1
HAND HYGIENE ATAU KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen Revisi Halaman
110/SPO/PPI/III/2016 0 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
C. Standar waktu pelaksanaan.
1. 40 – 60 detik, membersihkan tangan dengan air dan sabun.
2. 20 – 30 detik, membersihkan tangan dengan handrub berbasis
alkohol.
D. Cara Kerja.
Membersihkan tangan dengan air dan sabun
1. Lepaskan seluruh perhiasan pada jari tangan dan lengan (cincin,
gelang, jam tangan, dll)
2. Posisi tangan lebih rendah dari siku
3. Buka kran dan basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
4. Tuangkan sabun cair atau antiseptik 3 – 5 cc pada salah satu
telapak tangan
5. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak secara
memutar berlawanan arah jarum jam dengan 4 kali hitungan.
6. Gosok telapak kanan diatas punggung telapak kiri dengan jari
– jari saling menjalin dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
7. Gosok telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
dengan 4 kali hitungan.
8. Gosok punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan
dengan jari-jari saling mengunci dengan 4 kali hitungan.
9. Gosok memutar dengan ibu jari kiri terkunci pada telapak
tangan kanan dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
10. Gosokkan memutar jari – jari tangan kanan di atas telapak
tangan kiri dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
11. Bilas tangan dengan air mengalir dengan cara yang sama
seperti saat memakai sabun cair/cairan antiseptik.
12. Keringkan tangan secara merata dengan handuk /tissue (paper
towel) sekali pakai.
13. Matikan kran dengan menggunakan handuk / tissue (paper
towel) tersebut.
2
HAND HYGIENE ATAU KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen Revisi Halaman
110/SPO/PPI/III/2016 0 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
14. Matikan kran dengan menggunakan handuk / tissue (paper
towel) tersebut.
15. Setelah kering, tangan anda sudah aman untuk melakukan
tindakan.
Membersihkan tangan dengan handrub
1. Tuangkan cairan handrub memenuhi salah satu telapak tangan
2. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak secara memutar
berlawanan arah jarum jam dengan 4 kali hitungan.
3. Gosok telapak kanan diatas punggung telapak kiri dengan jari –
jari saling menjalin dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
4. Gosok telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
dengan 4 kali hitungan.
5. Gosok punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan
dengan jari-jari saling mengunci dengan 4 kali hitungan.
6. Gosok memutar dengan ibu jari kiri terkunci pada telapak tangan
kanan dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
7. Gosokkan memutar jari – jari tangan kanan di atas telapak tangan
kiri dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
8. Setelah kering, tangan anda aman untuk melakukan tindakan.
3
HAND HYGIENE UNTUK TINDAKAN BEDAH
No. Dokumen Revisi Halaman
111/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
4
HAND HYGIENE UNTUK TINDAKAN BEDAH
No. Dokumen Revisi Halaman
111/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Tuangkan sabun cair atau antiseptik 3 – 5 cc pada salah satu
telapak tangan
9. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak secara
memutar berlawanan arah jarum jam dengan 4 kali hitungan.
10. Gosok telapak kanan diatas punggung telapak kiri dengan
jari – jari saling menjalin dan sebaliknya dengan 4 kali
hitungan.
11. Gosok telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
dengan 4 kali hitungan.
12. Gosok punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan
dengan jari-jari saling mengunci dengan 4 kali hitungan.
13. Gosok memutar dengan ibu jari kiri terkunci pada telapak
tangan kanan dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
14. Bilas tangan dengan air mengalir
15. Keringkan tangan dan lengan dengan lap steril
5
PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Tindakan observasi dan atau audit yang dilakukan untuk memeriksa
atau memantau tingkat kepatuhan kebersihan tangan terhadap
petugas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan.
TUJUAN Untuk menilai kepatuhan para staff rumah sakit dalam melakukan
hand hygiene.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang kebersihan tangan.
PROSEDUR A. Persiapan audit Hand Hygiene
a. Tetapkan auditor terlatih yaitu IPCN atau di delegasikan
kepada IPCLN yang sudah terlatih
b. Tetapkan metode audit dengan metode sampling
c. Siapkan formulir Observasi Hand Hygiene Compliance
d. Tentukan lokasi sesuai area supervise IPCN atau IPCLN
B. Pelaksanaan audit terhadap kepatuhan pelaksanaan Hand
Hygiene
a. Lakukan audit setiap hari pada jam kerja
b. Gunakan formulir Observasi Hand Hygiene
c. Observasi selama 10 – 30 menit terhadap setiap petugas
kesehatan
d. Observasi berdasarkan “ 5 saat “ melakukan hand hygiene
e. Beri tanda ceklist sesuai petunjuk teknis pengisian Formulir
Observasi Hand Hygiene Compliance
6
PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE
7
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
8
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
5. Gunakan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non
dominan untuk menggunakan sarung tangan pada
tangan yang dominan hingga menutupi bagian
pergelangan tangan
c) Memakai Masker :
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah
kepala dan leher.
