Anda di halaman 1dari 74

I

TEKPRES | II
TEKPRES | I
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
“Tentang Hak Cipta”

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan


pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000
(seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran
hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran
hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

TEKPRES | II
P uji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah. Swt., Tuhan
Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya selaku penulis dapat melakukan
penyusunan buku ini dengan baik. Buku dengan tema dasar
yang membahas tentang “Teknik Presentasi dan
Komunikasi” ini telah disusun sebagai kriteria penilaian dalam
pemenuhan nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Tahun Ajaran
2021/2022, disamping itu tentunya hadirnya buku ini memiliki
maksud dan tujuan guna memperdalam pemahaman mengenai
bidang keilmuan ini. Tentunya dengan berbagai pertimbangan
dan metode pengembangan yang terdapat dalam makalah ini
akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa di dalam buku ini terdapat


banyak kesalahan yang luput dari penglihatan saya ketika
melakukan penyusunan. Maka dari itu besar harapan saya agar
para pembaca dapat memberikan kritik dan saran sebagai
pemicu untuk saya melakukan koreksi guna terus membangun
keterampilan agar dapat menjadi lebih baik kedepannya.

Pontianak, November 2021

Muhammad Fadilla Maulana


NIM. D1091211024

TEKPRES | III
TEKPRES | IV
KATA PENGANTAR ................................................... III

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................... IV

DAFTAR ISI .................................................................. V

BAB 1 .............................................................................. 1

A. Pengertian Komunikasi........................................... 1

B. Komunikasi Verbal & Non-Verbal ......................... 3

C. Tipe-Tipe Komunikasi ............................................ 6

1. Komunikasi sebagai Tindakan Satu Arah ........... 6

2. Komunikasi sebagai Interaksi .............................. 8

3. Komunikasi sebagai Transaksional ..................... 9

D. Unsur Dalam Komunikasi .................................... 11

E. Peran Komunikasi ................................................. 15

BAB 2 ............................................................................ 18

A. Pentingnya Berkomunikasi Dengan Baik ............. 18

B. Tips Menghindari Komunikasi yang Buruk ......... 21

1. Akomodatif (Accomodating) ....................... 23

2. Menghindar (Avoiding) ............................... 24

TEKPRES | V
3. Mengkolaborasikan (Collaborating) ........... 24

4. Mengkompromikan (Compromising).......... 25

5. Mengkompetisikan (Competing) ................. 25

C. Tips Menangani Konflik yang Muncul ................. 27

D. Dukungan Berkomunikasi .................................... 29

BAB 3 ............................................................................ 39

A. Tipe-tipe Presentasi .............................................. 39

1. Presentasi Grafis .......................................... 39

2. PRESENTASI TULISAN ........................... 44

3. PRESENTASI LISAN ................................ 45

B. Presentasi yang Baik ............................................. 45

BAB 4 ............................................................................ 50

A. Skill Ketika Presentasi .......................................... 50

B. Pendukung Keberhasilan Presentasi ..................... 53

C. Persiapan Presentasi .............................................. 55

D. Tips Presentasi yang Baik ..................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... i

TEKPRES | VI
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin,
“communis” yang berarti membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Akar kata “communis” adalah “communico” yang artinya
berbagi. Komunikasi juga berasal dari kata
“communication” atau “communicare” yang berarti
“membuat sama” (to make common).
Dalam penggunaannya, komunikasi memiliki
posisi sebagai kata kerja (verb) yang dalam bahasa Inggris,
“communicate”, dapat berarti (1) untuk bertukar pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk
membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk
mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.
Sedangkan dalam kata benda (noun),
“communication”, berarti : (1) pertukaran simbol, pesan-
pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran
diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang
sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan,
dan (4) ilmu pengetahuan tentang informasi (Stuart, 1983,
dalam Vardiansyah, 2004 : 3).

BAB 1 | 1
Gambar 1.1 Komunikasi
Sumber : Koleksi Google Picture

Makna komunikasi yang pertama dapat terlihat


pada proses pertukaran simbol atau tanda verbal maupun
non-verbal dalam kegiatan komunikasi, serta yang kedua
memiliki makna sebagai adanya suatu kesatuan ketika
menafsirkan simbol untuk menciptakan hubungan
kebersamaan, keakraban, atau keintiman antara para pihak
yang sedang melakukan kegiatan komunikasi. Karena
ilmu komunikasi merupakan ilmu sosial yang
multidisiplin, maka definisi komunikasi menjadi semakin
beragam. Meskipun masing-masing memiliki makna,
ruang lingkup, dan konteks yang berbeda, namun secara
mendasar ditegaskan bahwa berbagai definisi komunikasi
yang ada sebenarnya saling melengkapi dan terus
disempurnakan dengan perkembangan ilmu komunikasi
itu sendiri.

BAB 1 | 2
B. Komunikasi Verbal & Non-
Verbal
Hubungan antara komunikasi verbal dan non-
verbal dapat terjadi secara spontan, bersamaan, dan tidak
konsisten. Perbedaan utama antara komunikasi verbal dan
non-verbal yaitu, apabila perilaku verbal adalah saluran
tunggal, maka perilaku non-verbal melalui bahasa adalah
multi saluran. Pesan verbal dipisahkan dan pesan non-
verbal saling berhubungan. Ini berarti bahwa orang dapat
memulai dan mengakhiri pesan verbal kapan pun mereka
mau, sementara pesan non-verbal tetap "mengalir" selama
mereka dikelilingi oleh orang-orang.

Dalam sebuah penelitian proses komunikasi di


kelas, ada beberapa temuan mengenai komunikasi non-
verbal diantaranya :

1) Guru mengggunakan beragam jenis perilaku


komunikasi nonverbal dalam pembelajaran di
kelas, namun siswa memberikan perhatian utama
kepada bagian wajah guru yaitu ekspresi wajah dan
kontak mata;
2) Ekspresi wajah guru merupakan saluran ekspresi
emosi guru dan kontak mata guru berperan dalam

BAB 1 | 3
hubungan interpersonal antara guru dan siswa.
Respon siswa terhadap ekspresi wajah dan kontak
mata yang dipergunakan oleh guru dalam kelas
pembelajaran bermacam-macam.
3) Ekspresi wajah senyum dimaknai siswa bahwa
guru mengajar dengan perasaan senang atau
bahagia dan hal ini membuat siswa senang.
Perasaan senang siswa ini mendorong siswa untuk
mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
4) Ekspresi wajah guru yang tanpa senyum diartikan
siswa bahawa guru mengajar dengan perasaan
tidak senang, atau sedang ada masalah atau sedang
marah. Guru yang mengajar dengan perasaan
tersebut menimbulkan berbagai perasaan negatif
dalam diri siswa seperti rasa takut, rasa tertekan
atau tidak nyaman, malas, rasa marah, atau tidak
peduli pada pelajaran.
5) Kontak mata guru kepada siswa membuat siswa
merasa diperhatikan dan didengarkan sehingga
siswa mau berkomunikasi dengan guru. Guru
yang tidak kontak mata dengan siswa dimaknai
oleh siswa bahwa guru tidak mau
pendengarkannya, tidak peduli, atau perasaan

BAB 1 | 4
negatif lainnya. Secara khusus siswa memberikan
perhatian pada wajah guru ketika memasuki kelas
karena dipakai oleh siswa untuk memprediksi
berjalannya kegiatan pembelajaran selanjutnya.
6) Bila guru masuk ke kelas dengan ekspresi wajah
senyum dan kontak mata dengan siswa dimaknai
siswa bahwa guru mengajar dengan perasaan
bahagia atau senang, maka siswa mempersepsikan
pembelajaran akan berlangsung dengan
menyenangkan. Dalam kondisi ini siswa merasa
lega dan nyaman untuk memulai pelajaran dan
mau melibatkan diri dalam pembelajaran secara
aktif. Bila guru masuk ke kelas dengan ekspresi
wajah tanpa senyum dan tidak kontak mata dengan
siswa maka siswa mengartikan guru mengajar
dengan perasaan tidak senang, sedang marah atau
sedang ada masalah. Guru yang masuk ke kelas
seperti ini menimbulkan persepsi bahwa
pembelajaran yang akan berlangung tidak enak.
Siswa memilih untuk diam atau terlibat pasif
dalam kegiatan pembelajaran.

