Anda di halaman 1dari 22

MODUL

PEMBELAJARAN
IPE MANAJEMEN BENCANA
Disusun Oleh : Tim Peneliti IPE Manajemen Bencana

Yourisna Pasambo, Semuel Tambuwun, POLTEKKES KEMENKES


Ners,M.Kes SKM,M.Kes MANADO
MODUL PEMBELAJARAN INTERPROFESIONAL EDUCATION
MANAJEMEN BENCANA

PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan, maka tuntutan


pelayanan kesehatan yang berkualitas juga terus meningkat. Masalah yang sering ditemukan
dalam pemberian layanan kesehatan adalah kejadian tumpang tindih antara profesi kesehatan,
seperti kurangnya komunikasi antara tenaga kesehatan yang dapat menyebabkan menurunnya
kualitas perawatan pasien dan meningkatnya jumlah kesalahan medis. Menurut (WHO 2010),
salah satu tantangan paling mendesak bagi pembuat kebijakan, tenaga kesehatan, tokoh dan
anggota masyarakat di seluruh dunia adalah kebutuhan untuk memperkuat sistem kesehatan
berdasarkan prinsip-prinsip pelayanan kesehatan primer. Pemerintah di seluruh dunia sedang
mencari solusi inovatif dan transformasi sistem yang akan menjamin penyediaan dan distribusi
tenaga kesehatan yang tepat. Salah satu solusi paling menjanjikan dapat ditemukan dalam
kolaborasi intarprofesional.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kolaborasi yang baik antar
tenaga kesehatan adalah dengan memperkenalkan sejak dini praktik kolaborasi melalui proses
pendidikan yang dikenal dengan istilah Interprofesional Education (IPE).
Berdasarkan hal di atas, peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan Judul
“Model Interprofesional Education / IPE Manajemen Bencana di Poltekkes Kemenkes Manado”.
Sebagai salah satu instrument penelitian, maka disusunlah modul pembelajaran IPE ini.
Dalam modul ini terdapat empat kegiatan belajar sesuai dengan kompetensi IPE.
Kegiatan belajar 1 membahas tentang etika dan nilai dalam praktik interprofesional; Kegiatan
belajar 2 membahas tentang peran dan tanggung jawab dalam praktik interprofesional;
Kegiatan belajar 3 membahas tentang komunikasi interprofesional; dan Kegiatan belajar 4
membahas tentang kerjasama tim dalam praktik interprofesional. Keempat kompetensi ini akan
dihubungkan dengan kemampuan Saudara dalam memberikan tindakan pada manajemen
bencana. Materi dan video tentang manajemen bencana telah tersedia di Virtual Learning
Poltekkes Kemenkes Manado.
Ketika Saudara dapat memahami dan mengaplikasikan setiap materi dalam setiap
kegiatan belajar, berarti Saudara memiliki kemampuan untuk menciptakan Interprofessional
Collaboration (IPC) ketika Saudara telah menjadi tenaga kesehatan nantinya. Jika demikian,
saudara telah dianggap sebagai tenaga kesehatan yang terampil dan kompeten, serta
berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Untuk mempermudah mempelajari modul ini, Saudara perlu mengikuti beberapa langkah
sebagai berikut :
1. Bacalah dengan seksama setiap kalimat. Jika terdapat kalimat yang Saudara tidak pahami
atau membingungkan, catatlah dan kemudian tanyakan pada dosen atau fasilitator. Jika
ada istilah atau kata yang belum dimengerti, saudara dapat mencari dalam kamus
kedokteran atau ditanyakan kepada dosen / fasilitator.
2. Pelajarilah satu kegiatan belajar secara tuntas sebelum Saudara mempelajari kegiatan
belajar selanjutnya. Hal ini dimaksudkan agar saudara mendapatkan pemahaman secara
utuh terhadap setiap kegiatan belajar.
3. Untuk memudahkan Saudara memahami tindakan pada manajemen bencana, Saudara
diharapkan mendownload dan mempelajari e-book dan video yang telah kami siapkan di
virtual learning (e-learning) Poltekkes Kemenkes Manado Mata Kuliah IPE Manajemen
Bencana. Saudara dapat log in ke vilep menggunakan username dan password yang telah
Saudara dapatkan dari admin vilep.

1
4. Pada bagian akhir dari setiap kegiatan belajar, terdapat tugas mahasiswa untuk membantu
Saudara memahami materi yang sedang Saudara pelajari.
5. Untuk memperdalam penguasaan materi Saudara, silahkan membaca referensi lain melalui
jurnal atau e-book.

