dalam arti luas adalah suatu
proses interaksi dan pembelajaran yang dilakukan seseorang sejak ia lahir hingga
akhir hayatnya di dalam suatu budaya masyarakat

 Gaya bahasa menurut Aminuddin (1995: 5) mengemukakan bahwa style atau gaya
bahasa merupakan cara yang digunakan oleh pengarang dalam memeparkan
gagasannya sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai.
 Gaya bahasa menurut Harimurti (dalam Pradopo, 1993: 265) adalah pemanfaatan
atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, lebih khusus adalah
pemakaian ragam bahasa tertentu untuk memperoleh efek tertentu. Efek yang
dimaksud dalam hal ini adalah efek estetis yang menghasilkan nilai seni.
 Gaya bahasa menurut Achmadi (1988: 155-156) adalah kualitas visi,
pandangan seseorang, karena merefleksikan cara seorang pengarang memilih dan
meletakkan kata-kata dan kalimat-kalimat dalam mekanik karangannya. Gaya
bahasa menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik ataupun
buruk, senang, tidak enak dan sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan
karena pelukisan tempat, benda-benda, suatu keadaan atau kondosi tertentu.

4
 Pengertian Sosialisasi Menurut Tokoh Peter L Berger adalah proses belajar seorang
anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam kehidupan
masyarakat.
 Pengertian Sosialisasi Menurut Tokoh Charles R Wright mengatakan pengertian
sosialisasi adalah proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya.
Dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma norma sosialnya,
sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan harapan
dari orang lain.
 Pengertian Sosialisasi Menurut Tokoh Soerjono Soekanto mengatakan sosialisasi
adalah proses sosial tempat seorang individu.Mendapatkan pembentukan sikap
untuk berperilaku yang mana sesuai dengan perilaku orang orang di sekitarnya
tersebut.

Gaya social adalah cara mengungkapkan pikiran melalui social secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian seorang manusia. Gaya social ialah
pemanfaatan kekayaan social, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-
efek tertentu, keseluruhan ciri social sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Alasan penulis memilih judul “gaya Bahasa dan pengaruhnya terhadap sosialisasi
pada siswa sekolah menengah atas” adalah gaya Bahasa sangat penting karena bisa di
jadikan sebagai alat berkomunikasi dan untuk menyakinkan atau mempengaruhi
pembaca/pendengar. Sedangkan sosialisasi sangat penting agar dapat beradaptasi
pada lingkungan masyarakat luas dan mempererat hubungan dalam bermasyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan rumusan masalah


sebagai berikut :

5
1. Bagaimana cara berbahasa yang baik di lingkungan sekolah?

2. Mengapa gaya social sangat penting?

3. Mengapa proses sosialisasi di sekolah memiliki pengaruh yang besar?

1.3. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat merumuskan jawaban


sementara sebagai berikut :

Cara berbahasa yang baik di lingkungan sekolah yaitu menggunakan kosa kata
yang sopan , mendengarkan dengan baik jika lawan sedang berbicara,tidak menyela
orang yang berbicara ,menatap wajah lawan bicara,tidak membicarakan keburukan
orang lain,dan jangan berbicara terlalu cepat agar mudah di mengerti. Gaya social
berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan atau mempengaruhi pendengar. Gaya social
juga berkaitan dengan suasana pengarang.

Proses sosialisasi adalah proses belajar. Yaitu proses akomodasi dimana individu
menahan mengubah impuls- impuls dalam dirinya lalu diikuti oleh pewarisan cara
hidup atau kebudayaan masmasyarakatnya. Dalam sosialisasi individu mempelajari
kebiasaan, sikap, ide-ide, nilai-nilai, tingkah laku dalam masyarakat dimana ia hidup.
Semua sikap dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan secara sistematis dalam dirinya.

1.4. Manfaat penulis

Dari hipotesis yang telah di jelaskan dan di paparkan di atas maka penulis dapat
merumuskan manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah(KTI) ini sebagai berikut ;

Bagi penulis sendiri karya tulis ilmiah (KTI) ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana keadaan, kondisi dan bagaimana gaya social seorang siswa di sekolah
menengah atas, penulis juga akan mendapatkan informasi mengenai gaya social di

6
lingkungan sekolah serta dapat menambah wawasan ilmu tentang gaya social
khususnya di lingkungan luas seperti lingkungan sekolah.

