Anda di halaman 1dari 115

HAND HYGIENE ATAU KEBERSIHAN TANGAN

No. Dokumen Revisi Halaman


110/SPO/PPI/III/2016 0 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Merupakan tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan


air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol
untuk petugas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya

TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang dapat ditularkan melalui tangan.


2. Menghilangkan semua kotoran.
3. Menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang kebersihan tangan.

PROSEDUR Uraian kegiatan :


A. Persiapan alat :
1. Wastafel
2. Kran / air mengalir
3. Antiseptik / handrub berbasis alkohol
4. Sabun
5. Tissue / handuk
6. Leaflet cara membersihkan tangan
7. Tempat sampah
B. Lima (5) momen kebersihan tangan, yaitu;:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah terkena/kontak dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien

1
HAND HYGIENE ATAU KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen Revisi Halaman
110/SPO/PPI/III/2016 0 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
C. Standar waktu pelaksanaan.
1. 40 – 60 detik, membersihkan tangan dengan air dan sabun.
2. 20 – 30 detik, membersihkan tangan dengan handrub berbasis
alkohol.
D. Cara Kerja.
Membersihkan tangan dengan air dan sabun
1. Lepaskan seluruh perhiasan pada jari tangan dan lengan (cincin,
gelang, jam tangan, dll)
2. Posisi tangan lebih rendah dari siku
3. Buka kran dan basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
4. Tuangkan sabun cair atau antiseptik 3 – 5 cc pada salah satu
telapak tangan
5. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak secara
memutar berlawanan arah jarum jam dengan 4 kali hitungan.
6. Gosok telapak kanan diatas punggung telapak kiri dengan jari
– jari saling menjalin dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
7. Gosok telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
dengan 4 kali hitungan.
8. Gosok punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan
dengan jari-jari saling mengunci dengan 4 kali hitungan.
9. Gosok memutar dengan ibu jari kiri terkunci pada telapak
tangan kanan dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
10. Gosokkan memutar jari – jari tangan kanan di atas telapak
tangan kiri dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
11. Bilas tangan dengan air mengalir dengan cara yang sama
seperti saat memakai sabun cair/cairan antiseptik.
12. Keringkan tangan secara merata dengan handuk /tissue (paper
towel) sekali pakai.
13. Matikan kran dengan menggunakan handuk / tissue (paper
towel) tersebut.

2
HAND HYGIENE ATAU KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen Revisi Halaman
110/SPO/PPI/III/2016 0 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
14. Matikan kran dengan menggunakan handuk / tissue (paper
towel) tersebut.
15. Setelah kering, tangan anda sudah aman untuk melakukan
tindakan.
Membersihkan tangan dengan handrub
1. Tuangkan cairan handrub memenuhi salah satu telapak tangan
2. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak secara memutar
berlawanan arah jarum jam dengan 4 kali hitungan.
3. Gosok telapak kanan diatas punggung telapak kiri dengan jari –
jari saling menjalin dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
4. Gosok telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
dengan 4 kali hitungan.
5. Gosok punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan
dengan jari-jari saling mengunci dengan 4 kali hitungan.
6. Gosok memutar dengan ibu jari kiri terkunci pada telapak tangan
kanan dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
7. Gosokkan memutar jari – jari tangan kanan di atas telapak tangan
kiri dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
8. Setelah kering, tangan anda aman untuk melakukan tindakan.

UNIT TERKAIT Semua Unit Kerja

3
HAND HYGIENE UNTUK TINDAKAN BEDAH
No. Dokumen Revisi Halaman
111/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Merupakan tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan


air mengalir dan antiseptik sebelum melakukan tindakan
pembedahan di ruang operasi RS PKU Muhammadiyah Surabaya

TUJUAN a. Mencegah infeksi yang dapat ditularkan melalui tangan.


b. Menghilangkan semua kotoran.
c. Menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang kebersihan tangan.
PROSEDUR 1. Tuangkan sekitar 5ml cairan antiseptik ditelapak tangan kiri
dengan menggunakan siku lengan kanan untuk
mengoperasikan dispenser.
2. Masukan jari-jari tangan kanan tepat di handrub untuk
dekontaminasi bawah kuku (5 detik).
3. Gosok punggung tangan kanan secara melingkar pada lengan
sampai ke siku (10-15 detik).
4. Tuangkan sekitar 5ml cairan antiseptik di telapak tangan
kanan dengan menggunakan siku lengan kiri untuk
mengoperasikan dispenser.
5. Maukkan jari – jari tangan kiri anda tepat di handrub untuk
dekontaminasi bawah kuku (5 detik).
6. Gosok punggung tangan kiri secara melingkar pada lengan
sampai siku (10-15 detik).
7. Tuangkan sekitar 5ml cairan antiseptik di telapak tangan
kanan, dengan menggunakan siku lengan anda yang lain
untuk mengoperasikan dispenser.

4
HAND HYGIENE UNTUK TINDAKAN BEDAH
No. Dokumen Revisi Halaman
111/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
8. Tuangkan sabun cair atau antiseptik 3 – 5 cc pada salah satu
telapak tangan
9. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak secara
memutar berlawanan arah jarum jam dengan 4 kali hitungan.
10. Gosok telapak kanan diatas punggung telapak kiri dengan
jari – jari saling menjalin dan sebaliknya dengan 4 kali
hitungan.
11. Gosok telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
dengan 4 kali hitungan.
12. Gosok punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan
dengan jari-jari saling mengunci dengan 4 kali hitungan.
13. Gosok memutar dengan ibu jari kiri terkunci pada telapak
tangan kanan dan sebaliknya dengan 4 kali hitungan.
14. Bilas tangan dengan air mengalir
15. Keringkan tangan dan lengan dengan lap steril

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

5
PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE

No. Dokumen Revisi Halaman


109/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Tindakan observasi dan atau audit yang dilakukan untuk memeriksa
atau memantau tingkat kepatuhan kebersihan tangan terhadap
petugas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan.
TUJUAN Untuk menilai kepatuhan para staff rumah sakit dalam melakukan
hand hygiene.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang kebersihan tangan.
PROSEDUR A. Persiapan audit Hand Hygiene
a. Tetapkan auditor terlatih yaitu IPCN atau di delegasikan
kepada IPCLN yang sudah terlatih
b. Tetapkan metode audit dengan metode sampling
c. Siapkan formulir Observasi Hand Hygiene Compliance
d. Tentukan lokasi sesuai area supervise IPCN atau IPCLN
B. Pelaksanaan audit terhadap kepatuhan pelaksanaan Hand
Hygiene
a. Lakukan audit setiap hari pada jam kerja
b. Gunakan formulir Observasi Hand Hygiene
c. Observasi selama 10 – 30 menit terhadap setiap petugas
kesehatan
d. Observasi berdasarkan “ 5 saat “ melakukan hand hygiene
e. Beri tanda ceklist sesuai petunjuk teknis pengisian Formulir
Observasi Hand Hygiene Compliance

6
PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE

No. Dokumen Revisi Halaman


109/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
f. Masukan data kedalam oleh petugas Komite PPI
g. Lakukan analisa oleh petugas Komite PPI segera setelah
observasi
h. Berikan umpan balik kepada satuan kerja terkait
C. Hal yang perlu diperhatikan
a. Hendaknya melakukan pengamatan (observasi) pada saat
jam kerja/jam sibuk
b. Observer dapat mengamati 3 petugas kesehatan secara
bersamaan, jika terdapat peluang (opportunity) hand hygiene
UNIT TERKAIT Komite PPI dan Tim PPI, Rawat Inap, Rawat Jalan, Bidang
Pelayanan Medik, Penunjang Medik dan Keperawatan

7
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen Revisi Halaman


101/SPO/PPI/III/2016 0 1/4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Merupakan tindakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme
yang ada pada petugas kesehatan dan melindungi mukosa membran
mata, hidung, mulut, kaki dan tangan dari kemungkinan percikan/
semprotan darah /cairan tubuh selama prosedur tindakan atau
perawatan pada pasien.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang dapat ditularkan melalui tangan,kaki dan
udara.
2. Melindungi tenaga kesehatan dari risiko penularan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang prosedur pemakaian APD bahwa prosedur pemakaian APD
digunakan secara tepat dan benar
PROSEDUR Uraian Kegiatan :
A. Persiapan alat :
1) Sarung tangan
2) Masker
3) Topi
4) Gaun pelindung
5) Celemek/Schort
6) Pelindung kaki
7) Kacamata atau pelindung mata
B. Cara Kerja :
a) Memakai Sarung Tangan
1. Lepaskan jam tangan, cincin bila ada.

2. Lakukan hand hygiene

8
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen Revisi Halaman


101/SPO/PPI/III/2016 0 2/4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
3. Buka pembungkus bagian luar kemasan sarung tangan
dengan memisahkan sisi – sisinya

4. Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan


sarung tangan pada tangan yang dominan terlebih
dahulu

5. Gunakan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non
dominan untuk menggunakan sarung tangan pada
tangan yang dominan hingga menutupi bagian
pergelangan tangan

6. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non


dominan hingga menutupi bagian pergelangan tangan

b) Melepas Sarung Tangan :


1. Pegang bagian luar dari tangan bersarung tangan untuk
melepas sarung tangan pertama

2. Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar


kedalam

3. Lepaskan sarung tangan kedua dengan ibu jari atau


telunjuk yang tidak memakai sarung tangan pada bagian
dalam keluar

4. Buang sarung tangan pada tempat sampah infeksius

5. Lakukan hand hygiene.

c) Memakai Masker :
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah
kepala dan leher.
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung.
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik.

9
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen Revisi Halaman


101/SPO/PPI/III/2016 0 3/4
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

d) Melepas Masker :
1. Jangan sentuh bagian depan masker yang telah
terkontaminasi.
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau
karet bagian atas.
3. Buang ke tempat sampah infeksius.

e) Topi :
 Gunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala
sehingga serpihan kulit dan atau melindungi petugas
kesehatan dari percikan darah atau cairan tubuh pasien.
f) Menggunakan Gaun Pelindung
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut,
lengan hingga bagian pergelangan tangan dan
selubungkan ke belakang punggung.
2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.
g) Melepas Gaun Pelindung :
1. Lepas tali.
2. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian
dalam gaun pelindungsaja.
3. Balik gaun pelindung
4. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di
wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang.
h) Menggunakan Celemek/schort
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut.
2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.
i) Melepas Celemek/scort
1. Lepas tali pada lehar dan pinggang.
2. Tarik celemek dengan memegang bagian dalam dari
atas.

10
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen Revisi Halaman


101/SPO/PPI/III/2016 0 4/4

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
3. Lipat atau gulung menjadi gulungan.
4. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk
diproses ulang
j) Menggunakan Pelindung Wajah / kacamata.
 Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
k) Melepaskan kacamata atau pelindung wajah
1. Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung
wajah telah terkontaminasi!
2. Pegang karet atau gagang kacamata, lepaskan.
3. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk
diproses ulang.
l) Pelindung kaki
 Gunakan pelindung kaki untuk melindungi kaki dari
cidera maupun percikan darah/cairan tubuh atau bahan
kimia atau bahan infeksius.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap Umum
2. Nifas
3. Kamar bersalin
4. HCU
5. Kamar Operasi
6. IGD
7. Neonatus
8. Laboratorium
9. Instalazi Gizi
10. Sanitasi dan Laundry
11. Rekam Medis
12. Kamar Obat

11
HYGIENE RESPIRASI ATAU ETIKA BATUK

No. Dokumen Revisi Halaman


116/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tindakan menutup mulut ketika batuk atau bersin


TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang dapat ditularkan melalui udara.
2. Melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari resiko penularan.
3. Untuk mengendalikan infeksi dari sumbernya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang etika batuk.
PROSEDUR Uraian Kegiatan :
Persiapan Alat :
a) Wastafel
b) Masker
c) Kran / air mengalir
d) Antiseptik / handrub berbasis alkohol
e) Sabun
f) Tissue
g) Leaflet etika batuk
h) Tempat sampah
Cara Kerja
a) Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tisu atau
sapu tangan atau menggunakan lengan baju anda.
b) Segera buang tisu yang sudah dipakai kedalam tempat
sampah.
c) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol.
d) Gunakan masker bila anda sedang batuk

12
HYGIENE RESPIRASI ATAU ETIKA BATUK

No. Dokumen Revisi Halaman


116/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI

13
ALUR KERJA RUANG STERILISASI/CSSD

No. Dokumen Revisi Halaman


158/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses penyerahan alat / instrumen, linen dan bahan penunjang


medis yang telah disterilkan di bagian sterilisasi (CSSD) untuk
dipergunakan sesuai aturan / standar tindakan dipelayanan pasien.
TUJUAN 1. Termonitornya alat / instrumen, linen dan bahan penunjang
sesuai kebutuhan.
2. Sebagai acuan CSSD dalam melaksanakan kegiatan
pendistribusian
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pelayanan sterilisasi ulang rumah sakit.
PROSEDUR 1. Alat / instrumen yang sudah di cuci di unit masing-masing segera
dibawa ke ruang CSSD.
2. Jam pengiriman dan pengambilan alat :
Pengiriman alat : jam 09.00, jam 16.00, jam 22.00
Pengambilan alat : jam 12.00, jam 20.00, jam 06.00
3. Petugas dari ruangan perawatan atau unit datang ke bagian CSSD
untuk melakukan penyerahan instrumen / alat sesuai dengan jam
yang telah ditentukan.
4. Petugas CSSD melakukan proses sterilisasi.
5. Alat/instrument yang telah steril disimpan dalam ruang
penyimpanan.
6. Petugas ruangan mengambil alat yang sudah steril sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan ke ruang CSSD.
7. Petugas CSSD menyerahkan instrumen / alat yang sudah steril
kepada petugas ruangan.
UNIT TERKAIT CSSD, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli Rawat Jalan,
IGD, Kamar Operasi

14
PROSES PENCUCIAN ALAT/INSTRUMEN

No. Dokumen Revisi Halaman


105/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Proses mencuci alat dengan menggunakan jenis desinfektan tertentu
yang dapat membunuh kuman.
TUJUAN 1. Membersihkan dan menghilangkan kotoran yang terlihat dan
tidak terlihat dan menghilangkan sebanyak mungkin
mikroorganisme berbahaya.
2. Melakukan proses dekontaminasi semua instrument sebelum
disterilsasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pelayanan sterilisasi rumah sakit.
PROSEDUR 1. Pencucian alat dilakukan di ruangan atau unit masing – masing
2. Gunakan APD
3. Lakukan proses perendaman dengan larutan chlorhexidine 1,5%
selama 10 – 15 menit
4. Cuci alat dengan menggunakan detergent atau sabun sampai
bersih
5. Tiriskan alat sampai benar – benar kering
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, IGD, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin,
Poli Rawat Jalan