Besar harapan kami, kiranya modul ini dapat memberikan manfaat bagi saudara. Selamat
belajar. Sukses untuk Saudara.

Manado, Juli 2019

Penulis,

2
INTERPROFESIONAL EDUCATION (IPE)

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu bekerja dengan individu dari profesi lain
untuk mempertahankan iklim saling menghormati dan berbagi
nilai dan memiliki kompetensi IPE khususnya dalam
Manajemen Bencana
Bahan Kajian : 1. Konsep Dasar IPE
2. Konsep IPE dalam Manajemen Bencana
3. Nilai dan etik dalam praktik interprofessional
4. Peran dan tanggungjawab dalam praktik interprofessional
5. Komunikasi interprofessional
6. Kerjasama tim dalam praktik interprofessional
Learning Outcome :
Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu :
1. Memahami Konsep Dasar Interprofesional Education
2. Memahami Konsep IPE dalam Manajemen Bencana
3. Memahami dan mengaplikasikan nilai dan etik dalam praktik interprofessional
4. Memahami dan mengaplikasikan peran dan tanggungjawab dalam praktik
interprofessional
5. Memahami dan mengaplikasikan Komunikasi interprofessional
6. Memahami dan mengaplikasikan Kerjasama tim dalam praktik interprofessional

KONSEP DASAR IPE

Selamat berjumpa pada modul pembelajaran IPE. Melalui modul ini, Saudara diajak
untuk membayangkan diri Saudara ketika nanti sudah menekuni profesi sebagai tenaga
kesehatan. Sebelum lebih jauh mempelajari tentang IPE, Saudara perlu memahami terlebih
dahulu tentang Interprofesional Collaboration (IPC). Menurut (Tyastuti, 2019), IPC merupakan
keadaan dimana beberapa profesi atau tenaga kesehatan bekerja bersama dengan pasien,
keluarga dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang tinggi.
Masalah yang sering ditemukan dalam pemberian layanan kesehatan adalah kejadian
tumpang tindih antara profesi kesehatan, seperti kurangnya komunikasi antara tenaga
kesehatan yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas perawatan pasien dan
meningkatnya jumlah kesalahan medis (Akhmad 2017).
Kehadiran IPC dalam pelayanan kesehatan dapat meningkatkan akses pada pelayanan
kesehatan yang terkoordinir, meningkatkan penggunaan tenaga spesialis yang tepat,
meningkatkan derajat kesehatan pasien dengan penyakit kronis, dan meningkatkan kemanan
pasien. Dalam jangka panjang, IPC berkontribusi dalam menurunkan komplikasi pada pasien,

3
lama rawat, konflik antar tim kesehatan, angka rawat di rumah sakit, kesalahan klinik atau
malpraktek dan menurunkan angka kematian. Dengan adanya IPC, satu orang pasien dapat
ditangani secara bersama-sama oleh semua tenaga kesehatan, sehingga seorang pasien tidak
harus didatangi dan diberi intervensi secara terpisah oleh masing-masing profesi.
Terciptanya kolaborasi interprofesi pada tenaga kesehatan dan system pelayanan
kesehatan akan dicapai jika selama pendidikan, mahasiswa dibekali dengan pegetahuan dan
pengalaman dalam menjalin relasi dengan profesi lain. Oleh karena itu, menurut (Lestari, 2011)
selama pendidikan mahasiswa harus diberi pengalaman mengenai apa dan harus bagaimana
berinteraksi dengan dan hormat kepada profesi lain, dengan komunikasi dan hubungan
interpersonal yang baik. Mahasiswa perlu mempelajari bagaimana bekerja secara kolaborasi
baik dalam pembelajaran di kelas dan lapangan dalam rangka untuk praktik kolaborasi ketika
nanti lulus. Inilah yang disebut IPE. Pengetahuan dan keterampilan yang terbentuk dan
berkembang dengan pembelajaran IPE sangat penting untuk keberhasilan praktik dengan
profesi yang lain.

