Progress 2
Progress 2
TEKPRES | II
TEKPRES | I
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
“Tentang Hak Cipta”
TEKPRES | II
P uji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah. Swt., Tuhan
Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya selaku penulis dapat melakukan
penyusunan buku ini dengan baik. Buku dengan tema dasar
yang membahas tentang “Teknik Presentasi dan
Komunikasi” ini telah disusun sebagai kriteria penilaian dalam
pemenuhan nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Tahun Ajaran
2021/2022, disamping itu tentunya hadirnya buku ini memiliki
maksud dan tujuan guna memperdalam pemahaman mengenai
bidang keilmuan ini. Tentunya dengan berbagai pertimbangan
dan metode pengembangan yang terdapat dalam makalah ini
akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
TEKPRES | III
TEKPRES | IV
KATA PENGANTAR ................................................... III
BAB 1 .............................................................................. 1
A. Pengertian Komunikasi........................................... 1
BAB 2 ............................................................................ 18
TEKPRES | V
3. Mengkolaborasikan (Collaborating) ........... 24
4. Mengkompromikan (Compromising).......... 25
BAB 3 ............................................................................ 39
BAB 4 ............................................................................ 50
TEKPRES | VI
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin,
“communis” yang berarti membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Akar kata “communis” adalah “communico” yang artinya
berbagi. Komunikasi juga berasal dari kata
“communication” atau “communicare” yang berarti
“membuat sama” (to make common).
Dalam penggunaannya, komunikasi memiliki
posisi sebagai kata kerja (verb) yang dalam bahasa Inggris,
“communicate”, dapat berarti (1) untuk bertukar pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk
membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk
mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.
Sedangkan dalam kata benda (noun),
“communication”, berarti : (1) pertukaran simbol, pesan-
pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran
diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang
sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan,
dan (4) ilmu pengetahuan tentang informasi (Stuart, 1983,
dalam Vardiansyah, 2004 : 3).
BAB 1 | 1
Gambar 1.1 Komunikasi
Sumber : Koleksi Google Picture
BAB 1 | 2
B. Komunikasi Verbal & Non-
Verbal
Hubungan antara komunikasi verbal dan non-
verbal dapat terjadi secara spontan, bersamaan, dan tidak
konsisten. Perbedaan utama antara komunikasi verbal dan
non-verbal yaitu, apabila perilaku verbal adalah saluran
tunggal, maka perilaku non-verbal melalui bahasa adalah
multi saluran. Pesan verbal dipisahkan dan pesan non-
verbal saling berhubungan. Ini berarti bahwa orang dapat
memulai dan mengakhiri pesan verbal kapan pun mereka
mau, sementara pesan non-verbal tetap "mengalir" selama
mereka dikelilingi oleh orang-orang.
BAB 1 | 3
hubungan interpersonal antara guru dan siswa.
Respon siswa terhadap ekspresi wajah dan kontak
mata yang dipergunakan oleh guru dalam kelas
pembelajaran bermacam-macam.
3) Ekspresi wajah senyum dimaknai siswa bahwa
guru mengajar dengan perasaan senang atau
bahagia dan hal ini membuat siswa senang.
Perasaan senang siswa ini mendorong siswa untuk
mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
4) Ekspresi wajah guru yang tanpa senyum diartikan
siswa bahawa guru mengajar dengan perasaan
tidak senang, atau sedang ada masalah atau sedang
marah. Guru yang mengajar dengan perasaan
tersebut menimbulkan berbagai perasaan negatif
dalam diri siswa seperti rasa takut, rasa tertekan
atau tidak nyaman, malas, rasa marah, atau tidak
peduli pada pelajaran.
5) Kontak mata guru kepada siswa membuat siswa
merasa diperhatikan dan didengarkan sehingga
siswa mau berkomunikasi dengan guru. Guru
yang tidak kontak mata dengan siswa dimaknai
oleh siswa bahwa guru tidak mau
pendengarkannya, tidak peduli, atau perasaan
BAB 1 | 4
negatif lainnya. Secara khusus siswa memberikan
perhatian pada wajah guru ketika memasuki kelas
karena dipakai oleh siswa untuk memprediksi
berjalannya kegiatan pembelajaran selanjutnya.