15
PENYERAHAN INSTRUMEN DARI RUANGAN KE CSSD

No. Dokumen Revisi Halaman


107/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses penyerahan instrumen yang telah digunakan di ruang


pengguna ke CSSD agar dapat disterilkan dan digunakan kembali
untuk pelayanan pasien
TUJUAN 1. Instrumen dan alat-alat yang telah digunakan dapat disterilkan
sesuai standar.
2. Instrumen dan alat-alat dapat tercatat/ terinventaris.
3. Pelaksanaan penerimaan alat /instrumen dari ruangan harus
memperhatikan keselamatan dan keamanan petugas
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pelayanan strerilisasi rumah sakit
PROSEDUR 1. Petugas ruangan membawa alat / instrumen yang sudah di cuci
dan terbungkus ke ruang CSSD.
2. Instrumen/alat-alat diserahkan oleh petugas ruangan dan
diterima oleh petugas CSSD.
3. Petugas mencatat jenis alat / instrumen yang akan disterilkan di
lembar serah terima alat/instrumen sesuai dengan jenis dan
jumlahnya, kemudian petugas CSSD mengecek bila sudah
sesuai, petugas CSSD dan petugas ruangan harus
mencantumkan tanda tangan dan nama pada lembar serah
terima alat/instrumen.
UNIT TERKAIT CSSD, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli Rawat Jalan,
IGD, Kamar Operasi

16
PROSES STERILISASI

No. Dokumen Revisi Halaman


108/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Sterilisasi yaitu suatu kegiatan pelayanan yang memproses semua


bahan, alat dan perlengkapan yang dibutuhkan pelayanan medis
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada pasien
yang membutuhkan kondisi steril. Pelayanan sterilisasi dimulai dari
penerimaan alat-alat, pemilahan alat, desinfeksi alat dengan cairan
desinfektan, pencucian, packing, alat siap disteril dan penyimpanan
alat steril.
TUJUAN 1. Mensterilkan alat medis, instrumen, linen dan bahan
penunjang.
2. Alat medis, instrumen, linen dan bahan penunjang steril siap
pakai.
3. Memutus mata rantai infeksi di Rumah Sakit.
4. Menurunkan angka kejadian infeksi dan mencegah infeksi
nosokomial
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang proses sterilisasi di rumah sakit
PROSEDUR  Sterilisasi Panas-Kering (Memmert)
Cara kerja :
1. Masukkan alat – alat/barang yang akan di sterilkan.
2. Tutup pintu oven / memmert.
3. Putar tombol H, sampai angak 2.
4. Alat akan mati sendiri, apabila proses sterilisasi sudah selesai
sesuai waktu yang sudah diatur (2 jam).
5. Bila yang disterilkan tromol, lubang-lubang tromol di tutup
dahulu, baru di keluarkan

17
PROSES STERILISASI

No. Dokumen Revisi Halaman


108/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

 Sterilisasi Uap (Autoclave delta)


Cara Kerja :
1. Masukkan air sampai air sejajar dengan bagaian dasar
autoclav.
2. Masukkan alat – alat/barang yang akan di sterilkan ke dalam
keranjang, kemudian masukkan ke dalam mesin autoclav..
3. Beri indikator eksternal
4. Tutup pintu Autoclave.
5. Tekan tombol power dan kemudian start.
6. Proses penyeterilan akan selesai sesuai waktu yang sudah
diatur.
UNIT TERKAIT CSSD

18
PENGAMBILAN ALAT ATAU INSTRUMEN
YANG SUDAH STERIL

No. Dokumen Revisi Halaman


106/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses penyerahan alat/ instrumen yang telah disterilkan di bagian


sterilisasi (CSSD) untuk dipergunakan sesuai aturan/ standar
tindakan dipelayanan pasien.

TUJUAN 1. Termonitornya alat/ instrumen.


2. Sebagai acuan CSSD dalam melaksanakan kegiatan
pengambilan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pelayanan sterilisasi ulang rumah sakit.
PROSEDUR 1. Proses sterilisasi dipusatkan di ruang kamar operasi yang
dilakukan oleh petugas CSSD pada jam :
Pengiriman alat : jam 09.00, jam 16.00, jam 22.00
Pengambilan alat : jam 12.00, jam 20.00, jam 06.00
2. Petugas dari ruangan perawatan atau unit lain datang ke bagian
CSSD untuk melakukan pengambilan alat yang sudah disterilkan
3. Petugas CSSD menyerahkan instrumen/alat yang sudah
disterilkan dan melakukan pendokumentasian.
UNIT TERKAIT CSSD, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli Rawat Jalan,
IGD, Kamar Operasi

19
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


104/SPO/PPI/III/2016 0 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Membersihkan peralatan pasien atau alat kesehatan yang digunakan


untuk menunjang tindakan medis ke pasien.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi silang.
2. Melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari risiko penularan.
3. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang penanganan peralatan perawatan pasien.
PROSEDUR Uraian Kegiatan :
Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Celemek
3. Sabun/Deterjen
4. Kaca mata pelindung
5. Disinfektan : Chlorhexidine 1,5% atau klorin 0,05 % atau
alcohol 70 %
6. Air
Cara Kerja :
1. Critical
a. Proses Pre Cleaning
Lakukan proses perendaman dengan larutan desinfektan
(Chlorhexidine 1,5%) selama 10 – 15 menit.
b. Pembersihan (dilakukan di unit masing – masing)
Cuci alat dengan menggunakan larutan detergent sampai bersih,
bilas sampai bersih agar sisa detergent hilang, keringkan dengan

20
PEMBERSIHAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


104/SPO/PPI/III/2016 0 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

cara meniriskan alat pada tempat yang telah disediakan.


Kemudian lakukan pengemasan dengan baik dan benar.
Proses sterilisasi dipusatkan di ruang kamar operasi yang
dilakukan oleh petugas CSSD pada jam :
Pengiriman alat : jam 09.00, jam 16.00, jam 22.00
Pengambilan alat : jam 12.00, jam 20.00, jam 06.00
a) Sterilisasi Panas-Kering (Memmert)
Cara kerja :
1) Masukkan alat – alat/barang yang akan di sterilkan.
2) Tutup pintu oven / memmert.
3) Putar tombol H, sampai angak 2.
4) Alat akan mati sendiri, apabila proses sterilisasi sudah
selesai sesuai waktu yang sudah diatur (2 jam).
Bila yang disterilkan tromol, lubang-lubang tromol di
tutup dahulu, baru di keluarkan
b) Sterilisasi Uap (Autoclave delta)
Cara Kerja :
1) Masukkan air sampai air sejajar dengan bagaian dasar
autoclav.
2) Masukkan alat – alat/barang yang akan di sterilkan ke
dalam keranjang, kemudian masukkan ke dalam mesin
autoclav..
3) Beri indikator eksternal
4) Tutup pintu Autoclave.
5) Tekan tombol power dan kemudian start.
6) Proses penyeterilan akan selesai sesuai waktu yang
sudah diatur.
2. Semi critical
Pengelolaan peralatan ini minimal dengan DTT atau sterilisasi.

21
PEMBERSIHAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


104/SPO/PPI/III/2016 0 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

a) Proses Pre Cleaning


Lakukan proses perendaman dengan larutan desinfektan
(Chlorhexidine 1,5%) selama 10 – 15 menit.
b) Pembersihan (dilakukan di unit masing – masing)
Cuci alat dengan menggunakan larutan detergent sampai
bersih, bilas sampai bersih agar sisa detergent hilang,
keringkan dengan benar alat yang telah dibersihkan dengan
cara meniriskan alat pada tempat yang telah disediakan
c) Sterilisasi dengan Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT)
 Setelah peralatan kering, siapkan larutan Chlorin 0,5%
dan lakukan perendaman alat selama 20 menit. Pastikan
semuanya terendam dengan baik.
 Apabila alat berupa selang maka gunakan tabung suntik
steril untuk membilas bagian dalam selang menggunakan
laruran Chlorin 0,5% dan ulangi sampai 3 kali.
 Bilas peralatan dengan air hangat atau air matang dan
angin – anginkan sampai dengan kering.
 Lakukan hal yang sama apabila alat berupa selang, maka
lakukan pembilasan bagian dalam selang dengan
menggunakan tabung suntik steril dan ulangi sampai 3
kali, kemudian angin – anginkan sampai dengan kering
 Setelah semua alat kering simpan alat pada wadah yang
bersih dan tertutup rapat.
3. Non critikal
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alkohol swab atau
mencuci dengan menggunakan detergent.
UNIT TERKAIT CSSD, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli Rawat
Jalan, IGD, Kamar Operasi

22
DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI (DTT)

No. Dokumen Revisi Halaman


154/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Kegiatan membunuh mikroorganisme (termasuk bakteri vegetative,


tuberkolosis, ragi, dan virus) kecuali beberapa endospora bacteri
pada barang medis semi kritis dengan menggunakan larutan
disinfektan kimiawi. Semua langkah dalam proses Desinfektan
Tingkat Tinggi (DTT) harus dipantau secara seksama.

TUJUAN Menjamin barang atau instrument terdekontaminasi tingkat tinggi


dengan baik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang penanganan peralatan perawatan pasien.
PROSEDUR 1. Cuci tangan dan pakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
Standar Prosedur Operasional (SPO)
2. Lakukan proses perendaman dengan larutan desinfektan
(Chlorhexidine 1,5%) selama 10 – 15 menit.
3. Cuci alat dengan menggunakan larutan detergent sampai
bersih, bilas sampai bersih agar sisa detergent hilang,
keringkan dengan benar alat yang telah dibersihkan dengan
cara meniriskan alat pada tempat yang telah disediakan
4. Setelah peralatan kering, siapkan larutan Chlorin 0,5% dan
lakukan perendaman alat selama 20 menit. Pastikan semuanya
terendam dengan baik.
Apabila alat berupa selang maka gunakan tabung suntik steril
untuk membilas bagian dalam selang menggunakan laruran
Chlorin 0,5% dan ulangi sampai 3 kali.
5. Bilas peralatan dengan air hangat atau air matang dan angin –
anginkan sampai dengan kering.

23
DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI (DTT)

No. Dokumen Revisi Halaman


154/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Lakukan hal yang sama apabila alat berupa selang, maka
lakukan pembilasan bagian dalam selang dengan menggunakan
tabung suntik steril dan ulangi sampai 3 kali, kemudian angin –
anginkan sampai dengan kering.
6. Setelah alat kering simpan alat pada wadah yang bersih dan
tertutup rapat.
UNIT TERKAIT Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, IGD, Neonatus, Kamar
Operasi, HCU

24
MONITORING DAN EVALUASI PROSES STERILISASI

No. Dokumen Revisi Halaman


103/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Melakukan monitoring dan evaluasi mutu proses dan hasil sterilisasi
dengan menggunakan cara Indikator Strip Steam. Hasil akhir akan
dievaluasi dengan pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN 1. Sebagai acuan supaya tindakan dilakukan dengan benar
2. Dapat membuktikan bahwa alat-alat layak pakai/ benar-benar
steril
3. Pemakai alat dapat mengetahui bahwa alat yang dipakai telah
steril.
4. Jaminan mutu produk CSSD
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pelayanan sterilisasi rumah sakit.
PROSEDUR a. Letakkan indikator eksternal pada area luar kemasan yang berisi
instrument atau alat yang akan dilakukan proses penyeterilan
b. Masukkan kemasan yang berisi instrumen / alat ke dalam mesin
sterilisasi
c. Setelah proses sterilisasi selesai amati perubahan warna yang
terjadi di indikator eksternal
d. Dikatakan alat-alat steril apabila instrument/linen disterilkan
dengan steam indicator berubah warna dari kuning menjadi
hitam merata.
UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI, CSSD

25
PENGANGKUTAN LINEN KOTOR KE RUANG LAUNDRY

No. Dokumen Revisi Halaman


126/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu kegiatan pengangkutan linen kotor yang dilakukan oleh


petugas laundry.
TUJUAN Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Petugas melakukan cuci tangan 6 langkah
2. Petugas laundry datang ke ruangan untuk mengambil linen
kotor infeksius yang berada di tong dengan kantong plastik
warna kuning dan non infeksius yang berada di tong dengan
kantong plastik warna hitam
3. Petugas laundry datang dengan membawa troli khusus linen
kotor infeksius (kantong warna kuning) dan non infeksius
(kantong warna hitam)
4. Petugas menggunakan APD (sarung tangan) jika tempat
linen kotor infeksius (kresek warna kuning) terdapat cairan
tubuh pasien, dan melepas kembali setelah memasukkan
kedalam kantong linen infeksius (kantong warna kuning)
5. Petugas laundry melakukan serah terima pengambilan linen
kotor infeksius dan non infeksius dengan menandatangani
lembar serah terima dengan petugas ruangan
6. Petugas laundry membawa troli linen kotor ke ruang laundry
7. Petugas laundry melakukan cuci tangan setelah semua
tindakan selesai
UNIT TERKAIT Rumah Tangga, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, OK,
HCU, IGD

26
PENCATATAN LINEN KOTOR

No. Dokumen Revisi Halaman


129/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu kegiatan pencatatan linen kotor dari ruang perawatan

TUJUAN Untuk mentertibkan inventarisasi linen di masing – masing


pengguna linen
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR a. Petugas laundry melakukan cuci tangan
b. Petugas laundry menggunakan APD (sarung tangan)
c. Petugas laundry melakukan penimbangan terhadap linen
kotor infeksius (kantong plastik warna kuning) dan linen
kotor non infeksius (kantong plastik hitam) kemudian
melakukan pencatatan
d. Petugas laundry melakukan penghitungan linen kotor
infeksius (kantong plastik warna kuning) dan linen kotor non
infeksius (kantong plastik hitam) kemudian melakukan
pencatatan
e. Petugas laundry melakukan pencucian sesuai dengan cara
pencucian terhadap linen kotor infeksius dan linen kotor non
infeksius
f. Petugas laundry membuang kresek bekas linen infeksius
(kantong plastik warna kuning) ke dalam tempat sampah
infeksius
g. Petugas laundry melakukan cuci tangan setelah semua
tindakan selesai
UNIT TERKAIT Rumah Tangga

27
PENCUCIAN LINEN

No. Dokumen Revisi Halaman


127/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu kegiatan pencucian linen kotor dengan cara yang benar
TUJUAN Menghasilkan linen bersih bebas dari kotoran dan kuman atau
bakteri sehingga terhindar dari infeksi nosokomial
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen
PROSEDUR Persiapan pencucian linen
1. Petugas melakukan cuci tangan 6 langkah
2. Petugas laundry menggunakan APD (sarung tangan, sepatu
booth, masker)
Proses pencucian pada linen infeksius :
1. Masukkan linen infeksius pada larutan desinfektan (bayclin)
selama 15 – 20 menit.
2. Setelah melakukan perendaman, linen infeksius kemudian disikat
satu persatu hingga bersih
3. Masukkan linen infeksius yang sudah bersih ke dalam mesin cuci
linen infeksius dengan menambahkan detergent.
4. Melepas sarung tangan dan melakukan cuci tangan 6 langkah
5. Lakukan proses pembilasan dan pengeringan.
6. Lakukan penjemuran dengan tidak terpapar langsung oleh sinar
matahari.
Proses pencucian linen non infeksius :
1. Masukkan linen non infeksius ke dalam mesin cuci non infeksius
dengan menambahkan detergent.
2. Lakukan proses pembilasan dan pengeringan.

