Anda di halaman 1dari 7

VI.

PREPARASI GIGI PEGANGAN (ABUTMENT)

Untuk dapat memahami dan mengerjakan preparasi pada gigi pegangan / pilar /
abutment dengan benar, perlu kiranya pemahaman terlebih dahulu mengenai beberapa
macam finish line ( garis akhir preparasi yang terletak di daerah cemento enamel junction ).
Di dalam preparasi GTC dikenal adanya 4 macam finish line :

1. Shoulderless / knife edge / tanpa pundak


Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan
retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat. Biasanya pada
preparasi mahkota 3/4 mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat dari
bahan logam campur.

2. Shoulder / berpundak
Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainer-nya
(full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan pertemuan yang
akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan. Untuk mengatasi keadaan
biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini dibuat pada gigi
pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut
mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket).

3. Chamfer finish line

Universitas Gadjah Mada 1


Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi berkurang,
sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat yang ada
diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis mahkota penuh (full
veneer crown).

4. Partial shoulder berpundak sebagian


Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan menyempit
pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah palatinal / lingual.
Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal / labial yang akan
ditempati oleh resin akrilik / porcelain sebagai facing. Kasus yang sering terjadi yaitu pada
gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal crown with porcelain / acrylic
resin veneer.

A. Preparasi Mahkota Penuh ( Full Veneer Crown )

Pada gigi molar


1. Pengurangan bagian oklusal.
 menggunakan round-edge wheel bur.
 dikurangi 1-2 mm menurut bentuk permukaan oklusal, jangan dikurangi secara rata.
 periksa jarak dengan gigi antagonisnya.
2. Pengurangan bagian proksimal.
 menggunakan flat-discs wheel bur makan sebelah.

Universitas Gadjah Mada 2


 usahakan pemotongan ini sejajar/paralel antara dinding proksimal sebelah mesial dan
distal, atau sedikit menutup kearah oklusal sebesar ± 5°

3. Pengurangan bagian bukal dan lingual / palatinal.


 menggunakan cylindris fissure bur.
 letakkan bur tersebut mendatar pada permukaan gigi yang dipreparasi.
 daerah finish line dapat dibuat chamfer atau knife edge.

4. Pengurangan sudut-sudut aksial.


 tumpulkan semua sudut-sudut aksial yang ada dengan cylindris tapered bur terutama
pada daerah gingiva margin.
 untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bisa menggunakan cylindris fissure bur.

5. Penghalusan hasil preparasi.


 menggunakan sand paper discs.
 hilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan
undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus.

B. Preparasi Mahkota 3/4 (Partial Veneer Crown)

Pada gigi premolar

1. Pengurangan bagian oklusal.


 menggunakan round-edge wheel bur / cylindris bur.
 pertahankan bentuk anatomi bagian oklusal.
 periksa kontak dengan gigi antagonisnya.
 pengurangan sebanyak 1,5 mm untuk tonjol lingual / palatinal dan 1 mm
untuk tonjol bukal.

2. Pengurangan tonjol bagian palatinal / lingual.


 menggunakan cylindris bur.
 posisi bur seperti pada pembuatan bevel.

3. Pengurangan permukaan lingual / palatinal.

Universitas Gadjah Mada 3


 menggunakan chamfer / fissure bur.
 pengurangan meluas sampai pada garis pertemuan dengan permukaan
proksimal, jangan sampai mengenai gigi tetangganya.
 finish line berbentuk knife edge / chamfer.

4. Pengurangan permukaan proksimal.


 menggunakan flat-discs bur makan sebelah.
 bentuk anatomi bagian bukal jangan sampai rusak termakan oleh bur.
 merupakan perluasan dan pengurangan permukaan lingual / palatinal.
 finish line berbentuk knife edge / chamfer.

5. Pembuatan alur proksimal ( proximal groove )


 menggunakan cylindris fissure bur.
 alur terletak pada 1/3 arah bukal.
 alur sedikit membuka kearah oklusal, sedalam 1 mm dan selebar 1,5 mm.

6. Pembuatan alur oklusal ( Occlusal groove ) -


menggunakan cylindris fissure bur.
 merupakan kelanjutan dari alur proksimal.
 mengikuti bentuk permukaan oklusal selebar dan sedalam 1 mm.
 merupakan penghubung dari kedua alur proksimal.
 pada bucco-occlusal line angle dibuat slice bevel.
 haluskan semua sudut - sudut yang runcing dengan sand-paper discs.

Preparasi Mahkota 3/4 (Partial Veneer Crown)


Pada gigi caninus

1. Pengurangan permukaan palatinal / lingual.


 menggunakan round-edge wheel bur.
 pengurangan dimulai dari daerah cingulum sebanyak ± 0,7 mm meluas kearah
insisal.

2. Pengurangan permukaan proksimal.


 menggunakan fissure bur, mulai dari permukaan palatinal / lingual meluas kearah
proksiinal.

Universitas Gadjah Mada 4


 finish line berupa chamfer / knife edge.

3. Pembuatan alur Proksimal (proximal groove )


 menggunakan fissure bur, sedalam 1 mm selebar 1,5 mm.
 sedikit membuka kearah insisal.
 terletak 1/3 arah labial.

4. Pembuatan incisal groove & incisal bevel.


 menggunakah fissure bur.
 merupakan perluasan dari ke dua alur proksimal ( mesial & distal ).
 sedalam 1 mm ; selebar 1,5 mm.
 menggunakan jenis bur yang sama dibuat slice bevel pada garis sudut
labio-insisal.