6) Bila guru masuk ke kelas dengan ekspresi wajah
senyum dan kontak mata dengan siswa dimaknai
siswa bahwa guru mengajar dengan perasaan
bahagia atau senang, maka siswa mempersepsikan
pembelajaran akan berlangsung dengan
menyenangkan. Dalam kondisi ini siswa merasa
lega dan nyaman untuk memulai pelajaran dan
mau melibatkan diri dalam pembelajaran secara
aktif. Bila guru masuk ke kelas dengan ekspresi
wajah tanpa senyum dan tidak kontak mata dengan
siswa maka siswa mengartikan guru mengajar
dengan perasaan tidak senang, sedang marah atau
sedang ada masalah. Guru yang masuk ke kelas
seperti ini menimbulkan persepsi bahwa
pembelajaran yang akan berlangung tidak enak.
Siswa memilih untuk diam atau terlibat pasif
dalam kegiatan pembelajaran.
BAB 1 | 5
C. Tipe-Tipe Komunikasi
Komunikasi merupakan kajian integral dalam
aktivitas kehidupan manusia. Keseharian manusia yang
melakukan kegiatan komunikasi dengan lingkungan
melibatkan pertukaran pesan verbal maupun non verbal.
Sehingga jika merujuk pada pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa konsep dasar komunikasi terbagi
kedalam beberapa bentuk pemahaman.
BAB 1 | 6
Gambar 1.2 Komunikasi Satu Arah
Sumber : Koleksi Google Picture
BAB 1 | 7
2. Komunikasi sebagai Interaksi
Selanjutnya batasan komunikasi sebagai proses
interaksi, yang menyamakan komunikasi dengan proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi yang telah ada faktor umpan
balik (feedback). Komunikasi interaksi (dua arah) adalah
proses komunikasi yang lengkap. Dalam komunikasi ini,
informasi mengalir dari pengirim ke penerima dan respons
penerima kembali ke pengirim. Dalam mencapai tujuan
organisasi dan menghadapi masalah pribadi, kita perlu
mengandalkan komunikasi dua arah (fisipol, dalam
artikel internet, 2021).
BAB 1 | 8
terjadi antara pengirim dan penerima pesan. Jenis interaksi
ini sering juga dikenal sebagai interaksi dua tahap, karena
di dalam proses interaksi tersebut pihak pengirim dan
penerima pesan dapat mengalami pergantian peran
(pembicara dan/atau pendengar) (Mulyana, 2016:68).
BAB 1 | 9
Gambar 1.4 Komunikasi Transaksional (Publik)
Sumber : Koleksi Google Picture
BAB 1 | 10
D. Unsur Dalam Komunikasi
Secara singkat, komunikasi yang terjadi
merupakan komunikasi dengan menyampaikan pesan
yang bersifat efektif dan persuasif kepada tujuan dari
komunikasi. Lalu bagaimana dengan definisi
komunikasinya, terdapat beberapa definisi yang sesuai
dengan konsep diatas diantaranya adalah definisi
komunikasi yang di katakan oleh Harold Laswell. Laswell
mengatakan bahwa : “cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut yaitu Who Say as What in
Which Channel To Whom and With What Effect? atau
Siapa Yang Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
(Mulyana, 2016 : 69)”.
BAB 1 | 11
language. Within the process of communication, it is
important to answer the following questions: Who is the
recipient of my information? What information does this
recipient demand? What information may I/do I have to
give him? Which way of the transmission does he or she
prefer? What do I want to achieve by providing the
recipient with the information? (Spacek & Spalek, 2007
: 3)
BAB 1 | 12
Unsur Kedua yaitu pesan apa yang hendak
disampaikan. Pesan merupakan apa yang dikomunkasikan
baik verbal maupun non verbal disampaikan oleh sumber
kepada penerima. Unsur Ketiga yaitu saluran atau media,
yakni berupa alat atau wahana yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran
yang digunakan dapat berupa media cetak maupun
eletronik bahkan media sosial.
BAB 1 | 13
Gambar 1.7 Efek Psikologi Komunikasi
Sumber : Koleksi Google Picture
BAB 1 | 14
E. Peran Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia.
Komunikasi memungkinkan orang untuk berinteraksi satu
sama lain dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah,
di lembaga, di masyarakat dan di tempat lain. Tidak ada
orang yang tidak ingin terlibat dalam komunikasi.