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung.
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik.
9
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
d) Melepas Masker :
1. Jangan sentuh bagian depan masker yang telah
terkontaminasi.
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau
karet bagian atas.
3. Buang ke tempat sampah infeksius.
e) Topi :
Gunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala
sehingga serpihan kulit dan atau melindungi petugas
kesehatan dari percikan darah atau cairan tubuh pasien.
f) Menggunakan Gaun Pelindung
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut,
lengan hingga bagian pergelangan tangan dan
selubungkan ke belakang punggung.
2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.
g) Melepas Gaun Pelindung :
1. Lepas tali.
2. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian
dalam gaun pelindungsaja.
3. Balik gaun pelindung
4. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di
wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang.
h) Menggunakan Celemek/schort
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut.
2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.
i) Melepas Celemek/scort
1. Lepas tali pada lehar dan pinggang.
2. Tarik celemek dengan memegang bagian dalam dari
atas.
10
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
3. Lipat atau gulung menjadi gulungan.
4. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk
diproses ulang
j) Menggunakan Pelindung Wajah / kacamata.
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
k) Melepaskan kacamata atau pelindung wajah
1. Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung
wajah telah terkontaminasi!
2. Pegang karet atau gagang kacamata, lepaskan.
3. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk
diproses ulang.
l) Pelindung kaki
Gunakan pelindung kaki untuk melindungi kaki dari
cidera maupun percikan darah/cairan tubuh atau bahan
kimia atau bahan infeksius.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap Umum
2. Nifas
3. Kamar bersalin
4. HCU
5. Kamar Operasi
6. IGD
7. Neonatus
8. Laboratorium
9. Instalazi Gizi
10. Sanitasi dan Laundry
11. Rekam Medis
12. Kamar Obat
11
HYGIENE RESPIRASI ATAU ETIKA BATUK
12
HYGIENE RESPIRASI ATAU ETIKA BATUK
13
ALUR KERJA RUANG STERILISASI/CSSD
14
PROSES PENCUCIAN ALAT/INSTRUMEN
15
PENYERAHAN INSTRUMEN DARI RUANGAN KE CSSD
16
PROSES STERILISASI
17
PROSES STERILISASI
18
PENGAMBILAN ALAT ATAU INSTRUMEN
YANG SUDAH STERIL
19
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
20
PEMBERSIHAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
21
PEMBERSIHAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
22
DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI (DTT)
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
23
DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI (DTT)
24
MONITORING DAN EVALUASI PROSES STERILISASI
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Melakukan monitoring dan evaluasi mutu proses dan hasil sterilisasi
dengan menggunakan cara Indikator Strip Steam. Hasil akhir akan
dievaluasi dengan pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN 1. Sebagai acuan supaya tindakan dilakukan dengan benar
2. Dapat membuktikan bahwa alat-alat layak pakai/ benar-benar
steril
3. Pemakai alat dapat mengetahui bahwa alat yang dipakai telah
steril.
4. Jaminan mutu produk CSSD
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pelayanan sterilisasi rumah sakit.
PROSEDUR a. Letakkan indikator eksternal pada area luar kemasan yang berisi
instrument atau alat yang akan dilakukan proses penyeterilan
b. Masukkan kemasan yang berisi instrumen / alat ke dalam mesin
sterilisasi
c. Setelah proses sterilisasi selesai amati perubahan warna yang
terjadi di indikator eksternal
d. Dikatakan alat-alat steril apabila instrument/linen disterilkan
dengan steam indicator berubah warna dari kuning menjadi
hitam merata.
UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI, CSSD
25
PENGANGKUTAN LINEN KOTOR KE RUANG LAUNDRY
26
PENCATATAN LINEN KOTOR
27
PENCUCIAN LINEN
PENGERTIAN Suatu kegiatan pencucian linen kotor dengan cara yang benar
TUJUAN Menghasilkan linen bersih bebas dari kotoran dan kuman atau
bakteri sehingga terhindar dari infeksi nosokomial
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen
PROSEDUR Persiapan pencucian linen
1. Petugas melakukan cuci tangan 6 langkah
2. Petugas laundry menggunakan APD (sarung tangan, sepatu
booth, masker)
Proses pencucian pada linen infeksius :
1. Masukkan linen infeksius pada larutan desinfektan (bayclin)
selama 15 – 20 menit.