Defenisi IPE
(WHO, 2010) mendefenisikan IPE sebagai sebuah proses pendidikan yang melibatkan
dua atau lebih jenis profesi. IPE dapat terjadi apabila beberapa mahasiswa dari berbagai
profesi belajar tentang profesi lain, belajar bersama satu sama lain untuk menciptakan
kolaborasi efektif dan pada akhirnya meningkatkan outcome kesehatan yang di inginkan.
IPE memegang peran penting dalam mempersipakan lulusan atau profesi kesehatan
yang siap untuk bekerja di dalam tim dan melakukan praktek kolaborasi dengan efektif untuk
merespon atau menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat (Tyastuti, 2019).
Agar Saudara dapat memahami IPE dengan benar, Saudara perlu mengetahui hal-hal
yang bukan merupakan IPE, seperti di bawah ini (Tyastuti, 2019) :
- IPE bukan ketika terdapat dua atau lebih kelompok professional namun masing-masing
bekerja sendiri-sendiri dan tetap mempertahankan focus uni-professional
- IPE bukan ketika terdapat kepemimpinan yang hanya bersifat pada struktur kekuatan
tradisional / yang umum tidak berdasar pada kebutuhan akan pasien, keluarga ,
ataupun komunitas
- IPE bukan ketika terjadi penggabungan konsep dan kerangka multidisiplin ke dalam
pengetahuan dasar sebuah profesi.
- IPE bukan tentang mengambil alih peran profesi lain.

4
DOMAIN KOMPETENSI IPE

Terdapat empat domain kompetensi IPE, yaitu (WHO, 2010) :


1. Nilai dan etik dalam praktik interprofessional
2. Peran dan tanggungjawab dalam praktik interprofessional
3. Komunikasi interprofessional
4. Kerjasama tim dalam praktik interprofessional

Keempat domain kompetensi ini akan kita pelajari satu per satu. Metode yang akan kita
gunakan adalah e-learning, brain storming, Small Group Discussion (SGD), Self-directed
Learning, Role Play, dan diskusi pleno melalui scenario kasus bencana yang telah tersedia di
Modul ini. Selamat belajar!

KEGIATAN BELAJAR I
Etika Dan Nilai Dalam Praktik Interprofessional

Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami kompetensi nilai dan etik dalam praktik interprofessional
- Mahasiswa mampu menerapkan nilai dan etik dalam praktik interprofessional

Kompetensi etika dan nilai dalam praktik (Tyastuti, 2019) interprofessional merupakan
kemampuan tenaga kesehatan dalam bekerja dengan individu dari profesi lain untuk
mempertahankan iklim saling menghormati dan berbagi nilai (the competence to work with
individuals of other professions to maintain a climate of mutual respect and shared values).

Yang termasuk dalam Kompetensi Etika dan Nilai dalam Praktik


Interprofesional adalah (WHO, 2010) :
1. Menempatkan kepentingan pasien, keluarga dan masyarakat di tengah pemberian
pelayanan kesehatan interprofesi
2. Menghormati martabat dan privasi pasien, tetap menjaga kerahasiaan dalam pelayanan
berbasis tim
3. Mengembangkan hubungan saling percaya dengan pasien, keluarga, dan anggota tim
lainnya
4. Menunjukkan standar perilaku, etika dan kualitas dalam memberikan pelayanan
berbasis tim
5. Bertindak dengan kejujuran dan integritas dalam hubungannya dengan pasien,
keluarga, dan anggota tim lainnya
6. Mengelola dilema etik tertentu pada pasien / klien yang menerima
pelayanan berbasis kolaborasi interprofesi
7. Merangkul keragaman budaya dan perbedaan individu yang dimiliki oleh
pasien, keluarga dan tim kesehatan
8. Menghormati budaya yang unik, nilai, peran / tanggung jawab dan

5
keahlian profesi kesehatan lainnya
9. Mempertahankan kompetensi spesifik profesinya dalam lingkup
praktik yang relevan
10. Bekerjasama dengan mereka yang menerima pelayanan, yang
memberikan pelayanan, yang berkontribusi atau mendukung
penyediaan pelayanan dan upaya pencegahan kesehatan

Membentuk nilai dan etika seseorang melalui proses pendidikan bukanlah hal yang
mudah. Untuk membentuk kompetensi etika dalam praktik interprofesional, mahasiswa perlu
mengetahui tiga jenis etika yang terlibat yaitu etika biomedis (biomedic ethic), etika relational
(relational etchic), dan etika kebijakan (virtue ethic) (WHO, 2010).

