PEMBELAJARAN
IPE MANAJEMEN BENCANA
Disusun Oleh : Tim Peneliti IPE Manajemen Bencana
PENDAHULUAN
1
4. Pada bagian akhir dari setiap kegiatan belajar, terdapat tugas mahasiswa untuk membantu
Saudara memahami materi yang sedang Saudara pelajari.
5. Untuk memperdalam penguasaan materi Saudara, silahkan membaca referensi lain melalui
jurnal atau e-book.
Besar harapan kami, kiranya modul ini dapat memberikan manfaat bagi saudara. Selamat
belajar. Sukses untuk Saudara.
Penulis,
2
INTERPROFESIONAL EDUCATION (IPE)
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu bekerja dengan individu dari profesi lain
untuk mempertahankan iklim saling menghormati dan berbagi
nilai dan memiliki kompetensi IPE khususnya dalam
Manajemen Bencana
Bahan Kajian : 1. Konsep Dasar IPE
2. Konsep IPE dalam Manajemen Bencana
3. Nilai dan etik dalam praktik interprofessional
4. Peran dan tanggungjawab dalam praktik interprofessional
5. Komunikasi interprofessional
6. Kerjasama tim dalam praktik interprofessional
Learning Outcome :
Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu :
1. Memahami Konsep Dasar Interprofesional Education
2. Memahami Konsep IPE dalam Manajemen Bencana
3. Memahami dan mengaplikasikan nilai dan etik dalam praktik interprofessional
4. Memahami dan mengaplikasikan peran dan tanggungjawab dalam praktik
interprofessional
5. Memahami dan mengaplikasikan Komunikasi interprofessional
6. Memahami dan mengaplikasikan Kerjasama tim dalam praktik interprofessional
Selamat berjumpa pada modul pembelajaran IPE. Melalui modul ini, Saudara diajak
untuk membayangkan diri Saudara ketika nanti sudah menekuni profesi sebagai tenaga
kesehatan. Sebelum lebih jauh mempelajari tentang IPE, Saudara perlu memahami terlebih
dahulu tentang Interprofesional Collaboration (IPC). Menurut (Tyastuti, 2019), IPC merupakan
keadaan dimana beberapa profesi atau tenaga kesehatan bekerja bersama dengan pasien,
keluarga dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang tinggi.
Masalah yang sering ditemukan dalam pemberian layanan kesehatan adalah kejadian
tumpang tindih antara profesi kesehatan, seperti kurangnya komunikasi antara tenaga
kesehatan yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas perawatan pasien dan
meningkatnya jumlah kesalahan medis (Akhmad 2017).
Kehadiran IPC dalam pelayanan kesehatan dapat meningkatkan akses pada pelayanan
kesehatan yang terkoordinir, meningkatkan penggunaan tenaga spesialis yang tepat,
meningkatkan derajat kesehatan pasien dengan penyakit kronis, dan meningkatkan kemanan
pasien. Dalam jangka panjang, IPC berkontribusi dalam menurunkan komplikasi pada pasien,
3
lama rawat, konflik antar tim kesehatan, angka rawat di rumah sakit, kesalahan klinik atau
malpraktek dan menurunkan angka kematian. Dengan adanya IPC, satu orang pasien dapat
ditangani secara bersama-sama oleh semua tenaga kesehatan, sehingga seorang pasien tidak
harus didatangi dan diberi intervensi secara terpisah oleh masing-masing profesi.
Terciptanya kolaborasi interprofesi pada tenaga kesehatan dan system pelayanan
kesehatan akan dicapai jika selama pendidikan, mahasiswa dibekali dengan pegetahuan dan
pengalaman dalam menjalin relasi dengan profesi lain. Oleh karena itu, menurut (Lestari, 2011)
selama pendidikan mahasiswa harus diberi pengalaman mengenai apa dan harus bagaimana
berinteraksi dengan dan hormat kepada profesi lain, dengan komunikasi dan hubungan
interpersonal yang baik. Mahasiswa perlu mempelajari bagaimana bekerja secara kolaborasi
baik dalam pembelajaran di kelas dan lapangan dalam rangka untuk praktik kolaborasi ketika
nanti lulus. Inilah yang disebut IPE. Pengetahuan dan keterampilan yang terbentuk dan
berkembang dengan pembelajaran IPE sangat penting untuk keberhasilan praktik dengan
profesi yang lain.