28
PENCUCIAN LINEN

No. Dokumen Revisi Halaman


127/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

3. Lakukan penjemuran dengan tidak terpapar langsung oleh sinar


matahari.
Lepaskan semua APD setelah proses pencucian linen selesai dan
lakukan cuci tangan 6 langkah
UNIT TERKAIT Rumah Tangga

29
PENYETRIKAAN DAN PENATAAN LINEN BERSIH

No. Dokumen Revisi Halaman


131/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Kegiatan penyetrikaan dan penataan linen yang sudah bersih dan
kering
TUJUAN Agar linen halus dan nyaman dipakai serta tertata rapi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas menerima linen dari petugas pelipatan, dilanjutkan
dengan penyetrikaan
3. Penyetrikaan dilakukan berdasarkan jenis linen
4. Penyetrikaan dilakukan dengan setrika manual
5. Setelah selesai, linen dikelompokkan menurut jenis linen dan
dari ruangan terkait
6. Linen di masukkan ke dalam trolly pendistribusian linen
bersih (trolly tertutup)
7. Petugas melakukan cuci tangan setelah semua tindakan
selesai
UNIT TERKAIT Rumah Tangga

30
PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH

No. Dokumen Revisi Halaman


128/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mendistribusiksn linen bersih sesuai jenis dari
masing – masing ruangan
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah yang di ambil oleh petugas dalam
pendistribusian linen bersih
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Petugas laundry melakukan cuci tangan 6 langkah
2. Petugas laundry datang ke ruangan dengan membawa linen
bersih di dalam trolley khusus linen bersih yang tertutup.
3. Petugas laundry menyerahkan linen ke petugas ruangan
sesuai dengan jumlah linen yang dicuci.
4. Bila ada linen yang belum kering, linen diserahkan pada hari
berikutnya dan jika ada linen rusak, petugas laundry juga
memberi keterangan pada lembar terima linen bersih
5. Petugas laundry dan petugas ruangan menandatangani
blanko serah terima linen bersih.
6. Petugas laundry melakukan cuci tangan setelah
pendistribusian linen bersih selesai
UNIT TERKAIT Rumah tangga, Rawat Inap Umum, HCU, Kamar Bersalin, Nifas,
IGD, Neonatus, Kamar operasi

31
PENGAMBILAN LINEN KOTOR DARI KAMAR PASIEN
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Merupakan tindakan penggantian linen di ruang perawatan.


TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang dapat ditularkan dari mikroorganisme
yang ada pada linen.
2. Memberikan rasa nyaman kepada pasien/klien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Lakukan cuci tangan
2. Gunakan APD
3. Gulung linen kotor yang akan diganti, bagian yang kotor ada di
bagian dalam gulungan
4. Masukkan gulungan linen kotor sesuai dengan jenis linen
(infeksius atau non infeksius)
5. Linen infeksius dimasukkan ke kantong plastik warna kuning
dan non infeksius dimasukkan ke kantong warna hitam
6. Lepaskan APD
7. Lakukan cuci tangan setelah semua tindakan selesai
UNIT TERKAIT Rumah Tangga, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, OK,
HCU, IGD

32
PENGGANTIAN LINEN BERSIH
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Merupakan tindakan penggantian linen di ruang perawatan.


TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang dapat ditularkan dari mikroorganisme
yang ada pada linen.
2. Memberikan rasa nyaman kepada pasien/klien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
A. Persiapan alat :
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Apron
4. Linen Bersih
5. Lap Bersih
6. Cairan desinfektan
7. Air
B. Cara Kerja
1. Lakukan cuci tangan
2. Gunakan APD
3. Gulung linen kotor yang akan diganti, bagian yang kotor ada
di bagian dalam gulungan
4. Masukkan gulungan linen kotor sesuai dengan jenis linen
(infeksius atau non infeksius)
5. Linen infeksius dimasukkan ke kantong plastik warna kuning
dan non infeksius dimasukkan ke kantong warna hitam
6. Bersihkan bed dengan cairan desinfektan

33
PENGGANTIAN LINEN BERSIH
No. Dokumen Revisi Halaman
130/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
7. Lepaskan APD
8. Pasang linen yang bersih dan ditata rapi.
9. Lakukan cuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, OK, HCU, IGD

34
PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


132/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Standart baku untuk merencanakan kebutuhan linen di RS PKU


Muhammadiyah Surabaya agar kebutuhan linen tercukupi
TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi petugas untuk pengadaan linen
2. Menyamakan jenis linen yang dipakai
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan linen.
PROSEDUR 1. Standart linen yang dibutuhkan
 Tidak panas
 Tidak mengandunng nylon
 Lembut, tidak menimbulkan iritasi
 Daya serap tinggi
 Warna tidak mudah pudar
2. Standart jumlah
Perbandingan 1: 3 yaitu :
 1 part stok dipakai
 1 part stok simpan ruangan
 1 part stok dicuci
3. Warna, ukuran dan desain linen menyesuaikan dengan ruangan
masing- masing
4. Tata laksana
 Masing – masing unit mengajukan pengadaan linen
kepada bagian rumah tangga dengan jumlah sesuai
kebutuhan.

35
PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


132/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

 Bagian rumah tangga mengajukan memo ke bagian


umum dan bagian keuangan untuk pengadaan linen.
 Bila sudah ada disposisi, bagian rumah tangga segera
mengadakan pemesanan linen sesuai kebutuhan
 Linen yang telah diterima selanjutnya didistribusikan ke
seluruh bagian rumah sakit
UNIT TERKAIT Rumah Tangga, Bagian Umum, Bagian Keuangan

36
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
(SISTEM KOHORT)
No. Dokumen Revisi Halaman
115/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Penempatan pasien dengan penyakit menular adalah menempatkan


pasien dalam satu ruangan tersendiri (jika tidak tersedia)
kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah di dalam
ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang
belum dikonfirmasi atau sedang didiagnosis (kohorting).
TUJUAN Menghindari penularan penyakit melalui kontak langsung, droplet,
airborne.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang Penempatan Pasien.
PROSEDUR 1. Airborne precautions
Contoh kondisi :
 TBC Paru
 Measless/campak
 Varicella
 Severe Acute Respiratory syndrome (SARS)
1) Tempatkan pasien bersama pasien lain yang
terinfeksi aktif dengan mikroorganisme yang sama
(Kohort).
2) Pisahkan dengan jarak sedikitnya 1 meter dengan
pasien lainnya.
3) Ruangan dengan udara berventilasi manual (udara
bebas)
4) Memiliki saluran pengeluaran udara ke lingkungan
yang memadai
5) Pintu ke arah dalam harus selalu tertutup

37
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
(SISTEM KOHORT)
No. Dokumen Revisi Halaman
115/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

PROSEDUR 2. Droplet precautions


Contoh kondisi :
 Bronchiolitis
 Meningo-coccal Infections
 Viral Infections, termasuk influenza, Mumps dan Rubella
1) Tempatkan pasien dalam kamar bersama dengan
pasien yang terinfeksi aktif dengan makroorganisme
yang sama (Kohort).
2) Pisahkan dengan jarak sedikitnya 1 meter dengan
pasien lainnya.
3) Tidak dibutuhkan penanganan udara dan ventilasi
khusus dan pintu boleh tetap terbuka.
3. Kontak precautions :
Contoh kondisi :
 Kolonisasi atau infeksi MRSA, EsBL (Extended spectrum
Betalactamase producing organism)
 Penyakit saluran pencernaan
 Respiratory : SARS, Bronchiolitis
 Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies.
1) Tempatkan pasien dalam kamar bersama dengan
pasien yang terinfeksi aktif dengan mikroorganisme
yang sama tetapi tidak boleh dengan pasien infeksi
yang berbeda (Kohort).
2) Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan
penggabungan dengan pasien lain tidak diinginkan,
pertimbangan sifat epidemiologi mikroorganisme dan
populasi pasien saat menempatkan pasien.
UNIT TERKAIT Rawat Inap Umum, Rawat Inap Bersalin

38
PENANGANAN MRSA
No. Dokumen Revisi Halaman
114/SPO/PPI/III/2016 0 1/2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Upaya yang dilakukan kepada pasien dengan infeksi MRSA yang
telah menjangkit di tubuhnya.
TUJUAN Untuk mencegah risiko penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien lain dan terhadap pemberian layanan kesehatan serta
pengunjung

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016


tentang Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi.
PROSEDUR Persiapan : ruang isolasi, alat pelindung diri (jas, masker, hand
schone, sepatu/sandal), peralatan perawatan, papan informasi, hand
rub dan hand wash.
Pelaksanaan :
a. Pasien dengan dugaan atau sudah di diagnose infeksi harus
di isolasi sesuai kebijakan/pedoman yang direkomendasikan
b. Lakukan prosedur kewaspadaan standard dan kewaspadaan
kontak
c. Tempatkan pasien dengan MRSA di ruang isolasi dan
tempatkan di lokasi paling ujung ( jarak minimal 2,5 m dari
tempat tidur lain )
d. Setiap petugas dan pengunjung wajib cuci tangan
e. Setiap petugas dan pengunjung wajib menggunakan APD
(Jas, Masker, hand schone, Sepatu/Sandal)
f. Jas tidak boleh dipakai untuk bergantian (1 orang 1 jas)
g. Jas setelah dipakai, dilepas dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik

39
PENANGANAN MRSA
No. Dokumen Revisi Halaman
114/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
h. Peralatan perawatan di ruang isolasi tidak boleh dibawa
keluar dan segera dilakukan disinfeksi setelah digunakan
i. Peralatan makan setelah dipakai, dimasukkan ke dalam
plastic dan diberi label CONTAMINATED
j. Linen setelah dipakai, dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan diberi label CONTAMINATED sebelum dicuci
k. Pengunjung dibatasi dan harus memperhatikan petunjuk
isolasi
l. Pasien yang harus dipindah atau dibawa ke tempat lain harus
ditutup kasa atau kain yang steril di area lesi
UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI, Petugas Kesehatan lain yang terkait.

40
PEMILAHAN SAMPAH INFEKSIUS
No. Dokumen Revisi Halaman
124/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Sampah infeksius adalah sampah hasil limbah dari aktivitas rumah
sakit yang membahayakan dan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi pasien, pengunjung dan petugas.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara pemilahan sampah infeksius sebelum
diletakkan di Tempat Penampungan Sementara
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR 1. Menyiapkan wadah/tempat sampah berwarna kuning yang
kuat, tahan karat, kedap air dengan penutup yang diinjak.
2. Wadah/tempat sampah berwarna kuning diberi kantong plastik
kuning dan diberi tanda/label “sampah infeksius”
3. Wadah/tempat sampah infeksius tersebut diletakkan di ruangan
yang menghasilkan sampah infeksius.
4. Petugas ruangan membuang sampah infeksius kedalam tempat
sampah infeksius.
5. Segera ikat setelah kantong plastik terisi ¾ bagian
6. Sampah infeksius seperti : pembalut/pampers, benda yang
terpapar cairan tubuh kecuali keringat, handscoon, botol infuse,
kateter, masker, vial, dll
UNIT TERKAIT Petugas kebersihan, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli
Rawat Jalan, IGD, Kamar Operasi

41
PEMILAHAN SAMPAH NON INFEKSIUS
No. Dokumen Revisi Halaman
124/SPO/PPI/III/2016 0 1/ 1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Sampah non infeksius adalah sampah yang dihasilkan kegiatan
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran,
taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali bila ada
teknologinya.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara pemilahan sampah non infeksius sebelum
diletakkan di Tempat Penampungan Sementara
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR 1. Menyiapkan wadah/tempat sampah berwarna hitam yang
kuat, tahan karat, kedap air dengan penutup yang diinjak.
2. Wadah/tempat sampah berwarna hitam diberi kantong
plastik hitam dan diberi tanda/label “sampah non infeksius”
3. Wadah/tempat sampah infeksius tersebut diletakkan di
ruangan yang menghasilkan sampah non infeksius dan
halaman sekitar rumah sakit
4. Petugas ruangan membuang sampah non infeksius kedalam
sampah non infeksius.
5. Segera ikat setelah kantong plastik terisi ¾ bagian
6. Sampah non infeksius seperti : sisa makanan, kertas, kardus,
borol air minum, plastik, kaleng, dll
UNIT TERKAIT Petugas kebersihan, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli
Rawat Jalan, IGD, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Kamar Obat, Area
Kamar Pasien

42
PENGELOLAAN SAMPAH BENDA TAJAM

No. Dokumen Revisi Halaman


123/SPO/PPI/III/2016 0 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam atau
runcing yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti: jarum
suntik, pecahan kaca dan ampul obat
TUJUAN Sebagai acuan penetapan langkah-langkah pembuangan benda tajam
dan jarum.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
Persiapan alat :
1. Masker
2. Handscoon
3. Sarung tangan rumah tangga
4. Safety box
Cara Kerja :
Pengelolaan jarum suntik :
1. Gunakan APD (sesuai kebutuhan).
2. Tidak boleh menekuk/ mematahkan jarum suntik/ benda
tajam yang telah dipakai.
3. Tidak boleh meletakkan jarum suntik/ benda tajam bekas
pakai disembarang tempat.
4. Setelah menggunakan jarum suntik maka segera buang
jarum ke dalam wadah yang telah ditentukan (safety box)
5. Wadah safety box yang digunakan diletakkan dekat dengan
lokasi tindakan.
6. Apabila wadah safety box sudah terisi 3/4 bagian maka
segera ditutup.