Bagi pembaca karya tulis ilmiah (KTI) ini akan memberikan wawasan dan
informasi betapa kurangnya gaya social yang baik di kalangan siswa sekolah, pembaca
juga akan mendapatkan pemikiran yang akan mendorong keinginan pembaca untuk
menggunakan social yg baik dan benar yang seiring waktu akan muncul kebiasaan
menggunakan atau berbahasa dengan gaya yang baik dan benar.

1.5. Tujuan penulisan

Dari manfaat peulisan yang telah di tuliskan dan di paparkan di atas maka
penulis dapat menuliskan tujuan penulisan dari karya tulis ilmiah (KTI) ini sebagai
berikut :

Gaya social yang baik sangat penting untuk seorang pelajar siswa atau siswi, agar
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan social yang sopan. Gaya Bahasa di sekolah
bukan hanya untuk menciptakan karakter dan tata krama yang baik, tetapi dengan
adanya gaya Bahasa di sekolah akan sangat berpengaruh di lingkungan sekolah dan
diharapkan murid-murid agar berbahasa dan berkarakter dengan baik.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka penulis tertarik dan ingin


mengetahui lebih lanjut kondisi gaya Bahasa di sekolah menengah atas, sehingga
penulis memilih judul tersebut untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut tentang
tentang “Gaya social dan pengaruhnya terhadap sosialisasi pada siswa sekolah
menengah atas dengan baik dan benar”. Sehingga dengan karya tulis ilmiah ini siswa
dapat mengetahui bagaimana kondisi atau keadaan gaya social di sekolah.

7
BAB II

KAJIAN TEORI
Gaya bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu
yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri social sekelompok
penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan
maupun tertulis.

Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan
lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam
kehidupan social.

Gaya bahasa menurut Aminuddin (1995: 5) mengemukakan bahwa style atau gaya
ocial merupakan cara yang digunakan oleh pengarang dalam memeparkan gagasannya
sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa gaya bahasa merupakan


indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan meperkenalkan serta
membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal yang lain lebih
umum.

Gaya bahasa menurut Harimurti (dalam Pradopo, 1993: 265) adalah pemanfaatan
atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, lebih khusus adalah
pemakaian ragam bahasa tertentu untuk memperoleh efek tertentu. Efek yang dimaksud
dalam hal ini adalah efek estetis yang menghasilkan nilai seni.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa gaya bahasa merupakan


bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk
meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.

Gaya bahasa menurut Achmadi (1988: 155-156) adalah kualitas visi, pandangan
seseorang, karena merefleksikan cara seorang pengarang memilih dan meletakkan kata-
kata dan kalimat-kalimat dalam mekanik karangannya. Gaya bahasa menciptakan

8
keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik ataupun buruk, senang, tidak enak
dan sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan karena pelukisan tempat, benda-
benda, suatu keadaan atau kondosi tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa gaya bahasa merupakan


sesuatu yang memberikan ciri khas pada sebuah teks. Teks pada giliran tertentu dapat
berdiri semacam individu yang berbeda dengan individu yang lain.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan


ocial yang diberi gaya dengan menggunakan ragam bahasa yang khas dan dapat
diidentifikasi melalui pemakaian bahasa yang menyimpang dari penggunaan bahasa
sehari-hari atau yang lebih dikenal sebagai bahasa khas dalam wacana sastra. Gaya bahasa
merupakan bentuk pengekspresian gagasan atau imajinasi yang sesuai dengan tujuan dan
efek yang akan diciptakan.

Pengertian Sosialisasi Menurut Tokoh Peter L Berger adalah proses belajar seorang
anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa sosialisasi adalah proses


belajar yang mana dialami oleh seseorang untuk dapat memperoleh
pengetahuan.Tentang nilai dan norma norma, agar seseorang itu dapat berpartisipasi
sebagai anggota kelompok suatu masyarakat tersebut.sosialisasi juga merupakan suatu
hubungan interaktif.Dimana seseorang dapat mempelajari kebutuhan ocial dan kultural
yang menjadikan sebagai anggota masyarakat tersebut.