Semakin kompleks kehidupan manusia, semakin tak
terelakkan peran komunikasi. Komunikasi erat kaitannya
dengan minat untuk berinteraksi, memecahkan masalah,
atau membangun hubungan baik dengan orang lain.
BAB 1 | 15
tentang komunikasi organisasi dapat menimbulkan
pelanggaran yang memudahkan kegiatan organisasi itu
sendiri. Oleh karena itu, komunikasi memainkan peran
sentral dalam setiap organisasi.
BAB 1 | 16
Komunikasi Organisasi atau Organizational
Communication) adalah sebuah komunikasi yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Komunikasi menurut struktur
organisasi terbagi menjadi komunikasi vertikal
(komunikasi atas ke bawah atau sebaliknya) dan
komunikasi horizontal. Komunikasi organisasi juga
melibatkan komunikasi diadik, komunikasi publik dan
juga komunikasi antarpribadi (Heru : 2017).
BAB 1 | 17
A. Pentingnya Berkomunikasi
Dengan Baik
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang baik sangat
penting untuk efektivitas setiap kelompok atau organisasi.
Penelitian yang ada telah menunjukkan bahwa komunikasi
yang buruk adalah penyebab paling umum dari konflik
antar personal. Karena riset menujukkan bahwa rata-rata
manusia menghabiskan hampir 70% waktunya untuk
berkomunikasi. Masuk akal untuk menyimpulkan bahwa
salah satu hambatan terbesar bagi keberhasilan kerja
kelompok dalam menulis, membaca, mendengarkan dan
berbicara adalah kurangnya komunikasi yang efektif
(Lulianike Friska : 2019).
BAB 2 | 18
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya
dan untuk mengetahui keinginan orang lain merupakan
bentuk awal keterampilan manusia untuk berkomunikasi
yang bersifat naluriah. Bentuk komunikasi ini biasanya
dapat divisualisasikan melalui lambang isyarat, kemudian
disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap
lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Contohnya
adalah ketika seseorang sedang mengalami kegugupan
saat akan mengatakan sesuatu, maka biasanya kita akan
mulai menerka-nerka apa yang sedang dialami dan apa
yang orang tersebut ingin katakan.
BAB 2 | 19
melaksanakan kegiatan yang berbeda namun tetap saling
berhubungan satu sama lain.
BAB 2 | 20
B. Tips Menghindari Komunikasi
yang Buruk
Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan
sebelumnya, bahwa kemampuan berkomunikasi menjadi
sangat penting dalam kegiatan berorganisasi. Maka
tentunya jalannya organisasi akan menjadi tidak seimbang
apabila tidak didukung oleh kemampuan berkomunikasi
yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Dengan kata lain,
masalah yang ada dapat berkembang menjadi masalah
yang lebih besar jika tidak dikomunikasikan dengan baik.
BAB 2 | 21
Miss komunikasi adalah adanya kesalahpahaman
antara kedua belah pihak dalam mencerna proses
komunikasi, sehingga antara pesan yang disampaikan dan
pesan yang diterima berbeda arti dan penafsirannya. Jika
kondisi ini terus berlanjut tentu akan membawa dampak
yang sangat buruk bagi kelangsungan organisasi. Bukan
tidak mungkin akibat dari miss komunikasi adalah
munculnya konflik-konflik di dalam organisasi.
BAB 2 | 22
Gambar 2.5 Manajamen Konflik di Dalam Organisasi
Sumber : Koleksi Google Picture
1. Akomodatif (Accomodating)
Inti dari strategi akomodatif ini adalah
menampung semua keinginan dari pihak-pihak yang
berkonflik, yang bahkan seringkali bertentangan dengan
BAB 2 | 23
kemauan salah satu pihak. Penggunaan strategi akomodasi
sering terjadi ketika salah satu pihak ingin menjaga
suasana kerja yang damai, tanpa konflik, atau menganggap
bahwa masalah tersebut masalah kecil yang dapat
ditoleransi.