43
PENGOLAHAN SAMPAH BENDA TAJAM

No. Dokumen Revisi Halaman


123/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Pengelolaan pecahan kaca :
1. APD (sesuai kebutuhan)
2. Segera bersihkan lokasi pecahan benda tajam
3. Kumpulkan pecahan kaca dalam ukuran kecil (vial, ampul, dll)
dalam safety box
4. Kumpulkan pecahan kaca dalam ukuran besar ke dalam kertas
koran dan bungkus dengan rapi kemudian masukkan kedalam
kantong plastik kuning jika infeksius dan masukkan kantong
plastik hitam jika non infeksius
5. Apabila wadah sudah terisi 3/4 bagian maka segera tutup
UNIT TERKAIT Petugas kebersihan, Rawat Inap Umum, Nifas, Kamar Bersalin, Poli
Rawat Jalan, IGD, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Kamar Obat,
Neonatus

44
SERAH TERIMA
SAMPAH INFEKSIUS DAN BENDA TAJAM
No. Dokumen Revisi Halaman
125/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Adalah tata cara yang disusun untuk menjalankan proses penyerahan
sampah infeksius dan benda tajam dari Tempat Penampungan
Sementara kepada pihak ke 3 untuk dilakukan pemrosesan.
TUJUAN Untuk melakukan serah terima dan pencatatan sampah infeksius dan
benda tajam dalam mencegah terjadinya infeksi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR 1. Sampah infeksius dan benda tajam di simpan di Tempat
Penampungan Sementara.
2. Pihak ketiga mengambil dan menimbang jumlah sampah
yang diambil.
3. Petugas RS mencatat hasil timbangan yang dihasilkan.
4. Pihak ke 3 menyerahkan manivest kepada petugas RS untuk
di tanda tangani dan di stempel.
5. Sampah infeksius dan benda tajam diambil oleh pihak ke 3
dua kali dalam seminggu.
6. Apabila dalam satu minggu petugas dari pihak ke 3 belum
mengambil sampah infeksius dan benda tajam, maka petugas
RS wajib menghubungi pihak ke 3
UNIT TERKAIT Sanitasi

45
DISINFEKSI PERMUKAAN

No. Dokumen Revisi Halaman


102/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses dekontaminasi menghilangkan semua mikroorganisme,


kecuali endospora yang menempel pada peralatan di ruang
perawatan
TUJUAN Memutus mata rantai penularan infeksi melalui alat-alat yang
bertada di ruang perawatan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Sarung tangan dan masker
2. Klorin 0,05%
3. Ember kecil / kom
4. Sikat (bila diperlukan)
5. Lap kering
6. Air
Waktu Pelaksanaan :
1. 1 kali sehari oleh shift pagi.
2. Setelah digunakan pasien atau terpapar cairan tubuh pasien
Cara Kerja:
1. Lakukan cuci tangan.
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sarung tangan dan
masker.
3. Bersihkan semua kotoran dan cairan tubuh dengan lap dan
klorin 0,05%

46
DISINFEKSI PERMUKAAN

No. Dokumen Revisi Halaman


102/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

4. Keringkan segera permukaan dengan lap kering


5. Bereskan alat-alat
6. Lepas sarung tangan dan masker
7. Lakukan cuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap Umum,
2. Kamar Bersalin,
3. Nifas,
4. Rawat Jalan,
5. IGD,
6. Kamar Operasi,
7. Laboratorium,
8. Neonatus,
9. HCU,
10. Penunjang Medik.

47
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
No. Dokumen Revisi Halaman
138/SPO/PPI/III/2016 0 1/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Proses mengendalikan lingkungan agar ruang pelayanan aman


digunakan dari kemungkinan risiko infeksi
TUJUAN Menciptakan lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga
dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR Uraian Kegiatan :
Persiapan alat :
1. Sarung tangan karet
2. Celemek atau gaun pelindung
3. Sepatu yang rapat atau sepatu bot
4. Kain lap
5. Air
6. Detergen
7. Disinfektan
Standard waktu pelaksanaan : Sesuai dengan kebutuhan
Cara Kerja :
Dinding dan langit-langit
 Lakukan hand hygiene.
 Bersihkan dinding dengan detergent.
 Gunakan lap basah untuk membersihkan permukaan
 Bersihkan dinding dengan larutan klorin 0,05 %
 Rapikan peralatan
 Lakukan hand hygiene

48
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

No. Dokumen Revisi Halaman


138/SPO/PPI/III/2016 0 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Bersihkan dinding secara periodik 6 hari sekali atau bila tampak
kotor.
Lantai
 Lakukan hand hygiene.
 Bersihkan/sapu lantai menggunakan mop
 Pel lantai menggunakan larutan klorin 0,05% atau karbol
 Rapikan peralatan
 Lakukan hand hygiene
UNIT TERKAIT Sanitasi, rumah tangga

49
PENANGANAN TUMPAHAN CAIRAN INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


122/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika


terjadi tumpahan cairan tubuh pasien seperti darah, muntah atau
bahan infeksius lainnya agar tidak membahayakan semua pekerjaan
dan lingkungan sekitarnya.
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
infeksi pada pelayanan kesehatan
2. Tersedia peralatan penanganan tumpahan darah atau cairan
pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan sampah.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
Persiapan alat :
1. Kotak atau kontainer
2. Sarung tangan disposable
3. Gaun
4. Kaca mata
5. Masker
6. Tissue atau Koran
7. Larutan desinfektan (klorin 0,5% atau bayclin)
8. Kantong plastik warna kuning
9. Papan pemberitauan cairan infeksius
Cara Kerja.
1. Petugas sebelum melakukan tindakan melakukan
pembersihan tangan.
2. Ambil dan bawa spill kit ke area tumpahan

50
PENANGANAN TUMPAHAN CAIRAN INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


122/SPO/PPI/III/2016 0 2/ 2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
3. Memasang papan pemberitauan adanya tumpahan cairan
infeksius.
4. Petugas mengeluarkan kantong plastik warna kuning
(infeksius)
5. Petugas memakai APD (apron, masker, kaca mata dan
sarung tangan).
6. Jika tumpahan cairan tubuh pasien sudah kering, maka
basahi terlebih dahulu.
7. Petugas mengambil tissu/koran/kain untuk menutup dan
membersihkan area tumpahan dan didiamkan selama 5
sampai 10 detik.
8. Petugas mengangkat tissu/koran/kain tersebut dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik warna kuning.
9. Petugas mengambil larutan desinfektan (klorin 0,5% atau
bayclin) untuk mendesinfeksi area tumpahan cairan.
10. Petugas mengangkat tissu/koran/kain tersebut dan
dimasukkan kedalam kantong plastic warna kuning.
11. Petugas membersihkan area tumpahan tersebut dengan pel
dan larutan detergent.
12. Petugas melepas semua APD.
13. Petugas membuang bekas APD bekas pakai tersebut ke
kantong plastik sampah kuning.
14. Petugas melakukan kebersihan tangan dan merapikan spill
kit.
UNIT TERKAIT Petugas Kesehatan, Cleaning Service

51
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR BERSIH

No. Dokumen Revisi Halaman


135/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengambilan sampel air bersih adalah air bersih yang digunakan
untuk kegiatan sehari-hari yang ada di rumah sakit. Air bersih yang
dimaksud adalah air yang memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 1990.

TUJUAN 1. Sebagai acuan pelaksanaan sampling air bersih secara


representative dan benar – benar sampel adalah mewakili kondisi
air bersih sebenarnya.
2. Sampling air bersih dan analisa laboratorium terhadap air bersih
dilakukan untuk monitoring kualitas parameter fisik, kimia dan
mikrobiologis.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR A. Sampling Air Bersih Untuk Pemeriksaan Parameter Fisik &
Kimia
1. Petugas mempersiapkan perlengkapan sampling air bersih:
jerigen plastik, form label, alat tulis.
2. Petugas datang ke lokasi pengambilan sampel dan
memeriksa kondisi setempat
3. Mengambil jerigen dan memasukkan air bersih dari tempat
pengambilan sampel air bersih yang telah ditentukan,
kemudian membilas jerigen dengan cara menggojok – gojok
lalu membuang isi jerigen. Pembilasan dilakukan sampai 2 –
3 kali.

52
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR BERSIH

No. Dokumen Revisi Halaman


135/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

4. Memasukkan sampel air bersih langsung dari kran atau dengan


gayung ke dalam jerigen dan harus hati – hati agar tidak
menimbulkan aerasi atau gelembung – gelembung air sampai
volume 3/4 jerigen dan segera ditutup.
5. Jerigen wadah sampel tersebut segera di tempel form / labeling
yang berisi keterangan : jenis sampel, asal sampel, jenis
pemeriksaan, hari/tanggal dan waktu sampling, nama petugas
sampling dan kode sampel.
6. Sampel segera di masukkan ke dalam tas sampling dan segera
di tutup dan sampel di kirim ke laboratorium untuk dianalisa.
B. Sampling Air Bersih Untuk Pemeriksaan Parameter
Bakteriologis / Mikrobiologis
1. Petugas mempersiapkan peralatan sampling : botol sampel
steril/ lampu spirtus, korek api, alat tulis, form label, tas
sampling, alkohol 70 %.
2. Petugas datang ke lokasi sampling, membersihkan /
mensterilkan prasarana sampling dan lokasi sampling dengan
lampu spirtus atau alkohol 70 %.
3. Mengambil sampel air bersih dari kran langsung dan
dimasukkan ke dalam botol sampel steril, volume sampel
sampai maksimal 3/4 volume botol sampel. Membuka-menutup
botol steril dan memasukkan sampel air bersih harus dengan
cara steril (melidah apikan pada lampu spirtus)
4. Sudah berisi sampel, segera di tempeli form / labelling
5. Botol sampel steril tadi segera dimasukkan ke dalam tas
sampling dan segera di kirim ke laboratorium untuk dianalisa.
UNIT TERKAIT Sanitasi

53
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR LIMBAH

No. Dokumen Revisi Halaman


136/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair.
Pengambilan sampel air limbah adalah suatu tatalaksana tentang
pengambilan sampel air limbah sesuai prosedur yang berlaku
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pengambilan sampling air
limbah secara representative dan benar – benar sampel adalah
mewakili kondisi air limbah sebenarnya.
2. Sampling air limbah dan analisa laboratorium terhadap kualitas
dari parameter fisik, kimia dan bakteriologis dilakukan sebagai
monitoring mutu air limbah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.

PROSEDUR A. Sampling Air Limbah Untuk Pemeriksaan Parameter Fisik


dan Kimia
1. Petugas mempersiapkan peralatan dan prasarana sampling
seperti : pH meter, termometer, botol biasa yang diberi
pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu, wadah
sampel, tas sampling, kertas / form sampling dan alat tulis.
2. Petugas melakukan persiapan dan menentukan lokasi jenis
sampel yang akan di sampling.
3. Petugas datang ke lokasi dengan membawa peralatan dan
prasarana sampling, melakukan / mengambil sampel air limbah,
memasukkan ke dalam wadah sampel dan di tutup rapat.

54
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) AIR LIMBAH

No. Dokumen Revisi Halaman


136/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

4. Wadah sampel di beri label atau form pengambilan sampel yang


memuat keterangan : jenis sampel, asal sampel, hari / tanggal
dan waktu sampling, jenis pemeriksaan, nama pengambil sampel
dan kode sampel.
5. Wadah yang sudah lengkap dengan labeling di masukkan dalam
tas sampling, segera di tutup dan di kirim ke laboratorium untuk
di analisa.
B. Sampling Air Limbah Untuk Pemeriksaan Parameter
Bakteriologis / Mikrobiologis
1. Petugas sampling mempersiapkan peralatan dan prasarana
sampling : botol kaca steril, lampu spirtus, korek api, tas
sampling, kertas / form label, alat tulis.
2. Petugas dengan peralatan lengkap datang ke lokasi sampling
secara steril yaitu mengambil sampel air limbah dengan gayung
dan memasukkan sampel air limbah ke dalam botol steril (wadah
steril) dengan selalu melidah apikan pada lampu spirtus selama
proses sampling.
3. Segera menutup wadah sampel (botol steril) bila volume sampel
sudah penuh volume botol / wadah steril
4. Wadah sampel / botol steril segera di beri labelling (form
pengambilan sampel) yang berisi keterangan : jenis sampel, asal
sampel, hari / tanggal dan waktu sampling, jenis pemeriksaan,
nama pengambil sampel, kode sampel.
5. Wadah sampel / botol steril tadi segera di masukkan ke dalam
tas sampling, segera di tutup rapat dan di kirim ke laboratorium
untuk di analisa.
UNIT TERKAIT Sanitasi

55
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


RS PKU 137/SPO/PPI/III/2016 0 1/5
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Kualitas udara ruang adalah udara yang memenuhi baku mutu.
Pengambilan sampel udara ruang adalah suatu tatalaksana tentang
pengambilan sampel udara ruang sesuai prosedur yang berlaku
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pengambilan sampling udara
ruang secara representative dan benar – benar sampel adalah
mewakili kondisi air limbah sebenarnya.
2. Sampling udara ruang dan analisa laboratorium terhadap kualitas
dari parameter fisik, kimia dan bakteriologis dilakukan sebagai
monitoring mutu kualitas udara ruang.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR Parameter yang harus dipantau untuk mengukur standart baku mutu
kualitas udara dalam ruangan Rumah Sakit antara lain meliputi
kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi
1. Pengukuran Kualitas Lingkungan Fisik
a. Pengukuran kelembaban udara menggunakan Hygrometer
b. Pengukuran suhu udara menggunakan Thermometer
2. Pengambilan Sampel Kimia Gas
a. Pengambilan sampel gas : HC, CO, Ether menggunakan
Plastic Bag
b. Pengukuran debu total Total Suspended Partikulate (TSP)
menggunakan Low Volume Air Sampler (LVS)

56
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


137/SPO/PPI/III/2016 0 2/5
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

c. Pengambilan sampel gas : H2S, NH3, SO2, Ozone, NO2


menggunakan Impinger Gas Sampler
3. Pengambilan sampel mikrobiologi
Sampling mikrobiologis udara dapat diperoleh dengan
menggunakan metode settling plates (peletakan lempeng agar)
dan metode mekanik Volumetric Air Sampling
a. Metode settling plates. Prinsip metode ini pada peletakan
lempeng agar dalam petri diameter 100 mm yang terbuka
akan menampung pengendapan partikel mikroba udara
sekitar 1 m3 selama terpapar 15 menit, menggunakan media
sampling standar brain heart infussion agar atau trypticase
soy agar. Metode ini mudah dan tidak mahal tapi hasilnya
tidak betul- betul kuantitatif.
b. Metode Volumetric Air Sampling merupakan metode
kuantitatif yang lebih tepat, karena partikel udara yang lebih
kecil (3 mm) dengan kondisi kelembaban udara akan tetap
tersuspensi di udara, tidak turun mengendap di permukaan
suatu lempeng agar tetapi dengan metode high- velocity-
volumetric air sampling, partikel kecil di udara dapat ditarik
dengan kecepatan tinggi ke dalam saluran alat oleh karena
suatu pompa (vacuum pump). Selain itu keuntungan pada
partikel ukuran besar yang umumnya di udara rumah sakit,
rerata 10- 15 mm, dapat ditarik masuk ke dalam media cair
(collection fluid) dan terjadi gelembung - gelembung udara
yang dapat memecahkan partikel besar sehingga semua
kandungan sel- sel mikroba yang hidup akan terpencar dan
merata menimpa, menempel pada permukaan lempeng agar