Pengertian Sosialisasi Menurut Tokoh Charles R Wright mengatakan pengertian


sosialisasi adalah proses ocial individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya. Dan
menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma norma sosialnya, sehingga
membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan harapan dari orang lain.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa sosialisasi adalah proses


untuk mempelajari nilai, norma, peran dan semua hal persyaratan lainnya.Yang mana
diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan ocial

9
masyarakat.sosialisasi juga merupakan suatu proses yang dapat membantu anggota
masyarakat dalam hal belajar.Dan menyesuaikan diri serta bagaimana cara hidup dan
cara berpikir kelompoknya.Tujuannya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam suatu
kelompok masyarakat tersebut

Pengertian Sosialisasi Menurut Tokoh Soerjono Soekanto mengatakan sosialisasi


adalah proses ocial tempat seorang individu.Mendapatkan pembentukan sikap untuk
berperilaku yang mana sesuai dengan perilaku orang orang di sekitarnya tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa sosialisasi adalah


merupakan proses dari penyampaian sesuatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain.Dimana untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik secara
langsung dan tidak langsung.proses membangun.Atau menanamkan nilai nilai kelompok
pada diri seseorang individu yang di dalam masyarakat.proses dalam memperoleh
kepercayaan, sikap, nilai, dan kebiasaan dalam suatu kebudayaannya.

10
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1. Pengertian

Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.

Tentang istilah “Penelitian” banyak para ahli/sarjana yang mengemukakan


pendapatnya, seperti :
a. David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
b. J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis.
c. Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
d. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan
atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah
itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

11
Dari batasan-batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.
Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara
terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari,
menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat
dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu
pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

3.2. Jenis Penelitian

1. Kualitatif
Penggunaan penelitian kualitatif digunakan oleh seseorang yang ingin tahu
suatu masalah yang terjadi dengan cara “sangat mendalam”. Oleh sebab itu
metode yang digunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, pengamatan,
pencatatan. Bahkan ada peneliti yang merasakan sendiri apa yang terjadi di
lapangan dan mengikuti informannya berada. Metode kualitatif digunakan untuk
kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Di
jelaskan pada saat bila masalah penelitian belum jelas, Kondisi semacam ini cocok
diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk
ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour questions, sehingga masalah
akan ditemukan dengan jelas.
2. Kuantitatif
Penelitian kuantitatif biasanya digunakan dalam penelitian yang bertujuan
untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan
statistik, untuk menunjukan hubungan antara variabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan

12
banyak hal. Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survey,
dan korelasi. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap,
rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang
dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kuantitatif, proposalnya lebih singkat
dan tidak banyak kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan
biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.
Metode kuantitatif digunakan apabila masalah yang merupakan titik tolak
penelitian sudah jelas. Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya
dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan
praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam Menyusun proposal
penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian
sendiri maupun dokumentasi.

3.3. Desain penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun


sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitinya. Jenis desain penelitian ini termasuk dalam ekspos
fakto. Dalam penelitian ex-postfacto tidak ada kelompok kontrol atau kegiatan pre
tes. Hubungan sebab dan akibat antara subjek satu dengan subjek yang lain diteliti
tidak manipulasi, karena penelitian ex- post facto hanya mengungkap gejala-gejala
yang ada atau telah terjadi. Fakta dalam penelitian ini diungkapkan apa adanya dari
data yang terkumpul. Dengan demikian penelitian ini mengungkapkan hubungan
dari variabel-variabel yang ada.

Peneliti menyampaikan rancangan penelitian dan membuat kesepakatan dengan


para siswa yang ada di sekolah mengenai tahapan-tahapan penelitian. Penulis akan
melakukan penelitian sosialisasi dan gaya Bahasa yang ada di sekolah melalui system
observsi.

13
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

4.1. Pernyataan Umum

Gaya merupakan pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu


untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri sekelompok penulis sastra
dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis. Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style.
Gaya bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari diksiatau pilihan kata yang
mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untuk
menghadapi situasi tertentu. Persoalan itu, persoalan gaya bahasa meliputi semua
hirarki kebahasaan: pilihan kata secara individual, frasa, klausa dan kalimat, bahkan
meliputi sebuah wacana secara keseluruhan. Jangkauan gaya bahasa sebenarnya
sangat luas, tidak hanya meliputi unsur-unsur kalimat yang mengandung corak-corak
tertentu, seperti yang umum terdapat dalam retorika-retorika klasik.

Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis pada hakikatnya adalah cara
menggunakan bahasa yang setepat-tepatnya untuk melukiskan perasaan dan pikiran
penulis yang berbeda dari corak bahasa sehari-hari dan bersifat subyektif. Majas
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran,
gaya bahasa penegasan dan gaya bahasa pertentangan.