2. Setelah melakukan perendaman, linen infeksius kemudian disikat
satu persatu hingga bersih
3. Masukkan linen infeksius yang sudah bersih ke dalam mesin cuci
linen infeksius dengan menambahkan detergent.
4. Melepas sarung tangan dan melakukan cuci tangan 6 langkah
5. Lakukan proses pembilasan dan pengeringan.
6. Lakukan penjemuran dengan tidak terpapar langsung oleh sinar
matahari.
Proses pencucian linen non infeksius :
1. Masukkan linen non infeksius ke dalam mesin cuci non infeksius
dengan menambahkan detergent.
2. Lakukan proses pembilasan dan pengeringan.
28
PENCUCIAN LINEN
29
PENYETRIKAAN DAN PENATAAN LINEN BERSIH
PENGERTIAN Kegiatan penyetrikaan dan penataan linen yang sudah bersih dan
kering
TUJUAN Agar linen halus dan nyaman dipakai serta tertata rapi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas menerima linen dari petugas pelipatan, dilanjutkan
dengan penyetrikaan
3. Penyetrikaan dilakukan berdasarkan jenis linen
4. Penyetrikaan dilakukan dengan setrika manual
5. Setelah selesai, linen dikelompokkan menurut jenis linen dan
dari ruangan terkait
6. Linen di masukkan ke dalam trolly pendistribusian linen
bersih (trolly tertutup)
7. Petugas melakukan cuci tangan setelah semua tindakan
selesai
UNIT TERKAIT Rumah Tangga
30
PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH
PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mendistribusiksn linen bersih sesuai jenis dari
masing – masing ruangan
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah yang di ambil oleh petugas dalam
pendistribusian linen bersih
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Petugas laundry melakukan cuci tangan 6 langkah
2. Petugas laundry datang ke ruangan dengan membawa linen
bersih di dalam trolley khusus linen bersih yang tertutup.
3. Petugas laundry menyerahkan linen ke petugas ruangan
sesuai dengan jumlah linen yang dicuci.
4. Bila ada linen yang belum kering, linen diserahkan pada hari
berikutnya dan jika ada linen rusak, petugas laundry juga
memberi keterangan pada lembar terima linen bersih
5. Petugas laundry dan petugas ruangan menandatangani
blanko serah terima linen bersih.
6. Petugas laundry melakukan cuci tangan setelah
pendistribusian linen bersih selesai
UNIT TERKAIT Rumah tangga, Rawat Inap Umum, HCU, Kamar Bersalin, Nifas,
IGD, Neonatus, Kamar operasi
31
PENGAMBILAN LINEN KOTOR DARI KAMAR PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
32
PENGGANTIAN LINEN BERSIH
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
33
PENGGANTIAN LINEN BERSIH
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
7. Lepaskan APD
8. Pasang linen yang bersih dan ditata rapi.
9. Lakukan cuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, OK, HCU, IGD
34
PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT
35
PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT
36
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
(SISTEM KOHORT)
No. Dokumen Revisi Halaman
115/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
37
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
(SISTEM KOHORT)
No. Dokumen Revisi Halaman
115/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
38
PENANGANAN MRSA
No. Dokumen Revisi Halaman
114/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
PENGERTIAN Upaya yang dilakukan kepada pasien dengan infeksi MRSA yang
telah menjangkit di tubuhnya.
TUJUAN Untuk mencegah risiko penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien lain dan terhadap pemberian layanan kesehatan serta
pengunjung
39
PENANGANAN MRSA
No. Dokumen Revisi Halaman
114/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
h. Peralatan perawatan di ruang isolasi tidak boleh dibawa
keluar dan segera dilakukan disinfeksi setelah digunakan
i. Peralatan makan setelah dipakai, dimasukkan ke dalam
plastic dan diberi label CONTAMINATED
j. Linen setelah dipakai, dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan diberi label CONTAMINATED sebelum dicuci
k. Pengunjung dibatasi dan harus memperhatikan petunjuk
isolasi
l. Pasien yang harus dipindah atau dibawa ke tempat lain harus
ditutup kasa atau kain yang steril di area lesi
UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI, Petugas Kesehatan lain yang terkait.