2. Menghindar (Avoiding)
Strategi menghindar adalah upaya untuk menunda
konflik tanpa batas. Dengan menunda atau mengabaikan
konflik, avoider berharap masalah akan selesai dengan
sendirinya seiring dengan waktu tanpa konfrontasi. Pada
umumnya, mereka yang aktif menghindari konflik
memiliki harga diri rendah atau memegang posisi/jabatan
yang rendah yang merasa tidak berdaya menghadapi
konflik secara langsung.
3. Mengkolaborasikan (Collaborating)
Kolaborasi dilakukan dengan cara
mengintegrasikan ide-ide dari beberapa orang yang
berkonflik. Tujuannya adalah untuk menemukan solusi
kreatif yang dapat diterima oleh semua orang. Strategi
kolaborasi memang cukup baik dalam mengikat komitmen
masing-masing pihak, namun dalam menerapkan strategi
BAB 2 | 24
ini, perlu hati-hati karena tidak semua konflik dapat
diselesaikan dengan strategi ini.
4. Mengkompromikan (Compromising)
Strategi mengorbankan biasanya panggilan untuk
kedua belah pihak untuk menyerahkan unsur posisi
mereka untuk mendirikan sebuah diterima, jika tidak
menyenangkan, solusi. Strategi ini berlaku paling sering
dalam konflik di mana pihak-pihak memegang kekuasaan
kurang lebih setara. Pemilik usaha sering mempekerjakan
kompromi selama negosiasi kontrak dengan bisnis lain
ketika masing-masing pihak berdiri untuk kehilangan
sesuatu yang berharga, seperti pelanggan atau layanan
yang diperlukan. Strategi ini time consuming, perlu waktu
untuk mendiskusikan titik-titik kesamaan dan kesepakatan
dalam memecahkan masalah.
5. Mengkompetisikan (Competing)
Kompetisi dicirikan dengan adanya pihak menang
dan lainnya kalah. Strategi penanganan konflik dengan
membuat kompetisi dapat menjadi pilihan terbaik karena
seringkali meningkatkan produktifitas. Pihak-pihak yang
berkompetisi termotivasi untuk mengalahkan satu sama
BAB 2 | 25
lain. Dalam penggunaan strategi ini, yang perlu
diantisipasi adalah aturan yang jelas tentang etika
berkompetisi supaya tidak bersifat saling menjatuhkan
dengan berbagai cara.
BAB 2 | 26
C. Tips Menangani Konflik yang
Muncul
Konflik merupakan hasil dari kemajemukan sistem
organisasi. Lalu jika demikian, apa yang bisa dilakukan
untuk menyelesaikan konflik dalam organisasi. Ada
beberapa cara untuk melakukan penanganan konflik.
BAB 2 | 27
tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.
Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik
semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari
semua sudut pandang.
BAB 2 | 28
D. Dukungan Berkomunikasi
Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan
bahwa konflik akan dapat menimbulkan dampak yang
beragam tergantung pada cara kita dalam memilih gaya
berkomunikasi. Oleh karena itu, pada sub bab kali ini akan
kembali diberikan penjelasan yang lebih spesifik
mengenai sikap yang bisa digunakan ketika sedang berada
di tengah konflik. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah mengamati komunikasi non-verbal, yang diartikan
sebagai sebuah komunikasi yang menggunakan bahasa
dalam bentuk non lisan.
BAB 2 | 29
Mehrabian menemukan bahwa ketika seorang tidak
yakin dengan apa yang dikatakan atau terdapat
kebingungan dalam komunikasi yang sedang berlangsung,
mereka akan memerhatikan bahasa tubuh atau nada suara
dibanding kata-kata yang diucapkan.
BAB 2 | 30
Meskipun sesungguhnya orang tersebut sedang
mendukung pendapat yang disampaikan oleh
lawan bicaranya, namun nyatanya sangat sulit
mencocokkan bahasa tubuh orang lain. Tidak
heran apabila dua orang yang suka menyalahkan
(blammer) sering terlibat pertengkaran, meskipun
mereka tidak bermaksud demikian.