Gaya bahasa dapat menilai pribadi seseorang, watak, dan kemampuan


seseorang yang mempergunakan bahasa itu sendiri. Semakin baik gaya bahasanya,
semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa
seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan padanya.

Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara pengungkapan
pikiran melalu i bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian

14
penulis (pemakai bahasa), (Keraf, 2010 :112). Gaya bahasa atau style adalah
pemanfaatan atas kekayaan

bahasa oleh seseoarang dalam bertutur atau menulis; pemakaian ragam


tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu: keseluruhan ciri-ciri bahasa
sekelompok penulis sastra: cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulis atau lisan Hasan. Gaya bahasa juga bermakna cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Gaya bahasa ini bersifat individu dan
dapat juga bersifat kelompok. Gaya bahasa yang bersifat individu disebut idiolek,
sedangkan yang bersifat kelompok (masyarakat) disebut dialek. Gaya Bahasa
memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan watak, dan kemampuan
seseorang ataupun masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan


dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum.. Gaya bahasa dan kosakata
mempunyai hubungan erat, hubungan timbal balik. Semakin kaya kosakata
seseorang, semakin beragam pulalah gaya bahasa yang dipakainya. Peningkatan
pemakaian gaya bahasa jelas memperkaya kosakata pemakainya. Itulah sebabnya
dalam pengajaran bahasa, pengajaran gaya bahasa merupakan suatu teknik penting
untuk mengembangkan kosakata para siswa.

4.2. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, Pihak yang berperan dalam melakukan


sosialisasi nilai kepada siswa adalah seluruh warga sekolah termasuk tenaga
pendidik dan kependidikan melalui pemberian contoh teladan yang nyata kepada
siswa, meskipun pihak paling berperan dalam proses sosialisasi nilai kepada siswa
adalah wali kelas, guru BK dan guru mata pelajaran agama, PKn dan Sosiologi. Siswa
cenderung menjadikan gurunya sebagai role model dalam berperilaku. Sikap
menjadikan guru selaku role model dalam berperilaku ini termasuk kedalam

15
penerapan Teori Belajar Sosial dari Bandura. Sutrisno menyatakan bahwa
mengharapkan siswa berperilaku baik, menghormati dan menghargai sesamanya,
maka guru harusmemberi contoh dengan menghargai keberadaan siswa secara utuh
layaknya individu lainnya dengan memberikan perlakuan yang baik layaknya
individupada umumnya karena siswa bukanlah objek yang hanya berperan sebagai
penerima dari berbagai perlakuan guru, baik yang positif maupun negatifsehingga
siswa memiliki potensi untuk meniru perilaku gurunya. Tenaga pendidik dan
kependidikan dalam mensosialisasikan nilai pada siswa lebih dominan menerapkan
pola sosialisasi partisipatif. Damsar mengemukakan bahwa pola sosialisasi
partisipatif menekankan pada pemberian imbalan dan hukuman, komunikasi secara
verbal, partisipasi anak dan pemenuhan kebutuhan anak.

Bandura mengemukakan teori Belajar Sosial yang menekankan proses


pembelajaran sosial dan moral dengan mengacu pada peniruan dari perilaku yang
dicontohkan oleh orang lain pada sasaran dari sosialisasi, teori ini mementingkan
pengkondisian (conditioning) kepada sasaran sosialisasi agar berperilaku sesuai
dengan keinginan dari pihak yang mengadakan proses pembelajaran melalui
pemberian reward dan punishment, sehingga individu akan berfikir dan
memutuskan perilaku sosial manakah yang perlu dilakukan dan dapat ditiru.
Sekolah adalah lembaga sosial yang bergerak dalam sektor pendidikan yang
memiliki kendali dalam menyampaikan berbagai hal melalui sosialisasi, antara lain
terkait nilai-nilai sosial, peraturan sekolah serta visi, misi dan tujuan yang perlu
diwujudkan sekolah melalui keterlibatankeseluruhan warga sekolah. Sehingga
warga sekolah SMA Negeri 1 Pangkep berperan serta bertanggungjawab untuk
mensosialisasikan nilai yang berlaku di sekolah maupun masyarakat. Suharsaputra.
menyatakan bahwa sekolah merupakan. .sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan dekat maupun lingkungan jauh (remote environment)”.