Bioetika merupakan Etika relasional Moral kebajikan


Biomedic Etchic

Relational Ethic

Virtue Ethic
studi tentang masalah berkembang dari 3 dikonseptualisasikan
konsep yaitu :
yang ditimbulkan oleh dari praktik sosial dan
- Pemahaman tentang
perkembangan di politik, narasi
layanan kesehatan
bidang biologi dan kehidupan manusia,
ilmu (understanding care)
dan tradisi moral
kedokteran baik skala - Pilihan moral (moral
mikro maupun makro choices)
- Praktik etis (ethical
practice)

Etika Biomedis

Menurut (Potter & Stockert, 2016), terdapat lima nilai dalam etik kesehatan, yaitu :
Autonomy Beneficiency Nonmaleficience Justice Fidelity
Autonomy Beneficiency Nonmaleficience Justice berarti Fidelity artinya
merupakan hak artinya melaku- artinya tindakan setiap tenaga setiap tenaga
seseorang untuk kan yang baik, yang dilakukan kesehatan dalam kesehatan ber-
mebuat keputu- atau bermanfaat. tidak membaha- memberi pelaya- upaya untuk
san sendiri. Dalam hal ini, yakan. nan kesehatan memenuhi per-
Dalam menghar- setiap tenaga Setiap tenaga harus memper- janjian dan janji.
hatikan dan
gai prinsip kesehatan harus kesehatan dalam Tenaga keseha-
menerapkan
otonomi, tenaga melakukan tinda- memberikan tin- prinsip keadilan. tan tidak boleh
kesehatan wajib kan yang baik dakan kepada Dalam hal ini, mengingkari janji
memberikan atau bermanfaat klien tidak ber- tenaga keseha- yang telah
informasi kepada bagi klien. sifat membaha- tan tidak boleh diucapkan dan
pasien terkait yakan serta tidak membeda-beda- membohongi
kondisi dan menempatkan kan klien atas klien.
perenca-naan seseorang pada dasar suku, ras,
kesehatan-nya keadaan agama, status
(informed), dan bahaya. sosial ekonomi
klien berhak me- Untuk memenuhi dan hubungan

6
nyetujui atau kompetensi ini, keluarga.
menolak untuk setiap tenaga
melakukan atau kesehatan perlu
memilih keputu- memahami dan
sannya tersebut mengaplikasikan
(consent) berarti prinsip-prinsip
bahwa setiap keamanan
tenaga keseha- pasien (patient
tan harus mem- safety) setiap tin-
perhatikan dan dakan yang
menghargai hak diberikan kepada
klien. klien.
Contoh dalam
prosedur pem-
bedahan atau
partisipasi dalam
penelitian.

Selain kelima prinsip di atas, Berman,dkk (2016) menambahkan satu prinsip etik, yaitu
veracity. Veracity artinya menyampaikan kebenaran. Dalam hal ini, setiap tenaga kesehatan
harus menyampaikan dengan sebenarnya tentang kondisi klien, risiko atau akibat dari suatu
tindakan atau pengobatan yang diberikan kepada klien.

Etika Relasional

Ada dua hal yang mendasari munculnya etika relational yaitu (Tyastuti, 2019) :
1. Asumsi bahwa pengetahuan yang diperlukan untuk perawatan beretika dikembangkan
dalam hubungannya antara tim medis / non medis dengan pasien, antara pasien dan
keluarganya, dan juga antara teori dan praktik.
2. Kebenaran merupakan konteks yang ditanamkan dalam hubungan ini.

Etika Kebajikan

Menurut Ewashen etal (2013), etika kebajikan dapat dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu :
1. Beware of values and morals (Etika untuk berhati-hati pada nilai dan moral)
Dalam hal ini, praktisi perlu memahami nilai dan moral yang ada disekitarnya dan pada
pasien / keluarga. Setiap praktisi tidak hanya akan menemukan kesamaan nilai / moral
tetapi juga banyak perbedaa. Diperlukan kemampuan praktisi untuk menempatkan hal
tersebut pada konteksnya dengan kembali pada prinsip patient-centered care.
2. Reflection in action (Etika untuk melakukan refleksi diri dari setiap tindakan yang
dilakukan).
Refleksi merupakan suatu bentuk penilaian diri akan apa yang dilakukan. Hal ini
merupakan suatu kemampuan yang dikembangkan dalam pendidikan kesehatan dan
kedokteran pada era milenial ini. Etika dalam refleksi pada setiap kegiatan sangat