BAB 1 | 5
C. Tipe-Tipe Komunikasi
Komunikasi merupakan kajian integral dalam
aktivitas kehidupan manusia. Keseharian manusia yang
melakukan kegiatan komunikasi dengan lingkungan
melibatkan pertukaran pesan verbal maupun non verbal.
Sehingga jika merujuk pada pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa konsep dasar komunikasi terbagi
kedalam beberapa bentuk pemahaman.

1. Komunikasi sebagai Tindakan Satu Arah


Bermula dari memahami konsep komunikasi
sebagai proses satu arah yang secara sederhana
menggambarkan orientasi pada sumber (Michael
Burgoon, dalam Wiryanto, 2005). Batasan komunikasi
ini mengisyaratkan komunikasi sebagai bentuk kegiatan
yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada
komunikan untuk menyampaikan rangsangan dengan
tujuan membangkitkan respons orang lain. Konteks
komunikasi sebagai tindakan yang disengaja (intentional
act) bermakna bahwa penyampaian pesan dilakukan
secara sengaja oleh komunikator untuk membujuk
komunikan agar bertindak sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh pengirim pesan.

BAB 1 | 6
Gambar 1.2 Komunikasi Satu Arah
Sumber : Koleksi Google Picture

Batasan komunikasi sebagai tindakan yang


disengaja cenderung mengabaikan komunikasi yang tidak
sengaja, misalnya pesan yang menggunakan bahasa non
verbal (intonasi, ekpresi wajah, bahasa tubuh maupun
isyarat-isyarat lainnya yang disampaikan secara spontan).
Unsur yang dimaksud dalam konteks pemahaman tersebut
adalah jenis interaksi yang menimbulkan timbal balik
antara pengirim dan penerima pesan. Intinya bahwa
konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah
mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi
bersifat persuasif (Mulyana, 2016:68).

Dalam komunikasi satu arah terdapat banyak


kekurangan. Pengirim dan penerima informasi tidak dapat
menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui
media yang sama, artinya hanya dari satu pihak saja
sedangkan pihak lain hanya mendengarkan (Aletheia
Rabbani : 2020).

BAB 1 | 7
2. Komunikasi sebagai Interaksi
Selanjutnya batasan komunikasi sebagai proses
interaksi, yang menyamakan komunikasi dengan proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi yang telah ada faktor umpan
balik (feedback). Komunikasi interaksi (dua arah) adalah
proses komunikasi yang lengkap. Dalam komunikasi ini,
informasi mengalir dari pengirim ke penerima dan respons
penerima kembali ke pengirim. Dalam mencapai tujuan
organisasi dan menghadapi masalah pribadi, kita perlu
mengandalkan komunikasi dua arah (fisipol, dalam
artikel internet, 2021).

Gambar 1.3 Komunikasi Interaksi (Dua Arah)


Sumber : Koleksi Google Picture

Interaksi ini sangat tergantung pada arah saat


seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun
nonverbal. Contohnya, ketika proses komunikasi sedang
berlangsung antara pengirim dan penerima pesan maka
umpan balik dalam bentuk verbal maupun nonverbal
(anggukan kepala, gelengan kepala, atau tersenyum) telah

BAB 1 | 8
terjadi antara pengirim dan penerima pesan. Jenis interaksi
ini sering juga dikenal sebagai interaksi dua tahap, karena
di dalam proses interaksi tersebut pihak pengirim dan
penerima pesan dapat mengalami pergantian peran
(pembicara dan/atau pendengar) (Mulyana, 2016:68).

3. Komunikasi sebagai Transaksional


Konsep dasar komunikasi transaksional
merupakan pengembangan dari komunikasi sebagai
proses interaksi. Komunikasi transaksional lebih dalam
dan tepat dimasukkan dalam tipe komunikasi
interpersonal karena pengirim dan penerima pesan berbagi
makna bersama mencapai kebersamaan dan kesepakatan.
Contohnya, ketika Anda mendengarkan seseorang
berbicara, maka pada saat yang bersamaan Anda
mengirimkan pesan non verbal (menganggukkan kepala,
ekspresi wajah, nada suara) kepada pembicara yang
mengirim pesan. Penafsiran yang Anda lakukan dapat
berbentuk pesan verbal (saling bertanya, berkomentar,
menyela) dan pesan-pesan non verbal (mengangguk,
menggeleng, mengangkat bahu, tersenyum) (Mulyana,
2016:68).

BAB 1 | 9
Gambar 1.4 Komunikasi Transaksional (Publik)
Sumber : Koleksi Google Picture

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya,


komunikasi transaksional bisa memperlihatkan perbedaan
komunikasi verbal dan nonverbal. Ini artinya setiap
gerakan atau gesture tubuh juga bisa diambil sebagai suatu
makna oleh komunikan lainnya. Sebenarnya, dalam proses
komunikasi transaksional ini juga memiliki beberapa
kecenderungan terhadap judgement pribadi. Makna atau
penerimaan pesan yang didapat oleh seorang individu
biasanya memiliki penilaian yang bersifat lebih pribadi.
Seseorang akan memiliki persepsi tersendiri dari apa yang
telah disampaikan orang lain. Kesimpulan di akhir nanti
biasanya juga tergantung, apakah akan saling membuat
kesepakatan atau komunikasi berakhir dengan saling
membawa kesimpulan masing-masing (Barzam, dalam
artikel internet, 2017).

BAB 1 | 10
D. Unsur Dalam Komunikasi
Secara singkat, komunikasi yang terjadi
merupakan komunikasi dengan menyampaikan pesan
yang bersifat efektif dan persuasif kepada tujuan dari
komunikasi. Lalu bagaimana dengan definisi
komunikasinya, terdapat beberapa definisi yang sesuai
dengan konsep diatas diantaranya adalah definisi
komunikasi yang di katakan oleh Harold Laswell. Laswell
mengatakan bahwa : “cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut yaitu Who Say as What in
Which Channel To Whom and With What Effect? atau
Siapa Yang Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
(Mulyana, 2016 : 69)”.

Adapun definisi lain yaitu :

In general, the term communication is defined as a


transmission of information between two or among more
subjects within certain time and certain place, or as a
transmission of various information contents within
various communication systems by the utilization of
various communication media, particularly through

BAB 1 | 11
language. Within the process of communication, it is
important to answer the following questions: Who is the
recipient of my information? What information does this
recipient demand? What information may I/do I have to
give him? Which way of the transmission does he or she
prefer? What do I want to achieve by providing the
recipient with the information? (Spacek & Spalek, 2007
: 3)

Memperhatikan dua pendapat di atas, disimpulkan


bahwa dalam komunikasi terdapat unsur-unsur yang
saling ketergantungan dan tidak bisa dipisahkan dalam
komunikasi yang meliputi, Unsur Pertama yaitu siapakah
sumber informasi dapat juga disebut sebagai komunikator
atau pembicara. Sumber adalah pihak yang berinisiatif
atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, dimana
sumber bisa jadi merupakan individu, kelompok,
organisasi, perusahaan, bahkan suatu negara.

Gambar 1.5 Komunikator


Sumber : Koleksi Google Picture

BAB 1 | 12
Unsur Kedua yaitu pesan apa yang hendak
disampaikan. Pesan merupakan apa yang dikomunkasikan
baik verbal maupun non verbal disampaikan oleh sumber
kepada penerima. Unsur Ketiga yaitu saluran atau media,
yakni berupa alat atau wahana yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran
yang digunakan dapat berupa media cetak maupun
eletronik bahkan media sosial.

Gambar 1.6 Pesan dan Media Komunikasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Unsur Keempat yaitu penerima (receiver) atau


dapat disebut sebagai sasaran, atau tujuan, komunikan,
komunikate, yakni orang yang menerima pesan dari
sumber. Unsur Kelima yaitu efek merupakan apa yang
terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut,
seperti penambahan ilmu pengetahuan atau perubahan
sikap (Mulyana, 2016 : 69-71).