40
PEMILAHAN SAMPAH INFEKSIUS
No. Dokumen Revisi Halaman
124/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Sampah infeksius adalah sampah hasil limbah dari aktivitas rumah
sakit yang membahayakan dan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi pasien, pengunjung dan petugas.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara pemilahan sampah infeksius sebelum
diletakkan di Tempat Penampungan Sementara
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR 1. Menyiapkan wadah/tempat sampah berwarna kuning yang
kuat, tahan karat, kedap air dengan penutup yang diinjak.
2. Wadah/tempat sampah berwarna kuning diberi kantong plastik
kuning dan diberi tanda/label “sampah infeksius”
3. Wadah/tempat sampah infeksius tersebut diletakkan di ruangan
yang menghasilkan sampah infeksius.
4. Petugas ruangan membuang sampah infeksius kedalam tempat
sampah infeksius.
5. Segera ikat setelah kantong plastik terisi ¾ bagian
6. Sampah infeksius seperti : pembalut/pampers, benda yang
terpapar cairan tubuh kecuali keringat, handscoon, botol infuse,
kateter, masker, vial, dll
UNIT TERKAIT Petugas kebersihan, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli
Rawat Jalan, IGD, Kamar Operasi
41
PEMILAHAN SAMPAH NON INFEKSIUS
No. Dokumen Revisi Halaman
124/SPO/PPI/III/2016 0 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Sampah non infeksius adalah sampah yang dihasilkan kegiatan
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran,
taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali bila ada
teknologinya.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara pemilahan sampah non infeksius sebelum
diletakkan di Tempat Penampungan Sementara
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR 1. Menyiapkan wadah/tempat sampah berwarna hitam yang
kuat, tahan karat, kedap air dengan penutup yang diinjak.
2. Wadah/tempat sampah berwarna hitam diberi kantong
plastik hitam dan diberi tanda/label “sampah non infeksius”
3. Wadah/tempat sampah infeksius tersebut diletakkan di
ruangan yang menghasilkan sampah non infeksius dan
halaman sekitar rumah sakit
4. Petugas ruangan membuang sampah non infeksius kedalam
sampah non infeksius.
5. Segera ikat setelah kantong plastik terisi ¾ bagian
6. Sampah non infeksius seperti : sisa makanan, kertas, kardus,
borol air minum, plastik, kaleng, dll
UNIT TERKAIT Petugas kebersihan, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli
Rawat Jalan, IGD, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Kamar Obat, Area
Kamar Pasien
42
PENGELOLAAN SAMPAH BENDA TAJAM
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam atau
runcing yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti: jarum
suntik, pecahan kaca dan ampul obat
TUJUAN Sebagai acuan penetapan langkah-langkah pembuangan benda tajam
dan jarum.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
Persiapan alat :
1. Masker
2. Handscoon
3. Sarung tangan rumah tangga
4. Safety box
Cara Kerja :
Pengelolaan jarum suntik :
1. Gunakan APD (sesuai kebutuhan).
2. Tidak boleh menekuk/ mematahkan jarum suntik/ benda
tajam yang telah dipakai.
3. Tidak boleh meletakkan jarum suntik/ benda tajam bekas
pakai disembarang tempat.
4. Setelah menggunakan jarum suntik maka segera buang
jarum ke dalam wadah yang telah ditentukan (safety box)
5. Wadah safety box yang digunakan diletakkan dekat dengan
lokasi tindakan.
6. Apabila wadah safety box sudah terisi 3/4 bagian maka
segera ditutup.
43
PENGOLAHAN SAMPAH BENDA TAJAM
44
SERAH TERIMA
SAMPAH INFEKSIUS DAN BENDA TAJAM
No. Dokumen Revisi Halaman
125/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Adalah tata cara yang disusun untuk menjalankan proses penyerahan
sampah infeksius dan benda tajam dari Tempat Penampungan
Sementara kepada pihak ke 3 untuk dilakukan pemrosesan.
TUJUAN Untuk melakukan serah terima dan pencatatan sampah infeksius dan
benda tajam dalam mencegah terjadinya infeksi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR 1. Sampah infeksius dan benda tajam di simpan di Tempat
Penampungan Sementara.
2. Pihak ketiga mengambil dan menimbang jumlah sampah
yang diambil.
3. Petugas RS mencatat hasil timbangan yang dihasilkan.
4. Pihak ke 3 menyerahkan manivest kepada petugas RS untuk
di tanda tangani dan di stempel.
5. Sampah infeksius dan benda tajam diambil oleh pihak ke 3
dua kali dalam seminggu.