BAB 2 | 31
D. Orang yang perhitungan (Superreasonable)
Ketika kita melihat seseorang berfikir, kita
akan menjadi ikut berfikir. Postur Computing
memberi dampak tersebut. Berdiri dengan satu
tangan dibawah dagu dengan lengan lainnya
berada dibawah lengan yang terlipat/ melintang.
E. Pengganggu (Irrelevant)
Postur yang paling tidak tegas dan yang
harus dihindari di dalam kelas adalah Irrelevant.
Dimana seseorang justru akan terlihat sangat
mengganggu ketika dia melakukan pergantian
postur dan terlihat tidak konsisten. Pesan yang
disampaikan adalah “jangan perhatikan saya”.
BAB 2 | 32
tangan anda berpindah secara horizontal di depan
tubuh anda. Anda juga dapat melakukan gestur
berpindah ari posisi anda ke posisi orang lain.
Cara lainnya dalam menggunakan gesture adalah
memulai dengan tangan anda di depan tubuh anda dan
mundur ke arah anda. Ini bermakna “mari kembali ke
tempat dimana kita berasal”. Gunakan ini untuk
memperkuat kesempatan ketika anda menyatakan hal
seperti “Saya rasa kita perlu untuk kembali ke tahapan
ini, dan memikirkannya kembali”.
BAB 2 | 33
Ingatlah bahwa gesture ini merupakan gestur yang
kuat tapi dapat menjadi sangat efektif jika ditempatkan
pada konteks yang tepat.
BAB 2 | 34
5) Jembatan Cahaya
Untuk terhubung dengan seseorang adalah
tergantung seberapa besar keinginan/ intensi anda
untuk terhubung. Karena setiap apapun tindakan yang
akan anda ambil, atau hal yang anda lakukan atau
katakan. 'jembatan cahaya' merupakan visualiasi yang
paling efektif dan cepat untuk membantu anda
menyelaraskan keinginan anda dengan aksi anda.
6) Perhatikan Detail
Salah satu kunci sukses komunikasi adalah
mengetahui apakah anda mendapatkan apa yang anda
inginkan. Darwin merupakan orang pertama yang
menyadari bahwa hewan-hewan memberi beragam
sinyal yang nyata, ada yang merupakan sinyal umum,
pun yang khusus. Bagaimanapun, karena kita dapat
mengalami banyak ragam emosi dan terdapat sangat
banyak variasi individu, sinyal yang kita berikan
umumnya menjadi unik bagi kita. Sehingga anda perlu
untuk menyesuaikan apa yang anda lihat satu dan
lainnya.
Untuk melakukan hal ini, coba gunakan waktu
anda untuk memperhatikan secara detail ekspresi
BAB 2 | 35
wajah dan bahasa tubuh siswa-siswa anda. Coba ambil
gambaran secara mental mengenai ekspresi wajah
yang secara khusus terkait dengan perasaan tertentu.
Ketika ekspresi-ekspresi tersebut digunakan, dan
tidak disertai oleh indikator atau clue secara verbal,
anda akan sering mengambil/memahami apa yang
dirasakan tapi tidak dikatakan. Gambaran-gambaran
yang anda simpan akan membantu anda membaca
pernyataan dan emosi internal. Banyak sinyal yang
terjadi secara otomatis dan tanpa disadari, seperti otot
wajah, perubahan warna kulit, perpindahan mata,
nafas, nada suata, dan perubahan pupil mata.
7) Kemampuan Merasa
Anda dapat mengembangkan ketajaman indra
anda dengan melakukan beberapa aktivitas sederhana
dengan orang lain, berpasangan ataupun dalam
kelompok.
BAB 2 | 36
mereka merupakan sebuah cara yang baik untuk
mengembangkan kemampuan anda di masa depan.
Penting juga untuk memulai belajar untuk
mengatur komunikasi mikro anda. Perhatikan kategori
bahasa tubuh yang didiskusikan di awal merupakan
sebuah cara untuk melakukan hal ini, tapi anda dapat
juga memutuskan untuk fokus pada sebuah kategori
secara detail di masing-masing hari.
BAB 2 | 37
ini. Yang pertama, pengajar tidak memiliki sinyal
untuk mendapat perhatian yang sudah mereka
sampaikan/ sepakati di kelas. Kedua, meskipun
mereka sudah memutuskan/ menentukan sebuah
sinyal/ tanda, mereka tidak menggunakannya secara
konsisten dan kembali mengingatkan siswa akan
tujuannya.