BAB 1 | 13
Gambar 1.7 Efek Psikologi Komunikasi
Sumber : Koleksi Google Picture

Unsur Terakhir yaitu lingkungan, yang disebut


juga situasi merupakan faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Lingkungan ini
dapat berbentuk lingkungan fisik (kondisi geografis),
lingkungan sosial budaya (bahasa, adat istiadat, status
sosial), lingkungan psikologis (kondisi kejiwaan, usia),
dan dimensi waktu (musim) yang menunjukkan situasi
yang tepat untuk melakukan komunikasi.

Keenam unsur sebagaimana dikemukakan di atas


menegaskan faktor-faktor kunci dimana masing-masing
unsur memiliki peranan penting dan saling berkaitan satu
sama lain dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, jika
salah satu unsur di atas tidak berjalan dengan baik maka
proses komunikasi akan mengalami gangguan atau tidak
akan efektif.

BAB 1 | 14
E. Peran Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia.
Komunikasi memungkinkan orang untuk berinteraksi satu
sama lain dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah,
di lembaga, di masyarakat dan di tempat lain. Tidak ada
orang yang tidak ingin terlibat dalam komunikasi.
Semakin kompleks kehidupan manusia, semakin tak
terelakkan peran komunikasi. Komunikasi erat kaitannya
dengan minat untuk berinteraksi, memecahkan masalah,
atau membangun hubungan baik dengan orang lain.

Komunikasi memainkan peran yang sangat


penting dalam perubahan sosial. Setiap area di mana
perubahan sosial sedang terjadi tentu saja merupakan
subjek dari proses komunikasi. Namun, secara teoritis,
perubahan sosial baru dapat terjadi jika suatu daerah
memperkenalkan inovasi-inovasi tertentu dalam hal
komunikasi.

Pentingnya komunikasi tidak hanya penting dalam


komunikasi pribadi, tetapi juga dalam lingkungan
organisasi komunikasi. Komunikasi yang baik dapat
membuat komunikasi menjadi lancar dan sukses, begitu
pula sebaliknya. Pemahaman yang benar atau salah

BAB 1 | 15
tentang komunikasi organisasi dapat menimbulkan
pelanggaran yang memudahkan kegiatan organisasi itu
sendiri. Oleh karena itu, komunikasi memainkan peran
sentral dalam setiap organisasi.

Gambar 1.8 Komunikasi dalam Organisasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Banyak orang menghabiskan sebagian besar


waktunya untuk berinteraksi dengan orang lain di berbagai
organisasi baik formal maupun informal. Organisasi
formal yang dimaksud antara lain sekolah, universitas,
korporasi, lembaga keagamaan, media, dan pemerintah.
Sedangkan organisasi informal adalah kelompok bermain,
kelompok sosial, dan olahraga. Interaksi sosial antar
manusia mengajarkan bahwa ada organisasi yang
menjalankan aktivitasnya sesuai dengan visi dan misinya.
(Dr. Sutopo MS, dkk.)

BAB 1 | 16
Komunikasi Organisasi atau Organizational
Communication) adalah sebuah komunikasi yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Komunikasi menurut struktur
organisasi terbagi menjadi komunikasi vertikal
(komunikasi atas ke bawah atau sebaliknya) dan
komunikasi horizontal. Komunikasi organisasi juga
melibatkan komunikasi diadik, komunikasi publik dan
juga komunikasi antarpribadi (Heru : 2017).

Gambar 1.9 Komunikasi dalam Organisasi (2)


Sumber : Koleksi Google Picture

Kemampuan untuk berkomunikasi dalam suatu


organisasi akan membantu menciptakan arus informasi
dan pemahaman yang sejalan di antara orang-orang di
dalamnya. Komunikasi organisasi pula merupakan suatu
proses untuk menciptakan serta saling menukar informasi
maupun pesan dalam suatu jaringan yang bergantung
antara satu sama lain. Komunikasi organisasi memiliki
tujuan untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
selalu berubah-ubah (Goldhaber : 1993).

BAB 1 | 17
A. Pentingnya Berkomunikasi
Dengan Baik
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang baik sangat
penting untuk efektivitas setiap kelompok atau organisasi.
Penelitian yang ada telah menunjukkan bahwa komunikasi
yang buruk adalah penyebab paling umum dari konflik
antar personal. Karena riset menujukkan bahwa rata-rata
manusia menghabiskan hampir 70% waktunya untuk
berkomunikasi. Masuk akal untuk menyimpulkan bahwa
salah satu hambatan terbesar bagi keberhasilan kerja
kelompok dalam menulis, membaca, mendengarkan dan
berbicara adalah kurangnya komunikasi yang efektif
(Lulianike Friska : 2019).

Gambar 2.1 Keseharian saat Berkomunikasi


Sumber : Koleksi Google Picture

BAB 2 | 18
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya
dan untuk mengetahui keinginan orang lain merupakan
bentuk awal keterampilan manusia untuk berkomunikasi
yang bersifat naluriah. Bentuk komunikasi ini biasanya
dapat divisualisasikan melalui lambang isyarat, kemudian
disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap
lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Contohnya
adalah ketika seseorang sedang mengalami kegugupan
saat akan mengatakan sesuatu, maka biasanya kita akan
mulai menerka-nerka apa yang sedang dialami dan apa
yang orang tersebut ingin katakan.

Keberadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi


oleh banyak aspek, diantaranya penyatuan visi dan misi
serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat atau
organisasi lainnya. Agar dapat mencapai tujuan itu,
organisasi memerlukan sistem manajemen efektif guna
menunjang jalannya organisasi secara terus-menerus dan
tingkat efektivitas kerja karyawan yang juga wajib untuk
selalu diperhatikan. Pada umumnya organisasi memiliki
beberapa bagian yakni bagian pemasaran, bagian
keuangan, bagian produksi, bagian sumber daya manusia,
dan bagian administrasi. Masing-masing bagian tersebut

BAB 2 | 19
melaksanakan kegiatan yang berbeda namun tetap saling
berhubungan satu sama lain.

Gambar 2.2 Penyatuan Visi & Misi


Sumber : Koleksi Google Picture

Tingkat kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah


organisasi tentu akan mengalami perubahan dari suatu
periode ke periode berikutnya. Sehingga sudah menjadi
rahasia umum apabila di dalam pelaksanaan organisasi itu
sendiri seringkali muncul beragam permasalahan yang
terjadi, mulai dari posisi terendah sampai ke tingkat
pengambil keputusan (decision maker). Permasalahan
tersebut harus segera diselesaikan agar tidak menjadi
boomerang yang tentunya dapat menghancurkan
organisasi itu sendiri (Guus Sukarji : 2017).

BAB 2 | 20
B. Tips Menghindari Komunikasi
yang Buruk
Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan
sebelumnya, bahwa kemampuan berkomunikasi menjadi
sangat penting dalam kegiatan berorganisasi. Maka
tentunya jalannya organisasi akan menjadi tidak seimbang
apabila tidak didukung oleh kemampuan berkomunikasi
yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Dengan kata lain,
masalah yang ada dapat berkembang menjadi masalah
yang lebih besar jika tidak dikomunikasikan dengan baik.

Gambar 2.3 Terjadinya miss Komunikasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Permasalahan yang seringkali ditemui dalam


organisasi adalah komunikasi yang tidak berjalan dengan
baik. Oleh sebab itu, komunikasi merupakan elemen
penting dalam organisasi. Karena tanpa adanya
komunikasi, maka kemungkinan besar akan terjadi miss
komunikasi dengan rekan kerja ataupun atasan yang
dampaknya cukup besar bagi individu maupun organisasi.

BAB 2 | 21
Miss komunikasi adalah adanya kesalahpahaman
antara kedua belah pihak dalam mencerna proses
komunikasi, sehingga antara pesan yang disampaikan dan
pesan yang diterima berbeda arti dan penafsirannya. Jika
kondisi ini terus berlanjut tentu akan membawa dampak
yang sangat buruk bagi kelangsungan organisasi. Bukan
tidak mungkin akibat dari miss komunikasi adalah
munculnya konflik-konflik di dalam organisasi.

Gambar 2.4 Munculnya Konflik di Dalam Organisasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Secara sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai


suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(kelompok), di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Penyebab berbagai konflik
beragam. Mulai dari perbedaan tujuan, perbedaan cara
mencapai tujuan, maupun masalah-masalah ketidakadilan
dalam organisasi.