5. Penghalusan seluruh permukaan hasil preparasi.


 periksa semua sudut-sudut yang ada, dan garis-garis pertemuan antara 2
bidang.
 haluskan semua sudut dan garis tersebut dengan sand paper discs.

C. Preparasi Full Veneer Crown With Acrylic Resin/ Porcelain Facing


Pada dasarnya preparasi ini sama dengan preparasi pada full veneer crown,
perbedaan terletak pada jenis finish line-nya. Retainer jenis ini menggunakan finish line
berbentuk partial shoulder ( pundak sebagian). Pundak yang terletak pada bagian bukal /
labial ini dimaksudkan untuk memberi ketebalan pada retainer, sehingga pada bagian bukal
tersebut mampu untuk penempatan resin akrilik / porselen untuk estetika. Jadi bentuk ini
akan menjamin estetika dibagian bukal tanpa mengabaikan kekuatan gigitan pada bagian
palatinal / lingual. Retainer jenis ini sering disebut mahkota berjendela (window crown) atau
venster crown. Biasanya untuk gigi-gigi premolar baik atas maupun bawah.

Universitas Gadjah Mada 5


D. Mahkota Sementara
Gigi yang telah dipreparasi terutama yang masih vital harus dilindungi
dengan suatu mahkota sementara.
Fungsi mahkota sementara adalah :
 Melindungi gigi (pulpa) terhadap rangsang mekanis suhu dan kimiawi.
 Mencegah terjadinya migrasi, ekstrusi.
 Melindungi gusi di daerah servikal terhadap iritasi.
 Memelihara estetika.

Perlindungan diadakan terus-menerus di antara penyelesaian preparasi sampai


mahkota atau GTC dipasang.
Suatu mahkota sementara dapat dibuat dari guttapercha, self curing acrylic, logam,
plastic crown forms, polikarbonat. Pada umumnya penggunaan mahkota sementara di
praktek dokter gigi adalah dengan menggunakan self curing acrylic resin.

Self curing acrylic


Mahkota sementara yang lebih kuat untuk anterior dan posterior dan memenuhi
persyaratan estetik ialah yang dibuat dari akrilik berwarna gigi yang dapat mengeras sendiri
(self curing acrylic)
Cara pembuatan mahkota sementara dari self curing acrylic
a. Sebelum gigi dipreparasi, dibuat cetakan dari alginat dua belah rahang (quadrant) di
mana gigi tersebut berada. Cetakan disimpan di tempat yang lembab.
b. Gigi dipreparasi.
c. Pinggiran cervical dari cetakan alginat diambil sedikit dengah pisau yang tajam,
maksudnya ialah untuk memberi tempat yang cukup bagi self curing acrylic.

Universitas Gadjah Mada 6


d. Permukaan preparasi dilindungi dengan bahan pelindung seperti cavity varnish. Gusi dan
gigi-gigi disebelahnya dapat dilindungi terhadap rangsangan monomer acrylic dengan
vaselin atau mentega kakao (cocoa butter).
e. Pada teraan preparasi dicetakan alginat diteteskan monomer dari self curing acrylic
kemudian polimer dengan warna yang sesuai ditaburkan di atas monomer sampai semua
cairan terisap (jumlah adukan ini diperkirakan lebih dari cukup untuk mahkota sementara
yang akan dibuat). Setelah adukan yang ada di cetakan mulai suram permukannya,
cetakan alginat yang sekarang berisikan self curing acrylic yang masih lunak.
dikembalikan pada quadrant yang telah dicetak tadi dan ditekan dengan tekanan yang
cukup. Ditunggu sampai akriliknya mengeras sebagian, kemudian cetakan dikeluarkan
dari mulut. Akrilik dapat ikut dengan cetakan atau tidak, akan tertinggal melekat pada gigi.
Mahkota sementara akrilik ini diangkat ke luar dari preparasi atau dari cetakan.
f. Setelah mengeras betul mahkota akrilik dapat diratakan (trimming) dengan cakram
ampelas dan oklusalnya disesuaikan dengan okiusi
g. Mahkota sementara akrilik dapat dilekatkan dengan semen zinc oxyde eugenol(ZOE) atau
semen Fletcher.

Dengan cara yang sama dapat juga dibuat mahkota atau jembatan sementara pada
model diagnosa. Pontik dari lilin ditempatkan pada daerah-daerah yang kosong. Dari
keseluruhan ini (model + pontik) dibuat cetakan alginat. Kemudian gigi-gigi penyangga pada
model dipreparasi secara kira-kira. Cetakan diisi dengan self curing acrylic. Permukaan
model diulas dengan separating medium (cold mould seal) dan cetakan berikut self curing
acrylic ditempatkan pada model. Tunggu sampai mengeras kemudian pengantbilan,
penyelesaian dan pemasangan dilakukan dengan cara yang sama seperti yang dibuat
langsung di mulut.
Oleh karena preparasi pada model dilakukan secara kira-kira, maka setelah mahkota
atau jembatan sementara sudah jadi, perlu disesuaikan dengan preparasi di mulut, yaitu
dikurangi bagian dalam mahkota atau ditambah self curing acrylic pada tempat-tempat yang
ternyata kurang. Suatu variasi dari prosedur di atas adalah di mana model diagnosa tidak
perlu dipreparasi secara kira-kira akan tetapi cetakan alginat yang berisi adukan akrilik yang
masih lunak ditempatkan kembali di mulut setelah dilakukan preparasi pada gigi-gigi
penyangga.

Universitas Gadjah Mada 7

Anda mungkin juga menyukai