Defenisi IPE
(WHO, 2010) mendefenisikan IPE sebagai sebuah proses pendidikan yang melibatkan
dua atau lebih jenis profesi. IPE dapat terjadi apabila beberapa mahasiswa dari berbagai
profesi belajar tentang profesi lain, belajar bersama satu sama lain untuk menciptakan
kolaborasi efektif dan pada akhirnya meningkatkan outcome kesehatan yang di inginkan.
IPE memegang peran penting dalam mempersipakan lulusan atau profesi kesehatan
yang siap untuk bekerja di dalam tim dan melakukan praktek kolaborasi dengan efektif untuk
merespon atau menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat (Tyastuti, 2019).
Agar Saudara dapat memahami IPE dengan benar, Saudara perlu mengetahui hal-hal
yang bukan merupakan IPE, seperti di bawah ini (Tyastuti, 2019) :
- IPE bukan ketika terdapat dua atau lebih kelompok professional namun masing-masing
bekerja sendiri-sendiri dan tetap mempertahankan focus uni-professional
- IPE bukan ketika terdapat kepemimpinan yang hanya bersifat pada struktur kekuatan
tradisional / yang umum tidak berdasar pada kebutuhan akan pasien, keluarga ,
ataupun komunitas
- IPE bukan ketika terjadi penggabungan konsep dan kerangka multidisiplin ke dalam
pengetahuan dasar sebuah profesi.
- IPE bukan tentang mengambil alih peran profesi lain.
4
DOMAIN KOMPETENSI IPE
Keempat domain kompetensi ini akan kita pelajari satu per satu. Metode yang akan kita
gunakan adalah e-learning, brain storming, Small Group Discussion (SGD), Self-directed
Learning, Role Play, dan diskusi pleno melalui scenario kasus bencana yang telah tersedia di
Modul ini. Selamat belajar!
KEGIATAN BELAJAR I
Etika Dan Nilai Dalam Praktik Interprofessional
Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami kompetensi nilai dan etik dalam praktik interprofessional
- Mahasiswa mampu menerapkan nilai dan etik dalam praktik interprofessional
Kompetensi etika dan nilai dalam praktik (Tyastuti, 2019) interprofessional merupakan
kemampuan tenaga kesehatan dalam bekerja dengan individu dari profesi lain untuk
mempertahankan iklim saling menghormati dan berbagi nilai (the competence to work with
individuals of other professions to maintain a climate of mutual respect and shared values).
5
keahlian profesi kesehatan lainnya
9. Mempertahankan kompetensi spesifik profesinya dalam lingkup
praktik yang relevan
10. Bekerjasama dengan mereka yang menerima pelayanan, yang
memberikan pelayanan, yang berkontribusi atau mendukung
penyediaan pelayanan dan upaya pencegahan kesehatan
Membentuk nilai dan etika seseorang melalui proses pendidikan bukanlah hal yang
mudah. Untuk membentuk kompetensi etika dalam praktik interprofesional, mahasiswa perlu
mengetahui tiga jenis etika yang terlibat yaitu etika biomedis (biomedic ethic), etika relational
(relational etchic), dan etika kebijakan (virtue ethic) (WHO, 2010).
Relational Ethic
Virtue Ethic
studi tentang masalah berkembang dari 3 dikonseptualisasikan
konsep yaitu :
yang ditimbulkan oleh dari praktik sosial dan
- Pemahaman tentang
perkembangan di politik, narasi
layanan kesehatan
bidang biologi dan kehidupan manusia,
ilmu (understanding care)
dan tradisi moral
kedokteran baik skala - Pilihan moral (moral
mikro maupun makro choices)
- Praktik etis (ethical
practice)
Etika Biomedis
Menurut (Potter & Stockert, 2016), terdapat lima nilai dalam etik kesehatan, yaitu :
Autonomy Beneficiency Nonmaleficience Justice Fidelity
Autonomy Beneficiency Nonmaleficience Justice berarti Fidelity artinya
merupakan hak artinya melaku- artinya tindakan setiap tenaga setiap tenaga
seseorang untuk kan yang baik, yang dilakukan kesehatan dalam kesehatan ber-
mebuat keputu- atau bermanfaat. tidak membaha- memberi pelaya- upaya untuk
san sendiri. Dalam hal ini, yakan. nan kesehatan memenuhi per-
Dalam menghar- setiap tenaga Setiap tenaga harus memper- janjian dan janji.