16
Didalam hal ini, sekolah bertanggung jawab untuk membetuk perilaku siswa
agar sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Didalam proses sosialisasi nilai
kepada siswa, pihak sekolah memberikan perlakuan yang sama kepada semua siswa,
tanpa memandangorangtua maupun latarbelakang ekonomi melalui berbagai
macam kegiatan serta pembiasaan agar berperilaku sesuai nilai yang berlaku di
masyarakat. Elmubarok, mengemukakan bahwa penanaman nilai pada siswa
dilakukan melalui pemberian berbagai pengalaman pada siswa di sekolah yang
diwujudkan melalui pemberian contoh perilaku guru yang baik sehingga dapat
ditiru, penilaian adil yang diterapkan kepada siswa melalui perlakuan adil tanpa
membeda-bedakan, iklim sekolah yang menyenangkan serta lingkungan yang sehat
melalui penanaman sikap positif seperti pemberian penghargaan terhadap berbagai
keunikan serta perbedaan dalam diri siswa. Sulton pun mengemukakan nilai
yangberlaku di sekolah dan masyarakat dapat disampaikan dan disosialisasikan
dalam proses pembelajaran melalui upaya menjadikan seluruh rangkaian
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran sebagai upaya transformasi nilai dan
norma dengan melibatkan guru, siswa, warga sekolah, orang tua, bahkan
lingkungan sekitar sekolah; mempertimbangkan kurikulum dan memikirkan
bagaimana penyampaian fokusan nilai dapat tersampaikan dalam berbagai materi
pembelajaran yang berbeda. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Titin yang
berjudul ‘Peran Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian
Akhlak Mulia Siswa SMANSA yang mengemukakan bahwasekolah memperoleh
mandat tegas untukmensosialisasikan nilai dan norma kebudayaan bangsa dan
negaranya. Sehingga sekolah mengadakan proses pendidikan dan pengajaran di
dalam sekolah.

Melalui proses pendidikan, anak anak diperkenalkan pada nilai dan norma
atau budaya masyarakat, bangsa, dan negaranya,sehingga diharapkan dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Notonegoro membaginilai dalam beberapa kategori yaitu Nilai materiil yang

17
berguna bagi unsur jasmani manusia; Nilai vital, yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan aktivitas; dan Nilai kerohania yang berguna bagi rohani
manusia terbagi kedalam nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral dan nilai
keagamaan. Secara umum, keseluruhan nilai yang dikemukakan oleh Notonegoro
telah disosialisasikan oleh tenaga pendidik dan kependidikan secara langsung
maupun tidak langsung meskipun pada pelaksanaannya lebih menekankan pada
nilai moral dan keagamaan. Selain nilai-nilai yang disebutkan oleh Notonegoro,
siswa SMA Negeri 1 Pangkep pun ditanamkan nilai untuk menghargai dan
mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki daerahnya yaitu Kabupaten
Pangandaran. Hal ini diwujudkan dengan diadakannya ekstrakulikulerEnglish club
yang secara tidak langsung melatih siswa untuk mejadi tour guide di berbagai objek
wisata yang tersebar di kabupaten pangandaran serta berbagai pelatihan
kewiarusahaan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dikawasan
kabupaten pangandaran.

Arnett mengemukakantujuan utama sosialisasi nilai yaitu Mengontrol impuls


atau emosi individu serta mengembangkan hati nurani guna menjadi individu
bermoral, dan membiasakan siswa agar berperilaku sesuai perannya di masyarakat
dan menanamkan makna kehidupan agar lebih menghargai kehidupan yang
diberikan tuhan. Sosialisasi nilai yang diterapkan di SMA Negeri 1 Pangkep
umumnya menggunakan pola sosialisasi partisipatif yang lebih menekankan kepada
partisipasi dan kesadaran siswa dalam melaksanakan hal-hal yang sesuai dengan
nilai yang berlaku di sekolah. Kumanto Sunarto mengemukakan sosialisasi
partisipatif merupakan cara orang dewasa menyampaikan nilai serta aturan yang
menekankan pada otonomi serta keterlibatan anak dan memberikan imbalan
terhadap perilaku anak yang dianggap baik. Pelaksanaan sosialisasi nilai
menggunakan pola sosialisasi partisipatif diantara tenaga pendidik dan
kependidikan di SMA Negeri 1 Pangkep telah cukup tepat. Damsar memaparkan
ciri-ciri pola sosialisasi partisipatif yaitu pemberian imbalan bagi perilaku yang baik

18
dan diwujudkan oleh agen sosialiasasi melalui pujian serta hadiah; apabila terdapat
siswa yang melakukan pelanggaran atau berperilaku tidak sesuai nilai yang berlaku
maka akan ditegur; melibatkan siswa dalam berbagai pengambilan keputusan yang
menyangkut siswa tersebut; Menerapkan Komunikasi secara lisan sebagai interaksi
dan mensosialisasikan nilai serta aturan yang ingin ditanamkan pada siswa.