BAB 2 | 22
Gambar 2.5 Manajamen Konflik di Dalam Organisasi
Sumber : Koleksi Google Picture

Konflik yang tidak dapat diselesaikan dengan baik


akan berdampak pada menurunnya kepercayaan pada
pimpinan atau organisasi dan menurunnya produktivitas.
Dalam organisasi atau perusahaan yang sangat menuntut
adanya kerja sama tim, konflik yang tidak tertangani
menjadi sinyal kuat akan mulai redupnya kinerja
perusahaan (Rendra Krestyawan : 2017). Oleh karena
itu, dibutuhkan strategi dalam menghadapi konflik yang
timbul diantaranya :

1. Akomodatif (Accomodating)
Inti dari strategi akomodatif ini adalah
menampung semua keinginan dari pihak-pihak yang
berkonflik, yang bahkan seringkali bertentangan dengan

BAB 2 | 23
kemauan salah satu pihak. Penggunaan strategi akomodasi
sering terjadi ketika salah satu pihak ingin menjaga
suasana kerja yang damai, tanpa konflik, atau menganggap
bahwa masalah tersebut masalah kecil yang dapat
ditoleransi.

2. Menghindar (Avoiding)
Strategi menghindar adalah upaya untuk menunda
konflik tanpa batas. Dengan menunda atau mengabaikan
konflik, avoider berharap masalah akan selesai dengan
sendirinya seiring dengan waktu tanpa konfrontasi. Pada
umumnya, mereka yang aktif menghindari konflik
memiliki harga diri rendah atau memegang posisi/jabatan
yang rendah yang merasa tidak berdaya menghadapi
konflik secara langsung.

3. Mengkolaborasikan (Collaborating)
Kolaborasi dilakukan dengan cara
mengintegrasikan ide-ide dari beberapa orang yang
berkonflik. Tujuannya adalah untuk menemukan solusi
kreatif yang dapat diterima oleh semua orang. Strategi
kolaborasi memang cukup baik dalam mengikat komitmen
masing-masing pihak, namun dalam menerapkan strategi

BAB 2 | 24
ini, perlu hati-hati karena tidak semua konflik dapat
diselesaikan dengan strategi ini.

4. Mengkompromikan (Compromising)
Strategi mengorbankan biasanya panggilan untuk
kedua belah pihak untuk menyerahkan unsur posisi
mereka untuk mendirikan sebuah diterima, jika tidak
menyenangkan, solusi. Strategi ini berlaku paling sering
dalam konflik di mana pihak-pihak memegang kekuasaan
kurang lebih setara. Pemilik usaha sering mempekerjakan
kompromi selama negosiasi kontrak dengan bisnis lain
ketika masing-masing pihak berdiri untuk kehilangan
sesuatu yang berharga, seperti pelanggan atau layanan
yang diperlukan. Strategi ini time consuming, perlu waktu
untuk mendiskusikan titik-titik kesamaan dan kesepakatan
dalam memecahkan masalah.

5. Mengkompetisikan (Competing)
Kompetisi dicirikan dengan adanya pihak menang
dan lainnya kalah. Strategi penanganan konflik dengan
membuat kompetisi dapat menjadi pilihan terbaik karena
seringkali meningkatkan produktifitas. Pihak-pihak yang
berkompetisi termotivasi untuk mengalahkan satu sama

BAB 2 | 25
lain. Dalam penggunaan strategi ini, yang perlu
diantisipasi adalah aturan yang jelas tentang etika
berkompetisi supaya tidak bersifat saling menjatuhkan
dengan berbagai cara.

Gambar 2.6 Perilaku Anggota Organisasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Akibat-akibat dari konflik itu sendiri beragam.


Beberapa pendapat (tradisional) menyatakan bahwa
konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang
mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu
dilenyapkan. Oleh sebab itu, pilihan strategi manajemen
konflik yang tepat di sebuah organisasi, serta eksekusi
yang konsisten dalam banyak kasus justru akan
mendongkrak kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

BAB 2 | 26
C. Tips Menangani Konflik yang
Muncul
Konflik merupakan hasil dari kemajemukan sistem
organisasi. Lalu jika demikian, apa yang bisa dilakukan
untuk menyelesaikan konflik dalam organisasi. Ada
beberapa cara untuk melakukan penanganan konflik.

Yang pertama adalah intropeksi diri. Introspeksi


diri adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan
pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan,
dan sensasi. Proses tersebut berupa proses mental yang
disadari dan biasanya dengan maksud tertentu dengan
berlandaskan pada pikiran dan perasaannya. Dari sini kita
dapat mencoba menilai diri kita sendiri dan tentu menilai
apa yang sudah kita lakukan.

Yang kedua adalah mengevaluasi pihak yang


terlibat. Hal ini sangat penting kita lakukan untuk dapat
meningkatkan peluang menyelesaikan konflik. Dalam
pelaksanaannya, kita perlu melihat konflik dari berbagai
sudut pandang sehingga kita dapat melihat berbagai
kepentingan dari berbagai sudut pandang. Kita dapat
mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka
miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik

BAB 2 | 27
tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.
Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik
semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari
semua sudut pandang.

Selanjutnya dalam penanganan konflik kita dapat


memilih beberapa tindakan salah satunya adalah
kompromi. Kompromi dapat dilakukan jika kedua belah
pihak sama-sama memandang bahwa hubungan baik
adalah hal yang sangat penting. Masing-masing pihak
bahkan dapat mengorbankan kepentingannya untuk bisa
mendapatkan win-win solution.

Selain itu kita juga bisa memilih untuk


berkompetisi, berkolaborasi, atau akomodasi bahkan
menghindari konflik. Tetapi lebih dari itu semua adalah
bahwa komunikasi sangat diperlukan pada setiap pilihan
penanganan konflik. Berbagai model atau gaya
komunikasi dapat diterapkan saat mencoba menyelesaikan
konflik di dalam organisasi. Baik itu pada komunikasi
linear, interaksional, maupun transaksional. Untuk itu
kreativitas kita dalam memilih gaya berkomunikasi akan
sangat menentukan terhadap penyelesaian konflik dan
tercapainya tujuan dari organisasi (Guus Sukarji : 2017).

BAB 2 | 28
D. Dukungan Berkomunikasi
Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan
bahwa konflik akan dapat menimbulkan dampak yang
beragam tergantung pada cara kita dalam memilih gaya
berkomunikasi. Oleh karena itu, pada sub bab kali ini akan
kembali diberikan penjelasan yang lebih spesifik
mengenai sikap yang bisa digunakan ketika sedang berada
di tengah konflik. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah mengamati komunikasi non-verbal, yang diartikan
sebagai sebuah komunikasi yang menggunakan bahasa
dalam bentuk non lisan.

Gambar 2.7 Beragam Komunikasi Non-verbal


Sumber : Koleksi Google Picture

Umumnya sulit untuk menggambarkan pentingnya


komunikasi nonverbal. Albert Mehrabian, Profesor
Psikologi dari YYCLA, menghabiskan waktu bertahun-
tahun lamanya untuk mempelajari komunikasi.

BAB 2 | 29
Mehrabian menemukan bahwa ketika seorang tidak
yakin dengan apa yang dikatakan atau terdapat
kebingungan dalam komunikasi yang sedang berlangsung,
mereka akan memerhatikan bahasa tubuh atau nada suara
dibanding kata-kata yang diucapkan.

Beberapa jenis bahasa tubuh terlihat mengirimkan


sinyal yang universal. Virginia Satir Book menggunakan
beberapa hal berikut dalam praktiknya dan pengetahuan
ini sudah diterapkan dalam NLP dan bentuk terapi lainnya.
Kategori Satir adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8 Beragam Komunikasi Non-verbal (2)


Sumber : Koleksi Google Picture

A. Orang yang suka menyalahkan (Blamer)


Postur menyalahkan (blaming) seperti
menunjuk ke orang lain. Posisi ini seperti
bermakna “semua ini tanggung jawab anda” dan
menyatakan bahwa kesalahan bersifat hirarki.