hatikan dan
gai prinsip kesehatan harus kesehatan dalam Tenaga keseha-
menerapkan
otonomi, tenaga melakukan tinda- memberikan tin- prinsip keadilan. tan tidak boleh
kesehatan wajib kan yang baik dakan kepada Dalam hal ini, mengingkari janji
memberikan atau bermanfaat klien tidak ber- tenaga keseha- yang telah
informasi kepada bagi klien. sifat membaha- tan tidak boleh diucapkan dan
pasien terkait yakan serta tidak membeda-beda- membohongi
kondisi dan menempatkan kan klien atas klien.
perenca-naan seseorang pada dasar suku, ras,
kesehatan-nya keadaan agama, status
(informed), dan bahaya. sosial ekonomi
klien berhak me- Untuk memenuhi dan hubungan
6
nyetujui atau kompetensi ini, keluarga.
menolak untuk setiap tenaga
melakukan atau kesehatan perlu
memilih keputu- memahami dan
sannya tersebut mengaplikasikan
(consent) berarti prinsip-prinsip
bahwa setiap keamanan
tenaga keseha- pasien (patient
tan harus mem- safety) setiap tin-
perhatikan dan dakan yang
menghargai hak diberikan kepada
klien. klien.
Contoh dalam
prosedur pem-
bedahan atau
partisipasi dalam
penelitian.
Selain kelima prinsip di atas, Berman,dkk (2016) menambahkan satu prinsip etik, yaitu
veracity. Veracity artinya menyampaikan kebenaran. Dalam hal ini, setiap tenaga kesehatan
harus menyampaikan dengan sebenarnya tentang kondisi klien, risiko atau akibat dari suatu
tindakan atau pengobatan yang diberikan kepada klien.
Etika Relasional
Ada dua hal yang mendasari munculnya etika relational yaitu (Tyastuti, 2019) :
1. Asumsi bahwa pengetahuan yang diperlukan untuk perawatan beretika dikembangkan
dalam hubungannya antara tim medis / non medis dengan pasien, antara pasien dan
keluarganya, dan juga antara teori dan praktik.
2. Kebenaran merupakan konteks yang ditanamkan dalam hubungan ini.
Etika Kebajikan
Menurut Ewashen etal (2013), etika kebajikan dapat dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu :
1. Beware of values and morals (Etika untuk berhati-hati pada nilai dan moral)
Dalam hal ini, praktisi perlu memahami nilai dan moral yang ada disekitarnya dan pada
pasien / keluarga. Setiap praktisi tidak hanya akan menemukan kesamaan nilai / moral
tetapi juga banyak perbedaa. Diperlukan kemampuan praktisi untuk menempatkan hal
tersebut pada konteksnya dengan kembali pada prinsip patient-centered care.
2. Reflection in action (Etika untuk melakukan refleksi diri dari setiap tindakan yang
dilakukan).
Refleksi merupakan suatu bentuk penilaian diri akan apa yang dilakukan. Hal ini
merupakan suatu kemampuan yang dikembangkan dalam pendidikan kesehatan dan
kedokteran pada era milenial ini. Etika dalam refleksi pada setiap kegiatan sangat
7
diperlukan agar praktisi terbiasa untuk selalu melakukan refleksi diri terhadap semua
yang dilakukan baik untuk pasien, anggota tim dan diri sendiri.
3. Explore conflicting values (Etika untuk mengeksplorasi nilai-nilai yang memicu konflik).
Adanya kontak dengan sesama manusia dalam berbagai kegiatan pasti akan
menimbulkan konflik. Konflik ini timbul karena adanya perbedaan persepsi baik dari nilai /
etika maupun perilaku / tindakan. Oleh karena itu, etika merupakan kompetensi yang
sangat perlu dipelajari khususnya dalam praktik interprofessional. Dalam hal ini tenaga
kesehatan perlu belajar dalam mengeksplorasi nilai / value yang dapat menimbulkan
konflik agar terhindar dari konflik yang bersifat vertikal atau horizontal.