6. Apabila dalam satu minggu petugas dari pihak ke 3 belum
mengambil sampah infeksius dan benda tajam, maka petugas
RS wajib menghubungi pihak ke 3
UNIT TERKAIT Sanitasi
45
DISINFEKSI PERMUKAAN
46
DISINFEKSI PERMUKAAN
47
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
No. Dokumen Revisi Halaman
138/SPO/PPI/III/2016 0 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
48
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
49
PENANGANAN TUMPAHAN CAIRAN INFEKSIUS
50
PENANGANAN TUMPAHAN CAIRAN INFEKSIUS
51
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR BERSIH
PENGERTIAN Pengambilan sampel air bersih adalah air bersih yang digunakan
untuk kegiatan sehari-hari yang ada di rumah sakit. Air bersih yang
dimaksud adalah air yang memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 1990.
52
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR BERSIH
53
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR LIMBAH
PENGERTIAN Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair.
Pengambilan sampel air limbah adalah suatu tatalaksana tentang
pengambilan sampel air limbah sesuai prosedur yang berlaku
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pengambilan sampling air
limbah secara representative dan benar – benar sampel adalah
mewakili kondisi air limbah sebenarnya.
2. Sampling air limbah dan analisa laboratorium terhadap kualitas
dari parameter fisik, kimia dan bakteriologis dilakukan sebagai
monitoring mutu air limbah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
54
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR LIMBAH
55
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT
PENGERTIAN Kualitas udara ruang adalah udara yang memenuhi baku mutu.
Pengambilan sampel udara ruang adalah suatu tatalaksana tentang
pengambilan sampel udara ruang sesuai prosedur yang berlaku
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pengambilan sampling udara
ruang secara representative dan benar – benar sampel adalah
mewakili kondisi air limbah sebenarnya.
2. Sampling udara ruang dan analisa laboratorium terhadap kualitas
dari parameter fisik, kimia dan bakteriologis dilakukan sebagai
monitoring mutu kualitas udara ruang.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR Parameter yang harus dipantau untuk mengukur standart baku mutu
kualitas udara dalam ruangan Rumah Sakit antara lain meliputi
kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi
1. Pengukuran Kualitas Lingkungan Fisik
a. Pengukuran kelembaban udara menggunakan Hygrometer
b. Pengukuran suhu udara menggunakan Thermometer
2. Pengambilan Sampel Kimia Gas
a. Pengambilan sampel gas : HC, CO, Ether menggunakan
Plastic Bag
b. Pengukuran debu total Total Suspended Partikulate (TSP)
menggunakan Low Volume Air Sampler (LVS)
56
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT
57
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT
58
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT
l. Hidupkan alat
m. Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur
dengan alat minimal 3 meter) tinggalkan ruangan apabila
alat sedang beroperasi
n. Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan
waktu
o. Pengukur akan segera masuk dan mematikan alat
p. Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan
kembali pada kemasannya, tutup rapat dan segel
q. Beri keterangan atau labelseperlunya antara lain : waktu
pengambilan, lokasi/tempat, lama pengambilan sampel, dan
nama pengukur
r. Amankan agar strip dengan cara : lapisi agar strip dengan
alumunium foil, simpan pada cool box (kotak pendingin)
dengan suhu 4 – 10 oC
Cara pengambilan sampel udara ruangan
s. Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30 – 35 oC
dan selama 24 jam (bila 24 jam tidak ada pertumbuhan
kuman, pembiakan 24 jam lagi). Setelah waktu pembiakan
kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung
dengan menggunakan colony counter
2. Pengukuran kualitas fisik udara
a. Pengukuran suhu
b. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer
yang dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka
yang dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka
yang stabil
59
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT
60
PENGENDALIAN
SERANGGA / BINATANG PENGGANGGU
No. Dokumen Revisi Halaman
153/SPO/PPI/III/2016 0 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
61
PENGENDALIAN
SERANGGA / BINATANG PENGGANGGU
No. Dokumen Revisi Halaman
153/SPO/PPI/III/2016 0 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
62
PENGENDALIAN
SERANGGA / BINATANG PENGGANGGU
No. Dokumen Revisi Halaman
153/SPO/PPI/III/2016 0 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
63
PENCATATAN DAN PELAPORAN CHECKLIST
KEBERSIHAN KAMAR MANDI
No. Dokumen Revisi Halaman
RS PKU 134/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
64
PENCATATAN DAN PELAPORAN CHECKLIST
KEBERSIHAN KAMAR MANDI
No. Dokumen Revisi Halaman
134/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
65
PROSEDUR PELAYANAN GIZI
66
PERMINTAAN MAKANAN PASIEN
67
PERMINTAAN MAKANAN PASIEN
68
PENGADAAN BAHAN MAKANAN
69
PENJAMAH MAKANAN
PENGERTIAN Adalah tata cara yang disusun untuk Para Penjamah Makanan saat
proses pengolahan makanan hingga penyajian makanan Rumah
Sakit Sesuai dengan Baku Mutu Kesehatan Lingkungan yang ada.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara Para Penjamah makanan dalam mengolah
serta menyajikan makanan Rumah Sakit sesuai dengan Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan yang ada.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
Persiapan alat :
1. Masker
2. Sarung tangan plastik
3. Apron
4. Topi pelindung
Tata Cara :
1. Setiap hari sebelum melakukan pengolahan makanan para
penjamah makanan melakukan hand hygiene dan
memastikan tempat pengolahan makanan dalam keadaan
bersih.
