Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perkembangan Alat Ukur Tekanan

Darah
Jauh sebelum alat pengukur tekanan darah ditemukan beberapa ilmu mengenai peredaran
telah berkembang diantaranya negara cina telah mengakui fakta bahwa darah beredar melalui
sistem tertentu dan terus mengembangkan pengetahuan bagaimana darah beredar melalui sistem
tersebut bekerja. selain itu scholars india telah mengembangkan beberapa pengetahuan tentang
sistem peredaran darah dengan penekanan pada denyutan atau dengan sebutan alam dinamis
(dymanic nature).

Pada awal tahun 1600-an pemahaman yang lebih luas dari sirkulasi dan sistem peredaran
darah dikembangkan oleh dokter william harvey dan kemudian karyanya ini diajarkan pada
tahun 1615, yang kemudian karyanya baru diterbitkan pada tahun 1628 dengan judul gerakan
jantung dan darah pada binatang

Dasar pengukuran tekanan darah bermula dari penemuan seorang pedeta stephen hales
pada tahun 1733 dengan obyek pengukuran pada seekor kuda. stephen hales melakukan
percobaan dengan cara memasukan tabung kaca panjang yang tegak kedalan arteri kuda, stephen
hales mencatat kenaikan darah yang naik melewati tabung kaca.

Pada tahun 1828, Jean Leonard Marie Poiseuille memperkenalkan manometer merkuri,
atau yang ia sebut sebagai haemodynamometer, sebagai alat utama untuk mengukur tekanan
darah. Manometer, pertama kali ditemukan pada abad ketujuh belas untuk mengukur tekanan
darah, tabung biasanya berbentuk U yang mengandung merkuri atau cairan lainnya.
Dalam percobaan Poiseuille ini, kanula atau tabung berongga, dihubungkan ke dalam arteri dan
terhubung pada ujung manometer (haemodynamometer).Setiap denyut nadi atau pergerakan
darah akan mendorong merkuri yang berada di dalam manometer (haemodynamometer).
Tekanan darah diidentifikasi dengan mengukur jumlah perpindahan merkuri.

Pada tahun 1860 Etienne Jules Marey mengukur tekanan darah melalui lengan. Dengan
memanfaatkan tabung kaca berisi air dan meningkatkan tekanan air sampai tidak ada denyut
terjadi. Ia mengembangkan sphygmomanometer pertama yang tanpa harus melakukan
pembedahan (non-invasif) dan diterima secara klinis untuk pengukuran tekanan darah.
Pada tahun 1881 Seorang dokter Austria Karl Samuel Ritter Von Basch memperbaiki
metode ini. Dia menempatkan kantong karet di sekitar bola manometer dan menggelembungkan
kantong dengan air. Karena tekanan air meningkat, merkuri dalam tabung penampung itu
berpindah kedalam tabung ukur, sehingga memungkinkan pengukuran tekanan. Manset dipasang
di atas denyut nadi dan ditingkatan sampai denyut benar-benar tidak ada, pada saat itu tekanan
pada titik ini disebut sebagai tekanan sistolik.
Hingga pada tahun 1896 penemuan samuel siegfried karl ritter von bosch baru bisa di
sempurnakan oleh scipione riva rocci, penyempurnaan yang dilakukan oleh riva rocci
diantaranya adalah penggunaan manset berisi udara yang bisa ditempelkan pada bagian lengan
yang berfungsi sebagai ekstremitas yang selanjutnya menjadi desain standar perangkat. Dan
cairan merkuri, yang akan memerjemahkannya kedalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Pengukuran tekanan darah selanjutnya tidak berkembang untuk jangka waktu yang sanga
lama hingga pada saat tahun 1905, sampai dengan tahun 1905 Dr Nikolai Korot Koff
menemukan perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang selanjutnya tekanan
darah sistolik dan diastolik tersebut dikenal dengan nama tekana Korot Koff. Tekanan korotkoff
tersebut berhubungan dengan hilangnya suara didalam arteri.

Anda mungkin juga menyukai