BAB 2 | 38
A. Tipe-tipe Presentasi
Presentasi dapat dilakukan dalam berbagai metode
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat
melakukan kegiatan presentasi. Berdasarkan metode dan
media penyajiannya, teknik presentasi yang menjadi salah
satu sarana dalam berkomunikasi dapat dibedakan
menjadi 3 metode (Ridwan Sutriadi, Iwan Kustiwan : 3-
16), antara lain:
1. Presentasi Grafis
Presentasi secara grafis atau visual
dilakukan dengan memanfaatkan media visual
dalam hal ini indera pandang dipergunakan secara
maksimal. Dalam hal ini, tercakup berbagai bentuk
presentasi dengan pemanfaatan alat bantu atau
media grafis; baik dalam bentuk 2 dimensi maupun
3 dimensi; menggunakan media proyeksi atau
nonproyeksi. Presentasi visual ini misalnya adalah
dalam bentuk diagram/grafik/chart, peta, sketsa,
foto, slide, serta maket (lihat Gambar 4.1 sampai
dengan 4.8). Ditinjau dari sisi penerima informasi,
BAB 3 | 39
teknik presentasi visual ini dapat meningkatkan
kemampuan daya serap mereka secara signifikan.
Beberapa bentuk presentasi grafis/visual
dewasa ini sudah dapat dilakukan dengan alat
bantu komputer dengan segala keandalan dan
kelebihannya sehingga presentasi dapat dilakukan
dengan lebih baik dan atraktif. Dalam era
teknologi informasi dewasa ini, tentu saja
kemampuan presentasi dengan menggunakan alat
bantu komputer menjadi tantangan tersendiri bagi
para profesional, termasuk para perencana, untuk
memanfaatkannya secara maksimal.
BAB 3 | 40
Gambar 3.2 Contoh Bagan Alir
Sumber : Koleksi E-Book
BAB 3 | 41
Gambar 3.5 Contoh Sketsa
Sumber : Koleksi E-Book
BAB 3 | 42
Gambar 3.7 Contoh Slide
Sumber : Koleksi E-Book
BAB 3 | 43
2. Presentasi Tulisan
BAB 3 | 44
3. Presentasi Lisan
BAB 3 | 45
B. Media Presentasi
Tentu saja dalam prakteknya ketiga bentuk teknik
presentasi (grafis, tulisan, dan lisan) acap kali dilakukan
secara bersama-sama atau sekaligus sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan presentasi yang dilakukan. Dewasa
ini kita mengenal presentasi audio-visual atau bahkan
berkembang pula apa yang disebut presentasi multimedia.
Dalam presentasi, (mulai dari desain, pembuatan
bahan/materi, hingga ke pelaksanaannya) tentu saja lazim
dipergunakan berbagai alat bantu agar presentasi dapat
dilakukan secara lebih efektif. Berdasarkan penggunaan
alat bantu ini, maka teknik presentasi dapat dibedakan: (1)
presentasi manual dan (2) presentasi dengan komputer
(Ridwan Sutriadi, Iwan Kustiwan : 16).
1) Presentasi Manual
Presentasi secara manual merupakan
sebuah jenis presentasi yang tidak menggunakan
perangkat elektronik atau media sejenisnya
sebagai perantara saat menyampaikan sebuah
presentasi. Dengan kata lain, seorang presenter
akan menyampaikan presentasi secara manual dan
bertahap berdasarkan materi yang telah disiapkan.
BAB 3 | 46
Namun bisa pula seorang presenter menggunakan
alat peraga yang akan dijelaskan secara lebih detail
melalui presentasi yang ditampilkan. Contoh dari
jenis presentasi ini adalah seorang pengajar yang
sedang menyampaikan materi pembelajaran.
BAB 3 | 47
C. Presentasi yang Baik
Di dalam sebuah kegiatan presentasi biasanya
terdapat orang-orang yang melakukannya dengan cara
yang cukup baik bahkan dapat membuat Anda terkesan
dan berdecak kagum pada kemampuannya dalam
melakukan presentasi dan berkomunikasi kepada para
audience. Hal tersebut tentu tidak dapat dilepaskan dari
usaha dan latihan yang dilakukan secara terus-menerus
oleh si pembicara. Karena pada hakikatnya “Tidak ada
seorang pun yang lahir dengan kemampuan presentasi luar
biasa” (Muhammad Noer 2012:9).