BAB 2 | 30
Meskipun sesungguhnya orang tersebut sedang
mendukung pendapat yang disampaikan oleh
lawan bicaranya, namun nyatanya sangat sulit
mencocokkan bahasa tubuh orang lain. Tidak
heran apabila dua orang yang suka menyalahkan
(blammer) sering terlibat pertengkaran, meskipun
mereka tidak bermaksud demikian.

B. Orang yang suka mendamaikan (Placater)


Dalam postur ini, kedua telapak tangan
anda menghadap ke atas. Jangan gunakan postur
placating terlalu sering, karena postur ini
merupakan postur yang tunduk dan tidak tegas.
Seseorang yang terlalu sering menggunakan postur
Placater umumnya diremehkan oleh kelas-kelas
yang sulit.

C. Orang yang suka menyamaratakan (Leveller)


Postur leveller terlihat lebih membumi dan
lebih tegas. Berdiri di tengah dengan telapak
tangan tertutup dan ditempatkan di depan anda.

BAB 2 | 31
D. Orang yang perhitungan (Superreasonable)
Ketika kita melihat seseorang berfikir, kita
akan menjadi ikut berfikir. Postur Computing
memberi dampak tersebut. Berdiri dengan satu
tangan dibawah dagu dengan lengan lainnya
berada dibawah lengan yang terlipat/ melintang.

E. Pengganggu (Irrelevant)
Postur yang paling tidak tegas dan yang
harus dihindari di dalam kelas adalah Irrelevant.
Dimana seseorang justru akan terlihat sangat
mengganggu ketika dia melakukan pergantian
postur dan terlihat tidak konsisten. Pesan yang
disampaikan adalah “jangan perhatikan saya”.

Berikut ini beberapa tips yang berhubungan dengan


bahasa non verbal :

1) Setahap demi Setahap


Keteraturan merupakan kategori selanjutnya dari
bahasa tubuh dan sangat bermanfaat ketika anda ingin
orang-orang mengetahui bahwa anda mengajar dengan
tahapan yang berurut. Selama anda berbicara, biarkan

BAB 2 | 32
tangan anda berpindah secara horizontal di depan
tubuh anda. Anda juga dapat melakukan gestur
berpindah ari posisi anda ke posisi orang lain.
Cara lainnya dalam menggunakan gesture adalah
memulai dengan tangan anda di depan tubuh anda dan
mundur ke arah anda. Ini bermakna “mari kembali ke
tempat dimana kita berasal”. Gunakan ini untuk
memperkuat kesempatan ketika anda menyatakan hal
seperti “Saya rasa kita perlu untuk kembali ke tahapan
ini, dan memikirkannya kembali”.

2) Gestur Membelakangi (Blocking) dan Menolak


(Remove)
Dengan memahami bahasa tubuh, anda akan mulai
mengerti gestur-gestur, postur-postur, dan pendekatan
yang efektif. Praktikkan agar anda dapat merasakan
secara langsung dampak dan manfaatnya.
Satu gesture yang sangat baik yaitu gestur blocking
and remove dimana gesture ini bermanfaat ketika anda
ingin menahan seseorang atau menunjukkan bahwa
sebuah ide/ pengetahuan tidak terkait tanpa
menjelaskannya secara langsung di kelas.

BAB 2 | 33
Ingatlah bahwa gesture ini merupakan gestur yang
kuat tapi dapat menjadi sangat efektif jika ditempatkan
pada konteks yang tepat.

3) Bagaimana Kita Mengerti Satu dan Lain


Secara sederhana, lakukan pengamatan pada
aktivitas seseorang yang melakukan aktivitas yang
sama di pikiran anda ketika anda melakukan aktivitas
yang sama. Dengan kata lain, ketika anda melihat
seseorang melakukan sesuatu. Otak anda melakukan
hal yang sama juga.

4) Perlihatkan bahwa Anda Mendengarkan


Terhubung satu dengan yang lainnya sama
pentingnya dengan kalimat yang anda gunakan saat
berkomunikasi. Dan sangat tepat ketika
berkomunikasi dengan anak-anak dan anak muda
seperti berkomunikasi dengan orang dewasa. Untuk
memperlihatkan mereka bahwa anda mendengar
mereka.

BAB 2 | 34
5) Jembatan Cahaya
Untuk terhubung dengan seseorang adalah
tergantung seberapa besar keinginan/ intensi anda
untuk terhubung. Karena setiap apapun tindakan yang
akan anda ambil, atau hal yang anda lakukan atau
katakan. 'jembatan cahaya' merupakan visualiasi yang
paling efektif dan cepat untuk membantu anda
menyelaraskan keinginan anda dengan aksi anda.

6) Perhatikan Detail
Salah satu kunci sukses komunikasi adalah
mengetahui apakah anda mendapatkan apa yang anda
inginkan. Darwin merupakan orang pertama yang
menyadari bahwa hewan-hewan memberi beragam
sinyal yang nyata, ada yang merupakan sinyal umum,
pun yang khusus. Bagaimanapun, karena kita dapat
mengalami banyak ragam emosi dan terdapat sangat
banyak variasi individu, sinyal yang kita berikan
umumnya menjadi unik bagi kita. Sehingga anda perlu
untuk menyesuaikan apa yang anda lihat satu dan
lainnya.
Untuk melakukan hal ini, coba gunakan waktu
anda untuk memperhatikan secara detail ekspresi

BAB 2 | 35
wajah dan bahasa tubuh siswa-siswa anda. Coba ambil
gambaran secara mental mengenai ekspresi wajah
yang secara khusus terkait dengan perasaan tertentu.
Ketika ekspresi-ekspresi tersebut digunakan, dan
tidak disertai oleh indikator atau clue secara verbal,
anda akan sering mengambil/memahami apa yang
dirasakan tapi tidak dikatakan. Gambaran-gambaran
yang anda simpan akan membantu anda membaca
pernyataan dan emosi internal. Banyak sinyal yang
terjadi secara otomatis dan tanpa disadari, seperti otot
wajah, perubahan warna kulit, perpindahan mata,
nafas, nada suata, dan perubahan pupil mata.

7) Kemampuan Merasa
Anda dapat mengembangkan ketajaman indra
anda dengan melakukan beberapa aktivitas sederhana
dengan orang lain, berpasangan ataupun dalam
kelompok.

8) Hal Kecil Penting Pula bagi Anda


Minta kepada rekan anda atau siswa anda untuk
memberi feedback ketika anda bekerja bersama

BAB 2 | 36
mereka merupakan sebuah cara yang baik untuk
mengembangkan kemampuan anda di masa depan.
Penting juga untuk memulai belajar untuk
mengatur komunikasi mikro anda. Perhatikan kategori
bahasa tubuh yang didiskusikan di awal merupakan
sebuah cara untuk melakukan hal ini, tapi anda dapat
juga memutuskan untuk fokus pada sebuah kategori
secara detail di masing-masing hari.

9) Jarak dan Tempat


Teknik mempengaruhi lainnya adalah
menggunakan tempat anda berdiri untuk
mengkomunikasikan aktivitas yang akan terjadi. Anda
hanya perlu konsisten dan meyakinkan bahwa anda
menggunakan bahasa tubuh yang tepat dan memiliki
sikap mental yang benar juga pernyataan emosional
ketika anda berdiri di titik tertentu.

10) Sinyal/ Tanda Khusus untuk Mendapat Perhatian


Salah satu hal yang umumnya dilakukan oleh
pengajar yang tidak berpengalaman adalah sulitnya
mendapat perhatian dari siswanya atau mendiamkan
siswanya. Terdapat dua alasan umumnya mengenai hal

BAB 2 | 37
ini. Yang pertama, pengajar tidak memiliki sinyal
untuk mendapat perhatian yang sudah mereka
sampaikan/ sepakati di kelas. Kedua, meskipun
mereka sudah memutuskan/ menentukan sebuah
sinyal/ tanda, mereka tidak menggunakannya secara
konsisten dan kembali mengingatkan siswa akan
tujuannya.

11) Gunakan Suara Anda secara Efektif


Nada suara menunjukkan banyaknya informasi,
secara khusus ketika anda sepakat dengan isu-isu
perilaku. Contohnya, membangun suara
'pemberitahuan' dapat menjadi sangat efektif. Cobalah
untuk merefleksikan nada suara anda dan perhatikan
dampak yang dihasilkan.