Gaya bahasa seringkali kita ketahui, yaitu retorika dalam istilah, yaitu stillus
berarti style berasal dari bahasa latin, perangkat untuk menulis pada lempengan lili.
Pada perkembangan zaman, style yang dimaksud akan berubah pengertian menjadi
kemampuan dalam keahlian menulis. Dengan demikianlah, perubahan peristilahan
style atau gaya bahasa berubah bagian dari diksi, untuk mempertanyakan cocok
tidaknya dalam pemilihat kata, klausa atau frasa memaksudkan keaadaan tertentu.
Dengan demikian, permasalahan gaya bahasa mencakup semua hierarki
kebahasaan, pilihan kata, frasa, klausa, kalimat, wacana, sehigga ucapan secara
tersirat dibalik wacana. Jadi, capaian gaya bahasa sangat besar, lebih dari itu yang
mencakup unsur-unsur kalimat mengandung motif tertentu. Terlihat dari sekian
banyaknya orang, banyak orang yang mengidentifikassikan gaya bahasa dan majas
sama. Tentu saja hal itu salah kaprah. Majas berbeda dengan gaya bahasa, tetapi
majas pecahan dari gaya bahasa.

Terdapat dalam buku praktis menjelaskan majas merupakan bahasa yang


diperuntukan memiliki makna melampaui dari batas lazim. Hal itu, pemakaian
bahasa selalu menyimpang dari rumusannya yang jelas. Dalam pemilihan dan
penggunaan diksi yang tepat tentu akan memperkuat gaya bahasa setelah
dikomunikasikan. Jadi, majas juga merupakan alat untuk menunjang gaya. Semakin
jelas bahwa majas seperti simile, personifikasi, litotes, dll bukan gaya bahasa
melainkan unsur gaya Bahasa. Pendayagunaan gaya bahasa terdapat empat gaya
bahasa, yaitu gaya bahasa pertentangan, perbandingan, pertautan, dan perulangan.

19
Berdasarkan data penelitian ragam gaya bahasa sering digunakkan dalam proses
pembelajaan di kelas Guru yaitu:

a. Polisidenton ialah gaya bahasa kebalikan dari pengertian asindenton. Sidenton


merupakan bentuk gaya bahasa, berupa acuan padat dan pampat yang mana dalam
rumpun kata, klausa atau frasa, sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
Misalnya: Anak-anak Parole tasnya simpan di rak biru kemudian simpan sepatu di
rak kuning, setelah itu masuk kelas dan duduk dibangku sendiri-sendiri ya. Kalimat
tersebut memberikan kalimat penegasan dengan kata benda lalu guru
menggunakan kata penghubung misalnya kemudian dan setelah itu.
b. Retorik biasa disebut ilmu, seninya berbicara, memerintah kontruksi kata,
memaparkan atau membujuk orang lain agar mudah dipahami dan diterima
pendengar juga terkesan atas apa yang telah dituturkan. Retorika juga disebutkan
dalam bahasa inggris sering disebut rhetoric, beralih kedalam bahasa latin rethorika
sedangkan bahasa Yunani rethor yang berarti ilmu berbicara, yaitu seninya dalam
berbicara atau menguasai berbicara Gaya bahasa retorik meliputi aliterasi , asonansi,
anastrof, apofasis dan apostrof. Misalnya: Bukankah mencuri itu perbuatan tidak
terpuji? Kalimat tersebut yang dilontarkan ke anak didik yang menanyakan bahwa
mencuri itu tindakan yang kurang baik dan tidak patut untuk ditiru. Kalimat
tersebut semua orang tahu jawaban pertanyaan itu sehingga tidak perlu dijawab
karena kalimat tersebut tidakmemerlukan jawaban baik orang yang menanyakannya
atau pun orang yang ditanya.
c. 3)Apositif asal kata dari aposisi, sesuai KBBI aposisi adalah ekpresi/ ungkapan
mempunyai fungsi melebihkan atau menyampaikan tuturan sebelumnya kedalam
kalimat secara berhubuungan Dilihat dari konteks frasa, apositif mempunyai kata
arti untuk menjelaskan kata sebelumnya. Misalnya: Wah gambarnya Rani sangat
bagus, mugkin jika ditambahkan kasta yang beragam semakin terlihat indah.
Kalimat tersebut merujuk kepada kata sebelumnya misalnya gambarnya Rani sangat
bagus kemudian ditambahkan keterangan lagi misalnya jika ditambahkan warna