BAB 3 | 48
4. Cairkan suasana dengan menambahkan sedikit
humor yang sesuai dengan penonton dan kegiatan
yang dilakukan;
5. Gunakan variasi vokal (intonasi) untuk
membumbui presentasi Anda;
6. Hindari pemilihan diksi yang dapat membuat
audience merasa digurui;
7. Sesuaikan pidato yang Anda sampaikan dengan
audience yang hadir;
8. Berikan analogi yang berhubungan (relate) antara
materi dan pengalaman audience;
9. Bagi materi Anda menjadi beberapa poin penting
yang dapat mempermudah audience dalam
mengingat/memahami materi yang disampaikan;
10. Berikan sesi diskusi untuk membangun hubungan
baik dengan audience;
11. Akhiri pidato Anda dengan cara yang kuat dan
persuasif.
BAB 3 | 49
A. Skill Ketika Presentasi
Presentasi merupakan sebuah komunikasi atau
kegiatan berbicara dihadapan banyak orang. Tujuan dari
presentasi adalah untuk memperkenalkan, membujuk, dan
meyakinkan banyak orang. Presentasi biasanya dibawakan
oleh pakar, guru, wiraniaga, dan pebisnis lainnya. Dengan
presentasi kita dapat lebih mudah untuk menyampaikan
atau menjelaskan ide-ide, mendapatkan tanggapan, dan
sanggahan tentang apa yang kita sampaikan. sehingga, ide
dapat lebih jelas dan dimengerti oleh para pendengar dan
dapat mencapai sasaran yang diinginkan (Sasongko,
2014:11).
BAB 4 | 50
kesempatan luas mengaktualisasikan segala potensi
dihadapan siapa pun (Hojanto 2013:22).
BAB 4 | 51
sampainya informasi, pesan, materi, pelajaran dari
komunikator kepada komunikan secara lebih efektif dan
efisien, disamping itu public speaking juga memberi
kesempatan luas mengaktualisasikan segala potensi
dihadapan siapa pun (raphaelfiona, 2015).
BAB 4 | 52
B. Pendukung Keberhasilan
Presentasi
Presentasi merupakan kegiatan yang sangat dekat
dengan kehidupan kita, karena sudah pasti akan selalu ada
dalam kehidupan kita sehari-hari. Di mana pun Anda
berada, di mana pun Anda berada, tentu Anda pernah dan
akan selalu menghadapi situasi yang mengharuskan Anda
untuk mengungkapkan pendapat atau ide Anda kepada
orang lain. Dengan kata lain, Anda harus
mendemonstrasikan dalam bentuk dan metode apa pun
sesuai dengan kebutuhan Anda.
BAB 4 | 53
gagasan gagal memberikan inspirasi, dan pada akhirnya
presentasi sangat cepat dilupakan oleh para pendengar
(audience). Dengan begitu, bukanlah menjadi hal yang
mustahil jika seorang pembicara hanya dipandang seperti
sedang membuang-buang waktu oleh para audience.
BAB 4 | 54
C. Persiapan Presentasi
Situasi dan kondisi yang dihadapi ketika
melakukan presentasi seringkali menjadi momok yang
menakutkan bagi mayoritas orang di berbagai penjuru
dunia. Banyak di antara mereka yang kehilangan sebagian
besar kesempatan dikarenakan tidak dapat mengendalikan
situasi dan kondisi yang dihadapi secara tepat. Fenomena
ini masih terus berlangsung hingga sekarang dan
mengakibatkan semakin rendahnya persentase
keberhasilan dalam melakukan presentasi.
BAB 4 | 55
presentasi tentunya akan dapat mempengaruhi jalannya
presentasi. Terdapat beberapa cara yang dapat menjadi
bahan pertimbangan guna mempersiapkan jalannya
presentasi agar tetap kondusif sesuai dengan rencana
dilaksanakannya kegiatan (Muhammad Noer 2012 : 197-
204), antara lain :
BAB 4 | 56
bahagia dan indah yang pernah Anda miliki
sebelumnya.