4. Seeks Alternative Actions (Etika untuk mencari tindakan alternatif untuk tujuan kebaikan
bersama).
Tenaga kesehatan sering menemui kebuntuan dalam menyelesaikan suatu masalah
khususnya permasalahan kesehatan baik masalah individu maupun komunitas. Oleh
karena itu, tenaga kesehatan perlu mengembangkan etika yang bertujuan mencari suatu
solusi atau penyelesaian masalah agar terbiasa untuk mencari alternative penyelesaian
masalah.
Adapun isu etik yang sering ditemui dalam dunia pelayanan kesehatan saat ini adalah (Tyastuti,
2019) :
1. Lack of knowledge and aprreciation of other (Pengetahuan dan apresiasi yang kurang
terhadap profesi kesehatan yang lain)
2. Legal issues of scope of practice and liability (Masalah kewenangan dan kewajiban /
tanggung jawab profesi)
3. Stereotipe, merupakan penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi
terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe dapat berupa
prasangka positif dan juga negative.
4. Fragmentation of care (sistem layanan kesehatan yang terfragmentasi baik secara mikro
maupun makro)
5. Knowledge boundaries become blurred (Batasan pengetahuan menjadi tidak jelas)
6. Lack of commitment (kurangnya komitmen pada semua stakeholder yang terlibat di
dalamnya)
7. Professional identity challenges (tantangan identitas profesional)
8. Competition (masalah kewenangan dan kewajiban / tanggung jawab profesi)
9. Reimbursment issues (sistem layanan kesehatan yang terfragmentasi baik secara mikro
maupun makro)
10. Lack of knowledge and aprreciation of other (pengetahuan dan apresiasi yang kurang
terhadap profesi kesehatan yang lain)
11. Legal issues of scope of practice and liability (masalah kewenangan dan kewajiban /
tanggung jawab profesi)
8
Tugas Mahasiswa
Setelah Saudara membaca tentang materi nilai dan etik dalam praktik intraprofesioal,
selanjutnya Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan video
pembelajaran manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado.
(Kementerian Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!
9
Jabarkan dan 1. Autonomy :
jelaskan kompetensi - ……………………………………………………………………
etika dan nilai praktik
- ……………………………………………………………………
interprofesional (yang
berhubungan dengan - ……………………………………………………………………
pelayanan kesehatan - ……………………………………………………………………
saat bencana) dalam
- ……………………………………………………………………
keenam nilai dalam
etik kesehatan yang 2. Beneficiency :
merupakan sikap - …………………………………………………………………….
Saudara sebagai
- …………………………………………………………………….
tenaga kesehatan
dalam menangani - …………………………………………………………………….
kasus bencana - …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
3. Nonmaleficience
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
4. Justice
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
5. Fidelity
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
6. Veracity
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
- …………………………………………………………………….
Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara serta
tuliskan kesimpulan
dari topik etika dan
nilai dalam IPE
10
KEGIATAN BELAJAR II
Peran dan Tanggung Jawab dalam Praktik Interprofessional
Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami peran dan tanggung jawab profesi praktik
interprofessional dalam manajemen bencana
- Mahasiswa mampu memberikan tindakan pada manajemen bencana sesuai peran dan
tanggung jawab profesi masing-masing
Konsep peran dan tanggung jawab meliputi empat hal seperti yang terdapat pada
gambar di bawah ini (Tyastuti, 2019) :
Konsep peran dan tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan
kesehatan. Seringkali dirasakan dan dialami oleh para tenaga kesehatan di lapangan akan
adanya tumpang-tindih (overlapping) dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab masing –
11
masing. Meskipun kadangkala tidak tampak (inevitably experience), overlapping dan task
sharing merupakan pengalaman yang dihadapi oleh setiap profesi.