7
diperlukan agar praktisi terbiasa untuk selalu melakukan refleksi diri terhadap semua
yang dilakukan baik untuk pasien, anggota tim dan diri sendiri.
3. Explore conflicting values (Etika untuk mengeksplorasi nilai-nilai yang memicu konflik).
Adanya kontak dengan sesama manusia dalam berbagai kegiatan pasti akan
menimbulkan konflik. Konflik ini timbul karena adanya perbedaan persepsi baik dari nilai /
etika maupun perilaku / tindakan. Oleh karena itu, etika merupakan kompetensi yang
sangat perlu dipelajari khususnya dalam praktik interprofessional. Dalam hal ini tenaga
kesehatan perlu belajar dalam mengeksplorasi nilai / value yang dapat menimbulkan
konflik agar terhindar dari konflik yang bersifat vertikal atau horizontal.
4. Seeks Alternative Actions (Etika untuk mencari tindakan alternatif untuk tujuan kebaikan
bersama).
Tenaga kesehatan sering menemui kebuntuan dalam menyelesaikan suatu masalah
khususnya permasalahan kesehatan baik masalah individu maupun komunitas. Oleh
karena itu, tenaga kesehatan perlu mengembangkan etika yang bertujuan mencari suatu
solusi atau penyelesaian masalah agar terbiasa untuk mencari alternative penyelesaian
masalah.

Adapun isu etik yang sering ditemui dalam dunia pelayanan kesehatan saat ini adalah (Tyastuti,
2019) :
1. Lack of knowledge and aprreciation of other (Pengetahuan dan apresiasi yang kurang
terhadap profesi kesehatan yang lain)
2. Legal issues of scope of practice and liability (Masalah kewenangan dan kewajiban /
tanggung jawab profesi)
3. Stereotipe, merupakan penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi
terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe dapat berupa
prasangka positif dan juga negative.
4. Fragmentation of care (sistem layanan kesehatan yang terfragmentasi baik secara mikro
maupun makro)
5. Knowledge boundaries become blurred (Batasan pengetahuan menjadi tidak jelas)
6. Lack of commitment (kurangnya komitmen pada semua stakeholder yang terlibat di
dalamnya)
7. Professional identity challenges (tantangan identitas profesional)
8. Competition (masalah kewenangan dan kewajiban / tanggung jawab profesi)
9. Reimbursment issues (sistem layanan kesehatan yang terfragmentasi baik secara mikro
maupun makro)
10. Lack of knowledge and aprreciation of other (pengetahuan dan apresiasi yang kurang
terhadap profesi kesehatan yang lain)
11. Legal issues of scope of practice and liability (masalah kewenangan dan kewajiban /
tanggung jawab profesi)

8
Tugas Mahasiswa

Setelah Saudara membaca tentang materi nilai dan etik dalam praktik intraprofesioal,
selanjutnya Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan video
pembelajaran manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado.
(Kementerian Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!

Tuliskan dan jelaskan


kata-kata baru yang
berhubungan dengan
pelayanan kesehatan
saat bencana yang
Saudara baca /
temukan dalam video

Tuliskan dan jelaskan


data-data masalah /
gangguan kesehatan
yang Saudara baca /
temukan dalam video

Tuliskan dan jelaskan


isu etik yang yang
berhubungan dengan
pelayanan kesehatan
saat bencana
Saudara baca /
temukan dalam video

9
Jabarkan dan 1. Autonomy :
jelaskan kompetensi - ……………………………………………………………………
etika dan nilai praktik
- ……………………………………………………………………
interprofesional (yang
berhubungan dengan - ……………………………………………………………………
pelayanan kesehatan - ……………………………………………………………………
saat bencana) dalam
- ……………………………………………………………………
keenam nilai dalam
etik kesehatan yang 2. Beneficiency :
merupakan sikap - …………………………………………………………………….
Saudara sebagai
- …………………………………………………………………….
tenaga kesehatan
dalam menangani - …………………………………………………………………….
kasus bencana - …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
3. Nonmaleficience
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
4. Justice
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
5. Fidelity
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
6. Veracity
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara serta
tuliskan kesimpulan
dari topik etika dan
nilai dalam IPE

10
KEGIATAN BELAJAR II
Peran dan Tanggung Jawab dalam Praktik Interprofessional

Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami peran dan tanggung jawab profesi praktik
interprofessional dalam manajemen bencana
- Mahasiswa mampu memberikan tindakan pada manajemen bencana sesuai peran dan
tanggung jawab profesi masing-masing

Interprofesional Education (IPE) memerlukan pemahaman tentang peran dan tanggung


jawab masing-masing professional dalam konteks patient-centered dan community centered
dalam pelayanan kesehatan. Setiap professional diharapkan sudah mampu mengidentifikasi
peran dan tanggung jawab profesinya sendiri kepada anggota tim profesi lainnya dan
memahami peran dan tanggung jawab professional lainnya. Peran adalah individu menetapkan
seperangkat perilaku dalam kelompok, dan antara kelompok professional. Ketika mulai terjadi
overlapping peran secara formal, ini dapat menjadi sumber dari kebingungan dan konflik
(Goodman & Clemow, 2010).
Tanyakan pada diri sendiri apakah peran Saudara sebagai calon tenaga kesehatan
(sesuai dengan bidang keahlian masing-masing) pada penanganan kasus bencana. Bagaimana
hubungannya dengan tenaga kesehatan lainnya sebgai pembantu pelayanan. Saudara
dikatakan dapat melakukan peran dan tanggung jawab praktik interprofesional jika Saudara
mampu memahami dan melaksanakan tindakan sesuai bidang keahlian Saudara serta dapat
menerima peran dari anggota tim lainnya.