2. Gunakan APD lengkap
3. Para penjamah makanan memeriksa dan memastikan semua
peralatan yang akan digunakan dalam kondisi baik tidak
berkarat,dan dalam keadaan bersih.
4. Para penjamah makanan memastikan bahan makanan yang
akan diolah dalam kondisi baik secara fisik dan dilakukan
pembersihan atau desinfektan sebelum mengolahnya
70
PENJAMAH MAKANAN
71
PENERIMAAN BAHAN MAKANAN MENTAH
PENGERTIAN Bahan makanan adalah bahan mentah yang akan diolah menjadi
makanan matang yang siap didistribusikan kepasien rawat inap
72
PENCUCIAN BAHAN MAKANAN
73
PEMROSESAN BAHAN MAKANAN MENTAH
74
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
75
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
76
PROSES MEMASAK
77
PENDISTRIBUSIAN MAKANAN PASIEN
78
PENCUCIAN ALAT MASAK
79
PENCUCIAN ALAT MAKAN PASIEN
80
SAMPEL MAKANAN PASIEN
PENGERTIAN Adalah tata cara yang disusun untuk sampling makanan yang ada di
Rumah Sakit Sesuai dengan Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
yang ada.
TUJUAN Untuk menjaga jika terjadi keracunan makanan
81
KEGIATAN PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI
82
SURVEILLANCE
83
SURVEILLANCE
2. Tim PPI
7. Kamar Operasi
8. Kamar bersalin
10. Neonatus
84
SURVEILLANCE
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA INFUS/PHLEBITIS
No. Dokumen Revisi Halaman
141/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Pencegahan infeksi luka infus adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah risiko terjadinya infeksi luka infus akibat tusukan infus
TUJUAN Untuk mencegah dan melindungi pasien dari risiko terjadinya
infeksi luka infus
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang surveilans.
PROSEDUR Langkah – langkah:
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama pasien, nama petugas, tanggal pemasangan, lama
pemasaangan IV, dan jenis cairan, yang akan di survei dalam
formulir surveilans.
4. Observasi adanya tanda phlebitis yang meliputi:
a. Tidak ada nyeri, kemerahan, atau bengkak
b. Tidak ada nyeri, tampak sedikit kemerahan < 2,5 cm,
tidak ada bengkak, tidak ada pengerasan.
c. Nyeri, tampak sedikit kemerahan < 2,5 cm, tidak ada
bengkak, tidak ada pengerasan.
d. Nyeri, panas area insersi, kemerahan, bengkak, ada
pengerasan 2,5 - 4 cm.
e. Nyeri, panas area insersi, kemerahan, bengkak, ada
pengerasan 4 - 7,5 cm.
f. Nyeri, panas area insersi, kemerahan, bengkak, ada
pengerasan > 7,5 cm, ada pengeluaran cairan purulen.
85
SURVEILLANCE
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA INFUS/PHLEBITIS
No. Dokumen Revisi Halaman
141/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
5. Apabila ditemukan tanda - tanda infeksi tersebut segera
laporkan ke IPCO atau IPCN untuk menentukan adanya
phlebitis.
6. Dokumentasikan kejadian phlebitis yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien,
Formulir Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi
Rumah Sakit
UNIT TERKAIT
1. Komite PPI
2. Tim PPI
6. Kamar Operasi
7. Kamar bersalin
9. Neonatus
86
SURVEILLANCE
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
No. Dokumen Revisi Halaman
140/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Adalah kegiatan yang dilakukan pada pasien peri operatif (pre, intra
dan paska operasi) untuk mengurangi risiko infeksi luka operasi
(ILO).