20
yang beragamsemakin terlihat ibdah. Sehingga menjelaskan ungkapan kata
sebelumnya dan terdapat keterangan tambahan yang diselipkan.
d. Metafora Metofora seperti analogi yang akan dibandingkan dua hal secara langsung,
tetapi mempunyai bentuk singkat, seperti kata “Bunga Bangsa”, “Buaya Darat, dll.
Metafora merupakan sebagai perbandingan yang langsung tidak boleh digunakan
ibarat kata (seperti, bak, bagai), dan sebagainya. Tetapi jelas pokok pertama
berkaitan langsung dengan pokok selanjutnya. Misalnya: Lihatlah lingkungan
sebelah kanan lebih besar dibanding lingkaran sebelah kiri. Pada kalimat tersebut
guru menggunakan kata lingkaran sebelah kanan lebih besar dibandingkan
lingkaran sebelah kiri. Dalam kata tersbut guru membandingkat lingkaran sebelah
kanan lebih besar dari pada lingkara sebelah kiri. Sehingga, ada pengungkapkan
suatu makna dengan penekanan pada kesan yang akan ditibulkan.
e. Tropen, yaitu majas perbandingan yang akan memberikan penjelasan suatu aktivitas
memakai kata yang berselisih, akan tetapi, mempunyai persamaan makna.
Tujuannya adalah untuk memberikan penekanan pada kalimat tersebut. Misalnya:
Karena diawal masuk tadi sudah bermain, maka sekrang saatnya belajar ya. kalimat
tersebut, menandakan sebuah aktivitas yaitu bermain sehingga guru
menggambarkan aktivitasnya dengan kata bermain.
f. Metonimia disebut juga macam gaya bahasa yang dipergunakan nama barang
sesuatu yang saling berkaitan erat sebelumnya. Misalnya:Tolong ambilkan ibu
hansaplast diatas meja guru. Kalimat tersebut seorang guru menyyuruh peserta
didik untuk engambilkan hansaplast,padahal hansaplast yang dimaksud adalah
perban. Oleh karena itu, kata hansaplast tersebut bukanlah benda aslinya
melainkan sebuah pembalut luka.

21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bahasa oleh seseoarang dalam bertutur atau menulis; pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu: keseluruhan ciri-ciri bahasa
sekelompok penulis sastra: cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulis atau lisan Hasan. Gaya bahasa juga bermakna cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Gaya bahasa ini bersifat individu dan
dapat juga bersifat kelompok. Gaya bahasa yang bersifat individu disebut idiolek,
sedangkan yang bersifat kelompok (masyarakat) disebut dialek. Gaya Bahasa
memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan watak, dan kemampuan
seseorang ataupun masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan


dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum.. Gaya bahasa dan kosakata
mempunyai hubungan erat, hubungan timbal balik. Semakin kaya kosakata
seseorang, semakin beragam pulalah gaya bahasa yang dipakainya. Peningkatan
pemakaian gaya bahasa jelas memperkaya kosakata pemakainya. Itulah sebabnya
dalam pengajaran bahasa, pengajaran gaya bahasa merupakan suatu teknik penting
untuk mengembangkan kosakata para siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, Pihak yang berperan dalam melakukan


sosialisasi nilai kepada siswa adalah seluruh warga sekolah termasuk tenaga
pendidik dan kependidikan melalui pemberian contoh teladan yang nyata kepada
siswa, meskipun pihak paling berperan dalam proses sosialisasi nilai kepada siswa
adalah wali kelas, guru BK dan guru mata pelajaran agama, PKn dan Sosiologi. Siswa