12) Latihan untuk Meningkatkan Kontrol Suara Anda


Menekankan kata-kata tertentu atau kalimat-
kalimat tertentu dengan nada suara tertentu akan
sangat bermanfaat ketika anda ingin dapat
mempengaruhi secara tidak langsung, di dalam kelas.
Jika anda sudah menemukan nada, tingkat dan
kecepatan yang cocok makagunakan secara konsisten.

BAB 2 | 38
A. Tipe-tipe Presentasi
Presentasi dapat dilakukan dalam berbagai metode
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat
melakukan kegiatan presentasi. Berdasarkan metode dan
media penyajiannya, teknik presentasi yang menjadi salah
satu sarana dalam berkomunikasi dapat dibedakan
menjadi 3 metode (Ridwan Sutriadi, Iwan Kustiwan : 3-
16), antara lain:

1. Presentasi Grafis
Presentasi secara grafis atau visual
dilakukan dengan memanfaatkan media visual
dalam hal ini indera pandang dipergunakan secara
maksimal. Dalam hal ini, tercakup berbagai bentuk
presentasi dengan pemanfaatan alat bantu atau
media grafis; baik dalam bentuk 2 dimensi maupun
3 dimensi; menggunakan media proyeksi atau
nonproyeksi. Presentasi visual ini misalnya adalah
dalam bentuk diagram/grafik/chart, peta, sketsa,
foto, slide, serta maket (lihat Gambar 4.1 sampai
dengan 4.8). Ditinjau dari sisi penerima informasi,

BAB 3 | 39
teknik presentasi visual ini dapat meningkatkan
kemampuan daya serap mereka secara signifikan.
Beberapa bentuk presentasi grafis/visual
dewasa ini sudah dapat dilakukan dengan alat
bantu komputer dengan segala keandalan dan
kelebihannya sehingga presentasi dapat dilakukan
dengan lebih baik dan atraktif. Dalam era
teknologi informasi dewasa ini, tentu saja
kemampuan presentasi dengan menggunakan alat
bantu komputer menjadi tantangan tersendiri bagi
para profesional, termasuk para perencana, untuk
memanfaatkannya secara maksimal.

Gambar 3.1 Contoh Diagram


Sumber : Koleksi E-Book

BAB 3 | 40
Gambar 3.2 Contoh Bagan Alir
Sumber : Koleksi E-Book

Gambar 3.3 Contoh Peta


Sumber : Koleksi E-Book

Gambar 3.4 Contoh Bagan Alir dan Peta


Sumber : Koleksi E-Book

BAB 3 | 41
Gambar 3.5 Contoh Sketsa
Sumber : Koleksi E-Book

Gambar 3.6 Contoh Foto


Sumber : Koleksi E-Book

BAB 3 | 42
Gambar 3.7 Contoh Slide
Sumber : Koleksi E-Book

Gambar 3.8 Contoh Maket


Sumber : Koleksi E-Book

BAB 3 | 43
2. Presentasi Tulisan

Gambar 3.9 Seseorang Sedang Menulis Esai


Sumber : Koleksi Google Picture

Presentasi tulisan dapat dibuat dalam


esai/makalah, artikel, laporan dan bentuk lainnya.
Dalam hal ini tentunya informasi yang terkandung
di dalamnya dapat dipahami dengan benar (dalam
bentuk lisan) hanya jika bahan tulisannya tersusun
dengan baik dan menggunakan bahasa yang baik
dan benar sesuai kebutuhan. Teknik presentasi
tulisan semacam ini (sering disebut teknik
penulisan ilmiah atau penulisan akademik)
terutama digunakan untuk tujuan deskripsi,
analisis, evaluasi, definisi, klarifikasi, dan
penjelasan.

BAB 3 | 44
3. Presentasi Lisan

Gambar 3.10 Seseorang Sedang Melakukan Orasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Presentasi lisan dilakukan dalam bentuk


pidato, ceramah atau perkuliahan, dan sepenuhnya
mengandalkan kepada pendengaran (audio) untuk
menangkap informasi yang disampaikan oleh
pembicara (presenter). Tentu saja, keterampilan
berbicara semacam ini lebih bergantung pada
keterampilan bahasa pembicara dan bahkan
keterampilan retorika (seperti pidato).
Dibandingkan dengan beberapa jenis presentasi
yang lain, daya serap pendengar (audience,
penonton) pada teknik presentasi ini sebenarnya
merupakan yang paling rendah, sehingga dalam
praktiknya biasanya membutuhkan dukungan
teknik presentasi lain, misalnya menggunakan alat
bantu visual atau media lainnya.

BAB 3 | 45
B. Media Presentasi
Tentu saja dalam prakteknya ketiga bentuk teknik
presentasi (grafis, tulisan, dan lisan) acap kali dilakukan
secara bersama-sama atau sekaligus sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan presentasi yang dilakukan. Dewasa
ini kita mengenal presentasi audio-visual atau bahkan
berkembang pula apa yang disebut presentasi multimedia.
Dalam presentasi, (mulai dari desain, pembuatan
bahan/materi, hingga ke pelaksanaannya) tentu saja lazim
dipergunakan berbagai alat bantu agar presentasi dapat
dilakukan secara lebih efektif. Berdasarkan penggunaan
alat bantu ini, maka teknik presentasi dapat dibedakan: (1)
presentasi manual dan (2) presentasi dengan komputer
(Ridwan Sutriadi, Iwan Kustiwan : 16).

1) Presentasi Manual
Presentasi secara manual merupakan
sebuah jenis presentasi yang tidak menggunakan
perangkat elektronik atau media sejenisnya
sebagai perantara saat menyampaikan sebuah
presentasi. Dengan kata lain, seorang presenter
akan menyampaikan presentasi secara manual dan
bertahap berdasarkan materi yang telah disiapkan.

BAB 3 | 46
Namun bisa pula seorang presenter menggunakan
alat peraga yang akan dijelaskan secara lebih detail
melalui presentasi yang ditampilkan. Contoh dari
jenis presentasi ini adalah seorang pengajar yang
sedang menyampaikan materi pembelajaran.

2) Presentasi Dengan Komputer


Sesuai dengan namanya, presentasi jenis
ini mengandalkan perangkat teknologi (komputer,
laptop, notebook, ataupun perangkat lainnya) saat
pelaksanaannya. Selain kualitas materi dan
keterampilan untuk presentasi ada aspek yang
tidak kalah penting dalam presentasi yaitu media
presentasi baik secara visual maupun audio. Media
presentasi meliputi perangkat lunak (software) dan
alat presentasi.

BAB 3 | 47
C. Presentasi yang Baik
Di dalam sebuah kegiatan presentasi biasanya
terdapat orang-orang yang melakukannya dengan cara
yang cukup baik bahkan dapat membuat Anda terkesan
dan berdecak kagum pada kemampuannya dalam
melakukan presentasi dan berkomunikasi kepada para
audience. Hal tersebut tentu tidak dapat dilepaskan dari
usaha dan latihan yang dilakukan secara terus-menerus
oleh si pembicara. Karena pada hakikatnya “Tidak ada
seorang pun yang lahir dengan kemampuan presentasi luar
biasa” (Muhammad Noer 2012:9).

Sehingga untuk dapat melakukan presentasi dan


komunikasi yang baik tentu harus memerhatikan langkah-
langkah, seperti:

1. Buat pembukaan yang dapat langsung menarik


perhatian audiens;
2. Bangun karakter Anda sehingga membuat
audience terus memerhatikan apa yang akan Anda
sampaikan;
3. Pertahankan perhatian audience dengan cerita
yang menginspirasi;

BAB 3 | 48
4. Cairkan suasana dengan menambahkan sedikit
humor yang sesuai dengan penonton dan kegiatan
yang dilakukan;
5. Gunakan variasi vokal (intonasi) untuk
membumbui presentasi Anda;
6. Hindari pemilihan diksi yang dapat membuat
audience merasa digurui;
7. Sesuaikan pidato yang Anda sampaikan dengan
audience yang hadir;
8. Berikan analogi yang berhubungan (relate) antara
materi dan pengalaman audience;
9. Bagi materi Anda menjadi beberapa poin penting
yang dapat mempermudah audience dalam
mengingat/memahami materi yang disampaikan;
10. Berikan sesi diskusi untuk membangun hubungan
baik dengan audience;
11. Akhiri pidato Anda dengan cara yang kuat dan
persuasif.