57
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


RS PKU 137/SPO/PPI/III/2016 0 3/5
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

yang mengandung nutrisi atau trypticase soy agar atau Mueller


Hinton Agar dan Saboroud Glucosa Agar), sehingga merefleksi
jumlah total mikroba di dalam udara per satuan m3.
Sedangkan untuk random sampling udara yang akurat dan sering
dilakukan menggunakan metode slit sampling atau centrifugal
sampling atau stagedsampling. Kecepatan aliran udara harus di
kalibrasi dengan tepat untuk menjamin hasil yang akurat.
Cara pengambilan sampel udara ruangan
1. Pengambilan sampel mikrobiologi udara
a. Waktu pengambilan sampel udara adalah setelah proses
sterilisasi dan pembersihan ruangan
b. Lakukan uji fungsi alat microbiologi air sampler yang
digunakan untuk mengambil sampel udara
c. Lepas kipas angin dan pelindungnya lalu bungkus dengan
kertas, sterilkan dalam autoclave dengan suhu 121 oC selama
15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70 oC
selama 1 jam
d. Badan alat desinfeksi dengan menggunakan alkohol 70 %
atau desinfektan lain
e. Pasang batey pada alat atau adaptor
f. Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat
g. Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang
direncanakan yaitu 4 menit
h. Pasang alat pada piring penyangga / tripod
i. Siapkan agar strip (media agar)
j. Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel
k. Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera
pasangkan pada tempatnya (pelindung kipas) dengan posisi
permukaan pada tempatnya

58
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


RS PKU 137/SPO/PPI/III/2016 0 4/5
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

l. Hidupkan alat
m. Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur
dengan alat minimal 3 meter) tinggalkan ruangan apabila
alat sedang beroperasi
n. Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan
waktu
o. Pengukur akan segera masuk dan mematikan alat
p. Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan
kembali pada kemasannya, tutup rapat dan segel
q. Beri keterangan atau labelseperlunya antara lain : waktu
pengambilan, lokasi/tempat, lama pengambilan sampel, dan
nama pengukur
r. Amankan agar strip dengan cara : lapisi agar strip dengan
alumunium foil, simpan pada cool box (kotak pendingin)
dengan suhu 4 – 10 oC
Cara pengambilan sampel udara ruangan
s. Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30 – 35 oC
dan selama 24 jam (bila 24 jam tidak ada pertumbuhan
kuman, pembiakan 24 jam lagi). Setelah waktu pembiakan
kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung
dengan menggunakan colony counter
2. Pengukuran kualitas fisik udara
a. Pengukuran suhu
b. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer
yang dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka
yang dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka
yang stabil

59
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) KUALITAS
UDARA RUANG DALAM RUANGAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen Revisi Halaman


RS PKU 137/SPO/PPI/III/2016 0 5/5
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

c. Pengukuran kelembaban relatif. Pengukuran dilakukan


dengan menggunakan hygrometer atau humidity meter yang
dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka yang
stabil
d. Kecepatan aliran udara. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat thermometer yang dipaparkan selama ±15
menit pada ruang kerja
UNIT TERKAIT Sanitasi

60
PENGENDALIAN
SERANGGA / BINATANG PENGGANGGU
No. Dokumen Revisi Halaman
153/SPO/PPI/III/2016 0 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Merupakan upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan


bintang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi
vector penularan penyakit.
TUJUAN 1. Mengurangi populasi serangga/ bintang pengganggu di rumah
sakit
2. Mencegah terjadinya penularan penyakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
A. Persiapan alat :
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Senter
4. Alat tulis
B. Cara Kerja
1. Pengendalian Nyamuk
a. Siapkan peralatan untuk melakukan pengendalian
nyamuk
b. Petugas melakukan hand hygiene
c. Gunakan APD (masker, sarung tangan)
d. Melakukan pengamatan jentik Aedes Aegepty secara
berkala disetiap tempat penampunagan air (tandon air,
bak kamar mandi, selokan, saluran pembuangan limbah)
dan juga sekitar lingkungan rumah sakit satu minggu
sekali

61
PENGENDALIAN
SERANGGA / BINATANG PENGGANGGU
No. Dokumen Revisi Halaman
153/SPO/PPI/III/2016 0 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

e. Melakukan pengamatan juga terhadap lubang dengan


kawat kasa
f. Jika ditemukan keberadaan jentik maupun nyamuk
g. Kemudian lakukan pembersihan sarang nyamuk dengan
Mengubur, Menguras, dan Menutup (3M)
h. Pemberian bubuk abate di setiap tempat penampungan
air
i. Melakukan pembersihan tanaman disekitar rumah sakit
yang menjadi tempat perindukan
j. Melakukan spraying disetiap ruangan dengan
bekerjasama dengan pihak ketiga
k. Lepaskan APD dan melakukan hand hygiene
l. Melakukan pencatatan
2. Pengendalian Kecoa
a. Siapkan peralatan untuk melakukan pengendalian kecoa
b. Petugas melakukan hand hygiene
c. Gunakan APD (masker, sarung tangan)
d. Melakukan pengamatan keberadaan kecoa dengan
adanya telur kecoa setiap 2 (dua) minggu sekali
e. Jika ditemukan keberadaan kecoa segera lakukan
pemberantasan dengan menyimpan bahan makanan dan
makanansiap saji ditempat yang tertutup.
f. Menutup lubang atau celah-celah agar kecoa tidak
masuk kedalam ruangan.
3. Pengendalian Tikus
a. Siapkan peralatan untuk melakukan pengendalian tikus
b. Petugas melakukan hand hygiene
c. Gunakan APD (masker, sarung tangan)

62
PENGENDALIAN
SERANGGA / BINATANG PENGGANGGU
No. Dokumen Revisi Halaman
153/SPO/PPI/III/2016 0 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

d. Melakukan pengamatan keberadaan tikus setiap 1 (satu)


bulan sekali
e. Jika ditemukan keberadaan tikus segera lakukan
pemberantasan dengan menutup saluran jika masih
terbuka, lubang-lubang di dinding, dan plafon.
f. Melakukan pembersihan tempat sampah
g. Memasang perangkap tikus dengan diberi umpan beracun
ditempat yang menjadi perindukan tikus dengan
bekerjasama dengan pihak ketiga.
h. Lepaskan APD
i. Melakukan hand hygiene
j. Melakukan pencatatan
UNIT TERKAIT Sanitasi

63
PENCATATAN DAN PELAPORAN CHECKLIST
KEBERSIHAN KAMAR MANDI
No. Dokumen Revisi Halaman
RS PKU 134/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Kegiatan pencatatan dan pelaporan checklist kebersihan kamar


mandi diseluruh rumah sakit.
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah kebersihan
kamar mandi di seluruh rumah sakit
2. Sebagai acuan untuk mengevaluasi tingkat kebersihan kamar
mandi di seluruh rumah sakit.
3. Sebagai acuan untuk menilai kepatuhan petugas cleaning service
dalam membersihkan kamar mandi dan sebagai indikator
keberhasilan program kebersihan kamar mandi di lingkungan
rumah sakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengendalian lingkungan rumah sakit.
PROSEDUR 1. Pastikan semua form checklist kebersihan kamar mandi terpasang
di seluruh kamar mandi umum Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya setiap awal bulan
2. Pengawas cleaning service melakukan pengontrolan kebersihan
kamar mandi setiap hari dengan mengisi checklist per item yang
tertera dalam form checklist kamar mandi. Misal : lakukan
pengisian B : Bersih, K : Kotor, R : Rusak
3. Pengawas menyerahkan form checklist kebersihan kamar mandi
diserahkan paling lambat tanggal 5 setiap bulan
4. Bagian sanitasi melakukan audit dan evaluasi checklist
kebersihan

64
PENCATATAN DAN PELAPORAN CHECKLIST
KEBERSIHAN KAMAR MANDI
No. Dokumen Revisi Halaman
134/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

5. Target di bagian sanitasi terhadap kebersihan kamar mandi


diseluruh rumah sakit yaitu > 90 %
6. Jika target yang telah ditetapkan tidak dapat dipenuhi maka akan
di lakukan evaluasi serta audit terhadap petugas clenaing service
dan sarana prasarana kamar mandi yang mendukung terciptanya
kebersihan di lingkungan rumah sakit
UNIT TERKAIT Rumah Tangga, Sanitasi

65
PROSEDUR PELAYANAN GIZI

No. Dokumen Revisi Halaman


169/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pelayanan gizi di RS PKU Muhammadiyah Surabaya adalah


memberikan pelayan gizi kepada semua pasien rawat inap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan gizi di
RS PKU Muhammadiyah Surabaya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Merencanakan pengadaan/penyediaan bahan makanan untuk
pasien.
2. Mengolah bahan makanan mentah yang telah tersedia.
3. Mendistribusikan bahan makanan matang ke pasien-pasien rawat
inap sesuai daftar permintaan makanan dari petugas rawat inap.
4. Memberikan konsultasi gizi pada pasien rawat inap dan pada
petugas bila membutuhkan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi gizi
2. Rawat Inap

66
PERMINTAAN MAKANAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


168/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Permintaan makanan pasien adalah permintaan jumlah makanan


yang akan di distribusikan kepada pasien- pasien rawat inap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk permintaan
makanan pasien di rawat inap.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Permintaan makanan pasien dilakukan oleh petugas perawat atau
bidan rawat inap dengan cara menelpon 206 bagian instalasi gizi
segera setelah pasien dipindahkan ke ruang perawatan dengan
menyebutkan nama,usia dan diet pasien selambat - lambatnya 30
menit setelah pasien tiba di ruangan rawat inap.
2. Permintaan makanan pasien yang dilakukan 1 jam setelah
pendistribusian makanan akan di data untuk pendistribusian
makanan pasien pada jam makan berikutnya.
3. Pelaporan dan permintaan makanan pasien yang pindah ruangan
lain dilakukan oleh perawat atau bidan rawat inap segera
selambat - lambatnya 30 menit setelah pasien dipindahkan ke
ruangan yang baru.
4. Pergantian diet pasien dilakukan maksimal 1 jam sebelum
pendistribusian makanan.
5. Perawat atau bidan rawat inap segera melapor ke instalasi gizi
apabila ada pasien yang puasa.
6. Untuk pasien yang Masuk Rumah Sakit (MRS) pada malam hari
pukul 18.00 – 05.00 WIB, pelaporan dan permintaan makanan
pasien dilakukan pada pagi hari maksimal pukul 05.30 WIB.

67
PERMINTAAN MAKANAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


168/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

7. Petugas di instalasi gizi melakukan pendataan permintaan


makanan pasien baik yang lama maupun yang baru.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi gizi
2. Rawat inap umum
3. Rawat Inap Bersalin

68
PENGADAAN BAHAN MAKANAN

No. Dokumen Revisi Halaman


163/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Kegiatan pengadaan bahan makanan adalah untuk merencanakan


menu pasien

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kegiatan


pengadaan bahan makanan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Membuat perencanaan pengadaan makanan untuk pasien
rawat inap
2. Menu yang dibuat disesuaikan dengan harga yang telah
ditetapkan berdasarkan kelas perawatan.
3. Instalasi gizi mengajukan bon kebagian keuangan mengenai
anggaran belanja makanan yang telah disesuaikan dengan
menu dan kelas perawatan.
4. Petugas membeli bahan-bahan makanan sesuai daftar
perencanaan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

69
PENJAMAH MAKANAN

No. Dokumen Revisi Halaman


164/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Adalah tata cara yang disusun untuk Para Penjamah Makanan saat
proses pengolahan makanan hingga penyajian makanan Rumah
Sakit Sesuai dengan Baku Mutu Kesehatan Lingkungan yang ada.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara Para Penjamah makanan dalam mengolah
serta menyajikan makanan Rumah Sakit sesuai dengan Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan yang ada.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
Persiapan alat :
1. Masker
2. Sarung tangan plastik
3. Apron
4. Topi pelindung
Tata Cara :
1. Setiap hari sebelum melakukan pengolahan makanan para
penjamah makanan melakukan hand hygiene dan
memastikan tempat pengolahan makanan dalam keadaan
bersih.
2. Gunakan APD lengkap
3. Para penjamah makanan memeriksa dan memastikan semua
peralatan yang akan digunakan dalam kondisi baik tidak
berkarat,dan dalam keadaan bersih.
4. Para penjamah makanan memastikan bahan makanan yang
akan diolah dalam kondisi baik secara fisik dan dilakukan
pembersihan atau desinfektan sebelum mengolahnya

70
PENJAMAH MAKANAN

No. Dokumen Revisi Halaman


164/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

5. Saat mengolah makanan para penjamah makanan harus


berperilaku sehat selama bekerja mengolah makanan seperti
tidak menggaruk dan sebagainya
6. Apabila makanan siap disajikan maka letakkan makanan
ditempat terpisah pada saat melakukan pengolahan makanan
7. Setelah selesai dalam mengolah makanan tempat pengolahan
makanan dilakukan pembersihan secara menyeluruh dengan
antiseptic
8. Lepaskan semua APD dan lakukan hand hygiene
9. Setelah melakukan pengolahan makanan, makanan siap
disajikan dengan menggunakan kereta dorong tertutup serta
membawanya ke kamar-kamar pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

71
PENERIMAAN BAHAN MAKANAN MENTAH

No. Dokumen Revisi Halaman


162/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Bahan makanan adalah bahan mentah yang akan diolah menjadi
makanan matang yang siap didistribusikan kepasien rawat inap

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menerima bahan


makanan sesuai bahan makanan yang telah dibuat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Hari senin, rabu, jumat berupa sayur, buah, dan bahan kering
Hari selasa, kamis, sabtu berupa ayam, daging, dan ikan
2. Bahan makanan datang menggunakan trolly khusus bahan
makanan dan diterima melalui loket penerimaan bahan makanan
3. Lakukan pengecekan kualitas bahan makanan dan melakukan
proses penimbangan
4. Bahan makanan dipisahkan berdasarkan jenis bahan makanan
yaitu bahan makanan basah dan bahan makanan kering
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

72
PENCUCIAN BAHAN MAKANAN

No. Dokumen Revisi Halaman


161/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pencucian alat masak pasien adalah suatu proses untuk


membersihkan alat-alat yang digunakan untuk memasak makanan
pasien agar layak untuk di gunakan dan terjaga kebersihannya
sehingga dapat menghasilkan makanan yang higienis.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan
alat-alat masak makanan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Bahan makanan dipisahkan antara yang bahan makanan
basah dan bahan makanan kering
2. Bahan makanan kering langsung disimpan di tempat
penyimpanan bahan makanan kering
3. Bahan makanan basah dibawa ke tempat cuci bahan
makanan untuk dibersihkan dari kotoran
4. Cuci bahan makanan basah dengan menggunakan air yang
mengalir kemudian tiriskan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

73
PEMROSESAN BAHAN MAKANAN MENTAH

No. Dokumen Revisi Halaman


160/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengolahan bahan makanan adalah proses perlakuan terhadap bahan


makanan mentah dengan cara : memotong, mengemas, dan
menyimpan.