Konsep peran dan tanggung jawab meliputi empat hal seperti yang terdapat pada
gambar di bawah ini (Tyastuti, 2019) :

Konsep peran dan tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan
kesehatan. Seringkali dirasakan dan dialami oleh para tenaga kesehatan di lapangan akan
adanya tumpang-tindih (overlapping) dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab masing –

11
masing. Meskipun kadangkala tidak tampak (inevitably experience), overlapping dan task
sharing merupakan pengalaman yang dihadapi oleh setiap profesi.
Pertanyaannya bagaimana mengetahui bahwa masing-masing profesi telah memahami
peran profesi sendiri dan profesi lainnya? Menurut MacDonald et.al (2009), terdapat beberapa
indikator yang dapat menunjukkan bahwa mahasiswa telah mencapai kompetensi “mengetahui
peran professional lainnya, yaitu :
Menjelaskan sejauh mana cakupan profesinya sendiri berakhir dan profesi lain dimulai
Praktik Kolaborasi antar professional dalam system pelayanan kesehatan membuat
optimalisasi
Membuka diri untuk kontribusi anggota tim lain
Mengatasi kesalahpahaman / stereotip di antara anggota tim
Menghargai peran, nasihat dan kontribusi unik dari anggota tim lainnya
Mengidentifikasi overlapping keterampilan professional diantara anggota tim
Nilai-nilai yang meningkatkan keuntungan dari usaha kolaborasi anggota tim
Menjelaskan perbedaan perspektif dan pengetahuan dari profesi lain

Dalam praktik interprofessional, kompetensi peran dan tanggung jawab merupakan


kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
profesinya dan peran yang lain untuk menilai dan menangani kebutuhan perawatan kesehatan
pasien dan populasi yang dilayani dengan tepat (use the knowledge of one's own role and of
other professions' roles to appropriately assess and address the health care needs of the
patients and populations served”) (WHO, 2010).

Adapun kompetensi peran dan tanggung jawab adalah (WHO, 2010) :


Mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab profesi secara jelas kepada pasien, keluarga
dan profesional lainnya
Menggunakan lingkup pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang tersedia dari profesi
kesehatan untuk memberikan pelayanan yang aman, tepat waktu, efisien, efektif dan adil
Mengenali keterbatasan profesi dalam keterampilan, pengetahuan dan kemampuan
Menjelaskan peran dan tanggung jawab penyedia layanan lain dan bagaimana tim bekerjasama
untuk memberikan pelayanan
Berkomunikasi dengan anggota tim untuk mengklarifikasi tanggung jawab setiap anggota dalam
melaksanakan komponen dari rencana pelayanan atau intervensi kesehatan
Menggunakan kemampuan yang unik dan saling melengkapi dari semua anggota tim
untuk mengoptimalkan pelayanan pasien
Melibatkan profesi kesehatan yang beragam dalam melengkapi keahlian profesional, serta
sumber daya terkait, untuk mengembangkan strategi agar memenuhi kebutuhan pasien
Menjalin hubungan ketergantungan dengan profesi lain untuk meningkatkan pelayanan
pasien
Bekerjasama dengan mereka yang menerima pelayanan, yang memberikan pelayanan, yang
berkontribusi atau mendukung penyediaan pelayanan dan upaya pencegahan kesehatan
Terlibat dalam pengembangan professional dan interprofesi berkelanjutan untuk meningkatkan
kinerja tim

12
Tugas Mahasiswa

Setelah Saudara membaca materi tentang peran dan tanggung jawab dalam praktik
intraprofesioal, selanjutnya Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan
video pembelajaran manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado.
(Kementerian Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!