Dengan memperhatikan aspek-aspek diatas, tentunya


akan dapat meningkatkan kualitas presentasi yang Anda
lakukan. Namun harus selalu diingat bahwa keberhasilan
presentasi tidak bisa didapatkan melalui proses yang
dilakukan secara instan, oleh karena itu diperlukan latihan
dan konsistensi dalam mengembangkan keahlian ini.

BAB 3 | 49
A. Skill Ketika Presentasi
Presentasi merupakan sebuah komunikasi atau
kegiatan berbicara dihadapan banyak orang. Tujuan dari
presentasi adalah untuk memperkenalkan, membujuk, dan
meyakinkan banyak orang. Presentasi biasanya dibawakan
oleh pakar, guru, wiraniaga, dan pebisnis lainnya. Dengan
presentasi kita dapat lebih mudah untuk menyampaikan
atau menjelaskan ide-ide, mendapatkan tanggapan, dan
sanggahan tentang apa yang kita sampaikan. sehingga, ide
dapat lebih jelas dan dimengerti oleh para pendengar dan
dapat mencapai sasaran yang diinginkan (Sasongko,
2014:11).

Keberhasilan presentasi tentunya didukung dengan


kemampuan public speaking yang menunjang. Melalui
public speaking kita bisa menyampaikan ide atau
pemikiran kepada orang banyak dengan efektif dan
respektif, karena public speaking mempermudah
sampainya informasi, pesan, materi, pelajaran dari
komunikator kepada komunikan secara lebih efektif dan
efisien, disamping itu public speaking juga memiliki

BAB 4 | 50
kesempatan luas mengaktualisasikan segala potensi
dihadapan siapa pun (Hojanto 2013:22).

Gambar 3.1 Public Speaking


Sumber : Koleksi Google Picture

Komunikasi dan presentasi sangat erat kaitannya,


keberhasilan dari presentasi merupakan faktor dukungan
dari keahlian seseorang dalam berkomunikasi. Presentasi
merupakan sebuah kegiatan berbicara dihadapan banyak
orang. Tujuan dari presentasi adalah untuk
memperkenalkan, membujuk, dan meyakinkan banyak
orang. Keberhasilan presentasi tentunya didukung dengan
kemampuan public speaking yang menunjang. Melalui
public speaking kita bisa menyampaikan ide atau
pemikiran kepada orang banyak dengan efektif dan
respektif, karena public speaking mempermudah

BAB 4 | 51
sampainya informasi, pesan, materi, pelajaran dari
komunikator kepada komunikan secara lebih efektif dan
efisien, disamping itu public speaking juga memberi
kesempatan luas mengaktualisasikan segala potensi
dihadapan siapa pun (raphaelfiona, 2015).

Gambar 3.2 Upaya Menuju Kesuksesan


Sumber : Koleksi Google Picture

Hal ini sudah terbuti dari beberapa penilitian yang


menyebutkan bahwa puluhan eksekutif top yang
berpenghasilan diatas US$250,000,00 per tahunnya
mengakui bahwa faktor pertama kesuksesan mereka
adalah kemampuan berkomunikasi. Faktor pengalaman
yang selama ini dianggap penyebab utama sukses
seseorang, hanya menempati urutan ke-5. Yang artinya
keahlian mereka dalam berkomunikasi mendukung
berhasilnya presentasi yang mereka lakukan, hingga
melejitkan prestasi/karier mereka.

BAB 4 | 52
B. Pendukung Keberhasilan
Presentasi
Presentasi merupakan kegiatan yang sangat dekat
dengan kehidupan kita, karena sudah pasti akan selalu ada
dalam kehidupan kita sehari-hari. Di mana pun Anda
berada, di mana pun Anda berada, tentu Anda pernah dan
akan selalu menghadapi situasi yang mengharuskan Anda
untuk mengungkapkan pendapat atau ide Anda kepada
orang lain. Dengan kata lain, Anda harus
mendemonstrasikan dalam bentuk dan metode apa pun
sesuai dengan kebutuhan Anda.

Gambar 3.3 Presentasi yang Membosankan


Sumber : Koleksi Google Picture

Namun sangat disayangkan bahwa masih sangat


banyak presentasi yang dilakukan secara kurang matang,
tidak menimbulkan daya tarik, dan menimbulkan rasa
bosan. Akibatnya, pendengar gagal memahami gagasan
yang ingin disampaikan oleh si pemberi materi, sehingga

BAB 4 | 53
gagasan gagal memberikan inspirasi, dan pada akhirnya
presentasi sangat cepat dilupakan oleh para pendengar
(audience). Dengan begitu, bukanlah menjadi hal yang
mustahil jika seorang pembicara hanya dipandang seperti
sedang membuang-buang waktu oleh para audience.

Gambar 3.4 Keberhasilan Presentasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Perlu diingat bahwa apapun bidang pekerjaan yang


Anda geluti, akan tiba waktunya Anda harus tampil untuk
menjelaskan sesuatu dan memberikan presentasi. Disaat
itulah anda harus mengetahui bagaimana cara memberikan
presentasi yang mudah untuk diingat, meyakinkan
sekaligus inspiratif. Oleh karena itu, apabila Anda telah
berhasil menampilkan sebuah presentasi yang terstruktur,
maka dapat dipastikan bahwa Anda telah dapat menguasai
konsep komunikasi dengan sangat baik.

BAB 4 | 54
C. Persiapan Presentasi
Situasi dan kondisi yang dihadapi ketika
melakukan presentasi seringkali menjadi momok yang
menakutkan bagi mayoritas orang di berbagai penjuru
dunia. Banyak di antara mereka yang kehilangan sebagian
besar kesempatan dikarenakan tidak dapat mengendalikan
situasi dan kondisi yang dihadapi secara tepat. Fenomena
ini masih terus berlangsung hingga sekarang dan
mengakibatkan semakin rendahnya persentase
keberhasilan dalam melakukan presentasi.

Gambar 3.5 Persiapan Menuju Presentasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja


tindakan yang tepat untuk dilakukan dalam
mengendalikan situasi yang dihadapi. Perilaku atau
tindakan yang dilakukan sebelum atau disaat melakukan

BAB 4 | 55
presentasi tentunya akan dapat mempengaruhi jalannya
presentasi. Terdapat beberapa cara yang dapat menjadi
bahan pertimbangan guna mempersiapkan jalannya
presentasi agar tetap kondusif sesuai dengan rencana
dilaksanakannya kegiatan (Muhammad Noer 2012 : 197-
204), antara lain :

1. Hadapilah perasaan takut dan khawatir dengan


perasaan wajar. Maksudnya, pasti terdapat banyak
orang pasti memiliki rasa takut ketika akan
presentasi, maka hadapilah perasaan tersebut
dengan wajar pula.
2. Jika Anda merasa gugup ketika tampil di depan
umum, abaikan saja. Tetap pusatkan perhatian
Anda pada materi presentasi dan pikirkan cara-
cara terbaik untuk membuat audience mengerti.
3. Menghilangkan rasa gugup, cara tersebut bisa
dilakukan dengan memvisualisasikan beberapa hal
positif sebelum Anda menampilkan presentasi,
misalnya : visualisasikan bahwa audience sangat
menikmati presentasi Anda; visualisasikan dalam
diri Anda betapa hebat presentasi yang akan Anda
tampilkan; bayangkan audience merupakan
teman-teman terdekat Anda; ingat momen-momen

BAB 4 | 56
bahagia dan indah yang pernah Anda miliki
sebelumnya.
4. Melakukan persiapan yang matang.
5. Berdamai dengan rasa takut yang Anda miliki.

Gambar 3.6 Perasaan Grogi Menjelang Presentasi


Sumber : Koleksi Google Picture

Perasaan grogi (nervous) yang muncul sebelum


melakukan presentasi adalah hal yang lumrah terjadi dan
umum dikenal dengan istilah demam panggung. Demam
panggung adalah semacam energi yang menunggu untuk
segera dilepaskan. Cara mengatasinya tidak lain adalah
dengan melepaskannya saat tampil diatas panggung atau
podium untuk melakukan presentasi.