TUJUAN Terselenggaranya proses pengolahan bahan makanan menjadi


makanan yang memenuhi syarat gizi dan bercita rasa tinggi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Bahan makanan datang dipisahkan menurut jenis dan dilakukan
penimbangan
2. Setelah kegiatan tersebut cuci bahan makanan mentah pada air
mengalir
3. Bersihkan sampai kotoran yang menempel pada bahan makanan
mentah hilang
4. Tiriskan bahan makanan mentah sampai kering
5. Olah bahan makanan mentah sesuai dengan kebutuhan menu
(pemotongan sayuran)
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

74
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

No. Dokumen Revisi Halaman


167/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Adalah tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara


dan dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia serta
serangga dan hewan lain.
TUJUAN Untuk mengatur tata cara penyimpanan bahan makanan yang
dilakukan oleh penjamah makanan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR Uraian kegiatan :
Persiapan alat :
1. Masker
2. Sarung tangan plastik
3. Apron
4. Topi pelindung
Tata Cara :
1. Penyimpanan bahan makanan kering:
1) Tata secara teratur dan rapi bahan makanan yang
disimpan
2) Tempat Penyimpanan bahan makanan selalu dalam
keadaan bersih dibersihkan setiap hari dan terlindung dari
debu
3) Letakkan semua bahan makanan di rak-rak dengan
ketinggian rak terbawah 15 cm – 25 cm
4) Tempat penyimpanan bahan makanan harus tertutup dan
terbungkus rapat serta tidak berlubang untuk menghindari
serangga / binatang pengganggu

75
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

No. Dokumen Revisi Halaman


167/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

5) Bahan makanan kering disimpan sesuai dengan jenisnya


dan diletakkan ditempat penyimpanan bahan makanan
kering (10ºC - 27ºC)
6) Penyimpanan bahan makanan tidak boleh terlalu padat
untuk menjaga sirkulasi udara
7) Lakukan pengambilan dengan cara First In First Out
(FIFO)
2. Penyimpanan bahan makanan basah
1) Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur dan rapi
menurut macamnya.
2) Bahan makanan harus dimasukkan dalam lemari
pendingin dan dibungkus plastik.
3) Tempat Penyimpanan bahan makanan selalu dalam
keadaan bersih dibersihkan setiap hari dan terlindung dari
debu.
4) Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
5) Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
6) Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
7) Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
8) Makanan yang berbau tajam harus tertutup dengan
dibungkus plastic
9) Lakukan pengambilan dengan cara First In First Out
(FIFO)
10) Pintu lemari es tidak boleh sering dibuka karena dapat
meningkatkan suhu
UNIT TERKAIT Instalasi gizi

76
PROSES MEMASAK

No. Dokumen Revisi Halaman


171/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengolahan bahan makanan adalah proses perlakuan terhadap bahan


makanan dengan cara : merebus, mengukus, menggoreng,
menyangrai dan menumis.
TUJUAN Terselenggaranya proses pengolahan bahan makanan menjadi
makanan yang memenuhi syarat gizi dan bercita rasa tinggi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Cuci tangan dengan sabun menggunakan 6 langkah kemudian
bilas dengan air mengalir
2. Memakai APD seperti celemek, masker, dan penutup kepala
3. Menyiapkan bahan makanan mentah yang akan dimasak (sesuai
dengan menu)
4. Melakukan proses memasak
5. Merapikan alat masak
6. Lakukan cuci tangan dengan sabun menggunakan 6 langkah
kemudian bilas dengan air mengalir
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

77
PENDISTRIBUSIAN MAKANAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


170/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pendistribusian makanan pasien adalah pengiriman makanan pasien


ke ruangan – ruangan rawat inap sesuai jumlah pasien yang ada
kecuali bagi pasien yang puasa.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendistribusikan
makanan pasien ke ruangan rawat inap.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Mempersiapkan makanan yang sudah dikemas dan diberi nama
beserta ruangan pasien sesuai dengan daftar yang telah dibuat
oleh petugas gizi kemudian dimasukkan ke dalam trolly makan
tertutup.
2. Setelah sampai diruangan pasien, makanan dibagikan dengan
cara melakukan identifikasi pasien untuk menghindari terjadinya
kesalahan pemberian diit pasien.
3. Pendistribusian makanan pasien dilakukan pada 3 waktu makan
yaitu:
Jadwal Pendistribusian Makanan :
 Pagi pukul 07.00 WIB
 Siang pukul 12.00 WIB
 Sore pukul 17.00 WIB
Jadwal Pendistribusian Snack
 Snack pukul 09.00 WIB
 Snack pukul 15.00 WIB
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

78
PENCUCIAN ALAT MASAK

No. Dokumen Revisi Halaman


161/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pencucian alat masak pasien adalah suatu proses untuk


membersihkan alat-alat yang digunakan untuk memasak makanan
pasien agar layak untuk di gunakan dan terjaga kebersihannya
sehingga dapat menghasilkan makanan yang higienis.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan
alat-alat masak makanan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Bersihkan alat masak dari sisa kotoran yang masih tertinggal
di alat masak.
2. Setelah peralatan masak bersih dari sisa kotoran, peralatan
masak dibawa ke tempat pencucian .
3. Mempersiapkan sabun yang akan digunakan untuk mencuci.
4. Mempersiapkan air yang mengalir dari kran air.
5. Cuci peralatan masak menggunakan sabun dan bila perlu
menyikatnya ataupun menggosok peralatan masak sampai
bersih.
6. Bilas dengan air sampai bersih.
7. Keringkan peralatan masak dengan cara diangin - anginkan
8. Setelah kering simpan di tempat penyimpanan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

79
PENCUCIAN ALAT MAKAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


161/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pencucian alat makan pasien adalah suatu proses membersihkan


alat-alat makan yang digunakan oleh pasien seperti piring, mangkok,
gelas, sendok maupun garpu agar tetap terjaga kebersihannya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan
peralatan makan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Gunakan APD
2. Bersihkan alat makan dari sisa makanan pasien
3. Alat makan yang sudah bersih dari sisa makanan dibawa
ketempat pencucian alat makan
4. Mempersiapkan sabun yang akan digunakan untuk mencuci
5. Mempersiapkan air yang mengalir dari kran air
6. Luruhkan sisa minyak yang terdapat di alat makan dengan
air panas > 80° C
7. Cuci alat makan dengan menggunakan sabun
8. Bilas alat makan dengan air mengalir sampai bersih
9. Rendam peralatan makan menggunakan air panas dengan
suhu > 80° C selama 3 menit
10. Setelah 3 menit angkat peralatan makan.
11. Keringkan alat makan dengan cara diangin – anginkan di
rak pengering
12. Setelah kering simpan di tempat penyimpanan
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

80
SAMPEL MAKANAN PASIEN

No. Dokumen Revisi Halaman


172/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Adalah tata cara yang disusun untuk sampling makanan yang ada di
Rumah Sakit Sesuai dengan Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
yang ada.
TUJUAN Untuk menjaga jika terjadi keracunan makanan

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016


tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Lakukan cuci tangan 6 langkah
2. Menggunkan APD seperti sarung tangan plastic dan masker
3. Ambil sampel makanan mulai dari nasi, lauk hewani, lauk
nabati, sayur, minuman, kudapan sebanyak 100 – 250 gram
4. Masukkan sampel makanan kedalam wadah sampel atau
plastic klip
5. Beri tanggal dan jam di setiap plastic klip
6. Kemudian plastic klip di tempatkan di dalam satu tempat
makan dari makan pagi sampai sore dan dimasukkan lemari es
7. Penyimpanan dilakukan selama 1x24 jam.
8. Setelah 1x24jam sampel makanan di buang ke tempat sampah
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

81
KEGIATAN PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI

No. Dokumen Revisi Halaman


159/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi adalah kegiatan yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan motifasi kepada
pasien maupun petugas rumah sakit mengenai pentingnya asupan
makanan terhadap penyembuhan penyakit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kegiatan


penyuluhan dan konsultasi gizi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pengelolaan makanan di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Petugas ahli gizi mendata nama dan jenis penyakit pasien
yang ada di rawat inap.
2. Petugas ahli gizi melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi
pada pasien – pasien rawat inap sesuai dengan dietnya.
3. Petugas ahli gizi memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi
pada petugas rumah sakit yang membutuhkan.
4. Petugas ahli gizi melakukan pencatatan pada rekam medis
setelah melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi pada
pasien.
5. Melakukan evaluasi sampai pasien yang bersangkutan keluar
rumah sakit (KRS).
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gizi
2. Rawat Inap

82
SURVEILLANCE

No. Dokumen Revisi Halaman


139/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Surveillance adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus


menerus untuk memantau kejadian infeksi di rumah sakit
TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan surveillance terhadap kejadian
infeksi di rumah sakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang surveilans.
PROSEDUR 1. Petugas ruang yang menemukan kejadian infeksi mencatat
dalam cheklist monitoring infeksi dan buku laporan pasien di
ruang masing – masing
2. Petugas ruang mencatat kejadian infeksi ke dalam checklist
yang telah disediakan, dan di masukan kedalam status pasien
tersebut
3. IPCLN melaporkan kejadian infeksi kepada IPCN untuk di
tindak lanjuti
4. Setelah pasien pulang cheklist monitoring tersebut di simpan
di tempat khusus data PPI di ruang masing-masing
5. IPCLN melengkapi data tersebut kemudian di tanda tangani
oleh kepala ruang
6. Setiap awal bulan data kejadian infeksi dikirim ke TIM PPI
7. IPCN merekap hasil laporan setiap bulan dan melaporkannya
ke Komite PPI
8. Komite PPI menganalisa dan merekomendasikan tindaklanjut
hasil dilaporkan kepada direktur
9. Jika ada kejadian infeksi yang harus ditangani secara khusus
akan ditindak lanjuti oleh direktur
10. Untuk KLB (Kejadian Luar Biasa) dilaporkan setiap saat.

83
SURVEILLANCE

No. Dokumen Revisi Halaman


139/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
UNIT TERKAIT 1. Komite PPI

2. Tim PPI

3. Ruang Rawat Inap Umum

4. Rawat Inap Bersalin

5. Poli Rawat Jalan

6. Instalasi Gawat Darurat

7. Kamar Operasi

8. Kamar bersalin

9. High Care Unit

10. Neonatus

84
SURVEILLANCE
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA INFUS/PHLEBITIS
No. Dokumen Revisi Halaman
141/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pencegahan infeksi luka infus adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah risiko terjadinya infeksi luka infus akibat tusukan infus
TUJUAN Untuk mencegah dan melindungi pasien dari risiko terjadinya
infeksi luka infus
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang surveilans.
PROSEDUR Langkah – langkah:
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama pasien, nama petugas, tanggal pemasangan, lama
pemasaangan IV, dan jenis cairan, yang akan di survei dalam
formulir surveilans.
4. Observasi adanya tanda phlebitis yang meliputi:
a. Tidak ada nyeri, kemerahan, atau bengkak
b. Tidak ada nyeri, tampak sedikit kemerahan < 2,5 cm,
tidak ada bengkak, tidak ada pengerasan.
c. Nyeri, tampak sedikit kemerahan < 2,5 cm, tidak ada
bengkak, tidak ada pengerasan.
d. Nyeri, panas area insersi, kemerahan, bengkak, ada
pengerasan 2,5 - 4 cm.
e. Nyeri, panas area insersi, kemerahan, bengkak, ada
pengerasan 4 - 7,5 cm.
f. Nyeri, panas area insersi, kemerahan, bengkak, ada
pengerasan > 7,5 cm, ada pengeluaran cairan purulen.

85
SURVEILLANCE
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA INFUS/PHLEBITIS
No. Dokumen Revisi Halaman
141/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
5. Apabila ditemukan tanda - tanda infeksi tersebut segera
laporkan ke IPCO atau IPCN untuk menentukan adanya
phlebitis.
6. Dokumentasikan kejadian phlebitis yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien,
Formulir Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi
Rumah Sakit
UNIT TERKAIT
1. Komite PPI

2. Tim PPI

3. Ruang Rawat Inap Umum

4. Ruang Rawat Inap Bersalin

5. Instalasi Gawat Darurat

6. Kamar Operasi

7. Kamar bersalin

8. High Care Unit

9. Neonatus

86
SURVEILLANCE
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
No. Dokumen Revisi Halaman
140/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582
PENGERTIAN Adalah kegiatan yang dilakukan pada pasien peri operatif (pre, intra
dan paska operasi) untuk mengurangi risiko infeksi luka operasi
(ILO).
TUJUAN Melaksanakan patient safety dengan mengurangi risiko infeksi luka
operasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang surveilans.
PROSEDUR 1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain
dari pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans.
4. Lengkapi data - data yang tertulis dalam formulir ILO baik Pro,
Durante dan Post Operasi.
5. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
6. Observasi adanya tanda - tanda infeksi yang meliputi:
a. Superfisial: adanya nyeri/ tenderness, bengkak lokal,
kemerahan atau panas, keluarnya cairan purulen dari area
insisi.
b. Deep Insisional (insisional dalam): keluarnya cairan
purulen dari jaringan lunak dalam dan bukan dari organ,
ditemukan abses, adanya peningkatan suhu tubuh >38 °C,
atau nyeri/ tenderness.
c. Organ/ rongga: adanya cairan purulen melalui stab wound
pada organ/ rongga dan abses.

87
SURVEILLANCE PENCEGAHAN
INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
No. Dokumen Revisi Halaman
140/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
d. Kuman pada kultur pus
e. Pemeriksaan radiologi/PA
f. Diagnosa dokter/SSI
7. Apabila ditemukan tanda - tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur luka operasi dengan teknik
aseptik.
8. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO atau
IPCN untuk menentukan adanya ILO.
9. Dokumentasikan kejadian ILO yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir
Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah
Sakit.

UNIT TERKAIT 1. Komite PPI

2. Tim PPI

3. Ruang Rawat Inap Umum

4. Rawat Inap Bersalin

5. Poli Rawat Jalan

6. Instalasi Gawat Darurat

7. Kamar Operasi

8. Kamar bersalin

9. High Care Unit

10. Neonatus

88
SURVEILLANCE PENCEGAHAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
No. Dokumen Revisi Halaman
142/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pencegahan infeksi saluran kemih adalah kegiatan yang dilakukan


untuk mencegah risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada pasien
yang dilakukan kateterisasi
TUJUAN Untuk mencegah dan melindungi pasien dari risiko terjadinya
infeksi saluran kemih akibat tindakan invasif
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang surveilans.
PROSEDUR 1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas
lain dari pasien yang akan di survei dalam formulir
surveilans.
4. Beri tanda centang pada tindakan yang dilakukan sesuai
tanggal.
5. Observasi tempat dan lokasi pemasangan kateter .
6. Observasi adanya tanda - tanda infeksi saluran kemih, yang
meliputi peningkatan suhu badan >38°C, Urgancy
(mendadak ingin buang air kencing), Frequancy (sering
buang air kencing, Dysuria (nyeri saat kencing), nyeri ketok
costovertebral, kuman biakan urine/kultur urine ≥105
7. Catat dan laporkan pada IPCO atau IPCN untuk menetapkan
apakah benar terjadi infeksi saluran kemih.
8. Apabila ditemukan tanda - tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan pemeriksaan urinalisis dan bila perlu
lakukan kultur urine dari selang kateter.