Tuliskan dan jelaskan


permasalahan kese-
hatan yang timbul
akibat bencana yang
Saudara baca /
temukan dalam video

Tuliskan dan jelaskan


peran dan tanggung
jawab sesuai profesi
Saudara dalam
mengatasi permasa-
lahan kesehatan
yang Saudara
temukan

Tuliskan dan jelaskan 1. Perawat


peran dan tanggung - …………………………………………………………………
jawab profesi keseha- - …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
tan lainnya dalam
- …………………………………………………………………
mengatasi permasa- - …………………………………………………………………
lahan kesehatan - …………………………………………………………………
yang Saudara
temukan 2. Bidan
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………

13
3. Ahli kesehatan gigi
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………

4. Ahli gizi
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………

5. Analis kesehatan
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………

6. Ahli madya farmasi


- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………

7. Ahli madya kesehatan lingkungan


- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………

Tuliskan dan jelaskan


overlapping (tumpang
tindih) pelaksanaan
peran dan tanggung
jawab yang Saudara
temukan dalam video
Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara setelah
mempelajari kegiatan
belajar II serta
tuliskan kesimpulan
dari topik peran dan
tanggung jawab
dalam IPE

14
KEGIATAN BELAJAR III
Komunikasi Interprofessional

Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan kompetensi komunikasi dalam
praktik interprofessional

Kompetensi komunikasi dalam praktik interprofesional adalah kemampuan seseorang


dalam berkomunikasi dengan klien, keluarga klien, komunitas, dan profesi kesehatan lain
dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab untuk mendukung pendekatan tim dalam
memelihara kesehatan klien dan memberi tindakan sesuai penyakit yang dialami oleh klien
(Communicate with patients, families, communities, and other health professionals in a
responsive and responsible manner that supports a team approach to the maintenance of
health and the treatment of disease).

Yang termasuk dalam Kompetensi Komunikasi adalah (WHO, 2010) :


1. Memilih alat dan teknik komunikasi yang efektif, termasuk sistem informasi dan teknologi
komunikasi, untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi yang meningkatkan fungsi tim
2. Mengatur dan mengkomunikasikan informasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim
kesehatan dalam bentuk yang dapat dimengerti serta menghindari terminologi profesi
yang spesifik bila memungkinkan
3. Mengungkapkan pengetahuan dan pendapat kepada para anggota tim yang terlibat
dalam perawatan pasien dengan keyakinan, kejelasan dan rasa hormat
4. Mendengarkan secara aktif dan mendorong ide dan opini dari anggota tim lain
5. Memberikan umpan balik konstruktif, tepat waktu dan sensitif kepada orang lain
tentang kinerja tim mereka serta menanggapi umpan balik dari orang lain
dengan rasa hormat
6. Memahami bahwa setiap orang memiliki keunikan tersendiri, termasuk
tingkat pengalaman, keahlian, budaya, kekuasaan, dan hierarki dalam tim
perawatan kesehatan, sehingga dapat memberikan kontribusi untuk
komunikasi yang efektif, resolusi konflik, dan hubungan kerja interprofesi
yang positif
7. Menggunakan bahasa yang tepat untuk situasi yang sulit, percakapan
atau konflik interprofesi
8. Berkomunikasi secara konsisten mengenai pentingnya kerjasama
pada perawatan pasien berbasis tim dan komunitas

Tugas Mahasiswa

Setelah Saudara membaca materi tentang komunikasi dalam praktik intraprofesioal, selanjutnya
Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan video pembelajaran
manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado. (Kementerian
Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).

15
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!
Tuliskan dan jelaskan
permasalahan kese-
hatan yang timbul
akibat bencana yang
Saudara baca /
temukan dalam video

Tuliskan dan jelaskan 1. Kompetensi 1 :


penerapan dari kom- - ………………………………………………………………….
petensi komunikasi - ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
yang dilakukan oleh
- ………………………………………………………………….
pemeran dalam video - ………………………………………………………………….

2. Kompetensi 2 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

3. Kompetensi 3 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

4. Kompetensi 4 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

5. Kompetensi 5 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
6. Kompetensi 6 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

16
7. Kompetensi 7 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

8. Kompetensi 8 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

Tuliskan tantangan
yang dihadapai
tenaga kesehatan
dalam menerapkan
kompetensi komuni-
kasi pada kondisi
bencana serta
berikan solusi dari
setiap tantangan
tersebut

Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara setelah
mempelajari kegiatan
belajar III serta
tuliskan kesimpulan
dari topik komunikasi
dalam IPE

17
KEGIATAN BELAJAR IV
Kerjasama Tim Interprofessional

Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan kerjasama tim dalam praktik
interprofessional