TUJUAN Melaksanakan patient safety dengan mengurangi risiko infeksi luka
operasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang surveilans.
PROSEDUR 1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain
dari pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans.
4. Lengkapi data - data yang tertulis dalam formulir ILO baik Pro,
Durante dan Post Operasi.
5. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
6. Observasi adanya tanda - tanda infeksi yang meliputi:
a. Superfisial: adanya nyeri/ tenderness, bengkak lokal,
kemerahan atau panas, keluarnya cairan purulen dari area
insisi.
b. Deep Insisional (insisional dalam): keluarnya cairan
purulen dari jaringan lunak dalam dan bukan dari organ,
ditemukan abses, adanya peningkatan suhu tubuh >38 °C,
atau nyeri/ tenderness.
c. Organ/ rongga: adanya cairan purulen melalui stab wound
pada organ/ rongga dan abses.
87
SURVEILLANCE PENCEGAHAN
INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
No. Dokumen Revisi Halaman
140/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
d. Kuman pada kultur pus
e. Pemeriksaan radiologi/PA
f. Diagnosa dokter/SSI
7. Apabila ditemukan tanda - tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur luka operasi dengan teknik
aseptik.
8. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO atau
IPCN untuk menentukan adanya ILO.
9. Dokumentasikan kejadian ILO yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir
Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah
Sakit.
2. Tim PPI
7. Kamar Operasi
8. Kamar bersalin
10. Neonatus
88
SURVEILLANCE PENCEGAHAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
No. Dokumen Revisi Halaman
142/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
89
SURVEILLANCE PENCEGAHAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
No. Dokumen Revisi Halaman
142/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
9. Apabila hasil urinalisis atau kultur positif dilaporkan ulang
ke IPCO atau IPCN untuk menentukan adanya ISK.
10. Dokumentasikan kejadian ISK yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir
Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah
Sakit.
2. Tim PPI
6. Kamar Operasi
7. Kamar bersalin
9. Neonatus
90
KAJIAN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI
(INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT / ICRA)
KONTRUKSI BANGUNAN
No. Dokumen Revisi Halaman
RS PKU 113/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
91
KAJIAN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI
(INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT / ICRA)
KONTRUKSI BANGUNAN
No. Dokumen Revisi Halaman
RS PKU 113/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Uraian kegiatan:
1) Perencanaan pembangunan PPI / K3 / Sanitasi harus
dilibatkan
2) Sebelum pelaksanaan pembangunan, Unit Kerja yang akan
melaksanakan pembangunan mengajukan surat permohonan
kepada Komite PPI untuk melakukan kajian resiko
pengendalian infeksi (ICRA).
Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara bagian IPSRS, Komite
PPI, K3 dan Unit Sanitasi dan vendor
1) Komite PPI melakukan pengkajian resiko dan membuat izin
renovasi
2) Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan
Komite PPI, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan
memberikan edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana
proyek.
3) Komite PPI mengeluarkan surat rekomendasi kepada Unit
Kerja terkait yang akan melaksanakan pembangunan.
(IPSRS, K3, Sanitasi)
4) Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas proyek
(IPSRS, Komite PPI, K3 dan Unit Sanitasi Lingkungan)
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan
sesuai surat kesepakatan bersama.
5) Flowchart kegiatan
UNIT TERKAIT Komite PPI, IPS RS, K3, Sanitasi.
92
PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN
93
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN VAKSINASI
PADA PETUGAS
No. Dokumen Revisi Halaman
149/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
PENGERTIAN Suatu imunisasi aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di
dalam tubuh.
TUJUAN Sebagai acuan pada penatalaksanaan pemberian vaksinasi pada
petugas kesehatan,penunjang dan petugas kebersihan yang bertugas
di unit pelayanan kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Surabaya
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Perlindungan Kesehatan Karyawan.
PROSEDUR 1. Semua petugas yang akan diberikan imunisasi harus
dilakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu.
2. Sebelum diberikan imunisasi Hepatitis B harus dilakukan
pemeriksaan HbSAg untuk semua karyawan yang akan
diberikan imunisasi Hepatitis B,baik yang sudah pernah atau
yang belum pernah imunisasi Hepatitis B.
3. Jika hasil pemeriksaan HbSAg positif negatip (-) maka akan
diberikan imunisasi Hepatitis B.