89
SURVEILLANCE PENCEGAHAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
No. Dokumen Revisi Halaman
142/SPO/PPI/III/2016 0 2/2

RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
9. Apabila hasil urinalisis atau kultur positif dilaporkan ulang
ke IPCO atau IPCN untuk menentukan adanya ISK.
10. Dokumentasikan kejadian ISK yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir
Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah
Sakit.

UNIT TERKAIT 1. Komite PPI

2. Tim PPI

3. Ruang Rawat Inap Umum

4. Rawat Inap Bersalin

5. Instalasi Gawat Darurat

6. Kamar Operasi

7. Kamar bersalin

8. High Care Unit

9. Neonatus

90
KAJIAN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI
(INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT / ICRA)
KONTRUKSI BANGUNAN
No. Dokumen Revisi Halaman
RS PKU 113/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengkajian resiko/ dampak infeksi yang mungkin ditimbulkan akibat


pelaksanaan pembangunan (mendirikan, renovasi dan penghapusan
bangunan).
TUJUAN 1. Mencegah potensi infeksi yang ditimbulkan dari pelaksanaan
pembangunan
2. Melindungi pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit dari
kontaminasi akibat pelaksanaan pembangunan
3. Memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses
sampai dengan finising bangunan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang (Infection Control Risk Assessment / ICRA) kontruksi
bangunan
PROSEDUR 1. Petugas yang berwenang : Komite PPI, IPSRS, Sanitasi, K3RS
2. Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan :
a. Sebelum mendirikan bangunan
b. Sebelum renovasi bangunan.
c. Sebelum penghapusan bangunan
3. Peralatan/ Formulir / Fasilitas/ Kelengkapan yang digunakan:
a. Alat tulis
b. Komputer
c. Printer
4. Standard waktu pelaksanaan : 7 hari

91
KAJIAN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI
(INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT / ICRA)
KONTRUKSI BANGUNAN
No. Dokumen Revisi Halaman
RS PKU 113/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Uraian kegiatan:
1) Perencanaan pembangunan PPI / K3 / Sanitasi harus
dilibatkan
2) Sebelum pelaksanaan pembangunan, Unit Kerja yang akan
melaksanakan pembangunan mengajukan surat permohonan
kepada Komite PPI untuk melakukan kajian resiko
pengendalian infeksi (ICRA).
Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara bagian IPSRS, Komite
PPI, K3 dan Unit Sanitasi dan vendor
1) Komite PPI melakukan pengkajian resiko dan membuat izin
renovasi
2) Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan
Komite PPI, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan
memberikan edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana
proyek.
3) Komite PPI mengeluarkan surat rekomendasi kepada Unit
Kerja terkait yang akan melaksanakan pembangunan.
(IPSRS, K3, Sanitasi)
4) Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas proyek
(IPSRS, Komite PPI, K3 dan Unit Sanitasi Lingkungan)
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan
sesuai surat kesepakatan bersama.
5) Flowchart kegiatan
UNIT TERKAIT Komite PPI, IPS RS, K3, Sanitasi.

92
PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN

No. Dokumen Revisi Halaman


151/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu prosedur tetap yang berkaitan dengan tehnik penatalaksanaan


luka akibat tertusuk jarum / terkena benda tajam.
TUJUAN 1. Menjamin Keselamatan petugas dilingkungan rumah sakit
2. Memelihara kesehatan petugas kesehatan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Perlindungan Kesehatan Karyawan.
PROSEDUR Uraian Kegiatan :
Persiapan Alat.
1. Alat tulis (ballpoint & kertas)
2. Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
4. Seluruh karyawan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surabaya
Standar Waktu Pelaksanaan : setiap 1 tahun sekali.
Cara Kerja :
1. Karyawan baru harus diperiksa riwayat kesehatannya.
2. Setiap 1 tahun sekali menggadakan pemeriksaan kesehatan
bagi SDM Rumah sakit
3. Segala pajanan patogen Hepatitis B, Hepatitis C, TBC, harus
dilakukan konseling pemeriksaan klinis dan harus dimonitor
dengan pemeriksaan serologis
4. Kejadian dicatat dibuku sehingga tidak terulang kembali.
UNIT TERKAIT Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

93
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN VAKSINASI
PADA PETUGAS
No. Dokumen Revisi Halaman
149/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu imunisasi aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di
dalam tubuh.
TUJUAN Sebagai acuan pada penatalaksanaan pemberian vaksinasi pada
petugas kesehatan,penunjang dan petugas kebersihan yang bertugas
di unit pelayanan kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Surabaya
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Perlindungan Kesehatan Karyawan.
PROSEDUR 1. Semua petugas yang akan diberikan imunisasi harus
dilakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu.
2. Sebelum diberikan imunisasi Hepatitis B harus dilakukan
pemeriksaan HbSAg untuk semua karyawan yang akan
diberikan imunisasi Hepatitis B,baik yang sudah pernah atau
yang belum pernah imunisasi Hepatitis B.
3. Jika hasil pemeriksaan HbSAg positif negatip (-) maka akan
diberikan imunisasi Hepatitis B.
4. Bagi petugas yang sudah pernah imunisasi Hepatitis B, hanya
dilakukan pemeriksaan anti HbsAg saja, Jika hasil
pemeriksaan tersebut positip (+),maka selamanya tidak perlu
diberikan imunisasi Hepatitis B. Tetapi jika hasil tersebut
negatip (-) maka akan diberikan imunisasi Hepatitis B Boster
yaitu diberikan Imunisasi dalam waktu 1 (satu) tahun satu kali

UNIT TERKAIT Kepala Bidang Pelayanan Medis, Penunjang Medis, dan Keperawatan

94
PENANGANAN LUKA TUSUK JARUM / BENDA TAJAM

No. Dokumen Revisi Halaman


148/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Suatu prosedur tetap yang berkaitan dengan tehnik penatalaksanaan


luka akibat tertusuk jarum / terkena benda tajam.
TUJUAN Sebagai acuan untuk mencegah penularan penyakit terhadap petugas
rumah sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Perlindungan Kesehatan Karyawan.
PROSEDUR

95
PENANGANAN LUKA TUSUK JARUM / BENDA TAJAM

No. Dokumen Revisi Halaman


148/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
Muhammadiyah
Surabaya
Alur tertusuk jarum
1. Petugas yang terpajan segera melakukan pertolongan pertama
2. Daerah yang terkena tusukan ditekan satu kali, kemudian cuci
pada air mengalir sambil menekan daerah yang tertusuk untuk
mengeluarkan darahnya.
3. Petugas yang tertusuk jarum segera menuju ke IGD :
1) Anamnesis
2) Konseling dan pemberian terapi
3) Permintaan cek laboratorium
4. Hasil laboratorium diserahkan ke dokter IGD
5. Dokter IGD mengisi form tertusuk jarum
6. Form yang sudah diisi diserahkan kepada IPCN
7. IPCN / Tim PPI akan melakukan investigasi lapangan.
Tindak lanjut
1. Pada karyawan rumah sakit (karyawan tetap, calon karyawan,
kontrak, magang) yang terkena jarum atau benda tajam segera
di lakukan pemeriksaan laboratorium HbsAg dan anti HbsAg.
2. Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif tidak perlu di
vaksinasi,tetapi di berikan terapi / pengobatan.
3. Jika hasil pemeriksaan laborat negatif diberikan imunisasi.
4. Evaluasi jangka waktu 3 - 6 bulan kemudian di cek ulang
pemeriksaan laborat HbsAg dan anti HbsAg.
Dokter yang melakukan pemeriksaan adalah dokter jaga IGD yang
kemudian hasil pemeriksaannya akan diserahkan kepada dokter
spesialis penyakit dalam untuk dilakukan tindak lanjut
UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI, Petugas Kesehatan (perawat, dokter),
Radiologi, Laboratorium, Gizi, Sanitasi dan cleaning servis.

96
PENANGANAN KLB
No. Dokumen Revisi Halaman
146/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Penanganan KLB adalah penatalaksanaan yang dilakukan petugas


rumah sakit apabila terdapat timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bemakna secara epidemiologi di
Rumah Sakit dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
TUJUAN Mencegah terjangkitnya penderita baru dengan mengisolasi dan atau
karantina penderita sehingga tidak dapat menularkan kepada pasien
RS, petugas, dan staf RS.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Penanganan Kejadian Luar Biasa Di Rumah Sakit
PROSEDUR 1) Petugas kesehatan yang mengetahui temuan penyakit yang
mengarah kepada KLB langsung melapor kepada Tim PPI.
2) Tim PPI berkoordinasi dengan unit terkait dan Bidang
Pelayanan Medik dan Keperawatan melakukan penyelidikan
epidemiologi.
3) Setelah ditemukan penyebab terjadinya KLB Tim PPI dan
unit terkait melaporkan ke Komite PPI.
4) Komite PPI membuat rekomendasi hasil dari penyelidikan
epidemiologi.
5) Komite PPI membuat laporan dan hasil rekomendasi yang
telah disetujui direktur.
6) Direktur menindaklanjuti hasil temuan dan penyelidikan
epidemiologi.
7) Standard waktu pelaksanaan : 24 jam
UNIT TERKAIT Komite PPI, Tim PPI, IPSRS, Sanitasi, K3RS, dan Bidang Pelayanan
Medik dan Keperawatan

97
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN

No. Dokumen Revisi Halaman


145/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Memberikan terapi parenteral ke dalam tubuh pasien dengan jarum


suntik.
TUJUAN 1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.
3. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Memberikan terapi parenteral ke dalam tubuh pasien dengan jarum
suntik dengan aman harus sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1) Bak instrument
2) Sarung tangan bersih
3) Spuit
4) Obat yang sudah yang ditentukan
5) Kapas alkohol
6) Buku catatan injeksi
7) Alat tulis
8) Safety box
B. Standard waktu pelaksanaan : Sesuai dengan kebutuhan
C. Cara Kerja :
1) Siapkan peralatan
2) Lakukan hand hygiene

98
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN

No. Dokumen Revisi Halaman


145/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

3) Identifikasi pasien dengan prinsip 6T + 1W


 Tepat Pasien
 Tepat Obat
 Tepat Dosis
 Tepat Cara/Rute
 Tepat Waktu
 Tepat Dokumentasi
 Waspada
4) Larutkan obat bila obat masih dalam bentuk serbuk
5) Isi spuit dengan obat sesuai dengan dosis
6) Keluarkan udara dalam spuit dan langsung dibawa ke dekat
pasien
7) Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi
8) Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
9) Tentukan tempat penyuntikan
10) Disinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
disuntik dengan sekali oles
11) Tekan bekas suntikan dengan kapas alkohol dan cabut jarum
dengan cepat.
12) Rapikan pasien dan lingkungan
13) Buang spuit di safety box
14) Petugas mencuci tangan
15) Catat hasil kegiatan dan reaksi klien
UNIT TERKAIT Rawat Inap Umum, Kamar Bersalin, Nifas, IGD, Neonatus, Kamar
Operasi, HCU, Poli Rawat Jalan

99
PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI ANTIBIOTIK
DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen Revisi Halaman
147/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian sediaan injeksi antibiotik adalah proses pemberian


antibiotik injeksi untuk pasien yang sedang menjalani rawat inap di
rumah sakit sesuai dengan kultur dan pola peta medan kuman yang
ada di RS PKU Muhammadiyah Surabaya.
TUJUAN 1. Mencegah resistensi antibiotik
2. Mencegah penggunaan antibiotik yang underuse, overuse,
dan misuse
3. Menjaga keamanan pasien (patient safety) dari infeksi
nasokomial
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016 tentang
Penggunaan Antibiotik Yang Rasional Dan Pengendalian Obat
PROSEDUR 1. Terima pasien yang datang ke IGD
2. Lakukan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD
3. Jika ada indikasi pasien untuk MRS maka lakukan prosedur
pelayanan pasien MRS
4. Lakukan konsultasi dengan dokter spesialis sesuai dengan
kondisi pasien.
5. Jika ada indikasi bahwa pasien mendapatkan antibiotik maka
lakukan pengambilan darah untuk mendapatkan jenis
mikroorganisme
6. Berikan terapi antibiotik empirik selama 3x24 jam dan dapat
diperpanjang 2x24 jam
7. Untuk pasien yang akan melakukan operasi dapat diberikan
antibiotik profilaksis sesuai pedoman penggunaan antibioti

100
PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI ANTIBIOTIK
DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen Revisi Halaman
147/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

8. Jika hasil kultur sudah keluar maka ganti antibiotik sesuai


hasil kultur dan lama penggunaannya tergantung dari kondisi
klinis pasien.