Pertanyaannya bagaimana mengetahui bahwa masing-masing profesi telah memahami
peran profesi sendiri dan profesi lainnya? Menurut MacDonald et.al (2009), terdapat beberapa
indikator yang dapat menunjukkan bahwa mahasiswa telah mencapai kompetensi “mengetahui
peran professional lainnya, yaitu :
Menjelaskan sejauh mana cakupan profesinya sendiri berakhir dan profesi lain dimulai
Praktik Kolaborasi antar professional dalam system pelayanan kesehatan membuat
optimalisasi
Membuka diri untuk kontribusi anggota tim lain
Mengatasi kesalahpahaman / stereotip di antara anggota tim
Menghargai peran, nasihat dan kontribusi unik dari anggota tim lainnya
Mengidentifikasi overlapping keterampilan professional diantara anggota tim
Nilai-nilai yang meningkatkan keuntungan dari usaha kolaborasi anggota tim
Menjelaskan perbedaan perspektif dan pengetahuan dari profesi lain
12
Tugas Mahasiswa
Setelah Saudara membaca materi tentang peran dan tanggung jawab dalam praktik
intraprofesioal, selanjutnya Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan
video pembelajaran manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado.
(Kementerian Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!
13
3. Ahli kesehatan gigi
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
4. Ahli gizi
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
5. Analis kesehatan
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
- …………………………………………………………………
14
KEGIATAN BELAJAR III
Komunikasi Interprofessional
Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan kompetensi komunikasi dalam
praktik interprofessional
Tugas Mahasiswa
Setelah Saudara membaca materi tentang komunikasi dalam praktik intraprofesioal, selanjutnya
Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan video pembelajaran
manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado. (Kementerian
Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
15
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!
Tuliskan dan jelaskan
permasalahan kese-
hatan yang timbul
akibat bencana yang
Saudara baca /
temukan dalam video
2. Kompetensi 2 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
3. Kompetensi 3 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
4. Kompetensi 4 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
5. Kompetensi 5 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
6. Kompetensi 6 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
16
7. Kompetensi 7 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
8. Kompetensi 8 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
Tuliskan tantangan
yang dihadapai
tenaga kesehatan
dalam menerapkan
kompetensi komuni-
kasi pada kondisi
bencana serta
berikan solusi dari
setiap tantangan
tersebut
Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara setelah
mempelajari kegiatan
belajar III serta
tuliskan kesimpulan
dari topik komunikasi
dalam IPE
17
KEGIATAN BELAJAR IV
Kerjasama Tim Interprofessional
Tujuan Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan kerjasama tim dalam praktik
interprofessional
18
Tugas Mahasiswa
Setelah Saudara membaca materi tentang kerjasama tim dalam praktik intraprofesioal,
selanjutnya Saudara dipersilahkan membuka dan mendownload e-book dan video
pembelajaran manajemen bencana di Virtual Learning Poltekkes Kemenkes Manado.
(Kementerian Kesehatan, 2011), (Kementerian Kesehatan, 2011).
Dari materi dan video tersebut, silahkan Saudara mengisi kolom yang kosong sesuai
pertanyaan di bawah ini!
2. Kompetensi 2 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
3. Kompetensi 3 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
4. Kompetensi 4 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
19
5. Kompetensi 5 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
6. Kompetensi 6 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
7. Kompetensi 7 :
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
- ………………………………………………………………….
Tuliskan tantangan
yang dihadapai
tenaga kesehatan
dalam menerapkan
kompetensi kerja-
sama tim pada
kondisi bencana serta
berikan solusi dari
setiap tantangan
tersebut
Evaluasi Diri :
Jelaskan perasaan
Saudara setelah
mempelajari kegiatan
belajar IV serta
tuliskan kesimpulan
dari topik kerjasama
tim dalam IPE
20
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P., & Stockert, H. (2016). Fundamental of Nursing (8th ed.). United States of America:
Elseiver. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=PICICgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=potter+et+p
erry+2016&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjNvqDi_Y3lAhXM63MBHYm4CfEQ6AEIPDAC#v=
onepage&q&f=false
WHO. (2010). Human Resources for Health Framework for Action on Interprofessional
Education & Collaborative Practice. (D. Hopkins, F. Editor, & G. Switzerland, Eds.).
Retrieved from https://www.who.int/hrh/resources/framework_action/en/
21