4. Melakukan persiapan yang matang.
5. Berdamai dengan rasa takut yang Anda miliki.
BAB 4 | 57
D. Tips Presentasi yang Baik
Gagasan atau aspirasi merupakan sebuah
manifestasi dari buah pikiran yang telah terkumpul selama
beberapa waktu yang membutuhkan kesempatan yang
untuk diungkapkan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), gagasan memiliki arti hasil
pemikiran/ide tentang sesuatu sebagai pokok atau
tumpuan untuk pemikiran selanjutnya, sedangkan aspirasi
berarti harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa
yang akan datang. Kedua hal tersebut memiliki keterikatan
antara satu sama lain, yaitu dengan adanya pokok
pembahasan, maka tentunya akan muncul harapan dan
tujuan kedepannya untuk menjadi lebih baik.
BAB 4 | 58
1) Mempersiapkan Bahan Presentasi
Tahapan pertama adalah mempersiapkan bahan
presentasi yang ingin dibawakan pada saat presentasi.
Pada tahap ini Anda harus memilih dan memutuskan
ide utama yang hendak Anda sampaikan. Setelah itu,
Anda harus memilah daftar materi mana yang akan
disertakan dan mana yang tak perlu disertakan.
Terdapat 2 tools sederhana yang dapat digunakan
dalam mempersiapkan bahan presentasi yaitu
brainstorming dan mind map (Muhammad Noer
2012:56-64).
1. Brainstorming
BAB 4 | 59
Brainstorming merupakan sebuah proses
mengeluarkan gagasan yang Anda miliki tanpa
harus dikritisi terlebih dahulu. Karena dengan
tidak adanya kritisi, maka gagasan Anda akan
terus mengalir sebanyak-banyaknya. Cara
untuk melakukan teknik ini juga tergolong
gampang yaitu dengan terus menulis kata
kunci (keyword) yang berhubungan dengan
tema yang akan Anda bahas dan jangan
berhenti menulis sampai mempunyai daftar
yang cukup banyak (sekitar 30-50 item). Lalu
setelah dirasa cukup, maka waktu tersebut
merupakan kesempatan yang tepat untuk Anda
menyeleksi daftar tersebut. Setelah merasa
menemukan daftar yang pas, maka tiba saatnya
untuk mengelompokkan gagasan tersebut
menjadi beberapa tema besar.
BAB 4 | 60
2. Peta Pikiran (Mind Map)
BAB 4 | 61
lakukan brainstorming dengan mengeluarkan
semua ide yang Anda punya. Selanjutnya
rapikan, kelompokkan, dan atur dalam urutan
logika menggunakan mind map.
1. Pembuka
Pembukaan bisa dibilang menjadi kunci awal
kesuksesan sebuah presentasi. Dari bagian inilah
presentasi yang Anda lakukan akan dapat
menciptakan motivasi di antara para audience
untuk terus menyimak presentasi hingga selesai.
Di sesi ini Anda harus dapat menjelaskan mengapa
mereka perlu mendengar Anda.
BAB 4 | 62
2. Isi
Pada bagian ini Anda akan menjelaskan topik
yang akan dibahas. Anda harus memperhatikan
jeda ketika menyampaikan isi presentasi karena
perlu diingat bahwa ketika berusaha menyerap
informasi baru, audience memiliki daya ingat
dengan rentang yang terbatas. Maka berusahalah
untuk mempersingkat materi yang anda
sampaikan.
3. Penutup
Setelah menyampaikan dua bagian sebelumnya
dengan baik, maka langkah terakhir yang perlu
anda lakukan adalah memastikan tujuan presentasi
yang anda lakukan dapat tersalurkan dengan baik
kepada audience.
BAB 4 | 63
Bahfiarti, T. (2012). Buku Ajar Dasar-dasar Teori
Komunikasi. Makassar.
DAFTAR PUSTAKA | i
https://pakarkomunikasi.com/peran-komunikasi-
dalam-organisasi
DAFTAR PUSTAKA | ii
2021, dari PPSDMA © 2020 PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA APARATUR Website:
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-
komunikasi-dalam-organisasi