UNIT TERKAIT Farmasi, Rawat Inap Umum, Rawat Inap Bersalin, Kamar Bersalin,
HCU, OK, Neonatus,IGD

101
BIMBINGAN SAKARATUL MAUT BAGI PASIEN MUSLIM

No. Dokumen Revisi Halaman


118/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian bimbingan spiritual kepada pasien yang secara medis


sudah memasuki fase terminal/ sakaratul maut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memberikan
bimbingan sakaratul maut bagi pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemulasaraan jenazah.
PROSEDUR 1. Perawat menginformasikan kepada petugas Binroh mengenai
adanya pasien terminal melalui pesawat telepon ruangan : line
304 atau langsung ke nomor petugas binroh.
2. Petugas Binroh mencatat informasi dari perawatan dalam buku
“Laporan Bimbingan Sakaratul Maut Bagi Pasien”
3. Petugas Binroh mendatangi nurse station maksimal 5 menit dari
informasi yang diterima, dan mengkonfirmasi ulang kondisi dan
ruang rawat inap pasien.
4. Sebelum ke ruangan, petugas binroh cuci tangan.
5. Petugas Binroh menuntun pasien dengan kalimah toyyibah atau
dzikir singkat.
6. Petugas Binroh memberikan motivasi spiritual kepada keluarga
pasien dan mengarahkan mereka untuk membaca doa / Al Quran.
7. Petugas Binroh membimbing keluarga untuk mengucapkan
kalimat tarji’ bila pasien telah dinyatakan meninggal dunia.
UNIT TERKAIT Binroh

102
BIMBINGAN SAKARATUL MAUT BAGI PASIEN
NON MUSLIM
No. Dokumen Revisi Halaman
119/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pemberian bimbingan spiritual kepada pasien yang secara medis


sudah memasuki fase terminal/ sakaratul maut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memberikan
bimbingan sakaratul maut bagi pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemulasaraan jenazah.
PROSEDUR 1. Perawat menginformasikan kepada petugas Binroh mengenai
adanya pasien terminal melalui pesawat telepon ruangan : line
304 atau langsung ke nomor petugas binroh
2. Petugas Binroh mencatat informasi dari perawatan dalam buku
“Laporan Bimbingan Sakaratul Maut Bagi Pasien”
3. Petugas Binroh mendatangi nurse station maksimal 5 menit dari
informasi yang diterima, dan mengkonfirmasi ulang kondisi dan
ruang rawat inap pasien.
4. Sebelum ke ruangan, petugas binroh cuci tangan.
5. Petugas Binroh meminta kesediaan pihak keluarga, untuk turut
membantu memberikan motivasi kepada pasien.
6. Petugas Binroh memotivasi pasien untuk menstabilkan kondisi
kejiwaan.
7. Petugas Binroh memberikan motivasi spiritual kepada keluarga
pasien dan mengarahkan mereka untuk berdoa menurut agama
dan kepercayaan.
UNIT TERKAIT Binroh

103
MEMANDIKAN JENAZAH NON INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Tahapan yang dilakukan oleh tenaga pemulasaraan jenazah dalam


memandikan jenazah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memandikan
jenazah
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemulasaraan jenazah.
PROSEDUR A. Persiapan
1. Tempat yang tertutup untuk memandikan jenazah
2. Air suci secukupnya dalam 3 bak dengan rincian :
a. Satu bak air dicampur dengan daun bidara
b. Satu bak tanpa campuran
c. Satu bak dicampur dengan kapur barus
3. Handuk untuk membersihkan bekas air menempel pada
badan jenazah
4. Kain kering untuk mengganti kain yang basah
5. Tempat tidur atau sejenisnya, yang dipergunakan untuk
membaringkan jenazah, diusahakan agar arah kepala lebih
tinggi
6. Tambahan : kapas/spon, sarung tangan, gayung, gunting dan
tempat untuk mengumpulkan barang yang kotor
B. Pelaksanaan
1. Niat ikhlas karena Allah
2. Jenazah diangkat dan diletakkan pada tempat yang telah
disiapkan dengan posisi menghadap kiblat
3. Lepaskan seluruh pakaiannya dan yang melekat di tubuh,
serta tutuplah bagian kemaluan jenazah selama memandikan.

104
MEMANDIKAN JENAZAH NON INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

4. Dibersihkan dulu bagian mulut, hidung, telinga, dan dubur


sambil ditekan secara pelan agar kotoran keluar dengan
tuntas
5. Mulai memandikan dengan cara :
a. Mulai memandikan dari anggota badan sebelah kanan
terutama bagian wudhu (bukan mewudhukan), dengan
bilangan gasal, yaitu 3 kali atau secukupnya
Contoh : pertama, dengan air yang dicampur daun
bidara, kedua, dengan air bersih, ketiga, dengan air
kapur barus
b. Selesai memandikan, jenazah dikeringkan dengan
handuk atau sejenisnya, bersamaan dengan ini, kain yang
basah diganti dengan yang kering
c. Untuk jenazah perempuan, setelah dihanduki rambutnya
dijalin menjadi 3 pintalan
6. Kemudian ditutup lebih dahulu seluruh tubuhnya pakai kain
yang kering sebelum ditempatkan ditempat mengkafani
UNIT TERKAIT 1. Bina Rohani
2. Ruang Rawat Inap Umum
3. Kamar Bersalin
4. Nifas
5. IGD
6. HCU
7. Neonatus
8. Kamar Operasi

105
MEMANDIKAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 1/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Tahapan yang dilakukan oleh tenaga pemulasaraan jenazah dalam


memandikan jenazah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memandikan
jenazah
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemulasaraan jenazah.
PROSEDUR Persiapan Alat
1. Tempat yang tertutup untuk memandikan jenazah
2. Air suci secukupnya dalam 3 bak dengan rincian :
3. Satu bak air dicampur dengan daun bidara
4. Satu bak tanpa campuran
5. Satu bak dicampur dengan kapur barus
6. Handuk untuk membersihkan bekas air menempel pada
badan jenazah
7. Kain kering untuk mengganti kain yang basah
8. Tempat tidur atau sejenisnya, yang dipergunakan untuk
membaringkan jenazah, diusahakan agar arah kepala lebih
tinggi
9. Tambahan : kapas/spon, sarung tangan, gayung, gunting dan
tempat untuk mengumpulkan barang yang kotor
Pelaksanaan
1. Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah
meninggal dunia.
2. Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk
melakukannya sebelum jenazah dimmandikan dengan
menggunakan APD.

106
MEMANDIKAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 2/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

3. Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang


penanganan khusus bagi jenazah yang meninggal dengan
penyakit menular. Sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya
harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit
menular meninggal dunia.
4. Petugas kesehatan harus menjalankan Kewaspadaan Standar
5. Niat ikhlas karena Allah
6. Jenazah diangkat dan diletakkan pada tempat yang telah
disiapkan dengan posisi menghadap kiblat
7. Dibersihkan dulu bagian mulut, hidung, telinga, dan dubur
sambil ditekan secara pelan agar kotoran keluar dengan
tuntas.
8. Mulai memandikan dengan cara :
a) Mulai memandikan dari anggota badan sebelah kanan
terutama bagian wudhu (bukan mewudhukan),
dengan bilangan gasal, yaitu 3 kali atau secukupnya
Contoh : pertama, dengan air yang dicampur daun
bidara, kedua, dengan air bersih, ketiga, dengan air
kapur barus
b) Selesai memandikan, jenazah dikeringkan dengan
handuk atau sejenisnya, bersamaan dengan ini, kain
yang basah diganti dengan yang kering
c) Untuk jenazah perempuan, setelah dihanduki
rambutnya dijalin menjadi 3 pintalan
d) Kemudian ditutup lebih dahulu seluruh tubuhnya
pakai kain yang kering sebelum ditempatkan
ditempat mengkafani
Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
2. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.

107
MEMANDIKAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 3/3
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

3. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 2 (dua) jam disemayamkan di


pemulasaraan jenazah.
4. Semua petugas yang menangani pemulasaraan jenazah harus
menjalankan kewaspadaan universal.
5. APD harus lengkap digunakan oleh petugas yang menangani
jenazah.
6. Jenazah terbungkus seluruhnya dalam kantung jenazah yang
tidak mudah tembus sebelum dipindahkan kekamar jenazah.
7. Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian
luar kantung jenazah.
8. Pindahkan segera mungkin kekamar jenazah setelah
meninggal dunia.
9. Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk
melakukannya sebelum jenazah dimasukkan kekantung
jenazah dengan menggunakan APD.
10. Petugas membuang APD bekas pakai ke kantong plastik
sampah kuning.
11. Petugas harus memberikan penjelasan kepada pihak keluarga
tentang penanganan khusus bagi jenazah yang meninggal
dengan penyakit menular.
UNIT TERKAIT 1. Bina Rohani
2. Ruang Rawat Inap Umum
3. Kamar Bersalin
4. Nifas
5. IGD
6. HCU
7. Neonatus
8. Kamar Operasi

108
PENGKAFANAN JENAZAH

No. Dokumen Revisi Halaman


121/SPO/PPI/VII/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Juli 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Tahapan yang dilakukan oleh tenaga pemulasaraan jenazah dalam


mengkafani jenazah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk mengkafani
jenazah
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemulasaraan jenazah.
PROSEDUR Persiapan
1. Kain yang baik, bersih, putih
2. Jenazah laki – laki sebanyak 3 helai kain, masing – masing
berukuran 135 cm x 240 cm dan tali sebanyak 5 atau
secukupnya
3. Jenazah perempuan sebanyak 5 helai kain, masing – masing
berbentuk :
a. Kain biasa (135 cm x 240 cm)
b. Jubah (135 cm x 240 cm) dilubangi pada arah kepala
c. Baju kurung (135 cm x 240 cn) dilubangi pada arah
kepala
d. Sarung (135 cm x 140 cm)
e. Kerudung (100 cm x 100 cm) dibentuk segitiga
4. Ukuran kain disesuaikan dengan besar kecilnya jenazah dan
tidak berlebihan (boros)
5. Cawat/celana dalam jika dibutuhkan, tetapi bukan menjadi
suatu keharusan
6. Memberikan wangi – wangian dengan taburan serbuk kapur
barus yang halus dan minyak wangi terbaik yang dimiliki,
dalam setiap lembar kain kafannya dan pada badan jenazah

109
PENGKAFANAN JENAZAH

No. Dokumen Revisi Halaman


121/SPO/PPI/VII/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Pelaksanaan
1. Kain digelar untuk :
a. Jenazah laki – laki, 1 helai kain digelar di tengah, satu
helai kain lagi digelar diatasnya agak bergeser ke kanan
dan satu helai kain lagi digelar agak bergeser ke kiri
b. Jenazah perempuan :
 Pertama, kain bisa digelar di tengah
 Kedua, jubah digelar di tengah persis diatas kain
lembar pertama dengan posisi lubang tepat berada di
leher
 Ketiga, baju kurung digelar diatasnya lagi dengan
posisi berada pada bagian atas badan dengan lubang
persisi di leher
 Keempat, sarung digelar diatasnya pada arah badan
bagian bawah
 Kelima, kerudung digelar pada bagian kepala
2. Setelah kain digelar, jenazah diangkat dan diletakkan
diatasnya
a. Jenazah laki – laki, dilulut dahulu dengan minyak wangi,
kemudian dililitkan kain yang paling atas bersamaan
dengan itu diambil kain penutupnya, lalu dililitkan kain
yang kedua dan ketiga
b. Jenazah perempuan, dilulut dahulu dengan minyak
wangi, kemudian diikat kerudungnya, dililitkan dengan
urut kain sarung, baju kurung, mantel jas dan kain
biasanya.
UNIT TERKAIT Binroh

110
SERAH TERIMA JENAZAH

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pelayanan pengantaran jenazah dari ruang perawatan sampai dengan


serah terima kepada keluarga yang meninggal di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk mengantarkan
jenazah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemulasaraan jenazah.
PROSEDUR Kamar jenazah beroperasi pada jam 08.00 – 15.00 WIB, diluar jam
tersebut petugas kamar jenazah bisa dipanggil secara on call.
Prosedur kerja :
1. Pasien yang sudah dinyatakan meninggal segera dibawa ke
kamar jenazah.
2. Petugas ruangan menginformasikan kepada petugas kamar
jenazah.
3. Petugas ruangan menginformasikan kepada keluarga tentang
proses pemulasaraan jenazah (memandikan, mengkafani,
mengantar).
4. Keluarga diberi kebebasan untuk menentukan apakah jenazah
dilakukan perawatan di rumah sakit ataupun tidak.
5. Petugas ruangan melakukan serah terima dengan petugas kamar
jenazah dengan mengisi blanko yang ditandatangani petugas
ruangan dan petugas kamar jenazah.
6. Selama jenazah berada di ruang pemulasaraan jenazah,
keluarga menyelesaikan proses administrasi.

111
SERAH TERIMA JENAZAH

No. Dokumen Revisi Halaman


120/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

7. Petugas kamar jenazah mengkonfirmasi driver mengenai tujuan


(daerah) pengantaran setelah ada kesepakatan dengan keluarga.
UNIT TERKAIT Bina Rohani, Rawat Inap, HCU, Kamar Operasi, Kamar Bersalin,
Nifas, IGD, Neonatus

112
PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – RE USE

No. Dokumen Revisi Halaman


133/SPO/PPI/III/2016 0 1/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016

SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Alat Single Use adalah alat medis disposible yang dinyatakan oleh
pabrik untuk penggunaan sekali pakai.
Alat Re Usable adalah alat medis yang oleh rekomendasi pabrik
dapat digunakan kembali.
Alat single use - re use adalah alat medis single use yang akan
digunakan kembali oleh karena pertimbangan pengadaan sulit di
dapat dan harga yang mahal yang diatur dalam kebijakan
TUJUAN Mengatur penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali
dengan tetap memperhatikan keamanan pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang Penanganan Peralatan Perawatan Pasien.
PROSEDUR Daftar Alat Medis Single Use - Re Use :
No Nama Alat Ruang Penggunaan
1 Suction connection OK Re use setiap
tube selesai di pakai
2 ETT OK Re use setiap
selesai di pakai
3 OPA OK Re use setiap
selesai di pakai
4 Masker ambubag OK, IGD, Ranap Re use setiap
Umum, HCU, selesai di pakai
VK, Nifas, Neo
1. Alat single use yang akan digunakan kembali harus di nilai
oleh user (operator), apakah masih memenuhi syarat, tidak
berubah bentuk, tidak berubah warna, tidak cacat dan mudah di
gunakan kembali.

113
PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – RE USE

No. Dokumen Revisi Halaman


133/SPO/PPI/III/2016 0 2/2
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

2. Proses dekontaminasi, pembersihan, pengemasan,


pelabelan sesuai SPO yang berlaku.
3. Dalam kemasan harus dicantumkan catatan penggunaan
alat yang berisi : kode, nama alat, nama penilai, tanggal
sterilisasi, penggunaan, nama dan tanda tangan petugas
yang melakukan sterilisasi.
4. Alat single use – reuseable harus disimpan dalam tempat
tersendiri
5. Dilakukan pencatatan untuk evaluasi.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, HCU, Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Nifas, IGD,
Neonatus

114
PENGELOLAAN OBAT DAN ALAT KADALUARSA

No. Dokumen Revisi Halaman


179/SPO/PPI/III/2016 0 1/1
RS PKU
MUHAMMADIYAH
SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


11 Maret 2016
SPO
dr. Achmad Aziz
1088582

PENGERTIAN Pengelolaan obat kadaluarsa adalah kegiatan memisahkan dan


mengumpulkan obat / alkes yang menjelang atau telah kadaluarsa
untuk ditindak lanjuti
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
pengumpulan obat/alkes yang menjelang atau pengembalian obat
yang akan kadaluarsa ke distributor.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 09.3/KEP/III.5.RSMS/I/II/2016
tentang pemusnahan obat dan alat kadaluarsa.
PROSEDUR 1. Petugas farmasi memisahkan obat/alkes yang memiliki masa
kadaluarsa minimal kurang dari 3 bulan atau telah kadaluarsa.
2. Petugas farmasi membuat rekap dan laporan.
3. Obat / alkes yang memiliki masa kadaluarsa kurang dari 3 bulan
di pisahkan pada plastik bening, beri label dengan kertas
berwarna, dekatkan dengan box asli nya untuk memudahkan
pengambilan obat ( first expired first out )
4. Petugas farmasi menghubungi gudang farmasi untuk memastikan
retur barang yang dapat dilakukan ( sesuai ketentuan dengan
prinsiple )
5. Petugas gudang menghubungi distributor terkait, agar obat bisa
dikembalikan.
6. Obat / alkes yang menjelang kadaluarsa dikembalikan kepada
distributor.
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi

115

Anda mungkin juga menyukai