BAB 4 | 57
D. Tips Presentasi yang Baik
Gagasan atau aspirasi merupakan sebuah
manifestasi dari buah pikiran yang telah terkumpul selama
beberapa waktu yang membutuhkan kesempatan yang
untuk diungkapkan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), gagasan memiliki arti hasil
pemikiran/ide tentang sesuatu sebagai pokok atau
tumpuan untuk pemikiran selanjutnya, sedangkan aspirasi
berarti harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa
yang akan datang. Kedua hal tersebut memiliki keterikatan
antara satu sama lain, yaitu dengan adanya pokok
pembahasan, maka tentunya akan muncul harapan dan
tujuan kedepannya untuk menjadi lebih baik.

Gagasan dan aspirasi ini memiliki karakteristik


berupa sesuatu yang harus diungkapkan bahkan dalam
beberapa kasus memiliki tuntutan untuk direalisasikan,
dengan kata lain Anda harus menemukan cara yang tepat
agar kedua hal tersebut tidak berakhir sia-sia. Oleh karena
itu penting adanya kemampuan presentasi dan komunikasi
yang baik untuk mengungkapkan buah pikiran yang Anda
miliki. Berikut merupakan langkah-langkah untuk
melakukan presentasi yang baik, antara lain:

BAB 4 | 58
1) Mempersiapkan Bahan Presentasi
Tahapan pertama adalah mempersiapkan bahan
presentasi yang ingin dibawakan pada saat presentasi.
Pada tahap ini Anda harus memilih dan memutuskan
ide utama yang hendak Anda sampaikan. Setelah itu,
Anda harus memilah daftar materi mana yang akan
disertakan dan mana yang tak perlu disertakan.
Terdapat 2 tools sederhana yang dapat digunakan
dalam mempersiapkan bahan presentasi yaitu
brainstorming dan mind map (Muhammad Noer
2012:56-64).

1. Brainstorming

Gambar 3.7 Konsep Brainstorming


Sumber : Koleksi Google Picture

BAB 4 | 59
Brainstorming merupakan sebuah proses
mengeluarkan gagasan yang Anda miliki tanpa
harus dikritisi terlebih dahulu. Karena dengan
tidak adanya kritisi, maka gagasan Anda akan
terus mengalir sebanyak-banyaknya. Cara
untuk melakukan teknik ini juga tergolong
gampang yaitu dengan terus menulis kata
kunci (keyword) yang berhubungan dengan
tema yang akan Anda bahas dan jangan
berhenti menulis sampai mempunyai daftar
yang cukup banyak (sekitar 30-50 item). Lalu
setelah dirasa cukup, maka waktu tersebut
merupakan kesempatan yang tepat untuk Anda
menyeleksi daftar tersebut. Setelah merasa
menemukan daftar yang pas, maka tiba saatnya
untuk mengelompokkan gagasan tersebut
menjadi beberapa tema besar.

BAB 4 | 60
2. Peta Pikiran (Mind Map)

Gambar 3.8 Konsep Mind Map


Sumber : Koleksi Google Picture

Mind map adalah sebuah metode mencatat


mengikuti cara kerja otak manusia dan
menggunakan kesesuaian itu untuk
mempermudah mengingat. Dengan cara ini
kita bisa membuat catatan yang
menghubungkan satu informasi dengan
informasi lainnya melalui berbagai bentuk
kreativitas yang dapat disertai gambar maupun
warna untuk membantu asosiasi otak manusia.
Di dalam bukunya, Muhammad Noer
(2012 : 64) menambahkan bahwa Anda juga
dapat mengkombinasikan antara metode
brainstorming dan mind map. Pertama,

BAB 4 | 61
lakukan brainstorming dengan mengeluarkan
semua ide yang Anda punya. Selanjutnya
rapikan, kelompokkan, dan atur dalam urutan
logika menggunakan mind map.

2) Menyusun Kerangka Presentasi


Hal selanjutnya yang harus anda lakukan yaitu
menyusun kerangka presentasi guna mengatur
timeline presentasi agar dapat berjalan secara
sistematis. Kerangka presentasi ini umumnya terdiri
dari 3 bagian pokok, yaitu pembuka, isi, dan penutup.

1. Pembuka
Pembukaan bisa dibilang menjadi kunci awal
kesuksesan sebuah presentasi. Dari bagian inilah
presentasi yang Anda lakukan akan dapat
menciptakan motivasi di antara para audience
untuk terus menyimak presentasi hingga selesai.
Di sesi ini Anda harus dapat menjelaskan mengapa
mereka perlu mendengar Anda.

BAB 4 | 62
2. Isi
Pada bagian ini Anda akan menjelaskan topik
yang akan dibahas. Anda harus memperhatikan
jeda ketika menyampaikan isi presentasi karena
perlu diingat bahwa ketika berusaha menyerap
informasi baru, audience memiliki daya ingat
dengan rentang yang terbatas. Maka berusahalah
untuk mempersingkat materi yang anda
sampaikan.

3. Penutup
Setelah menyampaikan dua bagian sebelumnya
dengan baik, maka langkah terakhir yang perlu
anda lakukan adalah memastikan tujuan presentasi
yang anda lakukan dapat tersalurkan dengan baik
kepada audience.

BAB 4 | 63
Bahfiarti, T. (2012). Buku Ajar Dasar-dasar Teori
Komunikasi. Makassar.

Barzam. (2017 , November 10). Model Komunikasi


Transaksional – Konsep. Dipetik November 27,
2021, dari PakarKomunikasi.com:
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-
transaksional

fisipol. (2021, Maret 18). Apa itu komunikasi dua arah?


Definisi & Pentingnya. Dipetik November 27,
2021, dari Universitas Medan Area Website:
http://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2021/03/18/apa-
itu-komunikasi-dua-arah/

Friska, L. (2019, Juli 11). Pentingnya Komunikasi bagi


Kehidupan Manusia. Dipetik November 28, 2021,
dari wayangsufi.com:
http://wayangsufi.com/pentingnya-komunikasi-
bagi-kehidupan-manusia/

Heru. (2017, September 07). 17 Peran Komunikasi dalam


Organisasi. Dipetik November 27, 2021, dari
PakarKomunikasi.com:

DAFTAR PUSTAKA | i
https://pakarkomunikasi.com/peran-komunikasi-
dalam-organisasi

Kania, I. (2018). BUKU STRATEGI KOMUNIKASI.


Bandung: UMMIPress.

Krestyawan, R. (2017, April 21). 5 Strategi Utama dalam


Manajemen Konflik dalam Organisasi. Dipetik
November 29, 2021, dari Manajemen SDM From
A to Z Website: http://manajemen-
sdm.com/manajemen-kinerja/5-strategi-utama-
dalam-manajemen-konflik-dalam-organisasi/

Noer, M. (2012). PRESENTASI MEMUKAU: Bagaimana


Menciptakan Presentasi Luar Biasa. (H. Mardian,
Penyunt.) Singapura.

Rabbani, A. (2020, Agustus 10). Pengertian Komunikasi


Satu Arah, Contoh, Kelemahan, Keuntungan, dan
Hambatannya. Dipetik November 27, 2021, dari
Sosial79 Website:
https://www.sosial79.com/2020/10/pengertian-
komunikasi-satu-arah-contoh.html

Sukarji, G. (2017, November 06). PERAN KOMUNIKASI


DALAM ORGANISASI. Dipetik November 27,

DAFTAR PUSTAKA | ii
2021, dari PPSDMA © 2020 PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA APARATUR Website:
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-
komunikasi-dalam-organisasi

Sutopo. MS, d. (t.thn.). Peranan Komunikasi. Dipetik


November 27, 2021, dari Fisip UNS Website:
https://buku.fisip.uns.ac.id/book/peranan-
komunikasi/

Sutriadi, R., & Kustiwan, I. (t.thn.). Pengertian Dasar dan


Kebutuhan Presentasi dan Komunikasi dalam
PWK.

DAFTAR PUSTAKA | iii

Anda mungkin juga menyukai