Kompetensi untuk bekerja di dalam tim merupakan kemampuan mengaplikasikan nilai -


nilai yang membangun kelompok dan prinsip-prinsip dinamika kelompok untuk melaksanakan
fungsi tim secara efektif (Apply relationship-building values and the principles of team dynamics
to perform effectively in different team roles to plan and deliver patient/population-centered care
that is safe, timely, efficient, effective, and equitable) (WHO, 2010).
Dengan adanya kerjasama tim yang efektif, kualitas pelayanan dan keamanan pasien
dapat ditingkatkan, serta isu-isu beban kerja yang dapat menyebabkan kelelahan pada tenaga
medis professional dapat dikurangi. Dalam hubungannya dengan pelayanan kesehatan yang
berpusat pada pasien (patient-centered care), ada beberapa kriteria yang dibutuhkan untuk
terciptanya dibutuhkan kerjasama interprofessional yaitu (Tyastuti, 2019) :
1. Melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam perawatan pasien.
2. Disiplin ilmu mencakup beragam pengetahuan dan keterampilan yang berbeda yang
diperlukan untuk perawatan pasien
3. Rencana perawatan yang merefleksikan satu tujuan yang terintegrasi
4. Anggota-anggota tim berbagi informasi dan mengkoordinasikan pelayanan-pelayanan yang
akan diberikan kepada pasien

Yang termasuk dalam Kompetensi Kerjasama Tim adalah (WHO, 2010) :


1. Memahami proses pengembangan tim
2. Mengembangkan berbagai prinsip kerjasama yang menghargai nilai-nilai etis yang dianut
oleh anggota kelompok
3. Memfasilitasi diskusi secara efektif dan berinteraksi serta berpartisipasi dengan
anggota tim dan menghargai seluruh anggota tim
4. Berpartisipasi dan menghargai seluruh anggota yang berperan serta secara
kolaboratif dalam pengambilan keputusan
5. Melakukan refleksi secara berkala terhadap posisi dan fungsi mereka terhadap
kelompok peserta didik, praktisi dan pasien / klien / keluarga
6. Menghargai kode etik dalam tim, termasuk di dalamnya kerahasiaan, alokasi
sumber daya dan profesionalisme
7. Menciptakan dan menjaga secara efektif lingkungan hubungan kerja
yang sehat dengan peserta didik / praktisi, pasien / klien dan keluarga
baik di dalam atau di luar tim yang telah ditentukan

18
Tugas Mahasiswa

Setelah Saudara membaca materi tentang kerjasama tim dalam praktik intraprofesioal,
selanjutnya Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan video
pembelajaran manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado.
(Kementerian Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!

Tuliskan dan jelaskan


permasalahan kese-
hatan yang timbul
akibat bencana yang
Saudara baca /
temukan dalam video

Tuliskan dan jelaskan 1. Kompetensi 1 :


penerapan dari kom- - ………………………………………………………………….
petensi kerjasama tim - ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
yang dilakukan oleh
- ………………………………………………………………….
pemeran dalam video - ………………………………………………………………….

2. Kompetensi 2 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

3. Kompetensi 3 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

4. Kompetensi 4 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

19
5. Kompetensi 5 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

6. Kompetensi 6 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

7. Kompetensi 7 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….

Tuliskan tantangan
yang dihadapai
tenaga kesehatan
dalam menerapkan
kompetensi kerja-
sama tim pada
kondisi bencana serta
berikan solusi dari
setiap tantangan
tersebut

Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara setelah
mempelajari kegiatan
belajar IV serta
tuliskan kesimpulan
dari topik kerjasama
tim dalam IPE

20
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan, R. (2011). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat


Bencana (Revisi). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lestari, E. (2011). Menumbuhkan Ketrampilan Kepemimpinan dan Team- Building serta


Penghargaan terhadap Profesi Lain Melalui Interprofessional Education. Jurnal Medical
Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, 3(1), 89–101.

Potter, P., & Stockert, H. (2016). Fundamental of Nursing (8th ed.). United States of America:
Elseiver. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=PICICgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=potter+et+p
erry+2016&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjNvqDi_Y3lAhXM63MBHYm4CfEQ6AEIPDAC#v=
onepage&q&f=false

Tyastuti, D. (2019). Peningkatan Kapasitas Dosen dalam Pembelajaran IPE. Denpasar:


BPPSDMK Kementerian Kesehatan.

WHO. (2010). Human Resources for Health Framework for Action on Interprofessional
Education & Collaborative Practice. (D. Hopkins, F. Editor, & G. Switzerland, Eds.).
Retrieved from https://www.who.int/hrh/resources/framework_action/en/

21

Anda mungkin juga menyukai