22
cenderung menjadikan gurunya sebagai role model dalam berperilaku. Sikap
menjadikan guru selaku role model dalam berperilaku ini termasuk kedalam
penerapan Teori Belajar Sosial dari Bandura. Sutrisno menyatakan bahwa
mengharapkan siswa berperilaku baik, menghormati dan menghargai sesamanya,
maka guru harusmemberi contoh dengan menghargai keberadaan siswa secara utuh
layaknya individu lainnya dengan memberikan perlakuan yang baik layaknya
individupada umumnya karena siswa bukanlah objek yang hanya berperan sebagai
penerima dari berbagai perlakuan guru, baik yang positif maupun negatifsehingga
siswa memiliki potensi untuk meniru perilaku gurunya. Tenaga pendidik dan
kependidikan dalam mensosialisasikan nilai pada siswa lebih dominan menerapkan
pola sosialisasi partisipatif. Damsar mengemukakan bahwa pola sosialisasi
partisipatif menekankan pada pemberian imbalan dan hukuman, komunikasi secara
verbal, partisipasi anak dan pemenuhan kebutuhan anak.

Sekolah adalah lembaga sosial yang bergerak dalam sektor pendidikan yang
memiliki kendali dalam menyampaikan berbagai hal melalui sosialisasi, antara lain
terkait nilai-nilai sosial, peraturan sekolah serta visi, misi dan tujuan yang perlu
diwujudkan sekolah melalui keterlibatankeseluruhan warga sekolah. Sehingga
warga sekolah SMA Negeri 1 Pangkep berperan serta bertanggungjawab untuk
mensosialisasikan nilai yang berlaku di sekolah maupun masyarakat. Suharsaputra.
menyatakan bahwa sekolah merupakan. .sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan dekat maupun lingkungan jauh (remote environment)”.

Didalam hal ini, sekolah bertanggung jawab untuk membetuk perilaku siswa
agar sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Didalam proses sosialisasi nilai
kepada siswa, pihak sekolah memberikan perlakuan yang sama kepada semua siswa,
tanpa memandangorangtua maupun latarbelakang ekonomi melalui berbagai
macam kegiatan serta pembiasaan agar berperilaku sesuai nilai yang berlaku di
masyarakat.

23
5.2. Saran
1. Saran bagi pembaca
Hasil penelitian atau Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diharapkan dapat
menambah wawasan pengetahuan terkait dengan gaya bahasa dan pengaruh
sosialisasi yang ada di sekolah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan
cara agar siswa tertarik menggunakan gaya bahasa yang baik khususnya dalam
lingkungan sekolah. Dan di harapkan juga pembaca untuk mengetahui lebih jauh
tentang sikap para siswa dan siswi terkait pada sosialisasi yang ada di lingkungan
sekolah

2. Saran bagi pemerintah


Pemerintah setempat diharapkan dapat memantau serta memberi
dorongan kepada para kaum milenial muda khususnya para siswa dan siswi baik
yang berada pada jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, atau pun
sekolah menegah atas, di upayakan dan mencari cara meningkatkan dalam
penggunaan gaya bahasa khususnya di lingkungan sekolah yang saat ini gaya
bahasa siswa dan siswi di sekolah kurang baik dan sangat memprihatinkan,
bahkan rata rata siswa yang menggunakan gaya bahasa yang baik dalam
lingkungan sekolah hanya sekitar 8-15 % yang hanya benar benar menggunakan
bahasa yang baik , sisanya adalah siswa yang ingin melakukan sosialisasi berupaya
untuk terus memperbaiki gaya bahasa khususnya di lingkungan sekolah. sebab itu
di harapkan kepada pemerintah dapat lebih peduli serta mengkondisikan dan
mencari cara agar siswa dan siswi dapat berbahasa yang baik dan pengaruh
sosialisasi yang positif.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/viewFile/4335/pdf
16 Februari 2023
https://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Majas
15 februari 2023
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/01/090000869/sosialisasi--pengertian-
tujuan-fungsi-dan-jenisnya
23 februari 2023
https://www.eprints.umm.ac.id/59778/5/BAB%20II.pdf
28 februari 2023
https://www.kumpulanpengertian.com/2016/01/pengertian-gaya-bahasa-menurut-para-
ahli.html?m=1
28 February 2023
https://www.adjar.grid.id/read/543604150/10-pengertian-sosialisasi-menurut-para-ahli/
1 Maret 2023
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-sosialisasi/amp/
28 February 2023

25

Anda mungkin juga menyukai