4. Bagi petugas yang sudah pernah imunisasi Hepatitis B, hanya
dilakukan pemeriksaan anti HbsAg saja, Jika hasil
pemeriksaan tersebut positip (+),maka selamanya tidak perlu
diberikan imunisasi Hepatitis B. Tetapi jika hasil tersebut
negatip (-) maka akan diberikan imunisasi Hepatitis B Boster
yaitu diberikan Imunisasi dalam waktu 1 (satu) tahun satu kali
UNIT TERKAIT Kepala Bidang Pelayanan Medis, Penunjang Medis, dan Keperawatan
94
PENANGANAN LUKA TUSUK JARUM / BENDA TAJAM
95
PENANGANAN LUKA TUSUK JARUM / BENDA TAJAM
96
PENANGANAN KLB
No. Dokumen Revisi Halaman
146/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
97
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
98
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
99
PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI ANTIBIOTIK
DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen Revisi Halaman
147/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
100
PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI ANTIBIOTIK
DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen Revisi Halaman
147/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
UNIT TERKAIT Farmasi, Rawat Inap Umum, Rawat Inap Bersalin, Kamar Bersalin,
HCU, OK, Neonatus,IGD
101
BIMBINGAN SAKARATUL MAUT BAGI PASIEN MUSLIM
102
BIMBINGAN SAKARATUL MAUT BAGI PASIEN
NON MUSLIM
No. Dokumen Revisi Halaman
119/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
103
MEMANDIKAN JENAZAH NON INFEKSIUS
104
MEMANDIKAN JENAZAH NON INFEKSIUS
105
MEMANDIKAN JENAZAH INFEKSIUS
106
MEMANDIKAN JENAZAH INFEKSIUS
107
MEMANDIKAN JENAZAH INFEKSIUS
108
PENGKAFANAN JENAZAH
109
PENGKAFANAN JENAZAH
Pelaksanaan
1. Kain digelar untuk :
a. Jenazah laki – laki, 1 helai kain digelar di tengah, satu
helai kain lagi digelar diatasnya agak bergeser ke kanan
dan satu helai kain lagi digelar agak bergeser ke kiri
b. Jenazah perempuan :
Pertama, kain bisa digelar di tengah
Kedua, jubah digelar di tengah persis diatas kain
lembar pertama dengan posisi lubang tepat berada di
leher
Ketiga, baju kurung digelar diatasnya lagi dengan
posisi berada pada bagian atas badan dengan lubang
persisi di leher
Keempat, sarung digelar diatasnya pada arah badan
bagian bawah
Kelima, kerudung digelar pada bagian kepala
2. Setelah kain digelar, jenazah diangkat dan diletakkan
diatasnya
a. Jenazah laki – laki, dilulut dahulu dengan minyak wangi,
kemudian dililitkan kain yang paling atas bersamaan
dengan itu diambil kain penutupnya, lalu dililitkan kain
yang kedua dan ketiga
b. Jenazah perempuan, dilulut dahulu dengan minyak
wangi, kemudian diikat kerudungnya, dililitkan dengan
urut kain sarung, baju kurung, mantel jas dan kain
biasanya.
UNIT TERKAIT Binroh
110
SERAH TERIMA JENAZAH
111
SERAH TERIMA JENAZAH
112
PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – RE USE
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Alat Single Use adalah alat medis disposible yang dinyatakan oleh
pabrik untuk penggunaan sekali pakai.
Alat Re Usable adalah alat medis yang oleh rekomendasi pabrik
dapat digunakan kembali.
Alat single use - re use adalah alat medis single use yang akan
digunakan kembali oleh karena pertimbangan pengadaan sulit di
dapat dan harga yang mahal yang diatur dalam kebijakan
TUJUAN Mengatur penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali
dengan tetap memperhatikan keamanan pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang Penanganan Peralatan Perawatan Pasien.
PROSEDUR Daftar Alat Medis Single Use - Re Use :
No Nama Alat Ruang Penggunaan
1 Suction connection OK Re use setiap
tube selesai di pakai
2 ETT OK Re use setiap
selesai di pakai
3 OPA OK Re use setiap
selesai di pakai
4 Masker ambubag OK, IGD, Ranap Re use setiap
Umum, HCU, selesai di pakai
VK, Nifas, Neo
1. Alat single use yang akan digunakan kembali harus di nilai
oleh user (operator), apakah masih memenuhi syarat, tidak
berubah bentuk, tidak berubah warna, tidak cacat dan mudah di
gunakan kembali.
113
PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – RE USE
114
PENGELOLAAN OBAT DAN ALAT KADALUARSA
115